LAPORAN HASIL PENELITIAN RISET PEMBINAAN TENAGA …repository.poltekeskupang.ac.id/1764/1/Gadget dan...
Transcript of LAPORAN HASIL PENELITIAN RISET PEMBINAAN TENAGA …repository.poltekeskupang.ac.id/1764/1/Gadget dan...
RISET PEMBINAAN TENAGA KESEHATAN
HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN
INTERAKSI SOSIAL REMAJA DI
TRIFONIA SRI NURWELA, SKep.,Ns.,M.Kes
JURUSAN KEPERAWATAN KUPANG
KEMENTERIAN KESEHATAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
RISET PEMBINAAN TENAGA KESEHATAN
HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN GADGET DENGAN
INTERAKSI SOSIAL REMAJA DI SMP NEGERI 5 KUPANG
OLEH:
TRIFONIA SRI NURWELA, SKep.,Ns.,M.Kes
JURUSAN KEPERAWATAN KUPANG
ERIAN KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2018
DENGAN
KUPANG
KEMENKES KUPANG
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Hubungan Durasi Penggunaan Gadget dengan Interaksi Sosial Remaja di SMP Negeri 5 Kupang
Peneliti Utama : Trifonia Sri Nurwela, S.Kep.Ns., M.Kes
NIP. : 197710192001122001
Jabatan Fungsional : -
Program Studi : Keperawatan Kupang
Nomor HP : 081316393373
Alama Email : [email protected]
Anggota : -
NIP. :
Jabatan Fungsional :
Program Studi : Keperawatan Kupang
Penanggung Jawab : Trifonia Sri Nurwela, SKep.,Ns., M. Kes
Tahun Pelaksana : 2018
Biaya Penelitian : Rp 6.760.000;
Kupang, Oktober 2018
Kepala Unit Litbang
Poltekkes Kemenkes Kupang
Ni Nyoman. Y, Ssi, S. Farm, Apt., M. Si
NIP. 197607121996032001
Peneliti
Trifonia S. Nurwela, S.Kep.,Ns.,M.Kes NIP. 197710192001122001
Mengesahkan
Direktur,
R.H. Kristina, SKM.M.Kes. NIP. 19631027 198603 2 001
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Trifonia Sri Nurwela, S. Kep, Ns., M. Kes
NIP/NIDN : 197710192001122001 / 4019107701
Pangkat/Golongan : Penata III/c
Jabatan Fungsional : -
Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya saya telah melakukan Penelitian Dosen
Muda Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Tahun 2018 dengan judul: “Hubungan
Durasi Penggunaan Gadget dengan Interaksi Sosial Remaja di SMP Negeri 5
Kupang “ bersifat original dan belum pernah di biayai oleh lembaga atau sumber dana
lain. Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan di proses dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Kupang, Oktober 2017
Mengetahui
Kepala Unit Penelitian Poltekkes Kupang
Ni Nyoman. Y.,Ssi,S.Farm,Apt.M.Si
NIP. 197607121996032001
Yang menyatakan,
Trifonia Sri Nurwela, S. Kep, Ns., M. Kes
NIP.197710192001122001
Mengesahkan,
Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang
Mengesahkan
Direktur,
R.H. Kristina, SKM.M.Kes. NIP. 19631027 198603 2 001
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................ i
Lembar Pengesahan ................................................ ii
Daftar Isi ................................................ iii
Bab 1 ................................................ 1
1.1 Latar belakang ................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................ 4
1.4 Manfaat penelitian 5
Bab 2 Konsep Teori ................................................
A. Konsep Gadget ................................................ 6
B. Konsep Remaja
C. Konsep Interaksi Sosial
................................................
................................................
10
16
D. Kerangka Konseptual ................................................ 22
Bab 3 Metode Penelitian ................................................ 23
Bab 4 Rencana Biaya dan Jadwal
Penelitian
................................................ 30
Bab 5 Hasil dan pembahasan ................................................ 35
Bab 6 Penutup ................................................ 38
Daftar Pustaka ................................................ 40
Lampiran ................................................ 41
ABSTRAK
HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN GADGET DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA DI SMP NEGERI 5 KUPANG
Trifonia Sri Nurwela, SKep.Ns.,M.Kes. Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kupang
Interaksi sosial merupakan hubungan individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya sehingga terdapat hubungan timbal balik. Dalam interaksi sosial setiap orang saling menegur, berjabat tangan, berbicara dan terjalin komunikasi timbal balik antar individu. munculnya penggunaan gadget mempengaruhi proses transaksional tersebut. Seringkali komunikasi yang dinamis dan timbal balik dirasakan menurun kualitas dan kuantitasnya pada interaksi tatap muka.
Penelitian ini bertujuan Menganalisis hubungan durasi penggunaan gadget dengan interaksi sosial remaja di SMP Negeri 5 Kupang. Rancangan penelitian cross sectional. Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 125 remaja dengan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Waktu penelitian bulan oktober 2018. Pengambilan data dilakukan di SMP Negeri 5 Kupang dengan menggunakan lembar angket tentang durasi penggunaan gadget dan kuesioner interaksi sosial. Data dianalisis dengan uji statistik spearman rank dengan distribusi sebagian besar responden memiliki gadget dengan aplikasi yang lengkap yaitu smarthpone (84.8%), dan memiliki durasi penggunaan gadget yang lebih lama yaitu lebih dari 2 jam (64.8%). Rata-rata tingkat interaksi sosial yang kurang baik (69.6%), dan hanya 30.4% saja yang memiliki interaksi sosial yang baik.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara durasi penggunaan gadget pada remaja di SMPN 5 Kota Kupang dengan interaksi sosial (α= 0.88 > α= 0.05). Namun terdapat hubungan yang signifikan antara jenis gadget yang dimiliki responden dengan durasi penggunaannya pada remaja di SMPN 5 Kota Kupang (α= 0.00> α= 0.05), dan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis gadget yang dimiliki remaja di SMPN 5 Kota Kupang dengan interaksi sosialnya (α= 0.01> α= 0.05).
Diharapkan responden perlu mengurangi kebiasaan menggunakan gadget di sekolah dan tingkatkan interaksi dengan teman sebaya agar hubungan keakraban dengan teman sebaya lebih meningkat dan kepada pihak sekolah perlu mengeluarkan kebijakan pembatasan penggunaan gadget di lingkungan sekolah untuk meningkatkan interaksi antara remaja selama berada dilingkungan sekolah.
Kata kunci: Gadget, Interaksi Sosial, SMP Negeri Kupang
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di jaman ini sejalan dengan
perkembangan fitur-fitur perangkat komunikasi. Berbagai alat elektronik
menawarkan aplikasi yang dapat membantu seseorang menjelajahi dunia maya salah
satunya melalui perangkat gadget. Penggunaan gadget sekarang bukan hanya sebagai
alat komunikasi semata, melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang
sama sekali berbeda dengan interaksi tatap muka. Disini interaksi terbentuk
kemudian dipercepat prosesnya melalui suara dan teks atau tulisannya
(Brotosiswoyo, 2002). Kemajuan teknologi seperti gadget ini tentu memberi dampak
positif terutama memudahkan seseorang mencari informasi, mempermudah
pekerjaan dan mempersingkat proses informasi baik dalam pekerjaan bidang
ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Dilain pihak penggunaan yang tidak terkontrol
akan memberi dampak negative bagi penggunanya. Dimana sebagian waktu
dihabiskan untuk menggunakan gadget, interaksi atau komunikasi dengan orang
disekitarnya menjadi berkurang.
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) tahun 2017 Sebanyak 143,26 juta masyarakat Indonesia atau 54,68% telah
menggunakan internet. Rentang usia yang paling banyak menggunakan internet di
Indonesia berasal dari kalangan remaja diikuti usia produktif bahkan usia anak-anak
mulai gemar menggunakan internet. Dalam survei ini juga diketahui jika sekira 43,89
persen pengguna internet di Indonesia rata-rata mengakses internet paling tidak 1
hingga 3 jam per hari. Sekira 29,63 persen mengatakan mengakses internet selama 4
hingga 7 jam per hari, dan sekira 26,48 persen pengguna mengakses internet lebih
dari 7 jam per hari.
Penelitian yang dilakukan University of Oxford pada peneliti berasal dari
120.115 responden berusia 15 tahun. Sebanyak 99,9 persen responden mengaku
melakukan lebih dari satu aktivitas dan menggunakan lebih dari satu perangkat
dalam kesehariannya, kendati smartphone dilaporkan sebagai gadget yang paling
populer digunakan. remaja menghabiskan lebih banyak waktu untuk online di akhir
pekan ketimbang di hari biasa.
Meningkatnya ketersediaan internet membuat pengguna gadget semakin
marak bahkan kecanduan menggunakan teknologi ini telah dianggap mengubah pola
interaksi sosial. Hal ini terlihat dari perubahan proses interaksi dan sosialisasi yang
ada di masyarakat terutama pada remaja. Penggunaan gadget pada remaja
mengakibatkan individu menjadi kurang peka terhadap lingkungan sekitar
(Syarif,2015). Individu cenderung lebih fokus dengan gadget daripada dengan
individu di sampingnya, hal tersebut terlihat di sekolah, di kafe bahkan di rumah
ataupun tempat umum lainnya.
Penggunaan gadget (handphone, smartphone, laptop, tablet, note, mp3 dan
lain-lain) bukan hanya berdampak positif saja yang bisa kita dapatkan melainkan ada
pengaruh negatifyang tanpa kita sadari akan timbul dari penggunaan gadget seperti
kecanduan games yang dapat menurunkan minat dan prestasi belajar, kegemaran
berinternet mengakses video yang dapat membuat asyik dengan dirinya sehingga
kurang bersosialisasi dengan orang lain (Hu, 2014).Dari sekian kelebihan yang telah
ditawarkan dari suatu gadget. Budyatna (2005) mengemukakan bahwa untuk
pendekatan komunikasi yang paling ideal adalah bersifat transaksional, dimana
proses komunikasi dilihat sebagai suatu proses yang sangat dinamis dan timbal balik.
Disini Budyatna melihat bahwa dengan munculnya penggunaan gadget
mempengaruhi proses transaksional tersebut. Seringkali komunikasi yang dinamis
dan timbal balik dirasakan menurun kualitas dan kuantitasnya pada interaksi tatap
muka.
Interaksi sosial merupakan hubungan individu satu dengan individu yang
lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya sehingga
terdapat hubungan timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.
Dewasa ini semua menerima pendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidaklah terlepas dari hubungan satu dengan yang lain. Ia selalu menyesuaikan diri
dengan lingkungan, sehingga kepribadian individu, kecakapannya dan ciri
kegiatannya menjadi kepribadian individu yang unik. Dalam interaksi sosial setiap
orang saling menegur, berjabat tangan, berbicara dan terjalin komunikasi timbal
balik antar individu.
Remaja yang merupakan kelompok manusia yang penuh potensi merasa perlu
untuk dimanfaatkan. Secara psikologis, usia remaja adalah usia dimana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di
bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang sama
(Hurlock, 2011). Respon kaum remaja terhadap barang-barang baru, termasuk dalam
hal ini adalah kecanggihan smartphone, cukup tinggi. Walaupun belum tentu
penggunaan smartphone tersebut dimanfaatkan seluruhnya secara optimal dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Menurut Tertadian (2012), menyebutkan dengan adanya ponsel pintar,
membuat individu kurang menaruh perhatian terhadap kehadiran ataupun
pembicaraan orangyang berada bersamanya, hal tersebut dikarenakan perhatian
penuh individu diberikankepada ponsel pintar milik individu tersebut. Tak jarang
individu berkomunikasisecara langsung dengan individu lain namun bersamaan
dengan menggunakan ponsel pintarnya, yang membuat komunikasi menjadi kurang
efektif dan membuat lawan bicara beranggapan bahwa individu tersebut tidak sopan
dan menyakiti perasaan dari lawan bicaranya.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada siswa kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Kupang terdapat 180 orang siswa dan mereka
membawa gadget khususnya jenis handphone dan smartphone ke sekolah setiap hari.
Berkembang pesatnya pengguna gadget/gadget di kalangan remaja,
mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan durasi
penggunaan gadget/gadget dengan interaksi sosial remaja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: “Apakah ada hubungan durasi penggunaan gadget dengan interaksi sosial
remaja di SMP Negeri 5 Kupang?”
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan durasipenggunaan gadget dengan interaksi sosial remaja
di SMP Negeri 5 Kupang
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Mengetahui karakteristik responden remaja di SMP Negeri 5 Kupang
b) Mengetahui durasi penggunaan gadget pada remaja di SMP Negeri 5
Kupang
c) Mengetahui interaksi sosial remaja di SMP Negeri 5 Kupang
d) Menganalisis hubungan durasi penggunaan gadget dengan interaksi sosial
remaja di SMP Negeri 5 Kupang
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi intitusi pendidikan, sebagai masukan bagi pengembangan pendidikan
berkualitas dengan mengendalikan faktor resiko akibat penggunaan gadget.
b. Bagi siswa, dapat meningkatkan pengetahuan mengenai hubungan durasi
penggunaan gadget dengan interaksi sosial remaja, kebiasaan dan perilaku
remaja dapat dikendalikan secara dini.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Gadget
2.1.1 Pengertian
Secara istilah gadget berasal dari bahasa Inggris yang artinya perangkat
elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Menurut Manumpil, dkk (2015)
gadget adalah sebuah teknologi yang berkembang pesat dan memiliki fungsi khusus
diantaranya yaitu smartphone, i phone, laptop dan tablet. Widiawati dan Sugiman
(2014) gadget merupakan barang canggih yang diciptakan dengan berbagai aplikasi
yang dapat menyajikan berbagai media berita, jejaring sosial, hobi, bahkan hiburan.
Jati dan Herawati (2014), gadget adalah media yang dipakai sebagai alat komunikasi
modern dan semakin mempermudah kegiatan komunikasi manusia. Gadget yang saat
ini banyak digemari masyarakat khususnya kalangan remaja, mempunyai beberapa
jenis-jenis gadget yang sering digunakan (Irawan, 2013).
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan gadget
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi remaja dalam penggunaan gadget/gadget
(Fadilah, 2015) . Faktor-faktor tersebut meliputi:
1) Iklan yang merajalela di televisi dan di media sosial
Iklan sangat mempengaruhi remaja untuk mengikuti perkembangan masa kini
sehingga membuat remaja semakin tertarik bahkan penasaran akan hal baru.
2) Gadget menampilan fitur-fitur menarik
Fitur-fitur yang ada di dalam gadget membuat ketertarikan pada remaja.
Sehingga remaja penasaran untuk mengoperasi gadget
3) Kecanggihan dari gadget
Mempermudah semua kebutuhan remaja. Mulai dari bermain game, sosial
media bahkan sampai belanja online
4) Keterjangkauan harga gadget
Banyaknya persaingan teknologi menyebabkan harga gadget terjangkau.
Dahulu hanya orang dengan golongan ekonomi menengah atas yang mampu
membeli gadget, akan tetapi pada kenyataan sekarang orang tua
berpenghasilan pas pasan mampu membelikan gadget untuk anaknya.
5) Lingkungan
Lingkungan membuat adanya penekanan dari teman sebaya dan juga
masyarakat. Hal ini menjadi banyak orang yang menggunakan gadget, maka
masyarakat lain menjadi enggan meninggalkan gadget. Selain itu hampir
setiap hari kegiatan menuntut sesorang untuk menggunakan gadget
6) Faktor budaya
Berpengaruh paling luas dan mendalam terhadap perilaku remaja. Banyak
remaja mengikuti trend yang ada didalam budaya lingkungan mereka, yang
mengakibatkan keharusan untuk memiliki gadget
7) Faktor Sosial
Mempengaruhi kelompok acuan, keluarga serta status sosial. Peran keluarga
sangat penting dalam faktor sosial, karena keluarga sebagai acuan utama
dalam perilaku remaja.
8) Faktor Pribadi
Faktor pribadi yang memberi kontribusi terhadap perilaku remaja seperti usia
dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkunagn ekonomi, gaya hidup, dan
konsep diri. Kepribadian remaja selalu ingin terlihat lebih dari teman-
temannya.
2.1.3 Durasi Penggunaan Gadget
Asosiasi Dokter Anak Amerika dan Canada (2015),mengemukakan bahwa
anak usia 0-2 tahun alangkah lebih baik apabilatidak terpapar oleh gadget, sedangkan
anak usia 3-5 tahun diberikanbatasan durasi bermain gadget sekitar 1 jam perhari,
dan pada usia 6-18 tahun waktu maksimal penggungaan gadget sekitar 2 jam perhari.
Penelitian compas.com (2016) penggunaan gadget pada anak dan remaja sebaiknya
dibatasi maksimal 2 jam sehari. Setiap 30 menit menatap layar diselingi dengan
aktivitas melihat jauh (lebih dari 6 meter). Hal ini dilakukan untuk mencegah
gangguan pada mata.
2.1.4 Dampak penggunaan gadget
1) Dampak Positif (Harfiyanto, 2015)
a. Memudahkan untuk berinteraksi dengan orang banyak lewat media sosial.
b. Mempersingkat jarak dan waktu.
c. Mempermudah remaja mengkonsultasikan pelajaran dan tugas-tugas yang
belum dimengerti.
2) Dampak negatif
Menurut Harfiyanto (2015), beberapa dampak buruk yang terjadi akibat
penggunaan gadget adalah:
a. Lebih banyak waktu yang digunakan untuk bermain gadget. Hal ini
biasanya digunakan remaja untuk berkomunikasi di media sosial
dibandingkan dengan belajar.
b. Aplikasi yang ada didalam gadget membuat remaja lebih mementingkan
diri sendiri. Seringkali remaja mengabaikan orang disekitarnya bahkan
tidak menganggap orang yang mengajaknya mengobrol.
c. Remaja menjadi kecanduan dalam bermain gadget. Awalnya remaja
menggunakan gadget hanya untuk bermain game. Akan tetapi remaja
lama-kelamaan menemukan kesenangan dengan gadget sehingga hal ini
akan menjadi sebuah kebiasaan.
d. Gadget memudahkan remaja mengakses berbagai situs yang tidak
selayaknya diakses. Berbagai hal yang marak diakses remaja adalah
bermacam bentuk pornografi dan video kekerasan.
e. Media sosial yang ada didalam gadget sering menimbulkan berbagai
kasus. Dimana kasus tersebut seperti penculikan, pemerkosaan. Hal ini
biasanya diawali dengan perkenalan di media sosial.
f. Remaja seringkali tidak dapat mengontrol kata-katanya. Mereka
menggunakan kata-kata kasar, mengejek, serta seringkali remaja
mencemooh dengan sesama teman sebaya di media sosial yang ada
didalam gadget.
g. Gadget membuat remaja menjadi malas bergerak dan beraktifitas.
Biasanya remaja dalam keseharian penuh untuk bermain gadget
2.2 Konsep Remaja
2.2.1 Definisi
Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescence yang berarti to grow
maturity (Jahja, 2011). Istilah adolescence mengarah pada kematangan psikologis
individu, sedangkan pubertas mengarah pada saat dimana telah ada kemampuan
reproduksi (Potter dan Perry, 2009).
Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang
menghubungkan masa kana-kanan dan masa dewasa (Santrock,2003)
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan adanya perubahan
fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni usia 10 -19 tahun, adalah periode
pematangan organ repsoduksi manusia, dan sering disebut sebagai masa pubertas
(Wisyastuti,2009).
Pada tahun 1974, WHO (World Health Organization) mendefinisikan remaja
secara konseptual yaitu dari tiga kriteria yaitu biologis yang ditandai dengan
kematangan seksual sekunder, psikologis yang ditandai dengan perkembangan pola
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa dan sosial budaya terjadi peralihan
dari ketergantungan penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
Dengan demikian disimpulkan bahwa remaja merupakan masa transisi dari
masa kanak-kanan dan masa dewasa yang memiliki kriteria biologis, psikologis dan
sosial budaya.
2.2.2 Batasan usia Remaja
Menurut Potter dan Perry (2009), Ada tiga fase dalam usia remaja. Fase
tersebut dibagi menjadi masa remaja awal yaitu usia 11 sampai 14 tahun , masa
remaja pertengahan usia 15 sampai 17 tahun dan masa remaja akhir usia 18 sampai
20 tahun.
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Kemenkes
RI antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN adalah 10 sampai
19 tahun (Yusuf, 2011).
2.2.3. Fase masa remaja
1) Masa Pra-Pubertas (12-13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke
remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak
laki-laki.pada masa ini terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu
menigkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual
serta organ reproduksi remaja.
2) Masa Pubertas (14-16 tahun)
Masa ini disebut juga dengan masa remaja awal, dimana perkembangan fisiknya,
sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa memang bukan anak-anak
lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sengat labil akibat dari perkembangan
hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksualnya juga
semakin kuat pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang
pertama, sedang pada remaja laki-laki ditandai dengan mimpi basah yang
pertama.
3) Masa Akhir Pubertas (17-18 tahun)
Pada masa ini,remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan
dapat menerima kodratnya, baik sebagai wanita ataupun sebagi laki-laki. Mereka
juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka.
4) Periode Remaja Adolesensi (19-21 tahun)
Pada periode ini, umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna
segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam
hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat
dipikiran mereka (Nirwana, 2011:28)
2.2.4. Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja
1) Perkembangan fisik
Perkembangan fisik terjadi perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan
tingi dan berat badan, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ
seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai berubah dari tubuh kanak-
kanak menjadi tubuh orang dewasa yang mempunyai ciri ialah kematangan.
Perubahan fisik struktur otak semakin sempurna untuk meningkatkan kemampuan
kognitif (Yusuf, 2011).
2) Perkembangan kognitif
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum
sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berfikir
egosentrisme. Egosentrisme adalah ketidakmampuan melihat suatu hal dari
sudutpandang orang lain. Cara berfikir egosentrisme dikenal dengan istilah
personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak
terpengaruh oleh hokum alam (Papalia Olds dalam Yusuf, 2011)
3) Perkembangan kepribadian dan sosial
Adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan
emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam
berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada
masa remaja ialah pencarian identitas diri. Perkembangan sosial pada remaja
lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibandingkan orangtua (Yusuf, 2011).
2.2.5 Tugas-tugas perkembangan remaja
Havighurst, 1961 dalam Yusuf, 2011, menyebutkan ada 10 tugas-tugas
perkembangan pada remaja, meliputi:
1. Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
Pada periode pra remaja, anak tumbuh demikian cepat yang mengarah pada
bentuk orang dewasa, diiringi dengan perkembangan sikap dan citra tubuh.
Remaja dapat menerima keadaan diri sendiri, menjaga dan memelihara kedaan
fisiknya secara efektif sehingga timbul kepuasan diri
2. Menerima peranan sosial sebagai pria atau wanita
Remaja menerima kedaan diri sebagai pria atau wanita sesuai dengan kodratnya
dengan sifat dan tanggung jawab gender masing-masing
3. Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab sosial
Remaja berpartisipasi sebagai orang dewasa yamg bertanggung jawab sebagai
masyarakat dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah laku dirinya.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
5. Belajar bergaul dengan kelompok wanita dan laki-laki
Ketika konflik dan permasalahan terjadi, remaja dapat menyelesaikan dengan
cara yang matang. Keberhasilan remaja dalam menyelesaikan tugas
perkembangan ini mengantarkan ke dalam kondisi penyesuaian sosial yang baik
dalam keseluruhan hidupnya. Namun, apabila gagal maka remaja akan
mengalami kurang mampu dalam bergaul dengan orang lain, bersifat kekanak-
kanakan dan melakukan dominasi secara sewenang-wenang.
6. Memperoleh seperangkat nilai sebagai pedoman hidup
Beberapa atauran yang ada dalam kehidupan masyarakat menuntut remaja untuk
berperilaku sesuai dengan norma yang ada di masyarakat sehingga membentuk
arti kehidupan bagi remaja.
7. Memiliki perilaku beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
8. Mencapai kemandirian berperilaku ekonomis
Remaja merasa mampu menciptakan suatu kehidupan. Tugas ini sangat penting
bagi remaja pria, namun tidak begitu penting bagi remaja wanita.
9. Memiliki wawasan dan persiapan karir
Tugas perkembangan ini menuntut kesanggupan remaja untuk memikirkan karir
dimasa depan sehingga dapat memperoleh kesuksesan dan berdiri sendiri dalam
hal yang berhubungan dengan ekonomi. Hal ini berkaitan dengan ketrampilan
fisik yang dimiliki.
10. Mengembangkan keterampilan intelektual
Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu yang berada
di luar pengalaman atau sistem nilai yang dimiliki. Remaja dapat memikirkan
kemungkinan sesuatu yang abstrak secara sistematis untuk memecahkan
persoalan atau masalah. Remaja diharapkan dapat mengembangkan konsep
hokum, pemerintahan, ekonomi, politik, geografi, hakikat manusia dan lembaga
sosial yang cocok dengan dunia modern.
2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
Menurut Hurlock (1980), faktor penting yang mempengaruhi tugas
perkembangan remaja, meliputi; Lingkungan sosial Lingkungan sosial merupakan
wadah untuk pencapian tugas perkembangan. Dimensi lingkungan sosial terdiri dari:
a) Transactions, merupakan interaksi seseorang dengan orang lain dalam
lingkungan yang bersifat aktif dan dinamis.
b) Energy, merupakan kekuatan alami yang dimiliki seseorang untuk terlibat
aktif dengan lingkungannya.
c) Interface, merupakan penghubung dari suatu interaksi, seperti bahan
pembicaraan yang menyebabkan seorang individu berinteraksi dengan
individu lain.
d) Adaptation, merupakan kemampuan untuk menyesuaikan diri untuk menyatu
dengan kondisi lingkungan.
e) Coping, merupakan bentuk penyesuaian diri manusia untuk mengatasi
masalah. Bentuk penyesuaian ini ada yang bersifat positif namun ada juga
yang bersifat negatif.
f) Interdependence, merupakan hubungan saling ketergantungan atau
kepercayaan diri seorang individu dengan individu lain.
2.3 KONSEP INTERAKSI SOSIAL
2.3.1 Pengertian
Kata interaksi secara umum dapat diartikan saling berhubungan atau saling
bereaksi dan terjadi pada dua orang induvidu atau lebih. Sedangkan sosial adalah
berkenaan dengan masyarakat (Novitasari, 2010). Oleh karena itu, secara umum
interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi dalam sekelompok
induvidu yang saling berhubungan baik dalam berkomunikasi maupun melakukan
tindakan sosial.
Interaksi sosial merupakan pula salah satu prinsip integritas kurikulum
pembelajaran yang meliputi keterampilan berkomunikasi, yang bekerja sama yang
dapat untuk menumbuhkan komunikasi yang harmonis antara individu dengan
lingkungannya (Santosa, 2010). Tindakan interaksi sosial adalah tindakan seorang
individu yang dapat mempengaruhi individu-individu lainnya dalam lingkungan
sosial. Dalam bertindak atau berperilaku sosial, seorang individu hendaknya
memperhitungkan keberadaan individu lain yang ada dalam lingkungannya. Hal
tersebut penting diperhatikan karena tindakan interaksi sosial merupakan perwujudan
dari hubungan atau interaksi sosial.
Dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan atau komunikasi
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan untuk saling mempengaruhi
satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini dapat
diartikan bahwa dalam interaksi sosial terdapat dalam hubungan antar individu,
kelompok, yang merupakan hubungan yang dilakukan oleh manusia untuk bertindak
terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki oleh manusia.
2.3.1 Ciri Ciri Interaksi Sosial
Dalam interaksi sosial terdapat beberapa ciri ciri yang tekandung di
dalamnya, diantaranya adalah menurut Santosa (2010) mengatakan bahwa ciri ciri
interaksi sosial adalah adanya hubungan; adanya individu; adanya tujuan; dan adanya
hubungan dengan struktur dan fungsi sosial”. Secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Adanya hubungan. Setiap interaksi terjadi karena adanya hubungan antara
individu dengan individu maupun antara individu dengan kelompok.
2. Ada Individu. Setiap interaksi sosial menurut tampilnya individu – individu
yang melaksanakan hubungan.
3. Ada Tujuan. Setiap interaksi sosial memiliki tujuan tertentu seperti
mempengaruhi individu lain.
4. Adanya Hubungan dengan struktur dan fungsi sosial. Interaksi sosial yang
ada hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok ini terjadi karena
individu dalam hidupnya tidak terpisah dari kelompok.
2.3.2 Faktor yang mempengaruhi perkembangan interaksi sosial
Faktor faktor yang mempengaruhi berlangsungnya interaksi sosial, baik
secara tunggal maupun secara bergabung menurut Gabriel Tarde (dalam
Ahmadi.2007) adalah :
1. Faktor Imitasi.
Faktor imitasi seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan pada faktor
imitasi saja. Hal tersebut misalnya pada anak yang sedang belajar bahasa, seakan
akan mereka mengimitasi dirinya sendiri, mengulang bunyi kata kata, melatih
fungsi lidah, dan mulut untuk berbicara. Kemudian ia mengimitasikan kepada
orang lain, dan memang sukar orang belajar bahasa tanpa mengimitasi orang lain,
tidak hanya berbahasa saja, tetapi tingkah laku tertentu, cara memberi hormat,
cara berterima kasih, cara memberi isyarat.
2. Faktor Sugesti
Menurut Ahmadi (2007), Sugesti yang dimaksud adalah pengaruh psikis, baik
yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, baik yang datang dari
dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa
adanya daya kritik. Sugesti dapat dirumuskan sebagai suatu proses di mana
seorang individu menerima suatu cara penglihatan, atau pedoman pedoman
tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
3. Faktor Identifikasi
Berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara
lahiriah maupun secara bantiniah. Misalnya identifikasi seorang anak perempuan
untuk menjadi sama seperti ibunya. Proses identifikasi ini mula mula berlangsung
secara tidak sadar (secara dengan sendirinya) kemudian irrasional, yaitu
berdasarkan perasaan perasaan atau kecenderungan kecenderungan dirinya yang
tidak diperhitungkan secara rasional, dan yang ketiga identifikasi berguna untuk
melengkapi sistem norma norma, cita cita, dan pedoman pedoman tingkah laku
orang yang mengidentifikasi itu.
4. Faktor Simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain.
Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian
perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat tiba tiba
merasa tertarik kepada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara cara
bertingkah laku menarik baginya. Proses simpati dapat pula berjalan secara
perlahan lahan secara sadar dan cukup nyata dalam hubungan dua atau lebih
orang. Simpati hanya akan berlangsung dan berkembang dalam relasi kerja sama
antara dua orang atau lebih, bila terdapat saling pengertian.
2.3.3 Syarat Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Ada dua syarat pokok terjadinya interaksi sosial (Dayakisni dan Hudaniah, 2009)
yaitu:
1. Kontak sosial.
Kontak sosial dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Ada Kontak primer, terjadi
apabila seseorang mengadakan hubungan secara langsung seperti : tatap muka,
saling senyum, berjabat tangan, dan lain lain. Sedangkan kontak sekunder, yaitu
kontak tidak langsung atau memerlukan perantara seperti : menelpon dan
berkirim surat. Apabila dicermati, baik dalam kontak primer maupun kontak
sekunder terjadi hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan.
Dalam percakapan tersebut agar kontak sosial dapat berjalan dengan baik, harus
ada rasa saling pengertian dan kerjasama yang baik antara komunikator dengan
komunikan.
2. Komunikasi
Komunikasi baik verbal maupun non verbal merupakan saluran untuk
menyampaikan perasaan ataupun gagasan dan sekaligus sebagai media untuk
dapat menafsirkan atau memahami pikiran atau perasaan orang lain.
Menurut De Vito dalam (Sugiyo, 2010) menyatakan bahwa ciri ciri komunikasi
meliputi lima ciri yaitu: keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, dan
kesamaan.
2.3.4 Karakteristik dan karakteristik Interaksi Sosial
Menurut (Gerungan, 2010) bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristik yang
dinamis dan tidak statis sebagai berikut:
1. Interaksi antara individu dengan individu, interaksi ini terjadi karena hubungan
masing-masing personil atau individu. Perwujudan dari interaksi ini terlihat
dalam bentuk komunikasi lisan atau gerak tubuh, seperti berjabat tangan, saling
menegur, bercakap-cakap, atau saling bertengkar.
2. Interaksi Antara Individu dengan Kelompok, bentuk interaksi ini terjadi antara
individu dengan kelompok. Individu memiliki kepentingan untuk berinteraksi
dengan kelompok tersebut. Misalnya seorang guru memiliki hubungan dengan
individuatau siswa di sekolah. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan
bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan dengan kepentingan
kelompok.
3. Interaksi Antara Kelompok dengan Kelompok, jenis interaksi ini saling
berhadapan dalam bentuk berkomunikasi,namun bisa juga ada kepentingan
individu di dalamnya atau kepentingan individu dalam kelompok tersebut.Ini
merupakan satu kesatuan yang berhubungan dengan kepentingan individu dalam
kelompok yang lain.
Indikator dari interaksi sosial yaitu (1) percakapan, (2) saling pengertian, (3)
bekerjasama, (4) keterbukaan, (5) empati, (6) memberikan dukungan atau
motivasi, (7) rasa positif, (8) adanya kesamaan dengan orang lain.
2.3.5 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Menurut (Gerungan, 2010) terdapat bentuk-bentuk interaksi sosial yaitu
sebagai berikut:
1. Interaksi Antar status, adalah hubungan antara dua pihak dalam individu yang
berbeda dalam satu lingkungan yang bersifat formal sehingga masing-masing
pihak dapat melakukan interaksinya didasarkan pada status masing-masing.
2. Interaksi Antar kepentingan, interaksi antara kepentingan merupakan hubungan
antara pihak induvidu yang berorientasi terhadap kepentingan dari masing-
masing pihak. Dalam hubungan ini,masing-masing pihak saling memberikan
solidaritasnya untuk mendukung terciptanya suatu sikap yang harmonis sehingga
komunikasi tersebut dapat tercapai dengan baik.
3. Interaksi antara Keluarga, interaksi antar keluarga merupakan suatu hubungan
yang terjadi antar pihak yang mempunyai hubungan darah. Pada hubungan
ini,solidaritas antara anggota yang relatif lebih tinggi dan bentuk hubungannya
lebih bersifat informal.
4. Interaksi antar Persahabatan,interaksi ini merupakan hubungan antara dua atau
lebih dimana masing-masing individu sangat mendambakan adanya komunikasi
yang saling menguntungkan untuk menjalin suatu hubungan yang sedemikian
dekat atau kekerabatan.
2.4 Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual penelitian: Hubungan Durasi Penggunaan Gadget dengan Interaksi Sosial Remaja di SMP Negeri 5 Kupang
2.5 Hipotesis:
Ada hubungan antara Durasi Penggunaan Gadget dengan Interaksi Sosial
Remaja di SMP Negeri 5 Kupang.
Durasi
Penggunaan
Gadget
Interaksi Sosial
remaja
Ket: Diteliti
Tidak diteliti
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional yaitu metode penelitian
yang mengkaji hubungan dua variabel atau lebih dengan tujuan mengungkapan
hubungan korelasi antar variabel. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross
sectional.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kupang pada bulan September
2018.
3.3 Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 2 SMP Negeri 5
Kupang berjumlah 180 orang.
3.3.2 Sampel
a) Kriteria sampel
Sampel dalam penelitian harus memenuhi persyaratan kriteria inklusi
yang telah ditetapkan oleh peneliti dengan pertimbangan ilmiah. Sampel
dalam penelitian ini adalah respondenberada pada kelas 2 SMP 5 Kota
Kupang. Pengambilan sampel dengan memenuhi kriteria sebagai berikut:
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
1) Siswa yang menggunakan gadget
2) Bersedia menjadi responden
3) Bisa membaca dan menulis
b) Besar sampel
Besarnya sampel dapat ditentukan dengan rumus Slovin :
� =N
1 + N (d)�
Keterangan:
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
d = Tingkat sinifikansi (0,05)
� =N
1 + N (d)�
=180
1 + 180 (0,05)�
=180
1,45
= 124,13
= 125
Berdasarkan rumus di atas maka jumlah sampel yang diperoleh
sebesar 125 orang.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simpel random
sampling artinya teknik pengambilan sampel dimana peneliti dalam memilih
sampel dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota
populasi untuk ditetapkan sebagai anggota sampel.
3.4 Identifikasi Variabel
1. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen (Bebas) dalam penelitian ini adalah durasi penggunaan
gadget.
2. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen (Terikat) dalam penelitian ini adalah interaksi sosial.
3. Variabel Confounding (perancu)
Jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan jenis gadget yang digunakan.
3.5 Definisi Operasional
Variabel Parameter Instrumen/ Alat ukur
Skala Skor
Interaksi sosial
Kemampuan remaja untuk saling berhubungan baik dalam berkomunikasi dan melakukan tindakan sosial dengan orang lain atau dalam kelompok dan lingkungan
Kuesioner Ordinal Penilaian: Skor 1: Sangat setuju Skor 2: Setuju Skor 3: Tidak Setuju Skor 4: Sangat Tidak Setuju
Dengan kategori: Nilai mean/median <= Interaksi Kurang Nilai mean /median ≥ = Interaksi Baik
Penggunaan gadget
Penggunaan perangkat elektronik kecil yaitu laptop, smartphone,i-phone dan tablet yang memiliki fungsi khusus untuk melakukan kontak sosial maupun berkomunikasi.
Kuesioner Rasio Penilaian: 1 = < 2jam sehari 2 =>2 jam sehari Dengan kategori: 1 = Normal: Jika kurang dari 2 jam 2 = Lama : Jika lebih dari 2 jam
Jenis Kelamin
Status gender secara fisik/bilogis
Kuesioner Ordinal 1 = Laki – laki 2 = Perempuan
Pekerjaan orang tua
Pekerjaan yang memberikan penghasilan
Kuesioner Ordinal Ringan (tidak kerja, ibu rumah
tangga,PNS,swasta); sedang (TNI/Polri,
wiraswasta/pedangang,pelayanan jasa);
berat (petani, nelayan,buruh)
Kategori:
3= pekerjaan ringan
2= pekerjaan sedang
1= pekerjaan berat Jenis gadget yang digunakan
Jenis/tipe alat yang digunakan untuk melakukan komunikasi
Kuesioner Ordinal 1 = Hand Phone, tanpa aplikasi lengkap 2 = Smart Phone, dengan aplikasi
lengkap 3 = Laptop 4 = Tablet 5 = Lainya
3.6 Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat ijin dari Direktur
Poltekkes Kemenkes Kupang, maka peneliti mengadakan pendekatan kepada
responden untuk mendapatkan persetujuan menjadi responden dan selanjutnya
diberikan lembar informed consent. Proses pengambilan dan pengumpulan
data dalam penelitian ini dengan alat bantu berupa lembar kuesioner yang
telah disiapkan oleh peneliti.
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
1. Intrumen penelitian tentang durasi penggunaan gadget, menggunakan
kuesioner berisi 1 pertanyaan dengan pilihan ˂ 2 jam dalam sehari dan > 2
jam dalam sehari. Di kategorikan yaitu jika kurang dari 2 jam dinyatakan
normal menggunakan gadget dan lebih dari 2 jam dinyatakan lama
menggunakan gadget
2. Instrumen penelitian tentanginteraksi sosial remaja menggunakan kuesioner
yang dibuat sendiri oleh peneliti yang sebelumnya sudah sudah melalui uji
validitas dan reliabilitas. Kuesioner tersebutberisi 20 pertanyaan kepada
remaja dengan memilih salah satu jawabandengan memberi tanda checklist
(√) dari keempat pilihan yangsudah disediakan. Sistem penilaian yang
digunakan adalahsebagai berikut:Sangat Setuju (SS) : 1, Setuju (S) : 2, Tidak
Setuju (TS) : 3 dan Sangat Tidak Setuju (STS) : 4
Hasil pengukuran dari 20 item pertanyaan tersebut akan
didapatkanmean/median. Jika nilai skor mean/median rendah dikatakan
interaksi sosial kurang dan jika skor mean/median lebih dikatakan interaksi
sosial remaja baik
3.6.2 Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, menginat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan
(Hidayat, 2007). Peneliti melakukan penelitian dengan menekankan aspek etika
yang meliputi:
1. Surat persetujuan (informed consent)
Lembar persetujuan diedarkan kepada responden sebelum penelitian
dilaksanakan. Terlebih dahulu responden mengetahui maksud dan tujuan
peneliti serta dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika
respon bersedia diteliti maka harus mendatangani lembar persetujuan
tersebut, bila tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak-hak
responden.
2. Tanpa nama (anonymity)
Untuk menjaga kerahasian, peneliti tidak akan mencantumkan nama
lengkap responden, tetapi pada lembar tersebut diberikan nama inisial
responden.
3. Kerahasian (confidentiality)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data
tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
3.6.3 Analisis Data
1. Editing
Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan datan
atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2009).
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori. Peneliti memberikan kode sesuai
dengan jawaban responden pada kolom yang telah tersedia dengan kode
yang telah ditetapkan sejak semula (Hidayat, 2009).
3. Scoring
Menentukan skor atau nilai untuk tiap-tiap item pertanyaan, tentukan nilai
terendah dan tertinggi. Scoring di sini menilai variabel yang diteliti.
Untuk durasi penggunaan gadget sebagai berikut:
Penilaian:
a. Skor 1 : kurang dari 2 jam
b. Skor 2 : Lebih dari 2 jam
Interaksi sosial remaja :
1. Skor 1 : Sangat Setuju
2. Skor 2 : Setuju
3. Skor 3 : Tidak Setuju
4. Skor 4 : Sangat Tidak Setuju
4. Tabulating
Melakukan tabulasi dari data yang diperoleh dengan menggunakan rumus
distribusi frekuensi.
5. Analisa Statistik
Setelah data terkumpul selanjutnya diproses untuk menganalisis dengan
uji statistik uji spearman Rank. Uji Statistik ini merupakan suatu ukuran
asosiasi atau hubungan yang dapat digunakan pada kondisi satu atau
kedua variabel yang diukur adalah skala ordinal.
Bila p<0,05 maka H0 ditolak artinya ada hubungan durasi penggunaan
gadget dengan interaksi sosial remaja. Dan jika p>0,05 maka H0 diterima
artinya tidak ada hubungan durasi penggunaan gadget dengan interaksi
sosial remaja (Santjaka, 2011).
BAB 4
JADWAL PENELITIAN DAN BIAYA
4.1 Jadwal Penelitian
No. Jenis kegiatan Jadwal 1 Penyusunan Proposal Penelitian April – Mei 2018 2 Pengiriman Proposal Ke Poltekkes 10 Mei 2018 3 Seminar proposal Mei 2018 4 Penelitian ( Pengurusan surat – surat ijin ) Juli-Oktober 2018 5 Pengumpulan Data Oktober 2018 6 Analisa Data Oktober 2018 7 Penulisan Laporan Hasil penelitian Oktober 2018 8 Seminar Hasil Penelitian Oktober 2018 9 Revisi dan penyelesaian laporan akhir Oktober 2018
4.2 Biaya
Anggaran Belanja yang digunakan
Uraian Jumlah Satuan Harga ( Rp)
Total (Rp)
HONOR PENELITI (30%) Honor enumerator 2 orang x 2 hari x Rp 150.000
2
OH
150.000
600.000
TRANSPORTASI (15%) Transportasi Peneliti 1 org x 4 hari x Rp 40.000 Transportasi surat-menyurat 1 orang x 2 hari x Rp 50.000
1 1
Paket Paket
160.000
50.000
160.000
100.000
BAHAN HABIS PAKAI (40%) a. Kertas HVS 2 Rim 55.000 110.000 b. Balpoin 14 Dos 35.000 490.000 c. Flash disk 16 GB 1 Buah 120.000 120.000 d. Fotokopi, jilid proposal dan
laporan akhir 1 Paket 805.000 805.000
d. Makan siang 125 Kotak 20.000 2.500.000 e. Bahan Kontak 125 Bungkus 15.000 1.875.000 TOTAL 6.760.000
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
SMPN 5 kota kupang merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama
Negeri di Kota Kupang. SMPN 5 kota kupang terletak di jalan Frans Seda, Kelapa
Lima, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT. Sekolah ini merupakan
sekolah negeri dengan SK pendirian 1486/I21.5/Fa.3.79, akreditasi sekolah
peringkat B. Sekolah memiliki siswa sekitar 1.175 orang dengan rincian 602
orang siswi, 573 orang siswa dan 49 rombongan belajar. Jumlah pengajar
sebanyak 99 orang. SMPN 5 kota kupang memiliki berbagai fasilitas penunjang
yang memadai yaitu 38 ruang kelas, 4 gedung laboratorium, 1 ruang bimbingan
konseling, 1 ruang pramuka, 1 perpustakaan dan 3 kantin siswa. Fasilitas
penunjang lain adalah akses internet yang memadai bagi seluruh civitas sekolah.
Penggunaan gadget atau handphone diwilayah sekolah merupakan suatu kondisi
yang biasa di SMPN 5 kota kupang, belum terdapat peraturan yang tegas
dijalankan dalam upaya pembatasan penggunaan gadget atau handphone
diwilayah sekolah.
4.1.2 Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian
1) Karakteristik responden
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di SMPN 5 Kota Kupang No Jenis Kelamin ∑ % 1 Laki Laki 40 32.0 2 Perempuan 85 68.0 Total 125 100 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagain besar responden (68.0%)
pada penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan orang tua di SMPN 5 Kota Kupang No Pekerjaan Orang Tua ∑ % 1 Pekerjaan ringan 4 3.2 2 Pekerjaan sedang 65 52.0 3 Pekerjaan Berat 56 44.8 Total 125 100 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagain besar responden (52.0%)
pada penelitian ini memiliki orang tua dengan jenis pekerjaan yang
sedang (TNI/Polri, wiraswasta/pedangang,pelayanan jasa), dan 44.8%
lainnya memiliki orang tua dengan jenis pekerjaan berat (petani,
nelayan,buruh).
Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan jenis gadget yang digunakan di SMPN 5 Kota Kupang No Jenis Gadget ∑ % 1 Handphone tanpa aplikasi
lengkap 6 4.8
2 Smartphone dengan aplikasi lengkap
106 84.8
3 Laptop 12 9.6 4 Tablet 1 0.8 Total 125 100
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagain besar responden (84.8%)
pada penelitian ini memiliki jenis Gadget yang digunakan berupa
smartphone dengan aplikasi lengkap.
4.1.3 Durasi penggunaan Gadget
Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan lama waktu penggunaan gadget di SMPN 5 Kota Kupang No Lama waktu penggunaan
Gadget ∑ %
1 Normal : < 2 Jam 44 35.2 2 Lama : > 2 jam 81 64.8 Total 125 100
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagain besar responden (64.8) pada
penelitian ini memiliki durasi waktu yang lama : > 2 jam
menggunakan Gadget.
4.1.4 Interaksi Sosial
Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan interaksi sosial di SMPN
5 Kota Kupang
No Interaksi Sosial ∑ % 1 Interaksi sosial baik 38 30.4 2 Interaksi sosial kurang baik 87 69.6 Total 125 100
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar remaja (69.6%) di
SMPN 5 Kupang pada penelitian ini memiliki interaksi sosial yang
kurang baik.
4.1.5 Hasil Analisis Korelasi Spearman Rho
Tabel 4.6 Distribusi hasil analisis korelasi antar variabel yang mempengaruhi interaksi sosial pada remaja di SMPN 5 Kota Kupang. Korelasi
Spearman
Rho
α= 0.05
Interaksi
Sosial
Jenis
kelamin
Pekerjaan
Orang
Tua
Jenis
Gadget
Durasi
penggunaan
Gadget
Interaksi
sosial
α= 0.63 α= 0.32 α =
0.014
α = 0.88
Jenis
kelamin
α= 0.63 α = 0.29 α =
0.06
α = 0.49
Pekerjaan
orang tua
α= 0.32 α = 0.29 α =
0.00
α 0.00
Jenis
Gadget
α =
0.014
α = 0.62 α = 0.00 α = 0.00
Durasi
penggunaan
Gadget
α = 0.88 α = 0.49 α = 0.00 α =
0.00
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tabel 4.6 Menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis data dengan
menggunakan uji statistik Spearman Rho dengan nilai α < 0.05
diperoleh jenis kelamin α = 0.632, pekerjaan orang tua α = 0.32, jenis
gadget α = 0.014, dan durasi penggunaan gadget α = 0.88. Hasil ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis
kelamin, pekerjaan orang tua dan durasi penggunaan gadget dengan
gangguan interaksi sosial remaja di SMPN 5 Kota Kupang. Terdapat
hubungan yang signifikan antara jenis gadget yang digunakan dengan
interaksi sosial (α = 0.14), jenis gedget dengan durasi penggunaan
gadget t (α = 0.00), jenis gadget dengan pekerjaan orang tua (α =
0.00), dan durasi penggunaan gadget dengan pekerjaan orang tua (α =
0.00) pada remaja di SMPN 5 Kota Kupang.
5.2 PEMBAHASAN
Interaksi sosial merupakan hubungan atau komunikasi antar indvidu yang
dilakukan antara dua orang atau lebih untuk saling mempengaruhi satu
dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi sosial adalah
hubungan yang terjadi dalam sekelompok indvidu agar saling berhubungan
baik dalam berkomunikasi maupun melakukan tindakan sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di SMPN
5 Kota Kupang memiliki interaksi sosial yang kurang baik (69.6%), dan
hanya 30.4% saja yang memiliki interaksi sosial yang baik. Interaksi sosial
remaja dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satu diantaranya
adalah kebiasaan penggunaan smartphone atau gadget (Nova, 2018). Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa sebagian besar responden memiliki gadget
dengan aplikasi yang lengkap yaitu smarthpone (84.8%), dan memiliki durasi
penggunaan gadget yang lebih lama yaitu lebih dari 2 jam (64.8%). Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Hertmada (2017) yang
membuktikan bahwa individu lebih senang menggunakan smartphone
daripada interaksi dengan orang lain.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan
antara durasi penggunaan gadget pada remaja di SMPN 5 Kota Kupang
dengan interaksi sosial (α= 0.88 > α= 0.05). Meskipun tidak memiliki
hubungan yang signifikan, table 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki durasi penggunaan gadget yang lama setiap harinya yaitu
lebih dari 2 jam (64.8%). Penggunaan gadget yang lama merupakan faktor
utama yang mempengaruhi intensitas interaksi sesorang dengan orang lain.
Hal ini dibuktikan oleh penelitian Raj (2017) yang membuktikan bahwa
penggunaan smartphone yang lama telah menunda aktivitas seseorang yang
berhubungan dengan interaksi sosial.
Durasi penggunaan gadget atau smartphone dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor, jenis fitur atau aplikasi yang dimiliki gadget atau smartphone
merupakan salah faktor yang mempengaruhi tingginya durasi seseorang
menggunakan gadget atau smartphone. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa sebagai besar responden memiliki gadget smartphone dengan aplikasi
yang lengkap (84.8%), sebagian kecil lainnya memiliki handphone tanpa
aplikasi yang lengkap. Smartphone yang lengkap menyebabkan sesorang
tertarik untuk selalu menggunakannya sehingga waktu yang digunakan untuk
menikmati aplikasi smarphone yang lengkap akan lebih banyak daripada
waktu untuk berinteraksi dengan orang lain. Semakin lengkap aplikasi yang
terdapat dalam gedget semakin banyak pula waktu yang akan dibutuhkan
untuk mengakses dan menikmatinya. Kondisi ini sesuai dengan hasil analisis
korelasi spearman rho yang membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara jenis gadget yang dimiliki responden dengan durasi
penggunaannya pada remaja di SMPN 5 Kota Kupang (α= 0.00> α= 0.05),
dan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis gadget yang dimiliki
remaja di SMPN 5 Kota Kupang dengan interaksi sosialnya (α= 0.01> α=
0.05).
Ketersediaan smartphone yang lengkap merupakan salah satu faktor
rendahnya interaksi sosial pada remaja SMPN 5 Kota Kupang. Remaja lebih
banyak berinteraksi dan menikmati kecanggihan smarphone yang dimilikinya
daripada berinteraksi dengan orang lain. Ketersediaan smartphone tidak
terlepas dari kelengkapan faslitas yang diberikan orang tua kepada putra
putrinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (52.0%)
orang tua remaja di SMPN 5 kota kupang memiliki pekerjaan sedang ;
TNI/Polri, wiraswasta, pedagang, pelayanan jasa). Jenis pekerjaan ini
merupakan jenis pekerjaan yang memiliki penghasilan lebih dari cukup untuk
memenuhi kebutuhan putra putrinya termasuk ketersediaan handphone atau
smartphone yang lengkap. Hal ini dibuktikan oleh hasil analisis korelasi
spearman rho yang membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara pekerjaan orang tua dengan jenis gadget yang dimiliki remaja di
SMPN 5 Kota Kupang (α = 0.00).
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Sebagian besar remaja di SMPN 5 kota kupang memiliki
interaksi sosial yang kurang baik.
6.1.2 Sebagian besar remaja di SMPN 5 Kota Kupang memiliki
kebiasaan menggunakan gadget lebih lama : > 2 jam daripada
berinteraksi dengan orang lain
6.1.3 Sebagian besar remaja di SMPN 5 Kota Kupang memiliki
gadget smartphone dengan Aplikasi lengkap.
6.1.4 Tidak ada hubungan yang signifikan antar durasi penggunaan
gadget dengan interaksi sosial pada remaja di SMPN 5 Kota
Kupang
6.1.5 Terdapat hubungan signifikan antara jenis gadget yang
digunakan dengan interaksi sosial yag dimiliki remaja di
SMPN 5 Kota Kupang
6.1.6 erdapat hubungan yang signifikan antara lama durasi
penggunaan gadget dengan jenis gadget yang dimiliki remaja
di SMPN 5 Kota Kupang
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Remaja di SMPN 5 Kota Kupang
Mengurangi kebiasaan menggunakan gadget di sekolah dan
tingkatkan interaksi dengan teman sebaya agar hubungan
keakraban dengan teman sebaya lebih meningkat.
6.2.2 Bagi Sekolah SMPN 5 Kota Kupang
Mengeluarkan kebijakan pembatasan penggunaan gadget di
lingkungan sekolah untuk meningkatkan interaksi antara remaja
selama berada dilingkungan sekolah.
6.2.3 Bagi Orang Tua Remaja SMPN 5 Kota Kupang
Membatasi remaja dalam menggunakan gadget dalam upaya
meningkatkan kemampuan remaja dalam melakukan interaksi
sosial dengan teman temannya.
6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Mengidentifikasi faktor lain yang mempengaruhi tingginya
penggunaan gadget pada remaja di SMPN 5 kota kupang.
DAFTAR PUSTAKA
Afiatin dan Andayani. (1998). Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Penganggur Melalui Kelompok Dukungan Sosial. Jurnal Psikologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Ahmadi A& Sholeh M (2005) .Psikologi perkembangan.Jakarta: Rineka Cipta; Dayakisni & Hudaniah ( 2009). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Hertmada, Kendek Sinta, (2017). Dampak penggunaan handphone terhadap proses interaksi sosial dikalangan mahasiswa akademi kebidana sinar kasi tana toraja. Naskah Publikasi Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanudin Makassar. Hurlock, B. E. (1980). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Santrock, W. J. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Terjemahanoleh Shinto B. Adelar & Sherly Saragih.Jakarta : Erlangga. Manumpil B, Ismanto Y OF (2015). Hubungan penggunaan gadget dengan tingkat prestasi siswa di SMA negeri 9 Manado. Ejournal keperawatan. Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta. Nova, Ristina Yersika, 2018. Hubungan antara penggunaan Smartphone dengan Interaksi Sosial. Naskah Publikasi Skripsi Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah Surakarta. Nursalam (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu Keperawatan; pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian Keperawatan. Ed 2. Jakarta: Salemba Medika; Novitasari W & Khotimah N (2016). Dampak penggunaan gadget terhadap interaksi sosial anak usia 5-6 tahun. J PAUD teratai. Raj,Aliffatullah Alyu, (2017). Perilaku Kecanduan Internet terhadap Interaksi Sosial pada remaja di Lingkungan Kos. Naskah Publikasi Skripsi Program Studi Pskologi Fakultas Psikologi Universitas Muhmadiyah Surakarta. Santosa A. (2009). Proses Interaksi Sosial sebagai dasar berkembangnya keteraturan dan dinamika kehidupan sosial. Diakses dari http:/agsasman3yk.files.wordpress.com/2009/08/interaksi-sosial-dalam-dinamika sosial-budaya.pdf/pada tanggal 31 April 2018.
WHO. (2010). Perkembangan Remaja.Jakarta.WHO 2010 Yusuf S.(2008) Psikologi perkembangan anak. Bandung: Remaja Rosdakarya; Yusuf (2015). Buku ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.