LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEK -...
-
Upload
nguyenmien -
Category
Documents
-
view
236 -
download
0
Transcript of LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEK -...
LAPORAN AKHIR
PENERAPAN IPTEK
PELATIHAN “PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DAN
ANORGANIK BERBASIS 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)” DI
KELURAHAN KAMPUNG ANYAR, KECAMATAN BULELENG
KABUPATEN BULELENG, BALI
Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si. (Ketua)
NIP. 198212052014042001
Mutiara Magta S.Pd., M.Pd. (Anggota)
NIP. 198212052014042001
Gusti Ayu Made Yeni Lestari, S,Pd., M.Pd. (Anggota)
NIP. -
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
Dengan SPK Nomor : 57/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
RINGKASAN
Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi oleh
masyarakat pada umumnya baik di perkotaan maupun pedesaan. Kelurahan
Kampung Anyar sebagai salah satu wilayah yang terletak dekat dengan kota
Singaraja memiliki volume sampah yang cukup tinggi dan kesadaran masyarakat
yang kurang akan pentingnya kebersihan dan kesehatan. Tujuan dari program
Pengabdian pada masyarakat yang berjudul Pelatihan ”Pengelolaan Sampah
(Waste Management) Organik dan Anorganik Berbasis 3R (Reduce, Reuse,
Recycle)” Di Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali” adalah
meningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang pentingnya pengelolaan
sampah organik dan anorganik sebagai wujud kepedulian terhadap kebersihan
lingkungan sekitar, Memberikan gambaran kepada anak-anak mengenai
pengelolaan sampah secara sederhana dan menyenangkan agar terbentuk
kesadaran hidup bersih sejak dini dan memberdayakan keluarga sebagai bagian
dari masyarakat dalam pengelolaan sampah organik dan anorganik berbasis 3R
sehingga dapat bermanfaat dan bernilai ekonomis. Khalayak sasaran kegiatan ini
adalah masyarakat di Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali.
Masyarakat yang diundang dalam kegiatan pelatihan ini antara lain adalah
anggota keluarga dewasa (ibu/bapak) dan anak-anak di lingkungan Kelurahan
Kampung Anyar sebanyak 30 orang terdiri dari warga dan guru di lingkungan
Kelurahan Kampung Anyar. Adapun metode yang digunakan pada kegiatan
pengabdian di kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali antara lain
ceramah dan demonstrasi. Pelatihan P2M ini dilaksanakan pada tanggal 24 dan 25
Mei 2016. Terbagi menjadi dua sesi yaitu sesi edukasi yaitu pemaparan materi
mengenai pengelolaan sampah organik dan anorganik berbasis 3R dari Bapak
Gede Ganesha, S.TP. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pengolahan sampah
organik menjadi pupuk kompos. Sesi kedua merupakan pelatihan pengolahan
sampah anorganik menjadi barang-barang bernilai ekonomis. Secara keseluruhan
pelatihan ini berjalan dengan baik. Hal tersebut terlihat dari antusiasme dan
kehadiran masyarakat dalam mengikuti pelatihan. Setelah dilakukan
pembinaan/monitoring selama dua kali, terlihat bahwa warga maupun sekolah
yang berada di lingkungan Kelurahan Kampung Anyar sudah mulai untuk
mengelola sampahnya baik sampah organik maupun anorganik.
Hasil yang dicapai pada pengabdian masyarakat ini, warga kelurahan
kampung anyar sudah mulai memiliki kesadaran untuk melakukan pengelolaan
sampah organik dan anorganik baik dalam skala rumah tangga maupun di sekolah.
Hal tersebut dibuktikan dengan produk kompos takakura yang telah digunakan
sebagai pupuk tanaman di sekitar tempat tinggal warga serta berbagai media
pembelajaran yang dibuat di sekolah TK Aisyiyah.
Kata kunci: pengelolaan sampah, 3R, organik, anorganik, kampung anyar
Prakata
Puji syukur kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat
rahmatNYA pengabdian pada masyarakat di kelurahan kampung anyar dapat
terlaksana dengan baik. Pengabdian masyarakat yang berjudul Pelatihan “
Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle)” Di
Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali telah dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan. Kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan
pengabdian masyarakat ini yang namanya tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Semoga
kedepannya bisa melanjutkan pengabdian masyarakat ini dan dapat bermanfaat bagi
masyarakat luas.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik juga kami
sangat harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Singaraja, Oktober 2016
Tim Pelaksana
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ………………………………………………………………………. i
Halaman Pengesahan ………………………………………………………………ii
Ringkasan …………………………………………………………………………….iii
Prakata …………………………………………………………………………….iv
Daftar Isi …………………………………………………………………………….. v
Daftar Gambar ………………………………………………………………………..vii
Daftar Lampiran ……………………………………………………………………….viii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………2
1.2 Analisis Situasi ……………………………………………………………2
1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah………………………………….........4
1.3.1 Identifikasi Masalah ………....…………..……….…………………….. .4
1.3.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………5
1.4. Tinjauan Pustaka ………………………………………………………5
1.4.1 Pengertian Sampah …….…………………………………………………5
1.4.2 Jenis Sampah . ……………………………………………………………5
1.4.3 Pengelolaan sampah berbasis 3R…………………………………………6
1.5 Tujuan Kegiatan …..………………………………………………………8
1.6 Manfaat Kegiatan …………………………………………………………8
BAB II TARGET DAN LUARAN...................................................................................10
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ………………………………....10
3.1 Kerangka Pemecahan Masalah …………………………………………..11
3.2 Khalayak Sasaran……..…………..………………………….....……..… .12
3.3 Keterkaitan…………………...................................................................… 12
3.4 Metode Kegiatan……..…………..………....……………………….....…. 12
3.5 Rancangan evaluasi…………...………….......................….........……....... 13
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ………………………………....14
4.1 Kelayakan Perguruan Tinggi…………….......................….........……....... 14
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………....15
5.1 Persiapan Pelaksanaan Kegiatan……………………………..…….……..15
5.2 Pelaksanaan Kegiatan P2M di Kelurahan Kampung .........……..…...15
5.3 Pelatihan pembuatan kompos Takakura dari sampah organik ................…18
5.4 Pelatihan pembuatan media pembelajaran dari sampah anorganik ............19
5.5. Pembinaan/Monitoring Kegiatan ............................................................…19
5.6 Evaluasi Kegiatan di Lingkungan Kelurahan Kampung Anyar................…24
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………....25
6.1 Kesimpulan.................................……………………………..…….……..25
6.2 Saran....................................................................................……..…..25
Daftar Pustaka …………………………………………………………….....….…26
Lampiran …………………………………………………………………...………….27
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. 1 Situasi lingkungan di Kelurahan Kampung Anyar,
Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali.............. .................... 3
Gambar 3.1 Skema Pemecahan Masalah..............................................................11
Gambar 5.1 Pemaparan materi oleh narasumber..................................................16
Gambar 5.2 Pelatihan pembuatan pupuk kompos dari sampah organik..............18
Gambar 5.3 Pelatihan pembuatan media pembelajaran dari sampah anorganik..19
Gambar 5.4 Produk hasil pengelolaan sampah anorganik...................................20
Gambar 5.5 Produk hasil pengolahan sampah organik berupa pupuk kompos...21
Gambar 5.6 Kondisi lingkungan rumah salah satu warga kelurahan
kampung anyar setelah mengelola sampah organik berbasis 3R....22
Gambar 5.7Penerapan media pembelajaran dari produk sampah
anorganik di TK Aisyiyah, Kelurahan Kampung Anyar..................22
Gambar 5.8 Penerapan produk dari sampah organik berupa pupuk kompos
pada tanaman di pekarangan rumah sasal satu warga Kelurahan
Kampung Anyar..............................................................................23
Gambar 5.9 Kondisi Lingkungan Kelurahan Kampung Anyar yang Bebas
Sampah setelah Dilakukan Kegiatan Pengadian Masyarakat.............24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen
Lampiran 2 Personalia Tenaga Pelaksana Beserta Kualifikasinya
Lampiran 3 Haki dan Publikasi
Lampiran 4 Lembar Monitoring
Lampiran 5 Surat keterangan telah melaksanakan P2M
Lampiran 6 Daftar Hadir
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi oleh
masyarakat pada umumnya baik di perkotaan maupun pedesaan. Tidak hanya di
Indonesia, beberapa negara di dunia juga mengalami permasalahan yang serupa.
Meningkatnya pembangunan, pertambahan jumlah penduduk serta tingkat
aktivitas sosial-ekonomi masyarakat berbanding lurus dengan pertambahan
jumlah sampah dari hari ke hari. Permasalahan semakin kompleks ketika sarana
dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah sangat terbatas, dan menyebabkan
tidak seluruh sampah dapat di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sehingga di beberapa wilayah masih tampak sampah berceceran dan bertumpuk
dimana-mana. Tumpukan sampah tersebut apabila dibiarkan akan menimbulkan
berbagai dampak negatif bagi kebersihan lingkungan yang akhirnya akan
berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Permasalahan sampah yang ada membutuhkan penanganan yang serius dari
berbagai pihak. Undang-undang nomor 32 Tahun 2009 tentang lingkungan hidup
menjelaskan bahwa upaya penanganan terhadap permasalahan pencemaran
lingkungan yang diakibatkan dari penumpukan sampah terdiri atas langkah
pencegahan dan pengendalian. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan
mengadakan penyuluhan dan pendidikan lingkungan dari usia dini guna
menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai arti penting dan manfaat
lingkungan hidup yang bersih.
Dari paparan di atas dapat ditarik benang merah bahwa masalah sampah
merupakan fenomena sosial yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan
serius dari berbagai pihak. Keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan hidup bersih dan membantu
proses pengelolaan sampah. Begitu pula dengan guru sebagai agen pendidikan
dapat memberikan pengetahuan, bimbingan dan arahan di sekolah mengenai
pentingnya hidup bersih dari sampah. Sehingga kegiatan pelatihan pengelolaan
sampah (waste managenent) berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) menjadi salah
satu alternatif penanganan karena selain dapat mengendalikan jumlah sampah,
kegiatan mengelola sampah secara bijak dan kreatif juga dapat menjadi sumber
pendapatan tambahan masyarakat.
1.2. Analisis Situasi
Lingkungan yang bersih akan tercipta dari perilaku hidup bersih yang
dimulai dari kesadaran setiap masyarakat. Kesadaran tersebut tidak serta merta
tumbuh pada masing-masing individu melainkan diperlukan suatu penanaman
nilai sejak dini atau membiasakan diri untuk hidup bersih. Volume sampah
menjadi salah satu indikator kebersihan suatu daerah. Semakin banyak jumlah
penduduk di suatu daerah menyebabkan sampah yang dihasilkan meningkat
(Manik, 2007).
Pengelolaan sampah merupakan suatu cara untuk merubah sampah yang
tidak memiliki nilai menjadi sesuatu yang bermanfaat. Kegiatan ini sebenarnya
sudah dilaksanakan oleh beberapa daerah di provinsi Bali. Hanya saja kesadaran
dan kontiunitas pengelolaan sampah antar daerah tidak sama sehingga ada
beberapa daerah bahkan berlokasi di pusat kota yang kondisi kebersihannya
sangat memprihatinkan.
Kelurahan Kampung Anyar merupakan salah satu dari banyak daerah yang
memiliki permasalahan sampah dan kondisi lingkungan yang kumuh. Kelurahan
kampung Anyar berlokasi di Bali bagian utara tepatnya di Kecamatan Buleleng,
Kabupaten Buleleng. Wilayah Kelurahan ini mempunyai luas 0,36 km2 yang di
sebelah utara berbatasan langsung dengan laut Jawa, di sebelah selatan dan timur
berbatasan dengan Kelurahan Kampung Kajanan dan di sebelah barat berbatasan
dengan Kelurahan Kaliuntu. Jarak kelurahan Kampung Anyar dengan Kecamatan
Buleleng adalah 0,5 Km, dan jarak ke Kabupaten Buleleng kurang lebih 1 km. Hal
tersebut menggambarkan bahwa kelurahan Kampung Anyar masih terletak di
dekat pusat pemerintahan kabupaten.
Data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Tahun 2013 menyatakan
bahwa Jumlah penduduk Kelurahan Kampung anyar sekitar 5.417 orang dengan
luas wilayah yang kurang dari 0,5 km2. Jumlah keluarga sekitar 1.529 keluarga.
Hasil wawancara kami dengan Kepala Lurah setempat Bapak I Made Wirna
menyatakan bahwa Tahun 2015 ini jumlah penduduk sudah mencapai 6000 jiwa,
Jika dibandingkan dengan daerah lain disekitarnya, kelurahan ini tergolong padat
penduduk. Hal tersebut dapat terlihat setelah kami melakukan survei awal di
sekitar kelurahan Kampung Anyar, kondisi lingkungan sebagian besar penduduk
tergolong kumuh dan banyak sampah di sekitar pemukiman.
Gambar 1.1. Situasi lingkungan di Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali (dokumen pribadi, 2015)
Mata pencaharian masyarakat di kelurahan Kampung Anyar adalah sebagai
nelayan dan pedagang. Jika dilihat dari potensi daerah, Kelurahan Kampung
Anyar ini memang tidak memiliki lahan pertanian, perkebunan atau daerah tujuan
wisata. Hal ini menyebabkan pendapatan daerahnya sangat kecil dan kondisi
ekonomi masyarakat tergolong lemah sehingga kebersihan tidak lagi menjadi
fokus dalam kehidupan sehari-hari. Daerah pantai dekat pemukiman digunakan
oleh masyarakat sebagai tempat pembuangan sampah padat ataupun cair dan
terjadi penumpukan sampah dimana-mana dengan bau yang kurang sedap
(gambar 1).
Permasalahan sampah di Kelurahan Kampung Anyar tersebut juga
disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang
pengelolaan sampah. Selama ini, sampah yang ada di sekitar lingkungan tempat
tinggal belum pernah dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal baik di
masyarakat maupun dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran di sekolah
yang ada di kelurahan tersebut. Masyarakat kurang terampil dalam memanfaatkan
sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap hari menjadi sesuatu yang bernilai
guna maupun bernilai ekonomis.
Pada wilayah Kelurahan Kampung Anyar terdapat 4 sekolah yang tersebar
antara lain TK Permata Hati Bunda, TK Aisyah, SD 1 dan SD 2 Kampung Anyar.
Sekolah - sekolah ini pun sangat jauh dari “sekolah berwawasan lingkungan”
dengan kondisi yang kurang terawat. Berdasarkan kondisi di Kelurahan Kampung
Anyar tersebut maka dianggap perlu untuk melakukan suatu kegiatan pelatihan
untuk menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pengelolaan sampah. Dengan berkordinasi dengan Lurah setempat beserta
jajarannya dan juga guru-guru yang mengajar di sekolah diharapkan kesadaran
masyarakat dapat tumbuh dimulai dari lingkungan keluarga dan sekolah.
Sedangkan pengelolaan sampah dapat bermanfaat dalam mengurangi volumenya
dan membantu pemerintah dalam menangani permasalahan sampah. Diharapkan
pula selalu diadakannya pengawasan secara terus-menerus dari berbagai pihak dan
pembaharuan (terobosan baru) mengenai IPTEK untuk mengelola sampah yang
ada.
1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1.3.1. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang teridentifikasi di lokasi pengabdian, antara
lain:
a. Peningkatan jumlah sampah dengan volume yang berbanding terbalik dengan
penanganannya.
b. Sampah kurang mendapatkan perhatian yang serius dari masyarakat.
c. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah di lingkungan
tempat tinggalnya.
d. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah organik dan
anorganik sehingga sampah dibiarkan menumpuk di sekitar pemukiman.
1.3.2. Rumusan Masalah
Dari masalah-masalah yang diidentifikasi dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
a. Bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah
organik dan anorganik di kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng,
Bali ?
b. Bagaimana mengenalkan pengelolaan sampah secara sederhana dan
menyenangkan kepada masyarakat di lingkungan tersebut?
c. Bagaimana memberdayakan masyarakat dalam mengolah sampah organik dan
anorganik dimulai dari lingkungan keluarga ?
1.4. Tinjauan Pustaka
1.4.1. Pengertian Sampah
Sampah adalah sesuatu yang tidak memiliki kegunaan (useless), dibuang
oleh pemiliknya atau pemakai semula. Sampah dikategorikan sebagai sumberdaya
yang tidak siap pakai. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2008, sampah merupakan sisa kegiatan manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat yang terdiri dari zat organik dan anorganik yang dianggap tidak
berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan. Sedangkan
Damanhuri, dkk (2004) menyatakan sampah dikategorikan sebagai suatu bahan
yang terbuang atau dibuang dan belum memiliki nilai ekonomis.
Sampah terdiri dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Kedua jenis
sampah tersebut, menurut Undang-undang nomor 18 tahun 2008, perlu adanya
pengelolaan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan. Sampah yang merupakan sisa aktivitas manusia
setiap hari sering kali menjadi penyebab kotornya lingkungan. Menurut
Dwiyatmo (2007:25), bersih atau kotornya lingkungan sangat dipengaruhi oleh
manusia yang berada di lingkungan itu.
1.4.2. Jenis Sampah
Adapun jenis sampah dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Sampah organik (basah)
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari makhluk hidup.
Contoh dari sampah ini antara lain: daun-daunan, sampah dapur, sampah
restoran, sisa sayur, sisa buah, dan masih banyak lagi. Sampah ini dapat
terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami (biodegradable).
b. Sampah anorganik (kering)
Sampah anorganik adalah sampah yang sangat sulit untuk terdegradasi secara
alami. Contoh dari sampah ini antara lain: logam, besi, kaleng, plastik, karet,
botol, dan lain-lain.
c. Sampah berbahaya
Sampah jenis ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Contohnya antara
lain: baterai, jarum suntik bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir, dan lain-
lain. Sampah berbahaya memerlukan penanganan khusus (Sejati, 2009).
1.4.3. Pengelolaan Sampah (waste managenent) Bebasis 3R (Reduce, Reuse,
Recycle)
Pengelolaan sampah diindikasikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
menangani sampah meliputi tahapan penimbulan sampah, penanganan di tempat,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan akhir (Sejati, 2009).
Ada banyak mekanisme dalam mengelola sampah sesuai dengan situasi dan
kondisi di daerah tersebut. Menurut Damanhuri (2004) teknik dalam mengelola
sampah antara lain:
a. Teknik pengolahan sampah organik menjadi kompos
Sampah biologis, basah atau organik dapat dijadikan kompos dengan berbagai
cara. Salah satunya dengan menimbun sampah tersebut di tanah dalam jangka
waktu tertentu hingga menjadi kompos.
b. Teknik pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak
Sampah yang berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum
sepenuhnya rusak dapat dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang
dikembangbiakkan. Sampah-sampah banyak terdapat di pasar-pasar tradisional
dan berserakan di mana-mana.
c. Metode landfill
Metode ini dilakukan dengan hanya membuang dan menumpuk sampah di
tanah yang rendah pada area terbuka. Kelemahan dari metode ini antara lain
mengganggu estetika lingkungan.
d. Metode sanitary landfill
Metode ini hampir sama dengan metode landfill, dan perbedaannya terdapat
pada sampah yang ada ditutup dan diuruk dengan tanah. Kelemahan metode ini
karena menggunakan alat-alat berat berharga mahal seperti backhoe/eskavator
dan buldozer.
e. Metode pulverisation
Pulverisation merupakan metode pembuangan sampah langsung ke laut lepas
setelah dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil.
f. Metode incineration/incinerator
Metode incineration dilakukan dengan melakukan pembakaran sampah baik
dengan cara sederhana maupun modern secara masal. Teknologi
memungkinkan hasil energi pembakaran diubah menjadi energi listrik.
Kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk mengelola sampah yang
dihasilkan. Hal ini akan membantu pemerintah dan pihak terkait dalam menangani
masalah sampah. Reduce (mengurangi), Reuse (pakai ulang), Recycle (daur
ulang) (3R) adalah prinsip utama dalam mengelola sampah mulai dari sumbernya.
melalui berbagai langkah yang mampu mengurangi jumlah sampah yang dibuang
ke tempat pembuangan akhir. Artiningsih (2008) menyatakan bahwa tindakan
yang dapat dilakukan pada setiap sumber sampah melalui kegiatan berbasis 3R
antara lain:
- Reduce (mengurangi) dapat dilakukan dengan tindakan menghindari pemakaian
dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar;
menggunakan produk yang dapat diisi ulang, misalnya penggunaan cairan
pencuci dengan wadah isi ulang dan mengurangi penggunaan bahan sekali pakai,
misalnya penggunaan tisu yang diganti dengan sapu tangan.
- Reuse (pakai ulang) dengan menggunakan kembali wadah untuk fungsi yang
sama atau fungsi lainnya, misalnya penggunaan kaleng dan botol bekas;
menggunakan wadah yang dapat digunakan berulang-ulang, misalnya saat
belanja membiasakan membawa tas belanja sendiri sehingga tidak memerlukan
tas plastik lagi.
- Recycle (daur ulang) dapat dilakukan dengan memilih dan memilah produk
yang dapat didaur ulang dan mudah terurai; menggunakan sampah organik untuk
dijadikan kompos dengan berbagai cara yang ada; dan menggunakan sampah
anorganik untuk dijadikan aneka kreasi barang yang bermanfaat dan bernilai
ekonomis.
1.5. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari program Pengabdian pada masyarakat yang berjudul
Pelatihan ”Pengelolaan Sampah (Waste Management) Organik dan Anorganik
Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle)” Di Kelurahan Kampung Anyar,
Kabupaten Buleleng, Bali” adalah :
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang pentingnya pengelolaan
sampah organik dan anorganik sebagai wujud kepedulian terhadap kebersihan
lingkungan sekitar.
2. Memberikan gambaran kepada anak-anak mengenai pengelolaan sampah secara
sederhana dan menyenangkan agar terbentuk kesadaran hidup bersih sejak dini.
3. Memberdayakan keluarga sebagai bagian dari masyarakat dalam pengelolaan
sampah organik dan anorganik berbasis 3R sehingga dapat bermanfaat dan
bernilai ekonomis.
1.6. Manfaat Kegiatan
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat baik orang dewasa maupun anak-anak di
daerah pengabdian tentang pentingnya pengelolaan sampah organik dan
anorganik sebagai wujud kepedulian terhadap kebersihan lingkungan
Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali.
2. Sebagai wadah dalam mengenalkan kepada masyarakat mengenai tahap-tahap
pengelolaan sampah yang dapat dilakukan dari lingkungan keluarga.
3 Memberikan alternatif pengelolaan sampah rumah tangga yang secara tidak
langsung juga memberdayakan masyarakat di lokasi pengabdian untuk
mengolah sampah organik dan anorganik menjadi sesuatu yang bermanfaat dan
bernilai ekonomis.
4. Sebagai wadah diskusi untuk bertukar pikiran antara pihak masyarakat dan
pamong setempat dengan perguruan tinggi mengenai masalah-masalah dalam
pengelolaan sampah organik dan anorganik di Kelurahan Kampung Anyar,
Kabupaten Buleleng, Bali.
BAB II
TARGET DAN LUARAN
Target dan luaran dari P2M Pelatihan ”Pengelolaan Sampah (Waste
Management) Organik dan Anorganik Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle)” Di
Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali” adalah (1) peningkatan
kesadaran dan pengetahuan masyarakat di daerah pengabdian tentang pentingnya
pengelolaan sampah organik dan anorganik yang ditandai dengan antusiasme
masyarakat pada saat pelatihan, (2) penurunan volume sampah yang ditandai
dengan lingkungan yang bersih dan bebas sampah, (3) produk dari sampah
organik untuk kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta produk anorganik untuk
media pembelajaran di sekolah.
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1. Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah :
Gambar 3.1. Skema Pemecahan Masalah
Penumpukan volume sampah di masyarakat menyebabkan permasalahan yang
cukup serius. Perlu dilakukannya suatu cara yang dapat menangani masalah
tersebut. Salah satunya adalah mengubah sampah yang tidak bernilai menjadi
tepat guna. Pelatihan Pelatihan ”Pengelolaan Sampah (Waste Management)
Organik dan Anorganik Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle)” diperlukan
sebagai kegiatan awal dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
Identifikasi permasalahan sampah di lapangan
Merumuskan solusi untuk menangani permasalahan
Pelatihan ”Pengelolaan Sampah (Waste Management)
Organik dan Anorganik Berbasis 3R (Reduce, Reuse,
Recycle)”
Peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat
(dewasa dan anak-anak) mengenai pengelolaan sampah
organik dan anorganik di lingkungan keluarga dan
sekitar
Lingkungan yang lebih bersih karena pengurangan volume
sampah lingkungan keluarga, sekolah dan sekitar
Input
Proses
Output
Dampak
masyarakat (dewasa dan anak-anak) mengenai pengelolaan sampah organik dan
anorganik di lingkungan keluarga dan sekitar. Sehingga lingkungan yang bersih
akan tercipta khususnya di di Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng,
Bali.
3.2. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran kegiatan ini adalah masyarakat di Kelurahan Kampung
Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali. Masyarakat yang diundang dalam kegiatan
pelatihan ini antara lain adalah anggota keluarga dewasa di lingkungan Kelurahan
Kampung Anyar sebanyak 30 orang.
3.3. Keterkaitan
Adapun pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pengelolaan sampah ini
antara lain Lembaga Pengabdian pada Masyarakat UNDIKSHA; Kepala Lurah
Kampung Anyar, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali; Perwakilan
Guru SD dan TK disekitar lingkungan kelurahan kampung Anyar, dan masyarakat
baik dewasa maupun anak-anak di kelurahan Kampung Anyar
3.4. Metode Kegiatan
Adapun metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian di kelurahan
Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali antara lain:
1. Ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan konsep yang berhubungan dengan
sampah, jenis sampah, sumber sampah, cara-cara pengelolaan sampah berbasis
3R (reduce, reuse, recycle). Apabila peserta pelatihan dalam hal ini masyarakat
tidak jelas dengan materi yang disampaikan oleh nara sumber dapat
memberikan pertanyaan secara langsung atau tidak harus menunggu sesi tanya
jawab.
2. Demonstrasi
Metode ini dipilih untuk menunjukkan suatu proses kerja sehingga dapat
memberikan kemudahan bagi peserta pelatihan. Demonstrasi ini dilakukan oleh
tim pengabdi dengan bantuan beberapa trainer dengan tujuan memberikan
contoh proses pengerjaan pengelolaan sampah yang dimulai dengan pemilahan
sampah organik dan anorganik, proses pembersihan sampah anorganik yang
akan digunakan, beberapa pengolahan sampah organik antara lain pembuatan
kompos dengan keranjang tatakura, pembuatan pupuk cair, dan vertikultur.
Sedangkan sampah anorganik akan didaur ulang menjadi aneka kreasi yang
bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Langkah-Langkah Kegiatan PPM
Langkah-langkah kegiatan dalam pengabdian ini melalui tahapan-tahapan
berikut ini:
1. Ceramah mengenai sampah, jenis sampah, sumber sampah, serta pengelolaan
sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle).
2. Diskusi atau tanya jawab mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sampah
organik dan anorganik serta pengelolaannya.
3. Demonstrasi tentang pengelolaan sampah organik.
4. Demonstrasi mengenai pengelolaan sampah anorganik.
5. Latihan membuat pengelolaan sampah organik (kompos takakura).
6. Latihan membuat aneka kreasi daur ulang dari sampah anorganik.
3.5. Rancangan Evaluasi
Ada beberapa indikator keberhasilan yang ditetapkan pada kegiatan ini yang
mengacu pada tujuan yaitu:
1. meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat di daerah pengabdian
tentang pentingnya pengelolaan sampah organik dan anorganik yang ditandai
dengan antusiasme masyarakat pada saat pelatihan serta penerapan pembuatan
produk dari sampah setelah pelatihan sebagai wujud kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali.
2. penurunan volume sampah yang ditandai dengan lingkungan yang bersih dan
bebas sampah di Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali.
Ketercapaian tujuan kegiatan diketahui melalui evaluasi yang melibatkan
observasi di sekitar lingkungan pemukiman masyarakat. Observasi dilaksanakan
1-3 bulan setelah kegiatan pelatihan.
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1 Kelayakan Perguruan Tinggi
Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Pendidikan
Ganesha merupakan lembaga yang bertugas untuk memfasilitasi dalam
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan berpedoman pada
kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan rektor. Sehubungan dengan itu dalam
rangka untuk menunjang pelaksanaan pengabdian masyarakat mulai dari proses
pengumpulan, penetapan, monitoring dan pelaporan maka LPM Undiksha
mengembangkan sistem informasi pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan
agar dapat memberikan layanan yang prima pada para civitas akademika secara
transparan, efektif, efisien, dan akuntabel.
Pada pengabdian masyarakat ini membutuhkan narasumber yang dapat
mengajak dan memotivasi warga kelurahan kampung anyar untuk peduli terhadap
lingkungannya. Narasumber yang bernama Bapak Gede Ganesha, S.TP bekerja
pada konsultan lingkungan dan saat ini juga menjadi salah satu pengelola bank
sampah di desa Panji. Untuk pelatihan pengolahan sampah organik dan organik
membutuhkan orang-orang yang ahli di bidangnya dan memiliki sifat kreatif dan
inovatif.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) ini berlangsung dari
Maret sampai Oktober 2016 dengan kegiatan antara lain: (1) persiapan, (2)
pelatihan dan (3) pembinaan/monitoring
5.1. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
Tahap persiapan dilakukan oleh tim pengabdian pada masyarakat
Undiksha dari bulan Maret 2016 sampai dengan Mei 2016. Adapun yang
dipersiapkan adalah melaksanakan rapat kordinasi 1, 2 dan rapat final;
menghubungi narsumber, belanja alat dan bahan, membuat dan menyampaikan
surat undangan, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelatihan. Geladi
bersih dan persiapan lokasi dilakukan tanggal 23 Mei 2016.
5.2. Pelaksanaan Kegiatan P2M di Kelurahan Kampung Anyar
Kegiatan Pelatihan “Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik
Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle)” di adakan di Kantor Kelurahan Kampung
Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali pada tanggal 24 dan 25 Mei 2016 dan dimulai
dari pukul 14.00 wita agar tidak mengganggu aktivitas warga setempat Hari
pertama dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilakukan dengan memberikan
edukasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan pengelolaan sampah
berbasis 3R dan sesi dua merupakan pelatihan pengolahan sampah organik.
Pelatihan ini dihadiri oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa, Bapak Gede
Ganesha sebagai narasumber, guru TK Aisyiyah dan warga di Kelurahan
Kampung Anyar Jumlah peserta yang hadir masing-masing sesi sebanyak 30
orang. Adapun susunan acara pada kegiatan ini antara lain.
Tanggal : 24 Mei 2016
No Waktu Kegiatan
1. 14.00 - 14.15 wita Presensi
2. 14.15 – 14.35 wita
Pembukaan
- Doa
- Sambutan Ketua Panitia
- Sambutan Lurah Kampung Anyar
3. 14.35 – 15.30 wita
Materi Pengelolaan Sampah Organik dan
Anorganik Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
oleh Bapak Gede Ganesha
4. 15.30 – 17.30 wita
Pelatihan Pembuatan Produk Secara Organik dan
Anorganik (Tim pelatihan)
Tanggal : 25 Mei 2016
No Waktu Kegiatan
1. 14.00 – 16.00 wita Pelatihan Pembuatan Produk Secara Organik dan
Anorganik (lanjutan)
2. 16.00 – 16.15 wita Penutupan
Pelatihan tanggal 24 Mei 2016 ini diawali dengan pemberian edukasi
berupa pemaparan materi dari narasumber Bapak Gede Ganesha, S.TP. Beliau
saat ini aktif di Organisasi Pemuda Peduli Lingkungan Bali (PPLB). Aktifitas
sehari-hari adalah sebagai seorang konsultan lingkungan dan telah berhasil
membentuk serta mengelola bank sampah di beberapa desa di sekitar kota
Singaraja (Gambar 5.1).
Gambar 5.1. Pemaparan materi oleh narasumber
Pemaparan materi mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan
pengelolaan sampah berbasis 3R dimulai dari alasan sampah sangat berbahaya
bagi kehidupan antara lain dapat menyebabkan pencemaran tanah, membuat
banjir dan menyebabkan lingkungan menjadi kumuh. Dalam menangani sampah
pentingnya pengetahuan terhadap identifikasi sampah menjadi jurus utama.
Identifikasi tersebut merupakan kegiatan dimana sampah yang ada khususnya di
rumah tangga sudah dipilah antara organik dan anorganik. Pemilahan tersebut
mampu mengurangi masalah sampah sampai 50 persen.
Narasumber juga menjelaskan bahwa salah satu cara yang baik digunakan
dalam pengelolaan sampah adalah dengan menggunakan konsep 3R (Reduce,
Reuse, Recycle). Sampah-sampah tersebut nantinya dapat dimanfaatkan dan
bernilai ekonomis. Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, sedangkan
sampah anorganik dapat diubah menjadi barang-barang daur ulang bernilai
ekonomis atau sebagai media pembelajaran.
Selain itu narasumber juga menjelaskan bahwa di Buleleng telah banyak
dilakukan upaya-upaya dalam mengurangi volume sampah yaitu dengan membuat
tempat penampungan sampah sementara berupa kontainer yang diletakkan di
sekitar pemukiman penduduk. Upaya lainnya adalah membangun Tempat
Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dari sampah rumah tangga dan saat ini
Buleleng sudah memiliki 27 TPST lokasinya tersebar. Namun kendala dari
beberapa TPST yang sudah ada adalah sulitnya mencari tenaga pemilah untuk
memisahkan sampah organik dan anorganik. Sehingga perlu dilakukan pemilahan
langsung dari sampah itu berasal antara lain rumah tangga dan sekolah.
Upaya selanjutnya adalah bank sampah yang dibentuk di desa-desa.
Mekanisme bank sampah dimulai dari masyarakat membawa sampah rumah
tangga yang sudah terpilah khususnya anorganik akan ditimbang kemudian
hasilnya langsung dimasukkan ke dalam buku tabungan dalam bentuk rupiah.
Uang tersebut dapat diambil pada hari raya atau hari-hari dimana warga yang
menabung sedang membutuhkannya. Saat ini terdapat 15 bank sampah di
Kabupaten Buleleng dan akan terus bertambah jumlahnya.
Pada saat pemaparan materi berlangsung seluruh peserta pelatihan
mendengarkan dengan seksama. Antusiase peserta terlihat dari banyaknya
pertanyaan dari peserta pelatihan. Beberapa warga memanfaatkannya dengan baik
untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan sampah. Warga
pertama yang bertanya adalah Bapak Sutiasa yang ingin mengetahui cara
pemilahan sampah yang harus dilakukan dan teknisnya. Dilanjutkan dengan
Bapak Ketut Oka yang menanyakan mengenai cara memotivasi diri untuk mulai
melakukan pemilahan sampah di rumah. Ibu Wahyu Hidayati dari TK Aisyiyah
juga menanyakan cara membuat pupuk dengan menggunakan komposter. Dan
pertanyaan terakhir dari Bapak Jro Mangku Gede Wiryadana yang menanyakan
mengenai keberlanjutan dari pengelolaan sampah yang terkadang terhambat oleh
kesadaran para warga untuk melakukannya.
5.3 Pelatihan pembuatan kompos Takakura dari sampah organik
Sesi dua merupakan pelatihan pengelolaan sampah organik berbasis 3R
dengan metode demonstrasi (Gambar 5.2) . Sesi ini berkaitan dengan pelatihan
cara mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos yang dipandu langsung
oleh tim pengabdian masyarakat yang bergerak dibidang biologi, khususnya
mikroorganisme yang dibantu oleh beberapa fasilitator. Pelatihan pengolahan
sampah organik dimulai setelah pemaparan mengenai materi pengelolaan sampah
selesai. Produk dibuat dalam pengolahan sampah organik adalah kompos
takakura. Kompos ini tidak memerlukan banyak tempat di pekarangan, prosesnya
dapat dilakukan di dapur. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kompos
takakura antara lain sisa makanan yang dikonsumsi, sampah daun, sisa jerami,
tanah, pasir, gabah, EM4 dan gula pasir. Sedangkan alat yang digunakan berupa
keranjang, kardus bekas, karung goni, sekop, ember, centong dan tali rapia.
Gambar 5.2. Pelatihan pembuatan pupuk kompos dari sampah organik
5.4 Pelatihan pembuatan media pembelajaran dari sampah anorganik
Tanggal 25 Mei 2016, dilaksanakan pelatihan terkait dengan pembuatan
media pembelajaran dari sampah anorganik untuk anak usia dini Gambar 5.3).
Sampah anorganik yang dimanfaatkan dalam pelatihan ini lebih banyak
menggunakan kardus, botol plastik, tutup botol dan kertas-kertas yang sudah tidak
terpakai. Pemilihan barang bekas untuk media pembelajaran anak usia dini ini
harus memperhatikan unsur kebersihan dan ketahanan media.
Peserta pelatihan juga dituntut untuk berkreativitas dalam menciptakan
media yang dapat digunakan untuk mengembangkan aspek perkembangan anak.
adapun beberapa contoh media yang dibuat oleh peserta pelatihan yaitu, “ulat
angka”, wayang abjad dan wayang angka serta papan trigonometri. Selain
menuntut kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran, orang tua juga
dapat mengajak anak untuk membuat sendiri mainan dari bahan-bahan yang ada
di sekitar anak yang sudah tidak terpakai. Hal ini dapat membuat ikatan antara
orang tua dan anak semakin kuat dan menumbuhkan sikap cinta lingkungan dan
kreativitas anak sejak usia dini.
Gambar 5.3. Pelatihan pembuatan media pembelajaran dari sampah anorganik
5.5. Pembinaan/Monitoring Kegiatan Pasca Pelatihan di Lingkungan
Kelurahan Kampung Anyar
Kegiatan pelatihan dilanjutkan dengan melakukan pembinaan/monitoring
yaitu melihat kembali keberlanjutkan pengelolaan sampah berbasis 3R
dimasyarakat. Pembinaan ini dilakukan sebanyak tiga kali yaitu di lingkungan
tempat tinggal warga Kelurahan Kampung Anyar dan di TK Aisyiyah
Pembinaan/monitoring pertama dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2015,
tim pengabdian pada masyarakat Undiksha melakukan kunjungan awal ke TK
Aisyiyah untuk melihat keberlanjutan pengelolaan sampah anorganik menjadi
media pembelajaran untuk anak usia dini. Salah satu guru yang menjadi target
kunjungan adalah guru yang terlibat dalam kegiatan pelatihan sebelumnya, yaitu
Ibu Wahyu Hidayah, S.Pd. Saat kunjungan awal pasca pelatihan, ternyata guru
TK Aisyiyah tersebut telah membuat beberapa jenis media yang memanfaatkan
berbagai bahan dari barang bekas, seperti kardus, kartu perdana telepon, kertas-
kertas bekas, dan lain-lain.
A B
C D
Gambar 5.4. Produk hasil pengelolaan sampah anorganik. A. Media pengenalan
trigonometri, B. Pengenalan nama buah melalaui boneka jari dari dari karet alas
sepatu dan kartu perdana, C. Menara dari kardus bekas (Bermain konstruktif), D.
Media wayang buah dari kardus dan kertas bekas.
Bahan-bahan tersebut dibuat kembali menjadi media yang menarik untuk
pembelajaran anak usia dini seperti kardus bekas dibuat menjadi media
trigonometri dalam kegiatan meronce, kartu perdana telepon dibuat menjadi
boneka jari, kertas bekas dibuat menjadi boneka tangan pada tema “diriku”, dan
kotak-kotak bekas dibuat menjadi menara dalam kegiatan bermain konstruktif
(Gambar 5.4).
Monitoring/pembinaan selanjutnya dilakukan di salah satu rumah warga
yang ikut dalam pelatihan yaitu Bapak Putu Oka. Pengelolaan sampah yang
dilakukan adalah pada sampah organik. Setelah dilakukan pelatihan pengelolaan
sampah berbasis 3R, bapak tersebut sudah dua kali memproduksi pupuk kompos
takakura. Pupuk tersebut dibuat dari sisa makanan dan sampah daun-daun kering
yang berasal dari pekarangan rumah. Gambar 5.5. merupakan kompos hasil dari
produk sampah organik yang dibuat oleh Bapak Putu Oka.
Gambar 5.5 Produk hasil pengolahan sampah organik berupa pupuk
kompos
Pada saat kunjungan tim pengabdian pada masyarakat Undiksha kompos
tersebut sudah digunakan pada tanaman yang ada di pekarangan rumah Bapak
Putu Oka. Hal tersebut dapat terlihat pada gambar 5.6 mengenai kondisi
lingkungan rumah Bapak Putu Oka yang ditumbuhi tanaman dan bersih dari
sampah organik. Mengenai pengelolaan sampah anorganik keluarga tersebut
belum mengelolanya menjadi barang yang bernilai ekonomis tetapi barang bekas
berupa botol, kantong plastik dan kardus biasanya dijual ke pengepul.
Gambar 5.6. Kondisi lingkungan rumah salah satu warga kelurahan
kampung anyar setelah mengelola sampah organik berbasis 3R
Kunjungan pembinaan/monitoring kedua dilakukan pada tanggal 11
Agustus 2016. Kunjungan kedua ini dilakukan untuk melihat penerapan media
pembelajaran yang dibuat dari sampah anorganik dalam kegiatan pembelajaran di
TK. Pada saat kunjungan dilakukan, tim pengabdian masyarakat dari Undiksha
melihat guru sedang membimbing anak melakukan kegiatan yang dibagi menjadi
dua area, yaitu area matematika dan area bahasa.
Gambar 5.7. Penerapan media pembelajaran dari produk sampah
anorganik di TK Aisyiyah, Kelurahan Kampung Anyar
Pada area matematika, anak diperkenalkan tentang konsep matematika
permulaan, khususnya trigonometri melalui kegiatan meronce. Media
trigonometri ini dibuat dari kardus bekas yang selanjutnya dibentuk menjadi
segitiga, persegi panjang, dan lingkaran. Sedangkan pada area bahasa, anak diajak
untuk mewarnai dan memberi nama boneka tangan yang dibuat dari kertas yang
sudah tidak terpakai. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, anak terlihat
menikmati kegiatan pembelajaran. Tim pengabdian dari Undiksha juga melihat
media pembelajaran panggung boneka yang dibuat dari kardus bekas dan
beberapa miniatur binatang yang dibuat dari karet alas sepatu dan kartu perdana
telepon terpajang di kelas (Gambar 5.7) .
Kunjungan tim pengabdian pada masyarakat ke salah satu warga yang
telah memproduksi kompos memperlihatkan bahwa pupuk tersebut sudah
diberikan pada tanaman di pekarangan rumah serta tanaman yang diberikan tim
pada warga tersebut (Gambar 5.8). Dari hasil penggunaan pupuk tersebut ke
tanaman, menurut Bapak Putu Oka sangat membantu dalam pertumbuhan
tanaman itu sendiri terutama bertahan bila bapak lupa untuk menyiram
tanamannya karena suatu kegiatan tertentu yang tidak bisa ditinggalkan. Bapak
Putu Oka mengajak istrinya Ibu Made Arini ikut terlibat dalam pembuatan pupuk
kompos.
Gambar 5.8. Penerapan produk dari sampah organik berupa pupuk
kompos pada tanaman di pekarangan rumah sasal satu warga Kelurahan
Kampung Anyar
Kegiatan pembinaan/monitoring kedua dilakukan pada tanggal 26 Agustus
2016. Pada monitoring kali ini tidak berbeda dengan monitoring pertama dimana
pengelolaan sampah yang dilakukan di TK Aisyiyah masih berjalan dengan baik.
Para guru terus mengajarkan siswanya membuat benda-benda menarik dari
limbah yang digunakan sebagai pajangan dan media pembelajaran Demikian pula
pengelolaan sampah organik warga kampung anyar, Bapak Putu Oka mengajak
tetangganya untuk membuat pupuk kompos. Walaupun tetangganya tersebut
belum membuat tetapi mereka sudah mulai memilah sampah di lingkungan
rumahnya sehingga terlihat lebih bersih.
5.6 Evaluasi Kegiatan di Lingkungan Kelurahan Kampung Anyar
Kegiatan pelatihan ini Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik Berbasis
3R (Reduce, Reuse, Recycle)” memberikan dampak yang baik terhadap lingkungan
Di Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali. Hal tersebut dibuktikan
dengan penurunan volume sampah yang ditandai dengan lingkungan yang bersih
dan bebas sampah di Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali.
Pada gambar 5.9 dapat dilihat beberapa sudut tempat pembuangan sampah
yang dilakukan oleh warga kelurahan kampung anyar baik di daerah pantai
maupun di lingkungan tempat tinggal. Namun saat ini, sampah sudah mulai
berkurang jumlahnya dan tidak terlihat lagi di sekitar tempat tinggal di kelurahan
kampung anyar.
Gambar 5.9. Kondisi Lingkungan Kelurahan Kampung Anyar yang Bebas
Sampah setelah Dilakukan Kegiatan Pengadian Masyarakat
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan Pengabdian pada Masyarakat (P2M),
adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Pelatihan ”Pengelolaan Sampah
(Waste Management) Organik dan Anorganik Berbasis 3R (Reduce, Reuse,
Recycle)” Di Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali” antara lain
1. Terjadi peningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang pentingnya
pengelolaan sampah organik dan anorganik sebagai wujud kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan sekitar
2. Anak-anak mulai diperkenalkan bagaimana pengelolaan sampah secara
sederhana dan menyenangkan agar terbentuk kesadaran hidup bersih sejak dini
yang dilakukan di TK Aisyiyah.
3. Warga setempat sudah mulai mengajak anggota keluarga dalam pengelolaan
sampah berbasis 3R.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil dari kegiatan P2M ”Pengelolaan Sampah (Waste
Management) Organik dan Anorganik Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle)” Di
Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali” perlu dilakukan
pembinaan secara berkala dan sistematis terhadap warga baik di kelurahan
kampung anyar maupun di daerah sekitar serta keterlibatan perangkat kelurahan
untuk memonitor kegiatan pengelolaan sampah ini. Selain itu perlu juga dilakukan
pengukuran pengetahuan masyarakat khususnya di Kelurahan Kampung Anyar
mengenai pengelolaan sampah serta tentang cara menjaga lingkungannya agar
bersih dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Artiningsih, N.K.A. 2008. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga (Studi Kasus di Sampangan dan Jomblang, Kota Semarang).
Tesis. Semarang: UNDIP.
Damanhuri, E. 2004. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah. Edisi Semester I
2004/2005. Bandung: ITB.
Dwiyatmo, K. 2007. Pencemaran Lingkungan dan Penangananya. Yogyakarta: PT.
Citra Aji Parama.
Manik, K. E. S. 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Penerbit
Djambatan.
Sejati, K. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta: Kanisius.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan
Hidup.
LAMPIRAN
1. Instrumen
Gambar Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat pupuk takakura
Gambar produk hasil pelatihan pengelolaan sampah anorganik
2. Personalia Tenaga Pelaksana Beserta Kualifikasinya
1.Ketua Pelaksana
1. Identitas Diri
1. Nama lengkap (dengan gelar) Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si.
2. Jenis kelamin Perempuan
3. Jabatan fungsional Tenaga pengajar
4. NIP/NIK/Identitas lainnya 198212052014042001
5. NIDN 0005128205
6. Tempat dan tanggal lahir Jakarta, 5 Desember 1982
7. Alamat Rumah Jln. Bisma Barat No. 3 Singaraja
8. Email [email protected]
9. No telepon/ HP 082146149177
10. Alamat kantor Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
Jln. Udayana No.11, Singaraja, Kode Pos 81116
11. No telepon/Fax (0362)22570/(0362)25735
2. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas Udayana Universitas Udayana -
Bidang Ilmu Biologi Ilmu Biologi -
Tahun masuk 2000 2011
Tahun lulus 2004 2013
Judul
Skripsi/Tesis/Deserta
si
Bioassay Ekstrak Kasar
(Crude Extract) Daun
Brotowali (Tinospora crispa
L. Miers) Terhadap Bakteri
Gram Positif, Bakteri Gram
Negatif dan Larva Artemia
salina
Biokontrol Penyebab Layu
Fusarium Pada Tanaman
Kentang Yang Dibudidyakan di
Daerah Bedugul, Bali
Nama Pembimbing Dra. Ni Putu Adriani Astiti,
M.Si.
Drs. Yan Ramona, M.App.Sc.,
Ph.D.
Drs. Yan Ramona, M.App.Sc. Dra. Meitini Wahyuni Proborini,
M.Sc.
3. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis maupun Desertasi)
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jumlah (Juta Rp.) 1. 2014 Pengaruh Garam Dapur dan Cupri
Sulphat Terhadap Pertumbuhan Alga
Cyanophyta yang Diisolasi dari Batu
Bata Bangunan Pura Di Desa
Tejakula Buleleng. (Sebagai
Anggota)
DIPA F.MIPA,
UNDIKSHA
Rp. 5.250.000,-
2. 2015 Analisis Secara Fisik, Kimia,
Mikrobiologi Air Danau Buyan Desa
Pancasari Kecamatan Sukasada
Buleleng
DIPA F.MIPA,
UNDIKSHA
Rp. 5.450.000,-
4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber* Jumlah (Juta Rp.) 1. 2014 Pelatihan Mikroteknik Sebagai Upaya
Menambah Koleksi Laboratorium dan
Peningkatan Keterampilan Guru Biologi
DIPA F.MIPA,
UNDIKSHA
Rp. 5.250.000,-
2. 2015 Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar dan
LKS Berbasis Masalah, untuk
Memberikan Keterampilan Hidup dalam
Bidang Kesehatan Reproduksi Remaja
pada Siswa
DIPA F.MIPA,
UNDIKSHA
Rp. 5.250.000,-
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat
DIKTI maupun dari sumber lainnya.
5. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Pada 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1. Bioassay Ekstrak Kasar (Crude Extract) Daun
Brotowali (Tinospora crispa L. Miers)
Terhadap Bakteri Gram Positif, Bakteri Gram
Negatif
Prosiding
Seminar
ISBN : 978-602-
294-065-4
Tahun 2014
2. Pengaruh Garam Dapur dan Cupri Sulphat
Terhadap Pertumbuhan Alga Cyanophyta yang
Diisolasi dari Batu Bata Bangunan Pura Di
Desa Tejakula Buleleng
Jurnal Sains &
Teknologi, ISSN :
2303-3142
Volume 4 Nomor 2
Tahun 2015
3. Natrium Chlorade and Cuprie Sulfate Againsts
Growth of Cyanophyte Algae Isolation From
Brick Temple
Proceedings
ICRAD 2015 The
First International
Conference On
Innovative
2015
Research Across
Disipline, ISBN :
978-602-1213-89-
6
4. Potensi Ekstrak Kasar Daun Brotowali
Brotowali (Tinospora crispa L. Miers) Sebagai
Obat Anti Kanker Alternatif
Jurnal IKA
ISSN : 1829 -
5282
Volume 14 Nomor 2,
September 2016
6. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan
Ilmiah
Judul Artikel Ilmiah Tempat dan Waktu
1. Seminar Nasional
Biosains 1 dengan tema
“Biodiversitas Sebagai
Penunjang Ketahanan
Pangan”
Bioassay Ekstrak Kasar (Crude Extract)
Daun Brotowali (Tinospora crispa L.
Miers) Terhadap Bakteri Gram Positif,
Bakteri Gram Negatif
Universitas Udayana,
29 Desember 2014
2. Seminar Nasional MIPA
2016 Potensi Ekstrak Kasar Biji Lamtoro Gung
(Leucaena leucocephala) untuk
Menurunkan Glukosa Darah Tikus Putih
Inna Grand Bali
Beach, 30 Juli 2016
7. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (Dari Pemerintah, Asosiasi atau
Institusi Lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1. Peringkat Dua Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan
III Angkatan 14
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Pusat
Pengembangan Tenaga
Kependidikan
2015
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk lampiran laporan
Pengabdian pada Masyarakat Tahun Anggaran 2016.
Singaraja, Oktober 2016
Hormat Saya,
Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si.
2. Anggota 1
1. IDENTITAS DIRI
1.1 Nama Lengkap (dengan
gelar) Mutiara Magta M.Pd
1.2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
1.3 NIP 198210252008012006
1.4 NIDN 0025108203
1.5 Tempat dan Tangggal Lahir Jakarta, 25 Oktober 1982
1.6 Alamat Rumah Jl. Dewi Sartika Selatan 11D
1.7 Nomor Telepon/Fax
1.8 Nomor HP 081808500069
1.9 Alamat Kantor Jalan Udayana, Singaraja
1.10 Nomor Telepon/Fax 0362-31372
1.11 Alamat e-mail [email protected]
1.12 Lulusan yang telah
dihasilkan
2. RIWAYAT PENDIDIKAN
2.1. Program S1 S2 S3
2.2. Nama PT Univ Negeri Jakarta Universitas Negeri Jakarta -
2.3. Bidang Ilmu PAUD PAUD -
2.4. Tahun Masuk 2001 2010 -
2.5. Tahun Lulus 2006 2013 -
2.6. Judul
Skripsi/Tesis/Desertasi
Pengembangan
Konsep Diri AUD
melalui Outbound
Konsep Pendidikan Ki Hajar
Dewantara Pada AUD -
2.7. Nama
Pembimbing/Promotor DR. Syarif Sumantri
Prof.DR. Ana Suhaenah
Suparno -
3. PENGALAMAN PENELITIAN (bukan skripsi, tesis, maupun desertasi)
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2013 Pengembangan Budi Pekerti Pada
Anak Usia Dini DIPA FIP 2013 Rp. 10.000.000
2 2014 Pengembangan Karakter anak usia
dini melalui kegiatan outbound DIPA FIP 2014 Rp. 5.000.000
3 2105 Persepsi guru terhadap pendidikan
seksual anak usia dini
DIPA Universitas
2015 Rp. 8.000.000
4. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (bukan
skripsi, tesis, maupun desertasi)
No Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
1. 2009 Pelatihan Pendidikan Lifeskill pada
AUD bagi Guru
DIPA
Fakultas 5
2. 2013
Peningkatan Penyusunan RKH
Melalui Pendampingan Berbasis
Kaji Tindak Pembelajaran Pada TK
di Singaraja Buleleng
DIPA
Fakultas 10
3. 2014 Pelatihan Parenting di TK
Kecamatan Sawan Buleleng
DIPA
Universitas 7
4. 2014
Peningkatan Metode Bercerita
Melalui Pendampingan Berbasis
Lesson Study Pada Lembaga Paud di
Singaraja
DIPA
Fakultas 10
5. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
No Tahun Judul Artikel Ilmiah Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
1. 2013 Konsep Pendidikan Ki Hajar
Dewantara Pada Anak Usia Dini
- -
2. 2014 Pengembangan konsep diri melalui
kegiatan outbound
- -
3. 2015 Pengembangan Budipekerti Anak Usia
Dini
4. 2015
Konsep Pendidikan Ki Hajar
Dewantara Sebagai Awal Proses
Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
6. PENGALAMAN PENULISAN BUKU
No Tahun Judul Buku Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
1 2013 Ilmu Pendidikan Anak DIPA 3
2 2013 Bermain dan Permainan DIPA 3
3 2014 Metodologi Pengembangan Motorik
Halus
DIPA 4
4 2014 Asesment Anak Usia Dini DIPA 10
7. PENGALAMAN PEROLEHAN HKI
No. Tahun Judul/Tema HKI Jenis Nomor
Pendaftaran/Sertifikat
- - - - -
8. PENGALAMAN RUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA
SOSIAL LAINNYA
No. Tahun Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang telah diterapkan
Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
- - - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam P2M Tahun Anggaran 2016.
Singaraja, Oktober 2016
Anggota 1,
Mutiara Magta, M.Pd.
3. Anggota 2
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ni Gusti Ayu Made Yeni Lestari,
S.Pd., M.Pd.
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIDN 0813108801
5. Tempat dan Tanggal Lahir Tabanan,13 Oktober 1988
6 Alamat Rumah Jl. Tri Brata No. 9 Singaraja
7 Nomor Telepon/Fax -
8 Nomor HP 081295796670/081915603621
9 Alamat Kantor Jalan Udayana – Singaraja
10 Nomor Telepon/Fax -
11 Alamat e-mail [email protected]
2. Riwayat Pendidikan
1. Program S1 S2
2.Nama PT UNDIKSHA Universitas Negeri Jakarta
3.Bidang ilmu Teknologi Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini
4.Tahun Masuk 2006 2011
5.Tahun Lulus 2010 2013
6. Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi
Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Budi
Pekerti Siswa Kelas VII di
SMP Lab Undiksha Singaraja
Tahun Pelajaran 2010
Peningkatan Kemampuan Baca-
Tulis Permulaan Melalui
Penggunaan Media Wayang Abjad
Kontekstual (Penelitian Tindakan di
TK B Dwi Jaya Marga Tabanan-
Bali, 2013)
7. Nama
Pembimbing/
Promotor
Prof. Dr. Anggan Suhandana,
M.Pd.
Prof. Dr. dr. Myrnawati C.H.,M.S.,
PKK.
3. Pengalaman Penelitian
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Juta)
1. 2014 Penerapan Teknik Modifikasi
Perilaku Melalui Permainan
Goak-Goakan Untuk
Menurunkan Perilaku Disruptif
Anak Di Tk Gugus Vi
Singaraja
DIPA FIP Rp. 8.000.000,-
4. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor
Nama Jurnal
1. 2013 Peningkatan Kemampuan Baca-Tulis
Permulaan Melalui Penggunaan Media
Wayang Abjad Kontekstual (Penelitian
Tindakan di TK B Dwi Jaya Marga
Tabanan-Bali, 2013)
Vol. 7 No.2 Jurnal
Pendidikan Anak
Usia Dini
Universitas
Negeri Jakarta
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat memenuhi
persyaratan dalam P2M Undiksha Tahun Anggaran 2016.
Singaraja, Oktober 2016
Anggota 2
Ni Gusti Ayu Made Yeni Lestari, S.Pd., M.Pd.
3. HKI dan Publikasi
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK BERBASIS
3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)” DI KELURAHAN KAMPUNG
ANYAR, KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG, BALI
Ida Ayu Putu Suryanti1)
, Mutiara Magta2)
, Gusti Ayu Made Yeni Lestari3)
1)
Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA 2,3)
Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Email : [email protected]
Abstrak
Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi oleh
masyarakat pada umumnya baik di perkotaan maupun pedesaan. Kelurahan
Kampung Anyar sebagai salah satu wilayah yang terletak dekat dengan kota
Singaraja memiliki volume sampah yang cukup tinggi dan kesadaran masyarakat
yang kurang akan pentingnya kebersihan dan kesehatan. Tujuan dari program
Pengabdian pada masyarakat”Pengelolaan Sampah (Waste Management) Organik
dan Anorganik Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle)” Di Kelurahan Kampung
Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali” adalah meningkatkan kesadaran masyarakat
setempat tentang pentingnya pengelolaan sampah organik dan anorganik sebagai
wujud kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekitar, Memberikan gambaran
kepada anak-anak mengenai pengelolaan sampah secara sederhana dan
menyenangkan agar terbentuk kesadaran hidup bersih sejak dini dan
memberdayakan keluarga sebagai bagian dari masyarakat dalam pengelolaan
sampah organik dan anorganik berbasis 3R sehingga dapat bermanfaat dan
bernilai ekonomis. Secara keseluruhan kegiatan ini berjalan dengan baik. . Hal
tersebut terlihat dari antusiasme dan kehadiran masyarakat dalam mengikuti
pelatihan serta terjadi peningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang
pentingnya pengelolaan sampah organik dan anorganik sebagai wujud kepedulian
terhadap kebersihan lingkungan sekitar. Anak-anak mulai diperkenalkan
bagaimana pengelolaan sampah secara sederhana dan menyenangkan agar
terbentuk kesadaran hidup bersih sejak dini yang dilakukan di TK Aisyiyah.
Warga setempat sudah mulai mengajak anggota keluarga dalam pengelolaan
sampah berbasis 3R.
Kata kunci : pengelolaan sampah, organik, anorganik, kampung anyar
Abstract
Garbage is one of the complex problems faced by the general public in both urban
and rural. Kampung Anyar as one of the areas located close to the city of
Singaraja has a high enough volume of waste and lack of public awareness of the
importance of cleanliness and health. The purpose of the program Dedication to
the community "Waste Management (Organic and Inorganic Based 3R (Reduce,
Reuse, Recycle)" In Kampung Anyar, Buleleng, Bali " is to increase local
awareness of the importance of managing organic and inorganic waste as a form
concern for the cleanliness of the surrounding environment, provide an overview
to the children about waste management in a simple and fun to be formed early
awareness of clean living and empower families as part of the community in the
management of organic and inorganic-based 3R that can benefit and economic
value. Overall activity is going well. , This is evident from the enthusiasm and
public attendance at training and going on increasing local awareness of the
importance of organic and inorganic waste management as a form of concern for
the cleanliness of the surrounding environment. Children were introduced how
waste management is simple and fun to form a clean living awareness from an
early age performed in kindergarten Aisyiyah. Local people have started to invite
family members in the 3R-based waste management.
Keywords: waste management, organic, inorganic, kampung anyar
I. PENDAHULUAN
Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi oleh
masyarakat pada umumnya baik di perkotaan maupun pedesaan. Tidak hanya di
Indonesia, beberapa negara di dunia juga mengalami permasalahan yang serupa.
Meningkatnya pembangunan, pertambahan jumlah penduduk serta tingkat
aktivitas sosial-ekonomi masyarakat berbanding lurus dengan pertambahan
jumlah sampah dari hari ke hari. Permasalahan semakin kompleks ketika sarana
dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah sangat terbatas, dan menyebabkan
tidak seluruh sampah dapat di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sehingga di beberapa wilayah masih tampak sampah berceceran dan bertumpuk
dimana-mana. Tumpukan sampah tersebut apabila dibiarkan akan menimbulkan
berbagai dampak negatif bagi kebersihan lingkungan yang akhirnya akan
berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Lingkungan yang bersih akan tercipta dari perilaku hidup bersih yang
dimulai dari kesadaran setiap masyarakat. Kesadaran tersebut tidak serta merta
tumbuh pada masing-masing individu melainkan diperlukan suatu penanaman
nilai sejak dini atau membiasakan diri untuk hidup bersih. Volume sampah
menjadi salah satu indikator kebersihan suatu daerah. Semakin banyak jumlah
penduduk di suatu daerah menyebabkan sampah yang dihasilkan meningkat
(Manik, 2007).
Pengelolaan sampah merupakan suatu cara untuk merubah sampah yang
tidak memiliki nilai menjadi sesuatu yang bermanfaat. Kegiatan ini sebenarnya
sudah dilaksanakan oleh beberapa daerah di provinsi Bali. Hanya saja kesadaran
dan kontiunitas pengelolaan sampah antar daerah tidak sama sehingga ada
beberapa daerah bahkan berlokasi di pusat kota yang kondisi kebersihannya
sangat memprihatinkan.
Kelurahan Kampung Anyar merupakan salah satu dari banyak daerah yang
memiliki permasalahan sampah dan kondisi lingkungan yang kumuh. Kelurahan
kampung Anyar berlokasi di Bali bagian utara tepatnya di Kecamatan Buleleng,
Kabupaten Buleleng. Wilayah Kelurahan ini mempunyai luas 0,36 km2 yang di
sebelah utara berbatasan langsung dengan laut Jawa, di sebelah selatan dan timur
berbatasan dengan Kelurahan Kampung Kajanan dan di sebelah barat berbatasan
dengan Kelurahan Kaliuntu. Jarak kelurahan Kampung Anyar dengan Kecamatan
Buleleng adalah 0,5 Km, dan jarak ke Kabupaten Buleleng kurang lebih 1 km. Hal
tersebut menggambarkan bahwa kelurahan Kampung Anyar masih terletak di
dekat pusat pemerintahan kabupaten.
Data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Tahun 2013 menyatakan
bahwa Jumlah penduduk Kelurahan Kampung anyar sekitar 5.417 orang dengan
luas wilayah yang kurang dari 0,5 km2. Jumlah keluarga sekitar 1.529 keluarga.
Hasil wawancara kami dengan Kepala Lurah setempat Bapak I Made Wirna
menyatakan bahwa Tahun 2015 ini jumlah penduduk sudah mencapai 6000 jiwa,
Jika dibandingkan dengan daerah lain disekitarnya, kelurahan ini tergolong padat
penduduk. Hal tersebut dapat terlihat setelah kami melakukan survei awal di
sekitar kelurahan Kampung Anyar, kondisi lingkungan sebagian besar penduduk
tergolong kumuh dan banyak sampah di sekitar pemukiman.
Gambar 1. Situasi lingkungan di Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali (dokumen pribadi, 2015)
Mata pencaharian masyarakat di kelurahan Kampung Anyar adalah sebagai
nelayan dan pedagang. Jika dilihat dari potensi daerah, Kelurahan Kampung
Anyar ini memang tidak memiliki lahan pertanian, perkebunan atau daerah tujuan
wisata. Hal ini menyebabkan pendapatan daerahnya sangat kecil dan kondisi
ekonomi masyarakat tergolong lemah sehingga kebersihan tidak lagi menjadi
fokus dalam kehidupan sehari-hari. Daerah pantai dekat pemukiman digunakan
oleh masyarakat sebagai tempat pembuangan sampah padat ataupun cair dan
terjadi penumpukan sampah dimana-mana dengan bau yang kurang sedap
(gambar 1).
Permasalahan sampah di Kelurahan Kampung Anyar tersebut juga
disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang
pengelolaan sampah. Selama ini, sampah yang ada di sekitar lingkungan tempat
tinggal belum pernah dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal baik di
masyarakat maupun dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran di sekolah
yang ada di kelurahan tersebut. Masyarakat kurang terampil dalam memanfaatkan
sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap hari menjadi sesuatu yang bernilai
guna maupun bernilai ekonomis.
Beberapa permasalahan yang teridentifikasi di lokasi pengabdian, antara
lain: 1) Peningkatan jumlah sampah dengan volume yang berbanding terbalik
dengan penanganannya; 2) Sampah kurang mendapatkan perhatian yang serius
dari masyarakat; 3) Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah di
lingkungan tempat tinggalnya; dan 4) Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
pengelolaan sampah organik dan anorganik sehingga sampah dibiarkan
menumpuk di sekitar pemukiman.
II. METODE PELAKSANAAN
2.1 Metode pelaksanaan kegiatan P2M
Metode yang digunakan pada kegiatan pelatihan pengabdian di kelurahan
Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali antara lain:
Ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan konsep yang berhubungan dengan
sampah, jenis sampah, sumber sampah, cara-cara pengelolaan sampah berbasis 3R
(reduce, reuse, recycle). Apabila peserta pelatihan dalam hal ini masyarakat tidak
jelas dengan materi yang disampaikan oleh nara sumber dapat memberikan
pertanyaan secara langsung atau tidak harus menunggu sesi tanya jawab.
Demonstrasi
Metode ini dipilih untuk menunjukkan suatu proses kerja sehingga dapat
memberikan kemudahan bagi peserta pelatihan. Demonstrasi ini dilakukan oleh
tim pengabdi dengan bantuan beberapa trainer dengan tujuan memberikan contoh
proses pengerjaan pengelolaan sampah yang dimulai dengan pemilahan sampah
organik dan anorganik, proses pembersihan sampah anorganik yang akan
digunakan, beberapa pengolahan sampah organik antara lain pembuatan kompos
dengan keranjang tatakura, pembuatan pupuk cair, dan vertikultur. Sedangkan
sampah anorganik akan didaur ulang menjadi aneka kreasi yang bermanfaat dan
bernilai ekonomis.
2.2 Rencana Pemecahan Masalah
Rencana pemecahan masalah dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah :
Gambar 2. Skema Pemecahan Masalah
2.3 Rancangan Evaluasi
Indikator keberhasilan yang ditetapkan pada kegiatan ini yang mengacu pada
tujuan yaitu: 1). meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat di daerah
pengabdian tentang pentingnya pengelolaan sampah organik dan anorganik yang
ditandai dengan antusiasme masyarakat pada saat pelatihan serta penerapan
pembuatan produk dari sampah setelah pelatihan sebagai wujud kepedulian
terhadap kebersihan lingkungan Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten
Buleleng, Bali; 2). penurunan volume sampah yang ditandai dengan lingkungan
yang bersih dan bebas sampah di Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten
Buleleng, Bali. Ketercapaian tujuan kegiatan diketahui melalui evaluasi yang
melibatkan observasi di sekitar lingkungan pemukiman masyarakat. Observasi
dilaksanakan 1-3 bulan setelah kegiatan pelatihan.
Identifikasi permasalahan sampah di lapangan
Merumuskan solusi untuk menangani permasalahan
Pelatihan ”Pengelolaan Sampah (Waste Management)
Organik dan Anorganik Berbasis 3R (Reduce, Reuse,
Recycle)”
Peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat
(dewasa dan anak-anak) mengenai pengelolaan sampah
organik dan anorganik di lingkungan keluarga dan
sekitar
Lingkungan yang lebih bersih karena pengurangan volume
sampah lingkungan keluarga, sekolah dan sekitar
Input
Proses
Output
Dampak
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pelaksanaan Kegiatan P2M di Kelurahan Kampung Anyar
Pelatihan “Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik Berbasis 3R
(Reduce, Reuse, Recycle)” dilakukan selama dua hari. Hari pertama dibagi
menjadi dua sesi. Sesi pertama dilakukan dengan memberikan edukasi mengenai
pentingnya menjaga lingkungan dan pengelolaan sampah berbasis 3R dan sesi dua
merupakan pelatihan pengolahan sampah organik. Pelatihan ini dihadiri oleh
Kepala Desa, Sekretaris Desa, Bapak Gede Ganesha sebagai narasumber, guru TK
Aisyiyah dan warga di Kelurahan Kampung Anyar Jumlah peserta yang hadir
masing-masing sesi sebanyak 30 orang. Pelatihan diawali dengan pemberian
edukasi berupa pemaparan materi dari narasumber Bapak Gede Ganesha, S.TP.
Beliau saat ini aktif di Organisasi Pemuda Peduli Lingkungan Bali (PPLB).
Aktifitas sehari-hari adalah sebagai seorang konsultan lingkungan dan telah
berhasil membentuk serta mengelola bank sampah di beberapa desa di sekitar kota
Singaraja (Gambar 3).
Gambar 3. Pemaparan materi oleh narasumber
Pemaparan materi mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan
pengelolaan sampah berbasis 3R dimulai dari alasan sampah sangat berbahaya
bagi kehidupan antara lain dapat menyebabkan pencemaran tanah, membuat
banjir dan menyebabkan lingkungan menjadi kumuh. Dalam menangani sampah
pentingnya pengetahuan terhadap identifikasi sampah menjadi jurus utama.
Identifikasi tersebut merupakan kegiatan dimana sampah yang ada khususnya di
rumah tangga sudah dipilah antara organik dan anorganik. Pemilahan tersebut
mampu mengurangi masalah sampah sampai 50 persen.
Narasumber juga menjelaskan bahwa salah satu cara yang baik digunakan
dalam pengelolaan sampah adalah dengan menggunakan konsep 3R (Reduce,
Reuse, Recycle). Sampah-sampah tersebut nantinya dapat dimanfaatkan dan
bernilai ekonomis. Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, sedangkan
sampah anorganik dapat diubah menjadi barang-barang daur ulang bernilai
ekonomis atau sebagai media pembelajaran.
Selain itu narasumber juga menjelaskan bahwa di Buleleng telah banyak
dilakukan upaya-upaya dalam mengurangi volume sampah yaitu dengan membuat
tempat penampungan sampah sementara berupa kontainer yang diletakkan di
sekitar pemukiman penduduk. Upaya lainnya adalah membangun Tempat
Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dari sampah rumah tangga dan saat ini
Buleleng sudah memiliki 27 TPST lokasinya tersebar. Namun kendala dari
beberapa TPST yang sudah ada adalah sulitnya mencari tenaga pemilah untuk
memisahkan sampah organik dan anorganik. Sehingga perlu dilakukan pemilahan
langsung dari sampah itu berasal antara lain rumah tangga dan sekolah. Pada saat
pemaparan materi berlangsung seluruh peserta pelatihan mendengarkan dengan
seksama. Antusiase peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dari peserta
pelatihan. Beberapa warga memanfaatkannya dengan baik untuk menanyakan hal-
hal yang berkaitan dengan pengelolaan sampah.
3.2 Pelatihan pembuatan kompos Takakura dari sampah organik
Pelatihan pengelolaan sampah organik berbasis 3R dengan metode
demonstrasi (Gambar 4) dengan pelatihan cara mengolah sampah organik
menjadi pupuk kompos yang dipandu langsung oleh tim pengabdian masyarakat
yang bergerak dibidang biologi, khususnya mikroorganisme yang dibantu oleh
beberapa fasilitator. Pelatihan pengolahan sampah organik dimulai setelah
pemaparan mengenai materi pengelolaan sampah selesai. Produk dibuat dalam
pengolahan sampah organik adalah kompos takakura. Kompos ini tidak
memerlukan banyak tempat di pekarangan, prosesnya dapat dilakukan di dapur.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan kompos takakura antara lain sisa
makanan yang dikonsumsi, sampah daun, sisa jerami, tanah, pasir, gabah, EM4
dan gula pasir. Sedangkan alat yang digunakan berupa keranjang, kardus bekas,
karung goni, sekop, ember, centong dan tali rapia.
Gambar 4. Pelatihan pembuatan pupuk kompos takakura dari sampah organik
3.3 Pelatihan pembuatan media pembelajaran dari sampah anorganik
Pelatihan terkait dengan pembuatan media pembelajaran dari sampah
anorganik untuk anak usia dini dapat dilihat pada gambar 5. Sampah anorganik
yang dimanfaatkan dalam pelatihan ini lebih banyak menggunakan kardus, botol
plastik, tutup botol dan kertas-kertas yang sudah tidak terpakai. Pemilihan barang
bekas untuk media pembelajaran anak usia dini ini harus memperhatikan unsur
kebersihan dan ketahanan media. Peserta pelatihan juga dituntut untuk
berkreativitas dalam menciptakan media yang dapat digunakan untuk
mengembangkan aspek perkembangan anak. adapun beberapa contoh media yang
dibuat oleh peserta pelatihan yaitu, “ulat angka”, wayang abjad dan wayang angka
serta papan trigonometri. Selain menuntut kreativitas guru dalam membuat media
pembelajaran, orang tua juga dapat mengajak anak untuk membuat sendiri mainan
dari bahan-bahan yang ada di sekitar anak yang sudah tidak terpakai.
Gambar 5. Pelatihan pembuatan media pembelajaran dari sampah anorganik
3.4 Pembinaan/Monitoring
Pembinaan/monitoring dilakukan dengan kunjungan awal ke TK Aisyiyah
untuk melihat keberlanjutan pengelolaan sampah anorganik menjadi media
pembelajaran untuk anak usia dini. Saat kunjungan awal pasca pelatihan, ternyata
guru TK Aisyiyah tersebut telah membuat beberapa jenis media yang
memanfaatkan berbagai bahan dari barang bekas, seperti kardus, kartu perdana
telepon, kertas-kertas bekas, dan lain-lain.
Bahan-bahan tersebut dibuat kembali menjadi media yang menarik untuk
pembelajaran anak usia dini seperti kardus bekas dibuat menjadi media
trigonometri dalam kegiatan meronce, kartu perdana telepon dibuat menjadi
boneka jari, kertas bekas dibuat menjadi boneka tangan pada tema “diriku”, dan
kotak-kotak bekas dibuat menjadi menara dalam kegiatan bermain konstruktif
(Gambar 6).
A B
C D
Gambar 6. Produk hasil pengelolaan sampah anorganik. A. Penerapan media
pembelajaran B. Pengenalan nama buah melalaui boneka jari dari dari karet alas
sepatu dan kartu perdana, C. Menara dari kardus bekas (Bermain konstruktif), D.
Media wayang buah dari kardus dan kertas bekas.
Monitoring/pembinaan selanjutnya dilakukan di salah satu rumah warga
yang ikut dalam pelatihan. Pengelolaan sampah yang dilakukan adalah pada
sampah organik. Setelah dilakukan pelatihan pengelolaan sampah berbasis 3R,
bapak tersebut sudah dua kali memproduksi pupuk kompos takakura. Pupuk
tersebut dibuat dari sisa makanan dan sampah daun-daun kering yang berasal dari
pekarangan rumah. Gambar 7. merupakan kompos hasil dari produk sampah
organik yang dibuat oleh warga tersebut.
Gambar 7 Produk hasil pengolahan sampah organik berupa pupuk
kompos
Pada saat kunjungan tim pengabdian pada masyarakat Undiksha kompos
tersebut sudah digunakan pada tanaman yang ada di pekarangan rumah salah satu
warga. Hal tersebut dapat terlihat pada gambar 8 mengenai kondisi lingkungan
rumah warga yang ditumbuhi tanaman dan bersih dari sampah organik. Mengenai
pengelolaan sampah anorganik, keluarga tersebut belum mengelolanya menjadi
barang yang bernilai ekonomis tetapi barang bekas berupa botol, kantong plastik
dan kardus biasanya dijual ke pengepul.
Gambar 8 Kondisi lingkungan rumah salah satu warga kelurahan kampung
anyar setelah mengelola sampah organik berbasis 3R
Kegiatan pelatihan ini Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik Berbasis
3R (Reduce, Reuse, Recycle)” memberikan dampak yang baik terhadap lingkungan
Di Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali. Hal tersebut dibuktikan
dengan penurunan volume sampah yang ditandai dengan lingkungan yang bersih
dan bebas sampah di Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali.
IV. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan Pengabdian pada Masyarakat (P2M),
adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Pelatihan ”Pengelolaan Sampah
(Waste Management) Organik dan Anorganik Berbasis 3R (Reduce, Reuse,
Recycle)” Di Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali” antara lain
1. Terjadi peningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang pentingnya
pengelolaan sampah organik dan anorganik sebagai wujud kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan sekitar
2. Anak-anak mulai diperkenalkan bagaimana pengelolaan sampah secara
sederhana dan menyenangkan agar terbentuk kesadaran hidup bersih sejak dini
yang dilakukan di TK Aisyiyah.
3. Warga setempat sudah mulai mengajak anggota keluarga dalam pengelolaan
sampah berbasis 3R.
V. SARAN
Berdasarkan hasil dari kegiatan P2M ”Pengelolaan Sampah (Waste
Management) Organik dan Anorganik Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle)” Di
Kelurahan Kampung Anyar, Kabupaten Buleleng, Bali” perlu dilakukan
pembinaan secara berkala dan sistematis terhadap warga baik di kelurahan
kampung anyar maupun di daerah sekitar serta keterlibatan perangkat kelurahan
untuk memonitor kegiatan pengelolaan sampah ini. Selain itu perlu juga dilakukan
pengukuran pengetahuan masyarakat khususnya di Kelurahan Kampung Anyar
mengenai pengelolaan sampah serta tentang cara menjaga lingkungannya agar
bersih dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Artiningsih, N.K.A. 2008. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga (Studi Kasus di Sampangan dan Jomblang, Kota Semarang).
Tesis. Semarang: UNDIP.
Damanhuri, E. 2004. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah. Edisi Semester I
2004/2005. Bandung: ITB. Dwiyatmo, K. 2007. Pencemaran Lingkungan dan Penangananya. Yogyakarta: PT.
Citra Aji Parama.
Manik, K. E. S. 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Penerbit
Djambatan.
Sejati, K. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta: Kanisius.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan
Hidup.