LAPORAN ANALISIS KASUS

22
LAPORAN ANALISIS KASUS (PJBL) “ANSIETAS” Anggota Kelompok 1: 1. Mega Wijaya 115070200111002 2. Maulana Rahmat Hidayatullah 115070200111030 3. Achmad Mansyur Annawawi 115070205111002 4. Adelia Rochma 115070201111006 5. Doma Martapura 115070200111028 6. Faizzatul Mudawamah 115070207111008 7. Novita Wulandari 115070200111048 8. Erwina Rusmawati 115070201111018 9. Ni Made Ardaningsih 115070201111008 10. Indah Dwi Rahayu 115070201111016 11. Nirma Pangestika 115070200111022 12. Novitasari Andriani 115070207111014 13. Ifa Rahmawati 115070200111012 14. Uzzy Lintang Savitri 115070200111010 15. Aga Aulia Sintaria 115070207111026 16. Reni Catur Rahmawati 115070200111040 FAKULTAS KEDOKTERAN

Transcript of LAPORAN ANALISIS KASUS

Page 1: LAPORAN ANALISIS KASUS

LAPORAN ANALISIS KASUS (PJBL)

“ANSIETAS”

Anggota Kelompok

1:

1. Mega Wijaya

115070200111002

2. Maulana Rahmat

Hidayatullah

115070200111030

3. Achmad Mansyur

Annawawi 115070205111002

4. Adelia Rochma 115070201111006

5. Doma Martapura 115070200111028

6. Faizzatul Mudawamah 115070207111008

7. Novita Wulandari 115070200111048

8. Erwina Rusmawati 115070201111018

9. Ni Made Ardaningsih 115070201111008

10. Indah Dwi Rahayu 115070201111016

11. Nirma Pangestika 115070200111022

12. Novitasari Andriani 115070207111014

13. Ifa Rahmawati 115070200111012

14. Uzzy Lintang Savitri 115070200111010

15. Aga Aulia Sintaria 115070207111026

16. Reni Catur Rahmawati 115070200111040

FAKULTAS KEDOKTERAN

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

201

KATA PENGANTAR

Page 2: LAPORAN ANALISIS KASUS

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-

Nya, kami dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi analisis Project

Based Learning (PJBL) dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Karya

Tulis ini, yaitu: .

1. Ns. Heni Dwi Windarwati, M.Kep.,S.kep. selaku dosen Foundation

of Nursing yang telah membimbing sehingga laporan hasil diskusi

analisis Project Based Learning (PJBL) ini dengan baik.

2. Orang tua penulis, yang telah memberi dukungan semangat, doa,

dan materi.

3. Saudara dan teman-teman yang memotivasi dan memberi

dukungan moral maupun materialdan pihak-pihak lain yang tidak

dapat kami sebutkan satu persatu di sini. Semoga Allah

menerima dan membalas kebaikan Bapak /Ibu/ Saudara.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyajikan laporan

hasil diskusi Panduan Project Based Learning (PJBL) dengan baik,

namun penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan

mengharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di

masa yang akan datang.

Malang, 18 Desember 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Page 3: LAPORAN ANALISIS KASUS

Halaman

Judul..........................................................................................................

Kata

Penganta

r.........................................................................................................

Daftar

Isi..................................................................................................................

Trigger

(Ansietas)....................................................................................................

Rumusan

Masalah....................................................................................................

Hasil diskusi analisis

kasus......................................................................................

Daftar

Pustaka..........................................................................................................

BAB I

Page 4: LAPORAN ANALISIS KASUS

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sebagai seorang perawat professional, dalam proses

pengkajian dan penentuan asuhan keperawatan yang tepat bagi

pasien diperlukan kemampuan analisa yang tepat pada pasien.

Perawat harus mampu mengkaji pasien dari segala aspek untuk

dapat menentukan asuhan keperawatan yang tepat. Dari semua

teori yang telah di dapat selama pendidikan dapat diaplikasikan ke

dalam analisis masalah pasien. Pemahaman tentang semua teori

tersebut berperan penting dalam proses penentuan asuhan

keperawatan yang tepat bagi pasien.

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan pendekatan profesional keperawatan

berdasarkan trigger?

2. Bagaimana penerapan teori model yang tepat dan alasannya

berdasarkan triger?

3. Bagaimana penerapan konsep sehat sakit dan stress adaptasi

berdasarkan triger?

4. Bagaimana penerapan konsep tumbuh kembang berdasarkan

trigger?

5. Bagaimana penerapan teori kebutuhan dasar manusia

berdasarkan trigger?

6. Bagaimana penerapan konsep berubah berdasarkan trigger?

7. Bagaimana penerapan konsep transkulturan keperawatan

berdasarkan trigger?

8. Bagaimana penerapan konsep spiritual berdasarkan trigger?

1.3Tujuan

Page 5: LAPORAN ANALISIS KASUS

1. Untuk mengetahui penerapan pendekatan profesional

keperawatan berdasarkan trigger

2. Untuk mengetahui penerapan teori model yang tepat dan

alasannya berdasarkan triger

3. Untuk mengetahui penerapan konsep sehat sakit dan stress

adaptasi berdasarkan triger

4. Untuk mengetahui penerapan konsep tumbuh kembang

berdasarkan trigger

5. Untuk mengetahui penerapan teori kebutuhan dasar manusia

berdasarkan trigger

6. Untuk mengetahui penerapan konsep berubah berdasarkan

trigger

7. Untuk mengetahui penerapan konsep transkulturan

keperawatan berdasarkan trigger

8. Untuk mengetahui penerapan konsep spiritual berdasarkan

trigger

1.4Manfaat

1. Manfaat akademik : Mahasiswa dapat menentukan berbagai

teori yang tepat untuk mengkaji pasien dari segala aspek dan

menentukan asuhan keperawatan yang tepat.

2. Manfaat bagi masyarakat : Memberikan contoh pada

masyarakat umum yang ingin mempelajari tentang pengkajian

dan penentuan asuhan keperawatan yang tepat.

BAB II

Page 6: LAPORAN ANALISIS KASUS

PEMBAHASAN

2.1 Trigger 1 (Ansietas)

Seorang perempuan usia 30 tahun dirawat di rumah bersalin

karena melahirkan anak ketiganya dengan cara operasi Caesarea.

Selama dirawat, pasien mengatakan cemas karena anak-anaknya

dirumah tidak ada yang merawat. Pasien ingin segera pulang tapi kondisi

fisiknya masih lemah. Pasien takut berjalan ke kamar mandi karena kuatir

jahitan operasinya terbuka. Pasien dibantu untuk pemenuhan perawatan

dirinya. Saat ini seorang perawat sedang melakukan pengkajian untuk

menentukan teori model keperawatan yang cocok, agar perawat bisa

membantu mencari jalan keluar atas permasalahan pasien.

2.2 Hasil Diskusi Analisis Trigger

a. Penerapan pendekatan profesional keperawatan berdasarkan

trigger

Sebagai seorang perawat professional, ada banyak hal yang

harus dilakukan dalam membantu proses kesembuhan pasien

dalam kasus ini. Hal dasar yang harus dilakukan dalah dengan

mengkaji pasien terhadap keadaan yang dialami pasca operasi

caesarea dan membantu pasien untuk menuju tingkat kesehatan

yang lebih tinggi. Perawat harus menjalankan tugas utamanya

yaitu sebagai care giver, communicator, teacher/educator,

counselor, leader, researcher, dan advocate. Dalam kasus ini

peran perawat yang lebih dominan adalah sebagai care giver dan

juga counselor.

1. Care giver

Pada trigger telah disebutkan bahwa pasien mengalami

ansietas pasca operasi caesarea yaitu merasa cemas

terhadap anak-anaknya di rumah dan takut berjalan ke

kamar mandi karena takut jahitannya terbuka. Dalam trigger

terlihat peran perawat memberikan perawatan dengan cara

Page 7: LAPORAN ANALISIS KASUS

membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan pasien

yaitu membantu berjalan ke kamar mandi agar si pasien

tidak khawatir jahitannya akan terbuka.

2. Counselor

Pada trigger disebutkan bahwa perawat sedang

melakukan pengkajian untuk menentukan teori model

keperawatan yang cocok, agar perawat bisa membantu

mencari jalan keluar atas permasalahan pasien.

Perawat harus dapat membantu pemenuhan kebutuhan

pasien dan juga memberikan saran tentang tindakan yang

harus dilakukan pada pasien. Menurut standar praktik

keperawatan yang dilakukan oleh ANA, tindakan yang harus

dilakukan dalam kasus ini adalah :

1. Assessment

2. Diagnosis

3. Outcomes Identification

4. Planning

5. Implementation

6. Evaluation

Perawat harus melakukan keenam hal diatas, dengan

harapan agar pasien dapat mencapai tingkat kesehatan yang

diharapkan pasca operasi serta mengendalikan mengontrol

keadaan dan kondisi psikologis pasien.

b. Penerapan teori model yang tepat dan alasannya berdasarkan

trigger

Dalam kasus ini, teori model yang tepat adalah teori Orem

Self Care Deficit dan Theory of Human Caring (Watson). Teori

Orem Self Care Deficit menjadi teori model yang tepat

dikarenakan dalam kasus ini pasien dibantu untuk memenuhi

kebutuhannya. Dan hal ini sejalan dengan teori Orem. Teori Orem

menyebutkan bahwa setiap orang memerlukan perawatan diri

Page 8: LAPORAN ANALISIS KASUS

untuk mempertahankan kesehatan dan tetap hidup. Hal ini

tentunya memperkuat bahwa teori Orem dalah teori model yang

tepat, selain itu, Theory Human of Caring yang dikemukakan oleh

Watson juga dianggap tepat untuk kasus ini. Teori ini

mengemukakan bahwa pasien dilihat secara holistic, yaitu jiwa,

raga, dan pikiran; ketiganya merupakan satu kesatuan. Nursing

Goal dalam teori ini adalah membuat harmoni antara jiwa, raga,

dan pikiran untuk membantu pasien mencapai tingkat kesehatan

yang lebih tinggi. Hal ini tentunya sejalan dengan masalah pasien

dalam kasus ini yang merasa takut untuk bergerak dan cemas

atas keadaan anak-anaknya, paseien memerlukanbantuan dalam

hal psikologis untuk mempercepat pemulihan, dan kedua teori ini

dianggap menjadi teori yang paling tepat untuk membantu proses

pemulihan pasien.

c. Penerapan konsep sehat sakit dan stress adaptasi

berdasarkan trigger

Penerapan konsep sehat sakit yang dianggap tepat dalam

kasus ini adalah “Smith’s models of Health” pada adaptive model.

Model ini menganggap bahwa selama seseorang tidak dapat

beradaptasi, maka ia dianggap sakit. Model ini sangat cocok

dengan yang dialami pasien dimana ia belum dapt beradaptasi

dengan keadaan pasca operasi (ditunjukkan dengan adanya

ketakutan untuk melakukan mobilisasi). Stress yang dialami

pasien merupakan stress sebagai respon, yakni stress yang timbul

akibat adanya perubahan kondisi kesehatan (pasca operasi).

Pada pasien ini terjadi GAS (General Adaptation Syndrome) yaitu

keadaan sakit pada bagian perut (pasca operasi) yang

mengakibatkan sakit pada seluruh tubuh dan penurunan

kemampuan mobilisasi. Strategi stress adaptasi yang dapat

digunakan adalah strategi Long Term Dengan melibatkan orang-

orang di sekitar pasien (keluarga) untuk memberikan dorongan

Page 9: LAPORAN ANALISIS KASUS

dan motivasi pada pasien. Pasien menunjukkan keadaan

stressnya melalui ansietas/kecemasan, yaitu kecemasan akan

keadaan anak-anaknya karena ia tidak dapat merawat mereka

secara langsung dan kecemasan bila jahitan akan lepas saat ia

melakukan mobilisasi ke kamar mandi.

d. Penerapan konsep tumbuh kembang berdasarkan trigger

Pada pasien dalam kasus ini sudah tidak terjadi proses

pertumbuhan, dikarenakan pasien telah melewati titik optimal

pertumbuhan yaitu pada usia 20 tahun. Secara umum,

perkembangan yang terjadi pada pasien dengan usia 30 tahun

adalah proses berpikir yang kompleks atas berbagai peran

sosialnya baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Dalam

kasus ini tidak terjadi perubahan tugas perkembangan, hanya saja

terjadi sedikit hambatan pada tugas perkembangan dikarenakan

keterbatasan klien dalam menjalankan perannya akibat pasca

operasi caesarea. Akan terjadi adaptasi pasien terhadap peran

barunya, yaitu sebagai ibu dengan 3 orang anak. Diharapkan

pasien akan kembali bisa menjalankan peran sesuai dengan tugas

perkembangannya dan menjalankan peran barunya dengan baik

setelah luka pasca operasi caesarea pada pasien sembuh. Peran

perawat sangat dibutuhkan dalam proses penyembuhan luka

pasca operasi caesarea pada pasien, selain itu dukungan dari

keluarga terutama suami juga sangat diperlukan untuk

mempercepat penyembuhan pasien sehingga klien dapat kembali

menjalankan perannya secara aktif.

e. Penerapan teori kebutuhan dasar manusia berdasarkan

trigger

Teori kebutuhan dasar manusia yang digunakan dalam kasus

ini adalah teori Maslow. Yang mengungkapkan bahwakonsep

aktualisasi diri merupakan keinginan untuk mewujudkan

Page 10: LAPORAN ANALISIS KASUS

kemampuan diri atau keinginan untuk menjadi apapun yang

mampu dicapai oleh setiap individu. Menurut teori ini ada

beberapa tingkatan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh

setiap orang, yaitu:

1. Physiological (Biologis) yang meliputi pernapasan, makanan,

air, dll.

2. Safety, yaitu keadaan aman menurut pasien

3. Love and belonging yang meliputi perhatian dan kasih sayang

keluarga atau orang orang di sekitar

4. Esteem, merupakan kepercayaan diri pasien untuk sembuh

5. Self actualization, yaitu aktualisasi diri pasien untuk mencapai

tingkat kesehatan yang dimiliki

Kebutuhan dasar yang paling diperlukan oleh pasien dalam

kasus ini adalah pemenuhan safety/comfort/kenyamanan. Hal ini

ditunjukkan dengan pasien yang merasa khawatir bila jahitan

bekas operasi akan terbuka. Pasien mengalami kekhawatiran ini

mungkin dikarenakan adanya rasa nyeri pada jahitan.

Kekhawatiran pasien mungkin tidak terjadi begitu saja, tentu ada

penyebab khusus dari kekhawatiran tersebut, jadi sebagai

seorang perawat kita harus mengadakan pengkajian lebih lanjut

tentang penyebab dari kekhawatiran pasien agar kekhawatiran

pasien dapat segera diatasi. Selain dari segi safety, perawat juga

harus mengkaji dari segi biologis dimana telah disebutkan dalam

kasus bahawa klien masih merasa lemas. Hal ini mengkin saja

disebabkan adanya masalah baik dari segi nutrisi atau dari hal lain

yang menyebabkan pasien menjadi lemas. Jadi, perawat juga

harus mengkaji dari sisi kebutuhan biologis pasien.

f. Penerapan konsep berubah berdasarkan trigger

Bentuk perubahan yang terjadi pada pasien adalah

Incremental Change / Frame-Bending Change (perubahan

sebagian) yakni perubahan yang dilakukan hanya pada beberapa

bagian saja dari pasien, tidak secara keseluruhan dan Planned

Page 11: LAPORAN ANALISIS KASUS

Change yaitu proses perubahan yang dilakukan oleh change

agent secara sengaja dengan perencanaan sebelumnya. Strategi

perubahan yang digunakan adalah dengan cara Shared Power

Strategy (Normative-Reducative apprach) yang memberdayakan

kekuatan orang lain (orang disekitar/yang dianggap penting serta

disegani) untuk melakukan perubahan. Jadi dalam kasus ini

perawat sengaja melakukan beberapa perubahan pada diri

pasien, strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan

perubahan yang diinginkan adalah dengan menggunakan

pengaruh orang lain (orang-orang terdekat) untuk memberikan

intervensi pada pasien agar pasien mau untuk berubah. Selain itu,

penerapan Rational Persuassion Strategy juga harus diterapkan

dalam kasus ini. Rational Persuassion Strategy mengedepankan

perawaat sebagai change agent yang menggunakan pengalaman,

pengetahuan dan argument dari perawat untuk memberikan

intervensi perubahan pada pasien. Rational Persuassion Strategy

dan Shared Power Strategy bekerja secara sinergis dan saling

melengkapi dalam proses perubahan.

g. Penerapan konsep transkulturan keperawatan berdasarkan

trigger

Transkulturan adalah hal yang tidak dapat diabaikan,

transkulturan merupakan frame yang berbeda yang perlu untuk

dikaji lebih lanjut. Dalam kasus ini nampaknya tidak terdapat

perbedaan kultur antara pasien dan perawat. Hal ini dibuktikan

dengan ketersediaan pasien untuk melakukan operasi caesarea

yang secara tidak langsung telah menunjukkan bahwa pasien

merupakan masyarakat yang menerima adanya perkembangan

teknologi dalam dunia kesehatan. Namun untuk mengantisipasi

adanya perbedaan kultur, perawat harus melakukan pengkajian

untuk menentukan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien.

Mungkin yang perlu ditekankan sebagai upaya untuk

Page 12: LAPORAN ANALISIS KASUS

meningkatkan kesehatan fisik pasien adalah tentang pemahaman

pasien terhadap proses elahiran. Pasien perlu diberikan

pengetahuan tambahan mengenai proses persalinan agar tidak

terjadi pemahaman yang salah tentang proses persalinan.

h. Penerapan konsep spiritual berdasarkan trigger

Spiritual merupakan koneksi antara makhluk dengan

Tuhannya yang harus diwujudkan. Kondisi spiritual seseorang

dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya, oleh karena itu

kebutuhan spiritual seseorangharus dipenuhi terlebih lagi orang

tersebut sedang dalam keadaan sakit. Kondisi spiritualnya harus

tetap sehat agar keadaan fisiknya tidak bertambah parah, kondisi

spiritual yang sehat juga akan membantu proses penyembuhan

kondisi fisik pasien. Dalam kasus ini nampaknya pasien

membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhan

spiritualnya dikarenakan kemampuan mobilisasi pasien yang

masih terbatas pasca operasi. Perawat harus melakukan

pengkajian terlebih dahulu terhadap agama dan kondisi spiritual

pasien untuk melakukan tindakan yang tepat pada pasien untuk

memenuhi kebutuhan spiritualnya. Selain itu, persepsi pasien

dalam merawat anak juga perlu dikaji. Jangan sampai pasien

merasa bahwa merawat anak adalah suatu beban, sebab hal ini

dapat menambah keadaan stress pada pasien yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya.

BAB III

Page 13: LAPORAN ANALISIS KASUS

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Dalam pendekatan profesional keperawatan, perawat memiliki

berbagai peran. Peran perawat yang paling dominan dalam

kasus ini adalah sebagai care giver dan conselour.

2. Teori model yang dianggap paling tepat adalah teori Orem Self

Care Deficit dan Theory of Human Caring (Watson). Kedua teori

ini membahas tentang pemenuhan kebutuhan pasien oleh

perawat dan melihat kesehatan pasien secara secara holistik.

3. Penerapan konsep sehat sakit yang dianggap tepat dalam kasus

ini adalah “Smith’s models of Health” pada adaptive model.

Model ini menganggap bahwa selama seseorang tidak dapat

beradaptasi, maka ia dianggap sakit. Model ini sangat cocok

dengan yang dialami pasien dimana ia belum dapat beradaptasi

dengan keadaan pasca operasi.

4. Pada pasien dalam kasus ini sudah tidak terjadi proses

pertumbuhan, namun pasien mengalami disfungsi dalam tugas

perkembangannya.

5. Teori kebutuhan dasar manusia yang digunakan dalam kasus ini

adalah teori Maslow. Kebutuhan dasar yang paling dibutuhkan

oleh pasien adalah safety atau pemenuhan kenyamanan,

dikarenakan pasien masih merasa tidak nyaman dan takut bila

jahitannya akan terbuka.

6. Bentuk perubahan yang terjadi pada pasien adalah Incremental

Change / Frame-Bending Change (perubahan sebagian) dan

Planned Change yaitu proses perubahan yang dilakukan oleh

change agent secara sengaja dengan perencanaan sebelumnya.

Strategi perubahan yang digunakan adalah dengan cara Shared

Power Strategy (Normative-Reducative apprach) dan Rational

Persuassion Strategy.

Page 14: LAPORAN ANALISIS KASUS

7. Transkulturan adalah hal yang tidak dapat diabaikan,

transkulturan merupakan frame yang berbeda yang perlu untuk

dikaji lebih lanjut. Dalam kasus ini nampaknya tidak terdapat

perbedaan kultur antara pasien dan perawat. Namun untuk

mengantisipasi adanya perbedaan kultur, perawat harus

melakukan pengkajian untuk menentukan asuhan keperawatan

yang tepat pada pasien.

8. Spiritual merupakan koneksi antara makhluk dengan Tuhannya

yang harus diwujudkan. Perawat harus memfasilitasi kebutuhan

spiritual pasien. Selain itu, persepsi pasien dalam merawat anak

juga perlu dikaji. Jangan sampai pasien merasa bahwa merawat

anak adalah suatu beban, sebab hal ini dapat menambah

keadaan stress pada pasien yang dapat berpengaruh terhadap

kondisi kesehatannya.

3.2. Saran

Trigger menunjukkan stress yang dialami pasien merupakan

stress sebagai respon, yakni stress yang timbul akibat adanya

perubahan kondisi kesehatan (pasca operasi). Dari kasus ini

pembaca diharapkan mampu menganalisis masalah yang terjadi dari

sebab-sebabnya hingga penangannannya. Kemudian pembaca

diharapkan mampu menerapkan konsep-konsep dasar keperawatan

untuk mengatasi problem yang dialami pasien.

Pembaca sebaiknya menggunakan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kasus. Dari asuhan keperawatan tersebut, pasien diharapkan mendapatkan kenyamanan, peningkatan kepercayaan diri, dan peningkatan dari segi spiritual yang nantinya membantu proses pemulihan pasien. Dengan ini proses keperawatan dibuat berdasarkan trigger, diharapkan berguna bagi semua orang.

Page 15: LAPORAN ANALISIS KASUS

DAFTAR PUSTAKA

Potter, perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta :

EGC.Kozler, Barbara, dkk. 2004. Fundamentas of Nursing. News Jersey :

Prentice Hall.

Marriner Tomey, Ann, Raile Alligood, Martha. 2006. Nursing Theorists and

Their

Work. Missouri : Mosby Elsevier.

Sumarno. 2011. Teori Konseptual Kepreawatan Dorothea E. Orem.

http://kapukskubo.com/2011/teori-konseptual-keperawatan-dorothea-e-

orem.html.

Diakses pada tanggal 13 Desember pukul 10.59 WIB.

Fitzpatrick JJ, Whall AL. Conceptual models of nursing, analysis and

application.

3rd ed. Stamford: Appleton & lange: 1996

John H. 2008. Mobilisasi Diri.

http://indonesiannursing.com/2008/05/mobilisasi -diri/. Diakses pada

tanggal 14 Desember pukul 15.00 WIB

Rustika, A. 2010. Model Konsep dan Teori keperawatan Dorothea Orem.

http://ariestaqyu.students.umm.ac.id/2010/01/29/teori-orem/. Diakses

pada tanggal 14 Desember 2011 pukul 14.21 WIB