Laporan Fisio 1

download Laporan Fisio 1

of 19

description

lp

Transcript of Laporan Fisio 1

Laporan Kesanggupan Kardiovaskular dan Pengaruh Sikap dan Kerja Fisik Terhadap Tekanan DarahC3Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No 6 Jakarta Barat

Daftar Nama Mahasiswa Kelompok C3NamaNIMJabatanTanda Tangan

VIRDAN REYNALDI LIMBONG

102014005Ketua

JOCELINE VALENCIA

102013072Anggota

ASRIANTI SADDI PAIRUNAN

102013280Anggota

DEVINA HENDRIYANA GUNAWAN

102014039Anggota

YOHANNA INGE

102014100Anggota

TIMOTY CRISSUTER SADAT

102014124Anggota

ICHA CLOUDIA CRISHTIN

102014158Anggota

NUR AYUNI SYAHIRA BT ROSLI

102014238Anggota

Alat yang diperlukan:1. Pengukur waktu (alorji atau stopwatch)2. Bangku setinggi 19 inci3. Metronome (frekuensi 120/menit)4. Sfigmomanometer5. Stetoskop

LATIHAN NAIK TURUN BANGKU (HARVARD STEP TEST)

1. Mintalah pasien simulasi berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci sambil mendengarkan detakan sebuah metronome dengan frekuensi 120x/menit 2. Mintalah PS menempatkan salah satu kakinya dibangku, tepat pada suatu detakan metronome.3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya dinaikkan ke bangku sehingga PS berdiri tegak diatas bangku4. Pada detakan ketiga, kaki pertama naik diturunkan5. Pada detakan keempat, kaki yang masih diatas bangku diturunkan pula sehingga PS berdiri tegak lagi didepan bangku.6. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai PS tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari 5 menit. Catatlah berapa lama latihan tersebut dilakukan dengan menggunakan sebuah stopwatch.7. Segera setelah itu PS disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut nadinya selama 30 detik sebanyak 3x masing-masing dari 0 30, dari 1 130 dan dari 2 230.8. Hitunglah indeks kesanggupan PS serta berikan penilaiannya menurut 2 cara berikut ini:

CARA LAMBAT :Indeks kesanggupan badan = lama naik turun dalam detik x 1002 x jumlah ketiga harga denyut nadi tiap 30Penilaiannya: Kurang dari 55 = kesanggupan kurang 55-64 = kesanggupan sedang 65-79 = kesanggupan cukup 80-89 = kesanggupan baik >90 = kesanggupan amat baikCARA CEPAT:Dengan rumus : Indeks kesanggupan badan = lama naik turun dalam detik x 1005,5 x harga denyut nadi selama 30 pertamaPentunjuk-petunjuk: Carilah baris yang berhubungan dengan lamanya latihan Carilah laju yang berhubungan dengan banyaknya denyut nadi selama 30 pertama Indeks kesanggupan badan terdapat di persilangan baris dan lajuPenilaian: Kurang dari 50= kurang 50-80= sedang >80= baik

HASILDenyut nadi sebelum naik turun= 45 x/30Denyut nadi 0-30= 60x/30Denyut nadi 1-130= 73x/30Denyut nadi 2-230= 70x/30Waktu berhenti naik turun= 142

Cara lambat= 25.24 (Kesanggupan kurang)Cara cepat= 30.91 (Kurang)

I. Pengukuran Tekanan Darah A. Brachialis pada Sikap Berbaring, Duduk, dan Berdiri

a. Berbaring Telentang1. Suruhlah pasien simulasi (PS) berbaring telentang dengan tenang selama 10 menit.2. Selama menunggu, pasanglah manset sfigmanometer pada lengan kanan atas orang percobaan 3. Carilah dengan palpasi denyut a. brachialis pada fossa cubiti dan denyut a. radialis pada pergelangan tangan kanan orang percobaan.4. Setelah PS berbaring 10 menit, tetapkanlah kelima fase Korokoff dalam pengukuran tekanan darah PS tersebut5. Ulangi pengukuran sub 4 sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah hasilnya.

b. Duduk6. Tanpa melepaskan manset, PS disuruh dudukSetelah ditunggu 3 menit ukurlah, lagi tekanan darah a. brachialisnya dengan cara yang sama.Ulangi pengukuran sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah hasilnya.

c. Berdiri7. Tanpa melepaskan manset PS disuruh berdiri. Setelah ditunggu 3 menit ukurlah lagi tekanan darah a. Brachialisnya dengan cara yang sama. Ulangi pengukuran sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah hasilnya.8. Bandingkan hasil pengukuran tekanan darah PS pada sikap yang berbeda diatasHasil PercobaanA. Berbaring Terlentang1. Percobaan PertamaFase 1 : 120 mmHgFase 2 : 110 mmHgFase 3 : 100 mmHgFase 4 : 90 mmHgFase 5 : 80 mmHg2. Percobaan KeduaFase 1 : 115 mmHgFase 2 : 100 mmHgFase 3 : 90 mmHgFase 4 : 80 mmHgFase 5 : 65 mmHg3. Percobaan KetigaFase 1 : 113 mmHgFase 2 : 100 mmHgFase 3 : 92 mmHgFase 4 : 81 mmHgFase 5 : 70 mmHg

RATA-RATA :Fase 1 : 116 mmHgFase 2 : 103.3 mmHgFase 3 : 94 mmHgFase 4 : 83.7 mmHgFase 5 : 71.7 mmHg

B. Posisi Duduk4. Percobaan PertamaFase 1 : 112 mmHgFase 2 : 102 mmHgFase 3 : 192 mmHgFase 4 : 79 mmHgFase 5 : 70 mmHg5. Percobaan KeduaFase 1 : 111 mmHgFase 2 : 99 mmHgFase 3 : 94 mmHgFase 4 : 80 mmHgFase 5 : 70 mmHg6. Percobaan KetigaFase 1 : 98 mmHgFase 2 : 90 mmHgFase 3 : 80 mmHgFase 4 : 70 mmHgFase 5 : 68 mmHgRATA-RATA :Fase 1 : 107 mmHgFase 2 : 97 mmHgFase 3 : 88.67 mmHgFase 4 : 76.3 mmHgFase 5 : 69.3 mmHg

C. Posisi Berdiri7. Percobaan PertamaFase 1 : 118 mmHgFase 2 : 110 mmHgFase 3 : 95 mmHgFase 4 : 87 mmHgFase 5 : 80 mmHg8. Percobaan KeduaFase 1 : 110 mmHgFase 2 : 100 mmHgFase 3 : 92 mmHgFase 4 : 88 mmHgFase 5 : 73 mmHg9. Percobaan KetigaFase 1 : 110 mmHgFase 2 : 100 mmHgFase 3 : 90 mmHgFase 4 : 82 mmHgFase 5 : 78 mmHgRATA-RATA :Fase 1 : 112.67 mmHgFase 2 : 103.3 mmHgFase 3 : 92.3 mmHgFase 4 : 85.67 mmHgFase 5 : 77 mmHgII. Pengukuran Tekanan Darah sesudah Kerja Otot

Cara kerja:1. Ukurlah tekanan darah a. Brachialis PS dengan penilaian menurut metode baru pada sikap duduk (PS tak perlu sama seperti pada sub I)2. Tanpa melepaskan manset seluruh PS berlari di tempat denga frekuensi +- 120 loncatan permenit selama 2 menit. Segera setelah selesai, PS disuruh duduk dan ukurlah tekanan darahnya.3. Ulangilah pengukuran tekanan darah ini tiap nenit sampai tekanan darahnya kembali seperti semula. Catatlah hasil pengukuran tersebut.Hasil Percobaan Sebelum kerja otot : 100 / 70 mmHg Sesudah kerja otot : 110/80Kembali ke normal setelah 6,0 menitPengaruh kerja otot Hal ini sesuai dengan teori, dimana dalam proses kontraksi, otot memerlukan oksigen yang banyak untuk memenuhi kebutuhan energi. Darah berfungsi menyuplai O2 untuk menghasilkan energi. Oleh karena itu, curah jantung akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan energi melalui peningkatan aliran darah. Selain itu, perangsangan impuls simpatis menyebabkan vasokontriktor pembuluh darah pada tubuh kecuali pada otot yang aktif, terjadi vasodilatasi. Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah akan meningkat setelah melakukan aktivitas fisik. Selain itu, sewaktu otot-otot berkontraksi, otot tersebut menekan pembuluh darah dari pembuluh perifer ke jantung dan paru-paru. Sehingga akan meningkatkan curah jantung. Oleh karena itu, percobaan pengaruh kerja otot berhasil. III. Pengukuran Tekanan A. Brachialis dengan Cara PalpasiCara kerja:1. Ukurlah tekanan darah a. brachialis PS pada sikap duduk dengan cara auskultasi (sub I)2. Ukurlah tekanan darah a. brachialis PS pada sikap yang sama dengan cara palpasi.Hasil percobaan :a. Auskultasi: 100 / 70 mmHgb. Palpasi: 100 mmHg

Cara Palpasi:Pada saat pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi kita meraba arteri brachialis dengan memompa manset sampai sistolnya menghilang, sehingga didapatkan hasil pemeriksaan 100 mmHg. Namun dengan menggunakan cara ini diperoleh hasil yang kurang akurat karena yang diperoleh hanya tekanan sistolnya saja.PembahasanTekanan darah adalah gaya yang darah berikan terhadap dinding pembuluh darah. Selama sistol, gaya pada dinding pembuluh darah yang terbesar; sewaktu diastole, jatuh ke titik terendah. Pengukuran tekanan darah adalah rasio dari kedua tekanan.Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang pertama adalah curah jantung. Tekanan terhadap dinding arteri lebih besar sehingga volume aliran darah meningkat. Faktor kedua yang mempengaruhi tekanan darah resistensi perifer, atau resistensi terhadap aliran darah dalam arteri kecil dari tubuh (arteriol). Resistensi perifer dipengaruhi oleh visikositas (ketebalan) dari sel-sel darah dan jumlah plasma darah. Visikositas darah yang sangat tinggi menghasilkan tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh struktur dinding arteri. Jika dinding telah rusak, jika tersumbat oleh endapan limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan lebih tinggi. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu akibat curah jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi.

Hubungan Antara Tekanan, Aliran, dan ResistensiAliran darah yang melalui pembuluh darah ditentukan oleh dua faktor : 1) Perbedaan tekanan darah di antara kedua ujung pembuluh, kadang-kadang juga disebut gradien tekanan di sepanjang pembuluh darah, yaitu daya yang mendorong darah melalui pembuluh.2) Rintangan bagi aliran darah melalui pembuluh, yang disebut resistensi pembuluh darah.

Aliran darahSecara sederhana, aliran darah berarti jumlah darah yang mengalir melalui suatu titik tertentu di sirkulasi dalam periode waktu terentu. Biasanya aliran darah dinyatakan dalam milimeter per menit atau liter per menit, tetapi dapat juga dinyatakan dalam milimeter per detik atau setiap satuan aliran lainnya.Secara keseluruhan aliran darah pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan istirahat adalah sekitar 5000 ml/menit. Aliran darah ini disebut curah jantung karena merupakan jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya.

Pembuluh DarahKeseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena. Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah di antara denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu.Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung. Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri; sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.

Tekanan Darah Arteri NormalTekanan darah dalam arteri brakialis pada orang muda dewasa pada posisi duduk istirahat duduk atau berbaring menedekati 120/70 mm Hg. Cukup kelihatan lebih rendah pada malam hari dan pada perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Karena tekanan arteri adalah hasil curah jantung dan tekanan perifer, dipengaruhi oleh kondisi yang mempengaruhi salah satu atau kedua faktor tersebut. Emosi misalnya meningkatkan curah jantung, dan mungkin sulit menentukan tekanan darah istirahat sebenarnya pada orang yang gelisah atau tegang. Secara umum, peningkatan curah jantung meningkatkan tekanan sistolik, sedangkan peningkatan tahanan perifer meningkatkan tekanan diastolik. Terdapat kontroversi mengenai penentuan batas tekanan darah normal dan tinggi (hipertensi), terutama pada orang tua. Namun, bukti tampaknya sesuai dengan apa yang terlihat pada orang yang sehat mengenai kenaikan tekanan sistolik dan diastolik dengan peninkatan umur. Penyebab penting dari peningkatan tekanan sistolik adalah penurunan distensibilitas arteri; pada tingkat yang sama dengan curah jantng, tekanan sistolik lebih tinggi pada orang tua dibandingkan orang muda karena peningkatan volume dari sistem arteri selama sistolik lebih sedikit untuk mengakomodasi jumlah darah yang sama.

Pusat Pengawasan dan Pengaturan Tekanan DarahPusat pengawasan dan pengaturan tekanan darah yaitu : 1. Sistem saraf : terdiri atas pusat-pusat yang terdapat di batang otak misalnya pusat vasomotor dan di luar susunan saraf pusat misalnya baroreseptor dan sistematis.2. Sistem humoral (kimia) : berlangsung lokal atau sistemik misalnya renin angiotensin, vasopresin, epinefrin, asetilkolin, serotinin, adenosine kalsium, magnesium, hidrogen, dan kalium.3. Sistem hemodinamik : lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler, serta perubahan tekanan osmotik dan hidrostatik bagian luar dan bagian dalam sistem vaskular.

Komposisi dan Fungsi DarahVolume darah orang dewasa berkorelasi dengannya (bebas lemak) massa tubuh dan sebesar 4-4,5 L pada wanita dan 4,5-5 L pada laki-laki dari 70 kg BB. Fungsi darah termasuk pengangkutan berbagai molekul (O2, CO2, nutrisi, metabolit, vitamin, elektrolit, dll), panas (regulasi suhu tubuh) dan transmisi sinyal (hormon) sebagai serta sangga dan pertahanan kekebalan tubuh. Darah terdiri dari cairan plasma) elemen dibentuk yaitu sel darah merah transportasi O2 dan memainkan peran penting dalam regulasi pH. sel darah putih dapat dibagi menjadi neutrophilic, inti sel dan basophilic granulosit, monosit, dan limfosit. Neutrofil berperan dalam kekebalan nonspesifik pertahanan, sedangkan monosit dan limfosit berpartisipasi dalam respons imun spesifik. Trombosit yang diperlukan untuk hemostasis. Hematokrit (Hct) adalah rasio volume sel darah merah untuk seluruh. Plasma adalah bagian cairan darah di yang elektrolit, nutrisi, metabolit, vitamin, hormon, gas, dan protein yang terlarut. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah dan NadiFaktor-faktor yang mempertahankan TD : a) Kekuatan memompa jantung.b) Banyaknya darah yg beredar.c) Viskositas darah.d) Elastisitas dinding pembuluh darah.e) Tahanan tepi.Faktor yang mempengaruhi denyut nadi :a) Posisi : lebih cepat jika berdiri dibanding tiduran.b) Umur : anak lebih cepat dari pada dewasa.c) Jenis kelamin : pria lebih cepat dari pada wanita.d) Exercise : exercise akan meningkatkan. e) Emosi : emosi kuat akan meningkatkan impuls.

Jenis Kelainan dan Penyakit Sistem Transportasi Darah

Jenis kelainan dan penyakit sistem transportasi darah adalah sebagai berikut.1. Anemia / Penyakit Kurang Darah Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan.2. Hemofili / Penyakit Darah Sulit Beku Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan.3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg.4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa) (Hydrargyrum = air raksa). 5. Varises / Penyakit Otot Nimbul Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis. 6. Penyakit Kuning Bayi Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.7. Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras. 8. Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung. 9. Trombus / Embolus Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalan di dalam nadi tajuk. 10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.Dalam meencatat tekanan darah secara fisiologis, orang coba harus berada dalam keadaan yang menyenangkan dan lepas dari pengaruh-pengaruh yang dapat mempengaruhi hasil pencatatan. Pencatatan tekanan darah ini dengan metode tak langsung.

1. Cara PalpasiSegala bentuk pakaian harus dilepas dari lengan atas dan manset dipasang ketat dan sempurna pada lengan. Bila manset tidak terpasang dengan ketat maka dapat diperoleh pembacaan yang abnormal tinggi. Saluran karet dari manset kemudian dihubungkan dengan manometer. Sekarang rabalah arteri radialis pada pergelangan tangan orang coba dan tekanan dalam manset dinaikkan dengan memompa sampai denyut nadi menghilang. Tekanan dalam manset kemudian diturunkan dengan memutar tombol pada pompa perlahan-lahan yaitu dengan memutar tombol pada pompa perlahan-lahan yaitu dengan kecepatan kira-kira 3 mm/dt. Saat dimana denyut arteri radialis teraba kembali menunjukkan tekanan darah sistolis. Metode palpasi harus dilakukan sebelum melakukan auskultasi untuk menentukan tinggi tekanan yang diharapkan.

2. Cara AuskultasiKedua tekanan sistolis dan diastolis dapat diukur dengan metoda ini, dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul pada arteri brachialis yang disebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini timbul akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri tersebut. Dalam cara auskultasi ini harus diperhatikan bahwa terdapat suatu jarak yang paling sedikit 5 cm, antara manset dan tepat meletakkan stetoskop. Mula-mula rabalah arteri brachialis untuk menentukan tempat meletakkan stetoskop. Kemudian pompalah manset sehingga tekanannya melebihi tekanan diastolis. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sambil meletakkan stetoskop diatas arteri brachialis pada siku. Mula-mula tidak terdengar suatu bunyi kemudian akan terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika darah mulai melewati arteri yang tertekan oleh manset sehingga terjadilah turbulensi. Bunyi yang terdengar disebut bunyi Korotkoff dan dapat dibagi dalam empat fase yang berbeda :1) Fase I:Timbulnya dengan tiba-tiba suatu bunyi mengetuk yang jelas dan makin lama makin keras sewaktu tekanan menurun 10-14 mmHg berikutnya. Ini disebut pula nada letupan.

2) Fase II:Bunyi berubah kualitasnya menjadi bising selama penurunan tekanan 15-20 mmHg.

3) Fase III:Bunyi sedikit berubah dalam kualitas tetapi menjadi lebih jelas dan kearas selama penurunan tekanan 5=7 mmHg berikutnya.

4) Fase IV:Bunyi meredam (melemah) selama penurunan 5-6 mmHg berikutnya. Setelah itu bunyi menghilang.

5) Fase V:Titik dimana bunyi menghilang

a) Permulaan dari fase I yaitu dimana bunyi mula-mula terdengar merupakan tekanan sistolisb) Permulaan fase IV atau fase V merupakan tekanan diastolis, dengan perbedaan sebagai berikut Fase IV terjadi pada tekanan 7-10 mmHg lebih tinggi daripada tekanan diastolis intra arterial yang diukur secara langsung.c) Fase V terjadi pada tekanan yang sangat mendekati tekanan diastolis intra anterial pada keadaan istirahat. Pada keadaan latihan otot atau keadaan yang meningkat aliran darah, maka fase V jauh lebih rendah dari tekanan diastolis yang sebenarnya. Pada anak-anak, fase IV lebih tepat digunakan sebagai indeks tekanan diastolis.

Kesimpulan

Dari ketiga percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa tekanan darah adalah gaya yang diberikan oleh aliran darah yang lewat terhadap dinding pembuluh darah. Selama sistol, gaya pada dinding pembuluh darah yang terbesar karena jantung melakukan kontraksi dan mengalirkan volume darah untuk melewati pembuluh daah; sewaktu diastol, jatuh ke titik terendah karena jantung tidak memompakan darah pada saat diastol. Dan cara yang dilakukan untuk tekanan darah arteri pada percobaan diatas yaitu palpasi dan asukultasi. Tekanan darah pun dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya, oleh umur, kegiatan otot, gravitasi, kerja jantung.

Daftar Isi1. Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia; 2008.2. Taylor, Sheller E. Health Psychology.Amerika Utara:McGraw-Hill; 2003.3. Guyton, Arthur. Ed. 11.Text Book of Medical Physiology. Cina: Elsevier Saunders; 2006.4. Dedy. Fisiologi Jantung & Pembuluh Darah. In www.sidenreng.com. 2009. Diunduh pada 23 Juni 2015.5. Ganong, William F. Ed. 20.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC; 2002.6. Syaifuddin. Ed. 2.Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.

Fase II : bunyi berubah kualitasnya menjadi bising selama penurunan tekanan 15-20mmHg berikutnya.Fase III : bunyi sedikit berubah dalam kualitas, tetapi menjadi jelas dan keras selamapenurunan tekan 5-7 mmHg berikutnya.Fase IV : bunyi meredam (melemah) selama penurunan 5-6 mmHg berikutnya. Setelahitu bunyi menghilan.Fase V : titik dimana bunyi menghilangGambar diatas merupakan gambar ilustrasi dari cara pengukuran tekanan darah.Selain itu gambar diatas juga menampilkan kekerasan bunyi yang mungkin timbul padabagian antara tekanan sistolik dan tekanan diastolic.

Pada percobaan ini hasil pengukuran tekanan darah pada OP berbeda dalamberdalam berbagai posisi.tekanan darah orang coba ketika berbaring 110/75 mmHg danmeningkat ketika duduk dan berdiri menjadi 120/80 mmHg. Peningkatan inimenunjukkan bahwa posisi tubuh berpengaruh terhadap tekanan darah meskipun padasaat perubahan posisi dari duduk ke berdiri tidak mengalami perubahan karena mungkindiopengaruhi oleh beberapa factor misalnya kesalahan pengukuran atau kurangnyakeakuratan alat. Peningkatan tekanan darah ini terjadi karena adanya gaya gravitasi yangmemepengaruhi tekanan pompa jantung lain halnya pada saat berbaring letak estermitasatas dan bawah sejajar dengan jantung sehingga kecepatan aliran darah standar. Tapi biladalam keadaan berdiri bagian ekstermitas atas dan kepala lebih tinggi dari jantungsehingga agar supaya darah dapat sampai ke tempat yang dituju dengan pasokan yangsama dengan pada waktu berbaring, maka diperlukan tekanan pompa yang besar sehinggasehingga curah meningkat kemudian aliran balik vena meningkat dan sleanjutnyameningkatkan tekanan darah. Faktor gravitasi jyuga mempengaruhi tekanan di arteriperifer dan kapiler, selain pengaruhnya pada vena. Misanya, pada seseorang yang berdiridam mempunyai tekanan arteri rata-rata 100mmHg pada tingkatan setinggi jantung akanmempunyai tekanan arteri di kaki sekitar 190mmHg. Karena itu bila seseorangmenyatakan bahwa tekanan arterinya sebesar 100 mmHg, hal ini umumnya berarti bahwatekanan tersebut merupakan tekanan pada tingkatan gravitasi setinggi jantung, tetapitidak berlaku pada pembuluh arteri di tempat lain.Selain pengaruh gravitasi ada factor lain yang secara umum mempengaruhi tekanan darahmisalnya :Curah jantungTekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isisekuncup dan frekuensi jantungnya).Tekanan Perifer terhadap tekanan darahTekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifermemiliki beberapa faktor penentu : (1) Viskositas darah.Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahananterhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas :pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.(2) Panjang pembuluhSemakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.(3) Radius pembuluh; dan msh byk factor fisiologis lain yang turut berpengaruh terhadapperubahan tekanan darah selain posisi tubuh.KesimpulanPengukuran tekanan darah dalam berbagai posisi baik berbaring,duduk, danberdiri, memberi hasil yang berbeda, pada keadaan tertidur, semua tekanan pada arterimemiliki tekanan yang sama, sedangkan pada saat berdiri tekanan pada kaki tentu akanmenjadi lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung, sedangkan pada daerah kepalatekanan arteri akan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan tekanan yang terdapat dijantung.

4