Laporan Batch III
-
Upload
aep-dera-sayefoodin -
Category
Documents
-
view
244 -
download
1
description
Transcript of Laporan Batch III
BATCH III
OBAT TETES MATA (ATHROPIN SULFAT)
Nomor Batch : 003A06 Tanggal : 2 maret 2015
Disusun oleh Disetujui oleh
Kelompok 4 Nella S.farm.,Apt
Kode
produk
Nama
produk
Volume
produk
Bentuk Kemasan Waktu
pengolahan
003 1ml Larutan Vial 08.00-11.00
I. FORMULA
Athropin Sulfat 1 %
Obat tetes mata 10 ml
II. SPESIFIKASI
A. Zat aktif
1. Bahan Berkhasiat / Zat Aktif : Athropin Sulfat
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih
(FI III hal 99)
Kelarutan : Larut kurang dari 1 bagian air dan dalam
lebih kurang 3 bagian etanol (90%) P (FI
ed III,99)
Titik leleh / lebur : 1910-1950C
BM : 694,85%
2. Dosis
Dosis Lazim : Sehari 15 mg intramuskular (FI ed III,
hlm 959)
Dosis Maksimum : Sekali 1mg , sehari 3 mg subkutan (FI ed
III,99)
Perhitungan Dosis : -
3. Daftar Obat
Obat Keras
4. Sediaan obat
Pemerian : Larutan bening
Stabilitas :
a. OTT : Alkali,asam tanat,dan garam merkuri.
(Mart,523)
b. pH : 3,5-6 (Fornas ed II 32)
c. Pengawet : Benzalkonii Chloridum 0,01%
d. Antioksidan : -
e. Stabilisator : Khelating agent (Dinatrii Edetas 0,05%)
Tonisitas :
a. Kelengkapan
Zat ∆tb C
Atropin Sulfat 0,073 1
Benzalkonii Chloridum 0,091 0,01
Dinatrii Edetas 0,132 0,05
b. Perhitungan W = 0,52 - ∆tb . C
0,576
= 0,763 % (hipotonis)
B. Zat tambahan
1. Natrii Chloridum
Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna
atau serbuk hablur putih; tidak berbau;
rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7
bagian air mendidih dan dalam lebih
kurang 10 bagian gliserol P; sukar
larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Sumber ion klorida dan ion natrium
(FI ed III, hal 403)
2. Dinatrii Edetas
Pemerian : Serbuk hablur, putih ; tidak berbau,
rasa agak asam.
Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, sukar larut
dalam etanol 95%, praktis tidak larut
dalam kloroform dan dalam eter.
(Farmakope Indonesia edisi III, hal
669)
3. Aqua Pro Injectione (API)
Air untuk injeksi adalah air suling segar yang disuling kembali,
disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C.
Pemerian : Keasaman-kebasaan; ammonium;
besi; tembaga; timbale;kalsium;
klorida; nitrat; sulfat; zat teroksidasi
memenuhi syarat yang tertera pada
4. Aqua Destillata.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap. Jika
disimpan dalam wadah bertutup kapas
berlemak harus digunakan dalam
waktu 3 hari setelah pembuatan.
Khasiat : Untuk pembuatan injeksi.
(Farmakope Indonesia edisi III,
hal.97)
5. Benzalkonium Klorida
Pemerian : Serbuk amorf berwarna putih atau putih kekuningan, memiliki bau dan rasa khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam eter, sangat mudah larut dalam aseton, etanol (95 %), methanol, propanol dan air.
Stabilitas : Benzalkonium klorida bersifat higroskopis dan tidak stabil terhadap cahaya, udara dan logam.
OTT : Oksidasi agent, dan asam kuat,sabun dan surfaktan anionik,sitrat, iodidanitrat pemanganat,salisialat, garam perak, tartrat dan alkalis.
Konsentrasi : 0,01 – 0,02 %Kegunaan : Pengawet anti mikrobaPenyimpanan : Tempat terlindung dari cahaya,
hindari kontak dengan logamSterilisasi : Autoclaf dan dengan filtrasi.
III. STERILISASI
A. Sterilisasi Alat
Alat Cara
Sterilisasi
Waktu
Sterilisasi
Beaker glass Oven 170oC 30 Menit
Corong dan kertas saring
Autoklaf, 115-116 oC 30 Menit
Kaca arloji Api langsung 20 detik
Spatel logam Api langsung 20 detik
Batang pengaduk
Api langsung 20 detik
Ampul 1 ml Oven 170oC 30 Menit
Gelas ukur Autoklaf, 115-116 oC 30 Menit
Pipet tetes Autoklaf, 115-116 oC 30 Menit
B. Sediaan Obat
Disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C segera didinginkan (Fornas ed
II hal 32)
IV. FORMULA LENGKAP
Formula Akhir
R/ Atropin Sulfas 1 %
Benzalkonium Chloridum 0,01%
NaCl 0,65%
Na2EDTA 0,05%
Aqua pro Injectionum
V. PENIMBANGAN
A. Perhitungan
1. Perhitungan tonisitas
Perhitungan W = 0,52 - ∆tb . C
0,576
= 0,763 %
Untuk membuat supaya larutan tersebut isotonis ditambahkan NaCL
0,763 % (g/100 ml).
2. Volume larutan yang dibuat
Vial = n.c + 6
V = 1. 10,5 + 6
V = 16,5 mL dibulatkan 16 ml
3. Penimbangan bahan
BahanSatuan Dasar
(10 mL)Volume Produksi(1Vial/16 mL)
Atropin Sulfat 100 mg 165 mg
NaCl 76 mg 1245 mg
Na-EDTA 5 mg 82,5 mgBenzalkonii Chloridum
1 mg 16,5 mg
VI. PROSES PENGOLAHAN
Atropin Sulfat dilarutkan dalam sebagian aqua pro injeksi (a.p.i) kemudian
NaCl dilarutkan dalam sebagian aqua pro injeksi. Kedua campuran tersebut
dicampurkan lalu ditambahkan larutan benzalkonii Chloridum dan ditambahkan
larutan Dinatrii edetas. Larutan yang sudah tercampur homogen ditambahkan aqua
pro injeksi samapai mendekati volume akhir lalu pH-nya dicek sampai didapat pH
diantara 3,5-6. Setelah pH-nya dicek,larutan ditambahkan aqua pro injeksi sampai 16
mL. Larutan dicek kembali pH-nya lalu larutan disarig dan ditampung ke dalam vial
sebanyak 10,5 mL.
VII. EVALUASI
No Jenis Evaluasi Keterangan
1 Penampilan fisik sediaan -
2 Jumlah sediaan 1 Vial
3 Kejernihan volume Baik (jernih)
4 Keseragaman volume -
5 Brosur -
6 Kemasan Vial
8 Etiket -
IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum Teknologi Sediaan Steril ini yaitu membuat sediaan Obat
tetes mata Atropin Sulfat 1% dalam 10 mL sebanyak 1 vial. Dari hasil
perhitungan tonisitas, hasil yang diperoleh adalah sebesar 0,8283 % dimana
sediaan ini merupakan sediaan yang hipotonis. Sediaan hipotonis tidak diizinkan
dalam pembuatan sediaan injeksi karena ini akan mengakibatkan sel darah merah
menjadi pecah dan akan sangat berbahaya bagi penggunanya. Oleh sebab itu
diperlukan penambahan NaCl dalam pembuatan sediaan ini untuk mencapai kadar
isotonis. Keadaan isotonis atau hipertonis dari sediaan harus dipenuhi yaitu agar
tidak menimbulkan rasa nyeri pada saat penyuntikan diakukan.
Pembuatan injeksi asam folat dimulai dari pendidihan aqua pro injection
(a.p.i) selama 10 menit hal ini dilakukan untuk menghiangan CO2 dan O2yang
terkandung dalam a.p.i, CO2 dan O2 yang terkandung dalam api dapat bertindak
sebagai oksidator dimana oksidator dan reduktor. Pengerjaan yang dilakukan
dengan melarutkan asam folat dengan a.p.i begitu juga dengan NaCI dan NaOH
dan Dinatrii Edetas dan di ad kan dengan menggunakan a.p.i.
Kemudian dilakukan penyaringan pada larutan yang telah homogen.
Maksud dari penyaringan adalah untuk mencegah adanya partikel asing pada
sediaan injeksi. Kemudian larutan diisikan pada 7 ampul, dimana masing-masing
ampul berisi 1,1 ml. Semua pengerjaannya dilakukan di LAF (Laminar Air Flow)
yang bertujuan agar proses pengerjaan benar-benar steril dan sediaan yang dibuat
dapat terhindar dari adanya pirogen. Pengisian ampul dilebihkan sebanyak 0,1 ml
dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya larutan yang tidak terambil atau hilang
pada saat pengerjaan ampul atau yang dapat mengurangi volume dalam ampul
Setelah ampul terisi larutan injeksi ampul kemudian ditutup dengan
mengelas bagian kepala ampul. Pada proses penutupan ampul. Seharusnya
dilakukan penyemprotan dengan uap air yang dialiri gas inert nitrogen pada
ampul sebelum dilakukan penutupan ampul. Hal ini dimaksudkan untuk
menghilangkan O2 yang ada di dalam ampul agar tidak terjadi proses oksidasi.
Namun tahapan ini tidak dilakukan. Hasil injeksi asam folat disterilisasi
menggunakan autoklaf pada suhu 120oC selama 15 menit.
Pada proses sterilisasi ini juga dapat terlihat apabila ada ampul yang bocor
maka isi dari ampul tersebut akan habis (menguap). Sesudah disterilisasi
selanjutnya dilakukan evaluasi mulai dari pengevaluasian keseragaman volume
dari sediaan yang dibuat, dapat dilihat bahwa volume masing-masing ampul
terdapat ketidak seragaman antara satu ampul dengan ampul lainnya hal ini
disebabkan oleh kesalahan pada saat pengisian larutan dalam ampul. Evaluasi
kejernihan yaitu dengan melihat apakah sediaan yang dibuat benar-benar jernih
atau masih ada partikel-pasrtikel zat yang belum homogen.
X. KESMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan bahwa % tonisitas dari
sediaan adalah 0,8283%. Dosis sediaan parenteral asam folat adalah 5
mg/ml. Secara visual, sediaan yang telah dibuat memenuhi syarat
kejernihan, keseragaman banyaknya sediaan dan wadah tertutup rapat
dengan baik sehingga sediaan dapat terjaga dari kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh.2004.Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Anonim.1979.Farmakope Indonesia edisi ketiga.Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Ansel, Howard C.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,edisi keempat.
Jakarta :UI-Press