Laporan Alpianor

26
LEMBAR PENGESAHAN Judul Praktikum : Pengenalan alat dan Larutan Hari / Tanggal : Selasa, 4 oktober 2011 Waktu : 12.00 – 14.30 WITA Tempat : Laboratorium Kimia Fakultas Kedokteran UNLAM Praktikan Alpianor NIM. I1B111216 Banjarbaru, 10 Oktober 2011 Mengetahui,

description

Laporan

Transcript of Laporan Alpianor

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum: Pengenalan alat dan LarutanHari / Tanggal: Selasa, 4 oktober 2011Waktu: 12.00 14.30 WITATempat: Laboratorium Kimia Fakultas Kedokteran UNLAM

Praktikan

AlpianorNIM. I1B111216

Banjarbaru, 10 Oktober 2011

Mengetahui,

Dosen Pembimbing,Asisten Kelompok

Dra. Fujiawati, M.Si Henny Aulia FitriNIP. 19640104 199403 2 001 NIM. I1B110028

Pengenalan alat dan Larutan

Alpianor2, Bernadino O Manembu1, Indah Dwi Astuti2, Nor Ella Dayani2, Rizki Lukmana2, M. Akbar Nugraha2

1 Ketua Kelompok VI Mahasiswa Pengikut Mata Kuliah Kimia Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM Banjarbaru2 Anggota Kelompok VI Mahasiswa Pengikut Mata Kuliah Kimia Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM Banjarbaru

AbstrakLatar Belakang : Larutan adalah campuran yang homogeny dari dua atau lebih macam zat terdiri dari; Zat yang terlarut (solute) Yang berada dalam jumlah yang lebih sedikit dan Zat pelarut (solven) yang berjumlah lebih banyak.Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.Metode : Mencampurkan 15 ml larutan asam encer (HCl) dengan 10 ml aquades ke dalam labu Erlenmeyer lalu ditambahkan dengan 2-3 tetes indicator metal orange lalu larutan di titrasi dengan standar dan melakukan titrasi lagi dengan indicator phenophtalien. Kemudian melihat perubahan warna larutan.Hasil : larutan HCl dan aquades yang telah ditetesi indikator metil orange yang kemudian dititrasi oleh Na2CO3 akan menunjukan perubahan warna merah menjadi kuning. Dan yang ditetesi indikator phenolptalein menunjukan perubahan warna dari bening menjadi unguKesimpulan : Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari zat pelaru dan zat terlarut. Pada proses titrasi perubahan warna dengan indikator metil orange lebih cepat dibandingkan dengan indikator phenolptalein. Titik ekuivalen adalah titik perubahan warna pertama tetapi masih dapat mengalami perubahan kewarna semula. Titik akhir titrasi adalah titik akhir dimana warna tidak mengalami perubahan warna.

Kata kunci : titrasi, indikator

AbstractBackground: The solution is a homogeneous mixture of two or more kinds of substances consisting of: a dissolved substance (solute) Which is in smaller amounts and Substance solvents (solvents) which amounted to more.The composition of the solute and solvent in the solution is expressed in concentration of the solution, while the mixing process of the solute and solvent form a solution is called dissolution or solvation.Method: Mixing 15 ml dilute acid solution (HCl) with 10 ml into the Erlenmeyer flask aquades then added with 2-3 drops of orange and metal indicator in the titration with a standard solution of and do another titration with the indicator phenophtalien . Then look at the changing color of the solution.Result: solution of HCl and aquades who has poured methyl orange indicator and then titrated by will show a red color change to yellow. And the indicator drops phenolptalein show color change from clear to purpleConclusion: The solution is a homogeneous mixture of substances pelaru and the solute. In the process of titration with the indicator changes color faster than methyl orange indicator phenolptalein. Equivalent point is the point of the first color change but it can still change the original color. Titration end point is the end point where the colors do not change color.

Keywords: titration, indicator

PENDAHULUANLarutan adalah campuran yang homogen,dimana antara zat terlarut dan pelarut tidak ada bidang batas. Larutan terdiri dari:11. Zat yang terlarut (solute)yang berada dalam jumlah yang lebih sedikit2. Zat pelarut (solven) yang jumlahnya lebih banyak Kimiawan juga membedakan larutan berdasarkan kemampuannya melarutkan zat terlarut. Larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut di dalam pelarut, pada suhu tertentu, dinamakan larutan jenuh (saturated solution). Sebelum titik jenuh tercapai, larutannya disebut larutan takjenuh (unsaturated solution); larutan ini mengandung zat terlarut lebih sedikit dibandingkan dengan kemampuannya untuk melarutkan. Jenis ketiga, larutan lewat jenuh (supersaturated solution), mengandung lebih banyak zat terlarut dibandingkan yang terdapat di dalam larutan jenuh. Larutan lewat jenuh bukanlah laritan yang sangat stabil.2 Pada saatnya, sebagian zat terlarut akan terpisah dari larutan lewat jenuh sebagai Kristal. Proses terpisahnya zat terlarut dari larutan dan membentuk Kristal dinamakan kristalisasi (crystallization). Perhatikan bahwa pengendapan dan kristalisasi kedua-duanya menjelaskan terpisahnya zat padat berlebih dari larutan lewat jenuh. Namun, pedatan yang terbentuk melalui kedua prose situ berbeda penampilannya. Kita biasanya membayangkan bahwa endapan terbentuk dari partikel kecil, sementara Kristal dapat berukuran besar dan bentuknya bagus.2a. Zat pelarutSemua reaksi kimia lebih mudah terjadi apabila berbentuk cairan. Zat pelarut yang banyak dipakai adalah air. Air merupakan zat yang polar artinya bahwa pada molekul air terdapat kutub-kutub positif dan negative. Karena adanya kutub-kutub ini air akan ditarik oleh zat yang polar pula. Misalnya : garam NaCl dimasukan kedalam air.1

b. Macam-macam larutanSelain itu ada yang disebut:1Larutan encerUntuk solute yang mudah larut (zat yang polar)Larutan pekatLarutan jenuhUntuk solute yang sukar larut (zat yang non polar)Larutan tak jenuh1. Larutan encer adalah larutan yang mengandung relative sedikit solute dalam larutan.2. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung banyak solute dalam larutan.3. Larutan jenuh adalah larutan dimana ada kesetimbangan antara solute padat dan solute dalam larutan4. Larutan tak jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah solute yang kurang dari larutan jenuh.c. Larutan gas dalam cairanHampir semua gas dapat larut dalam cairan walaupun kadang-kadang yang larut hanya sedikit sehingga dapat diabaikan. Karena air adalah soven yang paling banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, maka yang akan dibicarakan adalah kelarutan gas dalam air. Jumlah gas yang akan larut dalam air tergantung dari tiga factor, yaitu :11. Sifat gasGas H2,O2,dan N2 hanya sedikit larut dalam air karena sifat molekul-molekul gas-gas ini adalah non polar sehingga molekul air yang bersifat polar hanya mempunyai sedikit daya tarik. Sebaliknya HCl dan amoniak karena bersifat polar sehingga dapat bereaksi dengan molekul air, daya larutannya besar.2. Temperature LarutanUmumnya kelarutan gas akan nerkurang debgan naiknya temperature sehingga umumnya hamper semua gas dapat dihilangkan dari larutan dengan jalan mendidihkan kecuali yang membentuk campuran azeotrop. Bila kita menyatakan kelarutan gas dalam cairan harus dinyatakan temperature larutan sebab kelarutan akan berubah dengan berubahnya temperature.3. Tekanan dari GasMakin besar tekanan dari gas pada permukaan cairan, makin besar kelarutannya.Hukum Henry :Massa dari gas yang larut dalam sejumlah cairan tertentu berbanding lurus dengan tekanan gas tersebut pada kelarutannya.1Tetapi hukum ini tak berlaku pada gas-gas yang mudah larut dalam air seperti HCl, NH3, dan lain-lain. Sebab gas ini akan bereaksi dengan air dan berubah menjadi ion-ion, sedangkan hukum Henry hanya berlaku untuk molekul-molekul jadi hanya untuk gas yang sedikit larut dalam air.1

Metode1. Alat dan bahanAlatAlat yang digunakan pada praktikum kimia adalah :1. Buret2. Erlenmeyer3. Pipet tetes4. Statif5. Corong6. Pipet volemeBahanBahan yang digunakan pada praktikum kimia adalah :1. Asam encer2. Na2CO3 0,1 N3. Indicator metil orange4. Phenophtalein

2. Cara kerjaCara kerja dalam praktikum ini adalah:a. Menyiapkan alat dan bahanb. Mengambil dan memasukan 15 ml larutan asam encerc. Memasukan kedalam tabung Erlenmeyerd. Mengencerkan dengan menambah 10 ml aquadese. Menambahkan 2-3 tetes indicator metal orangef. Menitrasikan larutan tersebut dengan standar Na2CO3, melakukan dengan cara hati-hati dan gelas Erlenmeyer terus digoyang-goyang. Dan dihentikan setelah terjadi perubahan warnag. Mengamati perubahan warna yang terjadih. Mengamati banyaknya Na2CO3 yang digunakan pada saat titrasi i. Dengan cara yang sama lalu mengganti indicator metal orange dengan phenophtalein. Penetesan berhenti dilakukan saat warnanya berubahj. Mengamati banyaknya Na2CO3 yang digunakan pada saat titrasi dengan phenophtaleink. Menentukan volume titrasi dan menghitung normalitas

Hasil PengamatanData hasil praktikum dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.Tabel 1. Reaksi dengan indikator metal orange dan indikator phenophtaleinNOTitratVolume Titrat (ml)TitranVolume Titran (ml)IndikatorPerubahanWarnaN Titrat

AwalAkhir

1HCl25Na2CO38,5Metil orangeMerahKuning0,034 N

2HCl25Na2CO311.8ppBeningMerah muda0,0472 N

Perhitungan: Titrasi HCl dengan Na2CO3 0.1 N menggunakan metil orangeDiketahui:N1 = 0,1 NV1 = 8,5 mlV2 = 25 mlDitanya:N2 = ?Jawab:V1 . N1 = V2 . N28,5 . 0,1 = 25 . N2N2 = 0,034 NPerhitungan; Titrasi HCl dengan Na2CO3 0,1 N menggunakan phenolptaleinDiketahui:N1 = 0,1 NV1 = 11,8 mlV2 = 25 mlDitanya:N2 = ?Jawab:V1 . N1 = V2 . N211,8 . 0,1 = 25 . N2N2 = 0,0472 N

PEMBAHASANDalam pembuatan larutan, banyaknya pelarut dengan banyaknya zat terlarut harus diperhatikan karena apabila salah dalam pengukurannya, maka hasilnya tidak akurat. Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut dengan pelarut dikenal dengan istilah konsentrasi. Kesalahan dalam pengukuran volume zat yang digunakan juga mengakibatkan konsentrasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.1Dalam percobaan di laboratorium, biasanya menggunakan larutan yang lebih rendah konsentrasinya dengan cara menambahkan pelarutnya, misalnya banyak laboratorium yang membeli larutan kimia dalam air yang konsentrasinya pekat, sebab cara ini adalah cara yang sangat ekonomis. Biasanya senyawa kimia yang dibeli ini begitu pekatnya sehingga larutan ini perlu diencerkan. Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume air yang lebih besar.1Larutan ialah campuran yang serba sama (homogen) antara dua zat atau lebih. Di dalam larutan terdapat pelarut dan zat terlarut. Pelarut ialah bagian dari larutan yang jumlahnya banyak, sedangkan zat terlarut ialah bagian dari larutan yang jumlahnya sedikit. misalnya pada larutan gula, pelarutnya adalah air, dan zat terlarutnya bula.2Sebagian besar reaksi kimia dan banyak pengukuran sifat zat dikerjakan dalam suatu pelarut. Sifat pelarut sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu studi. Bagi ahli kimia anorganik, air merupakan pelarut yang paling penting, namun banyak pelarut lain yang telah dicoba dan ternyata berguna.3Kimiawan juga membedakan larutan berdasarkan kemampuannya melarutkan zat terlarut. Larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut di dalam pelarut, pada suhu tertentu, dinamakan larutan jenuh (saturated solution). Sebelum titik jenuh tercapai, larutannya disebut larutan takjenuh (unsaturated solution); larutan ini mengandung zat terlarut lebih sedikit dibandingkan dengan kemampuannya untuk melarutkan. Jenis ketiga, larutan lewat jenuh (supersaturated solution), mengandung lebih banyak zat terlarut dibandingkan yang terdapat di dalam larutan jenuh. Larutan lewat jenuh bukanlah laritan yang sangat stabil.2 Pada saatnya, sebagian zat terlarut akan terpisah dari larutan lewat jenuh sebagai Kristal. Proses terpisahnya zat terlarut dari larutan dan membentuk Kristal dinamakan kristalisasi (crystallization). Perhatikan bahwa pengendapan dan kristalisasi kedua-duanya menjelaskan terpisahnya zat padat berlebih dari larutan lewat jenuh. Namun, pedatan yang terbentuk melalui kedua prose situ berbeda penampilannya. Kita biasanya membayangkan bahwa endapan terbentuk dari partikel kecil, sementara Kristal dapat berukuran besar dan bentuknya bagus.2Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah.4Biasanya dengan larutan dimaksudkan fase cair. Lazimnya salah satu komponen (penyusun) larutan semacam itu adalah suatu cairan sebelum campuran itu dibuat. Cairan ini disebut medium pelarut atau pelarut (solvent). Komponen lain, yang dapat berbentuk gas, cair ataupun zat padat dibayangkan sebagai terlarut ke dalam komponen pertama. Zat yang terlarut disebut zat terlarut (solute). Dalam hal-hal yang meragukan, zat yang kuantitasnya lebih kecil disebut zat terlarut.5Kebanyakan reaksi kimia berlangsung bukan antara padatan murni, cairan murni, atau gas murni, melainkan antara ion-ion dan molekul-molekul yang terlarut dalam air atau pelarut lain. Kita dapat membedakan enam jenis larutan, bergantung pada wujud asal (padatan, cairan, atau gas) komponen larutan. Dalam cairan dan padatan, molekul-molekul saling terikat akibat adanya tarik-menarik antarmolekul. Gaya ini yang memainkan peranan penting dalam pembentukan larutan. Bila suatu zat (zat terlarut) larut dalam zat lainnya (pelarut), partikel zat terlarut akan menyebar keseluruh pelarut. Partikel zat terlarut ini menempati posisi yang biasanya ditempati oleh molekul pelarut. Kemudahan partikel zat terlarut menggantikan molekul pelarut bergantung pada kekuatan relatif dari tiga jenis interaksi:2 Interaksi pelarut-pelarut Interaksi zat terlarut-zat terlarut Interaksi pelarut-zat terlarut Tabel 2. Jenis-jenis LarutanZat TerlarutPelarutWujud Larutan Yang DihasilkanContoh

GasGasGasUdara

GasCairanCairanAir Soda (CO2 dalam air)

GasPadatanPadatanGas H2 dalam palladium

CairanCairanCairanEtanol dalam air

PadatanCairanCairanNaCl dalam air

PadatanPadatanPadatanKuningan (Cu/Zn), Solder (Sn/Pb)

Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut. Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut (solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan air atau aqueous. Larutan yang menggunakan zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlalu sedikit, larutan dinamakan larutan encer. Istilah larutan biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan, padatan, atau gas sebagai zat yang teralrut. Tiga contoh larutan dalam keadaan cair ialah:5Bensin: campuran sejumlah hidrokarbon cairAir laut: larutan berair dari natrium klorida dan padatan ionlainnya.Air berkarbonat: larutan berair dari CO2(g).

Larutan dapat pula berbentuk padat dan gas. Karena molekul-molekul gas terpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua gas adalah larutan. Contoh terbaik untuk larutan gas ialah udara, yang ter diri dari N2, O2, Ar dan gas lain dalan jumlah kecil. Dalam larutan padat, pelarutnya adalah zat padat. Kemampuan membentuk larutan padat sering terdapat pada logam, dan larutan padat ini dinamakan alloy.5Konsentrasi suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah suatu zat terlarut (solute) yang ada di dalam sejumlah tertentu larutan (solven). Jika kita ingin membandingkan secara kualitatif konsentrasi relative dari larutan, kita menggunakan istilah pekat dan encer. Suatu larutan pekat adalah solute (zat terlarut) yang relative konsentrasinya tinggi dan larutan encer adalah solute yang konsentrasinya kecil.5Konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam persen tak mempunyai signifikansi teori, tetapi umum digunakan . persen massa/volume banyak digunakan dalam laboratorium biologi dan kedokteran. , sedangkan persen massa/masa sering digunakan dalam industry kimia. Masih ada konsentrasi lain yang digunakan dalam kimia klinis, misalnya massa per satuan volume, yaitu terlarut/cm3 larutan.4Konsentrasi Molal (molaritas). Molaritas adalah fungsi siku. Hal ini disebabkan karena kuantitas larutan berdasarkan pada volumepadahal volume merupakan fungsi suhu. Konsentrasi molal didefinisikan dengan persamaan:4

Konsentrasi molal (m) =

Dalam menguji suatu reaksi untuk menetapkan apakah reaksi itu dapat digunakan untuk suatu titrasi, pembuatan kurva titrasi akan membantu pemahaman. Untuk titrasi asam-basa suatu kurva titrasi terdiri dari suatu alur pH (atau pOH) terhadap milliliter tittran. Kurva semacam itu membantu dalam mempertimbangkan kelayakan suatu titrasi dan dalam memilih indicator yang tepat.3Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Perbedaan antara titrasi asam-basa dan titrasi oksidasi-reduksi muatan yang berpindah adalah elektron, sedangkan pada titrasi asam-basa adalah proton.2Indikator merupakan komponen asam organik lemah atau basa organik lemah yang dalam larutan akan terionisasi sebagian, dimana warna yang terionisasi akan berbeda dengan yang tidak terionisasi dan warna yang akan dimunculkan tergantung pada yang dominan. Indikator juga dipengaruhi oleh konsentrasi ion hidrogen yang diserap atau dilepaskan.5Pada percobaan kali ini , dilakukan proses titrasi untuk menentukan normalitas suatu larutan standar asam yang akan kita buat. Na2CO3 digunakan sebagai titran untuk mentitrasi larutan HCl/H2S04 yang akan dicari normalitasnya, sedangkan untuk indikatornya digunakan Metil Orange dan Phenolptalein. Setelah percobaan dilakukan, diperoleh data seperti pada tabel 1. Ternyata, terdapat perbedaan perubahan warna dan banyaknya volume titran yang digunakan, antara titrasi dengan indikator Metil Orange dan titrasi dengan Phenolptalein.5Titrasi asam-basa digunakan untuk menentukan kadar larutan. Jika salah satu larutan diketahui molaritasnya, maka molaritas larutan yang lainnya dapat diketahui dengan rumus : 5 V1 x M1 = V2x M2

Dalam pengukuran konsentrasi larutan yang diuji, atau dicari konsentrasinya dengan menggunakan metode titrasi asam-basa. Larutan yang diuji ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asam-basanya (larutan uji/standar natrium hidroksida dan asam klorida). Jadi apabila larutan tersebut merupakan larutan asam-basa maka harus diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Pada larutan yang diuji sebelum dilakukan penetesan larutan uji, ditambahkan suatu larutan indicator, yang menanggapi munculnya kelebihanlarutan uji dengan perubahan warna dan penetesan larutan standar/ uji harus dihentikan.3Dan sebagai larutan indicator, dipilih suatu indicator yang berubah warna kira-kira pada pH titik kesetaraan titrasi. Untuk asam-asam lemah, pH titik kesetaraan terletak di atas 7 (tujuh) biasanya dipilih Phenophtalein. Untuk basa lemah, dimana pH titik kesetaraan di bawah 7 (tujuh), banyak digunakan merah metil atau jingga metil. Untuk asam kuat dan basa kuat, merah metil, biru bromyimol dan phenophtalein akan memadai.3Selain itu, tiap indikator mempunyai trayek pH yaitu jarak antara warna bentuk asam dan warna bentuk basa. Misalnya, metil orange mempunyai trayek pH 3,14,4 maka pada pH < 3,1 metil orange termasuk dalam bentuk asam dan jika pH > 4,4 metil orange termasuk dalam bentuk basa. Tiap bentuk mempunyai warna perubahannya tersendiri .1Dalam hal ini, indikator yang kita gunakan untuk percobaan adalah metil orange dan phenolphthalein. Keduanya mempunyai sifat karakteristik yang berbeda, baik dalam perubahan warna, trayek pH, atau sifatnya. Untuk lebih mudahnya, dapat dilihat pada tabel berikut.4Tabel 3 . Karakteristik indikator metil orange dan phenolphtalein NoIndicatorPenggolongan sifatWarna yang tidak terionisasiWarna yang terionisasi Trayek pH

1Metil OrangeBasa lemahDalam lingkungan asam , ion-ionnya memberikan warna merah Dalam lingkungan basa , anionnya memberikan warna kuning3,1 4,4

2PhenolphthaleinAsam lemahDalam lingkungan asam , ion-ionnya tidak berwarna Dalam lingkungan basa , anionnya memberikan warna merah keunguan8,3 10

Dalam penentuan hasil konsentrasi ini pada umumnya dilakukan secara manual, dimana larutan yang hendak dicari nilai konsentrasinya, dimasukan dalam gelas uji, kemudian volume larutan ini ditetapkan. Dari nilai pH larutan yang diuji, ditetukan titrasinya dan larutan indikatornya. Apabila asam maka titrasinya basa atau larutan uji atau standar-nya basa, seperti yang telah ditentukan diatas, begitu pula sebliknya. Setelah prosedur diatas dipenuhi maka pada gelas uji yang telah berisi larutan indicator dan larutan yang diuji (dicari nilai konsentrasinya), ditetesi larutan uji yang telah diketahui nilai konsentrasinya sedikit demi sedikit hingga terjadi perubahan warna. Titik ekivalen dapat diketahui dengan bantuan indicator. Titrasi (penetesan ) dihentikan tepat pada saat indicator menunjukan perubahan warna. Saat indicator menunjukan perubahan warna disebut titik akhir titrasi.3,5 Sejak volume mencapai titik ekuevalen titran diketahui , konsentrasi dari persediaan larutan dapat di hitung dengan:5MTitran = (V MStandar fd Titran) / (Veq fd Standar) Untuk analisis Western blotting, gastrocnemius otot, tibialisotot anterior, atau hati adalah homogen dalam buffer lisis yang mengandung20 mM Tris-HCl, pH 7,5; 150 mM NaCl; 1 mM EDTA; 1mM EGTA; 2,5 mM Na2mM PMSF; 1 mg / ml leupeptin; dan Triton 1%X-100. Asam-dirangsang duodenum HCO3sekresi adalah measured dalam percobaan hewan secara keseluruhan.6,7

SIMPULANSimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut :1. Pada proses titrasi, perubahan perubahan warna dengan indicator metal orange lebih cepat dibandingkan dengan indicator phenophtalein.2. Titrasi HCL dengan indicator metal orange normalitasnya adalah 0,034 N3. Titrasi HCL dengan indicator phenophtalein normalitasnya adalah 0,0472 N4. Titik ekuivalen adalah perubahan warna pertama tapi masih bisa mengalami perubahan warna menjadi warna semula.5. Titik akhir titrasi adalaht titik akhir dimana warna tidak mengalami perubahan kewarna semula.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukmariah dan Kamianti. 1990. Kimia Kedokteran. Jakarta:Binarupa Aksara 2. Chong, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga3. Cotton, F.D. dan Wilkinson,G. 1989. Kimia Organik Dasar. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia4. Petrucei, Ralph H. 1999. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga5. Keenan, Charles W. 1992. Kimia Untuk Universitas Edisi ke-6 Jilid I. Jakarta: Erlangga6. Federica Ciof, Shitalkumar P. Zambad, Laxmikant Chhipa, Rosalba Senese, Rosa Anna Busielo, Davinder Tuli, et all. TRC150094 a novel functional analog of iodothyronines, reduces adiposity by increasing energy expenditure and fatty acid oxidation in rats receiving a high-fat diet. The FASEB Journal. 24: 3451-3461. 20107. Anders J. Smith, Alfred E. Chappell, Andre G. Buret, Kim E. Barret, And Hiu Dong. 5-Hydroxytryptamine contributes signicantly to a reex pathway by which the duodenal mucosa protects itself from gastric acid injury. The FASEB Journal. 20: 2486-2495. 2006