Laporan Akhir Sediaan Gel

16
BAB II PEMBUATAN SEDIAAN GEL A. TUJUAN 1. Mahasiswa diharapkan mengetahui praformulasi dan tekhnik proses pembuatan sediaan gel dan evaluasi sediaan gel B. DASAR TEORI Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli(FI IV, hal 7). Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan (Formularium Nasional, hal 315) Berdasarkan jenis fase terdispersi gel dapat dibagi menjadi : Gel fase tunggal, terdiri dari makromolekul organik yang tersebar serba sama dalam suatu cairan

description

tfytduu

Transcript of Laporan Akhir Sediaan Gel

Page 1: Laporan Akhir Sediaan Gel

BAB II

PEMBUATAN SEDIAAN GEL

A. TUJUAN

1. Mahasiswa diharapkan mengetahui praformulasi dan tekhnik proses

pembuatan sediaan gel dan evaluasi sediaan gel

B. DASAR TEORI

Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari

partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang  besar, terpenetrasi oleh

suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli(FI IV, hal 7). Gel adalah sediaan

bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawaan organik

atau makromolekul senyawa  organik, masing-masing terbungkus dan saling

terserap oleh cairan (Formularium Nasional, hal 315)

Berdasarkan jenis fase terdispersi gel dapat dibagi menjadi :

Gel fase tunggal, terdiri dari makromolekul organik yang tersebar serba sama

dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara

molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari

makromolekul sintetik (misal karbomer) atau dari gom alam (misal tragakan).

Molekul organik larut dalam fasa kontinu.

Gel sistem dua fasa, terbentuk jika masa gel terdiri dari jaringan partikel kecil

yang terpisah. Dalam sistem ini, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif

besar, masa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma. Partikel anorganik

tidak larut, hampir secara keseluruhan terdispersi pada fasa kontinu

Page 2: Laporan Akhir Sediaan Gel

Keuntungan dan Kekurangan Sediaan Gel:

      Keuntungan sediaan gel :

Untuk hidrogel : efek pendinginan pada kulit saat digunakan, penampilan

sediaan yang jernih dan elegan, pada pemakaian di kulit setelah kering

meninggalkan film tembus pandang, elastis, daya lekat tinggi yang tidak

menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak terganggu, mudah dicuci

dengan air, pelepasan obatnya baik, kemampuan penyebarannya pada kulit

baik.

      Kekurangan sediaan gel :

Untuk hidrogel : harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga

diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap

jernih pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel tersebut sangat mudah

dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat

menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.

Penggunaan emolien golongan ester harus diminimalkan atau dihilangkan

untuk mencapai kejernihan yang tinggi.

Untuk hidroalkoholik : gel dengan kandungan alkohol yang tinggi dapat

menyebabkan pedih pada wajah dan mata, penampilan yang buruk pada kulit

bila terkena pemaparan cahaya matahari, alkohol akan menguap dengan cepat

dan meninggalkan film yang berpori atau pecah-pecah sehingga tidak semua

area tertutupi atau kontak dengan zat aktif.

Page 3: Laporan Akhir Sediaan Gel

Sifat dan karakteristik gel adalah sebagai berikut :

1.      Swelling

Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat

mengabsorbsi larutan sehingga terjadi pertambahan volume. Pelarut akan

berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan gel.

Pengembangan gel kurang sempurna bila terjadi ikatan silang antar polimer di

dalam matriks gel yang dapat menyebabkan kelarutan komponen gel berkurang.

2.      Sineresis.

Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel.

Cairan yang terjerat akan keluar dan berada di atas permukaan gel. Pada waktu

pembentukan gel terjadi tekanan yang elastis, sehingga terbentuk massa gel yang

tegar. Mekanisme terjadinya kontraksi berhubungan dengan fase relaksasi akibat

adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya gel. Adanya perubahan pada

ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antar matriks berubah, sehingga

memungkinkan cairan bergerak menuju permukaan. Sineresis dapat terjadi pada

hidrogel maupun organogel.

3.      Efek suhu

Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk melalui

penurunan temperatur tapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah pemanasan

hingga suhu tertentu. Polimer separti MC, HPMC, terlarut hanya pada air yang

dingin membentuk larutan yang kental. Pada peningkatan suhu larutan tersebut

membentuk gel. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang

disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation.

Page 4: Laporan Akhir Sediaan Gel

4.      Efek elektrolit.

Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh pada gel

hidrofilik dimana ion berkompetisi secara efektif dengan koloid terhadap pelarut

yang ada dan koloid digaramkan (melarut). Gel yang tidak terlalu hidrofilik

dengan konsentrasi elektrolit kecil akan meningkatkan rigiditas gel dan

mengurangi waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian tekanan geser. Gel

Na-alginat akan segera mengeras dengan adanya sejumlah konsentrasi ion kalsium

yang disebabkan karena terjadinya pengendapan parsial dari alginat sebagai

kalsium alginat yang tidak larut. 

5.      Elastisitas dan rigiditas

Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa,

selama transformasi dari bentuk sol menjadi gel terjadi peningkatan elastisitas

dengan peningkatan konsentrasi pembentuk gel. Bentuk struktur gel resisten

terhadap perubahan atau deformasi dan mempunyai aliran viskoelastik. Struktur

gel dapat bermacam-macam tergantung dari komponen pembentuk gel.

6.      Rheologi

Larutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang

terflokulasi memberikan sifat aliran pseudoplastis yang khas, dan menunjukkan

jalan aliran non – Newton yang dikarakterisasi oleh penurunan viskositas dan

peningkatan laju aliran.

Page 5: Laporan Akhir Sediaan Gel

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam formulasi gel :

1. Penampilan gel : transparan atau berbentuk suspensi partikel koloid yang

terdispersi, dimana dengan jumlah pelarut yang cukup banyak membentuk gel

koloid yang mempunyai struktur  tiga dimensi.

2. Inkompatibilitas dapat terjadi dengan mencampur obat yang bersifat kationik

pada kombinasi zat aktif, pengawet atau surfaktan dengan pembentuk gel yang

bersifat anionik (terjadi inaktivasi atau pengendapan zat kationik tersebut).

3. Gelling agents yang dipilih harus bersifat inert, aman dan tidak bereaksi dengan

komponen lain dalam formulasi.

4.Penggunaan polisakarida memerlukan penambahan pengawet sebab polisakarida

bersifat rentan terhadap mikroba.

5. Viskositas sediaan gel yang tepat, sehingga saat disimpan bersifat solid tapi

sifat soliditas tersebut mudah diubah dengan pengocokan sehingga mudah

dioleskan saat penggunaan topikal.

6. Pemilihan komponen dalam formula yang tidak banyak menimbulkan

perubahan viskositas saat disimpan di bawah temperatur yang tidak terkontrol.

7. Konsentrasi polimer sebagai gelling agents harus tepat sebab saat penyimpanan

dapat terjadi penurunan konsentrasi polimer yang dapat menimbulkan syneresis

(air mengambang diatas permukaan gel)

8. Pelarut yang digunakan tidak bersifat melarutkan gel, sebab bila  daya adhesi

antar pelarut dan gel lebih besar dari daya kohesi antar gel maka sistem gel akan

rusak.

Page 6: Laporan Akhir Sediaan Gel

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat:

Beaker gelas

Batang pengaduk

PH meter

Gelas ukur

Timbangan analitik

Mortir dan stamper

Cawan penguap

Plat kaca

2. Bahan:

Daun sirih merah

CMC

TEA

Metil paraben

Aquades

D. CARA KERJA

Pembuatan Gel :

1. Dikembangkan CMC didalam air korpus, dibiarkan ad kembang

2. Ditambahkan TEA sedikit demi sedikit hingga terbentuk masa gel yang

bening

3. Dilarutka metil paraben menggunakan air panas aduk ad larut

4. Masukkan metil paraben yang sudah larut kedalam campuran TEA dan CMC,

masukkan zat aktif infusa daun sirih merah gerus ad homogen

Page 7: Laporan Akhir Sediaan Gel

5. Masukkan sisa aquades gerus ad homogen

6. Kemas dan beri etiket

7. Lakukan evaluasi sediaan gel yang meliputi : uji organoleptis, homogenitas,

daya sebar dan PH.

Uji Organoleptik:

Uji organoleptik dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap bentuk,

warna, dan bau dari sediaan yang telah dibuat (Anief, 1997)

Uji Homogenitas:

Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan gel pada kaca

transparan dimana sediaan diambil tiga bagian yaitu: atas, bawah dan tengah.

Homogenitas ditunjukan dengan tidak adanya butiran kasar (Ditjen POM, 2000)

Uji PH:

Uji ini dilakukan dengan menggunakan PH stik universal dicelupkan ke dalam

sediaan gel yang telah diencerkan, diamkan berapa saat diamati PH yang

didapatkan. PH sediaan yang memenuhi kriteria PH kulit yaitu dalam interval 4,5-

6,5 (Tranggono dan Latifa, 2007)

Uji Daya Sebar:

Uji ini dakukan dengan cara sediaan gel ditimbang sebanyak 0,5 g, kemudian

diletakkan ditengah kaca bulat berskala, diatas gel diletakkan kaca bulat lain atau

bahan transparan lain dan pemberat 150 g, didiamkan selama 1 menit kemudian

dicatat penyebarannya. Daya sebar yang baik 5,7 cm (Garget et al, 2003)

Page 8: Laporan Akhir Sediaan Gel

E. DATA EVALUASI GEL

- Uji Organoleptik

Bentuk : Cair

Bau : Tidak memiliki bau

Warna : Hijau kehitaman

- Uji Homogenitas

Sediaan gel Homogen

- Uji PH

PH gel adalah 8,0

- Uji Daya Sebar

Sebelum : 15,85 cm

Sesudah : 18,6 cm

F. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini adalah pembuatan sediaan gel. Gel adalah sistem

semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau

molekul organik yang  besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang

disebut jeli, zat aktif yang digunakan dalam pembuatan gel adalah daun sirih

merah yang dibuat infusa dengan konsentrasi 25%, alasan menggunakan

konsentrasi 25% karena daun sirih merah dapat digunakan sebagai antibakteri.

Dan disesuaikan dengan tujuan pembuatan gel kelompok kami yaitu gel

Handsanitaizer yang berfungsi sebagai antiseptik.

Pertama-tama proses pembuatan gel adalah mengembangkan CMC dengan

menggunakan air panas sebanyak 10 kali dari berat CMC, alasan menggunakan

air panas untuk mempercepat kembangnya CMC, setelah CMC kembang

Page 9: Laporan Akhir Sediaan Gel

dimasukkan TEA sedikit demi sedikit sampai terbentuk masa gel yang bening.

Setelah terbentuk masa gel yang bening tahap selanjutnya yang dilakukan adalah

melarutkan metil paraben dalam air panas, fungsi melarutkan metil paraben

menggunakan air panas untuk mempermudah kelarutan dari metil paraben, setelah

metil paraben larut masukkan kedalam campuran CMC dan TEA, gerus ad

homogen, tambahkan zat aktif infusa daun siri merah gerus ad homogen,

tambahkan sisa aquades gerus ad homogen.

Setelah sediaan gel selesai dibuat kemas dan beri etiket, sisakan sedikit

sediaan gel untuk dilakukan proses evaluasi, evaluasi yang dilakukan antara lain:

uji organoleptik, uji homogenitas, uji ph dan uji daya sebar.

Uji organoleptik dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan, yang

meliputi bau, warna dan bentuk sediaan, hasil yang didapatkan adalah sediaan gel

berbentuk cair, hal ini dikarenakan konsentrasi CMC yang digunakan terlalu kecil,

sedangkan warna sediaan yang didapatkan berwarna hijau kehitaman. Untuk uji

homogenitas sediaan gel yang dihasilkan adalah homogen. Setelah dilakukan uji

homogenitas uji selanjutnya yang dilakukan adalah uji Ph, PH sediaan yang

dihasilkan adalah PH 8. Tahap selanjutnya adalah uji daya sebar, didapatkan hasil

sebelum ditambah pemberat 15,85 cm, setelah ditambahkan pemberat 150 g daya

sebar yang dihasilkan adalah 18,6 cm.

Page 10: Laporan Akhir Sediaan Gel

G. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1. Zat aktif yang digunakan adalah daun sirih merah dengan konsentrasi 25%

2. Uji organoleptik didapatkan hasil yaitu sedian gel berwarna hijau kehitaman,

berbentuk cair, dan tidak memiliki bau.

3. Ph sediaan gel adalah ph 8.

4. Sediaan gel homogen

5. Daya sebar yang didapatkan sebelum dan sesudah diberi pemberat adalah

15,85 cm dan 18,6 cm

Page 11: Laporan Akhir Sediaan Gel

LAMPIRAN

Evaluasi Ph