Laporan Fasa Kesetimbangan
-
Upload
gilang-rund -
Category
Documents
-
view
535 -
download
94
description
Transcript of Laporan Fasa Kesetimbangan
Fasa Kesetimbangan
I. Tujuan Percobaan
Dapat menjelaskan pengertian kurva baku dan kurva kesetimbangan.
Dapat membuat campuran biner untuk kurva baku.
Dapat menggambarkan kurva baku.
Dapat melaksanakan praktikum untuk memperoleh data yang
diperlukan.
Dapat menghitung guna mengolah data yang diperoleh.
Dapat menggambarkan kurva kesetimbangan bedasarkan hasil
perhitungan.
II. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan:
Beaker gelas = 2 buah
Tabung reaksi = 15 buah
Pipet tetes = 2 buah
Pipet ukur = 1 buah
Bola karet = 1 buah
Refraktometer = 1 buah
Seperangkat alat Rektifikasi
b. Bahan yang digunakan:
Aquadest
Air
Aseton
III. Dasar Teori
Fasa Kesetimbangan
Mengerti tentang fasa kesetimbangan adalah dasar teori dan prakte
pokok – pokok pemisahan panas. Tanpa mengenal hukum dasar untuk
pemisahan campuran biner, maka tidak akan mungkin mengerti Rektifikasi
atau Distilasi Azeotrop.
Bila campuran dipisahkan dengan menggunakan proses termal, panas
dan zat biasanya dipindahkan diantara fasa yang saling kontak satu sama
lain. Suatu fasa ditentukan sebagai bagian dari suatu sistem dengan sifat –
sifat makroskopik homogeneous yang dipisahkan dari bagian lain oleh
lapisan fasa. Suatu sistem dikatakan setimbang bila tidak ada perubahan
yang terjadi pada kondisi eksternal. Semua perpindahan zat dan energy
melalui lapisan reversible fasa. Fasa dari suatu campuran heterogeneous
dikatakan setimbang bila tidak ada perbedaan tekanan maupun temperature.
Skema Gambaran dari Fasa Kesetimbangan
Biasanya sifat – sifat dari komposisi fasa kesetimbang oleh sejumlah zat
(fraksi mol) dengan titik didih yang rendah pada waktu ti, nilai xi, yi, dan Pi
barulah diperoleh tergantung kesetimbangan.
X i=jumlahmol komponen titik didihrendah dalam fasa cair
jumlahmol semuakomponen dalamcairan
Y i=jumlahmol komponentitik didih rendah dalam fasa gas
jumlahmol semuakomponendalam gas
Percobaan Penentuan Fasa Kesetimbangan
Bila suatu campuran bersifat ideal, Yi bias dihitung jika kurva dan
tekanan uap komponen murni Xi diketahui. Penggunaan Hukum Renault
untuk campuran gas ideal adalah:
P1=P1,0 . X1 (1)
P2=P2,0 . X2 (2)
Keterangan:
P1, P2 = Tekanan parsial
P1,0; P2,0 = Tekanan uap partisi
X1, X2 = Fraksi mol dan liquid
Dengan menggunakan Hukum Dalton
Ptot=P1+P2 (3)
Substitusi persamaan 1 dan 2 ke dalam persamaan 3
Ptot=P1,0 . X1+P2,0 . X2
Ptot=P1,0−P2,0 . X1+P2,0 (4)
Susun kembali persamaan 4, maka diperoleh:
X1=Ptot−P2,0
P1,0−P2,0
Dengan mengambil tekanan parsial P1,0 dalam perhitungan, didapatkan:
Y i=X1−P1,0
Ptot
Untuk menghitung tekanan uap P1,0 menggunakan persamaan Clausius –
Claphyron, selanjutnya di integrasikan pada kondisi tertentu:
ln P1,0(T 2)ln P1,0(T 1)
=dHvR { 1
T2− 1
T1 }
IV. Langkah Kerja
a. Kurva baku
1. Membuat campuran aseton – air seperti yang ditampilkan pada Tabel
data pengamatan 1, ke dalam tabung reaksi.
2. Menghitung fraksi volume aseton.
3. Megukur indeks bias masing – masing capuran menggunakan
refraktometer.
b. Kurva kesetimbangan
1. Menyiapkan 10 gr aseton dan 3,942 gr air, sehingga diperoleh fraksi
mol X1 = X2 = 0,5.
2. Menghitung volume air (V1) dan volume aseton (V2) sebagai
berikut:
V1 = 3,942 gr : 0,998 gr/mL = 3,95 mL
V2 = 10 gr : 0,791 gr/mL = 12,64 mL
Volume total = 16,59 mL
3. Menghitung harga k dengan cara volume bejana 175 mL dibagi
volume total 16,59 mL maka didapat harga k = 10,54.
4. Mengisi peralatan dengan volume masing – masing:
V1 = 3,95 mL x 10,54 = 41,675 mL
V2 = 12,64 mL x 10,54 = 133,225 mL
5. Diperoleh fraksi mol X1 = X2 = 0,5 dengan cara mencampurkan
133,225 mL aseton dengan 41,675 air ke dalam bejana.
Langkah – langkah
1. Mengisi bejana dengan campuran air dan aseton sampai memenuhi
tabung (kira – kira 175 mL).
2. Menghidupkan cooler, mengatur temperature cooler pada 20˚C.
3. Menyalakan computer dan CASSY board.
4. Membuka program CASSY LAB.
5. Mengaktifkan CASSY dengan menekan tombol F5 atau mengklik Icon
Tool pada program CASSY.
6. Membuka program recktification dengan menekan tombol F3 atau Icon.
7. CASSY akan membaca temperature.
8. Menyalakan pemanas pada bejana leher 4 pada skala 10 dan setting III.
Isopad pada pemanas deprogram untuk bekerja selama 1 jam (pada
program S1 = t = 2 menit dan t = 1 jam)
9. Start percobaan dengan menekan tombol F9 atau Icon clock sekaligus
mencatat perubahan suhu selama proses.
10. Mengamati proses rectifikasi pada semua kolom fraksionasi.
11. Mengambil hasil rektifikasi dengan menggunakan syringe pada kepala
penutup merah untuk setiap 2 menit. Mengukur indeks bias menurut
table 2.
12. Retifikasi dianggap selesai bila tidak ada perubahan gas dan cair pada
semua kolom rektifikasi.
13. Menyimpan hasil percobaan dengan menekan tombol F2 atau Icon
dengan menggunakan nama file yang berbeda.
14. Mencetak hasil percobaan.
15. Bila pecobaan selesai, mematikan pemanas, lalu menjauhkan pemanas
dari bejana.
16. Mematikan cooler setelah 15 menit pemanas dimatikan.
17. Mematikan seluruh peralatan.
V. Data Percobaan
1. Kurva Baku
Volume Aseton
(mL)
Volume Air
(mL)
Fraksi Volume
AsetonIndeks Bias
0 3,0 0 1,33306
0,3 2,7 0,1 1,33266
0,6 2,4 0,2 1,33735
0,9 2,1 0,3 1,35933
1,2 1,8 0,4 1,35135
1,5 1,5 0,5 1,35166
1,8 1,2 0,6 1,38533
2,1 0,9 0,7 1,35933
2,4 0,6 0,8 1,35833
2,7 0,3 0,9 1,35966
3,0 0 1 1,36133
2. Kurva Kesetimbangan
Waktu
(menit)
Fasa Cair Fasa Gas
T (˚C) Indeks Bias T (˚C) Indeks Bias
26 32,2 1,63666 - -
28 32,2 1,67233 - -
30 32,3 1,56866 - -
32 32,3 1,59266 - -
34 32,3 1,51133 32,3 1,66333
36 32,3 1,61166 32,2 1,35366
38 32,3 1,35766 32,2 1,35466
40 32,3 1,35866 32,2 1,52366
42 32,3 1,35966 32,2 1,60415
44 32,3 1,35633 32.3 1,35766
VI. Perhitungan
a. Kurva baku
Fraksi volume aseton
V aseton = 0 mL, V air = 3,0 mL
Fraksi volumeaseton= VolumeasetonVolume aseton+air
Fraksi volumeaseton= 0mL3,0mL
=0
V aseton = 0,3 mL, V air = 2,7 mL
Fraksi volumeaseton= VolumeasetonVolume aseton+air
Fraksi volumeaseton=0,3mL3,0mL
=0,1
V aseton = 0,6 mL, V air = 2,4 mL
Fraksi volumeaseton= VolumeasetonVolume aseton+air
Fraksi volumeaseton=0,6 mL3,0mL
=0 ,2
V aseton = 0,9 mL, V air = 2,1 mL
Fraksi volumeaseton= VolumeasetonVolume aseton+air
Fraksi volumeaseton=0,9mL3,0mL
=0,3
V aseton = 1,2 mL, V air = 1,8 mL
Fraksi volumeaseton= VolumeasetonVolume aseton+air
Fraksi volumeaseton=1,2mL3,0mL
=0,4
V aseton = 1,5 mL, V air = 1,5 mL
Fraksi volumeaseton= VolumeasetonVolume aseton+air
Fraksi volumeaseton=1,5mL3,0mL
=0,5
V aseton = 1,8 mL, V air = 1,2 mL
Fraksi volumeaseton= VolumeasetonVolume aseton+air
Fraksi volumeaseton=1,8mL3,0mL
=0,6
V aseton = 2,1 mL, V air = 0,9 mL
Fraksi volumeaseton= VolumeasetonVolume aseton+air
Fraksi volumeaseton=2,1mL3,0mL
=0,7
V aseton = 2,4 mL, V air = 0,6 mL
Fraksi volumeaseton= VolumeasetonVolume aseton+air
Fraksi volumeaseton=2,4 mL3,0mL
=0,8
V aseton = 2,7 mL, V air = 0,3 mL
Fraksi volumeaseton= VolumeasetonVolume aseton+air
Fraksi volumeaseton=2,7mL3,0mL
=0,9
V aseton = 3,0 mL, V air = 0 mL
Fraksi volumeaseton= VolumeasetonVolume aseton+air
Fraksi volumeaseton=3,0mL3,0mL
=1
b. Kurva kesetimbangan
Dari kurva baku didapat grafik dengan persamaan linear y = 0,029 (x) +
1,3366
1. Fasa Cair
t = 26 menit, y = indeks bias = 1,6366
1,6366=0,029 (x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,6366−1,336 6
x= 0,30,029
=10,34 5
t = 28 menit, y = 1,67233
1,67233=0,029 ( x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,67233−1,336 6
x=0,3360,029
=11,586
t = 30 menit, y = 1,56866
1,56866=0,029 (x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,56866−1,336 6
x=0,2320,029
=8
t = 32 menit, y = 1,59266
1,59266=0,029 (x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,59266−1,336 6
x=0,2560,029
=8,827
t = 34 menit, y = 1,51133
1,51133=0,029 ( x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,51133−1,336 6
x=0,1750,029
=6,034
t = 36 menit, y = 1,61166
1,61166=0,029 ( x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,61166−1,336 6
x=0,2750,029
=9,483
t = 38 menit, y = 1,35766
1,35766=0,029 (x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,35766−1,336 6
x=0,0210,029
=0,724
t = 40 menit, y = 1,35866
1,35866=0,029 (x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,35866−1,336 6
x=0,0220,029
=0,758
t = 42 menit, y = 1,35966
1,35966=0,029 (x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,35966−1,336 6
x=0,0230,029
=0,793
2. Fasa gas
t = 34 menit, y = 1,66333
1,66333=0,029 ( x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,66333−1,336 6
x=0,3260,029
=11,24
t = 36 menit, y = 1,35366
1,35366=0,029 (x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,35366−1,336 6
x=0,0170,029
=0,586
t = 38 menit, y = 1,35466
1,35466=0,029 (x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,35466−1,336 6
x=0,0180,029
=0,621
t = 40 menit, y = 1,52366
1,52366=0,029 (x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,52366−1,336 6
x=0,1870,029
=6,448
t = 42 menit, y = 1,60415
1,60415=0,029 ( x )+1,336 6
0,029 ( x )=1,60415−1,336 6
x=0,2670,029
=9,207
Tabel fraksi volume aseton fasa cair dan fraksi mol aseton fasa gas
(fraksi volume = fraksi mol)
Fraksi mol Aseton fasa cair (x) Fraksi mol aseton fasa gas (y)
10,345 -
11,586 -
8 -
8,827 -
6,034 11,24
9,483 0,621
0,724 6,448
0,758 9,207
0,793 0,724
VII. Tugas
1. Apa yang dimaksud dengan indeks bias dan densitas?
Indeks bias adalah perbandingan antara kecepatan cahaya dalam ruang
hampa udara dengan cepat rambat cahaya pada suatu medium.
Densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
2. Gambarkan kurva baku fraksi volume aseton terhadap indeks bias!
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.21.315
1.321.325
1.331.335
1.341.345
1.351.355
1.361.365
f(x) = 0.0290245454545455 x + 1.33661409090909
Kurva Baku
Fraksi Volume Aseton
Inde
ks B
ias (
n)
3. Simpulkan grafik yang diperoleh berikut persamaan yang diberikan!
Pada grafik kurva baku dengan sumbu x fraksi volume aseton dan sumbu
y adalah indek bias. Dari fraksi volume aseton 0 – 0,3 mengalami
kenaikan nilai indeks bias, sedangkan untuk fraksi volume aseton 0,4 – 1
mengalami naik turun. Grafik kurva baku mengalami naik turun secara
tidak konstan dikarenakan pembacaan nilai indeks bias pada alat
refraktometer tidak optimal yaitu tidak ditemukan atau urang jelasnya
perbedaan warna pada saat pembacaan, hal ini disebabkan oleh titik uap
aseton yang rendah sehingga pada suhu kamar aseton mulai menguap.
Dari kurva baku didapat persamaan y = 0,029 (x) + 1,3366
4. Gambarkan kurva kesetimbangan x (fraksi mol aseton dalam fasa cair)
terhadap y (fraksi mol aseton dalam fasa gas)!
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
2
4
6
8
10
12
f(x) = − 0.224803904472587 x + 6.44794221367525
Kurva Kesetimbangan
Fraksi Moll Aseton Fase Cair
Frak
si M
ol A
seto
n Fa
se G
as
5. Simpulkan grafik yang diperoleh!
Pada grafik kurva keetimbangan dengan sumbu x adalah fraksi mol
aseton dalam fasa cair dan sumbu y adalah fraksi ol aseton dalam fasa
gas. Dari grafik kurva kesetimbangan diketahui bahwa nilainya
mengalamai naik turun yang tidak konstan. Hal ini dikarenakan
pembacaan indeks bias tidak ditemukan atau kurang jelasnya perbedaan
warna sehingga sulit untuk menentukan nilai indeks biasnya. Nilai
indeks bias mempengaruhi fraksi mol yang diperoleh karena dari
persamaan kurva baku nilai indeks bias = y sehingga akan didapat x =
fraksi mol aseton.
VIII. Analisa Percobaan
Percobaan kali ini adalah fasa kesetimbangan guna untuk pemisahan
fasa campuran biner. Percobaan ini menggunakan sampel aseton dan air.
Langkah pertama adalah menentukan kurva baku dari campuran aseton – air
dengan fraksi volume yang ditentukan, kemudian menentukan indeks bias
dari campuran aseton – air setiap fraksi volumenya. Dari nilai fraksi volume
campuran aseton – air dan nilai indeks bias didapat kurva baku dengan fraksi
volume sebagai sumbu x dan nilai indeks bias sebagai sumbu y. Pada grafik
kurva baku dengan sumbu x fraksi volume aseton dan sumbu y adalah indek
bias. Dari fraksi volume aseton 0 – 0,3 mengalami kenaikan nilai indeks
bias, sedangkan untuk fraksi volume aseton 0,4 – 1 mengalami naik turun.
Grafik kurva baku mengalami naik turun secara tidak konstan dikarenakan
pembacaan nilai indeks bias pada alat refraktometer tidak optimal yaitu tidak
ditemukan atau urang jelasnya perbedaan warna pada saat pembacaan, hal
ini disebabkan oleh titik uap aseton yang rendah sehingga pada suhu kamar
aseton mulai menguap. Aseton memiliki titik uap 56,53˚C sehingga pada
suhu kamar aseton sudah mulai menguap. Dari kurva baku didapat
persamaan y = 0,029 (x) + 1,3366.
Langkah selanjutnya adalah menentukan kurva kesetimbangan,
dimana sampel campuran aseton – air 175 mL untuk dilakukan rektifikasi
dengan menggunakan alat equilibrium apparatus. Rektifikasi akan
menghasilkan produk fasa cair dan fasa gas, penganalisaan indeks bias
dilakukan setiap 2 menit terhadap kedua fasa. Pada proses rektifikasi
dihasilkan produk fasa cair pada menit ke-26 dengan temperatu 29,9˚C yang
menghasilkan indeks bias 1,63666. Pada proses rektifikasi dihasilkan produk
fasa gas pada menit ke-34 dengan temperature 59,2˚C dengan indeks bias
1,66333. Puncak dari grafik kurva kesetimbangan pada menit ke-38 dengan
temperature 60,7˚C dengan indeks bias 1,35466. Grafik kurva
kesetimbangan juga mengalami naik – turun yang tidak konstan karena
pembacaan indeks bias tidak optimal yaitu kurang jelasnya perbedaan warna
dan juga dikarenakan titik uap aseton yang rendah sehingga mudah
menguap.
IX. Kesimpulan
Fasa kesetimbangan adalah pokok pemisahan panas pada campuran
biner yang dipindahkan diantara fasa yang saling kontak satu sama lain.
Dari grafik kurva baku dengpercoan sumbu x adalah fraksi volume
aseton dan sumbu y adalah indeks bias aseton, didapat persamaan linear
yaitu y = 0,029 (x) + 1,3366
Grafik kurva kesetimbangan diperoleh dengan memasukkan nilai
indeks bias baik pada fasa cair maupun pada fasa gas ke persamaan
kurva baku, y = indeks bias, sehingga didapatkan nilai x, fraksi mol fasa
cair dan fasa gas aseton.
Grafik kurva baku dan kesetimbangan dipengaruhi oleh pembacaan
indeks bias menggunakan alat refraktometer. Pembacaan indeks bias
aseton kurang optimal karena kuang jelasnya perbedaan warna saat
pembacaan, hal ini disebabkan titik uap aseton rendah sehingga pada
suhu kamar aseton sudah mulai menguap.
DAFTAR PUSTAKA
…, 2015. Jobsheet Penuntun Praktikum Teknologi Minyak Bumi. Politeknik Negeri
Sriwijaya: Palembang.
https://id.m.wikipedia.org/densitas
https://id.m.wikipedia.org/indeks-bias