Laporan F6 Bp Kasus Etik
-
Upload
ratih-siyoto -
Category
Documents
-
view
127 -
download
7
description
Transcript of Laporan F6 Bp Kasus Etik
USAHA KESEHATAN MASYARAKAT
UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Tanggal : 18 Januari 2013
Kode Kegiatan : F6
Uraian Kegiatan : Kajian Kasus Etik Kedoktern
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika telah menjadi suatu bagian dari dunia kedokteran yang cukup pesat
perkembanganya dalam 3 dekade terakhir dan pertimbangan etika menjadi perhatian
utama dalam pelaksanaan profesi kedokteran. Dalam profesi ini seringkali dijumpai
konflik antara dokter dan pasien yang tidak dapat dipecahkan oleh kaidah-kaidah
etika. Dalam hal seperti ini maka kaidah-kaidah hukum dapat dapat diberlakukan,
sehingga pembicaraan tidak dapat dilepaskan dari masalah hak dan kewajiban dari
pihak-pihak yang yang terlibat dalam permasalahan tersebut.
Perkembangan yang pesat dalam ilmu kedokteran dan biologi dan
permasalahan yang mengiringinya semakin kompleks membuat kajian tentang etika
kedokteran yang membicarakan tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja
tidak cukup sehingga dikembangkan bioetika atau disebut juga etika biomedis.
Bioetika atau bioetika medis merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan dalam bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala
mikro maupun makro, masa kini maupun masa mendatang.
Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi bahkan politik. Bioetika selain
membicarakan masalah medis seperti abortus, eutanasia, transplantasi organ,
teknologi reproduksi buatan dan rekayasa genetika, membahas pula masalah
kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak
pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi dan
sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar terhadap penelitian kesehatan
pada manusia dan lingkungan sosial kemasyarakatannya.
Tujuan pendidikan etika dalam pendidikan dokter adalah menjadikan calon
dokter lebih manusiawi dan memiliki kamatangan intelektual dan emosional. Para
pendidik masa lalu memandang perlu tersedianya berbagai pedoman agar anggotanya
dapat menjalankan profesinya dengan baik dan benar. Para pendidik kesehatan di
masa lalu melihat adanya peluang untuk timbulnya pelanggaran atau permasalahan
sehingga merasa perlu membuat rambu-rambu yang akan mengingatkan peserta didik
yang dilepas ditengah masyarakat agar selalu mengingat pedoman yang membatasi
mereka untuk berbuat yang tidak layak.
Kajian kasus etika kedokteran ini, membahas tentang dilema etik dan moral
dalam praktek pelayanan kesehatan. Pembahasan kasus ini berdasarkan tujuh langkah
penyelesaian masalah dan analisa berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik dan prinsip dasar
etika (klinik dan Agama). Pembahasan dilakukan dalam suatu presentasi dan diskusi.
BAB 2
RENCANA KEGIATAN
2.1 TUJUAN DAN TARGET KEGIATAN
Tujuan Kegiatan :
Tujuan dari Sub PIN Difteri adalah untuk membahas tentang dilema etik dan
moral dalam praktek pelayanan kesehatan.
Target Kegiatan :
Melalui kegiatan ini diharapkan menjadikan dokter lebih manusiawi
dan memiliki kamatangan intelektual dan emosional.
2.2 BENTUK KEGIATAN
1. NARASUMBER
Narasumber adalah dr. Wahyu Agung Purnomo (dokter Internsip stase
Puskesmas Tegalampel, Kabupaten Bondowoso, periode 8 Oktober 2012 – 26
Januari 2013)
2. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari, Tanggal : |Jumat, 18 Januari 2013
Pukul : 09.00 – selesai
Tempat : Puskesmas Tegalampel
3. PESERTA
Dokter Internsip stase Puskesmas Tegalampel, Kabupaten Bondowoso,
periode 8 Oktober 2012 – 26 Januari 2013
Dokter Pendamping Puskesmas Tegalampel
BAB 3
LAPORAN KEGIATAN
A. Kasus Etik Kedokteran
Dokter A menerima seorang pasien laki-laki setengah baya, tampak kakheksia,
berjalan tertatih-tatih dan terus batuk di hadapannya. Pasien itu ditemani oleh anak
perempuannya yang kurus. Dokter tersebut enggan melakukan anamnesis dan
langsung memeriksa si pasien. ketika si anak bertanya tentang penyakit ayahnya, dr.A
hanya menyarankan minum obat dengan teratur, dan memberikan resep. Si anak
bertanya lagi tentang cara minum obat, tapi dokter Andi menyarankan bertanya pada
tugas apotek tempat mengambil obat. Merasa diremehkan, sang ayah dan anaknya
keluar dari kamar dokter tanpa mengucapkan salam. Wajah mereka tampak tidak
puas.
B. Analisa & PembahasanKDB (Kaidah Dasar Bioetik) yang terkait :
1. Beneficence
Pada kasus kita dapat mengetahui bahwa dokter tidak menghargai hak-hak
pasien secara keseluruhan dan tidak maksimalisasi pemuasan
kebahagiaan/preferensi pasien, pasien serta anaknya tidak puas dengan
pelayanan yang diberikan dr.A
2. Non maleficence
Pada kasus kita dapat mengetahui bahwa dalam mengobati pasien dokter
sangatlah tidak proporsional dan menghindari misrepresentasi dari pasien.
3. Justice
Pada kasus kita tidak dapat menentukan justice tidaknya dokter tersebut
karena tidak ada 2 atau lebih hal yang bisa dibandingkan.
4. Autonomy
Dokter tidak memanfaatkan autonomi pasien dan tidak melaksanakan
imformed consent dengan baik, dokter tersebut langsung memeriksa pasiennya
tanpa menganamnesis terlebih dahulu.
Prima Facia
AUTONOMI
Pada kasus pasien tidak mendapatkan haknya secara keseluruhan dimana
dokter enggan melakukan anamnesi dan langsung memeriksanya dan dokter lebih
menyarankan pasien untuk bertanya pada petugas apotek, sehingga pasien merasa
diremehkan dan tidak puas dengan pelayanan dokter.
TABEL KDB (Kaidah dasar bioetik)
1. BENEFICIENCE
2. NONMALEFICIENCE
3. AUTONOMY
4. JUSTICE
ISU HAMAmandemen II Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945
Menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin , bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat serta berhak mempeoleh
pelayanan kesehatan.
Dalam Pasal 12 ayat (1) International Covenant on Economic, Social and Cultural
Right (ICESCR) hak atas kesehatan dijelaskan sebagai hak setiap orang untuk
menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental tidak
mencakup area pelayanan kesehatan
Pasal 2
Setiap dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai standar
profesi yang tertinggi
Pasal 10
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan semua ilmu dan
ketrampilan untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien
kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa kasus tersebut dapat kesimpulkan bahwa Kaidah
Dasar Bioetik (KDB) yang paling menonjol adalah AUTONOMY dimana
terdapat banyak pelanggaran yang dilakukan oleh dokter yaitu tidak menghargai
pendapat maupun kedatangan pasien misalnya dr.A enggan melakukan anamnesa,
tidak melakukan informed consent, langsung memberikan resep, dan tidak mau
memberitahukan cara minum obat kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan (4th ed). Jakarta: EGC.
Achadiat, c.M (2007). Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan
Zaman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
http://hukumkes.wordpress.com/2008/03/15/persetujuan-tindakan-medik/
http://profesionalisme-dan-standar-profesi.html