Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 - bpkp.go.id · laporan keuangan sebanyak 23 IPP tingkat...
Transcript of Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 - bpkp.go.id · laporan keuangan sebanyak 23 IPP tingkat...
Ringkasan Eksekutif ii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
RINGKASAN EKSEKUTIF
encana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang telah disusun oleh Perwakilan
BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan
Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran,
dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta rencana
pendanaan dalam tahun 2010-2014.
Sebagaimana visi BPKP, visi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2013 adalah menjadi Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk
Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Berpijak pada visi tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
berperan membantu pemerintah dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara,
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta mendorong upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014.
Untuk mewujudkan visi, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai
empat misi, yaitu (1) menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN; (2) membina secara
efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; (3) mengembangkan kapasitas
pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten; serta (4) menyelenggarakan
sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah.
Dalam mencapai visi dan misi, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
menetapkan enam tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun 2010-2014, yaitu (1)
meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara; (2) meningkatnya tata pemerintahan
yang baik; (3) terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan
kasus yang merugikan keuangan Negara; (4) tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem
pengendalian intern pemerintah; (5) meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern
pemerintah yang profesional dan kompeten; dan (6) terselenggaranya sistem dukungan
pengambilan keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah.
Untuk mencapai tujuan strategis, dalam tahun 2014 Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta telah merumuskan delapan sasaran strategis sebagai tindak lanjut atas
surat Menteri PAN dan RB Nomor : B/3293/M.PAN-RB/11/2012 tanggal 30 November
2012 tentang hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) BPKP.
Perumusan sasaran strategis diikuti dengan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan
penetapan IKU dominan sebagai dasar pengukuran capaian sasaran strategis.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam
Penetapan Kinerja tahun 2014 untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Capaian kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014 merupakan
R
Ringkasan Eksekutif iii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
kontribusi dari capaian 3 (tiga) program yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP, Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya-BPKP, dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara
– BPKP.
Capaian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014
secara ringkas dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1
Capaian Tujuan dan Sasaran Strategis
No
Tujuan dan Sasaran Strategis Capaian Sasaran
1. Tujuan 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
1) Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD Tercapai 100%
2) Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50% Tercapai 100%
2. Tujuan 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD
dan terselenggaranaya GG pada 75% BUMN/BUMD
Tercapai 100%
3. Tujuan 3 : Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan
Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
4) Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi menjadi 80%
Tercapai 93,34%
4. Tujuan 4 : Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah
5) Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda Tercapai 83,33%
5. Tujuan 5 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Instansi
Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80% Pemda
Tercapai 100%
7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan
kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%
Tercapai 100%
6. Tujuan 6 : Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan
yang Andal bagi Presiden/Pemerintah
8) Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan
bagi pimpinan
Tercapai 100%
Pada LAKIP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sasaran strategis
merupakan IKU dari tujuan stretegis. Pengukuran capaian tujuan dilakukan menggunakan
hasil pengukuran sasaran strategis. Capaian sasaran diukur menggunakan indikator kinerja
utama (IKU) yang merepresentasikan peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran
strategis meliputi pengukuran atas realisasi 11 IKU dominan (yang paling mempengaruhi
capaian sasaran strategis) dari 35 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Perwakilan BPKP
Ringkasan Eksekutif iv
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014. Pengukuran dilanjutkan dengan analisis, khususnya
terhadap IKU yang tidak mencapai target.
Realisasi capaian enam tujuan strategis dan delapan sasaran strategis tahun 2014 adalah
sebagai berikut :
1. Tujuan Strategis 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Tujuan ini diukur menggunakan capaian dua sasaran strategis yaitu “Meningkatnya
kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD” dan “Terselenggaranya optimalisasi penerimaan
negara sebesar 87,50%”.
1) Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD
Ada dua IKU dominan yang merepresentasikan capaian sasaran strategis ini. Realisasi
tahun 2014 adalah sebagai berikut :
a. Persentase IPP yang mendapatkan pendampingan penyusunan laporan keuangan.
Dalam tahun 2014 jumlah IPP yang mendapat pendampingan penyusunan
laporan keuangan sebanyak 23 IPP tingkat wilayah (UAW) atau tercapai maksimal
sebesar 120% dari 17 IPP tingkat wilayah (UAW) di wilayah kerja Perwakilan
BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditargetkan dalam tahun 2014.
b. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP.
Dalam tahun 2014 jumlah IPD yang laporan keuangannya mendapat opini
minimal WDP sebanyak 12 pemda atau 100% dari 12 pemda di wilayah kerja
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.
2) Terselenggaranya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%
Capaian sasaran strategis ini ditunjukkan oleh IKU dominan berupa “Persentase
temuan hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang
ditindaklanjuti”. Pada tahun 2014 terdapat 19 saran/rekomendasi hasil audit
operasional PNBP yang telah ditindaklanjuti atau 100% dari jumlah
saran/rekomendasi, capaian IKU ini sebesar 111,11% dari target sebesar 90%.
Dengan memperhatikan kondisi capaian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan strategis
“Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara” telah tercapai.
2. Tujuan Strategis 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Tujuan ini diukur menggunakan capaian sasaran strategis berupa “Terselenggaranya SPM
pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD”. Keberhasilan sasaran strategis ini diindikasikan oleh pencapaian dua IKU dominan yaitu
“Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM” dan “Persentase
BUMN/BUMD yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI. Dalam tahun 2014,
jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM sebanyak 10 IPD atau 100% dari
10 IPD yang diaudit. Dibandingkan targetnya, maka IKU ini tercapai maksimal sebesar
120%. Sementara itu, jumlah BUMN/BUMD yang dilakukan sosialisasi/asistensi
GCG/KPI sebanyak 21 BUMN/BUMD atau tercapai 100% dari target. Sehingga IKU ini
Ringkasan Eksekutif v
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
tercapai maksimal sebesar 100% dari target yang ditetapkan. Meskipun jumlah IPD
maupun bidang yang dilakukan uji petik dalam audit terhadap kinerja pelayanan terbatas,
dapat disimpulkan bahwa tujuan “Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik” telah
dapat dicapai.
3. Tujuan Strategis 3 : Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan
Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara Tujuan ini diukur menggunakan capaian sasaran strategis berupa “Meningkatnya
kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/D dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi menjadi sebesar 80%”.
Pencapaian sasaran strategis ini diindikasikan oleh capaian IKU dominan berupa
“Kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program anti korupsi” dan “Jumlah
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapat
sosialisas/DA/asistensi/evaluasi FCP”. Dalam tahun 2014 telah dilaksanakan sosialisasi
program anti korupsi kepada 19 kelompok masyarakat atau tercapai maksimal sebesar
120% dari target, sehingga capaian IKU adalah 120%. Sedangkan kegiatan
sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan (FCP) dilakukan pada 6
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD atau tercapai 66,67% dari target.
Berdasarkan kondisi capaian kedua IKU di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
“Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus
yang Merugikan Keuangan Negara” belum sepenuhnya dapat dicapai.
4. Tujuan Strategis 4 : Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah Tujuan ini diukur menggunakan capaian sasaran strategis berupa ‘Meningkatnya kualitas
penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda”.
Sasaran strategis ini dindikasikan oleh IKU dominan berupa “Persentase Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”. Capaian IKU diukur
berdasarkan jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini WTP sebanyak
6 Pemda atau 50% dari jumlah seluruh Pemda sebanyak 12 Pemda. Dibandingkan target
sebesar 60% maka capaian IKU sebesar 83,33%.
Memperhatikan kondisi capaian sasaran di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
“Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah” belum
sepenuhnya dapat dicapai.
5. Tujuan Strategis 5 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
yang Profesional dan Kompeten
Tujuan ini diukur menggunakan capaian dua sasaran strategis yaitu “Meningkatnya
kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80%
K/L/Pemda” dan “Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan
kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%”.
Ringkasan Eksekutif vi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
IKU yang mengindikasikan capaian sasaran strategis pertama adalah “Persentase Pemda
yang dilakukan asistensi penerapan JFA” dengan capaian 114,58% dari target 80%.
Selanjutnya dua IKU dominan yang menunjukkan capaian sasaran strategis kedua terdiri
dari “Persentase jumlah rencana pengawasan yang terealisir” dan “Persentase kesesuaian
laporan keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SAP”. IKU
dominan pertama tercapai 105,28% dari target 90%. Sedangkan IKU dominan kedua
terealisir 120% dari target sebesar 90%.
Berdasarkan capaian semua sasaran strategis di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
“Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan
Kompeten” telah dapat dicapai.
6. Tujuan 6 : Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal
Bagi Presiden/Pemerintah Tujuan ini diukur menggunakan capaian sasaran strategis berupa “Terselenggaranya 100%
sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan”. Capaian sasaran tersebut diukur menggunakan IKU berupa “Jumlah sistem informasi yang
telah dimanfaatkan secara efektif” dengan target tahun 2014 sebanyak 10 sistem. Realisasi
IKU tahun 2014 sebanyak 10 sistem informasi telah dimanfaatkan secara efektif oleh
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atau mencapai 100% dari target.
Selain pencapaian tujuan dan sasaran strategis tersebut, prestasi Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta dalam tahun 2014 adalah menjadi juara umum lomba
kehumasan BPKP tahun 2014.
Seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta dalam mencapai sasaran strategis tahun 2014 menggunakan dana
sebesar Rp25.535.606.901,00 atau 103,46% dari anggaran sebesar Rp24.682.487.000,00.
Sebagian besar tujuan dan sasaran strategis tahun 2014 telah tercapai sesuai dengan
target yang ditetapkan. Keberhasilan dalam mencapai target kinerja didorong oleh beberapa
faktor sebagai berikut:
a. Komitmen yang kuat dari jajaran pimpinan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada stakeholders.
b. Kapabilitas, komitmen dan dedikasi dari pegawai dalam melaksanakan tugas.
c. Suasana kerja yang kondusif dengan sikap kebersamaan yang telah tumbuh dengan baik
diantara pegawai.
d. Kerjasama yang baik dari instansi Pemerintah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
serta stakeholder lainnya.
Namun demikian, masih terdapat beberapa tujuan dan sasaran strategis serta IKU yang
masih belum mencapai target yang ditetapkan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya dan kerja
Ringkasan Eksekutif vii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
yang lebih keras lagi untuk mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis di masa yang akan
datang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini akan dimanfaatkan oleh seluruh jajaran personil
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pedoman untuk meningkatkan
kualitas kinerja di masa yang akan datang. Sebagai upaya peningkatan kinerja tersebut,
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan langkah-langkah antara lain
sebagai berikut:
a. Melakukan evaluasi internal secara periodik mengenai keberhasilan maupun kegagalan
dalam melaksanakan program dan kegiatan serta mengambil langkah-langkah riil untuk
menyelesaikan permasalahan yang dijumpai.
b. Mengembangkan manajemen perubahan dan memantapkan sinergitas Reformasi
Birokrasi, SPIP, dan Budaya Kerja terutama berkaitan dengan penyempurnaan proses
bisnis agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif serta terwujudnya
pengendalian risiko strategis dan risiko operasional.
c. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pemantapan pengembangan knowledge based
management dalam berbagai aspek sehingga diharapkan lebih responsif dalam
melaksanakan tugas-tugas teknis (audit dan non audit) maupun non teknis (penunjang).
Daftar Isi viii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Halaman
i
Ringkasan Eksekutif ii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tugas dan Fungsi 1
C. Aspek Strategis 2
D. Kegiatan dan Layanan Produk 3
E. Struktur Organisasi dan Sumber Daya 4
F. Sistematika Penyajian 6
BAB II Rencana dan Perjanjian Kinerja 8
A. Rencana Strategis 2010-2014 8
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2014 20
Bab III Akuntabilitas Kinerja 24
A. Capaian Kinerja Organisasi 24
B. Analisis Capaian Kinerja 27
Tujuan Strategis 1 27
Tujuan Strategis 2 29
Tujuan Strategis 3 30
Daftar Isi ix
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tujuan Strategis 4
30
Tujuan Strategis 5 31
Tujuan Strategis 6 33
Sasaran Strategis 1 34
Sasaran Strategis 2 40
Sasaran Strategis 3 42
Sasaran Strategis 4 44
Sasaran Strategis 5 49
Sasaran Strategis 6 52
Sasaran Strategis 7 54
Sasaran Strategis 8 62
C. Realisasi Anggaran 64
Bab IV Penutup 65
Lampiran :
1.
2.
3.
Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014
Capaian Indikator Kinerja Output Tahun 2014
Perbandingan Realisasi Tahun 2010 s.d 2014
Bab I Pendahuluan 1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2014 merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan
program dan kegiatan selama tahun 2014 guna mewujudkan sasaran strategis yang
ditetapkan.
LAKIP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta disusun dengan mengacu
pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
B. TUGAS DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tanggal 26 Agustus 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas
di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk melaksanakan tugas tersebut maka Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.
2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja dan pengurusan
barang milik/kekayaan negara.
3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan
pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah.
4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan atau
lintas departemen/lembaga/wilayah.
5. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan
good governance.
L
Bab I Pendahuluan 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
6. Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
7. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu
pengawasan.
8. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada instansi pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dalam rangka penyelenggaraan SPIP.
9. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada instansi pemerintah pusat/ pemerintah daerah,
BUMD dan BUMN dalam rangka penyusunan laporan keuangan.
10. Memberikan sosialisasi dan asistensi penerapan Badan Layanan Umum (BLU).
11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.
C. ASPEK STRATEGIS
1. Wilayah Kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 61 Tahun 2012 tanggal 2 Februari 2012,
wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta disamping meliputi 6
Pemerintah Daerah di wilayah pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, juga
meliputi 6 Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Klaten,
Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, dan
Kabupaten Cilacap.
2. Peran Strategis Perwakilan BPKP
Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah mendukung pemerintah
dalam meningkatkan fungsinya untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan
berkeadilan. Untuk mendukung berjalannya fungsi negara/pemerintah tersebut, maka
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memposisikan diri untuk lebih
memfokuskan dalam memberikan analisis-analisis kebijakan publik baik yang bersifat
makro (lingkup nasional) maupun yang bersifat mikro (kewilayahan), memberikan
dukungan sesuai keahlian dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan check and
balance atas pelaksanaan program-program pemerintah. Hal ini perlu dilakukan karena
proses suatu pelayanan publik dimulai dari bagaimana pemerintah mendesain,
menetapkan, mengimplementasikan dan mencapai hasil dari kebijakan tersebut.
Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendukung fungsi dan
peran negara dalam memberikan pelayanan publik membutuhkan adanya peningkatan
Bab I Pendahuluan 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
pemahaman dari pejabat fungsional auditor mengenai konsep palayanan publik. Dalam
menjalankan fungsi dan perannya, negara/pemerintah membutuhkan informasi-informasi
yang dapat membantu dalam mendesain, menetapkan, mengimplementasikan dan
meningkatkan hasil kinerja kebijakannya. Oleh karena itu, setiap pejabat fungsional
auditor harus memfokuskan diri pada pemahaman dan penguasaan atas pelayanan publik,
harus mampu melakukan analisis kebijakan, mampu menjadi agen perubahan (change
agent) dari setiap perkembangan pelayanan publik, mampu menjalankan peran sebagai
konsultan untuk membantu setiap instansi pemerintah dalam menerapkan SPIP sebagai
bagian integral dalam proses pelayanan publik, dan tetap menjalankan peran sebagai
auditor untuk mengefektifkan fungsi check and balance.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bagian organisasi BPKP berperan
penting dalam mendukung BPKP mencapai visinya sebagai ““AAuuddiittoorr PPrreessiiddeenn yyaanngg
RReessppoonnssiiff,, IInntteerraakkttiiff,, ddaann TTeerrppeerrccaayyaa,, uunnttuukk MMeewwuujjuuddkkaann AAkkuunnttaabbiilliittaass KKeeuuaannggaann
NNeeggaarraa yyaanngg BBeerrkkuuaalliittaass..”” BPKP sebagai auditor presiden yang bersifat proaktif
merupakan resultan dari daya antisipasi, responsi, dan persuasi untuk menciptakan iklim
kerja partisipatoris yang tentunya akan menjadi kunci bagi peningkatan peran BPKP.
Untuk mencapai visi tersebut, BPKP perlu mengerahkan seluruh sumber daya yang ada
yaitu sumber daya manusia (SDM), dana, sarana dan prasarana secara optimal, efisien
dan efektif. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta
penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, wajib meningkatkan peran dalam mendukung BPKP melaksanakan misinya
untuk mencapai visi yang dicita-citakan.
D. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kegiatan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP dengan produk layanan meliputi :
1. Pengawasan atas kegiatan lintas sektoral
2. Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara
3. Pengawasan atas penugasan Presiden
4. Pendampingan reviu LKPP/LKPD
5. Pengawasan penerimaan negara
Bab I Pendahuluan 4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
6. Pengawasan PHLN
7. Assessment, Evaluasi GCG, KPI, Manajemen Risiko
8. Pengawasan investigatif
9. Bimbingan teknis dan pengembangan sistem pelaporan keuangan
10. Sosialisasi SPIP
11. Diklat SPIP
12. Bimbingan teknis SPIP
E. STRUKTUR ORGANISASI DAN SUMBER DAYA
1. Struktur Organisasi
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Keputusan Kepala BPKP
Nomor: 14 Tahun 2014 tanggal 26 Agustus 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan adalah Perwakilan BPKP
yang berkedudukan di Yogyakarta dan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Perwakilan membawahi :
Bagian Tata Usaha
Kelompok Jabatan Fungsional, yang terdiri dari :
- Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah
Pusat
- Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
- Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Akuntan Negara
- Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Investigasi
- Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Program dan Pelaporan serta
Pembinaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
Bab I Pendahuluan 5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
2. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia yang tersedia per 31 Desember 2014 sebanyak 149 orang,
berdasarkan jenis jabatannya dapat dirinci sebagai berikut:
Berdasarkan jenjang pendidikan, dari jumlah pegawai tersebut dapat dirinci sebagai
berikut:
Jenjang Pendidikan Jumlah
Pasca Sarjana (S2) 10 orang
Sarjana/Diploma IV 67 orang
Diploma III 45 orang
Diploma I - orang
SLTA 25 orang
SLTP 1 orang
SD 1 orang
Total 149 orang
Dibandingkan dengan jumlah pegawai per 31 Desember 2013 sebanyak 146 orang, jumlah
pegawai per 31 Desember 2014 bertambah sebanyak tiga orang disebabkan adanya
pegawai yang mutasi keluar/dipindahkan ke unit lain sebanyak tiga orang, dan mutasi
masuk dari unit lain sebanyak enam orang.
3. Sumber Daya Keuangan
Pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun anggaran 2014
dibiayai dari DIPA Tahun 2014 dan dari dana yang disediakan oleh pihak ketiga. Jumlah
anggaran selama tahun 2014 seluruhnya sebesar Rp24.682.487.000,00 sedangkan
realisasinya mencapai Rp25.535.606.901,00 atau 103,46% dari anggaran.
Jenis Jabatan Jumlah
Struktural 5 orang
Fungsional Auditor 105 orang
Fungsional Arsiparis - orang
Fungsional Analis Kepegawaian 1 orang
Fungsional Umum 36 orang
Pranata Komputer 2 orang
Total 149 orang
Bab I Pendahuluan 6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Rincian anggaran dan realisasi keuangan tersebut nampak dalam tabel berikut:
URAIAN Anggaran Realisasi
(Rp) (Rp) %
Bagian Anggaran BPKP (DIPA) 24.682.487.000,00 24.363.524.123,00 98,74
Di luar Bagian Anggaran BPKP 0,00 1.172.082.778,00 NA
Jumlah 24.682.487.000,00 25.535.606.901,00 103,46
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana berupa aset tetap yang ada di Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta per 31 Desember 2014 sebagai berikut :
NO URAIAN Per 31 Des 2014
(Rp)
Per 31 Des 2013
(Rp)
% Naik/
(Turun)
1 Tanah 25.340.460.000,00 30.030.260.000,00 (15,61)
2 Peralatan dan Mesin 12.056.937.072,00 11.842.563.072,00 1,81
3 Gedung dan Bangunan 20.851.775.199,00 20.970.330.188,00 (0,56)
4 Aset tetap lainnya 141.551.981,00 141.001.981,00 0,39
5 Konstruksi Dlm Pengerjaan - - -
6 Akum Penyusutan (15.983.015.201,00) (15.457.366.257,00) 3,40
Jumlah 42.407.709.051,00 47.526.788.984,00 (10,77)
F. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2014 terdiri dari empat bab.
Bab I Pendahuluan
Memuat informasi tentang latar belakang penyusunan Lakip, tugas dan fungsi, aspek strategis,
gambaran kegiatan dan produk layanan, serta struktur organisasi dan sumber daya.
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja
Bab I Pendahuluan 7
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Memuat informasi tentang Rencana Strategis tahun 2010 - 2014 dan perjanjian kinerja. Dalam
uraian tentang rencana strategis dijelaskan tentang pernyataan visi, misi, tujuan strategis,
indikator kinerja utama, serta program dan kegiatan.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
Menguraikan capaian kinerja setiap sasaran strategis dan indikator kinerja utama beserta
analisisnya. Dalam uraian analisis capaian kinerja dijelaskan mengenai gambaran umum
setiap indikator kinerja utama, realisasi capaian, hambatan tidak tercapainya atau dukungan
tercapainya target, perbandingan realisasi indikator kinerja utama tahun 2014 dengan tahun
2013, serta perbandingan realisasi indikator kinerja utama tahun 2014 dengan target indikator
kinerja utama pada akhir periode Renstra tahun 2014.
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
BAB II
RENCANA DAN PERJANJIAN KINERJA
ebagai salah satu unit kerja BPKP yang berada di daerah, Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta melaksanakan program-program yang ditetapkan oleh BPKP.
Program pada Renstra BPKP periode 2010-1014 telah diselaraskan dengan program
yang direstrukturisasi oleh Bappenas. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, program-
program BPKP meliputi satu program teknis yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,
dan dua program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara
BPKP.
Berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP
melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis, serta merekonstruksi Indikator Kinerja
Utama. Hal yang sama juga dilakukan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta,
sehingga sejak tahun 2012 dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis.
Perubahan tersebut sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam Renstra Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-2014 dimodifikasi dengan menambah secara implisit
jumlah anggaran dalam perspektif masing-masing indikator sasaran strategis dengan maksud
agar dapat dilakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis.
A. Rencana Strategis 2010 - 2014
Penyusunan Rencana Strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra merupakan dokumen perencanaan
yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan
Kementerian/Lembaga dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Renstra-KL
merupakan bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada
S
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan mendukung pencapaian
program-program prioritas pemerintah.
Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2010-2014 adalah sebagai berikut:
1. visi :
Auditor Presiden yang responsif, interaktif dan terpercaya untuk
mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas
Visi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Auditor Presiden
merupakan visi yang strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact
maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian, lembaga
dan pemerintah daerah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan demikian
diharapkan informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh Auditor Presiden
bersifat obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain yang menciderai
penegakan prinsip independensi.
Auditor Presiden yang responsif mengandung makna bahwa dalam menjalankan
perannya, Auditor Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tanggap terhadap
permasalahan yang dihadapi pemerintah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan segera
memberikan respon/masukan kepada pengambil kebijakan.
Bersifat interaktif yang mengandung makna bahwa Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta memperhatikan/mendengarkan kepentingan/kebutuhan stakeholders di
wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan pengertian tersebut
maka komunikasi antara Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan stakeholders
haruslah selalu terjalin dengan baik dan efektif. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta harus membuka saluran-saluran komunikasi yang efektif, menjalin
kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain dalam menjalankan perannya di wilayah kerja
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sifat interaktif ini mendorong perlunya kemampuan dan kompetensi yang tinggi bagi
para auditor Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta untuk berperan sebagai guru,
expert, maupun tempat bertanya yang dapat diandalkan di bidang pengawasan.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyatakan dalam visinya
sebagai Auditor Presiden yang terpercaya, yang berarti Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki integritas yang didukung profesionalisme yang tinggi sehingga dapat
diandalkan untuk memberikan hasil kerja yang berkualitas dan bermanfaat bagi shareholders
dan stakeholders di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Prinsip akuntabilitas keuangan negara menghendaki bahwa proses pengambilan
keputusan atau kinerja keuangan negara dapat dimonitor, dinilai, dan dikritisi. Selain itu,
pertanggungjawaban keuangan negara tersebut harus dapat ditelusuri sampai ke bukti
dasarnya (traceableness) dan dapat diterima secara logis (reasonableness). Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Auditor Presiden di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta berperan membantu pengawasan dalam bidang keuangan negara di wilayah kerja
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta agar akuntabilitas Presiden dapat
memuaskan seluruh rakyat Indonesia.
Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas ditunjukkan dengan tiga ciri yaitu
akuntabel, transparan dan partisipatif. Hal ini berarti bahwa pertanggungjawaban keuangan
negara harus dapat diandalkan, mengungkapkan secara terbuka informasi yang material dan
relevan serta berasal dari suatu proses yang melibatkan berbagai pihak terkait. Akuntabilitas
keuangan negara yang berkualitas mendukung akuntabilitas Presiden sebagai pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan Negara.
2. Misi
Misi merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan berisi pernyataan tentang apa
yang akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan
kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP.
Misi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang
mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN.
b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.
c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten
d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi
Presiden/pemerintah.
Misi pertama berkaitan dengan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagai Auditor Presiden di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara di
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, sekaligus menegaskan bahwa misi ini dilakukan untuk
membantu Presiden selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata
kepemerintahan yang baik dan upaya pencegahan KKN. Inti misi ini terkait dengan kegiatan
pengawasan intern pemerintah yang pada hakekatnya bertujuan memberikan nilai tambah
(value added) melalui dua peran utama yaitu aktivitas assurance dan consulting. Dengan peran
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 11
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
tersebut, fungsi utama Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah memberikan
umpan balik (feedback) sebagai bahan masukan bagi Presiden/ Pemerintah untuk memastikan
tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta dan memberikan rekomendasi perbaikan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance), serta membantu pemerintah dalam mencapai
tujuannya.
Dalam misi pertama ini juga termasuk kegiatan dalam rangka membantu aparat
penegak hukum dan pemerintah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mencegah
dan mengurangi KKN, yang dilakukan dalam bentuk pengawasan investigatif, pemberian
keterangan ahli, dan perhitungan kerugian negara.
Misi kedua berkaitan dengan peran BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam
memperkuat dan menunjang efektivitas SPI atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara oleh Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) yang terdiri dari BPKP, Itjen Kementerian, Inspektorat , Inspektorat
Kabupaten/Kota.
Selain itu, untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan
pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh
instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60
Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP
yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan
tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden. Akuntabilitas kinerja Presiden merupakan suatu
kesatuan akumulatif-integratif dari kinerja berbagai Kementerian/Lembaga dan juga
Pemerintah Daerah, sehingga perlu juga dipastikan efektivitas penyelenggaraan SPIP pada
seluruh instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.
Misi ketiga adalah misi pengimbang bahwa kinerja yang berorientasi ke luar tidak akan
terwujud tanpa adanya proses kerja internal yang baik maupun proses kerja sesama APIP yang
sinergis. Dengan adanya proses kerja sesama APIP yang sinergis diharapkan akan
menghasilkan kinerja APIP yang maksimal. Hal ini merupakan jawaban atas arahan Presiden
akan perwujudan pengawasan yang terpadu, terarah, dan memberi nilai tambah yang dapat
mendukung perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, dan berorientasikan
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Misi keempat merupakan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagai Auditor Presiden di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka
membangun sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif
melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang dikenal
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
sebagai PASs. PASs adalah alat kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi
akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta, yang berbasis web, on-line, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang
menampilkan informasi secara utuh (integrated) tentang implementasi akuntabilitas Presiden.
Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya
mendekati real-time sehingga dapat segera melakukan tindakan korektif jika terdapat
perbedaan antara realisasi dengan rencana.
3. Tujuan Strategis
Penetapan tujuan organisasi merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah
ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan
penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.
Tujuan-tujuan strategis dikaitkan dengan misinya adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara
b. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
c. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus
yang merugikan keuangan negara
d. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah
e. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten
f. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi
Presiden/Pemerintah.
4. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan dan mencerminkan
berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan. Sasaran merupakan
penjabaran lebih lanjut dari tujuan yang periode capaiannya lebih pendek yaitu paling lama
satu tahun. Adapun sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2010-2014 adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD;
b. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%;
c. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD dan terselenggaranya
GG pada 75% BUMN/BUMD;
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
d. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya
pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%;
e. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda;
f. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten pada 80% Pemda;
g. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan
keuangan sebesar 100%; dan
h. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan.
Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2010-2014 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
5. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran
strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. IKU Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta diletakkan pada perspektif manfaat baik yang bersifat outward looking
maupun inward looking. Perspektif pertama, outward looking yaitu perspektif manfaat langsung
bagi stakeholders eksternal. Sedangkan perspektif kedua, inward looking yaitu perspektif manfaat
bagi stakeholders internal BPKP.
Penetapan indikator kinerja utama dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan
sasaran strategis serta kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator kinerja
utama digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan
kegiatan diukur dengan indikator keluaran (output).
Tabel 2.1. berikut ini menyajikan indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014.
Tabel 2.1.
Indikator Kinerja Utama
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014
Tujuan Strategis Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja
Utama Target 2014
1. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara
1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
100
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
100
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tujuan Strategis Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja
Utama Target 2014
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
100
Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke BPKP Pusat
100
Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke BPKP Pusat
100
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
95
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
80
2. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%
Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
90
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
95
2. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
60
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
100
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
100
3. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan
1. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD
Kelompok masyarakat yang mendapat sosialisasi Program Anti Korupsi
6
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BL
9
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tujuan Strategis Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja
Utama Target 2014
memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%
U/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisai/DA/asistensi/evaluasi FCP
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
1
Persentase pelaksanaan penugasan audit HKP, Eskalasi, dan Klaim
100
Persentase pelaksanaan audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli
100
Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
80
Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
100
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
100
4. Terciptanya efektivitas penyelenggara an SPIP
1. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
60
Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP 60 Tahun 2008
8
Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Internal
9
5. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten
1. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
80
2. Meningkatnya efektivitas
Persentase jumlah rencana pengawasan yang terealisasi
90
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 16
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tujuan Strategis Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja
Utama Target 2014
perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SAP
100
Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap layanan kepegawaian
7,5
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
100
Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
7,5
Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta di media massa
30
Persentase pemanfaatan asset 100
Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap layanan sarpras
7,5
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
100
Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP
12
Jumlah system informasi yang dimanfaatkan secara efektif
10
6. Program dan Kegiatan
Kebijakan dan program serta kegiatan dalam Renstra Perwakilan BPKP DIY
didasarkan pada mandat yang diperoleh dari Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008,
dan peraturan perundangan lain seperti Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 17
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
Kebijakan dan program yang dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta menggambarkan domain BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan
negara yang meliputi 4 C yaitu Capacity Building (expertise), Current Issues, Clearing House, dan
Check and Balance.
Penyusunan program dan kegiatan Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta 2010-2014 mengacu kepada program dan kegiatan Renstra BPKP 2010-2014 yang
berpedoman pada kebijakan restrukturisasi program dan kegiatan yang diterapkan dalam
penyusunan RPJMN tahun 2010-2014. Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan
yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai sasaran dan
tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh K/L. Terdapat dua jenis program, yaitu program teknis dan program
generik. Program teknis merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada
kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program generik merupakan
program-program yang digunakan oleh beberapa organisasi eselon I A yang bersifat pelayanan
internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan
(pelayanan internal).
Dengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas dan
Renstra BPKP 2010-2014, Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 2010-
2014 berisi 3 program sebagai berikut:
1. Program Teknis : Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan
anggaran sebesar Rp3.527.914.000,00.
2. Program Generik
a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
dengan anggaran sebesar Rp20.965.693.000,00.
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP dengan anggaran
sebesar Rp188.880.000,00.
Dari ketiga program tersebut selanjutnya disusun kegiatan-kegiatan. Kegiatan
merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja setingkat eselon 2 yang
terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil, barang modal
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
termasuk peralatan dan teknologi, dana dan atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis
sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam
bentuk barang/jasa. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis tahun 2014
disajikan dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan
Program Sasaran Strategis Kegiatan
1.
Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD
Pendampingan reviu terhadap LKKL/LKPD
Bimtek/Asistensi penyusunan LKKL/LKPD
Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknis penyusunan APBD, asistensi SAKD, evaluasi LAKIP dan asistensi SIMDA pada Pemda
Pemantauan Transparansi Pengumuman RUP dan Pengumuman Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa Tahun 2014
Audit keuangan proyek PHLN
Audit kinerja PPIP
Quality Assurance pelaksanaan Audit PNPM Mandiri
Evaluasi Penyerapan Anggaran
Audit atas Klaim Hutang Pelayanan Kesehatan Dasar Jamkesmas dan Jampersal Tahun 2013 pada Dinas Kesehatan
Audit atas Klaim Dana Jamkesmas Tahun 2008 - 2013
Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru (TPG) Tahun 2008-2013
Monitoring Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan Nasional per 31-12-2013
Monitoring Implementasi BPJS Kesehatan Tahun 2014
Pendampingan penyelesaian tindak lanjut hasil audit BPK RI
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 19
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Program Sasaran Strategis Kegiatan
Pendampingan penyusunan LK BUMD dan SIA BLUD
2. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%
Audit PNBP
Monitoring DAK Bidang Pendidikan
Pemantauan dan Evaluasi Sisa BOS Tahun 2011
3. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Audit kinerja pelayanan Pemda
Audit Kinerja BUMD
Penilaian BUMN Bersih
Pendampingan penyusunan RBA
Pendampingan/asistensi penyusunan key performmance Indikators (KPI)
4. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%
Sosialisasi Program Anti Korupsi
Bimtek/sosialisasi/asistensi FCP
Audit Investigatif
Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
Pemberian Keterangan Ahli
Kajian peraturan yang berpotensi TPK
Audit penyesuaian harga dan klaim
5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda
Sosialisasi/Bimtek SPIP
Pendampingan SPIP
Bimtek/Penilaian Maturitas SPIP
Bimtek Penyusunan RTP
6. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Sosialisasi Penerapan JFA
2. Program Dukungan Manajemen dan
1. Meningkatnya efektifitas perencanaan
Penyusunan rencana dan laporan hasil pengawasan
Pengelolaan kepegawaian
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Program Sasaran Strategis Kegiatan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP
pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%
Pengelolaan anggaran dan sistem akuntansi pemerintah
Pengelolaan sarana dan prasarana
Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola APIP Daerah
Evaluasi Penerapan Tata Kelola APIP Daerah
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014
Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, Penetapan Kinerja (Tapkin) merupakan suatu dokumen
pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi.
Penetapan Kinerja (Tapkin) dimanfaatkan oleh setiap pimpinan BPKP untuk
memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi, melaporkan capaian realisasi
kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan menilai keberhasilan
atau kegagalan organisasi.
Penetapan kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014
memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama, serta target dan anggaran. Target kinerja
merepresentasikan komitmen pimpinan dan seluruh pegawai untuk mencapai hasil yang
diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome.
Dokumen Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang
memuat 35 indikator kinerja utama tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3.
Penetapan Kinerja
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2014
Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target
1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 90% LKPD
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
% 100
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 100
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
% 100
Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke BPKP Pusat
% 100
Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke BPKP Pusat
% 100
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 95
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 80
2. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 75%
Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 90
Persentase laporan pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 95
3. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 60
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 100
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 100
4. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%
Kelompok masyarakat yang mendapat sosialisasi Program Anti Korupsi
Pokmas 6
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 9
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
Instansi 1
Persentase pelaksanaan penugasan audit HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga
% 100
Persentase pelaksanaan audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli
% 100
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target
Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
% 80
Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
% 100
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100
5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 60
Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP 60 Tahun 2008
Pemda 8
Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Internal
Pemda 9
6. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 80
7. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 90
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SAP
% 100
Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap layanan kepegawaian
Skala Likert 1 sd 10
7,50
Persentase Pagu Dana yang tidak diblokir dalam DIPA
% 100
Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
Skala Likert 1 sd 10
7,50
Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta di media massa
Kali 30
Persentase pemanfaatan asset % 100
Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap layanan sarpras
Skala Likert 1 sd 10
7,50
Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 100
Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP
Instansi 12
8. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi pimpinan
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Sistem 10
Bab III Akuntabilitas Kinerja 24
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
ingkat capaian tujuan strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra
menjadi ukuran perwujudan akuntabilitas kinerja suatu instansi pemerintah. Pada
LAKIP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta, sasaran strategis
merupakan IKU dari tujuan strategis sehingga capaian kinerja tujuan strategis dinilai
berdasarkan capaian sasaran strategis.
Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dalam periode Renstra Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2010 – 2014, sehingga capaian sasaran strategis tahun 2014 secara
signifikan menentukan keberhasilan tujuan strategis secara keseluruhan. Pengukuran capaian
sasaran strategis dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target yang
diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2014. Ketentuan dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan LAKIP menitikberatkan pada pengukuran
pencapaian tujuan/sasaran strategis. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih indikator kinerja
utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai berpengaruh signifikan bagi
pencapaian tujuan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU
dominan dan membandingkannya dengan target yang ditetapkan. Selanjutnya dilakukan
analisis yang lebih mendalam terhadap IKU yang tidak mencapai target untuk mengetahui
faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja pada tahun 2014 dan
atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement).
Untuk menghindari distorsi perhitungan, pengukuran capaian sasaran strategis dihitung
berdasarkan jumlah IKU dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan.
Hasil pengukuran terhadap 35 IKU Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2014 yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara ringkas disajikan menurut
tujuan dan sasaran strategis sebagaimana tampak pada Tabel 3.1 berikut ini.
T
Bab III Akuntabilitas Kinerja 25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama
No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Capaian
2010
2014
Target Realisasi Capaian
(%)
Tujuan 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran Strategis 1.1 : Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
% - 100 135,29 120
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 100 100 100 100
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
% 100 100 100 100
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat
% 100 100 115,11 115,11
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat
% 100 199,54 120
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 88,89 95 85,31 89,80
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 80 81,82 102,27
Sasaran Strategis 1.2 : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase temuan hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 8,9 90 100 111,11
9 Persentase laporan pengawasan BUN disampaikan tepat waktu
% 100 95 100 105,26
Tujuan 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran Strategis 2.1 : Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% - 60 100 120
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% - 100 100 100
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% - 100 100 100
Tujuan Strategis 3 : Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 3.1 : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Pokmas 120 6 19 120
Bab III Akuntabilitas Kinerja 26
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Capaian
2010
2014
Target Realisasi Capaian
(%)
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
IPP/ IPD/
BUMD/ BLUD
100 9 6 66,67
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
IPP/ IPD/
BUMD/ BLUD
100 1 1 100
16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 117,65 100 100 100
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA
% - 100 100 100
18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
% 117,65 80 91,59 114,49
19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
% - 100 100 100
20 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% - 100 100 100
Tujuan 4 : Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran Strategis 4.1 : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 100 60 50 83,33
22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda 100 8 9 112,50
23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Pemda - 9 12 120
Tujuan 5 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1 : Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda
24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% - 80 91,67 114,58
Sasaran Strategis 5.2 : Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% - 90 94,75 105,28
26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% - 100 100 100
27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert
1 sd 10
101,11 7,50 7,79 103,87
28 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% - 100 100 100
29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran
Skala likert
99,31 7,50 7,99 106,53
Bab III Akuntabilitas Kinerja 27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Capaian
2010
2014
Target Realisasi Capaian
(%)
yang diajukan sesuai prosedur 1 sd 10
30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Kali - 30 35 116,67
31 Persentase pemanfaatan asset % - 100 100 100
32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert
1 sd 10
104,31 7,50 7,78 103,73
33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% - 100 100 100
34 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi - 12 12 100
Tujuan Strategis 6 : Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah
Sasaran Strategis 6.1 : Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
35 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Sistem - 10 10 100
Uraian lebih lengkap tentang capaian kinerja sasaran strategis beserta realisasi
anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
B.1. Analisis Tujuan Strategis
Sebagai tahun terakhir periode Renstra, pada tahun 2014 Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta mengukur capaian tujuan strategis. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta menilai capaian tujuan tersebut berdasarkan tingkat capaian kinerja sasaran
strategis yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, hasil pengukuran capaian kinerja sasaran
strategis digunakan untuk menyimpulkan capaian tujuan strategis. Selain itu, penilaian
terhadap capaian tujuan strategis juga dikuatkan dengan beberapa indikator lain sesuai dengan
masing-masing tujuan strategis.
Peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara menjadi salah satu tujuan strategis
yang ingin dicapai oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta pada akhir periode
Renstra tahun 2010 – 2014. Beberapa indikator yang menandai tercapainya tujuan tersebut
B.1.1 Tujuan Strategis 1
Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Bab III Akuntabilitas Kinerja 28
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
antara lain adanya peningkatan opini atas laporan keuangan K/L/Pemda serta meningkatnya
penerimaan negara/daerah.
Sejalan dengan indikator tersebut, tujuan strategis “Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas
Keuangan Negara” akan terwujud apabila Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
berhasil mencapai target dua sasaran strategis yaitu “Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan
95% LKPD” dan “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”.
Keberhasilan sasaran strategis pertama berupa “Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan
95% LKPD” diindikasikan oleh capaian dua IKU dominan yang terkait langsung dengan
kualitas laporan keuangan K/L/D. Hasil pengukuran kedua IKU dominan tersebut
menunjukkan bahwa target sasaran tahun 2014 telah tercapai 100%. Adapun keberhasilan
sasaran strategis kedua berupa “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar
87,50%” ditandai oleh capaian IKU dominan yang terkait langsung dengan optimalisasi
penerimaan negara/daerah.
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa rata-rata capaian IKU dominan kedua sasaran strategis
pada tahun 2010 adalah sebesar 75,84%. Sedangkan rata-rata capaian tahun 2014 sebesar
107,47%. Dengan memperhatikan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan strategis
“Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara” telah tercapai.
Hal tersebut juga dikuatkan dengan perolehan opini atas LKPD di wilayah kerja
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang selalu meningkat dari awal sampai
dengan akhir tahun Renstra sebagaimana terlihat pada grafik berikut :
Grafik 3.1
Perkembangan Opini LKPD Tahun 2010 – 2013
Sumber data : Website BPK RI
Bab III Akuntabilitas Kinerja 29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terus berkomitmen untuk meningkatkan
tata pemerintahan yang baik di wilayah kerjanya. Untuk itu, salah satu tujuan yang ditetapkan
dalam Renstra tahun 2010 – 2014 berupa “Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik”.
Keberhasilan tujuan tersebut antara lain ditandai dengan terselenggaranya pelayanan sesuai
Standar Pelayanan Minimal pada instansi pemerintah daerah dan terselenggaranya tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance) pada BUMN/D/BLU/D.
Berkaitan dengan hal tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
menetapkan sasaran strategis berupa “Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan
terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD”.
Keberhasilan dalam mewujudkan sasaran strategis “Terselenggaranya SPM pada 60%
IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh capaian IKU
dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPM dan GG. Hasil pengukuran
IKU dominan tersebut menunjukkan bahwa target sasaran tahun 2014 telah tercapai 100%
sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan “Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik”
telah dapat dicapai.
Hal tersebut diperkuat dengan hasil penilaian kinerja pelayanan publik tahun 2013 oleh
Kemenpan & RB yang menunjukkan bahwa dua pemerintah daerah mendapatkan nilai
kumulatif tertinggi yaitu Pemerintah Kota Yogyakarta dengan kategori AA dan Pemerintah
Kabupaten Sleman dengan kategori A, tiga pemerintah daerah lainnya mendapatkan nilai
dengan kategori B. Rincian lebih lanjut hasil penilaian kinerja pelayanan publik tahun 2013
dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Penilaian Kinerja Pelayanan Publik di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2013
No Pemda Hasil Penilaian
Nilai Kategori
1. Kota Yogyakarta 978 AA
2. Kab. Sleman 835 A
3. Kab. Bantul 637 B
4. Kab. Kulon Progo 536 B
5. Kab. Gunungkidul 493 B
Sumber : Hasil Penilaian Panitia Penentu Akhir KemenPAN dan RB
B.1.2 Tujuan Strategis 2
Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Bab III Akuntabilitas Kinerja 30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Pemerintahan yang bersih menjadi prasyarat penting dalam mewujudkan cita-cita
bernegara menuju masyarakat sejahtera dalam berkeadilan. Komitmen Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendorong hal tersebut dibuktikan dengan menetapkan
salah satu tujuan dalam Renstra tahun 2010 – 2014 berupa “Terciptanya Iklim yang Mencegah
Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara”.
Salah satu indikator terwujudnya tujuan tersebut adalah tumbuhnya kesadaran dan
keterlibatan masyarakat serta pemerintah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi. Sejalan dengan hal tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
menetapkan sasaran strategis berupa “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi
80%”.
Capaian sasaran tersebut diindikasikan dengan IKU dominan yang berkaitan langsung
dengan meningkatnya kesadaran dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi. Pengukuran
atas capaian IKU dominan sebagaimana tampak pada Tabel 3.1. menunjukkan bahwa
capaian tahun 2014 sebesar 93,34%, sedangakan capaian tahun 2010 sebesar 110%. Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa tujuan strategis berupa “Terciptanya Iklim yang Mencegah
Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara”
belum sepenuhnya tercapai.
Iklim pencegahan korupsi juga dipengaruhi oleh tingkat kapabilitas Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) di masing-masing pemerintah daerah. Semakin tinggi level
kapabilitas, APIP semakin mampu menjamin proses tata kelola sesuai dengan peraturan
dan mampu mendeteksi terjadinya korupsi. Sebagian besar level kapabilitas APIP di
wilayah kerja Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta baru mengalami peningkatan menjadi level 2
pada tahun 2014.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang diselenggarakan secara efektif akan
mendorong terwujudnya tujuan instansi pemerintah yang telah ditetapkan. Sebagai pembina
B.1.3. Tujuan Strategis 3
Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
B.1.4 Tujuan Strategis 4
Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Bab III Akuntabilitas Kinerja 31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
penyelenggaraan SPIP, BPKP berkomitmen untuk senantiasa mendorong terselenggaranya
SPIP pada instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan pembinaan berupa sosialisasi,
asistensi, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis maupun pendampingan
penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut juga merupakan wujud implementasi dari ditetapkannya
tujuan strategis yang akan dicapai oleh BPKP berupa “Terciptanya Efektivitas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah”.
Salah satu indikator terwujudnya tujuan tersebut adalah meningkatnya kualitas
penyelenggaraan SPIP pada instansi pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, Perwakilan
BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan sasaran strategis berupa “Meningkatnya
Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda”.
Capaian sasaran tersebut diindikasikan dengan IKU dominan yang berkaitan langsung
dengan meningkatnya kualitas penyelenggaraan SPIP. Pengukuran atas capaian IKU
dominan sebagaimana tampak pada Tabel 3.1. menunjukkan bahwa capaian tahun 2014
sebesar 83,33% sedangkan capaian tahun 2010 sebesar 100%. Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa tujuan strategis berupa “Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah” belum sepenuhnya dapat dicapai.
Indikator lain yang juga dapat menunjukkan efektivitias penyelenggaraan SPIP adalah
berupa kualitas opini atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Kualitas opini yang
baik dapat mencerminkan adanya penyelenggaraan SPIP yang efektif pada instansi
pemerintah karena laporan keuangan yang demikian dihasilkan dari proses sistematis dengan
integritas informasi yang dapat diandalkan. Dari 12 LKPD di wilayah kerja Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta, hanya enam atau 50% LKPD yang memperoleh opini WTP.
Indikator yang dianggap paling mendekati untuk menandai efektivitias penyelenggaraan
SPIP adalah dengan mengukur tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP. Tingkat maturitas
dinilai menggunakan suatu teknik sistematis yang mempertimbangkan berbagai indikator dan
parameter sehingga dianggap lebih tepat untuk menggambarkan seberapa jauh tingkat
kematangan instansi pemerintah dalam menyelenggarakan SPIP. Hasil evaluasi terhadap
empat pemerintah daerah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 2014 seluruhnya masih berada pada level satu atau rintisan.
Profesionalisme dan kompetensi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
memegang peran signifikan dalam pencapaian tujuan K/L/Pemda. APIP yang profesional
B.1.5 Tujuan Strategis 5
Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Bab III Akuntabilitas Kinerja 32
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
dan kompeten akan berperan secara efektif sehingga mampu memberikan keyakinan yang
memadai atas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah,
memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah, serta memelihara dan meningkatkan
kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
Menyadari hal tersebut, sebagai instansi pembina APIP, BPKP senantiasa berkomitmen
dalam upaya peningkatan kapasitas APIP melalui berbagai kegiatan pembinaan. Upaya
tersebut juga merupakan realisasi dari upaya mewujudkan salah satu tujuan strategis yang
akan dicapai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta pada akhir tahun Renstra yaitu
“Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan
Kompeten”.
Indikator yang dapat menandai terwujudnya tujuan tersebut berupa peningkatan
kapasitas APIP pada pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut, Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan dua sasaran strategis berupa “Meningkatnya
Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80%
Pemda” dan “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas
Pengelolaan Keuangan sebesar 100%”.
Capaian sasaran pertama diindikasikan dengan IKU dominan yang berkaitan langsung
dengan peningkatan kapasitas APIP pemerintah daerah. Sedangkan capaian sasaran kedua
diindikasikan dengan IKU dominan yang berkaitan langsung dengan peningkatan efektivitas
perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan. Pengukuran atas capaian IKU
dominan sebagaimana tampak pada Tabel 3.1. menunjukkan bahwa capaian sasaran strategis
pertama tahun 2014 sebesar 114,58%, sedangkan sasaran strategis kedua tahun 2014 sebesar
101,67%. Pada tahun 2010 IKU-IKU dominan tersebut belum ditetapkan sehingga tidak dapat
dibandingkan. Hasil pengukuran tersebut dapat menunjukkan bahwa tujuan strategis berupa
“Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan
Kompeten” telah dapat dicapai.
Namun demikian, apabila dilihat dari tingkat kapabilitas APIP yang dinilai
menggunakan Internal Audit Capacity Model (IACM), dari 12 APIP di wilayah kerja Perwakilan
BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta baru enam APIP atau 60% yang berada pada level 2.
Perkembangan peningkatan level kapabilitas APIP dapat dilihat pada tabel di bawah.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tabel 3.4
Perkembangan Kapabilitas APIP
Level
2012 2013 2014
Jml
APIP
% Jml
APIP
% Jml
APIP
%
Level 1 (Initial) 10 83,33 9 75 6 50
Level 2 (Infrastructure) 2 16,67 3 25 6 50
Level 3 (Integrited) - - - - - -
Level 4 (Managed) - - - - - -
Level 5 (Optimizing) - - - - - -
Dukungan sistem informasi yang andal sangat diperlukan dalam mengelola dan
melaksanakan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Demikian juga pada Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas tidak terlepas dari peran sistem
informasi yang telah dibangun baik oleh internal BPKP maupun oleh instansi lain untuk
membangun dan menyampaikan informasi secara berkala sebagai bahan pengambilan
keputusan oleh pimpinan BPKP. Mengingat pentingnya sistem informasi yang mampu
menghasilkan informasi yang andal, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
menetapkan salah satu tujuan strategis yang akan dicapai berupa “Terselenggaranya Sistem
Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah”.
Perwujudan tujuan tersebut dapat diindikasikan dengan terselenggaranya sistem
informasi secara efektif dalam pengelolaan kegiatan operasional sehari-hari. Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan sasaran strategis berupa “Terselenggaranya 100%
sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan”.
Capaian sasaran tersebut diindikasikan dengan IKU dominan yang berkaitan langsung
dengan penyelenggaraan sistem informasi BPKP. Pengukuran atas capaian IKU dominan
sebagaimana tampak pada Tabel 3.1. menunjukkan bahwa capaian tahun 2014 sebesar 100%.
Kondisi tersebut dapat menunjukkan bahwa tujuan strategis berupa “Terselenggaranya 100%
sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan” telah dapat dicapai.
B.1.6 Tujuan Strategis 6
Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah
Bab III Akuntabilitas Kinerja 34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
B.2. Analisis Sasaran Strategis
Analisis atas capaian kinerja sasaran strategis dilakukan terutama terhadap Indikator
Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan
terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja sasaran namun
berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis.
Analisis tentang enam sasaran strategis yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis disajikan sebagai
berikut:
Sasaran Strategis 1
Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD
Melalui sasaran strategis ini, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terus
mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dengan berbagai upaya strategis yang dilaksanakan. Diantaranya dengan komunikasi yang
intensif dengan para mitra kerja dalam rangka pelaksanaan pendampingan penyusunan atau
reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang
diharapkan adalah laporan keuangan dapat disusun sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP.
Sasaran strategis “Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD” diindikasikan
oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas laporan keuangan K/L/D.
Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan
tahun 2012 dan 2013 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1
No Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Naik/(Turun)
2012 2013 2014 2014 thd
2012 2014 thd
2013
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
% 100 120 120 20 -
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 100 100 100 - -
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
% 100 100 100 - -
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat
% 88,24 120 115,11 26,87 (4,89)
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat
% 92,86 111,76 120 27,14 8,24
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 52 95 89,80 37,80 (5,20)
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 55,56 50 102,27 46,71 52,27
Bab III Akuntabilitas Kinerja 35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada
Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 sudah mencapai
100%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran 106,74%. Uraian
masing-masing capaian IKU sasaran strategis adalah sebagai berikut :
1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta bertekad mendorong peningkatan
kualitas laporan keuangan kementerian/lembaga. Hal tersebut ditunjukkan dengan
menetapkan salah satu IKU dominan dalam mencapai sasaran strategis pertama berupa
“Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan” dengan
target sebesar 100%.” Penetapan IKU tersebut dimaksudkan agar dapat membantu
terlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hasil pendampingan penyusunan laporan
keuangan berkontribusi menentukan kualitas dari laporan keuangan yang akan diberikan
opini oleh BPK RI.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi vertikal
tingkat wilayah (UAW) yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
dibandingkan dengan target dalam PKPT.
Dalam tahun 2014 jumlah IPP tingkat wilayah (UAW) yang mendapat pendampingan
dalam penyusunan laporan keuangan sebanyak 23 IPP atau tercapai maksimal sebesar
120% dari jumlah IPP yang ditargetkan di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta sebanyak 17 IPP. Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%,
maka IKU ini tercapai maksimal sebesar 120%.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan
dan sama dengan realisasi tahun 2013.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKKL” dengan target tahun
2014 sebanyak 17 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 42 laporan atau tercapai
maksimal sebesar 120%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp89.123.000,00 atau
149,91% dari anggarannya sebesar Rp59.450.000,00. Realisasi dana tersebut seluruhnya
merupakan dana DIPA. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 609 OH atau
163,27% dari rencananya sebanyak 373 OH.
2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
Sebagaimana dengan laporan keuangan kementerian/lembaga, Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta juga bertekad mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah dengan menetapkan IKU dominan kedua berupa “Persentase IPD yang
laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP”. Keberhasilan pencapaian IKU
Bab III Akuntabilitas Kinerja 36
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal
WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Dalam tahun 2014, laporan keuangan 6 IPD memperoleh opini WTP dan 6 IPD lainnya
memperoleh opini WDP, sehingga jumlah IPD yang laporan keuangannya minimal WDP
sebanyak 12 IPD atau 100%. Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka capaian
IKU ini adalah sebesar 100%. Perolehan opini LKPD di wilayah kerja Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta tampak pada tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3
Perkembangan Opini LKPD
No Opini Jumlah LKPD
2012 2013
1 Wajar Tanpa Pengecualian 6 6 2 Wajar Dengan Pengecualian 6 6 3 Tidak Wajar - - 4 Tidak Memberi Pendapat - -
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi IKU tahun 2014 sama
dengan realisasi tahun 2012 dan tahun 2013. Meskipun tidak ada perubahan, namun
terdapat penurunan kualitas opini pada LKPD yang tidak dilakukan pendampingan oleh
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Kabupaten Kebumen dari WTP
pada tahun 2012 menjadi WDP pada tahun 2013 dan terdapat peningkatan kualitas opini
pada LKPD yang dilakukan pendampingan yaitu Kabupaten Kulon Progo dari WDP pada
tahun 2012 menjadi WTP pada tahun 2013.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKPD” dengan target tahun
2014 sebanyak 13 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 129 laporan atau tercapai
maksimal sebesar 120%. Tingginya angka capaian tersebut terutama berupa permintaan
penugasan pendampingan yang tidak direncanakan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp563.388.000,00 atau
131,13% dari anggarannya sebesar Rp429.635.000,00 yang terdiri dari dana DIPA sebesar
Rp229.868.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp333.520.000,00. Kegitatan tersebut
menggunakan SDM sebanyak 2.206 OH atau 367,67% dari rencananya sebanyak 600 OH.
3. Persentase jumlah laporan keuangan PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
IKU dominan selanjutnya dalam mencapai sasaran strategis 1 berupa “Persentase jumlah
laporan keuangan PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar” dengan target sebesar
100%. Keberhasilan IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah laporan keuangan
dukungan proyek PHLN yang memperoleh simpulan Wajar dengan jumlah laporan
keuangan proyek PHLN.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 37
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Pada tahun 2014 realisasi IKU ini sebanyak 42 laporan atau 100% dari seluruh laporan
keuangan dukungan proyek PHLN. Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka
capaian IKU ini adalah sebesar 100%.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 sama dengan realisasi tahun 2013 dan tahun
2014.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN” dengan target tahun 2014
sebanyak 42 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 50 laporan atau tercapai 119,05%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp478.736.000,00 atau
114,75% dari anggarannya sebesar Rp656.972.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari
dana DIPA sebesar Rp238.971.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp239.765.000,00.
Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.898 OH atau 113,93% dari rencananya
sebanyak 1.666 OH.
4. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang Disampaikan ke BPKP Pusat
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49 ayat (2) memberikan mandat
kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Untuk melaksanakan mandat tersebut
dan sekaligus mencapai sasaran strategis pertama, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang
disampaikan ke BPKP Pusat” dengan target sebesar 100%.
Pada tahun 2014, realisasi laporan hasil pengawasan lintas sektor yang dikirim ke BPKP
Pusat sebanyak 126 laporan atau 105,88% dibandingkan target sebanyak 119 laporan.
Dibandingkan dengan target IKU sebesar 100%, maka IKU ini tercapai sebesar 105,88%.
Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2014 mengalami
kenaikan namun mengalami penurunan dibanding realisasi tahun 2013.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektoral” dengan target tahun 2014
sebanyak 109 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 125 laporan atau tercapai
maksimal sebesar 114,68%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp593.498.000,00 atau
72,13% dari anggarannya sebesar Rp822.768.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari
dana DIPA sebesar Rp436.113.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp157.385.000,00.
Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.991 OH atau 86,91% dari rencananya
sebanyak 2.291 OH.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 38
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
5. Persentasi Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke BPKP Pusat
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49 ayat (2) juga memberikan mandat
kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara atas permintaan Presiden. Dalam melaksanaan mandat tersebut, Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan atas
Permintaan Presiden yang Disampaikan ke BPKP Pusat” dengan target 100%.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah laporan yang dikirim ke
BPKP Pusat dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh BPKP Pusat.
Dalam tahun 2014 telah diterbitkan dan dikirim laporan hasil pengawasan atas permintaan
presiden sebanyak 79 laporan atau tercapai maksimal 120% dari target sebanyak 31
laporan. Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka IKU ini tercapai maksimal
sebesar 120%.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2012
maupun tahun 2013.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden” dengan target
tahun 2014 sebanyak 31 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 79 laporan atau
tercapai maksimal sebesar 120%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp179.692.000,00 atau
99,63% dari anggarannya sebesar Rp180.364.000,00 yang seluruhnya merupakan dana
DIPA dan menggunakan SDM sebanyak 967 OH atau 131,39% dari rencananya sebanyak
736 OH.
6. Persentasi Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan
Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders
IKU lainnya dalam mencapai sasaran strategis pertama berupa “Persentase Hasil
Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan
oleh Stakeholders” dengan target sebesar 95%. Pengukuran capaian IKU ini berupa
persentase laporan yang disampaikan tepat waktu sesuai RPL.
Dalam tahun 2014 telah diterbitkan laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholders
dan dikirim secara tepat waktu sebanyak 53 laporan atau 85,48% dari target sebanyak 62
laporan. Dibandingkan dengan target sebesar 95%, maka capaian IKU ini adalah sebesar
89,98%.
Belum tercapainya target sasaran strategis ini menunjukkan bahwa Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta perlu meningkatkan upayanya dalam memperbaiki kualitas
perencanaan penerbitan laporan hasil pengawasan mengingat dalam realisasinya sering
bersamaan dengan tugas-tugas lain yang mendesak dan tidak direncanakan sebelumnya.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 39
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2012
mengalami penurunan dari realisasi tahun 2013.
Pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan (output)
berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders” dengan target tahun
2014 sebanyak 29 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 62 laporan atau tercapai
maksimal sebesar 120%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp364.133.000,00 atau
101,12% dari anggarannya sebesar Rp360.105.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari
dana DIPA sebesar Rp316.225.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp47.908.000,00.
Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.450 OH atau 131,22% dari rencananya
sebanyak 1.105 OH.
7. Persentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi
Secara periodik, Kepala Daerah wajib menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan serta dilampiri
dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah. Keterbatasan sumber daya
pada sebagian besar BUMD, mendorong Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
untuk berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Upaya pendampingan tersebut
dianggap mendukung pencapaian sasaran strategis pertama dengan IKU “Persentase
BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi”.
IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah BUMD yang mendapat pendampingan
penyelenggaraan akuntansi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja Perwakilan.
Dalam tahun 2014 telah dilakukan pendampingan penyelenggaraan akuntansi pada 9
BUMD atau 81,82% dari jumlah BUMD yang ada di wilayah kerja Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 11 BUMD. Dibandingkan dengan target IKU
sebesar 80%, maka capaian kinerja IKU ini tercapai 102,27%.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya secara aktif meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan BUMD di wilayah kerja Perwakilan. Hasilnya terlihat dari
perolehan opini WTP atas Laporan Keuangan sebagian besar BUMD di wilayah kerja
Perwakilan sebagaimana disajikan pada tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4 Perkembangan Opini LK BUMD
No Opini Jumlah BUMD
2012 2013 2014
1 Wajar Tanpa Pengecualian 15 15 15 2 Wajar Dengan Pengecualian - - 3 Tidak Wajar - - 4 Tidak Memberi Pendapat - -
Bab III Akuntabilitas Kinerja 40
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD” dengan target
tahun 2012 sebanyak 13 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 46 laporan atau
tercapai secara maksimal sebesar 120%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp316.861.000,00 atau
126,80% dari anggarannya sebesar Rp249.883.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari
dana DIPA sebesar Rp234.781.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp82.080.000,00.
Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.455 OH atau 286,42% dari rencananya
sebanyak 508 OH.
Sasaran Strategis 2
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah sebesar 87,50%
Untuk dapat menjalankan roda pemerintahan dengan efektif, pemerintah sangat
membutuhkan dukungan dana yang cukup. Melalui sasaran strategis ini, Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta turut mendorong peningkatan penerimaan negara/daerah.
Upaya yang dilaksanakan berupa pendampingan OPAD pada pemerintah daerah dan audit
operasional PNBP pada beberapa UPT PNBP.
Sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”
diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan optimalisasi penerimaan
negara/daerah. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2012
dan 2013 disajikan dalam Tabel 3.5 berikut ini :
Tabel 3.5
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2
No Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Naik/(Turun)
2012 2013 2014 2014 thd
2012 2014 thd
2013
1 Persentase temuan hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 85,71 90 100 14,29 10
2 Persentase laporan pengawasan BUN disampaikan tepat waktu
% 89,87 90,91 100 10,13 9,09
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada Tabel 3.1
terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 100%. Secara keseluruhan,
rata-rata capaian sasaran strategis 2 sebesar 100%. Uraian masing-masing capaian IKU
sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :
Bab III Akuntabilitas Kinerja 41
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
8. Persentase Temuan Hasil Pengawasan Optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
IKU ini merupakan IKU dominan dalam mencapai sasaran strategis 2 yang diukur dengan
membandingkan jumlah tindak lanjut atas saran/rekomendasi dengan jumlah
saran/rekomendasi hasil audit OPN/OPAD.
Dalam tahun 2014 sebanyak 19 saran/rekomendasi hasil pengawasan OPN/OPAD telah
ditindaklanjuti atau 100% dari total saran/rekomendasi. Dibandingkan dengan target IKU
sebesar 90%, maka capaian kinerja IKU ini adalah sebesar 111,11%.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2013
dan tahun 2012.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Penerimaan Negara” dengan target tahun
2014 sebanyak satu laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak tiga laporan atau tercapai
secara maksimal sebesar 120%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp6.590.000,00 atau
45,96% dari anggarannya sebesar Rp14.340.000,00 yang seluruhnya merupakan dana
DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 67 OH atau 176,329% dari rencananya
sebanyak 38 OH.
9. Persentase laporan hasil pengawasan BUN disampaikan tepat waktu
IKU lainnya dalam mencapai sasaran strategis 2 adalah “Persentase laporan hasil
pengawasan BUN yang disampaikan tepat waktu”. Indikator tepat waktu dinilai penting
untuk memberikan penekanan tentang nilai manfaat dari informasi yang disampaikan
dalam laporan hasil pengawasan tergantung pada ketepatannya dalam penyampaian
informasi kepada pihak-pihak berkepentingan. IKU ini diukur dengan membandingkan
realisasi laporan hasil pengawasan BUN yang disampaikan tepat waktu dengan jumlah
laporan hasil pengawasan BUN.
Dalam tahun 2014 realisasi laporan hasil pengawasan BUN yang disampaikan tepat waktu
sebanyak 49 laporan atau 100% dari total realisasi laporan hasil pengawasan BUN
sebanyak 49 laporan. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 95%, maka capaian kinerja
IKU ini adalah sebesar 105,26%.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2012
dan tahun 2013.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan BUN” dengan target tahun 2014 sebanyak 44
laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 49 laporan atau tercapai 111,36%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp159.182.000,00 atau
87,48% dari anggarannya sebesar Rp181.962.000,00 yang seluruhnya berasal dari dana
Bab III Akuntabilitas Kinerja 42
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
DIPA. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 585 OH atau 105,79% dari
rencananya sebanyak 553 OH.
Sasaran Strategis 3
Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata
dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, pemerintah dan pemerintah daerah menyusun
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sementara itu, BUMN/BUMD wajib menyelenggarakan
prinsip tata kelola yang baik (good governance) dalam upaya mencapai sasaran usaha dan
mengoptimalkan nilai perusahaan bagi stakeholders. Sejalan dengan hal tersebut Perwakilan
BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terpanggil untuk mendorong segera terwujudnya
pelaksanaan standar pelayanan minimal pada pemerintah daerah dan good governance pada
BUMN/BUMD dengan menetapkan sasaran strategis 3 berupa “Terselenggaranya SPM pada
60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD”. Sasaran strategis 3 ini
diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan pelaksanaan standar
pelayanan minimal dan good governance. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014
dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2013 disajikan dalam Tabel 3.6 berikut ini :
Tabel 3.6
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3
No Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Naik/(Turun)
2012 2013 2014 2014 thd
2012 2014 thd
2013
1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 88,89 100 120 31,11 20
2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 100 120 100 - (20)
3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 100 100 100 10,13 9,09
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada
Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 telah mencapai target
sebesar 60%. Secara keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 3 sebesar 106,67%. Uraian
masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
10. Persentase IPD yang melaksanaan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
IKU dominan pertama dalam mencapai sasaran strategis 3 ini mengukur sejauh mana
IPD telah menerapkan SPM dalam pelayanan kepada masyarakat. Penerapan SPM
tersebut dicerminkan dari hasil pengujian yang dilakukan oleh auditor BPKP atas capaian
pelaksanaan SPM yang dilaporkan oleh IPD. Keberhasilan capaian IKU ini diukur
Bab III Akuntabilitas Kinerja 43
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
dengan membandingkan jumlah IPD yang telah melaksanakan SPM dengan jumlah IPD
yang dilakukan audit kinerja pelayanan.
Dalam tahun 2014 sebanyak 10 IPD telah melaksanakan SPM atau 100% dari 10 IPD
yang dilakukan audit kinerja. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 60%, maka kinerja
IKU ini tercapai secara maksimal sebesar 120%.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun
2012 dan tahun 2013.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik” dengan target
tahun 2014 sebanyak 4 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 4 laporan atau tercapai
sebesar 100%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp30.515.000,00 atau
107,13% dari anggarannya sebesar Rp28.484.000,00. Realisasi dana tersebut seluruhnya
merupakan dari dana DIPA. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 150 OH
atau 100% dari rencananya sebanyak 150 OH.
11. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
IKU dominan berikutnya dalam rangka mencapai sasaran strategis 3 adalah “Persentase
BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. Semakin banyak
BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI diharapkan semakin
baik penerapan prinsip good governance dalam pengelolaan BUMN/D/BLU/D.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah
BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dengan
target PKPT.
Dalam tahun 2014 sebanyak 21 BUMN/D/BLU/D atau 100% dari target PKPT
sebanyak 21 BUMN/D/BLU/D dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI.
Dibandingkan dengan target IKU sebesar 100%, maka kinerja IKU ini tercapai 100%.
Tercapainya target tersebut karena adanya permintaan dari Satker PPK BLUD khususnya
UPT dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman sebanyak 27 UPT, meskipun terdapat
asistensi KPI pada BPR N yang tidak dapat dilaksanakan karena ditangani oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 sama dengan realisasi tahun 2012 namun
mengalami penurunan dari realisasi tahun 2013.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi GCG/KPI sektor Korporat” dengan
target tahun 2014 sebanyak 21 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 42 laporan atau
tercapai secara maksimal sebesar 120%.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp323.175.000,00 atau
103,35% dari anggarannya sebesar Rp312.687.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari
dana DIPA sebesar Rp215.815.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp107.360.000,00.
Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.570 OH atau 242,66% dari rencananya
sebanyak 647 OH.
12. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja
IKU “Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja” merupakan IKU lainnya dalam
mencapai sasaran strategis 3 yang capaiannya diukur dari jumlah BUMN/D/BLU/D
yang dilakukan audit kinerja dibandingkan dengan target PKPT.
Dalam tahun 2014 sebanyak 11 BUMN/D/BLU/D atau 100% dari target PKPT telah
dilakukan audit kinerja. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 100%, maka capaian
kinerja IKU ini adalah sebesar 100%.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun
2012 dan tahun 2013.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja BUMD” dengan target tahun
2014 sebanyak 15 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 17 laporan atau sebesar
113,33%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp205.042.000,00 atau
92,64% dari anggarannya sebesar Rp221.332.000,00. Realisasi dana tersebut seluruhnya
berasal dari dana DIPA. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.004 OH atau
111,80% dari rencananya sebanyak 898 OH.
Sasaran Strategis 4 :
Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D
dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2014 mewajibkan para Menteri dan seluruh kepala lembaga tinggi negara,
termasuk lembaga pemerintah non kementerian untuk mengambil langkah-langkah yang
diperlukan dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi. Sejalan dengan hal
tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan sasaran strategis 4
yaitu “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%”. Sasaran strategis 4 ini diindikasikan
oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan kesadaran dan keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/D dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Realisasi IKU
Bab III Akuntabilitas Kinerja 45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2012 dan tahun 2013 disajikan dalam
Tabel 3.7 berikut ini.
Tabel 3.7
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4
No Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Naik/(Turun)
2012 2013 2014 2014 thd
2012 2014 thd
2013
1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Pokmas 12 21 19 7 (2)
2 Jumlah IPP/D, BUMN/D, BLU/D berisiko fraud yang mendapatkan Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP
IPP/ IPD/
BUMD/
BLUD
8 10 6 (2) (4)
3 Jumlah IPP/D, BUMN/D, BLU/D berisiko fraud yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
IPP/ IPD/
BUMD/
BLUD
3 6 1 (2) (5)
Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga
% 100 100 100 - -
Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA
% 103,03 92,31 100 (3,03) 7,69
Persentase TL Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang
% 66,67 28,00 91,59 24,92 63,59
Persentase Laporan Keinvestigasian yang sesuai standar
% 100 100 100 - -
Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat
% 100 100 100 - -
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada
Tabel 3.1 terlihat bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 telah tercapai.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :
13. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan korupsi perlu
ditingkatkan mengingat upaya untuk mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik
dan bersih memerlukan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka
meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tersebut Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Kelompok Masyarakat yang
mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi”. IKU ini diharapkan dapat mengukur
seberapa luas cakupan masyarakat yang telah memahami dan mempunyai kesadaran
tentang bahaya yang timbul dari praktik korupsi. Keberhasilan IKU diukur dari jumlah
kelompok masyarakat yang telah mendapatkan sosialisasi program anti korupsi.
Dalam tahun 2014 telah dilakukan sosialisasi program anti korupsi kepada 19 kelompok
masyarakat. Dibandingkan dengan target sebanyak 6 kelompok masyarakat, maka kinerja
IKU tercapai secara maksimal sebesar 120%.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun
2012 namun mengalami penurunan dari realisasi tahun 2013.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 46
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Sosialisasi Masalah Korupsi” dengan target tahun 2014
sebanyak 6 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 38 laporan atau tercapai maksimal
sebesar 120%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp120.000.000,00 atau
134,68% dari anggarannya sebesar Rp89.098.000,00 yang seluruhnya merupakan dana
DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 252 OH atau 252,02% dari rencananya
sebanyak 86 OH.
14. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Selain kepada masyarakat luas, pemahaman dan kesadaran adanya risiko terjadi
kecurangan (fraud) maupun tindakan melawan hukum lainnya juga harus ditanamkan
kepada para pejabat dan pegawai IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Oleh karena
itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta merasa perlu menetapkan IKU
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang berisiko fraud yang mendapatkan
sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan (FCP). FCP merupakan suatu
pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan
memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan
negara. FCP terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur
Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggaran
dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada
pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin.
Keberhasilan IKU ini diukur dengan jumlah instansi yang berisiko fraud yang
mendapatkan sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan (FCP).
Dalam tahun 2014 telah dilakukan sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan
(FCP) kepada 6 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Dibandingkan dengan target
sebanyak 9 kelompok masyarakat, maka IKU baru tercapai sebesar 66,67%. Tidak
tercapainya target IKU ini disebabkan pelaksanaan FCP pada beberapa satuan kerja
dilakukan beberapa kali, yaitu sosialisasi, DA, dan bimbingan teknis. Hal ini dilaksanakan
dengan pertimbangan agar FCP yang dibangun pada satuan kerja bisa efektif.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami penurunan dari realisasi tahun
2012 maupun tahun2013.
Pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan (output)
berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Implementasi Fraud Control Plan (FCP)”
dengan target tahun 2014 sebanyak 9 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 10
laporan atau tercapai 111,11%.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 47
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp83.9745.000,00 atau
147,447% dari anggarannya sebesar Rp56.954.000,00 yang seluruhnya merupakan dana
DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 298 OH atau 128,45% dari rencananya
sebanyak 232 OH.
15. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK
Tindak pidana korupsi bisa terjadi akibat masih adanya celah atau kelemahan peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasar bagi IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD
dalam pelaksanaan kegiatan. Guna memberikan masukan terhadap peraturan yang
berpotensi TPK, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU
berupa IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang
Berpotensi TPK. Keberhasilan IKU ini diukur dengan jumlah instansi yang dilakukan
kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Dalam tahun 2014 telah dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK terhadap satu
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Dibandingkan dengan target sebanyak satu
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD, maka IKU tercapai 100%.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami penurunan dari realisasi tahun
2012 maupun tahun 2013.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Kajian Pengawasan” dengan target tahun 2013 sebanyak 1
laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 4 laporan atau tercapai maksimal sebesar 120%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp2.150.000,00 atau
13,17% dari anggarannya sebesar Rp16.320.000,00 yang seluruhnya merupakan dana
DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 111 OH atau 201,82% dari rencananya
sebanyak 55 OH.
16. Persentase Pelaksanaan Penugasan Audit HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga
Pelaksanaan Audit Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), Klaim dan
Penyesuaian Harga merupakan bagian dari upaya Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta dalam mendorong tumbuhnya kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/D dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Pengukuran IKU
dilakukan dengan jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi
dengan permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang memenuhi syarat dan
diterbitkan surat tugas.
Dalam tahun 2014 telah diterbitkan satu laporan hasil audit Penyesuaian Harga atau
100% dari jumlah permintaan sebanyak satu permintaan. Dibandingkan dengan target
sebesar 100%, maka capaian IKU adalah sebesar 100%.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 48
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 sama dengan realisasi tahun 2012 dan tahun
2013.
Upaya pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Audit Investigasi atas HKP, Eskalasi, dan Klaim” dengan
target tahun 2014 sebanyak 5 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 1 laporan atau
tercapai 20%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp10.710.000,00 atau
19,23% dari anggarannya sebesar Rp55.697.000,00 yang seluruhnya merupakan dana
DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 42 OH atau 8,05% dari rencananya sebanyak
522 OH.
17. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA
Peningkatan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam upaya pencegahan
dan pemberantasan korupsi antara lain dilakukan melalui audit investigasi/PKKN/PKA.
IKU ini mengukur seberapa besar tingkat pemenuhan Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta terhadap permintaan audit investigasi/PKKN/PKA dari instansi
penegak hukum.
Dalam tahun 2014 telah diterbitkan 46 laporan hasil audit investigasi/PKKN/PKA atau
tercapai maksimal sebesar 100% dari jumlah permintaan sebanyak 46 laporan.
Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka capaian IKU adalah sebesar 100%.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami penurunan dari realisasi tahun
2012 namun mengalami kenaikan dari tahun 2013.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Hasil Audit Investigasi, Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli atas Permintaan Instansi Penyidik” dengan
target tahun 2014 sebanyak 47 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 46 laporan atau
tercapai 97,87%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp150.917.000,00 atau
46,43% dari anggarannya sebesar Rp150.917.000,00 yang seluruhnya merupakan dana
DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 789 OH atau 37,54% dari rencananya sebanyak
2.102 OH.
Sampai dengan 31 Desember 2014 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah
melaksanakan tugas perbantuan kepada instansi penyidik berupa Bantuan Perhitungan
Kerugian Keuangan Negara sebanyak 71 laporan senilai Rp63.516.196.414,87 dan Audit
Investigasi sebanyak 53 laporan senilai Rp36.127.842.067,08 dengan rincian sebagai
berikut :
Bab III Akuntabilitas Kinerja 49
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
No Instansi Penyidik
BPKN Audit Investgsi Jumlah Laporan Nilai Kerugian
Laporan Jumlah
Laporan Jumlah
1. Kejaksaan 42 29.576.390.871,48 35 22.898.030.293,89 77 52.474.421.165,37
2. Kepolisian 29 33.939.805.543,39 18 13.229.811.773,19 47 47.169.617.316,58
Jumlah 71 63.516.196.414,87 80 36.127.842.067,08 124 99.644.038.481,95
18. Persentase Tindak Lanjut hasil audit investigasi non TPK oleh Instansi Berwenang
Indikator Kinerja Utama ini dimaksudkan untuk mengukur tindak lanjut hasil audit
investigasi berupa rekomendasi non TPK pada suatu instansi pemerintah/BUMN/D.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti
dibandingkan dengan jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan
kepada instansi berwenang.
Rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan selama tahun 2010 sampai
dengan 2014 sebanyak 50 kejadian dengan nilai sebesar Rp2.140.189.056,27 seluruhnya
telah ditindaklanjuti. Saldo rekomendasi yang belum ditindaklanjuti per 1 Januari 2010
sebanyak 18 kejadian dengan nilai Rp859.756.373,03. Saldo rekomendasi per 31
Desember 2014 yang belum ditindaklanjuti sebanyak 18 kejadian dengan nilai
Rp859.756.373,03 merupakan saldo per 1 Januari 2010. Dibandingkan target sebesar 80%,
capaian IKU tahun 2014 adalah sebesar 91,59%.
Lambatnya tindak lanjut atas hasil audit investigasi non TPK disebabkan karena para
pihak yang bertanggung jawab atas rekomendasi tersebut sudah tidak aktif pada instansi
obyek pemeriksaan dan pihak manajemen yang baru mengalami kesulitan untuk
menghubungi para pihak tersebut.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami peningkatan dari realisasi tahun
2012 maupun tahun 2013. Walaupun target tahun 2015 belum ditetapkan, upaya untuk
mendorong tindak lanjut atas saldo TPB tetap diupayakan.
Sasaran Strategis 5
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, bupati/walikota bertanggungjawab untuk
menyelenggarakan SPIP pada masing-masing kementerian, lembaga, pemerintah daerah.
Sedangkan BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008 bertanggung jawab melakukan
pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sasaran strategis 5 ini diindikasikan oleh satu IKU
dominan yang terkait langsung dengan meningkatnya kualitas penerapan SPIP pada
K/L/Pemda. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2012
dan 2013disajikan dalam Tabel 3.8 berikut ini.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 50
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tabel 3.8
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5
No Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Naik/(Turun)
2012 2013 2014 2014 thd
2012 2014 thd
2013
1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 33,33 50 50 16,67 -
2 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Pemda 6 12 9 3 (4)
3 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Pemda 5 12 12 7 -
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada
Tabel 3.1 terlihat bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 105,28%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :
19. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Sebelum dapat dilaksanakan penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP, IKU
“Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”
diukur dengan membandingkan jumlah Pemda yang laporan keuangannya mendapat
opini WTP dari BPK dengan jumlah seluruh laporan keuangan Pemda.
Dari 12 Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta, sebanyak enam Pemda yang LKPDnya mendapat opini WTP atau 50%.
Dibandingkan dengan target 60%, maka capaian IKU adalah sebesar 83,33%.
Pengukuran IKU ini masih kita gunakan dalam penyusunan LAKIP Perwakilan BPKP
tahun 2014, namun mulai tahun 2014, Perwakilan BPKP DI Yogyakarta telah melakukan
penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP pada empat Pemerintah Daerah, yang hasilnya
seluruh Pemda masih dalam tahap rintisan.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 sama dengan realisasi tahun 2013 namun
mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2012.
Upaya pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Laporan Dukungan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP” dengan target
tahun 2014 sebanyak 28 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 58 laporan atau
tercapai maksimal sebesar 120%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp89.812.000,00 atau
79,65% dari anggarannya sebesar Rp112.761.000,00. Realisasi dana tersebut seluruhnya
berasal dari dana DIPA. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 522 OH atau
119,36% dari rencananya sebanyak 437 OH.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 51
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
20. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, BPKP melaksanakan amanah
sebagai pembina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Pelaksanaan pembinaan dalam Tahun 2014 merupakan kelanjutan dari tahapan
implementasi SPIP dan monitoring perbaikan atas kelemahan SPIP. Kegiatan pembinaan
yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi sosialisasi,
workshop, diklat, bimbingan dan konsultasi, diagnostic assessment, pendampingan serta
monitoring penerapan SPIP. Sebagai pembina penyelenggaraan SPIP, Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta memandang penting untuk menetapkan IKU “Jumlah
Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun
2008”. IKU tersebut harus dicapai untuk dapat merealisasikan sasaran strategis
meningkatnya kualitas penerapan SPIP. Capaian IKU dihitung dari jumlah Pemda yang
telah dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sampai dengan tahun berjalan.
Sebanyak sembilan pemda di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah dilakukan
asistensi penyelenggaraan SPIP atau tercapai sebesar 112,50% dari target sebanyak
delapan pemda.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun
2012 namun menurun dari tahun 2013.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan pemahaman dan
membangun komitmen penyelenggaraan SPIP kepada seluruh Pemerintah Daerah dan
Satker Kementerian/Lembanga (K/L) melalui sosialisasi, workshop, dan diklat SPIP.
Sebagai hasil upaya pemahaman tersebut telah diterbitkan Peraturan
Gubernur/Bupati/Walikota tentang penyelenggaraan SPIP dan telah dibentuk Satuan
Tugas Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Pemerintah Daerah se Daerah Istimewa
Yogyakarta dan K/L.
Bimbingan dan konsultasi diarahkan pada pemetaan (Diagnostic Assessment) kondisi dan
pembangunan infrastruktur Sistem Pengendalian Intern. Dari bimbingan dan konsultasi
tersebut telah berhasil mengidentifikasi permasalahan penerapan SPIP dan area perbaikan
(area of improvement) pada keenam pemerintah daerah. Bimbingan dan konsultasi tersebut
telah berhasil mendorong pemerintah daerah menyiapkan rencana aksi penerapan SPIP
sesuai dengan tahapan dan kebutuhan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp114.742000,00 atau
83,33% dari anggarannya sebesar Rp137.691.000,00. Realisasi dana tersebut berasal dari
dana DIPA sebesar Rp89.812.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp24.930.000,00.
Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 522 OH atau 119,36% dari rencananya
sebanyak 437 OH.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 52
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
21. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern
Selain dengan cara melakukan asistensi, upaya mendorong penerapan SPIP juga
dilakukan dengan monitoring terhadap penyelenggaraan SPI oleh Pemda. IKU “Jumlah
Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern” diukur dengan
menghitung akumulasi jumlah Pemda yang telah dilakukan monitoring penyelenggaraan
SPI sampai dengan tahun berjalan.
Sebanyak 12 pemda di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
telah dilakukan monitoring penyelenggaraan SPIP atau tercapai maksimal sebanyak 120%
dari target sebanyak sembilan pemda.
Tahun 2014 terhadap penyelenggaraan SPIP telah dilakukan penilaian maturitas
penyelenggaraan SPIP pada empat Pemerintah Daerah.
Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun
2012 dan tidak mengalami perubahan dari realisasi tahun 2013.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp89.812.000,00 atau
79,65% dari anggarannya sebesar Rp112.761.000,00. Realisasi dana tersebut seluruhnya
berasal dari dana DIPA. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 522 OH atau
119,36% dari rencananya sebanyak 437 OH.
Sasaran Strategis 6
Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda
Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi APIP sangat dipengaruhi oleh kompetensi
dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh APIP. SDM yang
kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan pengalaman, dan
mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam
lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu
melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlikan tersebut perlu
secara terus menerus diperbaharui dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar
maupun program pendidikan non gelar.
Untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta selaku instansi pembina JFA, ditetapkan sasaran strategis berupa
“Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten pada 80% K/L/Pemda”. Sasaran strategis ini diindikasikan oleh satu IKU dominan
yang terkait langsung dengan penerapan JFA. Realisasi IKU tahun 2014 dibandingkan dengan
tahun 2012 dan tahun 2013 disajikan pada Tabel 3.9.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 53
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tabel 3.9
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6
No Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Naik/(Turun)
2012 2013 2014 2014 thd
2012 2014 thd
2013
1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 41,67 50 114,58 72,91 64,58
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada Tabel 3.1
terlihat bahwa IKU pada sasaran strategis tahun 2014 tercapai 114,58%. Uraian capaian IKU
sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :
22. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA
Peran APIP yang efektif sekurang-kurangnya harus : a. memberikan keyakinan yang
memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; b. memberikan peringatan dini dan
meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
instansi pemerintah; c. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
Untuk dapat melaksanakan peran tersebut APIP harus didukung dengan SDM yang
memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor sekaligus sebagai konsekuensi dari
peran dan fungsi sebagai aparat pengawasan intern, maka setiap aparat pengawasan
mengimplementasikan jabatan fungsional auditor (JFA).
IKU “Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA” diukur dengan
membandingkan jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA dengan jumlah
Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam tahun 2014 telah dilakukan asistensi terhadap 11 pemda atau 91,67% dari 12
pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dibandingkan dengan target sebesar 80%, maka capaian IKU adalah sebesar 114,58%.
Realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012 dan
tahun 2013.
Pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan (output)
berupa “Laporan Hasil Sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah” dengan
target tahun 2014 sebanyak 3 laporan dan tercapai seluruhnya atau 100%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp5.780.000,00 atau 100%
dari anggarannya yang seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM
sebanyak 25 OH atau 100% dari rencananya sebanyak 25 OH.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 54
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Sasaran Strategis 7
Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Perencanaan yang baik akan menentukan keberhasilan suatu kegiatan. Sebagai aparat
pengawasan, perencanaan pengawasan mempunyai fungsi untuk mengarahkan kegiatan
pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP. Perencanaan pengawasan juga
berfungsi sebagai media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja Perwakilan BPKP yang
terkait langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran.
Sebagai lembaga pemerintah, Perwakilan BPKP DIY juga mempunyai kewajiban
menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sasaran
“Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan
Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan
efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama delapan
IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2012 dan
tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7
No Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Naik/(Turun)
2012 2013 2014 2014 thd
2012 2014 thd
2013
1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 90,43 97,06 94,75 4,32 (2,31)
2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP DIY dengan SAP
% 100 100 100 - -
3 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP DIY terhadap layanan kepegawaian
Skala Likert 1-10
7,41 7,42 7,79 0,38 0,37
4 Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA
% 100 100 100 - -
5 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP DIY atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
Skala Likert 1-10
7,38 7,77 7,99 0,61 0,22
6 Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP DIY di media massa
Kali 33 53 35 2 (18)
7 Persentase pemanfaatan aset % 100 100 100 - -
8 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP DIY terhadap layanan sarpras
Skala Likert 1-10
7,68 7,70 7,78 0,10 0,08
9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit inspektorat
% 100 100 100 - -
10 Jumlah APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP
Instansi 6 9 12 6 3
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1
terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai masing-masing
Bab III Akuntabilitas Kinerja 55
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
sebesar 105,56% dan 106,53%. Secara keseluruhan, dengan 10 IKU, rata-rata capaian sasaran
103,64%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
23. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi
Mempertimbangkan besarnya manfaat dari perencanaan yang baik dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi, dalam mencapai sasaran strategis 7, BPKP menetapkan
IKU berupa “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”. IKU
ini diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap rencana
penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2014 sebesar 90%.
Realisasi IKU pada tahun 2014 sebesar 94,75% atau mencapai 105,28% dari target,
dengan rincian realisasi penugasan sebanyak 433 PP dari 457 PP yang direncanakan.
Perkembangan target dan realisasi Indikator Kinerja Utama dari tahun 2011 sampai
dengan 2014 dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 3.1
PerkembanganTarget dan Realisasi Indikator Kinerja Utama Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi
Tahun 2011 – 2014
Dari grafik 3.1 di atas, dapat dilihat bahwa realisasi sasaran mengalami naik turun.
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 94,75% mengalami penurunan dibandingkan dengan
tahun 2013 dengan realisasi sebesar 97,07%, mengalami kenaikan dari tahun 2012 dengan
realisasi sebesar 90,84% dan naik dari realisasi tahun 2011 sebesar 89,60%.
Selain itu, pada tahun 2014 Perwakilan BPKP DIY telah melaksanakan penugasan di luar
yang direncanakan (non PKPT), khususnya untuk memenuhi permintaan stakeholders
sebanyak 390 PP atau 40,05% dari seluruh realisasi penugasan tahun 2014 sebanyak 847
PP.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 56
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Penyusuan Rencana dan Laporan Hasil Pengawasan” dengan target
tahun 2014 sebanyak 21 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 21 laporan atau
tercapai 100%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp448.982.000,00 atau
146,27% dari anggaran sebesar Rp306.955.000,00 yang seluruhnya merupakan dana
DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 4.683 OH atau 222,58% dari rencana sebanyak
2.104 OH.
24. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SAP
Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah kesesuaian
laporan keuangan dengan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP). IKU “Persentase
Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur
apakah penyusunan laporan keuangan pada tingkat perwakilan telah sesuai dengan SAP.
Realisasi tahun 2014 sebesar 100% sama dengan realisasi tahun 2013 dan realisasi tahun
2012.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Pengelolaan anggaran dan sistem akuntansi pemerintahan” dengan target
tahun 2014 sebanyak 17 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 17 laporan atau
tercapai 100%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp4.554.064.000,00 atau
100,27% dari anggaran sebesar Rp4.541.742.000,00 yang seluruhnya merupakan dana
DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 267 OH atau 87,04% dari rencana sebanyak
1.227 OH.
25. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap Layanan Kepegawaian
Keberhasilan pelaksanaan tugas utama Perwakilan BPKP sebagai quality assurance dan
consulting di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh tingkat
kepuasan pegawai terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bagian Tata Usaha sebagai
unit pendukung. Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai Bagian Tata
Usaha yang dilakukan secara terus menerus merupakan sebuah keharusan agar pelayanan
yang diberikan betul-betul dapat mendukung pelaksanaan tugas utama Perwakilan BPKP.
Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan ketika
keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi. Pernyataan
kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan,
dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap layanan
kepegawaian dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner kepada para pegawai
di lingkungan Perwakilan BPKP DIY.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 57
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Target IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian” pada
tahun 2014 adalah sebesar 7,50 dari skala Likert 1-10. Capaian kinerja IKU tersebut
menunjukkan tingkat kepuasan pegawai perwakilan atas pelayanan kepegawaian, antara
lain: (a) Pengusulan kenaikan pangkat dilaksanakan tepat waktu; (b) Pelayanan pengajuan
cuti dilaksanakan dengan baik; (c) Peraturan kepegawaian sudah diterapkan secara
konsisten; (d) Penerbitan PAK dilaksanakan tepat waktu; dan (e) Berkas pegawai telah
dikelola dengan baik.
Realisasi IKU ini dalam tahun 2014 adalah sebesar 7,79 dari skala Likert 1-10 atau
mencapai 103,87%, mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2013 dan tahun 2012.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Pengelolaan Kepegawaian” dengan target tahun 2014 sebanyak 18
laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 18 laporan atau tercapai 100%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp231.254.000,00 atau
168,63% dari anggaran sebesar Rp137.133.000,00 yang seluruhnya merupakan dana
DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.423 OH atau 122,15% dari rencana sebanyak
1.165 OH.
26. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA
Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan
fungsi Perwakilan BPKP DIY melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan
dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pagu dana dalam
DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan
dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau
Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum
dilengkapi dengan data dukung yang memadai/lengkap.
Realisasi IKU diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak
diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.
Pagu dana DIPA BPKP Tahun 2014 sebesar Rp24.682.487.000,00, seluruhnya tidak ada
yang diblokir atau realisasi 100%.
Target IKU sebesar 100% dengan realisasi sebesar 100%, maka capaian IKU adalah
sebesar 100%. Realisasi tahun 2014 tersebut sama dengan realisasi tahun 2013 dan tahun
2012.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp4.554.064.000,00 atau
100,27% dari anggaran sebesar Rp4.541.742.000,00 yang seluruhnya merupakan dana
DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 267 OH atau 87,04% dari rencana sebanyak
307 OH.
27. Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur
Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas BPKP secara keseluruhan
dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus senantiasa
Bab III Akuntabilitas Kinerja 58
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para
pengguna layanan merasa puas dengan pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk
itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara
profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan
kerja sama dari pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan
pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan
prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas pelayanan
yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan yang telah
dianggarkan.
Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2014 sebesar 7,99 dari skala likert 1-10 atau
105,41% dari target sebesar 7,50 dari skala likert 1-10.
Realisasi sasaran tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi tahun
2013 dan tahun 2012.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses kegiatan,
antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang diajukan dalam
SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi perbendaharaan, monitoring/evaluasi
penyusunan dan perbendaharaan anggaran, pembinaan penyusunan dan perbendaharaan
anggaran, serta rekonsiliasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran.
Untuk meningkatkan layanan keuangan, pada tahun anggaran 2014 terdapat beberapa
peningkatan sistem dan administrasi serta output laporan yang dihasilkan oleh subbagian
keuangan yaitu:
1. Melanjutkan penggunaan sistem EXIS pada pengelolaan administrasi perjalanan dinas
mulai tanggal 1 Oktober 2012
2. Adanya kewajiban untuk menyusun disbursement plan/penyerapan anggaran dan
penggunaan aplikasi Monreal sebagai tool monitoring evaluasi penyerapan anggaran
secara realtime.
3. Kewajiban penyampaian laporan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran secara
berkala (bulanan) maupun insidentil.
4. Kewajiban penyampaian laporan realisasi anggaran beban mitra kerja secara berkala
(bulanan).
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp9.108.128.000,00 atau
100,27% dari anggaran sebesar Rp9.083.483.000,00 yang seluruhnya merupakan dana
DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 534 OH atau 87,04% dari rencana sebanyak
614 OH.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 59
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
28. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta di Media Massa
Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP perlu dikomunikasikan
dengan baik kepada para stakeholders dan para pimpinan BPKP. Oleh karena itu,
diperlukan adanya fungsi kehumasan yang profesional yang akan menjadi media untuk
menjembatani pertukaran informasi antara Perwakilan BPKP dengan pihak eksternal.
Salah satu sub kegiatan kehumasan adalah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP di media
massa baik berupa media cetak maupun situs internet. Untuk itu, kinerja IKU kehumasan
pada Perwakilan BPKP DIY diukur dengan jumlah/banyaknya publikasi kegiatan BPKP
yang dimuat di media massa. Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan
tersebut adalah “Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP di media massa”.
Target IKU tahun 2014 sebanyak 30 kali publikasi kegiatan Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan realisasi sebanyak 35 kali atau tercapai sebesar 116,67%.
Dibandingkan dengan tahun 2012, capaian IKU ini mengalami kenaikan namun turun
dari realisasi tahun 2013.
Selain itu, kegiatan-kegiatan Perwakilan juga dipublikasikan melalui media website BPKP
pusat maupun website Perwakilan. Dalam tahun 2014 telah dimuat berita sebanyak 53 kali
dalam daily news Perwakilan dan 35 kali dalam website BPKP Pusat dengan rincian
perbulan sebagaimana tergambar dalam grafik di bawah ini.
Grafik 3.2 Perkembangan Upload Berita Melalui Website
Tahun 2014
0
10
20
30
Triwulan ITriwulan II
Triwulan IIITriwulan IV
Daily newsWebsite PerwakilanTotal
Pengelolaan kehumasan dan website pada Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta telah
menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut terbukti dengan diraihnya gelar juara
umum lomba kehumasan sejak tahun 2011 dan 2012. Sedangkan pada lomba
kehumasan tahun 2013 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan
sebagai juara II. Tahun 2014 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta kembali
dinobatkan sebagai juara umum.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 60
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp69.074.000,00 atau
146,27% dari anggaran sebesar Rp47.224.000,00 yang seluruhnya merupakan dana DIPA
serta menggunakan SDM sebanyak 721 OH atau 222,58% dari rencana sebanyak 324 OH.
29. Persentase Pemanfaatan Aset
Persentase pemanfaatan aset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan pemanfaatan
sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang
dilaksanakan melalui pengelolaan urusan Subbag Umum Bagian Tata Usaha.
Dalam tahun 2014, masih terdapat aset berupa 6 rumah dinas yang tidak dimanfaatkan
karena tidak ada pegawai yang berminat dengan nilai Rp314.357.553,00 atau 0,74% dari
total nilai aset sebesar Rp42.407.709.051,00 atau terealisasi sebesar 99,26%. Dibandingkan
dengan target sebesar 100% maka capaian IKU tersebut sebesar 99,26%. Realisasi IKU
tersebut menurun dibandingkan dengan realisasi tahun 2013.
IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan,
meliputi sub-sub kegiatan pencatatan dan updating akuntansi aset, inventarisasi aset, serta
validasi dan verifikasi aset.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan
(output) berupa “Pengelolaan Sarana dan Prasarana” dengan target tahun 2012 sebanyak 4
laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 4 laporan atau tercapai 100%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar
Rp870.050.000,00 atau 91,88% dari anggaran sebesar Rp946.954.000,00 yang seluruhnya
merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 3.244 OH atau 150,47% dari
rencana sebanyak 2.156 OH.
30. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap Layanan Sarpras
Fungsi dukungan manajemen Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan
kebutuhan di lingkungan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.
IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras” merupakan
indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 7,50 dari
skala likert 1-10. IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan
pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas
pengelolaan sarpras.
Berdasarkan hasil survai atas persepsi penerima layanan tahun 2014, capaian IKU atas
pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar 7,78 dari skala likert 1-10 atau
104,05% dari target sebesar 7,50.
Bab III Akuntabilitas Kinerja 61
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Realisasi IKU tahun 2014 tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012
maupun tahun 2013.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar
Rp1.305.075.000,00 atau 91,88% dari anggaran sebesar Rp1.420.431.000,00 yang
seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 4.865 OH atau
150,47% dari rencana sebanyak 3.233 OH.
31. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat BPKP
Salah satu upaya penguatan lingkungan pengendalian adalah melalui perwujudan peran
aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif. Kegiatan pengawasan internal yang
dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan
kepatuhan pada setiap pelaksanaan kegiatan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang
dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-warning dalam
pengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja
BPKP, termasuk pada Perwakilan BPKP DIY.
IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat BPKP” merupakan
IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100%. IKU ini
diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh
satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasi
dari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil evaluasi/reviu/audit.
Dalam tahun 2014, seluruh rekomendasi telah ditindaklanjuti atau IKU tercapai 100%.
Realisasi IKU tahun 2014 sama dengan tahun 2012 dan tahun 2013.
32. Jumlah Instansi APIP yang Telah Disosialisasi dan atau Diassessment Tata Kelola APIP
Berdasarkan Permenpan Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang
JFA dan Angka Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN,
Nomor PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, BPKP
mempunyai peran sebagai Instansi Pembina JFA guna mewujudkan manajemen SDM
berbasis kompetensi dan kinerja.
Dalam pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan
bahwa pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah
dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan
langsung dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan
pemantauan, perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya
pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktek
KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan bantuan saran
(consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan
Bab III Akuntabilitas Kinerja 62
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan
serta pemaparan hasil pengawasan.
Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin banyak
dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang semakin
meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.
IKU “Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola
APIP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target
sebanyak 12 instansi. IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang
dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta selaku instansi Pembina JFA
di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mewujudkan auditor yang profesional dan
kompeten, serta tata kelola yang baik di lingkungan APIP non-BPKP.
Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakan
tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2014 adalah berdasarkan hasil assessment
(evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model Internal Audit
Capability Model (IACM).
Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 12 instansi atau tercapai 100% dari target. Realisasi
IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 dan
tahun 2013.
Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian dua indikator kinerja
kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola
APIP Daerah” dan “Laporan hasil evaluasi tata kelola APIP Daerah”.
Target kegiatan pertama tahun 2014 sebanyak 9 laporan dengan realisasi sebanyak 10
laporan atau tercapai 111,11%, menggunakan dana sebesar Rp34.215.000,00 terdiri dari
dana DIPA sebesar Rp31.285.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp2.930.000,00 atau
74,16% dari anggaran sebesar Rp46.137.000,00 dan SDM sebanyak 185 OH atau 105,11%
dari rencana sebanyak 176 OH.
Target kegiatan kedua tahun 2014 sebanyak 8 laporan dengan realisasi sebanyak 8 laporan
atau tercapai 100%, menggunakan dana sebesar Rp41.610.000,00 atau 82,33% dari
anggaran sebesar Rp50.540.000,00 yang seluruhnya merupakan dana DIPA serta
menggunakan SDM sebanyak 149 OH atau 102,76% dari rencana sebanyak 145 OH.
Sasaran Strategis 8
Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
Kecepatan pemrosesan dan penyampaian laporan hasil pengawasan maupun kegiatan
Perwakilan dan penyampaian informasi secara cepat menjadi kebutuhan yang tidak bisa
ditunda pelaksanaannya. Untuk itu, dibutuhkan sistem informasi yang dapat mendukung
kelancaran pemrosesan dan penyampaian laporan maupun informasi tersebut. Untuk
Bab III Akuntabilitas Kinerja 63
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
mengukur sejauh mana Perwakilan BPKP memanfaatkan sistem aplikasi yang telah dibangun
oleh BPKP, dipandang perlu menetapkan sasaran strategis “Terselenggaranya 100% Sistem
Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan”.
Sasaran strategis ini diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan
terselenggaranya sistem dukungan. Realisasi IKU tahun 2014 dibandingkan dengan tahun
2012 dan tahun 2013 disajikan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8
No Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Naik/(Turun)
2012 2013 2014 2014 thd
2012 2014 thd
2013
1 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif
sistem 10 10 10 - -
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada
Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU pada sasaran strategis tahun 2014 telah tercapai 100%. Uraian
capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :
33. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan secara Efektif
IKU ini dimaksudkan untuk mengukur pemanfaatan/implementasi sistem informasi yang
telah dibangun oleh BPKP dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh
pimpinan. Pengukuran IKU dilakukan dengan membandingkan jumlah sistem informasi
yang telah dimanfaatkan secara efektif oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan jumlah sistem informasi yang telah dikembangkan oleh BPKP.
Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak sepuluh sistem informasi telah dimanfaatkan secara
efektif oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atau mencapai 100% dari
target. Realisasi tersebut tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan realisasi tahun
2012 dan 2013. Kesepuluh sistem informasi tersebut meliputi :
Aplikasi Sispedap
Aplikasi Sispeka
Aplikasi SIM RKT
Aplikasi Simonev RKT
Aplikasi Sim HP
Aplikasi PP 39
Aplikasi RKKL/DIPA
Aplikasi SAI
Aplikasi SIMAK BMN
Aplikasi SPM
Bab III Akuntabilitas Kinerja 64
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Selain itu, sejak tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah
mengembangkan aplikasi Paris Update, yaitu aplikasi berbasis web sebagai media storing
dan sharing knowledge untuk mengembangkan knowledge based management. Sejak akhir
tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga telah menerapkan
aplikasi EXIS yang dikembangkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur. Aplikasi
tersebut sangat bermanfaat pengelolaan perencanaan penugasan maupun keuangan.
C. REALISASI ANGGARAN
Dalam mencapai target kinerja organisasi tahun 2014, Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta menggunakan dana sebesar Rp25.535.606.901,00 terinci sebagai berikut:
Program Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Sisa Anggaran
(Rp)
%
Realisasi
terhadap
Anggar
an
Belanja
Pegawai (Rp)
Belanja
Barang (Rp)
Belanja
Modal
(Rp)
Jumlah (Rp)
01. Dukungan
Manajemen &
Tugas Teknis
Lainnya- BPKP
20.965.693.000 17.749.341.729 2.995.184.224 34.992.500 20.779.518.453 186.174.547 99,11
02. Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Aparatur –BPKP
188.880.000 0 0 188.880.000 188.880.000 0 100,00
06. Pengawasan
Intern AKN dan
Pembinaan
Penyelenggaraan
SPIP
3.527.914.000 0 3.395.125.670 0 3.395.125.670 132.788.330 96,24
Dana Mitra Kerja 0 0 1.172.082.778 0 1.172.082.778 (1.172.082.778) N/A
Jumlah 24.682.487.000 17.749.341.729 7.562.392.672 223.872.500 25.535.606.901 (853.119.901) 103,46
Secara umum, realisasi melebihi anggaran sebesar Rp853.119.901,00 yang disebabkan adanya:
- Kegiatan dibiayai dengan dana mitra kerja sebesar Rp1.172.082.778,00 yang tidak
dianggarkan sebelumnya.
- Terdapat efisiensi anggaran untuk Program Dukungan Manajemen & Tugas Teknis
Lainnya sebesar Rp186.174.547,00 dan Program Pengawasan Intern AKN dan Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP sebesar Rp132.788.330,00.
Bab IV Penutup 65
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
BAB IV
PENUTUP
AKIP Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014 menyajikan
informasi kinerja yang dicapai dibandingkan dengan target yang telah diperjanjikan
disertai analisis yang memadai dalam rangka evaluasi guna perbaikan di masa yang
akan datang. Laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Perwakilan
BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2014.
Laporan kinerja juga menggambarkan sejauh mana sistem akuntabilitas kinerja telah
diimplementasikan dalam penyelenggaraan kinerja. Beberapa perbaikan telah dilakukan
terhadap seluruh komponen sistem akuntabilitas kinerja yang meliputi perencanaan kinerja,
pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.
Perbaikan dalam perencanaan kinerja meliputi perbaikan kualitas dokumen renstra,
rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Dalam Renstra
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-1014 telah ditambahkan sasaran
strategis, IKU dan target tahunan. Target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci
dalam target kinerja tahunan dalam penetapan kinerja tahunan yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan atau kegagalan. Sasaran strategis diukur dengan indikator-indikator
kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki hubungan
kausalitas dengan sasaran.
Dalam hal pengukuran kinerja, perbaikan dilakukan pada mekanisme pengumpulan
data kinerja menggunakan sistem aplikasi dan melakukan pengukuran melalui pembandingan
realisasi dengan target tahun berjalan.
Perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan perkembangan pencapaian
kinerja dengan memperhatikan hambatan yang dihadapi, selanjutnya merumuskan tindakan
yang harus diambil untuk mengatasi hambatan tersebut.
Sebagian besar tujuan strategis telah berhasil memenuhi target yang ditetapkan dalam
tahun 2014. Dari enam tujuan strategis dengan delapan sasaran strategis dan 35 IKU, telah
ditetapkan 11 IKU dominan sebagai ukuran untuk menilai capaian tujuan/sasaran. Dalam
tahun 2014, empat dari enam tujuan strategis telah mencapai target serta 9 dari 11 IKU
dominan telah tercapai dengan rincian sebagai berikut :
Tujuan Strategis 1 :
Sasaran 1 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%
Sasaran 2 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
L
Bab IV Penutup 66
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tujuan Strategis 2 :
Sasaran 3 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%
Tujuan Strategis 3 :
Sasaran 4 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 93,34%
Tujuan Strategis 4 :
Sasaran 5 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 83,33%
Tujuan Strategis 5 :
Sasaran 6 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 100%
Sasaran 7 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%
Tujuan Strategis 6 :
Sasaran 8 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
Identifikasi terhadap beberapa kelemahan dalam pencapaian tujuan dan sasaran
strategis dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tujuan strategis “Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan
Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara” dengan sasaran strategis
“Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%” belum sepenuhnya tercapai karena
sangat tergantung dengan tingkat pemahaman dan kesadaran aparatur pemerintah.
2. Tujuan strategis “Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah” dengan sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%
K/L/Pemda belum sepenuhnya tercapai, karena pada sebagian besar K/L/Pemda dalam
mengimplementasikan SPIP belum secara integral menyatu dengan kegiatan operasional
instansi, melainkan baru pada tahap pemetaan/penilaian risiko dan pengembangan
infrastruktur pengendalian berupa penetapan dan pengembangan kebijakan/SOP, serta
baru sebagian kecil Pemda yang telah melakukan monitoring pengendalian.
Informasi yang disampaikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja ini akan
dimanfaatkan oleh seluruh jajaran personil Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas kinerja di masa yang akan datang.
Sebagai upaya peningkatan kinerja tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta akan melakukan langkah-langkah antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan evaluasi internal secara periodik mengenai keberhasilan maupun kegagalan
dalam melaksanakan program dan kegiatan serta mengambil langkah-langkah riil
untuk menyelesaikan permasalahan yang dijumpai.
b. Mengembangkan manajemen perubahan dan memantapkan sinergitas Reformasi
Birokrasi, SPIP, dan Budaya Kerja terutama berkaitan dengan penyempurnaan proses
Bab IV Penutup 67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
bisnis agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif serta terwujudnya
pengendalian risiko strategis dan risiko operasional.
c. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pemantapan pengembangan knowledge based
management dalam berbagai aspek sehingga diharapkan lebih responsif dalam
melaksanakan tugas-tugas teknis (audit dan non audit) maupun non teknis (penunjang).
Lampiran 1 : 1 dari 4
DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
% 100 135,29 120,00 59.450 0 59.450 89.123 0 89.123 149,91 373 609 163,27
Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh opiniminimal WDP
% 100 100,00 100,00 96.115 472.545 568.660 229.868 472.545 702.413 123,52 600 2.206 367,67
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
% 100 100 100,00 417.207 239.765 656.972 238.971 239.765 478.736 72,87 1.666 1.898 113,93
Persentase hasil pengawasanlintas sektoral yangdisampaikan ke Pusat
% 100 105,88 105,88 665.383 157.385 822.768 436.113 157.385 593.498 72,13 2.291 1.991 86,91
Persentase hasil pengawasanatas permintaan presidenyang disampaikan ke Pusat
% 100 254,84 120,00 172.734 7.630 180.364 172.062 7.630 179.692 99,63 736 967 131,39
Persentase hasil pengawasanatas permintaan stakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders
% 95 85,48 89,98 312.197 55.908 368.105 316.225 55.908 372.133 101,09 1.105 1.450 131,22
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 80 81,82 102,27 167.803 84.580 252.383 234.781 84.580 319.361 126,54 508 1.455 286,42
Persentase temuan hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 90 100 111,11 14.340 0 14.340 6.590 0 6.590 45,96 38 67 176,32
Persentase laporan pengawasan BUN disampaikan tepat waktu
% 95 100,00 105,26 181.962 0 181.962 159.182 0 159.182 87,48 553 585 105,79
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
ANGGARAN REALISASI RENCA NA
REALISASI
%
Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATU AN
TAR GET
REALISASI
% CAPAIA
N
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
PROGRAMKEUANGAN SDM (OH)
Lampiran 1 : 2 dari 4
DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %ANGGARAN REALISASI RENCA
NAREALISA
SI%
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATU AN
TAR GET
REALISASI
% CAPAIA
N
PROGRAMKEUANGAN SDM (OH)
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 60 100,00 120,00 28.485 0 28.485 30.515 0 30.515 107,13 150 150 100,00
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 100 100,00 100,00 205.327 107.360 312.687 215.815 107.360 323.175 103,35 647 1.570 242,66
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 100 100,00 100,00 221.332 0 221.332 205.042 0 205.042 92,64 898 1.004 111,80
Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Pokmas 6 19 120,00 89.098 0 89.098 120.000 0 120.000 134,68 86 252 293,02
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang
mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
IPP/IPD/
BUMD/ BLUD
9 6 66,67 56.954 0 56.954 83.974 0 83.974 147,44 232 298 128,45
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
IPP/IPD/
BUMD/ BLUD
1 1 100,00 16.320 0 16.320 2.150 0 2.150 13,17 55 111 201,82
Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 100 100 100,00 55.697 0 55.697 10.710 0 10.710 19,23 522 42 8,05
Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA
% 100 100,00 100,00 162.509 0 162.509 75.459 0 75.459 46,43 1.051 395 37,54
Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
% 80 91,59 114,49 162.509 0 162.509 75.459 0 75.459 46,43 1.051 395 37,54
Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
% 100 100 100,00 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0,00
Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembinaan
SPIP
Lampiran 1 : 3 dari 4
DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %ANGGARAN REALISASI RENCA
NAREALISA
SI%
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATU AN
TAR GET
REALISASI
% CAPAIA
N
PROGRAMKEUANGAN SDM (OH)
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100 100 100,00 15.532 0 15.532 0 0 0 0,00 40 173 432,50
Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuaiPP Nomor 60 Tahun 2008
% 60 50 83,33 112.761 0 112.761 89.812 0 89.812 79,65 437 522 119,36
Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda 8 9 112,50 112.761 43.980 156.741 89.812 43.980 133.792 85,36 437 522 119,36
Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring SistemPengendalian Intern
Pemda 9 12 120,00 112.761 0 112.761 89.812 0 89.812 79,65 437 522 119,36
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 80 91,67 114,58 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
5.780 0 5.780 5.780 0 5.780 100,00 25 25 100,00
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 90 94,75 105,28 306.955 0 306.955 448.982 0 448.982 146,27 2.104 4.683 222,58
Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKPdengan SAP
% 100 100 100,00 4.541.742 0 4.541.742 4.554.064 0 4.554.064 100,27 307 267 87,04
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala Likert 1 sd 10
7,50 7,79 103,87 137.133 0 137.133 231.254 0 231.254 168,63 1.165 1.423 122,15
Persentase Pagu Dana yangtidak Diblokir dalam DIPA
% 100 100 100,00 4.541.742 0 4.541.742 4.554.064 0 4.554.064 100,27 307 267 87,04
Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan atas pencairananggaran yang diajukan sesuaiprosedur
Skala Likert 1 sd 10
7,50 7,99 106,53 9.083.483 0 9.083.483 9.108.128 0 9.108.128 100,27 614 534 87,04
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Kali 30 35 116,67 47.224 0 47.224 69.074 0 69.074 146,27 324 721 222,58
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Dukungan Manajemen Pengawasan dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP serta Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP
Lampiran 1 : 4 dari 4
DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %ANGGARAN REALISASI RENCA
NAREALISA
SI%
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATU AN
TAR GET
REALISASI
% CAPAIA
N
PROGRAMKEUANGAN SDM (OH)
Persentase pemanfaatan asset % 100 100 100,00 946.954 0 946.954 870.050 0 870.050 91,88 2.156 3.244 150,47
Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan terhadap layanansarpras
Skala Likert 1 sd 10
7,50 7,78 103,73 1.420.431 0 1.420.431 1.305.075 0 1.305.075 91,88 3.233 4.865 150,47
Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat
% 100 100 100,00 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0,00
Jumlah instansi APIP yangtelah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi 12 12,00 100,00 93.747 2.930 96.677 72.895 2.930 75.825 78,43 321 334 104,05
Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Sistem 10 10 100,00 Dukungan Manajemen Pengawasan dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP
118.060 0 118.060 172.685 0 172.685 146,27 809 1.801 222,58
Lampiran 2 : 1 dari 3
DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %RENCA
NAREALIS
ASI%
Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKKL
Lap 17 42 120,00 59.450 0 59.450 89.123 0 89.123 149,91 373 609 163,27
Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKPD
Lap 13 129 120,00 96.115 472.545 568.660 229.868 472.545 702.413 123,52 600 2.206 367,67
Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN
Lap 42 50 119,05 417.207 239.765 656.972 238.971 239.765 478.736 114,75 1.666 1.898 113,93
Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor
Lap 109 125 114,68 665.383 157.385 822.768 436.113 157.385 593.498 72,13 2.291 1.991 86,91
Laporan Hasil Pengawasan atas permintaan Presiden
Lap 31 79 120,00 172.734 7.630 180.364 172.062 7.630 179.692 99,63 736 967 131,39
Laporan Hasil Pengawasan atas permintaan Stakeholders
Lap 29 62 120,00 312.197 55.908 368.105 316.225 55.908 372.133 101,09 1.105 1.450 131,22
Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD
Lap 13 46 120,00 167.803 84.580 252.383 234.781 84.580 319.361 126,54 508 1.455 286,42
Laporan Hasil Pengawasan atas penerimaan negara
Lap 1 3 120,00 14.340 0 14.340 6.590 0 6.590 45,96 38 67 176,32
Laporan Hasil Pengawasan BUN
Lap 44 49 111,36 181.962 0 181.962 159.182 0 159.182 87,48 553 585 105,79
Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik
Lap 4 4 100,00 28.485 0 28.485 30.515 0 30.515 107,13 150 150 100,00
Laporan Hasil Bimtek/Asistensi GCG/KPI sektor Korporat
Lap 21 42 120,00 205.327 107.360 312.687 215.815 107.360 323.175 103,35 647 1.570 242,66
Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja BUMD
Lap 15 17 113,33 221.332 0 221.332 205.042 0 205.042 92,64 898 1.004 111,80
Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA OUTPUT TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SASARAN STRATEGIS
KEGIATANINDIKATOR
KINERJA OUTPUTSATU
ANTARGET
REALISASI
% CAPAIA
NPROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)ANGGARAN REALISASI
Lampiran 2 : 2 dari 3
DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %RENCA
NAREALIS
ASI%
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA OUTPUT TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SASARAN STRATEGIS
KEGIATANINDIKATOR
KINERJA OUTPUTSATU
ANTARGET
REALISASI
% CAPAIA
NPROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)ANGGARAN REALISASI
Laporan Hasil sosialisasi masalah korupsi
Lap 6 38 120,00 89.098 0 89.098 120.000 0 120.000 134,68 86 252 293,02
Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Implementasi Fraud Control Plan (FCP)
Lap 9 13 120,00 56.954 0 56.954 83.974 0 83.974 147,44 232 298 128,45
Laporan Hasil Kajian pengawasan
Lap 1 4 120,00 16.320 0 16.320 2.150 0 2.150 13,17 55 111 201,82
Laporan Hasil Audit Investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga
Lap 5 1 20,00 55.697 0 55.697 10.710 0 10.710 19,23 522 42 8,05
Laporan Hasil Audit Investigasi, Perhitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan instansi penyidik
Lap 47 46 97,87 325.017 0 325.017 150.917 0 150.917 46,43 2.102 789 37,54
Laporan hasil reviu atas pengaduan masyarakat
Lap 2 18 120,00 15.532 0 15.532 0 0 0 0,00 40 173 100,00
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Laporan dukunganpembinaan penyelenggaraan SPIP
Lap 28 58 120,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
338.284 43.980 382.264 269.435 43.980 313.415 81,99 1.312 1.566 119,36
Laporan hasil sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah
Lap 3 3 100,00 5.780 0 5.780 5.780 0 5.780 100,00 25 25 100,00
Laporan hasil sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola APIP Daerah
Lap 9 10 111,11 43.207 2.930 46.137 31.285 2.930 34.215 74,16 176 185 105,11
Laporan hasil evaluasi tata kelola APIP Daerah
Lap 8 8 100,00 50.540 0 50.540 41.610 0 41.610 82,33 145 149 102,76
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda
Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Lampiran 2 : 3 dari 3
DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %RENCA
NAREALIS
ASI%
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA OUTPUT TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SASARAN STRATEGIS
KEGIATANINDIKATOR
KINERJA OUTPUTSATU
ANTARGET
REALISASI
% CAPAIA
NPROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)ANGGARAN REALISASI
Penyusunan rencana dan laporan hasil pengawasan
Lap 21 21 100,00 472.239 0 472.239 690.741 0 690.741 146,27 3.237 7.205 222,58
Pengelolaan kepegawaian Lap 18 18 100,00 137.133 0 137.133 231.254 0 231.254 168,63 1.165 1.423 122,15
Pengelolaan anggaran dan sistem akuntansi pemerintahan
Lap 17 17 100,00 18.166.966 0 18.166.966 18.216.256 0 18.216.256 100,27 1.227 1.068 87,04
Pengelolaan sarana danprasarana
Lap 4 4 100,00 2.367.385 0 2.367.385 2.175.125 0 2.175.125 91,88 5.389 8.109 150,47
Pelaksanaan Dukungan Manajemen Pengawasan dan Tugas Teknis lainnya BPKP dan Pelaksanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP
Dukungan Manajemen Pengawasan dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP serta Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP
Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Lampiran 3 : 1 dari 5
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 20141 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 20
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
% NA NA NA 90 100 NA NA NA 266,67 135,29 NA NA NA 120,00 120,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase K/L yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 60 40 NA NA NA 30,77 40 NA NA 100,00 51,28 100,00 NA NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase IPD yang laporankeuangannya memperolehopini minimal WDP
% 60 100 50 100 100 100 100 100 100 100,00 166,67 100,00 200,00 100,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
BUMD yang laporankeuangannya memperolehopini minimal WDP
% 73,33 72 75 NA NA 93,33 100 85,71 NA 105,88 127,27 138,89 114,28 NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
% 70 NA 75 100 100 100 NA 100 100 100,00 142,86 NA 133,33 100,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase hasil pengawasanlintas sektoral yangdisampaikan ke Pusat
% 70 NA NA 100 100 100 NA NA 163 85,48 142,86 NA NA 120,00 85,48 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase hasil pengawasanatas permintaan presidenyang disampaikan ke Pusat
% NA NA NA 100 100 NA NA NA 111,76 81,82 NA NA NA 111,76 81,82 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase masukan yangdimanfaatkan presiden
% 55 NA NA NA NA 100 NA NA NA 0,00 181,82 NA NA NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase hasil pengawasanatas permintaan stakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders
% 50 NA NA 90 95 71,64 NA NA 95 85,48 143,28 NA NA 105,56 89,98 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% NA NA NA 50 80 NA NA NA 50 81,82 NA NA NA 100,00 102,27 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Target Realisasi CapaianProgramNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan
Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD
1
Lampiran 3 : 2 dari 5
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 20141 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 20
PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Target Realisasi CapaianProgramNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan
Persentase hasil pengawasan kebendaharaan umum negara yang dijadikan bahan pengambilan keputusan
% 50 NA NA NA NA 75,76 NA NA NA 0,00 151,51 NA NA NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase peningkatan penerimaan negara dari hasil pengawasan
% 12 NA NA NA NA 0,178 NA NA NA 100,00 1,48 NA NA NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% NA NA NA 90 90 NA NA NA 90 100,00 NA NA NA 100,00 111,11 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% NA NA NA 90 95 NA NA NA 90,91 100,00 NA NA NA 101,01 105,26 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% NA NA NA 60 60 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 120,00 120,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% NA NA NA 100 100 NA NA NA 163 100,00 NA NA NA 120,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 65 68 70 100 100 69,23 78,57 90,91 100 100,00 106,51 115,54 129,87 100,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Pokmas NA NA NA 9 6 NA NA NA 21 19,00 NA NA NA 120,00 120,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 3 3 3 8 9 3 6 6 10 6,00 100,00 200,00 200,00 120,00 66,67 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
Instansi NA NA NA 1 1 NA NA NA 6 1,00 NA NA NA 120,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 85 85 85 90 100 100 100 100 100 100,00 117,65 117,65 117,65 111,11 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%
3 Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD
4
Lampiran 3 : 3 dari 5
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 20141 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 20
PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Target Realisasi CapaianProgramNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan
Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% NA NA NA 90 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 111,11 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Persentase TL hasil audit
investigasi non TPK oleh instansi berwenang
% 85 NA 85 80 80 100 NA 100 28 91,59 117,65 NA 117,65 35,00 114,49 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase penyerahan kasus kepada instansi penegak hukum
% 85 85 85 NA NA 94,12 100 100 NA 100,00 110,73 117,65 117,65 NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi
% 70 72 74 NA NA 84,48 84,5 86,59 NA 100,00 120,69 117,36 117,01 NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase Laporan keinvestigasian yang sesuai standar
% NA NA NA 100 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 100,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% NA NA NA 100 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 100,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
IPP/IPD/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan
Instansi 1 1 1 NA NA 1 2 2 NA 9,00 100,00 200,00 200,00 NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 20 40 50 60 60 20 40 50 50 50,00 100,00 100,00 100,00 83,33 83,33 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase K/L yang telah menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008
% 10 15 32 NA NA 0,6 15 26 NA 9,00 6,00 100,00 81,25 NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda NA NA NA 6 8 NA NA NA 12 9,00 NA NA NA 120,00 112,50 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring SPI
Pemda NA NA NA 8 9 NA NA NA 12 12,00 NA NA NA 120,00 120,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di K/L, Pemda Sebesar 60%
Lampiran 3 : 4 dari 5
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 20141 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 20
PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Target Realisasi CapaianProgramNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan
6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% NA NA NA 70 80 NA NA NA 50 91,67 NA NA NA 71,43 114,58 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% NA NA NA 90 90 NA NA NA 97,06 94,75 NA NA NA 107,84 105,28 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% NA NA NA 100 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 100,00 100,00 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP
Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap layanan kepegawaian
% 7,2 7,2 7,3 7,4 7,5 7,28 7,41 7,41 7,42 7,79 101,11 102,92 101,51 100,27 103,87 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP
Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% NA NA NA 100 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 100,00 100,00 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP
Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
% 0 NA NA NA NA 0 NA NA NA 7,99 #DIV/0! NA NA NA NA Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP
Persepsi Kepuasan terhadap pelayanan perencanaan dan pelaporan
% 7,2 7,2 7,3 NA NA 7,17 7,49 7,41 NA 0,00 99,58 104,03 101,51 NA NA Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP
Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
% 7,2 7,2 7,3 7,4 7,5 7,15 7,38 7,38 7,8 7,99 99,31 102,50 101,10 105,41 106,53 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
kali NA NA NA 24 30 NA NA NA 53 35,00 NA NA NA 120,00 116,67 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP
Persentase Pemanfaatan asset % NA NA NA 100 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 100,00 100,00 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP
7 Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%
Lampiran 3 : 5 dari 5
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 20141 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 20
PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Target Realisasi CapaianProgramNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
% 7,2 7,2 7,3 7,4 7,5 7,51 7,69 7,68 7,7 7,78 104,31 106,81 105,21 104,05 103,73 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP/Peningkatan sarpras Aparatur negara- BPKP
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% NA NA NA 100 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 100,00 100,00 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP/Peningkatan sarpras Aparatur negara- BPKP
Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi NA NA NA 9 12 NA NA NA 10 12,00 NA NA NA 111,11 100,00 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP/Peningkatan sarpras Aparatur negara- BPKP
8 Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Sistem NA NA NA 10 10 NA NA NA 10 10,00 NA NA NA 100,00 100,00 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP