laporan farko percobaan 4&5
-
Upload
wulan-tumanggal-nss -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of laporan farko percobaan 4&5
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
1/17
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
2/17
BAB 3
P45DA266A5
Timbulnya efek obat 'Onset of Action)terutama tergantung pada cara pemberian
dan kecepatan absorpsinya. Tidak selamanya suatu obat yang diberikan secara intra ,ena
akan meng&asilkan efek obat yang cepat. Ba&kan ada obat-obatan yang termasuk dalamsatu golongan yang secara kimia)i dan farmakologinya sama" memperli&atkan saat
timbulnya efek yang berbeda. amanya kerja (Duration of Action) obat tergantung pada
kecepatan eliminasi pengeluaran obat dari strktur-struktur dimana obat itu bekerja.4leminasi esensial adala& jumla& total dari semua proses yang mengak&iri efek obat
'biotransformasi" ekskresi"dsb*.
Pada percobaan ini menggunakan obat Diaepam ("$ mg%ml. Diaepam adala&obat &ipnotik sedatif. +bat ini menyebabkan tidur dan penurunan kesadaran" tetapi tidak
berefek analgesik" juga tidak menimbulkan potensi ter&adap efek peng&ambatan
neuromuscular dan efek analgesik obat narkotik. Diaepam digunakan untuk
menimbulkan sedasi basal pada anestesi regional"nendoskopi dan prosedur dental" juga
untuk induksi anest&esia terutama pada penderita dengan penyakit kardio,askuler.Tujuan dari percobaan ini adala& untuk meli&at efek anestesi 'Onset of Action*
dan lamanya anestesi 'Duration of Action* dari obat Diaepam ("$ mg%ml yang diberikanpada &e)an coba 'kelinci*.
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
3/17
BAB 33
T35A6A5 P6STAKA
7ula kerja obat 'Onset of Action* adala& )aktu yang diperlukan mulai dari obat
dibarikan sampai timbulnya efek pertama dari obat tersebut. ama kerja obat 'Duration
of Action* adala& lamanya )aktu mulai dari timbulnya efek obat sampai dengan efek obatsampai dengan efek obat sampai dengan efek obat itu berak&ir atau &ilang. 7ula kerja
obat dipengaru&i ole& cara pemberian obat" formulasi obat" kecepatan absorpsi dan
distribusi obat. amanya kerja obat dipengaru&i ole& eliminasi obat dari semua prosesyang mengak&iri efek obat 'biotransformasi" ekskresi"dsb*. Kepentingan dari Onset of
Action danDuration of Action adal& untuk pengulangan obat.
Anestesia artinya tidak ada rasa sakit. Anestesia dibagi 0 kelompok 8(. Anestesi lokal" yaitu &ilangnya rasa sakit tanpa disertai &ilangnya kesadaran
0. Anestesi umum" yaitu &ilangnya rasa sakit disertai &ilangnya kesadaran.
Stadium anestesia umum8
(. Stadium ( 'anelgesia*0. Stadium 0 'delirium%eksitasi*
9. Stadium 9 ' pembeda&an*:. Stadium : ' paralysis 7edula oblongata*
Pembagian obat anastetik umumdibagi8Berdasarkan bentuk fisiknyamenjadi 9 golongan" yaitu8
1. Anestetik gas
Contoh8 50+" siklopropan
2. Anestetik menguap/volatile
Contoh8 eter 'dietileter*" enfluran" isofluran 'forane*" &alotan 'fluotan*"
metoksifluran" etilklorida" trikloretilen" fluroksen.3. Anestetik parenteral
Pemakaian obat anestetik intra,ena dilaksanakan untuk induksi anestesi" induksi
dan pemeli&araan anestesia beda& singkat" suplementasi &ipnosis pada anestesia
atau analgesia lokal" dan sedasi beberapa tindakan medik.
Contoh8 barbiturate" droperindol" fentanil" diaepam" etomidat" propofol.
Berdasarkan cara pemberiannya8
1. Cara inhalasi
0. Cara intravena" obat yang biasa digunakan adala& tiopental. Keuntungan
pemberian anestetik intra,ena adala& cepat dicapai induksi dan pemuli&an" tidak
meledak" sedikit komplikasi pasca anestetik jarang terjadi.
Tanda-tanda anastasi adala& tidur" relaksasi oto" pernapasan teratur" refleks kornea
'-*" pupil mengecil.2ipnotik sedati,e merupakan golongan obat depresan susunan syaraf pusat 'SSP*
yang relatif selektif" mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk"
menidurkan" &ingga yang berat 'kecuali benodiaepine* yaitu &ilangnya kesadaran"keadaan anestesi" koma dan mati" bergantung kepada dosis. Beberapa obat &ipnotik
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
4/17
sedati,e" terutama golongan benodiaepine digunakan juga untuk indikasi lain" yaitu
pelemas otot" antiepiliepsi" antiansietas" dan sebagai penginduksi anest&esia.
Pembagian obat hipnotik sedative8
1. on barbiturate
Deri,ate piperidine dione
Deri,ate benodiaepine
;&olral&idrat
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
5/17
BAB 333
BA2A5 DA5 ;ARA K4RA
Bahan dan alat8
+bat obatan 8 Diaepam ("$ mg%ml
Alat-alat 8 =ing needle Dispossible syringe 9ml
Kapas
Alko&ol #!>Papan kelinci
2e)an coba 8 Kelinci
Cara !er"a8
(. timbangla& berat badan kelinci. Per&atikan keadaan umum" akti,itas" dan
pernapasannya. angan bertindak kasar.
0. 2itungla& obat yang diperlukan" dengan dosis !"$ ml%kg berat badan. Dosis
berlebi&an dapat mengakibatkan kematian.9. Baringkan dan ikat pangkal pa&a kelinci di papan.
:. Suntikkan obat ke dalam ,ena marginalis sebela& dorsal dari sala& satu dauntelinga kelinci dengan mengara&kan jarum suntik ke pangkal telinga dengan
kecepatan !"!0 ml% 0 detik sampai tercapai anestesi 'tidur" pernafasan teratur"
refleks kornea negatif" ukran pupil sedang" otot relaks*. Bila suda& tercapaianestesi &entikkan penyuntikan )alaupun misalnya untuk kelinci 0 kg baru
terpakai !"/ ml.
$. ;atatla& 8
Saat penyuntikan
Saat mulai anestesi
umla& obat trepakai
ama kelinci teranestesi
Cara penyuntikan intravena
(. ?iksasi pangkal pa&a kelinci pada papan dengan baik agar tidak lepas.
0. epit bagian dorsal daun telinga kelinci pada pangkalnya.
9. @osok daun telinga bagian luar dengan alko&ol #!> dengan gerakan seara&"&ingga tampak dua bua& ,ena" yaitu ,ena marginalis di tepi dan ,ena centralis di
bagian tenga&.
:. Ambil obat dengan spuit" ganti jarum dengan )ing needle" isi )ing needle sampaipenu&.
$. Tusukkan )ing needle ke dalam ,ena merginalis yang tela& dibendung" aspirasi
da&ulu untuk meli&at apaka& jarum tepat masuk ke dalam ,ena.1. epaskan bendungan" masukkan obat perla&an-la&an '!"!0ml%0detik*.
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
6/17
BAB 3
2AS3 P4R;+BAA5
Perhitungan dosis 8
Berat badan kelinci 8 0"$ kg 0$!! gram
Dosis 8 ("$ mg%ml.Dosis yang diberikan 8 0"$%("$ C !"$ !"/ ml
#asil8
Denyut
antung
Pernafasan Diameter
Pupil
Reaksi
Kornea
Tonus =arna
pembulu&dara&
Sebelum #0%menit $$%menit ( cm E E 7era&
Sesuda& :$%menit ::%menit !"# cm E - 6ngu
7ulai penyuntikkan 8 (0.0/7ulai anestesi 8 (0.0FSelesai anestesi 8 (0.$$
+nset of action 8 ( menit.
Duration of action 8 01 menit.
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
7/17
BAB
P47BA2ASA5
Sebelum percobaan dilakukan" terlebi& da&ulu diper&atikan keadaan umum dan
,ital signnya" &al ini berguna untuk mengeta&ui apaka& ada kontraindikasi dan juga untuk
perbandingan dengan keadaan setela& percobaan. +bat yang digunakan untuk pemberianintra ,ena ini &arus isotonis dengan dara&" apabila &ipertonis maka akan terjadi
plasmolosos dan bila &ipotonis maka akan terjsdi &emolisis. +bat yang diberikan &arus
dengan dosis yang tepat" karena dosis yang berlebi& dapat menyebabkan kematian dandosis yang kurang tidak menimbulkan efek yang diinginkan.
Setela& disuntikkan diaepam ("$ mg%ml" maka dalam beberapa )aktu kelinci
akan teranestesi" &al inila& yang menunjukkan timbulnya efek dari obat yang diberikan.
Setela& beberapa )aktu kemudian kelinci akan sadar kembali" menunjukkan ba&)a efekobat tela& berak&ir. Selang )aktu yang didapat antara kelinci mulai teranestesi sampai
sadar kembali" 3tula& yang disebut lama kerja obat. 4fek anestesi diaepam mempunyai
onset of action yang lambat dan duration of action yang lama. 4fek dari pemberian
diaepam intra ,ena adala& sedasi"tidur dan anamnesia anterograd" tidak menurunkantekanan arteri"&anya dapat terjadi takikardy sedang dan depresi nafas ringan. 5amun dari
&asil percobaan di dapat onset of action yang cepat" &al ini mungkin disebabkan karenaadanya ,ariasi indi,idu ter&adap obat.
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
8/17
BAB 3
K4S37P6A5
(. Dari percobaan diperole& &asil 8
+nset of action ( menit.
Duration of action 01 menit.0. Diaepam termasuk obat &ipnotik-sedatif non barbiturat golongan deri,at
memiliki onset yang cepat dan duration of action lambat.
9. 4fek obat dipengaru&i ole& 8
)aktu efek obat
intensitas efek obat
,ariasi biologik
:. +nset of action 'cepat* dipengaru&i ole& 8
cara pemberian
distribusi
formulasi obat kecepatan absorpsi
$. Duration of action 'singkat* dipengaru&i ole& 8
biotransformasi
ekskresi
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
9/17
ABSTRAK
Pemberian suatu obat dengan dosis yang sama kepada suatu indi,idu pada
populasi yang sama belum tentu memberikan efek yang sama" inila& yang disebut ,ariasi
biologis indi,idu ter&adap obat. ariasi yang trejadi dapat berupa &ipereaksi" &iporeaksi"alergi" atau ba&kan toksik. ariasi ini dipengaru&i ole& banyak faktor dari pemakai obat
tersebut.
6ntuk mengeta&ui ,ariasi indi,idu ter&adap obat dan pentingnya dalam klinik.7aka dilakukan percobaan mengenai ,ariasi indi,idu ter&adap obat. Percobaan dilakukan
dengan memberikan Diaepam dengan dosis yang sama yaitu !"( mg%ml pada / ekor
mencit. +bat kita suntikan secara intra peritoneal. alu diamkan selama ( jam dan
per&atikan tingka& laku mencit-mencit tersebut. Amati timbulnya ataksia" relaksasi otot"reaksi ter&adap rangsang nyeri dan pernafasannya. Kemudian kita catat intensitas
pengaru& obat" dan dinyatakan dalam tanda E. 3ntensitas obat dapat berupa E yaitu untuk
pengaru& obat ter&adap mencit yang sangat sedikit sampai EEEE yaitu untuk mencit yang
mati. Setela& satu jam didapatkan &asil8 E untuk 9 ekor mencit" EE untuk $ ekor mencit
dan untuk EEE dan EEEE tidak adaKesimpulan dari percobaan ini adala& ba&)a pemberian suatu obat dengan cara
yang sama pada dosis yang sama dapat memberikan respon yang ber,ariasi untuk tiap
indi,idu pada populasi yang sama. 2al ini disebut ,ariasi indi,idu ter&adap obat.
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
10/17
BAB 3
P45DA266A5
Pemberian obat pada populasi yang sama dan cara pemberian yang sama dapat
menimbulkan respon pada tingkat yang berbeda-beda pada masing-masing indi,idu.
Perbedaan berat badan " tinggi badan" atau sifat-sifat lain dari indi,idu akan memberikanreaksi yang berbeda ter&adap pemakaian obat. Ba&kan ada indi,idu yang memberikan
reaksi yang dinamakan GDrug AllergyH.
Pada percoaban ini digunakan obat Diaepam. +bat ini memberi efek sedatif"&ipnotik" dan antikon,ulsi.
Tujuan dari percobaan ini adala& untuk meli&at adanya ,ariasi indi,idual pada
pemberian Diaepam dengan dosis dan cara pemberian yang sama pada mencit " yaitu
pada dosis !"( mg%ml dan secara intra peritoneal.
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
11/17
BAB 33
T35A6A5 P6STAKA
ariasi indi,idu adala& ,ariasi dalam respon ter&adap dosis obat yang sama
populasi yang sama. 2ubungan antara dosis dan efek digambarkan dalam kur,a sigmoidyang memiliki : ,ariabel" yaitu potensi" efek maksimal" slope" dan ,ariasi indi,idu.
ariasi indi,idu digambarkan dengan garis &oriontal dan ,ertikal. @aris &oriintal
menunjukkan ba&)a untuk menimbulkan efek obat dengan intensitas tertentu pada suatupopulasi diperluka rentang dosis sedangkan garis ,ertikal ba&)a pemberian obat dengan
dosis tertent pada populasi akan menimbulkan suatu rentang intesitas efek.
$aktor%faktor yang mempengaruhi variasi biologis &
'osis yang diberikan (reseo*
* kepatu&an penderita
* kesala&an medikasi
'osis yang diminum$aktor%faktor farmakokinetik8
* absorpsi 'jumla& dan kecepatan*
* distribusi
* biotransformasi
* ekskresi
!adar di tempat ker"a obat
$aktor%faktor farmakodinamik &
* interaksi obat-reseptor
* keadaan fungsional
*mekanisme &omeostatik
)ntensitas efek farmakologi (*espons Penderita+
,ariasi individu dipengaruhi oleh8
usia
jenis kelamin
berat badan
faktor genetik
cara pemberian obat
absorpsi
ekskresi biotransformasi
kecepatan absorpsi
saat pemberian
faktor lingkungan.
!ondisi $isiologis
-sia
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
12/17
pada neonatus dan prematur terdapat perbedaan respon yang terutama
disebabkan ole& belum sempurnanya berbagai fungsi farmakokinetik tubu&"yaitu fungsi biotransformasi &ati 'terutama glomerulus &idroksilasi* yang
kurang" fungs ekskresi ginjal 'filtrasi glomerulus dan sekresi tubu&* yang
&anya 1!-#!> dari fungsi ginjal de)asa. Kapasitas ikatan protein plasma
'terutama albumn* yang renda&" dan sa)ar dara& otak serta sa)ar kulit yangbelum sempurna. Sedangkan pada usia lanjut" perbedaan respon disebabkan
ole& beberapa faktor seperti penurunan fungsi ginjal" peruba&an faktor-faktor
farmakodinamik" adanya berbagai macam penyakit" dan penggunaan banyakobat se&ingga meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi obat.
Berat badan
penting digunakan untuk meng&itung dosisi yang dinyatakan dalam mg%kg.
Akan tetapi" per&itungan dosis anak dari dosisi de)sa berdasekan berat badan
saja. Seringkali meng&asilkan dosis anak yang terlalu kecil karena anakmemiliki laju metabolisme yan lebi& tinggi se&ingga per kg berat badannya
membutu&kan dosis yang lebi& tinggi daripada orang de)asa 'kecuali padaneonatus*
!ondisi Patologis
Penyakit saluran cerna 8 mengurangi kcepatan dan atau jumla& obat yang
diabsorpsi pada pemberian oral melalui perlambatan pengosongan lambung"percepatan )aktu transit dalam saluran cerna.
Penyakit kardiovaskular8 mengurangi distribusiobat dan alian dara& ke &epar
dan ginjal untuk eliminasi obat se&ingga kadar obat tinggi dalam dara& danmenimbulkan efek yang berlebi&an atau efek toksik.
Penyakit hati8 mengurangi metabolisme obat di &ati dan sintesis protein plasma
se&ingga meningkatkan kadar obat" terutama kadar bebasnya dalam dara& danjaringan.
Penyakit gin"al8 mengurangi ekskresi obat aktif maupun metabolitnya yang aktif
melalui ginjal se&ingga meningkatkan kadarnya dalam dara& dan jaringan" dan
menimbulkan respon yang berlebi&an atau efek toksik.
*eaksi )ndividu erhadap bat
o Alergi 8 reaksi yang tidak di&arapkan dalam &ubungan dengan imunologi.
o 2ipereaktif 8 efek yang timbul berlebi&an. Dosis renda& sekali suda&
memberikan efek.
o 2iporeaktif 8 efek baru timbul setela& diberikan dosis yang tinngi sekali
o Toleransi 8 &iporeaktif akibat penggunaan obat bersangkutan sebelumnya.
o 3diosinkrasi 8 efek obat yang ane& 'Biarre*" ringan maupun berat" tidak
tergantung dosisi dan sangat jarang terjadi. Biasanya dipengaru&i
ole& genetik dalam metabolisme obat atau mekanisme
imunologik.
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
13/17
BAB 333
BA2A5 DA5 ;ARA K4RA
A. Bahan percobaan
+bat-obatan 8 diaepam !.( mg%ml
Alat-alat 8 (0 beaker glassSpuit tuberkulin
2e)an 8 (0 ekor mencit 'tikus puti&*
B. Cara ker"a
(. Siapkan (0 ekor mencit.
0. Tempatkan masig-masing dalam beaker gelas.
9. Suntikkan intra peritoneal diaepam dengan dosis !"( mg%ml
:. Per&atikan tingka& laku mencit-mencit tersebut" amati timbulnyaataksia"relaksasi otot" reaksi ter&adap ragsang nyeri " dan pernafasannya
selama ( jam.
$. buat grafik yang menggambarkan &ubungan antara tingkat pengaru& obat
dengan jumla& mencit yang berada pada pengaru& obat.Absis 8 tingkat pengaru& obat +rdinat8 jumla& mencit
ingkat pengaruh obat
E 8 untuk pengaru& sedikit sekali
EE 8 untuk pengau& sedang tidur tapi masi& dapat bereaksi ter&adaprangsangan
EEE 8 untuk mencit yang lema&rela dan tidak dapat dibangunkan
EEEE 8 untuk mencit yang mati
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
14/17
BAB 3
2AS3 P4R;+BAA5
Berat badan mencit 8 0! gram
Dosis 8 !"( mg%ml
Dosis yang diberikan 8 !"0$ ml
2asil 8
0
1
2
3
4
5
6
+ ++ +++ ++++
Tingkat Pengaruh Obat
JumlahMencit
Tingkat
Pengaru& +batumla& 7encit Presentase
E 9 9#.$>
EE $ 10.$>
EEE - -
EEEE - -
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
15/17
BAB
P47BA2ASA5
Dili&at dari &asil percobaan maka dari / ekor mencit" 9 ekor mencit menunjukkan
tanda E 'pengaru& sedikit sekali*"$ ekor mencit menunjukkan tanda EE 'pengaru& sedang"
tidur tapi masi& bereaksi ter&adap rangsang*" dan tidak ada mencit yang menunjukkantanda EEE 'lema& I rela dan tidak dapat dibangunkan* dan EEEE 'mati*. adi dapat
dili&at ba&)a terjadi ,ariasi dalam respon tiap indi,idu" meskipun obat yang diberikan
dosis dan cara pemberiannya sama.2al ini terjadi dikarenakan adanya ,ariasi indi,idu" dimana pada pemberian obat
pada populasi yang sama dan cara pemberian serta dosis yang sama dapat menimbulkan
respon pada tingkat yang berbeda-beda pada masing-masing indi,idu.
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
16/17
BAB
K4S37P6A5
Pemberian obat yang sama dengan cara yang sama dan dosis yang sama dapat
memberikan respon yang ber,ariasi untuk tiap indi,idu pada populasi yang sama.
Peristi)a ini disebut ,ariasi indi,idu ter&adap obat.4fek yang paling banyak terli&at adala& pengaru& EE 'tikus dalam pengaru&
sedang" tidur tapi masi& dapat dibangunkan*.
-
7/22/2019 laporan farko percobaan 4&5
17/17
DA?TAR P6STAKA
Junilda SB" Arini Setia)ati" ?.D. Suyatna (FF$. Pengantar ?armakologi. ?armakologidan Terapi. ?K 63. 4disi :. 2alaman #
Arini Setia)ati"Armen 7uc&tar.(FF$.Pengantar ?armakologi. ?armakologi dan Terapi.
?K 63. 4disi :. 2alaman /0!-/0F