Laporan Biokimia . Perc. 1

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senyawa-senyawa organik seperti protein, pati/karbohidrat, dan lipid banyak terdapat dalam makanan yang dikonsumsi manusia dalam kehiduan sehari-hari. Untuk mengetahui spesifikasi keberadaan senyawa-senyawa tersebut, para ilmuwan telah melakukan banyak penelitian untuk menguji sampel- sampel makanan yang diduga mengandung senyawa-senyawa organik tersebut. Dalam hal pengujian sampel, peneliti menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu untuk mengidentifikasi adanya senyawa-senyawa organik tersebut. Pereaksi - pereaksi yang digunakan dapat memberikan ciri khas tertentu bila teridentifikasi adanya senyawa-senyawa organik dalam suatu sampel, misalnya terbentuknya warna pada larutan sampel. Pengidentifikasian dapat pula dilakukan melalui

description

Laporan Praktikum Biokimia

Transcript of Laporan Biokimia . Perc. 1

Page 1: Laporan Biokimia . Perc. 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Senyawa-senyawa organik seperti protein, pati/karbohidrat, dan lipid

banyak terdapat dalam makanan yang dikonsumsi manusia dalam kehiduan

sehari-hari. Untuk mengetahui spesifikasi keberadaan senyawa-senyawa

tersebut, para ilmuwan telah melakukan banyak penelitian untuk menguji

sampel-sampel makanan yang diduga mengandung senyawa-senyawa organik

tersebut. Dalam hal pengujian sampel, peneliti menggunakan pereaksi-pereaksi

tertentu untuk mengidentifikasi adanya senyawa-senyawa organik tersebut.

Pereaksi - pereaksi yang digunakan dapat memberikan ciri khas tertentu

bila teridentifikasi adanya senyawa-senyawa organik dalam suatu sampel,

misalnya terbentuknya warna pada larutan sampel. Pengidentifikasian dapat

pula dilakukan melalui pengujian ketengikan, ketidakjenuhan, denaturasi,

pengendapan dan lain-lain. Pengujian yang dilakukan disesuaikan dengan jenis

senyawa yang akan diidentifikasi.

Beberapa jenis pereaksi yang sering digunakan yaitu pereaksi Fehling,

pereaksi Benedict, pereaksi Ninhidrin, pereaksi Millon, pereaksi Nelson,

larutan HCl 0,1 M, larutan NaOH 0,1 M, larutan asam asetat 1 M, larutan

dapar/buffer asetat, larutan iod 0,01 N, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka akan dilakukan praktikum

pembuatan pereaksi untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa-senyawa

Page 2: Laporan Biokimia . Perc. 1

organik seperti protein, asam amino, pati/karbohidrat, enzim dan lipid pada

sampel bahan makanan.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan

pereaksi yang digunakan untuk megidentifikasi suatu sampel yang

mengandung protein, asam amino, pati/karbohidrat, enzim dan lipid.

C. Prinsip Percobaan

Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu pembuatan pereaksi agar dapat

dilakukan pengidentifikasian suatu sampel yang mengandung protein, asam

amino, karbohidrat, pati, enzim dan lipid.

Page 3: Laporan Biokimia . Perc. 1

BAB II

TEORI PENDUKUNGTes Benedict dan Barfoed didasarka pada reduksi Cu++ menjadi Cu+. Pada

tes reduksi tembaga dalam larutan alkali, senyawa kompleks seperti asam sitrat (Benedict’s solution) atau tartarat (Fehling’s solution) ditambahkan untuk membentuk warna biru pada ion kompleks dengan Cu++. Hal ini dilakukan untuk mencegah pengendapan CuCO3 dalam larutan sodium karbonat (Benedict’s reagent), dan Cu(OH)2 atau CuO dalam larutan sodium hidroksida (Fehling’s reagent). Hasil oksidasi dari karbohidrat dalam larutan alkali adalah kompleks sebenarnya dan banyak. Belum semuanya diidentifikasi. Senyawa maltosa, laktosa, sukrosa tidak direduksi dengan larutan Benedict, karena tidak mempunyai gugus bebas aldehid atau keto.

Ketika ninhidrin yang berisis asam amino dipanaskan, warna kompleks akan terbentuk. Untuk salah satu asam amino, intensitas warna yang terbentuk adalah sebanding dengan konsentrasi asam amino. Pada proses ini dapat mentukan secara kuantitatif banyaknya asam amino yang ada. Dalam penambahan, ketika amonia dan karbon dioksida dibebaskan pada reaksi ini, mungkin juga dilakukan pengukuran secara kuantitatif (Harrow, dkk., 1960).

Pereaksi ninhidrin, mengandung ninhidrin, etilen glikol, buffer asetat, dan stannous klorida suspension, initially a pale red color is added to 1-10 µg of protein hydrolysate in a flat – bottom microtiter plate. During the 10-min incubation at 100 oC, reaksi amonia dengan reagen ninhidrin menghasilkan diketohidrinliden-diketohidrindamin ( Susan, 1960).

A buffer digunakan ketika bekerja dengan proteins to resist changes in the hydrogen ion konsentrasi (pH) of the larutan protein. The selection of an appropriate buffer is important in order to maintain the protein at desire pH and to ensure reproducible experimental result. A Rudimentary description of key concept ts behind buffering, such as pH and pKa, can be found in calbiochem “ buffer “ booklet and stryer (Wiley, 1991).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat-Alat dan Bahan yang Digunakan

1. Alat

Page 4: Laporan Biokimia . Perc. 1

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai

berikut :

Labu takar 50 mL, 100 mL @ 2 buah, 6 buah

Gelas kimia 250 mL, 300 mL, 600 mL @ 3 buah, 1 buah, 1 buah

Gelas ukur 10 mL 1 buah

Pipet volume 10 mL, 25 mL @ 1 buah

Batang pengaduk 5 buah

Spatula 5 buah

Kaca arloji 2 buah

Pipet tetes 5 buah

Filler 1 buah

Botol timbang 3 buah

Botol semprot 5 buah

Botol wadah 3 buah

2. Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai

berikut :

Kristal CU(II)SO4

Asam sulfat (H2SO4)

Padatan natrium hidroksid (NaOH)

Natrium kalium tartarat (garam Rochelle)

Natrium sitrat (Na3C6H5O7.11H2O)

Natrium karbonat anhidrat (NaCO3)

Page 5: Laporan Biokimia . Perc. 1

Natrium bikarbonat (Na2CO3)

CuSO4 hidrat

Ninhidrin

HgSO4

NaNO2

Asam klorida (HCl)

Asam asetat glasial

Natrium asetat (C3H3C2Na)

Kalium iodida (KI)

Iod (I2)

Natrium sulfat anhidrat (Na2SO4)

Tembaga sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O)

Aquadest

B. Posedur Kerja

1. Pembuatan Pereaksi Fehling

Larutan Fehling A

- Ditimbang 6,928 g kristal Cu(II)SO4

- Disimpan dalam gelas kimia

- Ditambahkan 10 mL larutan asam sulfat encer

- Diaduk dengan batang pengaduk hingga kristal larut

- Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

- Dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga tanda tera

- Dikocok

Page 6: Laporan Biokimia . Perc. 1

Larutan Fehling B

- Ditimbang 12 g NaOH dan 34,6 g natrium kalium tartarat

- Dimasukkan kedalam gelas kimia

- Dilarutkan dengan aquadest

- Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

- Dicukupkan volumenya hingga tanda tera

- Dikocok

2. Pembuatan Pereaksi Benedict

Ditimbang 34,6 g natrium sitrat (Na3C6H5O7.11H2O) dan 1 g natrium

karbonat anhidrat

Dimasukkan ke dalam gelas kimia

Dilarutkan dengan 80 mL aquadest

Ditambahkan kembali 5 mL aquadest

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Ditambahkan 3,46 g CuSO4 yang dilarutkan dalam 10 mL aquadest

Dicukupkan volumenya hingga tanda tera

Dikocok

3. Pembuatan Pereaksi Ninhidrin

Ditimbang 0,2 g ninhidrin

Dimasukkan ke dalam gelas kimia

Ditambahkan aquadest

Diaduk hingga ninhidrin larut

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Page 7: Laporan Biokimia . Perc. 1

Dicukupkan volumenya hingga tanda tera

Dikocok

4. Pembuatan Pereaksi Millon

Pembuatan larutan H2SO410%

- Dipipet 5 mL H2SO4 pekat

- Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL

- Dicukupkan volumenya hingga tanda tera

- Dikocok

Pembuatan larutan HgSO4

- Ditimbang 0,5 g HgSO4

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia

- Ditambahakan sedikit larutan asam sulfat 10%

- Diaduk hingga larut

- Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL

- Dicukupkan volumenya dengan larutan asam sulfat 10%

- Dikocok

Pembuatan larutan NaNO2 1%

- Ditimbang 0,5 g NaNO2

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia

- Dilarutkan dengan sedikit aquadest

- Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL

- Dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga tanda tera

- Dikocok

Page 8: Laporan Biokimia . Perc. 1

5. Pembuatan Larutan HCl 0,1 M

Dipipet 5 mL HCl 2 M

Dimasukaan ke dalam labu takar 100 mL

Ditambahkan dengan aquadest hingga tanda tera

Dikocok

6. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 M

Ditimbang 0,4 gram NaOH

Dimasukkan kedalam gelas kimia

Dilarutkan engan sedikit aquadest

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Dokocok

7. Pembuatan Larutan Asam Asetat 1 M

Dipipet larutan Asam Asetat Glasial 5,775 mL

Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL

Ditambahkan aquadest sampai tanda tera

Dikocok hingga homogen

8. Pembuatan Larutan Dapar/Buffer Asetat

Larutan A

- Dipipet 1,155 mL Asam Asetat Glasial

- Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL

- Ditambahkan aquadest hingga tanda tera

- Dikocok hingga homogen

- Didiamkan selama beberapa menit

Page 9: Laporan Biokimia . Perc. 1

Larutan B

- Ditimbang C3H3C2Na 1,64 gram

- Dimasukkan dalam gelas kimia 100 mL

- Diaduk hingga larut

- Didiamkan beberapa menit

- Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL

- Ditambahkan aquadest hingga tanda tera

- Dikocok

9. Pembuatan Larutan Iod 0,01 N

Ditimbang 0,25 g KI dan 0,126 g I2

Dilarutkan dengan aquades dalm gelas kimia

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Dicukupkan volumenya hingga tanda tera

Dikocok

10. Pembuatan Pereaksi Nelson

Larutan Nelson A

- Ditimbang 1,25 g natrium karbonat anhidrat + 1,25 g Rochelle

+ 1 g natrium bikarbonat + 10 g natrium sulfat anhidrat

- Dilarutkan dengan 350 mL aquadest dalam gelas kimia

- Dimasukkan ke dalam labu takar 500 mL

- Dicukupkan volumenya hingga tanda tera

- Dikocok

Larutan Nelson B

Page 10: Laporan Biokimia . Perc. 1

- Ditimbang 7,5 g CuSO4.5H2O

- Dilarutkan dengan sedikit aquadest dalam gelas kimia

- Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL

- Dicukupakn volumenya hingga tanda tera

- Dikocok

B. Reaksi Lengkap

C. Perhitungan

1. Pembuatan larutan HCl 0,1 M

M1 . V1 = M2 . V2

2 M x V1 = 0,1 M x 100 mL

V1 =

2. Pembuatan larutan NaOH 0,1 M

M NaOH =

gram =

=

D. Pembahasan

DAFTAR PUSTAKABioanalytic

Page 11: Laporan Biokimia . Perc. 1

Harrow, Benjamin, Ernest Borek, Abraham Mazur, Gilbert C.H. Stone, Harry Wagreich, 1960. Biochemistry. Sauders. London