LAPORAN E2
-
Upload
syariful-anam-rifai -
Category
Documents
-
view
189 -
download
14
description
Transcript of LAPORAN E2
LAPORAN KIMIA FISIK KI 2241
Percobaan E-2
KELARUTAN TIMBAL BALIK
LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
Nama : Syariful Anam Rifai
NIM : 10511088
Kelompok : VII
Tanggal Percobaan : 19 April 2013
Tanggal Pengumpulan : 26 April 2013
Asisten : Andhy Pusvita Sari (10509031)
Siswanto (10510031)
KELARUTAN TIMBAL BALIK
I. Tujuan
Menentukan suhu kritis pada kelarutan timbal balik fenol-air
Menentukan sistem diagram fasa kelarutan timbal balik fenol-air
II. Teori Dasar
Kelarutan timbal balik didefinisikan sebagai kelarutan dari suatu larutan yang
bercampur sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai
temperatur kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan
jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka sistem larutan tersebut
akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari
temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva
parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan
temperatur baik di bawah temperatur kritis.
III. Data Pengamatan
Data Piknometer
Truang : 28,4 0C
Wpikno kosong : 19,17 gram
Wpikno+air : 45,22 gram
Wpikno+NaCl 1% : 45,42 gram
Wpikno+CH3OH 1% : 44,17 gram
Data suhu bening dan suhu keruh:
Larutan T bening T keruh
Air (mL) Fenol (gram)
4 4 62 60
5 4,07 65 64
6 3,99 66 65
8 4 66 64,5
10 5 66,5 66
6,5 6 66,5 64,5
8,5 7 64 63,5
10,5 8 67,5 65,5
Fenol(4 gram) + NaCl (6 mL) 78 77,5
Fenol (4 gram) + Metanol (6 mL) 62 62
IV. Pengolahan Data
1. Penentuan volume piknometer
( )
2. Penentuan ρ zat
( )
( )
3. Penentuan suhu rata-rata
Trata-rata=
Contoh perhitungan untuk sistem fenol-air (4 gram-4 mL):
Trata-rata=
0C
Dengan perhitungan yang sama, hasil lainnya:
Larutan Trata-rata
Air (mL) Fenol (gram)
4 4 61,00
5 4,07 64,50
6 3,99 65,50
8 4 65,25
10 5 66,25
6,5 6 65,50
8,5 7 63,75
10,5 8 66,50
Fenol(4 gram) + NaCl (6 mL) 77,75
Fenol (4 gram) + Metanol (6 mL) 62,00
4. Penentuan fraksi mol dalam sistem fenol-air
(
)
Contoh perhitungan untuk sistem fenol-air (4 gram-4 mL):
(
)
Dengan perhitungan yang sama, hasil lainnya:
Larutan Xfenol
Air (mL) Fenol (gram)
4 4 0,161239
5 4,07 0,135306
6 3,99 0,113346
8 4 0,087689
10 5 0,087689
6,5 6 0,150705
8,5 7 0,136674
10,5 8 0,127753
Penentuan fraksi mol fenol (sistem fenol-air-NaCl) w/v
x 10-3 mol
5. Penentuan fraksi mol fenol (sistem fenol-air-metanol) v/v
= 0,06 mL x 0,7914 g/mL = 0,047484 gram
=
6. Diagram fasa
Sistem fenol-air:
Sistem fenol air, fenol-metanol dan fenol NaCl:
y = -1372,5x2 + 292,17x + 50,591
60
61
62
63
64
65
66
67
0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18
Kurva Suhu terhadap Fraksi Mol Fenol
Kurva Suhu terhadapFraksi Mol Fenol
Poly. (Kurva Suhuterhadap Fraksi MolFenol)
y = -1372,5x2 + 292,17x + 50,591
60
62
64
66
68
70
72
74
76
78
0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18
Kurva Suhu Rata-rata vs X Fenol
NaCl
Metanol
Kurva Suhu terhadapFraksi Mol Fenol
Poly. (Kurva Suhuterhadap Fraksi MolFenol)
V. Pembahasan
VI. Kesimpulan
Tabel suhu rata-rata:
Larutan Trata-rata
Air (mL) Fenol (gram)
4 4 61,00
5 4 64,50
6 4 65,50
8 4 65,25
10 5 66,25
6,5 6 65,50
8,5 7 63,75
10,5 8 66,50
Fenol (4 gram) + NaCl (6 mL) 77,75
Fenol (4 gram) + Metanol (6 mL) 62,00
Diagram fasa kelarutan timbal balik larutan fenol-air:
VII. Pustaka
Lide, David R. 2005. “CRC Handbook of Chemistry and Physics”. Boca Raton : CRC
Press LCC. Page 4-84 & 3-358
Remington, J.P.,Beringer, P.2006.”The Science and Practice of Pharmacy”. 21st ed.
Philadelphia, PA : Lippincott, Williams & Wilkins. Page 215-218
y = -1372,5x2 + 292,17x + 50,591
60
62
64
66
68
70
72
74
76
78
0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18
Kurva Suhu Rata-rata vs X Fenol
NaCl
Metanol
Kurva Suhu terhadapFraksi Mol Fenol
Poly. (Kurva Suhuterhadap Fraksi MolFenol)
VIII. Lampiran
Jawaban Pertanyaan
1) Yang dimaksud dengan suhu konsolut atau suhu larutan kritik adalah kenaikan suhu tertentu dimana akan diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan. Derajat kebebasan sistem pada T>T konsolut atas bernilai 2, yaitu suhu dan fraksi mol.
2) Sistem yang memiliki titik konsolut bawah adalah sistem air-fenol sedangkan sistem yang memiliki dua suhu konsolut (atas dan bawah) adalah sistem nikotin-air.
3) Larutan konjugasi adalah larutan campuran dari dua cairan, misalkan cairan A dan cairan B, yang saling melarutkan satu sama lain, dan menghasilkan dua larutan konjugat. Larutan ini bersifat jenuh, sehingga apabila dilihat dari posisi ion nya, bisa dikatakan ion A ada pada B dan ion B ada pada A, jadi kedua cairan ini saling melarutkan dan bersifat jenuh.
4) Efek salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Hasil efek tersebut pada percobaan yang dilakukan dapat dilihat dari sistem fenol-NaCl. Suhu kritis dari fenol saat sistem fenol-air berkisar diantara suhu 63-670C. Namun pada sistem fenol-NaCl, suhu kritis fenol naik, menjadi 720C. hal tersebut menunjukkan bahwa kelarutan fenol dalam sistem tersebut berkurang, sehingga dibutuhkan suhu lebih untuk melarutkan fenol tersebut.
Data massa jenis