LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI · PDF filepad penc reali perb targ ump Kine bahw 10 i...
Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI · PDF filepad penc reali perb targ ump Kine bahw 10 i...
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
NOMOR : LAKIP-016/PW23/6/2017
TANGGAL : 13 JANUARI 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016
Lapo
Nusa
pela
diatu
Refo
Pene
Seda
perta
Pem
Targ
dan
pad
penc
reali
perb
targ
ump
Kine
bahw
10 i
renta
dala
Indik
dala
dipe
leve
diseb
BA
oran Akun
a Tengga
aksanaan
ur dalam
ormasi Biro
etapan K
angkan
anggungja
merintah Pro
et-target d
dipertang
a sasaran
capaian s
sasi capai
bedaan (p
et yang d
pan balik d
rja Perwak
wa rata-ra
ndikator k
ang nilai 94
am katego
kator “Ma
am katego
eroleh dari
l 3 sebany
babkan ka
DAN PENGPERWAK
tabilitas Ki
ra Barat
penetapa
Peraturan
okrasi No
Kinerja da
bagi sta
awaban a
ovinsi/ Kab
dalam Pen
ggungjawa
n dan tuju
asaran da
an diband
performanc
ditetapkan
dalam pere
kilan BPKP
ata capaia
kinerja, 9
4% sampa
ri cukup be
turitas SPI
ori cukup
i realisasi t
yak 2 dar
arena masi
GAWASANKILAN PRO
KAT
inerja Insta
Tahun 20
an kinerja
Menteri N
omor 29
n Pelapo
akeholders
atas peran
bupaten/Ko
netapan K
abkan. Tar
uan organ
an tujuan t
dingkan de
ce gap) ya
n maka p
encanaan
P Provinsi N
an outcom
indikator
i dengan 2
erhasil.
P Pemerin
berhasil d
tingkat ma
ri target se
ih kurang e
N KEUANGOVINSI NUS
TA PENG
ansi Peme
016 merup
(Tapkin)
Negara Pe
Tahun 20
oran Akun
s lainnya
nnya seba
ota di wila
Kinerja (Ta
rget-target
nisasi. Unt
tersebut, m
engan targ
ang secar
erlu diber
berikutnya
Nusa Teng
me sudah s
kinerja dia
200%. Seda
ntah Kabu
dengan c
aturitas SP
ebanyak 3
efektifnya
GAN DAN SA TENGG
GANTAR
rintah (LAK
pakan be
yang tela
endayagu
010 tenta
ntabilitas K
a, LAKIP
gai mitra
yah Provin
pkin) sifatn
t tersebut
tuk dapat
maka perlu
get yang d
ra signifika
rikan penje
a.
ggara Bara
angat ber
antaranya
angkan sa
upaten/kot
capaian se
PIP Pemerin
3 pemerin
satgas SPIP
PEMBANGGARA BAR
KIP) Perwa
entuk per
ah disepa
naan Apa
ang Pedo
Kinerja Ins
ini m
kerja Pem
nsi Nusa Te
nya meng
secara ku
mengeta
u dilakukan
ditetapkan
an kurang
elasan sec
at tahun 2
hasil. Hal i
a memiliki
tu indikato
ta (level
ebesar 66
ntah Kabu
tah kabup
P yang tela
GUNAN RAT
akilan BPKP
tanggungj
kati sebag
aratur Neg
oman Pen
stansi Pem
erupakan
merintah Pu
nggara Ba
gikat untuk
umulatif m
ahui sejau
n penguku
. Apabila
atau mele
cukupnya
2016 men
ni terlihat d
capaian
or lainnya m
3)” masih
6,67%. Cap
upaten/Ko
paten/kota
ah terbent
i
P Provinsi
jawaban
gaimana
gara dan
nyusunan
merintah.
wujud
usat dan
arat.
k dicapai
mengarah
uh mana
uran atas
terdapat
ebihi dari
sebagai
unjukkan
dari total
dengan
masuk ke
berada
paian ini
ota pada
a. Hal ini
tuk .
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi ...................................................... 1
B. Aspek Strategis Organisasi ................................................................................. 4
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi ...................................................... 6
D. Struktur Organisasi ............................................................................................... 7
E. Sistematika Penyajian ........................................................................................ 10
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis 2015 – 2019 ......................................................................... 11
1. Pernyataan Visi ............................................................................................ 11
2. Pernyataan Misi ........................................................................................... 19
3. Tujuan Strategis ............................................................................................ 27
4. Sasaran Strategis ......................................................................................... 28
5. Indikator Kinerja Utama .............................................................................. 28
6. Program dan Kegiatan ............................................................................... 30
B. Perjanjian Kinerja 2015 ....................................................................................... 33
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja .................................................................................................. 37
B. Analisis Capaian Kinerja .................................................................................... 41
1. Sasaran Program 1 ...................................................................................... 40
2. Sasaran Program 2 ...................................................................................... 48
3. Sasaran Program 3 ...................................................................................... 57
4. Sasaran Program 4 ...................................................................................... 59
C. Realisasi Keuangan ............................................................................................ 63
BAB IV PENUTUP A. Simpulan Umum .................................................................................................. 65
B. Simpulan Capaian Kinerja ................................................................................. 67
C. Rencana Tindak .................................................................................................. 69
iv
LAMPIRAN 1. Capaian Indikator Kinerja Outcome dan Output Tahun 2016
LAMPIRAN 2. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun 2015
LAMPIRAN 3. Daftar Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemda di Wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
LAMPIRAN 4. Daftar Opini atas LK BUMD/PDAM Tahun Buku 2015
LAMPIRAN 5. Daftar Nilai Maturitas SPIP Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
LAMPIRAN 6. Daftar Kinerja PDAM Tahun 2015
LAMPIRAN 7. Daftar Kinerja BLUD/RSUD Tahun Buku 2015 yang Dibina Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAMPIRAN 8. Daftar Tingkat Kapabilitas APIP se-Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
v
RINGKASAN EKSEKUTIF
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 yang memuat visi, misi, tujuan,
sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang
akan dicapai serta rencana pendanaan dalam Tahun 2015-2019, yang
selanjutnya menjadi acuan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
dalam menyusun Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat 2015-
2019, termasuk rencana pendanaan sekaligus sebagai acuan dalam
melaksanakan kinerjanya.
Dalam Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
merumuskan empat sasaran program. Perumusan sasaran program diikuti
dengan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai dasar pengukuran
capaian sasaran program.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 ini merupakan salah satu media yang
menunjukkan kesiapan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk
mampu menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja Tahun 2016. LAKIP ini
juga sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju
terwujudnya akuntabilitas keuangan Negara yang berkualitas.
Keberhasilan capaian sasaran program diukur dengan IKU yang
menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja
sasaran program meliputi pengukuran atas realisasi 10 IKU outcome dan 7
indikator kinerja output yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2016. Rata-rata capaian IKU yang mendukung
empat sasaran program Tahun 2016 diuraikan sebagai berikut:
1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan
Keuangan Negara/Korporasi
Rata-rata capaian IKU guna mendukung sasaran program “Perbaikan
Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan
Negara/Korporasi” dari 3 (tiga) IKU adalah sebesar 116,79%, dengan rincian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
vi
sebagai berikut:
a. Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional
Terdapat 37 tindak lanjut atas 86 rekomendasi yang dihasilkan terkait
tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan
program nasional. Sehingga realisasi capaian adalah sebesar 43,02%.
Jika dibandingkan dengan target IKU sebesar 45,00%, maka capaian IKU
Tahun 2016 adalah sebesar 95,60% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
b. Tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan korporasi
Terdapat 34 tindak lanjut dari total 34 rekomendasi yang dihasilkan terkait
tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan
korporasi. Sehingga realisasi capaian adalah sebesar 100,00%. Jika
dibandingkan dengan target IKU sebesar 100,00%, maka capaian IKU
Tahun 2016 adalah sebesar 100,00% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
c. Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak
hukum
Terdapat 13 hasil pengawasan dari total 14 hasil pengawasan
keinvestigasian yang diserahkan kepada aparat penegak hukum.
Sehingga realisasi capaian adalah sebesar 92,86%. Jika dibandingkan
dengan target IKU sebesar 60,00%, maka capaian IKU Tahun 2016 adalah
sebesar 154,76% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
2. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi
Rata-rata capaian IKU guna mendukung sasaran program “Meningkatnya
Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi” dari 3 (tiga) IKU adalah sebesar
127,55% dengan rincian sebagai berikut:
a. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3)
Terdapat 2 dari 10 pemerintah kabupaten/kota yang mencapai level 3.
Sehingga realisasi capaiannya adalah sebesar 20,00%. Jika dibandingan
dengan target IKU sebesar 30,00%, maka capaian IKU Tahun 2016 adalah
sebesar 66,67% dengan kategori “Cukup Berhasil”.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
vii
b. BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
Terdapat 3 dari 8 BUMD yang dibina, dalam hal ini PDAM, yang
kinerjanya minimal berpredikat baik. Sehingga realisasi capaiannya
adalah sebesar 37,50%. Jika dibandingan dengan target IKU sebesar
40,00%, maka capaian IKU Tahun 2016 adalah sebesar 94,00% dengan
kategori “Sangat Berhasil”.
c. BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
Terdapat 2 dari 3 BLUD yang dibina, dalam hal ini RSUD/RSJ, yang
kinerjanya minimal baik. Sehingga realisasi capaiannya adalah sebesar
66,67%. Jika dibandingan dengan target IKU sebesar 30,00%, maka
capaian IKU Tahun 2016 adalah sebesar 222,23% atau diakui maksimal
sebesar 200,00% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
3. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
Rata-rata capaian IKU guna mendukung sasaran program “Meningkatnya
kapabilitas pengawasan intern Pemda” dari 3 (tiga) IKU adalah sebesar
100,00% dengan rincian sebagai berikut:
a. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3)
Terdapat 2 dari 10 pemerintah kabupaten/kota yang tingkat
kapabilitasnya mencapai level 3. Sehingga realisasi capaiannya adalah
sebesar 20%. Jika dibandingan dengan target IKU sebesar 20%, maka
capaian IKU Tahun 2016 adalah sebesar 100,00% dengan kategori
“Sangat Berhasil”.
b. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi telah mecapai level 2, sehingga
realisasi capaiannya adalah sebesar 100,00%. Jika dibandingan dengan
target IKU sebesar 100,00%, maka capaian IKU Tahun 2016 adalah
sebesar 100,00% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
c. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2)
Terdapat 8 dari 10 pemerintah kabupaten/kota yang tingkat
kapabilitasnya mencapai level 2, sehingga realisasi capaiannya adalah
sebesar 80,00%. Jika dibandingan dengan target IKU sebesar 80,00%,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
viii
maka capaian IKU Tahun 2016 adalah sebesar 100% dengan kategori
“Sangat Berhasil”.
4. Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan
IKU guna mendukung sasaran program “Meningkatnya kualitas pelayanan
dukungan teknis dalam pengawasan” adalah Persepsi kepuasan layanan
kesesmaan dengan capaian sebesar 101,63% dengan kategori “Sangat
Berhasil”.
Capaian ini didasarkan pada hasil survei yang dilakukan dengan metode
kuesioner kepada pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat terkait kepuasan pada aspek layanan keuangan,
kepegawaian, umum (sarana prasarana) dan program dan pelaporan. Hasil
pengolahan data dengan tabulasi menunjukkan tigkat kepuasan pegawai
atas keempat aspek tersebut mencapai 8,13 pada skala Likert 1-10, atau
mencapai 101,63% dari target sebesar 8 pada skala Likert.
Capaian IKU ini didukung dengan terealisasinya 80 laporan dukungan
manajemen BPKP dan selesainya pembangunan gedung Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Keseluruhan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat pada Tahun 2016 menggunakan dana sebesar Rp25.814.829.554,00 dari
anggaran sebesar Rp26.457.014.000,00 atau tercapai 97,57%.
Selain keberhasilan capaian sasaran program, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat juga mempunyai prestasi/penghargaan sebagai berikut:
1) Perwakilan BPKP Terbaik II dalam Peningkatan Kapabilitas APIP Pemerintah
Daerah
2) Perwakilan BPKP Terbaik II dalam Pembinaan Kapabilitas APIP Pemerintah
Daerah
3) Perwakilan BPKP Terbaik III dalam Pengawalan Pengelolaan Keuangan
Daerah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
ix
Secara umum, seluruh sasaran program yang didukung dengan capaian output
Tahun 2016 telah tercapai sesuai dengan targetnya. Namun demikian, terdapat
capaian outcome yang masih belum mencapai target.
Untuk meraih hasil yang lebih optimal di tahun selanjutnya, Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat akan melakukan langkah-langkah perbaikan kinerja
yaitu dengan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah/
BUMN/BUMD/BLU untuk pemantauan tindak lanjut atas rekomendasi yang
diberikan, meningkatkan pelayanan berupa pembinaan penyelenggaraan SPIP
secara intensif bagi K/L/Pemda/Korporasi, peningkatan kapasitas aparat
pemerintah daerah di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat serta peningkatan
kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui PKS,
workshop dan diklat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu
Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara
dan pembangunan nasional agar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sekaligus memberi masukan bagi
penyusunan kebijakan terkait.
Tugas, fungsi dan wewenang Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB), aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk BPKP, struktur
organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2016 diuraikan sebagai berikut:
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
Bab I Pasal 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014
tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
menyatakan bahwa “BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/ daerah dan
pembangunan nasional”. Selanjutnya, dalam melaksanakan tugasnya, BPKP
menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan
yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara
berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;
2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran
keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan
lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran
negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
2
yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain
dari pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah serta akuntabilitas
pembiayaan keuangan negara/ daerah;
3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan
aset negara/daerah;
4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian
intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan
program/ kebijakan pemerintah yang strategis;
5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuaian harga, audit klaim, audit isvestigatif terhadap berbagai kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan
ahli, dan upaya pencegahan korupsi;
6. Pengoordinasian dan pensinergian penyelenggaraan pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan
nasional bersama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;
7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah
pusat;
8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan
sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan
keuangan atau kepentingan lain dari pemerintah pusat dan/atau
pemerintah daerah;
9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah
sesuai peraturan perundang-undangan;
10. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi
jabatan fungsional auditor;
11. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di
bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;
12. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi
hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
3
13. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
BPKP; dan
14. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan :
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan;
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang
meliputi bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidangnya;
5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi
tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;
6. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yaitu :
a. memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat
penimbunan, dan sebagainya;
b. meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan,
surat-surat bukti, notulen rapat panitia dan sejenisnya, hasil survei
laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang diperlukan
dalam pengawasan;
c. pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan dan lain-lain;
d. meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil
pengawasan BPKP sendiri maupun hasil pengawasan Badan Pemeriksa
Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya.
Selain itu, BPKP bertugas sebagai auditor intern pemerintah yang bertanggung-
jawab kepada presiden sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah RI
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Tugas
BPKP tersebut untuk mendukung akuntabilitas presiden dalam pelaksanaan
pengelolaan keuangan negara melalui fungsi:
1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
tertentu yang meliputi:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
4
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yaitu kegiatan yang dalam
pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian
negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan
pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah kementerian
negara/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan
kewenangan.
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
menteri keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Khusus dalam
rangka pelaksanaan pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan
umum Negara, menteri keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang
terkait dengan instansi pemerintah lainnya.
c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
2. Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.
3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan
Menteri Keuangan RI kepada Presiden RI.
4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional (dari hasil
pengawasan BPKP dan APIP lainnya).
Secara khusus, kedudukan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan instansi vertikal BPKP di daerah yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Terkait kedudukan tersebut,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan
akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
B. Aspek Strategis Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-955/K/SU/2011 tanggal 15 Agustus 2011
merupakan salah satu unit kerja BPKP. Sebagai unit kerja BPKP berarti Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga adalah auditor intern pemerintah yang
memiliki dua peran, yaitu assurance dan consulting. Assurance meminta para
auditor intern untuk memberikan pendapatnya tentang kesesuaian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
5
penyelenggaraan control, risk management dan governance process dengan
kualitas yang ditetapkan dengan kebijakan manajemen, standar atau norma
lainnya yang diberlakukan untuk praktik dimaksud. Peran consulting diarahkan
untuk memberikan rekomendasi terhadap praktik yang telah dilaksanakan oleh
manajemen. Kendati praktik sudah sesuai dengan kualitas (kebijakan
manajemen, standar atau norma lain), auditor intern, melalui peran consulting
masih dituntut untuk memberi rekomendasi yang dapat meningkatkan efisiensi
atau efektivitas kegiatan dimaksud. Perlu diperhatikan bahwa peran pemberian
jasa assurance dan jasa consultancy, berkonsentrasi pada tiga hal pokok: risk,
control dan governance process.
Berdasarkan uraian ringkas di atas, tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP memiliki dua area dalam
melaksanakan perannya, yaitu pengawasan intern dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Pengawasan intern meliputi assurance dan consulting
yang independen dan obyektif untuk menambah nilai dan meningkatkan
operasi Instansi/Satker Kementerian/Lembaga di daerah, BUMN/BUMD, serta
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. Peran assurance tersebut bertujuan
memberikan keyakinan yang memadai tentang efektivitas proses governance
dan pengendalian serta manajemen risiko instansi pemerintah. Sedangkan
peran consulting memberikan saran dan masukan dan perbaikan dalam proses
governance dan pengendalian serta manajemen risiko instansi pemerintah.
Peran assurance dan consulting tersebut memberikan gambaran bahwa
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu unit kerja BPKP
merupakan bagian dari pemerintah yang senantiasa berusaha memberikan
pelayanan yang profesional di bidang pengawasan dalam rangka mendukung
upaya pemerintah mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan,
akuntabel, dan partisipatif.
Peran pengawasan yang dijabarkan dalam kegiatan konsultatif dan assurance
tersebut merupakan dasar pengukuran capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
NTB. Keberhasilan capaian kinerja ditentukan juga oleh kinerja pihak-pihak yang
difasilitasi terkait dengan kegiatan konsultatif dan pihak-pihak yang dibantu,
serta penugasan audit keuangan maupun audit investigasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
6
C. Kegiatan dan Produk Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan tugas, fungsi
dan kewenangannya melaksanakan berbagai kegiatan, yaitu: audit; konsultasi,
asistensi, dan evaluasi; pemberantasan KKN; serta pendidikan dan pelatihan
pengawasan.
1. Audit
Kegiatan audit mencakup:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
b. Laporan Keuangan dan Kinerja BUMN/D/Badan Usaha Lainnya.
c. Pemanfaatan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri.
d. Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP).
e. Audit Tindak Lanjut atas Temuan-temuan Pemeriksaan.
f. Audit Khusus (Audit Investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi
praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK).
g. Audit lainnya yang menurut pemerintah bersifat perlu dan urgent untuk
segera dilakukan.
2. Konsultasi, asistensi, dan evaluasi
Di bidang konsultasi, asistensi, dan evaluasi; Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat berperan sebagai konsultan bagi para stakeholders menuju
tata pemerintahan yang baik (good governance), yang mencakup:
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah (SAKD), Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
serta Pembinaan Peningkatan Kapabilitas APIP.
3. Pemberantasan Korupsi
Di bidang perbantuan pemberantasan korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat membantu pemerintah memerangi praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme dengan membentuk gugus tugas anti korupsi dengan
keahlian audit forensik. Dalam rangka penegakan hukum dan
pemberantasan KKN di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat telah kerjasama dengan Kejaksaan Agung dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
7
Kepolisian RI. BPKP juga bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) yang tergabung dalam Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi
(Korsupgah).
4. Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
Di bidang pendidikan dan pelatihan pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat menjadi instansi pembina untuk mengembangkan
Jabatan Fungsional Auditor (JFA) di lingkungan Aparat Pengawasan Instansi
Pemerintah (APIP) di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat juga sebagai kepanjangan tangan dari Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP dan Pusat
Pembinaan (Pusbin) JFA dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan, sertifikasi, dan pembinaan seluruh auditor APIP di Provinsi NTB.
D. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yang baru
ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor 16 Tahun 2014 tanggal
16 Agustus 2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BPKP
Nomor 20 Tahun 2014 tanggal 23 September 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Perwakilan BPKP Tipe A. Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan instansi vertikal BPKP di daerah
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dipimpin oleh seorang Kepala
Perwakilan, yaitu Dr. Bonardo Hutauruk, Ak., M.M., berdasarkan Keputusan
Kepala BPKP Nomor KEP-108/K/SU/2015 tanggal 3 Juni 2015. Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat beralamat di Jalan Majapahit Nomor 23 A,
Mataram.
Sum
me
Be
Ba
SD
jab
dib
be
Pe
Pe
Pe
lai
Laporan Ak
Struk
mber day
erupakan f
rikut inform
rat per 31
M Perwak
batan se
bandingka
eberapa pe
ejabat Stru
ejabat Fun
ejabat Fun
innya
kuntabilitas
ktur Organi
ya manusia
faktor pene
masi terkai
Desember
SDM Pe
kilan BPKP
cara kua
n tahun
egawai ya
Jabatan
ktural
gsional Au
gsional Um
Jumlah
Kinerja Perw
isasi Perwa
a (SDM) P
entu dalam
it dengan
r 2016:
rwakilan B
Ber
P Provinsi
antitatif p
2015, ant
ang melanj
n
uditor (PFA)
mum dan
h
wakilan BPK
Gambar
akilan BPKP
Perwakilan
m mencap
SDM Perw
Tabel 1
PKP Provin
rdasarkan
Nusa Ten
pada ta
tara lain
jutkan stud
O
)
KP Provinsi N
1.1.
P Provinsi N
n BPKP Pro
pai keberh
wakilan BP
.1.
nsi Nusa Te
Jabatan
nggara Ba
hun 2016
karena p
di ke jenjan
Tahun 20
Orang
5
49
7
61
Nusa Tengga
Nusa Tengg
ovinsi Nusa
asilan orga
PKP Provin
nggara Ba
arat berda
6 menga
ada tahu
ng yang leb
016
% O
8,20
80,33
11,47
100,00
ara Barat Ta
gara Barat
a Tenggar
anisasi.
nsi Nusa Te
arat
asarkan ko
alami pen
un 2016 te
bih tinggi.
Tahun 2
Orang
5
54
7
66
ahun 2016
8
ra Barat
enggara
omposisi
nurunan
erdapat
2015
%
7,58
81,82
10,61
100,00
Be
diri
Laporan Ak
rdasarkan
inci ke dal
S3
S2
S1/DIV
DIII
SMA
kuntabilitas
SDM Pe
golongan
am tabel 1
SDM Pe
Golon
IV/d
IV/c
IV/
IV/a
III/d
III/c
III/b
III/a
II/d
II/c
Juml
0
1
6
4
2%
10%
64%
18%
7%
Kinerja Perw
rwakilan B
Berdasa
n, keseluru
1.2 berikut
rwakilan B
Berd
ngan
d
c
b
a
d
c
b
a
d
c
lah
10
11
wakilan BPK
Gambar
PKP Provin
arkan Strata
han pega
ini:
Tabel 1
PKP Provin
dasarkan G
Or
2
6
20
KP Provinsi N
1.2.
nsi Nusa Te
a Pendidik
awai yang
.2.
nsi Nusa Te
Golongan
rang
1
4
4
5
9
3
7
23
2
3
61
30
Nusa Tengga
nggara Ba
kan
berjumlah
nggara Ba
%
1,64
6,56
6,56
8,20
14,75
4,92
11,48
37,70
3,28
4,92
100,0
40
39
ara Barat Ta
arat
h 61 orang
arat
5
8
0
0
Prosentas
JUMLAH
PENDIDIKA
ahun 2016
9
g dapat
se
H
AN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
10
E. Sistematika Penyajian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan penetapan kinerja (Tapkin) yang telah disepakati sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tugas, fungsi, dan wewenang organisasi, aspek strategis
organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, struktur organisasi, dan
sistematika penyajian.
BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Dalam bab ini berisi uraian tentang rencana strategis Tahun 2015-2019 dan
perjanjian kinerja 2015.
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai capaian kinerja dan analisis kinerja.
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan secara ringkas akuntabilitas, perbaikan rencana,
pengukuran dan evaluasi kinerja, capaian sasaran strategis dari IKU beserta
hambatan pencapaiannya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
11
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan dasar bagi pelaksanaan kegiatan dalam satu
tahun anggaran. Penyusunan rencana kinerja tidak terlepas dari rencana
strategis yang telah ditetapkan selama lima tahun ke depan. Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu unit kerja BPKP memiliki
program beserta kegiatan-kegiatannya yang mendukung pencapaian
perencanaan strategis BPKP secara keseluruhan.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) memosisikan BPKP sebagai pembina SPIP yang telah
dijabarkan dalam Renstra BPKP Tahun 2015-2019 dan diturunkan dengan
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Nua Tenggara Barat Tahun 2015-2019. Selain itu,
selaku auditor Presiden, BPKP mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan
intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara. Strategi Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam Renstra Tahun 2015–2019 juga menjadi
strategi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rangka mencapai
tujuan BPKP.
A. Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
2015-2019
Keberadaan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) terpanggil untuk mampu menjadi yang
terdepan bagi pembaruan manajemen pemerintahan, serta mendorong
kelancaran dan keberhasilan tugas-tugas pemerintah dalam mewujudkan
pemerintahan yang baik, bersih dan bebas dari KKN. Terbitnya mandat sesuai
dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 menegaskan jati diri BPKP
sebagai Auditor Presiden yang mampu memberikan informasi dan solusi bagi
Presiden berdasarkan hasil-hasil pengawasan yang dilakukan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
12
1. Pernyataan Visi
“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di
Wilayah Nusa Tenggara Barat”
Pernyataan Visi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat disusun seiring
dengan reformasi penyelenggaraan negara, adanya perubahan-
perubahan di berbagai lingkungan strategis, dan perubahan paradigma
baru di lingkungan BPKP. Mewujudkan visi tersebut merupakan tantangan
yang harus dihadapi oleh segenap personil Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat selaku
pelaksana kegiatan BPKP di daerah, sepenuhnya menyelaraskan visi, misi,
tujuan dan sasaran yang ditetapkan BPKP sebagai landasan dalam
menyusun Renstra Perwakilan untuk menjalankan aktivitasnya.
Komitmen yang terkandung dalam pernyataan visi tersebut mempunyai
beberapa kata kunci, yaitu:
a. Auditor Internal Pemerintah
Terdapat dua kata kunci dalam frase auditor internal pemerintah yaitu
audit intern dan auditor pemerintah.
1) Audit Intern
Audit intern atau pengawasan intern yang diadopsi oleh BPKP
mengacu pada definisi Institute of Internal Auditor (IIA) tentang internal
auditing yaitu “an independent, objective assurance and consulting
activity designed to add value and improve an organization’s
operations. It helps an organization accomplish its objectives by
bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve
the effectiveness of risk management, control, and governance
processes”.
Sesuai definisi tersebut, dua sifat aktifitas peran Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan pengawasan
intern yaitu sebagai pemberi jasa assurance dan pemberi jasa
consultancy. Melihat pendekatannya, pengawasan intern dimaksud
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
13
menuntut jasa assurance dan consultancy yang diperoleh dengan
pendekatan yang sistematis dan metodologis untuk mengevaluasi
dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan
proses governance. Lebih spesifik lagi, untuk program atau kebijakan
pembangunan nasional, pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset
sosial) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atas ketiga hal
tersebut.
2) Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah mengacu kepada posisi Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebagai aparat pengawasan intern pemerintah
yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI sebagai
pemegang kekuasaan Pemerintah dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sebagai Auditor Pemerintah, Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan mata dan telinga Presiden RI
yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung
fakta lapangan dan memberikan respon berupa informasi assurance
melalui suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem informasi
akuntabilitas di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Menteri atau Kepala Lembaga atau Kepala Daerah atau pada
tataran tertentu, Direktur Utama BUMN, adalah pembantu presiden
atau delegatee kekuasaan presiden. Demi kepentingan presiden,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga berfungsi sebagai
mitra strategis KLPK dalam hal pemberian jasa consultancy. Jika
informasi assurance di atas menunjukkan adanya risiko terhadap
pencapaian tujuan program pemerintah, maka Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat berfungsi memberikan rekomendasi
perbaikan untuk memitigasi risiko, dan memastikan tujuan program
pemerintah, dalam hal ini sasaran pembangunan nasional, dapat
tercapai.
Dalam posisi sebagai auditor presiden, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat mengemban amanah dan tanggung jawab yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
14
besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi,
kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan negara.
Dalam konteks tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
harus konsekuen untuk meyakini bahwa alasan keberadaannya
terutama bukan hanya untuk melaksanakan fungsi atestasi terhadap
asersi manajemen, tetapi juga menekankan upaya perbaikan
manajemen risiko, sistem pengendalian dan proses governance.
Visi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai Auditor
Internal Pemerintah RI merupakan visi yang strategis dalam rangka
meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in
appearance terhadap semua instansi di bawah presiden yaitu
kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi.
Dengan demikian, informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan
pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
diharapkan bersifat obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh
pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip independensi.
b. Auditor Berkelas Dunia
Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebagai auditor internal berkelas dunia yaitu aspek
SDM, aspek organisasi dan aspek produk.
1) Profesionalisme Sumber Daya Manusia
Sumber daya Manusia (SDM) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat wajib menerapkan due professional care dalam setiap
pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib memenuhi
persyaratan minimal. Kedua persyaratan tersebut biasanya ditetapkan
dalam standar pengawasan yang berlaku bagi Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai organisasi profesi.
SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki
kompetensi minimal dalam bidang pengawasan, diarahkan menjadi
personel yang lebih memiliki kompetensi sesuai tujuan dan sasaran
strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kompetensi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
15
yang memungkinkan kemahiran profesional dalam pelaksanaan
pengawasan intern, berdasarkan standard operating procedure (SOP)
yang berlaku dan memperhatikan standar audit dari AAIPI atau IIA,
dengan quality assurance berjenjang untuk memastikan kualitas
proses pelaksanaan pengawasan. Pemilihan obyek pengawasan
dilakukan sejak perencanaan stratejik sampai dengan perencanaan
tahunan dengan memperhatikan risiko (risk based planning). Demikian
juga, pelaksanaan pengawasannya tetap memperhatikan risiko
pengawasan (audit risk) untuk melindungi timbulnya gugatan pihak
ketiga.
2) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi
Kewenangan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
pengawasan program lintas di kementerian, lembaga dan pemerintah
daerah diwujudkan dalam pemberian kualitas yang independen dan
obyektif atas pengendalian intern yang diterapkan dalam sertifikasi
profesi pengawasan. Setiap auditor Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat memiliki keahlian dan kapasitas yang memadai dalam
melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya
organisasi serta sistem dan proses yang berlaku di Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di samping itu, Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat selalu mengusahakan peningkatan kompetensi
dalam berbagai bidang terkait sehingga meningkatkan kemampuan
dalam mengidentifikasi masalah dan solusinya serta memahami
perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang
pengawasan.
Pengelolaan sumber daya manusia Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat telah direncanakan untuk memenuhi kebutuhan
pengawasan dalam mencapai pengelolaan risiko, proses governance
yang efektif dan efisien serta tercapainya tujuan dan sasaran. Laporan
yang disampaikan kepada Menteri, Kepala Lembaga atau Kepala
Daerah yang bertanggung jawab langsung terhadap keberhasilan
program, diarahkan agar dapat memenuhi harapan Presiden sebagai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
16
Kepala Pemerintahan RI terkait dengan kebijakan stratejik yang perlu
diperbaiki dari pelaksanaan program pembangunan nasional.
Pelaksanaan peran pengawasan intern tersebut telah dinyatakan
dalam audit charter yang telah mendefinisikan kewenangan, ruang
lingkup dan tanggung jawab Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Pelaksanaan peran tersebut telah disetujui Presiden
sebagaimana tertuang dalam berbagai peraturan yang mendukung
peran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat serta menjadi
landasan dan pedoman pelaksanaan peran pengawasan intern.
Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pengawasan selalu
dilakukan reviu dan melakukan pembelajaran dari proses
pengawasan yang berlangsung di negara-negara lain (best practices
benchmarking) melalui studi literatur maupun studi ke organisasi
internal audit negara yang bersangkutan. Dengan perbaikan yang
terus-menerus tersebut, diharapkan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat dapat menjadi pembina yang lebih kompeten bagi
aparat pengawasan pemerintah lainnya.
Kapabilitas pengelolaan organisasi dan profesional pengawasan
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat diarahkan pada
kerangka penilaian Internal Audit Capability Model dengan target
minimal kapabilitas pada level 3 pada tahun 2019, dengan
karakteristik sebagai berikut:
a) Peran dan jasa pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat saat ini berupa jasa assurance & consulting
diarahkan menuju kepada peran sebagai penggerak perubahan
(Service and Role of Internal Audit Element).
b) Pengelolaan SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
diarahkan untuk membangun pegawai yang profesional,
meningkatkan koordinasi serta meningkatkan kompetensi dan
kerjasama tim (People Management Element).
c) Pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
dalam rencana strategi pengawasan berfokus pada kebutuhan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
17
stakeholder dengan memperhatikan fokus prioritas dan risiko.
Memperbaiki metodologi pengawasan berdasarkan perbaikan
proses internal maupun praktek-praktek terbaik pengawasan
(Professional Practices Element).
d) Mengembangkan manajemen kinerja pengawasan baik organisasi
maupun individu, melalui SIM HP dan IPMS untuk kepentingan
manajemen hasil pengawasan maupun untuk manajemen sumber
daya pengawasan (Performance Management and
Accountability Element).
e) Sinergitas dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya
dalam melakukan pengawasan lintas sektor dan menjadi mitra
pemerintah dalam tindak lanjut perbaikan manajemen hasil
pemeriksaan BPK RI. Sementara itu, hasil pengawasan Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berupa rekomendasi kepada
Presiden dan pimpinan daerah dalam rangka mewujudkan
hubungan yang harmonis dan efektif dengan mitra kerja
(Organizational Relationship and Culture Element).
f) Dalam kedudukannya sebagai auditor presiden, Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan pengawasan secara
independen dengan kewenangan dan kekuasaan mandiri
walaupun sebatas kegiatan lintas sektoral. Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat aktif untuk melakukan pengawasan dalam
rangka meningkatkan pengendalian intern dalam memitigasi risiko,
meningkatkan kepatuhan dan mendorong tercapainya tujuan
organisasi (Governance Structure Element).
Pengembangan kapabilitas dan kapasitas pengawasan intern
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat senantiasa dilakukan
dengan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, untuk
memberi keyakinan bahwa tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat dapat tercapai. Penerapan sistem pengendalian
intern diarahkan pada penyelenggaraan yang efektif dengan
kerangka penilaian kematangan implementasi SPIP. Maturitas
penyelenggaraan SPIP ditargetkan berada padal level 3, dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
18
karakteristik bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
telah menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian untuk
semua kegiatan pokoknya, sebagai media pengendalian (control
design). Kebijakan dan prosedur atas kegiatan pengelolaan
keuangan dan atas beberapa kegiatan operasional telah mulai
dilaksanakan dan didokumentasikan secara konsisten.
3) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan
Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat berupa informasi assurance
dan/atau consultancy. Informasi assurance memberikan jaminan
kepada Presiden dan pembantunya bahwa tata kelola pemerintahan
atas seluruh program prioritas pembangunan telah dijalankan sesuai
dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen operasional
manajemen risiko dan governance lainnya. Informasi consultancy
berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemen risiko,
aktivitas pengendalian dan proses governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan.
Kualitas informasi assurance dan rekomendasi strategis tersebut harus
sedemikian rupa sehingga mempunyai daya ungkit (leverage) yang
cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan dan
program pembangunan.
c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional
Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan. Pertama, terkait dengan
fungsi manajemen lingkup pengawasan intern yang meliputi
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan lingkup APBN, pengawasan
intern akan meliputi fungsi penerimaan, program prioritas nasional dan
kebijakan fiskal. Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat dilakukan untuk merespon permasalahan yang mengemuka pada
pembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden atau
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
19
masyarakat luas. Uraian lebih rinci dapat dilihat di tujuan dan sasaran
strategis.
Dengan kualitas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
diharapkan dapat menjadi mitra srategis pemerintah daerah dalam
menyukseskan pembangunan nasional untuk kesejahteraan rakyat.
Visi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai penjabaran Visi
BPKP yaitu “Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia untuk Meningkatkan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat” sejalan dengan Visi Pembangunan Nasional
Tahun 2015 2019. Hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya persinggungan
antara peran BPKP dengan beberapa agenda prioritas Pembangunan
Nasional (NAWACITA) antara lain agenda kedua yang isinya adalah
membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Dalam
lingkup yang lebih spesifik, mempertimbangkan perubahan yang dinamis
serta tugas dan fungsi yang dilaksanakannya, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat mengambil peran penting yang mengerucut sebagai
“Auditor Internal Pemerintah RI yang Selalu Hadir dalam Membangun Tata
Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif dan Terpercaya”.
2. Pernyataan Misi
Misi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan
pengejawantahan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam peraturan
perundang-undangan, yaitu sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern
sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014,
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008. Wilayah tugas dan kewenangan BPKP juga dinyatakan dalam
Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan Undang Undang Nomor 20 Tahun
1997. Rumusan misi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
merupakan turunan dari misi BPKP adalah:
1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
20
Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah
Nusa Tenggara Barat;
2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang
Efektif di Wilayah Nusa Tenggara Barat; dan
3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Wilayah Nusa Tenggara Barat.
Misi dan penjelasannya masing-masing diuraikan sebagai berikut:
1) Misi Pertama dan Penjelasannya
Misi pertama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu
“Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung
Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah
Nusa Tenggara Barat”. Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan
fungsi serta manfaat Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tugas
dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu
“mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan
efektif”.
a. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan
Akuntabilitas
Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian
informasi assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional. Prinsip dari akuntabilitas adalah kesiapan
pemerintah untuk merespon pertanyaan masyarakat dan stakeholder
lainnya tentang pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber daya
yang diamanatkan kepada penyelenggara pemerintahan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
21
Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192
Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang
fungsi pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
menjadi mitra kerja Kepala KLPK melalui jasa assurance dan
consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada
Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut. Sedangkan
jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya
ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra kerja Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Perwujudan peran pengawasan
intern tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang
memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan,
efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas
dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat harus berperan aktif
dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan
kurang memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan
pemerintahan dan risiko tidak tercapainya Sasaran Pembangunan
Nasional dalam RPJMN 2015 2019.
Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan
kegiatan assurance dan konsultansi. Kegiatan dimaksud dapat
mengacu kepada PP 60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192
Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2014. PP 60/2008
memberi batasan pengawasan intern sebagai seluruh proses kegiatan
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan
tata pemerintahan yang baik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
22
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden,
BPKP melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode
sebelumnya fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek
pengelolaan keuangan antara lain meliputi: pelaporan keuangan,
kebijakan fiskal, kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada
periode Tahun 2015 2019, sesuai misi ini, sasaran program
pengawasan intern BPKP termasuk mengawal dan mendorong
bagaimana program pembangunan nasional dapat mencapai
tujuannya dengan efektif dan efisien.
Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan mengikuti
kerangka APBN. Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan
intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat akan berupaya
meningkatkan kualitas akuntabilitas Presiden sebagai pemegang
kekuasaan pemerintahan tertinggi di bidang keuangan dan atau
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat mendorong mitra kerjanya untuk
memenuhi persyaratan minimal kualitas laporan keuangan (LK) yang
direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK atas LK KLPK. Kegiatan
pengawasan intern ini akan diarahkan bagi KLPK yang LK-nya belum
mendapatkan opini WTP dari BPK.
Pengawasan intern atas kualitas kebijakan fiskal diarahkan baik
kepada penerimaan negara dan belanja negara termasuk kebijakan
yang diterapkan untuk mengalokasikan belanja negara dan kebijakan
pembiayaan. Dalam kaitan ini pengawasan intern diarahkan untuk
menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan Kebendaharaan
Umum Negara baik dari substansi formulasi maupun implementasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
23
kebijakan pengelolaan keuangan negara/ daerah termasuk
korporasinya. Kegiatan pengawasan atas pengelolaan keuangan
negara/daerah ini akan mencakup antara lain kebijakan:
(1) Pengawasan terhadap Peningkatan Penerimaan Negara/Daerah
untuk meningkatkan ruang fiscal;
(2) Kebijakan Alokasi Anggaran (transfer) daerah;
(3) Perencanaan dan Pelaksanaan Pemanfaatan Aset dan Kekayaan
Negara/Daerah;
(4) Pengelolaan Hutang;
(5) Pengelolaan Subsidi; dan
(6) Pengelolaan Korporasi.
Pengelolaan Pembangunan Nasional
Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan
secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan
negara, namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan
nasional. Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi
pembangunan, yaitu:
(1) dimensi pembangunan manusia yang sifatnya wajib;
(2) dimensi pembangunan sektor unggulan yang sifatnya prioritas; dan
(3) dimensi pemerataan dan kewilayahan.
Untuk melaksanakan strategi ini perlu menciptakan kondisi pendukung
sebagai prasyarat minimal yang harus terpenuhi. Indikator
pencapaian sasaran strategi pembangunan tersebut dituangkan
dalam Sasaran Pokok Pembangunan RPJMN Tahun 2015 2019.
Dalam APBN Tahun 2015, maupun RPJMN Tahun 2015-2019 terdapat
beberapa program lintas bidang dimana sasaran pokok program
pembangunan tersebut dirancang dilaksanakan oleh satu atau lebih
KLPK. Dalam hal ini, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
akan memastikan sejauh mana program lintas bidang tersebut
dijalankan secara terintegrasi dalam rangka mencapai tujuan dari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
24
program lintas bidang tersebut. Arah Pengawasan Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat selanjutnya adalah melaksanakan
pemantauan, evaluasi dan pengawasan sinergis bersama APIP KLPK
untuk mengawal pencapaian Sasaran Program yang bersifat program
lintas bidang dalam RPJMN.
Dengan kebijakan ini, pengawasan nasional pemerintah di daerah
diarahkan untuk melakukan pengawasan keuangan negara,
keuangan daerah dan pembangunan nasional secara komprehensif,
sinergis dan integratif. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
bekerjasama dengan APIP daerah terkait pengawalan pencapaian
sasaran pembangunan lintas sektor dalam RPJMN, APIP mengawal
pencapaian sasaran pembangunan terkait pemerintah daerahnya
masing-masing, sedangkan BPKP meningkatkan kapabilitas
pengawasan intern APIP daerah.
Pengawasan intern terhadap tahapan penyelenggaraan kegiatan
pembangunan juga mengikuti fungsi manajerial, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan
pertanggungjawaban. Pengawasan intern diarahkan untuk
memastikan bahwa pengendalian intern sebagai proses yang integral
dengan kegiatan utama. Tindakan manajemen dalam tahapan ini
harus dirancang dan dilakukan secara memadai yang melibatkan
semua pihak untuk mencapai tujuan kegiatan, dalam kerangka
pengelolaan keuangan negara melalui pelaksanaan kegiatan secara
efisien dan efektif. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
berupaya memberi kepastian bahwa penyelenggaraan
pembangunan di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
memenuhi aspek ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas
dalam mencapai Sasaran Pokok Pembangunan dalam RPJMN Tahun
2015 2019.
Fokus pengawasan pada sasaran pembangunan nasional harus
konsisten dan sejalan dengan amanah pengawasan yang ditugaskan
kepada BPKP yaitu program atau kegiatan yang bersifat lintas sektor.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
25
Dengan melakukan pengawasan intern terfokus pada pembangunan
nasional dan yang menjadi prioritas dan perhatian pemerintah,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berkontribusi pada
pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan yaitu peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Tiga Strategi Pembangunan Nasional, Sembilan Agenda Prioritas
(Nawacita) dan Enam Sasaran Pokok Pembangunan merupakan
sarana untuk mewujudkan tujuan pemerintah. Dalam program ini
terdapat dua atau lebih KLPK yang bertanggung jawab mengelola
keuangan untuk pembangunan nasional. Masing-masing dibebankan
tanggung jawab untuk menyukseskan tujuan pembangunan nasional.
Tanggung jawab ini mengikuti struktur dan birokrasi KLPK sesuai
dengan kewenangan masing-masing. Pelaksanaan kewenangan ini
sering menghambat sinergisitas yang pada akhirnya menghambat
pencapaian tujuan semula. Kehadiran peran pengawasan intern yang
berkualitas dari BPKP diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi
untuk peningkatan kinerja program pembangunan pusat, daerah dan
korporasi, termasuk rekomendasi perbaikan untuk mengatasi
hambatan kelancaran pembangunan.
b. Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif
Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan
dan pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola
pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi.
Pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat telah berjalan secara partisipatif,
akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat struktur
organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder kunci dalam
menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan
pembangunan termasuk korporasi. Masyarakat juga diberi akses yang
cukup terhadap informasi anggaran dan target pemerintahan dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
26
pembangunan serta laporan pertanggungjawaban yang
memungkinkan mereka mengetahui sejauh mana tujuan
pemerintahan dan pembangunan tercapai. Dengan kerangka
transparansi tersebut, para penyelenggara menyiapkan diri untuk
menjelaskan capaian targetnya dan menjelaskan jika terjadi
kegagalan, alasan kegagalan pengelolaan keuangan dan
pembangunan atau menjelaskan ukuran pencapaian efektivitas
pencapaian tujuan dimaksud. Dengan menjaga partisipasi
masyarakat, transparansi dan akuntabilitas tersebut diharapkan
tercipta tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan
efektif.
2) Misi Kedua dan Penjelasannya
Misi kedua Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu “Membina
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di
Wilayah Nusa Tenggara Barat”. Misi dua ini terkait erat dengan Misi Satu.
Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah
dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi
pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem
pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa
kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan
yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem
yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan
mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Pada periode Tahun 2015 – 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP
diarahkan untuk meningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan
hingga tingkat program (prioritas) pembangunan nasional.
Penyelenggaraan SPIP KLPK memang bukan tanggung jawab BPKP,
tetapi tanggung jawab masing-masing KLPK. BPKP sebagai pembina
penyelenggaraan SPIP maka seluruh insan pengawasan di BPKP
diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari sekedar
pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP, menjadi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
27
pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di seluruh kegiatan utama
dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut dilakukan dengan
membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua
personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang
dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP).
Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan
dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan
personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan
pembangunan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kematangan
implementasi SPIP secara keseluruhan di KLPK.
Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait
langsung dengan Misi Satu yaitu pengawasan intern terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan guna
mewujudkan tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan
efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya.
Misi Satu menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk
penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan
(pengawasan fungsional), sedangkan Misi Dua menyangkut penggunaan
sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan itu
sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Sistem pengendalian
intern, dalam sejarahnya adalah bentuk lanjutan dari pengawasan
melekat.
3) Misi Ketiga dan Penjelasannya
Misi ketiga Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu
“Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di wilayah Nusa Tenggara Barat”. Misi ini juga
terkait dengan Misi Dua dan Misi Satu. Salah satu unsur penting SPIP, yaitu
Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi
pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian
yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan
budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan
budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
28
aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk
mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan
kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
3. Tujuan Strategis
Tujuan strategis merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah
ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan
merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima
tahun.
Tujuan strategis yang ditetapkan mencakup :
1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat;
2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat; dan
3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan dan
mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program yang telah
ditetapkan.
Sasaran strategis yang ditetapkan mencakup:
1) Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional di Wilayah Nusa Tenggara Barat;
2) Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah
Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional di
Wilayah Nusa Tenggara Barat; dan
3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada
Pemerintah Daerah di Wilayah Nusa Tenggara Barat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
29
6. Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi
stakeholders yang menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat dalam pengawasan akuntabilitas keuangan Negara,
pembinaan penyelenggaraan SPIP dan pembinaan APIP di Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Indikator kinerja utama merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan
sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. IKU terbagi
menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu
perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan
peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang
menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal Perwakilan BPKP Provinsi
NTB. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan
sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis.
Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis,
sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator
keluaran (output).
Indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sasaran Program 1: Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan
Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi
(1) Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
30
No Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sasaran Program 1: Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan
Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi
(2) Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko
dan pengendalian intern pengelolaan korporasi
(3) Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat
penegak hukum
Sasaran Program 2: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP
Pemda/korporasi
(1) Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)
(2) Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari
BUMD yang dibina
(3) Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang
dibina
Sasaran Program 3: Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
(1) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3)
(2) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
(3) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2)
Selain ketiga indikator kinerja utama (IKU) tersebut, terdapat juga indikator
kinerja yang bersifat dukungan manajemen, yaitu Persepsi Kepuasan Layanan
Kesesmaan yang diukur dengan skala likert 1-10, dengan 2 sasaran kegiatan
dengan masing-masing Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) seperti yang tertuang
dalam Tabel 2.2.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
31
Tabel 2.2
Indikator Kinerja Utama (IKU) Dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
Sasaran Program 4: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis
dalam Pengawasan BPKP
IKU : (1) Persepsi Kepuasan Layanan Kesesmaan
Sasaran Kegiatan 1: Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya dalam Mencapai Kepuasan Layanan
IKK : (1) Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Sasaran Kegiatan 2: Termanfaatkannya Aset secara Optimal
IKK : (2) Terlaksanannya Pembangunan Konstruksi Gedung
7. Program dan Kegiatan
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP
melaksanakan program dan kegiatan berdasarkan tugas dan fungsinya
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program dan
kegiatan dalam lima tahun mendatang didasarkan pada mandat yang
diperoleh dari Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014, Peraturan
Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008, dan peraturan perundangan lain
seperti Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi, Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2014 tanggal 25
Januari 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun
2014, dan Peraturan Presiden RI Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi
Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun
2012-2025.
Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu/lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai sasaran dan tujuan
serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh K/L. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
menetapkan satu program teknis dan dua program generik dengan
mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
32
bahwa setiap LPND menggunakan satu program teknis yang spesifik dan
satu atau beberapa program generik dengan nilai anggaran total sebesar
Rp26.457.014,000 yaitu:
1) Program Teknis
Program Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional, Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP dan Pengembangan Kapabilitas APIP dengan
anggaran sebesar Rp2.766.335.000.
2) Program Generik, terdiri atas:
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
dengan anggaran sebesar Rp23.690.679.000
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit eselon II yang
bersifat memberikan pelayanan eksternal menggunakan satu program teknis
yang sama. Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai
sasaran yang sama kemudian dialokasikan menurut indikator kinerja utama.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendukung
sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3.
Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Kegiatan
Program 1: Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan
Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi
(1) Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL
(2) Bimtek/asistensi penyusunan LKPD
(3) Pengawasan atas proyek PHLN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
33
No Kegiatan
Program 1: Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan
Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi
(4) Pengawasan atas kegiatan lintas sektoral
(5) Pengawasan atas permintaan presiden
(6) Pengawasan atas permintaan stakeholders
(7) Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LK BUMD
(8) Pengawasan penerimaan negara
(9) Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara
(10) Pengawasan atas kinerja BUMD
(11) Sosialisasi masalah korupsi
(12) Bimtek/asistensi implementasi FCP
(13) Audit investigasi atas hambatan kelancaran pembangunan,
eskalasi dan klaim
(14) Audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian
keterangan ahli atas permintaan instansi penyidik
(15) Audit investigasi atas permintaan instansi lainnya
Program 2: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi
(1) Pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang keuangan daerah
(2) Pembinaan penyelenggaraan SPIP K/L
(3) Pembinaan penyelenggaraan SPI Korporasi
(4) Evaluasi dan penilaian tingkat maturitas SPIP
Program 3: Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
(1) Bimbingan teknis peningkatan kapabilitas APIP
(2) Pendampingan SA IACM peningkatan kapabilitas APIP
(3) Monitoring rencana tindak peningkatan kapabilitas APIP
(4) Penyelenggaraan diklat pembentukan dan ujian sertifikasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
34
No Kegiatan
Program 1: Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan
Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi
Prgoram 4: Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan
(1) Pembangunan gedung Perwakilan BPKP
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Dokumen Penetapan Kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang
mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta
target kinerja dan anggaran merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/
kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja, antara BPKP Pusat dengan Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Target kinerja menunjukkan komitmen dari
pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan
dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang telah ditetapkan.
Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4.
Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
Sasaran Program 1: Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan
Pengelolaan Keuangan Negara
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target
1 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan
pengendalian intern pengelolaan program nasional
% 45
2 Tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen
risiko dan pengendalian intern pengelolaan
korporasi
% 100
3 Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian
kepada aparat penegak hukum
% 60
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
35
Sasaran Program 2: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target
1 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) % 30
2 BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari
BUMD yang dibina % 40
3 BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang
dibina % 30
Sasaran Program 3: Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target
1 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota
(Level 3) % 20
2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 100
3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota
(Level 2) % 80
Sasaran Program 4: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis
dalam Pengawasan
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target
1 Persepsi kepuasan layanan kesesmaan skala 8
Sasaran Kegiatan 1: Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target
1 Rekomendasi (rks) Pengawasan Perwakilan BPKP Rks 100
2 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP
Nawacita Rks 31
3 Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang
Otonomi Daerah Nawacita Rks 4
4 Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP 27 27
5 Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan
Intern Pemda 3 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
36
Sasaran Kegiatan 2: Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya dalam Mencapai Kepuasan Layanan
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target
1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan
BPKP Laporan 80
Sasaran Kegiatan 3: Termanfaatkannya Aset Secara Optimal
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target
1 Terlaksanannya Pembangunan Konstruksi Gedung M2 2250
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
37
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP telah
merumuskan sasaran program dengan keberhasilan kinerja diukur dengan
membandingkan antara realisasi kinerja outcome dengan target yang
diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja Tahun 2016. Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung sasaran strategis BPKP Pusat dengan empat sasaran
program yang didukung tiga sasaran kegiatan beserta indikator kinerja dan
targetnya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung presentase pencapaian target
indikator kinerja adalah sebagai berikut:
Capaian kinerja sasaran program mencerminkan manfaat dari output yang
dihasilkan dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Selanjutnya
dilakukan analisis terhadap capaian yang tidak mencapai target untuk
mengetahui faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi
peningkatan kinerja pada Tahun 2017 dan atau tahun-tahun selanjutnya.
Kategori pengukuran capaian kinerja program secara keseluruhan dilakukan
berdasarkan skala ordinal pengukuran kinerja, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kategori Pengukuran Capaian Kinerja
No Rentang Capaian Kategori Capaian
1 85% ≤ capaian ≤100% Sangat Berhasil
2 70% ≤ capaian < 85% Berhasil
3 55% ≤ capaian <70% Cukup Berhasil
4 Capaian < 55% Tidak Berhasil
% Capaian IKU = Realisasi X 100% Rencana
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
38
Dengan menggunakan metode pengukuran di atas, diperoleh 9 indikator
dengan kategori kinerja “Sangat Berhasil” dan 1 indikator lainnya dengan
kategori kinerja “Cukup Berhasil”.
Indikator dengan kategori Sangat Berhasil adalah :
1. Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional.
2. Tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan korporasi.
3. Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak
hukum.
4. BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina.
5. BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina.
6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3).
7. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2).
8. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2).
9. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan.
Indikator dengan kategori Cukup Berhasil adalah Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/kota (level 3).
Tabel 3.2
Capaian Outcome Tahun 2016
Sasaran Program 1:
Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian
1
Perbaikan tatakelola, manajemen
risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional
% 45 43,02 95,60
2
Tindak lanjut rekomendasi tata
kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan
korporasi
% 100 26,47 26,47
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
39
Keberhasilan kinerja sasaran program di atas tidak terlepas dari keberhasilan
pelaksanaan kegiatan yang menghasilkan output rekomendasi dalam PKPT
Tahun 2016 serta output dukungan lainnya, yaitu sebagai berikut:
3
Penyerahan hasil pengawasan
keinvestigasian kepada aparat
penegak hukum
% 60 92,86 154,76
Sasaran Program 2:
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian
1 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) % 30 20 66,67
2 BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
% 40 37,5 94
3 BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina % 30 66,67 200
Sasaran Program 3:
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian
1 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)
% 20 20 100
2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
% 100 100 100
3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)
% 80 80 100
Sasaran Program 4: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan
1 Persepsi kepuasan layanan kesesmaan
skala 8 8,13 101,63
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
40
Tabel 3.3
Capaian Output Tahun 2016
Secara keseluruhan capaian kinerja output berada pada kategori “Sangat
Berhasil”, dengan penggunaan dana sebesar Rp25.814.829.554 atau
mencapai 97,57% dari anggaran sebesar Rp26.457.014.000 sehingga dapat
dikategorikan efisien. Sementara itu sisi penggunaan SDM mencapai 14.080
OH atau mencapai 143,37% dari target yang direncanakan sebesar 9.821
Sasaran Kegiatan 1:
Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan pada Perwakilan BPKP
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
1 Rekomendasi Pengawasan
Perwakilan BPKP Rks 100 100 100
2 Rekomendasi Pengawasan
Perwakilan BPKP Nawacita Rks 31 31 100
3 Rekomendasi Pengawasan
Regional Bidang Otonomi Daerah
Nawacita
Rks 4 4 100
4 Rekomendasi Perbaikan
Penyelenggaraan SPIP Rks 27 27 100
5 Rekomendasi Pembinaan
Kapabilitas Pengawasan Intern
Pemda
Rks 3 3 100
Sasaran Kegiatan 2:
Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya dalam
Mencapai Kepuasan Layanan
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 80 80 100
Sasaran Kegiatan 3: Termanfaatkannya Aset secara Optimal
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
1 Terlaksanannya Pembangunan Konstruksi Gedung
M2 2250 2250 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
41
OH. Tingginya capaian penggunaan sumber daya manusia dikarenakan
banyaknya penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (nonPKPT)
yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
selama Tahun 2016.
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA 2016 Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran
program, terutama terhadap indikator kinerja pada tiap-tiap sasaran
program. Indikator kinerja untuk tiap sasaran program terdiri dari indikator
kinerja outcome dan indikator kinerja output.
Secara rinci capaian kinerja masing-masing sasaran program dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran Program Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan
Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi terkait dengan tujuan pertama
BPKP yang dirujuk oleh perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
Rencana Strategis Tahun 2015-2019 yaitu Peningkatan Kualitas Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif.
Sasaran program ini diindikasikan oleh tiga IKU yaitu (1) Persentase perbaikan
tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan
program nasional; (2) Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola,
manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi; (3)
Persentase penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada Aparat
Penegak Hukum (APH). Pengukuran capaian untuk dua indikator pertama
dilakukan dengan menghitung persentase perbaikan/tindak lanjut yang
telah dilaksanakan berdasarkan rekomendasi hasil pengawasan yang
disampaikan BPKP. Pengukuran capaian untuk indikator ketiga adalah
dengan menghitung presentase jumlah hasil pengawasan BPKP yang
Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi Sasaran Program 1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
42
diserahkan kepada APH yang dibandingan dengan target pada penetapan
kinerja Tahun 2016.
Sasaran Program “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan
Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi” dalam Tahun 2016
dilaksanakaan dengan 3 (tiga) indikator kinerja dengan capaian 2 (dua)
indikator kinerja “Sangat Berhasil”, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4
Capaian Indikator Sasaran Program 1
Capaian rata-rata atas 3 indikator tersebut adalah sebesar 116,79%.
Keberhasilan pelaksanaan indikator atas sasaran program tersebut tidak
terlepas dari penggunaan dana sebesar Rp1.853.206.393,00 atau sebesar
90,30% dari target sebesar Rp2.052.316.000,00 sehingga dapat dipastikan
pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi pendanaan telah efisien. Sementara
itu, penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut adalah
sebanyak 10.462 OH atau 151,27% dari rencana sebanyak 10.462 OH.
Uraian masing-masing capaian IKU atas sasaran program “Perbaikan
pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan
negara/korporasi” adalah sebagai berikut:
No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
1
Perbaikan tatakelola, manajemen
risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional
45% 43,02% 95,60%
2
Tindak lanjut rekomendasi tata kelola,
manajemen risiko dan pengendalian
intern pengelolaan korporasi
100% 100,00% 100,00%
3
Penyerahan hasil pengawasan
keinvestigasian kepada aparat
penegak hukum
60% 92,86% 154,76%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
43
1. Perbaikan Tatakelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern
Pengelolaan Program Nasional.
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan jumlah tindak lanjut
atas 3 jenis rekomendasi yaitu:
(1) Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP;
(2) Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita; dan
(3) Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah
Nawacita, yang dilaksanakan oleh bidang IPP dan APD.
Jumlah output (rekomendasi) yang dihasilkan oleh Bidang IPP dan APD
atas 3 jenis rekomendasi ini sebanyak 86. Dari 86 rekomendasi ini yang
telah ditindaklanjuti sampai dengan akhir Desember 2016 sebanyak 37
atau mencapai 43,02%, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.5
Rincian Rekomendasi Tatakelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern
Pengelolaan Program Nasional
No Jenis Rekomendasi Jumlah Output Tindak Lanjut (TL) % TL
1 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP
a Bidang IPP 32 16 50,00
b Bidang APD 24 13 54,17
2 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita
a Bidang IPP 9 3 33,33
b Bidang APD 17 5 29,41
3 Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita
a Bidang IPP 0 0 ~
b Bidang APD 4 0 0,00
Jumlah 86 37 43,02
Realisasi tindak lanjut atas 86 rekomendasi yang mendukung indikator
kinerja Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional adalah sebanyak 37 rekomendasi atau
43,02%. Dibandingkan dengan target dalam Perjanjian Kinerja sebesar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
44
45%, maka capaian kinerja indikator ini sebesar 95,60% dengan kategori
“Sangat Berhasil”.
Realisasi Tahun 2016 sebesar 43,02% mengalami peningkatan sebesar
2,36% dibandingkan dengan realisasi Tahun 2015 sebesar 40,66%,
sedangkan capaian kinerja sebesar 95,60% mengalami penurunan
sebesar 6,05% dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2015 sebesar
101,65%.
Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional yang terjadi di Tahun 2015, di antaranya
adalah:
(1) Kepala Satker Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat
(Dana Tugas Pembantuan Ditjen SDA) berkoordinasi dengan
pemerintah daerah dan KPKNL untuk mentransfer aset-aset yang
berasal dari program WRMP.
(2) Kepala BPMP2T mengusulkan kepada Bupati untuk segera
mengeluarkan Perbup mengenai pendelegasian wewenang Bupati
di Bidang Perizinan dan Non Perizinan kepada BPMP2T sebagai akses
masuk program SPIPISE.
(3) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bima telah
menyurat kepada Bank penyalur tunjangan khusus agar diberi
tembusan atau laporan terkait penyaluran tunjangan khusus guru.
(4) Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Dompu menginstruksikan Ketua
Kelompok Tani untuk segera melaksanakan kegiatan percepatan
realisasi perluasan areal perkebunan sehingga per tanggal 20
Februari 2016 diharapkan sudah terealisasi 100%.
(5) Kepala BPMPD Kabupaten Lombok Barat menginstruksikan kepada
PPK untuk memerintahkan PK Desa Lembar Selatan untuk merevisi
pengadaan bibit ayam, pakan dan obat-obatan menjadi bibit ayam
yang tersedia/mudah diperoleh dengan usia yang tidak rawan mati
(usia sekitar 40 hari) dan segera melaksanakan kegiatan kebun gizi
dengan pemeliharaan ayam.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
45
(6) Bupati Lombok Barat menginstruksikan kepada Kepala DPPKD agar
memberikan bimbingan teknis yang berkelanjutan terkait
pengelolaan keuangan daerah, mulai dari tahap perencanaan
sampai dengan tahap pelaporan kepada SDM pengelola keuangan
daerah, sehingga dapat meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah.
(7) Gubernur Nusa Tenggara Barat, Bupati Lombok Barat dan Bupati
Lombok Utara berkomitmen untuk meningkatkan jumlah SDM yang
memiliki kompetensi dalam pengadaan barang dan jasa melalui
pelatihan sertifikasi pengadaan barang dan jasa sehingga dapat
menunjang kelancaran dalam proses pengadaan barang dan jasa
melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP).
(8) Bupati Lombok Utara melakukan pendekatan kepada masyarakat
agar bersedia melepaskan hak milik atas tanahnya untuk
pelaksanaan pembangunan.
(9) Bupati Lombok Timur menginstruksikan kepada seluruh jajarannya
agar memperbaiki perumusan sasaran beserta indikator penetapan
target kinerjanya sehingga sesuai dengan kriteria indikator kinerja
yang baik.
(10) Kepala Desa Jagaraga Indah Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok
Barat mengimplementasikan Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES).
2. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko
dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan jumlah tindak lanjut
atas 3 jenis rekomendasi yang dilaksanakan oleh bidang Akuntan Negara
yaitu:
(1) Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP;
(2) Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita; dan
(3) Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP.
Jumlah output (rekomendasi) yang dihasilkan dari 2 kelompok
rekomendasi pada Bidang Akuntan Negara sebanyak 34. Dari 34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
46
rekomendasi ini yang telah ditindak lanjuti sampai dengan akhir
Desember 2016 sebanyak 34 atau mencapai 100,00% dengan kategori
“Sangat Berhasil”, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.6
Rincian Rekomendasi Tatakelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern
Pengelolaan Korporasi
No Jenis Rekomendasi Output Tindak Lanjut (TL)
% TL
1 Rekomendasi Pengawasan
Perwakilan BPKP 16 16 100,00
2 Rekomendasi Pengawasan
Perwakilan BPKP Nawacita 4 4 100,00
3 Rekomendasi Perbaikan
Penyelenggaraan SPIP 14 14 100,00
Jumlah 34 34 100,00
Beberapa perbaikan atas tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan korporasi yang terjadi di Tahun 2016
adalah:
(1) Direktur RSUD Direksi PDAM Kabupaten Lombok Tengah melakukan
sosialisasi Prosedur Operasi Standar (SOP), Rencana Organisasi dan
Uraian Tugas.
(2) Mengupayakan penambahan jumlah dokter spesialis untuk
mempercepat pemberian pelayanan rawat jalan, dan
melaksanakan program rumah sakit berseri.
(3) Manajemen PD BPR NTB Lombok Barat melakukan Focus Group
Discussion (FGD) yang melibatkan seluruh bagian di BPR sebagai
sarana diskusi untuk mensosialisasikan isi pedoman dan manfaat
penerapan GCG di BPR.
(4) Kepala Dinas Kesehatan menyusun Rencana Strategis Dinas
Kesehatan periode 2016-2020 sehingga dapat dijadikan acuan oleh
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
47
Puskesmas dalam menyusun rencana strategis untuk lima tahun ke
depan.
(5) Kepala Dinas Kesehatan menetapkan target pencapaian Standar
Pelayanan Minimum untuk periode 2016-2020.
3. Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian Kepada APH
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan jumlah penyerahan
hasil pengawasan keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum
(APH).
Target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja sebanyak 60%. Dari 14
hasil pengawasan keinvestigasian, 13 hasil pengawasan diserahkan ke
APH atau sebesar 92,86%. Apabila dibandingkan dengan target sebesar
60%, capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 154,76%
dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Hasil pengawasan keinvestigasian yang diserahkan kepada APH adalah:
(1) Audit Investigatif atas Pengadaan Alat Peraga Sumber Belajar
Berbasis IT pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga;
(2) Audit PKKN atas kasus dugaan TPK Proyek Pembangunan Landscape
Kantor Bupati Lombok Utara TA 2013;
(3) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Kasus Dugaan
Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Khusus Murid Miskin (BKMM)
Tahun Anggaran 2012, Rintisan BOS (R-BOS) Tahun Anggaran
2012/2013, dan BOS Tahun Anggaran 2013/2014, serta Bantuan Siswa
Miskin (BSM) Tahun Anggaran 2013/2014 pada SMAN 1 Tambora
Kabupaten Bima;
(4) Audit Investigasi atas Kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi
Pengadaan Alat Kesehatan dan Jaringannya pada Dinas Kesehatan
Kota Mataram Tahun Anggaran 2014;
(5) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Kasus Dugaan
Tindak Pidana Korupsi Dalam Proyek Pembangunan Rumah Adat di
Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2014 pada Dinas Pendidikan
Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Sumbawa Barat;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
48
(6) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Kasus Dugaan
Tindak Pidana Korupsi Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Kegiatan
Penyelamatan Sapi Betina Produktif pada Kelompok Tani Ternak
Dasan Tawar Mandiri Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten
Lombok Barat Tahun Anggaran 2010;
(7) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Kasus Dugaan
Tindak Pidana Korupsi Penggelapan Beras Miskin, Penyimpangan
Dana ADD, dan Honorarium/Tunjangan Anggota BPD Tahun
Anggaran 2014 di Desa Lekor, Kecamatan Janapria, Kabupaten
Lombok Tengah;
(8) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Kasus Dugaan
Tindak Pidana Korupsi Pembangunan Rumah Potong Hewan di Desa
Barabali, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, Tahun
Anggaran 2014;
(9) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Kasus Dugaan
Tindak Pidana Korupsi Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Instalasi
Biogas di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun Anggaran 2013;
(10) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Kasus Dugaan
Tindak Pidana Korupsi Penyimpangan Pengelolaan Anggaran pada
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2014;
(11) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Kasus Dugaan
TPK pada Kegiatan Pengadaan Sandang dan Pangan untuk
Kesejahteraan Sosial Tahap II Kabupaten Lombok Timur TA 2014;
(12) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Kasus Dugaan
TPK dalam Pengadaan Baju Kaos Seragam BBGRM Kabupaten Bima
pada BPMDes Kabupaten Bima TA 2014;
(13) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara PKKN atas Kasus
Dugaan TPK Pengangkatan Tenaga Honorer Kategori II menjadi CPNS
daerah Kabupaten Dompu Tahun 2013/2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
49
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-
masing pimpinan lembaga, gubernur dan bupati/walikota. Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP sesuai PP Nomor 60
Tahun 2008 bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya
pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat
menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemerintah
Daerah/Korporasi dalam Tahun 2016 dilaksanakan dengan tiga indikator
kinerja utama yaitu:
(1) Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3);
(2) Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD
yang dibina; dan
(3) Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina,
dengan hasil capaian sebagai berikut:
Tabel 3.7
Capaian Indikator Sasaran Program 2
No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
1 Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/kota (level 3) 30% 20% 66,67%
2
Persentase BUMD yang kinerjanya
minimal berpredikat baik dari BUMD yang
dibina
40% 37,5% 94%
3 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal
baik dari BLUD yang dibina 30% 66,67% 200%
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi Sasaran Program 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
50
Capaian rata-rata atas 3 indikator tersebut adalah sebesar 120,22%.
Keberhasilan pelaksanaan indikator atas sasaran program tersebut tidak
terlepas dari penggunaan dana sebesar Rp457.232.245,00 atau sebesar
88,04% dari target sebesar Rp 519.339.000,00 sehingga dapat dipastikan
pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi pendanaan telah efisien. Sementara
itu, penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut adalah
sebanyak 853 OH atau 112,98% dari rencana sebanyak 755 OH.
Uraian masing-masing capaian IKU atas sasaran Program Meningkatnya
Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi adalah sebagai berikut:
1. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)
Tahun 2016, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki target
atas capaian tingkat maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang
mencapai level 3 sebanyak 30%.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melaksanakan
evaluasi/penilaian tingkat maturitas SPIP pada seluruh pemerintah
kabupaten/kota di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan hasil
penilaian tingkat maturitas sebagai berikut:
Tabel 3.7
Capaian Nilai Maturitas SPIP Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Kabupaten/Kota Nilai Kategori
1 Kota Mataram 1,93 Rintisan
2 Kabupaten Lombok Barat 3,11 Terdefinisi
3 Kabupaten Lombok Lengah 3,04 Terdefinisi
4 Kabupaten Lombok Timur 1,90 Rintisan
5 Kabupaten Lombok Utara 1,87 Rintisan
6 Kabupaten Sumbawa 2,21 Berkembang
7 Kabupaten Sumbawa Barat 1,96 Rintisan
8 Kabupaten Dompu 1,72 Rintisan
9 Kota Bima 2,28 Berkembang
10 Kabupaten Bima 2,12 Berkembang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
51
Berdasarkan hasil evaluasi tingkat maturitas SPIP, hanya 2 pemerintah
daerah kabupaten/kota yang mencapai level 3 (terdefinisi) atau baru
mencapai 20% dari keseluruhan kabupaten/kota. Dibandingkan dengan
target sebesar 30% maka capaian kinerja ini sebesar 66,67% dengan
kategori “Cukup Berhasil”.
Kurang maksimalnya pencapaian kinerja maturitas SPIP Kabupaten/Kota
level 3 disebabkan oleh:
(1) Belum seluruh SKPD memiliki Satgas Penyelenggaraan SPIP;
(2) Satgas Penyelenggara SPIP yang telah dibentuk, belum melaksanakan
tugas penyelenggaraan SPIP karena ketidaktahuan apa yang harus
dikerjakan;
(3) Belum seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota mendokumentasikan
penyelenggaraan SPIP secara memadai;
(4) Belum seluruh pemerintah daerah memahami dan menyusun penilaian
risiko
Strategi dan rencana tindak penyelenggaraan SPIP untuk mencapai target
nilai maturitas Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2019 adalah sebagai
berikut:
(1) Melakukan sosialisasi tentang pentingnya SPIP pada tingkat SKPD;
(2) Menyelenggarakan bimbingan teknis penyusunan penilaian risiko;
(3) Menyelenggarakan bimbingan teknis terkait strategi peningkatan level
maturitas SPIP;
(4) Melakukan penilaian maturitas.
Meskipun kinerja indikator maturitas SPIP kabupaten/kota level 3 belum
mencapai 100% target, namun keberhasilan penerapan SPIP dapat terlihat
dengan adanya peningkatan Governance System yang di antaranya
adalah:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
52
a. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja Pemerintah Daerah
Salah satu peran BPKP di daerah adalah berupaya meningkatkan kualitas
akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah daerah. Indikator kualitas
akuntabilitas keuangan salah satunya ditunjukkan dari opini auditor
eksternal (BPK) atas penyajian laporan keuangan. Perkembangan opini
atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di lingkungan Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2015
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.8
Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Prov.NTB
No Pemerintah Daerah Opini Laporan Keuangan
2014 2015
1 Provinsi NTB WTP WTP
2 Kota Mataram WTP WTP
3 Kota Bima WTP WTP
4 Kabupaten Lombok Barat WTP WTP
5 Kabupaten Lombok Utara WTP WTP
6 Kabupaten Lombok Tengah WTP WTP
7 Kabupaten Lombok Timur WDP WDP
8 Kabupaten Sumbawa Barat WTP WTP
9 Kabupaten Sumbawa WTP WTP
10 Kabupaten Dompu WTP WTP
11 Kabupaten Bima WDP WTP
Kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
opini LKPD adalah dengan:
(1) Melakukan pendampingan penyusunan/reviu LKPD pada 9 (sembilan)
Pemda yaitu Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara,
Lombok Timur, Kota Mataram, Kota Bima, Kab. Sumbawa Barat, Kab.
Sumbawa, Kab. Dompu dan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
53
(2) Mengadakan Evaluasi Implementasi Akrual, dan Bimbingan Teknis
Penyusunan Laporan Keuangan Akrual TA 2015 pada 1 (satu) pemda
yaitu, Pemerintah Kota Mataram.
(3) Mengadakan Bimbingan Teknis dan Asistensi SIMDA Berbasis Akrual
pada 3 (tiga) pemda yaitu, Kabupaten Bima, Kabupaten Lombok
Utara, dan Kota Mataram
(4) Mengadakan Bimbingan Teknis Reviu LKPD dalam Rangka
Peningkatan Mutu APIP Tahun 2016 pada 4 (empat) pemda yaitu,
Provinsi NTB, Kota Bima, Kabupaten Lombok Tengah,dan Kabupaten
Lombok Timur
(5) Melakukan pendampingan SIMDA BMD dan Integrasi SIMDA
Keuangan pada 2 (dua) pemda yaitu, Kabupaten Lombok Barat dan
Bima.
b. Peningkatan Kualitas LAKIP Pemerintah Daerah
Laporan akuntabilitas kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi
pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai
tujuan/sasaran streategis instansi. Penilaian LAKIP dilakukan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Rata-rata capaian nilai LAKIP Pemerintah Daerah di Provinsi Nusa
Tenggara Barat dalam kategori “cukup baik”.
Berikut capaian nilai LAKIP Pemerintah Daerah untuk Tahun 2014 dan 2015.
Tabel 3.9
Nilai LAKIP Pemerintah Daerah Prov.NTB
No Pemerintah Daerah LAKIP 2014 LAKIP 2015
Nilai Kategori Nilai Kategori
1 Provinsi NTB 58,65 CC 58,65 CC
2 Kota Mataram 60,00 CC 58,72 CC
3 Kota Bima 45,54 C 51,51 CC
4 Kabupaten Lombok Barat 50,02 CC 46,47 C
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
54
No Pemerintah Daerah LAKIP 2014 LAKIP 2015
Nilai Kategori Nilai Kategori
5 Kabupaten Lombok Tengah 47,88 C 50,07 CC
6 Kabupaten Lombok Utara 23,80 D 30,04 C
7 Kabupaten Lombok Timur 50,02 CC 50,01 CC
8 Kabupaten Sumbawa Barat 16,88 D 20,12 D
9 Kabupaten Sumbawa 54,01 CC 50,60 CC
10 Kabupaten Dompu Tidak
dievaluasi - 30,40 C
11 Kabupaten Bima 55,69 CC 52,72 C
c. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Laporan Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (LKPPD)
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) merupakan
laporan yang harus diselenggarakan pemerintah daerah dikarenakan
mendapatkan desentralisasi dan otonomi dari pemerintah pusat yang
bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. LPPD berisi
mengenai kinerja pemerintah daerah selama 1 tahun dan dievaluasi oleh
Kementerian Dalam Negeri.
Capaian nilai evaluasi LPPD Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara
Barat rata-rat “sangat tinggi”. Berikut capaian nilai LPPD Kabupaten/Kota
se-Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2014 dan 2015.
Tabel 3.10
Nilai LPPD Pemerintah Daerah Prov.NTB
No Pemerintah Daerah LPPD 2014 LPPD 2015
Nilai Kategori Nilai Kategori
1 Provinsi NTB 2,7782 Tinggi
2 Kota Mataram 2,8285 Tinggi 3,3878 Sangat tinggi
3 Kota Bima 2,8716 Tinggi 3,4498 Sangat tinggi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
55
No Pemerintah Daerah LPPD 2014 LPPD 2015
Nilai Kategori Nilai Kategori
4 Kabupaten Lombok Barat 3,0844 Sangat Tinggi 3,6007 Sangat tinggi
5 Kabupaten Lombok Tengah 3,0166 Sangat Tinggi 3,4382 Sangat tinggi
6 Kabupaten Lombok Timur 2,9223 Tinggi 3,1870 Sangat tinggi
7 Kabupaten Lombok Utara 3,2144 Sangat Tinggi 3,3990 Sangat tinggi
8 Kabupaten Sumbawa 2,9223 Tinggi 3,5581 Sangat tinggi
9 Kabupaten Sumbawa Barat 2,7525 Tinggi 3,3288 Sangat tinggi
10 Kabupaten Bima 2,8843 Tinggi 3,2687 Sangat tinggi
11 Kabupaten Dompu 2,7475 Tinggi 3,1492 Sangat tinggi
2. BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina
Indikator ini diukur dari hasil evaluasi kinerja BUMD berpredikat baik atas
BUMD yang dibina dan dilakukan evaluasi kinerja selama Tahun 2016.
Indikator ini menjadi tanggungjawab Bidang Akuntan Negara dan dalam
Tahun 2016 telah diperoleh informasi kinerja atas 8 PDAM Kabupaten
dengan uraian sebagai berikut :
Tabel 3.11
Ringkasan Hasil Evaluasi Kinerja PDAM Daerah Prov.NTB
No Nama PDAM
Capaian Kinerja berdasarkan Kepmendagri
Nomor 47 Tahun 1999
Tingkat Kesehatan berdasarkan
BPPSPAM
Nilai Predikat Nilai Kategori
1 PDAM Giri Menang 66,53 Baik 3,85 Sehat
2 PDAM Kab. Lombok
Tengah 54,66 Cukup 3,06 Sehat
3 PDAM Kab. Lombok
Utara 60,82 Baik 3,80 Sehat
4 PDAM Kab. Lombok
Timur 55,47 Cukup 3,36 Sehat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
56
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kinerja PDAM minimal
berpredikat baik hanya 3 PDAM yaitu PDAM Giri Menang, PDAM
Kabupaten Lombok Utara dan PDAM Kabupaten Sumbawa atau 37,5%
dari keseluruhan PDAM yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dibandingkan dengan target di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016
sebesar 40% maka capaian kinerja IKU tersebut yaitu 94% dengan
kategori “Sangat Berhasil”.
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja pada seluruh PDAM yang dibina dapat
dirangkum langkah perbaikan kinerja berupa rekomendasi yang harus
dilakukan untuk masa yang akan datang berupa :
(1) Menyusun kebijakan dan SOP rekruitmen pegawai sesuai
Permendagri Nomor 2 Tahun 2007;
(2) Menyusun corporate plan 5 (lima) tahunan yang disahkan oleh
Bupati dan menyusun Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan yang
disampaikan ke Bupati;
(3) Meningkatkan cakupan pelayanan dengan penambahan jaringan
pipa distribusi dan pipa tersier serta program promosi/sosialisasi
pemasangan sambungan baru;
(4) Melakukan penyesuaian jumlah pegawai sesuai ketentuan;
(5) Mengusulkan kepada Bupati terkait untuk mengangkat Badan
Pengawas sesuai Permendagri No 2 Tahun 2007.
(6) Mengusulkan kepada Bupati terkait tentang perubahan struktur
organisasi dan struktur direksi PDAM sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
(7) Menekan tingkat kehilangan air dengan mengganti water meter
pelanggan yang rusak, melakukan inspeksi untuk mendeteksi
5 PDAM Kab. Sumbawa 61,99 Baik 3,24 Sehat
6 PDAM Kab. Sumbawa
Barat 47,10 Cukup 2,64
Kurang
Sehat
7 PDAM Kab. Dompu 46,79 Cukup 2,52 Kurang
Sehat
8 PDAM Kab. Bima 38,39 Kurang 1,78 Sakit
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
57
kebocoran pipa, menghindari pembacaan meter air dengan
metode taksiran dan meminimalisir terjadinya pencurian air.
3. BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina
Indikator ini diukur dari hasil evaluasi kinerja BLUD berpredikat minimal
baik atas BLUD yang dibina untuk kinerja Tahun 2015 sesuai dengan
jumlah penugasan pengawasan yang tercantum dalam PKPT Tahun
2016. Indikator ini menjadi tanggungjawab Bidang Akuntan Negara dan
dalam Tahun 2016 dilaksanakan evaluasi kinerja atas 3 (tiga) BLUD yaitu
evaluasi kinerja BLUD RSUD Dr. R. Soedjono Selong, RSUD Patuh Patut
Patju, dan RSJ Mutiara Sukma dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.12
Evaluasi Kinerja BLUD yang Dibina Tahun 2015
No Nama BLUD Nilai Kategori
1 RSUD Dr. R. Soedjono Selong 54,91 Sedang (BBB)
2 RSUD Patuh Patut Patju 69,65 Baik (A)
3 RSJ Mutiara Sukma 67,59 Baik (A)
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 3 BLUD RSUD yang
dilakukan evaluasi kinerja, 2 diantaranya atau 66,67% memliki nilai
dengan kategori Baik. Realisasi ini dibandingkan dengan target di dalam
Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (revisi) sebesar 30% maka capaian kinerja
indikator Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang
dibina adalah sebesar 222,23% atau diakui maksimal sebesar 200%
dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
58
Tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern sesuai
dengan PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP
melalui peningkatan kapasitas organisasi dan kompetensi auditor APIP.
Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatan enam elemen
kapabilitas APIP yaitu (I) Peran dan Layanan Pengawasan Intern; (II)
Pengelolaan SDM; (III)Praktik Professional; (IV) Manajemen dan Akuntabilitas
Kinerja; (V) Hubungan dan Buadaya Organisasi; dan (VI) Struktur Tata Kelola
yang diukur dengan menggunakan kerangka penilaian Internal Audit
Capability Model (IA-CM).
Sasaran Program Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah
Daerah diindikasikan oleh tiga indikator kinerja utama yaitu (1) Kapabilitas
APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3); (2) Kapabilitas APIP Pemerintah
Provinsi (Level 2); (3) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2).
Uraian masing-masing capaian IKU atas sasaran program tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)
Indikator ini dihitung berdasarkan hasil penilaian atas Tata Kelola APIP
pada Inspektorat Kabupaten/Kota yang mencapai level 3 dibandingkan
dengan target rencana dalam perjanjian kinerja Tahun 2016 sebesar 20%
dari 10 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Berdasarkan penilaian tingkat kapabilitas APIP yang telah dilakukan pada
11 Inspektorat di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Tahun 2016
diperoleh hasil sebagai berikut:
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah Sasaran Program 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
59
Tabel 3.13
Tingkat Kapabilitas APIP Tahun 2016
No Inspektorat Kabupaten/Kota Level Kapabilitas
1 Provinsi Nusa Tenggara Barat 2
2 Kota Mataram 2
3 Kabupaten Lombok Barat 3 dengan catatan
4 Kabupaten Lombok Tengah 3 dengan catatan
5 Kabupaten Lombok Utara 2
6 Kabupaten Lombok Timur 2
7 Kabupaten Sumbawa 2
8 Kabupaten Sumbawa Barat 2
9 Kabupaten Dompu 2
10 Kabupaten Bima 2
11 Kota Bima 2
Berdasarkan hasil penilaian tersebut terlihat bahwa dari 10 pemerintah
kabupaten/kota, 2 diantaranya telah mencapai level 3 atau realisasinya
mencapai 20%. Realisasi ini sesuai dengan dengan target di dalam
Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebesar 20% yang berarti capaian kinerja
indikator “kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)” adalah
sebesar 100% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Dalam rangka meningkatkan level kapabilitas APIP menuju ke level yang
lebih tinggi, pada Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat telah melakukan Pembinaan Kapabilitas APIP di semua Inspektorat
di wilayah Provinsi NTB.
2. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
Indikator ini dihitung berdasarkan hasil penilaian tingkat kapabilitas APIP
pada Inspektorat Provinsi Nusa Tenggara Barat yang ditargetkan dalam
perjanjian kinerja Tahun 2016 mencapai level 2.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
60
Hasil penilaian tingkat kapabilitas APIP Tahun 2016 menunjukkan
Inspektorat Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah berada di level 2,
sehingga capaian kinerja indikator “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi
(level 2)” adalah 100% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
3. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)
Indikator ini dihitung berdasarkan hasil penilaian atas Tata Kelola APIP
pada Inspektorat Kabupaten/Kota se-Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
mencapai level 2 dibandingkan dengan target rencana dalam perjanjian
kinerja tahun 2016 sebesar 80%.
Berdasarkan hasil penilaian tingkat kapabilitas APIP terlihat bahwa dari 10
pemerintah kabupaten/kota, 8 diantaranya telah mencapai level 2 atau
realisasinya sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja
Tahun 2016 yaitu 80%. Sehingga capaian indikator “Kapabilitas APIP
Pemerintah Kabupaten/Kota” adalah 100% dengan kategori “Sangat
Berhasil”.
Target capaian kinerja untuk sasaran Program Meningkatnya Kualitas
Pelayanan Dukungan Teknis Dalam Pengawasan BPKP di Tahun 2016 adalah
sebesar 8,00 dari skala likert 1-10. Capaian kinerja outcome ini menunjukkan
tingkat kepuasan atas pelayanan ketatausahaan. IKU ini diukur dari tingkat
kepuasan terhadap layanan dukungan teknis pengawasan yang dberikan
dari ketatausahaan.
Persepsi kepuasan terhadap suatu layanan sangat bergantung pada suatu
keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan
tersebut dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan
diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan dengan metode
skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap layanan Bagian
Ketatausahaan dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis Dalam Pengawasan Bpkp
Sasaran Program 4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
61
uji petik kepada para pegawai di unit kerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Dari survei atas persepsi penerima layanan Tahun 2016, capaian IKU atas
layanan dukungan teknis pengawasan adalah sebesar 8,13 dari skala Likert
1-10 atau mencapai 100,25% dari target.
Faktor-faktor pendukung pencapaian target tersebut adalah kesiapan
sistem informasi, kesiapan sarana prasarana, kesiapan SDM pelaksana dan
peningkatan kompetensi SDM pengelola secara berkesinambungan.
Persepsi kepuasan terhadap layanan tersebut meliputi :
(1) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Kepegawaian
(2) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Keuangan
(3) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Umum
(4) Persepsi kepuasan terhadap layanan Program dan Pelaporan dari
Bidang P3A
Capaian untuk sasaran program ini menyerap dana sebesar
Rp23.330.154.388 atau 98,48% dari anggaran sebesar Rp23.690.679.000 dan
SDM sebanyak 390 OH atau 108,33% dari rencana sebanyak 360 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKU Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan
Teknis Pengawasan sudah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU
sebesar 100,25% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian penggunaan
dana sebesar 97,53%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU Meningkatnya Kualitas
Layanan Dukungan Teknis Pengawasan masih belum efisien. Kondisi ini
tampak dari capaian IKU sebesar 100,25% lebih rendah dibandingan
capaian OH sebesar 152,54%. Tingginya capaian penggunaan sumber daya
manusia dikarenakan banyaknya penugasan pengawasan yang tidak
direncanakan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat selama Tahun 2016.
Untuk mendukung capaian sasaran meningkatnya kualitas layanan
dukungan teknis pengawasan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat menghasilkan output berupa :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
62
1. Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Jumlah laporan dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat selama Tahun 2016 adalah sebanyak 80 laporan atau
100% dari target sebanyak 80 laporan. Laporan yang dihasilkan di
antaranya adalah:
a. Laporan Bulanan RKT
b. Laporan Bulanan GDN
c. Laporan Bulanan SimHP
d. Laporan Bulanan dan Semesteran Keuangan
e. Laporan Triwulanan Lapkin
f. Laporan Triwulanan Pelaksanaan Rencana Pembangunan PP 39
g. Laporan Triwulanan Kearsipan
h. Laporan Triwulanan Kehumasan
i. Laporan Triwulanan Penyelenggaraan SPIP
j. Laporan Triwulanan PKS
k. Laporan Semesteran Hasil Pengawasan
l. Laporan Semesteran Budaya Kerja
m. Laporan Semesteran dan Tahunan BMN
n. Laporan Tahunan LAKIP
2. Terlaksananya Pembangunan Konstruksi Gedung
Indikator kinerja “Terlaksananya pembangunan konstruksi gedung” diukur
dengan realisasi pembangunan gedung Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Pembangunan gedung kantor perwakilan BPKP Provinsi
NTB tahap II yang dimulai sejak tanggal 6 April 2016 sampai dengan
tanggal 3 Oktober 2016 telah mencapai realisasi kemajuan fisik sebesar
100%.
Pembangunan konstruksi gedung ini menyerap dana sebesar
RP12.648.501.900 atau 99,58% dari anggaran sebesar Rp12.702.215.000
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
63
C. Realisasi Keuangan Anggaran Perwakilan BPKP Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 sebesar
Rp26.457.014.000,00 dengan realisasi sebesar Rp25.814.829.554,00 atau
97,57%. Rincian per program dan per jenis belanja dapat dilihat pada Tabel
3.14 dan Tabel 3.15.
Tabel 3.14
Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Program
Kode Program Program Anggaran
(Rp) Realisasi
(Rp) %
01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP
23.690.679.000 23.330.154.388 98,48
06 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
2.766.335.000 2.484.675.166 89,82
Jumlah 26.457.014.000 25.814.829.554 97,57
Dari tabel 3.14 menunjukkan realisasi anggaran untuk Program Dukungan
Manajemen dan Pelaksana Tugas Teknis Lainnya sebesar Rp23.330.154.388,00
dari rencana sebesar Rp23.690.679.000,00 atau tercapai 98,48%, dan
program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
sebesar Rp2.484.675.166,00 dari rencana sebesar Rp2.766.335.000,00 atau
tercapai 89,82%. Terdapat anggaran yang tidak terealisasi pada program
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebesar
Rp281.659.834,00 atau 10,18% disebabkan self blocking anggaran karena
adanya pemotongan anggaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
64
Tabel 3.15
Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja
No. Jenis Belanja Anggaran Realisasi %
1 Belanja Pegawai 9.265.596.000 9.103.103.294 98,25
2 Belanja Barang 4.489.203.000 4.063.224.360 90,51
3 Belanja Modal 12.702.215.000 12.648.501.900 99,58
Jumlah 26.457.014.000 25.814.829.554 97,57
Tabel 3.8 menunjukkan realisasi belanja pegawai sebesar Rp9.103.103.294,00
dari rencana sebesar Rp9.265.596.000,00, realisasi barang sebesar
Rp4.063.224.360,00 dari rencana sebesar Rp4.489.203.000, dan realisasi
belanja modal sebesar Rp12.648.501.900,00 dari rencana sebesar
Rp12.702.215.000,00.
Untuk biaya penugasan beban pihak ketiga (dana mitra), Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara menerbitkan 120 penugasan dengan dana sebesar
Rp1.048.231.678,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.16
Biaya Penugasan Beban Dana Mitra
No. Bidang Jumlah PP Dana Mitra (Rp)
1 IPP 36 Rp509.793.623
2 APD 72 Rp447.942.555
3 P3A 12 Rp90.495.500
Jumlah 120 Rp1.048.231.678
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
65
BAB IV PENUTUP
Sebagaimana diamanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor
192 Tahun 2015 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat selaku unit kerja BPKP melakukan
pembinaan SPIP, pembinaan kapabilitas APIP dan pengawasan intern terhadap
kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum, dan kegiatan lain atas
penugasan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui kegiatan
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.
Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Presiden,
Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota dalam rangka
memperkuat efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern, pembinaan SPIP dan
pembinaan APIP disampaikan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang
telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan pertanggungjawaban kinerja BPKP dalam mencapai tujuan/sasaran
strategis serta sasaran kegiatan Tahun 2016 dan mencerminkan sejauh mana
Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar telah
dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan
kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menggunakan acuan Rencana
Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015-2019
dan Dokumen Indikator Kinerja Utama Perwakilan yang diselaraskan dengan
Renstra 2015-2019 dan Indikator Kinerja Utama BPKP Pusat sebagai bahan dalam
penyusunan perencanaan, perjanjian, dan pelaporan kinerjanya.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah memperbaiki pelaporan
realisasi kinerja Tahun 2016 berdasarkan indikator hasil (outcome) dan bukan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
66
hanya indikator keluaran dari proses/kegiatan (output). Hanya saja,
pembandingan realisasi pencapaian kinerja Tahun 2016 dengan realisasi
pencapaian tahun sebelumnya tidak dapat dilakukan secara keseluruhan
dikarenakan perbedaan sasaran program/kegiatan dan indikator kinerja
utama/kegiatan.
A. Simpulan Umum
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam bagian sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa:
1. Renstra Perwakilan BPKP Nusa Tenggara Barat Tahun 2015-2019 memiliki
sasaran program beserta IKU dengan maksud agar dapat dilakukan
penilaian terhadap pencapaian sasaran program. Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki 4 sasaran program, yaitu Program
Perbaikan Tatakelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern
Pengelolaan Program Nasional, Program Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP Pemda/Korporasi, Program Meningkatnya Kapabilitas
Pengawasan Intern Pemda, dan Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP.
2. Kesiapan organisasi BPKP dalam menghadapi perubahan yang terjadi,
khususnya bagi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat diwujudkan
melalui tugas pengawasan lintas sektoral, pendampingan penyusunan
laporan keuangan pemerintah kabupaten/kota, pengawasan dan
pembinaan korporasi, pembinaan penyelenggaraan SPIP dan
peningkatan kapabilitas APIP serta fungsi keinvestigasian.
3. Melalui strategi Pengawasan dalam rangka mencapai visi dan misi
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menetapkan 10 Indikator
Kinerja Utama.
a. Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional
b. Tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan korporasi;
c. Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat
penegak hukum;
d. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3);
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
67
e. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD
yang dibina;
f. Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina;
g. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3);
h. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2);
i. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2);
j. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan.
4. Capaian outcome didukung oleh output yang dihasilkan dengan 7
indikator capaian output.
a. Rekomendasi pengawasan Perwakilan BPKP;
b. Rekomendasi pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita;
c. Rekomendasi pengawasan regional bidang otonomi daerah
Nawacita;
d. Rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP;
e. Rekomendasi pembinaan kapabilitas pengawasan intern Pemda;
f. Jumlah layanan dukungan manajemen Perwakilan BPKP;
g. Terlaksanannya pembangunan konstruksi gedung.
B. Simpulan Capaian Kinerja
Dengan menggunakan metode pengukuran yang telah dijelaskan pada
Bab III Akuntabilitas Kinerja, diperoleh 9 indikator dengan kategori kinerja
“Sangat Berhasil” dan 1 indikator dengan kategori kinerja “Cukup Berhasil”.
Indikator dengan kategori Sangat Berhasil adalah :
1. Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional dengan nilai capaian 95,60%.
2. Tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan korporasi dengan nilai capaian
100,00%.
3. Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak
hukum dengan nilai capaian 154,76%.
4. BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
dengan nilai capaian 94,00%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
68
5. BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina dengan nilai
capaian 200,00%.
6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) dengan nilai
capaian 100%.
7. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) dengan nilai capaian
100%.
8. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) dengan nilai
capaian dengan nilai capaian 100%.
9. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan dengan nilai capaian 101,63%.
Indikator dengan kategori Cukup Berhasil adalah Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/kota (level 3) dengan nilai capaian 66,67%.
Capaian Kinerja tersebut didukung dengan capaian output sebagai berikut:
Tabel 4.1
Capaian Output Tahun 2016
Sasaran Kegiatan 1: Tersedianya informasi hasil pengawasan pada Perwakilan BPKP
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
1 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Rks 100 100 100
2 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita Rks 31 31 100
3 Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita
Rks 4 4 100
4 Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Rks 27 27 100
5 Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
Rks 3 3 100
Sasaran Kegiatan 2: Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 80 80 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016
69
C. Rencana Tindak
Secara umum, capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
telah sangat berhasil, namun terdapat satu sasaran program yang belum
optimal, yaitu “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)”. Belum
optimalnya capaian tingkat maturitas SPIP pemerintah kabupaten/kota
yang mencapai level 3 disebabkan karena masih adanya kelemahan
Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan SPIP, antara lain:
1) Belum seluruh SKPD memiliki satgas penyelenggaraan SPIP;
2) Satgas SPIP yang telah dibentuk belum melaksanakan tugas
penyelenggaraan SPIP karena ketidaktahuan apa yang harus dikerjakan;
3) Belum seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota mendokumentasikan
penyelenggaraan SPIP secara memadai;
4) Belum seluruh pemerintah daerah memahami dan menyusun penilaian
risiko.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, strategi yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pendampingan kepada pemerintah daerah,
terutama dalam pembinaan penyelenggaraan SPIP dan peningkatan
kapabilitas APIP.
2. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat sehingga hasil penugasan pengawasan dapat
memiliki dampak/ outcome yang signifikan bagi stakeholders. Hal ini
antara lain dilakukan dengan cara mengikutsertakan SDM dalam
program pelatihan/seminar/workshop yang dapat meningkatkan
kompetensi SDM.
Sasaran Kegiatan 3: Termanfaatkannya aset secara optimal
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
1 Terlaksanannya Pembangunan Konstruksi Gedung M2 2250 2250 100
Lampiran 1 / 1 ‐ 2
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) OUTCOME DAN OUTPUT TAHUN 2016PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1.1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional
% 45 43,02 95,60 5.131 7.811 152,23%
1.2 Tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi
% 100 100,00 100,00 596 1.258 211,07%
1.3 Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum
% 60 92,86 154,76 1.189 1.393 117,16%
2.1 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) % 30 20 66,67 315 417 132,38%
2.2 BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina % 40 37,50 93,75 320 303 94,69%
2.3 BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina % 30 66,67 222,23 120 133 110,83%
3.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3) % 20 20 100,00 135 146 108,15%
3.2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 100 100 100,00 90 76 84,44%
3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2) % 80 80 100,00 585 499 85,30%
4. Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP
4.1 Persepsi kepuasan layanan kesesmaan Skala likert 1-10 8 8,13 101,63 Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP 23.690.679.000 23.330.154.388 98,48% 1.340 2.044 152,54%
JUMLAH 26.457.014.000 25.814.829.554 97,57 9.821 14.080 143,37
% CAPAIAN
2. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi
3. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
PROGRAMKEUANGAN (Rp000)
OUTCOME
SDM (OH)SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI
194.680.000 174.236.528
1. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
89,50%
2.052.316.000 1.853.206.393 90,30%
519.339.000 457.232.245 88,04%
Lampiran 1 / 2 ‐ 2
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) OUTCOME DAN OUTPUT TAHUN 2016PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
% CAPAIAN PROGRAM
KEUANGAN (Rp000) SDM (OH)SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI
1.1. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Rekomendasi 100 100 100 1.545.206.000 1.436.102.252 92,94% 4.839 6.871 141,99%
1.2. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita Rekomendasi 31 31 100 448.990.000 377.417.241 84,06% 1.455 2.169 149,07%
1.3. Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita Rekomendasi 4 4 100 58.120.000 39.686.900 68,28% 180 139 77,22%
1.4 Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Rekomendasi 27 27 100 519.339.000 457.232.245 88,04% 1.197 2.136 178,45%
1.5 Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda Rekomendasi 3 3 100 194.680.000 174.236.528 89,50% 810 721 89,01%
Rata-rata 165 100 2.766.335.000 2.484.675.166 89,82% 8.481 12.036 141,92%
2. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
2.1. Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 80 80 100
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
10.988.464.000 10.681.652.488,00 97,21% 1.340 2.044 152,54
Rata-rata 100 10.988.464.000 10.681.652.488 97,21% 1.340 2.044 152,543. Termanfaatkannya Aset secara optimal
3.1. Terlaksanannya Pembangunan Konstruksi Gedung M2 2250 2250 100 Pengadaan dan Penyaluran
Sarana dan Prasaran 12.702.215.000 12.648.501.900 99,58%
Rata-rata 100 12.702.215.000 12.648.501.900 99,58%JUMLAH 26.457.014.000 25.814.829.554 97,57% 9.821 14.080 143,37
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
OUTPUT
1. Tersedianya informasi hasil pengawasan pada Perwakilan BPKP
-
Lampiran 2 / 1 ‐ 2
PERBANDINGAN REALISASI IKK TAHUN 2016 DENGAN TAHUN 2015PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN KINERJA TAHUN 2016
KINERJA TAHUN 2015
1 2 3 4 5
1.1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional
% 95,60 -
1.2 Tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi
% 100,00 -
1.3 Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum % 154,76 -
2.1 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) % 66,67 -
2.2 BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina % 93,75 -
2.3 BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina % 222,23 -
3.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3) % 100,00 -
3.2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 100,00 -
3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2) % 100,00 -
4. Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan Persepsi Kepuasan Layanan Ketatausahaan Skala likert 1-10 8,13 8,11
1.1. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Rekomendasi 100 -
1.2. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita Rekomendasi 31 -
1.3. Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita Rekomendasi 4 -
1.4 Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Rekomendasi 27 -
1.5 Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda Rekomendasi 3 2
OUTCOME
OUTPUT
1. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi
2. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi
3. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
1. Tersedianya informasi hasil pengawasan pada Perwakilan BPKP
Lampiran 2 / 2 ‐ 2
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN KINERJA TAHUN 2016
KINERJA TAHUN 2015
1 2 3 4 5OUTCOME
2. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
2.1. Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 80 64
3. Termanfaatkannya Aset secara optimal
3.1. Terlaksanannya Pembangunan Konstruksi Gedung M2 2250 -
Keterangan: Kinerja tahun 2015 tidak dapat diperbandingkan seluruhnya dengan kinerja tahun sebelumnya dikarenakan perbedaan indikator kinerja.
Lampiran 3 / 1 ‐ 1
DAFTAR OPINI BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMDA TAHUN 2015PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PEMERINTAH DAERAH MoU BPKP ASISTENSI WTP WDP TW TMP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
22 28 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Proses √ √
22 28 2 Kabupaten Bima √ √ √
22 28 3 Kabupaten Dompu √ √ √
22 28 4 Kabupaten Lombok Barat √ √ √
22 28 5 Kabupaten Lombok Tengan √ √ √
22 28 6 Kabupaten Lombok Timur √ √ √
22 28 7 Kabupaten Sumbawa Dalam Proses √ √
22 28 8 Kota Mataram √ √ √
22 28 9 Kota Bima √ √ √
22 28 10 Kabupaten Sumbawa Barat √ √ √
22 28 11 Kabupaten Lombok Utara √ √ √
11 11 10 1 0 0
11 10 1 0 0
100 90,91 9,09 0 0
NOMOR
Diasistensi oleh BPKP
% yg diasistensi dibandingkan jumlah Pemda
Jumlah
Lampiran 4 / 1 ‐ 1
DAFTAR OPINI TERHADAP BUMD/PDAM TAHUN BUKU 2015PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
NO NAMA BUMD/PDAM WTP WDP TW TMP KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7
1 PDAM LOMBOK TIMUR Belum diaudit
2 PDAM LOMBOK TENGAH √ KAP
3 PDAM GIRI MENANG √ KAP
4 PDAM SUMBAWA BARAT √ KAP
5 PDAM LOMBOK UTARA √ KAP
6 PDAM SUMBAWA √ KAP
7 PDAM DOMPU √ KAP
8 PDAM BIMA Belum diaudit
5 1 0 0JUMLAH
Lampiran 5 / 1 ‐ 1
CAPAIAN NILAI MATURITAS SPIP KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016
NO Kabupaten/Kota Nilai Kategori
1 2 3 4
1 Kota Mataram 1,93 Rintisan2 Kabupaten Lombok Barat 3,11 Terdefinisi3 Kabupaten Lombok Tengah 3,04 Terdefinisi4 Kabupaten Lombok Timur 1,90 Rintisan5 Kabupaten Lombok Utara 1,87 Rintisan6 Kabupaten Sumbawa 2,21 Berkembang7 Kabupaten Sumbawa Barat 1,96 Rintisan8 Kabupaten Dompu 1,72 Rintisan9 Kota Bima 2,28 Berkembang10 Kabupaten Bima 2,12 Berkembang
Lampiran 6 / 1 ‐ 1
DAFTAR EVALUASI KINERJA PDAM YANG KINERJANYA BERNILAI BAIK DI TAHUN 2015PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
NO NAMA PDAM
1 2 3 4 5 61 PDAM Giri Menang 66,53 Baik 3,85 Sehat2 PDAM Kab. Lombok Tengah 54,66 Cukup 3,06 Sehat3 PDAM Kab. Lombok Utara 60,82 Baik 3,80 Sehat4 PDAM. Kab Lombok Timur 55,47 Cukup 3,36 Sehat5 PDAM Kab. Sumbawa 61,99 Baik 3,24 Sehat6 PDAM Kab. Sumbawa Barat 47,10 Cukup 2,64 Kurang Sehat7 PDAM Kab. Dompu 46,79 Cukup 2,52 Kurang Sehat8 PDAM Kab. Bima 38,39 Kurang 1,78 Sakit
Capaian Kinerja Berdasarkan Kepmendagri
Nomor 47 Tahun 1999
Tingkat Kesehatan berdasarkan BPPSPAM
Lampiran 7 / 1 ‐ 1
EVALUASI KINERJA BLUD/RSUD TAHUN BUKU 2015 YANG DIBINA PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
NO Nama BLUD Nilai Kategori1 2 3 31 RSUD Dr. R. Soedjono Selong 54,91 Sedang (BBB)2 RSUD Patuh Patut Patju 69,95 Baik (A)3 RSJ Mutiara Sukma 67,59 Baik (A)
Lampiran 8 / 1 ‐ 1
TINGKAT KAPABILITAS APIP SE-PROVINSI NUSA TENGGARA BARATTAHUN 2016
NO Inspektorat Level Kapabilitas
1 2 3
1 Provinsi Nusa Tenggara Barat 22 Kota Mataram 23 Kabupaten Lombok Barat 3 dengan catatan4 Kabupaten Lombok Tengah 3 dengan catatan5 Kabupaten Lombok Utara 26 Kabupaten Lombok Timur 27 Kabupaten Sumbawa 28 Kabupaten Sumbawa Barat 29 Kabupaten Dompu 210 Kabupaten Bima 211 Kota Bima 2