Laporan Homeostasis

download Laporan Homeostasis

of 13

Transcript of Laporan Homeostasis

LAPORAN TUTORIAL BLOK II SKENARIO IHOMEOSTATIS SEBAGAI SISTEM PENSTABIL DALAM TUBUH AGAR TETAP KONSTAN

OLEH DARU KRISTIYONO TYAS ADITYO J500090094

KELOMPOK TUTORIAL 9

Tutor : dr. Endang

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Manusia mempunyai tubuh yang tersusun atas triliyunan sel yang saling berinteraksi dan merupakan organisme multiseluler. setiap selnya melakukan fungsi-fungsi dasar yang penting bagi kelangsungan hidupnya. Sel

merupakan bagian terkecil dari suatu organisme. Sekumpulan sel yang ada dalam tubuh akan membentuk suatu jaringan. tersebut akan membentuk organ. Dari kumpulan jaringan

Kumpulan organ yang bekerja secara

bersama-sama membentuk sistem organ yang melakukan fungsi yang saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk menyelesaikan aktivitas yang penting bagi kelangsungan hidupnya secara keseluruhan. Sel didalam tubuh akan kontak langsung dengan lingkungan dalam maupun lingkungan luar sel tersebut. dalamnya tetap konstan, tubuh Untuk menjaga agar keadaan di memerlukan upaya untuk tetap

mempertahankan kondisinya tersebut. dengan homeostasis.

Kondisi seperti ini disebut juga

Homeostasis ada agar unsur-unsur yang ada dalam

lingkungan dalam tubuh tetap menjaga dan agar sel dapat menjalankan fungsi dasar sel secara optimal. Dari penjelasan di atas, penulis akan membahas tentang homeostasis pada blok 2 ini dengan judul skenario Dokter Menjawab.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Sebutkan unsur-unsur milieu interiur beserta nilai konstannya! 2. Apakah pengertian dari milieu interiur? 3. Bagaimana cara kerja oralit? 4. Berapa nilai normal yang terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel?

C. TUJUAN Laporan ini ditulis sebagai hasil tutorial pertama Blok II Dokter Menjawab, agar tercapai pemahaman mahasiswa secara teori, diantaranya :

1. Pengertian sel, milieu interior, dll beserta nilai konstannya terdapat pada cairan intrasel dan ekstrasel 2. Cara kerja oralit 3. Hubungan homeostasis dengan sel didalam tubuh 4. Dehidrasi beserta akibatnya

D. MANFAAT 1. Mahasiswa mengerti dan memahami apa itu sel, milieu interior dan istilahistilah lainnya beserta nilai konstannya 2. Mahasiswa mengerti dan mengetahui cara kerja oralit di dalam tubuh 3. Mahasiswa mengerti dan memahami hubungan antara homeostasis dengan sel Didalam tubuh 4. Mahasiswa mengetahui apa yang dinamakan dehidrasi, penyebab beserta akibat dari dehidrasi.

BAB II STUDI PUSTAKA

A. TINJAUAN PUSTAKA I. Sel Sel adalah sub unit terkecil pada organisme multiseluler hidup, seperti manusia. Sel merupakan susunan kompleks zat kimia hidup dan

melakukan aktivitas khusus. Mikroorganisme, seperti amuba dan bakteri, memilki sel tunggal yang dapat berfungsi secara mandiri. Namun, sel-sel manusia harus bekerja sama dan berfungsi secara saling bergantung. (Scanlon, 2006) Sel mempunyai dua bagian utama yaitu nukleus dan sitoplasma. Nukleus dipisahkan dari sitoplasma oleh membran sel, yang disebut juga membran plasma. Berbagai macam zat yang turut membentuk sel secra keseluruhan disebut protoplasma. Protoplasma terutama terdiri atas lima zat dasar : air, elektrolit, protein, lipid, dan karbohidrat. ( Guyton dan Hall, 2007) Struktur sel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Membran Plasma Nukleus Retikulum Endoplasma Kompleks Golgi Lisosom Mitokondria Peroksisom Vault 9. Enzim-enzim metabolisme perantara 10. Ribosom 11. Vesikel sekretorik 12. Inklusi 13. Mikrotubulus 14. Mikrofilamen 15. Filamen intermediate. 16. Kisi-kisi (Sherwood, 2001). mikrotrabekuler

II.

Homeostasis Homeostasis menyebutkan pertama kali dikenalkan stabil oleh Walter Canon pokok

bahwa

keadaan

dinamis

unsur-unsur

lingkungan internal (mileu interiur) yang mengelilingi dan saling bertukar berbagai zat dengan sel http://www.fkui.ac.id (20 Oktober 2009). Istilah dari homeostasis digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan aneka kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam. Pada dasarnya, semua organ dan jaringan tubuh

melakukan aneka fungsi untuk membantu mempertahankan kondisi yang konstan ini. Misalnya, paru menyediakan oksigen bagi cairan ekstrasel untuk menggantikan oksigen yang dipakai oleh sel, ginjal

mempertahankan konsentrasi ion agar konstan, dan sistem gastrointestinal menyediakan nutrient. (Guyton and Hall, 2007) Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup sel yaitu untuk mempertahankan funsi sel. Gangguan pada homeostasis dapat

menyebabkan penyakit dan kematian. Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar, homeostasis akan terganggu dan semua sel akan menderita karena tidak lagi memperoleh linhkungan yang optimal tempat mereka hidup dan berfungsi. patofisiologis. Muncul berbagai keadaan

Patofisiologis mengacu pada abnormalitas fungsional

tubuh (perubahan fisiologis) yang berkaitan dengan penyakit. Jika gangguan terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi memungkinkan untuk kelangsungan hidup, maka akan timbul kematian. (Sherwood, 2001). Faktor-faktor lingkungan dalam yang perlu dipertahankan homeostasis mencakup : ( Sherwood. 2001) 1. 2. 3. 4. 5. Konsentrasi molekul zat-zat gizi. Konsentrasi O2 dan CO2. Konsentrasi zat-zat sisa berbagai reaksi kimia. Konsentrasi PH. Konsentrasi air, garam-garam, elektrolit-elektrolit.

6. 7.

Suhu. Volume dan tekanan.

III. Cairan Tubuh Cairan dalam tubuh manusia meliputi lebih kurang 60% total berat badan laki-laki dewasa. Prosentase cairan tubuh ini bervariasi antara

individu, sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Pada wanita dewasa, cairan tubuh meliputi 50% dari total berat badan. Pada bayi dan anak-anak, prosentase ini relatif lebih besar dibandingkan orang dewasa dan lansia. Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. 2/3

bagian (60%) dari cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) sedangkan 1/3 bagiannya (40%) berada di luar sel (cairan ekstrasel/CES). CES dibagi cairan intravaskuler atau plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan dan cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan. Selain kedua kompatmen

tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati oleh cairan tubuh, yaitu cairan transel. Namun volumenya diabaikan karena kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan perikard, liur pencernaan, dll. Ion Na+ dan Clterutama terdapat pada cairan ektrasel, sedangkan ion K+ di cairan intrasel. Anion protein tidak tampak dalam cairan intersisial karena jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan plasma. Cairan ekstrasel banyak mengandung ion natrium klorida, dan bikarbonat plus berbagai nutrien untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak dan asam amino. Cairan ekstrasel juga mengandung karbon dioksida yang diangkut dari sel ke paru untuk diekskresi. Ditambah berbagai produk sampah sel lainnya yang diangkut ke ginjal untuk diekskresi. (Guyton and Hall, 2007). Cairan ekstrasel baik plasma darah dan cairan interstisial, keduanya mengandung sejumlah besar ion natrium dan ion Cl, sejumlah besar ion bikarbonat, tetapi hanya sejumlah kecil kalium, kalsium, magnesium,

phospat, sulfat dan ion asam organik. (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2006). Komponen-komponen didalam milieu interiur adalah sebagi berikut : (Guyton and Hall, 2007) Nilai Normal 40 40 Kisaran Normal 35-45 35-45 Kira-Kira Batas Nonletal Jangka Pendek 10-1000 5-80 mm Hg mm Hg Satuan

Nama Cairan

Oksigen Karbon dioksida Ion natrium Ion kalium Ion kalsium Ion klorida Ion bikarbonat Glukosa Suhu tubuh

142 4,2 1,2 108 28

138-146 3,8-5,0 1,0-1,4 103-112 24-32

115-175 1,5-9,0 0,5-2,0 70-130 8-45

mmol/L mmol/L mmol/L mmol/L mmol/L

85 98,4 (37,0)

75-95 98-98,8 (37,0) 7,3-7,5

20-1500 65-110 (18,3-43,3)

mg/dl 0F (0C)

Asam-basa

7,4

6,9-8,0

pH

IV. Dehidrasi Dehidrasi terjadi jika cairan yang dikeluarkan oleh tubuh melebihi cairan yang masuk kedalam tubuh. Dengan kata lain dehidrasi terjadi karena cairan yang terdapat didalam tubuh keluar terlalu banyak daripada yang masuk kedalamnya. Namun karena mekanisme yang terdapat pada tubuh manusia sudah sangat unik dan dinamis maka tidak setiap kehilangan cairan akan menyebabkan tubuh dehidrasi. Dalam kondisi normal, kehilangan cairan dapat terjadi saat kita :

Bernafas

Kondisi cuaca sekitar Berkeringat Buang air kecil dan buang air besar. Sehingga setiap hari kita harus minum cukup air guna mengganti

cairan yang hilang saat aktifitas normal tersebut. Apakah yang menyebabkan dehidrasi? Dehidari terjadi bila kehilangan cairan sangat besar sementara pemasukan cairan sangat kurang. Beberapa kondisi yang sering menyebabkan dehidrasi antara lain :

Muntah Diare Berkeringat

Diabetes Luka bakar Kesulitan minum

Apakah gejala dan tanda dehidrasi? Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain : 1. 2. Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan yang diikuti dengan Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang keluar. Air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap. Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk ke kondisi selanjutnya yaitu : 1. 2. 3. 4. Mulut kering. Berkurangnya air mata. Berkurangnya keringat. Kekakuan otot. Selanjutnya tubuh dapat jatuh ke kondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah dan lemah lalu koma dan kegagalan multiorgan. Bila ini terjadi maka akan sangat sulit untuk menyembuhkan dan dapat berakibat fatal. Bagaimana mengobati dehidrasi? Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan. Penggantian cairan ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal 5. 6. Mual dan muntah. Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.

maka dilakukan pemasukan cairan melalui infus. Tapi yang utama disini adalah penggantian cairan sedapat mungkin dari minuman. Keputusan menggunakan cairan infus sangat terggantung dari kondisi pasien berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan penanganan dehidrasi dapat dilihat dari produksi kencing. Penggunaan obat obatan diperlukan untuk mengobati penyakit penyakit yang merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare, muntah dan lain lain. Contohnya adalah oralit pada dehidrasi penyebab diare. Dengan cara kerja dari campuran yang terdiri dari dua larutan,yaitu gula dan garam, yang mana setiap larutan mempunyai peran yang berbeda. Larutan garam berfungsi untuk menyerap air yang berlebihan pada kolon. Sedangkan laruta gula berfungsi sebagai larutan pengganti cairan tubuh yang hilang.

BAB III PEMBAHASAN

Analisis Skenario Dari skenario I Dokter Menjawab telah didapatkan informasi sebagai berikut : 1. Pagi itu hujan tak kunjung reda sejak semalam. Namun Arifah tetap mengantar neneknya, Ny. Maisaroh datang ke posyandu lansia yang topiknya Dokter menjawab. Keduanya menggigil karena kedinginan. 2. Dokter menjelaskan bahwa menggigil merupakan reaksi tubuh yang dilakukan oleh sistem tubuh untuk mempertahankan homeostasis. 3. Unsur-unsur di mileu interiur perlu dipertahankan tetap konstan supaya fungsi dasar sel optimal. 4. Sesorang bertanya tentang dehidrasi ringan. Dokter mengatakan

dehidrasi ringan memerlukan rehidrasi seperti oralit supaya cairan tubuh kembali konstan. 5. Di akhir pertemuan itu dokter mengingatkan bahwa kita harus mensyukuri nikmat kesehatan sebelum datang sakit. Berikut merupakan pembahasan scenario : Ny. Maisaroh diantar arifah datang ke posyandu lansia. Posyandu adalah suatu tempat pelayanan kesehatan untuk kelompok masyarakat lansia, balita, atau umum. Menggigil merupakan reaksi tubuh untuk mempertahankan homeostasis. Homeostasis adalah Kecenderungan untuk tetap dalam kondisi tubuh yang normal. Agar fungsi dasar sel optimal, perlu diperhatikan unsur-unsur milieu interior. Milieu interior adalah lingkungan Didalam tubuh yang langsung berhubungan dengan sel tubuh. Unsur-unsur tersebut harus tetap konstan. Konstan adalah dalam keadaan yang stabil / tetap.

Terdapat seorang bertanya tentang dehidrasi ringan. Dehidrasi adalah Hilangnya cairan tubuh disebabkan karena cairan yang keluar dari dalam tubuh tidak sebanding dengan cairan yang masuk ke dalam tubuh. Dehidrasi ringan sangat diperlukaan rehidrasi. pengembalian cairan tubuh yang hilang. Rehidrasi misalnya dengan menggunakan oralit. Oralit adalah suatu Rehidrasi adalah

larutan yang berbahan dasar garam dan gula yang diolah dalam bentuk serbuk yang berfungsi untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Kita harus selalu mensyukuri nikmat kesehatan yang telah diberikan-Nya. Syukur adalah berterima kasih kepada Allah atas apa yang telah diberikan-Nya kepada kita. Nikmat adalah anugrah, karunia dari Allah.

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN 1. Hubungan antara homeostasis, sistem tubuh dan sel adalah homeostasis penting bagi kelangsungan hidup sel, sistem tubuh mempertahankan homeostasis dan sel membentuk sistem tubuh. 2. Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada gilirannya, setiap sel, melalui aktivitas khususnya masing-masing, turut berperan sebagai bagian dari sistem tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang digunakan bersama oleh semua sel. 3. Tujuan dari homeostasis adalah untuk menjaga kestabilan dalam tubuh agar tubuh tidak sakit sehingga sel dapat bekerja secara optimal. B. SARAN 1. Sebaiknya mahasiswa harus belajar lagi tentang sel beserta strukturnya . 2. Sebaiknya mahasiswa lebih memahami pengertian dari homeostasis. 3. Sebaiknya mahasiswa mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam milieu interiur. 4. Sebaiknya mahasiswa lebih mengetahui ataupun mencari tahu lebih banyak informasi sejelas jelasnya tentang permasalahan yang sedang dihadapi, seperti bertanya kepada pakar, mencari dari buku, dll.

DAFTAR PUSTAKA http://ikdu.fk.ui.ac.id/integrasi%206.htmSherwood, Lauralee. (2004). Human Physiology: From cells to system. 5th ed. California: Brooks/Cole-Thomson Learning, Inc. Silverthorn, D.U. (2004). Human Physiology: An Integrated approach. 3th ed. San Fransisco: Pearson Education.

http://www.perawatonline.com/index.php/artikel-keperawatan/kep-medika-bedah/22fisiologi-manusia

Pearce, Evelyn C. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.

Scanlon, Valarie C. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta. EGC.

Guyton, Arthur C and Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.