Laporan Awal Pasir Cetak

2
LABORATORIUM METALURGI PROSES DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PASIR CETAK NPM/ KELOMPOK : 1206226955 / KELOMPOK 17 TANGGAL DIKUMPULKAN : 20 APRIL 2015 TANGGAL DITERIMA : 20 APRIL 2015 KETERANGAN : I. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum pengolahan pasir cetak ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat pasir cetak dan hubungannya antara sifat-sifat pasir cetak dengan proses penuangan yang meliputi: 1. Distribusi besar butir pasir. 2. Kadar air atau kadar aditif dalam pasir cetak. 3. Hubungan antara permeabilitas, kekuatan geser, dan kekuatan tekan terhadap kadar air serta bahan aditif dalam pasir cetak. 4. Mampu bentuk (flowability) dari pasir cetak. 5. Perbedaan karakteristik antara pasir basah (green sand), pasir kering (dry sand), dan pasir kering tanpa dengan pemanasan (holding sand). II. Dasar Teori Gambar 1. Aliran Logam dan Pasir Saat ini pasir cetak masih banyak dipakai pada industri-industri pengecoran. Hal ini dikarenakan pasir cetak memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 1. Mudah didapat dan murah (sebagai faktor ekonomis). 2. Dapat digunakan kembali (dengan catatan harus diganti dengan pasir baru sebanding 20%). 3. Mempunyai kekuatan yang cukup tinggi 4. Dapat digunakan untuk penuangan benda-benda besar diatas 50 kg 5. Memiliki refraktori dan ketahanan kimia yang baik Gambar 2. Interface antara cairan logam dengan cetakan logam dan cetakan pasir Pada Gambar 1.2, menunjukkan perbedaan interface antara cairan logam pada cetakan logam dan interface cairan logam pada cetakan pasir. Diketahui bahwa penggunaan cetakan pasir memiliki keuntungan dalam kontrol laju pendinginan bila dibandingkan dengan penggunaan cetakan logam konvensional yang cenderung lebih cepat dan dapat menimbulkan beberapa kerugian pada produk hasil pengecorannya. Kemudian bila dilihat dari segi biaya, diketahui bahwa penggunaan pasir cetak akan membutuhkan modal awal (untuk die maupun perlengkapan penyokong) dan tenaga kerja yang lebih sedikit. Walaupun kapasitas produksinya lebih kecil namun, penggunaan metode sand casting amat cocok untuk industri manufaktur kecil.Karena keunggulan-keunggulan tersebut maka pasir lebih banyak digunakan untuk membuat cetakan dibandingkan dengan bahan lainnya. Data pada tahun 1991, di Michigan A.S, kurang lebih 1.000.000 ton pasir digunakan (dan direklamasi secara berulang) untuk menghasilkan produk logam dengan berat yang kurang lebih sama yaitu 1.000.000 ton (Rundman, Karl, B., Metal Casting, Dept. of Material Science and Engineering Michigan Tech. Univ.). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang berisi perbandingan beberapa jenis cetakan logam beserta dengan biaya produksinya. Tabel 1. Berbagai Jenis Cetakan Sifat-sifat Cetakan Terdapat beebrapa sifat yang diharapkan dimiliki oleh cetakan pasir yang akan dibuat. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kuat Mampu menahan tekanan dan berat logam cair yang akan dituang ke cetakan dan tidak mudah ambruk bila dipindahkan. 2. Permeabilitas yang baik. Cetakan harus mudah melewatkan gas dari dalam cetakan maupun gas-gas yang terlarut dalam logam cair, sehingga cacat- cacat tuangan akibat gas dapat dikurangi/dihindari. 3. Flowability yang baik. Pasir mampu mengisi ruangan-ruangan dan cetakan dengan baik. 4. Mempunyai distribusi pasir yang cocok. Berhubungan dengan ukuran dan distribusi butir dalam membentuk cetakan, bertujuan untuk mendapatkan permeabilitas yang diinginkan dan sifat permukaan yang baik (akurasi dimensi tinggi dan permukaannya halus). 5. Sifat adhesive yang baik. Cetakan tidak mudah ambruk/terlepas dari dinding kup dan drag sebelum proses penuangan atau dapat juga disebut sebagai sifat pasir untuk melekat pada cetakan. 6. Sifat kohesive Dengan adanya sifat kohesif diharapkan kekuatan mekanis pasir cetak semakin baik. Kekuatan mekanis yang berhubungan dengan sifat ini antara lain : Kekuatan basah, karena adanya kandungan air. Kekuatan kering, kekuatan tanpa kandungan air Kekuatan panas, kekuatan menahan ekspansi panas logam cair Kekuatan kimia, tidak mudah bereaksi dengan logam cair. Kekuatan terhadap temperatur tinggi. 7. Sifat collapsibility Collapsibility merupakan sifat mampu ambruk/dapat dihancurkan dari cetakan (terutama untuk pasir inti). Diperlukan agar pasir mudah direklamasi dan dapat digunakan kembali. 8. Koefisien muai yang rendah Cetakan pasir harus mempunyai koefisien muai yang rendah, bertujuan agar tidak terjadi pemuaian yang berlebih ketika penuangan logam cair. Bentuk Dan Distribusi Pasir Bentuk butir pasir akan mempengaruhi flowability, permeabilitas dan sifat mekanis dari pasir dan cetakannya. Pasir berdasarkan bentuknya, digolongkan menjadi : 1. Butir pasir bulat (Round), bentuk ini memiliki sifat mekanis yang baik. 2. Butir pasir sebagian bersudut (Sub Angular) 3. Butir pasir bersudut (Angular) 4. Butir pasir kristal/tidak beraturan (Irreguler), mudah pecah. Gambar 3. Berbagai Jenis Bentuk Pasir Cetak Tidak ada aturan mengenai distribusi pasir ideal yang terbaik dan cocok bagi semua aplikasi. Distribusi pasir yang dianggap baik berbeda-beda tergantung pada penggunaan cetakan pasir itu sendiri. Hal ini dikarenakan distribusi dan ukuran butir pasir memainkan peran yang amat penting dalam menentukan sifat kekuatan, kehalusan permukaan, dan permeabilitas dari cetakan pasir. Tata Surdia dalam bukunya Teknologi Pengecoran Logam, menjelaskan bahwa bentuk distribusi pasir yang mendekati ideal adalah ketika 2/3 dari keseluruhan jumlah pasir yang digunakan berada pada tiga (3) nomor sleeve yang berurutan. Referensi mengenai bentuk dan distribusi pasir tersedia pada literatur AFS Sand And Core Testing Handbook. Gambar 4. Distribusi Ukuran Pasir III. Alat dan Bahan Bahan Pasir Cetak: 1. Pasir - Silika (SiO2), digunakan di hampir seluruh pengecoran logam dengan pasir cetak - Zirkon (ZrO2), umumnya digunakan sebagai facing-sand atau campuran dengan silika pada pengecoran baja. -Chromit (FeO.Cr2O3), umumnya digunakan sebagai facing- sand atau campuran dengan silika pada pengecoran baja. 2. Binder, yang umum digunakan adalah bentonit, tanah lempung, dan resin yang mampu meningkatkan plastisitas bila bertemu air. Adapun contoh lainnya adalah asam furan yang biasa digunakan pada skala industri yang akan membuat pasir terikat sangat baik sehingga tidak perlu dilakukan ramming 3. Air 4. Aditif - Meningkatkan kehalusan permukaan coran : Coal-dust, Debu arang - Meredam tegangan akibat pemuaian & meningkatkan permeabilitas : Serbuk gergaji, Tepung - Meningkatkan Ketahanan panas : Zircon, Chromite - Meningkatkan collapsibility : Molases (gula tetes) , Tepung, Srbuk gergaji - Coating (meningkatkan kehalusan permukaan coran) : alumina & grafit Bahan pasir cetak yang umum digunakan adalah pasir silica. Namun, penggunaan bahan refraktori murah lainnya seperti chromite, olivine dan pasir karbon (kokas petroleum) juga sering digunakan untuk proses pengecoran spesial. Sementara bahan aditif lainnya seperti cereal atau tepung jagung yang digunakan untuk meningkatkan fluiditas dan kolapsibilitas dari pasir cetak juga umum digunakan bersamaan dengan bahan aditif lainnya, yaitu serbuk arang (coal) untuk meningkatkan kehalusan permukaan pasir cetak (Heine, Loper dan Rosenthal, Principles of Metal Casting, 1976). Kemudian zat yang berfungsi sebagai pengikat adalah bentonit, yang bila terkena air akan meningkat plastisitasnya dan mampu mengikat antara butir yang satu dengan yang lain. Terdapat suatu pengaruh yang dihasilkan oleh banyaknya kadar air yang digunakan terhadap kekuatan pasir cetak. Pada Gambar5, dapat dilihat hubungan antara kedua zat tersebut: Gambar 5. Pengaruh Kadar Air terhadap Kekuatan Pasir Cetak Hal yang patut diperhatikan mengenai komposisi bentonit yang digunakan berdasarkan gambar di atas adalah: 1. Bila kadar bentonit semakin tinggi maka permeabilitas akan makin turun. Kekuatan tekan kering makin naik dan kekuatan tekan basah naik. 2. Bila kadar air semakin tinggi maka permeabilitas naik kekuatan tekan basah optimum pada kadar air 2,1 % kekuatan tekan kering akan naik

description

a

Transcript of Laporan Awal Pasir Cetak

  • LABORATORIUM METALURGI PROSES

    DEPARTEMEN METALURGI DAN

    MATERIAL FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PASIR CETAK

    NPM/ KELOMPOK : 1206226955 / KELOMPOK 17

    TANGGAL DIKUMPULKAN : 20 APRIL 2015

    TANGGAL DITERIMA : 20 APRIL 2015

    KETERANGAN :

    I. Tujuan Praktikum

    Setelah melakukan praktikum pengolahan pasir cetak ini,

    mahasiswa diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat pasir cetak

    dan hubungannya antara sifat-sifat pasir cetak dengan proses

    penuangan yang meliputi:

    1. Distribusi besar butir pasir.

    2. Kadar air atau kadar aditif dalam pasir cetak.

    3. Hubungan antara permeabilitas, kekuatan geser,

    dan kekuatan tekan terhadap kadar air serta bahan

    aditif dalam pasir cetak.

    4. Mampu bentuk (flowability) dari pasir cetak.

    5. Perbedaan karakteristik antara pasir basah (green

    sand), pasir kering (dry sand), dan pasir kering tanpa

    dengan pemanasan (holding sand).

    II. Dasar Teori

    Gambar 1. Aliran Logam dan Pasir

    Saat ini pasir cetak masih banyak dipakai pada industri-industri

    pengecoran. Hal ini dikarenakan pasir cetak memiliki beberapa

    keunggulan, antara lain:

    1. Mudah didapat dan murah (sebagai faktor ekonomis).

    2. Dapat digunakan kembali (dengan catatan harus diganti

    dengan pasir baru sebanding 20%).

    3. Mempunyai kekuatan yang cukup tinggi

    4. Dapat digunakan untuk penuangan benda-benda besar diatas

    50 kg

    5. Memiliki refraktori dan ketahanan kimia yang baik

    Gambar 2. Interface antara cairan logam dengan cetakan logam dan

    cetakan pasir

    Pada Gambar 1.2, menunjukkan perbedaan interface antara

    cairan logam pada cetakan logam dan interface cairan logam

    pada cetakan pasir. Diketahui bahwa penggunaan cetakan pasir

    memiliki keuntungan dalam kontrol laju pendinginan bila

    dibandingkan dengan penggunaan cetakan logam konvensional

    yang cenderung lebih cepat dan dapat menimbulkan beberapa

    kerugian pada produk hasil pengecorannya. Kemudian bila

    dilihat dari segi biaya, diketahui bahwa penggunaan pasir cetak

    akan membutuhkan modal awal (untuk die maupun

    perlengkapan penyokong) dan tenaga kerja yang lebih sedikit.

    perlengkapan penyokong) dan tenaga kerja yang lebih sedikit.

    Walaupun kapasitas produksinya lebih kecil namun,

    penggunaan metode sand casting amat cocok untuk industri

    manufaktur kecil.Karena keunggulan-keunggulan tersebut maka

    pasir lebih banyak digunakan untuk membuat cetakan

    dibandingkan dengan bahan lainnya. Data pada tahun 1991, di

    Michigan A.S, kurang lebih 1.000.000 ton pasir digunakan (dan

    direklamasi secara berulang) untuk menghasilkan produk logam

    dengan berat yang kurang lebih sama yaitu 1.000.000 ton

    (Rundman, Karl, B., Metal Casting, Dept. of Material Science

    and Engineering Michigan Tech. Univ.). Hal ini dapat dilihat

    pada Tabel 1.1 yang berisi perbandingan beberapa jenis cetakan

    logam beserta dengan biaya produksinya.

    Tabel 1. Berbagai Jenis Cetakan

    Sifat-sifat Cetakan

    Terdapat beebrapa sifat yang diharapkan dimiliki oleh cetakan

    pasir yang akan dibuat. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai

    berikut:

    1. Kuat Mampu menahan tekanan dan berat logam cair yang akan

    dituang ke cetakan dan tidak mudah ambruk bila dipindahkan.

    2. Permeabilitas yang baik. Cetakan harus mudah melewatkan gas dari dalam cetakan

    maupun gas-gas yang terlarut dalam logam cair, sehingga cacat-

    cacat tuangan akibat gas dapat dikurangi/dihindari.

    3. Flowability yang baik.

    Pasir mampu mengisi ruangan-ruangan dan cetakan dengan baik.

    4. Mempunyai distribusi pasir yang cocok. Berhubungan dengan ukuran dan distribusi butir dalam

    membentuk cetakan, bertujuan untuk mendapatkan permeabilitas

    yang diinginkan dan sifat permukaan yang baik (akurasi dimensi

    tinggi dan permukaannya halus).

    5. Sifat adhesive yang baik. Cetakan tidak mudah ambruk/terlepas dari dinding kup dan drag

    sebelum proses penuangan atau dapat juga disebut sebagai sifat

    pasir untuk melekat pada cetakan.

    6. Sifat kohesive Dengan adanya sifat kohesif diharapkan kekuatan mekanis pasir

    cetak semakin baik. Kekuatan mekanis yang berhubungan

    dengan sifat ini antara lain :

    Kekuatan basah, karena adanya kandungan air.

    Kekuatan kering, kekuatan tanpa kandungan air

    Kekuatan panas, kekuatan menahan ekspansi panas logam cair

    Kekuatan kimia, tidak mudah bereaksi dengan logam cair.

    Kekuatan terhadap temperatur tinggi.

    7. Sifat collapsibility Collapsibility merupakan sifat mampu ambruk/dapat

    dihancurkan dari cetakan (terutama untuk pasir inti).

    Diperlukan agar pasir mudah direklamasi dan dapat digunakan

    kembali.

    8. Koefisien muai yang rendah Cetakan pasir harus mempunyai koefisien muai yang rendah,

    bertujuan agar tidak terjadi pemuaian yang berlebih ketika

    penuangan logam cair.

    Bentuk Dan Distribusi Pasir

    Bentuk butir pasir akan mempengaruhi flowability,

    permeabilitas dan sifat mekanis dari pasir dan cetakannya.

    Pasir berdasarkan bentuknya, digolongkan menjadi :

    1. Butir pasir bulat (Round), bentuk ini memiliki sifat mekanis

    yang baik.

    2. Butir pasir sebagian bersudut (Sub Angular)

    3. Butir pasir bersudut (Angular)

    4. Butir pasir kristal/tidak beraturan (Irreguler), mudah pecah.

    Gambar 3. Berbagai Jenis Bentuk Pasir Cetak

    Tidak ada aturan mengenai distribusi pasir ideal yang

    terbaik dan cocok bagi semua aplikasi. Distribusi pasir yang

    dianggap baik berbeda-beda tergantung pada penggunaan

    cetakan pasir itu sendiri. Hal ini dikarenakan distribusi dan

    ukuran butir pasir memainkan peran yang amat penting dalam

    menentukan sifat kekuatan, kehalusan permukaan, dan

    permeabilitas dari cetakan pasir. Tata Surdia dalam bukunya

    Teknologi Pengecoran Logam, menjelaskan bahwa bentuk

    distribusi pasir yang mendekati ideal adalah ketika 2/3 dari

    keseluruhan jumlah pasir yang digunakan berada pada tiga (3)

    nomor sleeve yang berurutan. Referensi mengenai bentuk dan

    distribusi pasir tersedia pada literatur AFS Sand And Core

    Testing Handbook.

    Gambar 4. Distribusi Ukuran Pasir

    III. Alat dan Bahan

    Bahan Pasir Cetak:

    1. Pasir

    - Silika (SiO2), digunakan di hampir seluruh pengecoran logam

    dengan pasir cetak

    - Zirkon (ZrO2), umumnya digunakan sebagai facing-sand atau

    campuran dengan silika pada pengecoran baja.

    -Chromit (FeO.Cr2O3), umumnya digunakan sebagai facing-

    sand atau campuran dengan silika pada pengecoran baja.

    2. Binder, yang umum digunakan adalah bentonit, tanah

    lempung, dan resin yang mampu meningkatkan plastisitas bila

    bertemu air. Adapun contoh lainnya adalah asam furan yang

    biasa digunakan pada skala industri yang akan membuat pasir

    terikat sangat baik sehingga tidak perlu dilakukan ramming

    3. Air

    4. Aditif - Meningkatkan kehalusan permukaan coran : Coal-dust, Debu

    arang

    - Meredam tegangan akibat pemuaian & meningkatkan

    permeabilitas : Serbuk gergaji, Tepung

    - Meningkatkan Ketahanan panas : Zircon, Chromite

    - Meningkatkan collapsibility : Molases (gula tetes) , Tepung,

    Srbuk gergaji

    - Coating (meningkatkan kehalusan permukaan coran) : alumina

    & grafit

    Bahan pasir cetak yang umum digunakan adalah pasir silica.

    Namun, penggunaan bahan refraktori murah lainnya seperti

    chromite, olivine dan pasir karbon (kokas petroleum) juga sering

    digunakan untuk proses pengecoran spesial. Sementara bahan

    aditif lainnya seperti cereal atau tepung jagung yang digunakan

    untuk meningkatkan fluiditas dan kolapsibilitas dari pasir cetak

    juga umum digunakan bersamaan dengan bahan aditif lainnya,

    yaitu serbuk arang (coal) untuk meningkatkan kehalusan

    permukaan pasir cetak (Heine, Loper dan Rosenthal, Principles

    of Metal Casting, 1976). Kemudian zat yang berfungsi sebagai

    pengikat adalah bentonit, yang bila terkena air akan meningkat

    plastisitasnya dan mampu mengikat antara butir yang satu

    dengan yang lain. Terdapat suatu pengaruh yang dihasilkan oleh

    banyaknya kadar air yang digunakan terhadap kekuatan pasir

    cetak. Pada Gambar5, dapat dilihat hubungan antara kedua zat

    tersebut:

    Gambar 5. Pengaruh Kadar Air terhadap Kekuatan Pasir Cetak

    Hal yang patut diperhatikan mengenai komposisi bentonit yang

    digunakan berdasarkan gambar di atas adalah:

    1. Bila kadar bentonit semakin tinggi maka permeabilitas akan

    makin turun. Kekuatan tekan kering makin naik dan kekuatan

    tekan basah naik.

    2. Bila kadar air semakin tinggi maka permeabilitas naik

    kekuatan tekan basah optimum pada kadar air 2,1 % kekuatan

    tekan kering akan naik

  • LABORATORIUM METALURGI PROSES

    DEPARTEMEN METALURGI DAN

    MATERIAL FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PASIR CETAK

    NPM/ KELOMPOK : 1206226955 / KELOMPOK 17

    TANGGAL DIKUMPULKAN : 20 APRIL 2015

    TANGGAL DITERIMA : 20 APRIL 2015

    KETERANGAN :

    Kadar air memiliki pengaruh yang kompleks pada sifat yang

    dimiliki pasir cetak. Selain mempengaruhi sifat plastisitas dari

    bentonit, kadar air juga akan mempengaruhi nilai permeabilitas

    dan densitas cetakan pasir.

    IV. Flowchart Prosedur Percobaan

    1. Pengujian Distribusi Pasir

    2. Pengujian Kadar Air

    3. Pengajuan Flowability

    4. Pengujian Permeabilitas

    5. Pengujian Kekuatan Tekan

    V. Referensi

    Bambang, Suharno. 2015. Materi Kuliah Pengecoran

    Logam Cetakan Logam. Departemen Metalurgi dan

    Material FTUI : Depok.

    Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Metatlurgi dan

    Material FTUI. 2015. Modul Praktikum Pasir Cetak.

    Laboratorium Metalurgi Proses Departemen

    Metalurgi dan Material FTUI : Depok.