Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan - Menentukan kecepatan pelarutan suatu zat - Menggunakan alat-alat untuk penentuan kcepatan pelarutan suatu zat - Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan suatu zat 1.2 Dasar Teori Kecepatan pelarutan adalah ukuran yang menyatakan banyaknya suatu zat terlarut dalam pelarut tertentu tiap satuan waktu. Proses pelarutan suatu zat padat dikembangkan oeh Noyes dan Whitney dalam bentuk persamaan sebagai berikut : dc =K.S(Cs–C) Keterangan : dc dt = kecepatan pelarutan K = Konstanta kecepatan pelarutan S = Luas permukaan zat Cs = Kelarutan zat C = Konsentrasi zat dalam larutan dalam waktu t Harga konstanta K bergantung kepada harga koefisien difusi dari zat terlarut dan tebal apisan difusi. K = D/h Keterangan : D = Koefisien difusi dalam cm2/detik

Transcript of Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

Page 1: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

- Menentukan kecepatan pelarutan suatu zat- Menggunakan alat-alat untuk penentuan kcepatan pelarutan suatu zat- Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan suatu zat

1.2 Dasar Teori

Kecepatan pelarutan adalah ukuran yang menyatakan banyaknya suatu zat terlarut dalam pelarut tertentu tiap satuan waktu. Proses pelarutan suatu zat padat dikembangkan oeh Noyes dan Whitney dalam bentuk persamaan sebagai berikut :

dc =K.S(Cs–C)

Keterangan :

dcdt

= kecepatan pelarutan

K = Konstanta kecepatan pelarutan S = Luas permukaan zat Cs = Kelarutan zat C = Konsentrasi zat dalam larutan dalam waktu t

Harga konstanta K bergantung kepada harga koefisien difusi dari zat terlarut dan tebal apisan difusi.

K = D/h

Keterangan :

D = Koefisien difusi dalam cm2/detik h = Tebal lapisan difusi dalam cm

Dari persamaan tersebut di atas dilihat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi suatu zat antara lain :

1. Temperatur

Naiknya temperatur umumnya memperbesar kelarutan ( Cs ) zat yang endotermis, serta memperbesar harga koefisien difusi zat. Menurut Einstein, koefisien difusi dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

Page 2: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

D = KT6ηr

Dimana: D = koefisien difusiK = konstanta BoltzmanT = temperatur absolutr = jari-jari molekulη = viskosita pelarut

2. Viskositas

Turunnya viskositas suatu pelarut akan memperbesar kelarutan suatu zat,

sesuai dengan persamaan Einsten. Naiknya temperatur juga akan menurunkan

viskosita sehingga memperbesar kecepatan pelarutan.

3. pH pelarut 

  pH pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang bersifat asam

lemah atau basa lemah.

Untuk asam lemah :

dcdt

= K.S.Cs (1+Kw¿¿

)

kalau ( H+ ) kecil, atau pH besar maka akan meningkatkan kelarutan zat, sehingga

kecepatan pelarutan besar.

Untuk basa lemah :

dcdt

= K.S.Cs (1+¿¿)

kalau ( H+ ) besar, atau pH kecil maka akan meningkatkan kelarutan zat, sehingga

kecepatan pelarutan besar.

4. Pengadukan

Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi tebal lapisan difusi ( h ). Bila

pengadukan cepat maka tebal lapisan difusi berkurang sehingga menaikan kecepatan

pelarutan

5. Ukuran partikel 

Bila partikel zat terlarut kecil maka luas permukaan efektif besar sehingga

menaikan kecepatan pelarutan

6.  Polimorfis

Page 3: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh adanya polimorfis, karena bentuk

kristal yang berbeda akan mempunyai kelarutan yang berbeda pula. Kelarutan

bentuk kristal yang meta stabil lebih besar dari pada bentuk stabil, sehingga

kecepatan pelarutannya besar.

7. Sifat permukaan zat

Pada umumnya zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat bersifat hidrofob.

Dengan adannya surfaktan di dalam pelarut akan menurunkan tegangan permukaan

antara partikel zat dengan pelarut, sehingga zat mudah terbasahi dan kecepatan

pelarutan bertambah.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas kecepatan pelarutan suatu

zat aktif dari bentuk sediaannya dipengaruhi pula oleh faktor formulasi dan teknik

pembuatan sediaan tersebut penentuan kecepatan pelarutan suatu zat dapat

dilakukan dengan metode :

- Metode suspensi

Bubuk zat padat ditambahkan pada pelarut tanpa pengontrolan yang eksak

terhadap luas permukaan partikelnya. Sample diambil pada waktu-waktu tertentu

dan jumlah zat yang larut ditentukan dengan cara yang sesuai.

- Metode permukaan konstan

Zat ditempatkan dalam suatu wadah yang diketahui luasnya, sehingga

variable perbedaan luas permukaan efektif dapat dihilangkan. Biasanya zat dibuat

tablet terlebih dahulu kemudian sampel ditentukan seperti pada metode suspensi.

Dalam bidang farmasi, penentuan kecepatan pelarutan suatu zat perlu

dilakukan karena kecepatan pelarutan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi absorpsi obat. Penentuan kecepatan suatu zat aktif dapat dilakukan

pada beberapa tahap pembuatan sediaan obat yaitu :

1. Tahap pre formulasi

Pada tahap ini penentuan kecepatan disolusi dilakukan terhadap

bahan baku obat dengan tujuan untuk memilih sumber bahan baku dan

memperoleh informasi tentang bahan baku tersebut.

Page 4: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

2. Tahap formulasi

Pada tahap ini penentuan kecepatan disolusi dilakukan untuk memilih

formula sediaan yang terbaik.

3. Tahap produksi

Pada tahap ini kecepatan disolusi dilakukan untuk mengendalikan

kualitas sediaan obat yang diproduksi.

Page 5: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

BAB IIMETODELOGI

2.1 Alat dan Bahan

A. Alat :

1. Bejana 900 ml 2. Buret 3. Bunsen 4. Corong5. Erlenmeyer 6. Kaki tiga7. Motor penggerak 8. Pipet9. Stopwatch 10. Termometer

B. Bahan :

1. Air2. Asam salisilat 2 gr 3. Fenolftalein 4. NaOH 0,1 N

2.2 Cara Kerja

A. Pengaruh temperatur terhadap kecepatan pelarutan zat

- Diisi bejana dengan 900 ml air - Dipasang termostat pada temperatur 350 C - Dimasukan 2 gr asam salisilat temperatur air dalam bejana setelah mencapai

300 C dan dijalankan motor penggerak pada kecepatan 20 RPM - Diambil sebanyak 20 ml air dalam bejana setiap selang waktu 1, 5, 10, 15 dan

20 menit setelah pengocokan. Ganti dengan 20 ml air setiap selesai pengambilan sampel

- Ditentukan kadar asam salisilat yang larut dalam masing-masing sampel dengan cara titrasi asam basa dengan menggunakan NaOH 0,1 N dan indikator fenolftalein

- Dilakukan percobaan yang sama untuk temperatur 40o C.dan 45Oc- Dibuat tabel dari hasil yang diperoleh - Dibuat grafik antara konsentrasi asam salisilat yang diperoleh dengan waktu

untuk masing-masing temperatur ( dalam satu grafik )

Page 6: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

B. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan pelarutan zat

- Diisi bejana dengan 900 ml air - Dipasang termostat pada temperatur 30o C - Dimasukan 2 gr asam salisilat Setelah temperatur air dalam bejana sudah

mencapai 30o C dan dijalankan motor penggerak pada kecepatan 10 RPM - Diambil sebanyak 20 ml air dalam bejana setiap selang waktu 1, 5, 10,15 dan

20 menit setelah pengocokan. Ganti dengan 20 ml air setiap selesai pengambilan sampel

- Ditentukan kadar asam salisilat yang larut dalam masing-masing sampel dengan cara titrasi asam basa dengan menggunakan NaOH 0,1 N dan indikator fenolftalein

- Dilakukan percobaan yang sama untuk kecepatan pengadukan 20 RPM, 30 RPM dan 40 RPM

- Dibuat tabel dari hasil yang diperoleh - Dibuat grafik antara konsentrasi asam salisilat yang diperoleh dengan waktu

untuk masing-masing kecepatan pengadukan ( dalam satu grafik)

Page 7: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan

1. Pengaruh temperatur terhadap kecepatan pelarut zat

Temperatur 350 C

Titrasi V1 V2 Rata-rata

1 menit 0,6 ml 0,4 ml 0,5 ml

5 menit 0,3 ml 0,5 ml 0,4 ml

10 menit 0,2 ml 0,3 ml 0,25ml

15 menit 0,2 ml 0,2 ml 0,2 ml

20 menit 0,1 ml 0,2 ml 0,15 ml

Temperatur 400 C

Titrasi V1 V2 Rata-rata

1 menit 0,4 ml 0,4 ml 0,4 ml

5 menit 0,4 ml 0,4 ml 0,4 ml

10 menit 0,4 ml 0,4 ml 0,4 ml

15 menit 0,5 ml 0,4 ml 0,5 ml

20 menit 0,6 ml 0,4 ml 0,5 ml

Temperatur 450 C

Titrasi V1 V2 Rata-rata

1 menit 0,4 ml 0,4 ml 0,4 ml

5 menit 0,4 ml 0,4 ml 0,4 ml

10 menit 0,6 ml 0,4 ml 0,5 ml

15 menit 0,4 ml 0,6 ml 0,5 ml

20 menit 0,6 ml 0,6 ml 0,6 ml

Page 8: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

2. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan pelarutan zat

RPM 20

Titrasi V1 V2 Rata-rata

1 menit 0,4 ml 0,6 ml 0,5 ml

5 menit 1,4 ml 1,6 ml 1,5 ml

10 menit 2,6 ml 2,8 ml 2,7 ml

15 menit 3,4 ml 3,4 ml 3,4 ml

20 menit 4,2 ml 4,4 ml 4,3 ml

RPM 30

Titrasi V1 V2 Rata-rata

1 menit 4,6 ml 4,8 ml 4,7 ml

5 menit 4,6 ml 4,8 ml 4,7 ml

10 menit 5,4 ml 5,6 ml 5,5 ml

15 menit 5,6 ml 5,8 ml 5,7 ml

20 menit 6 ml 6,2 ml 6,1 ml

RPM 40

Titrasi V1 V2 Rata-rata

1 menit 6,2 ml 6,2 ml 6,2 ml

5 menit 6,4 ml 6,4 ml 6,4 ml

10 menit 6,4 ml 6,6 ml 6,5 ml

15 menit 6,6 ml 6,6 ml 6,6 ml

20 menit 6,6 ml 6,6 ml 6,6 ml

3.2 Perhitungan

Pembuatan NaOH 0.1 N dalam 100ml

0,1 = gramMr

x 1000100

Page 9: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

0,1 = gram

40 x

1000100

gram = 0,1x 40 x100

1000= 0,4

1. Pengaruh temperatur terhadap kecepatan pelarutan zat

Suhu 300 C 1 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,5 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,5 X 0,1

N1 = 0,5 X 01

20N1 = 0,0025 N

5 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,4 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,4 X 0,1

N1 = 0,4 X 01

20N1 = 0,003 N

10 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,25 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,25 X 0,1

N1 = 0,25 X 01

20N1 = 0,00125 N

15 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,2 ml

Page 10: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

N2 = 0,1 mlDit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,2 X 0,1

N1 = 0,2 X 01

20N1 = 0,001 N

20 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,15 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,15 X 0,1

N1 = 0,15 X 01

20N1 = 0,00075 N

Suhu 400 C

1 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,4 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,4 X 0,1

N1 = 0,4 X 01

20N1 = 0,002 N

5 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,4 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,4 X 0,1

N1 = 0,4 X 01

20N1 = 0,002 N

10 Menit

Dik : V1 = 20 ml

Page 11: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

V2 = 0,4 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,4 X 0,1

N1 = 0,4 X 01

20N1 = 0,002 N

15 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,45 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,45 X 0,1

N1 = 0,45 X 01

20N1 = 0,00225 N

20 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,5 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,5 X 0,1

N1 = 0,5 X 01

20N1 = 0,0025 N

Suhu 450 C

1 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,4 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,4 X 0,1

N1 = 0,4 X 01

20N1 = 0,002 N

5 Menit

Page 12: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,4 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,4 X 0,1

N1 = 0,4 X 01

20N1 = 0,002 N

10 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,5 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,5 X 0,1

N1 = 0,5 X 01

20N1 = 0,0025 N

15 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,5 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,5 X 0,1

N1 = 0,5 X 01

20N1 = 0,0025 N

1 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,6 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,6 X 0,1

N1 = 0,6 X 01

20N1 = 0,003 N

2. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan pelarutan zat

Page 13: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

RPM 20 1 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 0,5 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 0,5 X 0,1

N1 = 0,5 X 01

20N1 = 0,0025 N

5 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 1,5 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 1,5 X 0,1

N1 = 015 X 01

20N1 = 0,0075 N

10 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 2,7 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 2,7 X 0,1

N1 = 2,7 X 01

20N1 = 0,0135 N

15 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 3,4 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 3,4 X 0,1

N1 = 3,4 X 01

20

Page 14: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

N1 = 0,017 N 20 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 4,3 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 4,3 X 0,1

N1 = 4,3 X 01

20N1 = 0,0215 N

RPM 30

1 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 4,7 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 4,7 X 0,1

N1 = 4,7 X 01

20N1 = 0,0235 N

5 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 4,7 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 4,7 X 0,1

N1 = 4,7 X 01

20N1 = 0,0235 N

10 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 5,5 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?

Page 15: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

Jawab : V1.N1 = V2.N2 20 X N1 = 5,5 X 0,1

N1 = 5,5 X 01

20N1 = 0,0275 N

15 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 5,7 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 5,7 X 0,1

N1 = 5,7 X 01

20N1 = 0,0285 N

20 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 6,6 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 6,6 X 0,1

N1 = 6,6 X 01

20N1 = 0,0305 N

RPM 40

1 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 6,2 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 6,2 X 0,1

N1 = 6,2 X01

20N1 = 0,031 N

5 Menit

Page 16: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

Dik : V1 = 20 mlV2 = 6,4 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 6,4 X 0,1

N1 = 6,4 X 01

20N1 = 0,032 N

10 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 6,5 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 6,5 X 0,1

N1 = 6,5 X 01

20N1 = 0,0325 N

15 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 6,6 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 6,6 X 0,1

N1 = 6,6 X 01

20N1 = 0,033 N

20 Menit

Dik : V1 = 20 mlV2 = 6,6 mlN2 = 0,1 ml

Dit : N1 ?Jawab : V1.N1 = V2.N2

20 X N1 = 6,6 X 0,1

N1 = 6,6 X 01

20N1 = 0,033 N

Page 17: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

3.3 Grafik

1. Grafik pengaruh kecepatan temperatur terhadap kecepatan pelarut zat

Suhu 350 C

N

t(waktu)

t(waktu)

Suhu 400 C

N

0 5 10 15 20 250

0.0005

0.001

0.0015

0.002

0.0025

0.003

0.0035

0 5 10 15 20 250

0.0005

0.001

0.0015

0.002

0.0025

0.003

Page 18: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

t (waktu) Suhu 450 C

N

t (waktu)

2. Grafik pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan pelarutan zat

RPM 20

N

t (waktu)

RPM 30

0 5 10 15 20 250

0.0005

0.001

0.0015

0.002

0.0025

0.003

0.0035

0 5 10 15 20 250

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

Page 19: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

N

t ( waktu )

RPM 40

N

t (waktu

3.4 Pembahasan

Pada pengaruh pengadukan terhadap kecepatan pelarutan yang menggunakan sampel asam salisilat, digunakan tiga kecepatan yaitu 20 RPM,30 RPM dan 40 RPM dengan tiap selang waktu 1,5,10,15 dan 20 menit. Setelah dibandingakan berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil bahwa dengan kecepatan pengadukan 40 RPM lebih banyak asam salisilat yang terlarut daripada kecepatan pengadukan 20 RPM. Hal ini sesuai dengan literatur yang membuktikan bahwa semakin cepat pengadukan maka gerakan medium akan semakin cepat sehingga dapat menaikkan kecepatan pelarutan dan bila pengadukannya cepat maka tebal lapisan difusi berkurang sehingga menaikkan kecepatan pelarutan.Pada pengaruh suhu digunakan kecepatan 30 RPM dan suhu 350 C, 400 C,450 C , setiap selang waktu 1, 5, 10, 15 DAN 20 menit. Setelah dibandingakan hasilnya tidak sesuai. Seharusnya apabila temperatur semakin naik maka akan semakin besar kelarutan atau kecepatan pelarutan. Alasan di gunakannya NaOH, NaOH sebagai larutan baku untuk titrasi karna sampel yang digunakan (asam salisilat) bersifat asam, sementara NaOH sendiri bersifat basa, sehingga titrasi yang dilakukan disebut titrasi alkimetri. Kemudian ditambahkan indikator PP dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat reaksi pembentukan warna pink. Faktor-faktor yang mempangaruhi kecepatan pelarutan yaitu temperatur, viskositas, PH pelarut, pengadukan, ukuran

0 5 10 15 20 250

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

0 5 10 15 20 250.03

0.0305

0.031

0.0315

0.032

0.0325

0.033

0.0335

Page 20: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

patikel, polimorfis, sifat permukan zat. Hasil yang didapat tidak sesuai dengan literatur, hal ini terjadi dikarenakan:

1. Kesalahan dalam perlakuan titrasi2. Kurangnya ketelitian dalam melakukan percobaan sehingga data

yang didapatkan tidak sesuai dengan data yang sebenarnya

3. Kecepatan pengadukan yang tidak konstan kadang cepat kadang

juga lambat sehingga akan mempengaruhi kecepatan pelarutannya

BAB 1V

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah di lakukan dapat di tarik kesimpulan yaitu :- Kecepatan pelarutan adalah ukuran yang menyatakan banyaknya suatu zat terlarut

dalam pelarut tertentu setiap satu satuan waktu - Penambahan indikator PP berfungsi untuk mengetahui terjadinya suatu titik

ekivalen dalam proses pentitrasi dengan terjadinya perubahan warna pada larutan- Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa suhu/temperatur dapat

mempengaruhi kelarutan suatu zat. Hal ini sama atau sesuai dengan yang tertulis dalam literatur.

Page 21: Laporan Farsis Kecepatan Pelarutan

DAFTAR PUSTAKA

Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. 2008. Laboratorium Farmasi. Program Studi Farmasi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pakuan. Bogor