Laporan Heamtologio Semester 3baru
Transcript of Laporan Heamtologio Semester 3baru
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 1/28
1
Mata Kuliah : Hematologi
Materi Praktikum : Hapusan Darah Tepi
Tempat : Laboratorium Poltekkes Denpasar
Pembimbing : Drs. A.A.N. Santa
I. Judul :
Hapusan Darah Tepi
II. Tujuan:
Untuk mengetahui cara membuat dan membaca hapusan darah tepi
III. Metode :
Pada praktikum ini menggunakan sediaan keringdengan pewarnaan giemsa
IV. Prinsip :
Setetes darah dipaparkan diatas sebuah gelas objekkemudian dilanjutkan pewarnaan dan
di evaluasi
V. Dasar teori :
Tujuan pemeriksaan hapusan darah tepi adalah menilai berbagai unsur sel darah tepi
seperti RBC (red blood cell) atau seldarah merah, WBC (white blood cell) atau sel darahputih dan PLT (platelet) dan mencari adanya parasit seperti malaria tripanasoma,
mikrofilaria dan lainnya. Hapusan darah tepi yangdibuat dan diwarnai dengan baik
merupakan syarat untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik. Penafsiran jumlah
leukosit dengan lensa objektif 10X, diamati per lapang pandang. Pemeriksaan dengan
pembesaran 100X, untukm eritrosit diamati kesan warna, ukuran dan bentuk eritrosit.
Untuk leukosit diamati kesan morfologi dan propasi jenis leukosit (hitung jenis leukosit).
Untuk trombosit diamati morfologi trombosit dan kesan jumlah. Morfologi trombosit bisa
kecil, normal besar dan giant trombocyte. Leukosit atau sael darah putih terdiri dari
beberapa jenis sel yaitu eosinofil, basofil, neutrofil stab, neutrofil segmen, limfosit, dan
monosit. Untuk dapat melakukan identifikasi dengan baik, harus bisa membedakan jenis-
jenis leukosit tersebut. Sel darah merah atau eritrosit merupakan jenis sel darah yang
paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Eritrosit
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 2/28
2
berupa cakram kecil bikonkaf, terlihat seperti bulan sabit yang bertolak belakang jika
terlihat dari samping bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin. Warna merah dari sel
darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatannya adalah zat
besi.
VI. Alat-alat dan bahan:
- Gelas objek
- Rak objek glass
- Mikroskop
- Giemsa
- Buffer
- Alkohol 96%
- Aquadest
- Oil emersi
VII. Prosedur Kerja :
- Diteteskan satu tetes sampel darah pada salah satu ujung objek glass
- Peganglah glass penghapus sedemikian rupa sehingga sampel darah berada pada
sudut antara glass objek dan glass penghapus (sudut 300
-450
)- Hapusan glass penghapus ke arah tetesan darah sehingga menyentuh dan tetesan
darah tadi akan merata antara ujung glass penghapus dan glass objek
- Geserlah gelas penghapus sedemikian rupa ke arah yang bertentangan dengan arah
pertama. Dengan demikian tetesan darah tadi akan merata diatas glass objek sebagai
lapisan yang tipis
- Hapusan yang sudah kering difiksasi dengan alkohol dan didiamkan selama 2 menit
- Kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan menggunakan larutan giemsa (giemsa 25%
: buffer 75%)
- Didiamkan selama 30 menit
- Setelah itu bilas dengan aquadest dan ditunggu sampai kering
- Pemeriksaan dengan mikroskop dilakukan dengan pembesaran 100X
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 3/28
3
VIII. Hasil pengamatan :
Ditemukan eritrosi dengan berbagai jenis seperti :
- Monosit
- Limfosit
- Neutrofil stab
- Neutrofil segmen
IX. Pembahasan :
Dari hasil pengamatan praktikum hapusan darah tepi,penggoresan darah dilakukan
dengan teknik yang tepat, kemiringan antara objek glass dengan gelas penghapus berada
pada sudut 30-450. Setelah itu dilakukan fiksasi dengan alkohol dan dilakukan
pengecatan dengan giemsa (25% giemsa : 75% buffer). Hapusan darah tepi dapat
dikatakan layak dibaca apabila hapusan dapat diamati secara mikroskopis. Pengamatan
hapusan darah tepi, didapat jenis leukosit, antara lain :
- Monosit
- Limfosit
- Neutrofil stab
- Neutrofil segmen
X. Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil praktikum hapusan darah tepi dari pembuatan sampai
pewarnaan layak dibaca
XI. Daftar pustaka :
dr.Oka.tjokorda gede.2007.penuntun praktikum patologi klinik.bali
materi kuliah hapusan darah tepi oleh dr.kadek mulyantari, Sp.K
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 4/28
4
Mata Kuliah : Hematologi
Materi Praktikum : Hitung Jenis Leukosit I
Tempat : Laboratorium Poltekkes Denpasar
Pembimbing : Drs. A.A.N. Santa
I. JUDUL :Hitung Jenis Leukosit I
II. TUJUANUntuk menghitung jenis leukosit.
III. METODEPemeriksaan hematologi secara mikroskopis dengan sediaan kering.
IV. PRINSIP
Setetes darah dipaparkan diatas sebuah gelas objek kemudian dilanjutkan dengan
pewarnaan dan dilakukan pembacaan pada mikroskop dengan pembesaran 100x. Dihitung
100 sel dan dinyatakan alam %.
V. DASAR TEORI
Menghitung jenis leukosit dalam darah tepi dengan cara membaca hapusan darah
tepi pada mikroskop. Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan
basal. Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000-30.000/ jumlah
leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu 13.000-38.000/ setelah itu jumlah
leukosit menurun secar bertahap dan pad umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara
4.500-11.000/ Bila jumlah leukosit lebih dari normal, maka keadaan tersebut adalah
leukositosis. Dan bila jumlah leukosit kurang dari normal, maka disebut leukopenia.
Karena pada hitung jenis leukosit, neotrofil adalah sel yang paling tinggi presentasinya
hampir selalu leukopenia disebabkan oleh neutropenia. Hitung jenis leukosit hanyamenunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah
absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total.
Hitung jenis leukosit berbeda tergantung umur. Pada anak limfosit lebih banyak dari
neutrofil segmen, sedangkan pada orang dewasa kebalikannya. Bila pada hitung jenis
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 5/28
5
leukosit didapatkan eritorsit berinti lebih dari 10 per 100 leukosit, maka jumlah leukosit/
perlu dikoreksi.
Jenis – Jenis Leukosit adalah sebagai berikut :
Basofil
Ukuran sel: 12 – 18 mm
Bentuk sel: Bulat atau oval
Warna sitoplasma: Merah muda terang, Dilapisi oleh granula
dan nukleus
Granularitas: Gelap, basofilik, Ukuran granula
bervariasi.Jumlah bervariasi
Bentuk inti: oval
Keberadaan: darah: < 1 % ; sumsum tulang: < 1 %
Eosinofil
Ukuran sel: 15 – 25 mm
Bentuk sel: oval atau bulat
Warna sitoplasma: pucat, ditutupi granula
Granularitas: eosinofilik (orange-red)Bentuk inti: lobulated, semicircular
Keberadaan: darah: 2 – 4 %; sumsum tulang: < 2 %
Limfosit
Ukuran: 10 – 15 mm
Bentuk: bulat, kadang-kadang oval
Warna sitoplasma: biru
Granularitas: tidak ada
Bentuk inti: bulat atau agak oval
Tipe kromatin: homogen, padat
Rasio inti/sitoplasma: tinggi atau sangat tinggi
Nukleolus: tidak terlihat, kadang-kadang hampir tidak terlihat ,satu nukleolus kecil
Distribusi: darah: 25 – 40 % ; sumsum tulang: 5 – 20 %
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 6/28
6
• Ukuran sel: 14 -20 m
• Bentuk sel: oval atau bulat
• Warna sitoplasma: pink
• Granularitas: a few azurofilik and neutrofilik,different in number
• Bentuk inti: semicircular
• Tipe kromatin: condensed
• Ratio inti/sitoplasma: low or verilow
• Nukleolus: not visible
• Keberadaan:
• darah: < 5%
• sumsum tulang: 5 -20 %
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
Neutrofil batangs in Periferal darah
Keterangan: neutrofil batang leucosit contains fine neutrofil Granularitas
Monosit
Ukuran: 15 – 25 mm
Bentuk: bulat, oval atau tidak teratur
Warna sitoplasma: abu-abu biru
Granularitas: tidak ada atau sedikit granul azurofilik halus
Bentuk inti: biasanya tidak teratur
Tipe kromatin: kromatin kasar, berkelompok
Rasio inti/sitoplasma: sedang atau rendah
Nukleolus: tak terlihat
Distribusi: Darah: 4 – 8 % ; sumsum tulang: < 2 %
Neutrofil Segmen
Ukuran sel: 14 – 20 mm
Bentuk sel: oval atau bulat
Warna sitoplasma: pink Granularitas: sedikit azurofilik and neutrofilik, different in
number granulation
Bentuk inti: terbagi menjadi lobus(normal kurang dari 5
lobus)
Tipe kromatin: padat
Ratio inti/sitoplasma: rendah atau sangat rendah
Nukleolus: tak terlihat
Keberadaan: darah: 40 – 75 % ; sumsum tulang: 5 – 20 %
Neutrofil Stab
Ukuran sel: 14 – 20 mm
Bentuk sel: oval atau bulat
Warna sitoplasma: pink
Granularitas: sedikit azurofilik and neutrofilik,
different in number
Bentuk inti: semicircular
Tipe kromatin: padatRatio inti/sitoplasma: rendah atau sngt rendah
Nukleolus: tak terlihat
Keberadaan: darah: < 5% ; sumsum tulang: 5 –
20 %
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 7/28
7
VI. ALAT
1. Mikroskop
2. Gelas objek
3. Pipet tetes
VII. BAHAN
1. Oil imersi
2. Preparat kering
VIII. CARA KERJA
1. Identifikasi dilakukan di daerah perhitungan.
2. Identifikasi sel di mulai dari satu sisi bergerak ke sisi lain, kemudian kembali ke sisi
semula dengan arah zigzag berjarak ± 3 lapang pandang.
3. Untuk memudahkan perhitungan maka di buat tabel.
4. Jenis leukosit yang mula-mula terlihat dimasukkan dari kolom 1, bila jumlah sel sudah
10 pindah ke kolom 2.
5. Tiap kolom mengandung 10 sel yang sudah diidentifikasi dan bila ke 10 kolom sudah
terisi berarti sudah 100 leukosit yang diidentifikasi dan dihitung.
IX. HASIL PENGAMATAN
Jenis
leukosit1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Eosinofil - 1 - - - - - 2 - - 3
Basofil - - - - - - - - - - -
Stab 2 2 3 5 2 3 2 1 4 4 28
Segmen 4 7 6 5 7 5 7 6 5 4 56
Limfosit 4 - 1 - - - 1 - 1 - 7
Monosit - - - - 1 2 - 1 - 2 6
Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Presentase:
Eosinofil : 3 %
Basofil : 0%
Stab : 28 %
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 8/28
8
Segmen : 56 %
Limfosit : 7 %
Monosit : 6 %
X. PEMBAHASAN
Dalam pemeriksaan hitung jenis leukosit ini, hapusan darah tepi telah disediakan.
Pemeriksaan leukosit ini yang diperhatikan hanya jenis leukosit saja. Terdapat 6 jenis
leukosit yaitu eosinofil, basofil, neutrofil stab, neutrofil segmen, limfosit dan monosit.
Jumlah masing-masing jenis leukosit yang didapat adalah 3 % eosinofil, 0 % basofil, 28 %
neutrofil stab, 56 % neutrofil segmen, 7 % limfosit, dan 6 % monosit. Namun setelah
dibandingkan dengan hasil yag diperiksa oleh alat yaitu 0% eosinofil, neutrofil, limfosit,
dan monosit. Ada beberapa perbedaan, terutama perbedaan yang paling menonjol adalah
jumlah eosinofil. Kesalahan yang terjadi ini disebabkan oleh daerah perhitungan yang
menuju ke badan hapusan yang menyebabkan bentuk leukosit yang terlihat tidak jelas.
Seharusnya daerah perhitungan dilakukan dibagian ekor (bagian yang tipis) dari hapusan.
Nilai normal dari hitung jenis leukosit ini adalah 1-4 % eosinofil, 0-1 % basofil, 2-5 %
stab, 36-66 % segmen, 4-8 % monosit, dan 22-40 % limfosit. Dilihat dari nilai normalnya,
jumlah neutrofil stab melebihi nilai normal dan jumlah limfosit kurang dari nilai normal.
Secar keseluruhan hasil dari pemeriksaan ini dapat diterima.
XI. KESIMPULAN
1. Eosinofil / basofil / stab / segmen / limfosit / monosit
3% / 0% / 28% / 56% / 7% / 6%
XII. DAFTAR PUSTAKA
1. Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik. Penerbit : Dian Rakyat. Cetakan ke
empat. Jakarta. 1978.hal 11.
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 9/28
9
Mata Kuliah : Hematologi
Materi Praktikum : Hitung Jenis Leukosit II
Tempat : Laboratorium Poltekkes Denpasar
Pembimbing : Drs. A.A.N. Santa
I. Judul : Hitung Jenis Leukosit (Limfosit)
II. Tujuan : Untuk mengetahui jumlah dan menghitung limfosit.
III. Metode : Hitung limfosit secara mikroskopis dengan sediaan kering.
IV. Prinsip : Hitung jenis leukosit adalah mengidentifikasi dan menghitung jenis leukosit
sekurang-kurangnya 100 sel, dan dinyatakan dalam %.
V. Dasar Teori :
Leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini
berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari
system kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amobeid, dan dapat menembus dinding kapiler/dispedesis. Dalam keadaan normal
kandungan log hingga log sel darah putih dalam seliter darah manusia dewasayang sehat sekitar 7000-2500 sel per tetes. Dalam setiap millimeter kubil darah terdapat
6000 sampai 10.000 (rata-rata 8000) sel darah putih. Dalam kasus leukemia, jumlahnya
dapat meningkat 50.000 sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara
ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja sama indenpenden sepertiorganism sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi danmenangkap serpihan selular, pertikel asing, atau mikroorganisme penyulap. Selain itu
leukosit tidak bias membelah diri atau bereproduksi denagn cara mereka sendiri,melainkan mereka adalah produk dari sel panca hematopoietic pluripotent yang ada pada
sumsum tulang. Leukosit turunan meliputi : eosinofil, basofil, stab, segmen, limfosit dan
monosit (Suryanto, 2010).
Limfosit terletak secara tersebar dalam nodus limfe, namun dapat juga dijumpaidalam jaringan limfoid (limpa, tonsil, apendik, bercak peyer pada usus halus, sumsum
tulsng dan timus). Limfosit dalam tubuh berperan dalam system imun, melalui
pembekuan antibody (imunitas hormonal) dan limfosit teraktivasi (imunitas sel T)melalui jaringan limfosit. (Anwar, 2007).
VI. Alat dan Bahan :A. Alat :
1. Mikroskop
2. Oil imersi
3. Objek glass
B. Bahan :
1. Hapusan darah tepi
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 10/28
10
VII. Cara Kerja :
1. Identifikasi dilakukan di daerah perhitungan (counting area).
2. Identifikasi sel dimulai dari satu sisi bergerak ke sisi lain, kemudian kembali ke sisi
semula dengan arah zigzag berjarak ± 3 lapang pandang.
3. Untuk memudahkan perhitungan, maka dibuat kotak-kotak.
4. Jenis leukosit yang mula-mula terlihat dimasukkan dari kolom -1, bila jumlah sel
sudah 10 pindah ke kolom -2.
5. Setiap kolom mengandung 10 sel yang sudah diidentifikasi, dan bila ke 10 kolom
sudah terisi berarti sudah 100 leukosit yang diidentifikasi dan dihitung.
VIII. Data Hasil Pengamatan :
Hitung Jenis Limfosit
JENIS
LEUKOSIT
KOLOM JML
TOTAL1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Eosinofil - - - - - - - - - - 0
Basofil - - - - - - - - - - 0
Stab - - 1 1 - 1 - - 1 2 6
Segmen - - - 1 1 - - - 1 1 4
Monosit 2 - 1 6 1 1 - - - - 11
Limfosit 8 10 8 2 8 8 10 10 8 7 79
Jml. Total 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
Hitung Dalam Bentuk Persen : * Hasil Sebenarnya :
1. Eosinofil : 0% 1. Eosinofil : 4%
2. Basofil : 0% 2. Basofil : 1%
3. Stab : 6% 3. Stab : 1%
4. Segmen : 4% 4. Segmen : 16%
5. Monosit : 11% 5. Monosit : 25%
6. Limfosit : 79% 6. Limfosit : 76%
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 11/28
11
IX. Pembahasan :
Tipe Gambar Diagram
% dalam
tubuhmanusia Keterangan
Neutrofil 65%
Neutrofil berhubungan denganpertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri
serta proses peradangan kecil lainnya,
serta biasanya juga yang memberikan
tanggapan pertama terhadap infeksibakteri; aktivitas dan matinya neutrofil
dalam jumlah yang banyak menyebabkan
adanya nanah.
Eosinofil 4%
Eosinofil terutama berhubungan dengan
infeksi parasit, dengan demikian
meningkatnya eosinofil menandakan
banyaknya parasit.
Basofil
<1%
Basofil terutama bertanggung jawab
untuk memberi reaksi alergi dan antigen
dengan jalan mengeluarkan histaminkimia yang menyebabkan peradangan.
Limfosit
25%
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa.
Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
Sel B: Sel B membuat antibodiyang mengikat patogen lalu
menghancurkannya. (Sel B tidak
hanya membuat antibodi yang
dapat mengikat patogen, tapisetelah adanya serangan, beberapa
sel B akan mempertahankan
kemampuannya dalammenghasilkan antibodi sebagai
layanan sistem 'memori'.)
Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T
mengkoordinir tanggapan
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 12/28
12
ketahanan (yang bertahan dalam
infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler.
CD8+ (sitotoksik) dapat
membunuh sel yang terinfeksi
virus.Sel natural killer : Sel pembunuh
alami (natural killer, NK) dapat
membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia
tidak boleh dibunuh karena telah
terinfeksi virus atau telah menjadikanker.
Monosit
6%
Monosit membagi fungsi "pembersih
vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi
lebih jauh dia hidup dengan tugastambahan: memberikan potongan patogen
kepada sel T sehingga patogen tersebut
dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat
membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Makrofag
(lihat di
atas)
Monosit dikenal juga sebagai makrofag
setelah dia meninggalkan aliran darah
serta masuk ke dalam jaringan.
Adapun cirri-cirinya adalah sebagai berikut :
1. Basofil
a. Ukuran 12 – 18 mmb. Bentuk sel bergerombolan atau oval
c. Warna sitoplasma pink terang, sebagian besar ditutupi oleh granula dan nucleus.
d. Tipe kromatin kasar dan pucat.
2. Limfosit
a. ukuran 10-15 mm
b. Bentuk bulat, kadang-kadang oval
c. Warna sitoplasma birud. Granularitas tidak ada
e. Bentuk inti bulat atau agak oval
3. Monosit
a. Ukuran 15-25 mmb. Bentuk bulat, oval atau tidak beraturan
c. Warna sitoplasma abu-abu biru
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 13/28
13
d. Bentuk inti biasanya tidak teratur
e. Tipe kromatin kasar, berkelompok
4. Eosinofil
a. Ukuran sel 15-25 mm
b. Bentuk sel oval atau bulatc. Warnja sitoplasma pucat, ditutupi oleh granula
d. Tipe kromatin padat
e. Nukleus tridak kelihatan
5. Stab
a. Ukuran sel 14-20 mm
b. Bentuk sel ovgal atau bulat
c. Warna sitoplasma pink
d. Bentuk inti semi selulere. Tipe kromatin berkelompok
6. Segmen
a. Ukuran sel 14-20 mm
b. Bentuk sel oval atau bulat
c. Warna sitoplasama pink
d. Mempunyai benang-benang kromatin
Pada pasien tersebut memiliki jumlah limfosit melebihi batas normal yaitu 79%.
Dalam hasil perhitungan yang telah dilakukan hanya berbeda 3% dari hasil sebenarnyayaitu 76%. Hal ini disebabkan oleh kurangnya ketelitian atau kurang pahamnya dalammembedakan jenis-jenis leukosit. Terutama dalam membedakan limfosit dengan monosit.
Berdasarkan hasil yang diperoleh jumlah limfosit pasien melebihi batas normal,
sehingga pasien tersebut diidentifikasi limfositosit dapat disebabkan oleh infeksi virus,seperti morbili, mononucleosis infeksiosa, infeksi kronik. Ini menyebabkan adanya
penyakit tubercolusis, sipilis dan yang lainnya.
X. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah limfosit pasien adalah 79%,eosinofil 0%,
basofil 0%, stab 6%, segmen 4%,dan monosit 11%. Ini membuktikan bahwa pasienmengalami atau diidentifikasi mengalami limfositosis.
XI. Daftar Pustaka :
- Suryanto, dr.2010.Leukosit.id.Wikipedia.org/wiki/sel-darah-putih.com.- Anwar.2007.Limfosit.id.Wikipedia.org/wiki/Limfosit.com.
- Cari obat.blogspot.com/2009/08/lifo.com.
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 14/28
14
Mata Kuliah : Hematologi
Materi Praktikum : Hitung Jenis Leukosit III
Tempat : Laboratorium Poltekkes Denpasar
Pembimbing : Drs. A.A.N. Santa
I. JUDUL :
Hitung Jenis Leukosit III (Eosinofil)
II. TUJUAN :
Untuk mengetahui jumlah dan jenis leukosit terutama eosinofil
III.
METODE :Metode yang digunakan dalam pratikum ini adalah metode preparat kering
IV. PRINSIP :
Hitung jenis leukosit atau different count adalah mengidentifikasi dan menghitung jenis
leukosit sekurang-kurangnya 100 sel dan dinyatakan dalam persen.
V. DASAR TEORI
Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC , leukocyte) adalah sel yang
membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah
putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat
menembus dinding kapiler / diapedesis.
Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis
sel.Untuk mendapatkan jumlah absolutdari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)
dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl).Hitung jenis leukosit berbeda tergantung
umur.Pada anak limfosit lebih banyak dari netrofil segmen,sedang pada orang dewasa
kebalikannya.Hitung jenis leukosit juga bervariasi dari satu sediaan apus ke sediaan
lain,dari satu lapangan ke lapangan lain.Kesalahan karena distribusi ini dapat mencapai
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 15/28
15
15%. Bila pada hitung jenis leukosit,didapatkan eritrosit berinti lebih dari 10 per 100
leukosit,maka jumlah leukosit/µl perlu dikoreksi.
Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses
penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu
neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit. Salah satu jenis leukosit yang cukup
besar, yaitu 2x besarnya eritrosit (se! darah merah), dan mampu bergerak aktif dalam
pembuluh darah maupun di luar pembuluh darah. Neutrofil paling cepat bereaksi
terhadap radang dan luka dibanding leukosit yang lain dan merupakan pertahanan selama
fase infeksi akut.
VI. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Mikroskop
2. Objek glass
B. Bahan
1. Preparat kering
2. Oil emersi
VII.
CARA KERJA1. Identifikasi dilakukan di daerah perhitungan.
2. Identifikasi sel di mulai dari satu sisi bergerak ke sisi lain, kemudian kembali ke sisi
semula dengan arah zigzag berjarak ± 3 lapang pandang.
3. Untuk memudahkan perhitungan maka di buat tabel.
4. Jenis leukosit yang mula-mula terlihat dimasukkan dari kolom 1, bila jumlah sel
sudah 10 pindah ke kolom 2.
5. Tiap kolom mengandung 10 sel yang sudah diidentifikasi dan bila ke 10 kolom sudah
terisi berarti sudah 100 leukosit yang diidentifikasi dan dihitung.
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 16/28
16
VIII. DATA HASIL PRATIKUM
Hitung eosinofil :
JENIS
LEUKOSIT
KOLOM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Eosinofil 5 3 6 4 3 2 2 6 2 5
Basofil - - - - - - 1 - - -
Stab - - - 1 - 1 1 - 4 3
Segmen 5 3 1 1 2 4 - 3 4 2
Limfosit - 4 2 2 3 1 4 - 1 -
Monosit - - 1 2 2 2 2 1 2 -
Jml total 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
DATA HASIL
JENIS LEUKOSIT HASIL PRATIKUM HASIL SEBENARNYA
Eosinofil 38 % 18 %
Basofil 1 % 1 %
Stab 7 % 57%
Segmen 25 %
Limfosit 17 % 17 %
Monosit 12 % 6 %
IX. PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini ditemukan jenis leukosit sebagai berikut :
1. Eosinofil
Gambar :
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 17/28
17
Berisi biasanya lebih dari 2 lobus, granulanya besar-besar dan berbentuk bulat,
berwarna merah jingga, jumlahnya banyak dan berdekat-dekatan . Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam alergi dan infeksi (terutama
parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 - 2% dari seluruh jumlah leukosit.
Nilai normal dalam tubuh: 1 - 4%. Esonofil fagositik lemah. Jumlahnya akan
meningkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit,tetapi akan berkurang selama stres
berkepanjangan. Sel ini berfungsi dalam detoksikasi histamin yang diproduksi sel
mast dan jaringan yang cedera sat inflamasi berlangsung. Esonofil mengandung
peroksidase dan fosfatase,yaitu enzim yang mampu menguraikan protein. Enzim ini
mungkin terlibat dalam detoksikasi bakteri dan pemindahan komplek antien-
antibodi,tetapi fungsi pastinya belum diketahui.
Dalam pratikum kali ini ditemukan eosinofil dalam darah sebanyank 38% dimana
nilai sebenarnya adalah 18%.nilai normal eosinofil dalam darah adalah 1-3%.
Eosinofil dalam darah pasien ini melebihi batas nomal, diduga pasien ini menderita
eosinofilia.
2. Basofil
Gambar :
Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah
leukosit,basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma yang besar dan bentuknya
tidak beraturan dan akan berwarna keunguan. Vakul terkadang terlihat dalam
sitoplasmanya. Basofil terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi
kulit, dan lain-lain.Nilai normal dalam tubuh: o -1%. Peningkatan basofil terdapatpada proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase penyembuhan infeksi. Penurunan
basofil terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan.
Ditemuakn basofil sebanyak 1% dimana sama dengan hasil sebenarnya. Nilai normal
basofil 0-1%, jadi jumlah basofil dalam darah pasien masih berada pada batas normal.
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 18/28
18
3. Stab
Gambar :
Memiliki inti berbentuk seperti batang, bentuk ginjal, huruf S dan berwarna ungu
tua. Sitoplasmanya berwarna kemerahan dan bergranula kecil-kecil dan berwarna
lembayung muda. Pada pratikum ditemukan 7 %. Dimana nilai normalnya adalah 2-
6%.
4. Segmen
Gambar :
Berinti terdiri dari 2-5 lobus dihubungkan dengan benang kromatin berwarna
ungu tua. Sitoplasma berwarna lembayung muda. Neutrofil berhubungan dengan
pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta
biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas
dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Jumlah segmen yang ditemukan adalah 25%. Sedangkan nilai nomalnya adalah 50-
70%. Hasil sebenarnya untuk perhitungan neutrophil adalah 57%.
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 19/28
19
5. Limfosit
Gambar :
Berinti bulat atau lonjong hampir memenuhi seluruh sel dan berwarna ungu.
Sitoplasmanya terlihat sangat sedikit. Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah
mempunyai tiga jenis limfosit: Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen
lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat
patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankankemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.) Sel
T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan
dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+
(sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus. Sel natural killer : Sel
pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak
menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau
telah menjadi kanker. Ditemukan limfosit sebanyak 17%, dimana nilai sebenarnya
17%. Nilai normal limfosit adalah 20-40 %. Berarti jumlah limfosit pasien berada di
bawah batas normal.
6. Monosit
Gambar :
Inti bervariasi, biasanya berebntuk seperti ginjal, kromatin tersusun dalam untaian
warna lembayung muda. Granulanya berwarna kemerahan dan vakoula sering
terdapat dalam sitoplasma. Monosit sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap
bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliaran darah,
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 20/28
20
maka sel ini menjadi histiosit jaringan. Peningkatan monosit terdapat pada infeksi
virus,parasit (misalnya cacing), kanker, dan Iain-Iain. Penurunan monosit terdapat
pada leukemia limposit dan anemia aplastik. Pada pratikum ditemukan monosit
sebanyak 12%, dimana hasil sebenarnya 6%. Nilai normal monosit adalah 2-8% . jadi
monosit pasien masih berada pada batas normal.
Beberapa jumlah sel leukosit berbeda dengan hasil sebenarnya , ini dikarenakan
kesalahan pada saat penghitungan menggunakan mikroskop. Sehingga jumlah sel
leukosit yang dihitung berbeda dengan jumlah sebenarnya.
X. KESIMPULAN
Pada pratikum hitung jenis leukosit (jenis eosinofil) didapatkan jumlah eosinofil
yang melebihi batas normal. Dimana eosinofil pasien 18% dengan nilai normalnya 1-3%.
Diduga pasien ini mengidap eosinofilia. Eosinofilia terjadi bila jumlah eosinofil melebihi
batas nomal karena alergi, penyakit kulit, infeksi parasit dan kelainan hemopoisis.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Buku petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
http://id.wikipedia.org/wiki/sel-darah-putih//.
http://kalbe.co.id/materi-leukosit-dalam-darah// .
http://medicatheraphy.com/hitung-jenis-sel-darah-putih//.
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 21/28
21
Mata Kuliah : Hematologi
Materi Praktikum : Pembacaan Eritrosit pada Hapusan Darah Tepi
Tempat : Laboratorium Poltekkes Denpasar
Pembimbing : Drs. A.A.N. Santa
I. Judul
Pembacaan Eritrosit pada Hapusan Darah Tepi
II. Tujuan
Untuk mengetahui bentuk,warna, dan ukuran normal eritrosit beserta kelainan-kelainan
pada eritrosit
III. Metode
Dalam pemeriksaan eritrosit pada hapusan darah tepiini digunakan sediaan kering.
IV. Prinsip
Hapusan diperiksa dengan mikroskop pada lensa objektif 100, dan dilihat bentuk, warna
dan ukuran eritrosit beserta kelainan-kelainan dalam eritrosit.
V. Dasar Teori
Eritrosit merupakan komponen dalam darah. Eritrosit tidak mempunyai nukleus
sel dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin
dan mengedarkan oksigen.
Evaluasi darah atau disebut juga sebagai pemeriksaan gambaran darah tepi dapatdilakukan di counting areal setelah melakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit, mula-
mula dengan pembesaran 100 x kemudian dengan pembesaran 1000 x dengan minyak
emersi selanjutnya dilihat masing-masing morfologi selnya. Pemeriksaan hapusan darah
terdiri atas :
1. Pemeriksaan dengan pembesaran kecil (objektif 10x)
a. Penilaian kwalitet hapusan darah dan penyebaran sel-sel dalam hapusan.
- Lapisan darah harus cukup tipis sehingga eryhtrosit dan leukosit jelas
terpisah satu dengan lainnya.
- Hapusan tidak boleh mengandung cat
- Eryhtrosit, leukosit dan thrombosit harus tercat dengan baik.- Leukosit tidak boleh menggerombol pada akhir (ujung) hapusan.
b. Penafsiran jumlah leukosit dan eryhtrosit, penaksiran penghitungan differential
leukosit dan pemeriksaan apakah sel-sel ada yang abnormal.
Dilakukan pada daerah area penghitungan dari bagian hapusan tempat eryhtrosit
terletak berdampingan, tidak tertumpuk. Bila didapatkan 20-30 leukosit perlapang
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 22/28
22
pandang kira-kira sesuai dengan junlah leukosit 5.000 dan 40-50 perlapang pandang
sesuai dengan leukosit 10.000.
Perlu diperhatikan ukuran dari eritrosit apakah tampak : normal, anisositosis,
mikrositosis dan makrositosis. Diperhatikan pula bentuk-bentuk yang ada. Apakah ada
poikilositosis, eleptositosis, stomatositosis, sferositosis, sabit, tetesan air, fragmentasi,
tonjolan-tonjolan dan target sel. Warna dari eritrosit apakah tampak normal,
hipokhromasi, polikhromasi, anisokhromasi atau hiperkhromasi. dan Bentuk yang
abnormal dari eritrosit pada darah perifer yaitu adanya inti, punotate basophilia dan
inclusion bodies. Terniasuk pula adanya parasit malaria.
VI. Alat
1. Mikroskop
VII. Bahan
1. Sediaan kering2. Minyak imersi
VIII. Cara Kerja
1. Dipersiapkan alat dan bahan
2. Disetting mikroskop untuk menemukan lapang pandang pada lensa objektif 10
3. Dipindahkan ke lensa objektif 100 dan diteteskan minyak imersi
4. Lalu,dibaca dan diidentifikasi kelainan pada eritrosit
IX. Hasil Pengamatan
Ditemukan :
1. Eritrosit normal
Berbentuk bulat, bikonkaf, bagian tengah lebih sedikit
mengandung hemoglobin.
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 23/28
23
2. Akantosit
Akantosit merupakan eritrosit dengan taju – taju yang runcing
dan tidak beraturan panjangnya. Sel ini disebabkan oleh
metabolisme fosfolipid dari membran eritrosit. Pada keadaan ini
tepi eritrosit mempunyai tonjol an-tonjolan berupa duri.
3. Burr cell
Burr cell merupakan eritrosit dengan tonjolan sitoplasma yang teratur. Sel
biasanya bikonkaf. Sel ini adalah eritrosit yang kecil atau fragmentosit yang
mempunyai duri satu atau lebih pada permukaan eritrosit.
4. Eliptosit
Eritrosit berbentuk oval (ovalosyt) atau lonjong (pensil cell/sel cerutu),
5. Tear drop cell
Merupakan eritrosit berbentuk tetesan air.
6. Stomatosit
Merupakan eritrosit dengan central pallor berbentuk celah karena bentuk eritrosit
yang seperti mangkuk.
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 24/28
24
7. Sferosit
Memiliki diameter lebih kecil daripada eritrosit normal , tanpa halo di tengah dan
berwarna lebih gelap.
8. Hipokrom
Eritrosit yang tampak pucat. Eritrosit hipokrom disebabkan kadar hemoglobin
dalam eritrosit berkurang.Eritrosit pucat berlebihan pada bagian tengah eritrosit,
melebihi sepertiga diameternya. Disebabkan hemoglobinisasi yang tidak adekuat.
Kesimpulan yang didapat : hipokrom - normositer - poikilositosis
Hasil dari laboratorium : hipokrom – mikrositer - anisositosis
X. Pembahasan
Eritrosit merupakan komponen dalam darah. Eritrosit tidak mempunyai nukleus
sel dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin
dan mengedarkan oksigen.
Evaluasi darah atau disebut juga sebagai pemeriksaan gambaran darah tepi dapat
dilakukan di counting areal setelah melakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit, mula-
mula dengan pembesaran 100 x kemudian dengan pembesaran 1000 x dengan minyak
emersi selanjutnya dilihat masing-masing morfologi selnya.Perlu diperhatikan ukuran dari eritrosit apakah tampak : normal, anisositosis,
mikrositosis dan makrositosis. Diperhatikan pula bentuk-bentuk yang ada. Apakah ada
poikilositosis, eleptositosis, stomatositosis, sferositosis, sabit, tetesan air, fragmentasi,
tonjolan-tonjolan dan target sel. Warna dari eritrosit apakah tampak normal,
hipokhromasi, polikhromasi, anisokhromasi atau hiperkhromasi. dan Bentuk yang
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 25/28
25
abnormal dari eritrosit pada darah perifer yaitu adanya inti, punotate basophilia dan
inclusion bodies. Termasuk pula adanya parasit malaria.
Selain untuk menegtahui bentuk, warna dan ukuran eritrosit, pada praktikum ini
juga dapat mengetahui kelainan-kelainan pada eritrosit. Kelainan ukuran eritrosit berupa
mikrosit,makrosit, dan anisositosis. Kelainan bentuk eritrosit berupa ovalosit, sferosit,
skistosit, sel target, sel sabit, krenasi, burr cell, akantosit, tear drop cell, poikilositosis dan
rouleaux. Dan,kelainan warna eritrosit berupa hipokrom dan polikrom.
Dalam praktikum ini,ditemukan kelainan bentuk berupa sferosit, burr cell,
akantosit, tear drop cell, eliptosit, dan stomatosit.
1.Eritrosit Normal
Berbentuk bulat, bikonkaf, bagian tengah lebih sedikitmengandung hemoglobin.
2. Akantosit
Eritrosit dengan tonjolan sitoplasma yang runcing, tonjolan tidak teratur, akibat
defisiensilow-dencity betha Lipoprotein. Akantosit merupakan eritrosit dengan
taju – taju yang runcing dan tidak beraturan panjangnya. Sel ini disebabkan oleh
metabolisme fosfolipid dari membran eritrosit. Pada keadaan ini tepi eritrosit
mempunyai tonjol an-tonjolan berupa duri.
3. Burr cell
Eritrosit dengan tonjolan sitoplasma yang tumpul teratur, Akibat dari passage
through fibrin network . Burr cell merupakan eritrosit dengan tonjolan sitoplasma
yang teratur. Sel biasanya bikonkaf. Sel ini adalah eritrosit yang kecil atau
fragmentosit yang mempunyai duri satu atau lebih pada permukaan eritrosit
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 26/28
26
4. Eliptosit
Eritrosit berbentuk oval (ovalosyt) atau lonjong (pensil cell/sel
cerutu), Osmotic fragility meningkat, distribusi cholesterol
dalam membrane akumulasi, cholesterol dipinggir
5. Tear drop cell
Merupakan eritrosit berbentuk tetesan air.
6. Stomatosit
Merupakan eritrosit dengan central pallor berbentuk celah karena bentuk eritrosityang seperti mangkuk.Eritrosit pucat memanjang di tengah, normal, 5%, akibat
meningkatnya Sodium dalam sel dan menurunnya Potasium
7. Sferosit
Memiliki diameter lebih kecil daripada eritrosit normal , tanpa halo di tengah dan
berwarna lebih gelap.
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 27/28
27
Dan,ditemukan kelainan warna yaitu hipokrom.
8. Hipokrom
Eritrosit yang tampak pucat.
Eritrosit hipokrom disebabkan kadar hemoglobin dalam
eritrosit berkurang.Eritrosit pucat berlebihan pada bagian
tengah eritrosit, melebihi sepertiga diameternya. Disebabkan
hemoglobinisasi yang tidak adekuat. Hipokrom dapat
ditemukan pada anemia kurang besi (defisiensi besi) , sicklecell anemia, talasemia atau anemia karena penyakit kronis.
Disimpulkan bahwa didapat hasil hipokrom-normositer-poikilositosis. Terjadi
kekeliruan karena hasil akurat dari laboratorium adalah hipokrom-normositer-
anisositosis.
Hipokrom ditemukan pada anemia defisiensi besi, sickle cell anemia, talasemia,
atau anemia pada penyakit kronis. Mikrositer ,bentuk eritrosit yang lebih kecil dari
ukuran normal atau dibandingkan dengan inti limfosit kecil. Hipokrom-mikrositer-
anisositosisbiasanya ditemukan pada talasemia.
Talasemia merupakan suatu penyakit darah yang ditandai dengan berkurang atau
ketiadaan produksi dari hemoglobin normal. Pada talasemia terjadi kelainan pada gen-
gen yang mengatur pembentukan dari rantai globin sehingga produksinya terganggu.
Gangguan dari pembentukan rantai globin ini akan mengakibatkan kerusakan pada sel
darah merah yang pada akhirnya akan menimbulkan pecahnya sel darah tersebut.
XI. Kesimpulan
Pada pemeriksaan eritrosit ini, ditemukan kelainan bentuk dan warna antara lain
sferosit, burr cell, akantosit, tear drop cell, eliptosit, stomatosit dan hipokrom.Disimpulkan bahwa didapat hasil hipokrom-normositer-poikilositosis. Terjadi
kekeliruan karena hasil akurat dari laboratorium adalah hipokrom-normositer-
anisositosis.
Hipokrom ditemukan pada anemia defisiensi besi, sickle cell anemia, talasemia,
atau anemia pada penyakit kronis. Mikrositer ,bentuk eritrosit yang lebih kecil dari
5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 28/28
28
ukuran normal atau dibandingkan dengan inti limfosit kecil. Hipokrom-mikrositer-
anisositosisbiasanya ditemukan pada talasemia.
XII. Daftar Pustaka
- Materi Kuliah Pemeriksaan darah Tepi oleh dr.Kadek Mulyantari,Sp.PK
- http://drdjebrut.wordpress.com/tag/eritrosit//
- http://www.wikipedia.com/talasemia//