Laporan Akhir Praktikum Farmasi Fisika II

31
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II TEGANGAN PERMUKAAN NAMA : SITI ROSITAH NPM : 260110140089 HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 23 APRIL 2015 ASISTEN :1. NOVIA EKA PUTRI 2. RIMBA T. LABORATORIUM FARMASI FISIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

description

Farfis

Transcript of Laporan Akhir Praktikum Farmasi Fisika II

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA IITEGANGAN PERMUKAANNAMA: SITI ROSITAHNPM: 260110140089HARI/TANGGAL PRAKTIKUM: KAMIS, 23 APRIL 2015ASISTEN:1. NOVIA EKA PUTRI 2. RIMBA T.

LABORATORIUM FARMASI FISIKAFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR2015

ABSTRAKTegangan permukaan adalah besar gaya yang dialami pada permukaan zat cair persatuan panjang. Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan suatu zat. Salah satu faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya tegangan permukaan adalah surfaktan. Tujuan dari praktikum adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan surfaktan terhadap tegangan permukaan suatu zat. Pada praktikum ini zat yang diukur tegangan permukaannya adalah Parafin cair dan yang berperan sebagai surfaktan adalah Natrium Lauril Sulfat. Metode yang digunakan adalah dengan metode alat penentu tegangan permukaan. Hasil yang didapatkan dari percobaan adalah bahwa semakin banyak surfaktan yang ditambahkan pada suatu zat maka tegangan permukaan akan semakin kecil. Data tegangan permukaan yang didapatkan berdasarkan urutan penambahan surfaktan adalah 87,11 dyne/cm, 79,48 dyne/cm, 78,4 dyn/cm, 66,42 dyne/cm, 44,64 dyne dan 33,75 dyne/cm.Kata Kunci: Tegangan permukaan, surfaktan

ABSTRACTSurface tension is a major force experienced on the surface of the liquid long union. Many factors influence the magnitude of the surface tension of a substance. One of the factors that affect large or small is the surface tension of surfactant. The purpose of the lab is to determine the effect of surfactant on the surface tension of a substance. At this lab substances are measured surface tension and liquid paraffin which acts as a surfactant is sodium lauryl sulfate. The method used is the method of deciding the tool surface tension. The results obtained from the experiment is that more and more surfactant is added to a substance, the surface tension will be smaller. Data obtained by the surface tension of the order of addition of the surfactant is 87.11 dyne / cm, 79.48 dyne / cm, 78.4 dyn / cm, 66.42 dyne / cm, 44.64 and 33.75 dyne dyne / cm.

Key Words: Surface tension, surfactants

I. TUJUAN

1. Mengkalibrasi alat penentu tegangan permukaan.2. Menentukan tegangan permukaan.3. Menghitung tegangan permukaan dengan menggunakan alat tegangan permukaan.

II. PRINSIP

1. Tegangan permukaanTegangan permukaan adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk menarik atau memperluas permukaan sebesar satu satuan luas (Chang, 2005).Rumus Tegangan Permukaan: = F/dKet: = tegangan permukaan (N/m atay Dyne/cm)d = panjag permukaan (m atau cm) (Kamajaya ,2007).

2. Adhesi dan Kohesi

Adhesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antar partikel yang berbeda jenis.Kohesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antar partikel sejenis (Febriyani, 2014).

3. Konsentrasi Misel KritisMisel adalah kumpulan molekul berukuran koloid, walaupun tidak ada tetesan lemak. Misel hanya terbentuk di atas konsentrasi misel kritis (CMC) dan di atas temperatur Kraft (Atkins,1997).

III. REAKSI-

IV. TEORI DASAR Tegangan permukaan (surface tension) (huruf Yunani Gamma) dalam lapisan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan F dengan panjang d dimana gaya bekerja: = Dalam hal ini, d = 2l dan =Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang. Satuannya dalam SI adalah newton per meter () tetapi satuan cgs, dyne per centimeter (dyn/cm) lebih sering digunakan: 1 dyn/cm = 10-3 N/m = 1 mN/m (Young, 2002).Cairan mempunyai sifat menyerupai gas dalam hal gerakannya yang mengikuti gerakan brown dan daya alirnya(fluiditanya).Selain itu cairan juga menunjukkan adanya tegangan permukaan yang merupakan salah satu sifat penting lainnya dari cairean bila dua fase dicampurkan maka batas fase-fase tersebut dianmakan antar permukaan.Batas antara zat cair atau zat padat denag nudara biasanya disebut permukaan saja.Sedangkan batas antara zat cair dengan zat cair disebuut antar permukaan .Besarnya tegangan permukaan dipemgaruhi oleh gaya tarik menarik antara molekul di daalm cairan (Tim Dosen, 2006).Dalam keadaan cair, gaya kohesif antara molekul-molekul yang berdekatan dikembangkan dengan baik.Dalam suatu tetes cairan yang tersuspensi daalm udara, molekul-molekul dalm bulk cairan dikelilingi oleh molekul lain dari segala arah yang mempunyai gaya tarik menatik yang sama. Sebaliknya, molekul pada permukaan (yakni, pada antarmuka/ udara )hanya dapat mengembangkan gaya tarik menarik adhesif dengan molkul yang menyusun fase lain yang terlihat dalam antar muka tersebut, walaupun,dalam hal antarmuka cair/gas gaya adhesif tarik menatik adhesif ini kecil. Efek bersih adalah mlekul pada permukaan cairan tersebut mengalami suatu gaya ke arah dalam ke arah bulk seperti ditunjukkan oleh panjangya penah (Martin, 1993).Molekul-molekul zat cair memberikan gaya tarik satu sama lain. Gaya tarik ini bekerja pada molekul kedua di permukaan. Molekul di dalam zat cair berada di dalam kesetimbangan karena gaya-gaya molekul lain yang bekerja ke semua arah. Molekul di permukaan normalnya juga dalam kesetimbangan (zat cair tersebut diam). Hal ini benar walaupun gaya pada molekul di permukaan dapat diberikan hanya oleh molekul-molekul di bawahnya (atau di sampingnya). Dengan demikian, adanya gaya tarik total ke bawah, yang cenderung menekan lapisan permukaan sedikit tapi hanya sampai batas di mana gaya ke bawah ini diimbangi oleh gaya tolak ke atas yang disebabkan oleh kontak yang dekat atau tumbukan dengan molekul-molekul di bawahnya. Penekan permukaan ini berarti bahwa, intinya zat cair meminimalkan garis permukaannya. Inilah sebab mengapa air cenderung membentuk tetesan berbentuk bola, karena sebuah bola mempresentasikan luas permukaan minimum untuk volume tertentu (Giancoli, 2000).Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan.Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan (Hendriayana,2014).Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan 1. Jenis cairan Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil. 2. Suhu Tegangan permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan bertambahnya suhu molekul- molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi antara molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya menurun. 3. Adanya zat terlarut Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan tegangan permukaan. Untuk air adanya elektrolit anorganik dan non elektrolit tertentu seperti sukrosa dan gliserin menaikkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya zat- zat seperti sabun, detergen, dan alkohol adalah efektif dalam menurunkan tegangan permukaan( Yazid, 2005).Kerja adhesi, yaitu energy yang dibutuhkan untuk mematahkan gaya tarik-menarik antara molekul-molekul tidak sejenis. Kerja kohesi, yang diperlukan untuk memisahkan molekul-molekul cairan yang menyebar sehingga cairan tersebut dapat mengalir pada lapisan bawah tersebut (Martin, 1993).Jika adhesi molekul-molekul pada permukaan padat lemah dibandingkan dengan kohesi antar molekul, zat cair tidak akan membahasi permukaan dan permukaan cairan dalam sebuah tabung yang diletakkan di dalam sebuah zat cair yang tidak membasahi permukaan akan turun (Munson,2003 ).

Ada beberapa cara untuk menerapkan tegangan permukaan suatu cairan. Dua cara diantaranya adalah :a. Cara kenaikan kapilerBila cairan yang membasahi gelas diberi pipa kapiler dari gelas maka permukaan cairan akan naik. Kenaikan cairan ini disebabkan oleh adanya tegangan permukaan cairan.b. Cara du nouyCara ini lebih cepat dari cara pertama, karena alat yang diperlukan lebih praktis. Alat dari du nouy disebut tensiometer, terdiri atas cincin platina dan timbangan. Untuk mentapkan tegangan permukaan, cincin platina dimasukkan dalam cairan yang diselidiki (Soekardjo, 1990).Sabun dan detergen mempunyai efek menurunkan tegangan permukaan cairan. Hal ini dimaksudkan untuk mencuci dan membersihkan karena tegangan permukaan air yang tinggi mencegahnya masuk dengan mudah di antara serat-serat materi dan lekuk-lekuk yang terkecil. Zat-zat yang berfungsi memperkecil tegangan permukaan cairan disebut surfactant (Giancoli, 2000).Fungsi-fungsi surfactant antar lain :a. Menurunkan tegangan permukaanAdanya surfactant pada permukaan menyebabkan gaya adhesi antara zat cair dan udara meningkat. Sehingga tegangan permukaannya menurun. Tetapi surfaktan menurunkan tegangan permukaan sampai Konsentrasi Misel Kritik (KMK).b. Meningkatkan kelarutan suatu zatDengan adanya surfaktan tegangan antar muka dua zat cair yang tidak bercampur akan menurun. Akibatnya gaya adhesi antara dua zat cair meningkat dan kelarutannya pun meningkat.c. Sebagai pembasah (wetting agent)Surfaktan dapat bertindak sebagai pembasah. Karena dapat menurunkan sudut kontak antara permukaan padat dan cairan pembasah. Semakin kecil sudut kontak artinya semakin mudah dibasahi.d. Sebagai emulgatorEmulgator dapat menstabilkan suatu sediaan emulsi (campuran air dan minyak). Surfaktan membuat jembatan antara air dan minyak sehingga air dan minyak dapat terdispersi dalam fase pendispersinya.e. Sebagai detergenSurfaktan dapat berperan sebagai detergen yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran. Proses pembersihan oleh detergen diawali oleh proses pembasahan kemudian pengemulsian atau pelarutan partikel larutan (Dogra, 1990).Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu, surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air. Surfaktan yang larut dalam minyak yaitu senyawa polar berantai panjang, senyawa fluorocarbon. Dan senyawa silikon. Sedangkan surfaktan yang larut dalam air banyak digunakan sebagai zat pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah korosi, dan lain-lain. Ada empat yang termasuk golongan ini yaitu surfaktan anion bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan anion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negatif dan positif tergantung pada pH-nya. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hydrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air (Soekardjo, 1990).V. ALAT, BAHAN DAN GAMBARALAT1. Alat pengukur tegangan permukaan

2. Batang pengaduk

3. Batu timbangan

4. Cawan

5. Gelas beker

6. Gelas ukur

BAHAN1. Parafin cair2. Natrium lauril sulfat

VI. PROSEDUR Pertama adalah disiapkan alat dan bahan. Hal yang pertama dilakukan adalah mengkalibrasi alat tegangan permukaan ke titik nol. Selanjutnya adalah dituangkan Parafin cair dan Natrium Lauril sulfat dengan berbagai konsentrasi. Untuk percobaan 1 adalah 20 ml Parafin cair, untuk percobaan 2 Natrium Lauril sulfat sebanyak 0,1 ml dan ditambahkan Parafin cair sampai 20 ml, untuk percobaan 3 Natrium Lauril sulfat sebanyak 0,3 ml dan ditambahkan Parafin cair sampai 20 ml, untuk percobaan 4 Natrium Lauril sulfat sebanyak 0,5 ml dan ditambahkan Parafin cair sampai 20 ml, untuk percobaan 5 Natrium Lauril sulfat sebanyak 0,8 ml dan ditambahkan Parafin cair sampai 20 ml, untuk percobaan 5 Natrium Lauril sulfat sebanyak 1 ml dan ditambahkan Parafin cair sampai 20 ml. Selanjutnya plat kaca pada alat tegangan permukaan dicelupkan ke dalam masing-masing bahan uji. Dilihat angka yang ditunjukkan oleh alat tegangan permukaan pada saat tepat akan lepas dari bahan uji. Kemudian ditambahkan beban yang sesuai dengan angka yang ditunjukkan oleh alat tegangan permukaan pada masing-masing bahan uji dan dihitung beratnya dengan neraca. Setelah semua data didapat, lalu dihitung tegangan permukan pada 5 percobaan dengan rumus = F/2(p+t).

VII. DATA PENGAMATANNo.Bahan uji (mL)Surfaktan (mL)Bobot beban (gr)Rata-rata (gr) (dyne/cm)

1.2000,830,887,11

2000,77

2000,8

2.19,90,10,770,7379,48

19,90,10,77

19,90,10,66

3.19,70,30,770,7278,40

19,70,30,76

19,70,30,65

4.19,50,50,630,6166,42

19,50,50,61

19,50,50,59

5.19,20,80,490,4144,64

19,20,80,38

19,20,80,39

6.1910,230,3133,75

1910,36

1910,35

Grafik

Perhitungan :1. F = m x g = 0,8 x 980 = 784 dyne = = = 87,11

2. F = m x g = 0,73 x 980 = 715,4 dyne = = = 79,48

3. F = m x g = 0,72 x 980 = 705,6 dyne = = = 78,4 4. F = m x g = 0,61 x 980 = 597,8 dyne = = = 66,42 5. F = m x g = 0,41 x 980 = 401,8 dyne = = = 44,64

6. F = m x g = 0,31 x 980 = 307,8 dyne = = = 33,75

VIII. PEMBAHASANPraktikum kali ini adalah menguji tentang besarnya tegangan permukaan yang dialami oleh suatu zat yang dipengaruhi dengan penambahan surfaktan. Zat atau sampel yang digunakan adalah Parafin Liquidum atau bisa disebut pula parafin cair, sedangkan yang berperan sebagai surfaktannya adalah Natriuim Lauril Sulfat.Parafin Cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral sebagai zat pemantap daoat ditambahkan tokoferol atau bbutilhidroksitoluen tidak lebih 10 bpj. Pemeriannya cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa Natrium Lauril Sulfat adalah campuran garam natrium dari senyawa normal alkil sulfat primer, terutama terdiri dari dari natrium dodekil sulfat. Pemeriannya berupa serbuk atau hablur, warna putih atau kuning pucat, bau lemah dan bau khas. Kelarutannya sangat mudah larut dalam air, larutan berkabut, larut sebagian dalam etanol (95%)P (Depkes RI, 1979).Langkah pertama adalah dengan menyiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan diantaranya alat penentu tegangan permukaan yang mempunyai bentuk seperti timbangan. Pada salah satu sisinya terdapat lengan yang diujungnya terdapat plat kaca dengan tebal 4 x 0,5 cm. Lalu disediakan juga cawan untuk meletakkan sampel dan surfktan. Gelas kimia untuk melarutkan Na Lauril sulfat, pipet, batang pengaduk, dan batu timbangan.Na Lauril sulfat dibuat terlebih dahulu dengan konsentrasi 1% dengan cara melarutkan Na lauril sulfat sebanyak 1 gram keudian melarutkannya dalam 10 ml aquades. Lalu diaduk homogen.Selanjutnya adalah mengkalibrasi alat penentu tegangan permukaan yaitu dengan cara mengatur pemutar pada sisi alat. Pastikan bahwa jarum menunjukkan angka 0. Alat ini harus dikalibrasi terlebih dahulu karena untuk mendapatkan hasil pengukuran tegangan permukaan yang tepat dan akurat.Selanjutnya adalah memasukkan zat parafin cair sebanyak 20ml ke dalam cawan lalu di celupkan ke dalam pelat kaca pada alat penentu tegangan permukaan, perlahan ditarik sampai pelat kaca mencapai batas atau ditarik sampai bertemu titik antarmuka dengan permukaan zat. Pada saat itu dicatat skala yang ditunjukkan oleh jarum. Kemudian cawan dilepaskan. Untuk mengetahui berapa berat yang dihasilkan dari pengujian tersebut diletakan batu timbangan pada alat sampai tercapai skala yang ditunjukkan pada saat terjadi pertemuan antar muka pelat kaca dengan zat. Kemudian batu timbangan ditimbang pada neraca analitik.Setelah pertama hanya zat saja yang dihitung beratnya. Selanjutnya dengan penambahan surfaktan berturut-turut sebanyak 0,1 ml, 0,3 ml, 0,5 ml 0,8 ml dan 1 ml dengan total zat keseluruhan 20 ml. Dilakukan hal yang sama seperti percobaan pertama.Surfaktan yang ditambahkan semakin meningkat, hal ini tentu mempengaruhi skala yang dihasilkan pada alat penentu tegangan permukaan. Maka tegangan permukaannya akan berbeda.Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air(hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang polar(hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaanakan konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi terbentuknya misel ini disebut critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan permukaan akan menurun hingga CMC tercapai.Setelah CMC tercapai, tegangan permukaan akan konstan menunjukkan bahwa antarmuka menjadi jenuh dan terbentuknya misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya.Berdasarkan teori yang disebutkan sesuai dengan praktikum yang dilakukan yakni hasil dari perhitungan tegangan permukaan seiring dengan penambahan surfaktan tegangan permukaanya menjadi turun dari 87,11 dyne/cm, 79,48 dyne/cm, 78,4 dyn/cm, 66,42 dyne/cm, 44,64 dyne dan 33,75 dyne/cm. Maka grafiknya pun menurun.Semua cairan memiliki tegangan permukaan, tetapi tegangan permukaan air lebih tinggi dari yang lainnya. Tegangan permukaan dari air bisa diturunkan dengan penambahan zat pembasah seperti sabun atau deterjen. Sabun dan deterjen adalah surfaktan (zat aktif permukaan). Ketika suatu deterjen ditambahkan ke butiran air dalam permukaan yang berminyak, tegangan permukaan akan menurun, butiranbutiran akan hancur, dan air akan menyebar. Tegangan permukaan cairan dapat didefinisikan sebagai gaya per satuan panjang pada permukaan cairan yang melawan ekspansi dari luas permukaan. Tegangan permukaan cairan , berbeda-beda bergantung pada jenis cairan dan suhu. Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan tegangan permukaan tergantung sifat zat terlarutnya. Makin kecil nilai suatu cairan, makin besar kemampuan cairan tersebut membasahi benda.

IX. SIMPULAN1. Alat tegangan permukaan dikalibrasi sehingga jarum penunjuk menunjukkan angka 02. Tegangan permukaan Parafin Cair dapat ditentukan dengan menggunakan alat penentu tegangan permukaan3. Tegangan permukaan dapat dihitung dengan rumus = karena menggunakan pelat kaca. Nilai tergangan permukaan semakin menurun dengan semakin banyak ditambahkan surfaktannya.

DAFTAR PUSTAKAAtkins,P.W. 1997. Kimia Fisika 2. Jakarta: Erlangga.Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga.Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Menkes RIFebriyani,E. 2014. Adhesi-Kohesi. Tersedia online di http://www.informasi-pendidikan.com/2014/12/kohesi-dan-adhesi.html?m=1 [Diakses pada tanggal 18 April 2015]Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika. Jakarta: Penerbit Grafindo Media PratamaHendriayana,A.2014.Tegagan Permukaan Cairan Metode Kapiler. Tersedia online di : http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=14&cad=rja&uact=8&ved=0CDAQFjADOAo&url=http%3A%2F%2Fgundul.6te.net%2Fdownload%2FKF1-5tmuka.doc&ei=aVI8VfX5AoNuASV3oHQCA&usg=AFQjCNE0bI1k35AKgDczXnWm-Wd_eI0uQ&sig2=2N_1YHdcqRiH-Z4FfMbszQ&bvm=bv.91665533,d.c2E [diakses tanggal 26 April 2015].Martin, A. James Swarbrick and Arthur Chammarata. 1993. Farmasi Fisik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Munson, B. R. Donald F. Young and Theodore H. Okiishi. 2003. Mekanika Fluida Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Yazid, E. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta: Penerbit Andi. Young,H.D and Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

LAMPIRAN1. Tugas Pendahuluan1. Apa yang dimaksud dengan :a. Antarmukab. Permukaanc. Tegangan Permukaand. Misel Kritis2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan!3. Sebutkan dan jelaskan prinsip dari macam-macam metode penentuan tegangan permukaan!

Jawab :1. Pengertiana. Antarmuka adalah batas antara dua fase atau lebih (kecuali gas).b. Permukaan adalah batas antara dua fase dimana salah satu fasenya merupakan fase gas.c. Tegangan Permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang akibat adanya gaya kohesi dan adhesi sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.d. Misel Kritis adalah konsentrasi dimana terbentuk misel yaitu molekul-molekul surfaktan yang mulai berasosiasi karena penambahan surfaktan berikutnya. Pada suatu saat akan tercapai keadaan di mana permukaan antarmuka sudah jenuh atau tertutupi oleh molekul surfaktan dan adsorpsi surfaktan ke permukaan antarmuka tidak terjadi lagi.2. Faktor-faktor yang mempengaruhia. Jenis cairan, jenis cairan yang berbeda memiliki gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda pula.b. Suhu, tegangan permukaan cairan turun apabila suhu naik karena dengan bertambahnya suhu cairan bergerak lebih cepat dan interaksi antar molekul berkurang sehingga tegangan permukaan menurun.c. Adanya zat terlarut, adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikan atau menurunkan tegangan permukaan.d. Surfaktan, surfaktan zat dapat mengaktifkan permukaan karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antarmuka.e. Konsentrasi zat terlarut, solut suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan permukaan dan adsorbsi pada permukaan larutan.3. Metode tegangan permukaana. Metode pipa kapilerMengukur tegangan permukaan zat cair dari sudut kelengkungannya dengan menggunakan pipa berdiameter b. Metode Cincin du NoyGaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antarmuka dari cairan tersebutc. Metode berat tetesMenentukan tegangan permukaan berdasarkan berat tetesan cairan uji baik yang lebih atau belum diberikan.