Laporan Elixir

14
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam bidang farmasi, kita mengenal segala sesuatu tentang obat-obatan. Dimana obat merupakan suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia (Anief, 1991). Seiring berkembangnya teknologi pembuatan sediaan farmasi, maka semakin banyak pula produk obat-obatan dengan khasiat tertentu yang beredar di pasaran. Dimana semua produk obat-obatan farmasi tersebut dibuat dengan teknik formulasi yang sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan dalam farmakope dan berbagai literature terkait. Bentuk-bentuk sediaan farmasi yang beredar tersebut memiliki bentuk yang beragam, baik dalam bentuk larutan, suspensi, emulsi, semisolid (krim, salep, gel, pasta), dll. Dimana masing-masing dari bentuk sediaan tersebut memiliki tujuan terapi yang berbeda-beda serta rute pemberian yang berbeda-beda pula.

description

laporan teknologi sediaan cair

Transcript of Laporan Elixir

Page 1: Laporan Elixir

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam bidang farmasi, kita mengenal segala sesuatu tentang obat-

obatan. Dimana obat merupakan suatu bahan atau campuran bahan yang

dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah,

mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala

penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau

hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia (Anief,

1991).

Seiring berkembangnya teknologi pembuatan sediaan farmasi, maka

semakin banyak pula produk obat-obatan dengan khasiat tertentu yang

beredar di pasaran. Dimana semua produk obat-obatan farmasi tersebut

dibuat dengan teknik formulasi yang sesuai dengan ketentuan yang telah di

tetapkan dalam farmakope dan berbagai literature terkait. Bentuk-bentuk

sediaan farmasi yang beredar tersebut memiliki bentuk yang beragam, baik

dalam bentuk larutan, suspensi, emulsi, semisolid (krim, salep, gel, pasta),

dll. Dimana masing-masing dari bentuk sediaan tersebut memiliki tujuan

terapi yang berbeda-beda serta rute pemberian yang berbeda-beda pula.

Pada sediaan dalam bentuk larutan, dikenal adanya sediaan yang

memiliki tekstur dan bentuk yang umumnya mirip dengan sediaan sirup,

namun dengan cirri khas yang membedakannya. Dimana sediaan eliksir

tersebut berupa larutan obat dengan zat tambahan seperti gula, zat

pengawet, zat pewarna dan zat pewangi, sehingga mempunyai rasa dan

bau yang sedap. Eliksir ini digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut

utama adalah etanol 90% dan dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan

propilenglikol. Karena eliksir bersifat hidroalkohol maka dapat menjaga

obat baik yang larut dalam air etanol dalam larutan eliksir. Kadar etanol

berkisar antara 3% sampai 44%, dan biasanya eliksir mengandung etanol

5-10% (Anief, 2007).

Page 2: Laporan Elixir

Dalam praktikum kali ini akan dilakukan formulasi sediaan larutan

yaitu sediaan eliksir dengan zat aktif efedrin HCl. Dimana efedrin HCl

memiliki kelarutan larut dalam air. Namun tujuan dari kombinasi dengan

pelarut alcohol yaitu untuk menekan efek samping dari efedrin HCl seperti

insomnia, tremor, gelisah. Olehnya zat aktif Efedrin HCl ini cocok untuk

dibuat sediaan eliksir.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan

sediaan eliksir.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk membuat sediaan eliksir dan

mengevaluasi sediaan eliksir tersebut.

Page 3: Laporan Elixir

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Eliksir

Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis

dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk

menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai

pembawa tetapi eliksir sebagai obat untuk efek terapi dari senyawa obat

yang dikandungnya. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang

manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah

akbatnya kurang efektif disbanding sirup dalam menutupi rasa senyawa

obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol , eliksir lebih mampu

mempertahankan komponen–komponen larutan yang larut dalam air dan

larut dalam alcohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus

dan kemudahan dalam pembuatannya (dengan melarutkan biasa), dari

sudut pembuatan, eliksir lebih disukai daripada sirup (Ansel, 2005).

Elixir adalah sediaan berupa larutan hidroalkohol yang jernih dalam

aquadest, memiliki rasa dan bau yang sedap, mengandung zat

tambahan/korigensia saporis, koloris dan odoris, serta digunakan per oral.

Sebagai pelarut utama adalah etanol 90% yang dimaksudkan untuk

meningkatkan kelarutan dan stabilitas sediaan pun semakin baik. Kadar

etanol dalam eliksir adalah 5-10%. Bila kadar alkohol dalam eliksir adalah

10-12% dalam sediaan, maka fungsi alkohol selain meningkatkan

kelarutan juga berfungsi sebagai pengawet sehingga tidak perlu lagi

dibubuhi pengawet lain. Penambahan sirup simpleks selain meningkatkan

konstituen sediaan juga sebagai korigensia saporis (Jas, 2004).

Bila dibandingkan dengan sirup, elixir biasanya kurang manis dan

kurang kental , karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif

dibanding dengan sirup dalam menutupi rasa obat yang kurang

menyenangkan. Karena elixir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga

stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alkohol dalam larutan

Page 4: Laporan Elixir

elixir. Disamping itu elixir mudah dibuat larutan elixir, maka itu elixir

lebih disukai dibanding sirup. Banyaknya jumlah etanol yang ada didalam

elixir berbeda sekali. Kadar etanol yang rendah adalah 3% dan yang tinggi

dapat sampai 44%. Biasanya elixir mengandung antara 5-10% etanol

(Anief, 2000).

Pemanis yang digunakan biasanya gula atau sirup gula, tapi kadang-

kadang digunakan sorbitol, glyserinum dan saccharinum (terbatas)

Nama Obat Dosis Efek Terapi

1. Dexamethasone Elixir

USP500 µg/5 ml Anti inflamasi

2. Acetaminophen Elixir

USP300 mg/10 ml Analgetik

3. Diphenhydramin HCl

Elixir USP25 mg/10 ml Antihistamin

4. Reserpine Elixir USP 0,005 mg/ml Anti hipertensi

5. Digoxin Elixir USP 50 µg/ml Kardiotonik

II.2 Pembuatan Eliksir

Eliksir biasanya dibuat dengan larutan sederhana dengan pengadukan

dan atau dengan pencampuran dua atau lebih bahan–bahan cair.

Komponen yang larut dalam alcohol dan dalam air umumnya dilarutkan

terpisah dalam alcohol dan air yang dimurnikan berturut–turut. Kemudian

larutan air ditambahkan kelarutan alcohol, dan sebaliknya, untuk

mempertahankan kekuatan alcohol yang setinggi mungkin selamanya

sehingga pemisahan yang minimal dari komponen yang larut dalam

alcohol terjadi. Bila dua larutan selesai dicampur campuran dibuat sesuai

dengan volume dengan pelarut atau pembawa tertentu. Sering campuran

akhir akan tidak jernih, tetapi keruh, terutama karena pemisahan beberapa

minyak pemberi rasa dengan menurunnya konsentrasi alcohol. Bila ini

terjadi, eliksir biasanya dibolehkan untuk dibiarkan bebrapa jam yang

ditentukan untuk menjamin penjenuhan pelarut hidroalkohol dan untuk

Page 5: Laporan Elixir

memungkinkan butiran minyak bergabung sehingga dapat dihilangkan

dengan lebih mudah dengan disaring (Ansel, 2005).

II.2.1 Cara Pembuatan Eliksir

1. Mencampur zat padat dengan pelarut atau campuran pelarut (kosolven)

sambil diaduk hingga larut.

2. Bahan yang larut dalam air dilarutkan terpisah dengan zat yang larut

dalam pelarut alkohol. Larutan air ditambahkan kedalam larutan

alkohol, agar penurunan kekuatan alkohol dalam larutan secara gradien

mencegah terjadinya pemisahan atau endapan.

3. Gliserin, sirup, sorbitol, dan propilenglikol dalam eliksir memberikan

peranan pada kestabilan zat terlarut dan dapat meningkatkan viskositas

(Anonim, 2009).

II.3 Pembagian Eliksir

II.3.1 Eliksir Bukan Obat

Eliksir bukan obat dapat digunakan untuk ahli farmasi dalam

pembuatan resep yang dibuat segar, yang meliputi:

1. Penambah zat–zat obat untuk pembawa yang memberi rasa enak, dan

2. Pengencer eliksir obat yang ada.

Dalam pemilihan pembawa untuk senyawa–senyawa obat, ahli

farmasi harus memperhatikan sendiri kelarutan dan stabilisasi senyawa

obat dalam air dan alcohol. Jika pembawa hidroalkohol dipilih, proporsi

yang ada harus hanya sedikit diatas jumlah yang diperlukan untuk

mempengaruhi dan mempertahanka larutan obat. Bila ahli farmasi diminta

untuk mengencerkan eliksir obat yang ada, maka eliksir obat yang dipilih

untuk pengencer dan harus mempunyai konsentrasi alcohol kira–kira sama

dengan eliksir yang akan diencerkan. Juga, rasa dan bau pengencer harus

tidak bertentangan dengan eliksir obat dan semua komponen harus

tercampurkan secara kimia dan fisika. Ada tiga eliksir bukan obat yang

biasa digunakan yaitu Eliksir Aomatik, Eliksir Benzaldehid Campuran dan

Eliksir Iso-Alkohol (Ansel, 2005).

Page 6: Laporan Elixir

Contoh elixir bukan obat (Anief, 2000) :

1. Compound Benzaldehyde Elixir NF

2. Iso-alcoholic Elixir NF

3. Aromatic Elixir NF

II.3.2 Eliksir Obat

Eliksir obat digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat obat

yang ada. Umumnya, eliksir–eliksir resmi yang ada diperdagangan

mengandung zat obat tunggal. Keuntungan utama dari hanya satu obat

yang terkandung, bahwa dosis yang diperlukan dapat dinaikkan dan

diturunkan dengan meminum eliksir lebih banyak atau kurang, padahal

bila dua atau lebih zat obat ada dalam sediaan yang sama, tidak mungkin

meningkatkan atau menurunkan kadar suatu zat obat yang diminum tanpa

secara otomatis dan bersamaan mengatur dosis obat lain yang ada,

perubahan yang mungkin tidak diinginkan. Karena itu, untuk pasien yang

memerlukan minum lebih dari satu obat, banyak dokter untuk memilih

untuk minum sediaan yang terpisah dari tiap obat sehingga bila dibutuhkan

pengaturan dosis satu obat, dapat dikerjakan tanpa dosis obat lainnya

secara bersamaan ikut diatur. Beberapa diantaranya dibicarakan secara

singkat berikut ini (Ansel, 2005).

II.4 Jenis-jenis Eliksir lainnya

II.4.1 Eliksir Antihistamin

Antihistamin digunakan terutama dalam pengobatan simtomatis

penyakit alergi tertentu. Kerjanya, menekan gejala–gejala yang

ditimbulkan oleh histamin, suatu zat kimia yang dilepas selama proses

reaksi antigen-antibodi dari respon alergi. Walau hanya ada sedikit

perbedaan dalam sifat–sifat hampir semua antihistamin, tetapi lewat

pengalamannya menangani jenis–jenis khusus reaksi alergi, penulis resep

mungkin memilih satu dari yang lainnya. Pemilihan juga mungkin

berdasarkan pada insiden timbulnya efek yang tidak diinginkan, yang

mungkin diduga terjadi (Ansel, 2005).

Page 7: Laporan Elixir

II.4.2 Eliksir Hipnotik Sedatif Barbiturat

Barbiturate adalah zat hipnotik sedative yuang digunakan untuk

menghasilkan berbagai tingkatan penekanan system saraf pusat. Bila dosis

ditingkatkan, efek berpindah dari sedasi ke hipnotik ke penekanan

pernapasan, yang terakhir menimbulkan kematian krena kelebihan dosis

barbital (Ansel, 2005).

Barbiturate diberikan dalam dosis kecil pada waktu siang hari sebagai

sedasi untuk menurunkan ketegangan emosi dan kegelisahan. Dosis yang

tepat untuk tujuan ini adalah jumlah yang menghilangkan kegelisahan dan

ketegangan tetapi tidak menyebabkan engantuk atau kelesuan. Dosis yang

lebih besar dapat diberikan dimalam hari sebagai hipnotik untuk

mmenghilangkan insomnia (tidak bias tidur) (Ansel, 2005).

II.4.3 Eliksir Fenobarbital

Eliksir fenobarbital diformulasi mengandung fenobarbital 0,4% yang

member 20 mg obat per sendok the eliksir. Eliksir umumnya diberi rasa

dengan minyak jeruk, diwarnai merah dengan pewarna yang diakui FDA

dan pemanis sirup. Eliksir resmi mengandung alcohol kurang lebih 14%

yang digunakan untuk melarutkan fenobartbital. Akan tetapi, jumlah ini

menunjukan jumlah yang hampir minimal yang dibutuhkan untuk menjaga

fenobarbital tetap dalam bentuk larutan. Karena itu sering ditambahkan

gliserin untuk meningkatkan kelarutan fenobarbital (Ansel, 2005).

Fenobarbital adalah barbital kerja panjang dengan lama kerja kurang

lebih 4-6 jam dan dosis lazim dewasa sebagai sedative kurang lebih 30

mg, dosis hipnotik kurang lebih 100 mg. Kekuatan eliksir memungkinkan

pengaturan dosis yang tepat utuk mendapatkan derajat sedasi yang tepat

pada pengobatan bayi, anak–anak dan pasien–pasien dewassa tertentu

(Ansel, 2005).

II.4.4 Eliksir Sekobarbital

Eliksir ini mengandung kurang lebih sekobarbital 440 mg dalam

setiap 100 ml eliksir. Sekobarbital adalah barbiturate kerja pendek yang

terutama digunakan sebagai hipnotik yang diberikan malam hari. Efek

Page 8: Laporan Elixir

farmakologi timbul dalam waktu pendek sesudah pemberian oral, biasanya

diantara 15–30 menit, dan berakhir untuk masa yang agak pendek antara

2-4 jam. Masa kerja yang pendek membuat barbital ini sangat menarik dan

memiliki keuntungan daripada barbiturate kerja lama yang karena masa

kerjanya menghasilkan hang over barbiturate atau kelesuan sesudah tidur

pada pagi hari berikutnya. Sebagai hipnotik, dosis lazim dewasa kurang

lebih 100 mg. kira–kira setengan dosis hipnotik untuk digunakan sebagai

sedative (Ansel, 2005).

II.4.5 Eliksir Digoksin

Eliksir ini mengandung kurang lebih5 mg digoksin per 100 mL eliksir

atau kurang lebih 0,25 mg per sendok teh. Dosis lazim dewasa dari

digoksin sebagai obat kardiotonik kurang lebih 1,5 mg pada terapi awal

dan kira–kira 0,5 mg terapi pemeliharaan (Ansel, 2005).

Digoksin adalah glikosida yang didapat dari daun Digitalis lanata.

Berbentuk bubuk Kristal putih yang tidak larut dalam air, tetapi larut

dalam alcohol encer. Eliksir resmi kira–kira megandung 10 % alcohol.

Digoksin adalah obat yang sangat beracun, dan dosisnya harus ditentukan

dengan hati–hati dan diberikan pada setiap penderita secara perseorangan.

Orang dewasa umumnya memilh meminum tablet digoksin daripada

eliksir, yang harus ditakar dengan sendok the rumah yang berbeda–beda.

Eliksir umumnya digunakan pada praktek dokter anak, dan produk yang

tersedia diperdagangkan untuk tujuan ini dikemas dengan penetes yang

dikalibrasi untuk memudahkan pengukuran dosis yang tepat (Ansel, 2005).

II.5 Kelebihan Dan Kekurangan Eliksir

II.5.1 Kelebihan Eliksir

1. Mudah ditelan dibandingkan dengan tablet atau kapsul.

2. Mempunyai bau dan rasa sedap sehingga mudah diberikan kepada

pasien, terutama bayi dan anak-anak

3. Larutan jernih dan tidak perlu dikocok lagi.

4. Takaran pemakaian mudah diatur

5. Sediaan stabil dalam penyimpanan

Page 9: Laporan Elixir

II.5.2 Kelebihan Eliksi

1. Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak.

2. Mengandung bahan mudah menguap, sehingga harus disimpan dalam

botol kedap dan jauh dari sumber api.

3. Kandungan alcohol didalam elixir dapat menjadi stimulansia terhadap

saluran cerna pasien terutama pada bayi dan anak-anak.

4. Etanol mudah menguap, sehingga kemasan jika tidak ditutup rapat

maka mudah terjadi penghabluran.