Laporan Akhir Praktek Profesi Departemen Komunitas 3 Baru

102
 Community nursing report  2009 LAPORAN AKHIR PRAKTEK PROFESI DEPARTEMEN KOMUNITAS  DI RW 02 DUSUN KRAJAN DESA GADING KULON KECAMAT A N DAU KABUPA TEN MALANG Disusun ole! Kelo"#o$ I%  Abdul Qodir 04107200 02  Ahmad Hasy im W 04107200 03  Astried Noor Ka rtika R. 0410720007 Eko ari Wahyu!i 041072001" #khda $lya 0410720024 Nurma A%ia!i 041072003& 'e tik (kta)ia 041072004* JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNI%ERSITAS BRAWIJA&A MALANG 200' 1  4 th  group@gading kulon

description

Contoh Laporan Akhir Profesi Komunitas

Transcript of Laporan Akhir Praktek Profesi Departemen Komunitas 3 Baru

An Community nursing report

Community nursing report2009

LAPORAN AKHIR PRAKTEK PROFESI DEPARTEMEN KOMUNITAS

DI RW 02 DUSUN KRAJAN DESA GADING KULON

KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG

Disusun oleh:

Kelompok IV

Abdul Qodir

0410720002

Ahmad Hasyim W

0410720003

Astried Noor Kartika R.0410720007

Eko Sari Wahyuni

0410720015

Ikhda Ulya

0410720024

Nurma Afiani

0410720038

Yetik Oktavia

0410720049

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas petunjuk dan hidayah-Nya sehingga kami, Kelompok IV, dapat menyelesaikan laporan dalam rangka praktek profesi Ners di Dusun Krajan Desa Gading Kulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka laporan ini tidak akan dapat terwujud, Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Subandi. selaku Ketua Jurusan Keperawatan-FK Universitas Brawijaya Malang

2. dr. Abdurrahman selaku Kepala Puskesmas Dau yang telah memberikan kesempatan kepada kelompok untuk melaksanakan praktek profesi dan memberikan ijin atas penggunaan lahan praktek di Desa Mulyo Agung Kecamatan Dau Kabupaten Malang.

3. Ns.Diah N.,S.Kep selaku pembimbing lahan

4. Bpk. Heriyanto, selaku Kepala Desa Gading Kulon yang telah memberikan ijin lahan praktek di Dusun Krajan Desa Gading Kulon.

5. Ns. Dian Susmarini, S. Kep, selaku koordinator sekaligus pembimbing praktek profesi keperawatan komunitas yang telah memberikan arahan dan bimbingannya sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan ini.

6. Teman-teman sejawatku khususnya Kelompok IV yang telah bekerja keras demi terselesainya laporan ini.

Semoga bimbingan dan bantuannya dicatat sebagai amal baik oleh Allah SWT. Dan akhirnya semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi perkembangan dunia keperawatan, Amin.

Malang, 16 April 2009PenulisBAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Hakekat pembangunan kesehatan di dalam sistem kesehatan nasional (SKN) adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesehjateraan umum dari tujuan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan, sesuai dengan UU no. 23 tahun 1992, yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

Berkembangnya paradigma Sehat saat ini, dimana terjadi pergeseran upaya-upaya dalam hidup kesehatan antara lain: berubahnya upaya pengobatan kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan, dari segi kegiatan yang bersifat pasif menunggu klien berobat di unit-unit pelayanan kesehatan bergeser kepada penemuan kasus secara aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Untuk itu peran serta masyarakat perlu terus dikembangkan agar tercapai pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang optimal secara mandiri.

Komunitas sebagai penerima pelayanan kesehatan dan aktif dalam seluruh proses perubahan, sejak pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah, dimana hal ini melibatkan individu, keluarga dan masyarakat sebagai target pelayanan keperawatan komunitas dengan fokus masyarakat peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Untuk mengaplikasikan teori ilmu keperawatan komunitas, dalam upaya menyiapkan tenaga keperawatan yang profesional dan potensi keperawatan secara mandiri, maka mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang melaksanakan praktek keperawatan komunitas di wilayah RT 6-11 RW 02 (Dusun Krajan) Kelurahan Gading Kulon Kecamatan Dau Malang. Desa Gading Kulon merupakan salah satu desa wilayah kerja Puskesmas Dau. Desa ini memiliki 3 RW dimana dusun Krajan merupakan wilayah RW 02 Desa Gading Kulon.Pada kegiatan praktek keperawatan komunitas digunakan 2 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga dan pendekatan kepada masyarakat.Puskesmas Dau berada di Kabupaten Malang, tepatnya terletak di ibukota Kecamatan Dau yaitu di desa Mulyoagung dengan jarak tempuh 35 km dari ibu kota kabupaten Malang. Puskesmas Dau terdiri dari 10 desa dengan 2 Pustu dan 8 Polindes. Program dan pelayanan dasar Puskesmas Dau terdiri dari: KIA, KB, gizi, P2M, promosi kesehatan, kesehatan lingkungan serta pengobatan dan rujukan sedangkan program pengembangan (inovatif) merupakan program yang bersifat spesifik sesuai keadaan atau kebutuhan wilayah setempat seperti: Program pemberantasan penyakit malaria, UKS, dan sebagainya. Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara masing-masing mahasiswa dapat membina keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga dan gerontik yang ada di wilayah RT 6-11 RW 02 (Dusun Krajan) Kelurahan Gading Kulon Kecamatan Dau Malang. Dengan ini diharapkan dapat mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada individu, keluarga dan masyarakat dan mampu meningkatkan derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.

Dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan cara pengumpulan data, kemudian menyusun rencana sesuai dengan permasalahan yang ditemukan sampai pelaksanaan dan terakhir evaluasi. Bentuk kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa antara lain: penyuluhan yang bertujuan memberikan bekal kepada masyarakat untuk mengenal dan menangani masalah kesehatan, pelatiahn senam lansia, pemeriksaan kesehatan pada lansia, pelatihan kader UKS serta memberikan konsultasi kesehatan kepada masyarakat yang mengalami masalah kesehatan.

Pada akhir praktek keperawatan komunitas mahasiswa kelompok IV melakukan diskusi dengan kelompok berikutnya, dengan harapan kelompok berikutnya dapat bertukar pikiran tentang pelaksanaan kegiatan-kegiatan di komunitas.

1.2 Tujuan

Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan masyarakat serta mampu menanggulangi masalah kesehatan tersebut bersama masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang terdapat di masyarakat. Tujuan Khusus

a. Berkomunikasi secara efektif dengan tokoh masyarakat dan semua lapisan masyarakat.

b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data kesehatan masyarakat.

c. Memotivasi masyarakat dalam upaya mengenali dan mengatasi masalah kesehatan.

d. Bersama masyarakat menyusun perencanaan kegiatan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang terdapat pada masyarakat.

e. Mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat guna mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

f. Melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

g. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut dari tiap masalah keperawatan yang telah ditemukan.1.3 Kegunaan

Untuk mahasiswa

a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan kepada masyarakat tentang kesehatan.

b. Untuk menimba pengalaman belajar mengenali masalah kesehatn dan menentukan langkah penyelesaiannya.Untuk masyarakat

Masyarakat memahami permasalahan kesehatan yang ada dan termotivasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Untuk puskesmas

Diharapkan dapat memberikan sumbangan/masukan berupa informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas guna membantu program kesehatan pada masyarakat.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Masyarakat

2.1.1 Pengertian Masyarakat Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Kontjaraningrat,1990)

Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya (Soerdjono Soekanto, 1982).

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami territorial tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama (Mac Iaver, 1957).

Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton, 1936).2.1.2 Ciri-ciri Masyarakat1. Interaksi sesama anggota masyarakat

Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara perorangan, antara kelompok-kelompok maupun antara perseorangan dengan kelompok, untuk terjadinya interaksi sosial harus memiliki dua syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi.

2. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu

Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah kelompok tertentu menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam ruang lingkup yang kecil RT/RW, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan bahkan negara.

3. Saling tergantung satu sama lain

Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling tergantung satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai ketrampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi, saling memenuhi agar berhasil dalam kehidupannya.

4 Memiliki adab / budaya tertentu

Adat-istiadat dan kebudayaan diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat, apakah itu dalam perkawinan, kesenian, mata pencaharian, sistem kekerabatan, dsb.

5 Memiliki identitas bersama

Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali oleh anggota masyarakat lainnya, hal ini penting untuk menopang kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih luas. Identitas kelompok dapat berupa lambang-lambang bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu dari perumahan, benda-benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata tajam, kepercayaan, dsb.

2.1.3 Tipe Tipe Masyarakat

1.Berdasarkan sudut perkembangannya

a. Cresive institution

Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-lembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adapt-istiadat masyarakat, misalnya yang menyangkut hak milik, perkawinan, agama, dsb.

b. Enacted institution

Lembaga masyarakat yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya yang menyangkut: lembaga utang-piutang, lembaga perdagangan, pertanian, pendidikan yang kesemuanya berakar pada kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat. Pengalaman dalam melaksanakan kebiasaan tersebut disistematisasi, yang kemudian dituangkan kedalam lembaga yang disyahkan Negara.2.Berdasarkan sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat

a. Basic institution Lembaga masyarakat yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga, sekolah-sekolah, yang dianggap institusi dasar yang pokok.b. Subsidiary institution

Lembaga masyarakat yang muncul tetapi dianggap kurang penting, Karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi, palntikan/wisuda bersama, dsb.

3.Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat

a. Approved atau social sanctioned institutionLembaga masyarakat yang diterima masyarakat seperti sekolah, perusahaan, koperasi, dsb.

b. Unsanctioned institution

Lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat, walaupun kadang-kadang masyarakat tidak memberantasnya, misalnya penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan pengemis, dll.

4.Berdasarkan sudut penyebarannya

a. General institution

Lembaga masyarakat yang didasarkan atas faktor penyebarannya. Misalnya agama karena dikenal hampir semua masyarakat dunia.

b. Restricted institution

Lembaga agama yang dianut oleh masyarakat tertentu saja misalnya budha banyak dianut oleh Muangthai, Vietnam. Kristen Katolik banyak dianut oleh masyarakat Italia dan Perancis. Islam oleh masyarakat Arab dan Indonesia, dsb.

5.Berdasarkan sudut fungsi

a. Operatif institution

Lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan seperti lembaga industri.

b. Regulatif institution

Lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak daripada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan, dsb.2.1.4 Ciri-ciri Masyarakat Indonesia

Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia menjadi 3 kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut

1.Masyarakat Desa

Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat

Hubungan didasarkan pada adat

Percaya pada kekuatan gaib

Tingkat buta huruf tinggi

Berlaku hukum tak tertulis

Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan keterampilan

Semangat gotong royong dalam ekonomi dan sosial sangat kuat

2.Masyarakat Madya

Hubungan keluarga masih kuat dan kemasyarakatan mulai mengendor

Adat istiadat masih dihormati dan masyarakat mulai terbuka

Timbul rasionalitas pada cara berfikir

Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat

Tingkat buta huruf menurun

Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tak tertulis

Tingkat buta huruf menurun

Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi pasaran sehingga menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat

Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan keluarga dan tetangga

3.Masyarakat Modern

Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi

Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka

Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat iptek sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian

Tingkat pendidikan tinggi dan merata

Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks

Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran lainnya2.1.5 Ciri-Ciri Masyarakat Sehat

1.Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

2.Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak

3.Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup

4.Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat

5.Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit 2.1.6 Indikator Masyarakat Sehat

Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah:

1.Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat meliputi:

a.Indikator komprehensif

1. Angka kematian kasar menurun

2. Rasio angka mortalitas proporsional rendah

3. Umur harapan hidup meningkat

b.Indikator spesifik

1 Angka kematian ibu dan anak menurun

2 Angka kematian karena penyakit menular menurun

3 Angka kelahiran menurun

2.Indikator pelayanan kesehatan

a.Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang

b.Distribusi tenaga kesehatan merata

c.Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di RS, fasilitas kesehatan lain dan sebagainya

d.Informasi tentang jumlah sarana yankes diantaranya rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin dan sebagainya 2.2 Asuhan Keperawatan Komunitas

2.2.1 Definisi Asuhan Keperawatan Komunitas

Asuhan keperawatan komunitas pada hakekatnya adalah proses keperawatan yang diterapkan pada klien komunitas, yang langkah-langkahnya meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana asuhan keperawatan, implementasi asuhan keperawatan, dan evaluasi asuhan keperawatan, dimana proses ini bervariasi dalam setiap situasi dan memiliki elemen-elemen penting yaitu kesungguhan (deliberative), kesesuaian (adaptable), siklus (cyclic), berfokus pada klien (client focused), interaktif (interactive) dan berorientasi pada kebutuhan komunitas (need-oriented) (Effendy, 2000).2.2.2 Asumsi dan Kepercayaan terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas menurut ANA (American Nurses Association)

a.Asumsi

1)Sistem pemeliharaan yang komplek.

2)Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

3)Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar praktik penelitian.

4)Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.

5)Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer.

b.Kepercayaan

1)Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.

2)Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.

3)Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan.

4)Lingkungan berdampak pada kesehatan populasi dan individu.

5)Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.

6)Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang lama.

7)Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.

8)Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.2.2.3 Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.

c. Pelayanan kesehatan keperawatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.

d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara berkesinambungan.

f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.

g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus.

h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik, dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.2.2.4 Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas

2.2.4.1 Tujuan Umum

Masyarakat memahami pentingnya hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal dan dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.2.2.4.2 Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.

b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.

c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan.

d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.

e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan.

f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan/keperawatan.

g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

h. Menanamkan perilaku sehat malalui upaya pendidikan kesehatan.

i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.2.2.5 Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/keperawatan.

2.2.5.1 Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

2.2.5.2 Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal adalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.2.2.5.3 Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:1. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti ibu hamil, bayi baru lahir, balita, anak usia sekolah, usia lanjut

2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya, penderita dengan penyakit tak menular, seperti penyakit diabetes melitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.

3. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya wanita tuna susila, kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba, kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

4. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah panti wredha, panti asuhan, pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial), penitipan balita.2.2.5.4 Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Interaksi sesama anggota masyarakat akan memunculkan banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.2.2.6 Ruang Lingkup Perawatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).

Asuhan keperawatan komunitas adalah kegiatan yang ditekankan pada upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

2.2.6.1 Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

a.Penyuluhan kesehatan masyarakat.

b.Peningkatan gizi.

c.Pemeliharaan kesehatan perseorangan.

d.Pemeliharaan kesehatan lingkungan.

e.Olahraga secara teratur.

f.Rekreasi.

g.Pendidikan seks2.2.6.2 Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:

a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil.

b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, ataupun di rumah.

c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.

d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.2.2.6.3 Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:

a. Perawatan orang sakit di rumah (home care).

b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit.

c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.

d. Perawatan payudara.

e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.2.2.6.4 Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:

a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan.

b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan napas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.2.2.6.5 Upaya Resosialitatif

Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Upaya resosialisasi ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.2.2.7 Kegiatan

Kegiatan praktik perawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh perawat mencakup hal-hal yang sangat luas, tentunya sesuai dengan tingkat pelayanan kesehatan, dimana perawat kesehatan masyarakat itu bekerja, tetapi secara umum kegiatan perawat kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok-kelompok khusus baik di rumah ( home nursing) , di sekolah (school health nursing), di perusahaan, di posyandu, di polindes, dan di daerah binaan kesehatan masyarakat

2. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka mengubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.

4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi

5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penganganan lebih lanjut.

6. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.

8. Melaksanakan asuhan kesehatan komunitas, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kesehatan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah keperawatan.

9. Mengadakan koordinasi diberbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas.

10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.

11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.

12. Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan masyarakat sesuai dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.2.2.8 Prinsip Dasar

Prinsip dasar dalam pelaksanaan praktek perawatan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Keluarga adalah sebagai unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Ada 4 tingkat sasaran dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat yaitu: individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat.3. Perawat kesehatan masyarakat bekerja dengan dan bukan bekerja untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Bekerja dengan maksud dalam setiap kegiatannya selalu mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan mereka sendiri.

4. Pelayananan kesehatan dan keperawatan yang diberikan lebih menekankan kepada upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.

5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan.

6. Kegiatan utama perawatan kesehatan masyarakat adalah di masyarakat dan bukan dirumah sakit.

7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sehat maupun yang sakit.

8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan perilaku sehat masyarakat.

9. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin secara mandiri.

10. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja sendiri tetapi bekerja secara tim.

11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan untuk kegiatan-kegiatan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat dan sakit, penduduk yang sakit dan tidak berobat ke puskesmas dan pasien yang baru kembali dari rumah sakit.

12. Perawat kesehatan masyarakat harus melihat kenyataan dan keadaaan yang nyata di lingkungan klien, baik di rumah, di sekolah, panti-panti dan lain sebagainya. Oleh karena itu kunjungan rumah atau home visit sangat penting artinya untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan atau perawatan klien.

13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama perawatan kesehatan guna merubah perilaku dan kebiasaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke arah yang menguntungkan kesehatan.

14. Pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat harus mengacu pada sistem pelayanan kesehatan yang ada.

15. Pelaksanaan asuhan perawatan kesehatan masyarakat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu puskesmas dan institusi lain seperti panti, sekolah, dan lainnya dan rumah dimana keluarga sebagai unti pelayanan.

2.2.9 Pendekatan

Dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat secara keseluruhan, pendekatan yang digunakan oleh perawat kesehatan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach), yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).

Pendekatan pemecahan masalah yang dimaksudkan adalah bahwa setiap masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat akan dapat diatasi oleh perawat melalui ketrampilan melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.

Bila pendekatan dilakukan terhadap keluarga binaan disebut dengan family approach, tetapi bila pembinaan keluarga berdasarkan kepada seleksi kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut case approach, dan bila pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community approach.2.3 Peranan Perawat Kesehatan Masyarakat

2.3.1Pelaksana Pelayanan Keperawatan (provider of nursing care)

Peranan yang utama dari perawat kesehatan masyarakat adalah sebagai pelaksana asuhan keperawatan individu, keluarga kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan apakah itu di rumah, di sekolah, puskesmas, panti dan sebagainya sesuai dengan kebutuhannya.

2.3.2Pendidik (Health Educator)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat baik di rumah, di puskesmas dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilkau sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal.2.3.3Pengamat Kesehatan (Health Monitor)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan, melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.2.3.4Pembaharu (inovator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

2.3.5Pengorganisir pelayanan Kesehatan (Organisator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam mewmberikan motivasi dalam rangka meningkatkan keikutsertaan masyarakat, individu, keluarga, kelompok dam masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya: kegiatan posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap penilaian, sehingga itu berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan dan pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.

2.3.6Koordinator Pelayanan kesehatan (Coordinator Of Service)

Mengkooordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tema kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sisitem pelayanan kesehatan. Dengan demikian pelayanan kesehatan yang diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu dengan yang lain.

2.3.7Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

2.3.8Tempat bertanya (Fasilitator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi sehari-hari. Dan perawat kesehatan diharapkan dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.

2.3.9Pengelola (menejer)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diemban kepadanya.

2.3.10 Peneliti

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai kemampuan untuk melakukan penelitian dibidangnya, guna untuk pengembangan body of knowledge keperawatan. Dengan kemampuan meneliti, perawat akan dapat mengidentifikasi masalah keperawatan, menerapkan prinsip dan metode yang tepat sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan2.4 Bentuk-Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan Komunitas

2.4.1Di Tingkat Individu

Dapat dilaksanakan dirumah (home nursing) dan di Puskesmas dengan tidur atau rawat jalan, yang meliputi:

1. Penderita yang memerlukan pelayanan tidak lanjut (follow up care) karena berbagai sebab tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan dirumah dan perlu penanganan Puskesmas atau rumah sakit. Demikian pula sebaliknya penderita yang baru pulang dari rumah sakit atau Puskesmas yang masih memerlukan pelayanan keperawatan lanjutan.

2. Penderita yang tergolong resiko tingggi, seperti DHF, muntah berak dan bila tidak segera ditangani akan dapat mengancam kehidupan penderita.

3. Seseorang karena kebutuhan kesehatan dan keperawatan memerlukan pengawasan dan perawatan yang berkelanjutan, misalnya ibu hamil, bayi, usia lanjut dan penderita-penderita yang kronis.2.4.2Di Tingkat Keluarga

Diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, diutamakan keluarga-keluarga dengan resiko tinggi dalam bidang kesehatan yang benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan, diantaranya adalah:

1. Keluarga-keluarga dengan sosial ekonomi rendah yang mempunyai resiko untuk menderita gangguan gizi, menderita penyakit, anggota keluarga yang terlalu besar, mempunyai penyakit keturunan.

2. Keluarga-keluarga yang anggota keluarganya menderita menyakit menular dan kronis.2.4.3Di Tingkat Kelompok

Pelayanan terhadap kelompok khusus bertujuan untuk membantu kelompok khusus yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan tertentu, yang penekanannya pada saat ini ditunjukan terhadap:Kelompok Ibu dan Anak:

1. Ibu hamil

2. Ibu bersalin

3. Ibu menyusui

4. Ibu nifas

5. Bayi dan balitaKelompok usia lanjut:

1. Di institusi (panti-panti)

2. Di luar institusi

Pelayanan terhadap kelompok khusus ini diberikan dalam bentuk penyuluhan kesehatan, penemuan kasusu dini, pelayanan kesehatan dasar dan sebagainya.2.4.4Di Tingkat Masyarakat

Perawatan kesehatan masyarakat di tingkat masyarakat dilakukan dalam lingkup kecil sampai luas didalam suatu wilayah kerja puskesmas. Pelayanan di tingkat masyarakat dibatasi oleh batas batas wilayah (RT, RT, desa, kecamatan) atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan, kepercayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.

Untuk menggali masalah kesehatan dana keperawatan dimasyarakat diperlukan informasi tentang kejadian dan kondisi lingkungan, sosial ekonomi, budaya, perilaku masyarakat, serta kesehatan masyarakat yang sangat berkaitan dengan insidensi dan prevalensi penyakit, sikap masyarakat terhadap kesehatan dan sebagainya.

Untuk dapat mengetahui masalah kesehatan disuatu wilayah kerja puskesmas diperlukan survey mawas siri (SMD), dengan mengumpulkan data kependudukan, sosial ekonomi budaya, kesling, data kesehatan, pola penyakit, kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan masalah kesehatan.

Data tersebut kemudian diolah, dianalisa, setelah itu barulah diketemukan masalah kesehatan dan keperawatan yang terjadi pada masyarakat tersebut, kemudian masalah tersebut dibawa dalam pertemuan tingkat desa (rembuk desa) atau Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) atau lokakarya mini kesehatan masyarakat. Yang pada intinya pertemuan tersebut untuk mencari alternatif pemecahan masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat dan kemudian disusun perencanaan penanggulangan atau program kerja yang melibatkan pertisipasi masyarakat secara menyeluruh dan instansi terkait diantaranya puskesmas, pemerintah desa, organisasi sosial masyarakat dan kader-keder kesehatan yang ada.

2.5StrategiUntuk dapat melaksanakan praktik perawatan kesehatan masyarakat dengan berhasil guna, diperlukan berbagai strategi yang ditempuh, terutama yang menyangkut tenaga, pengelolaan, dan partisipasi masyarakat secara aktif melalui:

1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola dan pelaksana perawatan kesehatan masyarakat di berbagai tingkat pelayanan melalui pendidikan dan pelatihan

2. Meningkatkan kemampuan manajemen pengelola dan pelaksana sehingga dapat mencapai hasil secara optimal

3. Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektoral diantara instansi terkait dengan program perawatan kesehatan masyarakat

4. Membantu masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dengan cara:

1.Pendidikan dan pelatihan kader

2.Bimbingan teknik dilapangan

3.Pendidikan kesehatan

4.Pelayanan kesehatan dasar

5.Pembinaan keluarga binaan/masyarakat binaan yang rawan terhadap masalah kesehatan

6.Mengadakan koordinasi dengan seluruh upaya kesehatan pokok puskesmas dalam memberikan pelayanan komprehensif baik di luar maupun di dalam gedung sesuai dengan fungsi puskesmas

2.6 Langkah-Langkah Pelaksanaan

Pelaksaanaan perawatan kesehatan dilakukan melalui beberapa tahapan yang tercakup dalam proses keperawatan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan memelihara kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakatsampai ke tahap optimum melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal masalah kesehatan dan keperawatan serta membantu memenuhi kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan langkah sebagai berikut:

2.6.1Pengumpulan Data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan dan riwayat termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Faktor lingkungan perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.

2.6.2Analisis Data

Analisa data dilaksanakan berdasarakan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Analisa data memerlukan pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) masalah tersebut terdiri dari masalah sehat sakit, karakteristik populasi, karakteristik lingkungan.

Data yang terkumpul kemudian diteliti kembali validitas dan reabilitasnya, bila ada yang tidak atau kurang lengkap dilengkapi kembali, kemudian baru diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:1 Editing

2 Coding

3 Klasifikasi

4 Tabulasi

5 Analisa data

6 Perumusan masalah

7 Prioritas masalah2.6.3Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan

Kegiatan ini dilakukan di berbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau kesejahteraan (wellness). Dasar penentuan masalah keperawatan/kesehatan masyarakat antara lain:

a.Masalah yang ditetapkan dari data umum.

b.Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan.

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:

a.Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.

b.Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat.

c.Kemapuan dan sumber daya masyarakat.

d.Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat.

Kriteria skala prioritas:

a.Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapai dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.

b.Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu tertentu.

c.Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.

d.Kemungkinan masalah untuk dikelola dengan memepertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi, 1995).

Indikator prioritas masalah yang digunakan meliputi :

1. Diagnosa

2. Sesuai dengan peran perawat

3. Jumlah yang beresiko

4. Besarnya resiko

5. Kemungkinan untuk pen.kes

6. Minat masyarakat

7. Kemungkinan untuk diatasi

8. Sesuai dengan program pemerintah

9. Sumber daya

Tempat

Peralatan

Waktu

Orang

dana

Kemudian dijumlahkan dengan skoring yang sudah disepakati

2.6.4Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan.

b. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan.

c. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.

Setelah data diolah dan diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan faktor sebagai berikut:

1 Tujuan yang ingin dicapai

2 Kelompok sasaran

3 Jangka waktu

4 Target yang ingin dicapai

5 Sumber yang tersedia di masyarakat

6 Biaya

7 Tenaga pelaksana dari masyarakat (kader, dasawisma, KPKIA dan sebagainya) dari puskesmas koordinator CHN dan tenaga kesehatan lainnya serta unsur lain yang terkait seperti PKK, pengurus PKMD, PLKB, pemuda dan sebagainya.2.6.5Pelaksanaan

Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu, keluarga, masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan komunitas adalah:

a. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.

b. Mengikutkan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya.

c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:

a. Pencegahan Primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau tidak berfungsinya dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan.

c. Pencagahan Tersier

Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sampai stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi optimal dari ketidakmampuannya.2.6.6Evaluasi

Penilaian dan pemantauan merupakan kegiatan untuk menilai sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan dari rencana yang telah dibuat, apakah telah mencapai hasil yang maksimal atau belum sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Penilaian dan pemantauan dapat dilaksanakan

1 selama pelaksanaan kegiatan (formatif)

2 setelah pelaksanaan kegiatan (sumatif)

Penilaian dan pemantauan penting artunya untuk mengkaji ulang perencanaan pembinaan dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat yang telah disusun mencapai sasaran atau tidak, dan penting juga untuk pengembangan perencanaan selanjutnya termasuk perluasan dari segi kualitatif dan kuantitatif.

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (procces) dan hasil akhir (output).

Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula, ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu daya guna, hasil guna, kelayakan, kecukupan.

Fokus evaluasi adalah relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan, perkembangan atau kemajuan proses effisiensi biaya, efektifitas kerja, dampaknya apakah status kesehatan meningkat atau menurun dalam jangka waktu berapa lama.

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:

: Peran masyarakat

: Peran perawat

Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.

Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.

2.7 Asuhan Keperawatan Keluarga

2.7.1 Pengertian Keluarga

Menurut Depkes RI. Th 1998, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).

Menurut Salvicion G. Bailion dan Aracelis Maglaya Th. 1989, keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Effendy, 1998).

Menurut Freeman, keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes RI, 1989).

2.7.2 Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya (Effendy, 1989):

1. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matriloka

Adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama saudara sedarah isteri.

4. Patriloka

Adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama saudara sedarah suami.5. Keluarga kawinan

Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami isteri.2.7.3 Ciri-ciri Struktur Keluarga

1. Terorganisasi

Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

2. Ada keterbatasan

Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

3. Ada perbedaan kekhususan

Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.2.7.4 Bentuk Keluarga

1. Keluarga Inti (Nuclear Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

2. Keluarga Besar (Extended Family)

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

3. Keluarga Berantai (Serial Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

4. Keluarga Duda/Janda (Serial Family)

Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

5. Keluarga Berkomposisi (Composite)

Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

6. Keluarga Kabitas (Cohabitation)

Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

2.7.5 Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh pola dan perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat (Effendy, 1998).

1. Peranan Ayah

Ayah sebagai suami dan bapak dari anak-anaknya berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2. Peranan Ibu

Sebagai isteri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

3. Peranan Anak

Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.2.7.6 Fungsi Keluarga

Adapun beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu:

1. Fungsi Biologis

a.Untuk meneruskan keturunan

b.Memelihara dan membesarkan anak

c.Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d.Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi Psikologis

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d. Meberikan identitas keluarga

3. Fungsi Sosial

a. Membina sosialisasi pada anak

b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak

c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4. Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya.

5. Fungsi Pendidikan

a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Ahli lain membagi fungsi kelurga sebagai berikut:

1.Fungsi Pendidikan

Dalam hal ini, tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.

2.Fungsi Sosialisasi Anak

Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

3.Fungsi Perlindungan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.

4.Fungsi Perasaan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intuisif, merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota keluarga sehingga salin pengertian satu sama lain dalam menimbulkan keharmonisan dalam keluarga.

5.Fungsi Religius

Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah di dunia ini.

6.Fungsi Ekonomi

Tugas keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dan memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

7.Fungsi Rekreatif

Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapaikeseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya. Rekreasi dapat dilakukan di rumah dengan cara menonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebagainya.

8.Fungsi Biologis

Tugas Keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.2.7.7 Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga

Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Dunvall adalah sebagai berikut:

1. Tahap pembentukan keluarga

Tahap ini dimulai dari menikahkan yang dilanjutkan dengan membentuk rumah tangga.

2. Tahap menjelang kelahiran anak

Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.3. Tahap menghadapi bayi

Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi hidupnya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih lemah.

4. Tahap menghadapi anak pra sekolah

Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih. Dalam fase keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma sosial budaya dan sebagainya.

5. Tahap menghadapi anak sekolah

Dala tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas anak sekolah, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.

6. Tahap mengahadapi anak remaja

Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua kepada anak perlu dipelihara dan dikembangkan.

7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat

Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupan sesungguhnya. Dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.

8. Tahap berdua kembali

Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami-istri saja. Dalam tahap ini, keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.

9. Tahap masa tua

Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

(Effendy, 1998).2.7.8 Pengelompokan Masalah Menurut Klasifikasi Omaha I. Lingkungan

1. Pendapatan

2. Sanitasi

3. Pemukiman4. Keamanan pemukiman/tempat kerja

5. Yang lain

II. Psikososial

1. Komunikasi dengan sumber masyarakat

2. Kontak sosial

3. Perubahan peranan

4. Hubungan antar anak

5. Kegelisahan agama

6. Kesedihan

7. Stabilitas emosi

8. Seksualitas manusiawi

9. Memelihara keorang tuaan

10. Anak/dewasa ditelantarkan

11. Perlakuan salah terhadap anak/orang dewasa

12. Petumbuhan dan perkembangan

13. Lain-lainIII.Fisiologis

1.Pendengaran

2.Penglihatan

3.Berbicara dan bahasa

4.Geligi

5.Pengamatan

6.Nyeri

7.Kesadaran

8.Bungkus/kulit

9.Fungsi neuromuskuloskeletal

10.Respirasi

11.Sirkulasi

12.Digesti-hidrasi

13.Fungsi perut

14.Fungsi genitourinaria

15.Ante partum/post partum

IV.Perilaku

1. Nutrisi

2. Pola istirahat/tidur

3. Aktivitas fisik

4. Kebersihan perorangan

5. Penyalahgunaan obat

6. Keluarga berencana

7. Penyedia pelayanan kesehatan

8. Peraturan penulisan resep

9. Teknis prosedur

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 06-11 RW 2 DUSUN KRAJAN DESA GADING KULON KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG TAHUN 2009

Asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan oleh mahasiswa Jurusan Keperawatan FKUB melalui praktik keperawatan di masyarakat yang dimulai pada tanggal 9 Maret 18 April 2009. Kelompok IV mendapatkan tempat praktik di RT 06-11 RW 2 Dusun Krajan Desa Gading Kulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang.

3.1 Tahap Persiapan

Kegiatan ini diawali dengan pertemuan Kepala Puskesmas dan Pembimbing lahan di Puskesmas, kemudian dilanjutkan ke Kelurahan, rumah Kepala Dusun, rumah Ketua RW dan rumah Ketua RT untuk menjelaskan maksud dan tujuan praktik profesi keperawatan komunitas. Setelah mendapat ijin, dilanjutkan dengan mencari posko untuk tempat tinggal selama praktek komunitas di Dusun Krajan. Setelah menempati rumah yang digunakan sebagai posko, kami mengikuti kegiatan pengajian warga pada Kamis dan Jumat sore sebagai sarana untuk memperkenalkan diri dan membina hubungan saling percaya kepada masyarakat beserta para ketua RT 06-11 dan kader posyandu, menjelaskan maksud dan tujuan praktek profesi keperawatan komunitas.

Pengumpulan data menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan besar sampel sebesar 117 KK di wilayah RW 2. Pengumpulan data ke masyarakat RW 2 Dusun Krajan Desa Gading Kulon dilakukan oleh mahasiswa. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan tabulasi atau perhitungan dan analisa data. Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk diagram pie chart.

3.2 Tahap Pengkajian

3.2.1. Batas Geografis RW 02 Dusun KrajanDusun Krajan RW 2 mempunyai batas-batas geografis sebagai berikut :

sebelah utara

: Desa Sumber Sekar sebelah selatan : Desa Selorejo sebelah barat

: Dusun Karang Ploso dan Kota Batu

sebelah timur : Desa Tegal Weru.

3.2.2. Data Hasil Pengkajian

3.2.2.1 Data Keluarga

3.2.2.1.1 Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa dari 442 penduduk RT 06-11, RW 02 Dusun Krajan, yang mempunyai jenis kelamin laki-laki berjumlah 213 orang (48%) dan perempuan berjumlah 229 orang (52%).3.2.2.1.2 Berdasarkan Usia

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa penduduk RT 06-11, RW 02 Dusun Krajan yang berusia 0-1 tahun berjumlah 8 orang (2%), 1-5 tahun 20 orang (4%), 5-12 tahun 38 orang (9%), 12-18 tahun 40 orang (9%), 18-40 tahun 177 orang (40%), 40-60 tahun 111 orang (25%) dan yang lebih dari 60 tahun sebesar 48 orang (11%).

3.2.2.1.3 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa penduduk RT 06-11, RW 02 Dusun Krajan yang tidak sekolah berjumlah 61 orang (16%), SD 261 orang (68%), SMP 50 orang (13%), SMA 12 orang (3%) dan tidak ada yang perguruan tinggi (0%).3.2.2.1.4. Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa penduduk RT 06-11, RW 02 Dusun Krajan yang bekerja sebagai PNS berjumlah 1 orang (0%), tidak terdapat TNI (0%), pensiunan 1 orang (0%), petani 261 orang (75%), buruh 24 orang (7%), pekerja pabrik 4 orang (1%), 20 orang tidak bekerja (6%) dan pekerjaan yang tidak disebutkan sebesar 38 (6%).

3.2.2.1.5 Berdasarkan Suku

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa penduduk RT 06-11, RW 02 Dusun Krajan yang berjumlah 429 orang suku jawa (99%) dan 4 orang (1%) suku Madura.3.2.2.1.6 Berdasarkan Agama

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa penduduk RW 02 Dusun Krajan yang beragama Islam berjumlah 425 orang (99%) dan yang beragama Protestan berjumlah 5 orang (1%).

3.2.2.1.7 Berdasarkan Kebudayaan/Kebiasaan

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa penduduk RW 02 Dusun Krajan yang membersihkan rumah 1x dalam sehari berjumlah 66 KK (56%), 2x sehari sebanyak 48 KK (41%) dan keluarga yang membersihkan rumah lebih dari 3x sehari berjumlah 3 KK (3%).

3.2.2.2 DATA SOSIAL EKONOMI

3.2.2.2.1 Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa penduduk RW 02 Dusun Krajan yang berpenghasilan kurang dari Rp. 500.000,00 per bulan berjumlah 86 keluarga (74%), keluarga yang berpenghasilan antara Rp. 500.000,00 Rp. 1.000.0000,00 berjumlah 27 keluarga (23%) dan keluarga yang berpenghasilan lebih dari Rp.1000.000,00 berjumlah 4 keluarga (3%).

3.2.2.2.2 Berdasarkan Kebiasaan Menabung

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa keluarga RW 02 Dusun Krajan yang memiliki kebiasaan menabung berjumlah 18 keluarga (16%) dan keluarga yang tidak memiliki kebiasaan menabung berjumlah 99 keluarga (84%).3.2.2.3 LINGKUNGAN FISIK

3.2.2.3.1 Perumahan

3.2.2.3.1.1 Berdasarkan Kepemilikan Rumah

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa keluarga RW 02 yang memiliki rumah sendiri berjumlah 110 keluarga (93%), keluarga yang menempati rumah sewa berjumlah 7 keluarga (7%) dan tidak ada keluarga yang menumpang (0%).3.2.2.3.1.2 Berdasarkan Jenis Rumah

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa keluarga di RW 02 Dusun Krajan yang memiliki rumah permanen berjumlah 106 keluarga (91%), keluarga yang memiliki rumah semi permanen berjumlah 11 keluarga (9%), dan keluarga yang memiliki rumah tidak permanen berjumlah 0 keluarga (0%).3.2.2.3.1.3 Berdasarkan Lantai Rumah

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa keluarga di RW 02 Dusun Krajan yang memiliki lantai rumah dari tanah berjumlah 18 keluarga (15%), keluarga yang memiliki lantai papan berjumlah 0 keluarga (0%), dan keluarga yang memiliki lantai semen/tegel berjumlah 99 keluarga (85%).

3.2.2.3.1.4 Berdasaran Kondisi Ventilasi

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa keluarga di RW 02 Dusun Krajan yang memiliki kondisi ventilasi rumah yang baik berjumlah 29 keluarga (25%), keluarga yang memiliki kondisi ventilasi yang kurang berjumlah 11 keluarga (9%) dan keluarga yang memiliki kondisi ventilasi yang cukup berjumlah 77 keluarga (66%).

3.2.2.3.1.5 Berdasarkan Frekuensi Membuka Jendela setiap Hari

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa keluarga di RW 02 Dusun Krajan yang membuka jendela setiap hari berjumlah 97 keluarga (83%) dan keluarga yang tidak membuka jendela setiap hari berjumlah 20 keluarga (17%).

3.2.2.3.1.6 Berdasarkan Kondisi Penerangan

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa keluarga di RW 02 Dusun Krajan yang memiliki kondisi penerangan rumah yang baik berjumlah 21 keluarga (19%), keluarga yang memiliki kondisi penerangan yang kurang berjumlah 5 keluarga (19%) dan keluarga yang memiliki kondisi penerangan yang cukup 91 (80%). 3.2.2.3.2 Berdasarkan Pemanfaatan Halaman Rumah

3.2.2.3.2.1 Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa keluarga di RW 02 Dusun Krajan yang memanfaatkan pekarangan rumah berjumlah 85 keluarga (94%) dan keluarga yang tidak memanfaatkan pekarangan rumah berjumlah 32 keluarga (6%).

3.2.2.3.2.2 Berdasarkan Jenis Pemanfaatan Pekarangan

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa jenis pemanfaatan pekarangan oleh penduduk RW 02 Dusun Krajan berupa sayuran sebanyak 26(29%), tanaman sebanyak 57(49%), buah-buahan 0 (0%), pemanfaatan untuk toga sebanyak 16(7%),dan jenis pemanfaatan lainnya adalah sebanyak 18(15%).

3.2.2.3.3 Berdasarkan Kondisi Pembuangan3.2.2.3.3.1 Berdasarkan Lokasi BAB

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 81 keluarga di RW 02 Dusun Krajan BAB di sungai (69%), dan 36 keluarga BAB di WC (31%).

3.2.2.3.3.2 Berdasarkan Kepemilikan Jamban

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa keluarga di RW 02 Dusun Krajan yang memiliki jamban berjumlah 34 keluarga (30%) dan keluarga yang tidak memiliki jamban berjumlah 83 keluarga (70%).

3.2.2.3.3.3 Berdasarkan Jenis Jamban

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa keluarga di RW 02 Dusun Krajan yang memiliki WC leher angsa berjumlah 81 keluarga (100%).

3.2.2.3.3.4 Berdasarkan Jarak dengan Sumber Air

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa keluarga yang memiliki jarak antara jamban dengan sumber air lebih dari 10 meter berjumlah 32 keluarga (62%) dan keluarga yang memiliki jarak antara jamban dan sumber air kurang dari 10 meter berjumlah 2 keluarga (38%).

3.2.2.3.3.5 Berdasarkan Kondisi Jamban

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan keluarga yang memiliki jamban dengan kondisi terawat berjumlah 34 keluarga (91%) dan keluarga yang memiliki jamban dengan kondisi tidak terawat berjumlah 5 keluarga (9%).

3.2.2.3.4 Berdasarkan Sumber Air

3.2.2.3.4.1 Berdasarkan Penyediaaan Air Bersih

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 116 keluarga (99%) di RW 02 Dusun Krajan menggunakan mata air sebagai sumber penyediaan air bersih, dan 1 keluarga (1%) menggunakan sumur gali, 17 sementara tidak ada keluarga menggunakan sumur pompa.

3.2.2.3.4.2 Berdasarkan Penyediaan Air Minum

Berdasarkan diagram di atas, dapat diihat bahwa 116 keluarga (99%) di RW 02 Dusun Krajan menggunakan mata air sebagai sumber penyediaan air minum, 1 keluarga (1%) menggunakan sumur gali, dan tidak ada keluarga yang menggunakan PDAM sebagai sumber penyediaan air.

3.2.2.3.4.3 Berdasarkan Pengelolaan Air Minum

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa semua KK (117 keluarga) memasak dahulu air minumnya.

3.2.2.3.5 Berdasarkan Tempat Penampungan Air

3.2.2.3.5.1 Berdasarkan Jenis Tempat Penampungan Air

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa masing-masing ada 86 keluarga (50%) di RW 02 Dusun Krajan menggunakan bak dan gentong untuk tempat penampungan air.

3.2.2.3.5.2 Berdasarkan Kondisi Tempat Penampungan Air

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa kondisi tempat penampungan air pada 20 keluarga (17%) di RW 02 Dusun Krajan adalah terbuka dan 98 keluarga (83%) memiliki kondisi tempat penampungan air yang tertutup.

3.2.2.3.5.3 Berdasarkan Pengurasan Tempat Penampungan Air

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 116 keluarga (99%) di RW 02 Dusun Krajan menguras tempat penampungan air dan hanya 1 keluarga (1%) yang tidak menguras tempat penampungan airnya.

3.2.2.3.5.4 Berdasarkan Frekuensi Pengurasan Tempat Penampungan Air

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 49 keluarga (42%) di RW 02 Dusun Krajan menguras tempat penampungan airnya sebanyak 2x/minggu, 31 keluarga (26%) menguras tempat penampungan air sebanyak >2x/minggu dan 37 keluarga (32%) menguras tempat penampungan airnya sebanyak 1x/minggu.

3.2.2.3.5.5 Berdasarkan Kondisi Air

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 117 keluarga (100%) di RW 02 Dusun Krajan memiliki kondisi air yang tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.

3.2.2.3.6. Berdasarkan Cara Pembuangan Sampah dan Limbah

3.2.2.3.6.1 Berdasarkan Cara Pembuangan Sampah

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 45 keluarga (39%) di RW 02 Dusun Krajan mengelola sampah dengan cara ditimbun, 42 keluarga (36%) membuang sampah dengan cara dibakar, 5 keluarga (4%) membuang sampah di tempat pembuangan umum dan 25 keluarga (21%) membuang sampah di sungai.

3.2.2.3.6.2 Berdasarkan Adanya Tempat Pembuangan Sampah

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 83 keluarga (71%) di RW 02 Dusun Krajan memiliki tempat pembuangan sampah dan 34 keluarga (29%) tidak memiliki tempat penampungan sampah.

3.2.2.3.6.3 Berdasarkan Kondisi Tempat Pembuangan Sampah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada 92 keluarga (97%) memiliki tempat pembuangan sampah dengan kondisi terbuka dan 3 keluarga (3%) memiliki tempat penampungan sampah dengan kondisi tertutup.

3.2.2.3.6.4 Berdasarkan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 103 keluarga di RW 02 Dusun Krajan (88%) membuang air limbah di got, 13 keluarga (11%) membuang air limbah di sungai dan 1 keluarga (1%) membuang air limbah di penampungan.

3.2.2.3.6.5 Berdasarkan Kondisi SPAL

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 83 keluarga (81%) di RW 02 Dusun Krajan memiliki kondisi SPAL terbuka, dan 20 keluarga (198%) memiliki kondisi SPAL tertutup.

3.2.2.3.6.6 Berdasarkan Binatang yang Berkeliaran di Sekitar Tempat Sampah

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa binatang yang berkeliaran di RW 02 Dusun Krajan adalah anjing sebanyak 22%, kecoa sebanyak 18 %, tikus sebanyak 18%, nyamuk sebanyak 16% dan binatang lain sebanyak 6%. Sedangkan binatang yang berkeliaran di tempat pembuangan sampah adalah lalat sebanyak 12% dan kucing sebanyak 8%

3.2.2.3.7 Berdasarkan Kepemilikan Ternak

3.2.2.3.7.1 Berdasarkan Kepemilikan Kandang Ternak

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 88 keluarga (75%) di RW 02 Dusun Krajan memiliki kandang ternak dan 29 keluarga (25%) tidak memiliki kandang ternak.

3.2.2.3.7.2 Berdasarkan Letak Kandang Ternak

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 5 keluarga (6%) di RW 02 Dusun Krajan memiliki kandang ternak yang terletak di dalam rumah dan 83 keluarga (94%) memiliki kandang ternak yang berada di luar rumah.

3.2.2.3.7.3 Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 87 keluarga (99%) di RW 02 Dusun Krajan memiliki kandang ternak dengan kondisi terawat dan 1 keluarga (1%) memiliki kandang yang tidak terawat.

3.2.2.4 Berdasarkan Status Kesehatan

3.2.2.4.1 Berdasarkan Penggunaan Sarana Kesehatan

3.2.2.4.1.1 Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 114 keluarga (97%) menyebutkan bidan sebagai sarana kesehatan terdekat dan 3 keluarga (3%) menyebutkan rumah sakit sebagai sarana kesehatan terdekat.

3.2.2.4.1.2 Berdasarkan Pemanfaatan Sarana Kesehatan

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 112 keluarga ( 96%) di RW 02 Dusun Krajan memanfaatkan sarana kesehatan dan 5 keluarga (4%) tidak menggunakan sarana kesehatan.3.2.2.4.2 Berdasarkan Masalah Kesakitan

3.2.2.4.2.1 Berdasarkan Adanya Anggota Keluarga yang Sakit 1 Tahun Terakhir

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 105 keluarga (90%) di RW 02 Dusun Krajan mengalami masalah kesakitan dalam 1 tahun terakhir dan 12 keluarga (10%) tidak mengalami masalah kesakitan dalam 1 tahun terakhir.

3.2.2.4.2.2 Berdasarkan Jenis Penyakit yang Diderita 1 Tahun Terakhir

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 3 keluarga (2%) di RW 02 Dusun Krajan mengalami diare, 59 keluarga mengalami ISPA (43%), 7 keluarga (5%) mengalami hipertensi, 2 keluarga mengalami asma (2%) dan 65 keluarga (48%) mengalami keluhan penyakit yang lain.

3.2.2.4.2.3 Berdasarkan Tindakan Mencari Pertolongan Kesehatan

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 70 keluarga (60%) di RW 02 Dusun Krajan menggunakan obat bebas, 42 keluarga (36%) meminum jamu dan 5 keluarga (4%) menggunakan upaya pertolongan lainnya.

3.2.2.4.2.4 Berdasarkan Ketepatan Penggunaan Obat Bebas

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 7 keluarga (10%) di RW 02 Dusun Krajan menggunakan obat bebas dengan tepat dan 63 keluarga (90%) kurang tepat dalam menggunakan obat bebas.

3.2.2.4.2.5 Berdasarkan Upaya Menolong Keluarga yang Sakit

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 2 keluarga (2%) di RW 02 Dusun Krajan membawa anggota keluarga yang sakit ke rumah sakit, 3 keluarga (2%) ke dokter praktek, 2 keluarga (2%) ke puskesmas, 109 keluarga (93%) ke bidan praktek dan 1 keluarga (1%) membawa ke sarana lain.

3.2.2.4.2.6 Berdasarkan Penggunaan Sarana Transportasi Ke Sarana Kesehatan

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 1 keluarga (1%) di RW 02 Dusun Krajan, Desa Gading Kulon menggunakan mobil pribadi, 71 keluarga (62%) menggunakan sepeda motor, dan 43 keluarga (37%) berjalan kaki menuju sarana kesehatan, serta tidak ada yang menggunakan maupun bemo.3.2.2.4.3 Berdasarkan Kematian Anggota Keluarga

3.2.2.4.3.1 Berdasarkan Jumlah Kematian Angota Keluarga

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 4 keluarga (4%) di RW 02 Dusun Krajan, Desa Gading Kulon menyebutkan ada anggota keluarganya yang meninggal, sementara 113 keluarga (97%) menyatakan tidak ada anggota keluarganya yang meninggal dalam 1 tahun terakhir.3.2.2.4.3.2 Berdasarkan Penyebab Kematian Anggota Keluarga

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 2 keluarga (50%) di RW 02 Dusun Krajan, Desa Gading Kulon menyebutkan bahwa penyebab kematian anggota keluarga adalah sakit, 1 keluarga (25%) karena kecelakaan dan 1 keluarga (25%) karena penyebab yang lain.

3.2.2.4.4 Berdasarkan Penggunaan KIA/KB

3.2.2.4.4.1 Pasangan Usia Subur

3.2.2.4.4.1.1 Berdasarkan Adanya Pasangan Subur

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 44 keluarga (38%) di RW 02 Dusun Krajan, Desa Gading Kulon merupakan pasangan usia subur sementara 73 keluarga (62%) tidak termasuk pasangan usia subur.

3.2.2.4.4.1.2 Berdasarkan Akseptor KB

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 65 (89%) keluarga di RW 02 Dusun Krajan, Desa Gading Kulon merupakan akseptor KB dan 8 keluarga (11%) bukan merupakan akseptor KB.3.2.2.4.4.1.3 Berdasarkan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 1 keluarga (1%) di RW 02 Dusun Krajan menggunakan kontrasepsi IUD, 48 keluarga (74%) menggunakan kontrasepsi suntik, 15 keluarga (23%) menggunakan kontrasepsi pil dan 1 keluarga (2%) menggunakan susuk.3.2.2.4.4.1.4 Berdasarkan Alasan Tidak Ikut KB

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa semua keluarga yang tidak ikut KB (100%) menyatakan bahwa alasannya bukan karena agama, dilarang suami ataupun tidak tahu, tetapi karena alasan lain (ingin punya anak, sedang menyusui, baru melahirkan, dll)

3.2.2.4.4.1.5 Berdasarkan Adanya PUS DO KB

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan tidak ada PUS yang DO KB.

3.2.2.4.4.2 Ibu Hamil3.2.2.4.4.2.1 Berdasarkan Adanya Ibu Hamil

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 5 ibu hamil (4%).

3.2.2.4.4.2.2 Berdasarkan Usia Kehamilan

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa semua ibu hamil (100%) di RW 02 Dusun Krajan memasuki usia kehamilan trimester 3.

3.2.2.4.4.2.3 Berdasarkan Jumlah Kehamila

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 4 ibu hamil (80%) mengalami kehamilan pertama dan 1 ibu hamil (20%) mengalami kehamilan kedua.

3.2.2.4.4.2.4 Berdasarkan Usia Ibu Hamil

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 1 ibu hamil (20%) berusia kurang dari 20 tahun dan 4 ibu hamil (80%) berusia antara 20-30 tahun.

3.2.2.4.4.2.5 Berdasarkan Imunisasi TT pada Ibu Hamil

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 4 ibu hamil (80%) telah mendapatkan imunisasi TT dan 1 ibu hamil (20%) tidak mendapatkan imunisasi TT.3.2.2.4.4.2.6 Berdasarkan Kelengkapan Imunisasi TT

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan 4 ibu hamil (80%) telah mendapat imunisasi TT lengkap dan 1 ibu hamil (20%) belum mendapat imunisasi TT lengkap.3.2.2.4.4.2.7 Berdasarkan Pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa semua ibu hamil di RW 02 Dusun Krajan telah memeriksakan kehamilan.

3.2.2.4.4.2.8 Berdasarkan Tempat Pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 4 ibu hamil (80%) memeriksakan kehamilannya di bidan dan 1 ibu hamil (20%) memeriksakan kehamilannya di puskesmas.

3.2.2.4.4.2.9 Berdasarakan Keluhan Ibu Hamil

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 1 ibu hamil mengalami keluhan mual muntah lebih dari 3 bulan dan 1 ibu hamil mengalami keluhan lain-lain.

3.2.2.4.4.3 Persalinan

3.2.2.4.4.3.1 Berdasarkan Penolong Persalinan 1 Tahun Terakhir

Berdasarkan diagram dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 6 ibu (86%) yang melakukan persalinan dengan dibantu tenaga kesehatan dan 1 ibu (14) yang melakukan persalinan dibantu dukun terlatih.

3.2.2.4.4.3.2 Berdasarkan Tempat Persalinan

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 1 ibu (14%) melahirkan di rumah sakit, 2 ibu (29%) melahirkan di polindes, 1 ibu (14%) melahirkan di rumah dan 3 ibu (43%) melahirkan di bidan.

3.2.2.4.4.3.3 Berdasarkan Kondisi Bayi

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 7 bayi (87%) dilahirkan dalam keadaan lahir hidup dan 1 bayi dilahirkan dalam keadaan mati.

3.2.2.4.4.3.4 Berdasarkan Kematian Neonatus

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 1 kematian neonatus.

3.2.2.4.4.3.5 Berdasarkan Penyebab Kematian Neonatus

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa kematian neonates di RW 02 Dusun Krajan tidak disebabkan oleh tetanus, diare maupun ISPA tetapi disebabkan oleh alasan lain.

3.2.2.4.4.4 Buteki

3.2.2.4.4.4.1 Berdasarkan Adanya Buteki

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 9 ibu meneteki (8%).

3.2.2.4.4.4.2 Berdasarkan Jumlah Ibu yang Meneteki Anaknya

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 8 ibu yang meneteki anaknya (89%) dan 1 ibu (11%) yang tidak meneteki anaknya.

3.2.2.4.4.4.3 Berdasarkan Usia Anak yang Diteteki

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 6 ibu (67%) yang meneteki anaknya pada usia 1 hari-6 bulan dan 3 ibu (33%) yang meneteki anaknya pada usia 6 bulan 2 tahun.

3.2.2.4.4.5 Balita

3.2.2.4.4.5.1 Berdasarkan Jumlah Balita

Berdasarkan diagram dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 24 keluarga (21%) yang memiliki balita dan 93 keluarga (79%) tidak memiliki balita.

3.2.2.4.4.5.2 Berdasarkan Status Imunisasi

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 20 keluarga yang memiliki balita (83%) imunisasinya lengkap, 1 keluarga yang memiliki balita (4%) imunisasinya tidak lengkap, dan 3 keluarga yang memiliki balita (13%)yang imunisasinya belum lengkap.

3.2.2.4.4.5.3 Berdasarkan Kepemilikan KMS

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa 20 keluarga di RW 02 Dusun Krajan yang memiliki balita memiliki KMS (83%), dan 4 keluarga memiliki balita tidak memiliki KMS (17%).

3.2.2.4.4.5.4 Berdasarkan Kemampuan Membaca KMS

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa 11 keluarga di RW 02 Dusun Krajan yang memiliki KMS (55%) bisa membaca hasil KMS, dan 9 keluarga yang memiliki KMS (45%) tidak bisa membaca hasil KMS.

3.2.2.4.4.5.5 Berdasarkan Kunjungan ke Posyandu

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 22 (92%) keluarga yang memiliki balita mengunjungi posyandu setiap bulan secara rutin, dan 2 (8%) keluarga yang memiliki balita tidak rutin mengunjungi posyandu.

3.2.2.4.4.5.6 Berdasarkan Kenaikan Berat Badan Balita

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 17(77%) keluarga yang berat badan balitanya naik, 4 keluarga (18%) yang berat badan balitanya tetap, dan 1 keluarga (5%) yang berat badan balitanya turun.

3.2.2.4.4.5.7 Berdasarkan Status Gizi Balita

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 24 (100%) keluarga yang memiliki balita dengan status gizi di atas garis hijau.

3.2.2.4.5 Remaja

3.2.2.4.5.1 Berdasarkan Adanya Remaja

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 37 keluarga (32%) yang memiliki anak remaja dan 80 keluarga (68%) yang tidak memiliki anak remaja.

3.2.2.4.5.2 Berdasarkan Kegiatan yang Dilakukan Remaja

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 20 remaja (51%) melakukan kegiatan keagamaan, 0 remaja (0%) melakukan kegiatan olahraga, 3 remaja (8%) mengikuti kegiatan karang taruna dan 16 remaja (41%) mengikuti kegiatan lain.

3.2.2.4.5.3 Berdasarkan Penggunaan Waktu Luang Remaja

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 3 remaja (8%) mengisi waktu luangnya dengan begadang, 0 remaja (0%) mengikuti kursus keterampilan, 0 remaja (0%) mengisi waktu luangnya dengan rekreasi dan 34 remaja (92%) mengikuti kegiatan lain.

3.2.2.4.5.4 Berdasarkan Kebiasaan yang Dilakukan

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 6 remaja (6%) memiliki kebiasaan merokok dan 31 remaja (84%) tidak merokok, minum minuman keras ataupun mengkonsumsi obat terlarang.

3.2.2.4.6 Lansia

3.2.2.4.6.1 Berdasarkan Adanya Lansia

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 38 lansia (32%) berusia 65-70 tahun dan 79 lansia (60%) berusia lebih dari 70 tahun3.2.2.4.6.2 Berdasarkan Keluhan yang Dialami Lansia

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan terdapat 25 lansia (66%) mengalami keluhan penyakit dan 13 lansia (34%) tidak mengalami keluhan penyakit.

3.2.2.4.6.3 Berdasarkan Jenis Keluhan yang Dialami Lansia

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan lansia yang mengalami hipertensi sebanyak 5 orang (14%), yang mengalami keluhan rematik 20 orang (55%), 0 lansia (0%) mengalami osteoporosis, 0 lansia (0%) mengalami katarak, 0 lansia (0%) mengalami penyakit kulit dan 9 lansia (25%) mengalami keluhan lain.

3.2.2.4.6.4 Berdasarkan Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Keluhan Penyakit pada Lansia

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan lansia yang memeriksakan diri ke sarana kesehatan sebanyak 0 orang (0%), 6 orang lansia (20%) tidak melakukan apa-apa, 1 lansia (3%) memeriksakan diri ke dokter praktek, 14 lansia (45%) memeriksakan diri ke perawat/bidan praktek, dan 9 lansia (29%) melakukan upaya pengobatan sendiri.

3.2.2.4.6.5 Berdasarkan Penggunaan Waktu Senggang

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan lansia yang mengisi waktu luang dengan berkebun sebanyak 10 orang lansia (30%) dan yang mengisi waktu luang dengan kegiatan lain sebanyak 23 orang (70%).

3.2.2.4.6.6 Berdasarkan Pengetahuan tentang Posyandu Lansia

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan lansia yang mengetahui tentang posyandu lansia sebanyak 11 orang (31%) dan yang tidak mengetahui tentang posyandu lansia sebanyak 89 orang (69%).

3.2.2.4.6.7 Berdasarkan Keikutsertaan dalam Posyandu Lansia

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan lansia yang mengikuti kegiatan posyandu lansia sebanyak 7 orang (19%) dan yang tidak mengikuti kegiatan posyandu lansia sebanyak 29 orang (81%).

3.2.2.4.6.8 Berdasarkan Alasan Tidak Mengikuti Posyandu

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa di RW 02 Dusun Krajan lansia yang tidak mengikuti kegiatan posyandu lansia karena sibuk bekerja sebanyak 1 orang (5%), yang tidak mengikuti kegiatan posyandu lansia karena tidak tertarik sebanyak 1 orang (4%) dan 21 orang (91%) tidak mengikuti kegiatan posyandu lansia karena alasan lain.3.3 Analisis Data

3.3.1 Masalah Perilaku

No. MasalahKorelasi MasalahRasionalData

1.2.3.

Kurangnya pengetahuan mengenai penggunaan obat bebas dan jamu yang benarKurangnya pengetahuan masyarakat terkait posyandu lansiaRendahnya kesadaran masyarakat dalam membuat jamban

Terdapatnya warga yang menggunakan obat bebas dan jamu secara tidak tepatPenggunaan obat bebas (terkait dengan dosis dan jenis obat) yang tidak tepat dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan70 keluarga (60%) di RW 02 Dusun Krajan menggunakan obat bebas, 42 keluarga (36%) meminum jamu dan 5 keluarga (4%) menggunakan upaya pertolongan lainnya.7 keluarga (10%) di RW 02 Dusun Krajan menggunakan obat bebas dengan tepat dan 63 keluarga (90%) kurang tepat dalam menggunakan obat bebas.

Terdapat lansia yang tidak melakukan upaya yang tepat untuk mengatasi keluhan penyakit pada lansiaTidak adanya upaya dalam mengatasi keluhan penyakit yang dialami dapat memperberat penyakit yang dialamiLansia yang memeriksakan diri ke sarana kesehatan sebanyak 0 orang (0%), 6 orang lansia (20%) tidak melakukan apa-apa, 1 lansia (3%) memeriksakan diri ke dokter prakt