Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf universitas indonesia 2013

14
HA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SEKOLAH CHERRYA: PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN BERBASIS ACT-FUN LEARNING SEBAGAI UPAYA TERCIPTANYA AGEN PERUBAHAN SEJAK DINI PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA MI MUHAMADIYAH II, KELURAHAN KUKUSAN, DEPOK. oleh: Anifah/1106011461/2011 Meutiara Citra Agista/1106021512/2011 Muhammad Faiz Filanda//1106015951/2011 Muslimah/1106017622/2011 Dibiayai oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Program Kreativitas Mahasiswa Nomor: 002/SP2H/KPM/Dit.Litabmas/V/2012, tanggal 13 Mei 2012 UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013

description

Edukasi tentang lingkungan bagi anak-anak merupakan sebuah hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan permasalahan lingkungan merupakan kondisi yang tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat. Sayangnya program edukasi lingkungan pada anak-anak yang selama ini diberikan oleh para aktivis sosial hanya bersifat shocking (tiba-tiba anak-anak diajak membuat kompos), hanya berupa imbauan dan tidak ada keberlanjutan. Cara tersebut tidak terlalu memberi pengaruh pada pengetahuan, wawasan, pemahaman apalagi mengubah kebiasaaananak-anak. Untuk itulah program Sekolah Cherrya dengan metode act-fun learning-nya hadir sebagai solusi terciptanya agen-agen cinta lingkungan yang dibentuk sejak usia dini. Metode fun dilakukan dengan cara membuat modifikasi permainan-permaianan konvensional motorik dengan isu dan materi tentnang lingkungan sehingga anak lebih mudah untuk ingat dan paham seperti dihasilkannya permainan Ular Tangga Bijak Energi dan Petak Umpet Pilah Sampah dalam metode fun ini. Sementara metode Act digunakan setelah dilakukan metode fun pada tiap-tiap konten materi lingkungan agar siswa teraltih untuk mempraktikan pemahan materi yang diperoleh melalui metode Fun, seperti aksi menanam sayur dari botol bekas air mineral, composting class, bengkel kreatif, membangun green house dengan dinding limbah botol air mineral serta menciptakan teknologi konservasi air sederhana. Dengan beberapa pengujian tertulis dan testimoni yang diberikan kepada siswa dan guru sekolah sasaran program Sekolah Cherrya yaitu MI Muhammadiyah II, Kukusan, Depok, bahwa program ini telah membawa perubahan perilaku peduli lingkungan pada anak-anak usia dini.Berbeda dengan beberapa gerakan LSM dan aktivis-aktivis social yang selama ini hanya memberikan green edukasi dalam jangka harian dan sifatnya shocking karena tidak melewati tahapan tertentu anak-anak langsung diajak mengolah sampah biasanya serta tidak berkelanjutan. Maka ‘Sekolah Cherrya’ini mekonsenkan pada tahapan step by step yang teratur dan berkelanjutan dalam hal penanamannya. ‘Sekolah Cherrya’merupakan rangkaian program edukasi peduli lingkungan yang dikemas dengan konsep permainan berbasis Act-Fun Learning. Dan poin penting disini adalah munculnya diciptakan dan disosialisasikannya beberapa permainanan edukasi lingkungan unik seperti Ular Tangga Bijak Energi, Petak Umpet Pilah Sampah dan lain-lain yang bertujuan menanamkan nilai peduli lingkungandengan hal yang menyenangkan.

Transcript of Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf universitas indonesia 2013

Page 1: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

HA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

SEKOLAH CHERRYA: PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN

BERBASIS ACT-FUN LEARNING SEBAGAI UPAYA TERCIPTANYA

AGEN PERUBAHAN SEJAK DINI PEDULI LINGKUNGAN PADA

SISWA MI MUHAMADIYAH II, KELURAHAN KUKUSAN, DEPOK.

oleh:

Anifah/1106011461/2011

Meutiara Citra Agista/1106021512/2011

Muhammad Faiz Filanda//1106015951/2011

Muslimah/1106017622/2011

Dibiayai oleh:

Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Program Kreativitas Mahasiswa

Nomor: 002/SP2H/KPM/Dit.Litabmas/V/2012, tanggal 13 Mei 2012

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2013

Page 2: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Sekolah Cherrya: Program Pendidikan Lingkungan

Berbasis Act-Fun Learning sebagai Upaya

Terciptanya Agen Perubahan Sejak Dini Peduli

Lingkungan pada Siswa MI Muhamadiyah II,

Kelurahan Kukusan, Depok.

2. Bidang Kegiatan : (X) PKM-P

( ) PKM-K ( √ ) PKM-M

( ) PKT-T

( ) PKM-KC

3. Ketua Pelaksana Kegiatan :

a. Nama Lengkap : Anifah

b. NIM : 1106011461

c. Jurusan : Teknik Kimia d. Universitas/Institusi/Politeknik : Universitas Indonesia

e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jalan Magelang KM 5, Pungangan RT

01/RW 01, NO.16, Loano, Purworejo,

Jawa Tengah, 54181 f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 Orang

5. Dosen Pendamping :

a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Kamarza Mulia, M.Sc., Ph.D. b. NIP : 196001071986031003

c. Alamat Rumah dan No. Tel/.HP : Departemen Teknik Kimia/

085691420702

6. Biaya Kegiatan Total :

a. Dikti : Rp6.000.000,00 b. Sumber Lain : -

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan

Depok, 31 Juli 2013

Menyetujui

Wakil Dekan Fakultas Teknik

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Prof. Dr. Ir. Anondho Wijanarko, M.Eng.)

NIP.196901171993031001

(Anifah)

NIM.1106011461

Direktur Kemahasiswaan Universitas

Indonesia

Dosen Pendamping

(Arman Nefi, S.H., M.M.) NIP. 0508050277

(Ir. Kamarza Mulia, M.Sc., Ph.D.) NIP. 196001071986031003

ii

Page 3: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

SEKOLAH CHERRYA: PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN

BERBASIS ACT-FUN LEARNING SEBAGAI UPAYA TERCIPTANYA

AGEN PERUBAHAN SEJAK DINI PEDULI LINGKUNGAN PADA

SISWA MI MUHAMADIYAH II, KELURAHAN KUKUSAN, DEPOK.

ABSTRAK

Edukasi tentang lingkungan bagi anak-anak merupakan sebuah hal yang sangat

penting. Hal ini dikarenakan permasalahan lingkungan merupakan kondisi yang

tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat. Sayangnya program edukasi

lingkungan pada anak-anak yang selama ini diberikan oleh para aktivis sosial

hanya bersifat shocking (tiba-tiba anak-anak diajak membuat kompos), hanya

berupa imbauan dan tidak ada keberlanjutan. Cara tersebut tidak terlalu memberi

pengaruh pada pengetahuan, wawasan, pemahaman apalagi mengubah kebiasaaan

anak-anak. Untuk itulah program Sekolah Cherrya dengan metode act-fun

learning-nya hadir sebagai solusi terciptanya agen-agen cinta lingkungan yang

dibentuk sejak usia dini. Metode fun dilakukan dengan cara membuat modifikasi

permainan-permaianan konvensional motorik dengan isu dan materi tentnang

lingkungan sehingga anak lebih mudah untuk ingat dan paham seperti

dihasilkannya permainan Ular Tangga Bijak Energi dan Petak Umpet Pilah

Sampah dalam metode fun ini. Sementara metode Act digunakan setelah

dilakukan metode fun pada tiap-tiap konten materi lingkungan agar siswa teraltih

untuk mempraktikan pemahan materi yang diperoleh melalui metode Fun, seperti

aksi menanam sayur dari botol bekas air mineral, composting class, bengkel

kreatif, membangun green house dengan dinding limbah botol air mineral serta

menciptakan teknologi konservasi air sederhana. Dengan beberapa pengujian

tertulis dan testimoni yang diberikan kepada siswa dan guru sekolah sasaran

program Sekolah Cherrya yaitu MI Muhammadiyah II, Kukusan, Depok, bahwa

program ini telah membawa perubahan perilaku peduli lingkungan pada anak-

anak usia dini.

Kata kunci : Agen perubahan, act-fun learning, berkelanjutan

iii

Page 4: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas limpahan kasih sayang dan hidayah-Nya sehingga pada akhirnya kami dapat

menyelesaikan laporan akhir Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian

Masyarakat (PKM-M) dengan judul “Sekolah Cherrya - Program Pendidikan

Lingkungan Berbasis Act-Fun Learning sebagai Upaya Terciptanya Agen

Perubahan Sejak Dini Peduli Lingkungan di MI Muhamadiyah II, Kelurahan

Kukusan, Depok”.

Ucapan terima kasih pun kami sampaikan kepada dosen pembimbing kami

bapak Ir. Kamarza Mulia, M.Sc., Ph.D. dari Departemen Teknik Kimia, Fakultas

Teknik Universitas Indonesia atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan

sehingga guna kelancaran pelaksanaan program Sekolah Cherrya. Kami pun

mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinngi yang

telah membantu proses pendanaan kegiatan PKM Pengabdian Masyarakat ini.

Serta tidak lupa terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah

terlibat dalam segala proses pelaksaan program Sekolah Cherrya. Kami menyadari

bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat ketidaksempurnaan, maka

kami mohon kebijaksanaan semua pihak agar dapat memaafkannya. Besar

harapan kami agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Depok, 31 Juli 2013

Tim PKM-M Sekolah Cherrya

iv

Page 5: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai upaya penangulangan masalah sampah sudah marak digalakan

oleh pemerintah maupun LSM-LSM yang mulai fokus pada masalah

lingkungan. Sayangnya gerakan-gerakan dan upaya tersebut belum membuat

masalah sampah terselesaikan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan

penyebab utama masalah sampah adalah kebiasaan yang merupakan hasil dari

pembiasaan sikap dan penanaman nilai sejak kecil. Oleh karena itu, dalam

mengatasi masalah sampah yang merupakan masalah universal sebaiknya

dimulai dari pembentukan karakter dan penanaman sikap pada anak-anak

untuk peduli pada lingkungan dan kesehatan sejak dini. Kami percaya dengan

quote : “It is easier to build strong children than to repair broken men”.

Pembentukan karakter dan penanaman sikap pada anak-anak untuk cinta

dan peduli pada lingkungan sejak dini adalah hal yang sangat penting. Hal

tersebut dikarenakan bumi yang hanya satu ini harus terus dirawat dengan baik

untuk diwariskan pada generasi generasi berikutnya. Sedangkan masa anak-

anak adalah masa emas dimana berbagai karakter mulai dibentuk dan berbagai

pengetahuan sedang aktif-aktifnya diserap.

Namun sayangnya usaha penanaman nilai peduli lingkungan yang

selama ini diterapkan di sekolah-sekolah sebagai tempat karakter dan

kebiasaan disemai masih terpaku pada aturan dan cara konvensional. Cara

konvensional ini terbukti tidak terlalu memberi pengaruh pada anak-anak

karena berbasis tekstual dan ancaman. Sehingga diperlukan suatu metode

penanaman nilai yang ringan dan menyenangkan serta sesuai dengan

psikologis mereka, dimana masa anak-anak adalah masa senang-senangnya

bermain namun dapat menyentuh alam bawah sadar mereka sehingga mereka

sadar kewajiban untuk peduli pada lingkungan itu penting. Oleh karena itu,

program Sekolah Cherrya kami ciptakan dalam rangka melahirkan agen

perubahan peduli lingkungan sejak dini. Cherrya merupakan program edukasi

peduli lingkungan yang dikemas dengan konsep aksi lapangan dan permainan.

Melalui media permainan diharapkan anak-anak lebih cepat menerima materi

dan lebih mudah mengingatnya serta menerapkannya.

Berbeda dengan beberapa gerakan LSM dan aktivis-aktivis social yang

selama ini hanya memberikan green edukasi dalam jangka harian dan sifatnya

shocking karena tidak melewati tahapan tertentu anak-anak langsung diajak

mengolah sampah biasanya serta tidak berkelanjutan. Maka ‘Sekolah

Cherrya’ini mekonsenkan pada tahapan step by step yang teratur dan

berkelanjutan dalam hal penanamannya. ‘Sekolah Cherrya’merupakan

rangkaian program edukasi peduli lingkungan yang dikemas dengan konsep

permainan berbasis Act-Fun Learning. Dan poin penting disini adalah

munculnya diciptakan dan disosialisasikannya beberapa permainanan edukasi

lingkungan unik seperti Ular Tangga Bijak Energi, Petak Umpet Pilah Sampah

dan lain-lain yang bertujuan menanamkan nilai peduli lingkungandengan hal

yang menyenangkan.

1

Page 6: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, ada beberapa poin penting yang kami anggap

sebagai permasalahan paling krusial yang mendasari proyek sosial ini:

1. Bagaimana cara menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan pada

anak-anak dengan metode yang menarik?

2. Bagaimana cara membuat anak-anak mematuhi sistem aturan tentang

sampah sehingga nantinya dapat terbentuk tanggung jawab untuk turut

menjaga kebersihan lingkungan?

3. Bagaimana menjaga keberlanjutan peraturan dan pendidikan

lingkungan berbasis permainan tersebut di atas agar dapat tercipata

agen perubahan dini secara sustainable?

C. Tujuan

Tujuan dari program pendidikan peduli lingkungan ini adalah sebagai

berikut:

1. Menumbuhkan rasa cinta dan peduli lingkungan pada anak-anak sejak dini

2. Melatih kreativitas siswa terutama dalam segi memanfaatkan sampah-

sampah daur ulang

3. Membentuk MI Muhammadiyah II yang mandiri peduli lingkungan

sehingga dapat menjadi teladan masyarakat sekitar

D. Luaran yang Diharapkan

Secara umum luaran yang diharapkan dari program Sekolah Cherrya ini

diantaranya:

1. Terciptanya media permainan berupa ulartangga

2. Terciptanya metode permainan modifikasi petak umpet untuk

pembelajaran menghafal sampah organik dan anorganik

3. Terciptanya perubahan pada anak-anak meliputi:

Mampu memilah sampah sesuai kategori

Mampu mengolah sampah menjadi produk yang lebih bermanfaat

seperti kompos cair, gantungan kunci, kotak pensil, hiasan meja,

dan lain-lain

Mampu membuat teknologi sederhana pendukung kelestarian

lingkungan berupa Cycle Farm

Mampu melakukan aksi nyata peduli lingkungan melalui kegiatan

tanam pohon

Terciptanya duta lingkungan MI Muhammadiyah II Kukusan.

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

MI Muhammadiyah II merupakan salah satu sekolah dasar yang berlokasi

di Jalan Juragan Sinda RT 005 RW 001, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji,

Kota Depok. Lokasinya berada di dekat kampus Universitas Indonesia dan berada

di lingkungan rumah kos mahasiswa, sehingga kami cukup sering mengamati

kondisi yang ada di sekolah tersebut. Sekolah ini memiliki enam kelas dengan

masing – masing kelas terdiri dari kurang lebih 30 siswa. Namun berdasarkan

evaluasi dari survey yang kami lakukan, kelompok kami menetapkan target kelas

yang mendapatkan program ini adalah kelas 4 yang terdiri dari 28 siswa.

Kondisi kebersihan lingkungan MI Muhamadiyah II ini sendiri tergolong

kurang, terlihat dari sampah-sampah yang masih berserakan terutama di sekitar

2

Page 7: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

kantin sekolah. Sampah juga masih sering diemukan disimpan dan ditimbun oleh

para siswa di laci-laci kelas. Satu masalah disini adalah kurangnya pehamanan

dan kesadaran siswa-siswanya dalam masalah kebersihan lingkungan. Padahal

berdasarkan pernyataaan Waka Kesiswaaan MI Muhamadiyah, setiap hari Senin,

himbauan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah pada

tempatnya sudah diberikan. Namun, kenyataaannya hal ini belum berdampak

banyak pada sikap dan kesadaran para siswa untuk membuang sampah pada

tempatnya.

Berdasarkan penuturan dari pihak kesiswaan sekolah sendiri, sejauh ini

memang belum ada metode khusus yang digunakan oleh pihak sekolah untuk

memberikan pendidikan lingkungan secara lebih intensif. Hanya dengan

himbauan yang di sampaikan pada saat upacara bendera atau saat proses belajar di

kelas. Sedangkan dari sejumlah siswa siswinya sendiri menyatakan bahwa

sebagian diantara mereka memang sudah memahami pentingnya menjaga

kebersihan lingkungan, namun karena kebiasaan dan terkadang malas, sebagian

diantara mereka memang menjadi acuh dengan masalah sampah yang berserakan

ataupun hal lain yang berkaitan dengan masalah tersebut. Sementara itu fasilitas

penunjang kebersihan sendiri dapat dikatakan seadanya, yaitu dengan

disediakannya satu tempat sampah bersama di dekat kantin dan beberapa di depan

kelas

Metode Pendekatan

MULAI

Bertukar pikiran dengan pihak sekolah tentang program pendidikan lingkungan yang

sebelumnya telah ada dan mendapatkan input berupa keluhan ketidakefektifan program-

program sebelumnya.

Input dari pihak sekolah dianalisis dengan menggunakan

metode studi literatur.

Membuat rancangan program pendidikan lingkungan yang baru, dengan

menggabungkan konsep awal edukasi yang fun, input dari pihak sekolah dan hasil

analisa literatur.

Menghasilkan program berbasis Act-Fun Learning bernama

Program Sekolah Cherrya.

Menganalisis kesesuaian dari Program Pendidikan Lingkungan baru

(Program ‘Sekolah Cherrya’) yang dihasilkan terhadap kebutuhan

dari mitra.

BELUM SESUAI

dan tidak memberikan pengaruh

positif

SESUAI

dan Memberikan

Peningkatan Positif

Melakukan dan Memastikan

Keberlanjutan Program di Sekolah

target (Metode Training of Trainer)

Menyosialisasikan Program Sekolah Cherrya kepada Pihak sekolah (

Kepala Sekolah dan Para Guru).

Menerapkan (Pelaksanaan) Program ‘Sekolah

Cherrya’ kepada para siswa di Sekolah target.

Mengkaji penyebab tidak sesuainya

analisa yang diperoleh dengan

melakukan beberapa perubahan

yang diperlukan.

Monitoring pelaksanaan Program ‘Sekolah

Cherrya’.

SELESAI

3

Page 8: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

PELAKSANAAN PROGRAM

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program

Program Sekolah Cherrya ini dilaksanakan di MI

Muhammadiyah II yang beralamat di Jalan Juragan Sinda II

Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok. Sementara itu waktu

pelaksanaan adalah setiap hari Sabtu dimulai sejak Minggu

Pertama bulan Maret tepatnya tanggal 9 Maret 2013.

B. Tahapan Pelaksanaan/ Jadwal Faktual Pelaksanaan Program

C. Intrumen Pelaksanaan

Dalam pembelajaran lingkungan dengan fun learning alat-alat yang

digunakan adalah sebagai berikut:

4

Page 9: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

Media Permainan Ular Tangga berukuran 2,5mx2,5m yang konten isinya

telah dimodifikasi dengan materi bijak energi yang digunakan untuk

menyampaikan dan mengenalkan isu energy khususnya energy air pada

siswa-siswa. Media ini terbiuat dari design yang dicetak di kertas banner

ukuran 2,5mx2,5m

Kardus Bekas, digunakan sebagai Penjara Organik dan Anorganik dalam

pembelajaran ‘Petak Umpet Pilah Sampah’

Limbah Botol bekas air mineral yang telah diubah menjadi model-model

boneka, yang digunakan dalam kelas ‘Dongeng Cherrya’

Dalam pembelajaran lingkungan dengan act learning alat-alat yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Limbah Botol bekas air mineral, digunakan untuk acara Creative Class,

Pot Menanam Sayuran dan pembuatan dinding Mini Green House.

Gunting, sebagai alat dalam acara Creative Class, Pot Menanam Sayuran

dan pembuatan dinding Mini Green House.

Perlengkapan alat-alat pembuatan handycraft seperti: Lem, Cutter,

gantungan, Kain flannel, cat, kuas, benang sulam, jarum sulam, spidol

untuk kegiatan Crative Class.

Composter Cair beserta biangnya, digunakan dalam Composting Class.

Instrumen pembuatan Mini Green House dari limbah botol bekas: Kanopi

untuk bagian atas, kayu, pompa aquarium, pipa, tambang untuk mengikat

botol-botol limbah bekas air mineral pada bagian dindingnya.

A. Rancangan dan Realisasi Biaya

Barang Habis Pakai

5

Page 10: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

Jasa dan Transportasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Survei dan Analisis Sasaran Berdasarkan Pre Test

Survei dilakukan sebagai langkah awal penentuan target yang paling

membutuhkan untuk kegiatan Sekolah Cherrya. Kemudian dilakukan analisis

kebutuhan dan kondisi sasaran melalui pre test. Dalam kegiatan ini pre test

diberikan pada siswa kelas 4 MI Muhammadiyah II Kukusan. Hasil pre test

menunjukkan bahwa siswa kelas 4 MI Muhammadiyah II Kukusan

membutuhkan pendidikan lebih lanjut tentang lingkungan.

B. Penyusunan Kurikulum

Kurikulum yang akan disampaikan disusun sesuai rangkaian nilai yang

akan ditanamkan dan sesuai bobot materi yang disampaikan. Dipertimbangkan

pula cara pengemasan materi agar tidak membosankan, seperti melalui media

audio visual berupa video dan dongeng, media permainan lapangan berupa ular

tangga dan petak umpet, serta metode aksi berupa pembuatan produk seperti

kompos cair, barang kerajinan, dan menanan sayuran.

C. Penyediaan Alat dan Modul Pembelajaran

Selanjutnya pengadaan alat dijadikan sebagai media penunjang

pembelajaran kegiatan. Dilengkapi modul kurikulum dan modul SOP

permainan untuk pedoman pelaksanaan setiap kegiatan. Pengadaan alat

meliputi ular tangga raksasa sebagai media edukasi energi air dan evaluasi

wawasan siswa, properti tokoh permainan petak umpet berupa tokoh sampah

organik dan anorganik, composter pembuat kompos cair, dan lainnya.

Keseluruhan materi yang sudah disampaikan juga diintegrasikan dalam

Administrasi

Jumlah Seluruh Pengeluaran:

Barang Habis Pakai : Rp 4.793.300

Administrasi : Rp 234.400

Jasa dan Transportasi: Rp 936.000

JUMLAH =Rp 5.963.700

Page 11: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

pembangunan sebuah green house, sehingga materi-materi dapat terus

dipraktikkan.

D. Pengadaan Fasilitas Kebersihan

Pemberian fasilitas kebersihan berupa tempat sampah organik basah,

organik kertas kering, dan anorganik bertujuan membiasakan siswa membuang

sampah pada tempanya sesuai jenisnya. Sebelumnya tempat sampah di sekolah

target belum digolongkan sehingga dengan adanya tempat sampah baru ini

terbukti siswa (tidak hanya kelas 4) mulai membuang sampah sesuai jenisnya,

mengetahui jenis sampah, dan kedepannya sedang dikembangkan untuk

menindaklanjuti penggolongan ini dengan pengadaan bank sampah.

E. Menguji Hasil Berdasarkan Post Test

Pada setiap akhir penyampaian materi maupun kegiatan permainan

lingkungan, post test dilakukan untuk me-review keseluruhan materi yang

sudah diberikan. Berdasarkan hasil post test diperoleh seberapa besar kemajuan

siswa, dan dalam semua aspek siswa mengalami peningkatan. Sebagai contoh,

peningkatan pengetahuan siwa mengenai penggolongan sampah organik dan

anorganik meningkat sebesar 51% antara pre-test dengan post-test yang telah

dilakukan.

F. Pelaksanaan Training of Trainer, Kerjasama dengan Komunitas Lain dan

Pemda, serta Publikasi untuk Keberlanjutan Program

Dalam upaya keberlanjutan program di MI Muhammadiyah II Kukusan,

maka kami melakukan pelatihan kepada guru kesenian dan wali kelas 4 agar

mampu menjadi motor keberlanjutan program di sekolah target. Sementara

untuk keberlanjutan di sekolah-sekolah dasar yang lain, tim sekolah Cherrya

menjalin menjalin kerjasama bersama komunitas lingkungan lain, menarik

volunteer dan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah.

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil post test dan monitoring, penerapan program

edukasi lingkungan ‘Sekolah Cherrya’ dengan metode Act-Fun Learning

pada sekolah target (MI Muhammadiyah II Kukusan) mampu

meningkatkan wawasan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang

lingkungan, serta kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dan

memilah sampah sesuai kategori. Program ‘Sekolah Cherrya’ pun visible

dan mudah untuk diterapkan di sekolah-sekolah dasar yang lain. Selain itu

serapan dana yang kecil membuat program ini lebih efisien untuk

dilanjutkan.

.

B. SARAN

Sebaiknya program ini lebih disosialisasikan kepada sekolah-

sekolah dasar yang lain atau dibawa ke Dinas Pendidikan setempat agar

dapat dijadikan sebagai alternative atau referensi baru bagi metode

pengajaran dan pendidikan lingkungan di sekolah.

7

Page 12: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

LAMPIRAN

1. Dokumentasi Kegiatan

2. Nota Pengeluaran

8

Page 13: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

9

Page 14: Laporan Akhir PKM-M Sekolah Cherrya.pdf  universitas indonesia 2013

6

SURAT PERNYATAAN

Pihak pertama yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Anifah

Jabatan: Ketua Tim PKM-M dengan judul Sekolah Cherrya: Program Pendidikan

Lingkungan Berbasis Act-Fun Learning sebagai Upaya Terciptanya

Agen Perubahan Sejak Dini Peduli Lingkungan pada Siswa MI

Muhamadiyah II, Kelurahan Kukusan, Depok.

dengan ini secara hormat menyatakan pemberhentian keanggotaan secara

paksa pihak kedua dengan identitas dibawah ini:

Nama : Kemi Kharisma

Jabatan: Operasional Acara PKM-M dengan judul Sekolah Cherrya: Program

Pendidikan Lingkungan Berbasis Act-Fun Learning sebagai Upaya

Terciptanya Agen Perubahan Sejak Dini Peduli Lingkungan pada Siswa

MI Muhamadiyah II, Kelurahan Kukusan, Depok.

dikarenakan tidak adanya kerjasama dan respon yang baik dalam

pelaksanaan proyek yang telah direncanakan bersama. Demikian surat pernyataan

ini dibuat untuk keperluan Monitoring dan Evaluasi dari DIKTI 2013.

Pihak Pertama,

(Anifah)

NPM. 1106011461

10