LAPORAN ANSOR

5
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Susu Kental Manis (SKM) Menurut Badan Standardisasi Nasional (1998), susu kental manis merupakan produk olahan susu yang dihasilkan dengan menghilangkan sebagian air sehingga produk ini menjadi kental. Susu kental manis didapatkan dari susu segar hasil rekonstitusi susu bubuk berlemak penuh, atau juga bisa didapatkan dari susu bubuk tanpa lemak dengan lemak susu/ lemak nabati, yang telah ditambah gula atau bahan tambahan makanan lainnya yang diizinkan. Susu kental manis terdiri dari 2 jenis yaitu susu kental manis tanpa ganda rasa dan susu kental manis ganda rasa. Prinsip pengolahan produk SKM yaitu dengan menguapkan sebagian air sampai kadar air yang ditentukan, lalu diberi tambahan gula/ sukrosa hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu. TAMBAHIN Didalam pembuatan produk susu kental manis (SKM) diperlukan standart mutu. Standart mutu SKM Telah diatur oleh SNI 01- 2971-1998 sebagai berikut :

description

Lap ANSOR

Transcript of LAPORAN ANSOR

Page 1: LAPORAN ANSOR

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Susu Kental Manis (SKM)

Menurut Badan Standardisasi Nasional (1998), susu kental manis merupakan produk olahan

susu yang dihasilkan dengan menghilangkan sebagian air sehingga produk ini menjadi kental.

Susu kental manis didapatkan dari susu segar hasil rekonstitusi susu bubuk berlemak penuh,

atau juga bisa didapatkan dari susu bubuk tanpa lemak dengan lemak susu/ lemak nabati,

yang telah ditambah gula atau bahan tambahan makanan lainnya yang diizinkan. Susu kental

manis terdiri dari 2 jenis yaitu susu kental manis tanpa ganda rasa dan susu kental manis

ganda rasa. Prinsip pengolahan produk SKM yaitu dengan menguapkan sebagian air sampai

kadar air yang ditentukan, lalu diberi tambahan gula/ sukrosa hingga mencapai tingkat

kepekatan tertentu.

TAMBAHIN

Didalam pembuatan produk susu kental manis (SKM) diperlukan standart mutu. Standart

mutu SKM Telah diatur oleh SNI 01-2971-1998 sebagai berikut :

Page 2: LAPORAN ANSOR

3.2 Analisis Chi-Square

Analisis Chi-Square masuk dalam statistik Non Paramtrik (Santoso, 2006). Uji ini

sering digunakan dalam praktek. Uji ini juga sering dipakai dalam penelitian dengan

menggunaakan 2 variabel dengan skala berupa nominal yang digunakan untuk menguji

perbedaan 2 proporsi sample (Gani, 2015). Uji Chi-square untuk satu sample dapat dipakai

apakah sebuah data sample yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa

populasi asal sample tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan, sehingga uni

ini dapat dibilang uji keselarasan, karena dapat menguji apakah sebuah sample selaras dengan

salah satu distribusi teoritis (Santoso, 2003). Distribusi Chi-Square juga digunakan ilmuwan

sensorik untuk membandingkan membandingkan frekuensi yang diamati (f0) dengan

frekuensi yang diharapkan (fe). (Harry, 2010). Prinsip dasar dari analisis chi-square yaitu

dengan membandingkan antara frekuensi-frekuensi harapan dengan frekuensi yang telah

diamati (Santoso,2003). Menurut Gani (2015) rumus untuk perhitungan Chi-Square yaitu :

x2=∑ ( f 0−f e)2

f e

Dimana :

X2 = Nilai Khi-Kuadrat

F0 = Frekuensi observasi

atau pengamatan

Fe = Frekuensi ekspektasi

atau Harapan

Page 3: LAPORAN ANSOR

(-------------)

3.3 Pembahasan Data Dan Perbandingan Dengan Tabel

Dari hasil penguijan sensoris yang dilakukan, didapatkan tabel tabulasi data hasil dari

kuisioner yang diisi oleh panelis adalah sebagai berikut :

Penilaian

panelis

Sampel yang disajikan Total

Pasangan sama Pasangan beda

Sama 9 7 16

Berbeda 6 8 14

Total 15 15 30

*Keterangan:

Disajikan empat kode yang berbeda: 395, 672, 489, dan 563

Kode 563 merupakan kode untuk merk susu kental manis yang berbeda sedangkan tiga kode

lainnya merupakan merk susu kental manis yang sama.

Perhitungan Chi-Square :

x2=∑ ( f 0−f e)2

f e

Dimana :

Fo = nilai pengamatan (observed value)

Fe = nilai harapan (expected value)

Esama=16×1530

=8

Ebeda=14×1530

=7

x2=¿¿

Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan data di tabel dengan

propabilitas 95% (0,05) dan V (2 sample, db = 2-1). Namun sebelumnya dibuat hipotesis

yang dinyatakan dalam :

H0 : P0 = kedua sampel merupakan sampel yang sama

Page 4: LAPORAN ANSOR

H1 : P0 = kedua sampel merupakan sampel yang berbeda

Hasil yang diperoleh dari penmbacaan tabel yaitu 3,84 (x20,95 (db=1)). Sehingga dapat diketahui

bahwa :

x2 hitung < x20,95 (db=1) 2,68 < 3,84

Sehingga dapat disimpulkan bahwa (H0 : diterima dan H1 : ditolak), tidak terdapat perbedaan

diantara kedua sample Susu Kental Manis A dan B yang telah diuji dengan taraf signifikasi

sebesar 0,05%