LAPORAN BIOKIM 1.1 copy.doc
-
Upload
bayu-orlando-ardana -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of LAPORAN BIOKIM 1.1 copy.doc
METODE
Alat dan Bahan
Alat
1. Spuit 3 cc
2. Torniquet
3. Vacuum tube red cap
4. Sentrifugator
5. Tabung reaksi 3 mL
6. Rak tabung reaksi
7. Mikropipet (100 µL – 1000 µL)
8. Yellow tip
9. Spektrofotometer
Bahan
1. Serum 10 µL
2. reagen 1000 µL
Cara Kerja
1. Siapkan darah probandus 3 cc.
2. Darah dimasukkan ke dalam vacuum tube red cap dan
disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit, kemudian diambil
serumnya untuk sampel.
3. Campurkan 1000 µL reagen dengan 10 µl serum
4. Inkubasi selama 10 menit
5. Lihat hasilnya dengan menggunakan spektrofotometer
Cara perhitungan
Hitung selisih nilai absorbansinya.
(Abs test 2- Abs test 1) + (Abs tes 3- abs tes 2) = delta Abs tes menit
2
Faktor : 6592
Creatin kinase (U/L) = (delta Abs test/ menit) x faktor
Nilai Normal
Kadar Normal CK: Laki-laki : <160 U/L
Perempuan: <130 U/L
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pemeriksaan
Nama probandus : Ronaa Alief Fauziyyah
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
B. Pembahasan
Pemeriksaan Creatin Kinase N-Acetyl (NAC) dilakukan untuk mengetahui kadar CK
total dalam darah meliputi CKMB, CKMM dan CKBB. Berdasarkan hasil
pemeriksaan didapatkan bahwa kadar CK probandus 6 U/L. Berdasarkan hasil ini
dapat diketahui bahwa kadar CK probandus dalam batas normal, yaitu kurang dari
130 U/L. Tetapi tidak menutup kemungkinan CK dalam darah probandus juga dapat
meningkat. Ada beberapa faktor yang mungkin terjadi dalam melakukan praktikum,
yaitu :
1. Faktor Praktikan
Faktor praktikan merupakan kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan
praktikan selama pengukuran. Misalnya, dalam pengambilan reagen serta plama
darah serta kesalahan pengukuran bahan-bahan praktikum lain, dan lain
sebagainya.
2. Faktor Alat-alat yang Digunakan
Dari segi alat-alat praktikum, tidak menutup kemungkinan adanya alat-alat
yang sudah mengalami kerusakan. Selain itu, dapat pula terjadi bahwa alat sudah
tidak akurat dalam menunjukkan hasil. Misalnya kondisi spektrofotometer yang
sudah rusak, sehingga mempengaruhi hasil pengukuran kadar trigliserida. Namun
secara umum, apabila semua prosedur sudah dijalankan dengan benar dan alat
sudah teruji dalam keadaan baik, maka hasil pengukuran tersebut merupakan hasil
pengukuran yang benar.
3. Waktu inkubasi
Waktu inkubasi yang terlalu lama.
A. Aplikasi Klinis
1. Infark Miokard
Definisi
Infark adalah daerah nekrosis iskemik terbatas yang disebabkan oleh oklusi
suplai arteri atau drainase vena pada bagian tersebut. (Dorland, 2012)
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(Fenton, 2009).
Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak
umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan (Santoso, 2005).
Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan Acute Myocardial Infarction adalah
suplaidarah oksigen ke miokard berkurang (aterosklerosis, spasme, arteritis,
stenosis aorta, insufisiensi jantung, anemia, hipoksemia), curah jantung yang
meningkat (emosi, aktivitas berlebih, hipertiroidisme), dan kebutuhan oksigen
miokard meningkat (kerusakan miokard, hpertropi miokard, hipertensi
diastolik). Penyebab infark miokard yang jarang adalah penyakit vaskuler
inflamasi, emboli (endokarditis, katupbuatan), spasme koroner yang berat (misal
setelah menggunakan kokain), peningkatan viskositas darah serta peningkatan
kebutuhan O2 yang bermakna saat istirahat.
Patofisiologi
AMI terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama yaitu lebih
dari30-45 menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel.
Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti berkontraksi selamanya.
Iskemia yang terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit arteri
koroner /coronary artery disease (CAD). Pada penyakit ini terdapat
materi lemak (plaque) yang telah terbentuk dalam
beberapa tahun di dalam lumen arteri koronaria (arteri yang mensuplay darah
dan oksigen pada jantung). Plaque dapat rupture sehingga
menyebabkan terbentuknya bekuan darah pada permukaan plaque. Jika bekuan
menjadi cukup besar, maka bisa menghambat aliran darah baik total maupun
sebagian pada arteri koroner.
Terbendungnya aliran darah menghambat darah yang kaya oksigen mencapaiba
gian otot jantung yang disuplai oleh arteri tersebut. Kurangnya oksigen akan
merusak otot jantung. Jika sumbatan itu tidak ditangani dengan cepat, otot
jantungang rusak itu akan mulai mati. Selain disebabkan oleh terbentuknya
sumbatan oleh plaque ternyata infark juga bisa terjadi pada orang dengan arteri
koroner normal (5%). Diasumsikan bahwa spasme arteri koroner berperan
dalam beberapa kasus ini Spasme yang terjadi bisa dipicu oleh beberapa hal
antara lain : mengkonsumsi obat-obatan tertentu, stress emosional,
merokok, dan paparan suhu dingin yang ekstrim spasme bias
terjadi pada pembuluh darah yang
mengalami aterosklerotik sehingga bisa menimbulkan oklusi kritis sehingga bis
a
menimbulkan infark jika terlambat dalam penangananya. Letak infark
ditentukan juga oleh letak sumbatanarteri koroner yang mensuplai darah ke
jantung. Terdapat dua arteri koroner besar yaitu arteri koroner kanan dan
kiri. Kemudian arteri koroner kiri bercabang menjadi dua yaitu Desenden
Anterior dan arteri sirkumpeks kiri. Arteri koronaria Desenden Anterior kiri
berjalan melalui bawah anterior dinding ke arah afeks jantung. Bagian ini
menyuplai aliran dua pertiga dari septum intraventrikel, sebagaian besar apeks
dan ventrikel kiri anterior. Sedangkan cabang sirkumpleks kiri berjalan dari
koroner kiri kearah dinding lateral kiri dan ventrikel kiri. Daerah yang disuplai
meliputi atrium kiri, seluruh dinding posterior, dan sepertiga septum
intraventrikel posterior. Selanjutnya arteri koroner kanan berjalan dari aorta sisi
kanan arteri pulmonal kearah dinding lateral kanan sampai ke posterior jantung.
Bagian jantung yang disuplai meliputi : atrium kanan, ventrikel kanan, nodus
SA, nodus AV, septum interventrikel posterior superior, bagian
atrium kiri, dan permukaan diafragmatik ventrikel kiri. Berdasarkan hal diatas
maka dapat diketahui jika infark anterior kemungkinan disebabkan gangguan
pada cabang desenden anterior kiri, sedangkan infark inferior
bisa disebabkan oleh lesi pada arteri koroner kanan. Berdasarkanketebalan
dinding otot jantung yang terkena maka infark bisa dibedakan menjadi infark
transmural dan subendokardial. Kerusakan pada seluruh lapisan
miokardiomdisebut infark transmural, sedangkan jika hanya mengenai lapisan
bagian dalam sajadisebut infark subendokardial. Infark miokardium akan
mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis akan kehilangan daya
kotraksinya begitupun otot yang mengalami iskemi (disekeliling daerah infark).
Secara fungsional infark miokardium menyebabkan perubahan-perubahan
sebagai berikut: Daya kontraksi menurun, gerakan dinding abnormal (daerah
yang terkenainfark akan menonjol keluar saat yang lain melakukan kontraksi),
perubahan daya kembang dinding ventrikel, penurunan volume sekuncup,
Penurunan fraksi ejeksi. Gangguan fungsional yang terjadi tergantung pada
beberapa faktor dibawah ini: Ukuran infark jika mencapai 40% bisa
menyebabkan syok kardiogenik. Lokasi Infark dinding anterior mengurangi
fungsi mekanik jantung lebih besar dibandingkan jika terjadi
pada bagian inferior. Sirkulasi kolateral berkembang sebagai respon terhadap
iskemi kronik dan hiperferfusi regional untuk memperbaiki aliran darah yang
menuju miokardium. Sehingga semakin banyak sirkulasi kolateral, maka
gangguan yang terjadi minimal. Mekanisme kompensasi
bertujuan untuk mempertahankan curah jantung dan perfusi perifer. Gangguan
akan mulai terasaketika mekanisme kompensasi jantung tidak berfungsi dengan
baik.
Patogenesis
Umumnya IMA didasari oleh adanya ateroskeloris pembuluh darah koroner.
Nekrosismiokard akut hampir selalu terjadi akibat penyumbatan total arteri
koronaria olehtrombus yang terbentuk pada plak aterosklerosis yang tidak
stabil, juga seringmengikuti ruptur plak pada arteri koroner dengan stenosis
ringan (50-60%).Kerusakan miokard terjadi dari endokardium ke epikardium,
menjadi komplit danireversibel dalam 3-4 jam. Secara morfologis, IMA dapat
terjadi transmural atau sub-endokardial. IMA transmural mengenai seluruh
dinding miokard dan terjadi padadaerah distribusi suatu arteri koroner.
Sebaliknya pada IMA sub-endokardial,nekrosis terjadi hanya pada bagian dalam
dinding ventrikel.
2. Trauma kepala
Definisi
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang
menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan
atau gangguan fungsional jaringan otak (Sastrodiningrat, 2009).
Menurut Brain Injury Association of America, cedera kepala adalah suatu
kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi
disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi
atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan
kognitif dan fungsi fisik (Langlois, Rutland-Brown, Thomas, 2006).
Manifestasi Klinis
Menurut Reissner (2009), gejala klinis trauma kepala adalah seperti berikut:
Tanda-tanda klinis yang dapat membantu mendiagnosa adalah:
a. Battle sign (warna biru atau ekhimosis dibelakang telinga di atas os mastoid)
b. Hemotipanum (perdarahan di daerah menbran timpani telinga)
c. Periorbital ecchymosis (mata warna hitam tanpa trauma langsung)
d. Rhinorrhoe (cairan serobrospinal keluar dari hidung)
e. Otorrhoe (cairan serobrospinal keluar dari telinga)
Tanda-tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala ringan;
a. Pasien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat
kemudian
sembuh.
b. Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan.
c. Mual atau dan muntah.
d. Gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun.
e. Perubahan keperibadian diri.
f. Letargik
Tanda-tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala berat;
a. Simptom atau tanda-tanda cardinal yang menunjukkan peningkatan di otak
menurun atau meningkat.
b. Perubahan ukuran pupil (anisokoria).
c. Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi pernafasan).
d. Apabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan atau posisi
abnormal ekstrimitas
Etiologi
a) Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu lintas adalah dimana sebuah kenderan bermotor bertabrakan
dengan kenderaan yang lain atau benda lain sehingga menyebabkan
kerusakan atau kecederaan kepada pengguna jalan raya
b) Jatuh
Menurut KBBI, jatuh didefinisikan sebagai (terlepas) turun atau meluncur ke
bawah dengan cepat karena gravitasi bumi, baik ketika masih di gerakan
turun maupun sesudah sampai ke tanah.
c) Kekerasan
Menurut KBBI, kekerasan didefinisikan sebagai suatu perihal atau perbuatan
seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain,
atau menyebabkan kerusakan fisik pada barang atau orang lain (secara
paksaan).
patogenesis
Beberapa mekanisme yang timbul terjadi trauma kepala adalah seperti translasi
yang terdiri dari akselerasi dan deselerasi. Akselerasi apabila kepala bergerak ke
suatu arah atau tidak bergerak dengan tiba-tiba suatu gaya yang kuat searah
dengan gerakan kepala, maka kepala akan mendapat percepatan (akselerasi)
pada arah tersebut. Deselerasi apabila kepala bergerak dengan cepat ke suatu
arah secara tiba-tiba dan dihentikan oleh suatu benda misalnya kepala menabrak
tembok maka kepala tiba-tiba terhenti gerakannya. Rotasi adalah apabila
tengkorak tiba-tiba mendapat gaya mendadak sehingga membentuk sudut
terhadap gerak kepala. Kecederaan di bagian muka dikatakan fraktur
maksilofasial (Sastrodiningrat, 2009).
3. Kram Otot
Definisi
Kram otot merupakan kontraksi otot yang memendek atau kontraksi
sekumpulan otot yang terjadi secara mendadak dan singkat, yang biasanya
menimbulkan nyeri. Otot yang mengalami kram sulit untuk menjadi rileks
kembali. Bisa dalam hitungan menit bahkan jam untuk meregangkan otot
yangkram itu. Kontraksinya sendiri dapat terjadi dalam waktu beberapa detik
sampai beberapa menit. Selain itu, kram otot seringkali dapat menimbulkan kelu
han nyeri.
Etiologi
a. Kelelahan
b. Dehidrasi atau kekurangan cairan dan elektrolit
c. Kekurangan kalium dan natrium yang sering terjadi pada olahragawan.
Patogenesis
Kurangnya aliran darah ke otot yang disebabkan adanya penumpukan asam
laktat pada aliran darah akibat metabolisme tubuh yang kurang sempurna. Asam
laktat terbentuk karena didalam otot terjadi pembakaran glikogen yang
dipecahkan menjadi suatu zat kimia yang berupa piruvat. Jika tersedia cukup
oksigen, piruvat akan diubah menjadi hasil akhir karbon dioksida dan air,yang
dikeluarkan melalui paru-paru. Tetapi jika di otot tidak tersedia cukup oksigen,
piruvat diubah menjadi asam laktatyang di timbun di dalam otot dan kemudian
masuk ke aliran darah. Asam laktat mengganggu kontraksi otot makin lama
makin sulit. Sehingga akibatnya muncul rasa lelah. Kadar asam laktat yang
tinggi akhirnya akan menghentikan kontraksi otot sama sekali. Dan terjadilah
kejang otot yang terasa nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo AW, Setiohadi, Alwi, Setiati, Simadibrata. 2009. Buku ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam. hal. 1741-1754.
Dorland, W. A. Newman. , 2012. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 28.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Wahyuningsih YW. Pengaruh suplai oksigen murni terhadap pemulihan asam
laktat darah setelah latihan fisik. JKK Oktober 2007;39(4):1909-12.
Thanama, Matyas. 2014. Mekanisme Terjadinya Kram Pada Otot dan Faktor
Penyebabnya.
http://wordbiology.files.wordpress.com/2009/01/image286.gif?
w=466&h=440 (Diakses 8 November 2014)
Trauma kepala.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25734/3/Chapter
%20II.pdf (diakses 8 november 2014)
Cedera kepala
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/130/jtptunimus-gdl-trimanings-
6499-3-babii.pdf (diakses 8 November 2014)
Rudeichi, Restian. 2010. Cedera Kepala.
https://www.scribd.com/doc/45487416/REFRAT-CEDERA-KEPALA
(diakses 8 November 2014)