laporan bubut.doc

15
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM DASAR TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI MEMBUBUT Tujuan praktikum : 1. Memahami tentang proses membubut 2. Mengetahui cara kerja mesin bubut 3. Memahami fungsi dari mesin bubut 4. Melatih keterampilan dalam mengoprasikan mesin bubut Dasar Teori : Mesin Bubut Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding). Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengna jalan menukar roda gigi translasi (change gears) yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir(leadscrew). Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai ke khususan karena digunakan untuk monversi dari Halaman | 1

description

teknik membubut

Transcript of laporan bubut.doc

Page 1: laporan bubut.doc

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

DASAR TEKNOLOGI MEKANIK

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI

MEMBUBUT

Tujuan praktikum :

1. Memahami tentang proses membubut2. Mengetahui cara kerja mesin bubut3. Memahami fungsi dari mesin bubut4. Melatih keterampilan dalam mengoprasikan mesin bubut

Dasar Teori :

Mesin Bubut Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja

yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian

dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan

sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak

potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan

(feeding).

Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan

kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan

ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengna jalan menukar

roda gigi translasi (change gears) yang menghubungkan poros spindel

dengan poros ulir(leadscrew).

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan

pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar

bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi

maksimum 127. roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai ke

khususan karena digunakan untuk monversi dari ulir metrik ke ulir inchi.

Prinsip Kerja Mesin Bubut

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa

sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi

Halaman | 1

Page 2: laporan bubut.doc

penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem

berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada

eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi

sayatan yang berbentuk ulir.

Mesin bubut pada waktu dahulu yang pertama kali adalah pembubut

(lathe) yang melepas bahan dengan memutar benda kerja terhadap

pemotong mata tunggal. Mesin bubut adalah mesin yang digunakan untuk

mengerjakan dan membuat benda kerja apapun, baik itu dari bahan yang

masih awal maupun yang sudah jadi tetapi akan diperbaiki bentuk–

bentuknya, namun mesin bubut lebih dikhususkan untuk mengerjakan

benda–benda berbentuk slindris. Pada mesin bubut dilengkapi bagian-bagian

yang sangat mendukung untuk melakukan pembubutan sehingga dengan

kelengkapan dari tiap-tiap bagiannya pun membuat hasil dari mesin bubut

itu sendiri mempunyai ukuran hasil yang akurat. Diluar bagian mesin bubut

untuk mendukung proses pembubutan maka dibantu dengan alat – alat lain

seperti pahat dengan berbagai bentuk,senterdrill dan lain-lain

1. BAGIAN-BAGIAN MESIN BUBUT

1.1 Kepala Tetap (Chuck)

Halaman | 2

Page 3: laporan bubut.doc

Kepala tetap merupakan bagian yang dapat berputar pada mesin

bubut dan berfungsi untuk mencekam benda kerja, karena dilengkapi

dengan alat pencekam yang disebut Chuck. Kepala tetap apabila dilihat dari

banyaknya rahang terbagi menjadi dua bagian:

a). Kepala Tetap yang berahang tiga

b). Kepala Tetap yang berahang empat

Dari kedua jenis kepala tetap diatas yang paling baik digunakan

adalah yang berahang empat karena, daya cengkraman yang diberikan

kepada benda kerja lebih banyak yaitu meliputi empat sisi sehingga akan

lebih aman dan konstan. Kepala tetap berahang tiga, memiliki kekurangan

sebab apabila kita mencekam benda kerja salah satu bagian dari rahang

harus berada dibawah, yang berfungsi menahan benda kerja agar dihasilkan

cengakraman yang maksimal.

Pada setiap permukaan kepala

tetap terdapat tempat untuk kunci L yang berfungsi sebagai tumpuan kunci L

sehingga kita dapat mengatur daya cengkraman rahang.

Pada setiap rahang terdapat lima gigi, benda kerja yang akan diproses

harus diapit oleh kelima gigi tersebut, karena apabila hanya terjepit oleh

satu gigi benda kerja tersebut harus disangga dengan menggunakan center

putar.

Cekam digunakan untuk menjepit benda kerja pada waktu proses penyayatan benda kerja berlangsung sedang memutar cekam maka dihubungkan langsung dengan spindelutama dengan motor penggerak melalui sabuk. Karena

Halaman | 3

Page 4: laporan bubut.doc

fungsinya sebagai penjepit benda kerja yang bervariasi diameternya, maka untuk mengatur kecepatan putar cekam digunakan sistem transmisi sabuk.

1.2 Handle Mesin

Handle mesin merupakan bagian pada mesin bubut yang berfungsi

untuk mengatur kecepatan putaran rotasi permenit (rpm), pengaturan

kecepatannya dilakukan dengan cara pengaturan koordinat yang datanya

disesuaikan dari hasil perhitungan kecepatan, sedangkan untuk penentuan

koordinat dibantu dengan beberapa switch–switch yang berpatokan pada

bagan pengaturan yang bisa ditarik pada sumbu x dan sumbu y. Pada handle

terdapat bermacam-macam kecepatan yang dapat diatur terlebih dahulu.

Oleh karena itu diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap kecepatan

yang dibutuhkan pada mesin bubut tersebut, agar dalam proses

pembubutan dapat memperoleh hasil yang terbaik.

Pada bagian dalam handle mesin sendiri terdapat banyak roda gigi yang

diatur untuk menghasilkan putaran yang sesuai dengan penentuan

koordinat.

1.3 Tail Stock (Kepala Lepas)

Tail Stock berfungsi sebagai tempat chuck drill,

center putar dan center drill yang dimasukkan kedalam

lubang slinder yang terdapat pada mulut tail stock . Pada tail stock terdapat

spindle yang berfungsi untuk mengatur panjang pendeknya lubang selinder,

Halaman | 4

Page 5: laporan bubut.doc

selain itu juga Tail Stock dilengkapi pengunci gerakan tail stock yang

memiliki tuas panjang, serta pengunci gerakan lubang selinder yang memiliki

tuas pendek.

1.4 Dudukan Tail Stock (Bed)

Bed berfungsi sebagai lintasan gerak Tail Stock dan sebagai dudukan untuk

menahan tail stock ketika sedang digeser secara horizontal. Sehingga pada

kepala lepas tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Lampu di, gunakan sebagai penerangan saat menggunakan

mesin bubut

Alat pendingin berada di sebelah lampu digunakan untuk mendinginkan benda kerja yang sedang dibubut agar tidak menimbulkan panas berlebih yang dapat membuat pahat menjadi hitan dan tidak bisa digunakan lagi.

Halaman | 5

Page 6: laporan bubut.doc

Kereta luncur terdiri dari perletakan majemuk, sadel pahat dan apron. Konstruksinya kaku karena harus menyangga dan memandu pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua hantaran tangan untuk memandu pahat dalam arah menyilang. Roda tangan yang atas mengendalikan gerakan perletakan majemuk dan roda tangan dibawah untuk menggerakkan kereta luncur sepanjang landasan.

Apron yang terletak pada kereta luncur berisi kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur baik dengan tangan atau dengan daya.

1.5 Rumah Pahat dan Dudukan Rumah Pahat

Rumah Pahat

Rumah Pahat berfungsi untuk tempat pemasangan pahat. Pada rumah

pahat terdapat pengunci pahat yang berfungsi untuk mengunci pahat

sehingga pahat tidak akan bergerak ketika proses pembubutan, selain itu

ada juga untuk mengatur tinggi rendahnya rumah pahat ketika akan

disetting untuk bisa setinggi dengan center drill.

Dudukan Rumah Pahat

Halaman | 6

Page 7: laporan bubut.doc

Berfungsi sebagai dudukan rumah pahat. Pada dudukan rumah pahat

terdapat baut untuk mengatur posisi kemiringan dudukan rumah pahat.

1.6 Eretan Melintang Bawah

Eretan melintang bawah berfungsi melakukan

pergerakan memahat untuk arah secara vertikal.

Pada eretan melintng bawah ini terdapat skala

ukuran, sehingga kita bisa menentukan seberapa

dalam benda kerja (biasanya dalam penentuan

diameter) yang akan dilakukan pembubutan.

Tombol Emergensi Stop digunakan untuk mematikan mesin, digunakan apabila terjadi kecelakaan kerja atau kesalahan kerja.

Faktor utama dalam membubut adalah :

Jenis bahan yang ingin di kerjakanLuas penampang bahan atau ukuran benda kerjaKecepatan potong dalam proses membubut

Pada saat melakukan proses pembubutan faktor utama dalam pembubutan adalah kecepatan potong, dan kecepatan potong ini dipengaruhi oleh :

Kekuatan bahan yang dikerjakanTingkat kehalusan yang ingin dicapai Bahan pahat yagn digunakanBentuk pahat yang digunakanKeadaan mesin bubut

Dalam melakukan proses pembubutan, arah dan gerak potong sangat berpengaruh, berikut macam – macam gerak dalam membubut :

a. Gerakan berputar Kecepatan putar bendakerja digerakan pada pahat, dan dinamakan “kecepatan pototng”

Halaman | 7

Page 8: laporan bubut.doc

b. Gerakan memanjangJika pemotongan arahnya sejajar dengan sumbu benda kerja, gerakan ini dinamakan “gerakan memanjang” dan dinamakan “pemakaman”.

c. Gerakan melintangjika pemotongan itu arahnya tegak lurus terhadap sumbu benda kerja, dinamakan “gerakan melintang” atau “pemotongan permukaan”.

Untuk menentukan kecepatan potong dalam proses membubut menggunakan rumus :

140

Keterangan:

n = Putaran (rpm)

Vc = Kecepatan potong

d = Diameter benda kerja (mm)

= ketetapan (3,14)

Makin besar diameter benda kerja maka kecepatan potong akan semakin cepat.

LANGKAH KERJA

Langkah Persiapan1. Membaca dan mempelajari gambar kerja

Melihat bentuk benda yang akan dikerjakan dengan skala dan ketentuan batas toleransi serta nama dari bentuk benda kerja itu sendiri.

2. Memprediksi peralatan yang akan digunakan

Peralatan yang digunakan adalah :

1. Benda kerja 2. Mistar3. Kacamata pelindung

Kaca mata perlu digunakan untuk melindungi mata karena pada

proses membubut akan banyak kejadian fatal yaitu terlemparnya

Halaman | 8

Page 9: laporan bubut.doc

brum yang sangat panas dan berbahaya. Dengan menggunakan kaca

mata ini kemungkinan besar mata pekerja akan terhindar dari suatu

hal yang sangat fatal yang bertaburan pada proses membubut.

4. Mesin bubut

Mesin bubut sangat diperlukan dalam proses pembubutan karena bila mesin

bubutnya tidak ada maka kita tidak dapat mengerjakan proses pembubutan.

5. Jangka sorong (vernier caliper)

Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ukuran-ukuran luar dan dalam, diameter luar dan dalam serta kedalaman dalam satuan mm atau inchi.

7.Pahat tepi rata kanan

Pahat yang dipergunakan pada proses ini yaitu pahat tepi rata. Pahat

berguna untuk membubut benda kerja. Pahat-pahat dapat digolongkan atas :

pahat kanan dan pahat kiri. Bila pahat dipegang pada permukaannya

menghadap pekerja dengan ujung menunjuk kebawah dan ujung potong

berada disebelah kanan, ini dinamakan pahat kanan. Pahat kanan memotong

dari kanan ke kiri, sedangkan pahat kiri memotong dari kiri ke kanan. Namun

kali ini menggunakan pahat tepi rata.

Halaman | 9

Page 10: laporan bubut.doc

Langkah kerja :

1. Mempersiapkan alat dan peralatan praktikum dan bahan yang diperlukan, terutama mengaktifkan mesin bubut terlebih dahulu, dan perlengkapan dari mesin bubut.

2. Terlebih dahulu mengukur diameter benda kerja dengan menggunakan jangka sorong. Membandingkan gambar kerja dengan ukuran sebenarnya. Setelah itu chek aman atau tidak masuk ke dalam dimensi dan toleransi yang ditentukan.

3. Pasang pahat rata kanan pada rumah pahat dengan posisi pahat menjulur dari rumah pahat + 20mm dengan ketentuan mata pahat berada di sebelah kiri atas.

4. Mengatur pahat,Kendorkan baut di atas tulpos, kemudian miringkan + 10o ke arah kanan, kemudian dekatkan mata pahat dengan mata center putar dengan memutar spindel pada kepala lepas dan bandingkan tinggi mata pahat dengan tinggi ujung center putar jika mata pahat lebih tinggi dari pada ujung center putar maka kendorkan baut pengatur ketinggian ke arah kiri pada tulpos dan putar baut pengatur ketinggian pada rumah pahat ke arah kanan, atur sampai setinggi dan satu titik dengan mata center putar. Setelah itu, kencangkan baut pengatur ketinggian pada tulpos serta putar kembali + 10o ke arah kiri (kembali ke posisi semula) dan kencangkan baut di atas tulpo

5. Menentukan kecepatan potong dari diameter yang sudah diketahui dengan menggunakan rumus diatas. Kemudian Menghitung handle mesin sesuai perhitungan dengan cara menyesuaikan perhitungan putaran mesin pada mesin bubut.Sebagai acuan, pada mesin bubut terdapat aturan penentuan kecepatan putar pemotongan, sebagai berikut :

Halaman | 10

Page 11: laporan bubut.doc

I 60 95 145 A

II

225 355 535 B

835 1320 2000 C

6. Mencekam benda kerja1) Apabila rahang pencekam mempunyai 3 buah rahang, maka salah

satu rahang harus bearada di bawah benda kerja,2) Usahakan seluruh gigi pada chuck mencekam benda kerja, jika

rahang chuck yang mencekam benda kerja hanya satu gigi gunakan penyangga center putar, maka pencekaman aman.

7. Nyalakan mesin bubut sesuai dengan kecepatan putar, dan lakukan proses pemotongan sesuai dengan yang diinginkan.

8. Mematikan mesin bubut jika sudah tidak dioprasionalkan. jika permukaan muka depan sudah bersih, rata dan halus

9. Membersihkan alat dan peralatan yang digunakan .

10.Mengembalikan alat dan peralatan yang digunakan ketempat penyimpanan yang semestinya.

11.Memberikan pelumas untuk mesin bubut, terutama untuk bagian – bagian yang bergerak pada mesin bubut, guna menjaga keawetan fungsi dari bagian – bagian tersebut guna mencegah pengkorosian.

12.Membersihkan sisa – sisa pemotongan atau serabut sisa dari pemotongan yang terdapat pada mesin bubut atau yang tercecer disekitar area praktikum.

Data Hasil Praktium:

1) Ukuran benda kerja sebelumnya berbentuk silinder dengan ukuran panjang 100mm dan dengan diameter 20mm.

Halaman | 11

Page 12: laporan bubut.doc

2) Kemudian dibentuk ukuran menjadi diameter 19mm dengan panjang 25mm, diameter 17mm dengan panjang 30 mm, diameter 15mm dgn panjang 30 mm dan diameter 13mm dengan panjang 15mm dalam satu benda kerja sehingga terdapat 4 ukuran diameter dalam 1 benda kerja sehingga total panjangnya menjadi 100mm.

3) Kemudian dikecilkan lagi menjadi berukuran diameter mm dengan panjang 25mm, diameter mm dengan panjang 30 mm, diameter mm dgn panjang 30 mm dan diameter mm dengan panjang 15mm dalam satu benda.

4)

Catatan : untuk memudahkan dalam pengukuran panjang jumlah yang akan dimakan maka untuk mendapatkan ketepatan ukuran tanpa menggunakan mistar ukur, pada pemutar eretan baik itu eretan melintang dengan arah kiri kanan atau eretan atas dengan arah depan belakang, terdapat suatu jumlah ukuran dalam hitungan satu kali putaran pemutar eretan.

Analisis :

Halaman | 12

Page 13: laporan bubut.doc

A. Aspek yang perlu diperhatikan saat berlangsungnya proses praktikum 1) Penempatan posisi personal praktikum, seperti :

Dilarang berdiri di depan cekam yang sedang beroprasi atau bergerak.

Dilarang menggoda atau mengganggu konsentrasi pekerja. Menempatkan peralatan pada tempat yang benar dan tidak

mengganggu proses praktikum. Dilarang mengambil posisi ditempat aliran kelistrikan mesin

bubut dan mengganggu kstabilan mesin bubut.2) Mengenakan kacamata pengaman guna menghindari serpihan dari

hasil proses pemakanan benda kerja.3) Ketepatan kekuatan dari pemasangan benda kerja pada cekam, guna

menghindari kecelakaan dari kelonggaran pemasangan yang mengakibatkan aus pada cekam.

B. Kendala praktikumDalam melaksanakan praktikum tidak menutup kemungkinan

terdapatnya kendala yang menghambat kelancaran proses praktikum, dan beberapa kendala yang terdapat selama proses praktikum antara lain :1. Keterbatasan individual dalam pembacaan skala ketepatan ukuran

atau NST (Nilai Skala Terkecil) pada alat ukur.2. Tidak terdapatnya sistem pendingin pada mesin bubut sehingga

terjadinya pemanasan pada benda kerja yang bisa mengakibatkan pemuaiaan dan keterhambaatan pemegangan.

3. Kaca mata pelindung yang sudah mulai rusak (buram), sehingga pengelihatan terganggu dan terhambat.

Halaman | 13