Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

20
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN NILAI DARAH OLEH KELOMPOK: 1V GANJIL 1. SELFIA ANWAR (0910422029) 2. MELINDA PURNAMASARI (0910422035) 3. HADI KURNIAWAN (0910422037) 4. DERA SATRIA FITRI (0910422039) 5. USWATUL HASANAH (0910422045) LABORATORIUM TEACHING II

description

hewan

Transcript of Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

Page 1: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

NILAI DARAH

OLEH

KELOMPOK: 1V GANJIL

1. SELFIA ANWAR (0910422029)

2. MELINDA PURNAMASARI (0910422035)

3. HADI KURNIAWAN (0910422037)

4. DERA SATRIA FITRI (0910422039)

5. USWATUL HASANAH (0910422045)

LABORATORIUM TEACHING II

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2011

Page 2: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Darah merupakan salah satu komponen fisiologis yang sangat esensial bagi

keberlangsungan hidup hewan. Darah berperan penting dalam transportasi gas dan

senyawa lain, menjaga stabilitas tubuh seperti distribusi nutrisi, termoregulasi,

pengantaran hormon. Dinamika perubahan yang terjadi pada komponen darah

merupakan cerminan bagi kondisi fisiologis suatu individu hewan (Abbas, Nilla Djuita

dan Putra Santoso, 2009).

Darah merupakan suatu jaringan yang bersifat cair terdiri dari sel-sel (pigmen-

pigmen sel) yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti air, yaitu

plasma. Sel-sel dari pigmen-pigmen sel merupakan unsur-unsur darah yang disebut

unsur jadi. Sel ini cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Ada 3

tipe unsur jadi yaitu sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit), dan

keping-keping darah (trombosit). Diantara ketiga tipe tersebut unsur-unsur jadi tersebut

sel darah merah merupakan unsur yang paling banyak jumlahnya (Kimball, 1998).

Darah juga merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh

darah. Beberapa cairan tubuh yang lain adalah (1) cairan jaringan, merupakan cairan

tubuh yang terdapat diruang antar sel; (2) cairan limf, merupakan cairan tubuh yang

terdapat didalam pembuluh limf dan organ limfatikus. Organ limfatikus meliputi nodus

limfatikus, tonsil, timus dan limpa; cairan serebrospinal, merupakan cairan tubuh yang

terdapat di ruang-ruang otak (ventriculus otak) dan di kanal sentral dari sumsum tulang

belakang; (3) sinovial, merupakan cairan tubuh yang terdapat di ruang-ruang antar

persendian; (4) aqueous humor, merupaka cairan tubuh yang terdapat dalam bola mata;

(5) endolimf, merupakan cairan tubuh yang terdapat di telinga bagian dalam yang

mengisi membran labirin; (6) perilimf, merupakan cairan tubuh yang juga terdapat di

telinga bagian dalam yaitu di dalam tulang labirin (Wulangi, 1993).

Menurut Nurdin (1997), menyatakan bahwa fungsi dan peranan darah bagi

manusia antara lain: sebagai alat pengangkut bermacam-macam substansi O2, CO2,

nutrisi, garam-garam, hormon dan enzim. Memilki kemampuan koagulasi dan

Page 3: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

komposisi kimia darah. Sebagai tempat terlarut bahan yang diangkut, transpor hormon

dan metabolisme, mengatur suhu tubuh dan sebagainya.

Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV)

adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar

pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah

untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah (Anonimous, 2009).

Hemoglobin adalah konyugasi protein yang mempunyai berat molekul 6800.

Hemoglobin terdiri dari protein globin yang berkombinasi dengan heme. Heme ini

mengandung Fe. Keistimewaan hemoglobin berikatan dengan O2 membentuk

oksihemoglobin dimana ikatan ini bisa lepas apabila O2 menurun. Pembentukan heme

pada manusia terjadi di ribosom dan reticulosit. Sintesisnya dimulai dari sel eritroblast ,

tetapi kadang-kadang masih dilanjutkan untuk beberapa hari dalam sel darah merah

yang baru dilepaskan dari sum-sum tulang ke dalam peredaran darah. Hemoglobin

dapat mengikat oksigen. Dalam satu gramnya dapat mengikat O2 sebanyak 1,34 ml

(Dahelmi, 1991).

I.2 Tujuan

Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui metode dan teknik

pengukuran nilai darah (blood value) standar yang meliputi nilai hematokrit dan kadar

Hb darah. Selain itu juga untuk dapat memahami dan menginterpretasikan nilai darah

sesuai konsep-konsep fisiologis.

Page 4: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Analisa kuantitatif terhadap komposisi komponen–komponen darah dikenal dengan

analisa nilai darah (blood value). Dalam analisa tersebut, komposisi komponen–

komponen darah disajikan dalam bentuk parameter kuantitatif yang disebut nilai darah.

Parameter–parameter utama yang diukur meliputi kuantitas eritrosit dan leukosit,

trombosit, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, konsentrasi protein total, dan indeks

absolut darah. Indeks absolut darah terdiri atas MCV (ukuran volume rata–rata

eritrosit), MCH (berat hemoglobin rata–rata per unit eritrosit), dan MCHC (konsentrasi

hemoglobin per satuan volume eritrosit) (Santoso, 2011).

Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatic

menggunakanhematology analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit

secara manual dikenal ada 2, yaitu: Metode makrohematokrit, Pada metode makro,

sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung

Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-

10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm.

Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %. Metode

mikrohematokrit, Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah

heparin atau darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang

mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang

digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah

kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah

EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat. Metode mikrohematokrit lebih banyak

digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga

sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh

secara langsung (Anonimous, 2009).

Hemoglobin merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks.

Hemoglobin merupakan persenyawaan antara protein, globin dan zat warna (heme).

Keistimewaan dari hemoglobin adalah dapat mengikat O2 dan CO2. Pada metode sahli,

darah sengan larutan HCl 0,1 N akan membentuk hematin yang berwarna coklat.

Setelah itu, warna disamakan dengan warna standar sahli dengan menambahkan

aquadest sebagai pengencer. Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin,

Page 5: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu

(Anonimous, 2011c).

Menurut Wulangi (1993) penentuan kadar Hemoglobin dalam darah dapat

dilakukan dengan beberapa cara : 1) metoda hematin asam (metoda sahli). Pada metoda

ini dilakukan dengan mencampurkan HCl 0,1 N, maka Hemoglobin akan berubah

menjadi hematin asam berwarna coklat. Reaksinya dilakukan dalam sebuah tabung.

Dari tingginya kolom campuran dalam tabung dapat ditentukan kadar Hb. 2). Metoda

kimia. Pada metoda ini kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan cara menetukan

jumlah Fe yang ada dalam darah terlebih dahulu. Fe dan Hb dipisahkan dengan H2SO4.

Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin

ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme

yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga

disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini

dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk

memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna

hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran

sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar (Anonimous, 2011).

Alat cek Hemoglobin HB Sahli Haemometer Superior atau hemoglobinometer

atau Haemoglobinometer adalah instrument laboratorium untuk menentukan kadar

hemoglobin dalam darah berdasarkan satuan warna (colorimetric). Metode yang

digunakan adalah membandingkan warna sample darah dengan warna merah standard.

Warna sample darah didapatkan pada pemisahan globin dari hemoglobin dengan

penambahan HCL (Asam Klorida) untuk menghasilkan asam hematin yang warnanya

diukur oleh colorimetry (Anonimous, 2011b).

Hemoglobin mempunyai derivat yang terdiri dari Oksihemoglobin yang

merupoakan penggabvungan antara hemoglobin dengan oksigen, hemoglobin tereduksi

disebut juga ferohemoglobin merupakanmolekul yang telah melepaskan oksigen,

methemoglobin disebut juga dengan ferihemoglobin, molekul ini didapat dari oksidasi

oksihemoglobin atau hemoglobin tereduksi, karboksihemoglobin terjadi apabila darah

dicampur dengan gas CO sehingga Hb akan mengikat Co menjadi HbCO,

sianmethemoglobin, dapat terbentuk apabila Cn dicampur dengan Methemoglobin dan

Page 6: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

sulfhemoglobin terbentuk apabila ferohemoglobin dicampur dengan H2S (Walungi,

1990).

Informasi dari nilai darah sangat penting terutama dalam diagnosa status

kesehatan individu pada manusia atau merupakan parameter yang penting dalam riset-

riset berkenaan dengan efek toksik berbagai substansi terhadap hewan. Dinamika yang

ditunjukkan oleh nilai darah saling terkait satu sama lainnya, misalnya kekurangan

jumlah eritrosit akan menurunkan kadar hemoglobin sehingga muncul anemia.

Perubahan proporsi kadar eritrosit dalam satuan volume darah atau lebih dikenal dengan

hematokrit (packed cell volume) juga memberikan gambaran penting pada kasus

dehidrasi atau untuk diagnosa abnormalitas sintesis darah (Santoso, 2011).

Page 7: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Nilai Darah ini dilakasanakan pada hari Rabu, 9 November 2011 jam 14.00-

17.00 WIB di Laboratorium Teaching II, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.

III.2 Alat dan Bahan

III.2.1 Menghitung Nilai Hematokrit (Packed Cell Volume, PCV)

Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu tabung hematokrit, sentrifus hematokrit, skala

standar hematokrit, sumbat tabung hematokrit, hewan percobaan vertebrata (mencit dan

katak).

III.2.2 Menghitung Kadar Hemoglobin dengan Metode Sahli

Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu tabung sampel darah, kit hemometer sahli

lengkap, pipet tetes, sampel darah, EDTA 10%, HCl 0.1 N, aquadest.

III.3 Prosedur Kerja

III.3.1 Menghitung Nilai Hematokrit (Packed Cell Volume, PCV)

Pengambilan sampel darah dilakukan dengan memipetkan tabung hematokrit dengan

jari pada bagian pembuluh darah atau jantung hewan yang telah ditentukan atau dapat

juga dengan memipet sampel darah yang telah ditampung dalam tabung sampel darah.

Tabung hematokrit diisi hingga lebih dari setengahnya, tetapi jangan sampai penuh.

Selanjutnya tutup salah satu lubang tabung dengan penutupnya dan tempatkan pada

sentrifus secara tepat (ujung yang ditutup mengarah keluar). Lakukan sentrifugasi

terhadap sampel darah dengan kecepatan 10.000 rpm selama 5 menit. Setelah

disentrifus, tabung diangkat secara cermat dan hitung kadar hematokrit dengan

menggunakan skala hematokrit dan nyatakan dalam persen. Kemudian, data disajikan

dalam bentuk grafik perbandingan antar spesies.

Page 8: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

III.3.2 Menghitung Kadar Hemoglobin dengan Metode Sahli

a. Sampel darah hewan disediakan dan ditampung dalam tabung sampel darah yang

telah dibilas EDTA 10%. Kemudian 5 tetes HCl 0.1 N dimasukkan ke dalam

tabung pengencer hemometer.

b. Selanjutnya sampel darah diisap dengan menggunakan pipet hemoglobin sampai

garis tanda 20 ul (0,002 ml) dan sisa darah yang melekat di luar ujung pipet

dihapus.

c. Sampel darah dialirkan ke dalam tabung hemometer dan jangan sampai ada

gelembung udara. Catat waktu pertama memasukkan sampel ke dalam tabung.

Pipet tersebut secara cermat dibilas dengan HCl yang ada di dalam tabung untuk

membersihkan sisa sampel darah yang masih ada di dalamnya.

d. Campuran darah tersebut diaduk hingga homogen dan larutan menjadi coklat tua.

Setelah itu tambahakan aquades setetes demi setetes dan aduk dengan batang

pengaduk dengan terus memperhatikan warna larutan hingga tercapai kesamaan

warna dengan warna standar yang ada pada hemometer Sahli. Persamaan warna

larutan dengan warna standar harus dicapai dalam waktu 3-5 menit setelah saat

darah dan HCl bercampur (saat memasukkan sampel darah ke dalam tabung).

e. Bacalah kadar hemoglobin darah dengan menggunakan skala yang ada pada

tabung dalam satuan g/dl. Kemudian data disajikan dalam bentuk grafik

perbandingan antar spesies.

Page 9: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

IV.1.1 Menghitung Nilai Hematokrit (Packed Cell Volume, PCV)

Dari pengamatan yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel1. Nilai Hematokrit

Hewan Nilai Darah (% eritrosit)Katak 15 %+7 %

2 = 11%

Mencit 21%

IV.1.2 Menghitung Kadar Hemoglobin dengan Metode Sahli

Tabel2. Kadar Hemoglobin

Hewan Kadar Hb WaktuKatak 2,3 g/dl -Mencit 5,8 g/dl 158 s

Grafik 1: Nilai Hematokrit Vertebrata

Katak Mencit0%5%

10%15%20%25%

Kadar Hematokrit

Kadar Hematokrit

Grafik 2: Kadar Hemoglobin Vertebrata

Katak Mencit0

2

4

6

8

Kadar Hemoglobin

Kadar Hemoglobin

Page 10: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

IV.2 Pembahasan

Praktikum nilai darah ini, kami menggunakan hewan uji dari kelas vertebrata yaitu

katak dan mencit. Didapatkan hasil untuk nilai hematokrit (persen eritrosit yang

dimampatkan) pada pengambilan 2 buah sampel darah katak masing-masing yaitu 15%

dan 7% dengan rata-rata yaitu 11%, sedangkan untuk 2 buah sampel darah tikus didapat

21% (satu sampel lagi tidak dapat diamati dikarenakan pada saat dicentrifuse sumbat

pipet hematokrit terlepas). Sedangkan pada pengukuran kadar hemoglobin dengan

menggunakan metode Sahli didapatkan hasil untuk katak yaitu 2,3 g/dl (g/100 ml darah)

tanpa penambahan aquadest dikarenakan warna sampel darah sudah sama dengan warna

standar pada haemometer Sahli dan pada mencit didapat kadar hemoglobin sebesar 5,8

gr/dl dengan penambahan 20 tetes aquadest, warna menjadi sama dengan standar setelah

2 menit 36 detik.

Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa mencit memiliki nilai hematokrit yang

lebih tinggi dari pada katak, diikuti dengan kadar hemoglobin mencit yang juga lebih

tinggi dari pada katak. Hasil yang didapat pada praktikum kali ini menunjukkan nilai

yang lebih rendah dari pada nilai standar normalnya.

Putra Santoso (2011) menuliskan pada tikus dengan kuantitas eritrosit normal

6,8 juta/mm3 dan kadar hemoglobinnya yaitu 13 g/ml darah. Dituliskan juga kapasitas

angkut darah pada kelompok hewan mamalia terestrial dan aves yaitu 15-20 ml O2/100

ml darah.

Rendahnya nilai hematokrit yang didapatkan bisa juga disebabkan oleh lokasi

pengambilan sampel darah. Pada praktikum kali ini darah langsung diambil dari daerah

jantung, bisa jadi karena tusukan yang kurang tajam sehingga yang banyak terbawa

adalah bagian plasma darah yang komponennya sebagain besar terdiri atas air.

Menurut Anonimous (2009), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan

laboratorium: Jika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur intra-

vena, nilai hematokrit cenderung rendah karena terjadi hemodilusi. Pemasangan tali

turniket yang terlalu lama berpotensi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga nilai

hematokrit bisa meningkat. Pengambilan darah kapiler: tusukan kurang dalam sehingga

volume yang diperoleh sedikit dan darah harus diperas-peras keluar, kulit yang ditusuk

Page 11: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

masih basah oleh alkohol sehingga darah terencerkan, terjadi bekuan dalam tetes darah

karena lambat dalam bekerja.

Rendahnya kadar hemoglobin yang kami dapatkan pada sampel darah mencit

bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya bisa jadi memang rendah Hb

mencit dikarenakan mencit yang dipakai baru berumur 1 bulan.

Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat

dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pentingnya

hemoglobin ini menyebabkan pemeriksaan kadar hemoglobin memegang peranan

penting dalam diagnosa suatu penyakit seperti anemia (Anonimous, 2011c).

Selain itu, dalam mencocokkan warna sampel darah dengan standar warna pada

haematometer juga akan dipengaruhi oleh kemampuan ketajaman mata individu yang

mengamati, ini berarti dalam pengukurannya lebih bersifat subjektif. Factor

ketidakakuratan lainnya seperti tidak semua Hb bisa diubah menjadi hematin.

Cara Sahli banyak dipakai di Indonesia, walau cara ini tidak tepat 100%,

mengalami kurang darah atau darahnya masih normal, pada pemeriksaan ini factor

kesalahan kira-kira 10%, kelemahan cara ini berdasarkan kenyataan bahwa asam

hematin itu bukanlah merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobimeter itu sukar

distandarkan, selain itu tidak semua macam hemoglobin dapat diubah hematin

misalnya; karboxyhemoglobin, methemoglobin, sulfahemoglobin (Anonimous, 2011c).

Page 12: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

V. PENUTUP

V.1Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Nilai hematokrit pada katak yaitu 11% dan pada mencit 21%

2. Kadar hemoglobin pada katak yaitu 2,3 g/dl sementara pada mencit yaitu 5,8

g/dl

3. Nilai hematokrit dan kadar hemoglobin pada mencit lebih tinggi dari pada katak.

4. Kadar hemoglobin pada hewan uji lebih rendah dari kadar standar normal

hemoglobin pada hewan tersebut, hal ini bisa disebabkan oleh faktor hewan itu

sendiri (baru berumur 1 bulan pada mencit dan kataknya tidak diberi makan

selama beberapa hari).

V.2Saran

Praktikan untuk lebih memahami prinsip kerja dari alat yang digunakan untuk

menghitung nilai hematocrit dan kadar hemoglobin, selain itu jangan lupa untuk

menghitung berapa tetes aquadest yang ditambahkan pada sampel darah dalam

menghitung hemoglobin. Pastikan sumbar pipet hematokrit sempurna agar darah tidak

keluar ketika dicentrifuse.

Page 13: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Nilla Djuita dan Putra Santoso. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Universitas Andalas. Padang

Anonimous. 2009. Penetapan Nilai Hematokrit. http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11/hematokrit_30.html. Diakses 13 November 2011

Anonimous. 2011. Bab II Tinjauan Pustaka. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20481/4/Chapter%20II.pdf Diakses 13 November 2011

Anonimous. 2011b. Alat cek Hemoglobin HB Sahli Haemometer Superior. http://alatkedokteran.hostoi.com/alat-kedokteran/alat-cek-test-analisa-darah/hb-sahli-haemometer-superior.htm. Diakses 13 November 2011

Anonimous. 2011c. Penentuan Kadar Hemoglobin. http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/penentuan-kadar-hemoglobin/. Diakses 13 November 2011

Dahelmi, 1991. Fisiologi Hewan. Universitas Andalas. Padang

Kartolo, W. S. 1990. Prinsi- Prisip Fisiologi Hewan. Erlangga. Jakarta

Kimball, 1998. Biologi. Jilid II. Erlangga. Jakarta

Nurdin, MS. 1997. Histologi. Universitas Andalas. Padang.

Wulangi, S.K. 1990. Fisiologi Peredaran. Institute Teknologi Bandung. Bandung

Wulangi, S.K. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Institute Teknologi Bandung. Bandung

NILAI NORMAL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Page 14: Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Nilai Darah

Pemeriksaan Darah Lengkap :         Leukosit : 3500-10000 /µl         Hemoglobin : 11.0-16.5 gr/dl         Hematokrit : 35.0-50.0 %         Trombosit : 150000-390000 /µl

Pemeriksaan Kimia Darah :         Gula darah puasa : 60-110 mg/dl

2 jam PP : <130 mg/dlSesaat : <200 mg/dl

         Ureum: 10-50 mg/dl         Kreatinin : 0.7-1.5 mg/dl         LDH : 210-425 µ/L         CPK : 30-190 µ/L         CKMB : <25 µ/L         SGOT : 11-41 µ/L         SGPT : 10-41 µ/L         Albumin : 3.5-5.5 g/dl         Bilirubin total : <1.10 mg/dl

Direk : <0.25 mg/dlIndirek : <0.75 mg/dl

         B.J Plasma : 1.025-1.029 W/V         Troponin I : negatif         CRP Kuantitatif : <0.3 mg/dl

Analisa Elektrolit :         Natrium : 136-145 mmol/l         Kalium : 3.5-5.0 mmol/l         Klorida : 98-106 mmol/l         Calcium : 7.6-11.0 mg/dl         Phosphor : 2.5-7.0 mg/dl

Blood Gas Analisa (BGA) :         PCO2 : 35-45 mmHg         PO2 : 80-100 mmHg         HCO3 : 21-28 mmol/l         O2 Saturasi Arterial : >95 %            Referensi : diadaptasi berdasarkan nilai standar yang di pakai di RSSA