Laporan Hidrografi

26
Laporan Praktikum Survey Hidrografi Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Survey hidrografi adalah kegiatan pemetaan laut, pengumpulan data, kondisi d daya suatu wilayah laut yang kemudian diolah, dievaluasi dan disajikan dalam ben peta laut serta informasi mengenai kelautan lainnya, yang selanjutnya d kepentingan pembangunan dan pertahanan keamanan suatu negara. Data mengenai fenomena dasar perairan dan dinamika badan air dipero pengukuran yang kegiatannya disebut sebagai survei hidrografi. Data yang survei hidrografi kemudian diolah dan disajikan sebagai informasi geospasial ata yang terkait dengan posisi di muka bumi. Sehubungan dengan itu maka seluruh info yang disajikan harus memiliki data posisi dalam ruang yang mengacu pad referensi tertentu. Aktifitas utama survei hidrografi meliputi: a. Penentuan posisi di laut b. Pengukuran kedalaman (pemeruman) c. Pengamatan pasut d. Pengukuran detil situasi dan garis pantai (untuk pemetaan pesisir) e. penggunaan sistem referensi Data yang diperoleh dariaktifitas-aktifitas tersebut diatas dapatdisajikan sebagai informasi dalam bentuk peta dan non-peta. Untuk menunjang pengetahuan hidrografi perlu dilakukan praktikum survey hidrografi. Oleh sebab itu kami melaku praktikum survey hidrografi yang dilakukan di Pantai Dalegan Kabupaten Gresik 1.2 Rumusan Masalah Pada kegiatan praktikum survei hidrografi yang dilaksanakan di Pantai Dalegan Kabupaten Gresik, kami membatasi masalah dengan sebagai berikut, 1. Bagaimana ketinggian pantai dalam hal ini diwakili oleh Bench Mark terhadap muka air laut rata-rata di Pantai Dalegan Kabupaten Gresik? 2. Bagaimana kenampakan dasar laut Pantai Dalegan Kabupaten Gresik? 3. Bagaimana kenampakan situasi detail Pantai Dalegan Kabupaten Gresik? 1.3 Tujuan Adapun tujuan diadakan praktikum survei hidrografi ini antara lain sebagai b 1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan materi yang didapat selama perkuliahan kuliah Survey Hidrografi yaitu teori tentang pasang surut air posisi, pemeruman, serta pembuatan topografi di daerah pantai Delegan, 2. Mahasiswadapatmerencanakan dan melaksanakan manajemen pekerjaan di lapangan.

Transcript of Laporan Hidrografi

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUANL a b o Survey hidrografi adalah kegiatan pemetaan laut, pengumpulan data, kondisi dan sumber r daya suatu wilayah laut yang kemudian diolah, dievaluasi dan disajikan dalam bentuk buku, a t peta laut serta informasi mengenai kelautan lainnya, yang selanjutnya digunakan untuk o kepentingan pembangunan dan pertahanan keamanan suatu negara. r i Data mengenai fenomena dasar perairan dan dinamika badan air diperoleh melalui u pengukuran yang kegiatannya disebut sebagai survei hidrografi. Data yang diperoleh dari m

1.1 Latar belakang

survei hidrografi kemudian diolah dan disajikan sebagai informasi geospasial atau informasi G yang terkait dengan posisi di muka bumi. Sehubungan dengan itu maka seluruh informasi e yang disajikan harus memiliki data posisi dalam ruang yang mengacu pada suatu sistem o referensi tertentu. Aktifitas utama survei hidrografi meliputi: s p a. Penentuan posisi di laut a b. Pengukuran kedalaman (pemeruman) s i c. Pengamatan pasut a d. Pengukuran detil situasi dan garis pantai (untuk pemetaan pesisir) l e. penggunaan sistem referensi P r Data yang diperoleh dari aktifitas-aktifitas tersebut diatas dapat disajikan sebagai o informasi dalam bentuk peta dan non-peta. Untuk menunjang pengetahuan hidrografi, maka g perlu dilakukan praktikum survey hidrografi. Oleh sebab itu kami melakukan kegiatan r a praktikum survey hidrografi yang dilakukan di Pantai Dalegan Kabupaten Gresik 1.2 Rumusan MasalahS t u Dalegan d i

m

Pada kegiatan praktikum survei hidrografi yang dilaksanakan di Pantai Kabupaten Gresik, kami membatasi masalah dengan sebagai berikut, 1. Bagaimana ketinggian pantai dalam hal ini diwakili oleh Bench Mark (BM) T terhadap muka air laut rata-rata di Pantai Dalegan Kabupaten Gresik? e 2. Bagaimana kenampakan dasar laut Pantai Dalegan Kabupaten Gresik? k n 3. Bagaimana kenampakan situasi detail Pantai Dalegan Kabupaten Gresik? 1.3 Tujuani k

Adapun tujuan diadakan praktikum survei hidrografi ini antara lain sebagai berikut : e o 1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan materi yang didapat selama perkuliahan mata m kuliah Survey Hidrografi yaitu teori tentang pasang surut air laut, penentuan a posisi, pemeruman, serta pembuatan topografi di daerah pantai Delegan, Gresik. t i 2. Mahasiswa dapat merencanakan dan melaksanakan manajemen pekerjaan di k lapangan. aP h . 0 3 1

G

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

1

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

3. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung permasalahan dan kendala-kendala yang terjadi di lapangan selama praktikum berlangsung. 4. Mahasiswa diharapkan dapat memahami, merencanakan, dan mengolah data yang diperoleh di lapangan hingga pada hasil akhir.L a b Pelaksanaan kegiatan praktikum survei hidrografi di Pantai Dalegan Kabupaten Gresik o r diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa dalam a melaksanakan suatu pekerjaan hidrografi. Selain itu praktikum ini dapat menjadi ajang t mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan untuk mengerjakan suatu pekerjaan o r sesungguhnya. i Hasil akhir praktikum ini adalah peta bathymetri yang didapat dari GPS map sounder. u m Selanjutnya peta bathymetri ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan kedalaman

1.4 Manfaat

laut dan mendapatkan informasi mengenai bahaya-bahaya pelayaran bagi keperluan navigasi G pada daerah survei. eo s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

2

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB II DASAR TEORI2.1 Definisi HidrografiL a b Kata hidrografi merupakan serapan dari bahasa Inggris hydrography. Secara o etimologis, hydrography ditemukan dari kata sifat dalam bahasa Prancis abad pertengahan r hydrographique sebagai kata yang berhubungan dengan sifat dan pengukuran badan air, a t misalnya kedalaman dan arus (Merriam-Webster Online, 2004). Hingga sekitar akhir 1980o an, kegiatan hidrografi utamanya didominasi oleh survey dan pemetaan laut untuk pembuatan r i peta navigasi laut (nautical chart) dan survey untuk eksplorasi minyak dan gas bumi u (Ingham, 1975). Peta navigasi laut memuat informasi penting yang diperlukan untuk m

menjamin keselamatan pelayaran, seperti kedalaman perairan, rambu-rambu navigasi, garis G pantai, alur pelayaran, bahaya-bahaya pelayaran dan sebagainya. Selain itu, kegiatan e hidrografi juga didominasi oleh penentuan posisi dan kedalaman di laut lepas yang o mendukung eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. s p Definisi akademik untuk terminologi hidrografi, dikemukakan pertama kali oleh a International Hydrographic Organization (IHO) pada Special Publication Number 32 (SPs i 32) tahun 1970 dan Group of Experts on Hydrographic Surveying and Nautical Charting a dalam laporannya pada Second United Nations Regional Cartographic Conference for the l Americas di Mexico City tahun 1979. IHO mengemukakan bahwa hidrografi adalah that P r branch of applied science which deals with measurement and description of physical features o of the navigable portion of earths surface and adjoining coastal areas, with special g reference to their use for the purpose of navigation. Group of Experts on Hydrographic r a Surveying and Nautical Charting mengemukakan bahwa hidrografi adalah the science of m measuring, describing, and depicting nature and configuration of the seabed, geographical S relationship to landmass, and characteristics and dynamics of the sea. t Perkembangan hidrografi juga mengakibatkan perubahan definisi hidrografi yang oleh u IHO didefinisikan sebagai that branch of applied sciences which deals with the measurement d i and description of the features of the seas and coastal areas for the primary purpose of navigation and all other marine purposes and activitie including -inter alia- offshore T activities, research, protection of the environment and prediction services (Gorziglia, 2004).e k Survei adalah kegiatan terpenting dalam menghasilkan informasi hidrografi. Adapun n aktivitas utama survei hidrografi meliputi : i k 1. Penentuan posisi (1) dan penggunaan sistem referensi (7) 2. Pengukuran kedalaman (pemeruman) (2) G 3. Pengukuran arus (3) e o 4. Pengukuran (pengambilan contoh dan analisis) sedimen (4) m 5. Pengamatan pasut (5) a t 6. Pengukuran detil situasi dan garis pantai (untuk pemetaan pesisir) (6) i Data yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas dapat disajikan sebagai k informasi dalam bentuk peta dan non-peta serta disusun dalam bentuk basis data kelautan. aP h . 0 3 1

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

3

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

L a b o r a t o r i u m G e o 2.2 Penentuan Posisi Titik Fix Perum s p a Untuk penentuan posisi titik fix perum dapat menggunakan kombinasi LOP (Line Of s Position, LOP adalah likasi atau keberadaan ) titik-titik dari suatu pengamat yang memiliki i a satu besaran pengamatan tetap (dari titik referensi yang telah ditentukan posisinya) yang l dapat berupa; arah, jarak, sudut atau beda jarak). Prinsip dasar yang digunakan pada P kombinasi LOP garis-garis sama dengan interseksi atau pengikatan kemuka pada ilmu ukur r o tanah. Metode ikatan kemuka yang diterapkan dalam penentuan posisi ini mengacu pada titik g di darat yang telah diketahui koordinatnya. r a m

Gambar 1. Konfigurasi Survei Hidrografi

2.3 Pemeruman

2.3.1 Desain Lajur Perum

Pemeruman dilakukan dengan membuat profil (potongan) pengukuran Lajur perum dapat berbentuk garis-garis lurus, lingkaran-lingkaran konsentrik, atau T lainnya sesuai metode yang digunakan untuk penentuan posisi titik-titik fiks perumnya. e k Lajur-lajur perum didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan pendeteksian n perubahan kedalaman yang lebih ekstrem. Untuk itu, desain lajur-lajur perum harus i memperhatikan kecenderungan bentuk dan topografi pantai sekitar perairan yang akan k disurvei. Agar mampu mendeteksi perubahan kedalaman yang lebih ekstrem lajur perum G dipilih dengan arah yang tegak lurus terhadap kecenderungan arah garis pantai. eo m a t i k a P h . 0 3 1

S t u d kedalaman. i

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

4

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

titik fiks perum

g a r i si s

Lajur perum

\p

Lajur peruma n t

p a

L a b o r a t o r i u m

G e a o n Gambar 2. Lajur-Lajur Garis Perum Garis Lurus s i p t a Dari pengukuran kedalaman di titik-titik fiks perum pada lajur-lajur perum yang telah s didesain, akan didapatkan sebaran titik-titik fiks perum pada daerah survei yang nilai-nilai i a a pengukuran kedalamannya dapat dipakai untuk menggambarkan batimetri yang diinginkan. l i Berdasarkan sebaran angka-angka kedalaman pada titik-titik fiks perum itu, batimetri P perairan yang disurvei dapat diperoleh dengan menarik garis-garis kontur kedalaman. r o Penarikan garis kontur kedalaman dilakukan dengan membangun grid dari sebaran data g kedalaman. Dari grid yang dibangun, dapat ditarik garis-garis yang menunjukkan angkar a angka kedalaman yang sama. m

2.3.2 Prinsip Penarikan Garis Kontur

S t u Teknik yang paling sederhana untuk menarik garis kontur adalah dengan teknik d triangulasi menggunakan interpolasi linier. Grid dengan interval yang seragam dibangun i

di atas sebaran titik-titik tersebut. Nilai kedalaman di setiap titik-titik grid dihitung T berdasarkan tiga titik kedalaman terdekat dengan pembobotan menurut jarak. Dari e k angka-angka kedalaman di setiap titik-titik grid, dapat dihubungkan dari titik-titik yang n mempunyai nilai kedalaman yang sama. ik

2.4

G e o Pengukuran kedalaman merupakan bagian terpenting dari pemeruman yang menurut m prinsip dan karakter teknologi yang digunakan dapat dilakukan dengan metode mekanik, a optik atau akustik. Dalam praktikum ini digunakan metode akustik untuk pengukuran t i kedalaman. k Penggunaan gelombang akustik untuk pengukuran-pengukuran bawah air (termasuk: a pengukuran kedalaman, arus, dan sedimen) merupakan teknik yang paling populer dalam P h .

Teknik Pengukuran Kedalaman

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

5

0 3 1

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

hidrografi pada saat ini. Gelombang akustik dengan frekuensi 5 kHz atau 100 Hz akan mempertahankan kehilangan intensitasnya hingga kurang dari 10% pada kedalaman 10 km, Sedangkan gelombang akustik dengan frekuensi 500 kHz akan kehilangan intensitasnya pada kedalaman kurang dari 100 m. Untuk pengukuran kedalaman, digunakan echosounder atau perum gema yang pertama kali dikembangkan di Jerman tahun 1920 (Lurton,2002). L Alat ini dapat dipakai untuk menghasilkan profil kedalaman yang kontinyu sepanjang a lajur perum dengan ketelitian yang cukup baik. Alat perum gema menggunakan prinsip b o pengukuran jarak dengan memanfaatkan gelombang akustik yang dipancarkan dari tranduser. r Tranduser adalah bagian dari alat perum gema yang mengubah energi listrik menjadi a t mekanik (untuk membangkitkan gelombang suara) dan sebaliknya. Gelombang akustik o tersebut merambat pada medium air dengan cepat rambat yang relatif diketahui atau r diprediksi hingga menyentuh dasar perairan dan dipantulkan kembali ke transduser. i u d = (vt) m dimana: du = kedalaman hasil ukuran G e v = kecepatan gelombang akustik pada medium air o t = selang waktu sejak gelombang dipancarkan dan diterima kembali sp a Untuk pemilihan echosounder, faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai s berikut : i a 1. kedalaman maksimum daerah yang disurvei l 2. sudut pancaran pulsa P Jenis Echosounder berdasarkan kemampuan kedalaman yang dapat dicapai adalah : r o 1. Echosounder laut dangkal g 2. Echosounder laut dalam r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Gambar 3. Jenis echosounder berdasarkan beam

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

6

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2.5 Pengukuran Detil Situasi dan Garis Pantai Detil situasi yang dimaksud disini adalah unsur-unsur yang terdapat di sepanjang pantai, yang sering kali ikut tergambarkan pada peta-peta laut. Unyuk keperluan pelayaran, detil situasi dibutuhkan oleh pelaut untuk melakukan navigasi secara visual. Artinya, detil tersebut L dibutuhkan oleh pelaut untuk membantunya dalam penentuan posisi kapal. Seberapa jauh a detil yang harus diukur untuk keperluan pembuatan peta laut sangat tergantung dari tujuan b o pembuatan peta lautnya. Semakin besar skala peta yang akan dibuat, akan semakin rapat detil r situasi yang harus diukur. a t 1. Garis Pantai o Garis pantai merupakan garis pertemuan antara pantai (daratan) dan air (laut). r Walaupun secara periodik permukaan air laut selalu berubah, suatu tinggi muka air i u tertentu yang tetap harus dipilih untuk menjelaskan fisik garis pantai. Pada peta laut m biasanya digunakan garis air tinggi (high water line) sebagai garis pantai. Sedangkan untuk acuan kedalaman biasanya digunakan garis air rendah (low water line). G e 2. Pengukuran Detil Situasi dan Garis Pantai o Pengukuran detil situasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data detil pada s p permukaan bumi (unsur alam maupun buatan manusia) yang diperlukan bagi a pelaksanaan pemetaan situasi yang bertujuan memberikan gambaran situasi secara s lengkap pada suatu daerah di sepanjang pantai dengan skala tertentu untuk berbagai i a keperluan. Sedangkan pengukuran garis pantai dimaksudkan untuk memperoleh garis l pemisah antara daratan (permukaan bumi yang tidak tergenang) dan lautan (permukaan P bumi yang tergenang). Pada dasarnya pengukuran detil situasi dan garis pantai juga r o merupakan kegiatan penentuan posisi titik-titik detil sepanjang topografi pantai dan g teknik-teknik yang terletak pada garis pantai. r a Salah satu metode untuk melakukan pengukuran garis pantai dapat digunakan metode m tachimetri. Metode tachimetri merupakan metode yang paling sering digunakan untuk pemetaan daerah yang luas dengan detil yang tidak beraturan. Untuk melakukan S t pengukuran titik detil tersebut diperlukan suatu kerangka dasar. u Kerangka dasar merupakan titik yang diketahui koordinatnya dalam sistem tertentu d yang mempunyai fungsi sebagai pengikat dan pengontrol ukuran baru. Mengingat i fungsinya, titik-titk kerangka dasar harus ditempatkan menyebar merata diseluruh daerah T yang akan dipetakkan dengan kerapatan tertentu. Terdapat dua macam titik kerangka e k dasar, yaitu kerangka dasar horisontal dan kerangka dasar vertikal. Dengan adanya titikn titik kerangka dasar maka koordinat titi detil untuk pengukuran garis pantai dapat i dihitung dengan sistem koordinat yang sama dengan kerangka dasar tersebut. kG e o m Pasang surut ( Pasut ) adalah perubahan kedudukan permukaan air laut yang berupa naik a dan turunnya permukaan air laut. Maloney mendefinisikan pasut dengan the verticalrise and t i fall of the ocean level due to gravitional forces between earth and moon, and, to lasser k extent, the sun(1985). Sedangkan IHO sendiri mendefinisikan the periodic rise and fall of a the surface of ocean, bays, etc., due principally to the gravitional attraction of the moon and P h .

2.6 Pengamatan Pasut

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

7

0 3 1

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

sun for the rotating earth(1974). Gerakan pasut mengakibatkan gerakan mendatar, yang dirasakan terutama pada daerah yang sempit, seperti selat dan danau, gerakan ini dikenal sebagai arus pasut. Pasut terjadi karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Fenomena alam tersebut merupakan gerakan periodik, L maka pasang surut dan perubahan elevasi air laut yang ditimbulkan dapat dihitung dan a diprediksikan, sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti: b o 1. Navigasi yang aman pada alur pelayaran yang sempit dan strategis, contoh Selat r Malaka dimana sekitar 75 ribu kapal berlalu lalang setiap tahunnya a t 2. Tata pelabuhan serta metode pengoperasiannya secara efisien o 3. Pengembangan daerah tambak untuk budidaya berbagai komoditas perikanan r 4. Memperkirakan arus pasang surut yang erat kaitannya dengan pencemaran laut i u terutama minyak (oil spills) m 5. Penelitian tentang frekuensi dari variasi abnormal dari paras laut yang berhubungan erat dengan pertahanan pantai (break water, groin, dll) maupun G e pembuangan limbah industri o 6. Menyediakan informasi penunjang untuk mengetahui fenomena gelombang pasang s p yang disebabkan oleh badai maupun gempa yang mengakibatkan tsunami. a 7. Mempelajari perubahan iklim secara global seperti El Nino. Isu internasional s tentang pemanasan global berakibat pada mencairnya es dikutub yang menambah i a tinggi permukaan laut, sangat mungkin dapat dipantau dengan pengamatan pasut l yang dilakukan secara baik, pada tempat yang tetap, berkesinambungan dan dalam P waktu lama. r o 8. Menentukan permukaan air laut rata-rata (MLR) dan ketinggian titk ikat pasut g (tidal datum plane) lainnya untuk keperluan survai dan rekayasa dengan melakukan r a satu sistem pengikatan terhadap bidang referensi tersebut. m 9. Memberikan data yang tepat untuk studi muara sungai tertentu. Pengamatan pasut dilakukan untuk mendapatkan model tinggi muka air laut di S t suatu titik dengan mengambil contoh data tinggi muka air laut pada selang waktu u tertentu. di

Alat yang paling sederhana yang digunakan untuk melakukan pengamatan pasut T adalah palem atau rambu pasut. Pada dasarnya pengamatan pasut dilakukan dengan e k cara mengukur tinggi muka air laut terhadap suatu acuan tertentu, yaitu stasiun n pengamat pasut. Oleh karena itu harus dilakukan pengikatan palem dengan stasiun i pengamat pasut. Pengikatan pengamatan pasut ditujukan untuk menentukan posisi k horisontal titik pengamat pasut dan utamanya selisih tinggi palem terhadap titik ikat G (BM). Selisih tinggi palem terhadap BM nantinya akan digunakan untuk e o mendefinisikan tinggi BM itu sendiri setelah bidang referensi kedalaman ditentukan m dari pengamatan pasut.a t i k a P h . 0 3 1

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

8

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Tinggi palem P

Hp

BM a r i sHaHo Tinggi BM A Tinggi muka air Bid. Ref. kedalaman Nol palem

L a b o r a t o r i u m

p

Gambar 4. Konfigurasi Stasiun Pasut

2.7 Reduksi kedalaman laut an Hasil pengukuran pemeruman berupa kertas grafik kedalaman hasil ini harus dikoreksi dengan hasil pengamatan pasang surut t tinggi acuan yang di gunakan ( lihat gambar 2.12) a i

G e o s p a dasar laut ( koordinat Z ) , s selama pengukuran, serta i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Gambar 5. Reduksi Elevasi Hasil Pemeruman Elevasi titik fix dapat ditulis sebagai berikut : Elevasi titik fix = h - r + p d dimana : h = Elevasi titik BM terhadap referensi tinggi yang dipakai (m) p = bacaan pasut (m) r = beda tinggi antara BM dengan nol pasut hasil pengukuran waterpas

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

9

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

d = kedalaman air laut saat penentuan posisi titik fix. 2.8 Pengukuran Beda Tinggi (levelling) Kerangka kontrol vertikal merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketahui L atau ditentukan posisi vertikalnya terhadap sebuah datum ketinggian. Datum a ketinggian ini dapat berupa ketinggian muka air laut rata-rata (mean sea level - MSL) b o atau ditentukan lokal. r Tinggi adalah perbedaan vertikal atau jarak tegak dari suatu bidang referensi yang a t telah ditentukan terhadap suatu titik sepanjang garis vertikalnya. Untuk mendapatkan o tingi suatu titik perlu dilakukan pengukuran beda tinggi antara suatu titik terhadap r titik yang telah diketahui tingginya dengan mempergunakan alat sipat datar. i u Pengukuran kerangka kontrol vertikal bertujuan untuk menentukan tinggi titikm titik yang dicari (koordinat vertikal) terhadap bidang referensi.G e o s GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan satelit p yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu milik Departemen a Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika Serikat yang pertama kali diperkenalkan mulais tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit. Untuk dapat mengetahui posisi i a seseorang maka diperlukan alat yang diberinama GPS reciever yang berfungsi untuk l P menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi di ubah menjadi titik yang dikenal r dengan nama Way-point nantinya akan berupa titik-titik koordinat lintang dan bujur dari o posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian di layar pada peta elektronik. g r sejak tahun 1980, layanan GPS yang dulunya hanya untuk leperluan militer mulai a terbuka untuk publik. Uniknya, walau satelit-satelit tersebut berharga ratusan juta dolar, m

2.9

Global Positining System ( GPS )

namun setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis. Satelit-satelit ini mengorbit pada S ketinggian sekitar 12.000 mil dari permukaan bumi. Posisi ini sangat ideal karena satelit t dapat menjangkau area coverage yang lebih luas. Satelit-satelit ini akan selalu berada posisi u yang bisa menjangkau semua area di atas permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan d i terjadinya blank spot (area yang tidak terjangkau oleh satelit). GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama T e formalnya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global k Positioning System). GPS didesain untuk memberikan informasi posisi, kecepatan dan waktu.n i Pada dasarnya GPS terdiri atas 3 segmen utama, yaitu: k 1. Segmen angkasa (space segment) Terdiri dari 24 satelit yang terbagi dalam 6 orbit dengan inklinasi 55 dan G e ketinggian 20200 km dan periode orbit 11 jam 58 menit. o 2. Segmen sistem control (control system segment) m a Mempunyai tanggung jawab untuk memantau satelit GPS supaya satelit GPS dapat tetap berfungsi dengan tepat. Misalnya untuk sinkronisasi waktu, prediksi t i orbit dan monitoring kesehatan satelit. k a 3. Segmen pemakai (user segment)P h . 0 3 1

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

10

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Segmen pemakai merupakan pengguna, baik di darat, laut maupun udara, yang menggunakan receiver GPS untuk mendapatkan sinyal GPS sehingga dapat menghitung posisi, kecepatan, waktu dan parameter lainnya.

2.10

L a b Pada dasarnya konsep penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi (pengikatan ke o belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit r a GPS yang koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi 3 t dimensi (x,y,z atau ,,h) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System) o r 1984, sedangkan inggi yang diperoleh adalah tinggi ellipsoid. i Adapun pengelompokan metode penentuan posisi dengan GPS berdasarkan mekanismeu m pengaplikasiannya dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 2.1).

Penentuan Posisi dengan GPS

Metode Static Kinematik Rapid static Pseudeo kinematik Stop and go

Tabel Metode Penentuan Posisi dengan GPS Absolute Differensial Titik (1 receiver) (min 2 receiver) Diam Bergerak Diam Diam Diam

G e o Receiver s p a Diam s i Bergerak a l Diam (singkat) P r Diam & bergerak o g r Diam & bergerak a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Ketelitian posisi yang didapat dari pengamatan GPS secara umum bergantung pada 4 faktor: a. Ketelitian data tipe data yang digunakan kualitas receiver GPS level dari kesalahan dan bias b. Geometri satelit jumlah satelit lokasi dan distribusi satelit lama pengamatan c. Metode penentuan posisi absolute dan differensial positioning static, rapid static, pseudo-kinematic, stop and go, kinematic one dan multi monitor station d. Strategi pemrosesan data real-time dan post processing

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

11

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

strategi eliminasi dan pengkoreksian kesalahan dan bias metode estimasi yang digunakan pemrosesan baseline dan perataan jaringL a b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

12

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Adapun pelaksanaan dari praktikum dilaksanakan pada : Hari/tanggal Waktu Lokasi : Selasa dan Rabu, 22-23 Mei 2012 : 08.00-17.00 BBWI : Pantai Delegan, GresikL a b o r a t o r i u m

3.1.1 Tabel Pelaksanaan Pekerjaan Survei Hidrografi hari I Waktu 18.00 18.30 18.30 19.00 19.00 21.30 21.30 22.00 22.00 22.30 22.30 Persiapan alat Persiapan keberangkatan Perjalanan ke lokasi Brifieng kegiatan Pembuatan jalur sounding Istirahat Kegiatan Pelaksana Peserta + laboran Peserta Peserta + laboran Peserta + laboran Peserta + laboran

G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i

3.1.2Tabel Pelaksanaan Pekerjaan Survei Hidrografi hari II Waktu 06.00 06.30 06.30 09.30 Kegiatan Pemasangan rambu pasut Pelaksana

09.30 12.30

T Survei Hidrografi (sesi 1) e Kloter 1 Sounding (pemeruman) k n Kelompok 5 Pengamatan pasang surut (pasut) i Pengukuran detil situasi garis pantai Kloter 1 k menggunakan Total Station G Kelompok WP Pengukuran beda tinggi e Survei Hidrografi (sesi 2) o Kloter 2 dan Kloter 3 m Sounding (pemeruman) a Kelompok 12 Pengamatan pasang surut (pasut) t i Pengukuran detil situasi garis pantai Kloter 2 k menggunakan Total Station a P h . 0 3 1

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

13

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

12.30 15.30

15.30 18.30

18.30 21.30

21.30 00.30 00.30 03.30 03.30 06.30

Kelompok WP Pengukuran beda tinggi Survai Hidrografi (sesi 3) Kloter 3 dan Kloter 4 Sounding (pemeruman) Kelompok 2 Pengamatan pasang surut (pasut) Pengukuran detil situasi garis pantai Kloter 3 L menggunakan Total Station a b Survai Hidrografi (sesi 4) o Kelompok 11 Pengamatan pasang surut (pasut) r a Kloter 4 Pengukuran detil situasi garis pantai t menggunakan RTK o r Survei Hidrografi (sesi 5) i Kelompok 3 Pengamatan pasang surut (pasut) u Pengukuran detil situasi garis pantai Kloter 5 m menggunakan RTK G Peserta Evaluasi e o Survei Hidrografi (sesi 6) s Kelompok 1 Pengamatan pasang surut (pasut) p a Survei Hidrografi (sesi 7) s Kelompok 8 Pengamatan pasang surut (pasut) i Survei Hidrografi (sesi 8) a l Kelompok 6 Pengamatan pasang surut (pasut)P r o g r a m S

3.1.3 Tabel Pelaksanaan Pekerjaan Survei Hidrografi hari III Waktu 06.30 09.30 Kegiatan Survei Hidrografi (sesi 9) Sounding (pemeruman) Pengamatan pasang surut (pasut) Pengukuran detil situasi garis pantai menggunakan RTK Survei Hidrografi (sesi 10) Pengamatan pasang surut (pasut) Pengukuran detil situasi garis pantai menggunakan RTK Survei Hidrografi (sesi 11) Pengamatan pasang surut (pasut) Pengecekan alat, evaluasi, dan persiapan kepulangan Perjalanan pulang Pelaksana

Kloter 5 dan Kloter 6 t u Kelompok 7 d Kloter 5 iT e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

09.30 12.30

Kelompok 10 Kloter 6

12.30 15.30 15.30 16.30 16.30 19.00

Kelompok 9 dan 4 Peserta

Peserta + laboran

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

14

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

3.2

Alat dan Bahan 3.2.1 Perangkat keras a. Pemeruman/Sounding 1. Perahu nelayan 2. Pelampung 3. Dudukan pipa penyangga transduser 4. Klem transduser 5. Batang transduser 6. Kabel penghubung antara perekam dan accu 7. Receiver GARMIN GPSmap 168 Sounder 8. Antena receiver GPS map 168 9. Kabel dari receiver ke antena map 168 10. Barcheck 11. Accu b. Penentuan posisi dan pemetaan detil situasi 1. Total station 2. Statif 3. Payung 4. GPS navigasi (GPS Map 76) 5. GPS geodetik (GPS Topcon Hyperpro) c. Pengamatan pasut 1. Waterpass Nikon AE7C 2. Statif 3. Rambu ukur 4. Payung d. Peralatan penunjang lainnya 1. Alat pencatat waktu 2. Kalkulator 3. Alat tulis 4. Formulir pengukuran 5. Roll meter 30 m 6. Tampar e. Peralatan masing-masing peserta 1. Alat Sholat 2. Obat-obatan pribadi 3. Rompi Praktikum

1 buah 9 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 set 2 set 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 set 3 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 set 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 2 buah 1 buah 4 buah 1 buah 1 buah

L a b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

3.2.2

Perangkat Lunak Sistem operasi berbasiskan Windows 7 Sistem aplikasi berupa Microsoft Office 2007

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

15

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

3.2.3 Bahan

Sistem aplikasi berupa software Autodesk Land Desktop 2004. Sistem aplikasi berupa software MicroCAD Sistem aplikasi berupa software Topcon ToolsL a b o r a t o r i u dalam m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Data Penentuan Posisi Kapal Data Pengukuran Detil Situasi Data Pengukuran Pasang Surut Data Pengukuran Beda Tinggi 3.3 Metode Pelaksanaan Survei Secara garis besar pelaksanaan survai hidrografi ini dapat digambarkan flowchart sebagai berikut:Survei Lokasi PengukuranPemasangan Rambu Ukur

Pemasangan Patok (Titik Utama)

Pengamatan Pasut dengan Rambu Pasut

GPS (BM1 dan BM2)

GPS Kinematik

KKV

KKH + Detil

Pengaturan Mapsounder

Pemeruman

Pengolahan Data

Penggambaran

Laporan Akhir

Gambar 6. Diagram Alir Pekerjaan

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

16

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

3.4

Jadwal Pekerjaan

Tempat pelaksanaan survei hidrografi yaitu di Dermaga Pantai Dalegan, Gresik. Pelaksanaan survei hidrografi ini yaitu pada: 1. Tanggal Waktu Tempat : 22 Mei 2012 : pukul 06.00 00.00 : Pantai Wisata Dalegan, GresikL a b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Kelompok : 1-6 2. Tanggal Waktu Tempat : 23 Mei 2012 : pukul 00.00 17.00 : Pantai Wisata Dalegan, Gresik

Kelompok : 7-12 3.5 Pelaksana Pekerjaan Kelompok 10 : Aulia Hafizh Latri Wartika Yoga Prahara Putra Adittyo Darmawan A. Fiky Fathoni (3508100059) (3509100012) (3509100051) (3509100046) (3509100054)

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

17

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB IV ANALISA DAN HASIL4.1 BM 1 2 3 4 5 4.2 Data koordinat BM X 662151.296 662116.125 662055.251 661976.17 661924.752 Y 92371916.63 9237929.717 9237917.058 9237951.663 9237995.490L a b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Data pengukuran sipat datar (waterpass)Nama Titik Pasut A A BM 1 BM 1 BM 2 BM 2 B B BM 3 BM 3 C C BM 4 BM 4 D D BM 5 Hasil ukuran BB 2.44 0.225 1.787 1.122 1.172 0.695 0.926 1.872 1.316 0.971 1.114 1.285 1.234 0.921 0.778 0.64 1.198 1.064 BT 2.595 0.465 1.851 1.17 1.237 0.832 0.998 1.957 1.383 1.064 1.204 1.416 1.136 1.008 0.887 0.759 1.25 1.16 BA 2.75 0.705 1.914 1.218 1.302 0.97 1.066 2.042 1.449 1.158 1.295 1.548 1.038 1.095 0.996 0.878 1.301 1.257 Koreksi 0 0 -0.0005 0 0 0.0005 -0.002 0 -0.0005 0.0005 0.0005 0.0005 0 0 0 0 -0.0005 0.0005 Beda Tinggi 2.13 2.811 0.681 0.405 0.405 0.959 0.319 0.212 0.128 0.128 0.218 0.09

Stand 1

Pasut BM1 BM 1 - BM 2 BM 2 - BM 3

-0.64

Bm 3 -BM 4

0.084

BM 4 - BM 5

Stand 2

Nama Titik Pasut A A BM 1 BM 1

BB 2.48 0.265 1.779 1.113 1.17

Hasil ukuran BT 2.636 0.505 1.844 1.161 1.235

BA 2.791 0.745 1.908 1.208 1.3

Koreksi -0.0005 0 -0.0005 -0.0005 0

Beda Tinggi 2.131 2.814 0.683 0.404 0.404

Pasut BM1 BM 1 -

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

18

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BM 2 BM 2 BM 3

Bm 3 -BM 4

BM 4 BM 5

BM 2 BM 2 B B Bm 3 BM 3 C C BM 4 BM 4 D D BM 5

0.694 0.944 1.888 1.303 0.958 1.114 1.285 0.991 0.875 0.764 0.631 1.225 1.091

0.831 1.0145 1.9735 1.369 1.05 1.205 1.418 1.089 0.962 0.879 0.75 1.278 1.189

0.968 1.085 2.059 1.437 1.142 1.298 1.549 1.188 1.05 0.988 0.869 1.329 1.285

0 0 0 0.001 0 0.001 -0.001 0.0005 0.0005 -0.003 0 -0.001 -0.001

0.959 0.319 0.213 0.127 0.129

-0.64L a b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

0.086

0.218 0.089

4.3

Pengamatan Pasut Tanggal Jam 6.30 7.00 7.30 8.00 8.30 9.00 9.30 9.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 16.00 16.30 17.00 Ketinggian Pasut (m) 1.600 1.620 1.650 1.670 1.720 1.720 1.740 1.750 1.710 1.680 1.650 1.630 1.550 1.520 1.450 1.350 1.300 1.240 1.120 1.020 9.500 0.860 0.780 0.680

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

22-May12

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

19

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64

23-May12

17.30 18.00 18.30 19.00 19.30 20.00 20.30 21.00 21.30 22.00 22.30 23.00 23.30 24.00 24.30 1.00 1.30 2.00 2.30 3.00 3.30 4.00 4.30 5.00 5.30 6.00 6.30 7.00 7.30 8.00 8.30 9.00 9.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00

0.610 0.520 0.430 0.410 0.340 0.280 0.260 0.240 0.270 0.240 0.250 0.310 0.360 0.410 0.500 0.610 0.670 0.780 0.850 0.980 1.090 1.190 1.360 1.370 1.440 1.480 1.580 1.630 1.680 1.720 1.740 1.790 1.840 1.805 1.792 1.775 1.735 1.672 1.588 1.515

L a b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

20

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

65 66 67 68 69

13.30 14.00 14.30 15.00 15.30

1.410 1.330 1.220 1.140 1.050

Hasil pengukuran ketinggian pasut dihitung dengan rata-rata per 30 menit 4.4Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Data pemeruman (sounding)X 662426 662433 662424 662459 662469 662494 662512 662530 662551 662566 662576 662596 662613 662631 662647 662661 662680 662662 662645 662634 662617 662597 662584 662567 662549 662532 662514 662497 662482 662467 662449 Y 9237962 9237993 9238031 9238081 9238109 9238136 9238173 9238199 9238230 9238259 9238288 9238314 9238342 9238369 9238393 9238414 9238405 9238381 9238358 9238335 9238305 9238277 9238251 9238220 9238192 9238163 9238132 9238099 9238073 9238055 9238028 Kedalaman (S) 1.4 1.6 1.7 2.2 3.1 3.5 4.3 4.3 4.6 5 5.5 6 6.2 6.4 6.5 6.6 6.6 6.6 6.4 6.2 6 5.3 4.9 4.5 4.3 4.2 3.6 3 2.2 1.9 1.8 Waktu 8:59:34 9:00 9:01 9:01:42 9:01:50 9:02:09 9:02:30 9:02:46 9:03:10 9:03:36 9:03:40 9:03:55 9:04:20 9:04:00 9:04:45 9:05:07 9:05:51 9:06:15 9:06:30 9:06:43 9:07:07 9:07:24 9:07:35 9:07:50 9:08:13 9:08:20 9:08:38 9:08:59 9:09:09 9:09:26 9:09:31 Pasut (P) 1.72 1.72 1.721 1.721 1.721 1.721 1.721 1.721 1.722 1.722 1.722 1.722 1.723 1.723 1.723 1.723 1.723 1.724 1.724 1.724 1.725 1.725 1.725 1.725 1.725 1.725 1.725 1.725 1.726 1.726 1.726

L a b pada saat pengamatan o r a t o r Elevasi thdi MSL h=S-P u (Z) m

-0.32 -0.12 -0.021 0.479 1.379 1.779 2.579 2.579 2.878 3.278 3.778 4.278 4.477 4.677 4.777 4.877 4.877 4.876 4.676 4.476 4.275 3.575 3.175 2.775 2.575 2.475 1.875 1.275 0.474 0.174 0.074

-1.3295 G -1.5295 e -1.6285 o s -2.1285 p -3.0285 a -3.4285 s i -4.2285 a -4.2285 l -4.5275 P r -4.9275 o -5.4275 g -5.9275 r a -6.1265 m -6.3265 -6.4265 S t -6.5265 u -6.5265 d -6.5255 i -6.3255 T -6.1255 e -5.9245 k n -5.2245 i -4.8245 k -4.4245 G -4.2245 e -4.1245 o m -3.5245 a -2.9245 t -2.1235 i k -1.8235 a -1.7235P h . 0 3 1

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

21

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76

662415 662351 662369 662392 662407 662427 662461 662484 662504 662525 662546 662564 662583 662603 662627 662610 662589 662567 662368 662392 662412 662431 662456 662474 662494 662511 662525 662540 662554 662596 662582 662560 662543 662525 662501 662482 662457 662439 662419 662398 662377 662360 662344 662333 662414

9237976 9237998 9238024 9238058 9238090 9238123 9238185 9238219 9238254 9238290 9238323 9238357 9238386 9238416 9238414 9238382 9238349 9238308 9237990 9238020 9238043 9238073 9238118 9238146 9238185 9238210 9238232 9238258 9238280 9238454 9238433 9238410 9238386 9238355 9238312 9238280 9238249 9238214 9238176 9238138 9238109 9238075 9238045 9238015 9238008

1.5 1.7 1.6 1.9 2.4 3.2 3.8 4.3 4.6 4.9 5.4 6.1 6.2 6.4 6.5 6.5 6.2 5.9 1.6 1.6 1.7 2.2 3.2 3.7 4.4 4.4 4.6 5 5.4 6.7 6.7 6.5 6.3 6.1 5.8 5.1 4.8 4.7 4.3 3.5 3 2.4 1.8 1.8 1.6

9:10:42 9:11:43 9:11:50 9:12:10 9:12:35 9:12:53 9:13:12 9:13:33 9:14:00 9:14:26 9:14:52 9:15:11 9:15:21 9:15:39 9:16:04 9:27:56 9:29:34 9:30:22 9:37:03 9:37:34 9:37:55 9:38:15 9:38:50 9:39:14 9:39:32 9:39:55 9:40:16 9:40:30 9:40:42 9:43:47 9:44:12 9:44:40 9:44:49 9:44:10 9:45:26 9:45:52 9:46:10 9:46:34 9:47:00 9:47:25 9:47:45 9:48:08 9:48:31 9:48:52 9:00:00

1.727 1.727 1.727 1.728 1.728 1.728 1.729 1.729 1.729 1.729 1.729 1.73 1.73 1.73 1.731 1.738 1.739 1.74 1.733 1.733 1.733 1.732 1.732 1.731 1.731 1.731 1.73 1.73 1.73 1.727 1.823 1.823 1.823 1.823 1.822 1.822 1.821 1.821 1.82 1.82 1.82 1.819 1.819 1.819 1.720

-0.227 -0.027 -0.127 0.172 0.672 1.472 2.071 2.571 2.871 3.171 3.671 4.37 4.47 4.67 4.769 4.762 4.461 4.16 -0.133 -0.133 -0.033 0.468 1.468 1.969 2.669 2.669 2.87 3.27 3.67 4.973 4.877 4.677 4.477 4.277 3.978 3.278 2.979 2.879 2.48 1.68 1.18 0.581 -0.019 -0.019 -0.12

-1.4225 -1.6225 -1.5225 -1.8215 -2.3215 L -3.1215 a -4.2205 b -4.5205 o r -4.8205 a -5.3205 t o -6.0195 r -6.1195 i -6.3195 u m -6.4185 -6.4115 G -6.4105 e o -6.1105 s -5.8095 p -1.5165 a s -1.6165 i -2.1175 a -2.5175 l P -3.1175 r -3.6185 o -4.3185 g r -4.3185 a -4.5195 m -4.9195 S -5.3195 t -6.6225 u -6.5265 d i -6.3265 -6.1265 T e -5.9265 k -5.6275 n -4.9275 i k -4.6285 -4.5285 G -4.1295 e o -3.3295 m -2.8295 a -2.2305 t i -1.6305 k -1.6305 a -1.5295 Ph . 0 3 1

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

22

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

77

662394

9237966

1.4

9:11:00

1.727

-0.327

-1.3225

Keterangan : Selang waktu pengamatan pasut = 30 menit Rumus Interpolasi Kedalaman : [ ( )]L a b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Dimana : = Contoh : Pada data nomor 10, kedalaman sounding = 5 m waktu Sounding 9:03:36, Tinggi pengamatan pasut pada pukul 09:00:00 adalah 1.72 dan pukul 09:30:00 memilii ketinggian 1.74 m. Tinggi BM terhadap rambu pasut adalah 2.8125 m. Sehingga perhitungan pada data nomor 10 adalah : [ [ ( )] ( )]

Maka tinggi Sounding terhadap BM adalah [ [ ( ( ) ( ) ( )] )]

H = -4.9275 4.5 Data GPS RTK Z (MSL) 1.712 1.322 0.312 1.232 1.132 1.062 1.522 1.722

No. X 1 662188.7 2 662214.1 3 662306.9 4 662322.7 5 662345.1 6 662314 7 662372.4 8 662283.7 Z BM1 = 35.861 MSL = 1.163

Y 9237769.9 9237786.5 9237799.1 9237797.4 9237820 9237827.7 9237931.1 9237962.6

Z 36.4 36 35 35.9 35.8 35.8 36.2 36.4

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

23

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Hasil yang digunakan dalam pembuatan peta dalah ketinggian (z) terhadap MSL yang dapat dicari dengan menggunakan cara : Z MSL = Z (Z BM1-h MSL) Dimana ; Z H MSL = Tinggi titik dari GPS RTK (terhadap Ellipsoid) = Mean Sea LevelL a b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

24

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB V PENUTUPL a b o Kesimpulan r Kesimpulan yang didapat setelah melakukan praktikum survey hidrograrfi ini a adalah sebagai berikut : t o 1 Dalam pengamatan pasang surut tinggi muka air tertinggi adalah 1.805 m, r terendah adalah 0.24 m dan tinggi pasut rata-rata adalah 1.163 dan dianggap i sebagai MSL. u m 2 Hasil pengukuran kedalaman pemeruman didapatkan 6.6225 m dibawah MSL

5.1

3

pada koordinat 662596; 9238454 sebagai titik terdalam dan 1.3225 m G e dibawah MSL pada koordinat 662394; 9237966 sebagai titik terdangkal o Beda tinggi antara BM dan rambu pasut adalah hBM,PASUT = 2.8125 m s

5.2

p a s Saran i Adapun saran untuk laporan sebagai berikut : a 1. Sebaiknya dilakukan koreksi barcheck pada saat pengambilan data l P sounding r 2. Mempersiapkan rencana tambahan apabila terjadi kerusakan pada salah o g satu alat yang dibawa. r 3. Perlu dilakukan perencanaan yang matang dan koordinasi pada tiap-tiap a kelompok yang akan melakukan praktikum. m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

25

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z.A. 2005. Penentuan Posisi Dengan Receiver GPS Satu-Frekuensi, Status dan Permasalahannya. Departemen Teknik Geodesi ITB. Bandung.L BAKOSURTANAL. 2002. Informasi Pasang Surut Bidang Medan Gaya Berat dan a Pasang Surut. Pusat Geodesi dan Geodinamika.

b o Djaja, Rochman. 1989. Pasang Surut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.r a t Ingham. 1984. Hydrography for The Surveyor and Engineering. Geodetic Institute o University Stuttgart. Jerman. r i Yuwono. 2005. Buku Ajar Hidrografi-1. Program Studi Teknik Geodesi ITS. u m Surabaya. G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1

Laporan Praktikum Survey Hidrografi

26