Laporan Debora
-
Upload
andreanath -
Category
Documents
-
view
225 -
download
4
description
Transcript of Laporan Debora
LAPORAN DEBORA
PERIODE 10 AGUSTUS – 12 AGUSTUS 2015
DISUSUN OLEH:
Marlisa Yanuarti 1015033
Monica Intan 1015085
Andrea Nathania 1015173
Albert Jonathan 1015116
Indra Josua 0715092
BAGIAN ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG 2015
Nama : Ny Rini Nuraeni / 21 tahun
DPJP : dr. Roni, Sp.OG
Diagnosis masuk: G3P0A2 gravida 36-37 minggu dan oligohidramnion
Diagnosis keluar: P1A2 partus maturus SCTP a/i oligohidramnion+ gagal drip
Pasien Teori
Anamnesis
Seorang pasien wanita, G3P0A2, mengaku hamil 9 bulan
Keluhan : gerakan bayi berkurang sejak 1 hari sebelum masuk RS
Pasien mengaku tidak mulas dan oernah keluar cairan bening pada akhir kehamilan bulan 8 sekitar 4-5 kali. Pada USG dikatakan ketuban hanya sedikit.HPHT pasien bulan November 2015.
Oligohidramnion adalah terdapatnya cairan amnion kurang dari normal; dinyatakan sebagai 500 ml atau kurang saat kehamilan cukup bulan dan lebih sedikit pada kehamilan dini.
Oligohidramnion ditandai dengan hal – hal berikut ini:
• Penurunan volume cairan amnion
• Volume cairan amnion kurang dari 500 ml pada usia kehamilan 32-36 minggu
• Kedalaman kantung maksimal / Maximum vertical pocket (MVP) kurang dari 2 cm
• Indeks cairan amnion / Amniotic fluid index (AFI) kurang dari 5 cm atau kurang dari 5 persentil
Pemeriksaan Fisik
KU: baik Kesadaran : CM
TTV: TD: 110/70 mmHg N: 80x/mnt
R: 20x/mnt S: 36,5oC
Etiologi
‐ Etiologi dari janin ; faktor kromosom, faktor kongenital, pertumbuhan janin terhambat, kehamilan serotin, ketuban pecah dini dan kematian janin.
‐ Etiologi dari plasenta ; abrupsi plasenta dan sindroma transfusi antar kembar
Kepala: Conjuctiva anemis -/-
Sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thorax : Cor : BJM S1S2, Murmur (-)
Pulmo: VBS ka=ki, Rh -/- , Wh -/-
Abdomen :cembung gravid, nyeri tekan (-)
Ekstremitas: oedem -/-, CRT <2” ,akral hangat
pemeriksaan obstetric TFU: 30 cm, pemeriksaan dalam: v/v TAK, portio tebal lunak, ketuban (+) sisa cairan jernih, pembukaan 0cm, presentasi kepala, Hogde I.
Bayi perempuan,
BB 2405 gram
PB 47 cm
APGAR 1': 9, 5': 10
(Twin-to-twin transfusion syndrome) atau kembar monokorionik.
‐ Etiologi dari ibu ; dehidrasi, insufisiensi uteroplasental, hipertensi, preeklamsia, diabetes dan hipoksia kronis.
‐ Pengaruh obat-obatan ; indometasin dan ACE inhibitor.
‐ Idiopatik
Pemeriksaan Penunjang :
USG
CTG
Tindakan Konservatif
1. Tirah baring / istirahat yang cukup.
2. Rehidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Induksi dan kelahiran
Pemeriksaan Penunjang
USG usia kehamilan 36-37 minggu
NST non reaktif
Pemeriksaan usia janin dengan USG juga dianjurkan. Kesejahteraan janin ditentukan dari NST sehingga kita dapat menentukan apakah ada fetal distress atau tidak, yang dapat dijadikan indikasi untuk SC
Terapi
Rawat inap
Partus SCTP a/i oligohidramnion + gagal dripx
Inf Dextrose 5% 1000 cc/24 jam
Gastrul ½ tab
Kaltrofen supp / 8 jam
Ceftriaxone 2 gram/24 jam
Ketolorac 1 amp/ 6 jam i.v
Pasien diberikan infuse RL 1000 cc/24 jam untuk mengganti cairan yang telah hilang selama masa persalinan.. Kaltrofen dan ketolorac diberikan untuk mengurangi rasa nyeri. Gastrul diberikan untuk merangsang kontraksi uterus. Ceftriaxone diberikan untuk profilaksis infeksi.
Semua pengobatan yang diberikan telah sesuai dengan berian obat pasca salin.
Pembahasan
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas, diagnosis G3P0A2 + Oligohidrramnion dapat
dikatakan tepat. Karena menurut teori, seorang wanita dikatakan gravida jika terlihat adanya
tanda-tanda persalinan seperti adanya his persalinan, pecahnya ketuban, bloody show dan
adanya pembukaan. Pada pasien ini belum didapatkan his persalinan,bloody show, pecahnya
ketuban dan belum ada pembukaan.
Pasien juga dikatakan aterm, karena dari hasil anamnesa , pasien mengaku hamil 9 bulan yang berarti sudah aterm.
Pasien tepat didiagnosis Oligohidramnion pada USG dinyatakan air ketuban kurang dari 500 ml. Tindakan yang dilakukan pada pasien ini yaitu SC, hal ini karena ada indikasi oligohidramnion dan gagal drip
Nama : Ny Euis Kartika / 39 tahun
DPJP : dr. Arief B, Sp.OG
Diagnosis masuk: P3A0 + myoma uteri + anemia
Diagnosis keluar:
Pasien Teori
Anamnesis
Seorang pasien wanita, G3P3A0. Keluhan utama: keluar darah dari jalan
lahir Pasien mengaku keluar darah dari jalan
lahir sejak kurang lebih 4 bulan yang lalu. Pasien sudah berobat ke dokter dan diberi obat untuk mengurangi perdarahan sehingga pasien hanya harus mengganti softex 1 kali/bulan. Sejak 1 minggu yang lalu perdarahan bertambah banyak sehingga pasien harus mengganti softex 6 kali.hari dan keluhan disertai oleh nyeri perut yang menjalar ke pinggang belakang seperti tertarik. Sejak 3 hari yang lalu perdarahan bertambah banyak daan darah menjadi hitam dan bergumpal. Pasien juga merasa pusing dan lemas sehingga tidak bisa beraktivitas.
Dari USG didapatkan adanya myoma uteri berukurang 3.7 x 3 cm
Myoma Uteri
Definisi:
Tumor jinak yang terdiri dari serat-serat otot polos miometrium (leiomymas, fibroid, fibromioma)
Estrogen-progesteron sensitive tumor
Insidensi:
25 – 30 % dari seluruh wanita di dunia
2,39 – 11,7 % wanita di Indonesia
25 % pada wanita 35 – 45 tahun
60 % pada wanita tdk pernah hamil/hamil 1x
Gejala Klinis:
Anamnesis:
Mungkin tanpa gejala
Mungkin terdapat gangguan haid : menoragi, metroragi, dismenore
Gangguan akibat penekanan tumor: disuri, polakisuri, retensi urin dan konstipasi.
Pemeriksaan Fisik
KU: baik Kesadaran : CM
TTV: TD: 130/90 mmHg
N: 86x/mnt
R: 20x/mnt
S: 36,7oC
Kepala: Conjuctiva anemis +/+
Sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thorax : Cor : BJM S1S2, Murmur (-)
Pulmo: VBS ka=ki, Rh -/- , Wh -/-
Abdomen :cembung gravid, nyeri tekan (-)
Ekstremitas: oedem -/-, CRT <2” ,akral hangat
Pemeriksaan Penunjang:
USG, histeroskopi
Kuretase pada pasien yang disertai gangguan haid terutama pada usia agak tua (menyingkirkan hyperplasia endometrium)
Pemeriksaan Penunjang
USG : didapatkan myoma uteri berukuran 3.7x 3 cm
Terapi
Rawat inap
Inf Dextrose NaCl 1500 cc/24 jam
Neurobion 5000 2x1 amp drip
Kalnex 3x1 amp i.v
Pasien diberikan infuse NaCl 1500 cc/24 jam untuk mengganti cairan yang telah hilang selama perdarahan.. Kalnexdiberikan untuk mengurangi perdarahani. Neurobion diberikan untuk multivitamin dan kalmeco untuk kekurangan vitamin B12.Lameson diberikan untuk mengatasi inflamasi.
Kalmeco 500 mg 3x1 p.o
Lameson 3x1 tablet p.o selama 3 harix
Semua pengobatan sudah sesuai untuk symptom pasien.
Pembahasan
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas, diagnosis myoma uteri + anemia dapat dikatakan
tepat. Karena menurut teori, seorang wanita dengan myoma uteri mempunyai gejala klinis
menorargi, metroragi, dismenore dan nyeri perut akibat tumor. Pada pasien ini terdapat
perdarahan dan nyeri perut namun diagnosis myoma baru ditemukan dari USG saat masuk
RSI.
Tindakan yang dilakukan pada pasien ini adalah observasi dan pemberian obat untuk
mengurangi perdarahan dan vitamin.
Nama : Ny. Lilis Hendrayani
Usia : 43 tahun
DPJP : dr. D Dian Indahwati, Sp. OG
Diagnosis masuk : G5P3A1 parturien aterm kala 1 fase laten + KPSW + anemia
Diagnosis keluar : P4A1 partus maturus lahir spontan +anemia
Anamnesis :
Seorang pasien wanita, G5P3A1, mengaku hamil 9 bulan. Pasien datang dengan keluhan keluar cairan bening sekonyong-konyong dari jalan lahir sejak 6 jam SMRS, darah (-). Pasien mengeluh mulas sejak 5 jam SMRS, mulas dirasakan semakin sering dan semakin kuat. menyangkal keluarnya darah dari jalan lahir. Pasien menyangkal ada riwayat terjatuh sebelumnya Pasien mengaku HPHT bulan desember 2014.
Teori
Pecah ketuban secara spontan tersering terjadi pada saat persalinan aktif. Pecah ketuban secara khas tampak jelas sebagai semburan cairan yang normalnya jernih atau sedikit keruh, hampir tidak berwarna dengna jumlah yang bervariasi.
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Pemeriksaan Fisik :
KU: baik Kesadaran : CM
TTV: TD: 110/70 mmHg
N: 88x/mnt
R: 26x/mnt
S: 36,0oC
Kepala: Conjuctiva anemis -/-
Sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thorax : Cor : BJM S1S2, murmur (-)
Pulmo: VBS ka=ki, Rh -/- , Wh -/-
Menentukan pecahnya selaput ketuban dengna adanya cairan ketuban di vagina. Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakkan bagian terbawah janin, atau meminta pasien batuk atau mengedan.
Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus merah menjadi biru.
Tentukan apakah terdapat infeksi, apabila suhu tubuh lebih dari 38 oC kemungkinan sudah terjadi infeksi.
Abdomen : cembung gravid, nyeri tekan (-)
Ekstremitas: oedem -/-, CRT <2” ,akral hangat
Pemeriksaan Obstetrikus :
TFU: 24 cm
LP 92 cm
His (+)
Letak janin: kepala
Pemeriksaan dalam: v/v TAK, portio tebal lunak, ketuban (-), pembukaan 1 cm, presentasi kepala.
Bayi perempuan, BB 1700 gram , PB 43 cm, APGAR 1': 8 5':10
Pemeriksaan Penunjang :
Hematologi rutin dan urinalisis dalam batas normal
Dianjurkan dilakukan pemeriksaan urin rutin dan darah rutin untuk mengetahui kondisi ibu. Pemeriksaan usia janin dengan USG juga dianjurkan. Kesejahteraan janin ditentukan dari NST sehingga kita dapat menentukan apakah ada fetal distress atau tidak, yang dapat dijadikan indikasi untuk SC
Tindakan :
Partus spontan
Terapi Post Partum :
Inf dex 5%/+ bricasma
Pasien diberikan infuse dextrose 5%/24 jam untuk mengganti cairan yang telah hilang selama masa persalinan. Amoxan dan cefiral diberikan untuk pencegahan terhadap infeksi. Mefinal diberikan untuk mengurangi rasa nyeri. Lactomar diberikan untuk memperlancar produksi ASI. Folavit dan
Amoxan 3x1 gram i.v
Cefiral 1x1
Kalmetason 2x1 amp/i.v
Elkana 1x1
Folavit 1x1
Mefinal 3x500 mg p.o
Lactomar 3x1 p.o
elkana diberika sebagai vitamin. Kalmetason diberikan untuk pematangan paru karena bayi masih prematur. Bricasma diberikan untuk tokolitik supaya mengurangi kontraksi
Semua pengobatan yang diberikan telah sesuai dengan berikanobat pasca salin..
Pembahasan :
Pecah ketuban secara spontan tersering terjadi pada saat persalinan aktif. Pecah ketuban secara khas tampak jelas sebagai semburan cairan yang normalnya jernih atau sedikit keruh, hampir tidak berwarna dengna jumlah yang bervariasi. Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas, diagnosis G4P2A1 parturien preterm kala I fase laten dapat dikatakan tepat. Karena menurut teori, seorang wanita dikatakan parturien bila pasien sudah in partu atau sudah terlihat adanya tanda-tanda persalinan seperti adanya his persalinan, pecahnya ketuban, bloody show dan adanya pembukaan. Pada pasien ini sudah didapatkan his persalinan, pecahnya ketuban dan sudah ada pembukaan 1 cm.
Dikatakan kala 1 fase laten, karena pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 1 cm yang berarti pasien masih dalam kala 1 fase laten.
Tindakan yang diberikan dilahirkan secara spontan dan diberikan terapi mefinal 2x1 sebagai pengurang rasa nyeri dan Amoxan dan cefiral diberikan untuk pencegahan terhadap infeksi. Mefinal diberikan untuk mengurangi rasa nyeri. Lactomar diberikan untuk memperlancar produksi ASI. Folavit dan elkana diberika sebagai vitamin. Kalmetason diberikan untuk pematangan paru karena bayi masih prematur. Bricasma diberikan untuk tokolitik supaya mengurangi kontraksi
Nama : Ny Rini N
Usia : 37 tahun
DPJP : dr. Arief Budiono, Sp. OG
Diagnosis masuk : G2P0A1 gravida 39-40 minggu
Diagnosis keluar : P1A1 partus maturus
Anamnesis :
Seorang pasien wanita, G2P0A1, mengaku hamil 9 bulan. Pasien datang dengan keluhan keluar flek sejak 6 jam SMRS berwarna putih, dalam jumlah banyak, flek berwarna coklat dan menggumpal, sehari pasien mengganti pembalut 1 2 kali.Pasien mengaku HPHT tanggal 10 november 2014.
Teori
.
Pemeriksaan Fisik :
KU: baik Kesadaran : CM
TTV: TD: 110/60 mmHg
N: 80 x/mnt
R: 20x/mnt
S: 36,5oC
Kepala: Conjuctiva anemis -/-
Sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thorax : Cor : BJM S1S2, murmur (-)
.
Pulmo: VBS ka=ki, Rh -/- , Wh -/-
Abdomen : cembung gravid, nyeri tekan (-)
Ekstremitas: oedem -/-, CRT <2” ,akral hangat
Bayi perempuan, BB 3145 gram , PB 49 cm, APGAR 1': 9 5':10
Pemeriksaan Penunjang :
Hematologi rutin:
Hb: 7.7 g/dL
Dianjurkan dilakukan pemeriksaan urin rutin dan darah rutin untuk mengetahui kondisi ibu. Pemeriksaan usia janin dengan USG juga dianjurkan. Kesejahteraan janin ditentukan dari NST sehingga kita dapat menentukan apakah ada fetal distress atau tidak, yang dapat dijadikan indikasi untuk SC
Tindakan :
Partus spontan
Terapi Post Partum :
Inf NaCl 0.9% 1000cc/24jam
Ceftriaxone 1x2 gr
Kaltropen 3x1 supp
Pasien diberikan infuse NaCl 0.9 1000 cc/24 jam untuk mengganti cairan yang telah hilang selama masa persalinan. Ceftriaxone diberikan untuk pencegahan terhadap infeksi. Kaltropen diberikan untuk mengurangi rasa nyeri.
Semua pengobatan yang diberikan telah sesuai dengan berikanobat pasca salin..
Pembahasan :