Laporan Heamtologio Semester 3baru

28
 1 Mata Kuliah : Hematologi Materi Praktikum : Hapusan Darah Tepi Tempat : Laboratorium Poltekkes Denpasar Pembimbing : Drs. A.A.N. Santa I. Judul : Hapusan Darah Tepi II. Tujuan: Untuk mengetahui cara membuat dan membaca hapusan darah tepi III. Metode : Pada praktikum ini menggunakan sediaan keringdengan pewarnaan giemsa IV. Prinsip : Setetes darah dipaparkan diatas sebuah gelas objekkemudian dilanjutkan pewarnaan dan di evaluasi V. Dasar teori : Tujuan pemeriksaan hapusan darah tepi adalah menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti RBC (red blood cell) atau seldarah merah, WBC (white blood cell) atau sel darah putih dan PLT (platelet) dan mencari adanya parasit seperti malaria tripanasoma, mikrofilaria dan lainnya. Hapusan darah tepi yangdibuat dan diwarnai dengan baik merupakan syarat untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik. Penafsiran jumlah leukosit dengan lensa objektif 10X, diamati per lapang pandang. Pemeriksaan dengan pembesaran 100X, untukm eritrosit diamati kesan warna, ukuran dan bentuk eritrosit. Untuk leukosit diamati kesan morfologi dan propasi jenis leukosit (hitung jenis leukosit). Untuk trombosit diamati morfologi trombosit dan kesan jumlah. Morfologi trombosit bisa kecil, normal besar dan giant trombocyte. Leukosit atau sael darah putih terdiri dari beberapa jenis sel yaitu eosinofil, basofil, neutrofil stab, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit. Untuk dapat melakukan identifikasi dengan baik, harus bisa membedakan jenis-  jenis leukosit tersebut. Sel darah merah atau eritrosit merupakan jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Eritrosit

Transcript of Laporan Heamtologio Semester 3baru

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 1/28

 

1

Mata Kuliah : Hematologi

Materi Praktikum : Hapusan Darah Tepi

Tempat : Laboratorium Poltekkes Denpasar

Pembimbing : Drs. A.A.N. Santa

I.  Judul :

Hapusan Darah Tepi

II.  Tujuan:

Untuk mengetahui cara membuat dan membaca hapusan darah tepi

III.  Metode :

Pada praktikum ini menggunakan sediaan keringdengan pewarnaan giemsa

IV.  Prinsip :

Setetes darah dipaparkan diatas sebuah gelas objekkemudian dilanjutkan pewarnaan dan

di evaluasi

V.  Dasar teori :

Tujuan pemeriksaan hapusan darah tepi adalah menilai berbagai unsur sel darah tepi

seperti RBC (red blood cell) atau seldarah merah, WBC (white blood cell) atau sel darahputih dan PLT (platelet) dan mencari adanya parasit seperti malaria tripanasoma,

mikrofilaria dan lainnya. Hapusan darah tepi yangdibuat dan diwarnai dengan baik 

merupakan syarat untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik. Penafsiran jumlah

leukosit dengan lensa objektif 10X, diamati per lapang pandang. Pemeriksaan dengan

pembesaran 100X, untukm eritrosit diamati kesan warna, ukuran dan bentuk eritrosit.

Untuk leukosit diamati kesan morfologi dan propasi jenis leukosit (hitung jenis leukosit).

Untuk trombosit diamati morfologi trombosit dan kesan jumlah. Morfologi trombosit bisa

kecil, normal besar dan giant trombocyte. Leukosit atau sael darah putih terdiri dari

beberapa jenis sel yaitu eosinofil, basofil, neutrofil stab, neutrofil segmen, limfosit, dan

monosit. Untuk dapat melakukan identifikasi dengan baik, harus bisa membedakan jenis-

 jenis leukosit tersebut. Sel darah merah atau eritrosit merupakan jenis sel darah yang

paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Eritrosit

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 2/28

 

2

berupa cakram kecil bikonkaf, terlihat seperti bulan sabit yang bertolak belakang jika

terlihat dari samping bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin. Warna merah dari sel

darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatannya adalah zat

besi.

VI.  Alat-alat dan bahan:

-  Gelas objek 

-  Rak objek glass

-  Mikroskop

-  Giemsa

-  Buffer

-  Alkohol 96%

-  Aquadest

-  Oil emersi

VII.  Prosedur Kerja :

-  Diteteskan satu tetes sampel darah pada salah satu ujung objek glass

-  Peganglah glass penghapus sedemikian rupa sehingga sampel darah berada pada

sudut antara glass objek dan glass penghapus (sudut 300

-450

)-  Hapusan glass penghapus ke arah tetesan darah sehingga menyentuh dan tetesan

darah tadi akan merata antara ujung glass penghapus dan glass objek 

-  Geserlah gelas penghapus sedemikian rupa ke arah yang bertentangan dengan arah

pertama. Dengan demikian tetesan darah tadi akan merata diatas glass objek sebagai

lapisan yang tipis

-  Hapusan yang sudah kering difiksasi dengan alkohol dan didiamkan selama 2 menit

-  Kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan menggunakan larutan giemsa (giemsa 25%

: buffer 75%)

-  Didiamkan selama 30 menit

-  Setelah itu bilas dengan aquadest dan ditunggu sampai kering

-  Pemeriksaan dengan mikroskop dilakukan dengan pembesaran 100X

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 3/28

 

3

VIII.  Hasil pengamatan :

Ditemukan eritrosi dengan berbagai jenis seperti :

-  Monosit

-  Limfosit

-  Neutrofil stab

-  Neutrofil segmen

IX.  Pembahasan :

Dari hasil pengamatan praktikum hapusan darah tepi,penggoresan darah dilakukan

dengan teknik yang tepat, kemiringan antara objek glass dengan gelas penghapus berada

pada sudut 30-450. Setelah itu dilakukan fiksasi dengan alkohol dan dilakukan

pengecatan dengan giemsa (25% giemsa : 75% buffer). Hapusan darah tepi dapat

dikatakan layak dibaca apabila hapusan dapat diamati secara mikroskopis. Pengamatan

hapusan darah tepi, didapat jenis leukosit, antara lain :

-  Monosit

-  Limfosit

-  Neutrofil stab

-  Neutrofil segmen

X.  Kesimpulan :

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil praktikum hapusan darah tepi dari pembuatan sampai

pewarnaan layak dibaca

XI.  Daftar pustaka :

dr.Oka.tjokorda gede.2007.penuntun praktikum patologi klinik.bali

materi kuliah hapusan darah tepi oleh dr.kadek mulyantari, Sp.K

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 4/28

 

4

Mata Kuliah : Hematologi

Materi Praktikum : Hitung Jenis Leukosit I

Tempat : Laboratorium Poltekkes Denpasar

Pembimbing : Drs. A.A.N. Santa

I.  JUDUL :Hitung Jenis Leukosit I

II.  TUJUANUntuk menghitung jenis leukosit. 

III.  METODEPemeriksaan hematologi secara mikroskopis dengan sediaan kering. 

IV.  PRINSIP

Setetes darah dipaparkan diatas sebuah gelas objek kemudian dilanjutkan dengan

pewarnaan dan dilakukan pembacaan pada mikroskop dengan pembesaran 100x. Dihitung

100 sel dan dinyatakan alam %.

V.  DASAR TEORI

Menghitung jenis leukosit dalam darah tepi dengan cara membaca hapusan darah

tepi pada mikroskop. Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan

basal. Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000-30.000/  jumlah

leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu 13.000-38.000/  setelah itu jumlah

leukosit menurun secar bertahap dan pad umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara

4.500-11.000/  Bila jumlah leukosit lebih dari normal, maka keadaan tersebut adalah

leukositosis. Dan bila jumlah leukosit kurang dari normal, maka disebut leukopenia.

Karena pada hitung jenis leukosit, neotrofil adalah sel yang paling tinggi presentasinya

hampir selalu leukopenia disebabkan oleh neutropenia. Hitung jenis leukosit hanyamenunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah

absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total.

Hitung jenis leukosit berbeda tergantung umur. Pada anak limfosit lebih banyak dari

neutrofil segmen, sedangkan pada orang dewasa kebalikannya. Bila pada hitung jenis

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 5/28

 

5

leukosit didapatkan eritorsit berinti lebih dari 10 per 100 leukosit, maka jumlah leukosit/  

perlu dikoreksi.

Jenis – Jenis Leukosit adalah sebagai berikut :

Basofil 

Ukuran sel: 12 – 18 mm

Bentuk sel: Bulat atau oval

Warna sitoplasma: Merah muda terang, Dilapisi oleh granula

dan nukleus

Granularitas: Gelap, basofilik, Ukuran granula

bervariasi.Jumlah bervariasi

Bentuk inti: oval

Keberadaan: darah: < 1 % ; sumsum tulang: < 1 %

Eosinofil

Ukuran sel: 15 – 25 mm

Bentuk sel: oval atau bulat

Warna sitoplasma: pucat, ditutupi granula

Granularitas: eosinofilik (orange-red)Bentuk inti: lobulated, semicircular

Keberadaan: darah: 2  – 4 %; sumsum tulang: < 2 %

Limfosit

Ukuran: 10 – 15 mm

Bentuk: bulat, kadang-kadang oval

Warna sitoplasma: biru

Granularitas: tidak ada

Bentuk inti: bulat atau agak oval

Tipe kromatin: homogen, padat

Rasio inti/sitoplasma: tinggi atau sangat tinggi

Nukleolus: tidak terlihat, kadang-kadang hampir tidak terlihat ,satu nukleolus kecil

Distribusi: darah: 25 – 40 % ; sumsum tulang: 5  – 20 %

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 6/28

 

6

• Ukuran sel: 14 -20  m 

• Bentuk sel: oval atau bulat 

• Warna sitoplasma: pink 

• Granularitas: a few azurofilik and neutrofilik,different in number 

• Bentuk inti: semicircular 

• Tipe kromatin: condensed 

• Ratio inti/sitoplasma: low or verilow 

• Nukleolus: not visible 

• Keberadaan: 

• darah: < 5% 

• sumsum tulang: 5 -20 % 

• Pewarnaan: MGG 

• Perbesaran: x1000 

Neutrofil batangs in Periferal darah

Keterangan: neutrofil batang leucosit contains fine neutrofil Granularitas 

Monosit

Ukuran: 15  – 25 mm

Bentuk: bulat, oval atau tidak teratur

Warna sitoplasma: abu-abu biru

Granularitas: tidak ada atau sedikit granul azurofilik halus

Bentuk inti: biasanya tidak teratur

Tipe kromatin: kromatin kasar, berkelompok 

Rasio inti/sitoplasma: sedang atau rendah

Nukleolus: tak terlihat

Distribusi: Darah: 4  – 8 % ; sumsum tulang: < 2 %

Neutrofil Segmen

Ukuran sel: 14  – 20 mm

Bentuk sel: oval atau bulat

Warna sitoplasma: pink Granularitas: sedikit azurofilik and neutrofilik, different in

number granulation

Bentuk inti: terbagi menjadi lobus(normal kurang dari 5

lobus)

Tipe kromatin: padat

Ratio inti/sitoplasma: rendah atau sangat rendah

Nukleolus: tak terlihat

Keberadaan: darah: 40 – 75 % ; sumsum tulang: 5  – 20 %

Neutrofil Stab

Ukuran sel: 14  – 20 mm

Bentuk sel: oval atau bulat

Warna sitoplasma: pink 

Granularitas: sedikit azurofilik and neutrofilik,

different in number

Bentuk inti: semicircular

Tipe kromatin: padatRatio inti/sitoplasma: rendah atau sngt rendah

Nukleolus: tak terlihat

Keberadaan: darah: < 5% ; sumsum tulang: 5 – 

20 %

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 7/28

 

7

VI.  ALAT

1.  Mikroskop

2.  Gelas objek 

3.  Pipet tetes

VII.  BAHAN

1.  Oil imersi

2.  Preparat kering

VIII. CARA KERJA

1.  Identifikasi dilakukan di daerah perhitungan.

2.  Identifikasi sel di mulai dari satu sisi bergerak ke sisi lain, kemudian kembali ke sisi

semula dengan arah zigzag berjarak ± 3 lapang pandang.

3.  Untuk memudahkan perhitungan maka di buat tabel.

4.  Jenis leukosit yang mula-mula terlihat dimasukkan dari kolom 1, bila jumlah sel sudah

10 pindah ke kolom 2.

5.  Tiap kolom mengandung 10 sel yang sudah diidentifikasi dan bila ke 10 kolom sudah

terisi berarti sudah 100 leukosit yang diidentifikasi dan dihitung.

IX.  HASIL PENGAMATAN

Jenis

leukosit1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

Eosinofil - 1 - - - - - 2 - - 3

Basofil - - - - - - - - - - -

Stab 2 2 3 5 2 3 2 1 4 4 28

Segmen 4 7 6 5 7 5 7 6 5 4 56

Limfosit 4 - 1 - - - 1 - 1 - 7

Monosit - - - - 1 2 - 1 - 2 6

Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10  

Presentase:

Eosinofil : 3 %

Basofil : 0%

Stab : 28 %

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 8/28

 

8

Segmen : 56 %

Limfosit : 7 %

Monosit : 6 %

X.  PEMBAHASAN

Dalam pemeriksaan hitung jenis leukosit ini, hapusan darah tepi telah disediakan.

Pemeriksaan leukosit ini yang diperhatikan hanya jenis leukosit saja. Terdapat 6 jenis

leukosit yaitu eosinofil, basofil, neutrofil stab, neutrofil segmen, limfosit dan monosit.

Jumlah masing-masing jenis leukosit yang didapat adalah 3 % eosinofil, 0 % basofil, 28 %

neutrofil stab, 56 % neutrofil segmen, 7 % limfosit, dan 6 % monosit. Namun setelah

dibandingkan dengan hasil yag diperiksa oleh alat yaitu 0% eosinofil, neutrofil, limfosit,

dan monosit. Ada beberapa perbedaan, terutama perbedaan yang paling menonjol adalah

  jumlah eosinofil. Kesalahan yang terjadi ini disebabkan oleh daerah perhitungan yang

menuju ke badan hapusan yang menyebabkan bentuk leukosit yang terlihat tidak jelas.

Seharusnya daerah perhitungan dilakukan dibagian ekor (bagian yang tipis) dari hapusan.

Nilai normal dari hitung jenis leukosit ini adalah 1-4 % eosinofil, 0-1 % basofil, 2-5 %

stab, 36-66 % segmen, 4-8 % monosit, dan 22-40 % limfosit. Dilihat dari nilai normalnya,

  jumlah neutrofil stab melebihi nilai normal dan jumlah limfosit kurang dari nilai normal.

Secar keseluruhan hasil dari pemeriksaan ini dapat diterima.

XI.  KESIMPULAN

1.  Eosinofil / basofil / stab / segmen / limfosit / monosit

3% / 0% / 28% / 56% / 7% / 6%

XII.  DAFTAR PUSTAKA

1.  Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik. Penerbit : Dian Rakyat. Cetakan ke

empat. Jakarta. 1978.hal 11.

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 9/28

 

9

Mata Kuliah : Hematologi

Materi Praktikum : Hitung Jenis Leukosit II

Tempat : Laboratorium Poltekkes Denpasar

Pembimbing : Drs. A.A.N. Santa

I.  Judul : Hitung Jenis Leukosit (Limfosit)

II.  Tujuan : Untuk mengetahui jumlah dan menghitung limfosit.

III.  Metode : Hitung limfosit secara mikroskopis dengan sediaan kering.

IV.  Prinsip : Hitung jenis leukosit adalah mengidentifikasi dan menghitung jenis leukosit

sekurang-kurangnya 100 sel, dan dinyatakan dalam %.

V.  Dasar Teori :

Leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini

berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari

system kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amobeid, dan dapat menembus dinding kapiler/dispedesis. Dalam keadaan normal

kandungan log hingga log sel darah putih dalam seliter darah manusia dewasayang sehat sekitar 7000-2500 sel per tetes. Dalam setiap millimeter kubil darah terdapat

6000 sampai 10.000 (rata-rata 8000) sel darah putih. Dalam kasus leukemia, jumlahnya

dapat meningkat 50.000 sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara

ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja sama indenpenden sepertiorganism sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi danmenangkap serpihan selular, pertikel asing, atau mikroorganisme penyulap. Selain itu

leukosit tidak bias membelah diri atau bereproduksi denagn cara mereka sendiri,melainkan mereka adalah produk dari sel panca hematopoietic pluripotent yang ada pada

sumsum tulang. Leukosit turunan meliputi : eosinofil, basofil, stab, segmen, limfosit dan

monosit (Suryanto, 2010).

Limfosit terletak secara tersebar dalam nodus limfe, namun dapat juga dijumpaidalam jaringan limfoid (limpa, tonsil, apendik, bercak peyer pada usus halus, sumsum

tulsng dan timus). Limfosit dalam tubuh berperan dalam system imun, melalui

pembekuan antibody (imunitas hormonal) dan limfosit teraktivasi (imunitas sel T)melalui jaringan limfosit. (Anwar, 2007).

VI.  Alat dan Bahan :A. Alat :

1.  Mikroskop

2.  Oil imersi

3.  Objek glass

B. Bahan :

1.  Hapusan darah tepi

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 10/28

 

10

VII.  Cara Kerja :

1. Identifikasi dilakukan di daerah perhitungan (counting area).

2. Identifikasi sel dimulai dari satu sisi bergerak ke sisi lain, kemudian kembali ke sisi

semula dengan arah zigzag berjarak ± 3 lapang pandang.

3. Untuk memudahkan perhitungan, maka dibuat kotak-kotak.

4. Jenis leukosit yang mula-mula terlihat dimasukkan dari kolom -1, bila jumlah sel

sudah 10 pindah ke kolom -2.

5. Setiap kolom mengandung 10 sel yang sudah diidentifikasi, dan bila ke 10 kolom

sudah terisi berarti sudah 100 leukosit yang diidentifikasi dan dihitung.

VIII.  Data Hasil Pengamatan :

  Hitung Jenis Limfosit

JENIS

LEUKOSIT

KOLOM JML

TOTAL1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Eosinofil - - - - - - - - - - 0

Basofil - - - - - - - - - - 0

Stab - - 1 1 - 1 - - 1 2 6

Segmen - - - 1 1 - - - 1 1 4

Monosit 2 - 1 6 1 1 - - - - 11

Limfosit 8 10 8 2 8 8 10 10 8 7 79

Jml. Total 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

  Hitung Dalam Bentuk Persen : * Hasil Sebenarnya :

1.  Eosinofil : 0% 1. Eosinofil : 4%

2.  Basofil : 0% 2. Basofil : 1%

3.  Stab : 6% 3. Stab : 1%

4.  Segmen : 4% 4. Segmen : 16%

5.  Monosit : 11% 5. Monosit : 25%

6.  Limfosit : 79% 6. Limfosit : 76%

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 11/28

 

11

IX.  Pembahasan :

Tipe  Gambar  Diagram 

% dalam

tubuhmanusia  Keterangan 

Neutrofil   65%

Neutrofil berhubungan denganpertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri

serta proses peradangan kecil lainnya,

serta biasanya juga yang memberikan

tanggapan pertama terhadap infeksibakteri; aktivitas dan matinya neutrofil

dalam jumlah yang banyak menyebabkan

adanya nanah.

Eosinofil   4%

Eosinofil terutama berhubungan dengan

infeksi parasit, dengan demikian

 

meningkatnya eosinofil menandakan

banyaknya parasit.

Basofil 

<1%

Basofil terutama bertanggung jawab

untuk memberi reaksi alergi dan antigen

 

dengan jalan mengeluarkan histaminkimia yang menyebabkan peradangan. 

 

Limfosit 

25%

Limfosit lebih umum dalam sistem limfa.

Darah mempunyai tiga jenis limfosit:

Sel B: Sel B membuat antibodiyang mengikat patogen lalu

 

menghancurkannya. (Sel B tidak 

hanya membuat antibodi yang

dapat mengikat patogen, tapisetelah adanya serangan, beberapa

sel B akan mempertahankan

kemampuannya dalammenghasilkan antibodi sebagai

layanan sistem 'memori'.)

Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T

 

mengkoordinir tanggapan

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 12/28

 

12

ketahanan (yang bertahan dalam

infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler.

CD8+ (sitotoksik) dapat

 

membunuh sel yang terinfeksi

virus.Sel natural killer : Sel pembunuh

alami (natural killer, NK) dapat

membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia

tidak boleh dibunuh karena telah

terinfeksi virus atau telah menjadikanker. 

Monosit

 

6%

Monosit membagi fungsi "pembersih

vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi

 

lebih jauh dia hidup dengan tugastambahan: memberikan potongan patogen

 

kepada sel T sehingga patogen tersebut

dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat

membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.

Makrofag  

 

(lihat di

atas)

Monosit dikenal juga sebagai makrofag

 

setelah dia meninggalkan aliran darah

serta masuk ke dalam jaringan.

Adapun cirri-cirinya adalah sebagai berikut :

1.  Basofil

a. Ukuran 12  – 18 mmb. Bentuk sel bergerombolan atau oval

c. Warna sitoplasma pink terang, sebagian besar ditutupi oleh granula dan nucleus.

d. Tipe kromatin kasar dan pucat.

2. Limfosit

a. ukuran 10-15 mm

b. Bentuk bulat, kadang-kadang oval

c. Warna sitoplasma birud. Granularitas tidak ada

e. Bentuk inti bulat atau agak oval

3. Monosit

a. Ukuran 15-25 mmb. Bentuk bulat, oval atau tidak beraturan

c. Warna sitoplasma abu-abu biru

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 13/28

 

13

d. Bentuk inti biasanya tidak teratur

e. Tipe kromatin kasar, berkelompok 

4. Eosinofil

a.  Ukuran sel 15-25 mm

b.  Bentuk sel oval atau bulatc.  Warnja sitoplasma pucat, ditutupi oleh granula

d.  Tipe kromatin padat

e.  Nukleus tridak kelihatan

5. Stab

a.  Ukuran sel 14-20 mm

b. Bentuk sel ovgal atau bulat

c.  Warna sitoplasma pink 

d. Bentuk inti semi selulere.  Tipe kromatin berkelompok 

6. Segmen

a.  Ukuran sel 14-20 mm

b.  Bentuk sel oval atau bulat

c.  Warna sitoplasama pink 

d.  Mempunyai benang-benang kromatin

Pada pasien tersebut memiliki jumlah limfosit melebihi batas normal yaitu 79%.

Dalam hasil perhitungan yang telah dilakukan hanya berbeda 3% dari hasil sebenarnyayaitu 76%. Hal ini disebabkan oleh kurangnya ketelitian atau kurang pahamnya dalammembedakan jenis-jenis leukosit. Terutama dalam membedakan limfosit dengan monosit.

Berdasarkan hasil yang diperoleh jumlah limfosit pasien melebihi batas normal,

sehingga pasien tersebut diidentifikasi limfositosit dapat disebabkan oleh infeksi virus,seperti morbili, mononucleosis infeksiosa, infeksi kronik. Ini menyebabkan adanya

penyakit tubercolusis, sipilis dan yang lainnya.

X.  Kesimpulan :

Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah limfosit pasien adalah 79%,eosinofil 0%,

basofil 0%, stab 6%, segmen 4%,dan monosit 11%. Ini membuktikan bahwa pasienmengalami atau diidentifikasi mengalami limfositosis.

XI.  Daftar Pustaka :

-  Suryanto, dr.2010.Leukosit.id.Wikipedia.org/wiki/sel-darah-putih.com.-  Anwar.2007.Limfosit.id.Wikipedia.org/wiki/Limfosit.com.

-  Cari obat.blogspot.com/2009/08/lifo.com.

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 14/28

 

14

Mata Kuliah : Hematologi

Materi Praktikum : Hitung Jenis Leukosit III

Tempat : Laboratorium Poltekkes Denpasar

Pembimbing : Drs. A.A.N. Santa

I.  JUDUL :

Hitung Jenis Leukosit III (Eosinofil)

II.  TUJUAN :

Untuk mengetahui jumlah dan jenis leukosit terutama eosinofil

III. 

METODE :Metode yang digunakan dalam pratikum ini adalah metode preparat kering

IV.  PRINSIP :

Hitung jenis leukosit atau different count adalah mengidentifikasi dan menghitung jenis

leukosit sekurang-kurangnya 100 sel dan dinyatakan dalam persen.

V.  DASAR TEORI

Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC , leukocyte) adalah sel yang

membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh

melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah

putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat

menembus dinding kapiler / diapedesis.

Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis

sel.Untuk mendapatkan jumlah absolutdari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)

dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl).Hitung jenis leukosit berbeda tergantung

umur.Pada anak limfosit lebih banyak dari netrofil segmen,sedang pada orang dewasa

kebalikannya.Hitung jenis leukosit juga bervariasi dari satu sediaan apus ke sediaan

lain,dari satu lapangan ke lapangan lain.Kesalahan karena distribusi ini dapat mencapai

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 15/28

 

15

15%. Bila pada hitung jenis leukosit,didapatkan eritrosit berinti lebih dari 10 per 100

leukosit,maka jumlah leukosit/µl perlu dikoreksi.

Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses

penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu

neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit. Salah satu jenis leukosit yang cukup

besar, yaitu 2x besarnya eritrosit (se! darah merah), dan mampu bergerak aktif dalam

pembuluh darah maupun di luar pembuluh darah. Neutrofil paling cepat bereaksi

terhadap radang dan luka dibanding leukosit yang lain dan merupakan pertahanan selama

fase infeksi akut.

VI.  ALAT DAN BAHAN

A.  Alat

1.  Mikroskop

2.  Objek glass

B.  Bahan

1.  Preparat kering

2.  Oil emersi

VII. 

CARA KERJA1.  Identifikasi dilakukan di daerah perhitungan.

2.  Identifikasi sel di mulai dari satu sisi bergerak ke sisi lain, kemudian kembali ke sisi

semula dengan arah zigzag berjarak ± 3 lapang pandang.

3.  Untuk memudahkan perhitungan maka di buat tabel.

4.  Jenis leukosit yang mula-mula terlihat dimasukkan dari kolom 1, bila jumlah sel

sudah 10 pindah ke kolom 2.

5.  Tiap kolom mengandung 10 sel yang sudah diidentifikasi dan bila ke 10 kolom sudah

terisi berarti sudah 100 leukosit yang diidentifikasi dan dihitung.

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 16/28

 

16

VIII.  DATA HASIL PRATIKUM

Hitung eosinofil :

JENIS

LEUKOSIT

KOLOM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Eosinofil 5 3 6 4 3 2 2 6 2 5

Basofil - - - - - - 1 - - -

Stab - - - 1 - 1 1 - 4 3

Segmen 5 3 1 1 2 4 - 3 4 2

Limfosit - 4 2 2 3 1 4 - 1 -

Monosit - - 1 2 2 2 2 1 2 -

Jml total 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

DATA HASIL

JENIS LEUKOSIT HASIL PRATIKUM HASIL SEBENARNYA

Eosinofil 38 % 18 %

Basofil 1 % 1 %

Stab 7 % 57%

Segmen 25 %

Limfosit 17 % 17 %

Monosit 12 % 6 %

IX.  PEMBAHASAN

Pada pratikum kali ini ditemukan jenis leukosit sebagai berikut :

1.  Eosinofil

Gambar :

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 17/28

 

17

Berisi biasanya lebih dari 2 lobus, granulanya besar-besar dan berbentuk bulat,

berwarna merah jingga, jumlahnya banyak dan berdekat-dekatan . Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam alergi dan infeksi (terutama

parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 - 2% dari seluruh jumlah leukosit.

Nilai normal dalam tubuh: 1 - 4%. Esonofil fagositik lemah. Jumlahnya akan

meningkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit,tetapi akan berkurang selama stres

berkepanjangan. Sel ini berfungsi dalam detoksikasi histamin yang diproduksi sel

mast dan jaringan yang cedera sat inflamasi berlangsung. Esonofil mengandung

peroksidase dan fosfatase,yaitu enzim yang mampu menguraikan protein. Enzim ini

mungkin terlibat dalam detoksikasi bakteri dan pemindahan komplek antien-

antibodi,tetapi fungsi pastinya belum diketahui.

Dalam pratikum kali ini ditemukan eosinofil dalam darah sebanyank 38% dimana

nilai sebenarnya adalah 18%.nilai normal eosinofil dalam darah adalah 1-3%.

Eosinofil dalam darah pasien ini melebihi batas nomal, diduga pasien ini menderita

eosinofilia.

2.  Basofil

Gambar :

Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah

leukosit,basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma yang besar dan bentuknya

tidak beraturan dan akan berwarna keunguan. Vakul terkadang terlihat dalam

sitoplasmanya. Basofil terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi

kulit, dan lain-lain.Nilai normal dalam tubuh: o -1%. Peningkatan basofil terdapatpada proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase penyembuhan infeksi. Penurunan

basofil terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan.

Ditemuakn basofil sebanyak 1% dimana sama dengan hasil sebenarnya. Nilai normal

basofil 0-1%, jadi jumlah basofil dalam darah pasien masih berada pada batas normal.

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 18/28

 

18

3.  Stab

Gambar :

Memiliki inti berbentuk seperti batang, bentuk ginjal, huruf S dan berwarna ungu

tua. Sitoplasmanya berwarna kemerahan dan bergranula kecil-kecil dan berwarna

lembayung muda. Pada pratikum ditemukan 7 %. Dimana nilai normalnya adalah 2-

6%.

4.  Segmen

Gambar :

Berinti terdiri dari 2-5 lobus dihubungkan dengan benang kromatin berwarna

ungu tua. Sitoplasma berwarna lembayung muda. Neutrofil berhubungan dengan

pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta

biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas

dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.

Jumlah segmen yang ditemukan adalah 25%. Sedangkan nilai nomalnya adalah 50-

70%. Hasil sebenarnya untuk perhitungan neutrophil adalah 57%.

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 19/28

 

19

5.  Limfosit

Gambar :

Berinti bulat atau lonjong hampir memenuhi seluruh sel dan berwarna ungu.

Sitoplasmanya terlihat sangat sedikit. Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah

mempunyai tiga jenis limfosit: Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen

lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat

patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankankemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.) Sel

T:  CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan

dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+

(sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus. Sel natural killer : Sel

pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak 

menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau

telah menjadi kanker. Ditemukan limfosit sebanyak 17%, dimana nilai sebenarnya

17%. Nilai normal limfosit adalah 20-40 %. Berarti jumlah limfosit pasien berada di

bawah batas normal.

6.  Monosit

Gambar :

Inti bervariasi, biasanya berebntuk seperti ginjal, kromatin tersusun dalam untaian

warna lembayung muda. Granulanya berwarna kemerahan dan vakoula sering

terdapat dalam sitoplasma. Monosit sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap

bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliaran darah,

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 20/28

 

20

maka sel ini menjadi histiosit jaringan. Peningkatan monosit terdapat pada infeksi

virus,parasit (misalnya cacing), kanker, dan Iain-Iain. Penurunan monosit terdapat

pada leukemia limposit dan anemia aplastik. Pada pratikum ditemukan monosit

sebanyak 12%, dimana hasil sebenarnya 6%. Nilai normal monosit adalah 2-8% . jadi

monosit pasien masih berada pada batas normal.

Beberapa jumlah sel leukosit berbeda dengan hasil sebenarnya , ini dikarenakan

kesalahan pada saat penghitungan menggunakan mikroskop. Sehingga jumlah sel

leukosit yang dihitung berbeda dengan jumlah sebenarnya.

X.  KESIMPULAN

Pada pratikum hitung jenis leukosit (jenis eosinofil) didapatkan jumlah eosinofil

yang melebihi batas normal. Dimana eosinofil pasien 18% dengan nilai normalnya 1-3%.

Diduga pasien ini mengidap eosinofilia. Eosinofilia terjadi bila jumlah eosinofil melebihi

batas nomal karena alergi, penyakit kulit, infeksi parasit dan kelainan hemopoisis.

XI.  DAFTAR PUSTAKA

  Buku petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas

  http://id.wikipedia.org/wiki/sel-darah-putih//.  

  http://kalbe.co.id/materi-leukosit-dalam-darah// .

  http://medicatheraphy.com/hitung-jenis-sel-darah-putih//.

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 21/28

 

21

Mata Kuliah : Hematologi

Materi Praktikum : Pembacaan Eritrosit pada Hapusan Darah Tepi 

Tempat : Laboratorium Poltekkes Denpasar

Pembimbing : Drs. A.A.N. Santa

I.  Judul

Pembacaan Eritrosit pada Hapusan Darah Tepi 

II.  Tujuan

Untuk mengetahui bentuk,warna, dan ukuran normal eritrosit beserta kelainan-kelainan

pada eritrosit

III.  Metode

Dalam pemeriksaan eritrosit pada hapusan darah tepiini digunakan sediaan kering. 

IV.  Prinsip

Hapusan diperiksa dengan mikroskop pada lensa objektif 100, dan dilihat bentuk, warna

dan ukuran eritrosit beserta kelainan-kelainan dalam eritrosit.

V.  Dasar Teori

Eritrosit merupakan komponen dalam darah. Eritrosit tidak mempunyai nukleus

sel dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin

dan mengedarkan oksigen.

Evaluasi darah atau disebut juga sebagai pemeriksaan gambaran darah tepi dapatdilakukan di counting areal setelah melakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit, mula-

mula dengan pembesaran 100 x kemudian dengan pembesaran 1000 x dengan minyak 

emersi selanjutnya dilihat masing-masing morfologi selnya. Pemeriksaan hapusan darah

terdiri atas :

1. Pemeriksaan dengan pembesaran kecil (objektif 10x)

a. Penilaian kwalitet hapusan darah dan penyebaran sel-sel dalam hapusan.

- Lapisan darah harus cukup tipis sehingga eryhtrosit dan leukosit jelas

terpisah satu dengan lainnya.

- Hapusan tidak boleh mengandung cat

- Eryhtrosit, leukosit dan thrombosit harus tercat dengan baik.- Leukosit tidak boleh menggerombol pada akhir (ujung) hapusan.

b. Penafsiran jumlah leukosit dan eryhtrosit, penaksiran penghitungan differential

leukosit dan pemeriksaan apakah sel-sel ada yang abnormal.

Dilakukan pada daerah area penghitungan dari bagian hapusan tempat eryhtrosit

terletak berdampingan, tidak tertumpuk. Bila didapatkan 20-30 leukosit perlapang

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 22/28

 

22

pandang kira-kira sesuai dengan junlah leukosit 5.000 dan 40-50 perlapang pandang

sesuai dengan leukosit 10.000.

Perlu diperhatikan ukuran dari eritrosit apakah tampak : normal, anisositosis,

mikrositosis dan makrositosis. Diperhatikan pula bentuk-bentuk yang ada. Apakah ada

poikilositosis, eleptositosis, stomatositosis, sferositosis, sabit, tetesan air, fragmentasi,

tonjolan-tonjolan dan target sel. Warna dari eritrosit apakah tampak normal,

hipokhromasi, polikhromasi, anisokhromasi atau hiperkhromasi. dan Bentuk yang

abnormal dari eritrosit pada darah perifer yaitu adanya inti, punotate basophilia dan

inclusion bodies. Terniasuk pula adanya parasit malaria.

VI.  Alat

1.  Mikroskop

VII.  Bahan

1.  Sediaan kering2.  Minyak imersi

VIII.  Cara Kerja

1.  Dipersiapkan alat dan bahan

2.  Disetting mikroskop untuk menemukan lapang pandang pada lensa objektif 10

3.  Dipindahkan ke lensa objektif 100 dan diteteskan minyak imersi

4.  Lalu,dibaca dan diidentifikasi kelainan pada eritrosit

IX.  Hasil Pengamatan

Ditemukan :

1.  Eritrosit normal

Berbentuk bulat, bikonkaf, bagian tengah lebih sedikit

mengandung hemoglobin.

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 23/28

 

23

2.  Akantosit

Akantosit merupakan eritrosit dengan taju – taju yang runcing

dan tidak beraturan panjangnya. Sel ini disebabkan oleh

metabolisme fosfolipid dari membran eritrosit. Pada keadaan ini

tepi eritrosit mempunyai tonjol an-tonjolan berupa duri.

3.  Burr cell

Burr cell merupakan eritrosit dengan tonjolan sitoplasma yang teratur. Sel

biasanya bikonkaf. Sel ini adalah eritrosit yang kecil atau fragmentosit yang

mempunyai duri satu atau lebih pada permukaan eritrosit.

4.  Eliptosit

Eritrosit berbentuk oval (ovalosyt) atau lonjong (pensil cell/sel cerutu),

5.  Tear drop cell

Merupakan eritrosit berbentuk tetesan air.

6.  Stomatosit

Merupakan eritrosit dengan central pallor berbentuk celah karena bentuk eritrosit

yang seperti mangkuk.

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 24/28

 

24

7.  Sferosit

Memiliki diameter lebih kecil daripada eritrosit normal , tanpa halo di tengah dan

berwarna lebih gelap.

8.  Hipokrom

Eritrosit yang tampak pucat. Eritrosit hipokrom disebabkan kadar hemoglobin

dalam eritrosit berkurang.Eritrosit pucat berlebihan pada bagian tengah eritrosit,

melebihi sepertiga diameternya. Disebabkan hemoglobinisasi yang tidak adekuat.

Kesimpulan yang didapat : hipokrom - normositer - poikilositosis

Hasil dari laboratorium : hipokrom  – mikrositer - anisositosis

X.  Pembahasan

Eritrosit merupakan komponen dalam darah. Eritrosit tidak mempunyai nukleus

sel dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin

dan mengedarkan oksigen.

Evaluasi darah atau disebut juga sebagai pemeriksaan gambaran darah tepi dapat

dilakukan di counting areal setelah melakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit, mula-

mula dengan pembesaran 100 x kemudian dengan pembesaran 1000 x dengan minyak 

emersi selanjutnya dilihat masing-masing morfologi selnya.Perlu diperhatikan ukuran dari eritrosit apakah tampak : normal, anisositosis,

mikrositosis dan makrositosis. Diperhatikan pula bentuk-bentuk yang ada. Apakah ada

poikilositosis, eleptositosis, stomatositosis, sferositosis, sabit, tetesan air, fragmentasi,

tonjolan-tonjolan dan target sel. Warna dari eritrosit apakah tampak normal,

hipokhromasi, polikhromasi, anisokhromasi atau hiperkhromasi. dan Bentuk yang

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 25/28

 

25

abnormal dari eritrosit pada darah perifer yaitu adanya inti, punotate basophilia dan

inclusion bodies. Termasuk pula adanya parasit malaria.

Selain untuk menegtahui bentuk, warna dan ukuran eritrosit, pada praktikum ini

 juga dapat mengetahui kelainan-kelainan pada eritrosit. Kelainan ukuran eritrosit berupa

mikrosit,makrosit, dan anisositosis. Kelainan bentuk eritrosit berupa ovalosit, sferosit,

skistosit, sel target, sel sabit, krenasi, burr cell, akantosit, tear drop cell, poikilositosis dan

rouleaux. Dan,kelainan warna eritrosit berupa hipokrom dan polikrom.

Dalam praktikum ini,ditemukan kelainan bentuk berupa sferosit, burr cell,

akantosit, tear drop cell, eliptosit, dan stomatosit.

1.Eritrosit Normal

Berbentuk bulat, bikonkaf, bagian tengah lebih sedikitmengandung hemoglobin.

2.  Akantosit

Eritrosit dengan tonjolan sitoplasma yang runcing, tonjolan tidak teratur, akibat

defisiensilow-dencity betha Lipoprotein. Akantosit merupakan eritrosit dengan

taju  – taju yang runcing dan tidak beraturan panjangnya. Sel ini disebabkan oleh

metabolisme fosfolipid dari membran eritrosit. Pada keadaan ini tepi eritrosit

mempunyai tonjol an-tonjolan berupa duri.

3.  Burr cell

Eritrosit dengan tonjolan sitoplasma yang tumpul teratur, Akibat dari passage

through fibrin network . Burr cell merupakan eritrosit dengan tonjolan sitoplasma

yang teratur. Sel biasanya bikonkaf. Sel ini adalah eritrosit yang kecil atau

fragmentosit yang mempunyai duri satu atau lebih pada permukaan eritrosit

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 26/28

 

26

4.  Eliptosit

Eritrosit berbentuk oval (ovalosyt) atau lonjong (pensil cell/sel

cerutu), Osmotic fragility meningkat, distribusi cholesterol

dalam membrane akumulasi, cholesterol dipinggir

5.  Tear drop cell

Merupakan eritrosit berbentuk tetesan air.

6.  Stomatosit

Merupakan eritrosit dengan central pallor berbentuk celah karena bentuk eritrosityang seperti mangkuk.Eritrosit pucat memanjang di tengah, normal, 5%, akibat

meningkatnya Sodium dalam sel dan menurunnya Potasium

7.  Sferosit

Memiliki diameter lebih kecil daripada eritrosit normal , tanpa halo di tengah dan

berwarna lebih gelap.

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 27/28

 

27

Dan,ditemukan kelainan warna yaitu hipokrom.

8.  Hipokrom

Eritrosit yang tampak pucat.

Eritrosit hipokrom disebabkan kadar hemoglobin dalam

eritrosit berkurang.Eritrosit pucat berlebihan pada bagian

tengah eritrosit, melebihi sepertiga diameternya. Disebabkan

hemoglobinisasi yang tidak adekuat. Hipokrom dapat

ditemukan pada anemia kurang besi (defisiensi besi) , sicklecell anemia, talasemia atau anemia karena penyakit kronis.

Disimpulkan bahwa didapat hasil hipokrom-normositer-poikilositosis. Terjadi

kekeliruan karena hasil akurat dari laboratorium adalah hipokrom-normositer-

anisositosis.

Hipokrom ditemukan pada anemia defisiensi besi, sickle cell anemia, talasemia,

atau anemia pada penyakit kronis. Mikrositer ,bentuk eritrosit yang lebih kecil dari

ukuran normal atau dibandingkan dengan inti limfosit kecil. Hipokrom-mikrositer-

anisositosisbiasanya ditemukan pada talasemia.

Talasemia merupakan suatu penyakit darah yang ditandai dengan berkurang atau

ketiadaan produksi dari hemoglobin normal. Pada talasemia terjadi kelainan pada gen-

gen yang mengatur pembentukan dari rantai globin sehingga produksinya terganggu.

Gangguan dari pembentukan rantai globin ini akan mengakibatkan kerusakan pada sel

darah merah yang pada akhirnya akan menimbulkan pecahnya sel darah tersebut.

XI.  Kesimpulan

Pada pemeriksaan eritrosit ini, ditemukan kelainan bentuk dan warna antara lain

sferosit, burr cell, akantosit, tear drop cell, eliptosit, stomatosit dan hipokrom.Disimpulkan bahwa didapat hasil hipokrom-normositer-poikilositosis. Terjadi

kekeliruan karena hasil akurat dari laboratorium adalah hipokrom-normositer-

anisositosis.

Hipokrom ditemukan pada anemia defisiensi besi, sickle cell anemia, talasemia,

atau anemia pada penyakit kronis. Mikrositer ,bentuk eritrosit yang lebih kecil dari

5/13/2018 Laporan Heamtologio Semester 3baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-heamtologio-semester-3baru 28/28

 

28

ukuran normal atau dibandingkan dengan inti limfosit kecil. Hipokrom-mikrositer-

anisositosisbiasanya ditemukan pada talasemia.

XII.  Daftar Pustaka

-  Materi Kuliah Pemeriksaan darah Tepi oleh dr.Kadek Mulyantari,Sp.PK

-  http://drdjebrut.wordpress.com/tag/eritrosit// 

-  http://www.wikipedia.com/talasemia//