Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

87
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH PADA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 Nomor: LHPP-021/PW18/1/2015 Tanggal 15 JANUARI 2015

Transcript of Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

Page 1: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA

LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS AKUNTABILITAS

KEUANGAN NEGARA/DAERAH PADA

PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014

Nomor: LHPP-021/PW18/1/2015

Tanggal 15 JANUARI 2015

Page 2: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 ii

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, BPKP berperan melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

Sebagai implementasi atas amanah tersebut, BPKP melakukan kegiatan pengawasan dalam bentuk audit, evaluasi, reviu, investigasi, bimbingan teknis, dan asistensi kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hasil pengawasan dan pembinaan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada para stakeholder serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah dan penyelenggaraan SPIP pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara pada Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 berisi rangkuman informasi secara menyeluruh atas hasil pengawasan dan pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dan juga sebagai media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara terhadap satker Kementerian/Lembaga (K/L) dan unit kerja di lingkungan Pemda di Provinsi Sulawesi Utara. Laporan disajikan secara sistematis dengan mengelompokkan hasil pengawasan BPKP ke dalam empat perspektif, yaitu: (i) akuntabilitas pelaporan keuangan; (ii) akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset; (iii) akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih; dan (iv) akuntabilitas pengawasan atas pelaksanaan program lintas sektoral.

BPKP selaku auditor pemerintah telah dan akan terus berkomitmen untuk mendukung tugas-tugas pemerintahan melalui pemberian jasa assurance dan consulting yang berorientasi pada peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah, mendukung pencapaian program prioritas nasional yang pro-job, pro-poor, dan pro-growth dengan menekankan pada pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan serta penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking), menuju Wilayah Tertib Administrasi dan Wilayah Bebas Korupsi di Provinsi Sulawesi Utara.

Akhir kata, semoga laporan hasil pengawasan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi Gubernur untuk pengambilan keputusan strategis, khususnya dalam peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah, serta pembangunan daerah pada umumnya.

Manado, 15 Januari 2015

Kepala Perwakilan,

Adil Hamonangan Pangihutan NIP 19610605 198703 1 001

Page 3: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai pengawas

internal pemerintah dengan jasa assurance dan consulting diharapkan dapat

memberikan perbaikan dan nilai tambah dalam proses penyelenggaraan

pemerintahan dan membantu pemerintah mencapai tujuannya.

Dalam melaksanakan peranan sebagai assurance dan consulting di wilayah

Provinsi Sulawesi Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara berhasil

merangkum informasi komprehensif hasil pengawasan berkaitan dengan

akuntabilitas keuangan negara pada satuan kerja K/L (instansi vertikal) dan

unit kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Utara

dalam suatu Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara

pada Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014.

Laporan ini menyajikan secara sistematis kelompok hasil pengawasan BPKP

dalam empat perspektif, yaitu: (i) akuntabilitas pelaporan keuangan; (ii)

akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset; (iii)

akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih; dan

(iv) akuntabilitas pengawasan atas pelaksanaan program lintas sektoral,

dengan hasil sebagai berikut:

1. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Pelaporan Keuangan

Akuntabilitas pelaporan keuangan negara di Provinsi Sulawesi Utara tahun

2014 menunjukkan arah perbaikan yang signifikan, ditandai dengan

peningkatan opini BPK RI atas LKPD tahun 2013 apabila dibandingkan

dengan opini BPK RI atas LKPD tahun 2012, yaitu sebesar 150%. Pada

tahun 2012 pemda yang meraih opini WTP sebanyak 2 pemda, dan pada

tahun 2013 sebanyak 5 pemda.

Belum diperolehnya opini WTP dari BPK RI untuk pemda yang belum

meraih WTP, disebabkan antara lain adanya kelemahan sistem

pengendalian intern, belum tertatanya barang milik daerah dengan tertib,

tidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan

ketentuan yang berlaku, penyajian laporan keuangan yang belum sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem

penyusunan laporan keuangan, serta kurang memadainya kompetensi

SDM pengelola keuangan pada Pemda.

Page 4: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 iv

Selain kegiatan pendampingan dalam rangka peningkatan opini LKPD,

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara juga melakukan audit keuangan

bersifat dukungan atas proyek/kegiatan yang didanai dengan

Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN). Berdasarkan hasil audit atas PHLN

sampai dengan Tahun 2014, pada umumnya dengan opini menyajikan

secara wajar semua hal yang material mengenai penerimaan dan

pengeluaran selama tahun berjalan.

Kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari Laporan

Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Hasil evaluasi

Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara atas

LAKIP tahun 2013, tidak terdapat pemda yang memperoleh peringkat

“Baik”.

Terhadap laporan keuangan BUMD tahun buku 2013 dan 2012 di Provinsi

Sulawesi Utara, hanya satu BUMD yang diberikan opini oleh eksternal

auditor, yaitu PT Bank Sulut, dengan opini WTP.

Untuk laporan keuangan tahun 2012 dan 2011, terdapat 1 BUMD yang

memperoleh opini WTP, 3 BUMD yang memperoleh opini WDP, dan 1

BUMD yang memperoleh opini Disclaimer.

Dari hasil kompilasi dan analisis terhadap LKPD seluruh Pemda di wilayah

Provinsi Sulawesi Utara tahun anggaran 2012 dan 2013 diketahui bahwa

rasio pertumbuhan dan rasio keuangan selama dua tahun terakhir,

menunjukkan hal sebagai berikut:

Total aset mengalami kenaikan sebesar 18,68% dan terjadi penurunan

total kewajiban sebesar 36,27%.

SILPA tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami

kenaikan sebesar Rp271.514 juta atau 27,95%.

Kenaikan SILPA terbesar terdapat pada Pemerintah Kabupaten

Minahasa Tenggara. Hal ini terjadi umumnya disebabkan, kegiatan

pengadaan barang dan jasa yang tidak terselesaikan dan realisasi PAD

yang melebihi rencana.

PAD mengalami kenaikan sebesar 24,96%.

PAD dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan diperoleh rasio sebesar

12,22%;

Pendapatan Transfer dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan

Page 5: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 v

diperoleh rasio sebesar 87,85%. Hal ini menunjukkan bahwa dana

pembiayaan pembangunan di wilayah Sulawesi Utara masih

tergantung dari Pendapatan Transfer.

2. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Kebendaharaan Umum

Negara dan Pengelolaan Aset

Pengawasan atas belanja negara (K/L) yang dilaksanakan pada Tahun

2014 diantaranya berupa kegiatan audit operasional/keuangan, monitoring

dan evaluasi. Sedangkan dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden

Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas

Akuntabilitas Keuangan Negara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara telah melakukan monitoring atas rencana aksi prioritas

pembangunan nasional pada 121 satuan kerja K/L pada Kementerian

Kesehatan, Pertanian, Agama Pendidikan dan Kebudayaan. Dari hasil

monitoring atas rencana aksi prioritas pembangunan nasional tersebut,

dijumpai empat belas satuan kerja dengan permasalahan yang

memerlukan perhatian khusus, yang terdapat dalam Program Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan yang tersebar di Kabupaten Minahasa

Tenggara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang

Mongondow, dan Kota Kotamobagu serta Program Kementerian

Kesehatan yang berada di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kota

Kotamobagu.

3. Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Perwujudan Iklim bagi

Kepemerintahan yang Baik dan Bersih

Pengawasan oleh BPKP terhadap akuntabilitas pewujudan iklim bagi

kepemerintahan yang baik dan bersih dilaksanakan melalui: (i) strategi

preventif; (ii) strategi represif; dan (iii) solusi kesisteman. Strategi preventif

berupa penerapan Fraud Control Plan (FCP) sebagai sistem cegah dini

dan perbaikan tatakelola, sedangkan strategi represif dilakukan dalam

rangka penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus

dugaan Tindak Pidana Korupsi. Adapun solusi kesisteman dilakukan

melalui kegiatan pengawasan peningkatan tatakelola BUMD dan

peningkatan kapasitas APIP.

Page 6: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 vi

Secara umum akuntabilitas pewujudan iklim bagi Kepemerintahan yang

baik dan bersih di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tercermin dengan telah

ditandatanganinya dokumen Pakta Integritas dalam rangka pencanangan

zona integritas yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara

dan pemerintah kabupaten / kota seluruh Sulawesi Utara, namun dalam

rangka penanganan tindak lanjut pengaduan masyarakat diperlukan

adanya audit investigatif yang diprakarsai oleh pemerintah daerah baik

yang dilaksanakan APIP pemerintah daerah yang bersangkutan atau

dengan meminta bantuan BPKP, sebagai respon/tindak lanjut atas

pengaduan masyarakat.

4. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Pengawasan atas

Pelaksanaan Program Lintas Sektoral

Berdasarkan hasil audit, nilai total saldo Pinjaman Program PNPM

Mandiri adalah sebesar Rp. 129.080.392.500,00 dengan total

tunggakan sebesar Rp.61.645.246.979,00, termasuk di dalamnya

tunggakan dengan kolektibilitas macet senilai Rp.7.647.704.450,00.

Terdapat aset pekerjaan konstruksi PNPM Mandiri Perdesaan yang

tersebar pada sebelas kabupaten senilai senilai

Rp.460.818.109.681,00 yang belum diadministrasikan secara

memadai sebagai aset desa. Kondisi tersebut perlu penanganan

khusus mengingat telah terbitnya UU No. 06 Tahun 2014 tentang Desa

dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014.

Cakupan rata-rata Millenium Development Goals (MDGs) Layanan Air

Bersih sampai tahun 2013 adalah 36,11% pada sembilan PDAM di

wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

Page 7: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 vii

Capaian tersebut masih dibawah target RPJMN 2013 yang

mensyaratkan MDGs sampai tahun 2015 sebesar 68,83%.

Kepala Perwakilan,

Adil Hamonangan Pangihutan NIP 19610605 198703 1 001

Page 8: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 viii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ii

RINGKASAN EKSEKUTIF …………………………………………………… iii

DAFTAR ISI ………………………………………………….………………… viii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. ix

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… xi

BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI …………………………………... 1

A. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN ……………………… 1

B. AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN

PENGELOLAAN ASET ……………………………………………......

3

C. AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM KEPEMERINTAHAN

YANG BAIK DAN BERSIH …………………………………………….

7

D. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS

SEKTORAL.......................................................................................

9

BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN …………………………………… 12

A. RUANG LINGKUP DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB ………. 12

B. GAMBARAN UMUM ………………………………………………….. 13

C. URAIAN HASIL PENGAWASAN ……………………………………. 16

1. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN …………………. 16

2. AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN

PENGELOLAAN ASET …………………………………………...

36

3. AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM KEPEMERINTAHAN

YANG BAIK DAN BERSIH ………………………………………..

47

4. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS

SEKTORAL ……........................................................................

56

LAMPIRAN I

Page 9: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Perkembangan Opini BPK atas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah di Wilayah

Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 – 2013.......

17

Tabel 2 Perkembangan Opini BPK atas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah per Pemda di

Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 –

2013 dan Target Opini 2014 ................................

18

Tabel 3 Perkembangan Opini Eksternal Auditor atas

Laporan Keuangan BUMD di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara ....................................................

20

Tabel 4 Perkembangan Evaluasi LAKIP di Wilayah

Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 – 2013 .....

21

Tabel 5 Kompilasi Neraca Pemda di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2012 – 2013 ....................

22

Tabel 6 Kompilasi LRA Pemda di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2012 – 2013 ....................

24

Tabel 7 Hasil Pemetaan SDM Pengelola Keuangan dan

APIP pada Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi

Utara Tahun 2014 ................................................

26

Tabel 8 Perkembangan Kegiatan Pembinaan Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Utara atas Upaya

Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan

Keuangan Pemda Tahun 2012– 2014 ................

27

Tabel 9 Cakupan Layanan Pengawasan BPKP

Terhadap BUMD dan RSUD di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2009– 2012 .....................

29

Tabel 10 Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka

Peningkatan Tatakelola BUMD/BLUD di Wilayah

Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 -2014 ........

30

Tabel 11 Perkembangan Kegiatan Pembinaan Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Utara atas Upaya

Page 10: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 x

Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan

Keuangan Satuan Kerja K/L di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2014 ....................

34

Tabel 12 Permasalahan Hasil Monitoring Atas Rencana

Aksi Prioritas Pembangunan Nasional ................

39

Tabel 13 Gambaran Permasalahan dari Hasil Evaluasi

Penyusunan dan Penetapan APBD di Wilayah

Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 – 2014 ......

42

Tabel 14 Perkembangan Kegiatan Penerapan Strategi

Preventif terhadap KKN di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2014 ................................

49

Tabel 15 Perkembangan Kegiatan korsup pencegahan di

Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 ....

50

Tabel 16 Hasil Audit Investigatif di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2014 ................................

53

Tabel 17 Hasil Audit Penghitungan Kerugian Keuangan

Negara di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2014 .........................................................

53

Tabel 18 Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi

Tindak Pidana Korupsi di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2014 ...............................

54

Tabel 19 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP di

Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 –

2014 .....................................................................

55

Tabel 20 Jenis Program PPIP Tahun 2009 - 2013.............. 63

Tabel 21 Nilai Pekerjaan Konstruksi PNPM Mandiri

Perdesaan 2009 – 2013 ......................................

65

Tabel 22 Jenis Aset PNPM Mandiri Perkotaan .................. 66

Tabel 23 Jenis Pinjaman PNPM Mandiri beserta Saldo

dan Tunggakan ...................................................

67

Tabel 24 Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perkotaan

(Pinjaman KSM) ..................................................

68

Tabel 25 Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perdesaan-

Page 11: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 xi

Simpan Pinjam Untuk Perempuan (SPP) Per 31

Mei 2014 ..............................................................

69

Tabel 26 Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perdesaan -

Pinjaman Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Per

30 Juni 2014 ........................................................

69

Page 12: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Perspektif Informasi Hasil Pengawasan

(Accountability 4.0)

12

Page 13: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 xiii

LAMPIRAN

Lampiran I Permasalahan Hasil Monitoring atas Rencana

Aksi Prioritas Pembangunan Nasional per

Kabupaten/Kota

Page 14: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 1

BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN

Dalam rangka peningkatan akuntabilitias pelaporan keuangan, Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan sejumlah kerjasama dengan

pemerintah daerah serta BUMD/RSUD di wilayah Provinsi Sulawesi Utara,

berupa penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), yaitu :

1. MoU dengan 16 pemerintah daerah

2. Mou dengan 12 BUMD/RSUD

Berdasarkan Mou tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah

melakukan kegiatan asistensi dalam penyusunan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah dan pendampingan dalam penyelesaian tindak lanjut

hasil audit BPK RI.

Akuntabilitas pelaporan keuangan di wilayah Provinsi Sulawesi Utara

dalam tiga tahun terakhir menunjukkan tren positif, hal tersebut ditandai

dengan diraihnya opini WTP oleh lima pemda pada tahun 2013. Apabila

dibandingkan dengan opini BPK RI tahun 2012 , hanya dua pemda yang

meraih opini WTP , maka terdapat kenaikan sebesar 150%.

Secara umum, berdasarkan hasil audit BPK RI, permasalahan dalam

pengelolaan dan pelaporan keuangan di wilayah Provinsi Sulawesi Utara

berkaitan dengan:

1. Kelemahan sistem pengendalian intern, meliputi pengelolaan

anggaran dan barang milik negara/daerah belum dilaksanakan

dengan tertib, penatausahaan pendapatan pajak dan retribusi

daerah yang tidak tertib dan belanja hibah serta bansos yang

belum didukung dengan laporan pertanggungjawabannya.

2. Ketidaktaatan terhadap ketentuan meliputi pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa, serta pengelolaan anggaran yang tidak sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, serta pertanggungjawaban belanja

yang tidak didukung dengan bukti yang memadai.

3. Penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem

penyusunan laporan keuangan, kurang memadainya kompetensi

SDM pengelola keuangan pada pemda, serta kurangnya persiapan

Page 15: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 2

pemda dalam rangka penyusunan laporan keuangan berbasis

akrual.

Selain dari opini BPK RI terhadap laporan keuangan pemda, kualitas

akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari Laporan

Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).Hasil evaluasi

Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara atas

LAKIP tahun 2013, tidak terdapat pemda yang memperoleh peringkat

“Baik”.

BUMD di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2014 berjumlah 15 unit,

terdiri dari 1 unit BUMD Perbankan, 10 unit PDAM, dan 4 unit Perusahaan

Daerah.

Terhadap laporan keuangan BUMD tahun buku 2013 dan 2012 di Provinsi

Sulawesi Utara, hanya satu BUMD yang diberikan opini oleh eksternal

auditor, yaitu PT Bank Sulut, dengan opini WTP.

Untuk laporan keuangan tahun 2011 dan 2012, terdapat 1 BUMD yang

memperoleh opini WTP, 3 BUMD yang memperoleh opini WDP, dan 1

BUMD yang memperoleh opini Disclaimer.

Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah

melakukan kerjasama dengan BUMD/BLUD di Sulawesi Utara dengan

lingkup kegiatan pembinaan terhadap BUMD/BLUD, antara lain dalam

bentuk kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis manajemen pengelolaan

keuangan, Good Corporate Governace (GCG), penyusunan Laporan

Keuangan, Key Performance Indikator (KPI), bimbingan teknis persyaratan

administratif Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dan

audit/reviu/evaluasi pada BUMD dan RSUD yang berada pada masing-

masing pemda.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara juga melakukan audit keuangan

bersifat dukungan atas audit keuangan yang dilakukan BPKP Pusat atas

Proyek/Kegiatan yang didanai dengan Pinjaman/Hibah Luar Negeri

(PHLN). Berdasarkan hasil audit keuangan dukungan atas LK PHLN

semester I tahun 2014, pada umumnya opini menyajikan secara wajar

semua hal yang material mengenai penerimaan dan pengeluaran selama

tahun berjalan.

Page 16: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 3

B. AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN

PENGELOLAAN ASET

Kegiatan Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum

negara / daerah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pengawasan

berupa audit, evaluasi, monitoring, pemetaan,Quality Assurance dan

sebagainya, yang menghasilkan koreksi penerimaan negara/daerah dan

koreksi atas pengeluaran (belanja).

1. Pengawasan atas Belanja Negara

Kegiatan pengawasan atas belanja negara yang telah dilaksanakan

pada tahun 2014 berupa audit operasional, yaitu :

Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Pegawai

Negeri Sipil Daerah di Provinsi Sulawesi Utara.

Audit atas Tunggakan Jamkesmas sampai 31 Desember 2013

pada Rumah Sakit (PPK Lanjutan) di Provinsi Sulawesi Utara.

Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Kementerian

Agama di Provinsi Sulawesi Utara.

Audit Dalam Rangka Pengajuan Perpanjangan Ijin Kontrak

Tahun Jamak (Multiyears) Paket Pembagunan Jembatan DR.

IR. Soekarno Manado Provinsi Sulawesi Utara.

Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2013

di Provinsi Sulawesi Utara.

Audit Operasional atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban

Dana Siap Pakai (DSP) dan Dana Bantuan Sosial Berpola

Hibah Kegitan Rehabiitasi dan Rekonstruksi (DRR) pada

BPBD di Provinsi Sulawesi Utara.

Audit atas Klaim Dana Pelayanan Dasar Jamkesmas dan

Jampersal Tahun 2013 pada Seluruh Dinas Kesehatan

Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara.

Audit Operasional atas Program Beras Miskin (RASKIN)

Tahun Anggaran 2014.

Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan (PPIP) Tahun 2013 dan Audit Interim atas

Page 17: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 4

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

Tahun 2014.

2. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan monitoring

atas rencana aksi prioritas pembangunan nasional pada satuan kerja

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2014

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2. Kementerian Agama

3. Kementerian Kesehatan

4. Kementerian Pertanian

b. Monitoring terkait kesiapan Rumah Sakit dan Puskesmas

terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) sampai dengan Maret 2014.

Terdapat empat belas satuan kerja dengan permasalahan yang

memerlukan perhatian khusus, yang terdapat dalam Program

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tersebar di Kabupaten

Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten

Bolaang Mongondow, dan Kota Kotamobagu serta Program

Kementerian Kesehatan yang berada di Kabupaten Bolaang

Mongondow dan Kota Kotamobagu.

Permasalahan yang memerlukan perhatian khusus tersebut adalah :

a. Bidang Pendidikan

1. Satker tidak memiliki data mengenai penetapan siswa

penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM).

2. Penyaluran BSM dilaksanakan oleh lembaga penyalur

(Kantor Pos untuk dana APBN dan Bank Sulut untuk

dana APBN-P) tanpa melibatkan Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga.

3. Tidak ada monitoring yang dilakukan dari Dinas

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga terkait penyaluran

BSM.

4. Dalam distribusi buku Kurikulum 2013, tidak terdapat

personil yang ditugaskan untuk melakukan

Page 18: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 5

monitoring pemesanan dan distribusi buku kurikulum

2013 oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi

Kabupaten/Kota dan oleh Kepala Sekolah;

5. Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kota

Manado tidak menyelenggarakan dokumen

pendukung pelaksanaan distribusi buku Kurikulum

2013.

6. Masih dijumpai hasil kegiatan dari Dana Alokasi

Khusus (DAK) Pendidikan yang tidak bisa

dimanfaatkan dan penggunaan yang tidak tepat

sasaran.

7. Terdapat dana DAK Pendidikan yang belum terserap

semuanya sehingga menjadi SILPA.

b. Bidang Kesehatan

Permasalahan utama adalah Rumah Sakit dan

Puskesmas dimaksud masih belum siap dalam

pelaksanaan BPJS Kesehatan karena kurangnya

informasi dan sosialisasi.

3. Quality Assurance

Kegiatan Quality Assurance dilakukan terhadap Audit Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dan

PNPM Mandiri Perkotaan yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah,

yaitu :

QA atas Audit PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan pada

Inspektorat Daerah Kota Bitung

QA atas Audit PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan pada

7 Inspektorat daerah, yaitu: Inspektorat Daerah Kabupaten

Minahasa Utara, Inspektorat Daerah Kabupaten Kepulauan

Sangihe, Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang

Mongondow Selatan, Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur, Inspektorat Daerah Kabupaten

Minahasa, Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Selatan,

Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara.

Page 19: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 6

Dari hasil Quality Assurance tersebut, permasalahan-permasalahan

yang masih ditemui antara lain:

Pelaksanaan audit tidak sesuai ketentuan, seperti kurangnya

jumlah uji petik dan terlambatnya pelaksanaan audit.

Pelaporan yang tidak sesuai petunjuk teknis audit, seperti

tidak dilaksanakannya proses review berjenjang dan tidak

lengkapnya informasi yang disajikan dalam lampiran laporan.

Tidak lengkapnya dokumen pendukung kertas kerja seperti

Program Kerja Audit (PKA), Surat Independensi Auditor dan

Berita Acara Temuan Hasil Audit.

4. Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD)

Secara umum permasalahan utama yang ditemukan dalam

pengelolaan BMD yaitu:

Peralatan dan Mesin yang ada pada SKPD belum diketahui

status keberadaannya, dalam kondisi rusak dan beberapa

diantaranya dinyatakan hilang.

Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan tidak didukung dengan

data identitas jalan seperti panjang lebar, dan luas jalan,

letak lokasi alamat serta dokumen pengadaan;

Aset Tetap Lainnya berupa buku dan binatang ternak tidak

didukung dengan data judul, spesifikasi buku, jenis serta

ukuran ternak;

Aset tetap dari hibah dan kapitalisasi belum dicatat dan

penghapusan aset tanpa Surat Keputusan Kepala Daerah;

Terdapat perbedaaan aset tetap yang disajikan pada Neraca

dengan nilai yang tercatat pada Laporan Barang Milik Daerah

(BMD) bidang aset maupun SKPD;

Aset yang dikuasai pihak lain, tidak diketahui keberadaannya

sehingga tercatat pada Buku Inventaris tanpa rincian jumlah

unit yang sebenarnya.

Page 20: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 7

C. AKUNTABILITAS PEWUJUDAN IKLIM KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

DAN BERSIH

Secara umum akuntabilitas pewujudan iklim bagi Kepemerintahan yang

baik dan bersih di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tercermin dengan telah

ditandatanganinya dokumen Pakta Integritas dalam rangka pencanangan

zona integritas yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara

dan pemerintah kabupaten / kota seluruh Sulawesi Utara.

Upaya BPKP dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan

bersih adalah melalui pengawasan yang bersifat preventif, represif, dan

bersifat kesisteman.

Pengawasan yang bersifat preventif yang telah dilaksanakan BPKP adalah

dengan kegiatan sosialisasi Program Anti Korupsi pada berbagai elemen

masyarakat/lembaga pemerintah/BUMD, sosialisasi Fraud Control Plan

(FCP) dan Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah) .

Peran Fraud Control Plan (FCP) harus dimaksimalkan guna mencegah

terjadinya fraud. FCP memungkinkan manajemen fokus terhadap fraud

melalui:

a. Penciptaan Lingkungan yang kondusif untuk mencegah

dan mendeteksi fraud

b. Penilaian risiko yang secara khusus ditujukan untuk

mencegah dan mendeteksi fraud

c. Aktivitas Pengendalian khusus ditujukan untuk mencegah

dan mendeteksi fraud

d. Informasi dan Komunikasi internal dan eksternal untuk

membangun kepedulian untuk mencegah fraud.

Pelaksanaan sosialisasi program anti korupsi (Sospak) dan FCP yang

secara kuantitatif belum dapat diukur dampaknya, namun sudah dapat

dirasakan manfaatnya. Keinginan masyarakat untuk membangun tanpa

korupsi dapat terlihat dari antusiasme masyarakat pada saat mengikuti

acara sosialisasi.

Dari beberapa kasus yang ditangani oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara, baik audit investigatif maupun audit perhitungan kerugian

keuangan negara (PKKN), penyimpangan yang terjadi disebabkan karena

Fraud Control Plan (FCP) tidak diterapkan atau tidak dilaksanakan

Page 21: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 8

sebagaimana mestinya, serta fraud umumnya dilakukan oleh orang-orang

yang memiliki peran dan tanggung jawab dalam mengelola keuangan

negara/daerah, seperti panitia pelaksana kegiatan, pejabat pembuat

komitmen, kuasa pengguna anggaran hingga pihak-pihak pengambil

keputusan.

BPKP juga bekerjasama dengan KPK melakukan Koordinasi dan Supervisi

Pencegahan Korupsi (Korsupgah) .

Tujuan dilakukannya kegiatan korsup pencegahan, adalah :

a. Evaluasi perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan

APBD untuk memastikan APBD Pro Rakyat dan bebas dari

korupsi;

b. Melakukan pengamatan atas bidang pertambangan dan

Ketahanan Pangan;

c. Melakukan identifikasi risiko atas kegiatan-kegiatan

sesuai dengan ruang lingkup korsup.

Pada tahun 2014, kegiatan korsup pencegahan dilakukan terhadap dua

pemda yaitu Kabupaten Minahasa Utara dan Minahasa Selatan.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara dalam rangka penerapan strategi solusi kesisteman adalah

meliputi peningkatan kapasitas APIP, penyelenggaraan ujian sertifikasi

JFA, Diklat SPIP, serta Sosialisasi dan Evaluasi Tata Kelola APIP dengan

sasaran K/L dan pemda.

Dalam upaya meningkatkan kualitas akuntabilitas pewujudan iklim bagi

kepemerintahan yang baik dan bersih beberapa hal yang menjadi fokus

rencana tindak ke depan adalah sebagai berikut:

a. Perlu menyediakan sistem dan sarana pengaduan

masyarakat pada pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota.

b. Perlu upaya perbaikan/peningkatan kualitas pelayanan

publik dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi

informasi dalam rangka menciptakan pelayanan yang

transparan dan cepat bagi pengguna layanan.

Page 22: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 9

c. Perlu adanya audit investigatif yang diprakarsai oleh

pemerintah daerah baik yang dilaksanakan APIP pemerintah

daerah yang bersangkutan atau dengan meminta bantuan

BPKP, sebagai tindak lanjut atas pengaduan masyarakat.

d. Mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan atau

melaksanakan Fraud Control Plan (FCP), sebagai upaya

membangun cegah dini apabila terjadi kecurangan.

e. Melalui Badan Kepegawian Daerah (BKD) agar memberikan

kemudahan bagi pengangkatan pegawai Inspektorat ke

dalam Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan mendukung

upaya peningkatan kapabilitas APIP ke level 2.

D. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL

Dalam rangka mendukung program Pemerintah yang pro job, pro poor,

dan pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 merencanakan

pengawasan pada pelaksanaan program-program strategis. Program-

program strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas

nasional, prioritas bidang, prioritas kewilayahan, dan prioritas pemda.

Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada

atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Sulawesi Utara serta program

strategis daerah sebagaimana tercantum pada RPJMD Provinsi Sulawesi

Utara periode 2010 - 2014.

Dalam melaksanakan pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara selain melakukan audit mandiri, juga melakukan sinergi (quality

assurance)dengan APIP di Provinsi Sulawesi Utara. Audit mandiri

dilakukan terhadap Program PNPM Mandiri Pedesaan, PNPM Mandiri

Generasi Sehat Cerdas dan Program PNPM Mandiri Perkotaan,

sedangkan audit secara bersinergi dilakukan bersama Inspektorat Kota

Bitung terhadap Program PNPM Mandiri Perkotaan Kota Bitung serta

Inspektorat Kabupaten Minahasa Utara dan Inspektorat Kabupaten

Sangihe terhadap Program PNPM Mandiri Perdesaan.

Permasalahan yang dijumpai terkait dengan pengawasan atas

akuntabilitas pengelolaan program lintas sektor, antara lain:

Page 23: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 10

1) Berdasarkan hasil audit, masih terdapat saldo Pinjaman

Program PNPM Mandiri sebesar Rp.129.080.392.500,00

dengan total tunggakan sebesar Rp.61.645.246.979,00,

termasuk di dalamnya tunggakan dengan kolektibilitas macet

senilai Rp.7.647.704.450,00.

2) Database Penduduk Miskin, sebagai target sasaran program

yang digunakan dalam program-program penanggulangan

belum di update oleh instansi yang berwenang, yaitu BPS.

3) Masih terdapat penerima program Penanggulangan Kemiskinan

yang belum memiliki Kartu Perlindungan Sosial (KPS) .

4) Masih terdapat pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS)

yang belum menerima seluruh program penanggulangan

kemiskinan yang bersifat perlindungan sosial.

5) Infrastruktur yang telah dibangun melalui program PPIP dan

PNPM-Mandiri Perdesaan menggunakan dana Bantuan

Langsung Mandiri (BLM) yang bersifat hibah. Karena hibah

bukan belanja modal, satker pengelola tidak mencatatnya

sebagai asset Negara/BMN/BMD (Pemerintah/ Pemerintah

Provinsi/ Pemerintah Kabupaten) sebagaimana yang tercantum

dalam UU RI Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Kekayaan Desa, sehingga menyebabkan aset-

aset hasil Program PPIP dan PNPM Mandiri Perdesaan tidak

dilakukan pemeliharaan dengan baik oleh pemerintah Desa

sebagai penanggung jawab aset setelah pelaksanaan program.

Adapun nilai aset eks PNPM-Mandiri Perdesaan yang belum

tercatat (tahun 2009-2013) senilai Rp.460.818.109.681,00 yang

tersebar pada sebelas kabupaten.

6) Dari hasil audit kinerja pada sembilan PDAM di Provinsi

Sulawesi Utara diperoleh informasi bahwa cakupan rata-rata

Millenium Development Goals (MDGs) Layanan Air Bersih

sampai tahun 2013 adalah 36,11%. Capaian tersebut masih

Page 24: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 11

dibawah target RPJMN 2013 yang mensyaratkan MDGs sampai

tahun 2015 sebesar 68,83%.

BPKP menyarankan kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Utara

agar mendorong para Kepala Daerah untuk melakukan langkah

perbaikan dalam rangka meningkatkan capaian MDG’s sebagai

berikut :

a. Melakukan pemantauan kinerja seluruh PDAM termasuk

PDAM Kota Manado yang bekerja sama dengan PT. Air

secara berkala dan menetapkan peraturan penerapan

prinsip-prinsip good corporate governance pada pengelolaan

PDAM.

b. Mengupayakan pemberian tambahan dana investasi kepada

PDAM yang dinilai berkinerja baik dengan suatu rumusan

yang dibuat secara akuntabel, fair dan dengan formula yang

jelas.

c. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan tata

kelola PDAM.

Page 25: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 12

BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN

A. RUANG LINGKUP DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Hasil Pengawasan ini menyajikan informasi keseluruhan kualitas

akuntabilitas keuangan negara di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dengan

menggunakan data eksternal dan internal hasil pengawasan Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Utara serta mengacu pada empat dimensi

(perspektif) sebagaimana diikhtisarkan pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Perspektif Informasi Hasil Pengawasan (Accountability

4.0)

Data internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

adalah data yang diperoleh dari kegiatan pengawasan dan pembinaan

(assurance dan consulting) yang dilakukan langsung atas satuan kerja K/L

dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Provinsi

Sulawesi Utara. Adapun data eksternal adalah data yang diperoleh

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dari pihak ketiga, auditor

eksternal, publikasi laporan keuangan oleh satuan kerja K/L dan satuan

kerja di lingkungan pemerintah daerah yang bersangkutan, atau sumber

Page 26: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 13

lain yang sah yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran

keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan pada satuan kerja K/L dan

satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah, seperti data opini dari BPK

dan auditor eksternal lainnya, data penyerapan anggaran dari Kementerian

Keuangan/Biro Keuangan/Badan Pengelola Keuangan Daerah, data

pencapaian kinerja program yang menjadi prioritas

nasional/bidang/kewilayahan dari Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, data penegakan hukum

terkait pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dari penegak hukum, dan

sumber lain yang sah.

Penyajian informasi kualitas akuntabilitas keuangan negara satuan kerja

K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Provinsi

Sulawesi Utara yang berasal dari berbagai sumber tersebut, dimaksudkan

untuk memberikan informasi yang komprehensif dan obyektif, sehingga

persepsi/simpulan yang diperoleh oleh pengguna informasi (users) tidak

bias (misleading) yang disebabkan oleh faktor risiko uji petik (sampling)

pengawasan. Namun demikian, para pengguna informasi atas laporan ini

dianggap memahami bahwa hasil pengawasan yang terkait dengan satuan

kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah belum tentu

mewakili keseluruhan populasi untuk mengukur kualitas akuntabilitas

keuangan negara pada satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan

pemerintah daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

B. GAMBARAN UMUM

Provinsi Sulawesi Utara terdiri atas 1 provinsi dan 15 kabupaten/kota

dipimpin oleh Gubernur Dr. S. H. Sarundajang dan Wakil Gubernur Dr.

Djouhari Kansil, MPd, sesuai pilkada tahun 2010 lalu mempunyai visi

“MEWUJUDKAN SULAWESI UTARA YANG BERBUDAYA, BERDAYA

SAING, DAN SEJAHTERA” dan misi untuk mewujudkan visi sebagai

berikut:

1. Mengembangkan suasana kondusif dalam mempraktekkan keimanan

dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari

hari.

Page 27: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 14

2. Menerapkan clean government dan good governance yang bebas

korupsi, kolusi, dan nepotisme.

3. Mewujudkan kondisi aman, damai, nyaman, tertib, dan disiplin.

4. Menegakkan prinsip-prinsip demokrasi, supremasi dan kepastian

hukum, dan hak azasi manusia.

5. Memberdayakan dan meningkatkan peran perempuan dan

perlindungan anak.

6. Mewujudkan masyarakat yang cerdas dan berdaya saing tinggi.

7. Mewujudkan masyarakat yang sehat dengan harapan hidup yang

panjang.

8. Mengelola secara optimal sumberdaya alam Sulawesi Utara secara

berkelanjutan dan pelestarian lingkungan hidup.

9. Memberdayakan ekonomi lokal dan regional berbasis kerakyatan.

10. Meningkatkan peran pelaku bisnis dalam kegiatan ekonomi lokal,

regional dan global.

11. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, dan

menjamin kebebasan pers yang bertanggung jawab.

12. Meningkatkan pembangunan di kawasan perbatasan.

13. Menurunkan pengangguran, kemiskinan, dan mengurangi masalah-

masalah sosial.

Dalam mewujudkan visi dan misi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara

tersebut, BPKP dengan paradigmanya sebagai pengawas internal

pemerintah, sesuai dengan Pasal 52, 53 dan 54 Keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga

Pemerintah Non Departemen yang terakhir diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor 3 Tahun 2013, mempunyai tugas melaksanakan tugas

Pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas, BPKP menyelenggarakan fungsi :

a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan

keuangan dan pembangunan;

Page 28: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 15

b. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan

keuangan dan pembangunan;

c. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;

d. pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan

pengawasan keuangan dan pembangunan;

e. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di

bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan

tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian,

perlengkapan dan rumah tangga.

Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan

:

a. penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b. perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan

secara makro;

c. penetapan sistem informasi di bidangnya;

d. pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah

yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan

supervisi di bidangnya;

e. penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi

tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;

f. kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, yaitu:

1. memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-

tempat penimbunan, dan sebagainya;

2. meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku

perhitungan, surat-surat bukti, notulen rapat panitia dan sejenisnya,

hasil survei laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya

yang diperlukan dalam pengawasan;

3. pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan dan

lain-lain;

4. meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan, baik

hasil pengawasan BPKP sendiri maupun hasil pengawasan Badan

Pemeriksa Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya.

Page 29: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 16

C. URAIAN HASIL PENGAWASAN

1. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN

Salah satu upaya konkret untuk mewujudkan transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan

pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip

tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah

yang telah diterima secara umum. Laporan keuangan disusun sebagai

bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD oleh Presiden

selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara, menteri

keuangan selaku pemegang sebagian kekuasaan pengelolaan keuangan

negara, para menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran, dan

para gubernur/bupati/walikota selaku pengelola keuangan daerah (Pasal

30, 31, dan 32 serta Penjelasan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara).

Adapun indikator kualitas akuntabilitas keuangan ditunjukkan dari opini

auditor eksternal (BPK) atas penyajian laporan keuangan pemerintah,

yang terdiri dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), Laporan

Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL), dan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) yang komponennya meliputi neraca, laporan

realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Opini BPK secara bertingkat terdiri dari Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),

Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW), dan Tidak

Memberikan Pendapat (TMP).

Dampak dari diperolehnya opini selain WTP dari hasil audit BPK atas

laporan keuangan pemerintah antara lain:

a. Kurangnya dukungan dan partisipasi masyarakat dalam menunjang

keberhasilan program kerja pemerintah

b. Timbulnya konotasi atau persepsi publik akan adanya

penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara/daerah.

c. Timbulnya konotasi atau persepsi publik akan masih rendahnya

kompetensi SDM pemda dalam pengelolaan keuangan daerah.

Page 30: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 17

d. Timbulnya konotasi atau persepsi publik bahwa sistem

perencanaan anggaran yang belum baik atau belum sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Selain dari opini BPK terhadap laporan keuangan pemda, kualitas

akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari Laporan

Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), serta hasil audit

eksternal auditor terhadap kewajaran penyajian informasi keuangan pada

laporan keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD yang menjadi salah

satu faktor penting dalam mengukur good corporate governance (GCG)

BUMD.

1.1. Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Dari hasil audit BPK atas LKPD tahun 2013 di wilayah Provinsi

Sulawesi Utara, terdapat 5 LKPD yang memperoleh opini WTP, 7

LKPD memperoleh opini WDP, dan 4 LKPD memperoleh opini TW.

Persentase jumlah LKPD yang memperoleh opini WTP

dibandingkan dengan seluruh LKPD yang diaudit BPK pada LKPD

tahun 2013 masih kecil, yaitu sebesar 31,25. Perkembangan opini

BPK atas LKPD Tahun 2011-2013 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 – 2013

No.

Jenis Opini

Jumlah Pemda

2011 2012 2013

1. WTP 1 6,25% 2 12,50% 5 31,25%

2. WDP 3 18,75% 8 50,00% 7 43,75%

3. TW 2 12,50% 2 12,50% 4 25,00%

4. TMP 10 62,50% 4 25,00% 0 0,00%

Jumlah 16 100% 16 100% 16 100%

Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK tahun buku 2011, 2012 dan 2013.

Keterangan : WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar

Dilihat dari tren perkembangan opini BPK setiap Pemda, dapat

disimpulkan bahwa sampai dengan LKPD tahun 2013, sesuai

Page 31: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 18

kualitas opini BPK maka sepuluh pemda mengalami peningkatan

(Kab. Minahasa dari TW menjadi WDP, Kota Tomohon dari WDP

menjadi WTP, Kab. Minahasa Selatan dari TMP menjadi TW, Kab.

Minahasa Tenggara dari TMP menjadi TW, Kab. Bolaang

Mongondow dari TMP menjadi TW, Kota Kotamobagu dari WDP ke

WTP, Kab. Bolaang Mongondow Utara dari TMP menjadi WDP dan

Kab. Sangihe dari TMP menjadi WDP, Kab. Bolaang Mongondow

Timur dari WDP menjadi WTP, Kab. Kepulauan Sangihe dari TMP

menjadi WDP, Kab. Kepulauan Siao Tagulandang Biaro dari WDP

menjadi WTP), 5 pemda memperoleh opini yang sama (tetap), dan

hanya 1 pemda mengalami penurunan. Data selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Per Pemda

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 – 2013 dan Target Opini 2014

No.

Nama Pemda

Opini BPK

2012 2013 TARGET 2014

1. Prov. Sulut WTP Naik WDP Turun WDP Tetap

2. Kota Manado WDP Naik WDP Tetap WDP Tetap

3. Kab. Minahasa TW Turun WDP Naik WDP Tetap

4. Kota Bitung WTP Tetap WTP Tetap WTP Tetap

5. Kota Tomohon WDP Naik WTP Naik WTP Tetap

6. Kab. Minut WDP Naik WDP Tetap WDP Tetap

7. Kab. Minsel TMP Tetap TW Naik TW Tetap

8. Kab. Mitra TMP Tetap TW Naik WDP Naik

9. Kab. Bolmong TMP Turun TW Naik TW Tetap

10. Kota Kotamobagu WDP Naik WTP Naik WTP Tetap

11. Kab. Bolmut TMP Tetap WDP Naik WDP Tetap

12. Kab. Bolsel WDP Naik WDP Tetap WTP Naik

13. Kab. Boltim WDP Naik WTP Naik WTP Tetap

14. Kab. Kep. Talaud TW Naik TW Tetap WDP Naik

15. Kab. Kep. Sangihe TMP Tetap WDP Naik WTP Naik

16. Kab. Kep. Sitaro WDP Tetap WTP Naik WTP Tetap

Jumlah 16 100% 16 100% 16 100%

Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK tahun buku 2011, 2012 dan 2013.

Keterangan : WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.

Dilihat dari kondisi dan kesiapan pemda selama tahun 2014, untuk

LKPD Tahun Anggaran 2014, ditargetkan 4 pemda

Page 32: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 19

memperolehpeningkatan opini LKPD (Kab. Minahasa Tenggara dari

TW menjadi WDP, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Bolsel dari

WDP menjadi WTP, Kab. Kepulauan Talaud dari TW menjadi WDP

dan Kab. Kepulauan Sangihe dari WDP menjadi WTP), dan untuk 12

pemda yang lain opini LKPD-nya masih tetap.

Belum diperolehnya opini WTP dari BPK menunjukkan bahwa

pelaporan keuangan pemda masih belum sepenuhnya dapat diyakini

kewajarannya oleh BPK RI, disebabkan adanya:

a. Kelemahan sistem pengendalian intern, meliputi pengelolaan

anggaran dan barang milik negara/daerah belum dilaksanakan

dengan tertib, penatausahaan pendapatan pajak dan retribusi

daerah yang tidak tertib dan belanja hibah serta bansos yang

belum didukung dengan laporan pertanggungjawabannya.

b. Ketidaktaatan terhadap ketentuan meliputi pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa, serta pengelolaan anggaran yang

tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta

pertanggungjawaban belanja yang tidak didukung bukti yang

memadai.

c. Penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem

penyusunan laporan keuangan, kurang memadainya kompetensi

SDM pengelola keuangan pada pemda, serta kurangnya

persiapan pemda dalam rangka penyusunan laporan keuangan

berbasis akrual.

1.2. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan BUMD

BUMD di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2014 berjumlah 15

unit, terdiri dari 1 unit BUMD Perbankan, 10 unit PDAM, dan 4 unit

Perusahaan Daerah.

Terhadap laporan keuangan BUMD tahun buku 2013 dan 2012 di

Provinsi Sulawesi Utara, hanya satu BUMD yang diberikan opini

oleh eksternal auditor, yaitu PT Bank Sulut, dengan opini WTP.

Page 33: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 20

Untuk laporan keuangan tahun 2011 dan 2012, terdapat 1 BUMD

yang memperoleh opini WTP, 3 BUMD yang memperoleh opini

WDP, dan 1 BUMD yang memperoleh opini Disclaimer.

Perkembangan opini eksternal auditor atas laporan keuangan

BUMD tahun 2010 sd 2013 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Perkembangan Opini Eksternal Auditor atas Laporan Keuangan BUMD

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

No.

Nama BUMD Opini Terhadap Laporan Keuangan Tahun

2011 dan 2010

2012 dan 2011

2013 dan 2012

1 PT Bank Sulut WTP WTP WTP

2 PDAM Kota Tomohon TA TA TA

3 PDAM Duasudara Bitung WDP WDP BA

4 PDAM Kab Minahasa WDP Disc TA

5 PDAM Kab Minahasa Utara TA TA TA

6 PDAM Kab Minahasa Selatan TA TA TA

7 PDAM Kab Bolaang Mangondow

Disc WDP BA

8 PDAM Kab Kepulauan Sangihe WDP WDP BA

9 PDAM Kab Siau Tagulandang Biaro

TA TA TA

10 PDAM Kab Talaud TA TA TA

11 PDAM Kota Manado TA TA TA 12 PD Pasar Manado TA TA TA

13 PD Pembangunan Kota Manado

TA TA TA

14 PD Klabat TA TA TA 15 PD Pasar Kota Tomohon TA TA TA

Keterangan: diolah dari berbagai sumber Catatan : WTP : Wajar Tanpa Pengecualian WDP : Wajar Dengan Pengecualian Disc : Disclaimer BA : Belum Diaudit (BUMD meminta audit namun instansi audit belum melakukan audit) TA : Tidak Diaudit

Data pada Tabel 3 menunjukkan penurunan akuntabilitas

pelaporan keuangan BUMD di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2013.

Page 34: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 21

1.3. Evaluasi LAKIP

Dari hasil evaluasi Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi

Sulawesi Utara atas LAKIP tahun 2013, tidak terdapat pemda yang

memperoleh peringkat “Baik”.

Secara umum hasil evaluasi pelaporan kinerja Pemda tahun 2013

menunjukkan belum tedapat kemajuan dibandingkan dengan tahun

2012. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) khususnya untuk

pemda dengan kategori LAKIP kurang dan sangat kurang.

Perkembangan hasil evaluasi pelaporan kinerja pemda oleh

Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara

tahun 2011- 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Perkembangan Evaluasi LAKIP

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 – 2013

No. Hasil Jumlah Pemda

2011 2012 2013

1. Memuaskan - - - - - -

2. Sangat Baik - - - - - -

3. Baik - - - - - -

4. Cukup 1 6,25% - - 2 12,50%

5. Kurang 2 12,50% 2 12,50% 6 37,50%

6. Sangat Kurang 7 43,75% 1 6,25% 1 6,25%

7. Belum Diterima Hasilnya

- - 10 62,2% 7 43,75%

8. Tidak dievaluasi 6 37,5% 3 18,75% - -

Jumlah 16 100% 16 100% 16 100%

Sumber : Laporan Bulanan Bidang APD Tahun 2014 & Laporan Evaluasi LAKIP Inspektorat Prov. Sulut

2014

Catatan : Tahun 2011, 2012, dan 2013 adalah tahun LAKIP.

Page 35: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 22

1.4. Kompilasi dan Analisis LKPD

Dalam rangka menyediakan informasi mengenai akuntabilitas

keuangan daerah, kekayaan daerah, dan kinerja keuangan seluruh

Pemda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, BPKP melakukan

kompilasi dan analisis LKPD untuk mengetahui rasio pertumbuhan

dan rasio keuangan selama dua tahun terakhir. Perkembangan

hasil kompilasi Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran Pemda di

wilayah Provinsi Sulawesi Utara tahun anggaran 2012 dan 2013

dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5 Kompilasi Neraca Pemda

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012– 2013

Uraian 2012(Rp Juta) 2013(Rp Juta) Rasio Pertumbuhan

Aset lancar 1.260.665 1.458.653 15,71

Investasi Jangka Panjang 494.238 578.875 17,12

Aset Tetap 14.144.698 16.166.396 14,29

Dana Cadangan - - 0,00

Aset Lainnya 412.998 1.141.864 176,48

Total Aset 16.316.522 19.345.659 18,56

Kewajiban Jangka Pendek 238.277 205.556 -13,73

Kewajiban Jangka Panjang 8.300 5.300 -36,14

Total Kewajiban 246.558 210.856 -14,48

Ekuitas Dana Lancar 1.021.375 1.253.074 22,69

Ekuitas Dana Investasi 15.043.635 17.891.735 18,93

Ekuitas Dana Cadangan - - 0,00

Total Ekuitas Dana 16.069.455 19.135.802 19,08

Total Kewajiban dan Ekuitas

16.315.168 19.345.659 18,57

SILPA 971.384 1.242.898 27,95

Sumber : Laporan Kompilasi dan Analisa Kinerja Keuangan Daerah

Page 36: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 23

Dari tabel 5 dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Secara umum, total aset seluruh Pemda di wilayah Provinsi

Sulawesi Utara mengalami kenaikan sebesar 18,56% dan

terjadi penurunan total kewajiban rata-rata sebesar 14,48%.

b. Rasio aset lancar dibandingkan dengan kewajiban jangka

pendek. (Aset lancar Rp1.260.665 juta/Hutang Jangka

Pendek Rp238.277 juta) tahun 2012 sebesar 529,07%,

sedangkan tahun 2013 sebesar 709,61%. Dengan demikian

dari tahun 2012 ke tahun 2013 menunjukkan adanya

kenaikan.

c. SILPA tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 terdapat

kenaikan sebesar Rp271.514 juta atau 27,95%. Hal ini

menunjukan secara total,seluruh Pemda di wilayah Provinsi

Sulawesi Utara terdapat kenaikan sisa uang pada akhir tahun.

Kenaikan SILPA terbesar dari tahun 2012 ke tahun 2013

terdapat pada Kabupaten Minahasa Tenggara sebanyak

174,96%, yang nilainya dari Rp13.062 juta menjadi Rp35.918

juta.Dan rasio penurunan SILPA yang terbesar dari tahun

2012 ke tahun 2013 terdapat pada Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur sebanyak 44,03%, yang nilainya dari

Rp34.410 juta menjadi Rp19.258 juta.

Page 37: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 24

Tabel 6 Kompilasi LRA Pemda

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012–2013

Uraian 2012

(Rp Juta) 2013

(Rp Juta)

Rasio Kenaikan/

(Penurunan) PAD 1.027.981 1.284.523 24,96

Pendapatan Transfer 8.151.057 9.237.116 13,32

Lain-lain Pendapatan yang Sah 13.806 6.024 -56,36 Jumlah Pendapatan 9.192.845 10.515.206 14,38

Belanja Operasi 6.830.471 7.642.489 11,89

Belanja Modal 1.973.262 2.271.343 15,11

Belanja Tak Terduga 24.793 12.715 -48,71 Jumlah Belanja 8.828.527 9.926.948 12,44

Jumlah Transfer ke Kab/Kota/Desa

198.825 256.501 29,01

Jumlah Belanja dan Transfer 9.027.352 10.183.450 12,81 Penerimaan Pembiayaan 834.749 968.784 16,06

Pengeluaran Pembiayaan 30.783 88.593 187,80

Pembiayaan Netto 805.793 893.638 10,90 Belanja Pegawai 4.531.523 4.829.675 6,58

Sumber :Laporan Kompilasi dan Analisa Kinerja Keuangan Daerah

Dari tabel di atas, dapat diperoleh beberapa simpulan sebagai

berikut:

a. Secara umum, PAD seluruh Pemda di wilayah Provinsi

Sulawesi Utara mengalami kenaikan yang signifikan yakni

sebesar 24,96%, namun demikian jika PAD sebesar

Rp1.284.523 juta dibandingkan dengan Jumlah

Pendapatan sebesar Rp10.515.206 juta, diperoleh rasio

sebesar 12,22%. Pendapatan Transfer sebesar

Rp9.237.116 juta dibandingkan dengan Jumlah

Pendapatan sebesar Rp10.515.206 juta diperoleh rasio

sebesar 87,85%. Hal ini menunjukkan bahwa dana

pembiayaan pembangunan di wilayah Sulawesi Utara

masih tergantung dari Pendapatan Transfer. Kenaikan PAD

terbesar dari tahun 2012 ke tahun 2013 terdapat pada

Kabupaten Minahasa Tenggara sebesar 84,15%, yang

nilainya dari Rp4.844 juta menjadi Rp8.920 juta.

b. Belanja Modal sebesar Rp2.271.343 juta dibandingkan

dengan Jumlah Belanja sebesar Rp9.926.948 juta di tahun

2013 menunjukkan rasio yang masih kecil yaitu sebesar

22,88%.Apabila dibandingkan dengan rasio tahun 2012

Page 38: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 25

sebesar 22,35% (Belanja Modal Rp1.973.262 juta/Jumlah

Belanja Rp8.828.527 juta) trennya menunjukkan perubahan

yang tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa

realisasi belanja pemda di wilayah Sulawesi Utara untuk

investasi infrastruktur dan aset lainnya masih rendah.

Sementara itu, rasio Belanja Operasi sebesar Rp7.642.489

juta dibandingkan dengan Jumlah Belanja sebesar

Rp9.926.948 juta menunjukkan rasio sebesar 76,99% pada

tahun 2013 dan menunjukkan tren penurunan dibandingkan

dengan rasio tahun 2012 (Belanja Operasi Rp6.830.471

juta/Jumlah Belanja Rp8.828.527 juta) sebesar 77,37%.

c. Belanja Tak Terduga tahun 2013 dibandingkan dengan

tahun 2012 mengalami penurunan sebesar Rp12.077 juta

atau 48,71%.

d. Pembiayaan netto tahun 2013 dibandingkan dengan tahun

2012 mengalami kenaikan sebesar Rp87.845 juta atau

10,90%.

1.5. Kapasitas SDM APIP

Proses pelaporan keuangan daerah memerlukan kapasitas SDM

yang kompeten di bidang akuntansi pemerintah dan/atau sistem

pengelolaan keuangan daerah serta Aparat Pengawas Intern

Pemerintah (APIP). Pada kenyataannya, hal tersebut masih menjadi

kendala di beberapa pemda, dimana kuantitas dan kualitas SDM

pengelola keuangan dan APIP yang kompeten masih sangat

kurang, sebagaimana disajikan pada Tabel 7.

Page 39: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 26

Tabel 7 Hasil Pemetaan SDM Pengelola Keuangan dan APIP pada Pemda

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

No. Pemda

Jumlah SDM Pengelola Keuangan dan APIP Tahun 2014

Pengelola Keuangan APIP

D3 Akuntansi/M

anajemen

S1/D4 Akuntansi/M

anajemen

D3 Akuntansi/ Manajemen

S1/D4 Akuntansi/M

anajemen

1. Prov. Sulut 64 43 - -

2. Kota Manado 3 39 - -

3. Kab. Minahasa 1 6 - 9 4. Kota Bitung 4 64 - -

5. Kota Tomohon 71 108 - -

6. Kab. Minut - - 1 20

7. Kab. Minsel 38 26 - -

8. Kab. Mitra - 25 1 16

9. Kab. Bolmong 7 23 - 8

10. Kota Kotamobagu 11 54 - 7

11. Kab. Bolmut 16 12 - -

12. Kab. Bolsel 7 23 - 12

13. Kab. Boltim - 15 1 4

14. Kab. Kep. Talaud 1 15 1 -

15. Kab. Kep. Sangihe 4 21 - 7

16. Kab. Kep. Sitaro 8 26 1 7

Jumlah 235 500 5 90

Sumber: Keterangan Kepala Dinas PPKAD/Bagian Keuangan dan BKD

1.6. Pembinaan BPKP Dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelaporan keuangan

Pemda, pada tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

secara proaktif telah bekerja sama dengan pemda dalam upaya

menuju opini WTP yang didasarkan pada 16 Memorandum of

Understanding (MoU)pada masing-masing pemda di wilayah

Sulawesi Utara.

Upaya tersebut menjadi prioritas penugasan Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara, mengingat sampai dengan LKPD tahun

2013 masih banyak Pemda yang belum memperoleh opini WTP dari

BPK RI.

Lingkup kegiatan pembinaan terhadap Pemda, antara lain dalam

bentuk:

Page 40: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 27

a. Asistensi Penerapan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP)

b. Asistensi Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP)

c. Asistensi Penyusunan APBD (RAPBD) termasuk

perubahan anggaran (RAPBD-P)

d. Asistensi Penatausahaan Keuangan Daerah

e. Asistensi Penerapan SIMDA (Keuangan, BMD, Gaji dan

Pendapatan)

f. Asistensi/Bimtek pendampingan penyusunan laporan

keuangan

g. Asistensi reviu laporan keuangan pemerintah daerah

dengan inspektorat kabupaten/kota.

Kegiatan pembinaan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara tersebut apabila dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya telah mengalami kenaikan. Kegiatan BPKP tersebut

tersaji seperti pada Tabel 8.

Tabel 8 Perkembangan Kegiatan Pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara atas

atas Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemda Tahun 2012– 2014

No.

Kegiatan

Jumlah Penugasan

2012 2013 2014

1. Asistensi Penerapan SPIP 8 10,81% 21 21,43% 10 9,35

2. Asistensi Penerapan SAKIP 1 1,35% 2 2,04% 6 5,61

3. Asistensi Penyusunan Anggaran 7 9,46% 10 10,20% 11 10,28

4. Asistensi Penatausahaan Keuangan Daerah

26 35,14% 16 16,33% 9 8,41

5. Asistensi Penerapan SAKD 1 1,35% 0 0,00% 16 14,95

6. Asistensi Penerapan SIMDA 25 33,78% 41 41,84% 46 42,99

7. Asistensi Reviu LKPD 6 8,11% 8 8,16% 9 8,41

Jumlah 74 100% 98 100% 107 100% Sumber: Buku Monitoring Penugasan Bidang APD

Pendampingan BPKP terhadap pemerintah daerah dalam

menjalankan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) Tahun 2013,

yaitu pada Pemerintah Kota Bitung, Kota Tomohon, Kota

Page 41: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 28

Kotamobagu, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, berdampak pada

peningkatan opini dari WDP di tahun 2012 menjadi WTP di Tahun

2013, termasuk Kota Bitung yang dapat mempertahankan opini

WTP sejak tahun 2011.

Namun pada beberapa pemda,antara lainPemerintah Kabupaten

Minahasa Utara dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

masih terdapat Rencana Tindak Pengendalian (RTP) di tahun 2013

yang belum ditindaklanjuti, sehingga berdampak opini yang

diberikan oleh BPK tidak meningkat, dan berdampak langsung pada

timbulnya beberapa permasalahan di tahun 2013.

1.7. Pembinaan BPKP Dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pelaporan Keuangan BUMD / RSUD

Pembinaan BPKP kepada BUMD/RSUD didasarkan pada MOU

dengan 12 BUMD/RSUD dari total 25 BUMD/RSUD. MoU dengan

BUMD dan RSUD mencakup kegiatan sosialisasi dan bimbingan

teknis manajemen pengelolaan keuangan, Good Corporate

Governance (GCG), penyusunan Laporan Keuangan, Key

Performance Indikator (KPI), bimbingan teknis persyaratan

administratif Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dan

audit/reviu/evaluasi pada BUMD dan RSUD yang berada pada

masing-masing pemda.

Rincian kerjasama BPKP dan BUMD/RSUD selengkapnya pada

Tabel 9 dan Tabel 10.

Page 42: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 29

Tabel 9

Cakupan Layanan Pengawasan BPKP Terhadap BUMD dan RSUD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2009– 2012

No.

Nama BUMD Sudah MoU (SM)/Belum MoU (BM)

Lingkup Kegiatan Dalam MoU

Audit, Reviu dan

Evaluasi

Sosialisasi dan Bimtek Manajemen Pengelolaan Keuangan, GCG, LK, KPI, dll

Bimtek PPK

BLUD

1 PT Bank Sulut (BPD) SM √ √ -

2 PDAM Kota Tomohon SM √ √ -

3 PDAM Dua Sudara Bitung SM √ √ -

4 PDAM Kab Minahasa SM √ √ -

5 PDAM Kab Minahasa Utara SM √ √ -

6 PDAM Kab Minahasa Selatan SM √ √ -

7 PDAM Kab Bolaang Mangondow SM √ √ -

8 PDAM Kab Kepulauan Sangihe SM √ √ -

9 PDAM Kab Siau Tagulandang Biaro (Sitaro)

SM √ √ -

10 PDAM Kab Talaud SM √ √ -

11 PDAM Kota Manado SM √ √ -

12 PD Pasar Manado BM - - -

13 PD Pembangunan Kota Manado BM - - -

14 PD Klabat BM - - -

15 PD Pasar Kota Tomohon BM - - -

16 RSUD Bitung SM - - √

17 RSJ Prof Dr Ratumbuysang Manado BM - - √

18 RSUD DR Sam Ratulangi Tondano BM - - √

19 RSUD Liunkendage Tahuna BM - - √

20 RSUD Datoe Binangkang Bolaang Mangondow

BM - - √

21 RSUD Walanda Maramis Kab Minahasa Utara

BM - - -

22 RSUD Noongan Provinsi Sulut BM - - -

23 RUSD Tagulandang Kab Sitaro BM - - -

24 RSUD Minahasa Selatan BM - - -

25 RSUD Kabupaten Talaud BM - - √

Saat ini, BPKP sedang mengupayakan MoU penguatan tata kelola

dan penyiapan persyaratan administratif PPK-BLUD pada RSJ

Prof. Dr. Ratumbuysang, RSUD DR. Sam Ratulangi Tondano, dan

RSUD Noongan Provinsi Sulawesi Utara.

Page 43: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 30

Tabel 10 Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka Peningkatan Tatakelola

BUMD/BLUD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2012 -2014

No. Kegiatan

Frekuensi (kali)

2012 2013 2014

1. Sosialisasi dan Bimtek PPK BLUD pada RSUD

3 7 6

2. Bimtek SAK-ETAP 4 4 9

4. Pengembangan Sistem Akuntansi 3 2 -

5. Pendampingan Penyusunan RKAP - 1 4

6. Sosialisasi GCG - 4 1

7. Diagnostic Assessment GCG 1 - -

8. Penyusunan KPI 1 1 1 9. Pendampingan Penyusunan LK 3 1 1

7. Bimtek Penyusunan Business Plan PDAM - - 1

Jumlah 16 20 23

Sumber : Laporan Bulanan Bidang AN

Pelaksanaan bimbingan teknis Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP),

dilakukan tersebar pada pada 9 (sembilan) PDAM yaitu: PDAM

Duasudara Bitung, PDAM Kab Bolaang Mongondow, PDAM Kab

Minahasa, PDAM Kab Minahasa Utara, PDAM Kab Kepulauan

Talaud, PDAM Kota Tomohon, PDAM Kab Minahasa Selatan,

PDAM Kab Kepulauan Sangihe dan PDAM Kab Siau Tagulandang

Biaro. Output dari bimtek tersebut yaitu tersusunnya Laporan

Keuangan PDAM tahun buku 2013 berdasarkan SAK-ETAP.

Sedangkan kegiatan sosialisasi KPI, sosialisasi GCG, dan bimtek

penyusunan Business Plan dilaksanakan hanya pada PDAM

Bitung. Output kegiatan adalah meningkatnya kemampuan dan

pemahaman personil PDAM serta tersusunnya dokumen Business

Plan.

Pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis penyusunan

persyaratan administratif PPK BLUD dilakukan pada 6 (enam)

RSUD atau 60% dari 10 RSUD di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu

RSUD Bitung, RSUD Kabupaten Kepulauan Talaud, RSUD

Liunkendage Tahuna, RSJ Prof. Dr. Ratumbuysang Manado, RSUD

Datoe Binangkang Bolaang Mangondow, dan RSUD Dr. Sam

Ratulangi Tondano. Adapun RSUD yang masih belum dilakukan

Page 44: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 31

sosialisasi dan bimtek penyusunan persyaratan administratif PPK

BLUD yaitu RSUD Minahasa Selatan, RSUD Walanda Maramis,

RSUD Sitaro, dan RSUD Noongan Provinsi Sulawesi Utara.

Output kegiatan bimtek adalah tersusunnya persyaratan

administratif PPK BLUD pada enam RSUD berupa Rencana

Strategis Bisnis, Tata Kelola, dan Standar Pelayanan Minimum.

Persyaratan Administratif PPK BLUD akan menjadi bahan penilaian

dalam rangka penetapan status RSUD menjadi BLUD,

sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang Undang Nomor 44

Tahun 2009, PP Nomor 23 Tahun 2005, dan Permendagri Nomor

61 Tahun 2006, dan SE Mendagri Nomor 900/2759/SJ Tahun 2008.

Dari sepuluh RSUD di Provinsi Sulawesi Utara, baru satu RSUD

yang ditetapkan sebagai BLUD, yaitu RSUD Bitung. Namun

demikian, Pemerintah Kota Bitung belum menerbitkan Peraturan

Daerah untuk mengoperasikan RSUD Bitung sebagai BLUD. Hal ini

tidak sesuai dengan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, pasal 64 ayat 1 yang mensyaratkan bahwa semua Rumah

Sakit Pemerintah harus menyesuaikan dengan ketentuan yang

berlaku dalam UU ini paling lambat dalam jangka waktu 2 tahun

setelah UU tentang Rumah Sakit diundangkan.

Keterlambatan penerapan PPK BLUD pada RSUD di Provinsi

Sulawesi Utara antara lain disebabkan :

1) Peraturan perundang-undangan terkait tidak mensyaratkan

sanksi kepada Pemerintah Daerah/Pemangku Kepentingan

terkait apabila RSUD tidak menerapkan PPK BLUD sesuai

batas waktu yang ditentukan;

2) Kurangnya dukungan dari Pemerintah Daerah setempat

karena menganggap bahwa Retribusi RS merupakan

penyumbang utama PAD di Wilayahnya, padahal

pembentukan BLUD merupakan salah satu perwujudan

dari peningkatan kesejahteraan umum sebagaimana

disyaratkan dalam UU;

3) Kekurangpemahaman para pihak terkait tentang Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

Page 45: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 32

4) Adanya keraguan Pemerintah Daerah setempat bahwa

penerapan PPK BLUD akan mengakibatkan peningkatan

beban anggaran Daerah;

5) Adanya kendala operasional dan pengelolaan aset RSUD

yang terjadi akibat pemekaran wilayah, yaitu RSUD

Kabupaten Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang

Mangondow yang berkedudukan di Lolak namun

beroperasi di Kota Kotamobagu.

Hal tersebut diatas mengakibatkan kurang maksimalnya pelayanan

kesehatan kepada masyarakat, dapat menghambat perkembangan

RSUD dan pencapaian Millenium Development Goals, serta kalah

bersaing dari rumah sakit Swasta .

Direkomendasikan kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Utara agar :

1) Mendorong para kepala daerah untuk mempercepat proses

penerapan PPK BLUD RSUD di Provinsi Sulawesi Utama

2) Melakukan koordinasi kepada seluruh pemerintah daerah

terkait dengan penataan aset dalam rangka percepatan

penerapan PPK BLUD pada RSUD.

1.8. Kegiatan BPKP dalam Audit Keuangan pada Proyek/Kegiatan Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN)

Berdasarkan Loan Agreement dengan pihak lender BPKP ditunjuk

untuk melakukan audit keuangan dengan memberikan opini kepada

Proyek/Kegiatan Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN). Selama

Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara melakukan

audit dukungan atas laporan keuangan proyek/kegiatan antara lain

atas: PAUD, EINRIP, Coastal Community Development Project

Internasional Fund For Agricultural Development (CCDP-IFND),

PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, dan PNPM

Mandiri Generasi Sehat Cerdas.

Berdasarkan hasil audit dukungan atas laporan keuangan tahun

anggaran 2014, pada umumnya opini kegiatan/program PHLN

Page 46: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 33

menyajikan secara wajar semua hal yang material mengenai

penerimaan dan pengeluaran selama tahun berjalan.

1.9. Pembinaan BPKP kepada Satuan Kerja K/L

Kegiatan pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

terhadap satuan-satuan kerja K/L di wilayah Provinsi Sulawesi

Utara, meliputi:

a. Kegiatan Bimtek/Asistensi penyusunan LKKL Bidang

Perekonomian, antara lain pada Kementerian Pekerjaan

Umum, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian

Pertanian, Badan Pertanahan Nasional, dan Badan Pusat

Statistik.

b. Kegiatan Bimtek/Asistensi penyusunan LKKL Bidang

Perekonomian, antara lain pada Kementerian Pekerjaan

Umum, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian

Pertanian, Badan Pertanahan Nasional, dan Badan Pusat

Statistik.

Gambaran hasil pembinaan peningkatan akuntabilitas laporan

keuangan tersebut tampak pada Tabel 11.

Page 47: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 34

Tabel 11 Perkembangan Kegiatan Pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

atas Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja K/L di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2014

No. Kementerian/ Lembaga Jumlah Satuan Kerja K/L

Bidang Perekonomian

1. Pekerjaan Umum 5 Satker K/L

2. Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1 Satker K/L

3. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 1 Satker K/L

4. Pertanian 1 Satker K/L

5. Badan Pertanahan Nasional 1 Satker K/L

6. Badan Pusat Statistik 1 Satker K/L

Bidang Polsoskam

1. Hukum dan HAM 1 Satker K/L

2. Kepolisian 1 Satker K/L

3. Badan Nasional Penanggulangan Bencana 7 Satker K/L

4. Komisi Pemilihan Umum 1 Satker K/L

5. Kejaksaan 1 Satker K/L

6. Kesehatan 4 Satker K/L

7. Badan Pengawas Pemilu 1 Satker K/L

Jumlah 26 Satker K/L

Sumber: Buku Monitoring Penugasan Bidang IPP

1.10. Kendala dan Hambatan dalam Peningkatan Akuntabilitas Pelaporan Keuangan

Dalam pelaksanaan kerjasama antara Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara dengan satuan-satuan kerja K/L dan pemda di

wilayah Provinsi Sulawesi Utara terdapat beberapa kendala atau

hambatan antara lain:

a. Komitmen Kepala Daerah seperti yang tertuang dalam

MoU belum didukung sepenuhnya oleh para kepala dinas

dan pejabat di bawahnya, seperti adanya ketidakpatuhan

kepada ketentuan yang berkaitan dengan penggunaan

pendapatan secara langsung dan masih berlarutnya

penyelesaian masalah BMD pada kabupaten hasil

pemekaran.

Page 48: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 35

b. Kualitas SDM pada beberapa pemda masih perlu

ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kompetensi

di bidang keuangan dan pengawasan internal.

c. Pola mutasi dan rotasi SDM di pemda kurang

mempertimbangkan faktor ketersediaan kompetensi yang

dibutuhkan oleh bidang-bidang terkait.

d. Satgas SPIP yang ada di setiap Pemda belum bekerja

secara maksimal dalam penyelenggaraan SPIP di masing-

masing pemda.

1.11. Rencana Tindak dalam Peningkatan Akuntabilitas Pelaporan Keuangan

Sehubungan dengan kondisi kualitas akuntabilitas pelaporan

keuangan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka

beberapa hal yang menjadi fokus rencana tindak ke depan adalah

sebagai berikut:

a. Memberikan reward dan punishment kepada SKPD untuk

meningkatkan dukungan kepala SKPD terhadap komitmen

kepala daerah dalam upaya mewujudkan good governance

dan clean government.

b. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota menganggarkan dana

pendamping atas APBN/Loan sesuai kesepakatan yang

telah diatur (DDUB), sehingga penyaluran dana dari Pusat

tidak terhambat, termonitor dengan baik dan tujuan

program dapat tercapai.

c. Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota menganggarkan

dana untuk monitoring dan evaluasi, sehingga kegiatan

pusat di daerahnya dapat terpantau secara optimal.

d. SKPD-SKPD yang mengelola dana pusat (dekonsentrasi,

tugas pembantuan dan DUB) agar lebih aktif bekerja sama

dengan satker pusat di wilayah Provinsi Sulawesi Utara

yang ditunjuk sebagai koordinator dan lebih aktif

berkoordinasi dengan K/L terkait.

Page 49: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 36

e. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan koordinasi

dengan UAPPA/B Wilayah masing-masing Kementerian/

Lembaga di Sulawesi Utara untuk ikut memantau dana-

dana Pusat, sehingga Laporan Keuangan wilayah secara

lengkap dapat diketahui.

f. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam melakukan

mutasi dan rotasi SDM harus mempertimbangkan faktor

ketersediaan kompetensi yang dibutuhkan oleh bidang-

bidang terkait.

g. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota mengoptimalkan

peran Satgas SPIP.

h. Peningkatan kualitas SAKIP Pemda melalui pendampingan

penyusunan LAKIP pemda.

2. AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA/DAERAH DAN

PENGELOLAAN ASET

Perbendaharaan negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan,

yang ditetapkan dalam APBN dan APBD berdasarkan landasan hukum di

bidang administrasi keuangan negara, yaitu Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang menganut asas

kesatuan, asas universalitas, asas tahunan, dan asas spesialitas serta

mendorong profesionalitas dan menjamin keterbukaan dan akuntabilitas

dalam pelaksanaan anggaran.

Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara

ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara,

sedangkan lingkup pengawasan atas akuntabilitas kegiatan

kebendaharaan umum daerah adalah atas permintaan pimpinan daerah

dan/atau pejabat pengelola keuangan daerah.

Kegiatan Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum

negara / daerah tersebut dilaksanakan melalui berbagai kegiatan

pengawasan berupa audit, evaluasi, monitoring pemetaan, Quality

Assurance dan sebagainya, yang menghasilkan koreksi penerimaan

negara/daerah dan koreksi atas pengeluaran (belanja).

Page 50: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 37

2.1. Pengawasan atas Belanja Negara

Kegiatan pengawasan atas belanja negara yang telah dilaksanakan

pada tahun 2014 berupa audit operasional, yaitu :

Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Pegawai

Negeri Sipil Daerah di Provinsi Sulawesi Utara.

Audit atas Tunggakan Jamkesmas sampai 31 Desember

2013 pada Rumah Sakit (PPK Lanjutan) di Provinsi Sulawesi

Utara.

Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Kementerian

Agama di Provinsi Sulawesi Utara.

Audit Dalam Rangka Pengajuan Perpanjangan Ijin Kontrak

Tahun Jamak (Multiyears) Paket Pembangunan Jembatan

DR. IR. Soekarno Manado Provinsi Sulawesi Utara.

Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2013

di Provinsi Sulawesi Utara.

Audit Operasional atas Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Dana Siap Pakai (DSP) dan Dana

Bantuan Sosial Berpola Hibah Kegitan Rehabiitasi dan

Rekonstruksi (DRR) pada BPBD di Provinsi Sulawesi Utara.

Audit atas Klaim Dana Pelayanan Dasar Jamkesmas dan

Jampersal Tahun 2013 pada Seluruh Dinas Kesehatan

Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara.

Audit Operasional atas Program Beras Miskin (RASKIN)

Tahun Anggaran 2014.

Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan (PPIP) Tahun 2013 dan Audit Interim atas

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

Tahun 2014.

Page 51: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 38

2.2. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monitoring dan Evaluasi pada tahun 2014 yang telah

dilaksanakan adalah :

Kajian Ease of Doing Business Tahun 2014 pada Dinas

Tenaga Kerja, Perusahaan Listrik Negara dan Badan

Pertanahan Nasional di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

Monitoring Kegiatan UKP-PPP

Monitoring Distribusi Buku Kurikulum Tahun 2013 di

Provinsi Sulawesi Utara

Evaluasi Penyerapan Anggaran pada Satuan Kerja K/L

Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD

Monitoring Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK)

2.2.1. Monitoring Kegiatan UKP-PPP

Dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 4

Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas

Akuntabilitas Keuangan Negara, Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara telah melakukan monitoring atas rencana

aksi prioritas pembangunan nasional pada satuan kerja

sebagai berikut:

1) Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2014

a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

b. Kementerian Agama

c. Kementerian Kesehatan

d. Kementerian Pertanian

2) Monitoring terkait kesiapan Rumah Sakit dan Puskesmas

terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) sampai dengan Maret 2014.

Berdasarkan hasil monitoring diketahui bahwa dari 121

Satuan Kerja yang dimonitor, terdapat 14 satuan kerja dengan

permasalahan yang memerlukan perhatian khusus. Hasil

monitoring selengkapnya disajikan pada Tabel 12.

Page 52: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 39

Tabel 12 Permasalahan Hasil Monitoring

Atas Rencana Aksi Prioritas Pembangunan Nasional

No. Nama

Kementerian

Jumlah Satker yang

Dimonitor

Tingkat Permasalahan

Tidak Masalah

Perlu Perhatian

Perlu Perhatian Khusus

1 Pendidikan dan Kebudayaan 30 18 4 8

2 Agama 24 18 6 -

3 Kesehatan 56 17 33 6

4 Pertanian 12 9 3 -

5 Sosial 1 1 - -

Jumlah 123 67 46 14

Sumber: Laporan Monitoring

Rincian per Kabupaten/Kota pada Lampiran I.

Empat belas Satker dan permasalahan yang memerlukan

perhatian khusus adalah sebagai berikut:

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

terdapat sembilan satker yaitu :

a. Kabupaten Minahasa Tenggara terdapat

tiga satker pada tingkat Sekolah Dasar

(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP)

dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

b. Kabupaten Minahasa Selatan terdapat tiga

satker pada tingkat Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Sekolah Menengah Atas (SMA).

c. Kabupaten Bolaang Mongondow terdapat

satu satker yaitu di Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga.

d. Kota Kotamobagu terdapat dua satker

pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan

Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Page 53: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 40

Permasalahan utama untuk sembilan satker tersebut

adalah :

a. Satker tidak memiliki data mengenai

penetapan siswa penerima Bantuan Siswa

Miskin (BSM).

b. Penyaluran BSM dilaksanakan oleh

lembaga penyalur (Kantor Pos untuk dana

APBN dan Bank Sulut untuk dana APBN-P)

tanpa melibatkan Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga.

c. Tidak ada monitoring yang dilakukan dari

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

terkait penyaluran BSM.

2. Kementerian Kesehatan

Pada Kementerian Kesehatan, terdapat lima Satker di

dua Kabupaten/Kota, yaitu:

a. Kabupaten Bolaang Mongondow terdapat dua

satker atau dua Puskesmas.

b. Kota Kotamobagu terdapat tiga satker yaitu

pada satu Rumah Sakit dan dua Puskesmas.

Permasalahan utama adalah Rumah Sakit dan

Puskesmas dimaksud masih belum siap dalam

pelaksanaan BPJS Kesehatan karena kurangnya

informasi dan sosialisasi.

2.2.2. Monitoring Distribusi Buku Kurikulum Tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Utara

Monitoring dilaksanakan pada Dinas Pendidikan Provinsi

Sulawesi Utara dengan sampel enam sekolah di Kota

Manado. Adapun permasalahan yang dijumpai antara lain:

Page 54: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 41

a) Tidak terdapat personil yang ditugaskan untuk melakukan

monitoring pemesanan dan distribusi buku kurikulum 2013

oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kabupaten/Kota

dan oleh Kepala Sekolah;

b) Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kota

Manado tidak menyelenggarakan dokumen pendukung

pelaksanaan distribusi.

Atas Hasil Monitoring Distribusi Buku Kurikulum 2013, telah

direkomendasikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi

Sulawesi Utara agar:

a) Memerintahkan Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan

Menengah Dinas Pendidikan Provinsi dan Kepala Dinas

Pendidikan Kota Manado menyelenggarakan dokumen

pendukung pelaksanaan distribusi.

b) Masing - masing sekolah melakukan penghitungan buku

yang telah diterima , dan membuat laporan kekurangan

jumlah buku untuk selanjutnya disampaikan ke Dinas

Pendidikan Kabupaten / Kota dan disampaikan ke

Penyedia Buku Kurikulum 2013.

2.2.3. Evaluasi Penyerapan Anggaran pada Satuan Kerja K/L

Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

melakukan Evaluasi Penyerapan Anggaran terhadap 13

Kementerian/ Lembaga pada 33 Satker, yaitu:

Kementerian Hukum dan HAM 2 Satker

Kementerian Sosial 1 Satker

Kementerian Agama 8 Satker

Kementerian Perhubungan 4 Satker

Kementerian Kelautan dan Perikanan 1 Satker

Kejaksaan Agung 2 Satker

Mahkamah Agung 2 Satker

Badan Pertanahan Nasional 2 Satker

Badan Pengawas Pemilu 1 Satker

Komisi Pemilihan Umum 3 Satker

Page 55: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 42

Kepolisian Republik Indonesia 4 Satker

Badan Pusat Statistik 3 Satker

Dari hasil evaluasi tersebut, diperoleh nilai rata-rata

penyerapan anggaran pada Kementerian/Lembaga di

Wilayah Provinsi Sulawesi Utara per 30 Juni 2014 sebesar

26,91%.

Rendahnya penyerapan anggaran pada umumnya

dikarenakan terlambatnya pelaksanaan kegiatan serta

anggaran yang masih diblokir/ bertanda bintang.

2.2.4. Evaluasi penyusunan dan penetapan APBD

Hasil evaluasi penyusunan dan penetapan APBD

menunjukkan proses penyusunan dan penetapan APBD pada

tahun 2012 dan 2013 tidak tepat waktu sesuai tahapan yang

telah diatur dalam Permendagri No. 13 tahun 2006, namun

Secara umum untuk tahun anggaran 2014 telah dilaksanakan

secara tepat waktu, seperti disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13

Gambaran Permasalahan dari Hasil Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2012 – 2014

No.

Tahapan Penyusunan dan Penetapan APBD dalam Permendagri 13 Tahun

2006

Jumlah Kejadian Keterlambatan

APBD 2012 APBD 2013 APBD 2014

1 Penyusunan dan penetapan RKPD - - 1 14,29% - -

2 Penyusunan dan penetapan KUA dan PPAS

3 15,80% 1 14,29% - -

3 Penyusunan RKA-SKPD dan penyampaian Raperda APBD

4 21,05% 1 14,29% - -

4 Pembahasan Raperda APBD di DPRD

4 21,05% 2 28,56% - -

5 Evaluasi dan penetapan Raperda APBD serta Raperkada Penjabaran APBD oleh Gubernur

4 21,05% 2 28,56% - -

6 Penyusunan dan penetapan DPA-SKPD

4 21,05% - - - -

Jumlah 15 100% 7 100% - -

Sumber:Laporan Hasil Evaluasi

Page 56: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 43

2.2.5. Monitoring Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan

Kegiatan Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK)

adalahkegiatan pengawasan berupa monitoring pengelolaan

DAK pada pemprov/pemkab/ pemkot, yang didasarkan atas

permintaan Menteri Keuangan kepada BPKP.

Monitoring dilakukan terhadap pengelolaan DAK Tahun

Anggaran 2012, 2013, dan 2014 pada pemerintah

kabupaten/kota yaitu:

Kota Tomohon

Kota Bitung

Kabupaten Minahasa

Kabupaten Minahasa Selatan

Kabupaten Bolaang Mongondow.

Kabupaten Kepulauan Talaud

Kabupaten Kepulauan Sangihe

Kabupaten Kepulauan Siao Tagulandang Biaro

Gambaran hasil monitoring DAK, adalah sebagai berikut.

2.2.5.1. Hasil pekerjaan diantaranya berupa pembangunan

Ruang Kelas Baru (RKB), Rehab Ruang Kelas,

Pengadaan Buku dan Pengadaan Alat Peraga

Pendidikan senilai Rp8.529.132.516,00, tidak bisa

dimanfaatkan karena :

a. Fasilitas atau sarana pendukung belum tersedia

pada tahun 2012 senilai Rp1.231.930.165,00.

b. Tidak didukung SDM yang mampu

memanfaatkan hasil pekerjaan pada tahun 2013

senilai Rp433.441.782,00,

c. Fasilitas atau sarana pendukung belum tersedia

senilai Rp6.863.760.569,00

Page 57: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 44

2.2.5.2. Kelebihan pembayaran,Kelebihan Volume RAB,

dan Pekerjaan Kurang

a. Kelebihan pembayaran karena tidak adanya

mekanisme pengendalian/ nomor, tanggal,

pelaksana dan nilai kontrak tidak diinput pada

SIMDA Keuangan terhadap pembayaran

kontrak tahun 2013 sebesar Rp306.836.060,00.

b. Kelebihan Volume RAB Kontrak/Mark Up karena

dalam penyusunan RAB, sekolah tidak

menyesuaikan dengan kondisi di lapangan tahun

2013 sebesar Rp128.133.861,00.

c. Pekerjaan kurang karena Panitia Penerima

(PPHP) tidak cermat dalammelakukan

pemeriksaan/pengujian hasil pengadaan

barang/jasa tahun 2013 sebesar

Rp293.442.106,00.

d. Pekerjaan kurang karena lemahnya pengawasan

yang dilakukan oleh pihak Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga tahun 2013 sebesar

Rp86.855.494,00.

2.2.5.3. Keterlambatan pekerjaan

Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan berupa

pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), Rehab

Ruang Kelas, Pengadaan Buku dan Pengadaan

Alat Peraga Pendidikan,karena kurang cermatnya

perencanaan oleh Panitia Pelaksana Sekolah

Tahun 2014 sebesar Rp1.090.000.000,00 .

2.2.5.4. Ketidaktepatan sasaran atas penggunaan DAK

a. Hasil Pekerjaan tidak tepat sasaran karena

kegiatan fisik tidak sesuai dengan Petunjuk

Teknis tahun 2012 sebesar Rp29.513.128,00.

b. Hasil pekerjaan tidak tepat sasaran karena

kegiatan fisik tidak sesuai dengan Petunjuk

Page 58: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 45

Teknis tahun 2013dengannilaisebesar

Rp481.379.328,00

2.2.5.5. Dana tidak terserap dan menjadi SILPA

a. Sisa DAK Pendidikan tahun 2012

Rp.17.339.896.782, nilai sisa DAK tahun 2012

yang dianggarkan kembali tahun 2013 sebesar

Rp.16.313.578.211,00.

b. Sisa DAK Pendidikantahun 2013

Rp.13.353.832.409,00 , nilai sisa DAK tahun

2013 yang dianggarkan kembali tahun 2014

sebesar Rp.12.120.079.900,00.

2.2.5.6. Pengadaan buku kurikulum 2013 belum terealisasi

Prioritas utama DAK Bidang Pendidikan tahun

2014 adalah pengadaan buku kurikulum 2013.

Sampai dengan saat monitoring, masih banyak

pemda yang belum dapat merealisasikan

pengadaan karena disebabkan belum adanya

penetapan HET buku kurikulum 13 oleh instansi

terkait.

2.3. Quality Assurance

Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

melakukan Quality Assurance atas Audit Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dan PNPM

Mandiri Perkotaan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah,

yaitu :

QA atas Audit PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan oleh

Inspektorat Daerah Kota Bitung

QA atas Audit PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan oleh7

Inspektorat daerah, yaitu: Inspektorat Daerah Kabupaten

Minahasa Utara, Inspektorat Daerah Kabupaten Kepulauan

Sangihe, Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang

Mongondow Selatan, Inspektorat Daerah Kabupaten Boaang

Mongondow Timur, Inspektorat Daerah Kabupaten

Page 59: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 46

Minahasa, Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Selatan,

Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara.

Dari hasil Quality Assurance tersebut, permasalahan-permasalahan

yang masih ditemui antara lain:

Pelaksanaan audit tidak sesuai ketentuan, seperti kurangnya

jumlah uji petik dan terlambatnya pelaksanaan audit.

Pelaporan yang tidak sesuai petunjuk teknis audit, seperti

tidak dilaksanakannya proses review berjenjang dan tidak

lengkapnya informasi yang disajikan dalam lampiran laporan.

Tidak lengkapnya dokumen pendukung kertas kerja seperti

Program Kerja Audit (PKA), Surat Independensi Auditor dan

Berita Acara Temuan Hasil Audit.

2.4. Asistensi Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD)

Bimbingan Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah yang dilakukan

pada tahun 2014 adalah pada Pemerintah Kota Manado, Kota

Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara,

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Kepulauan

Talaud. Berdasarkan hasil audit BPK RI, permasalahan utama yang

ditemukan dalam pengelolaan BMD yaitu:

Peralatan dan Mesin yang ada pada SKPD belum diketahui

status keberadaannya, dalam kondisi rusak dan beberapa

diantaranya dinyatakan hilang.

Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan tidak didukung dengan

data identitas jalan seperti panjang lebar, dan luas jalan,

letak lokasi alamat serta dokumen pengadaan;

Aset Tetap Lainnya berupa buku dan binatang ternak tidak

didukung dengan data judul, spesifikasi buku, jenis serta

ukuran ternak;

Aset tetap dari hibah dan kapitalisasi belum dicatat dan

penghapusan aset tanpa Surat Keputusan Kepala Daerah;

Terdapat perbedaaan aset tetap yang disajikan pada Neraca

dengan nilai yang tercatat padaLaporan Barang Milik Daerah

(BMD) bidang aset maupun SKPD;

Page 60: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 47

Aset yang dikuasai pihak lain, tidak diketahui keberadaannya

sehingga tercatat pada Buku Inventaris tanpa rincian jumlah

unit yang sebenarnya dan barang-barang inventaris ex-

rumah dinas jabatan Walikota , Wakil Walikota dan

Sekretaris Daerah yang tidak diketahui nilai dan

keberadaannya.

3. AKUNTABILITAS PEWUJUDAN IKLIM BAGI KEPEMERINTAHAN YANG

BAIK DAN BERSIH

Dalam upaya menuju pemerintahan yang baik dan bersih, berdasarkan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia no. 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum

Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju wilayah bebas dari korupsi,

Pemerintah Daerah yang telah mencanangkan kesiapan/kesanggupan

menjadi Pemerintah Daerah yang berpredikat Zona Integritas (ZI) harus

mewujudkan komitmen pencegahan korupsi melalui pelaksanaan

kegiatan–kegiatan pencegahan korupsi yang nyata (konkret). Kegiatan

pencegahan korupsi yang nyata (konkret) antara lain penyediaan sistem

dan sarana pengaduan masyarakat atau Wishtle Blower System.

Pengaduan tersebut terkait pengaduan dugaan tindak Pidana Korupi

(TPK) dilingkungan kerja masing-masing, dan harus ditindaklanjuti oleh

pemerintah daerah yang bersangkutan.

Tindak lanjut pengaduan tersebut sebaiknya dengan audit investigasi oleh

pemda yang bersangkutan, atau pemda dapat meminta bantuan BPKP

untuk melakukan audit investigasi.

Di lain pihak, pemda memiliki pandangan atau pendapat bahwa

pengaduan dapat direspon dalam bentuk melaksanakan audit operasional

dan diselesaikan melalui Majelis Pertimbangan Ganti Rugi, serta memiliki

rasa sungkan apabila melakukan audit investigasi kepada teman sejawat.

Mengenai kewajiban pemerintah daerah dinyatakan/diatur dalam Surat

Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 08/MPAN-RB/06/2012 tanggal 29 Juni 2012.

Page 61: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 48

Secara umum akuntabilitas pewujudan iklim bagi Kepemerintahan yang

baik dan bersih di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tercermin dengan telah

ditandatanganinya dokumen Pakta Integritas dalam rangka pencanangan

zona integritas yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara

dan pemerintah kabupaten / kota seluruh Sulawesi Utara.

Upaya BPKP dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan

bersih adalah melalui pengawasan yang bersifat preventif, represif, dan

bersifat solusi kesisteman.

3.1. Pengawasan Bersifat Preventif.

Pengawasan yang bersifat preventif yang telah dilaksanakan BPKP

adalah melakukan sosialisasi Program Anti Korupsi pada berbagai

elemen masyarakat/lembaga pemerintah/BUMD dan sosialisasi

Fraud Control Plan (FCP).

Sosialisasi Program Anti Korupsi adalah sosialisasi yang ditujukan

kepada masyarakat mereka dapat mengenali, memahami dan mulai

memerangi korupsi.

Fraud Control Plan (FCP) adalah Pengembangan pengendalian

yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan

memudahkan pengungkapan kejadian berindikasi fraud. Program

tersebut dirancang untuk melindungi organisasi dari kemungkinan

kejadian fraud.

Peran Fraud Control Plan (FCP) harus dimaksimalkan guna

mencegah terjadinya fraud. FCP memungkinkan manajemen fokus

terhadap fraud melalui:

a. Penciptaan Lingkungan yang kondusif untuk mencegah dan

mendeteksi fraud

b. Penilaian risiko yang secara khusus ditujukan untuk

mencegah dan mendeteksi fraud

c. Aktivitas Pengendalian khusus ditujukan untuk mencegah

dan mendeteksi fraud

d. Informasi dan Komunikasi internal dan eksternal untuk

membangun kepedulian untuk mencegah fraud.

Page 62: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 49

Kegiatan BPKP terkait sosialisasi anti korupsi dan Fraud Control

Plan (FCP) selama tahun 2014 tersebut dapat dilihat pada Tabel

14.

Tabel 14

Perkembangan Kegiatan Penerapan Strategi Preventif terhadap KKN

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2014

No. Kegiatan Satuan Kerja K/L

Dan Pemda

Output

1. Sosialisasi

Program Anti

Korupsi

Focus Group Discussion yaitu

pelajar

4

2. Sosialisasi FCP Dinas Pendidikan, Pemuda, dan

Olahraga Kabupaten Minahasa

Utara

3

3. Diagnostic

Assessment FCP

Pemerintah Kabupaten

Minahasa Utara

1

4. Bimbingan

Teknis FCP

Bank Sulawesi Utara 1

Jumlah 9

Sumber : Laporan Bulanan Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

Selain kegiatan tersebut di atas , BPKP juga bekerjasama dengan

KPK melakukan Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi

(Korsupgah) .

Tujuan dilakukannya kegiatan korsup pencegahan, adalah :

a) Evaluasi perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan

APBD untuk memastikan APBD Pro Rakyat dan bebas dari

korupsi;

b) Melakukan pengamatan atas bidang pertambangan dan

Ketahanan Pangan;

c) Melakukan identifikasi risiko atas kegiatan-kegiatan sesuai

dengan ruang lingkup korsup

Pada tahun 2014, kegiatan korsup pencegahan dilakukan terhadap

2 (dua) pemda yaitu Kabupaten Minahasa Utara dan Minahasa

Selatan, dengan ruang lingkup sebagai berikut :

a) Pengelolaan APBD tahun anggaran 2013-2014.

Page 63: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 50

b) Pengamatan terhadap SKPD yang terkait dengan National

Interest Bidang Pertambangan;

c) Untuk Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan

Pengamatan juga dilakukan terhadap SKPD yang terkait

dengan National Interest Bidang Ketahanan Pangan.

Hasil kegiatan BPKP terkait korsup pencegahan selama tahun 2014

tersebut dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15

Perkembangan Kegiatan korsup pencegahan

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2014

No. Bidang Pengamatan Permasalahan

Kabupaten Minahasa Selatan Kabupaten Minahasa Utara

1. Pengelolaan APBD tahun

anggaran 2013-2014

- Proses penyusunan RKPD

Tahun 2014 belum sesuai

ketentuan

- Keterlambatan Penetapan

APBD Tahun 2014

- Perencanaan, Pelaksanaan

dan Pertanggungjawaban

belanja Hibah dan Bansos

tidak sesuai dengan

ketentuan

- Anggaran Belanja Modal

tahun 2010 s.d 2013 masih

dibawah 30%

- RPJMD/Renstra SKPD tidak

dijadikan acuan dalam

menyusun RKPD/Renja SKPD

- Penyusunan Anggaran belum

sepenuhnya berdasarkan pada

Standar Satuan Harga (SSH)

dan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) serta Analisa

Standar Belanja (ASB)

- Penempatan komponen

belanja tidak sesuai kegiatan

yang akan dilaksanakan

- Jumlah pagu anggaran SKPD

melebihi PPAS yang telah

disepakati antara DPRD dan

Pemerintah Daerah

- Perencanaan, Pelaksanaan

dan Pertanggungjawaban

belanja Hibah dan Bansos

tidak sesuai dengan ketentuan

2. National Interest Bidang

Pertambangan

- Belum ada peraturan pokok

penyelenggaraan

pertambangan

- Sudah disusun Penetapan

- Lokasi Wilayah Izin Usaha

Pertambangan (WIUP)

tumpang tindih dengan

peruntukan usaha lainnya

Page 64: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 51

Peta Wilayah Pertambangan,

namun penetapan tersebut

tidak berdasarkan hasil

inventarisasi potensi

pertambangan melalui

kegiatan penyelidikan dan

penelitian pertambangan

- Inspektur Pertambangan

belum pernah mengikuti diklat

pengawasan

penyelenggaraan

pertambangan

- Terdapat kegiatan

penambangan liar yang

dilakukan oelh sekelompok

masyarakat tanpa adanya Izin

Pertambangan Rakyat (IPR)

dari Pemerintah Kabupaten

Minahasa Selatan.

- Tidak adanya jaminan

kesungguhan, jaminan

reklamasi dan jaminan pasca

dari pemegang IUP Operasi

Produksi

- Terdapat 3 perusahaan

pemegang IUP Eksplorasi

yang telah berakhir pada

tahun 2013 dan tidak

mengajukan permohonan

perpanjangan

- Terdapat perusahaan

pemegang IUP yang belum

melunasi iuran tetap (pokok

dan denda) IUP Eksplorasi

tahun 2012 sebesar

$99.998,98 tahun 2013/2014

sampai dengan bulan April

2014 sebesar $108.669,03

- Perusahaan pemegang IUP

yang belum melunasi iuran

tetap (pokok dan denda) IUP

Produksi tahun 2012 sebesar

(misal, usaha kehutanan,

usaha perkebunan dll)

- Lokasi Tambang tidak Sesuai

dengan koordinat pada

Wilayah Izin Usaha

Pertambangan (WIUP) yang

ditetapkan

- Pelaksana Izin Usaha

Pertambangan (IUP) bukan

Pihak yang ditetapkan dalam

IUP

- Pemegang Izin Usaha

Pertambangan (IUP)

Eksplorasi melakukan usaha

pertambangan Operasi

Produksi

- Jenis Mineral yang di produksi

tidak sesuai dengan jenis

mineral dalam Izin Usaha

Pertambangan (IUP)

- Ketidak tepatan laporan

produksi dari pemegang Izin

Usaha Pertambangan (IUP)

Operasi Produksi

- Manipulasi data hasil

Eksplorasi

- Pemegang IUP tidak

membayar Iuran Tetap dan

Iuran produksi

Page 65: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 52

$ 65,78 tahun 2013/2014

sampai dengan bulan April

2014 sebesar $1.828,27.

3. National Interest Bidang

Ketahanan Pangan

- Dewan Ketahanan Pangan

Belum Melaksanakan

Fungsinya secara Optimal

- Belum adanya SPM Bidang

Ketahanan Pangan

- Terdapat Kekurangan Volume

Pekerjaan Senilai

Rp14.869.510,34

- Terdapat Kemahalan Harga

pada Dua SPK Senilai

Rp5.105.087,23

Tidak dilakukan pengamatan

Sumber : Laporan Bulanan Bidang APD Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

3.2. Pengawasan Bersifat Represif.

Pengawasan yang bersifat represif yang dilaksanakan BPKP adalah

meliputi audit investigatif yang berindikasi Tindak Pidana Korupsi,

audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) pada

berbagai satuan kerja K/L dan pemda, dan Pemberian Keterangan

Ahli (PKA).

Rangkuman hasil kegiatan pengawasan dimaksud selama tahun

2014 adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 16 sampai dengan

Tabel 18 berikut:

Page 66: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 53

Tabel 16

Hasil Audit Investigatif

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2014

No. Instansi Jumlah Kasus

1. Satuan Kerja K/L -

2. Pemprov -

3. Pemkab 3

4. Pemkot -

5. BUMN -

6. BUMD -

Jumlah 3

Sumber: Laporan Bulanan Bidang Investigasi 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 17

Hasil Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2014

No. Instansi Jumlah Kasus

1. Satuan Kerja K/L -

2. Pemprov 1

3. Pemkab 11

4. Pemkot 2

5. BUMN -

6. BUMD -

Jumlah 14

Sumber:Laporan Bulanan Bidang Investigasi 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara

Page 67: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 54

Tabel 18

Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2014

No. Instansi Jumlah Kasus

2014

1. Kejaksaan 7

2. Kepolisian 4

3. KPK -

4. Pengadilan Negeri 18

Jumlah 29

Sumber: Laporan Bulanan Bidang Investigasi 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

Dari beberapa kasus yang ditangani oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara, baik audit investigatif maupun audit perhitungan

kerugian keuangan negara (PKKN), diketahui penyimpangan yang

terjadi disebabkan karena Fraud Control Plan (FCP) tidak

diterapkan atau tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, serta

fraud umumnya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki peran

dan tanggung jawab dalam mengelola keuangan negara/daerah,

seperti panitia pelaksana kegitan, pejabatpembuat komitmen, kuasa

pengguna anggaran hingga pihak-pihak pengambil keputusan.

Selain kegiatan-kegiatan diatas, BPKP juga melaksanakan kegiatan

evaluasi hambatan kelancaran pembangunan, laporan audit

penyesuaian harga, dan laporan audit atas klaim.Laporan hasil

kegiatan tersebut diharapkan dapat digunakan oleh Pimpinan Objek

Penugasan sebagai salah satu bahan dalam pengambilan

keputusan untuk menyelesaikan hambatan kelancaran

pembangunan dan keputusan yang menyangkut pengamanan dan

pencegahan terhadap kebocoran pembayaran yang menjadi beban

keuangan negara.

3.3. Pengawasan Bersifat Solusi Kesisteman.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara dalam rangka penerapan strategi solusi

Page 68: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 55

kesisteman adalah meliputi peningkatan kapasitas APIP,

penyelenggaraan ujian sertifikasi JFA, Diklat SPIP, serta Sosialisasi

dan Evaluasi Tata Kelola APIPdengan sasaran K/L dan pemda.

K/L dan instansi yang telah dilakukan Bimbingan Teknis, Asistensi

dan Sosialisasi SPIP adalah sebagai berikut:

a. Balai Besar POM Manado;

b. Kejaksaan Tinggi;

c. Universitas Sam Ratulangi;

d. RS Kandou Manado;

e. Kanwil Kementerian Hukum dan HAM;

f. Balai Jalan Wilayah XI;

Adapun kegiatan yang terkait peningkatan kapasitas APIP disajikan

pada Tabel 19.

Tabel 19 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP

di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 - 2014

No. Kegiatan 2013 2014

Kegiatan Jumlah Kegiatan Jumlah

1. Ujian sertifikasi JFA 5 kali 93 orang - -

2. Pendidikan dan latihan SPIP 1 kali 34 orang 1 kali 30 Orang

3. Monitoring Hasil Diklat SPIP 5 kali 5 pemda

4. Sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP

10 kali 10 pemda 4 kali 4 pemda

5. Sosialisasi Tata Kelola APIP 2 kali 2 pemda 9 kali 9 pemda

6. Evaluasi tata kelola APIP 2 kali 2 pemda 6 kali 6 pemda

7. Quality Assurance Audit PNPM

1 kali 1 pemda 8 kali 8 pemda

8. Pendampingan Probity Audit 5 kali 5 pemda 3 kali 3 pemda

9. Bimtek Reviu LKPD - - 1 kali 1 pemda

10. Bimtek Reviu LAKIP - - 1 kali 1 pemda

Sumber : Data Simonev RKT 2013 dan 2014

3.4. Rencana Tindak Perwujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang Baik

dan Bersih

Sehubungan dengan kondisi kualitas akuntabilitas pewujudan iklim

bagi kepemerintahan yang baik dan bersih yang telah diuraikan di

Page 69: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 56

atas, maka beberapa hal yang menjadi fokus rencana tindak ke

depan adalah sebagai berikut:

a. Perlu disediakan/dirancang sistem dan sarana pengaduan

masyarakat pada pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota.

b. Perlu adanya audit investigatif yang diprakarsai oleh

pemerintah daerah baik yang dilaksanakan APIP pemerintah

daerah yang bersangkutan atau dengan meminta bantuan

BPKP, sebagai tindak lanjut atas pengaduan masyarakat.

c. Perluupaya perbaikan/peningkatan kualitas pelayanan publik

dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi

dalam rangka menciptakan pelayanan yang transparan dan

cepat bagi pengguna layanan.

d. Mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan atau

melaksanakan Fraud Control Plan (FCP), sebagai upaya

membangun cegah dini apabila terjadi kecurangan.

e. Memberikan kemudahan bagi pengangkatan pegawai

Inspektorat ke dalam Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan

mendukung upaya peningkatan kapabilitas APIP ke level 2.

4. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL

Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada

keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program

tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan

obyektif, namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan

berbagai pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai

tingkat capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai

alat pengendalian kebijakan.

Page 70: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 57

Dalam rangka mendukung program Pemerintah yang pro job, pro poor,

dan pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 merencanakan

pengawasan pada pelaksanaan program-program strategis. Program-

program strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas

nasional, prioritas bidang, prioritas kewilayahan, dan prioritas pemda.

Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada

atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Sulawesi Utara serta program

strategis daerah sebagaimana tercantum pada RPJMD Provinsi Sulawesi

Utara periode 2010 - 2014.

Program lintas sektoral pada Tahun 2014 yang dilakukan pengawasannya

oleh BPKP meliputi:

Program Pendidikan

Program Kesehatan dan Kependudukan

Program Penanggulangan Kemiskinan

Program Ketahanan Pangan

Program Infrastruktur

Program Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

Audit Kinerja PDAM dalam rangka pencapaian MDG’s

Evaluasi atas Pengelolaan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (LPPB).

Program Pengawasan Lainnya

4.1. Pengawasan Program Pendidikan

Pengawasan BPKP pada Program Pendidikan, antara lain :

a. Audit Keuangan atas Laporan Keuangan Program Pendidikan

Anak Usia Dini (PPAUD)

b. Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru PNSD di Wilayah

Provinsi Sulawesi Utara.

c. Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru pada Lingkungan

Kementerian Agama di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

4.2. Pengawasan Program Kesehatan dan Kependudukan

Pengawasan BPKP pada Program Kesehatan dan Kependudukan,

antara lain :

a. Audit atas Tunggakan Jamkesmas sampai 31 Desember 2013

pada Rumah Sakit (PPK Lanjutan) di Provinsi Sulawesi Utara.

Page 71: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 58

b. Audit atas Klaim Dana Pelayanan Dasar Jamkesmas dan

Jampersal Tahun 2013 pada Seluruh Dinas Kesehatan

Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara

c. Audit Operasional atas Program Beras Miskin (RASKIN) Tahun

Anggaran 2014

4.3. Pengawasan Program Penanggulangan Kemiskinan

Pengawasan BPKP pada Program Penanggulangan Kemiskinan,

antara lain :

a. Audit atas program PNPM Mandiri Perkotaan pada Provinsi

Sulawesi Utara dan 5 (lima) Kota/Kabupaten, yaitu: Kota Bitung,

Kota Kotamobagu, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara,

Kabupaten Minahasa.

b. Audit atas program PNPM Mandiri Perdesaan pada Provinsi

Sulawesi Utara dan 7 (tujuh) Kota/Kabupaten, yaitu: Kabupaten

Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa

Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Bolaang

Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

c. Audit atas program PNPM Mandiri Generasi Sehat Cerdas

(GSC) pada Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten

Kepulauan Sangihe.

d. Audit atas Program RASKIN pada Kota Bitung, Kota Tomohon,

Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan dan

Kabupaten Minahasa Utara.

4.4. Pengawasan Program Ketahanan Pangan

Dalam tahun 2014, BPKP melakukan evaluasi dan verifikasi atas

peran BUMN yang bergerak dalam industri bidang pangan di

Provinsi Sulawesi Utara, yaitu PT Pertani, PT Sang Hyang Seri dan

PT Pupuk Kaltim.

Evaluasi terkait dengan program BUMN dalam mendukung program

ketahanan pangan nasional berbentuk Gerakan Peningkatan

Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K).

Tujuan evaluasi dan verifikasi adalah menilai penyediaan benih dan

pupuk apakah sudah sesuai permintaan konsumen baik kualitas,

Page 72: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 59

kuantitas, tepat waktu dan tepat sasaran dan serta efektivitas

pelaksanaan Public Service obligation (PSO) berupa subsidi benih

dan subsidi pupuk.

Berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi ditemukan bahwa :

a. Data Produktifitas Benih Padi dan Jagung tidak tersedia dan

pencatatan/pengadministrasian Kelompok Tani, tidak tertib

b. Proses Penyusunan Proposal Daftar Petani Peserta GP3K

Tahun 2013 masih belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku

c. Pengajuan Dana Program Kemitraan (PK) GP3K Tahun 2013

melalui pengajuan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok

(RDKK) hanya bersifat formalitas, karena tidak sesuai dengan

kebutuhan Kelompok Tani Padi Sawah serta terdapat

penggunaan dana Program Kemitraan GP3K Tahun 2013

yang tidak sesuai peruntukannya sebesar

Rp4.525.000.000,00.

4.5. Pengawasan Program Infrastruktur

Pengawasan BPKP pada Program Infrastruktur, antara lain :

a. Audit atas Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan

(PPIP) pada Provinsi Sulawesi Utara dan 6 (enam)

Kota/Kabupaten, yaitu: Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa

Utara, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa,

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Bolaang

Mongondow.

b. Interim Audit atas Program Pembangunan Infrastruktur

Pedesaan (PPIP) pada Provinsi Sulawesi Utara dan 5 (lima)

Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kotamobagu,

Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Selatan

dan Kabupaten Bolaang Mongondow.

c. Audit Keuangan atas Laporan Keuangan Eastern Indonesia

National Road Improvement Project (EINRIP) pada SNUT

Pelaksana Jalan Nasional II Sulawesi Utara.

Page 73: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 60

4.6. Pengawasan Program Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

Pengawasan BPKP pada Program Lingkungan Hidup dan

Pengelolaan Bencana Audit Pengelolaan Dana Siap Pakai dan

Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada Provinsi Sulawesi Utara

dan dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Minahasa dan Kabupaten

Kepulauan Sitaro.

4.7. Audit Kinerja PDAM dalam rangka pencapaian MDG’s

Hasil audit kinerja pada 9 (Sembilan) PDAM di Provinsi Sulawesi

Utara diperoleh informasi bahwa cakupan rata-rata Millenium

Development Goals (MDGs) Layanan Air Bersih sampai tahun 2013

adalah 36,11% atau masih jauh dari cakupan rata-rata yang

ditargetkan dalam RPJMN 2013 sebesar 68,83%. Kondisi yang

mempengaruhi hal tersebut adalah sebagai berikut :

a. Dari sepuluh PDAM di wilayah Provinsi Sulawesi Utara terdapat

satu PDAM (PDAM Kota Manado) dikelola dengan bekerja sama

dengan pihak swasta.

b. Kondisi kesehatan sembilan PDAM tidak ada yang berkinerja

baik dan cukup baik.

c. Kapasitas produksi terpasang di sembilan PDAM belum

seluruhnya dapat dimanfaatkan.

d. Pemanfaatan sumber air baku belum optimal.

e. Non Revenue Water pada seluruh PDAM diatas standard yang

disebabkan pengukuran produksi air belum akurat dan

kebocoran pipa

f. Sebagian besar PDAM belum dapat memenuhi kepastian

kualitas air dan kontiniunitas layanan selama 24 jam.

g. Tidak tersedianya dana investasi yang cukup untuk

meningkatkan/ memasarkan sambungan baru, meningkatkan

kualitas air dan penggantian meter air yang rusak.

h. Pemekaran wilayah yang diikuti dengan pendirian PDAM baru

yang terpisah dari induk, berdampak pada pengelolaan PDAM

yang lama dan PDAM yang baru.

Page 74: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 61

i. Masih adanya kelemahan yang signifkan dalam tata kelola

manajemen PDAM.

BPKP menyarankan kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Utara agar

mendorong para Kepala Daerah untuk melakukan langkah

perbaikan dalam rangka meningkatkan capaian MDG’s sebagai

berikut :

a. Melakukan pemantauan kinerja seluruh PDAM termasuk PDAM

Kota Manado yang bekerja sama dengan PT. Air secara berkala

dan menetapkan peraturan penerapan prinsip-prinsip good

corporate governance pada pengelolaan PDAM.

b. Mengupayakan pemberian tambahan dana investasi kepada

PDAM yang dinilai berkinerja baik dengan suatu rumusan yang

dibuat secara akuntabel, fair dan dengan formula yang jelas.

c. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kelola

PDAM.

4.8. Program Pengawasan Lintas Sektoral Lainnya

Perwakilan BPKP Sulawesi Utara juga melakukan kegiatan

pengawasan lintas sektoral lainnya yaitu :

a. Audit Dalam Rangka Pengajuan Perpanjangan Ijin Kontrak

Tahun Jamak (Multiyears) Paket Pembangunan Jembatan DR.

IR. Soekarno Manado Provinsi Sulawesi Utara.

b. Evaluasi Lintas Sektoral atas Prioritas Pembangunan Program

Penanggulangan Kemiskinan pada Provinsi Sulawesi Utara.

c. Perumusan Strategic Recommendation untuk Peningkatan

Kualitas Perencanaan/ Pelaksanaan APBN pada Pengelolaan

Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri Perkotaan di Wilayah

Provinsi Sulawesi Utara.

Page 75: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 62

Selain hal di atas, hal-hal lain yang perlu diinformasikan pada

Pengelolaan Program Lintas Sektoral antara lain yaitu:

1) RKPJMD dan RKPD Provinsi/Kabupaten/Kota belum

mencantumkan keterlibatan Corporate Social Responsibility

(CSR) dalam rangka penanggulangan kemiskinan secara

detail.

2) Implementasi Program lintas sektoral prioritas Penanggulangan

Kemiskinan di daerah belum dikoordinasikan dengan baik.

3) Belum dilakukan koordinasi pengelolaan data base target

program di tingkat pelaksana program (SKPD ataupun UPT

Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota di daerah) antara data

target APBN dengan APBD Provinsi.

4) Dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di tingkat

provinsi dan kabupaten/kota, sudah dibuat mekanisme

pemantauan dan pelaporan, namun belum diterapkan secara

menyeluruh untuk seluruh SKPD pelaksana program di tingkat

Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

5) Database Penduduk Miskin, sebagai target sasaran program

yang digunakan dalam program-program penanggulangan

belum di update oleh instansi yang berwenang, yaitu BPS.

6) Masih terdapat penerima program Penanggulangan

Kemiskinan yang belum memiliki KPS.

7) Masih terdapat pemegang KPS yang belum menerima seluruh

program penanggulangan kemiskinan yang bersifat

perlindungan sosial.

8) Infrastruktur yang telah dibangun melalui program PPIP dan

PNPM-Mandiri Perdesaan menggunakan dana Bantuan

Langsung Mandiri (BLM) yang bersifat hibah. Karena hibah

bukan belanja modal, satker pengelola tidak mencatatnya

sebagai asset Negara/BMN/BMD (Pemerintah/ Pemerintah

Provinsi/ Pemerintah Kabupaten).

Jenis-jenis asetprogram PPIP yang sudah dibangun di Provinsi

Sulawesi Utara sejak tahun 2009 sampai dengan 2013 tersebar

di 12 kabupaten/kota seperti yang tersaji dalam Tabel 20.

Page 76: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 63

Tabel 20 Jenis Aset Program PPIP

Tahun 2009 – 2013

No Nama/Jenis Aset Jumlah

Satuan Kuantitas 1 Jalan Meter 810.262 2 Jembatan Unit 146 3 Jembatan gantung Unit 3 4 Jembatan kayu Unit 8 5 Plat duicker, gorong-gorong Unit 1.387 6 Talud Meter 33.966 7 Drainase Meter 67.745 8 Bronjong Unit 42 9 Jaringan air bersih Meter 232.316 10 Bendungan Unit 1 11 Hidran umum Unit 544 12 Sumur bor Unit 4 13 Profil tank Unit 48 14 Sumur gali Unit 21 15 MCK Unit 238 16 Jaringan irigasi Meter 12.179 17 Tambatan perahu Unit 34 18 Bak penangkap, penampung Unit 69

Aset yang sudah terbangun (pekerjaan konstruksi) melalui

PNPM-Mandiri Perdesaan sejak tahun 2009 sampai dengan

tahun 2013 tersebar pada sebelas kabupaten dengan nilai

sebesar Rp.460.818.109.681,00 sebagaimana diuraikan pada

Tabel 21.

Page 77: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 64

Tabel 21 Nilai Pekerjaan Konstruksi PNPM Mandiri Perdesaan

2009 - 2013

NO Kabupaten TAHUN

TOTAL 2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Bolaang Mongondow

9.689.873.900 13.024.895.229 9.726.874.465 7.140.457.830 6.315.768.025 45.897.869.449

2 Minahasa 7.175.526.207 7.183.368.069 15.760.947.555 13.383.947.371 14.795.038.180 58.298.827.382

3 Minahasa Selatan 10.983.176.882 16.195.170.541 12.605.372.180 9.931.724.361 15.356.977.343 65.072.421.307

4 Minahasa Utara 6.977.218.549 9.266.578.134 8.246.374.174 10.018.953.306 6.669.055.193 41.178.179.356

5 Kep. Sangihe 8.925.253.273 16.262.184.764 14.889.017.969 15.544.586;712 4.364.799.400 59.985.842.118

6 Kep. Talaud - - - - 8.532.575.920 8.532.575.920

7 Minahasa Tenggara

4.508.160.525 6.803.965.271 7.913.291.563 6.658.784.527 15.757.611.575 41.641.813.461

8 Kep. Siau Tagulandang Biaro

7.727.682.508 7.243.389.790 15.171.723.408 14.200.490.300 7.757.221.000 52.100.507.006

9 Bolaang Mongodow Utara

5.732.201.942 5.668.026.200 5.923.189.750 7.768.820.275 6.201.076.950 31.293.315.117

10 Bolaang Mongodow Selatan

1.492.157.900 8.010.052.000 4.964.881.550 7.805.149.422 15.356.977.343 37.629.218.215

11 Bolaang Mongodow Timur

5.035.370.175 4.195.771.600 3.446.094.950 3.079.043.100 3.431.260.525 19.187.540.350

JUMLAH 68.246.621.861 93.853.401.598 98.647.767.564 95.531.957.204 104.538.361.454 460.818.109.681

Sumber: Laporan Koordinator Provinsi PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2013

Sedangkan aset-aset yang sudah dibangun melalui PNPM-

Mandiri Perkotaan sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat

pada Tabel 22.

Page 78: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 65

Tabel 22

Jenis Aset PNPM Mandiri Perkotaan

No Nama/Jenis Aset Jumlah

Satuan Kuantitas Rp.

1 Fasilitas Air Bersih Unit 5463 728.494.000

2 Fasilitas Drainase Meter 24343,9 6.920.007.080

3 Fasilitas Jalan Meter 49366,47 12.856.911.020

4 Fasilitas Jembatan Meter 153 267.461.100

5 Fasilitas MCK/Sanitasi Unit 434 3.746.189.000

6 Fasilitas Penerangan Umum Unit 127 162.810.600

7 Perumahan Unit 47 986.738.800

8 Saluran Pembuangan Limbah Meter 250 44.367.000

9 Fasilitas Lain-lain Unit/ Meter

994 367.341.500

Total 26.80.320.100

9) Lokasi infrastruktur yang telah dibangun berlokasi di desa-desa

penerima bantuan dan terintegrasi dengan tata pemerintahan

desa. Namun terhadap aset-aset tersebut belum teradministrasi

dan dicatat dalam aset negara/BMN/BMD (Pemerintah/

Pemerintah Provinsi/ Pemerintah Kabupaten/ Pemerintah

Desa) sebagaimana yang tercantum dalam UU RI Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan

Desa, sehingga menyebabkan aset-aset hasil Program PPIP

dan PNPM Mandiri Perdesaan tidak dilakukan pemeliharaan

dengan baik oleh pemerintah Desa sebagai penanggung jawab

aset setelah pelaksanaan program.

10) Dari sisi manfaat, output PPIP dan PNPM-Mandiri Perdesaan

infrastruktur lebih banyak memberikan dampak positif terhadap

perputaran perekonomian di desa dibandingkan dengan di

Kabupaten/Kota, antara lain terbukanya kesempatan kerja di

desa, memperlancar distribusi hasil-hasil pertanian, dan

ketersediaan sarana/prasarana umum di desa.

Page 79: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 66

11) Masih terdapat saldo Pinjaman dan Tunggakan Pinjaman

Program PNPM Mandiri masing-masing sebesar

Rp.129.080.392.500,00 dan Rp.61.645.246.979,00 seperti

terlihat pada Tabel 23 berikut :

Tabel 23

Jenis Pinjaman PNPM Mandiri beserta Saldo dan Tunggakan

No Jenis Pinjaman Saldo Pinjaman Tunggakan

1 Pinjaman KSM-Perkotaan (terdapat pada 7 kabupaten/kota)

14.691.656.375,00

7.647.704.450

2 Pinjaman SPP-Perdesaan (terdapat pada 11 kabupaten/kota) 112.721.172.465,00

52.398.178.869,00

3 Pinjaman UEP-Perdesaan (terdapat pada 7 kabupaten/kota)

1.667.563.660,00

1.599.363.660,00

Total 129.080.392.500,00 61.645.246.979,00

Tunggakan Pinjaman KSM-Perkotaan senilai Rp.7.647.704.450,00

seperti terlihat dalam di atas berumur lebih dari enam bulan dengan

kolektibilitas macet.

Rincian per kabupaten/kota disajikan pada Tabel 24 hingga Tabel

26.

Page 80: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 67

Tabel 24 Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perkotaan (Pinjaman KSM)

Kota/Kab

Saldo Pinjaman

Jumlah Saldo Pinjaman

Saldo Pinjaman

Lancar

Saldo Pinj Yg

mengandung tunggakan <

3 bln/kali angsuran

Saldo Pinj Yg mengandung Tungggakan 3 s/d 6 bln/kali

angsuran

Saldo Pinj Yg mengandung tunggakan 6 s/d 9 bln/kali

angsuran

Saldo Pinj Yg mengandung tunggakan > 9

bln/kali angsuran

Kab. Minahasa

1.682.783.100

538.767.000

636.007.100

291.707.000

72.194.500

144.107.500

32,02% 37,79% 17,33% 4,29% 8,56%

Kab. Sangihe

624.109.350

136.258.100

-

-

-

487.851.250

21,83% 0,00% 0,00% 0,00% 78,17%

Kab.Minut

766.149.000

480.190.000

98.936.000

29.280.000

-

157.743.000

62,68% 12,91% 3,82% 0,00% 20,59%

Kota Manado

5.604.867.725

1.345.530.800

255.972.375

150.406.800

143.081.000

3.709.876.750

24,01% 4,57% 2,68% 2,55% 66,19%

Kota Bitung

2.518.578.900

736.405.000

269.407.000

209.904.500

112.633.500

1.190.228.900

29,24% 10,70% 8,33% 4,47% 47,26%

Kota Tomohon

1.965.962.600

322.679.250

122.155.500

21.560.000

7.450.000

1.492.117.850

16,41% 6,21% 1,10% 0,38% 75,90%

Kotamobagu

1.529.205.700

473.939.500

641.472.000

283.374.000

91.695.000

38.725.200

30,99% 41,95% 18,53% 6,00% 2,53%

Jumlah 14.691.656.375

4.033.769.650

2.023.949.975

986.232.300

427.054.000

7.220.650.450

Persentase 27,46% 13,78% 6,71% 2,91% 49,15%

Sumber: Laporan Konsultan Manajemen PNPM Perkotaan Tahun 2014 (unaudited)

Page 81: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 68

Tabel 25 Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perdesaan-Simpan Pinjam Untuk Perempuan (SPP)

Per 31 Mei 2014

No Kabupaten Alokasi Pinjaman Pinjaman Jatuh

Tempo Realisasi

Pengembalian Saldo Pinjaman

Pengembalian

(%)

Tunggakan Tunggakan

(%) Pokok

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Bolaang Mongondow

50.338.490.076 44.963.716.292 36.284.115.747 14.054.374.329 80,70 8.679.600.545 17,24

2 Minahasa 77.467.383.631 67.464.048.766 60.857.571.808 16.609.811.823 90,21 6.606.476.958 8,53

3 Sangihe 57.048.230.000 48.994.329.581 42.917.291.997 14.130.938.003 87,60 6.077.037.584 10,65

4 Talaud 46.953.141.209 41.400.699.536 32.731.457.404 14.221.683.805 79,06 8.669.242.132 18,46

5 Minahasa Selatan 35.726.052.877 28.165.607.337 22.890.655.505 12.835.397.372 81,27 5.274.951.832 14,77

6 Minahasa Utara 38.194.312.262 34.751.647.707 28.500.615.446 9.693.696.816 82,01 6.251.032.261 16,37

7 Bolaang Mongondow Utara

21.997.835.700 19.071.839.863 16.646.152.529 5.351.683.171 87,28 2.425.687.334 11,03

8 Sitaro 39.043.340.150 33.600.638.700 29.845.462.663 9.197.877.487 88,82 3.755.176.037 9,62

9 Minahasa Tenggara

55.689.306.088 47.154.178.985 44.680.013.067 11.009.293.021 94,75 2.474.165.918 4,44

10 Bolaang Mongondow Selatan

14.939.094.987 12.417.811.615 11.144.204.957 3.794.890.030 89,74 1.273.606.658 8,53

11 Bolaang Mongondow Timur

8.545.251.848 7.634.926.850 6.723.725.240 1.821.526.608 88,07 911.201.610 10,66

Provinsi Sulawesi Utara

445.942.438.828 385.619.445.232 333.221.266.363 112.721.172.465 86,41 52.398.178.869 11,75

Sumber: Laporan Koordinator Provinsi Per 31 Mei 2014 (unaudited)

Tabel 26 Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perdesaan-Pinjaman Usaha Ekonomi Produktif (UEP)

Per 30Juni 2014

No Kabupaten Alokasi

Pinjaman Target

Pengembalian Realisasi

Pengembalian Saldo

Pinjaman

Pengembalian

(%)

Tunggakan Pengembalian

Tunggakan (%)

1 2 3 4 5 6 = (3 - 5) 7= (5/4) 8 = (4 - 5) 9=(8/4)

1 Minahasa 423.906.000 423.906.000 227.151.606 196.754.394 53,59 196.754.394 46,41

2 Kepl. Sangihe 1.345.540.009 1.345.540.009 989.624.268 355.915.741 73,55 355.915.741 26,45

3 Minahasa Selatan 183.695.110 183.695.110 106.045.164 77.649.946 57,73 77.649.946 42,27

4 Minahasa Utara 251.516.111 251.516.111 166.721.233 84.794.878 66,29 84.794.878 33,71

5 Bolaang Mongondow Utara

702.608.000 702.608.000 369.565.883 333.042.117 52,60 333.042.117 47,40

6 Kepl. SITARO 2.441.877.500 2.433.877.500 1.973.605.916 468.271.584 81,09 460.271.584 18,91

7 Minahasa Tenggara

1.135.336.000 1.075.136.000 984.201.000 151.135.000 91,54 90.935.000 8,46

Provinsi Sulawesi Utara 6.484.478.730 6.416.278.730 4.816.915.070 1.667.563.660 75,07 1.599.363.660 24,93

Sumber: Laporan Koordinator Provinsi Semester 1 Tahun 2014

Page 82: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

DEPUTI PENGAWASAN BIDANG PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH

Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta Timur - 13120 Telepon (021) 8584867, Faximile (021) 85906404

Nomor : SPM- /K.D4/PW18/2015 Januari 2015 Lampiran : Satu Laporan Hal : Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

Yth. Gubernur Sulawesi Utara di Manado

Bersama ini terlampir kami sampaikan Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas

Keuangan Negara/Dareah pada Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014, meliputi kegiatan yang

dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara sebagai implementasi atas Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan

Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas

Keuangan Negara, yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara pada Provinsi

Sulawesi Utara.

Selama Tahun 2014, Perwakilan BPKP Sulawesi Utara melakukan kegiatan pengawasan

dalam bentuk audit, evaluasi, reviu, investigasi, bimbingan teknis, dan asistensi kepada

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hasil pengawasan dan pembinaan tersebut

diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada Gubernur dan para stakeholder

serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas keuangan negara dan

penyelenggaraan SPIP pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

BPKP selaku auditor pemerintah telah dan akan terus berkomitmen untuk mendukung

tugas-tugas pemerintahan melalui pemberian jasa assurance dan consulting kepada

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang berorientasi pada peningkatan akuntabilitas

keuangan negara/daerah, mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional yang pro-job,

pro-poor, dan pro-growth dengan menekankan pada pencapaian efektivitas, efisiensi, dan

kehematan serta penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking) menuju

Wilayah Tertib Administrasi dan Wilayah Bebas Korupsi di Provinsi Sulawesi Utara, dengan hasil

sebagai berikut:

1. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Pelaporan Keuangan

Akuntabilitas pelaporan keuangan negara di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2014

menunjukkan arah perbaikan yang signifikan, ditandai dengan peningkatan opini BPK RI atas

LKPD tahun 2013 apabila dibandingkan dengan opini BPK RI atas LKPD tahun 2012, yaitu

sebesar 150%. Pada tahun 2012 pemda yang meraih opini WTP sebanyak 2 pemda, dan

pada tahun 2013 sebanyak 5 pemda.

Page 83: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

2

Belum diperolehnya opini WTP dari BPK RI untuk pemda yang belum meraih WTP,

disebabkan antara lain adanya kelemahan sistem pengendalian intern, belum tertatanya

barang milik daerah dengan tertib, tidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa

dengan ketentuan yang berlaku, penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan

keuangan, serta kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada Pemda.

Selain kegiatan pendampingan dalam rangka peningkatan opini LKPD, Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara juga melakukan audit keuangan bersifat dukungan atas

proyek/kegiatan yang didanai dengan Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN). Berdasarkan

hasil audit atas PHLN sampai dengan Tahun 2014, pada umumnya dengan opini menyajikan

secara wajar semua hal yang material mengenai penerimaan dan pengeluaran selama tahun

berjalan.

Kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari Laporan Akuntabiltas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Hasil evaluasi Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat

Provinsi Sulawesi Utara atas LAKIP tahun 2013, tidak terdapat pemda yang memperoleh

peringkat “Baik”.

Terhadap laporan keuangan BUMD tahun buku 2013 dan 2012 di Provinsi Sulawesi Utara,

hanya satu BUMD yang diberikan opini oleh eksternal auditor, yaitu PT Bank Sulut, dengan

opini WTP.

Untuk laporan keuangan tahun 2011 dan 2012, terdapat 1 BUMD yang memperoleh opini

WTP, 3 BUMD yang memperoleh opini WDP, dan 1 BUMD yang memperoleh opini

Disclaimer.

Dari hasil kompilasi dan analisis terhadap LKPD seluruh Pemda di wilayah Provinsi Sulawesi

Utara tahun anggaran 2012 dan 2013 diketahui bahwa rasio pertumbuhan dan rasio

keuangan selama dua tahun terakhir, menunjukkan hal sebagai berikut:

Total aset mengalami kenaikan sebesar 18,68% dan terjadi penurunan total kewajiban

sebesar 36,27%.

SILPA tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar

Rp271.514 juta atau 27,95%.

Kenaikan SILPA terbesar terdapat pada Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara. Hal

ini terjadi umumnya disebabkan, kegiatan pengadaan barang dan jasa yang tidak

terselesaikan dan realisasi PAD yang melebihi rencana.

PAD mengalami kenaikan sebesar 24,96%.

PAD dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan diperoleh rasio sebesar 12,22%;

Pendapatan Transfer dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan diperoleh rasio sebesar

87,85%. Hal ini menunjukkan bahwa dana pembiayaan pembangunan di wilayah

Sulawesi Utara masih tergantung dari Pendapatan Transfer.

Page 84: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

3

2. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan

Pengelolaan Aset

Pengawasan atas belanja negara (K/L) yang dilaksanakan pada Tahun 2014 diantaranya

berupa kegiatan audit operasional/keuangan, monitoring dan evaluasi. Sedangkan dalam

rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan

Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara telah melakukan monitoring atas rencana aksi prioritas pembangunan nasional pada

121 satuan kerja K/L pada Kementerian Kesehatan, Pertanian, Agama Pendidikan dan

Kebudayaan. Dari hasil monitoring atas rencana aksi prioritas pembangunan nasional

tersebut, dijumpai empat belas satuan kerja dengan permasalahan yang memerlukan

perhatian khusus, yang terdapat dalam Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

yang tersebar di Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten

Bolaang Mongondow, dan Kota Kotamobagu serta Program Kementerian Kesehatan yang

berada di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kota Kotamobagu.

3. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Pewujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang

Baik dan Bersih

Pengawasan oleh BPKP terhadap akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang

baik dan bersih dilaksanakan melalui: (i) strategi preventif; (ii) strategi represif; dan (iii) solusi

kesisteman. Strategi preventif berupa penerapan Fraud Control Plan (FCP) sebagai sistem

cegah dini dan perbaikan tatakelola, sedangkan strategi represif dilakukan dalam rangka

penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus dugaan Tindak Pidana

Korupsi. Adapun solusi kesisteman dilakukan melalui kegiatan pengawasan peningkatan

tatakelola BUMD dan peningkatan kapasitas APIP.

Secara umum akuntabilitas pewujudan iklim bagi Kepemerintahan yang baik dan bersih di

wilayah Provinsi Sulawesi Utara tercermin dengan telah ditandatanganinya dokumen Pakta

Integritas dalam rangka pencanangan zona integritas yang dilakukan oleh Pemerintah

Provinsi Sulawesi Utara dan pemerintah kabupaten / kota seluruh Sulawesi Utara, namun

dalam rangka penanganan tindak lanjut pengaduan masyarakat diperlukan adanya audit

investigatif yang diprakarsai oleh pemerintah daerah baik yang dilaksanakan APIP

pemerintah daerah yang bersangkutan atau dengan meminta bantuan BPKP, sebagai tindak

lanjut atas pengaduan masyarakat.

4. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Pengawasan atas Pelaksanaan Program

Lintas Sektoral

Berdasarkan hasil audit, nilai total saldo Pinjaman Program PNPM Mandiri adalah

sebesar Rp. 129.080.392.500,00 dengan total tunggakan sebesar Rp.61.645.246.979,00,

termasuk di dalamnya tunggakan dengan kolektibilitas macet senilai

Rp.7.647.704.450,00.

Page 85: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

4

Terdapat aset pekerjaan konstruksi PNPM Mandiri Perdesaan yang tersebar pada

sebelas kabupaten senilai Rp.460.818.109.681,00 yang belum diadministrasikan secara

memadai sebagai aset desa. Kondisi tersebut perlu penanganan khusus mengingat telah

terbitnya UU No. 06 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun

2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014.

Dari hasil audit kinerja pada sembilan PDAM di Provinsi Sulawesi Utara diperoleh

informasi bahwa cakupan rata-rata Millenium Development Goals (MDGs) Layanan Air

Bersih sampai tahun 2013 adalah 36,11%. Capaian tersebut masih dibawah target

RPJMN 2013 yang mensyaratkan MDGs sampai tahun 2015 sebesar 68,83%.

Laporan Hasil Pengawasan selengkapnya kami sampaikan sebagaimana terlampir.

Atas perhatian dan perkenan Bapak, kami mengucapkan terima kasih.

a.n. Kepala BPKP,

Deputi Kepala BPKP

Dadang Kurnia NIP 19610930 198203 1 001

Tembusan: 1. Kepala BPKP 2. Inspektur Provinsi Sulawesi Utara 3. Kepala Pusat Informasi Pengawasan BPKP

Page 86: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

Bolmong Bolsel Bolmut Boltim Kotamobagu Minahasa Minsel Minut Mitra Talaud Sangihe Sitaro Jumlah

TA. 2009 3,396,001,117 2,940,000,000 6,336,001,117

1 Jalan (m) 11,006 - 5,401 11,120 27,527

2 Jembatan (unit) 3 - 3 - 6

3 Jembatan Gantung - - -

4 Jembatan Kayu

5 Plat Duicker, Gorong-gorong (unit) 32 - 7 2 41

6 Talud (m) 330 - 1,913 100 2,343

7 Drainase (m) 3,219 - 900 - 4,119

8 Bronjong

9 Jaringan Air Bersih (m) - - - 13,645 13,645

10 Bendungan

11 Hidran Umum (unit) - - 24 40 64

12 Sumur bor (pompa mesin)

13 Profil tank

14 Sumur Gali

15 MCK (unit) - - 4 - 4

16 Jaringan Irigasi (m) - - - - -

17 Tambatan Perahu (m) - - - - -

18 Bak Penangkap, Penampung (unit) - - - 2 2

TA. 2010 1,225,063,436 735,000,000 1,715,000,000 490,000,000 3,920,000,000 2,940,060,800 11,025,124,236

1 Jalan (m) 6,165 3,500 1,300 3,900 1,000 12,432 30,200 58,497

2 Jembatan (unit) 1 - - - - - - 1

3 Jembatan Gantung - - 1 - - - 1

4 Jembatan Kayu

5 Plat Duicker, Gorong-gorong (unit) 1 - - - - - 9 10

6 Talud (m) - - - - - 400 - 400

7 Drainase (m) 2,300 - - 600 - - - 2,900

8 Bronjong

9 Jaringan Air Bersih (m) - 15,000 3,000 - - 7,300 4,062 29,362

10 Bendungan

11 Hidran Umum (unit) - - - - - - 20 20

12 Sumur bor (pompa mesin)

13 Profil tank

14 Sumur Gali

15 MCK (unit) - - - - 10 - 17 27

16 Jaringan Irigasi (m) - - 2,500 5,700 - - - 8,200

17 Tambatan Perahu (m) - - - - - - - -

18 Bak Penangkap, Penampung (unit) - - - - - - - -

TA. 2011 - 1,960,000,000 3,789,800,000 2,813,000,000 2,205,000,000 10,767,800,000

1 Jalan 33,680 11,200 2,100 9,250 900 12,418 11,730 81,278

2 Jembatan 17 - - 5 - 15 - 37

3 Jembatan Gantung 1 - - - - - - 1

4 Jembatan Kayu

5 Plat Duicker, Gorong-gorong 70 15 - 7 2 2 9 105

6 Talud - 60 - 1,059 - 545 50 1,714

7 Drainase - 575 - 2,350 - - - 2,925

8 Bronjong

9 Jaringan Air Bersih - 11,400 13,300 5,200 - - 3,000 32,900

10 Bendungan

11 Hidran Umum - 60 - - - - - 60

12 Sumur bor (pompa mesin)

13 Profil tank

14 Sumur Gali

15 MCK 4 7 - 37 - - - 48

16 Jaringan Irigasi 500 - 650 - - - - 1,150

17 Tambatan Perahu - - - - - - - -

18 Bak Penangkap, Penampung - - - - - - - -

TA. 2012 397,380,000 490,000,000 245,000,000 1,470,001,420 2,878,348,869 1,446,800,486 1,470,104,551 8,397,635,326

1 Jalan 77,473 31,148 51,041 27,106 9,539 6,185 30,342 9,542 6,010 248,386

2 Jembatan 13 - 2 7 6 2 - - - 30

3 Jembatan Gantung - - - - - - - 1 - 1

4 Jembatan Kayu 7 - - - - - - - 7

5 Plat Duicker, Gorong-gorong 170 61 107 49 28 2 16 4 9 446

6 Talud 3,158.8 1,192 140 1,113 850 248 72 - - 6,773.8

7 Drainase 9,264 4,105 1,396 3,898 550 524 347 789 - 20,873

8 Bronjong - - - - - 42 - - 42

Lampiran I

MATRIKS PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK

PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP)

Provinsi Sulawesi Utara

TAHUN ANGGARAN DAN USULAN

KEGIATAN Unit/m/m2

Page 87: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014

Bolmong Bolsel Bolmut Boltim Kotamobagu Minahasa Minsel Minut Mitra Talaud Sangihe Sitaro Jumlah

MATRIKS PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK

PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP)

Provinsi Sulawesi Utara

TAHUN ANGGARAN DAN USULAN

KEGIATAN Unit/m/m2

9 Jaringan Air Bersih 7,257 30,979 11,500 4,000 - - 2,040 1,850 - 57,626

10 Bendungan

11 Hidran Umum 34 - 117 10 - - 1 - - 162

12 Sumur bor (pompa mesin)

13 Profil tank

14 Sumur Gali 2 - - - - - - - - 2

15 MCK 37 36 14 32 12 - - 8 - 139

16 Jaringan Irigasi - - - - 200 - - - - 200

17 Tambatan Perahu 2 1 - - - - - - 1 4

18 Bak Penangkap, Penampung 7 - 11 13 - - 2 - - 33

TA. 2013 - 15,306,282 - 2,695,270,561 23,467,429,812 20,488,781,761 19,086,938,976 17,335,531,326 4,800,038,825 5,971,097,154 7,400,780,581 101,261,175,278

1 Jalan 85,835 16,338 43,723 16,145 7,735 60,802 64,498 50,975 9,709 19,534 19,280 394,574

2 Jembatan 10 3 2 2 - 20 3 5 3 16 8 72

3 Jembatan Gantung

4 Jembatan Kayu 1 - - - - - - - - - - 1

5 Plat Duicker, Gorong-gorong 209 31 102 20 17 133 124 60 14 35 40 785

6 Talud - 1,181 1,233 45 835 4,558 3,270 11,186 - - 427 22,735

7 Drainase 4,337 2,832 718 1,962 344 9,114 9,363 6,808 317 570 563 36,928

8 Bronjong - - - - - - - - - - - -

9 Jaringan Air Bersih - 16,738 11,030 - - 26,649 8,254 28,566 - 2,646 4,900 98,783

10 Bendungan - - - - - 1 - - - - - 1

11 Hidran Umum - 75 55 - - 26 5 55 - - 22 238

12 Sumur bor (pompa mesin) - - 1 - - - 1 1 - - 1 4

13 Profil tank - - - - - - - 48 - - - 48

14 Sumur gali - - - - - - - 19 - - - 19

15 MCK 3 - - - - 8 8 - - 1 - 20

16 Jaringan Irigasi - - - - - 2,629 - - - - - 2,629

17 Tambatan Perahu - - - - - - - 30 - - - 30

18 Bak Penangkap, Penampung - 9 14 - - - 7 2 1 - 1 34

137,787,735,957 Nilai Total