LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir... · III...
Transcript of LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir... · III...
i
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DOSEN PEMULA
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INGGRIS PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
PENGUSUL:
KETUA : WIWIT KURNIAWAN, S.PD, M.A NIDN: 0427028702
ANGGOTA : SAPTINA RETNAWATI, S.PD., M.PD NIDN: 0420108702
Dibiayai oleh: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Kontrak Penelitian Nomor: 125/A5/SPKP/LPPM/UNPAM/III/2018
UNIVERSITAS PAMULANG
NOVEMBER, 2018
ii
III
RINGKASAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar mata kuliah Bahasa Inggris Program
Studi Pendidikan Ekonomi dengan konsep Contextual Teaching Learning dan English for
Specific Purpose dengan orientasi pada Motivasi Belajar Mahasiswa berdasarkan aspek
kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian
pengembangan dengan model pengembangan ADDIE. Subjek coba dalam penelitian ini adalah
mahasiswa semester 2 di program studi pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang. Luaran
dalam penelitian ini adalah modul untuk pengajaran bahasa Inggris.
IV
PRAKATA
Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang palimg banyak digunakan di segala
penjuru dunia. Oleh karen aitu, penguasaan bahasa Inggris adalah mutlak untuk bisa terkoneksi
dengan hiruk-pikuk zaman. Bahasa Inggris tidak hanya digunakan untuk pergaulan internasional
namun juga sebagai the language of science. Maka akan menjadi sangat bermanfaat bagi siapa
saja yang menggeluti ilmu pengetahuan untuk bisa berbahasa Inggris.
Berbagai referensi utama dalam belajar keilmuan ditulis dalam bahasa Inggris. Ini
termasuk disiplin ilmu ekonomi dan pendidikan. Serbagai rujukan utama dan etrdapan ditulis
dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, pembelajara ekonomi dan pendidikan perlu memperdalam
bahasa Inggris untuk bisa menjadi pembelajar yang terdapan. Bahasa Inggris bagi pembelajar
bukan hanya sebatas sebagai alat komunikasi ketika mereka ke luar negeri, namun sebagai media
penyampaikan ide dan gagasa ilmiah. Bahasa Inggris juga merupakan media yang mengantarkan
pembelajar untuk mengarungi lautan referensi yang tanpa batas.
Penelitian ini adalah usaha untuk membatu para pembelajar ilmu ekonomi dan
pendidikan untuk bisa memaksimalkan kemampuan bahasa Inggris mereka agar bisa menunjang
aktivitas belajar mereka. Penelitian ini adalah sebuah penegmbangan media pembelajarn bahasa
Inggris yang dirancang agar sesuai dengan kebutuhan pembelajar ekonomi dan pendidikan.
Tema-tema pada modul yang dikembangkan akan berkaitan dengan bidang bisnis, ekonomi dan
pendidikan. Sehingga mampu memberikan penguatan bahasa pada hal yang spesifik.
Kami berterima kasih pada Direktorat Jendral Riset dan Pendidikan Tinggi karena telah
mendanai penelitian ini. Ucapan terima kasih juga saya saya sampaikan pada LPPM Universitas
Pmaulang yang telah membantu berbagai hal sehingga penelitian ini dapat terlaksana. Serta
berbagai pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semoga usaha ini bisa menjadi berkah
untuk semua.
Terima Kasih.
Wiwit Kurniawan
Saptina Retnawati
V
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER..............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................ii
RINGKASAN.........................................................................................................................iii
PRAKATA..............................................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................6
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN..............................................................15
BAB 4 METODE PENELITIAN...........................................................................................16
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN..................................................20
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................53
LAMPIRAN
VI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka pikir............................................................................................11
Gambar 2. Snapshot......................................................................................................21
Gambar 3. Core Activity...............................................................................................22
Gambar 4. Flash Grammar............................................................................................22
Gambar 5. Evaluation....................................................................................................22
Gambar 6. Materi tema ekonomi...................................................................................24
Gambar 7. Materi tema pengajaran...............................................................................24
VII
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria Konversi Data............................................................................................14
Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian...................................................................15
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian................................................................................16
Tabel 4. Design Modul..........................................................................................................20
VIII
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian
LAMPIRAN 2 Data Hasil Penelitian
LAMPIRAN 3 RKPS
LAMPIRAN 4 Foto Penelitian
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Globalisasi membuat kita seakan-akan hidup dalam sebuah “desa buana”, di mana setiap
orang dari berbagai belahan dunia bisa saling berinteraksi. Salah satu aspek penting dalam era
globalisasi adalah komunikasi. Karena inti dari globalisasi adalah konektivitas, sehingga
bahasa merupakan kunci untuk menjadi bagian dari warga global. Bahasa Inggris sebagai
bahasa internasional menjadi kompetensi yang wajib dikuasai agar tidak hanya menjadi
penonton, namun bisa mengambil peran dalam persaingan global.
Bahasa Inggris dan globalisasi saling berkaitan erat, bahkan menurut Pennycook (2010:
113) bahasa Inggris adalah salah satu bagian dari proses globalisasi itu sendiri. Seperti yang
diutarakan David Crystal (2003:1), bahasa Inggris adalah bahasa global. Crystal (2003: 13)
lebih lanjut menjelaskan bahwa komunikasi dalam komunitas bisnis internasional dan para
ilmuwan dalam pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan lingua franca
yang sama, dan dalam hal tersebut bahasa Inggris memberikan perannya. Pentingnya bahasa
Inggris juga sejalan dengan apa yang diutarakan oleh Allan Lauder (2010:12) bahwa
penguasaan bahasa Inggris menjadi penting karena beberapa hal, yakni: memasuki pasar
internasional tidak bisa dilakukan tanpa bahasa Inggris, terdapat 57% koran penting dunia
diterbitkan di negara dimana meletakkan bahasa Inggris sebagai bahasa utama, serta banyak
sekali rujukan ilmiah ditulis dalam bahasa Inggris. Berbagai hal di atas menunjukkan bahwa
bahasa Inggris adalah syarat yang harus dipenuhi untuk kemajuan bangsa dalam ekonomi dan
ilmu pengetahuan, serta kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk masuk
dalam era global.
2
Perkembangan bahasa Inggris berawal dari bahasa sederhana yang digunakan sedikit
orang pada tahun 1600, tidak kurang dari empat abad kemudian, bahasa Inggris telah menjadi
bahasa yang paling utama digunakan dalam komunikasi global hari ini (Phillipson. 2012: 7).
Sekarang, ada sekitar 1,5 milyar orang di dunia menggunakan bahasa Inggris (Crystal: 2003:
6). Di Indonesia, walaupun bahasa Inggris tidak menjadi bahasa formal dan tidak digunakan
secara luas, namun dianggap bahasa asing yang utama dan diajarkan di sekolah
(Lauder,2008:11).
Karena bahasa Inggris memiliki kedudukan yang penting, di Indonesia bahasa Inggris
diajarkan dari level sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Seperti yang dijelaskan oleh
Phillipson (2009:6) bahwa bahasa Inggris digunakan secara luas dalam hal ilmu pengetahuan,
teknologi, penelitian, jurnal, buku dan pendidikan. Oleh karena itu, dalam perguruan tinggi,
bahasa Inggris merupakan medium untuk bertukar gagasan dan pengetahuan, sebagai gerbang
untuk mengakses sumber rujukan yang melimpah. Bahasa Inggris yang digunakan dan
diajarkan dalam lingkup perguruan tinggi lebih pada bahasa Inggris akademik dan English for
specific purpose. Konsep pengajaran bahasa yang dirancang khusus untuk memenuhi
kebutuhan para civitas akademia dalam mengakses pengetahuan.
Walaupun peran dan fungsi bahasa Inggris sangat penting, namun penguasaan bahasa
Inggris di Indonesia masih tergolong rendah. Survei dari English First English Proficiency
Index (EF EPI) pada tahun 2016 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 32 dari
72 negara (Valentina, 2016). Selain itu, nilai rata-rata skor TOEFL (Test of English as foreign
Language) orang Indonesia masih 470, dimana banyak beasiswa mensyaratkan skor 500 dan
550 untuk luar negeri (Okozone.com, 2016). Data tersebut menunjukkan bahwa secara
umum masyarakat Indonesia belum menguasai bahasa Inggris dengan baik.
3
Kurangnya Penguasaan bahasa Inggris juga dialami oleh mahasiswa Pendidikan Ekonomi
Universitas Pamulang, Banten. Dari observasi awal dan wawancara pada sebagian
mahasiswa, temuan menunjukkan bahwa mereka masih merasa kesulitan dalam penguasaan
bahasa Inggris, serta kurangnya motivasi dalam belajar bahasa Inggris. Dari data nilai hasil
perkuliahan menunjukkan bahwa terdapat 5% mahasiswa di semester kedua tahun ajaran
2017 tidak lulus mata kuliah bahasa Inggris dan terdapat 20% mahasiswa memperoleh nilai C
dan di bawahnya. Ini menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa di program studi
Pendidikan Ekonomi yang membutuhkan peningkatan penguasaan bahasa Inggris.
Walaupun mahasiswa mendapatkan mata kuliah umum bahasa Inggris untuk semua
program studi, mahasiswa masih kesulitan dalam mengakses sumber pengetahuan baik buku
maupun jurnal yang ditulis dalam bahasa Inggris. Dari pra observasi peneliti mendapatkan
keterangan bahwa bahan ajar untuk mata kuliah pendidikan ekonomi belum dirancang
dengan baik. Sementara ini bahan ajar yang digunakan masih mengadopsi modul bahasa
Inggris yang dikembangkan untuk Program Studi Sekretaris. Oleh karena itu, pengajar dan
mahasiswa masih kesulitan untuk mendatakan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan
mereka.
Dari wawancara pada beberapa mahasiswa Pendidikan Ekonomi, mereka memberi
keterangan bahwa mereka menyadari bahasa Inggris sangat lah penting dalam menopang
kesuksesan belajar dan karir. Namun demikian, motivasi intrinsik mahasiswa dalam belajar
bahasa Inggris masih rendah. Kesadaran dari dalam bahwa belajar bahasa Inggris bukan
hanya sekedar tuntutan perkuliahan dan karir belum ditemukan dalam diri mereka. Oleh
karena itu, motivasi belajar yang kuat dan konsisten dalam penguasaan bahasa Inggris masih
kurang.
4
Pembelajaran bahasa Inggris dalam Program studi Pendidikan Ekonomi diharapkan bisa
mendukung capaian kurikulum program studi dan karakteristik lulusan. Materi bahasa Inggris
yang disuguhkan diharapkan bisa mendukung mahasiswa untuk menjadi peneliti bidang
pendidikan ekonomi dan pendidik ekonomi. Oleh karena itu, materi bahasa Inggris yang
disusun harus menyesuaikan konteks peserta didik di mana mereka tengah mempelajari ilmu
ekonomi dan dilatih untuk menjadi seorang pendidik.
Locus penelitian ini adalah Universitas Pamulang (Unpam), Program Studi Pendidikan
Ekonomi. Universitas tersebut dijadikan tempat penelitian karena disamping keterjangkauan
peneliti, Unpam memiliki mahasiswa dari berbagai latar belakang. Di setiap jurusan di
Unpam, termasuk Pendidikan Ekonomi, memiliki visi untuk mempersiapkan mahasiswanya
siap dalam persaingan dunia kerja, sehingga setiap pembelajaran berorientasi pada
keterampilan kerja.
Bahan ajar untuk ESP, terutama dalam bidang pendidikan ekonomi masih jarang ditemui.
Bahan ajar yang tersedia lebih pada general English atau English for business. Padahal,
bidang keilmuan pendidikan ekonomi membutuhkan tidak hanya general English sebagai
dasar dan business English, tetapi bahasa Inggris yang mencakup berbagai cabang ilmu
ekonomi dan ilmu pendidikan yang diajarkan dalam jurusan tersebut. Oleh karena itu
penelitian ini berfokus pada pengembangan bahan ajar bahasa Inggris untuk Pendidikan
Ekonomi. Dari berbagai latar belakang tersebut, peneliti mengusulkan penelitian dengan
judul “Pengembangan bahan ajar bahasa Inggris Program Studi Pendidikan Ekonomi”.
1.2. Identifikasi masalah
1. Penguasaan bahasa Inggris oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
masih lemah.
5
2. Motivasi belajar bahasa mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi masih lemah.
3. Terbatasnya bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan relevan dengan apa yang
dipelajari di oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi.
1.3. Batasan Masalah
Atas pertimbangan waktu dan jangkauan peneliti, penelitian ini akan dibatasi pada bidang
bahan ajar bahasa Inggris. Subjek penelitian mencakup mahasiswa semester 2 Program Studi
Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang tahun ajaran 2017/2018.
1.4. Rumusan Masalah
Bagaimana bahan ajar mata kuliah Bahasa Inggris Program Studi Pendidikan
Ekonomi dengan konsep Contextual Teaching Learning dan English for Specific Purpose
dengan orientasi pada Motivasi Belajar Mahasiswa berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan
dan keefektifan?
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 English for Specific Purpose (ESP)
Basturkmen (2010:3) dalam buku “Developing Course in English for Specific
Purpose” menjelaskan bahwa dalam perspektif ESP, apa yang menjadi pekerjaan atau apa
yang dipelajari peserta didik berperan dalam menentukan fokus pembelajaran bahasa
Inggrisnya, dengan kata lain, pembelajaran lebih berorientasi untuk mendukung kerja dan
belajar, bukan pada personal atau kebutuhan umum. Oleh karena itu, dalam mendesain
pembelajaran yang ditujukan untuk pembelajar khusus, materi pembelajaran harus
mempertimbangkan situasi peserta didik, sehingga pembelajaran bisa menunjang studi atau
karir peserta didik nantinya. Lebih lanjut Basturkmen (2010:3) menjelaskan bahwa analisa
text dan penggunaan bahasa dalam ESP mencakup situasi pekerjaan dan studinya.
English for specific purpose berbeda dengan General English, ESP lebih fokus pada
konteks seperti kapan, dimana dan mengapa peserta didik memerlukan suatu bentuk
keterampilan bahasa seta konteks dalam studi (bidang keilmuan yang tengah dipelajari) dan
tempat kerja (Basturkmen, 2010: 8 ). Namun demikian, ESP tidak serta merta mengabaikan
penguasaan bahasa yang komprehensif seperti yang ditawarkan General English. Dalam
beberapa bagian, ESP tetap akan memberikan porsi yang cukup dalam hal macro skill
(listening, reading, speaking, writing), serta micro skill (grammar dan pronunciation), namun
ESP akan memasukkan konteks yang sesuai dengan apa yang tengah dihadapi pembelajar.
Dalam pembagiannya, ESP dibagi menjadi tiga cabang utama, yakni English for
Academic Purpose (AEP), English for Professional Purpose (EPP) dan English for
Occupational Purpose (EOP). Setiap cabang terdapat bentuk-bentuk pembelajaran yang
7
berbeda dan memiliki tujuan yang berbeda pula. AEP lebih ditujukan untuk mahasiswa dan
berupaya untuk mendorong kemampuan bahasa Inggris dalam ranah akademik, seperti
academic writing. Untuk EEP ditujukan untuk para professional seperti perawat, tentara, guru
dll. yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan profesionalitas mereka dengan bahasa
Inggris. Sedangkan EOP ditujukan untuk peserta didik yang disiapkan untuk bekerja di
bidang tertentu.
Adalah sangat penting dalam menyusun pembelajaran ESP untuk menggunakan
authentic material, sehingga pembelajaran bahasa yang diajarkan akan langsung
berhubungan dengan apa yang dikerjakan oleh mereka. Harding (2007) dalam Basturkmen
(2010:63) menawarkan panduan berupa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
ESP.
a. Konteks, teks dan situasi dari bidang keilmuan peserta didik. Baik berupa hal yang
real maupun simulasi, mereka akan secara alami terlibat dalam penggunaan bahasa
yang pembelajar butuhkan.
b. Materi otentik (authentic material) yang digunakan peserta didik dalam pekerjaan
atau keahlian mereka, dan jangan khawatir jika hal tidak terlihat seperti bahasa
Inggris yang normal.
c. Buatlah teks dan tugas yang otentik. Buat peserta didik melakukan hal dengan materi
pembelajaran yang di kehidupan nyata atau pekerjaan mereka lakukan.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk program studi pendidikan ekonomi,
pembelajaran harus dirancang sesuai dengan konteks studi, yakni bidang pendidikan dan
ekonomi. Oleh karena itu, materi pembelajaran dalam ESP ini, akan lebih baik jika
menggunakan bahan yang sama yang digunakan dalam kuliah mereka terkait pendidikan dan
8
ekonomi. Selain itu, bahan ajar yang digunakan harus memuat kemampuan bahasa yang
mendukung mahasiswa untuk menggunakan bahasa Inggris dalam ruang kelas sebagai guru
dan keilmuan ekonomi sebagai peneliti pendidikan ekonomi.
2.2. Contextual Teaching Learning (CTL)
Pengajaran bahasa Inggris di untuk mahasiswa pendidikan ekonomi memerlukan
tinjauan tentang apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Oleh karena itu, metode pembelajaran
yang sesuai untuk pembelajaran seperti ini adalah metode yang mengaitkan pengalaman
belajar dengan pengalaman hidup. Salah satu metode pembelajaran yang menggunakan
prinsip tersebut adalah Contextual Teaching Learning (CTL). Iqdami (2011:25) menjelaskan
bahwa secara prinsip mahasiswa akan lebih belajar secara efektif jika mereka mampu untuk
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan aktivitas pembelajaran di kelas.
Oleh karena kebutuhan akan konektivitas ruang kelas dan dunia nyata dalam pembelajaran,
CTL akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengembangkan bahan ajar.
Hudson (2007: 58) menjelaskan bahwa Contextual Teaching Learning didefinisikan
sebagai suatu jalan untuk memperkenalkan suatu konten pembelajaran menggunakan
berbagai teknik pembelajaran aktif yang didesain untuk membantu pembelajar untuk
menghubungkan apa yang telah mereka ketahui dengan apa yang akan dipelajari, serta
membentuk pengetahuan dari proses pembelajaran. Terdapat tiga hal yang ditekankan
Hudson dalam definisinya, pertama adalah konektivitas antara belajar dan kehidupan nyata.
Kedua, tentang desain pembelajaran aktif. Terakhir adalah tentang pembentukan pengetahuan
yang dilakukan peserta didik itu sendiri.
Pengertian CTL dari Hudson sejalan dengan Johnson (2002:25) dalam buku
“Contextual Teaching Learning: What it is and why it’s here to say”, menerangkan bahwa
CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa untuk menemukan
9
„makna‟ dalam materi akademik yang mereka pelajari, dengan menghubungkan subjek
akademik dengan konteks kehidupan nyata berupa personal, sosial, dan lingkungan budaya.
Dari penjelasan ini bisa disimpulkan bahwa salah satu inti dari CTL adalah mendorong
peserta didik untuk menemukan makna dengan menghubungkan lingkungan dirinya dengan
materi belajarnya. Dengan koneksi tersebut diharapkan peserta didik mampu mengerti untuk
apa, mengapa dan bagaimana suatu materi belajar berguna dan berhubungan dengan dirinya.
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya, manfaat, fungsi dan hubungan materi
belajar dengan dirinya sebagai individu, maka peserta didik akan mendapatkan motivasi
untuk belajar. Motivasi ini tumbuk secara intrinsik, bersumber dari dirinya sendiri. Hal ini
karena peserta didik merasa bahwa materi yang dipelajari merupakan hal yang berguna dan
bagian dari dirinya.
2.3. Motivasi Belajar
Motivasi adalah hal yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan belajar. Tanpa
motivasi yang cukup, peserta didik tidak memiliki dorongan untuk melakukan aktivitas
pembelajaran. W.S. Winkel (2005: 169) mengemukakan bahwa secara umum motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah kepada
kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Dalam jenisnya, Cohen & Swerdlik (2005: 550) menjelaskan bahwa motivasi bisa
dikonseptualisasikan sebagai suatu dorongan baik yang berasal internal maupun eksternal.
Perbedaan ini berdasarkan sumber munculnya motivasi tersebut. Motivasi yang bersumber
dari diri dikatakan sebagai motivasi internal. Sedangkan motivasi yang bersumber dari faktor
di luar diri disebut motivasi eksternal.
10
Motivasi akan muncul jika peserta didik mengetahui makna dari apa yang dipelajari.
Oleh karena itu, pembelajaran dengan CTL yang lebih menekankan makna pembelajaran
yang mengkoneksikan alam peserta didik dengan lingkungan kelas akan lebih memunculkan
motivasi siswa. Dalam pembelajaran bahasa Inggris, mahasiswa lebih termotivasi jika
pembelajaran bahasa Inggris merupakan muatan yang mendorong karir dan studinya. Dari
situasi ini, berupa kebutuhan akan konektivitas real life dan materi belajar yang nanti nya
menumbuhkan motivasi, perlu didesain suatu bahan ajar bahasa Inggris yang sesuai dengan
konsep tersebut.
2.4. Pengembangan bahan Ajar
Menurut Pribadi (2009: 125) salah satu model desain sistem pembelajaran yang
memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan
mudah dipelajari adalah model ADDIE. ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design,
Development, Implementation, and Evaluation. Model ADDIE ini merupakan tahapan
pengembangan bahan ajar yang mampu memberikan output produk bahan ajar yang efektif,
efisien, dan bisa diandalkan. Produk yang dihasilkan akan bisa diujikan secara terbatas
maupun secara luas, sesuai dengan kebutuhan. Tahap-tahap pengembangan dalam ADDIE
akan membentuk suatu produk yang berkualitas. Tahap-tahap pengembangan dalam ADDIE
adalah sebagai berikut:
a. Analysis (analisa)
Analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta
belajar, yaitu melakukan analisis kebutuhan (needs assessment), mengidentifikasi
masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Dari tahapan ini akan
didapat bagaimana karakteristik pengguna atau peserta didik, materi apa yang dibutuhkan
oleh peserta didik, hambatan apa yang dihadapi oleh peserta didik dan hasil pengujian
tugas.
11
b. Design (desain)
Dalam tahap ini, yang pertama dilakukan adalah merumuskan tujuan pembelajaran
yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes,
dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
tadi. Kemudian tentukan lah strategi pembelajaran media dan yang tepat harusnya seperti
apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber
pendukung lain, misalnya sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti
apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam suatu dokumen bernama blue-
print yang jelas dan rinci.
Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran ADDIE.
Langkah ini merupakan:
1) Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian menemukan
alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan.
2) Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman belajar
yang perlu dimilik oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran.
3) Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program pembelajaran
dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa.
4) Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang dimilik siswa
dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa.
c. Development (pengembangan)
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain
sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat,
membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih,
menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan
12
dalam menyampaikan materi atau substansi program. Dalam melakukan langkah
pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai.
d. Implementation (implementasi)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang
sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diatur
sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.
Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari
model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini antara lain:
e. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang
dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa
terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di
atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Evaluasi
merupakan langkah terakhir dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Evaluasi
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program
pembelajaran.
2.5. Penelitian yang Relevan
Dalam bagian ini akan dijabarkan beberapa penelitian terkait tema yang diusung
dalam proposal ini. Kajian literatur ini juga kan membuktikan bahwa penelitian yang diusung
adalah original dan belum dilakukan sebelumnya. Adapun literatur tersebut adalah sebagai
berikut.
Penelitian Purwati dengan judul “Developing English Learning Materials for the 3rd
Semester Students of Informatics Engineering Education Program at Yogyakarta State
University” bertujuan untuk membuat bahan ajar untuk mata kuliah bahasa Inggris untuk
jurusan teknik informatika. Penelitian ini menggunakan pendekatan R&D (Research and
13
Development) yang berorientasi pada produk. Hasil dari penelitian ini adalah produk berupa
modul pembelajaran bahasa Inggris dari level awal sampai mahir.
Iqdami, M. Nazil. Melakukan penelitian dengan judul “The Implementation of
Contextual Teaching and Learning (CTL) in English Lesson Plans for the First Year Students
of High School”. Subjek penelitian adalah siswa dari MAPAK Surakarta and SMA Assalam
Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah mengimplementasikan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dalam rencana pengajaran bahasa Inggris pada dua sekolah tersebut. Dalam
penelitian ini, CTL diimplementasikan dalam lima aspek pembelajaran yakni, tujuan umum,
tujuan khusus, aktivitas belajar, media dan penilaian.
Clemente Charles Hudson melakukan penelitian dengan judul “Contextual Teaching
and Learning for Practitioners.” Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan hakekat CTL
terkait makna, landasan filosofi dan bagaimana cara mengimplementasikan pendekatan
tersebut. Tiga tipe skenario pembelajaran (Project-based, Goal-based, and Inquiry-oriented)
dijabarkan untuk menggambarkan bagaimana CTL bisa diimplementasikan oleh para praktisi.
Penelitian Purwati memberi gambaran yang bagus tentang bagaimana
mengembangkan sebuah bahan ajar bahasa Inggris dalam konsep ESP. Namun penelitian ini
menempatkan mahasiswa teknik informatika sebagai subjek penelitian, sedangkan subjek
penelitian dalam proposal ini adalah mahasiswa pendidikan ekonomi. Penelitian Iqdami
memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana CTL bisa diimplementasikan dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Namun penelitian ini hanya mengembangkan rencana
pengajaran untuk SMA, sedangkan proposal ini akan mengembangkan bahan ajar untuk
perguruan tinggi. Hudson telah memberikan langkah-langkah yang konkret terkait bagaimana
CTL diimplementasikan dalam pengajaran. Namun penelitian Hudson mencakup aspek
pembelajaran terlalu luas. Hudson belum memberikan gambaran yang jelas tentang
bagaimana CTL diimplementasikan dalam sebuah bahan ajar. Dari analisa literatur di atas,
14
disimpulkan bahwa penelitian yang diajukan berupa “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa
Inggris untuk Program Studi Pendidikan Ekonomi” belum pernah dilakukan sebelumnya.
2.6. Kerangka Konseptual
Kemampuan bahasa Inggris merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang
kuliah dan karier. Walaupun penguasaan bahasa Inggris sangat penting, mahasiswa program
studi Pendidikan Ekonomi memiliki kompetensi bahasa Inggris yang kurang. Hal ini
dikarenakan lemahnya motivasi mahasiswa dan kurangnya bahan ajar bahasa Inggris yang
sesuai untuk mereka. Pengajaran bahasa Inggris di Pendidikan Ekonomi merupakan masuk
dalam lingkup English for Specific Purpose (ESP). ESP menekankan pembelajaran yang
konstruktivistik dimana konteks kehidupan mahasiswa dan pembelajaran bahasa
dihubungkan. Dari latar belakang tersebut, penelitian ini akan mengembangkan suatu bahan
ajar yang efektif, praktis dan valid dengan landasan Contextual Teaching Learning (CTL)
dan berorientasi pada motivasi mahasiswa. Berikut adalah alur pikir dalam penelitian ini:
Gambar 1. Kerangka pikir
Kompetensi Bahasa dan Motivasi Lemah Kurangnya Bahan Ajar ESP Pendidikan Ekonomi
Mendesign Bahan Ajar dengan acuan CTL dan berorientasi Motivasi
Dengan Model ADDIE
Analisa Kebutuhan Mahasiswa
Mendesign Produk
Mengembangkan Produk berupa Bahan Ajar
Implementasi / Uji Coba Produk
Evaluasi / perbaikan berdasarkan uji coba
Produk Akhir
15
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui target pembelajaran mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi semester 2 Universitas Pamulang dalam belajar bahasa Inggris?
2. Untuk mengetahui materi pembelajaran yang dibutuhkan mahasiswa Program Studi
Pendidikan Ekonomi semester 2 Universitas Pamulang dalam belajar bahasa Inggris?
3. Untuk mengetahui bagaimana bahan ajar yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi semester 2 Universitas Pamulang
dalam belajar bahasa Inggris?
3.2. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi bagi peneliti untuk mengetahui bahan ajar
seperti apa yang sesuai untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi.
2. Bahan ajar yang dikembangkan bisa digunakan dalam mata kuliah bahasa Inggris
pada mahasiswa semester 2 Program Studi Pendidikan Ekonomi di Universitas
Pamulang dan institusi pendidikan lain.
3.3. Luaran yang Diharapkan
Hasil dari penelitian ini adalah Bahan Ajar Bahasa Inggris untuk mahasiswa semester
2 Program Studi Pendidikan Ekonomi.
16
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Model pengembangan yang
digunakan adalah model ADDIE. ADDIE merupakan konsep pengembangan produk. ADDIE
merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation
(Branch. 2009:17-18).
4.2 Prosedur Pengembangan
Tahap pertama adalah tahap analysis meliputi analisis kebutuhan, analisis mahasiswa,
dan analisis materi. Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang
dihadapi dalam mata kuliah bahasa Inggris. Analisis siswa dilakukan untuk mengidentifikasi
karakteristik mahasiswa sesuai dengan jenjang pendidikannya menurut teori perkembangan
manusia. Analisis materi digunakan untuk menentukan materi dalam penelitian berdasarkan
Silabus mata kuliah bahasa Inggris program studi pendidikan Ekonomi. Tahap kedua adalah
tahap design berupa penyusunan silabus dan bahan ajar bahasa Inggris untuk program studi
pendidikan Ekonomi, serta instrumen evaluasi. Tahap ketiga adalah tahap development yaitu
silabus dan bahan ajar (draft 1) yang telah disusun divalidasi oleh ahli dan dilakukan revisi
tahap 1. Selanjutnya tahap implementation yaitu produk pengembangan diujicobakan di kelas
dan dilakukan revisi tahap 2 apabila diperlukan. Yang terakhir adalah tahap evaluation yaitu
dilakukan analisis kepraktisan dan keefektifan bahan ajar yang dikembangkan.
4.3 Subjek Uji Coba, Waktu, dan Tempat Penelitian
Subjek uji coba pada penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan
Ekonomi semester 2 Tahun Ajaran 2017/2018 Universitas Pamulang. Penelitian ini dilakukan
pada bulan April-Juni 2018.
17
4.4 Data, Teknik, dan Instrumen Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif diperoleh dari hasil validasi ahli, penilaian dosen, penilaian mahasiswa, observasi
keterlaksanaan perkuliahan dan angket motivasi belajar bahasa Inggris. Data kualitatif
diperoleh dari komentar dan saran tentang produk pengembangan, serta hasil konversi data
kuantitatif. Teknik pengumpulan data adalah tes dan non tes.
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari (1) lembar validasi, (2)
lembar penilaian dosen, (3) lembar respon mahasiswa, (4) lembar observasi, (5) angket
motivasi belajar mahasiswa terhadap mata kuliah bahasa Inggris. Data yang diperoleh
digunakan untuk mengetahui validity (kevalidan), practicality (kepraktisan), effectiveness
(keefektifan) dari produk yang dikembangkan. Hal ini sesuai dengan kriteria kualitas hasil
produk yang dikemukakan oleh Nieveen.
4.5 Teknik Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Data
kualitatif berupa komentar dan saran dianalisis secara kualitatif, selanjutnya digunakan
sebagai masukan untuk merevisi produk yang dikembangkan. Data kuantitatif berbentuk
skala Likert dengan 5 kategori penilaian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan
rumus yang diadaptasi dari Widoyoko (2009: 238) pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Konversi Data
Interval Skor Kategori
X > i + 1,8 Sbi Sangat baik
i + 0,6 Sbi < X ≤ i + 1,8 Sbi Baik
i - 0,6 Sbi < X ≤ i + 0,6 Sbi Cukup baik
i - 1,8 Sbi < X ≤ i – 0,6 Sbi Kurang baik
X ≤ i - 1,8 Sbi Sangat kurang
18
Keterangan :
i (rerata ideal) =
(skor maksimum ideal + skor minimum ideal)
Sbi =
(skor maksimum ideal – skor minimum ideal)
X = Skor empiris
Teknik analisis data keefektifan ditinjau dari motivasi belajar dengan menentukan
persentase mahasiswa yang mencapai kategori minimal tinggi. Bahan ajar dikatakan valid
jika rata-rata penilaian ahli minimal dalam kategori “baik”. Bahan ajar dikatakan praktis jika
penilaian dosen, respon mahasiswa, serta persentase keterlaksanaan perkuliahan minimal
dalam kategori “baik”. Bahan ajar dikatakan efektif ditinjau dari motivasi belajar mahasiswa
jika hasil angket menyatakan bahwa skor empiris setelah penggunaan bahan ajar yang
dikembangkan (angket akhir) lebih tinggi dibanding dengan skor empiris sebelum
penggunaan bahan ajar (angket awal) dan minimal 80% siswa di kelas tersebut telah
mencapai kategori minimal tinggi.
3.6. Anggaran Biaya
Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian
No Aspek Biaya Jumlah
(dalam rupiah)
1 Honorarium 4.800.000
2 Peralatan Penunjang -
3 Bahan Habis Pakai 9.750.000
4 Perjalanan 2.000.000
5 Lain-lain -
6 Total Biaya 16.420.000
19
4.2. Jadwal Penelitian
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
Persiapan administrasi
pengurusan ijin, Persiapan
perlengkapan penelitian
2 Survey Lokasi Penelitian
3
Pengadaan
Bahan/Instrumen Penelitian
4 Pengambilan Data
5
Penyusunan Laporan
Progres Penelitian
6
Analisis dan Pengolahan
Data
7 Penyusunan Laporan
Akhir/Hasil Penelitian
8 Seminar Hasil Penelitian
9
Publikasi Hasil Penelitian
dalam bentuk jurnal
20
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Pada bagian ini akan dijabarkan tahapan yang telah dilakukan dan hasilnya dalam
pelaksanaan penelitian dari bulan Februari 2018 sampai Agustus 2018 dalam
mengembangkan modul Bahasa Inggris untuk Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas
Pamulang. Dalam penelitian ini, tahapan yang akan dilakukan meliputi Analysis, Design,
Development, Implementation and Evaluation (ADDIE). Saat ini, tahapan yang sudah
dilakukan adalah tahapan Analysis, Design, Development, Implementation. Berikut
penjabaran tahap tersebut.
5.1. Hasil Pengembangan Produk Awal
Dalam tahapan ADDIE, pengembangan produk dimulai dengan melakukan analisis
untuk menentukan seperti apa dan bagaimana produk yang akan dibuat. Dalam penelitian ini,
draft modul bahan ajar bahasa Inggris pada tahap awal disebut draft 1. Landasan
pengembangan dari draft 1 adalah tahap analisis. Aspek yang digali dalam tahap analisis
adalah anlisis kebutuhan, analisis karakteristik mahasiswa dan analisis materi. Berikut adalah
penjabaran dalam tahapan analisis.
5.1.1. Tahap Analisis (analysis)
Untuk mengembangkan modul bahasa Inggris yang sesuai dengan mahasiswa
program studi Pendidikan Ekonomi telah dilakukan analisis dengan observasi dan
wawancara. Analisis ini mengungkap bagaimana kondisi dan kebutuhan belajar
mahasiswa, karakteristik mahasiswa dan materi yang digunakan dalam pembelajaran.
21
5.1.1.1. Hasil Analisis Kebutuhan
Tahap Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan observasi pada kelas
mata kuliah bahasa Inggris Niaga semester 2 Prodi Pendidikan Ekonomi. Selain itu,
wawancara juga dilakukan pada dosen pengampu mata kuliah untuk mengetahui
metode dan bahan ajar apa yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara berikut hasil analisis kebutuhan pada
pembelajaran bahasa Inggris niaga:
a) Kegiatan pembelajaran didominasi dengan metode ceramah dan pengerjaan tugas.
Mahasiswa diminta untuk membaca modul dan mendengarkan penjelasan dari
dosen. Sesekali dosen melontarkan pertanyaan kepada mahasiswa untuk
mengetahui pemahaman materi.
b) Sebagian besar mahasiswa yang mengikuti kuliah bahasa Inggris Niaga kurang
aktif dalam pembelajaran. Meskipun dosen telah memberikan pertanyaan, namun
hal tersebut tidak memberikan stimulus pada mahasiswa untuk berdiskusi di kelas.
c) Bahan ajar yang digunakan adalah modul yang dikembangkan oleh tim pengajar
Universitas Pamulang..
d) Hasil belajar masih rendah. Hal ini disampaikan oleh dosen pengampu yang telah
memeriksa hasil tugas mahasiswa.
e) Dosen pengampu menyatakan bahwa bahan ajar yang ada kurang menarik secara
tampilan maupun konten. Hal ini membuat mahasiswa merasa jenuh dan tidak
memahami pembelajaran dengan baik.
Dari analisis kebutuhan di atas, perlu adanya pengembangan bahan ajar berupa
modul yang mampu merangsang motivasi siswa. Bahan ajar yang lebih kontekstual
dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa perlu dikembangkan sehingga mereka lebih
antusias dalam pembelajaran.
22
5.1.1.2. Hasil Analisis Mahasiswa
Dari hasil analisis karakteristik mahasiswa yang dilakukan dengan metode
observasi disimpulkan sebagai berikut:
a) Mahasiswa kurang termotivasi dalam pembelajaran.
b) Mahasiswa merasa jenuh dengan materi.
c) Mahasiswa lebih tertarik jika mendengarkan materi yang berkaitan dengan profesi
mereka.
d) Mahasiswa lebih antusias untuk mempelajari materi yang dirasa bermanfaat dalam
kehidupan mereka.
Berdasarkan analisis di atas maka perlu dibentuk suatu modul bahasa Inggris
yang lebih memotivasi dengan tampilan dan muatan materi yang relevan. Pemberian
materi bahasa Inggris yang berhubungan dengan keseharian mereka atau profesi
mereka akan lebih diminati oleh mahasiswa. Sehingga, modul yang perlu
dikembangkan adalah modul yang berbasis pada kebutuhan spesifik peserta didik atau
dengan pendekatan English for Specific Purpose dan dengan pendekatan yang
kontekstual atau Contextual Teaching Learning.
5.1.1.3. Hasil Analisis Materi
Hasil dari analisis materi menunjukan bahwa dalam bahan ajar yang digunakan
kurang mengakomodir kebutuhan mahasiswa dalam kehidupan riil mereka dan dalam
ranah akademik mereka. Materi yang ada hanya memuat pembahasan mengenai tata
bahasa dan beberapa tema tentang bahasa Inggris yang digunakan dalam tempat kerja
(workplace). Atas hal tersebut, diperlukan suatu bahan ajar yang berbasis pada prinsip
pembelajaran kontekstual dan memuat materi dengan tema spesifik. Maka modul
yang dikembangkan akan mengakomodasi materi bahasa Inggris dengan tema
Ekonomi, perniagaan, dan pendidikan. Materi bahasa Inggris dengan tema perniagaan
23
(business) dan ekonomi disusun untuk menunjang pembelajaran mahasiswa dimana
mereka mempelajari ilmu ekonomi. Sedangkan tema pendidikan disiapkan karena
sesuai dengan karakteristik luaran program studi yang mencetak tenaga pengajar.
Dengan tema-tema tersebut diharapkan pengajaran bahasa Inggris akan lebih relevan
dan berguna bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi.
5.1.2. Tahap Perencanaan (Design)
Pada tahap ini peneliti telah merancang perangkat pembelajaran perangkat
pembelajaran (RKPS dan Modul) dan instrumen (Angket Motivasi dan Tes hasil belajar).
RKPS dirancang sebagai panduan bagi pengajar untuk mengimplementasikan produk yang
dikembangkan. Komponen yang ada dalam RKPS adalah tujuan belajar, indikator, materi
pengajaran, metode pengajaran, alokasi waktu dan evaluasi pembelajaran. Pengajaran
yang dirancang menngunakan pendekatan pengajaran contextual teaching learning dan
menggunakan modul yang tengah dikembangkan sebagai media pembelajaran.
Modul yang dikembangkan mencakup komponen berupa halaman depan, kata
pengantar, daftar isi, tujuan pembelajaran, isi materi dan soal untuk evaluasi pembelajaran.
Modul yang disusun menggunakan prinsip ESP (English for spesific purpose) dan CTL
(Contextual Teaching Learning). Prinsip-prinsip yang digunakan dari ESP dan CTL
adalah 1) materi yang digunakan bersifat otentik, 2) Materi menghubungkan pesrta didik
dengan lingkungan/konteksnya, 3) Materi memberikan pemahaman untuk apa, mengapa
dan bagaimana materi tersebut berguna bagi pesrta didik.
Oleh karena itu, materi yang dikembangkan mencakup tema-tema yang berhubungan
dengan mahasiswa prodi Pendidikan Ekonomi, yakni tema pendidikan, bisnis dan
ekonomi. Terkait pengajaran grammar dan kosa kata, keduanya tetap diajarkan namun
24
dengan konsep induktif. Grammar dan kosa kata disampaikan setelah mahasiswa diberikan
konteks dalam pembelajaran.
Untuk mengukur keefektifan modul yang dikembangkan, peneliti telah
mengembangkan instrumen penelitian berupa tes prestasi dan angket motivasi.
5.1.3. Tahap Pengembangan (Development)
Modul dari tahap design berupa design modul maka dalam tahap pengembangan
akandilakukan pengembangan modul sesuai dengan rancangan yang telah dilaksanakan. Hasil
revisi validator dianalisis dan direfleksikan untuk mengembangkan modul yang akan
diimplementasikan. Hasil dari tahap pengembangan adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Modul
Dari hasil design maka akan dikembangkan modul bahasa Inggris untuk Prodi
Pendidikan Ekonomi dengan landasan CTL dan ESP berorientasi pada motivasi siswa.
Berikut adalah rancangan modul tersebut:
Tabel 5. Rancangan Modul
Konsep Teoritis Bagian Modul Deskripsi O rientasi Motivasi
1. Prinsip ESP dan CTL
2. Materi Autentik
3. Menghubungkan Materi
belajar dengan
Lingkungan Peserta
Didik.
4. Pesrta Didik mampu
mengerti Untuk apa,
mengapa dan
Bagaimana materi
Snap Shot
Memberikan fakta unik
dalam bidang ekonomi dan
bisnis, sebagai icebreaker
dan menambah informasi.
Memberi motivasi dengan
menjabarkan fakta unik.
Core Activity
Menjabarkan materi secara
ditail dengan fokus pada
keterampilan. Materi yang
diusung menggunakan
materi autentik.
Memberi motivasi dengan menyajikan
materi autentik yang ebrkaitan dengan
dunia kerja, sehingga bermakna dan
tepat guna.
25
bermanfaat bagi
kehidupan.
Flash Grammar
Memberi ulasan singkat
tentang grammar untuk
meningkatkan efektivitas
bahasa.
Memberi motivasi dengan menyajikan
materi grammar dengan display yang
menarik dan singkat, untuk
menghindari kejenuhan.
Evaluation
Memberikan soal dan
latihan untuk mengukur
kemampuan siswa.
Memberi peluang peserta didik untuk
menilai diri mereka sendiri sehingga
memotivasi untuk lebih giat belajar.
Dari analisis kebutuhan, analisis materi dan analisis karakteristik peserta didik, serta
berdasarkan landasan prinsip dari CTL dan ESP maka dibentuk rancangan modul di atas.
Setelah membuat rancangan tersebut, disusun tema-tema yang akan digunakan
sebagai bab dalam modul. Tema yang dipilih terbagi menjadi tiga tema besar, yakni tema
bisnis, pendidikan dan ekonomi. Dari tema besar tersebut, dijabarkan lagi menjadi tema
yang lebih spesifik yang digunakan sebagai judul bab. Berikut adalah judul bab yang akan
digunakan dalam modul:
Chapter 1: Workplace
Chapter 2 Application Letter
Chapter 3 Curriculum Vitae
Chapter 4 Job Interviews
Chapter 5 Describing Product
Chapter 6 Price Tag
Chapter 7 Online Selling
26
Chapter 8 Company Structure
Chapter 9 Business Trip
Chapter 10 Business presentation
Chapter 11 Common Stages in Teaching
Chapter 12 Basic Instructions in Classroom
Chapter 13 Business Call
Chapter 14 Business Letters
Elemen- bagian modul yang dikembangkan dalam kereangka CTL dan ESP serta
berorientasi pada motivasi siswa adalah sebagai berikut:
Snapshot
Gambar 8. Snapshot
27
Core Activity
Gambar 9. Core Activity
Flash Grammar
Gambar 10. Flash Grammar
28
Evaluation
Gambar 11. Evaluation
Dari modul yang dikembangkan di atas, tahapan penelitian selanjutnya adalah
melakukan validasi modul. Validasi dilakukan oleh dua validator yang ahli dibidang
bahasa Inggris, Media pembelajaran dan bidang ekonomi.
2. Hasil Validasi
Untuk mengetahui validitas modul yang dikembangkan, telah dilaksanakan uji
validitas modul oleh ahli dan praktisi. Validasi dilakukan oleh tiga validator, yakni
validator ahli materi, validator ahli bahan ajar dan validator praktisi. Validator ahli
materi adalah Rishi Audika Yudha, S.E., M.A., beilau adalah seorang ahli Pendidikan
bahasa Inggris dan sekaligus ahli dalam bidang ekonomi. Oleh karen aitu, kompetensi
yang dimilikinya diharapkan bisa memberi perspektif dalam pengujuan dari segi konten
bahasa sekaligus konten materi terkait konteks ekonomi (English for Economics).
29
Sedangkan Kunto Nurcahyo , MA, M.Pd. adalah ahli dalam bidang pengajaran bahasa
Inggris. Diharapkan Kunto Nurcahyo , MA, M.Pd mampu meberi perspektif penilaian
dari keahliannya di bidang pengajaran dan media pembalajaran. Validator ketiga t=atau
praktisi adalah Lodya Sesriyani, S.Pd., M.Pd. beliau seorang dosen bahasa Inggris di
Universitas Pamulang.
Kriteria yang digunakan dalam validasi modul adalah aspek isi, tampilan dan bahasa.
Aspek isi memuat ketepatan materi, penyajian, kejelasan komponen, ketepatan latihan
dan urutan komponen materi. Sedangkan aspek tampilan memuat kriteria kesesuaan
gamar dengan materi, keseuaan tabel, kesesuaan warna, kejelasan teks dan kemenarikan
tampilan modul. Untuk aspek bahasa mencakup kejelasan bahasa, ketepatan penggunaan
kata, kesesuaian dengan kaidah bahasa dan kefektifitas bahasa.
3. Saran dari Validator
Sebagai validator ahli Rishi Audika Yudha, S.E., M.A memberikan saran untuk
pengembangan modul berupa permasalahan bahasa dan gambar serta isi materi. Yudha
menunjukan bahwa dalam chapter 5 terdapat gambar yang tidak jelas tampilannya dan
perlu diganti dengan kualitas yang lebih baik. Sedangkan pada permasalhan isi, masih
terdapat beberapa judul chapter yang kurang mencerminakan tema ilmu ekonomi. Selain
itu, latihan pada beberapa chapter perlu diperbanyak.
Masukan dari validator ahli Kunto Nurcahyo, MA, M.Pd adalah terkait kebahasaan,
isi materi dan latihan soal. Terkait kebahasaan, Nurcahyo menyampaikan bahwa masih
terdapat kesalahan taat bahasa dalam modul yang dikembangkan. Selain itu, sama seperti
Yudha, penambahan latihan juga perlu dilakukan. Sedangkan terkait tema ekonomi,
Nurcahyo menyampaikan perlu adanya penguatan dan pemanbahan.
30
Masukan dari validator praktisi Lodya Sesriyani, S.Pd., M.Pd.adalah terkait gambar
pada modul yang perlu diperbanyak agar lebih menarik dan lebih memberi ilustrasi pada
pembelajar. Selain itu, Lodya Sesriyani, S.Pd., M.Pd. juga menilai perlu meninjau
ketepatan latihan yang diberikan untuk lebih memberi pemahaman bagi mahasiswa.
4. Revisi Modul
Setelah melakukan pengembangan dan validasi modul, langkah selanjutnya
selanjutnya dalam tahap Developmen ini adalah melakukan revisi modul sesuai dengan
saran dari validator. Perbaikan taat bahasa dilakukan untuk meningkatkan akurasi dan
ketepatan bahasa. Beberapa bagian yang ditambahkan adalah elavuasi di chapter 4, 5 dan
6. Selain itu, penggantian judul juga dilakukan, yakni menambah tema tentang ekonomi.
5.1.4. Tahap Implementasi
Implementasi di Prodi Pendidikan Ekonomi kelas Bahasa Inggris Niaga semester 2.
Dalam tahap implementasi dilakukan uji kepraktisan yaitu observasi keterlaksanaan
pembelajaran, penilaian dosen terhadap modul serta respon mahasiswa setelah
menggunakan modul yang dikembangkan.
Implementasi modul dilakukan sebanyak empat kali pada kelas bahasa Inggris Niaga
semester 2 di Program studi Pendidikan Ekonomi Unpam. Pengajar yang melakukam
implementasi adalah Lodya Sesriyani, S.Pd., M.Pd. Implementasi di lakukan dengan
jumlah mahasiswa sebanyak 30 anak.
Pertemuan pertama pada implementasi diajarkan chapter 1 berupa workplace. Untuk
pertemuan ke dua, diajarkan Chapter 2 berupa application letter. Sedangkan di pertemuan
ke 3 diajarkan Chapter 3 berupa curriculum vitae. Pertemuan terakhir diajarkan chapter 4
berupa job interview.
31
Untuk observer yang melakukan observasi kesesuaian pengajaran dengan RKPS yang
dirancang adalah Tri Hidayati, S.Pd., M.Pd dan Annas Surdayanto, S,Pd., M.Pd. Setelah
keempat pertemuan dilakukan, diadakan uji keefektifan berupa tes hasil belajar dan
pengisian angket motivasi. Hasil dari tahap ini adalah data keefektifan dan kepraktisan.
Data keefektifan diambil dari hasil nilai evaluasi mahasiswa. Sedangkan data hasil
kepraktisan diambil dari respon mahasiswa atas modul dan penilaian dosen pada modul.
5.1.5. Tahap Evaluasi
Dari implementasi yang telah dilakukan terlihat bahwa modul bahasa Inggris yang
dikembangkan masih terdapat beberapa kekurangan. Beberapa diantaranya adalah terkait
kegrafisan, bahasa dan gembar. Terkait bahasa, masih terdapat beberapa kalimat dan kata
yang perlu dibenahi, sebagaimana saran dari validator. Selain itu, terkait grafis dan gambar
masih perlu ditingkatkan. Walaupun secara tampilan dipandang menarik dan mahasiswa
merasa nyaman untuk memakainya, namun masih ada beberapa detail gambar dan layout
yang perlu dibenahi.
5.2. Hasil Uji Coba Produk
Di bagian ini akan diulas tentang bagaimana implementasi modul yang dikembangkan
dan bagaimana hasil uji coba dari implementasi tersebut. Bagian ini juga akan membahas
tentang tahapan terakhir dari pengembangan yakni, evaluasi. Hasil evaluasi adalah
penjabaran tentang hasil uji coba produk berupa validitas, kepraktisan dan efektivitas.
5.2.1. Validasi Ahli
Pada bagian ini akan dibahas hasil validitas ahli terkait perangkat pembelajaran
berupa RKPS dan Modul. Dalam tahapan pengembangan modul, validasi ahli dilakukan
sebelum dilakukannya implementasi atau uji coba modul. Validasi ahli akan melihat
32
bagaimana kevalidan suatu perangkat pembelajaran. Apakah perangkat layak atau tidak
untuk diujicobakan.
Validator ahli terdiri dari tiga ahli, yakni ahli bahasa Inggris dan ESP, ahli
pengajaran dan media pembelajaran, serta praktisi (dosen). Secara keseluruhan, hasil dari
validasi ketiga validator menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan
layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Secara rinci hasil validasi dari ketiga validator
terhadap RKPS dan modul bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. Hasil Analisis Perangkat Pembelajaran
No Validator
RKPS Modul
Total skor
penilaian Kategori
Jumlah
skor
empiris
Kategori
1 I 157 Sangat Baik 94 Baik
2 II 147 Baik 98 Baik
3 III 173 Sangat Baik 111 Sangat Baik
Total Skor 490 Sangat
Baik
303 Sangat Baik
Rata-rata 159 101
Tabel di atas menunjukkan bahwa validitas perangkat pembelajaran baik RKPS dan
Modul masuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata skor untuk RKPS adalah 159 di mana
masuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan untuk modul memperoleh skor rata-rata 101
yang masuk dalam kategori sangat baik. Dari hasil validasi ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa modul dan RKPS layak untuk diujicobakan.
Selain penjabaran secara keseluruhan tentang kevalidan produk, akan dijabarkan
juga kategori kevalidan di setiap kategorinya. Berikut kevalidan perangkat pembelajaran
berupa RKPS pada setiap aspeknya disajikan pada
33
Tabel 7. Hasil Analisis Kevalidan RKPS Tiap Aspek
Aspek penilaian
Jumlah
skor
empiris
Rata-rata
skor
empiris
Kategori
A. Identitas Mata Pelajaran 52 17,33 Sangat Baik
B. Rumusan Tujuan/Indikator 52 17,33 Sangat Baik
C. Pemilihan Materi 51 17 Baik
D. Metode Pembelajaran 53 17,67 Sangat Baik
E. Kegiatan Pembelajaran 62 20,67 Sangat Baik
F. Penutup 26 8,67 Sangat Baik
G. Pemilihan Media/ Sumber
Belajar
90 30,00 Sangat Baik
H. Penilaian Hasil Belajar 51 17 Sangat Baik
I. Kebahasaan 40 13,33 Sangat Baik
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar aspek masuk dalam kategori sangat
baik, dan hanya pada aspek pemilihan materi yang masuk dalam kategori baik. Oleh karena
itu, RKPS yang dikembangkan layak untuk diujicobakan.
Selain RKPS, setiap aspek pada modul juga akan dijabarkan. Berikut adalah
penjabaran analisis kevalidan pada setiap aspek modul berupa isi, bahasa dan gambar,
penyajian dan kegrafisan.
Tabel 8. Hasil Analisis Kevalidan Modul Per Aspek
Aspek penilaian Jumlah skor
empiris
Rata-rata
skor empiris Kategori
A. Isi / Materi 87 29 Sangat Baik
B. Bahasa dan Gambar 59 19,67 Baik
C. Penyajian 98 32,67 Sangat Baik
D. Kegrafisan 59 19,67 Baik
34
Dari tabel di atas terlihat bahwa kevalidan modul pada aspek Isi/materi dan
penyajian masuk dalam kategori sangat baik. Meskipun, pada aspek bahasa dan gambar
serta kegrafisan masuk dalam kategori baik. Oleh karena itu, uji coba modul bahasa Inggris
yang berbasis CTL dan ESP dan berorientasi pada motivasi mahasiswa layak untuk
dilakukan.
5.2.2. Uji Coba Lapangan
Pada tahap uji coba, data yang diambil adalah penilaian dosen, respon mahasiswa,
hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dan tes prestasi belajar mahasiswa, serta data
angket motivasi belajar mahasiswa. Hasil dari analisis data tersebut adalah untuk
mengetahui kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran baik RKPS dan Modul
yang dikembangkan.
Uji coba dilaksanakan sebanyak empat pertemuan di kelas bahasa Inggris niaga pada
mahasiswa semester dua Prodi Pendidikan Ekonomi. Uji coba dilakukan oleh dosen
pengampu mata kuliah bahasa Inggris Niaga dan didamping oleh dua observer yang
bertugas melihat keterlaksanaan pembelajaran. Setelah melakukan proses pembelajaran
dengan modul bahasa Inggris yang dikembangkan maka dilakukan tes prestasi pada
mahasiswa dan penyebaran angket motivasi dan lembar respon mahasiswa atas modul yang
digunakan. Sedangkan dosen diminta memberikan penilaian dengan cara mengisi lembar
penilaian modul dan RKPS yang telah disusun.
a. Analisis Data Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
Analisis data kepraktisan terdiri dari tiga komponen, yakni analisis (1) penilaian
dosen, (2) respon mahasiswa, dan (3) observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil dari
analisis ketiganya adalah sebagai berikut:
35
1) Analisis Data Penilaian Dosen
Pada analisis data penilaian dosen dilakukan dengan meminta penilaian dari
dosen yang melaksanakan uji coba perangkat pembelajaran dengan modul yang
dikembangkan. Proses penilaian oleh dosen yang melakukan uji coba dilakukan
setelah proses uji coba dilakukan. Lembar penilaian dosen meliputi penilaian
terhadap RKPS dan modul yang dikembangkan. Hasil dari analisis penilaian dosen
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 9. Hasil Analisis Kepraktisan Berdasarkan Penilaian Dosen
No Perangkat Skor Empiris Kategori
1 RKPS 62 Sangat Baik
2 Modul 70 Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa penilaian dosen terhadap modul yang
dikembangkan dan RKPS masuk dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu, baik
modul dan RKPS yang dikembangkan memenuhi kriteri praktis.
2) Analisis Data Respon Mahasiswa
Data dari analisis respon mahasiswa diambil dengan meminta mahasiswa yang
dijadikan subjek coba untuk mengisi lembar respon mahasiswa. Pengisian oleh
mahasiswa dilakukan setelah proses uji coba selama empat pertemuan selesai
dilakukan. Respon yang diminta berkaitan dengan kemudahan, kemenarikan dan
kemanfaatan dalam menggunakan modul yang dikembangkan
Tabel 30. Hasil Analisis Respon Mahasiswa terhadap Modul Per Aspek
Tabel 9.Aspek penilaian kepraktisan
No Aspek penilaian Skor Empiris Kategori
1 Kemudahan 40,79 Sangat Baik
36
2 Kemenarikan 9,18 Sangat Baik
3 Kemanfaatan 4,46 Baik
Total 54,43 Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa dalam aspek kemudahan dan
kemenarikan masuk dalam kategori sangat baik, aspek kemafaatan masuk dalam kategori
baik. Secara keseluruhan mahasiswa memberikan respon “sangat baik” terhadap modul
yang dikembangkan. Dengan demikian, berdasarkan analisis tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa modul bahasa Inggris untk Prodi Pendidikan Ekonomi yang tengah
dikembangkan memenuhi kriteria praktis.
3) Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Pengambilan data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dilakukan
sebanyak 4 kali dalam proses pembelajaran. Data hasil observasi keterlaksanaan
digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran sesuai
dengan apa yang telah direncanakan dan dirancang di RKPS. Observasi dilakukan
oleh dua orang dosen. Data hasil observasi disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 10. Hasil Analisis Kepraktisan Berdasarkan Keterlaksanaan Pembelajaran
Pertemuan
Ke
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Keterlaksanaan KBM
Skor % Kategori Skor % Kategori Skor % Kategori
1 13 86,67 SB 13 86,67 SB 26 86,67 SB
2 15 100 SB 15 100 SB 30 100 SB
3 14 93,33 SB 14 93,33 SB 28 93,33 SB
4 15 100 SB 15 100 SB 30 100 SB
Total 57 95 SB 57 95 SB 328 95 SB
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel di atas diketahui bahwa secara keseluruhan
keterlaksanaan pembelajaran telah mencapai kategori sangat baik dengan prosentase 95%.
37
Sehingga berdasarkan hasil analisis tersebut, perangkat pembelajaran telah mencapai
kriteria praktis.
4) Analisis Data Keefektifan Perangkat Pembelajaran
Setelah melakukan uji coba dengan menggunakan modul yang dikembangkan,
tahap selanjutnya dalah melakukan tes prestasi belajar mahasiswa dan pengisian angket
motivasi belajar untuk menguji efektivitas modul. Rata-rata nilai tes prestasi belajar
mahasiswa adalah 89. Dari 28 mahasiswa yang mengikuti pembelajaran, dihasilkan rata-
rata nilai tes prestasi belajar mereka berada di atas kriteria ketuntasan dan seluruh
mahasiswa memenuhi kriteria tuntas. Dengan demikian, persentase ketuntasan secara
keseluruhan yang dicapai lebih dari 80% yaitu sebesar 100%. Hal ini berarti bahwa
Modul dan RKPS efektif ditinjau dari prestasi belajar mahasiswa. Rekapitulasi nilai tes
prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 33.
Tabel 11. Hasil Analisis Keefektifan Berdasarkan Prestasi Belajar Mahasiswa
Responden Skor Nilai Kategori Responden Skor Nilai Kategori
1 43 86 T 15 45 90 T
2 43 86 T 16 44 88 T
3 45 90 T 17 46 92 T
4 40 80 T 18 45 90 T
5 48 96 T 19 44 88 T
6 43 86 T 20 46 92 T
7 47 94 T 21 43 86 T
8 47 94 T 22 42 84 T
9 47 94 T 23 47 94 T
10 46 92 T 24 43 86 T
11 44 88 T 25 45 90 T
12 43 86 T 26 47 94 T
13 43 86 T 27 42 84 T
14 46 92 T 28 45 90 T
38
Rata-rata Nilai 89
Banyaknya mahasiswa yang mencapai ketuntasan 28
% ketuntasan klasikal 100
5) Analisis data Motivasi Mahasiswa
Selain dari prestasi belajar dan respon mahasiswa, kepraktisan perangkat
pembelajaran juga dilihat dari motivasi belajar mahasiswa. Pengukuran motivasi
dilakukan dengan pengisian angket motivasi yang diberikan pada mahasiswa pada sesi
akhir pengujian produk. Dari hasil analisis data motivasi terlihat data sebagai berikut.
Data hasil pengisian angket awal motivasi belajar mahasiswa disajikan pada Tabel
35.
Tabel 12. Hasil Analisis Keefektifan Berdasarkan Angket Awal Motivasi Belajar
Mahasiswa
Responden Skor Kategori Responden Skor Kategori
1 81 Sedang 15 83 Tinggi
2 78 Sedang 16 79 Sedang
3 78 Sedang 17 79 Sedang
4 80 Sedang 18 78 Sedang
5 84 Tinggi 19 78 Sedang
6 82 Tinggi 20 86 Tinggi
7 82 Tinggi 21 83 Tinggi
8 82 Tinggi 22 84 Tinggi
9 82 Tinggi 23 81 Sedang
10 84 Tinggi 24 76 Sedang
11 80 Sedang 25 84 Tinggi
12 77 Sedang 26 79 Sedang
13 82 Tinggi 27 85 Tinggi
39
14 77 Sedang 28 87 Tinggi
Skor empiris angket awal Motivasi Belajar 81,11
Kategori Sedang
Banyaknya mahasiswa yang mencapai
kategori minimal Tinggi 14
Persentase ketercapaian (%) 50
Berdasarkan Tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari tiga indikator pada motivasi
belajar, dua indikator mencapai kategori tinggi dan satu indikator yang lainnya berada
pada kategori sedang. Indikator yang mencapai kategori tinggi yaitu indikator 1 dan 3
dengan skor empiris berturut-turut sebesar 30,16 dan 27,72. Sedangkan skor empiris untuk
indikator kedua adalah 23,23. Untuk skor total semua indikator mencapai 81,11 dan skor
tersebut masuk dalam kategori sedang.
Tabel 13. Hasil Analisis Angket Awal Motivasi Belajar Per Indikator
Indikator Skor empiris Kategori
1 30,16 Tinggi
2 23,23 Sedang
3 27,72 Tinggi
Total 81,11 Sedang
Keterangan:
1. Indikator 1 : Dorongan dan kemauan untuk belajar.
2. Indikator 2 : Semangat dan ulet dalam proses belajar.
3. Indikator 3 : Perasaan senang dan aktif dalam belajar.
Tabel 14. Hasil Analisis Keefektifan Berdasarkan Angket Akhir Motivasi Belajar
Mahasiswa
40
Responden Skor Kategori Responden Skor Kategori
1 86 Tinggi 15 100 Tinggi
2 86 Tinggi 16 81 Sedang
3 82 Tinggi 17 85 Tinggi
4 84 Tinggi 18 81 Sedang
5 91 Tinggi 19 83 Tinggi
6 85 Tinggi
20 102
Sangat
Tinggi
7 88 Tinggi 21 86 Tinggi
8 83 Tinggi 22 86 Tinggi
9 92 Tinggi
23 101
Sangat
Tinggi
10 103
Sangat
Tinggi 24
86 Tinggi
11 86 Tinggi 25 88 Tinggi
12 80 Sedang 26 81 Sedang
13 83 Tinggi 27 91 Tinggi
14 85 Tinggi 28 87 Tinggi
Skor empiris angket awal Motivasi Belajar 87,57
Kategori Tinggi
Banyaknya mahasiswa yang mencapai
kategori minimal Tinggi 21
Persentase ketercapaian (%) 75
Tabel 15. Hasil Analisis Angket Akhir Motivasi Belajar Per Indikator
Indikator Skor empiris Kategori
1 32,64 Tinggi
2 26,07 Tinggi
3 28,86 Tinggi
Total 87,57 Tinggi
41
Keterangan:
1. Indikator 1 : Dorongan dan kemauan untuk belajar.
2. Indikator 2 : Semangat dan ulet dalam proses belajar.
3. Indikator 3 : Perasaan senang dan aktif dalam belajar.
Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan perangkat yang
dikembangkan, mahasiswa kembali diminta untuk mengisi angket motivasi belajar.
Tingkat motivasi belajar mahaiswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
produk yang dikembangkan merupakan salah satu aspek yang menunjukkan keefektifan
modul yang dikembangkan. Dari Tabel di atas terlihat bahwa motivasi belajar mahasiswa
tergolong dalam kategori tinggi, dengan rata-rata skor empiris mencapai 87,57. Walaupun
demikian, terdapat empat mahasiswa yang masuk dalam kategori sedang dan tiga
mahasiswa masuk dalam kategori sangat tinggi. Dari 28 mahasiswa terdapat 21 mahasiswa
atau 75% yang mencapai skor dengan kategori minimal tinggi. Dengan demikian,
persentase ketercapaian secara klasikal sebesar 75%. Hal ini berarti bahwa perangkat
pembelajaran efektif ditinjau dari motivasi belajar mahasiswa.
5.3. Revisi Produk
Pada pengembangan bahan ajar ini berupa modul bahasa Inggris untuk Program studi
Pendidikan Ekonomi dengan basis CTL dan ESP yang berorientasi pada motivasi mahasiswa
terdapat tahap revisi produk. Revisi dilakukan pada tahapan development.
Revisi dilakukan pada tahap development, yakni ketika uji validasi ahli pada modul
dilakukan. Pada proses validasi, modul tersebut direvisi berdasarkan masukan atau saran dari
validator. Setelah produk direvisi dan dinyatakan layak untuk digunakan, kemudian produk
yang dihasilkan diujicobakan (implementation) pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Pada
bagian akhir di tahapan implementasi ini, mahasiswa mengisi angket respon dan mengerjakan
tes prestasi, di samping itu, dosen memberikan penilaian pada modul yang dikembangkan.
42
Dari hal tersebut, akan didapat masukan yang akan dijadikan pijakan dalam melakukan revisi
produk.
Pada tahap development dilakukan uji validasi ahli pada modul yang dikembangkan.
Terdapat dua validator ahli pada pengembangan modul untuk memberi saran dan masukan.
Revisi tahap ini akan menghasilkan modul bahasa Inggris yang siap untuk masuk pada tahap
implementation. Berikut revisi yang dilakukan:
1) Penambahan Bab tentang ekonomi
Chapter sebelumnya adalah Business Trip, Business Presentation dan Business Letter,
diganti menjadi chapter yang membahas tentang ilmu ekonomi berupa Banking,
Wealth of Nations, dan Accounting.
Chapter sebelum revisi Chapter setelah revisi
Chapter 1: Workplace
Chapter 2 Application Letter
Chapter 3 Curriculum Vitae
Chapter 4 Job Interviews
Chapter 5 Describing Product
Chapter 6 Price Tag
Chapter 7 Online Selling
Chapter 8 Company Structure
Chapter 9 Business Trip
Chapter 10 Business presentation
Chapter 11 Common Stages in Teaching
Chapter 12 Basic Instructions in
Classroom
Chapter 13 Business Call
Chapter 14 Business Letters
Chapter 1: Workplace
Chapter 2: Application Letter
Chapter 3: Curriculum Vitea
Chapter 4: Job Interviews
Chapter 5: Product Spesification
Chapter 6: Price Tag
Chapter 7: International Trade
Chapter 8: Company Structure
Chapter 9: Banking
Chapter 10: Wealth of Nations
Chapter 11: Common Stage in Teaching
Chapter 12: Basic Instructions in
Classroom
Chapter 13: Business Call
Chapter 14: Accounting
43
Gambar 12. Chapter terkait ekonomi
2) Menambah item soal pada latihan
Sebelum revisi hanya terdapat 7 item soal. Namun setelah revisi ditambah 6 item soal lagi
sebagai penambahan latihan.
Sebelum revisi Setelah revisi
44
3) Koreksi tata bahasa dan kesalahan ejaan
Sebelum revisi Setelah revisi
Kesalahan mengetik kata “anda” dan
“mengkahiri”
Kata “anda” menjadi “Anda” dan
“mengkahiri” menjadi “mengakhiri”
Kesalahan pengetikan kata “anda”, “pesent”
dan “Interogative”
Kata “anda” menjadi “Anda”, “pesent”
menjadi “Present”, dan kata “Interogative”
menjadi “Interrogative”.
45
4) Menambah materi yang berkaitan dengan bidang keilmuan ekonomi dan pendidikan
Karena modul yang dikembangkan adalah modul untuk mahasiswa pendidikan
ekonomi, maka modul akan ditambahkan materi yang berkaitan dengan ekonomi dan
pendidikan. Seperti materi tentang Adam Smith dan penggunaan bahasa pengajaran.
Gambar 13. Materi ekonomi dan pendidikan
46
5.4. Kajian Produk Akhir
Modul adalah salah satu media pembelajaran yang memandu aktivitas pembelajaran baik
pengajar maupun pembelajar. Oleh karena itu, modul sangat berperan dalam keberhasilan
suatu pembelajaran. Modul yang baik adalah modul yang mampu mengantarkan pembelajar
untuk mencapai target yang ditentukan. Selain itu, modul yang baik juga mampu memberi
kemudahan pengajar untuk menyampaikan materi di kelas.
Dalam pembelajaran kontekstual, tujuan dan hasil bukanlah satu-satunya yang menjadi
target pembelajaran. Ada proses yang dilalui dan kemampuan pembelajar dalam
menghubungkan materi yang dipahami dengan konteks kehidupannya adalah cerminan
keberhasilan pembelajaran. Sebagaimana disampaikan oleh Iqdami (2011:25) bahwa secara
prinsip mahasiswa akan lebih belajar secara efektif jika mereka mampu untuk
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan aktivitas pembelajaran di kelas.
Oleh sebab itu, modul yang dikembangkan dalam penelitian ini seharusnya memberi
kompetensi mahasiswa, tidak hanya materi tentang bahasa Inggris saja, namun bagaimana
materi tersebut dihubungkan dengan kehidupan mereka di dunia nyata.
Modul Bahasa Inggris untuk Pendidikan Ekonomi telah dikembangkan dan diujicobakan
menggunakan prinsip pengembangan ADDIE. Semua tahapan baik analisa, perancangan,
pengembangan, implementasi dan evaluasi telah dilaksanakan. Pada tahap akhir penelitian ini
akan dibahas bagaimana tingkat kevalidan, kepraktisan dan keefektifan modul bahasa Inggris
yang telah dikembangkan. Berikut adalah pembahasan atas ketiga aspek tersebut.
5.4.1. Kevalidan Perangkat Pembelajaran
Secara umum modul yang dikembangkan masuk dalam kategori sangat baik. Untuk
menentukan validitas bahan ajar, aspek penilaian yang digunakan adalah 1) Materi 2)
penyajian, 3) Bahasa dan gambar, 4) Kegrafisan. Untuk aspek materi dan penyajian modul
47
yang dikembangkan tergolong sangat baik. Sedangkan aspek bahasa, gambar dan kegrafisan
bisa dikatakan baik.
Materi yang disajikan dalam modul tidak hanya menyinggung tentang bahasa Inggris
tetapi membahas bagaimana Bahasa Inggris digunakan dalam konteks ilmu ekonomi dan
pendidikan. Subjek coba dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan
ekonomi. Oleh karena itu, bidang keilmuan yang mereka dalami adalah tentang pendidikan,
ekonomi dan ekonomi pendidikan. Mata kuliah bahasa Inggris sebagai mata kuliah dasar
umum, diharapkan memberi pondasi dan dukungan sehingga mahasiswa lebih mudah dalam
menguasai bidang keilmuan program studi. Oleh karena itu, materi dirancang dengan muatan
pendidikan dan ekonomi. Menurut angket yang diberikan, materi yang disajikan dipandang
sangat baik oleh peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa materi bahasa Inggris yang
disajikan sesuai dengan harapan dan bidang keilmuan yang dikaji mahasiswa. Pada segi
gambar dan kegrafisan mahasiswa secara umum menilai baik. Modul yang dikembangkan
dirancang dan didisain agar tidak membosankan dan menjenuhkan. Walaupun demikian, pada
aspek penilaian kegrafisan dan bahasa modul masuk dalam kategori baik dan belum
menunjukkan kategori maksimal.
5.4.2. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
Pada segi kepraktisan, modul yang dikembangkan secara umum bisa dikatakan sangat
baik. Ahl ini dilihat dari semua komponen penilaian yang masuk dalam kategori sangat baik.
Komponen kepraktisan dilihat dari respon mahasiswa, penilaian dosen dan observasi
keterlaksanaan. Dari semua komponen tersebut, modul menunjukkan prosentasi diatas 95%
yang menandakan bahwa modul masuk kategori sangat baik secara kepraktisan.
Pada komponen respon mahasiswa, aspek penilaian yang masuk dalam kategori sangat
baik adalah kemudahan dan kemenarikan. Sedangkan aspek kemanfaatan dinilai baik oleh
mahasiwa. Modul yang dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
48
mahasiswa, oleh karena itu materi yang diajarkan tidak akan terasa terlalu sulit dipahami bagi
mahasiswa. Sedangkan berbagai bab yang disajikan disusun supaya memiliki nilai
kemanfaatan bagi mereka. Sebagai contoh bab tentang menulis lamaran pekerjaan dan bab
tentang bahasa Inggris yang digunakan untuk pengajaran. Pada komponen dosen, modul
masuk dalam kategori sangat baik, baik dalam aspek kemudahan, kemenarikan, kemanfaatan.
Pada komponen keterlaksanaan pembelajaran, semua aspek masuk dalam kategori sangat
baik. Semua aspek baik kegiatan dosen, kegiatan mahasiswa dan keterlaksanaan KBM dinilai
oleh obverver dalam kategori sangat baik. Keterlaksanaan adalah hal penting karena akan
menentukan apakah modul yang disusun bisa diimplenentasikan dengan baik atau tidak.
Kurangnya keterlaksanaan akan menyebabkan nilai kepraktisan modul menjadi berkurang.
5.4.3. Keefektifan Perangkat Pembelajaran
Keefektifan perangkat pembelajaran dilihat dari prestasi mahasiswa dan motivasi
mahasiswa. Untuk prestasi mahasiswa, semua mahasiswa masuk dalam kategori tuntas.
Sedangkan untuk motivasi mahasiswa masuk dalam kategori tinggi. Semua indikator
motivasi baik kemauan belajar, semangat dan ketekunan serta kesenangan dalam belajar
menunjukkan kategori tinggi. Oleh karena itu, modul bahasa Inggris yang dikembangkan bisa
dikatakan efektif.
Modul bahasa Inggris Pendidikan Ekonomi berbasis CTL dan berorientasi pada Motivasi
adalah modul yang dirancang bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris,
tetapi juga motivasi mahasiswa. Modul dirancang dengan konsep yang kontekstual, artinya
materi yang disajikan harus berhubungan dengan keseharian dan kebutuhan mahasiswa.
Dengan materi yang kontekstual, mahasiswa merasa termotivasi untuk mempelajari lebih
lanjut.
49
5.5. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah terkait waktu dan design grafis modul.
Pelaksanaan uji coba modul hanya dibatasi empat pertemuan. Hal ini karena materi modul
yang diujicobakan sedikit berbeda dengan materi yang ada pada program studi. Dengan
perbedaan tersebut, akan dikhawatirkan menyebabkan ketidaktuntasan belajar. Oleh karena
itu, implementasi modul hanya dilakukan sebanyak empat pertemuan pada mahasiswa.
Selain itu, dalam merancang modul, peneliti masih terkendala pada kurangnya
kemampuan dalam design grafis. Oleh karena itu, modul yang dikembangkan sebatas di-
design menggunakan Microsoft office word. Mungkin untuk penelitian selanjutnya, modul
bisa dirancang dengan software CorelDraw.
50
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengembangan modul bahasa Inggris sebagai bahan ajar untuk mahasiswa Program
Studi Pendidikan Ekonomi memerlukan tidak hanya kedalaman materi tetapi kesesuaian
konteks tema materi. Dalam penelitian ini, hal mendasar yang perlu diperhatikan untuk
mencapai validitas, keefektifan dan kepraktisan adalah kemenarikan tampilan modul,
kesesuaian materi bahasa Inggris, kemudahan untuk membaca dan kesesuaian tema materi
dengan apa yang diinginkan oleh mahasiswa.
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa modul yang
dikembangkan dengan model ADDIE bisa dikatakan valid, praktis dan efektif. Analisis
kevalidan modul dilihat dari aspek Isi/materi dan penyajian masuk dalam kategori sangat
baik. Sedangkan untuk aanalisis kepraktisan, terdiri dari tiga komponen, yakni analisis (1)
penilaian dosen, (2) respon mahasiswa, dan (3) observasi keterlaksanaan pembelajaran. Tiga
komponen kepraktisan tersebut masuk dalam ketegori sangat baik. Untuk keefektufan modul,
dilihat dari prestasi dan motivasi mahasiswa. Ppersentase ketercapaian motivasi secara
klasikal sebesar 75%. Sedangkan untuk rata-rata nilai tes prestasi belajar, berada di atas
kriteria ketuntasan dan seluruh mahasiswa memenuhi kriteria tuntas. Hal ini berarti bahwa
perangkat pembelajaran efektif ditinjau dari motivasi belajar mahasiswa dan prestasinya.
Saran ke depan bagi peneliti lain adalah untuk mengembangkan modul bahasa Inggris
khusus untuk pendidikan. Mahasiswa memerlukan buku khusus yang lebih mendalam
sebagai acuan untuk menggunakan bahasa Inggris di dalam konteks pengajaran. Luaran
lulusan dari program studi keguruan adalah profesi guru. Oleh karena itu, pendidikan bahasa
Inggris di semua jurusan keguruan harus memberikan kontribusi pada aspek keguruan.
51
DAFTAR PUSTAKA
Basturkmen, H. (2010). Developing courses in English for specific purposes. New York: Springer.
Branch, R. M. (2009). Instructional design: The ADDIE approach (Vol. 722). New York: Springer Science & Business Media.
Crystal, D. (2003). English as a Global Language. Cambridge: Cambridge University Press
Hudson, C. C., & Whisler, V. R. (2007). Contextual Teaching and Learning for practitioners. Studies in the Education of Adults and Carrer Education GA 31602 USA. vol 3 no 1. 54, 58.
Phillipson, R. (2012). Linguistic imperialism continued. Oxford: Oxford University Press.
Iqdami, M. N. (2011). The Implementation of Contextual Teaching And Learning (CTL) In English Lesson Plans for The First Year Students of High School (A Comparative
Study on English Lesson Plans Used at MAPK Surakarta and SMA Assalam Surakarta). Tesis S2 di STAIN Salatiga tahun 2011
Johnson, E. B. (2002). Contextual teaching and learning: What it is and why it's here to stay. California: Corwin Press.
Lauder, A. (2010). The status and function of English in Indonesia: A review of key factors. Makara Hubs-Asia, 8(3). pp. 9-20
Okezone. (2016, Oktober 03). Retrieved Juni 10, 2017, from Okezone.com: http://news.okezone.com/read/2016/03/10/65/1332176/rata-rata-skor-toefl-di-
indonesia-di-bawah-500
Pennycook, A. (2010). English and globalization. In J. S. Janet Maybin, The Routledge companion to English language studies (pp. 113-121). New York: Routledge.
Purwati, A. D. (2016). Developing English Learning Materials for the 3rd Semester Students of Informatics Engineering Education Program at Yogyakarta State University. Skripsi S1 di Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2016
Pribadi, B. A. (2009). Model desain sistem pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Swerdlik, M. E., & Cohen, R. J. (2005). Psychological testing and assessment: An introduction to tests and measurement.New York: McGraw Hill Education
Valentina, J. (2016, December 15). Youth News: The Jakarta Post. Retrieved Juni 10, 2017, from The Jakarta Post:
http://www.thejakartapost.com/youth/2016/12/15/indonesia-ranks-32nd-in-english-proficiency- index.html
Widoyoko, E. P. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
52
Winkel, W. S. (2005). Belajar dan Pembelajaran dalam Pencapaian Prestasi. Jakarta: Sagung.
LAMPIRAN 1
LEMBAR VALIDASI RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER
(RKPS)
A. TUJUAN
Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu tentang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RKPS) materi Bahasa Inggris untuk Pendidikan Ekonomi.
Sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya RKPS tersebut untuk digunakan dalam
perkuliahan.
B. PETUNJUK
1. Objek validasi adalah Rencana Kegiatan Pembelajaran Semester.
2. Bapak/ ibu dimohon memberikan penilaian dengan cara memberi tanda () pada
kolom yang tersedia pada tabel di bawah
3. Makna skala penilaian adalah sebagai berikut
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup baik
4 = baik
5 = sangat baik
4. Atas kesediaan untuk mengisi lembar validasi ini diucapkan terima kasih
C. PENILAIAN
No Aspek yang Dinilai
Skala Penilaian
1 2 3 4 5
A. Identitas Mata Pelajaran
1 Ketepatan identitas mata kuliah.
2 Kelengkapan identitas mata kuliah.
3 Kecukupan waktu yang dialokasikan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
4 Keefisienan waktu yang dialokasikan.
B. Rumusan Tujuan/ Indikator
5 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan silabus.
No Aspek yang Dinilai
Skala Penilaian
1 2 3 4 5
6 Ketepatan penggunaan kata kerja operasional yang
dapat diukur.
7 Keterwakilan Tujuan Pembelajaran.
8 Ketercukupan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
C. Pemilihan Materi
9 Perluasan tema materi yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
10 Keakuratan/ kebenaran materi.
11 Kesesuaian materi dengan karakteristik
perkembangan kognitif mahasiswa.
12 Keruntutan dan kesistematisan susunan materi.
D. Metode Pembelajaran
13 Kesesuaian metode dan strategi yang digunakan
dengan tujuan pembelajaran.
14 Kesesuaian metode dan strategi yang digunakan
dengan materi pembelajaran.
15 Penumbuhan/ pengembangan motivasi mahasiswa.
16 Pemberdayaan peserta didik dan lingkungan sosial.
E. Kegiatan Pembelajaran
17 Keberpusatan kegiatan pembelajaran pada peserta
didik.
18 Pemfasilitasan terjadinya interaksi antara
mahasiswa dengan dosen, antar mahasiswa, dan
mahasiswa dengan lingkungan.
19 Ketersediaan suplemen materi Pendidikan dan
Ekonomi.
20 Ketepatan/kesesuaian tahapan pembelajaran
dengan alokasi waktu.
21 Pembimbingan mahasiswa dalam menyelesaikan
No Aspek yang Dinilai
Skala Penilaian
1 2 3 4 5
masalah Bahasa Inggris.
F. Penutup
22 Refleksi pembelajaran dalam setiap tatap muka.
23 Penyimpulan materi dalam setiap tatap muka.
G. Pemilihan Media/ Sumber Belajar
24 Dukungan media terhadap ketercapaian tujuan
Pembelajaran.
25 Keberadaan dan kesesuaian daftar pustaka.
26 Relevansi sumber belajar/media pembelajaran
dengan materi.
27 Kemudahan pengadaan dan kepraktisan
penggunaannya.
28 Kecocokan sumber belajar/media pembelajaran
dengan tingkat perkembangan fisik dan intelektual
peserta didik.
29 Kesesuaian dengan lingkungan fisik dan sosial
peserta didik.
30 Keamanan dalam penggunaan sumber/media
pembelajaran.
H. Penilaian Hasil Belajar
31 Ketepatan pemilihan teknik penilaian dengan tujuan
pembelajaran.
32 Kesesuaian butir instrumen dengan tujuan
pembelajaran.
33 Keterwakilan tujuan pembelajaran.
34 Keberadaan dan kejelasan petunjuk pengerjaan
soal.
I. Kebahasaan
35 Ketepatan bahasa yang digunakan sesuai kaidah
Bahasa Indonesia.
No Aspek yang Dinilai
Skala Penilaian
1 2 3 4 5
36 Kemudahan memahami bahasa yang digunakan.
37 Kejelasan bahasa yang digunakan, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran ganda.
** Penilaian secara umum terhadap RKPS LD LDR TLD
KETERANGAN:
LD = jika layak digunakan
LDR = jika layak digunakan dengan revisi
TLD = jika tidak layak digunakan
** = lingkari pada salah satu pilihan
D. MASUKAN VALIDATOR
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
………….. ,…………………… 2018
Validator
_______________________
LEMBAR VALIDASI MODUL
A. TUJUAN
Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu tentang Modul
Bahasa Inggris untuk Prodi Pendidikan Ekonomi berbasis CTL (Contextual Teaching
Learning).
B. PETUNJUK
1. Objek validasi adalah modul.
2. Bapak/ ibu dimohon memberikan penilaian dengan cara memberi tanda () pada
kolom yang tersedia pada tabel di bawah.
3. Makna skala penilaian adalah sebagai berikut.
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup baik
4 = baik
5 = sangat baik
4. Atas kesediaan untuk mengisi lembar validasi ini diucapkan terima kasih.
C. PENILAIAN
No Aspek yang Dinilai Skala Penilaian
1 2 3 4 5
A. Isi/ Materi
1 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran.
2 Kesesuaian modul dengan kebutuhan bahan ajar.
3 Kebenaran isi materi.
4 Kesesuaian materi dengan konteks keilmuan
Pendidikan Ekonomi.
5 Manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan
sesuai bidang Pendidikan Ekonomi.
6 Kesistematisan urutan materi.
7 Kesesuaian latihan soal yang diberikan dengan
tujuan pembelajaran.
B. Bahasa dan Gambar
8 Kejelasan bahasa yang digunakan, sehingga tidak
No Aspek yang Dinilai Skala Penilaian
1 2 3 4 5
menimbulkan penafsiran ganda.
9 Kemudahan memahami bahasa yang digunakan.
10 Kesesuaian penggunaan gambar dan teks yang
digunakan.
11 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia.
12 Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien.
C. Penyajian
13 Penyajian modul secara sistematis.
14 Penyajian modul memotivasi mahasiswa.
15 Penyajian modul menimbulkan suasana
menyenangkan.
16 Penyajian modul dilengkapi dengan gambar.
17 Penyajian modul relevan dengan karakteristik
mahasiswa prodi Pendidikan Ekonomi.
18 Penyajian modul menuntun mahasiswa untuk
menggali informasi.
19 Penyajian gambar.
20 Penyajian daftar pustaka.
D. Kegrafisan
21 Kesesuaian proporsi gambar dengan bahasa
paparan.
22 Keterbacaan teks/tulisan.
23 Kesesuaian ukuran gambar.
24 Kesesuaian bentuk gambar.
25 Kemenarikan sampul.
** Penilaian secara umum terhadap modul LD LDR TLD
KETERANGAN:
LD = jika layak digunakan
LDR = jika layak digunakan dengan revisi
TLD = jika tidak layak digunakan
** = lingkari pada salah satu pilihan
D. MASUKAN VALIDATOR
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
……………….. ,…………………… 2018
Validator,
_______________________
LAMPIRAN
DATA HASIL PENELITIAN
1. TABULASI LEMBAR VALIDASI RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER
(RKPS)
Aspek penilaian No
Butir
Validator Jumlah Rata-rata
Kategori 1 2 3
skor empiris
skor empiris
Identitas 1 5 4 4
52 17,33 Sangat Baik
2 5 5 5
Mata Pelajaran 3 4 4 4
4 4 4 4
Jumlah skor empiris masing-masing validator
18 17 17
Kategori Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Rumusan Tujuan
5 4 4 5
52 17,33 Baik
6 4 4 5
7 4 3 5
8 5 4 5
Jumlah skor empiris masing-masing validator
17 15 20
Kategori Baik Baik Baik
Pemilihan Materi
9 4 4 4
51 17,00 Sangat Baik
10 4 4 4
11 5 5 5
12 4 3 5
Jumlah skor empiris masing-masing validator
17 16 18
Kategori Sangat Baik
Baik Sangat Baik
Metode Pembelajaran
13 5 3 5
53 17,67 Sangat Baik
14 5 4 5
15 5 4 5
16 4 4 4
Jumlah skor empiris masing-masing validator
19 15 19
Kategori Sangat Baik
Baik Sangat Baik
Kegiatan Pembelajaran
17 4 4 5
62 20,67 Baik
18 4 4 4
19 5 4 5
20 4 4 4
21 4 3 4
Jumlah 21 19 22
Kategori Sangat Baik
Baik Sangat Baik
Penutup 22 4 4 5
26 8,67 Sangat Baik 23 4 4 5
Jumlah skor empiris masing-masing validator
8 8 10
24 5 4 5
25 3 4 5 90 30,00 Sangat Baik
Berdasarkan penilaian lembar validasi oleh dosen dan guru, RPP telah mencapai kategori valid dengan derajat kevalidan sangat baik.
Pemilihan Media/ 26 4 4 5
Sumber Belajar 27 4 4 4
28 4 4 4
29 4 4 5
30 5 4 5
Jumlah skor empiris masing-masing validator
29 28 33
Kategori Baik Baik Sangat Baik
Penilaian Hasil Belajar
31 4 4 5
51 17,00 Sangat Baik
32 4 4 5
33 3 4 5
34 4 4 5
Jumlah skor empiris masing-masing validator
15 16 20
Kategori Baik Baik Sangat Baik
Kebahasaan
35 4 4 5
40 13,33 Sangat Baik
36 5 5 5
37 4 4 4
Jumlah 13 13 14
Kategori Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Total Skor penilaian 157 147 173 477 159,00 Sangat Baik
Kategori Sangat Baik
Baik Sangat Baik
2. TABULASI LEMBAR VALIDASI MODUL
Aspek Penilaian No Butir Validator Jumlah
Rata-rata
Kategori
1 2 3 skor
empiris skor
empiris
Isi/Materi
1 4 4 5
87 29,00 Sangat Baik
2 4 4 5
3 3 4 4
4 5 3 4
5 4 5 5
6 3 4 4
7 4 4 5
Jumlah skor empiris masing-masing validator
27 28 32
Kategori
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Bahasa dan Gambar
8 3 4 4
59 19,67 Baik
9 4 4 5
10 4 5 4
11 4 3 5
12 3 3 4
Jumlah skor empiris masing-masing validator
18 19 22
Kategori Baik Baik
Sangat Baik
Penyajian
13 3 4 4
98 32,67 Baik
14 4 4 4
15 4 4 4
16 4 4 5
17 4 3 4
18 5 4 4
19 3 5 5
20 4 4 5
Jumlah skor empiris masing-masing validator
31 32 35
Kategori Baik Baik
Sangat Baik
Kegrafisan
21 4 4 4
59 19,67 Baik
22 4 4 5
23 3 4 5
24 3 4 4
25 4 3 4
Jumlah skor empiris masing-masing validator
18 19 22
Kategori Baik Baik
Sangat Baik
Total Skor Penilaian 94 98 111 303 101,00
Sangat Baik Kategori Baik Baik
Sangat Baik
Berdasarkan penilaian pada lembar validasi oleh AHLI dan DOSEN, modul telah mencapai kategori valid dengan derajat kevalidan sangat baik
3. TABULASI ANGKET RESPON MAHASISWA
Responden No Butir Total Skor
Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 empiris
1 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 56 Sangat Baik
2 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 56 Sangat Baik
3 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 55 Sangat Baik
4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 55 Sangat Baik
5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 54 Sangat Baik
6 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 58 Sangat Baik
7 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 55 Sangat Baik
8 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 57 Sangat Baik
9 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 59 Sangat Baik
10 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 55 Sangat Baik
11 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 53 Sangat Baik
12 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 55 Sangat Baik
13 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 50 Baik
14 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 54 Sangat Baik
15 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 53 Sangat Baik
16 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 57 Sangat Baik
17 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 4 5 55 Sangat Baik
18 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 53 Sangat Baik
19 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 56 Sangat Baik
20 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 53 Sangat Baik
21 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 57 Sangat Baik
22 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 53 Sangat Baik
23 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 52 Sangat Baik
24 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 53 Sangat Baik
25 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 54 Sangat Baik
26 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 52 Sangat Baik
27 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 52 Sangat Baik
28 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 52 Sangat Baik
Jumlah 127 131 125 125 130 122 130 130 128 126 122 128 1524 Sangat Baik
Skor empiris aspek kemudahan 40,79 Sangat Baik
Skor empiris aspek kemenarikan 9,18 Sangat Baik
Skor empiris aspek kemanfaatan 4,46 Baik
skor empiris kepraktisan modul 54,43 Sangat Baik
4. TABULASI LEMBAR PENILAIAN DOSEN
Produk No Butir Skor
Produk No Butir Skor
yang dinilai yang dinilai
RPP
1 5
Modul
1 5
2 5 2 4
3 5 3 4
4 5 4 5
5 5 5 5
6 4 6 4
7 4 7 3
8 4 8 5
9 4 9 5
10 5 10 3
11 4 11 5
12 4 12 4
13 4 13 4
14 4 14 5
Jumlah 62 15 4
16 5
Rata-rata skor 4,43
Jumlah 70
kepraktisan RPP Rata-rata skor 4,375
Kategori RPP Sangat Baik kepraktisan Modul
Kategori Modul Sangat Baik
LAMPIRAN
RKPS
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER1
(RPS)
Program Studi : S1 Pendidikan Ekonomi Mata Kuliah/Kode : Bahasa Inggris Niaga/ kode Prasyarat : -- SKS : 2 SKS Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah bahasa Inggris Niaga merupakan mata
kuliah wajib yang diikuti oleh mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Di dalamnya membahas
tentang keterampilan berbahasa Inggris terutama dalam berkomunikasi untuk keperluan bisnis dan perdagangan. Di dalam mata kuliah ini akan
dipelajari materi-materi seperti bagaimana presentasi dalam bahasa Inggris, bagaimana cara
menjelaskan keunggulan suatu produk, application letter, curriculum vitae, international trade, price tag, business call, accounting, and basic instructions
in English.
Capaian Pembelajaran
: Setelah mengikuti pembelajaran,
mahasiswa diharapkan dapat berkomunikasi baik secara lisan
maupun tulisan dalam lingkup bisnis dan perdagangan dengan menggunakan bahasa Inggris dengan
lancar secara sopan sesuai dengan pronunciation yang berlaku.
Penyusun : 1. Saptina Retnawati, S.Pd., M.Pd
PERTEMUAN
KE-
KEMAMPUAN
AKHIR YANG
DIHARAPKAN
BAHAN KAJIAN
(MATERI AJAR)
METODE
PEMBELAJARAN
PENGALAMAN
BELAJAR
MAHASISWA
KRITERIA
PENILAIAN
BOBOT
NILAI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 1. Dapat
menjelaskan dan mendeskipsikan
tempat kerja. 2. Dapat
menyebutkan
kosakata-kosakata yang
berkaitan dengan
Workplace Simulasi, Role Play Latihan dialog. Pronunciation,
kesesuaian dengan materi, keberanian
berbicara.
7%
1 Format RPS bersumber pada Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi(DIKTI 2015)
PERTEMUAN
KE-
KEMAMPUAN
AKHIR YANG
DIHARAPKAN
BAHAN KAJIAN
(MATERI AJAR)
METODE
PEMBELAJARAN
PENGALAMAN
BELAJAR
MAHASISWA
KRITERIA
PENILAIAN
BOBOT
NILAI
workplace.
2 1. Dapat membuat
Application letter dalam bahasa Inggris
sesuai dengan ketentuan yang
telah disepakati.
Application Letter
Simulasi Latihan 2 Ketepatan jawaban 7%
3 1. Dapat menulis CV (Curriculum Vitae)
berdasarkan standar
internasional dengan menggunakan
bahasa Inggris yang baik dan
benar.
Curriculum Vitae Presentasi, simulasi Latihan 3 Ketepatan jawaban 7%
4
1. Dapat bertanya dan menjawab pertanyaan
seputar pekerjaan dalam
bahasa Inggris.
Job Interviews Simulasi Latihan 4 Ketepatan jawaban 7%
5 1. dapat mendeskripsikan
suatu produk
Product Specifications Presentasi, simulasi Latihan 5 Ketepatan jawaban 7%
PERTEMUAN
KE-
KEMAMPUAN
AKHIR YANG
DIHARAPKAN
BAHAN KAJIAN
(MATERI AJAR)
METODE
PEMBELAJARAN
PENGALAMAN
BELAJAR
MAHASISWA
KRITERIA
PENILAIAN
BOBOT
NILAI
atau salah satu jasa/service dengan bahasa
Inggris.
6 1. Dapat membaca harga dalam
bahasa Inggris
Price Tag Drilling, Role Playing. Tugas 1 Ketepatan jawaban 7%
7 1. Dapat menjelaskan tentang
International Trade dalam
bahasa Inggris dengan baik.
2. Dapat
memahami fungsi
superlative adjectives.
International Trade Presentasi, Tugas 2 Ketepatan jawaban 7%
UTS
8 1. Dapat menyebutkan
posisi-posisi yang ada dalam perusahaan.
2. Dapat menjelaskan job
description untuk masing-masing posisi/jabatan
dalam perusahaan.
Company Structure Presentasi, Diskusi, Demonstrasi
Latihan 6 Ketepatan jawaban 7%
PERTEMUAN
KE-
KEMAMPUAN
AKHIR YANG
DIHARAPKAN
BAHAN KAJIAN
(MATERI AJAR)
METODE
PEMBELAJARAN
PENGALAMAN
BELAJAR
MAHASISWA
KRITERIA
PENILAIAN
BOBOT
NILAI
9 1. Dapat mengenali berbagai istilah dalam
perbangkan dan berbagai layanan
perbankan
Banking Presentasi Latihan 7 Ketepatan jawaban 7%
10 1. Dapat memahami kosakata –
kosakata yang berkaitan dengan
teori ekonomi ‘Wealth of Nations”
Wealth of Nations Presentasi, Latihan 8 Ketepatan jawaban 7%
11 1. Dapat
memahami interaksi-
interaksi dalam proses pembelajaran
mulai dari opening sampai
closing dalam bahasa Inggris
Common Stages in
English
Presentasi, Diskusi,
Demonstrasi.
Latihan 9 Grammar,
pronunciation.
7%
12 1. Dapat memahami
instruksi-instruksi dasar
dalam mengajar dengan menggunakan
bahasa Inggris.
Basic Instructions in English
Demonstrasi Latihan 10 Grammar, pronunciation.
7%
13 1. Dapat berkomunikasi
Business Call Simulasi Tugas 3 Grammar, pronunciation.
9%
PERTEMUAN
KE-
KEMAMPUAN
AKHIR YANG
DIHARAPKAN
BAHAN KAJIAN
(MATERI AJAR)
METODE
PEMBELAJARAN
PENGALAMAN
BELAJAR
MAHASISWA
KRITERIA
PENILAIAN
BOBOT
NILAI
melalui saluran telepon dalam lingkup bisnis
dengan menggunakan
bahasa Inggris.
14. 1. Dapat memahami kosakata-kosakata yang berkaitan dengan
Accounting.
Accounting Presentasi,. Latihan 11. Ketepatan jawaban. 7%
UAS
Referensi:
Azar, B.S. 1981. Understanding and Using English Grammar. London: Pearson ESL Azar, B.S. 1992. Fundamental of English Grammar. London: Englewoods Cliffs-Prentice Hall
Locker & Kaczmarek. 2004. Business Communication : Building Critical Skills. The Mc Graww – Hill : New York. Nickolaenko, E.B. 2008. Business English : Textbook. Tomsk Polytechnik University Publishing House: Tomsk. The British Council. 1977. English for Specific Purposes. Paipa Bogota : Bogota.
Tangerang Selatan, 9 September 2016 Ketua Program Studi
S1 Pendidikan Ekonomi
Dosen
Mata Kuliah Bahasa Inggris
Dr. H. Amin Kuneifi Elfachmi, M.M.m S.E., M.Pd. Saptina Retnawati, M.Pd NIDN. 0410107409 NIDN. 0420108702
LAMPIRAN
FOTO PENELITIAN