Laporan Awal Pasir Cetak

2
LABORATORIUM METALURGI PROSES DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PASIR CETAK NPM / KELOMPOK : 0806331683/ 12 (DUA BELAS) TANGGAL DIKUMPULKAN : 13 APRIL 2011 TANGGAL DITERIMA : 13 APRIL 2011 KETERANGAN A. Tujuan percobaan Setelah melakukan praktikum pengolahan pasir cetak ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat pasir cetak dan hubungan antara sifat-sifat pasir cetak dengan proses penuangan yang meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Distribusi besar butir pasir 2. Kadar air atau kadar aditif dalam pasir cetak 3. Hubungan antara permeabilitas, kekuatan geser, dan kekuatan tekan terhadap kadar air dan bahan aditif dalam pasir cetak 4. Mampu bentuk (flowability) pasir cetak 5. Perbedaan karakteristik antara pasir basah (green sand), pasir kering (dry sand), dan pasir kering tanpa pemanasan (holding sand) B. Dasar teori Keunggulan dan Keterbatasan Pasir Cetak Fungsi cetakan pada proses pengecoran logam adalah memberikan bentuk, dimensi, dan sifat permukaan pada benda cor. Saat ini, pasir cetak masih banyak dipakai pada industri- industri pengecoran. Hal ini disebabkan karena pasir cetak memiliki beberapa keunggulan, antara lain sebagai berikut: 1. Mudah didapat dan murah (keunggulan faktor ekonomis) 2. Dapat digunakan kembali 3. Mempunyai kekuatan yang cukup tinggi 4. Dapat digunakan untuk membuat benda-benda besar (di atas 50 kg) dan bentuk yang rumit 5. Memiliki sifat refraktori dan ketahanan kimia yang baik Namun, pasir cetak juga memiliki keterbatasan, antara lain sebagai berikut: 1. Bisa terjadi porositas yang tinggi pada produk 2. Permukaan produk kurang bagus 3. Toleransi dimensi rendah 4. Laju produksi rendah Interface antara cairan logam dengan cetakan logam (metal mold) dan cetakan pasir (sand mold) dapat dilihat pada gambar berikut ini. k glass ~ 1 W/mK α glass ~ 1 μm/m o C k steel ~ 50 W/mK α steel ~ 10 μm/m o C Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa cetakan pasir juga memiliki keuntungan dalam kontrol laju pendinginan bila dibandingkan dengan cetakan logam konvensional. Laju pendinginan pada cetakan logam cenderung lebih cepat dan dapat menimbulkan beberapa kerugian pada produk hasil pengecorannya. Sifat Fisik Cetakan Pasir Sifat fisik cetakan sangat mempengaruhi kualitas produk cor yang akan dihasilkan. Cetakan pasir yang akan dibuat diharapkan memiliki sifat-sifat sebagai berikut. 1. Kuat = mampu menahan tekanan dan berat logam cair yang akan dituang ke cetakan dan tidak mudah ambruk bila dipindahkan. 2. Permeabilitas baik = cetakan harus mudah melewatkan gas dari dalam cetakan maupun gas yang terlarut dalam logam cair, sehingga cacat-cacat tuangan akibat gas dapat dikurangi atau dihindari. 3. Flowability baik = pasir mampu mengisi ruangan-ruangan dan cetakan dengan baik. 4. Mempunyai distribusi pasir yang cocok = berhubungan dengan ukuran dan distribusi butir dalam membentuk cetakan yang bertujuan untuk mendapatkan permeabilitas yang diinginkan dan sifat permukaan yang baik (akurasi dimensi tinggi dan permukaannya halus). 5. Sifat adesif baik = sifat pasir untuk melekat pada cetakan, agar cetakan tidak mudah ambruk atau terlepas dari dinding cup dan drag sebelum proses penuangan. 6. Sifat kohesif baik = diharapkan kekuatan mekanis pasir cetak semakin baik. Kekuatan mekanis yang berhubungan dengan sifat ini antara lain sebagai berikut: Kekuatan basah, karena adanya kandungan air Kekuatan kering, kekuatan tanpa kandungan air Kekuatan panas, kekuatan menahan ekspansi panas logam cair Kekuatan kimia, tidak mudah bereaksi dengan logam cair Kekuatan terhadap temperatur tinggi 7. Sifat collapsibility baik = merupakan sifat mampu ambruk atau dapat dihancurkan dari cetakan (terutama untuk pasir inti), diperlukan agar pasir mudah direklamasi dan dapat digunakan kembali. 8. Koefisien muai rendah = agar tidak terjadi pemuaian yang berlebih ketika penuangan logam cair. Jenis Pasir Cetak Pasir yang dapat digunakan untuk cetakan dapat dibedakan menjadi berbagai kelompok. Berdasarkan jenisnya, dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Pasir Alam, pasir yang berada di alam contoh : pasir gunung, pasir sungai, pasir pantai 2. Pasir sintetis atau buatan contoh : pasir silika dengan kandungan SiO 2 95 % 3. Pasir jenis lainnya contoh : pasir zirkon, pasir olivine, pasir chromite Selain itu pasir cetak juga dapat dikelompokkan berdasarkan kualitas jenis pasir, antara lain: Pasir berkualitas rendah, banyak mengandung impurities. Biasanya adalah pasir alam. Pasir berkualitas tinggi, sedikit mengandung impurities. Pasir jenis ini banyak digunakan pada proses pengecoran sebagai cetakan, antara lain: Pasir Silika ( SiO 2 ) - Merupakan pasir sintetis dengan kadar SiO 2 95 % - Pasir yang paling banyak digunakan karena jumlahnya banyak dan harganya murah - Tetapi, pada logam cair yang memiliki titik lebur tinggi dapat terjadi sintering Pasir Zirkon ( ZrO 2 . SiO 2 ) - Ada yang berwarna dan tidak berwarna - Biasanya berwarna merah kekuningan atau coklat - Sumbernya adalah Zirkonium murni - Memiliki kekuatan tinggi pada temperatur tinggi - Tahan terhadap korosi kimia Pasir Olivine ( 2MgO 2 . SiO 2 ) - Pemuain panas sangat kecil Pasir Chromite (Fe 2 O 4 . Cr 2 O 4 ) - Memiliki ekspansi termal rendah - Konduktivitas termal tinggi - Memiliki refraktori yang bagus Bentuk dan Distribusi Pasir Bentuk butir pasir akan mempengaruhi flowability, permeabilitas, dan sifat mekanis pasir dan cetakannya. Berdasarkan bentuknya, pasir digolongkan menjadi 4, yaitu: Round Sub angular Angular Irregular 1. Butir pasir bulat (round) Memiliki perbandingan luas permukaan dan volume yang kecil sehingga hanya membutuhkan sedikit pengikat untuk memperoleh sifat mekanis yang baik. 2. Butir pasir sebagian bersudut (sub angular) Memiliki permeabilitas lebih rendah dari pada bentuk bulat, tetapi memiliki kekuatan yang lebih tinggi. 3. Butir pasir bersudut (angular) Luas permukaan lebih besar sehingga memerlukan lebih banyak pengikat. Bentuk ini lebih mudah pecah karena panas maupun gaya mekanis 4. Butir pasir kristal atau tidak beraturan (irregular) Mudah pecah. Bahan Cetakan Pasir Untuk membuat cetakan pasir, diperlukan bahan-bahan sebagai berikut: pasir sebagai bahan utama, pengikat, air, dan bahan tambahan. 1. Pasir merupakan bahan baku utama (jenis-jenis pasir sudah dijelaskan sebelumnya). 2. Pengikat (binder) yang biasa digunakan adalah bentonit. Plastisitas bentonit akan meningkat bila terkena air sehingga mampu mengikat butir-butir pasir. 3. Air diperlukan untuk mengaktifkan fungsi bentonit dalam mengikat butir-butir pasir. 4. Bahan tambahan merupakan zat yang ditambahkan untuk memperbaiki sifat-sifat cetakan. Pemilihan bahan tambahan ini harus diperhatikan secara cermat agar fungsinya efektif. Yang termasuk bahan tambahan adalah sebagai berikut: Bahan pereduksi : ditambahkan untuk memperbaiki permukaan benda cor. Contohnya adalah debu batu bara, ter, dan minyak bakar. Debu batu bara akan mengisi rongga-rongga cetakan sehingga permeabilitasnya turun. Debu batu bara mencegah pembentukan silikat atau oksida besi sebagai akibat reaksi logam cari dengan pasir. Bahan berserat : mengurangi kekasaran pada benda cor dan meningkatkan collapsibility cetakan. Contohnya adalah serbuk gergaji, tanah yang mudah terbakar (peat), jerami, dan asbes. Bahan pelapis : melapisi permukaan rongga cetakan untuk memperhalus permukaan benda cor dan mengurangi cacat yang bisa terbentuk di permukaan benda cor. Contohnya adalah pasir silika, alumina, dan kombinasi bahan-bahan ini dicampur dengan grafit. Bahan tambahan lain seperti cereal atau tepung jagung (digunakan untuk meningkatkan fluidity dan collapsibility pasir cetak) juga umum digunakan bersamaan dengan serbuk arang (coal) untuk meningkatkan kehalusan permukaan pasir cetak. Gambar di bawah menunjukkan pengaruh kadar bentonit dan air terhadap sifat-sifat cetakan pasir. Berdasarkan gambar di atas, hal yang patut diperhatikan mengenai komposisi bentonit dan air yang digunakan adalah sebagai berikut. Dengan kadar air tetap Kenaikan kadar bentonit akan menyebabkan: permeabilitas turun kekuatan tekan kering dan kekuatan tekan basah naik Dengan kadar bentonit tetap Kenaikan kadar air akan menyebabkan: kekuatan basah dan permeabilitas meningkat hingga mencapai nilai maksimum, kemudian turun kembali. kekuatan tekan kering akan naik.

Transcript of Laporan Awal Pasir Cetak

Page 1: Laporan Awal Pasir Cetak

LABORATORIUM METALURGI PROSES

DEPARTEMEN METALURGI DAN

MATERIAL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PASIR CETAK

NPM / KELOMPOK : 0806331683/ 12 (DUA BELAS)

TANGGAL DIKUMPULKAN : 13 APRIL 2011

TANGGAL DITERIMA : 13 APRIL 2011

KETERANGAN

A. Tujuan percobaan

Setelah melakukan praktikum pengolahan pasir cetak ini,

mahasiswa diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat pasir cetak

dan hubungan antara sifat-sifat pasir cetak dengan proses

penuangan yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Distribusi besar butir pasir

2. Kadar air atau kadar aditif dalam pasir cetak

3. Hubungan antara permeabilitas, kekuatan geser, dan kekuatan

tekan terhadap kadar air dan bahan aditif dalam pasir cetak

4. Mampu bentuk (flowability) pasir cetak

5. Perbedaan karakteristik antara pasir basah (green sand), pasir

kering (dry sand), dan pasir kering tanpa pemanasan (holding

sand)

B. Dasar teori

Keunggulan dan Keterbatasan Pasir Cetak

Fungsi cetakan pada proses pengecoran logam adalah

memberikan bentuk, dimensi, dan sifat permukaan pada benda

cor. Saat ini, pasir cetak masih banyak dipakai pada industri-

industri pengecoran. Hal ini disebabkan karena pasir cetak

memiliki beberapa keunggulan, antara lain sebagai berikut:

1. Mudah didapat dan murah (keunggulan faktor ekonomis)

2. Dapat digunakan kembali

3. Mempunyai kekuatan yang cukup tinggi

4. Dapat digunakan untuk membuat benda-benda besar (di atas

50 kg) dan bentuk yang rumit

5. Memiliki sifat refraktori dan ketahanan kimia yang baik

Namun, pasir cetak juga memiliki keterbatasan, antara lain

sebagai berikut:

1. Bisa terjadi porositas yang tinggi pada produk

2. Permukaan produk kurang bagus

3. Toleransi dimensi rendah

4. Laju produksi rendah

Interface antara cairan logam dengan cetakan logam (metal

mold) dan cetakan pasir (sand mold) dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

kglass ~ 1 W/mK

αglass ~ 1 µm/moC

ksteel ~ 50 W/mK

αsteel ~ 10 µm/moC

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa cetakan pasir

juga memiliki keuntungan dalam kontrol laju pendinginan bila

dibandingkan dengan cetakan logam konvensional. Laju

pendinginan pada cetakan logam cenderung lebih cepat dan dapat

menimbulkan beberapa kerugian pada produk hasil

pengecorannya.

Sifat Fisik Cetakan Pasir Sifat fisik cetakan sangat mempengaruhi kualitas produk cor

yang akan dihasilkan. Cetakan pasir yang akan dibuat diharapkan

memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

1. Kuat = mampu menahan tekanan dan berat logam cair yang

akan dituang ke cetakan dan tidak mudah ambruk bila

dipindahkan.

2. Permeabilitas baik = cetakan harus mudah melewatkan gas

dari dalam cetakan maupun gas yang terlarut dalam logam

cair, sehingga cacat-cacat tuangan akibat gas dapat dikurangi

atau dihindari.

3. Flowability baik = pasir mampu mengisi ruangan-ruangan dan

cetakan dengan baik.

4. Mempunyai distribusi pasir yang cocok = berhubungan

dengan ukuran dan distribusi butir dalam membentuk cetakan

yang bertujuan untuk mendapatkan permeabilitas yang

diinginkan dan sifat permukaan yang baik (akurasi dimensi

tinggi dan permukaannya halus).

5. Sifat adesif baik = sifat pasir untuk melekat pada cetakan,

agar cetakan tidak mudah ambruk atau terlepas dari dinding

cup dan drag sebelum proses penuangan.

6. Sifat kohesif baik = diharapkan kekuatan mekanis pasir cetak

semakin baik. Kekuatan mekanis yang berhubungan dengan

sifat ini antara lain sebagai berikut:

Kekuatan basah, karena adanya kandungan air

Kekuatan kering, kekuatan tanpa kandungan air

Kekuatan panas, kekuatan menahan ekspansi panas

logam cair

Kekuatan kimia, tidak mudah bereaksi dengan logam

cair

Kekuatan terhadap temperatur tinggi

7. Sifat collapsibility baik = merupakan sifat mampu ambruk

atau dapat dihancurkan dari cetakan (terutama untuk pasir

inti), diperlukan agar pasir mudah direklamasi dan dapat

digunakan kembali.

8. Koefisien muai rendah = agar tidak terjadi pemuaian yang

berlebih ketika penuangan logam cair.

Jenis Pasir Cetak

Pasir yang dapat digunakan untuk cetakan dapat dibedakan

menjadi berbagai kelompok. Berdasarkan jenisnya, dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Pasir Alam, pasir yang berada di alam contoh : pasir

gunung, pasir sungai, pasir pantai

2. Pasir sintetis atau buatan contoh : pasir silika dengan

kandungan SiO2 95 %

3. Pasir jenis lainnya contoh : pasir zirkon, pasir olivine,

pasir chromite

Selain itu pasir cetak juga dapat dikelompokkan berdasarkan

kualitas jenis pasir, antara lain:

Pasir berkualitas rendah, banyak mengandung impurities.

Biasanya adalah pasir alam.

Pasir berkualitas tinggi, sedikit mengandung impurities.

Pasir jenis ini banyak digunakan pada proses pengecoran

sebagai cetakan, antara lain:

Pasir Silika ( SiO2 )

- Merupakan pasir sintetis dengan kadar SiO2

95 %

- Pasir yang paling banyak digunakan

karena jumlahnya banyak dan harganya

murah

- Tetapi, pada logam cair yang memiliki

titik lebur tinggi dapat terjadi sintering

Pasir Zirkon ( ZrO2 . SiO2 )

- Ada yang berwarna dan tidak berwarna

- Biasanya berwarna merah kekuningan

atau coklat

- Sumbernya adalah Zirkonium murni

- Memiliki kekuatan tinggi pada

temperatur tinggi

- Tahan terhadap korosi kimia

Pasir Olivine ( 2MgO2 . SiO2 )

- Pemuain panas sangat kecil

Pasir Chromite (Fe2O4 . Cr2O4)

- Memiliki ekspansi termal rendah

- Konduktivitas termal tinggi

- Memiliki refraktori yang bagus

Bentuk dan Distribusi Pasir

Bentuk butir pasir akan mempengaruhi flowability,

permeabilitas, dan sifat mekanis pasir dan cetakannya.

Berdasarkan bentuknya, pasir digolongkan menjadi 4, yaitu:

Round Sub angular Angular Irregular

1. Butir pasir bulat (round) Memiliki perbandingan luas

permukaan dan volume yang kecil sehingga hanya

membutuhkan sedikit pengikat untuk memperoleh sifat

mekanis yang baik.

2. Butir pasir sebagian bersudut (sub angular) Memiliki

permeabilitas lebih rendah dari pada bentuk bulat, tetapi

memiliki kekuatan yang lebih tinggi.

3. Butir pasir bersudut (angular) Luas permukaan lebih

besar sehingga memerlukan lebih banyak pengikat. Bentuk

ini lebih mudah pecah karena panas maupun gaya mekanis

4. Butir pasir kristal atau tidak beraturan (irregular) Mudah

pecah.

Bahan Cetakan Pasir

Untuk membuat cetakan pasir, diperlukan bahan-bahan

sebagai berikut: pasir sebagai bahan utama, pengikat, air, dan

bahan tambahan.

1. Pasir merupakan bahan baku utama (jenis-jenis pasir

sudah dijelaskan sebelumnya).

2. Pengikat (binder) yang biasa digunakan adalah bentonit.

Plastisitas bentonit akan meningkat bila terkena air sehingga

mampu mengikat butir-butir pasir.

3. Air diperlukan untuk mengaktifkan fungsi bentonit dalam

mengikat butir-butir pasir.

4. Bahan tambahan merupakan zat yang ditambahkan

untuk memperbaiki sifat-sifat cetakan. Pemilihan bahan

tambahan ini harus diperhatikan secara cermat agar

fungsinya efektif. Yang termasuk bahan tambahan adalah

sebagai berikut:

Bahan pereduksi: ditambahkan untuk memperbaiki

permukaan benda cor. Contohnya adalah debu batu bara,

ter, dan minyak bakar. Debu batu bara akan mengisi

rongga-rongga cetakan sehingga permeabilitasnya turun.

Debu batu bara mencegah pembentukan silikat atau

oksida besi sebagai akibat reaksi logam cari dengan

pasir.

Bahan berserat: mengurangi kekasaran pada benda cor

dan meningkatkan collapsibility cetakan. Contohnya

adalah serbuk gergaji, tanah yang mudah terbakar (peat),

jerami, dan asbes.

Bahan pelapis: melapisi permukaan rongga cetakan

untuk memperhalus permukaan benda cor dan

mengurangi cacat yang bisa terbentuk di permukaan

benda cor. Contohnya adalah pasir silika, alumina, dan

kombinasi bahan-bahan ini dicampur dengan grafit.

Bahan tambahan lain seperti cereal atau tepung jagung

(digunakan untuk meningkatkan fluidity dan collapsibility pasir

cetak) juga umum digunakan bersamaan dengan serbuk arang

(coal) untuk meningkatkan kehalusan permukaan pasir cetak.

Gambar di bawah menunjukkan pengaruh kadar bentonit

dan air terhadap sifat-sifat cetakan pasir.

Berdasarkan gambar di atas, hal yang patut diperhatikan

mengenai komposisi bentonit dan air yang digunakan adalah

sebagai berikut.

Dengan kadar air tetap Kenaikan kadar bentonit akan

menyebabkan:

permeabilitas turun

kekuatan tekan kering dan kekuatan tekan basah naik

Dengan kadar bentonit tetap Kenaikan kadar air akan

menyebabkan:

kekuatan basah dan permeabilitas meningkat hingga

mencapai nilai maksimum, kemudian turun kembali.

kekuatan tekan kering akan naik.

Page 2: Laporan Awal Pasir Cetak

LABORATORIUM METALURGI PROSES

DEPARTEMEN METALURGI DAN

MATERIAL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PASIR CETAK

NPM / KELOMPOK : 0806331683/ 12 (DUA BELAS)

TANGGAL DIKUMPULKAN : 13 APRIL 2011

TANGGAL DITERIMA : 13 APRIL 2011

KETERANGAN :

C. Alat dan Bahan i. Alat

1. Timbangan

2. Rammer

3. Mesin guncang

4. Permeability meter

5. Infra red dryer

6. Oven

7. Universal sand strength ( elektrik )

8. Universal sand strength ( manual )

9. Mesh dengan berbagai ukuran

10. Cetakan silinder dan cetakan kupu – kupu

11. Flowability testing fixture

ii. Bahan

1. Pasir silika

2. Air

3. Bentonit

4. Gula tetes

5. Serbuk arang

D. Flow Chart Diagram

1. Pengujian Distribusi Pasir

2. Pengujian Kadar Air

3. Pengujian Flowability

4. Pengujian Permeabilitas

5. Pengujian Kekuatan Tekan

6. Pengujian Kekuatan Geser

E. Literatur

1. Bambang, Suharno. 2011. Diktat Kuliah Pengecoran

Logam 2010. Departemen Metalurgi dan Mateeial FTUI:

Depok.

2. Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Metatlurgi

dan Material FTUI. 2011. Modul Praktikum Pasir Cetak.

Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Metalurgi dan

Material FTUI: Depok.

3. Dhaneswara, Donanta. 1998. Diktat Teknik Pengecoran

Logam. Departemen Metalurgi dan Mateeial FTUI:

Depok.

4. Surdia, Tata; Kenji Chijiwa. 2006. Teknik Pengecoran

Logam. PT Pradnya Paramitha : Jakarta.

Mulai

Kalibrasi timbangan

Saring pasir

Timbang tiap mesh dan catat

Susun mesh pada pengguncang

Masukkan pasir pada mesh paling

atas, lalu tutup

Putar tombol ke arah 1, uji selama

15 menit

Timbang dan catat lagi berat mesh

Hitung selisih berat & GFN

Bersihkan mesh dengan

kompresor

Selesai

Siapkan pasir baru

Letakkan alat pada tempat semula

Menghitung kadar

air

Selesai

Tambah air

Kalibrasi

timbangan

Menimbang pasir

cetak setelah proses

Menambahkan air

sesuai komposisi

Mengaduk pasir dan

bahan aditif Menimbang wadah

Bahan aditif Pasir

Masukkan sampel ke

infra red dryer

Menimbang 30 gr

pasir cetak

Mengaduk rata

Hitung komposisi

pasir dan additif

Timbang adonan

154 gr @ sampel

(3 sampel)

Campurkan pasir &

additive

Persiapan silinder

dan rammer

Bandingkan dengan

grafik

Masukkan adonan ke

silinder

Ramming

Hitung tinggi sampel

setelah ramming +

0.3 mm

Selesai

Tambah air

Masukkan adonan ke

silinder

Ramming

Hitung tinggi sampel

setelah ramming (standar

50 mm)

Sampel pada permeability

meter

Tarik tabung air sebanyak

200 m3

Mulai pengukutan & hitung

waktu

Tutup lubang udara setelah

nilai 2000

Kering (oven

200 0C, 30

min)

basah

Catat waktu, skala tekanan

& nilai permeabilitas

Bandingkan nilai

percobaan & perhitungan

Hitung nilai permeabilitas

Persiapan silinder

dan rammer

Hitung komposisi

pasir dan additive

Timbang adonan

154 gr @ sampel (2

sampel)

Campurkan pasir &

additive

Buat sampel basah, kering, dan

holding sand masing-masing 3 buah

Kelompokkan sampel sesuai jenis

Masukkan sampel dry ke oven,

pisahkan sampel holding

Siapkan sampel basah pada holder

universal strength machine, pastikan

indikator ada di angka 0

Gunakan koran sebagai alas mesin

Nyalakan mesin, pengujian berjalan

otomatis

Catat nilai yang ditunjuk indikator

Lakukan juga utk sampel kering &

holding lalu bandingkan hasilnya

Kelompokkan sampel sesuai jenis

Masukkan sampel dry ke oven,

pisahkan sampel holding

Siapkan sampel basah pada holder

universal strength machine,

pastikan indikator ada di angka 0

Gunakan koran sebagai alas mesin

Nyalakan mesin

Saat sampel mulai retak, tekan

tombol merah untuk mematikan

mesin

Catat nilai yang ditunjuk indikator

Lakukan juga utk sampel kering

& holding lalu bandingkan

hasilnya

Bandingkan hasil kekuatan geser

dengan kekuatan tekan

Buat sampel basah, kering, dan

holding sand masing-masing 3 buah