Laporan Akhir Prospro 2015

23

Click here to load reader

description

Laporan akhir prosman

Transcript of Laporan Akhir Prospro 2015

LAPORAN AKHIRPRAKTIKUM PROSES PRODUKSIMEJA

Kelompok IIDylan1306410742

Dosen:-Dr. Ir. Gatot Prayogo, M.Eng- Dr. Yudan Whulanza, S.T., M.Sc.

Asisten: Duhita Anindyajati

Co-Asisten: Anggita Ambar

Departemen Teknik MesinFakultas Teknik Universitas IndonesiaDepok2013

KATA PENGANTAR

Laporan ini berisi hal-hal yang dilakukan pada saat menjalankan praktikum proses produksi di lab DTM Lantai 1 gedung MRC. Alat yang ingin dibuat pada proses produksi ini adalah meja dengan rangka besi hollow berbentuk segiempat dengan laci dan dudukan kaki. Proses produksi yang dijalani meliputi kerja bangku, membubut, serta mengelas. Proses meliputi pembuatan rangka meja, bushing, dan assembly dengan las.Dalam bidang keteknikan khususnya teknik mesin proses produksi menjadi hal yang sangat penting dan menjadi satu kesatuan, karena itu Proses Manufaktur menjadi salah satu bobot materi yang diperhitungkan. Proses manufaktur merupakan suatu kegiatan atau proses mengubah suatu benda dari material dasar menjadi sebuah benda jadi yang dapat digunakan dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, praktikum ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa agar dapat mengoperasikan mesin-mesin manufaktur sesuai dengan cara kerja yang baik dan benar agar menjadi bekal yang cukup bagi seorang calon sarjana teknik dikemudian hari,

Kami menyadari praktikum yang telah kami lakukan masih perlu ditingkatkan lagi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi kami dalam bidang keteknikan maupun sehari-hari.Depok, 30 Mei 2015

Dylan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2DAFTAR ISI3BAB I: PENDAHULUAN4Latar Belakang4Pembatasan Masalah4Maksud dan Tujuan Praktikum4BAB II: PROSES PENGERJAAN5Proses Detail Benda Kerja5Gambar Benda Kerja (CAD)6BAB III: ANALISA7Analisa Alat7Analisa Bahan9Analisa Chip9Analisa Proses, Hasil, dan Waktu10BAB IV: PENUTUP12Kesimpulan12Saran12LAMPIRAN (TERLAMPIR)12

BAB I: PENDAHULUAN

Latar BelakangProses produksi merupakan proses yang sudah dijalani sejak dahulu kala. Perkembangan proses produksi sangat pesat mulai dari kerja bangku hingga terciptanya mesin produksi yang bekerja secara otomatis. Hampir semua alat dapat dibuat dengan melakukan proses produksi yang meliputi milling, turning, drilling, welding, dan yang lainnya.

Pemanfaatan proses produksi sudah dilakukan oleh banyak institusi pendidikan termasuk DTM FTUI yang mengajarkan mahasiswa tentang proses produksi untuk tugas merancang, skripsi, dan bekal untuk nanti bekerja pada suatu perusahaan produksi.

Proses produksi sudah sangat canggih dengan adanya mesin otomatis, namun pada praktikum ini kami akan melakukan dengan cara yang lebih konvensional yaitu dengan menggunakan kerja bangku dengan bantuan mesin bubut dan drill untuk membuat meja.

Pembatasan MasalahDalam laporan ini akan menjelaskan bagaimana proses produksi dengan menggunakan kerja bangku dapat membuat meja mulai dari analisa material, pengunaan alat dan juga assembly meja itu sendiri.

Maksud dan Tujuan PraktikumMata kuliah praktikum teknologi mekanik merupakan mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Praktikum teknologi mekanik ini diadakan agar mahasiswa Teknik Universitas Indonesia dapat mengetahui pengoperasian mesin-mesin antara lain:1. Mesin Bubut2. Mesin Frais3. Mesin las listrik4. Mesin bor5. Dan lain-lainSesuai dengan karakteristik dari mesin-mesin itu sendiri; mempelajari dasar-dasar membuat/merakit elemen-elemen dari sebuah ragum sampai menjadi sebuah ragum yang utuh; mengetahui kesalahan-kesalahan apa saja dan penyimpangan yang terjadi pada saat pembuatan atau pelaksanaan sehingga dapat dilihat baik tidaknya hasil kerja yang telah dilaksanakan.Selain itu juga memupuk disiplin, tanggung jawab kerja, kerja sama yang baik yang dapat menjadi bekal yang cukup di kemudian hari.

BAB II: PROSES PENGERJAAN

Proses Detail Benda KerjaBenda kerja yang ingin dibuat adalah meja. Meja merupakan kebutuhan sehari-hari dan digunakan oleh semua orang. Material dari meja itu adalah besi berbentuk persegi hollow dengan tebal 2 mm. Meja yang ingin dibuat terdiri dari rangka meja berlaci, dan dudukan kaki. Dudukan kaki terbuat dari besi silinder hollow dengan tebal 2 mm. Tinggi meja adalah 750 mm dengan luasan persegi panjang 500 mm x 1100 mm. Laci berada pada ketinggian 560 mm dari lantai dan dudukan kaki berada pada ketinggian 150 mm dari lantai. Dudukan disambungkan pada rangka meja melalui bushing yang akan dilas bersama dudukan dan dibautkan dengan baut M7 pada rangka meja. Proses-proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pembuatan rangka dari pemotongan bahan mentahBahan mentah yang diberikan adalah 2 buah besi persegi hollow dengan panjang 6 m dan 1 buah besi silinder hollow dengan panjang 3m. Rangka yang diinginkan adalah 4 buah besi persegi hollow dengan panjang 750 mm untuk tinggi meja, 4 buah besi persegi hollow dengan panjang 1100 mm untuk panjang meja(2 untuk laci dan 2 untuk penampang atas), 4 buah besi persegi hollow dengan panjang 500 mm untuk lebar meja(2 untuk dudukan dan 2 untuk penampang atas), dan 2 buah besi silinder hollow dengan panjang 1100 mm untuk dudukan. Proses pemotongkan dilakukan dengan gerinda untuk memotong bahan mentah yang panjang dan gergaji besi untuk memotong hingga mendapatkan ukuran yang diinginkan

b. DrillingSetelah pemotongan, maka akan dilakukan proses drilling pada lubang-lubang yang akan dijadikan tempat joining. Drilling akan dilakukan dengan mata drill berdiameter 7 mm dan menggunakan mesin drill. Drilling dilakukan pada 4 buah besi persegi hollow dengan panjang 500 mm pada 50 mm dari masing-masing ujung dan didrill sampai tembus. Drilling juga dilakukan pada 2 buah besi persegi hollow dengan panjang 1100 mm pada 50 mm dari masing-masing ujung dan 2 buah lagi pada 100 mm dari masing-masing ujung.

c. Pembuatan bushing dengan pembubutanBushing dibuat dengan proses pembubutan bahan mentah besi silinder pejal berdiameter 23 mm dengan panjang 250 mm. Bushing berdimensi 15 mm untuk diameter 21 mm dan 2 mm untuk diameter 23 mm denang total keseluruhan 17 mm dan didrill dengan drill diameter 7 mm tembus. Dengan mesin bubut, maka akan membubut salah satu ujung bahan hingga diameter 21 mm dan panjang 15 mm. Setelah itu akan dilakukan drilling dengan mesin bubut hingga 17 mm. Setelah itu benda akan diputar dan akan dibubut sama seperti proses sebelumnya. Ketika selesai maka akan dipotong dengan gerinda sepanjang 17 mm dari masing-masing ujung sehingga didapatkan 2 bushing. Bushing yang diperlukan sebanyak 4 buah sehingga akan dilakukan proses diatas sebanyak 2x

d. Tapping bushingSetelah didapatkan 4 buah bushing makan dilakukan tapping pada bolongan bushing agar berulir sehingga dapat dimasukan dengan baut M7. Tapping ulir menggunakan 3 buah alat tapping dan dilakukan pemutaran hingga tembus dan terbuatlah ulir

e. FinishingProses finishing dilakukan dengan mengikir bagian yang dipotong agar permukaan halus dan rata

f. Assembly dan weldingSetelah sudah memperoleh semua part, maka akan dilakukan assembly dengan cara mengelas. Pertama bushing akan dimasukan pada besi silinder hollow dan akan dilas. Lalu semua rangka akan dilas dengan cara las titik dan jadilah meja

Gambar Benda Kerja (CAD)

Batang lebar pada meja dengan panjang 500 mm

a. Batang kaki pada meja dengan panjang 750 mm

b. Bushing pada sandaran kaki di meja

c. Batang panjang pada meja dengan panjang 1100 mm untuk batang atas

d. Batang panjang pada meja dengan panjang 1100 mm untuk batang bawah / rak meja

BAB III: ANALISA

Analisa Alata. Kerja BangkuKerja bangku dilakukan dengan berbagai alat yaitu: Gergaji BesiKami memotong benda kerja dengan alat gergaji besi berjenis bow saw karena berbentuk seperti busur panah. Bow saw digunakan secara manual dengan menggunakan tangan. Hal yang perlu diperhatikan saat penggunaan gergaji ini adalah penekanan pada saat pemotongan. Pada gergaji yang kami gunakan, mata gergaji menghadap menjauhi penggergaji, sehingga penekanan dilakukan saat mendorong gergaji ke arah benda kerja. Tidak diperbolehkan untuk menekan saat menarik gergaji karena dapat merusak mata gergaji menjadi tumpul.Pemotongan dengan gergaji besi sebaiknya dilakukan dengan menggerakan gergaji sepanjang mata gergaji agar pemotongan menjadi lebih cepat dan lurus serta membuat umur dari mata gergaji menjadi lebih panjang. Semakin banyak gigi pada gergaji maka akan semakin cepat pemotongan dapat dilakukan karena akan semakin banyak material yang termakan pada satu kali melakukan arah pemotongan.

Catok (Ragum)Catok atau ragum adalah alat untuk mencengkram benda kerja agar benda kerja tetap diam di tempat saat dilakukan proses kerja bangku yang lainnya.

KikirKikir digunakan untuk meratakan permukaan hasil potongan serta menghaluskannya agar mempermudah saat pengerjaan las. Kikir yang digunakan berbentuk trapezium karena mengikir permukaan benda yang berbentuk persegi. Kikir dilakukan satu arah agar tercapai keseragaman permukaan dan mencegah keausan dari kikir.

b. Mesin DrillMesin drill digunakan untuk membuat lubang pada besi. Mesin drill yang digunakan yaitu mesin drill (Gambar) yang ada pada lt 1 Lab DTM gedung MRC. Proses drilling dilakukan dengan menaruh benda kerja pada catok. Lalu menyalakan mesin sehingga mata bor akan berputar hingga 200rpm dan menurunkan mata bor secara perlahan menggunakan tuas yang ada. Drilling dilakukan dengan mata bor diameter 7 namun sebelum dibor harus menggunakan mata bor indenter untuk membuka celah agar bor dapat masuk dengan baik dan tidak rusak. Penurunan mata bor secara perlahan dan tidak ditekan dilakukan agar mata bor tidak rusak dan patah karena gaya-gaya puntir dan kompresi tersebut. Pada proses drilling yang dilakukan tidak menggunakan pelumas.

c. Mesin BubutMesin bubut yang digunakan mesin bubut Harrison M600. Cara kerja mesin bubut yang digunakan yaitu dengan memutar benda kerja pada spindle sesuai sumbunya pada kecepatan tertentu dan mata pahat diam. Benda kerja dipasang sekuat mungkin pada spindle dan menguncinya dengan three-jaw chuck yang dapat diatur cengkramannya agar pada saat benda kerja berpuar tidak goyang. Proses pemotongan dilakukan dengan cara menyentuhkan mata pahat pada benda kerja sehingga secara otomatis mata pahat akan memotong benda pahat secara bertahap. Mesin bubut pada praktikum ini digunakan untuk membuat bushing. Pada praktikum yang dilakukan, pemotongan dilakukan untuk memotong benda kerja dari diameter 23 mm hingga 21 mm sepanjang 15 mm. Lalu akan dilakukan pengeboran sepanjang 17 mm. Proses tersebut akan dilakukan berulang selama 4 kali pada batang silinder pejal yang sama.Pada saat melakukan pembubutan maupun pengeboran, pelumasan sangat dibutuhkan khususnya saat membubut material yang keras seperti besi pejal, dan pada praktikum kali praktikan menggunakan oli sebagai pelumas. Pelumasan dilakukan dengan cara memberikan oli pada bidang yang bersentuhan dengan pahat dan benda kerja khususnya pada mata bor. Pelumasan dilakukan manual karena sistem pelumasan pada mesin bubut tidak menyala.

d. Mesin GerindaMesin gerinda digunakan untuk memotong bahan mentah yang panjang menjadi pendek lalu dapat dilakukan kerja bangku. Mesin gerinda juga digunakan untuk memotong bushing dari silinder pejal yang telah dibubut. Penggunaan mesin gerinda harus dengan sangat hati-hati dengan menggunakan sarung tangan, kacamata safety, dan earmuff protection agar percikan api tidak mengenai bagian tubuh serta tidak membuat telinga rusak akibat suara yang dihasilkan sangat tinggi. Bahan dari pemotong gerinda terbuat dari bahan yang menyerupai aspal dan pengoperasian potong harus secara perlahan tidak terlalu cepat atau lambat agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Pada proses ini tidak menggunakan pelumasan. Mesin gerinda harus dipakai pada tempat yang sedikit orang dan tidak dekat material yang mudah terbakar agar tidak mencelakai orang lain dan menimbulkan kebakaran akibat percikan api yang dihasilkan.

e. TappingSetelah bushing telah dipotong dari gerinda dan diperoleh 4 buah, maka akan dilakukan proses tapping yaitu pemberian ulir pada lubang bushing. Proses tapping dilakukan dengan 3 tap dari yang paling halus hingga yang paling tajam. Tap diputar searah jarum jam hingga secara hati-hati agar mata tap dan alur ulir tidak rusak. Pemutaran tap yang tersendat diakibatkan gram yang terbentuk karena pembuatan ulir. Ketika mulai tersendat maka praktikan harus memutar kembali tapping pada arah yang berlawanan sebesar minimal 270 derajat lalu memutarnya kembali mendorong hingga 90 derajat. Proses dilakukan hingga tapping mencapai lubang paling akhir. Selama proses tapping, lubang diberi pelumasan dalam praktikum ini yaitu oli, agar memperlicin gerakan dan ikut mengurangi suhu akibat friksi tapper dengan dinding lubang.

f. Mesin LasPengelasan menggunakan mesin las listrik SMAW menggunakan elektroda dengan kawat las berbalut tipis. Las digunakan untuk assembly meja sehingga membutuhkan elektroda besi untuk menyambungkan besi dengan besi. Proses las yang dipakai adalah las titik dengan menyambungkan satu batang besi dengan batang yang lain dengan 3 las titik. Pengelasan tidak dapat secara vertikal melaikan harus miring dan tidak mengenai benda karena dapat menempel dengan elektroda, melainkan hanya sekedar hampir menyentuh. Sebelum mengelas sudah seharusnya dilakukan pre-heating terlebih dahulu agar hasil lasan yang seragam dan rapih.Pada saat mengelas maka harus menggunakan peralatan safety yaitu pelindung wajah dan sarung tangan agar mata tidak rusak karena cahaya yang dihasilkan oleh las listirk tersebut.

Analisa BahanBahan yang digunakan dalam praktikum proses produksi ini adalah besi. Besi mempunya kemampuan machinability dan castability yang cukup baik sehingga dapat dijadikan benda proses produksi yang baik. Besi cocok untuk dijadikan meja karena kekuatannya yang tinggi. Pada rangka bahan yang digunakan yaitu besi kotak hollow agar stress lebih kecil dibandingkan dengan silinder namun tetap ringan karena hollow.

Analisa Chipa. PenggergajianSaat mata potong penggergaji pertama memasuki benda, maka chips atau geram akan terangkat sebagian, kemudian chips akan menggulung sejauh mata pahat tersebut memotong benda kerja. Pada proses penggergajian ini akan timbul panas yang disebabkan karena gesekan yang ada antara benda kerja dan gergaji. Chips akan mengumpul pada bagian kosong gergaji sehingga semakin lama melakukan penggergajian makan akan terasa semakin berat sehingga sebaiknya menggunakan pelumasan agar membersihkan chip-chip yang dihasilkan.

b. Pembubutan dan drillingChip terbentuk oleh proses geseran lokal oleh mata pahat yang terjadi pada daerah yang sempit dan kosong. Sifat dari bahan mempengaruhi pembentukan chip pada proses pembubutan. Chip akan terbentuk ketika saat pengeboran karena material yang terpotong akan masuk pada mata bor yang berulir dan menghasilkan serpihan-serpihan spiral. Hal ini tentu dapat mengganggu pengerjaan proses drilling sehingga diperlukan pelumasan agar chip dapat keluar sendirinya. Analisa Proses, Hasil, dan Waktu

a. Pemotongan Pemotongan dilakukan pada batang silinder hollow dan square hollow secara manual dengan gergaji besi bow saw. Hal-hal yang perlu diperhatian dalam proses cutting secara manual yaitu arah pemakanan (arah pemotongan gergaji) dimana arah harus searah tidak boleh dua arah depan belakang karena dapat memperpendek umur gergaji. Gergaji ditekan ketika ingin mendorong menjauhi penggergaji dan tidak ditekan ketika menarik. Pada penggergajian kali ini tidak menggunakan pelumas namun seharusnya menggunakan pelumas agar mempermudah mengurangi gesekan. Penggergajian dilakukan menggunakan seluruh mata gergaji sehingga gerakan tangan panjang agar mata gergaji seluruhnya mendapatkan gaya dan tekanan yang seragam sehingga akan lebih tahan lama. Hasil dari pemotongan yang dilakukan harus dikikir agar mendapatkan kerataan dan kehalusan yang baik. Pada proses ini banyak sekali m aterial yang harus dipotong secara manual sehingga memerlukan waktu yang sangat lama.

b. Pembubutan Proses pembubutan dilakukan pada bahan silinder pejal. Proses pembubutan digunakan untuk mengurangi diameter dan mengebor batang silinder pejal dari 23 mm hingga 21 mm dengan jarak 15 mm. Dalam membubut hal hal yang perlu diperhatikan adalah putaran spindel, kecepatan makan, kecepatan gerak pahat, material, dan pelumasan. Pada kasus ini putaran yang digunakan hingga 300 rpm dan menggunakan pelumasan oli karena memotong benda yang cenderung keras yaitu besi pejal. Pastikan penempatan benda dikunci agar benda tidak oglek saat dilakukan pemutaran. Hasil bubut adalah 4 buah bushing dengan bolongan berdiameter 7 mm.

c. Pembuatan Ulir (Tapping)Proses yang dilakukan adalah tap and dies secara manual. Proses dimulai dengan menyamakan diameter lubang dengan tapper. Proses tapping dilakukan 3 tahap; tahap pertama bor, tahap kedua memperbesar lubang dan tahap ketiga finishing untuk dimensi yang lebih baik. Tap digunakan dari yang halus hingga tajam. Tap diputar searah dengan jarum jam secara hati-hati agar mata tap dan alur ulir tidak rusak. Pemutaran tap yang tersendat diakibatkan gram yang terbentuk karena pembuatan ulir. Ketika mulai tersendat maka praktikan harus memutar kembali tapping pada arah yang berlawanan sebesar minimal 270 derajat lalu memutarnya kembali mendorong hingga 90 derajat. Proses dilakukan hingga tapping mencapai lubang paling akhir. Selama proses tapping, lubang diberi pelumasan dalam praktikum ini yaitu oli, agar memperlicin gerakan dan ikut mengurangi suhu akibat friksi tapper dengan dinding lubang. Hasil yang didapatkan yaitu bushing dengan ulir M7. Pada proses ini cukup membutuhkan proses yang lama karena pemutaran perlahan dan rawannya tapping tool untuk patah.

d. Pengelasan Pengelasan dilakukan untuk menyambung besi hollow kotak satu dengan yang lain menjadi meja dan mengelas bushing dengan silinder hollow. Metode pengelasan yang dilakukan oleh praktikan adalah metode las titik berjumlah 3 titik. Las titik dianggap cukup dan lebih murah akibat elektroda yang digunakan lebih sedikit dibanding las keliling (melingkar). Hasil dari pengelasan cukup baik dan kuat sehingga meja bisa diangkat dengan mudah dan tidak rusak. Pengelasan seharusnya dilakukan pre heating terlebih dahulu agar pengelasan menjadi lebih mulus dan hasil lebih kuat dan seragam. Setelah proses welding maka jadilah meja dan selesailah praktikum proses produksi. Pada proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena kurangnya pengalaman praktikan saat mengelas

BAB IV: PENUTUP

Kesimpulani. Dalam kehidupan sehari-hari segala benda kerja yang digunakan memerlukan serangkaian proses untuk dapat menjadi benda kerja. Proses ini disebut proses manufaktur dan produksi.ii. Proses manufaktur terdiri dari pembubutan, pengelasan, dan kerja bangku ditambah proses milling yang tidak dilakukaniii. Keselamatan atau Safety adalah hal terpenting pada saat proses produksi.iv. Pelumasan sangat dipelukan untuk mempermudah pengerjaan karena mengurangi gesekan dan agar benda tidak panasv. Proses yang dilaksanakan dalam praktikum kali ini, yaitu cutting, turning, drilling, tapping, welding, serta kerja banku seperti kikir dan gergaji besi dengan alat sesuai kegunaannya (gergaji tangan, mesin bubut, kikir besi, mesin las SMAW, Tap and dies, mesin gerinda, dan alat catok).vi. Proses permesinan (machining) sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas dari mesin yang digunakan, baik dari segi material bahan maupun mesin itu sendiri. Selain itu, alokasi waktu pengerjaan sangat penting untuk diperhatikan agar proses dapat dilakukan efektif dan efisien dari segi biaya.vii. Teamwork yang baik sangat mempengaruhi hasil akhir produk, pembagian tugas sangat penting untuk menciptakan suasana yang teratur dan disiplin dalam melakukan proses produksi untuk efisiensi waktu dan tenaga.

Saran Diharapkan praktikum lebih dari 1 kali melainkan dijadikan bentuk modul untuk pengenalan dan penggunaan alat manufaktur. Pemberian waktu pengerjaan tugas yang lebih. Penyediaan alat yang cukup sehingga tidak harus bergantian dengan kelompok lain yang menghabiskan waktu

LAMPIRAN (TERLAMPIR)

2