LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA -...

17
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 18 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Penetapan Kinerja (PK), juga tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi tindakan dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. 3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013 Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indikator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (peformanca gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) kategori sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2013 NO PERSENTASE CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN 1 Lebih dari 100 % Sangat Baik 2 75 % sampai 100 % Baik 3 55 % sampai 75 % Cukup 4 Kurang dari 55 % Kurang 3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Pengukuran kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran disajikan sebagai berikut :

Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA -...

Page 1: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 18

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi

perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Penetapan

Kinerja (PK), juga tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi

tindakan dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian

sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan

seluruh sumber daya manajemen pendukungnya.

Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar

pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban

pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh

mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti

perencanaan yang telah dibuat.

3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013

Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indikator

Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih

atau celah Kinerja (peformanca gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut

dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa

yang akan datang (performance improvement).

Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala

pengukuran 4 (empat) kategori sebagai berikut :

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2013

NO PERSENTASE CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN

1 Lebih dari 100 % Sangat Baik

2 75 % sampai 100 % Baik

3 55 % sampai 75 % Cukup

4 Kurang dari 55 % Kurang

3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Pengukuran kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 menggunakan

metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan

pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi

setiap tujuan dan sasaran disajikan sebagai berikut :

Page 2: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 19

3.2.1. Tujuan meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal

Tujuan meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal

dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 2 indikator. Capaian sasaran strategis dan

indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

Sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan diukur melalui 2

indikator, yaitu (1) persentase peningkatan populasi ternak dan (2) persentase peningkatan

produksi hasil peternakan. Indikator kinerja, target, dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam

Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2.

Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Populasi Ternak dan Produksi Hasil Peternakan

TUJUAN 1 SASARAN 1

meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal

Meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan.

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Persentase peningkatan populasi ternak

sapi potong 6,18% -20,34% -329,14%

sapi perah 4,53% -23,04% -508,69%

Kambing 1,50% 2,04% 135,70%

Domba 1,50% 8,90% 593,24%

Ayam buras 1,50% 5,17% 344,97%

Ayam ras petelur 2,50% 6,95% 277,91%

Ayam ras pedaging 2,50% 0,59% 23,61%

Itik 1,50% 9,35% 623,30%

Entok 1,50% 8,13% 542,30%

2 Persentase peningkatan produksi hasil ternak

Daging 4,39% -0,23% -5,31%

Telur 3,35% 7,10% 211,99%

Susu 3,28% -25,94% -790,96%

Rata – Rata Persentase Capaian Sasaran 93,24%

Page 3: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 20

Populasi ternak merupakan modal dasar untuk mencapai produksi hasil peternakan.

Peternakan Provinsi Jawa Timur cukup berpengaruh secara nasional. Pada tahun 2013,

populasi sapi potong Jawa Timur mencapai 28,30% dari populasi nasional. Sapi potong Jawa

Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan

Selatan. Produksi hasil peternakan Jawa Timur juga menjadi andalan di tingkat nasional.

Produksi susu segar di Jawa Timur pada tahun 2013 mencapai 57,09% dari total produksi

nasional; produksi telur 19,29% dari produksi telur nasional; dan produksi daging 12,93% dari

produksi nasional. Perbandingan komoditas utama peternakan Jawa Timur dengan nasional

dan Provinsi Jawa Tengah sebagai saingan terdekat dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Perbandingan Komoditas Utama Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Nasional Tahun 2013

No. Komoditas Jawa Timur

Jawa Tengah Nasional

1 Produksi Daging

(ton)

364.204*) 12,93%

259.059*) 9,20% 2.816.033*)

2 Produksi Telur

(ton)

327.299*) 19,29%

270.561*) 15,95% 1.696.764*)

3 Produksi Susu

(ton)

560.398*) 57,09%

107.982*) 11% 981.586*)

4 Populasi sapi

potong (ekor) 3.586.709**) 28,30%

1.500.077**) 11,84% 12.672.236**)

*) Angka sangat sementara 2013

**)Berdasarkan Sensus Tani 2013

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1 pada Tabel 3.2, dapat disimpulkan bahwa

pencapaian kinerja sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan

tergolong Baik (rata-rata 93,24%). Secara umum capaian indikator kinerja per jenis ternak

menunjukkan perkembangan yang baik, kecuali komoditas sapi potong dan sapi perah. Jumlah

populasi sapi potong dan sapi perah tahun 2012 adalah hasil registrasi tahunan oleh Dinas

Peternakan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, sedangkan jumlah sapi potong dan sapi perah

tahun 2013 adalah Hasil Sensus Ternak Nasional Tahun 2013 yang dilaksanakan BPS setiap

10 tahun sekali. Penurunan jumlah populasi sapi potong dan sapi perah hasil Sensus Ternak

Nasional tahun 2013 terjadi tidak hanya di Provinsi Jawa Timur tetapi terjadi pada hampir

seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini masih menjadi kajian Dinas Peternakan dan Kementerian

Pertanian tentang penyebab penurunan populasi sapi potong dan sapi perah.

Ada indikasi bahwa populasi sapi potong dan sapi perah mengalami kelebihan

penghitungan ketika dilakukan Pendataan Sapi Potong/Perah dan Kerbau (PSPK) di tahun

2011 yang merupakan program Kementerian Pertanian. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.4 yang

menunjukkan lonjakan populasi sangat signifikan pada tahun 2011. Menyikapi hal tersebut,

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya melakukan evaluasi terhadap

kebijakan pengembangan peternakan yang telah dilakukan dan melakukan langkah-langkah

Page 4: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 21

konkrit pengembangan peternakan ke depan dalam menyikapi hasil ST Nasional Tahun 2013

agar dapat meningkatkan populasi ternak dan produksi hasil peternakan.

Tabel 3.4 Perkembangan Persentase Peningkatan Populasi Ternak dan Produksi Hasil Peternakan

Tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja

2009 2010 2011 2012 2013

Tahun dasar (ekor)

Capaian Capaian Capaian Capaian

1 Persentase peningkatan populasi ternak :

sapi potong 3.558.948 5,24% 26,21% 4,87% -20,34%

sapi perah 221.743 4,36% 28,06% 4,21% -23,04%

Kambing 2.779.542 1,56% 0,28% 1,71% 2,04%

Domba 740.269 1,44% 25,56% 15,45% 8,90%

Ayam buras 23.596.465 1,74% 22,09% 9,67% 5,17%

Ayam ras petelur

21.369.783 2,63% 68,71% 8,69% 6,95%

Ayam ras pedaging

55.634.580 2,44% -11,80% 3,41% 0,59%

Itik 3.632.813 1,53% 5,31% -0,80% 9,35%

Entok 772.951 1,37% 5,91% 5,46% 8,13%

2 Persentase peningkatan produksi hasil ternak :

Daging 316.713 7,05% 1,86% 1,75% -0,23%

Telur 251.412 2,43% 10,89% 11,24% 7,10%

Susu 516.443 2,26% 7,19% 0,43% -25,94%

Dalam memenuhi kebutuhan daging konsumsi untuk masyarakat Jawa Timur berasal

dari beberapa komoditas yaitu bahan asal ternak berupa daging sapi, kambing, domba, itik dan

ayam (ras dan buras). Penyediaan daging konsumsi ditunjang oleh populasi ternak penyuplai

daging, yang dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan peningkatan, kecuali

komoditas ayam ras pedaging. Ayam Ras Pedaging jika dibandingkan tahun 2012 mengalami

kenaikan namun jika dibandingkan tahun dasar mengalami penurunan. Hal ini disebabkan

kasus Avian Influenza pada ayam yang menyebabkan turunnya populasi cukup drastis pada

tahun 2011.

Pencapaian sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan

dilaksanakan dengan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Peningkatan

Produksi Hasil Peternakan, dan Program Pengembangan Agribisnis. Kegiatan-kegiatan yang

Page 5: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 22

dilaksanakan guna meningkatkan populasi dan produksi baik dari segi fungsi perbibitan,

budidaya, pakan, agribisnis maupun kesehatan hewan, antara lain : (1) Kegiatan

Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan; (2) Peningkatan populasi ternak (integrasi

ternak dan komoditas pertanian lainya); (3) Pengembangan budidaya ternak; (4) Peningkatan

populasi sapi Madura; (5) Pengumpulan dan pengolahan data peternakan; (6) Pengembangan

kawasan peternakan dan perbibitan; (7) Pemberdayaan Laboratorium dan pengembangan alsin

peternakan; (8) Pengembangan kawasan sentra perbibitan ternak di perdesaan; (9) Fasilitasi

pengembangan kawasan agropolitan; peran serta UPTD Perbibitan dan Hijauan Makanan

Ternak yang menyebar di beberapa wilayah Jawa Timur.

Sub kegiatan yang dilakukan dalam mendukung peningkatan populasi dan produksi

antara lain penyediaan bibit ternak berkualitas, pelestarian plasma nutfah ternak Jawa Timur

seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing Peranakan Ettawa (PE), itik

Mojosari, dan Perbaikan kualitas genetic sapi melalui inseminasi buatan, perbaikan

managemen reproduksi, kualitas pakan dan sistem pemeliharaan; pengembangan kemitraan

ayam pedaging serta meningkatkan pengkajian-pengkajian bidang peternakan untuk

memperoleh teknologi tepat guna bagi peternak pedesaan.

3.2.2. Tujuan meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet

dan kesrawan.

Tujuan meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan

kesrawan dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 1 indikator. Capaian Sasaran

Strategis dan Indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene

sanitasi, diukur melalui 1 indikator, yaitu penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang

memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner. Indikator kinerja, target dan realisasi dari

sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.5 sebagai berikut :

Tabel 3.5 Capaian kinerja sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi

standar hygiene sanitasi.

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Persentase peningkatan unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner

20% 19,87%

99,36%

TUJUAN 2 SASARAN 1

meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan kesrawan

Meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi.

Page 6: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 23

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.1 pada Tabel 3.5, dapat disimpulkan bahwa

pencapaian kinerja kesehatan masyarakat veteriner tergolong Baik (rata-rata 99,36%).

Pencapaian sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene

sanitasi dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak,

melalui kegiatan : (1) Pengawasan peredaran produk pangan asal hewan dan (2) Pengawasan

dan pengendalian kesejahteraan hewan; dan (3) Pengawasan peredaran produk hewan

nonpangan.

Tabel 3.6 Perkembangan persentase peningkatan unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi

Nomor Kontrol Veteriner tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013

Tahun dasar Capaian Capaian Capaian Capaian

1

Penambahan jumlah

unit usaha produk

hewan yang

memperoleh sertifikasi

Nomor Kontrol

Veteriner (unit)

8

175%

413,64%

38,05%

19,87%

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 mengamanatkan bahwa unit usaha produk

hewan harus bersertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) guna menjamin terpenuhinya standar

produk hewan yang aman, sehat, utuh dan halal. Perkembangan capaian jumlah unit usaha

yang memperoleh NKV dari tahun 2009 hingga tahun 2013 menunjukkan peningkatan. Agar

jumlah unit usaha yang ber-NKV semakin meningkat Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

sebagai penerbit/ auditor NKV memberikan pembinaan terhadap unit-unit usaha produk hewan

dan pengawasan terhadap produk hewan yang beredar serta mendorong pembangunan dan

revitalisasi Rumah Potong Hewan (RPH) yang memenuhi standar.

3.2.3.Tujuan meningkatkan status kesehatan hewan.

Tujuan meningkatkan status kesehatan hewan dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis

dengan 2 indikator. Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tersebut akan diuraikan

sebagai berikut :

Sasaran meningkatnya status kesehatan hewan diukur melalui 2 indikator, yaitu

persentase penurunan kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah dan persentase penurunan

kasus penyakit Avian Influenza (AI) pada unggas. Brucellosis dan AI merupakan penyakit

menular strategis yang dapat menimbulkan kerugian ekonomis skala besar bagi peternak,

disamping itu Jawa Timur belum bebas dari penyakit tersebut. Indikator kinerja, target dan

realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.7 sebagai berikut :

TUJUAN 3 SASARAN

Tujuan meningkatkan status kesehatan hewan

Meningkatnya status kesehatan hewan

Page 7: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 24

Tabel 3.7 Capaian kinerja sasaran meningkatnya status kesehatan hewan

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Persentase penurunan kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah (%)

10% 71,52%

168,36%

2 Persentase penurunan kasus penyakit Avian Influenza pada unggas (%)

10% -125,81%

-50,90%

Rata-rata Persentase Capaian 58,73%

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada Tabel 3.7, dapat disimpulkan bahwa

pencapaian kinerja sasaran kesehatan hewan dalam hal pengendalian penyakit Brucellosis

pada sapi perah dan penyakit Avian Influenza pada unggas di tahun 2013 tergolong Cukup

(58,73%). Pencapaian sasaran indikator persentase penurunan kasus penyakit Brucellosis

pada sapi perah menunjukkan hasil yang sangat baik (168,36%), namun kebalikannya

Pencapaian sasaran indikator persentase penurunan kasus penyakit Avian Influenza pada

unggas jauh dari harapan (-50,90%)

Pencapaian sasaran meningkatnya status kesehatan hewan dilaksanakan dengan

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1)

Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan

menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan

Tuban.

Tabel 3.8 Perkembangan kasus penyakit Brucellosis pada Sapi Perah tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja

2009 2010 2011 2012 2013

Tahun

dasar Capaian Capaian Capaian

Capaian

1

Persentase

penurunan kasus

penyakit Brucellosis

pada sapi perah

139

ekor

8,63%

12,60%

-36,04%

71,52%

Perkembangan capaian Persentase penurunan kasus penyakit Brucellosis pada sapi

perah dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 (table 3.8) menunjukkan penurunan yang

diharapkan. Berbeda dengan AI, indikator kasus Brucellosis diukur dengan satuan jumlah

ternak sapi perah yang terjangkit. Sapi perah biasanya dikumpulkan dalam satu kandang,

Ternak yang terjangkit Brucellosis menulari ternak dalam satu koloni melalui pertukaran cairan

tubuh. Pengendalian penyakit brucellosis dilakukan dengan pemberian vaksin terhadap semua

ternak sapi perah dalam satu kandang baik yang terjangkit maupun ternak sehat. Karena umur

ternak sapi perah cukup lama, mencapai tahunan, maka pemberian vaksin cukup dilakukan

satu kali.

Page 8: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 25

Tabel 3.9 Perkembangan kasus penyakit Avian Influenza pada unggas tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013

Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian

1

Persentase

penurunan kasus

penyakit Avian

Influenza pada

unggas (%)

143

desa

-95,10%

82,08%

38,00%

-125,81%

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada Tabel 3.9, dapat disimpulkan bahwa terjadi

lonjakan kasus Avian Influenza (AI) di tahun 2013 dibandingkan tahun 2012. Jika pada tahun-

tahun sebelumnya hanya varian AI yang menjangkiti ternak ayam saja, pada tahun 2013

terdapat juga varian AI yang menjangkiti ternak itik dan burung puyuh. Untuk varian AI yang

menjangkiti ayam sebenarnya telah terjadi penurunan kasus. Namun dengan adanya varian AI

yang juga menjangkiti itik dan burung puyuh, maka secara total terjadi kenaikan kasus AI pada

unggas. Masih diteliti asal mula penyebaran (suspect zero) varian AI jenis baru ini, sedangkan

vaksinnya baru dapat diproduksi di tahun 2014.

Komoditas unggas merupakan penyumbang produksi daging terbesar diantara

komoditas lain, Daur hidup ternak unggas potong sangat cepat, hanya dalam hitungan bulan,

Dengan adanya wabah penyakit AI kondisi ternak tersebut sangat kritis baik dari segi populasi,

pemasaran maupun keamanan lingkungan. Penyebaran unggas pada umumnya berada

disekitar lingkungan rumah penduduk. Jika pada suatu wilayah desa ditemukan satu kasus

positif penyakit AI, maka dapat dipastikan unggas sejenis di seluruh desa itu telah terjangkit AI,

karena penularan AI melalui respirasi (udara).

Untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran AI dan penularan kepada manusia

dilakukan dengan jalan vaksinasi terhadap ternak sehat, penataan ulang kawasan peternakan,

dan tempat pemotongan unggas (TPU), pengawasan lalu lintas ternak antar provinsi, dan

pencegahan pemasukan unggas dan produk turunannya dari negara suspect AI. Disamping itu

juga surveillance yang dilaksanakan secara rutin untuk deteksi dini penyakit AI.

3.2.4. Tujuan meningkatkan pendapatan peternak melalui penanganan pasca panen

Tujuan meningkatkan pendapatan peternak melalui penanganan pasca panen

dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 1 indikator. Capaian sasaran strategis dan

indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

Sasaran meningkatnya pendapatan peternak diukur melalui 1 indikator, yaitu persentase

peningkatan pendapatan peternak. Indikator kinerja, target, dan realisasi dari sasaran ini

disajikan dalam Tabel 3.10. sebagai berikut :

TUJUAN 1 SASARAN 1

meningkatkan pendapatan peternak melalui penanganan pasca panen

Meningkatnya pendapatan peternak

Page 9: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 26

Tabel 3.10.

Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pendapatan Peternak

Karakteristik usaha peternakan di Jawa Timur, sebagian besar didominasi oleh usaha

Rumah Tangga, yang berarti usaha peternakan bukan merupakan mata pencaharian utama tapi

sambilan dengan usaha lain, misalnya pertanian tanaman pangan, perkebunan dan

perdagangan. Selain itu pemeliharaan ternak biasanya dilakukan secara kolektif oleh anggota

rumah tangga/ keluarga, sehingga penghitungan pendapatan secara individual menghasilkan

nilai rupiah yang relatif kecil.

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada Tabel 3.10, dapat disimpulkan bahwa

pencapaian kinerja sasaran meningkatnya Pendapatan Peternak tergolong Sangat Baik

(141,28%). Pencapaian sasaran meningkatnya pendapatan peternak dilaksanakan dengan

Program Peningkatan kesejahteraan petani, melalui kegiatan : (1) Peningkatan prestasi

kelompok tani ternak, Sumber daya Manusia dan Gemarampai; (2) Pengembangan kemitraan,

peningkatan gizi masyarakat dan peningkatan kualitas hasil peternakan; serta Program

Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, melalui kegiatan (1) Promosi pemasaran

hasil gerdu taskin dan koordinasi asosiasi peternakan.

Tabel 3.11 Perkembangan Persentase Peningkatan Pendapatan Peternak Tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja

2009 2010 2011 2012 2013

Tahun dasar (Rp)

Capaian Capaian Capaian Capaian

1 Persentase peningkatan pendapatan peternak :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Persentase peningkatan pendapatan peternak

sapi potong 19,36% 21,00% 108,47%

sapi perah 5,46% 5,00% 91,58%

Kambing 2,56% 2,70% 105,47%

Domba 2,60% 5,40% 207,69%

Ayam buras 2,02% 2,20% 108,91%

Ayam ras petelur 21,82% 9,00% 41,25%

Ayam ras pedaging 12,21% 2,50% 20,48%

Itik/Entok 1,68% 7,50% 446,43%

Rata-rata Persentase Capaian 141,28%

Page 10: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 27

sapi potong

3.636.349

-4,92% 1,12% 9,46% 21,00%

sapi perah

3.942.832

1,89% 1,44% 4,36% 5,00%

Kambing

2.370.839

2,40% 0,79% 1,91% 2,70%

Domba

2.234.139

2,26% 0,91% 3,63% 5,40%

Ayam buras

1.823.596

6,31% 4,12% 0,90% 2,20%

Ayam ras petelur

4.796.460

5,71% 3,85% 1,85% 9,00%

Ayam ras pedaging

4.886.125

13,63% 0,49% 0,58% 2,50%

Itik/entok

1.386.034

2,72% 1,04% -0,81% 7,50%

Perkembangan capaian Persentase peningkatan pendapatan peternak dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2013 cenderung semakin meningkat. Langkah-langkah konkrit yang

dilakukan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan pendapatan peternak

terutamanya dalam agribisnis pasca panen antara lain :

1) Dalam hal peningkatan permodalan kelompok peternak, melakukan pembinaan

manajemen kelompok agar dapat memenuhi syarat penerima kredit perbankan serta

memfasilitasi aksesbilitas pembiayaan oleh perbankan dengan bunga rendah kepada

kelompok peternak.

2) Memfasilitasi pemasaran produk-produk hasil peternakan olahan dengan

mengikutsertakannya dalam pameran berskala regional dan nasional.

3) Dalam usaha untuk meningkatkan pendapatan peternak sapi perah telah dilakukan

langkah-langkah strategi dalam bidang persusuan, yaitu meningkatkan keinginan

masyarakat Jawa Timur untuk mengkonsumsi susu segar produksi lokal melalui promosi

Gerakan Minum Susu bagi anak-anak sekolah SD yang dilaksanakan setiap tahun,

sehingga dapat menciptakan kebutuhan masyarakat untuk mengkonsumsi susu segar

atau pasturisasi produk lokal. Untuk meningkatkan jumlah produksi susu yang sehat dan

berkualitas dilaksanakan penambahan kepemilikan ternak sapi perah per Rumah

Tangga Peternak, penyediaan bantuan sapi perah impor yang berkualitas tinggi untuk

revitalisasi sapi perah agar dapat meningkatkan produksi, meningkatan kepemilikan

peralatan panen (milk cane, alat pemerah) dan pasca panen seperti cooling unit.

Page 11: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 28

3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN

3.3.1. Pengelolaan Keuangan di Dinas Peternakan

Sejak diterapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun

2008 dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 33

Tahun 2004, dijelaskan bahwa hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi dan otonomi tersebut, sesuai Pasal 156

ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan

pengelolaan keuangan daerah diberikan wewenang untuk mengelola keuangan daerah dan

mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Berdasarkan ketentuan tersebut, untuk menunjang penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, diperlukan adanya sumber daya dan dana

yang cukup serta memadai diantaranya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Agar pengelolaan keuangan daerah dapat diselenggarakan secara legal dan akuntabel,

maka perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD harus mengacu dan memperhatikan Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, dan untuk mensinkronkan dengan ketentuan

yang lebih tinggi dengan karakter dan kebutuhan daerah secara teknis pengelolaan keuangan

daerah harus dituangkan dalam Pereturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2007

Nomor 1 Seri E), pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam peraturan daerah ini meliputi

kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, asas umum dan struktur APBD, penyusunan

rancangan APBD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas, penatausahaan

keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,

kerugian daerah, pengelolaan keuangan BUMD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan

keuangan daerah serta sistem informasi keuangan daerah.

Wewenang pengelolaan keuangan di SKPD Dinas Peternakan dilaksanakan oleh

Kepala Dinas selaku Pengguna Anggaran. Selanjutnya Pengguna Anggaran melimpahkan

sebagian kewenangannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran yang dijabat oleh Sekretaris,

Kepala Bidang dan Kepala UPTD.

Page 12: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 29

3.3.2. Pelaksanaan APBD

Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Dinas Peternakan Provinsi

Jawa Timur Nomor 914/284.P/213.2/2013 tanggal 2 Oktober 2013, pelaksanaan APBD dapat

dirinci sebagai berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah

Target PAD tahun 2013 sebesar Rp. 4.485.000.000,00 dapat direalisasikan sebesar

Rp.10.278.352.940,96, sehingga capaian kinerja yang diperoleh di tahun 2013 mencapai

229,17%.Target, realisasi dan capaian PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2013

dapat dilihat pada Tabel 3.12 .

Tabel 3.12

Perolehan PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

NO URAIAN TARGET PAD 2013 REALISASI BERTAMBAH / BERKURANG

%

1 2 3 4 5 6

I RETRIBUSI DAERAH

4.485.000.000,00

6.420.793.213,00 1.935.793.213,00

1

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 3.740.000.000,00 5.536.453.443,00 1.796.453.443,00

2

Retribusi Tempat Penginapan/

Pesanggrahan/Villa

5.400.000,00 10.867.500,00 5.467.500,00

3 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

739.600.000,00 873.472.270,00 133.872.270,00

II LAIN-LAIN

PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH

0,00 3.857.559.727,96 3.857.559.727,96

1 Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan/penyelesaian Pekerjaan

0,00 341.188.586,00 341.188.586,00

2 Hasil Eksekusi Jaminan atas Pelaksanaan Pekerjaan

0,00 3.513.869.921,32 3.513.869.921,32

3 Pendapatan Sewa Gedung dan Bangunan

0,00 320.000,00 320.000,00

4 Lain-lain Penerimaan Daerah

0,00 0,33 0,33

5 Hasil Pengelolaan Dana Bergulir

0,00 2.181.220,31 2.181.220,31

JUMLAH 4.485.000.000,00 10.278.352.940,96 5.793.352.940,96 229,17

Page 13: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 30

Perolehan PAD Dinas Peternakan dari tahun 2009 hingga tahun 2013 terus

menunjukkan peningkatan dan melebihi target yang ditetapkan. Perkembangan capaian PAD

Dinas peternakan tahun 2009-2013 dapat dilihat pada Tabel 3.13

Tabel 3.13

Perkembangan PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2013

b. Belanja Daerah

Belanja Daerah dianggarkan sebesar Rp. 215.122.302.000,00 dapat direalisasikan

sebesar Rp. 201.409.249.068,33 dengan capaian kinerja sebesar 93,63%, dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1) Belanja Tidak Langsung (BTL) : dianggarkan sebesar Rp. 17.394.802.000,00 dan

direalisasikan sebesar Rp. 16.672.802.117,00 atau mencapai 95,85% dari yang

dianggarkan.

2) Belanja Langsung (BL) : dianggarkan sebesar Rp. 197.727.500.000,00 dan

direalisasikan sebesar Rp. 184.736.446.951,33 atau mencapai 93,43% dari yang

dianggarkan.

Rekapitulasi serapan belanja APBD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran

2013 berdasarkan Program dan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.14 sebagai berikut :

Tabel 3.14

Realisasi Belanja APBD Dinas Petenakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

Kode Program/ kegiatan

Uraian Anggaran setelah PAPBD (Rp)

Realisasi (Rp) %

1 2 3 4 5

2.01.0300.01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

4.134.000.000,00 3.898.276.186,00 94,30

2.01.0300.01.099 Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran.

4.134.000.000,00 3.898.276.186,00 94,30

Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun

2009-2013

NO. TAHUN PAD (Rp) REALISASI (Rp) (%)

1 2 3 4 5

1 2009 1.300.000.000,00 1.470.944.901,33 113,15

2 2010 2.270.000.000,00 5.738.723.216.31 252.81

3 2011 3.795.000.000,00 6.763.953.406,16 178,23

4 2012 4.200.000.000,00 7.418.433.081,00 176,63

5 2013 4.485.000.000,00 10.278.352.940,96 229,17

Page 14: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 31

Kode Program/ kegiatan

Uraian Anggaran setelah PAPBD (Rp)

Realisasi (Rp) %

2.01.0300.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

5.050.000.000,00 4.724.410.822,00 93,55

2.01.0300.02.099 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

5.050.000.000,00 4.724.410.822,00 93,55

2.01.0300.03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

360.000.000,00 349.320.500,00 97,03

2.01.0300.03.099 Peningkatan Disiplin Aparatur

360.000.000,00 349.320.500,00 97,03

2.01.0300.05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

250.000.000,00 179.771.300,00 71,91

2.01.0300.05.099 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

250.000.000,00 179.771.300,00 71,91

2.01.0300.06 Program Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

306.000.000,00 293.814.100,00 96,02

2.01.0300.06.099 Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

306.000.000,00 293.814.100,00 96,02

2.01.0300.07 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah

300.000.000,00 295.048.700,00 98,35

2.01.0300.07.098 Penyusunan Database SKPD sebagai Penunjang Pusat Data Provinsi Jawa Timur.

300.000.000,00 295.048.700,00 98,35

2.01.0300.15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

127.177.500.000,00 121.520.853.013,33 95,55

2.01.0300.15.017 Peningkatan prestasi kelompok tani ternak, Sumber daya Manusia dan Gemarampai.

2.550.000.000,00 2.292.754.293,00 89,91

2.01.0300.15.018 Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan.

3.350.000.000,00 3.192.142.476,00 95,29

2.01.0300.15.019 Pengembangan kemitraan, peningkatan gizi masyarakat dan peningkatan kualitas hasil peternakan

26.650.000.000,00 25.588.494.116,00 96,02

Page 15: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 32

Kode Program/ kegiatan

Uraian Anggaran setelah PAPBD (Rp)

Realisasi (Rp) %

2.01.0300.15.020 Peningkatan populasi ternak (Integrasi ternak dan komoditas pertanian lainnya).

3.400.000.000,00 3.311.430.506,00 97,40

2.01.0300.15.028 Pengembangan budidaya ternak

3.500.000.000,00 3.171.289.963,33 90,61

2.01.0300.15.058 Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau

9.727.500.000,00 9.036.886.950,00 92,90

2.01.0300.15.079 Peningkatan Populasi Sapi di Madura

3.000.000.000,00 2.508.861.050,00 83,63

2.01.0300.15.086 Jalinkesra Penanganan Rumah Tangga Sangat Miskin

75.000.000.000,00 72.418.993.659,00 96,56

2.01.0300.21 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

23.221.500.000,00 21.485.844.640,00 92,53

2.01.0300.21.006 Pengumpulan, pengolahan data peternakan.

1.200.000.000,00 969.510.465,00 80,79

2.01.0300.21.009 Pengawasan obat hewan dan residu.

850.000.000,00 800.587.483,00 94,19

2.01.0300.21.010 Pemberdayaan Lab Keswan Type B Malang.

1.170.000.000,00 1.151.812.410,00 98,45

2.01.0300.21.011 Pemberdaya an Lab Keswan Type B Tuban

1.270.000.000,00 1.179.603.065,00 92,88

2.01.0300.21.012 Pengamatan Penyakit Hewan Menular

1.300.000.000,00 1.165.153.036,00 89,63

2.01.0300.21.013 Pengendalian dan penanggulangan penyakit Hewan Menular

9.450.000.000,00 8.777.995.748,00 92,89

2.01.0300.21.018 Pemberdayaan Rumah Sakit Hewan

500.000.000,00 486.970.340,00 97,39

2.01.0300.21.019 Pengawasan peredaran produk pangan asal hewan

2.025.000.000,00 1.811.623.946,00 89,46

2.01.0300.21.020 Pengawasan peredaran produk hewan nonpangan

1.000.000.000,00 921.988.654,00 92,20

2.01.0300.21.021 Pengawasan dan pengendalian kesejahteraan hewan

4.456.500.000,00 4.220.599.493,00 94,71

2.01.0300.22 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

25.053.500.000,00 21.930.241.767,00 87,53

2.01.0300.22.010 Optimalisasi Inseminasi Buatan (IB)

2.750.000.000,00 2.526.380.225,00 91,87

2.01.0300.22.011 Pemberdayaan laboratorium dan pengembangan alsin peternakan

3.500.000.000,00 3.388.613.500,00 96,82

Page 16: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 33

Kode Program/ kegiatan

Uraian Anggaran setelah PAPBD (Rp)

Realisasi (Rp) %

2.01.0300.22.012 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Batu

2.054.000.000,00 2.015.216.257,00 98,11

2.01.0300.22.013 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Kediri

2.350.000.000,00 2.341.267.005,00 99,63

2.01.0300.22.014 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Jember

1.900.000.000,00 1.781.444.664,00 93,76

2.01.0300.22.015 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Tuban

2.671.900.000,00 2.616.140.282,00 97,91

2.01.0300.22.016 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Magetan

2.360.000.000,00 2.330.868.250,00 98,77

2.01.0300.22.017 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Malang

1.300.000.000,00 1.290.650.204,00 99,28

2.01.0300.22.027 Pemberdayaan UPT Pembibitan dan Kesehatan Hewan Madura

1.767.600.000,00 1.637.153.080,00 92,62

2.01.0300.22.028 Sarana dan Peralatan Optimalisasi UPT-D dan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B (DAK)

4.000.000.000,00 1.669.526.000,00 41,74

2.01.0300.22.029 Pendampingan Kegiatan (DAK)

400.000.000,00 332.982.300,00 83,25

2.01.0300.23 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

6.900.000.000,00 6.351.016.857,00 92,04

2.01.0300.23.014 Sinkronisasi program perencanaan dan evaluasi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan

2.200.000.000,00 1.883.071.551,00 85,59

2.01.0300.23.015 Promosi pemasaran hasil gerdu taskin dan koordinasi asosiasi peternakan

4.700.000.000,00 4.467.945.306,00 95,06

2.01.0300.25 Program Pengembangan Agribisnis

4.975.000.000,00 3.707.849.066,00 74,53

2.01.0300.25.018 Pengembangan Kawasan Sentra Perbibitan Ternak di perdesaan

2.500.000.000,00 1.596.523.286,00 63,86

2.01.0300.25.019 Fasilitasi pengembangan kawasan agropolitan

2.475.000.000,00 2.111.325.780,00 85,31

3.3.3 Pelaksanaan APBN

Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun 2013 yang dikelola Dinas

Peternakan Provinsi Jawa Timur sebesar Rp. 122.662.273.000,00 dan realisasi keuangan

sampai dengan tanggal 31 Desember tahun 2013 sebesar Rp. 105.877.408.614,00 atau sama

dengan 86,32%. Penjabaran pngelolaan belanja APBN sebagaimana Tabel 3.15 berikut.

Page 17: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/D. lakip dinas... · seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 34

Tabel 3.15

Target, Realisasi dan Capaian Belanja APBN Tahun 2013

TUGAS PEMBANTUAN

Instansi Pemberi

Dasar Hukum Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH)

DIPA Nomor : 018.06.059111/2013 Tanggal 5 Desember 2012.

79.553.460.000,00 71.497.595.680,00 89,87

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP)

DIPA Nomor : 018.07.059023/2013 Tanggal 5 Desember 2012

4.657.265.000,00 3.980.442.500,00 85,47

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP)

DIPA Nomor : 018.08.059024/2012 tanggal 5 Desember 2012

4.835.000.000,00 4.761.659.800,00 98,48

DANA DEKONSENTRASI

Instansi Pemberi

Dasar Hukum Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH)

DIPA Nomor : 018.06.059111/2013 Tanggal 5 Desember 2012.

31.520.973.000,00 23.999.782.784,00 76,14

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPH)

DIPA Nomor : 018.07.059023/2013 Tanggal 5 Desember 2012

1.495.575.000,00 1.129.732.750,00 75,54

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP)

DIPA Nomor : 018.08.059024/2013 Tanggal 5Desember 2012

600.000.000,00 508.195.100,00 84,70