Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 - bpkp.go.id · laporan keuangan sebanyak 23 IPP tingkat...

90

Transcript of Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 - bpkp.go.id · laporan keuangan sebanyak 23 IPP tingkat...

Ringkasan Eksekutif ii

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

RINGKASAN EKSEKUTIF

encana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang telah disusun oleh Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan

Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta rencana

pendanaan dalam tahun 2010-2014.

Sebagaimana visi BPKP, visi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2013 adalah menjadi Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk

Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas di wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta. Berpijak pada visi tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

berperan membantu pemerintah dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara,

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta mendorong upaya pencegahan dan

pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014.

Untuk mewujudkan visi, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai

empat misi, yaitu (1) menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN; (2) membina secara

efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; (3) mengembangkan kapasitas

pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten; serta (4) menyelenggarakan

sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah.

Dalam mencapai visi dan misi, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

menetapkan enam tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun 2010-2014, yaitu (1)

meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara; (2) meningkatnya tata pemerintahan

yang baik; (3) terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan

kasus yang merugikan keuangan Negara; (4) tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem

pengendalian intern pemerintah; (5) meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern

pemerintah yang profesional dan kompeten; dan (6) terselenggaranya sistem dukungan

pengambilan keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah.

Untuk mencapai tujuan strategis, dalam tahun 2014 Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta telah merumuskan delapan sasaran strategis sebagai tindak lanjut atas

surat Menteri PAN dan RB Nomor : B/3293/M.PAN-RB/11/2012 tanggal 30 November

2012 tentang hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) BPKP.

Perumusan sasaran strategis diikuti dengan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan

penetapan IKU dominan sebagai dasar pengukuran capaian sasaran strategis.

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun sebagai bentuk

pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam

Penetapan Kinerja tahun 2014 untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan.

Capaian kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014 merupakan

R

Ringkasan Eksekutif iii

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

kontribusi dari capaian 3 (tiga) program yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP, Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya-BPKP, dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara

– BPKP.

Capaian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014

secara ringkas dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1

Capaian Tujuan dan Sasaran Strategis

No

Tujuan dan Sasaran Strategis Capaian Sasaran

1. Tujuan 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

1) Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD Tercapai 100%

2) Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50% Tercapai 100%

2. Tujuan 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD

dan terselenggaranaya GG pada 75% BUMN/BUMD

Tercapai 100%

3. Tujuan 3 : Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan

Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

4) Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan

korupsi menjadi 80%

Tercapai 93,34%

4. Tujuan 4 : Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Internal Pemerintah

5) Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda Tercapai 83,33%

5. Tujuan 5 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Instansi

Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten pada 80% Pemda

Tercapai 100%

7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan

kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%

Tercapai 100%

6. Tujuan 6 : Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan

yang Andal bagi Presiden/Pemerintah

8) Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan

bagi pimpinan

Tercapai 100%

Pada LAKIP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sasaran strategis

merupakan IKU dari tujuan stretegis. Pengukuran capaian tujuan dilakukan menggunakan

hasil pengukuran sasaran strategis. Capaian sasaran diukur menggunakan indikator kinerja

utama (IKU) yang merepresentasikan peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran

strategis meliputi pengukuran atas realisasi 11 IKU dominan (yang paling mempengaruhi

capaian sasaran strategis) dari 35 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Perwakilan BPKP

Ringkasan Eksekutif iv

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014. Pengukuran dilanjutkan dengan analisis, khususnya

terhadap IKU yang tidak mencapai target.

Realisasi capaian enam tujuan strategis dan delapan sasaran strategis tahun 2014 adalah

sebagai berikut :

1. Tujuan Strategis 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Tujuan ini diukur menggunakan capaian dua sasaran strategis yaitu “Meningkatnya

kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD” dan “Terselenggaranya optimalisasi penerimaan

negara sebesar 87,50%”.

1) Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

Ada dua IKU dominan yang merepresentasikan capaian sasaran strategis ini. Realisasi

tahun 2014 adalah sebagai berikut :

a. Persentase IPP yang mendapatkan pendampingan penyusunan laporan keuangan.

Dalam tahun 2014 jumlah IPP yang mendapat pendampingan penyusunan

laporan keuangan sebanyak 23 IPP tingkat wilayah (UAW) atau tercapai maksimal

sebesar 120% dari 17 IPP tingkat wilayah (UAW) di wilayah kerja Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditargetkan dalam tahun 2014.

b. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP.

Dalam tahun 2014 jumlah IPD yang laporan keuangannya mendapat opini

minimal WDP sebanyak 12 pemda atau 100% dari 12 pemda di wilayah kerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

2) Terselenggaranya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%

Capaian sasaran strategis ini ditunjukkan oleh IKU dominan berupa “Persentase

temuan hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang

ditindaklanjuti”. Pada tahun 2014 terdapat 19 saran/rekomendasi hasil audit

operasional PNBP yang telah ditindaklanjuti atau 100% dari jumlah

saran/rekomendasi, capaian IKU ini sebesar 111,11% dari target sebesar 90%.

Dengan memperhatikan kondisi capaian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan strategis

“Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara” telah tercapai.

2. Tujuan Strategis 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Tujuan ini diukur menggunakan capaian sasaran strategis berupa “Terselenggaranya SPM

pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD”. Keberhasilan sasaran strategis ini diindikasikan oleh pencapaian dua IKU dominan yaitu

“Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM” dan “Persentase

BUMN/BUMD yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI. Dalam tahun 2014,

jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM sebanyak 10 IPD atau 100% dari

10 IPD yang diaudit. Dibandingkan targetnya, maka IKU ini tercapai maksimal sebesar

120%. Sementara itu, jumlah BUMN/BUMD yang dilakukan sosialisasi/asistensi

GCG/KPI sebanyak 21 BUMN/BUMD atau tercapai 100% dari target. Sehingga IKU ini

Ringkasan Eksekutif v

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

tercapai maksimal sebesar 100% dari target yang ditetapkan. Meskipun jumlah IPD

maupun bidang yang dilakukan uji petik dalam audit terhadap kinerja pelayanan terbatas,

dapat disimpulkan bahwa tujuan “Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik” telah

dapat dicapai.

3. Tujuan Strategis 3 : Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan

Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara Tujuan ini diukur menggunakan capaian sasaran strategis berupa “Meningkatnya

kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/D dalam upaya pencegahan dan

pemberantasan korupsi menjadi sebesar 80%”.

Pencapaian sasaran strategis ini diindikasikan oleh capaian IKU dominan berupa

“Kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program anti korupsi” dan “Jumlah

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapat

sosialisas/DA/asistensi/evaluasi FCP”. Dalam tahun 2014 telah dilaksanakan sosialisasi

program anti korupsi kepada 19 kelompok masyarakat atau tercapai maksimal sebesar

120% dari target, sehingga capaian IKU adalah 120%. Sedangkan kegiatan

sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan (FCP) dilakukan pada 6

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD atau tercapai 66,67% dari target.

Berdasarkan kondisi capaian kedua IKU di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

“Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus

yang Merugikan Keuangan Negara” belum sepenuhnya dapat dicapai.

4. Tujuan Strategis 4 : Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah Tujuan ini diukur menggunakan capaian sasaran strategis berupa ‘Meningkatnya kualitas

penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda”.

Sasaran strategis ini dindikasikan oleh IKU dominan berupa “Persentase Pemda yang

menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”. Capaian IKU diukur

berdasarkan jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini WTP sebanyak

6 Pemda atau 50% dari jumlah seluruh Pemda sebanyak 12 Pemda. Dibandingkan target

sebesar 60% maka capaian IKU sebesar 83,33%.

Memperhatikan kondisi capaian sasaran di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

“Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah” belum

sepenuhnya dapat dicapai.

5. Tujuan Strategis 5 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional dan Kompeten

Tujuan ini diukur menggunakan capaian dua sasaran strategis yaitu “Meningkatnya

kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80%

K/L/Pemda” dan “Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan

kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%”.

Ringkasan Eksekutif vi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

IKU yang mengindikasikan capaian sasaran strategis pertama adalah “Persentase Pemda

yang dilakukan asistensi penerapan JFA” dengan capaian 114,58% dari target 80%.

Selanjutnya dua IKU dominan yang menunjukkan capaian sasaran strategis kedua terdiri

dari “Persentase jumlah rencana pengawasan yang terealisir” dan “Persentase kesesuaian

laporan keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SAP”. IKU

dominan pertama tercapai 105,28% dari target 90%. Sedangkan IKU dominan kedua

terealisir 120% dari target sebesar 90%.

Berdasarkan capaian semua sasaran strategis di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

“Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan

Kompeten” telah dapat dicapai.

6. Tujuan 6 : Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal

Bagi Presiden/Pemerintah Tujuan ini diukur menggunakan capaian sasaran strategis berupa “Terselenggaranya 100%

sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan”. Capaian sasaran tersebut diukur menggunakan IKU berupa “Jumlah sistem informasi yang

telah dimanfaatkan secara efektif” dengan target tahun 2014 sebanyak 10 sistem. Realisasi

IKU tahun 2014 sebanyak 10 sistem informasi telah dimanfaatkan secara efektif oleh

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atau mencapai 100% dari target.

Selain pencapaian tujuan dan sasaran strategis tersebut, prestasi Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta dalam tahun 2014 adalah menjadi juara umum lomba

kehumasan BPKP tahun 2014.

Seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta dalam mencapai sasaran strategis tahun 2014 menggunakan dana

sebesar Rp25.535.606.901,00 atau 103,46% dari anggaran sebesar Rp24.682.487.000,00.

Sebagian besar tujuan dan sasaran strategis tahun 2014 telah tercapai sesuai dengan

target yang ditetapkan. Keberhasilan dalam mencapai target kinerja didorong oleh beberapa

faktor sebagai berikut:

a. Komitmen yang kuat dari jajaran pimpinan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada stakeholders.

b. Kapabilitas, komitmen dan dedikasi dari pegawai dalam melaksanakan tugas.

c. Suasana kerja yang kondusif dengan sikap kebersamaan yang telah tumbuh dengan baik

diantara pegawai.

d. Kerjasama yang baik dari instansi Pemerintah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

serta stakeholder lainnya.

Namun demikian, masih terdapat beberapa tujuan dan sasaran strategis serta IKU yang

masih belum mencapai target yang ditetapkan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya dan kerja

Ringkasan Eksekutif vii

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

yang lebih keras lagi untuk mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis di masa yang akan

datang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini akan dimanfaatkan oleh seluruh jajaran personil

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pedoman untuk meningkatkan

kualitas kinerja di masa yang akan datang. Sebagai upaya peningkatan kinerja tersebut,

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan langkah-langkah antara lain

sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi internal secara periodik mengenai keberhasilan maupun kegagalan

dalam melaksanakan program dan kegiatan serta mengambil langkah-langkah riil untuk

menyelesaikan permasalahan yang dijumpai.

b. Mengembangkan manajemen perubahan dan memantapkan sinergitas Reformasi

Birokrasi, SPIP, dan Budaya Kerja terutama berkaitan dengan penyempurnaan proses

bisnis agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif serta terwujudnya

pengendalian risiko strategis dan risiko operasional.

c. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pemantapan pengembangan knowledge based

management dalam berbagai aspek sehingga diharapkan lebih responsif dalam

melaksanakan tugas-tugas teknis (audit dan non audit) maupun non teknis (penunjang).

Daftar Isi viii

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Halaman

i

Ringkasan Eksekutif ii

BAB I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Tugas dan Fungsi 1

C. Aspek Strategis 2

D. Kegiatan dan Layanan Produk 3

E. Struktur Organisasi dan Sumber Daya 4

F. Sistematika Penyajian 6

BAB II Rencana dan Perjanjian Kinerja 8

A. Rencana Strategis 2010-2014 8

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2014 20

Bab III Akuntabilitas Kinerja 24

A. Capaian Kinerja Organisasi 24

B. Analisis Capaian Kinerja 27

Tujuan Strategis 1 27

Tujuan Strategis 2 29

Tujuan Strategis 3 30

Daftar Isi ix

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Tujuan Strategis 4

30

Tujuan Strategis 5 31

Tujuan Strategis 6 33

Sasaran Strategis 1 34

Sasaran Strategis 2 40

Sasaran Strategis 3 42

Sasaran Strategis 4 44

Sasaran Strategis 5 49

Sasaran Strategis 6 52

Sasaran Strategis 7 54

Sasaran Strategis 8 62

C. Realisasi Anggaran 64

Bab IV Penutup 65

Lampiran :

1.

2.

3.

Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014

Capaian Indikator Kinerja Output Tahun 2014

Perbandingan Realisasi Tahun 2010 s.d 2014

Bab I Pendahuluan 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun 2014 merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan

program dan kegiatan selama tahun 2014 guna mewujudkan sasaran strategis yang

ditetapkan.

LAKIP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta disusun dengan mengacu

pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

B. TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tanggal 26 Agustus 2014

tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas

melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas

di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk melaksanakan tugas tersebut maka Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.

2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja dan pengurusan

barang milik/kekayaan negara.

3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan

pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah.

4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan atau

lintas departemen/lembaga/wilayah.

5. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan

good governance.

L

Bab I Pendahuluan 2

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

6. Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan pemerintah

daerah.

7. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu

pengawasan.

8. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada instansi pemerintah pusat dan pemerintah

daerah dalam rangka penyelenggaraan SPIP.

9. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada instansi pemerintah pusat/ pemerintah daerah,

BUMD dan BUMN dalam rangka penyusunan laporan keuangan.

10. Memberikan sosialisasi dan asistensi penerapan Badan Layanan Umum (BLU).

11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.

C. ASPEK STRATEGIS

1. Wilayah Kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 61 Tahun 2012 tanggal 2 Februari 2012,

wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta disamping meliputi 6

Pemerintah Daerah di wilayah pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, juga

meliputi 6 Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Klaten,

Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, dan

Kabupaten Cilacap.

2. Peran Strategis Perwakilan BPKP

Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah mendukung pemerintah

dalam meningkatkan fungsinya untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan

berkeadilan. Untuk mendukung berjalannya fungsi negara/pemerintah tersebut, maka

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memposisikan diri untuk lebih

memfokuskan dalam memberikan analisis-analisis kebijakan publik baik yang bersifat

makro (lingkup nasional) maupun yang bersifat mikro (kewilayahan), memberikan

dukungan sesuai keahlian dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan check and

balance atas pelaksanaan program-program pemerintah. Hal ini perlu dilakukan karena

proses suatu pelayanan publik dimulai dari bagaimana pemerintah mendesain,

menetapkan, mengimplementasikan dan mencapai hasil dari kebijakan tersebut.

Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendukung fungsi dan

peran negara dalam memberikan pelayanan publik membutuhkan adanya peningkatan

Bab I Pendahuluan 3

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

pemahaman dari pejabat fungsional auditor mengenai konsep palayanan publik. Dalam

menjalankan fungsi dan perannya, negara/pemerintah membutuhkan informasi-informasi

yang dapat membantu dalam mendesain, menetapkan, mengimplementasikan dan

meningkatkan hasil kinerja kebijakannya. Oleh karena itu, setiap pejabat fungsional

auditor harus memfokuskan diri pada pemahaman dan penguasaan atas pelayanan publik,

harus mampu melakukan analisis kebijakan, mampu menjadi agen perubahan (change

agent) dari setiap perkembangan pelayanan publik, mampu menjalankan peran sebagai

konsultan untuk membantu setiap instansi pemerintah dalam menerapkan SPIP sebagai

bagian integral dalam proses pelayanan publik, dan tetap menjalankan peran sebagai

auditor untuk mengefektifkan fungsi check and balance.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bagian organisasi BPKP berperan

penting dalam mendukung BPKP mencapai visinya sebagai ““AAuuddiittoorr PPrreessiiddeenn yyaanngg

RReessppoonnssiiff,, IInntteerraakkttiiff,, ddaann TTeerrppeerrccaayyaa,, uunnttuukk MMeewwuujjuuddkkaann AAkkuunnttaabbiilliittaass KKeeuuaannggaann

NNeeggaarraa yyaanngg BBeerrkkuuaalliittaass..”” BPKP sebagai auditor presiden yang bersifat proaktif

merupakan resultan dari daya antisipasi, responsi, dan persuasi untuk menciptakan iklim

kerja partisipatoris yang tentunya akan menjadi kunci bagi peningkatan peran BPKP.

Untuk mencapai visi tersebut, BPKP perlu mengerahkan seluruh sumber daya yang ada

yaitu sumber daya manusia (SDM), dana, sarana dan prasarana secara optimal, efisien

dan efektif. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan tugas pokok

dan fungsinya melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta

penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, wajib meningkatkan peran dalam mendukung BPKP melaksanakan misinya

untuk mencapai visi yang dicita-citakan.

D. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kegiatan pengawasan intern

akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP dengan produk layanan meliputi :

1. Pengawasan atas kegiatan lintas sektoral

2. Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara

3. Pengawasan atas penugasan Presiden

4. Pendampingan reviu LKPP/LKPD

5. Pengawasan penerimaan negara

Bab I Pendahuluan 4

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

6. Pengawasan PHLN

7. Assessment, Evaluasi GCG, KPI, Manajemen Risiko

8. Pengawasan investigatif

9. Bimbingan teknis dan pengembangan sistem pelaporan keuangan

10. Sosialisasi SPIP

11. Diklat SPIP

12. Bimbingan teknis SPIP

E. STRUKTUR ORGANISASI DAN SUMBER DAYA

1. Struktur Organisasi

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Keputusan Kepala BPKP

Nomor: 14 Tahun 2014 tanggal 26 Agustus 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan adalah Perwakilan BPKP

yang berkedudukan di Yogyakarta dan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Perwakilan membawahi :

Bagian Tata Usaha

Kelompok Jabatan Fungsional, yang terdiri dari :

- Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah

Pusat

- Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

- Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Akuntan Negara

- Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Investigasi

- Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Program dan Pelaporan serta

Pembinaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

Bab I Pendahuluan 5

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

2. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia yang tersedia per 31 Desember 2014 sebanyak 149 orang,

berdasarkan jenis jabatannya dapat dirinci sebagai berikut:

Berdasarkan jenjang pendidikan, dari jumlah pegawai tersebut dapat dirinci sebagai

berikut:

Jenjang Pendidikan Jumlah

Pasca Sarjana (S2) 10 orang

Sarjana/Diploma IV 67 orang

Diploma III 45 orang

Diploma I - orang

SLTA 25 orang

SLTP 1 orang

SD 1 orang

Total 149 orang

Dibandingkan dengan jumlah pegawai per 31 Desember 2013 sebanyak 146 orang, jumlah

pegawai per 31 Desember 2014 bertambah sebanyak tiga orang disebabkan adanya

pegawai yang mutasi keluar/dipindahkan ke unit lain sebanyak tiga orang, dan mutasi

masuk dari unit lain sebanyak enam orang.

3. Sumber Daya Keuangan

Pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun anggaran 2014

dibiayai dari DIPA Tahun 2014 dan dari dana yang disediakan oleh pihak ketiga. Jumlah

anggaran selama tahun 2014 seluruhnya sebesar Rp24.682.487.000,00 sedangkan

realisasinya mencapai Rp25.535.606.901,00 atau 103,46% dari anggaran.

Jenis Jabatan Jumlah

Struktural 5 orang

Fungsional Auditor 105 orang

Fungsional Arsiparis - orang

Fungsional Analis Kepegawaian 1 orang

Fungsional Umum 36 orang

Pranata Komputer 2 orang

Total 149 orang

Bab I Pendahuluan 6

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Rincian anggaran dan realisasi keuangan tersebut nampak dalam tabel berikut:

URAIAN Anggaran Realisasi

(Rp) (Rp) %

Bagian Anggaran BPKP (DIPA) 24.682.487.000,00 24.363.524.123,00 98,74

Di luar Bagian Anggaran BPKP 0,00 1.172.082.778,00 NA

Jumlah 24.682.487.000,00 25.535.606.901,00 103,46

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana berupa aset tetap yang ada di Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta per 31 Desember 2014 sebagai berikut :

NO URAIAN Per 31 Des 2014

(Rp)

Per 31 Des 2013

(Rp)

% Naik/

(Turun)

1 Tanah 25.340.460.000,00 30.030.260.000,00 (15,61)

2 Peralatan dan Mesin 12.056.937.072,00 11.842.563.072,00 1,81

3 Gedung dan Bangunan 20.851.775.199,00 20.970.330.188,00 (0,56)

4 Aset tetap lainnya 141.551.981,00 141.001.981,00 0,39

5 Konstruksi Dlm Pengerjaan - - -

6 Akum Penyusutan (15.983.015.201,00) (15.457.366.257,00) 3,40

Jumlah 42.407.709.051,00 47.526.788.984,00 (10,77)

F. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta tahun 2014 terdiri dari empat bab.

Bab I Pendahuluan

Memuat informasi tentang latar belakang penyusunan Lakip, tugas dan fungsi, aspek strategis,

gambaran kegiatan dan produk layanan, serta struktur organisasi dan sumber daya.

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja

Bab I Pendahuluan 7

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Memuat informasi tentang Rencana Strategis tahun 2010 - 2014 dan perjanjian kinerja. Dalam

uraian tentang rencana strategis dijelaskan tentang pernyataan visi, misi, tujuan strategis,

indikator kinerja utama, serta program dan kegiatan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Menguraikan capaian kinerja setiap sasaran strategis dan indikator kinerja utama beserta

analisisnya. Dalam uraian analisis capaian kinerja dijelaskan mengenai gambaran umum

setiap indikator kinerja utama, realisasi capaian, hambatan tidak tercapainya atau dukungan

tercapainya target, perbandingan realisasi indikator kinerja utama tahun 2014 dengan tahun

2013, serta perbandingan realisasi indikator kinerja utama tahun 2014 dengan target indikator

kinerja utama pada akhir periode Renstra tahun 2014.

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 8

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

BAB II

RENCANA DAN PERJANJIAN KINERJA

ebagai salah satu unit kerja BPKP yang berada di daerah, Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta melaksanakan program-program yang ditetapkan oleh BPKP.

Program pada Renstra BPKP periode 2010-1014 telah diselaraskan dengan program

yang direstrukturisasi oleh Bappenas. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, program-

program BPKP meliputi satu program teknis yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,

dan dua program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara

BPKP.

Berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP

melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis, serta merekonstruksi Indikator Kinerja

Utama. Hal yang sama juga dilakukan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta,

sehingga sejak tahun 2012 dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis.

Perubahan tersebut sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam Renstra Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-2014 dimodifikasi dengan menambah secara implisit

jumlah anggaran dalam perspektif masing-masing indikator sasaran strategis dengan maksud

agar dapat dilakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis.

A. Rencana Strategis 2010 - 2014

Penyusunan Rencana Strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra merupakan dokumen perencanaan

yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan

Kementerian/Lembaga dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Renstra-KL

merupakan bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada

S

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 9

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan mendukung pencapaian

program-program prioritas pemerintah.

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2010-2014 adalah sebagai berikut:

1. visi :

Auditor Presiden yang responsif, interaktif dan terpercaya untuk

mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas

Visi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Auditor Presiden

merupakan visi yang strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact

maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian, lembaga

dan pemerintah daerah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan demikian

diharapkan informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh Auditor Presiden

bersifat obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain yang menciderai

penegakan prinsip independensi.

Auditor Presiden yang responsif mengandung makna bahwa dalam menjalankan

perannya, Auditor Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tanggap terhadap

permasalahan yang dihadapi pemerintah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan segera

memberikan respon/masukan kepada pengambil kebijakan.

Bersifat interaktif yang mengandung makna bahwa Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta memperhatikan/mendengarkan kepentingan/kebutuhan stakeholders di

wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan pengertian tersebut

maka komunikasi antara Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan stakeholders

haruslah selalu terjalin dengan baik dan efektif. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta harus membuka saluran-saluran komunikasi yang efektif, menjalin

kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain dalam menjalankan perannya di wilayah kerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sifat interaktif ini mendorong perlunya kemampuan dan kompetensi yang tinggi bagi

para auditor Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta untuk berperan sebagai guru,

expert, maupun tempat bertanya yang dapat diandalkan di bidang pengawasan.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyatakan dalam visinya

sebagai Auditor Presiden yang terpercaya, yang berarti Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta memiliki integritas yang didukung profesionalisme yang tinggi sehingga dapat

diandalkan untuk memberikan hasil kerja yang berkualitas dan bermanfaat bagi shareholders

dan stakeholders di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 10

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Prinsip akuntabilitas keuangan negara menghendaki bahwa proses pengambilan

keputusan atau kinerja keuangan negara dapat dimonitor, dinilai, dan dikritisi. Selain itu,

pertanggungjawaban keuangan negara tersebut harus dapat ditelusuri sampai ke bukti

dasarnya (traceableness) dan dapat diterima secara logis (reasonableness). Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Auditor Presiden di wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta berperan membantu pengawasan dalam bidang keuangan negara di wilayah kerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta agar akuntabilitas Presiden dapat

memuaskan seluruh rakyat Indonesia.

Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas ditunjukkan dengan tiga ciri yaitu

akuntabel, transparan dan partisipatif. Hal ini berarti bahwa pertanggungjawaban keuangan

negara harus dapat diandalkan, mengungkapkan secara terbuka informasi yang material dan

relevan serta berasal dari suatu proses yang melibatkan berbagai pihak terkait. Akuntabilitas

keuangan negara yang berkualitas mendukung akuntabilitas Presiden sebagai pemegang

kekuasaan pengelolaan keuangan Negara.

2. Misi

Misi merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan berisi pernyataan tentang apa

yang akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan

kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP.

Misi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang

mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN.

b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.

c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten

d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/pemerintah.

Misi pertama berkaitan dengan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagai Auditor Presiden di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara di

wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, sekaligus menegaskan bahwa misi ini dilakukan untuk

membantu Presiden selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata

kepemerintahan yang baik dan upaya pencegahan KKN. Inti misi ini terkait dengan kegiatan

pengawasan intern pemerintah yang pada hakekatnya bertujuan memberikan nilai tambah

(value added) melalui dua peran utama yaitu aktivitas assurance dan consulting. Dengan peran

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 11

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

tersebut, fungsi utama Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah memberikan

umpan balik (feedback) sebagai bahan masukan bagi Presiden/ Pemerintah untuk memastikan

tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara di wilayah

Daerah Istimewa Yogyakarta dan memberikan rekomendasi perbaikan tata kelola

pemerintahan yang baik (good governance), serta membantu pemerintah dalam mencapai

tujuannya.

Dalam misi pertama ini juga termasuk kegiatan dalam rangka membantu aparat

penegak hukum dan pemerintah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mencegah

dan mengurangi KKN, yang dilakukan dalam bentuk pengawasan investigatif, pemberian

keterangan ahli, dan perhitungan kerugian negara.

Misi kedua berkaitan dengan peran BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam

memperkuat dan menunjang efektivitas SPI atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi

pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara oleh Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) yang terdiri dari BPKP, Itjen Kementerian, Inspektorat , Inspektorat

Kabupaten/Kota.

Selain itu, untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan

pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh

instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60

Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP

yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan

tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden. Akuntabilitas kinerja Presiden merupakan suatu

kesatuan akumulatif-integratif dari kinerja berbagai Kementerian/Lembaga dan juga

Pemerintah Daerah, sehingga perlu juga dipastikan efektivitas penyelenggaraan SPIP pada

seluruh instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.

Misi ketiga adalah misi pengimbang bahwa kinerja yang berorientasi ke luar tidak akan

terwujud tanpa adanya proses kerja internal yang baik maupun proses kerja sesama APIP yang

sinergis. Dengan adanya proses kerja sesama APIP yang sinergis diharapkan akan

menghasilkan kinerja APIP yang maksimal. Hal ini merupakan jawaban atas arahan Presiden

akan perwujudan pengawasan yang terpadu, terarah, dan memberi nilai tambah yang dapat

mendukung perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, dan berorientasikan

pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Misi keempat merupakan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagai Auditor Presiden di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka

membangun sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif

melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang dikenal

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 12

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

sebagai PASs. PASs adalah alat kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi

akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara di wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta, yang berbasis web, on-line, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang

menampilkan informasi secara utuh (integrated) tentang implementasi akuntabilitas Presiden.

Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya

mendekati real-time sehingga dapat segera melakukan tindakan korektif jika terdapat

perbedaan antara realisasi dengan rencana.

3. Tujuan Strategis

Penetapan tujuan organisasi merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah

ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan

penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam

jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.

Tujuan-tujuan strategis dikaitkan dengan misinya adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara

b. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik

c. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus

yang merugikan keuangan negara

d. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

e. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten

f. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/Pemerintah.

4. Sasaran Strategis

Sasaran Strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan dan mencerminkan

berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan. Sasaran merupakan

penjabaran lebih lanjut dari tujuan yang periode capaiannya lebih pendek yaitu paling lama

satu tahun. Adapun sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2010-2014 adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD;

b. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%;

c. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD dan terselenggaranya

GG pada 75% BUMN/BUMD;

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 13

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

d. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%;

e. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda;

f. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten pada 80% Pemda;

g. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan

keuangan sebesar 100%; dan

h. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan.

Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun 2010-2014 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

5. Indikator Kinerja Utama

Indikator kinerja utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran

strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. IKU Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta diletakkan pada perspektif manfaat baik yang bersifat outward looking

maupun inward looking. Perspektif pertama, outward looking yaitu perspektif manfaat langsung

bagi stakeholders eksternal. Sedangkan perspektif kedua, inward looking yaitu perspektif manfaat

bagi stakeholders internal BPKP.

Penetapan indikator kinerja utama dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan

sasaran strategis serta kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator kinerja

utama digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan

kegiatan diukur dengan indikator keluaran (output).

Tabel 2.1. berikut ini menyajikan indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014.

Tabel 2.1.

Indikator Kinerja Utama

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014

Tujuan Strategis Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja

Utama Target 2014

1. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara

1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

100

Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

100

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 14

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Tujuan Strategis Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja

Utama Target 2014

Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

100

Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke BPKP Pusat

100

Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke BPKP Pusat

100

Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

95

Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

80

2. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%

Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

90

Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

95

2. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik

1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

60

Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

100

Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

100

3. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan

1. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD

Kelompok masyarakat yang mendapat sosialisasi Program Anti Korupsi

6

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BL

9

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 15

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Tujuan Strategis Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja

Utama Target 2014

memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara

dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%

U/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisai/DA/asistensi/evaluasi FCP

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

1

Persentase pelaksanaan penugasan audit HKP, Eskalasi, dan Klaim

100

Persentase pelaksanaan audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli

100

Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

80

Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

100

Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

100

4. Terciptanya efektivitas penyelenggara an SPIP

1. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

60

Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP 60 Tahun 2008

8

Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Internal

9

5. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten

1. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda

Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

80

2. Meningkatnya efektivitas

Persentase jumlah rencana pengawasan yang terealisasi

90

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 16

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Tujuan Strategis Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja

Utama Target 2014

perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%

Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SAP

100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap layanan kepegawaian

7,5

Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

7,5

Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta di media massa

30

Persentase pemanfaatan asset 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap layanan sarpras

7,5

Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

100

Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP

12

Jumlah system informasi yang dimanfaatkan secara efektif

10

6. Program dan Kegiatan

Kebijakan dan program serta kegiatan dalam Renstra Perwakilan BPKP DIY

didasarkan pada mandat yang diperoleh dari Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008,

dan peraturan perundangan lain seperti Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 17

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004

tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Kebijakan dan program yang dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta menggambarkan domain BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan

negara yang meliputi 4 C yaitu Capacity Building (expertise), Current Issues, Clearing House, dan

Check and Balance.

Penyusunan program dan kegiatan Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta 2010-2014 mengacu kepada program dan kegiatan Renstra BPKP 2010-2014 yang

berpedoman pada kebijakan restrukturisasi program dan kegiatan yang diterapkan dalam

penyusunan RPJMN tahun 2010-2014. Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan

yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai sasaran dan

tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang

dikoordinasikan oleh K/L. Terdapat dua jenis program, yaitu program teknis dan program

generik. Program teknis merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada

kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program generik merupakan

program-program yang digunakan oleh beberapa organisasi eselon I A yang bersifat pelayanan

internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan

(pelayanan internal).

Dengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas dan

Renstra BPKP 2010-2014, Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 2010-

2014 berisi 3 program sebagai berikut:

1. Program Teknis : Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan

anggaran sebesar Rp3.527.914.000,00.

2. Program Generik

a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP

dengan anggaran sebesar Rp20.965.693.000,00.

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP dengan anggaran

sebesar Rp188.880.000,00.

Dari ketiga program tersebut selanjutnya disusun kegiatan-kegiatan. Kegiatan

merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja setingkat eselon 2 yang

terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil, barang modal

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 18

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

termasuk peralatan dan teknologi, dana dan atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis

sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam

bentuk barang/jasa. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis tahun 2014

disajikan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2.

Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan

Program Sasaran Strategis Kegiatan

1.

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

Pendampingan reviu terhadap LKKL/LKPD

Bimtek/Asistensi penyusunan LKKL/LKPD

Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknis penyusunan APBD, asistensi SAKD, evaluasi LAKIP dan asistensi SIMDA pada Pemda

Pemantauan Transparansi Pengumuman RUP dan Pengumuman Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa Tahun 2014

Audit keuangan proyek PHLN

Audit kinerja PPIP

Quality Assurance pelaksanaan Audit PNPM Mandiri

Evaluasi Penyerapan Anggaran

Audit atas Klaim Hutang Pelayanan Kesehatan Dasar Jamkesmas dan Jampersal Tahun 2013 pada Dinas Kesehatan

Audit atas Klaim Dana Jamkesmas Tahun 2008 - 2013

Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru (TPG) Tahun 2008-2013

Monitoring Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan Nasional per 31-12-2013

Monitoring Implementasi BPJS Kesehatan Tahun 2014

Pendampingan penyelesaian tindak lanjut hasil audit BPK RI

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 19

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Program Sasaran Strategis Kegiatan

Pendampingan penyusunan LK BUMD dan SIA BLUD

2. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%

Audit PNBP

Monitoring DAK Bidang Pendidikan

Pemantauan dan Evaluasi Sisa BOS Tahun 2011

3. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Audit kinerja pelayanan Pemda

Audit Kinerja BUMD

Penilaian BUMN Bersih

Pendampingan penyusunan RBA

Pendampingan/asistensi penyusunan key performmance Indikators (KPI)

4. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%

Sosialisasi Program Anti Korupsi

Bimtek/sosialisasi/asistensi FCP

Audit Investigatif

Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara

Pemberian Keterangan Ahli

Kajian peraturan yang berpotensi TPK

Audit penyesuaian harga dan klaim

5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda

Sosialisasi/Bimtek SPIP

Pendampingan SPIP

Bimtek/Penilaian Maturitas SPIP

Bimtek Penyusunan RTP

6. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

Sosialisasi Penerapan JFA

2. Program Dukungan Manajemen dan

1. Meningkatnya efektifitas perencanaan

Penyusunan rencana dan laporan hasil pengawasan

Pengelolaan kepegawaian

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 20

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Program Sasaran Strategis Kegiatan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP

pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%

Pengelolaan anggaran dan sistem akuntansi pemerintah

Pengelolaan sarana dan prasarana

Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola APIP Daerah

Evaluasi Penerapan Tata Kelola APIP Daerah

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014

Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, Penetapan Kinerja (Tapkin) merupakan suatu dokumen

pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk

mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi.

Penetapan Kinerja (Tapkin) dimanfaatkan oleh setiap pimpinan BPKP untuk

memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi, melaporkan capaian realisasi

kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan menilai keberhasilan

atau kegagalan organisasi.

Penetapan kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014

memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama, serta target dan anggaran. Target kinerja

merepresentasikan komitmen pimpinan dan seluruh pegawai untuk mencapai hasil yang

diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome.

Dokumen Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang

memuat 35 indikator kinerja utama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3.

Penetapan Kinerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2014

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 90% LKPD

Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

% 100

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 21

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 100

Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

% 100

Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke BPKP Pusat

% 100

Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke BPKP Pusat

% 100

Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 95

Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 80

2. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 75%

Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

% 90

Persentase laporan pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 95

3. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD

Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 60

Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 100

Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 100

4. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%

Kelompok masyarakat yang mendapat sosialisasi Program Anti Korupsi

Pokmas 6

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 9

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

Instansi 1

Persentase pelaksanaan penugasan audit HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga

% 100

Persentase pelaksanaan audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli

% 100

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 22

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

% 80

Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

% 100

Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 100

5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda

Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 60

Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP 60 Tahun 2008

Pemda 8

Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Internal

Pemda 9

6. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 80

7. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%

Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 90

Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SAP

% 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap layanan kepegawaian

Skala Likert 1 sd 10

7,50

Persentase Pagu Dana yang tidak diblokir dalam DIPA

% 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

Skala Likert 1 sd 10

7,50

Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta di media massa

Kali 30

Persentase pemanfaatan asset % 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap layanan sarpras

Skala Likert 1 sd 10

7,50

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja 23

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 100

Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP

Instansi 12

8. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi pimpinan

Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

Sistem 10

Bab III Akuntabilitas Kinerja 24

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

ingkat capaian tujuan strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra

menjadi ukuran perwujudan akuntabilitas kinerja suatu instansi pemerintah. Pada

LAKIP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta, sasaran strategis

merupakan IKU dari tujuan strategis sehingga capaian kinerja tujuan strategis dinilai

berdasarkan capaian sasaran strategis.

Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dalam periode Renstra Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta tahun 2010 – 2014, sehingga capaian sasaran strategis tahun 2014 secara

signifikan menentukan keberhasilan tujuan strategis secara keseluruhan. Pengukuran capaian

sasaran strategis dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target yang

diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2014. Ketentuan dalam Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010

tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan LAKIP menitikberatkan pada pengukuran

pencapaian tujuan/sasaran strategis. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih indikator kinerja

utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai berpengaruh signifikan bagi

pencapaian tujuan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU

dominan dan membandingkannya dengan target yang ditetapkan. Selanjutnya dilakukan

analisis yang lebih mendalam terhadap IKU yang tidak mencapai target untuk mengetahui

faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja pada tahun 2014 dan

atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement).

Untuk menghindari distorsi perhitungan, pengukuran capaian sasaran strategis dihitung

berdasarkan jumlah IKU dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan.

Hasil pengukuran terhadap 35 IKU Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2014 yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara ringkas disajikan menurut

tujuan dan sasaran strategis sebagaimana tampak pada Tabel 3.1 berikut ini.

T

Bab III Akuntabilitas Kinerja 25

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Capaian

2010

2014

Target Realisasi Capaian

(%)

Tujuan 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran Strategis 1.1 : Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

% - 100 135,29 120

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 100 100 100 100

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

% 100 100 100 100

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

% 100 100 115,11 115,11

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat

% 100 199,54 120

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 88,89 95 85,31 89,80

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 80 81,82 102,27

Sasaran Strategis 1.2 : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase temuan hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

% 8,9 90 100 111,11

9 Persentase laporan pengawasan BUN disampaikan tepat waktu

% 100 95 100 105,26

Tujuan 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran Strategis 2.1 : Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% - 60 100 120

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% - 100 100 100

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% - 100 100 100

Tujuan Strategis 3 : Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

Sasaran Strategis 3.1 : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Pokmas 120 6 19 120

Bab III Akuntabilitas Kinerja 26

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Capaian

2010

2014

Target Realisasi Capaian

(%)

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

IPP/ IPD/

BUMD/ BLUD

100 9 6 66,67

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

IPP/ IPD/

BUMD/ BLUD

100 1 1 100

16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 117,65 100 100 100

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA

% - 100 100 100

18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

% 117,65 80 91,59 114,49

19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

% - 100 100 100

20 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% - 100 100 100

Tujuan 4 : Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 4.1 : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 100 60 50 83,33

22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008

Pemda 100 8 9 112,50

23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

Pemda - 9 12 120

Tujuan 5 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 5.1 : Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda

24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% - 80 91,67 114,58

Sasaran Strategis 5.2 : Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% - 90 94,75 105,28

26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% - 100 100 100

27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala likert

1 sd 10

101,11 7,50 7,79 103,87

28 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% - 100 100 100

29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran

Skala likert

99,31 7,50 7,99 106,53

Bab III Akuntabilitas Kinerja 27

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Capaian

2010

2014

Target Realisasi Capaian

(%)

yang diajukan sesuai prosedur 1 sd 10

30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

Kali - 30 35 116,67

31 Persentase pemanfaatan asset % - 100 100 100

32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Skala likert

1 sd 10

104,31 7,50 7,78 103,73

33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% - 100 100 100

34 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi - 12 12 100

Tujuan Strategis 6 : Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 6.1 : Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

35 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

Sistem - 10 10 100

Uraian lebih lengkap tentang capaian kinerja sasaran strategis beserta realisasi

anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

B.1. Analisis Tujuan Strategis

Sebagai tahun terakhir periode Renstra, pada tahun 2014 Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta mengukur capaian tujuan strategis. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta menilai capaian tujuan tersebut berdasarkan tingkat capaian kinerja sasaran

strategis yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, hasil pengukuran capaian kinerja sasaran

strategis digunakan untuk menyimpulkan capaian tujuan strategis. Selain itu, penilaian

terhadap capaian tujuan strategis juga dikuatkan dengan beberapa indikator lain sesuai dengan

masing-masing tujuan strategis.

Peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara menjadi salah satu tujuan strategis

yang ingin dicapai oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta pada akhir periode

Renstra tahun 2010 – 2014. Beberapa indikator yang menandai tercapainya tujuan tersebut

B.1.1 Tujuan Strategis 1

Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Bab III Akuntabilitas Kinerja 28

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

antara lain adanya peningkatan opini atas laporan keuangan K/L/Pemda serta meningkatnya

penerimaan negara/daerah.

Sejalan dengan indikator tersebut, tujuan strategis “Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas

Keuangan Negara” akan terwujud apabila Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

berhasil mencapai target dua sasaran strategis yaitu “Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan

95% LKPD” dan “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”.

Keberhasilan sasaran strategis pertama berupa “Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan

95% LKPD” diindikasikan oleh capaian dua IKU dominan yang terkait langsung dengan

kualitas laporan keuangan K/L/D. Hasil pengukuran kedua IKU dominan tersebut

menunjukkan bahwa target sasaran tahun 2014 telah tercapai 100%. Adapun keberhasilan

sasaran strategis kedua berupa “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar

87,50%” ditandai oleh capaian IKU dominan yang terkait langsung dengan optimalisasi

penerimaan negara/daerah.

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa rata-rata capaian IKU dominan kedua sasaran strategis

pada tahun 2010 adalah sebesar 75,84%. Sedangkan rata-rata capaian tahun 2014 sebesar

107,47%. Dengan memperhatikan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan strategis

“Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara” telah tercapai.

Hal tersebut juga dikuatkan dengan perolehan opini atas LKPD di wilayah kerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang selalu meningkat dari awal sampai

dengan akhir tahun Renstra sebagaimana terlihat pada grafik berikut :

Grafik 3.1

Perkembangan Opini LKPD Tahun 2010 – 2013

Sumber data : Website BPK RI

Bab III Akuntabilitas Kinerja 29

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terus berkomitmen untuk meningkatkan

tata pemerintahan yang baik di wilayah kerjanya. Untuk itu, salah satu tujuan yang ditetapkan

dalam Renstra tahun 2010 – 2014 berupa “Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik”.

Keberhasilan tujuan tersebut antara lain ditandai dengan terselenggaranya pelayanan sesuai

Standar Pelayanan Minimal pada instansi pemerintah daerah dan terselenggaranya tata kelola

perusahaan yang baik (good corporate governance) pada BUMN/D/BLU/D.

Berkaitan dengan hal tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

menetapkan sasaran strategis berupa “Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan

terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD”.

Keberhasilan dalam mewujudkan sasaran strategis “Terselenggaranya SPM pada 60%

IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh capaian IKU

dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPM dan GG. Hasil pengukuran

IKU dominan tersebut menunjukkan bahwa target sasaran tahun 2014 telah tercapai 100%

sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan “Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik”

telah dapat dicapai.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil penilaian kinerja pelayanan publik tahun 2013 oleh

Kemenpan & RB yang menunjukkan bahwa dua pemerintah daerah mendapatkan nilai

kumulatif tertinggi yaitu Pemerintah Kota Yogyakarta dengan kategori AA dan Pemerintah

Kabupaten Sleman dengan kategori A, tiga pemerintah daerah lainnya mendapatkan nilai

dengan kategori B. Rincian lebih lanjut hasil penilaian kinerja pelayanan publik tahun 2013

dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Hasil Penilaian Kinerja Pelayanan Publik di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2013

No Pemda Hasil Penilaian

Nilai Kategori

1. Kota Yogyakarta 978 AA

2. Kab. Sleman 835 A

3. Kab. Bantul 637 B

4. Kab. Kulon Progo 536 B

5. Kab. Gunungkidul 493 B

Sumber : Hasil Penilaian Panitia Penentu Akhir KemenPAN dan RB

B.1.2 Tujuan Strategis 2

Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Bab III Akuntabilitas Kinerja 30

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Pemerintahan yang bersih menjadi prasyarat penting dalam mewujudkan cita-cita

bernegara menuju masyarakat sejahtera dalam berkeadilan. Komitmen Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendorong hal tersebut dibuktikan dengan menetapkan

salah satu tujuan dalam Renstra tahun 2010 – 2014 berupa “Terciptanya Iklim yang Mencegah

Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara”.

Salah satu indikator terwujudnya tujuan tersebut adalah tumbuhnya kesadaran dan

keterlibatan masyarakat serta pemerintah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan

korupsi. Sejalan dengan hal tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

menetapkan sasaran strategis berupa “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L,

Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi

80%”.

Capaian sasaran tersebut diindikasikan dengan IKU dominan yang berkaitan langsung

dengan meningkatnya kesadaran dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi. Pengukuran

atas capaian IKU dominan sebagaimana tampak pada Tabel 3.1. menunjukkan bahwa

capaian tahun 2014 sebesar 93,34%, sedangakan capaian tahun 2010 sebesar 110%. Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa tujuan strategis berupa “Terciptanya Iklim yang Mencegah

Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara”

belum sepenuhnya tercapai.

Iklim pencegahan korupsi juga dipengaruhi oleh tingkat kapabilitas Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP) di masing-masing pemerintah daerah. Semakin tinggi level

kapabilitas, APIP semakin mampu menjamin proses tata kelola sesuai dengan peraturan

dan mampu mendeteksi terjadinya korupsi. Sebagian besar level kapabilitas APIP di

wilayah kerja Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta baru mengalami peningkatan menjadi level 2

pada tahun 2014.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang diselenggarakan secara efektif akan

mendorong terwujudnya tujuan instansi pemerintah yang telah ditetapkan. Sebagai pembina

B.1.3. Tujuan Strategis 3

Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

B.1.4 Tujuan Strategis 4

Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Bab III Akuntabilitas Kinerja 31

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

penyelenggaraan SPIP, BPKP berkomitmen untuk senantiasa mendorong terselenggaranya

SPIP pada instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan pembinaan berupa sosialisasi,

asistensi, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis maupun pendampingan

penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut juga merupakan wujud implementasi dari ditetapkannya

tujuan strategis yang akan dicapai oleh BPKP berupa “Terciptanya Efektivitas

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah”.

Salah satu indikator terwujudnya tujuan tersebut adalah meningkatnya kualitas

penyelenggaraan SPIP pada instansi pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan sasaran strategis berupa “Meningkatnya

Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda”.

Capaian sasaran tersebut diindikasikan dengan IKU dominan yang berkaitan langsung

dengan meningkatnya kualitas penyelenggaraan SPIP. Pengukuran atas capaian IKU

dominan sebagaimana tampak pada Tabel 3.1. menunjukkan bahwa capaian tahun 2014

sebesar 83,33% sedangkan capaian tahun 2010 sebesar 100%. Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa tujuan strategis berupa “Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah” belum sepenuhnya dapat dicapai.

Indikator lain yang juga dapat menunjukkan efektivitias penyelenggaraan SPIP adalah

berupa kualitas opini atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Kualitas opini yang

baik dapat mencerminkan adanya penyelenggaraan SPIP yang efektif pada instansi

pemerintah karena laporan keuangan yang demikian dihasilkan dari proses sistematis dengan

integritas informasi yang dapat diandalkan. Dari 12 LKPD di wilayah kerja Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta, hanya enam atau 50% LKPD yang memperoleh opini WTP.

Indikator yang dianggap paling mendekati untuk menandai efektivitias penyelenggaraan

SPIP adalah dengan mengukur tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP. Tingkat maturitas

dinilai menggunakan suatu teknik sistematis yang mempertimbangkan berbagai indikator dan

parameter sehingga dianggap lebih tepat untuk menggambarkan seberapa jauh tingkat

kematangan instansi pemerintah dalam menyelenggarakan SPIP. Hasil evaluasi terhadap

empat pemerintah daerah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

tahun 2014 seluruhnya masih berada pada level satu atau rintisan.

Profesionalisme dan kompetensi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

memegang peran signifikan dalam pencapaian tujuan K/L/Pemda. APIP yang profesional

B.1.5 Tujuan Strategis 5

Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Bab III Akuntabilitas Kinerja 32

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

dan kompeten akan berperan secara efektif sehingga mampu memberikan keyakinan yang

memadai atas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah,

memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah, serta memelihara dan meningkatkan

kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.

Menyadari hal tersebut, sebagai instansi pembina APIP, BPKP senantiasa berkomitmen

dalam upaya peningkatan kapasitas APIP melalui berbagai kegiatan pembinaan. Upaya

tersebut juga merupakan realisasi dari upaya mewujudkan salah satu tujuan strategis yang

akan dicapai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta pada akhir tahun Renstra yaitu

“Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan

Kompeten”.

Indikator yang dapat menandai terwujudnya tujuan tersebut berupa peningkatan

kapasitas APIP pada pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut, Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan dua sasaran strategis berupa “Meningkatnya

Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80%

Pemda” dan “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas

Pengelolaan Keuangan sebesar 100%”.

Capaian sasaran pertama diindikasikan dengan IKU dominan yang berkaitan langsung

dengan peningkatan kapasitas APIP pemerintah daerah. Sedangkan capaian sasaran kedua

diindikasikan dengan IKU dominan yang berkaitan langsung dengan peningkatan efektivitas

perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan. Pengukuran atas capaian IKU

dominan sebagaimana tampak pada Tabel 3.1. menunjukkan bahwa capaian sasaran strategis

pertama tahun 2014 sebesar 114,58%, sedangkan sasaran strategis kedua tahun 2014 sebesar

101,67%. Pada tahun 2010 IKU-IKU dominan tersebut belum ditetapkan sehingga tidak dapat

dibandingkan. Hasil pengukuran tersebut dapat menunjukkan bahwa tujuan strategis berupa

“Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan

Kompeten” telah dapat dicapai.

Namun demikian, apabila dilihat dari tingkat kapabilitas APIP yang dinilai

menggunakan Internal Audit Capacity Model (IACM), dari 12 APIP di wilayah kerja Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta baru enam APIP atau 60% yang berada pada level 2.

Perkembangan peningkatan level kapabilitas APIP dapat dilihat pada tabel di bawah.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 33

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Tabel 3.4

Perkembangan Kapabilitas APIP

Level

2012 2013 2014

Jml

APIP

% Jml

APIP

% Jml

APIP

%

Level 1 (Initial) 10 83,33 9 75 6 50

Level 2 (Infrastructure) 2 16,67 3 25 6 50

Level 3 (Integrited) - - - - - -

Level 4 (Managed) - - - - - -

Level 5 (Optimizing) - - - - - -

Dukungan sistem informasi yang andal sangat diperlukan dalam mengelola dan

melaksanakan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Demikian juga pada Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas tidak terlepas dari peran sistem

informasi yang telah dibangun baik oleh internal BPKP maupun oleh instansi lain untuk

membangun dan menyampaikan informasi secara berkala sebagai bahan pengambilan

keputusan oleh pimpinan BPKP. Mengingat pentingnya sistem informasi yang mampu

menghasilkan informasi yang andal, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

menetapkan salah satu tujuan strategis yang akan dicapai berupa “Terselenggaranya Sistem

Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah”.

Perwujudan tujuan tersebut dapat diindikasikan dengan terselenggaranya sistem

informasi secara efektif dalam pengelolaan kegiatan operasional sehari-hari. Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan sasaran strategis berupa “Terselenggaranya 100%

sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan”.

Capaian sasaran tersebut diindikasikan dengan IKU dominan yang berkaitan langsung

dengan penyelenggaraan sistem informasi BPKP. Pengukuran atas capaian IKU dominan

sebagaimana tampak pada Tabel 3.1. menunjukkan bahwa capaian tahun 2014 sebesar 100%.

Kondisi tersebut dapat menunjukkan bahwa tujuan strategis berupa “Terselenggaranya 100%

sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan” telah dapat dicapai.

B.1.6 Tujuan Strategis 6

Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah

Bab III Akuntabilitas Kinerja 34

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

B.2. Analisis Sasaran Strategis

Analisis atas capaian kinerja sasaran strategis dilakukan terutama terhadap Indikator

Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan

terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja sasaran namun

berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis.

Analisis tentang enam sasaran strategis yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis disajikan sebagai

berikut:

Sasaran Strategis 1

Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

Melalui sasaran strategis ini, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terus

mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah

dengan berbagai upaya strategis yang dilaksanakan. Diantaranya dengan komunikasi yang

intensif dengan para mitra kerja dalam rangka pelaksanaan pendampingan penyusunan atau

reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang

diharapkan adalah laporan keuangan dapat disusun sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP.

Sasaran strategis “Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD” diindikasikan

oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas laporan keuangan K/L/D.

Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan

tahun 2012 dan 2013 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1

No Indikator Kinerja Satuan

Kinerja Naik/(Turun)

2012 2013 2014 2014 thd

2012 2014 thd

2013

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

% 100 120 120 20 -

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 100 100 100 - -

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

% 100 100 100 - -

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

% 88,24 120 115,11 26,87 (4,89)

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat

% 92,86 111,76 120 27,14 8,24

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 52 95 89,80 37,80 (5,20)

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 55,56 50 102,27 46,71 52,27

Bab III Akuntabilitas Kinerja 35

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 sudah mencapai

100%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran 106,74%. Uraian

masing-masing capaian IKU sasaran strategis adalah sebagai berikut :

1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta bertekad mendorong peningkatan

kualitas laporan keuangan kementerian/lembaga. Hal tersebut ditunjukkan dengan

menetapkan salah satu IKU dominan dalam mencapai sasaran strategis pertama berupa

“Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan” dengan

target sebesar 100%.” Penetapan IKU tersebut dimaksudkan agar dapat membantu

terlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hasil pendampingan penyusunan laporan

keuangan berkontribusi menentukan kualitas dari laporan keuangan yang akan diberikan

opini oleh BPK RI.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi vertikal

tingkat wilayah (UAW) yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

dibandingkan dengan target dalam PKPT.

Dalam tahun 2014 jumlah IPP tingkat wilayah (UAW) yang mendapat pendampingan

dalam penyusunan laporan keuangan sebanyak 23 IPP atau tercapai maksimal sebesar

120% dari jumlah IPP yang ditargetkan di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta sebanyak 17 IPP. Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%,

maka IKU ini tercapai maksimal sebesar 120%.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan

dan sama dengan realisasi tahun 2013.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKKL” dengan target tahun

2014 sebanyak 17 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 42 laporan atau tercapai

maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp89.123.000,00 atau

149,91% dari anggarannya sebesar Rp59.450.000,00. Realisasi dana tersebut seluruhnya

merupakan dana DIPA. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 609 OH atau

163,27% dari rencananya sebanyak 373 OH.

2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Sebagaimana dengan laporan keuangan kementerian/lembaga, Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta juga bertekad mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah dengan menetapkan IKU dominan kedua berupa “Persentase IPD yang

laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP”. Keberhasilan pencapaian IKU

Bab III Akuntabilitas Kinerja 36

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal

WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta.

Dalam tahun 2014, laporan keuangan 6 IPD memperoleh opini WTP dan 6 IPD lainnya

memperoleh opini WDP, sehingga jumlah IPD yang laporan keuangannya minimal WDP

sebanyak 12 IPD atau 100%. Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka capaian

IKU ini adalah sebesar 100%. Perolehan opini LKPD di wilayah kerja Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta tampak pada tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3

Perkembangan Opini LKPD

No Opini Jumlah LKPD

2012 2013

1 Wajar Tanpa Pengecualian 6 6 2 Wajar Dengan Pengecualian 6 6 3 Tidak Wajar - - 4 Tidak Memberi Pendapat - -

Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi IKU tahun 2014 sama

dengan realisasi tahun 2012 dan tahun 2013. Meskipun tidak ada perubahan, namun

terdapat penurunan kualitas opini pada LKPD yang tidak dilakukan pendampingan oleh

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Kabupaten Kebumen dari WTP

pada tahun 2012 menjadi WDP pada tahun 2013 dan terdapat peningkatan kualitas opini

pada LKPD yang dilakukan pendampingan yaitu Kabupaten Kulon Progo dari WDP pada

tahun 2012 menjadi WTP pada tahun 2013.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKPD” dengan target tahun

2014 sebanyak 13 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 129 laporan atau tercapai

maksimal sebesar 120%. Tingginya angka capaian tersebut terutama berupa permintaan

penugasan pendampingan yang tidak direncanakan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp563.388.000,00 atau

131,13% dari anggarannya sebesar Rp429.635.000,00 yang terdiri dari dana DIPA sebesar

Rp229.868.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp333.520.000,00. Kegitatan tersebut

menggunakan SDM sebanyak 2.206 OH atau 367,67% dari rencananya sebanyak 600 OH.

3. Persentase jumlah laporan keuangan PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

IKU dominan selanjutnya dalam mencapai sasaran strategis 1 berupa “Persentase jumlah

laporan keuangan PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar” dengan target sebesar

100%. Keberhasilan IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah laporan keuangan

dukungan proyek PHLN yang memperoleh simpulan Wajar dengan jumlah laporan

keuangan proyek PHLN.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 37

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Pada tahun 2014 realisasi IKU ini sebanyak 42 laporan atau 100% dari seluruh laporan

keuangan dukungan proyek PHLN. Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka

capaian IKU ini adalah sebesar 100%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 sama dengan realisasi tahun 2013 dan tahun

2014.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN” dengan target tahun 2014

sebanyak 42 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 50 laporan atau tercapai 119,05%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp478.736.000,00 atau

114,75% dari anggarannya sebesar Rp656.972.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp238.971.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp239.765.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.898 OH atau 113,93% dari rencananya

sebanyak 1.666 OH.

4. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang Disampaikan ke BPKP Pusat

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49 ayat (2) memberikan mandat

kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Untuk melaksanakan mandat tersebut

dan sekaligus mencapai sasaran strategis pertama, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang

disampaikan ke BPKP Pusat” dengan target sebesar 100%.

Pada tahun 2014, realisasi laporan hasil pengawasan lintas sektor yang dikirim ke BPKP

Pusat sebanyak 126 laporan atau 105,88% dibandingkan target sebanyak 119 laporan.

Dibandingkan dengan target IKU sebesar 100%, maka IKU ini tercapai sebesar 105,88%.

Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2014 mengalami

kenaikan namun mengalami penurunan dibanding realisasi tahun 2013.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektoral” dengan target tahun 2014

sebanyak 109 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 125 laporan atau tercapai

maksimal sebesar 114,68%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp593.498.000,00 atau

72,13% dari anggarannya sebesar Rp822.768.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp436.113.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp157.385.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.991 OH atau 86,91% dari rencananya

sebanyak 2.291 OH.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 38

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

5. Persentasi Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke BPKP Pusat

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49 ayat (2) juga memberikan mandat

kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara atas permintaan Presiden. Dalam melaksanaan mandat tersebut, Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan atas

Permintaan Presiden yang Disampaikan ke BPKP Pusat” dengan target 100%.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah laporan yang dikirim ke

BPKP Pusat dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh BPKP Pusat.

Dalam tahun 2014 telah diterbitkan dan dikirim laporan hasil pengawasan atas permintaan

presiden sebanyak 79 laporan atau tercapai maksimal 120% dari target sebanyak 31

laporan. Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka IKU ini tercapai maksimal

sebesar 120%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2012

maupun tahun 2013.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden” dengan target

tahun 2014 sebanyak 31 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 79 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp179.692.000,00 atau

99,63% dari anggarannya sebesar Rp180.364.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA dan menggunakan SDM sebanyak 967 OH atau 131,39% dari rencananya sebanyak

736 OH.

6. Persentasi Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan

Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders

IKU lainnya dalam mencapai sasaran strategis pertama berupa “Persentase Hasil

Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan

oleh Stakeholders” dengan target sebesar 95%. Pengukuran capaian IKU ini berupa

persentase laporan yang disampaikan tepat waktu sesuai RPL.

Dalam tahun 2014 telah diterbitkan laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholders

dan dikirim secara tepat waktu sebanyak 53 laporan atau 85,48% dari target sebanyak 62

laporan. Dibandingkan dengan target sebesar 95%, maka capaian IKU ini adalah sebesar

89,98%.

Belum tercapainya target sasaran strategis ini menunjukkan bahwa Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta perlu meningkatkan upayanya dalam memperbaiki kualitas

perencanaan penerbitan laporan hasil pengawasan mengingat dalam realisasinya sering

bersamaan dengan tugas-tugas lain yang mendesak dan tidak direncanakan sebelumnya.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 39

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2012

mengalami penurunan dari realisasi tahun 2013.

Pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan (output)

berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders” dengan target tahun

2014 sebanyak 29 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 62 laporan atau tercapai

maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp364.133.000,00 atau

101,12% dari anggarannya sebesar Rp360.105.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp316.225.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp47.908.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.450 OH atau 131,22% dari rencananya

sebanyak 1.105 OH.

7. Persentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi

Secara periodik, Kepala Daerah wajib menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan serta dilampiri

dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah. Keterbatasan sumber daya

pada sebagian besar BUMD, mendorong Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

untuk berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar

sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Upaya pendampingan tersebut

dianggap mendukung pencapaian sasaran strategis pertama dengan IKU “Persentase

BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi”.

IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah BUMD yang mendapat pendampingan

penyelenggaraan akuntansi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja Perwakilan.

Dalam tahun 2014 telah dilakukan pendampingan penyelenggaraan akuntansi pada 9

BUMD atau 81,82% dari jumlah BUMD yang ada di wilayah kerja Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 11 BUMD. Dibandingkan dengan target IKU

sebesar 80%, maka capaian kinerja IKU ini tercapai 102,27%.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya secara aktif meningkatkan

kualitas pelaporan keuangan BUMD di wilayah kerja Perwakilan. Hasilnya terlihat dari

perolehan opini WTP atas Laporan Keuangan sebagian besar BUMD di wilayah kerja

Perwakilan sebagaimana disajikan pada tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4 Perkembangan Opini LK BUMD

No Opini Jumlah BUMD

2012 2013 2014

1 Wajar Tanpa Pengecualian 15 15 15 2 Wajar Dengan Pengecualian - - 3 Tidak Wajar - - 4 Tidak Memberi Pendapat - -

Bab III Akuntabilitas Kinerja 40

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD” dengan target

tahun 2012 sebanyak 13 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 46 laporan atau

tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp316.861.000,00 atau

126,80% dari anggarannya sebesar Rp249.883.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp234.781.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp82.080.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.455 OH atau 286,42% dari rencananya

sebanyak 508 OH.

Sasaran Strategis 2

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah sebesar 87,50%

Untuk dapat menjalankan roda pemerintahan dengan efektif, pemerintah sangat

membutuhkan dukungan dana yang cukup. Melalui sasaran strategis ini, Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta turut mendorong peningkatan penerimaan negara/daerah.

Upaya yang dilaksanakan berupa pendampingan OPAD pada pemerintah daerah dan audit

operasional PNBP pada beberapa UPT PNBP.

Sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”

diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan optimalisasi penerimaan

negara/daerah. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2012

dan 2013 disajikan dalam Tabel 3.5 berikut ini :

Tabel 3.5

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2

No Indikator Kinerja Satuan

Kinerja Naik/(Turun)

2012 2013 2014 2014 thd

2012 2014 thd

2013

1 Persentase temuan hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

% 85,71 90 100 14,29 10

2 Persentase laporan pengawasan BUN disampaikan tepat waktu

% 89,87 90,91 100 10,13 9,09

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada Tabel 3.1

terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 100%. Secara keseluruhan,

rata-rata capaian sasaran strategis 2 sebesar 100%. Uraian masing-masing capaian IKU

sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

Bab III Akuntabilitas Kinerja 41

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

8. Persentase Temuan Hasil Pengawasan Optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

IKU ini merupakan IKU dominan dalam mencapai sasaran strategis 2 yang diukur dengan

membandingkan jumlah tindak lanjut atas saran/rekomendasi dengan jumlah

saran/rekomendasi hasil audit OPN/OPAD.

Dalam tahun 2014 sebanyak 19 saran/rekomendasi hasil pengawasan OPN/OPAD telah

ditindaklanjuti atau 100% dari total saran/rekomendasi. Dibandingkan dengan target IKU

sebesar 90%, maka capaian kinerja IKU ini adalah sebesar 111,11%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2013

dan tahun 2012.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Penerimaan Negara” dengan target tahun

2014 sebanyak satu laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak tiga laporan atau tercapai

secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp6.590.000,00 atau

45,96% dari anggarannya sebesar Rp14.340.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 67 OH atau 176,329% dari rencananya

sebanyak 38 OH.

9. Persentase laporan hasil pengawasan BUN disampaikan tepat waktu

IKU lainnya dalam mencapai sasaran strategis 2 adalah “Persentase laporan hasil

pengawasan BUN yang disampaikan tepat waktu”. Indikator tepat waktu dinilai penting

untuk memberikan penekanan tentang nilai manfaat dari informasi yang disampaikan

dalam laporan hasil pengawasan tergantung pada ketepatannya dalam penyampaian

informasi kepada pihak-pihak berkepentingan. IKU ini diukur dengan membandingkan

realisasi laporan hasil pengawasan BUN yang disampaikan tepat waktu dengan jumlah

laporan hasil pengawasan BUN.

Dalam tahun 2014 realisasi laporan hasil pengawasan BUN yang disampaikan tepat waktu

sebanyak 49 laporan atau 100% dari total realisasi laporan hasil pengawasan BUN

sebanyak 49 laporan. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 95%, maka capaian kinerja

IKU ini adalah sebesar 105,26%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2012

dan tahun 2013.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan BUN” dengan target tahun 2014 sebanyak 44

laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 49 laporan atau tercapai 111,36%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp159.182.000,00 atau

87,48% dari anggarannya sebesar Rp181.962.000,00 yang seluruhnya berasal dari dana

Bab III Akuntabilitas Kinerja 42

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

DIPA. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 585 OH atau 105,79% dari

rencananya sebanyak 553 OH.

Sasaran Strategis 3

Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata

dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, pemerintah dan pemerintah daerah menyusun

Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sementara itu, BUMN/BUMD wajib menyelenggarakan

prinsip tata kelola yang baik (good governance) dalam upaya mencapai sasaran usaha dan

mengoptimalkan nilai perusahaan bagi stakeholders. Sejalan dengan hal tersebut Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terpanggil untuk mendorong segera terwujudnya

pelaksanaan standar pelayanan minimal pada pemerintah daerah dan good governance pada

BUMN/BUMD dengan menetapkan sasaran strategis 3 berupa “Terselenggaranya SPM pada

60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD”. Sasaran strategis 3 ini

diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan pelaksanaan standar

pelayanan minimal dan good governance. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014

dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2013 disajikan dalam Tabel 3.6 berikut ini :

Tabel 3.6

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3

No Indikator Kinerja Satuan

Kinerja Naik/(Turun)

2012 2013 2014 2014 thd

2012 2014 thd

2013

1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 88,89 100 120 31,11 20

2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 100 120 100 - (20)

3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 100 100 100 10,13 9,09

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 telah mencapai target

sebesar 60%. Secara keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 3 sebesar 106,67%. Uraian

masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

10. Persentase IPD yang melaksanaan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

IKU dominan pertama dalam mencapai sasaran strategis 3 ini mengukur sejauh mana

IPD telah menerapkan SPM dalam pelayanan kepada masyarakat. Penerapan SPM

tersebut dicerminkan dari hasil pengujian yang dilakukan oleh auditor BPKP atas capaian

pelaksanaan SPM yang dilaporkan oleh IPD. Keberhasilan capaian IKU ini diukur

Bab III Akuntabilitas Kinerja 43

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

dengan membandingkan jumlah IPD yang telah melaksanakan SPM dengan jumlah IPD

yang dilakukan audit kinerja pelayanan.

Dalam tahun 2014 sebanyak 10 IPD telah melaksanakan SPM atau 100% dari 10 IPD

yang dilakukan audit kinerja. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 60%, maka kinerja

IKU ini tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 dan tahun 2013.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik” dengan target

tahun 2014 sebanyak 4 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 4 laporan atau tercapai

sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp30.515.000,00 atau

107,13% dari anggarannya sebesar Rp28.484.000,00. Realisasi dana tersebut seluruhnya

merupakan dari dana DIPA. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 150 OH

atau 100% dari rencananya sebanyak 150 OH.

11. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

IKU dominan berikutnya dalam rangka mencapai sasaran strategis 3 adalah “Persentase

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. Semakin banyak

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI diharapkan semakin

baik penerapan prinsip good governance dalam pengelolaan BUMN/D/BLU/D.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dengan

target PKPT.

Dalam tahun 2014 sebanyak 21 BUMN/D/BLU/D atau 100% dari target PKPT

sebanyak 21 BUMN/D/BLU/D dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI.

Dibandingkan dengan target IKU sebesar 100%, maka kinerja IKU ini tercapai 100%.

Tercapainya target tersebut karena adanya permintaan dari Satker PPK BLUD khususnya

UPT dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman sebanyak 27 UPT, meskipun terdapat

asistensi KPI pada BPR N yang tidak dapat dilaksanakan karena ditangani oleh Otoritas

Jasa Keuangan (OJK).

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 sama dengan realisasi tahun 2012 namun

mengalami penurunan dari realisasi tahun 2013.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi GCG/KPI sektor Korporat” dengan

target tahun 2014 sebanyak 21 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 42 laporan atau

tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 44

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp323.175.000,00 atau

103,35% dari anggarannya sebesar Rp312.687.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp215.815.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp107.360.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.570 OH atau 242,66% dari rencananya

sebanyak 647 OH.

12. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja

IKU “Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja” merupakan IKU lainnya dalam

mencapai sasaran strategis 3 yang capaiannya diukur dari jumlah BUMN/D/BLU/D

yang dilakukan audit kinerja dibandingkan dengan target PKPT.

Dalam tahun 2014 sebanyak 11 BUMN/D/BLU/D atau 100% dari target PKPT telah

dilakukan audit kinerja. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 100%, maka capaian

kinerja IKU ini adalah sebesar 100%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 dan tahun 2013.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja BUMD” dengan target tahun

2014 sebanyak 15 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 17 laporan atau sebesar

113,33%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp205.042.000,00 atau

92,64% dari anggarannya sebesar Rp221.332.000,00. Realisasi dana tersebut seluruhnya

berasal dari dana DIPA. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.004 OH atau

111,80% dari rencananya sebanyak 898 OH.

Sasaran Strategis 4 :

Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D

dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi Tahun 2014 mewajibkan para Menteri dan seluruh kepala lembaga tinggi negara,

termasuk lembaga pemerintah non kementerian untuk mengambil langkah-langkah yang

diperlukan dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi. Sejalan dengan hal

tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan sasaran strategis 4

yaitu “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%”. Sasaran strategis 4 ini diindikasikan

oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan kesadaran dan keterlibatan K/L,

Pemda, BUMN/D dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Realisasi IKU

Bab III Akuntabilitas Kinerja 45

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2012 dan tahun 2013 disajikan dalam

Tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4

No Indikator Kinerja Satuan

Kinerja Naik/(Turun)

2012 2013 2014 2014 thd

2012 2014 thd

2013

1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Pokmas 12 21 19 7 (2)

2 Jumlah IPP/D, BUMN/D, BLU/D berisiko fraud yang mendapatkan Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP

IPP/ IPD/

BUMD/

BLUD

8 10 6 (2) (4)

3 Jumlah IPP/D, BUMN/D, BLU/D berisiko fraud yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

IPP/ IPD/

BUMD/

BLUD

3 6 1 (2) (5)

Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga

% 100 100 100 - -

Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA

% 103,03 92,31 100 (3,03) 7,69

Persentase TL Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang

% 66,67 28,00 91,59 24,92 63,59

Persentase Laporan Keinvestigasian yang sesuai standar

% 100 100 100 - -

Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat

% 100 100 100 - -

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 telah tercapai.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

13. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan korupsi perlu

ditingkatkan mengingat upaya untuk mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik

dan bersih memerlukan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka

meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tersebut Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Kelompok Masyarakat yang

mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi”. IKU ini diharapkan dapat mengukur

seberapa luas cakupan masyarakat yang telah memahami dan mempunyai kesadaran

tentang bahaya yang timbul dari praktik korupsi. Keberhasilan IKU diukur dari jumlah

kelompok masyarakat yang telah mendapatkan sosialisasi program anti korupsi.

Dalam tahun 2014 telah dilakukan sosialisasi program anti korupsi kepada 19 kelompok

masyarakat. Dibandingkan dengan target sebanyak 6 kelompok masyarakat, maka kinerja

IKU tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 namun mengalami penurunan dari realisasi tahun 2013.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 46

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Sosialisasi Masalah Korupsi” dengan target tahun 2014

sebanyak 6 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 38 laporan atau tercapai maksimal

sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp120.000.000,00 atau

134,68% dari anggarannya sebesar Rp89.098.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 252 OH atau 252,02% dari rencananya

sebanyak 86 OH.

14. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Selain kepada masyarakat luas, pemahaman dan kesadaran adanya risiko terjadi

kecurangan (fraud) maupun tindakan melawan hukum lainnya juga harus ditanamkan

kepada para pejabat dan pegawai IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Oleh karena

itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta merasa perlu menetapkan IKU

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang berisiko fraud yang mendapatkan

sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan (FCP). FCP merupakan suatu

pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan

memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan

negara. FCP terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur

Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggaran

dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada

pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin.

Keberhasilan IKU ini diukur dengan jumlah instansi yang berisiko fraud yang

mendapatkan sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan (FCP).

Dalam tahun 2014 telah dilakukan sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan

(FCP) kepada 6 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Dibandingkan dengan target

sebanyak 9 kelompok masyarakat, maka IKU baru tercapai sebesar 66,67%. Tidak

tercapainya target IKU ini disebabkan pelaksanaan FCP pada beberapa satuan kerja

dilakukan beberapa kali, yaitu sosialisasi, DA, dan bimbingan teknis. Hal ini dilaksanakan

dengan pertimbangan agar FCP yang dibangun pada satuan kerja bisa efektif.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami penurunan dari realisasi tahun

2012 maupun tahun2013.

Pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan (output)

berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Implementasi Fraud Control Plan (FCP)”

dengan target tahun 2014 sebanyak 9 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 10

laporan atau tercapai 111,11%.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 47

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp83.9745.000,00 atau

147,447% dari anggarannya sebesar Rp56.954.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 298 OH atau 128,45% dari rencananya

sebanyak 232 OH.

15. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK

Tindak pidana korupsi bisa terjadi akibat masih adanya celah atau kelemahan peraturan

perundang-undangan yang menjadi dasar bagi IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD

dalam pelaksanaan kegiatan. Guna memberikan masukan terhadap peraturan yang

berpotensi TPK, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU

berupa IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang

Berpotensi TPK. Keberhasilan IKU ini diukur dengan jumlah instansi yang dilakukan

kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Dalam tahun 2014 telah dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK terhadap satu

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Dibandingkan dengan target sebanyak satu

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD, maka IKU tercapai 100%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami penurunan dari realisasi tahun

2012 maupun tahun 2013.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Kajian Pengawasan” dengan target tahun 2013 sebanyak 1

laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 4 laporan atau tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp2.150.000,00 atau

13,17% dari anggarannya sebesar Rp16.320.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 111 OH atau 201,82% dari rencananya

sebanyak 55 OH.

16. Persentase Pelaksanaan Penugasan Audit HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga

Pelaksanaan Audit Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), Klaim dan

Penyesuaian Harga merupakan bagian dari upaya Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta dalam mendorong tumbuhnya kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/D dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Pengukuran IKU

dilakukan dengan jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi

dengan permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang memenuhi syarat dan

diterbitkan surat tugas.

Dalam tahun 2014 telah diterbitkan satu laporan hasil audit Penyesuaian Harga atau

100% dari jumlah permintaan sebanyak satu permintaan. Dibandingkan dengan target

sebesar 100%, maka capaian IKU adalah sebesar 100%.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 48

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 sama dengan realisasi tahun 2012 dan tahun

2013.

Upaya pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Audit Investigasi atas HKP, Eskalasi, dan Klaim” dengan

target tahun 2014 sebanyak 5 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 1 laporan atau

tercapai 20%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp10.710.000,00 atau

19,23% dari anggarannya sebesar Rp55.697.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 42 OH atau 8,05% dari rencananya sebanyak

522 OH.

17. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA

Peningkatan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam upaya pencegahan

dan pemberantasan korupsi antara lain dilakukan melalui audit investigasi/PKKN/PKA.

IKU ini mengukur seberapa besar tingkat pemenuhan Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta terhadap permintaan audit investigasi/PKKN/PKA dari instansi

penegak hukum.

Dalam tahun 2014 telah diterbitkan 46 laporan hasil audit investigasi/PKKN/PKA atau

tercapai maksimal sebesar 100% dari jumlah permintaan sebanyak 46 laporan.

Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka capaian IKU adalah sebesar 100%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami penurunan dari realisasi tahun

2012 namun mengalami kenaikan dari tahun 2013.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Audit Investigasi, Perhitungan Kerugian Keuangan

Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli atas Permintaan Instansi Penyidik” dengan

target tahun 2014 sebanyak 47 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 46 laporan atau

tercapai 97,87%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp150.917.000,00 atau

46,43% dari anggarannya sebesar Rp150.917.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 789 OH atau 37,54% dari rencananya sebanyak

2.102 OH.

Sampai dengan 31 Desember 2014 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah

melaksanakan tugas perbantuan kepada instansi penyidik berupa Bantuan Perhitungan

Kerugian Keuangan Negara sebanyak 71 laporan senilai Rp63.516.196.414,87 dan Audit

Investigasi sebanyak 53 laporan senilai Rp36.127.842.067,08 dengan rincian sebagai

berikut :

Bab III Akuntabilitas Kinerja 49

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

No Instansi Penyidik

BPKN Audit Investgsi Jumlah Laporan Nilai Kerugian

Laporan Jumlah

Laporan Jumlah

1. Kejaksaan 42 29.576.390.871,48 35 22.898.030.293,89 77 52.474.421.165,37

2. Kepolisian 29 33.939.805.543,39 18 13.229.811.773,19 47 47.169.617.316,58

Jumlah 71 63.516.196.414,87 80 36.127.842.067,08 124 99.644.038.481,95

18. Persentase Tindak Lanjut hasil audit investigasi non TPK oleh Instansi Berwenang

Indikator Kinerja Utama ini dimaksudkan untuk mengukur tindak lanjut hasil audit

investigasi berupa rekomendasi non TPK pada suatu instansi pemerintah/BUMN/D.

Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti

dibandingkan dengan jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan

kepada instansi berwenang.

Rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan selama tahun 2010 sampai

dengan 2014 sebanyak 50 kejadian dengan nilai sebesar Rp2.140.189.056,27 seluruhnya

telah ditindaklanjuti. Saldo rekomendasi yang belum ditindaklanjuti per 1 Januari 2010

sebanyak 18 kejadian dengan nilai Rp859.756.373,03. Saldo rekomendasi per 31

Desember 2014 yang belum ditindaklanjuti sebanyak 18 kejadian dengan nilai

Rp859.756.373,03 merupakan saldo per 1 Januari 2010. Dibandingkan target sebesar 80%,

capaian IKU tahun 2014 adalah sebesar 91,59%.

Lambatnya tindak lanjut atas hasil audit investigasi non TPK disebabkan karena para

pihak yang bertanggung jawab atas rekomendasi tersebut sudah tidak aktif pada instansi

obyek pemeriksaan dan pihak manajemen yang baru mengalami kesulitan untuk

menghubungi para pihak tersebut.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami peningkatan dari realisasi tahun

2012 maupun tahun 2013. Walaupun target tahun 2015 belum ditetapkan, upaya untuk

mendorong tindak lanjut atas saldo TPB tetap diupayakan.

Sasaran Strategis 5

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, bupati/walikota bertanggungjawab untuk

menyelenggarakan SPIP pada masing-masing kementerian, lembaga, pemerintah daerah.

Sedangkan BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008 bertanggung jawab melakukan

pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sasaran strategis 5 ini diindikasikan oleh satu IKU

dominan yang terkait langsung dengan meningkatnya kualitas penerapan SPIP pada

K/L/Pemda. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2012

dan 2013disajikan dalam Tabel 3.8 berikut ini.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 50

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Tabel 3.8

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5

No Indikator Kinerja Satuan

Kinerja Naik/(Turun)

2012 2013 2014 2014 thd

2012 2014 thd

2013

1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 33,33 50 50 16,67 -

2 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Pemda 6 12 9 3 (4)

3 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

Pemda 5 12 12 7 -

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 105,28%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

19. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Sebelum dapat dilaksanakan penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP, IKU

“Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”

diukur dengan membandingkan jumlah Pemda yang laporan keuangannya mendapat

opini WTP dari BPK dengan jumlah seluruh laporan keuangan Pemda.

Dari 12 Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta, sebanyak enam Pemda yang LKPDnya mendapat opini WTP atau 50%.

Dibandingkan dengan target 60%, maka capaian IKU adalah sebesar 83,33%.

Pengukuran IKU ini masih kita gunakan dalam penyusunan LAKIP Perwakilan BPKP

tahun 2014, namun mulai tahun 2014, Perwakilan BPKP DI Yogyakarta telah melakukan

penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP pada empat Pemerintah Daerah, yang hasilnya

seluruh Pemda masih dalam tahap rintisan.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 sama dengan realisasi tahun 2013 namun

mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2012.

Upaya pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Dukungan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP” dengan target

tahun 2014 sebanyak 28 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 58 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp89.812.000,00 atau

79,65% dari anggarannya sebesar Rp112.761.000,00. Realisasi dana tersebut seluruhnya

berasal dari dana DIPA. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 522 OH atau

119,36% dari rencananya sebanyak 437 OH.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 51

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

20. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, BPKP melaksanakan amanah

sebagai pembina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

Pelaksanaan pembinaan dalam Tahun 2014 merupakan kelanjutan dari tahapan

implementasi SPIP dan monitoring perbaikan atas kelemahan SPIP. Kegiatan pembinaan

yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi sosialisasi,

workshop, diklat, bimbingan dan konsultasi, diagnostic assessment, pendampingan serta

monitoring penerapan SPIP. Sebagai pembina penyelenggaraan SPIP, Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta memandang penting untuk menetapkan IKU “Jumlah

Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun

2008”. IKU tersebut harus dicapai untuk dapat merealisasikan sasaran strategis

meningkatnya kualitas penerapan SPIP. Capaian IKU dihitung dari jumlah Pemda yang

telah dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sampai dengan tahun berjalan.

Sebanyak sembilan pemda di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah dilakukan

asistensi penyelenggaraan SPIP atau tercapai sebesar 112,50% dari target sebanyak

delapan pemda.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 namun menurun dari tahun 2013.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan pemahaman dan

membangun komitmen penyelenggaraan SPIP kepada seluruh Pemerintah Daerah dan

Satker Kementerian/Lembanga (K/L) melalui sosialisasi, workshop, dan diklat SPIP.

Sebagai hasil upaya pemahaman tersebut telah diterbitkan Peraturan

Gubernur/Bupati/Walikota tentang penyelenggaraan SPIP dan telah dibentuk Satuan

Tugas Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Pemerintah Daerah se Daerah Istimewa

Yogyakarta dan K/L.

Bimbingan dan konsultasi diarahkan pada pemetaan (Diagnostic Assessment) kondisi dan

pembangunan infrastruktur Sistem Pengendalian Intern. Dari bimbingan dan konsultasi

tersebut telah berhasil mengidentifikasi permasalahan penerapan SPIP dan area perbaikan

(area of improvement) pada keenam pemerintah daerah. Bimbingan dan konsultasi tersebut

telah berhasil mendorong pemerintah daerah menyiapkan rencana aksi penerapan SPIP

sesuai dengan tahapan dan kebutuhan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp114.742000,00 atau

83,33% dari anggarannya sebesar Rp137.691.000,00. Realisasi dana tersebut berasal dari

dana DIPA sebesar Rp89.812.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp24.930.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 522 OH atau 119,36% dari rencananya

sebanyak 437 OH.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 52

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

21. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern

Selain dengan cara melakukan asistensi, upaya mendorong penerapan SPIP juga

dilakukan dengan monitoring terhadap penyelenggaraan SPI oleh Pemda. IKU “Jumlah

Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern” diukur dengan

menghitung akumulasi jumlah Pemda yang telah dilakukan monitoring penyelenggaraan

SPI sampai dengan tahun berjalan.

Sebanyak 12 pemda di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

telah dilakukan monitoring penyelenggaraan SPIP atau tercapai maksimal sebanyak 120%

dari target sebanyak sembilan pemda.

Tahun 2014 terhadap penyelenggaraan SPIP telah dilakukan penilaian maturitas

penyelenggaraan SPIP pada empat Pemerintah Daerah.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 dan tidak mengalami perubahan dari realisasi tahun 2013.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp89.812.000,00 atau

79,65% dari anggarannya sebesar Rp112.761.000,00. Realisasi dana tersebut seluruhnya

berasal dari dana DIPA. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 522 OH atau

119,36% dari rencananya sebanyak 437 OH.

Sasaran Strategis 6

Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda

Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi APIP sangat dipengaruhi oleh kompetensi

dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh APIP. SDM yang

kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan pengalaman, dan

mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam

lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu

melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlikan tersebut perlu

secara terus menerus diperbaharui dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar

maupun program pendidikan non gelar.

Untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta selaku instansi pembina JFA, ditetapkan sasaran strategis berupa

“Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten pada 80% K/L/Pemda”. Sasaran strategis ini diindikasikan oleh satu IKU dominan

yang terkait langsung dengan penerapan JFA. Realisasi IKU tahun 2014 dibandingkan dengan

tahun 2012 dan tahun 2013 disajikan pada Tabel 3.9.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 53

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Tabel 3.9

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6

No Indikator Kinerja Satuan

Kinerja Naik/(Turun)

2012 2013 2014 2014 thd

2012 2014 thd

2013

1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 41,67 50 114,58 72,91 64,58

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada Tabel 3.1

terlihat bahwa IKU pada sasaran strategis tahun 2014 tercapai 114,58%. Uraian capaian IKU

sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

22. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA

Peran APIP yang efektif sekurang-kurangnya harus : a. memberikan keyakinan yang

memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; b. memberikan peringatan dini dan

meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi

instansi pemerintah; c. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Untuk dapat melaksanakan peran tersebut APIP harus didukung dengan SDM yang

memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor sekaligus sebagai konsekuensi dari

peran dan fungsi sebagai aparat pengawasan intern, maka setiap aparat pengawasan

mengimplementasikan jabatan fungsional auditor (JFA).

IKU “Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA” diukur dengan

membandingkan jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA dengan jumlah

Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam tahun 2014 telah dilakukan asistensi terhadap 11 pemda atau 91,67% dari 12

pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dibandingkan dengan target sebesar 80%, maka capaian IKU adalah sebesar 114,58%.

Realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012 dan

tahun 2013.

Pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan (output)

berupa “Laporan Hasil Sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah” dengan

target tahun 2014 sebanyak 3 laporan dan tercapai seluruhnya atau 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp5.780.000,00 atau 100%

dari anggarannya yang seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM

sebanyak 25 OH atau 100% dari rencananya sebanyak 25 OH.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 54

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Sasaran Strategis 7

Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Perencanaan yang baik akan menentukan keberhasilan suatu kegiatan. Sebagai aparat

pengawasan, perencanaan pengawasan mempunyai fungsi untuk mengarahkan kegiatan

pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP. Perencanaan pengawasan juga

berfungsi sebagai media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja Perwakilan BPKP yang

terkait langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran.

Sebagai lembaga pemerintah, Perwakilan BPKP DIY juga mempunyai kewajiban

menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP

Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sasaran

“Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan

Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan

efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama delapan

IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2012 dan

tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.10.

Tabel 3.10

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7

No Indikator Kinerja Satuan

Kinerja Naik/(Turun)

2012 2013 2014 2014 thd

2012 2014 thd

2013

1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 90,43 97,06 94,75 4,32 (2,31)

2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP DIY dengan SAP

% 100 100 100 - -

3 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP DIY terhadap layanan kepegawaian

Skala Likert 1-10

7,41 7,42 7,79 0,38 0,37

4 Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA

% 100 100 100 - -

5 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP DIY atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

Skala Likert 1-10

7,38 7,77 7,99 0,61 0,22

6 Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP DIY di media massa

Kali 33 53 35 2 (18)

7 Persentase pemanfaatan aset % 100 100 100 - -

8 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP DIY terhadap layanan sarpras

Skala Likert 1-10

7,68 7,70 7,78 0,10 0,08

9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit inspektorat

% 100 100 100 - -

10 Jumlah APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP

Instansi 6 9 12 6 3

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1

terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai masing-masing

Bab III Akuntabilitas Kinerja 55

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

sebesar 105,56% dan 106,53%. Secara keseluruhan, dengan 10 IKU, rata-rata capaian sasaran

103,64%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

23. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

Mempertimbangkan besarnya manfaat dari perencanaan yang baik dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi, dalam mencapai sasaran strategis 7, BPKP menetapkan

IKU berupa “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”. IKU

ini diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap rencana

penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2014 sebesar 90%.

Realisasi IKU pada tahun 2014 sebesar 94,75% atau mencapai 105,28% dari target,

dengan rincian realisasi penugasan sebanyak 433 PP dari 457 PP yang direncanakan.

Perkembangan target dan realisasi Indikator Kinerja Utama dari tahun 2011 sampai

dengan 2014 dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 3.1

PerkembanganTarget dan Realisasi Indikator Kinerja Utama Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

Tahun 2011 – 2014

Dari grafik 3.1 di atas, dapat dilihat bahwa realisasi sasaran mengalami naik turun.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 94,75% mengalami penurunan dibandingkan dengan

tahun 2013 dengan realisasi sebesar 97,07%, mengalami kenaikan dari tahun 2012 dengan

realisasi sebesar 90,84% dan naik dari realisasi tahun 2011 sebesar 89,60%.

Selain itu, pada tahun 2014 Perwakilan BPKP DIY telah melaksanakan penugasan di luar

yang direncanakan (non PKPT), khususnya untuk memenuhi permintaan stakeholders

sebanyak 390 PP atau 40,05% dari seluruh realisasi penugasan tahun 2014 sebanyak 847

PP.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 56

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Penyusuan Rencana dan Laporan Hasil Pengawasan” dengan target

tahun 2014 sebanyak 21 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 21 laporan atau

tercapai 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp448.982.000,00 atau

146,27% dari anggaran sebesar Rp306.955.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 4.683 OH atau 222,58% dari rencana sebanyak

2.104 OH.

24. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SAP

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah kesesuaian

laporan keuangan dengan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP). IKU “Persentase

Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur

apakah penyusunan laporan keuangan pada tingkat perwakilan telah sesuai dengan SAP.

Realisasi tahun 2014 sebesar 100% sama dengan realisasi tahun 2013 dan realisasi tahun

2012.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Pengelolaan anggaran dan sistem akuntansi pemerintahan” dengan target

tahun 2014 sebanyak 17 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 17 laporan atau

tercapai 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp4.554.064.000,00 atau

100,27% dari anggaran sebesar Rp4.541.742.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 267 OH atau 87,04% dari rencana sebanyak

1.227 OH.

25. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap Layanan Kepegawaian

Keberhasilan pelaksanaan tugas utama Perwakilan BPKP sebagai quality assurance dan

consulting di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh tingkat

kepuasan pegawai terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bagian Tata Usaha sebagai

unit pendukung. Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai Bagian Tata

Usaha yang dilakukan secara terus menerus merupakan sebuah keharusan agar pelayanan

yang diberikan betul-betul dapat mendukung pelaksanaan tugas utama Perwakilan BPKP.

Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan ketika

keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi. Pernyataan

kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan,

dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap layanan

kepegawaian dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner kepada para pegawai

di lingkungan Perwakilan BPKP DIY.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 57

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Target IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian” pada

tahun 2014 adalah sebesar 7,50 dari skala Likert 1-10. Capaian kinerja IKU tersebut

menunjukkan tingkat kepuasan pegawai perwakilan atas pelayanan kepegawaian, antara

lain: (a) Pengusulan kenaikan pangkat dilaksanakan tepat waktu; (b) Pelayanan pengajuan

cuti dilaksanakan dengan baik; (c) Peraturan kepegawaian sudah diterapkan secara

konsisten; (d) Penerbitan PAK dilaksanakan tepat waktu; dan (e) Berkas pegawai telah

dikelola dengan baik.

Realisasi IKU ini dalam tahun 2014 adalah sebesar 7,79 dari skala Likert 1-10 atau

mencapai 103,87%, mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2013 dan tahun 2012.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Pengelolaan Kepegawaian” dengan target tahun 2014 sebanyak 18

laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 18 laporan atau tercapai 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp231.254.000,00 atau

168,63% dari anggaran sebesar Rp137.133.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.423 OH atau 122,15% dari rencana sebanyak

1.165 OH.

26. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA

Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan

fungsi Perwakilan BPKP DIY melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan

dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pagu dana dalam

DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan

dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum

dilengkapi dengan data dukung yang memadai/lengkap.

Realisasi IKU diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak

diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.

Pagu dana DIPA BPKP Tahun 2014 sebesar Rp24.682.487.000,00, seluruhnya tidak ada

yang diblokir atau realisasi 100%.

Target IKU sebesar 100% dengan realisasi sebesar 100%, maka capaian IKU adalah

sebesar 100%. Realisasi tahun 2014 tersebut sama dengan realisasi tahun 2013 dan tahun

2012.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp4.554.064.000,00 atau

100,27% dari anggaran sebesar Rp4.541.742.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 267 OH atau 87,04% dari rencana sebanyak

307 OH.

27. Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur

Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas BPKP secara keseluruhan

dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus senantiasa

Bab III Akuntabilitas Kinerja 58

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para

pengguna layanan merasa puas dengan pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk

itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara

profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan

kerja sama dari pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan

pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan

prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas pelayanan

yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan yang telah

dianggarkan.

Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2014 sebesar 7,99 dari skala likert 1-10 atau

105,41% dari target sebesar 7,50 dari skala likert 1-10.

Realisasi sasaran tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi tahun

2013 dan tahun 2012.

Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses kegiatan,

antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang diajukan dalam

SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi perbendaharaan, monitoring/evaluasi

penyusunan dan perbendaharaan anggaran, pembinaan penyusunan dan perbendaharaan

anggaran, serta rekonsiliasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran.

Untuk meningkatkan layanan keuangan, pada tahun anggaran 2014 terdapat beberapa

peningkatan sistem dan administrasi serta output laporan yang dihasilkan oleh subbagian

keuangan yaitu:

1. Melanjutkan penggunaan sistem EXIS pada pengelolaan administrasi perjalanan dinas

mulai tanggal 1 Oktober 2012

2. Adanya kewajiban untuk menyusun disbursement plan/penyerapan anggaran dan

penggunaan aplikasi Monreal sebagai tool monitoring evaluasi penyerapan anggaran

secara realtime.

3. Kewajiban penyampaian laporan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran secara

berkala (bulanan) maupun insidentil.

4. Kewajiban penyampaian laporan realisasi anggaran beban mitra kerja secara berkala

(bulanan).

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp9.108.128.000,00 atau

100,27% dari anggaran sebesar Rp9.083.483.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 534 OH atau 87,04% dari rencana sebanyak

614 OH.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 59

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

28. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta di Media Massa

Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP perlu dikomunikasikan

dengan baik kepada para stakeholders dan para pimpinan BPKP. Oleh karena itu,

diperlukan adanya fungsi kehumasan yang profesional yang akan menjadi media untuk

menjembatani pertukaran informasi antara Perwakilan BPKP dengan pihak eksternal.

Salah satu sub kegiatan kehumasan adalah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP di media

massa baik berupa media cetak maupun situs internet. Untuk itu, kinerja IKU kehumasan

pada Perwakilan BPKP DIY diukur dengan jumlah/banyaknya publikasi kegiatan BPKP

yang dimuat di media massa. Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan

tersebut adalah “Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP di media massa”.

Target IKU tahun 2014 sebanyak 30 kali publikasi kegiatan Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta dengan realisasi sebanyak 35 kali atau tercapai sebesar 116,67%.

Dibandingkan dengan tahun 2012, capaian IKU ini mengalami kenaikan namun turun

dari realisasi tahun 2013.

Selain itu, kegiatan-kegiatan Perwakilan juga dipublikasikan melalui media website BPKP

pusat maupun website Perwakilan. Dalam tahun 2014 telah dimuat berita sebanyak 53 kali

dalam daily news Perwakilan dan 35 kali dalam website BPKP Pusat dengan rincian

perbulan sebagaimana tergambar dalam grafik di bawah ini.

Grafik 3.2 Perkembangan Upload Berita Melalui Website

Tahun 2014

0

10

20

30

Triwulan ITriwulan II

Triwulan IIITriwulan IV

Daily newsWebsite PerwakilanTotal

Pengelolaan kehumasan dan website pada Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta telah

menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut terbukti dengan diraihnya gelar juara

umum lomba kehumasan sejak tahun 2011 dan 2012. Sedangkan pada lomba

kehumasan tahun 2013 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan

sebagai juara II. Tahun 2014 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta kembali

dinobatkan sebagai juara umum.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 60

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp69.074.000,00 atau

146,27% dari anggaran sebesar Rp47.224.000,00 yang seluruhnya merupakan dana DIPA

serta menggunakan SDM sebanyak 721 OH atau 222,58% dari rencana sebanyak 324 OH.

29. Persentase Pemanfaatan Aset

Persentase pemanfaatan aset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan pemanfaatan

sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang

dilaksanakan melalui pengelolaan urusan Subbag Umum Bagian Tata Usaha.

Dalam tahun 2014, masih terdapat aset berupa 6 rumah dinas yang tidak dimanfaatkan

karena tidak ada pegawai yang berminat dengan nilai Rp314.357.553,00 atau 0,74% dari

total nilai aset sebesar Rp42.407.709.051,00 atau terealisasi sebesar 99,26%. Dibandingkan

dengan target sebesar 100% maka capaian IKU tersebut sebesar 99,26%. Realisasi IKU

tersebut menurun dibandingkan dengan realisasi tahun 2013.

IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan,

meliputi sub-sub kegiatan pencatatan dan updating akuntansi aset, inventarisasi aset, serta

validasi dan verifikasi aset.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Pengelolaan Sarana dan Prasarana” dengan target tahun 2012 sebanyak 4

laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 4 laporan atau tercapai 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar

Rp870.050.000,00 atau 91,88% dari anggaran sebesar Rp946.954.000,00 yang seluruhnya

merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 3.244 OH atau 150,47% dari

rencana sebanyak 2.156 OH.

30. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap Layanan Sarpras

Fungsi dukungan manajemen Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan

kebutuhan di lingkungan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras” merupakan

indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 7,50 dari

skala likert 1-10. IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan

pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas

pengelolaan sarpras.

Berdasarkan hasil survai atas persepsi penerima layanan tahun 2014, capaian IKU atas

pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar 7,78 dari skala likert 1-10 atau

104,05% dari target sebesar 7,50.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 61

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Realisasi IKU tahun 2014 tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012

maupun tahun 2013.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar

Rp1.305.075.000,00 atau 91,88% dari anggaran sebesar Rp1.420.431.000,00 yang

seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 4.865 OH atau

150,47% dari rencana sebanyak 3.233 OH.

31. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat BPKP

Salah satu upaya penguatan lingkungan pengendalian adalah melalui perwujudan peran

aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif. Kegiatan pengawasan internal yang

dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan

kepatuhan pada setiap pelaksanaan kegiatan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang

dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-warning dalam

pengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja

BPKP, termasuk pada Perwakilan BPKP DIY.

IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat BPKP” merupakan

IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100%. IKU ini

diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh

satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasi

dari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil evaluasi/reviu/audit.

Dalam tahun 2014, seluruh rekomendasi telah ditindaklanjuti atau IKU tercapai 100%.

Realisasi IKU tahun 2014 sama dengan tahun 2012 dan tahun 2013.

32. Jumlah Instansi APIP yang Telah Disosialisasi dan atau Diassessment Tata Kelola APIP

Berdasarkan Permenpan Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang

JFA dan Angka Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN,

Nomor PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008

tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, BPKP

mempunyai peran sebagai Instansi Pembina JFA guna mewujudkan manajemen SDM

berbasis kompetensi dan kinerja.

Dalam pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan

bahwa pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah

dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan

langsung dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan

pemantauan, perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya

pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktek

KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan bantuan saran

(consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan

Bab III Akuntabilitas Kinerja 62

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan

serta pemaparan hasil pengawasan.

Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin banyak

dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang semakin

meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.

IKU “Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola

APIP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target

sebanyak 12 instansi. IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang

dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta selaku instansi Pembina JFA

di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mewujudkan auditor yang profesional dan

kompeten, serta tata kelola yang baik di lingkungan APIP non-BPKP.

Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakan

tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2014 adalah berdasarkan hasil assessment

(evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model Internal Audit

Capability Model (IACM).

Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 12 instansi atau tercapai 100% dari target. Realisasi

IKU tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 dan

tahun 2013.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian dua indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola

APIP Daerah” dan “Laporan hasil evaluasi tata kelola APIP Daerah”.

Target kegiatan pertama tahun 2014 sebanyak 9 laporan dengan realisasi sebanyak 10

laporan atau tercapai 111,11%, menggunakan dana sebesar Rp34.215.000,00 terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp31.285.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp2.930.000,00 atau

74,16% dari anggaran sebesar Rp46.137.000,00 dan SDM sebanyak 185 OH atau 105,11%

dari rencana sebanyak 176 OH.

Target kegiatan kedua tahun 2014 sebanyak 8 laporan dengan realisasi sebanyak 8 laporan

atau tercapai 100%, menggunakan dana sebesar Rp41.610.000,00 atau 82,33% dari

anggaran sebesar Rp50.540.000,00 yang seluruhnya merupakan dana DIPA serta

menggunakan SDM sebanyak 149 OH atau 102,76% dari rencana sebanyak 145 OH.

Sasaran Strategis 8

Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

Kecepatan pemrosesan dan penyampaian laporan hasil pengawasan maupun kegiatan

Perwakilan dan penyampaian informasi secara cepat menjadi kebutuhan yang tidak bisa

ditunda pelaksanaannya. Untuk itu, dibutuhkan sistem informasi yang dapat mendukung

kelancaran pemrosesan dan penyampaian laporan maupun informasi tersebut. Untuk

Bab III Akuntabilitas Kinerja 63

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

mengukur sejauh mana Perwakilan BPKP memanfaatkan sistem aplikasi yang telah dibangun

oleh BPKP, dipandang perlu menetapkan sasaran strategis “Terselenggaranya 100% Sistem

Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan”.

Sasaran strategis ini diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan

terselenggaranya sistem dukungan. Realisasi IKU tahun 2014 dibandingkan dengan tahun

2012 dan tahun 2013 disajikan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8

No Indikator Kinerja Satuan

Kinerja Naik/(Turun)

2012 2013 2014 2014 thd

2012 2014 thd

2013

1 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif

sistem 10 10 10 - -

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU pada sasaran strategis tahun 2014 telah tercapai 100%. Uraian

capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

33. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan secara Efektif

IKU ini dimaksudkan untuk mengukur pemanfaatan/implementasi sistem informasi yang

telah dibangun oleh BPKP dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh

pimpinan. Pengukuran IKU dilakukan dengan membandingkan jumlah sistem informasi

yang telah dimanfaatkan secara efektif oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta dengan jumlah sistem informasi yang telah dikembangkan oleh BPKP.

Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak sepuluh sistem informasi telah dimanfaatkan secara

efektif oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atau mencapai 100% dari

target. Realisasi tersebut tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan realisasi tahun

2012 dan 2013. Kesepuluh sistem informasi tersebut meliputi :

Aplikasi Sispedap

Aplikasi Sispeka

Aplikasi SIM RKT

Aplikasi Simonev RKT

Aplikasi Sim HP

Aplikasi PP 39

Aplikasi RKKL/DIPA

Aplikasi SAI

Aplikasi SIMAK BMN

Aplikasi SPM

Bab III Akuntabilitas Kinerja 64

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Selain itu, sejak tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah

mengembangkan aplikasi Paris Update, yaitu aplikasi berbasis web sebagai media storing

dan sharing knowledge untuk mengembangkan knowledge based management. Sejak akhir

tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga telah menerapkan

aplikasi EXIS yang dikembangkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur. Aplikasi

tersebut sangat bermanfaat pengelolaan perencanaan penugasan maupun keuangan.

C. REALISASI ANGGARAN

Dalam mencapai target kinerja organisasi tahun 2014, Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta menggunakan dana sebesar Rp25.535.606.901,00 terinci sebagai berikut:

Program Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Sisa Anggaran

(Rp)

%

Realisasi

terhadap

Anggar

an

Belanja

Pegawai (Rp)

Belanja

Barang (Rp)

Belanja

Modal

(Rp)

Jumlah (Rp)

01. Dukungan

Manajemen &

Tugas Teknis

Lainnya- BPKP

20.965.693.000 17.749.341.729 2.995.184.224 34.992.500 20.779.518.453 186.174.547 99,11

02. Peningkatan Sarana

dan Prasarana

Aparatur –BPKP

188.880.000 0 0 188.880.000 188.880.000 0 100,00

06. Pengawasan

Intern AKN dan

Pembinaan

Penyelenggaraan

SPIP

3.527.914.000 0 3.395.125.670 0 3.395.125.670 132.788.330 96,24

Dana Mitra Kerja 0 0 1.172.082.778 0 1.172.082.778 (1.172.082.778) N/A

Jumlah 24.682.487.000 17.749.341.729 7.562.392.672 223.872.500 25.535.606.901 (853.119.901) 103,46

Secara umum, realisasi melebihi anggaran sebesar Rp853.119.901,00 yang disebabkan adanya:

- Kegiatan dibiayai dengan dana mitra kerja sebesar Rp1.172.082.778,00 yang tidak

dianggarkan sebelumnya.

- Terdapat efisiensi anggaran untuk Program Dukungan Manajemen & Tugas Teknis

Lainnya sebesar Rp186.174.547,00 dan Program Pengawasan Intern AKN dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP sebesar Rp132.788.330,00.

Bab IV Penutup 65

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

BAB IV

PENUTUP

AKIP Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014 menyajikan

informasi kinerja yang dicapai dibandingkan dengan target yang telah diperjanjikan

disertai analisis yang memadai dalam rangka evaluasi guna perbaikan di masa yang

akan datang. Laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2014.

Laporan kinerja juga menggambarkan sejauh mana sistem akuntabilitas kinerja telah

diimplementasikan dalam penyelenggaraan kinerja. Beberapa perbaikan telah dilakukan

terhadap seluruh komponen sistem akuntabilitas kinerja yang meliputi perencanaan kinerja,

pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.

Perbaikan dalam perencanaan kinerja meliputi perbaikan kualitas dokumen renstra,

rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Dalam Renstra

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-1014 telah ditambahkan sasaran

strategis, IKU dan target tahunan. Target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci

dalam target kinerja tahunan dalam penetapan kinerja tahunan yang digunakan untuk

mengukur keberhasilan atau kegagalan. Sasaran strategis diukur dengan indikator-indikator

kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki hubungan

kausalitas dengan sasaran.

Dalam hal pengukuran kinerja, perbaikan dilakukan pada mekanisme pengumpulan

data kinerja menggunakan sistem aplikasi dan melakukan pengukuran melalui pembandingan

realisasi dengan target tahun berjalan.

Perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan perkembangan pencapaian

kinerja dengan memperhatikan hambatan yang dihadapi, selanjutnya merumuskan tindakan

yang harus diambil untuk mengatasi hambatan tersebut.

Sebagian besar tujuan strategis telah berhasil memenuhi target yang ditetapkan dalam

tahun 2014. Dari enam tujuan strategis dengan delapan sasaran strategis dan 35 IKU, telah

ditetapkan 11 IKU dominan sebagai ukuran untuk menilai capaian tujuan/sasaran. Dalam

tahun 2014, empat dari enam tujuan strategis telah mencapai target serta 9 dari 11 IKU

dominan telah tercapai dengan rincian sebagai berikut :

Tujuan Strategis 1 :

Sasaran 1 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%

Sasaran 2 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

L

Bab IV Penutup 66

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Tujuan Strategis 2 :

Sasaran 3 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%

Tujuan Strategis 3 :

Sasaran 4 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 93,34%

Tujuan Strategis 4 :

Sasaran 5 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 83,33%

Tujuan Strategis 5 :

Sasaran 6 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 100%

Sasaran 7 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%

Tujuan Strategis 6 :

Sasaran 8 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Identifikasi terhadap beberapa kelemahan dalam pencapaian tujuan dan sasaran

strategis dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tujuan strategis “Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan

Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara” dengan sasaran strategis

“Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%” belum sepenuhnya tercapai karena

sangat tergantung dengan tingkat pemahaman dan kesadaran aparatur pemerintah.

2. Tujuan strategis “Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah” dengan sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%

K/L/Pemda belum sepenuhnya tercapai, karena pada sebagian besar K/L/Pemda dalam

mengimplementasikan SPIP belum secara integral menyatu dengan kegiatan operasional

instansi, melainkan baru pada tahap pemetaan/penilaian risiko dan pengembangan

infrastruktur pengendalian berupa penetapan dan pengembangan kebijakan/SOP, serta

baru sebagian kecil Pemda yang telah melakukan monitoring pengendalian.

Informasi yang disampaikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja ini akan

dimanfaatkan oleh seluruh jajaran personil Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas kinerja di masa yang akan datang.

Sebagai upaya peningkatan kinerja tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta akan melakukan langkah-langkah antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi internal secara periodik mengenai keberhasilan maupun kegagalan

dalam melaksanakan program dan kegiatan serta mengambil langkah-langkah riil

untuk menyelesaikan permasalahan yang dijumpai.

b. Mengembangkan manajemen perubahan dan memantapkan sinergitas Reformasi

Birokrasi, SPIP, dan Budaya Kerja terutama berkaitan dengan penyempurnaan proses

Bab IV Penutup 67

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

bisnis agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif serta terwujudnya

pengendalian risiko strategis dan risiko operasional.

c. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pemantapan pengembangan knowledge based

management dalam berbagai aspek sehingga diharapkan lebih responsif dalam

melaksanakan tugas-tugas teknis (audit dan non audit) maupun non teknis (penunjang).

Lampiran 1 : 1 dari 4

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %

Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

% 100 135,29 120,00 59.450 0 59.450 89.123 0 89.123 149,91 373 609 163,27

Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh opiniminimal WDP

% 100 100,00 100,00 96.115 472.545 568.660 229.868 472.545 702.413 123,52 600 2.206 367,67

Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

% 100 100 100,00 417.207 239.765 656.972 238.971 239.765 478.736 72,87 1.666 1.898 113,93

Persentase hasil pengawasanlintas sektoral yangdisampaikan ke Pusat

% 100 105,88 105,88 665.383 157.385 822.768 436.113 157.385 593.498 72,13 2.291 1.991 86,91

Persentase hasil pengawasanatas permintaan presidenyang disampaikan ke Pusat

% 100 254,84 120,00 172.734 7.630 180.364 172.062 7.630 179.692 99,63 736 967 131,39

Persentase hasil pengawasanatas permintaan stakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders

% 95 85,48 89,98 312.197 55.908 368.105 316.225 55.908 372.133 101,09 1.105 1.450 131,22

Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 80 81,82 102,27 167.803 84.580 252.383 234.781 84.580 319.361 126,54 508 1.455 286,42

Persentase temuan hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

% 90 100 111,11 14.340 0 14.340 6.590 0 6.590 45,96 38 67 176,32

Persentase laporan pengawasan BUN disampaikan tepat waktu

% 95 100,00 105,26 181.962 0 181.962 159.182 0 159.182 87,48 553 585 105,79

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

ANGGARAN REALISASI RENCA NA

REALISASI

%

Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATU AN

TAR GET

REALISASI

% CAPAIA

N

Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

PROGRAMKEUANGAN SDM (OH)

Lampiran 1 : 2 dari 4

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %ANGGARAN REALISASI RENCA

NAREALISA

SI%

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATU AN

TAR GET

REALISASI

% CAPAIA

N

PROGRAMKEUANGAN SDM (OH)

Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 60 100,00 120,00 28.485 0 28.485 30.515 0 30.515 107,13 150 150 100,00

Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 100 100,00 100,00 205.327 107.360 312.687 215.815 107.360 323.175 103,35 647 1.570 242,66

Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 100 100,00 100,00 221.332 0 221.332 205.042 0 205.042 92,64 898 1.004 111,80

Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Pokmas 6 19 120,00 89.098 0 89.098 120.000 0 120.000 134,68 86 252 293,02

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang

mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

IPP/IPD/

BUMD/ BLUD

9 6 66,67 56.954 0 56.954 83.974 0 83.974 147,44 232 298 128,45

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

IPP/IPD/

BUMD/ BLUD

1 1 100,00 16.320 0 16.320 2.150 0 2.150 13,17 55 111 201,82

Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 100 100 100,00 55.697 0 55.697 10.710 0 10.710 19,23 522 42 8,05

Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA

% 100 100,00 100,00 162.509 0 162.509 75.459 0 75.459 46,43 1.051 395 37,54

Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

% 80 91,59 114,49 162.509 0 162.509 75.459 0 75.459 46,43 1.051 395 37,54

Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

% 100 100 100,00 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0,00

Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan

SPIP

Lampiran 1 : 3 dari 4

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %ANGGARAN REALISASI RENCA

NAREALISA

SI%

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATU AN

TAR GET

REALISASI

% CAPAIA

N

PROGRAMKEUANGAN SDM (OH)

Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 100 100 100,00 15.532 0 15.532 0 0 0 0,00 40 173 432,50

Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuaiPP Nomor 60 Tahun 2008

% 60 50 83,33 112.761 0 112.761 89.812 0 89.812 79,65 437 522 119,36

Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008

Pemda 8 9 112,50 112.761 43.980 156.741 89.812 43.980 133.792 85,36 437 522 119,36

Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring SistemPengendalian Intern

Pemda 9 12 120,00 112.761 0 112.761 89.812 0 89.812 79,65 437 522 119,36

Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda

Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 80 91,67 114,58 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

5.780 0 5.780 5.780 0 5.780 100,00 25 25 100,00

Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 90 94,75 105,28 306.955 0 306.955 448.982 0 448.982 146,27 2.104 4.683 222,58

Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKPdengan SAP

% 100 100 100,00 4.541.742 0 4.541.742 4.554.064 0 4.554.064 100,27 307 267 87,04

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala Likert 1 sd 10

7,50 7,79 103,87 137.133 0 137.133 231.254 0 231.254 168,63 1.165 1.423 122,15

Persentase Pagu Dana yangtidak Diblokir dalam DIPA

% 100 100 100,00 4.541.742 0 4.541.742 4.554.064 0 4.554.064 100,27 307 267 87,04

Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan atas pencairananggaran yang diajukan sesuaiprosedur

Skala Likert 1 sd 10

7,50 7,99 106,53 9.083.483 0 9.083.483 9.108.128 0 9.108.128 100,27 614 534 87,04

Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

Kali 30 35 116,67 47.224 0 47.224 69.074 0 69.074 146,27 324 721 222,58

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Dukungan Manajemen Pengawasan dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP serta Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP

Lampiran 1 : 4 dari 4

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %ANGGARAN REALISASI RENCA

NAREALISA

SI%

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATU AN

TAR GET

REALISASI

% CAPAIA

N

PROGRAMKEUANGAN SDM (OH)

Persentase pemanfaatan asset % 100 100 100,00 946.954 0 946.954 870.050 0 870.050 91,88 2.156 3.244 150,47

Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan terhadap layanansarpras

Skala Likert 1 sd 10

7,50 7,78 103,73 1.420.431 0 1.420.431 1.305.075 0 1.305.075 91,88 3.233 4.865 150,47

Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat

% 100 100 100,00 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0,00

Jumlah instansi APIP yangtelah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi 12 12,00 100,00 93.747 2.930 96.677 72.895 2.930 75.825 78,43 321 334 104,05

Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

Sistem 10 10 100,00 Dukungan Manajemen Pengawasan dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP

118.060 0 118.060 172.685 0 172.685 146,27 809 1.801 222,58

Lampiran 2 : 1 dari 3

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %RENCA

NAREALIS

ASI%

Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKKL

Lap 17 42 120,00 59.450 0 59.450 89.123 0 89.123 149,91 373 609 163,27

Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKPD

Lap 13 129 120,00 96.115 472.545 568.660 229.868 472.545 702.413 123,52 600 2.206 367,67

Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN

Lap 42 50 119,05 417.207 239.765 656.972 238.971 239.765 478.736 114,75 1.666 1.898 113,93

Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor

Lap 109 125 114,68 665.383 157.385 822.768 436.113 157.385 593.498 72,13 2.291 1.991 86,91

Laporan Hasil Pengawasan atas permintaan Presiden

Lap 31 79 120,00 172.734 7.630 180.364 172.062 7.630 179.692 99,63 736 967 131,39

Laporan Hasil Pengawasan atas permintaan Stakeholders

Lap 29 62 120,00 312.197 55.908 368.105 316.225 55.908 372.133 101,09 1.105 1.450 131,22

Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD

Lap 13 46 120,00 167.803 84.580 252.383 234.781 84.580 319.361 126,54 508 1.455 286,42

Laporan Hasil Pengawasan atas penerimaan negara

Lap 1 3 120,00 14.340 0 14.340 6.590 0 6.590 45,96 38 67 176,32

Laporan Hasil Pengawasan BUN

Lap 44 49 111,36 181.962 0 181.962 159.182 0 159.182 87,48 553 585 105,79

Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik

Lap 4 4 100,00 28.485 0 28.485 30.515 0 30.515 107,13 150 150 100,00

Laporan Hasil Bimtek/Asistensi GCG/KPI sektor Korporat

Lap 21 42 120,00 205.327 107.360 312.687 215.815 107.360 323.175 103,35 647 1.570 242,66

Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja BUMD

Lap 15 17 113,33 221.332 0 221.332 205.042 0 205.042 92,64 898 1.004 111,80

Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA OUTPUT TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SASARAN STRATEGIS

KEGIATANINDIKATOR

KINERJA OUTPUTSATU

ANTARGET

REALISASI

% CAPAIA

NPROGRAM

KEUANGAN SDM (OH)ANGGARAN REALISASI

Lampiran 2 : 2 dari 3

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %RENCA

NAREALIS

ASI%

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA OUTPUT TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SASARAN STRATEGIS

KEGIATANINDIKATOR

KINERJA OUTPUTSATU

ANTARGET

REALISASI

% CAPAIA

NPROGRAM

KEUANGAN SDM (OH)ANGGARAN REALISASI

Laporan Hasil sosialisasi masalah korupsi

Lap 6 38 120,00 89.098 0 89.098 120.000 0 120.000 134,68 86 252 293,02

Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Implementasi Fraud Control Plan (FCP)

Lap 9 13 120,00 56.954 0 56.954 83.974 0 83.974 147,44 232 298 128,45

Laporan Hasil Kajian pengawasan

Lap 1 4 120,00 16.320 0 16.320 2.150 0 2.150 13,17 55 111 201,82

Laporan Hasil Audit Investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga

Lap 5 1 20,00 55.697 0 55.697 10.710 0 10.710 19,23 522 42 8,05

Laporan Hasil Audit Investigasi, Perhitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan instansi penyidik

Lap 47 46 97,87 325.017 0 325.017 150.917 0 150.917 46,43 2.102 789 37,54

Laporan hasil reviu atas pengaduan masyarakat

Lap 2 18 120,00 15.532 0 15.532 0 0 0 0,00 40 173 100,00

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Laporan dukunganpembinaan penyelenggaraan SPIP

Lap 28 58 120,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

338.284 43.980 382.264 269.435 43.980 313.415 81,99 1.312 1.566 119,36

Laporan hasil sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah

Lap 3 3 100,00 5.780 0 5.780 5.780 0 5.780 100,00 25 25 100,00

Laporan hasil sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola APIP Daerah

Lap 9 10 111,11 43.207 2.930 46.137 31.285 2.930 34.215 74,16 176 185 105,11

Laporan hasil evaluasi tata kelola APIP Daerah

Lap 8 8 100,00 50.540 0 50.540 41.610 0 41.610 82,33 145 149 102,76

Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda

Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Lampiran 2 : 3 dari 3

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %RENCA

NAREALIS

ASI%

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA OUTPUT TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SASARAN STRATEGIS

KEGIATANINDIKATOR

KINERJA OUTPUTSATU

ANTARGET

REALISASI

% CAPAIA

NPROGRAM

KEUANGAN SDM (OH)ANGGARAN REALISASI

Penyusunan rencana dan laporan hasil pengawasan

Lap 21 21 100,00 472.239 0 472.239 690.741 0 690.741 146,27 3.237 7.205 222,58

Pengelolaan kepegawaian Lap 18 18 100,00 137.133 0 137.133 231.254 0 231.254 168,63 1.165 1.423 122,15

Pengelolaan anggaran dan sistem akuntansi pemerintahan

Lap 17 17 100,00 18.166.966 0 18.166.966 18.216.256 0 18.216.256 100,27 1.227 1.068 87,04

Pengelolaan sarana danprasarana

Lap 4 4 100,00 2.367.385 0 2.367.385 2.175.125 0 2.175.125 91,88 5.389 8.109 150,47

Pelaksanaan Dukungan Manajemen Pengawasan dan Tugas Teknis lainnya BPKP dan Pelaksanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP

Dukungan Manajemen Pengawasan dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP serta Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP

Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

Lampiran 3 : 1 dari 5

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 20141 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 20

Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

% NA NA NA 90 100 NA NA NA 266,67 135,29 NA NA NA 120,00 120,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase K/L yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 60 40 NA NA NA 30,77 40 NA NA 100,00 51,28 100,00 NA NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase IPD yang laporankeuangannya memperolehopini minimal WDP

% 60 100 50 100 100 100 100 100 100 100,00 166,67 100,00 200,00 100,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

BUMD yang laporankeuangannya memperolehopini minimal WDP

% 73,33 72 75 NA NA 93,33 100 85,71 NA 105,88 127,27 138,89 114,28 NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

% 70 NA 75 100 100 100 NA 100 100 100,00 142,86 NA 133,33 100,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase hasil pengawasanlintas sektoral yangdisampaikan ke Pusat

% 70 NA NA 100 100 100 NA NA 163 85,48 142,86 NA NA 120,00 85,48 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase hasil pengawasanatas permintaan presidenyang disampaikan ke Pusat

% NA NA NA 100 100 NA NA NA 111,76 81,82 NA NA NA 111,76 81,82 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase masukan yangdimanfaatkan presiden

% 55 NA NA NA NA 100 NA NA NA 0,00 181,82 NA NA NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase hasil pengawasanatas permintaan stakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders

% 50 NA NA 90 95 71,64 NA NA 95 85,48 143,28 NA NA 105,56 89,98 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% NA NA NA 50 80 NA NA NA 50 81,82 NA NA NA 100,00 102,27 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Target Realisasi CapaianProgramNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan

Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

1

Lampiran 3 : 2 dari 5

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 20141 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 20

PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Target Realisasi CapaianProgramNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan

Persentase hasil pengawasan kebendaharaan umum negara yang dijadikan bahan pengambilan keputusan

% 50 NA NA NA NA 75,76 NA NA NA 0,00 151,51 NA NA NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase peningkatan penerimaan negara dari hasil pengawasan

% 12 NA NA NA NA 0,178 NA NA NA 100,00 1,48 NA NA NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

% NA NA NA 90 90 NA NA NA 90 100,00 NA NA NA 100,00 111,11 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% NA NA NA 90 95 NA NA NA 90,91 100,00 NA NA NA 101,01 105,26 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% NA NA NA 60 60 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 120,00 120,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% NA NA NA 100 100 NA NA NA 163 100,00 NA NA NA 120,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 65 68 70 100 100 69,23 78,57 90,91 100 100,00 106,51 115,54 129,87 100,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Pokmas NA NA NA 9 6 NA NA NA 21 19,00 NA NA NA 120,00 120,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 3 3 3 8 9 3 6 6 10 6,00 100,00 200,00 200,00 120,00 66,67 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

Instansi NA NA NA 1 1 NA NA NA 6 1,00 NA NA NA 120,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 85 85 85 90 100 100 100 100 100 100,00 117,65 117,65 117,65 111,11 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%

3 Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD

4

Lampiran 3 : 3 dari 5

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 20141 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 20

PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Target Realisasi CapaianProgramNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan

Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% NA NA NA 90 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 111,11 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Persentase TL hasil audit

investigasi non TPK oleh instansi berwenang

% 85 NA 85 80 80 100 NA 100 28 91,59 117,65 NA 117,65 35,00 114,49 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase penyerahan kasus kepada instansi penegak hukum

% 85 85 85 NA NA 94,12 100 100 NA 100,00 110,73 117,65 117,65 NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi

% 70 72 74 NA NA 84,48 84,5 86,59 NA 100,00 120,69 117,36 117,01 NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase Laporan keinvestigasian yang sesuai standar

% NA NA NA 100 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 100,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% NA NA NA 100 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 100,00 100,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

IPP/IPD/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan

Instansi 1 1 1 NA NA 1 2 2 NA 9,00 100,00 200,00 200,00 NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 20 40 50 60 60 20 40 50 50 50,00 100,00 100,00 100,00 83,33 83,33 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase K/L yang telah menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008

% 10 15 32 NA NA 0,6 15 26 NA 9,00 6,00 100,00 81,25 NA NA Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

Pemda NA NA NA 6 8 NA NA NA 12 9,00 NA NA NA 120,00 112,50 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring SPI

Pemda NA NA NA 8 9 NA NA NA 12 12,00 NA NA NA 120,00 120,00 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di K/L, Pemda Sebesar 60%

Lampiran 3 : 4 dari 5

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 20141 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 20

PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Target Realisasi CapaianProgramNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan

6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% NA NA NA 70 80 NA NA NA 50 91,67 NA NA NA 71,43 114,58 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% NA NA NA 90 90 NA NA NA 97,06 94,75 NA NA NA 107,84 105,28 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP

Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% NA NA NA 100 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 100,00 100,00 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP

Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap layanan kepegawaian

% 7,2 7,2 7,3 7,4 7,5 7,28 7,41 7,41 7,42 7,79 101,11 102,92 101,51 100,27 103,87 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP

Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% NA NA NA 100 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 100,00 100,00 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP

Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit

% 0 NA NA NA NA 0 NA NA NA 7,99 #DIV/0! NA NA NA NA Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP

Persepsi Kepuasan terhadap pelayanan perencanaan dan pelaporan

% 7,2 7,2 7,3 NA NA 7,17 7,49 7,41 NA 0,00 99,58 104,03 101,51 NA NA Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP

Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

% 7,2 7,2 7,3 7,4 7,5 7,15 7,38 7,38 7,8 7,99 99,31 102,50 101,10 105,41 106,53 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP

Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

kali NA NA NA 24 30 NA NA NA 53 35,00 NA NA NA 120,00 116,67 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP

Persentase Pemanfaatan asset % NA NA NA 100 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 100,00 100,00 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP

7 Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%

Lampiran 3 : 5 dari 5

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 20141 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 20

PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Target Realisasi CapaianProgramNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

% 7,2 7,2 7,3 7,4 7,5 7,51 7,69 7,68 7,7 7,78 104,31 106,81 105,21 104,05 103,73 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP/Peningkatan sarpras Aparatur negara- BPKP

Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% NA NA NA 100 100 NA NA NA 100 100,00 NA NA NA 100,00 100,00 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP/Peningkatan sarpras Aparatur negara- BPKP

Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi NA NA NA 9 12 NA NA NA 10 12,00 NA NA NA 111,11 100,00 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP/Peningkatan sarpras Aparatur negara- BPKP

8 Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif

Sistem NA NA NA 10 10 NA NA NA 10 10,00 NA NA NA 100,00 100,00 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya- BPKP