LAPORAN AKHIR -...
Transcript of LAPORAN AKHIR -...
1
LAPORAN AKHIR
KKS PENGABDIAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2017
PENGGUNAAN KIT IPA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS
BAGI GURU-GURU SMP SE-KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO
OLEH :
DEWA GEDE EKA SETIAWAN S.Pd, M.Sc
NIP. 19860825 201504 1 001
DAUD YUSUF, S.Kom, M.Si
NIP. 19790415 200801 1 015
Biaya Melalui Dana PNBP UNG, TA 2016/2017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2017
2
LAPORAN AKHIR
KKS PENGABDIAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2017
PENGGUNAAN KIT IPA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS BAGI GURU-GURU SMP SE-
KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO
OLEH :
DEWA GEDE EKA SETIAWAN S.Pd, M.Sc
NIP. 19860825 201504 1 001
DAUD YUSUF, S.Kom, M.Si
NIP. 19790415 200801 1 015
Biaya Melalui Dana PNBP UNG, TA 2016/2017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2017
3
4
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI.................................................................................................................i
RINGKASAN............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Permasalahan ....................................................................................................3
1.3 Solusi yang ditawarkan .................................................................................. 4
BAB 2 TARGET DAN LUARAN
2.1 Tujuan ............................................................................................................. 6
2.2 Manfaat ........................................................................................................... 6
2.3 Khalayak Saran ............................................................................................... 6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
3.1 Persiapan dan Pembekalan ............................................................................. 7
3.2 Pelaksanaan .................................................................................................... 7
3.3 Rencana Keberlanjutan Program ..................................................................... 9
3.4 Tim Pelaksana Program KKS-Pengabdian ..................................................... 9
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ...................................................10
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………..….......15
BAB 6 KESIMPULAN …………………....…………………….............................15
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................20
LAMPIRAN-LAMPIRAN
5
RINGKASAN
Penggunaan KIT IPA sebagai Media Pembelajaran Terhadap Keterampilan Proses Sains merupakan kegiatan inti KKS-Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains guru-guru IPA SMP melalui penggunaan KIT IPA sebagai Media Pembelajaran. Adapun target khusus yang ingin dicapai adalah meningkatnya pemahaman dan kemampuan guru-guru dalam memanfaatkan KIT IPA sebagai alat penunjang proses pembelajaran dalam kelas.Metode yang digunakan dalam pelaksanaan KKS-Pengabdian ini berupa metode pelatihan dan tanya jawab. Adapun kegiatan ini dimulai dengan observasi di sekolah dan lembaga/instansi terkait pada minggu pertama. Dilanjutkan dengan kegiatan inti di Desa Barakati, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Kegiatan inti berupa kegiatan pelatihan tentang penggunaan KIT IPA sebagai media pembelajaran terhadap Keterampilan Proses Sains bagi guru-guru SMP se-kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. Dengan kemandirian tenaga pengajar yang ada di kecamatan Batudaa maka program dapat berjalan berkelanjutan dan berkelanjutan program dapat terjaga meskipun Program Kuliah Kerja Sibermas (KKS)-Pengabdian telah berakhir.
Kata kunci :Keterampilan Proses Sains, KIT IPA, Media Pembelajaran
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama
dilakukan. Berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi pendidikan serta sertifikasi
telah pula dilakukan oleh Pemerintah sampai pada penyempurnaan kurikulum.
Namun perbaikan yang dilakukan dalam berbagai sektor di dunia pendidikan masih
belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Perlu upaya guru sebagai ujung tombak
keberhasilan dalam pendidikan untuk melakukan improvisasi proses pembelajaran
dari teatcher centre kepada student centre. Adapun upaya lain dari guru dalam
merubah paradigma lama kepada paradigma baru dalam dunia pendidikan, khususnya
pada aspek standar penilaian dalam rangka implementasi kurikulum 2013,
mengisyaratkan bahwa perlu adanya penilaian pada aspek kognitif, psikomotor dan
afektif. Melalui penerapan pendekatan keterampilan proses sains dalam proses
pembelajaran, hal ini merupakan wujud kepedulian guru dalam upaya membantu
pemerintah agar terjadi peningkatan mutu pendidikan pada standar proses dan standar
penilaian.
Menurut Semiawan (1989: 14) untuk memahami konsep-konsep yang rumit
dan abstrak akan lebih mudah memahaminya bila disertai oleh contoh-contoh yang
konkret. Untuk menjembatani hal yang abstrak menjadi konkret diperlukan media
pembelajaran sehingga proses pembelajaran lebih bermakna. Proses pembelajaran
yang bermakna merupakan bagian dari pengalaman belajar yang dikemukakan oleh
Dale seperti yang dikutip Arsyad (2007: 11) bahwa media pembelajaran yang
digunakan sebagai pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan
paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam
pengalaman itu. Gambar kerucut Dale menggambarkan hasil belajar seseorang,
diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di
lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan sampai kepada
lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media
7
penyampai pesan itu. Dasar pertimbangan kerucut tersebut bukanlah tingkat kesulitan,
melainkan tingkat keabstrakan pesan yang dituangkan ke dalam lambang-lambang
dan jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan.
Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna
mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, karena
melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasa, pembau dan peraba.
Keterampilan proses sains dapat dikatakan sebagai kompetensi yang bersifat
generik. Keterampilan proses sains merupakan dasar keterampilan akademik, di
samping sebagai “basic learning tools” yang merupakan keterampilan untuk
membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri secara lebih
lanjut. Kemampuan proses sains tidak saja sebagai bagian dari “sains” dalam
pengertian “natural science”, tetapi juga menjadi alat(“tools”) bagi penyelidikan
ilmiah yang dapat digunakan pada semua bidang keilmuan(Haryono,2006 : 7-8).
Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan metode ilmiah yang di dalamnya
melatihkan langkah-langkah untuk menemukan sesuatu melalui eksperimen dan
percobaan. KPS tidak hanya diberikan kepada peserta didik di tingkat dasar dan
menengah bahkan di Perguruan Tinggi. KPS merupakan langkah pendekatan
pembelajaran yang diringkas menjadi 5M (mengamati, menanya, menalar,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan) untuk mengajarkan mata pelajaran apapun
di Kurikulum 2013. Menurut Wahono (2009), keterampilan proses sains (KPS)
adalah keterampilan dasar bereksperimen, metode ilmiah, dan berinkuiri. Saat ini
KPS memang mempunyai peranan penting dalam membantu peserta didik untuk
menemukan konsep dan merupakan langkah penting dalam proses belajar mengajar
khususnya dalam menemukan konsep materi IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
merupakan produk ilmiah yang mengakaji tentang fenomena alam dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan alam beserta isinya, interaksinya, serta pola-pola
kehidupan yang mampu diamati dan dibuktikan dengan logika. IPA merupakan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan proses
ilmiah yang terjabarkan lebih rinci ke dalam KPS.
8
Shadely berpendapat alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam adalah kotak
yang berisi alat-alat Ilmu Pengetahuan Alam. seperangkat peralatan Ilmu
Pengetahuan Alam tersebut mengarah pada kegiatan yang berkesinambungan atau
berkelanjutan. Peralatan Ilmu Pengetahuan Alam yang dirancang dan dibuat ini
menyerupai rangkaian peralatan uji coba ketrampilan proses pada bidang studi Ilmu
Pengetahuan Alam. Sebagai alat yang dirancang dan dibuat secara khusus ini maka
dapat diartikan bahwa ”alat peraga Kit Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu
sistem yang didesain atau dirancang secara khusus untuk suatu tujuan tertentu”
(Berta, 1996: 40).
Adapun kegunaan KIT IPA adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar
b. Untuk penekanan pada metode-metode pembelajaran interaktif
c. Untuk mengembangkan program pengembangan sumber daya manusia
d. Untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih bermutu
e. Untk memenuhi tujuan pembangunan masyarakat, ekonomi dan teknik di
indonesia
f. Untuk membantu guru IPA, mempermudah persiapan pengajaran dan
memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas didasarkan pada
kurikulum
1.2 Permasalahan
Hasil observasi yang ditemui dilapangan selama pembelajaran berlangsung
berkaitan dengan penerapan model pembelajaran disekolah, sebagian besar guru
masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional sehingga siswa
cenderung pasif selama pembelajaran. Siswa merasa bosan dan bahkan acuh terhadap
pelajaran khususnya IPA, sehingga tidak heran banyak siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru. Siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran,enggan mengemukakan pertanyaan ataupun pendapat saat pembelajaran
berlangsung. Siswa tidak terbiasa dalam merumuskan menghadapi dan menyelesaikan
9
soal sendiri selamanya berpusat dari guru itu sendiri sehingga menyebabkan hasil
belajar siswa rendah dalam pelajaran IPA. Guru harus memilih sebuah metode
pembelajaran yang tepat, dengan media pembelajaran yang menuntut siswa untuk
berpikir dan menarik hingga dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
1.3 Solusi yang ditawarkan
Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan manfaat dari penerapan
penggunaan KIT IPA dalam pembelajaran merupakan salah satu bentuk media dalam
pembelajaran IPA yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan
berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah serta meningkatkan Keterampilan
Proses Sains siswa.
Keuntungan-keuntungan belajar benda sebenarnya atau media real menurut
Daryanto bahwa siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga proses belajar
lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup
bersama dan tanggung jawab bersama, menciptakan kepribadian yang komplit bagi
guru dan siswa. Senada dengan pengembangan kerucut pengalaman Dale menurut
Arsyad (2007: 11) bahwa media pembelajaran yang digunakan sebagai pengalaman
langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai
informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu. Sejalan dengan De
Porter and Reardon (2000: 57) bahwa kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20%
dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat
dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan dan 90 % dari apa yang kita katakan dan
lakukan.
Oleh karena itu, penerapan penggunaan KIT IPA adalah salah satu solusi
yang sangat tepat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Kegiatan yang akan dilakukan berupa metode penyuluhan, pelatihan dan tanya jawab
oleh tim ahli kepada guru pengajar IPA Sekolah Menengah Pertama se-Kecamatan
Batudaa. Kegiatan ini di integrasikan dengan Kuliah Kerja Sibermas (KKS) Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Gorontalo (UNG)
tahun 2017 di Desa Barakati, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Kegiatan ini
10
didukung langsung oleh Kepala Dinas Cabang Kecamatan Batudaa Bapak
Drs Suharto Dukalang M.Si ,sebagai mitra kerja sama dalam usul program KKS-
Pengabdian ini.
11
BAB II
TARGET DAN LUARAN
2.1 Tujuan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman akan Keterampilan
Proses Sains (KSP) oleh guru pengajar IPA se Kecamatan Batudaa, Kabupaten
Gorontalo, dalam menerapkan media KIT IPA pada Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) IPA di kelas. Tujuan ini dapat diuraikan secara terinci sebagai berikut :
• Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan guru-guru Sekolah
Menengah Pertama se Kecamatan Batudaa tentang penggunaan KIT IPA sebagai
media pembelajaran terhadap keterampilan proses sains
• Untuk melatih guru-guru pengajar IPA Sekolah Menengah Pertama se
Kecamatan Batudaa dalam menerapkan penggunaan KIT IPA sebagai media
pembelajaran terhadap keterampilan proses sains
2.2 Manfaat
Adapun manfaat dari program pelatihan ini adalah :
• Guru: meningkatkan kreatifitas dalam memilih metode pembelajaran yang tepat
dengan pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains
• Sekolah: membantu dalam mengatasi kurangnya minat dan meningkatkan hasil
belajar IPA para siswa di Sekolah.
12
2.3 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dari pelatihan ini adalah guru pengajar IPA se Kecamatan
Batudaa, yang merupakan fasilitator pada KBM di kelas. Kemampuan guru dalam
menentukan metode pembelajaran IPA yang tepat diterapkan masih rendah. Hal ini
terbukti dengan dominasi metode pembelajaran ceramah yang monoton di dalam
kelas. Sehingga perlu ditingkatkan dengan kegiatan pelatihan yang berorientasi pada
metode metode pembelajaran IPA yang relevan.
13
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan KKS Pengabdian akan dilaksanakan melalui beberapa tahapan
pelaksanaan kegiatan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
3.1 Persiapan dan Pembekalan
Mekanisme pelaksanaan kegiatan KKS-Pengabdian meliputi tahapan berikut :
a. Penyiapan lokasi KKS Pengabdian
b. Koordinasi dengan dinas/pemerintah setempat
c. Perekrutan mahasiswa peserta koordinasi dengan LPPM-UNG
d. Pembekalan (Coaching) dan pengasuransian mahasiswa Persiapan dan
Pembekalan kepada mahasiswa mencakup :
a. Fungsi mahasiswa dalam KKS-Pengabdian
b. Pemaparan program penggunaan KIT IPA sebagai media pembelajaran
terhadap keterampilan proses sains
c. Potensi dan Masalah, serta Kendala dalam pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar
d. Alternatif solusi dan tahapan pelaksanaan kegiatan penggunaan KIT
IPA sebagai media pembelajaran terhadap keterampilan proses sains
e. Pelaksanaan tahapan kegiatan KKS-Pengabdian tahun anggaran 2017
f. Acara pelepasan mahasiswa peserta KKS-Pengabdian oleh kampus
UNG
g. Pengantaran 30 orang mahasiswa peserta KKS-Pengabdian ke lokasi
h. Penyerahan peserta KKS-Pengabdian ke lokasi oleh panitia pemerintah
setempat
i. Monitoring dan evaluasi pertengahan periode kegiatan
j. Monitoring dan evaluasi akhir kegiatan KKS-Pengabdian
14
3.2 Pelaksanaan
Metode yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah metode : penyuluhan,
pelatihan, tanya jawab. Adapun kegiatan inti ini dimulai dengan penjelasan atau
penyuluhan bagaimana karesteristik pembelajaran IPA, mengunakan alat bantu untuk
mencapai tujuan pembelajaran IPA yang sesuai karesteristiknya. Dilanjutkan dengan
penjelasan tentang metode dan media pembelajaran yang tepat untuk diterapkan
dalam pembelajaran IPA. Berikutya guru dilatih dalam menggunakan KIT IPA untuk
meningkatkan keterampilan proses sains.
Pelaksanaan program KKS pengabdian ini menggunakan volume pekerjaan
yang dihitung dalam bentuk jam kerja efektif mahasiswa (JKEM) seperti ditunjukkan
pada tabel di bawah ini :
No. Uraian Pekerjaan Program JKEM
rata-rata
(y)
Jumlah
Mahasiswa
(n)
JKEM
Total
(n.y)
1 Observasi ke Sekolah
Menegah Pertama di
Kecamatan Batudaa
Penyatuan
jadwal dengan
pihak sekolah
200 15 3000
2 Kegiatan inti Penyuluhan
Pelatihan
Tanya Jawab
300 15 4500
Total 500 30 7500
Tabel 2. Volume Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) KKS Pengabdian
15
3.3 Rencana Keberlanjutan Program
Keberlanjutan program ini akan ditentukan oleh pola kinerja mahasiswa dalam
pelaksanaan kegiatan KKS-Pengabdian. Diharapkan kegiatan ini dapat berkelanjutan.
Penentuan model pembelajaran yang tepat, menuntut para guru untuk memilih model
pembelajaran yang cocok dari sekian banyak model-model pembelajaran yang dapat
diterapkan di sekolah.
3.4 Tim Pelaksana Program KKS Pengabdian
No Nama Jabatan Instansi
1. Dewa Gede Eka Setiawan, S.Pd,
M.Si
Ketua Tim FMIPA – UNG
2. Daud Yusuf, S.Kom, M.Si Anggota FMIPA – UNG
Tabel 3. Tim Pelaksana Program di Lapangan
Alur pelaksanaan kegiatan ini diberikan seperti pada diagram dibawah ini :
Gambar 1. Diagram Alur kegiatan KKS - Pengabdian
Hasil pengabdian meningkatkan pemahaman dan kreatifitas guru dalam menerapkan metode dan media pembelajaran yang tepat digunakan pada
pembelajaran IPA
Kegiatan inti penggunaan KIT IPA sebagai media pembelajaran terhadap
keterampilan proses sains
Observasi ke Sekolah - Sekolah Menengah Pertama se Kecamatan Batudaa, Kabupaten
Gorontalo
16
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri
Gorontalo oleh banyak berkiprah dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat,
diantaranya adalah Kuliah Kerja Sibermas (KKS). KKS merupakan kegiatan yang
wajib diikuti mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo menjelang akhir studi mereka.
Kegiatan yang dulunya bernama Kuliah Kerja Nyata (KKN) dimaksudkan untuk
memberikan pengalaman kepada mahasiswa bagaimana terjun ditengah-tengah
masyarakat. KKS dilaksanakan sekitar dua bulan di berbagai desa/kelurahan yang ada
di Provinsi Gorontalo. Pada kegiatan ini mahasiswa dengan bimbingan dosen
Pembimbing Lapangan (DPL) keilmuan.
Dalam satu tahun terakhir ini LPPM Universitas Negeri Gorontolo telah
melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat seperti dibawah ini :
1. Kerjasama LPPM UNG dan DP2M Dikti dalam kegiatan pengabdian dengan
Program KKN-PPM.
2. Kerjasama LPPM UNG dan DP2M Dikti dalam kegiatan pengabdian dengan
Program PNPMP
3. Kerjasama LPPM UNG dengan DP2M Dikti dalam kegiatan pengabdian
dengan Program IbM, IbK, IbPe dan IbW.
4. Kerjasama LPPM UNG dan BRI Gorontalo dalam pemberdayaan masyarakat.
5. Kerjasama LPPM UNG dengan Kemenkop sejak tahun 2012 sampai saat ini.
17
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Lokasi KKS
a. Sejarah Singkat Desa Barakati
Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memilikik batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul
dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai
desa adalah keanekaragaman, partisipasi otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat. Desa yang menjadi rujukan Mahasiswa KKS
Universitas Negeri Gorontalo untuk pelatihan KIT IPA Sebagai Media
Pembelajaran Terhadap Keterampilan Proses Sains Bagi Guru-Guru SD dan SMP
adalah desa Barakati Kecamatan Batudaa.
Desa Barakati di rintis tahun 2002 dan terus mengalami pemekaran. Desa
Barakati terdiri atas 4 dusun yaitu: Dusun Hutamela, Dusun Hungayo, Dusun
Botuhuwayo dan Dusun Bontula. Desa Barakati merupakan salah satu dari 191
desa di Kabupaten Gorontalo dan memiliki luas wilayah 346 Ha, secara
topografis terletak pada ketinggian ±50 meter di atas permukaan air laut. Posisi
desa barakati yang terletak pada bagian tengah kabupaten Gorontalo berbatasan
langsung dengan, sebelah barat desa Bua, dan sebelah timur berbatasan dengan
desa iluta, sebelah utara desa berbatasan dengan danau limboto serta sebelah
selatan Desa Biluhu Timur. Lahan di desa sebagian besar merupakan tanah kering
5,49% dan tanah basah dan tanah sawah sebesar 0.086%.
Kegiatan Dosen pembimbing lapangan yang di laksanakan di Desa
Barakati tentang pelatihan KIT IPA untuk guru-guru SD dan SMP Se-kecamatan
Batudaa mendapat sambutan yang sangat baik dari Guru-guru peserta pelatihan
KIT IPA . Hasil yang didapatkan dari pelaksanaan kegiatan KKS Pengabdian
18
berupa terlaksananya kegiatan pelatihan KIT IPA Sebagai Media Pembelajaran
Terhadap Keterampilan Proses Sains Bagi Guru-Guru SMP se-Kecamatan
Batudaa. Dalam kegiatan tersebut, pemateri yang terdiri dari dosen-dosen dan
dibantu oleh Asisten Laboratorium Fisika Universitas Negeri Gorontalo yang
memaparkan beberapa materi yang menarik mengenai penggunaan KIT IPA
sebagai media pembelajaran yang tersedia di sekolah.
Adapun peran mahasiswa dalam kegiatan tersebut berupa pendampingan
terhadap guru-guru IPA dalam proses pelatihan KIT IPA yang di laksanakan di
SMP Negeri 2 Batudaa. Pelatihan KIT IPA yang di laksanakan di aula SMP
Negeri 2 Batudaa dengan jumlah peserta pelatihan 30 orang, dari 12 (Duabelas)
Sekolah Dasar dan 3(Tiga) SMP. Pelatihan ini terdiri dari 4 KIT yaitu: Optika,
Hidrostatika & Panas, Listrik & Magnet serta Mekanika. Pelatihan KIT bagi
guru-guru IPA ini sangat penting untuk dilakukan karena dari 12 Sekolah Dasar
dan 3 SMP yang ada di Kecamatan Batudaa rata-rata masih belum begitu
memahami dalam menggunakan alat-alat KIT IPA yang tersedia di sekolah.
Manfaat dari pelatihan KIT IPA adalah untuk mengenalkan pentingnya
menggunakan dengan praktek langsung menggunakan alat-alat KIT IPA yang
ada di sekolah.
19
DOKUMENTASI:
Gambar 2.a Pembukaan Pelatihan KIT IPA Gambar 2.b Peserta pelatihan KIT IPA
Gambar 2.c Pemateri Kegiatan Inti Gambar 2.d Pemaparan Materi KIT IPA
Gambar 2.e Jenis-jenis KIT IPA Gambar 2.f Praktek penggunaan KIT IPA
20
Selain program inti yang merupakan kegiatan utama, peserta KKS
Pengabdian Unuversitas Negeri Gorontalo dengan tema „Penggunaan KIT IPA
Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Keterampilan Proses Sains Bagi Guru Guru
SMP SE-Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo‟ Untuk mencapai tujuan dari
KKS itu sendiri, Maka mahasiswa KKS Pengabdian UNG 2017 melaksanakan
beberapa kegiatan tambahan berdasakan kebutuhan warga masyarakat di Desa
Barakati berupa kegiatan Bimbingan belajar di SMPN 2 Batudaa, Baca tulis Al-
Quran,Donor Darah, Futsal, Lomba Lari Marathon Se-kecamatan Batudaa,Pentas
Seni, dan kegiatan jumat bersih.
Gambar 3.A Kegitan Donor Darah Gambar 3.b Foto Bersama PMI Provinsi
Gambar 3.c Pembukaan Lari Marathon Gambar 3.d Start Lomba Lari Marathon
21
Gambar 3.e Peserta Lari Marathon Gambar 3.c Pemenang Lari Marathon
Gambar 4.a Malam Perpisahan Gambar 4.b Pembukaan malam
Perpisahan
Gambar 4.c Persembahan Tari Bali Gambar 4.d Atraksi Taekwondo
22
BAB VI
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pelaksanaan program KKS pengabdian di Desa Barakati adalah :
a. Kegiatan KKS Pengabdian telah dilaksanakan selama 45 hari dapat diterima oleh
masyarakat Desa Barakati.
b. Seluruh program inti dan tambahan dapat dilaksanakan dengan sukses.
c. Kegiatan inti Penggunaan KIT IPA Sebagai Media Pembelajaran Terhadap
Keterampilan Proses Sains Bagi Guru-Guru SD dan SMP dapat meningkatkan
kemampuan guru-guru SD dan SMP dalam penggunaan KIT IPA sesuai dengan
pelatihan yang di berikan oleh pemateri dalam kegiatan inti yang di dilaksanakan
oleh Dosen Pembimbing Lapangan dan mahasiswa KKS Pengabdian Universitas
Negeri Gorontalo.
d. Program Kuliah Kerja Sibermas (KKS)- Pengabdian dengan tema „Penggunaan
KIT IPA Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Keterampilan Proses Sains Bagi
Guru Guru SMP SE-Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo‟ mengutamakan
kegiatan yang berupa kebutuhan masyarakat menuju terciptanya kemandirian
masyarakat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2007.Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Hamalik, Oemar.2012. Proses Belajar Mengajar.Bandung:Bumi Akasara.
Hamzah. 2012. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses
Sains. Jurnal Pendidikan Dasar Vol.7, No.1, 2006: 1-13
Sartika, Septi Budi. 2015. Analisis Keterampilan Proses Sains (KPS) Mahasiswa
Calon Guru dalam Menyelesaikan Soal IPA Terpadu. FKIP UMS :
Sidoarjo
Semiawan, Conny. 1989. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.
Suryaningsih, Ery. 2014. Pengaruh media pembelajaran dan kemandirian belajar
terhadap kemampuan keterampilan. Kab. Tangerang (ISBN 978-60214215-5-
0)
Trianto.2007. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik.
Jakarta:prestasi pustaka.
24
25
26
27
28
29