Laporan Akhir LDPM Tahun 2015
Transcript of Laporan Akhir LDPM Tahun 2015
LAPORAN AKHIR PEMANTAUAN KEGIATAN PENGUATAN-LDPM
2015
Pusat Distribusi Dan Cadangan Pangan
Badan Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian
2015
i
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2015
KATA PENGANTAR
Kegiatan koordinasi, sinkronisasi, pengembangan, pemantapan dan
pemantauan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan tugas Bidang
Distribusi Pangan, sesuai tugas dan fungsinya untuk mendukung Pusat
Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan-Kementerian
Pertanian dalam rangka penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantauan
dan evaluasi kelembagaan pangan.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka melaksanakan pemantauan dan
pengumpulan data; pembinaan dan pengendalian serta sinkronisasi dan
konsolidasi salah satu kegiatan strategis Badan Ketahanan Pangan, yaitu
mengimplementasikan kegiatan Penguatan-Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat (P-LDPM) sejak tahun 2009 sampai 2015 gapoktan yang telah
dibina sejumlah 1.582 yang tersebar di 28 provinsi sentra produksi
padi/jagung. Konsep kegiatan P-LDPM adalah memberikan bantuan sosial
(bansos) untuk penguatan modal Gapoktan P-LDPM. Kegiatan P-LDPM
dirancang dalam 3 tahap, yaitu (1) Tahap penumbuhan diberikan dana bansos
untuk penguatan modal dan pendampingan; (2) Tahap pengembangan
diberikan dana bansos untuk penguatan modal dan pendampingan, dan (3)
Tahap kemandirian diberikan pendampingan.
Laporan akhir kegiatan P-LDPM tahun 2015 ini disusun sebagai salah satu
bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pemantauan, pembinaan,
koordinasi dan sinkronisasi kegiatan P-LDPM untuk memberikan gambaran
tentang perkembangan pelaksanaan kegiatan P-LDPM dilapangan dan
permasalahan serta tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatan bansos
sebagai penguatan modal pengembangan usaha distribusi/pemasaran dan
pengelolaan cadangan pangan serta penguatan posisi kelembagaan gapoktan
dalam upaya stabilisasi harga minimal di tingkat petani anggotanya.
Keterbatasan dan kekurangan dalam tulisan laporan ini akan dijadikan acuan
pada masa datang.
Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan
Dr. Benny Rachman
iii
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR ISI
Halaman
TIM PENYUSUN ...................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................... iii
DAFTAR TABEL ..................................................................... iV
DAFTAR GAMBAR ................................................................... V
DAFTAR GRAFIK .................................................................... Vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A.LATAR BELAKANG ............................................................. 1
B.TUJUAN ......................................................................... 2
C.RUANG LINGKUP PEMANTAUAN ............................................. 3
BAB II METODE PEMANTAUAN .................................................... 4
A.KERANGKA PIKIR PEMANTAUAN ............................................. 4
B.METODE PENGUMPULAN DATA ............................................... 4
C.METODE PENGOLAHAN DATA ................................................ 5
BAB III KONSEP PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT
................................................................................... 6
A.KERANGKA PIKIR KEGIATAN LDPM ........................................... 6
B.STRATEGI KEBERLANJUTAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN-LDPM
.................................................................................. 9
BAB IV HASIL PEMANTAUAN KEGIATAN P-LDPM .............................. 12
A.PERKEMBANGAN HARGA RATA-RATA PEMBELIAN GABAH DAN JAGUNG
OLEH GAPOKTAN PENGUATAN-LDPM ....................................... 12
B.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS KEGIATAN PENGUATAN-
LDPM ............................................................................ 17
B.1.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS PENGUATAN –LDPM
.................................................................................. 17
B.2.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS PENGUATAN –LDPM
PERPROVINSI ................................................................... 21-90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 91
LAMPIRAN ............................................................................ 95
iv
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1. HARGA RATA-RATA PEMBELIAN JAGUNG OLEH GAPOKTAN
LDPM TAHUN 2014 ..................................................... 16
TABEL 2.REALISASI PENYALURAN DANA BANSOS PENGUATAN-LDPM
TAHUN 2014 ............................................................ 18
TABEL 3.GAPOKTAN P-LDPM KABUPATEN KARAWANG, JABAR ............. 26
TABEL4.DAFTAR NAMA GAPOKTAN PELAKSANA KEGIATAN PENGUATAN
P– LDPM DI KABUPATEN TASIKMALAYA ............................... 26
TABEL 5.MODAL USAHA GAPOKTAN SUBUR TANI ............................. 38
TABEL6.ASET GAPOKTAN SUBUR TANI DESA BUDUR BERUPA
ALSINTAN, MODAL USAHA DAN MODAL TETAP ...................... 40
TABEL7.HASIL VERIFIKASI GAPOKTAN TAHAP PENGEMBANGAN TAHUN
2014 ...................................................................... 60
TABEL8.GAPOKTAN PENGUATAN-LDPM PROVINSI DIY TAHUN 2014 ........ 69
TABEL9.RINCIAN TOTAL ALOKASI DANA BANSOS P-LDPM PROVINSI
JAWA TIMUR ............................................................. 87
TABEL10.LAPORAN PERKEMBANGAN DANA BANSOS GAPOKTAN
SEJAHTERA ............................................................. 90
v
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 1.KERANGKA PIKIR PEMANTAUAN KEGIATAN PENGUATAN
LDPM ................................................................... 4
GAMBAR 2.KERANGKA PIKIR KEGIATAN PENGUATAN LDPM ................. 6
GAMBAR 3.PERKEMBANGAN JUMLAH LDPM TAHUN 2009-2014 ............. 10
vi
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR GRAFIK
Halaman
GRAFIK 1. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA GKP OLEH GAPOKTAN LDPM
TAHUN 2014 ......................................................... 13
GRAFIK 2. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA GKG OLEH GAPOKTAN
LDPM TAHUN 2014 .................................................. 14
GRAFIK 3. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA BERAS OLEH GAPOKTAN
LDPM TAHUN 2014 .................................................. 15
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka perlindungan dan pemberdayaan petani, Poktan,
dan/atau Gapoktan terhadap jatuhnya harga gabah, beras,
dan/atau jagung di saat panen raya dan masalah aksesbilitas
pangan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian c.q. Badan
Ketahanan Pangan, sejak tahun 2009 telah melaksanakan
kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(Penguatan-LDPM). Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan
stabilisasi harga pangan di tingkat petani dan ketahanan pangan
di tingkat rumah tangga petani melalui: (i) pengembangan unit-
unit usaha (unit usaha distribusi atau pemasaran atau
pengolahan dan pengelolaan cadangan pangan); dan (ii)
pembangunan sarana penyimpanan milik Gapoktan agar dapat
meningkatkan posisi tawar petani, meningkatkan nilai tambah
produksi petani dan mendekatkan akses masyarakat terhadap
sumber pangan. Dana belanja bansos yang disalurkan ke
Gapoktan pada: (i) Tahap Penumbuhan wajib digunakan untuk
pembangunan atau renovasi sarana penyimpanan (gudang);
pengadaan gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya;
dan pembelian gabah, dan/atau beras terutama dari hasil
produksi petani anggotanya, (ii) Tahap Pengembangan wajib
digunakan untuk pengadaan gabah, beras dan/atau pangan lokal
spesifik lainnya jika dibutuhkan; dan pembelian gabah, beras
dan/atau jagung terutama dari hasil produksi petani anggotanya.
Bagi provinsi/kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana
dari APBD untuk pembangunan gudang, maka dana belanja
bansos tersebut dapat digunakan untuk penguatan modal usaha
penjualan-pembelian gabah, beras dan/atau jagung dan/atau
untuk pengadaan cadangan pangan. Gapoktan Tahap
Kemandirian tidak lagi menerima dana belanja bansos tetapi
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 2
wajib mengelola dana yang sudah diterimanya secara
berkelanjutan untuk terus digunakan dalam pembelian gabah,
beras dan/atau jagung sehingga terjadi pemupukan modal dari
kegiatan pembelian dan penjualan pangan. Pada tahun 2015
kegiatan Penguatan-LDPM dialokasikan kepada 203 Gapoktan
tahap penumbuhan, 38 Gapoktan tahap pengembangan, dan 117
Gapoktan tahap kemandirian. Agar pelaksanaan kegiatan
Penguatan LDPM tahap pengembangan dan tahap kemandirian
dapat berjalan sesuai ketentuan, perlu dilaksanakan
pemantauan, pembinaan, koordinasi, dan konsolidasi terhadap
seluruh stake holder yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
tersebut.
Kegiatan pemantauan dalam laporan ini merupakan gambar
kegiatan yang mencakup pemantauan, pembinaan, koordinasi,
dan konsolidasi LDPM diharapkan dapat memberikan gambaran
hasil perkembangan pencairan dan pemanfaatan dana bansos
Gapoktan dan pelaksanaan kegiatan bansos Penguatan-LDPM,
serta terbinanya Gapoktan tahap penumbuhan, pengembangan,
kemandirian dan pasca kemandirian.
B. Tujuan
Tujuan Kegiatan Pemantauan Penguatan - LDPM adalah :
1. Menyusun informasi gambaran pelaksanaan pemberdayaan
Gapoktan dalam organisasi Gapoktan pelaksana kegiatan
Penguatan-LDPM dalam mengembangkan unit usaha
distribusi/pemasaran pangan dan unit pengelola penyediaan
cadangan pangan.
2. Memantau perkembangan Gapoktan dalam memanfaatkan dana
bansos sebagai penguatan modal usaha pada tahap penumbuhan
dan tahap pengembangan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 3
3. Memantau perkembangan stabilisasi harga gabah dan jagung yang
dilakukan oleh Gapoktan Penguatan-LDPM
4. Menyampaikan hasil pembinaan, koordinasi dan sinkronisasi
perkembangan kegiatan Penguatan-LDPM tahap penumbuhan,
pengembangan dan kemandirian bagi aparat, pendamping dan
pendampingan Gapoktan
C. Ruang Lingkup Pemantauan
1. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan kegiatan dilaksankan di 15 (lima belas)
Provinsi yang terdiri dari : Banten, Jawa Barat, Sulawesi
Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jawa Timur,
Lampung, Bengkulu, Riau, Kalsel, Sulawesi Selatan, Gorontalo,
Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah,Sumatera Barat.
2. Sasaran Pemantauan
Pemantauan dilaksanakan pada Gapoktan pelaksana kegiatan
Penguatan-LDPM tahun 2015 yang terdiri dari Gapoktan tahap
penumbuhan tahun 2015, Gapoktan tahap pengembangan yang
ditumbuhkan tahun 2015 dan Gapoktan tahap kemandirian yang
ditumbuhkan tahun 2013.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 4
BAB II
Metode Pemantauan
A. Kerangka Pikir Pemantauan
Yang dimaksud dengan kegiatan pemantauan dalam laporan
ini adalah kegiatan meliputi kegiatan pemantauan, koordinasi
dan sinkronisasi serta pembinaan kegiatan Penguatan-LDPM
tahap penumbuhan, tahap pengembangan dan tahap
kemandirian tahun 2015. Kegiatan pemantauan, pembinaan
dan pengumpulan data P-LDPM dilakukan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan kegiatan oleh Gapoktan (Tahap
Penumbuhan, Tahap pengembangan dan Tahap Kemandirian)
dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usaha
distribusi/pemasaran/ pengolahan pangan dan pengelola
cadangan pangan ditinjau dari 3 aspek yaitu : kelembagaan,
unit usaha distribus/pemasaran/pengolahan dan unit
cadangan pangan. (Gambar 1)
Gambar 1. Kerangka Pikir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM
Tahap
Penumbuhan
201
Tahap
Pengembangan
Tahap
Kemandirian
Kelembagaan
Unit
Distribusi/Pengolahan
Unit Cadangan Pangan
Manfaat
Pemanfaatan Bansos sebagai
Penguatan modal untuk:
Penguatan-LDPM Th. 2015
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 5
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pemantauan dilaksanakan melalui pengumpulan data
dan tatap muka. Pengumpulan data dengan menggunakan
Kuesioner (kuesioner terlampir) dengan sasaran pemantauan
adalah Gapoktan pelaksana Penguatan-LDPM tahap
penumbuhan, pengembangan dan tahap kemandirian tahun
2015.
Sumber data dan informasi dikumpulkan dengan melakukan
wawancara dengan aparat provinsi selaku Tim Pembina,
aparat kabupaten selaku Tim Teknis, pendamping dan
pengurus Gapoktan pelaksanaan Penguatan-LDPM. Materi
pemantauan antara lain meliputi pemanfaatan dana bansos
sebagai penguatan modal usaha sesuai dalam pedoman dan
manfaat yang diperoleh bagi anggota dan pengurus Gapoktan
Penguatan-LDPM serta berkembangnya membangun jejaring
kemitraan. Selain itu dalam laporan pemantauan ini juga
disampaikan hasil dari laporan Gapoktan Penguatan-LDPM
melalui SMS center.
C. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data meliputi tabulasi data dan pengolahan data
yang berasal dari SMS center dan pengumpulan data hasil
pemantauan di lapangan dengan menggunakan kuesioner.
Data dari sms center dianalisis untuk melihat perkembangan
harga rata-rata pembelian Gapoktan Penguatan-LDPM dalam
pemanfaatan bansos sebagai bantuan penguatan modal.
Sedangkan data dari kuesioner pemantauan langsung di
lapangan untuk melihat : (1) perkembangan pemanfaatan
dana bansos yang dilaksanakan oleh Gapoktan Penguatan-
LDPM untuk kegiatan pembangunan/renovasi gudang,
pengembangan unit usaha distribusi/pemasaran pangan dan
pengelolaan cadangan pangan, (2) perkembangan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 6
kelembagaan Gapoktan dalam kiprahnya membanguan
organisasi Gapoktan melalui pemberdayaan, (3) manfaat
dana bansos bagi Gapoktan penguatan-LDPM, dan (4)
permasalahan yang dihadapi dan prospek pengembangannya.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 7
BAB III
KONSEP PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN
MASYARAKAT
A. Kerangka Pikir Kegiatan LDPM
Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian
Pertanian dalam pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM
merupakan untuk mewujudkan stabilisasi harga pangan di
tingkat petani dan Ketahanan Pangan di tingkat rumah tangga
petani melalui: a) pengembangan unit-unit usaha (unit usaha
distribusi atau pemasaran atau pengolahan dan pengelolaan
cadangan pangan); dan b) pembangunan sarana penyimpanan
milik Gapoktan agar dapat meningkatkan posisi tawar petani,
meningkatkan nilai tambah produksi petani dan mendekatkan
akses masyarakat terhadap sumber pangan (Gambar 1).
Unit Pengelolaan
Cadangan
Pangan
Terwujudnya stabilitas harga pangan wilayah
Terwujudnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga petani
Unit Usaha Pengolahan
B A N S O S + Pendampingan
Akses pangan
meningkat
Rendahnya posisi tawar petani pada saat panen raya
Rendahnya nilai tambah produk pertanian
Terbatasnya modal usaha Gapoktan
Terbatasnya akses pangan (beras) pada saat masa paceklik
Permasalahan
Modal usaha dan
manajemen meningkat
Gapoktan
Unit Usaha
Distribusi/Pemasaran/
Pengolahan
Nilai tambah produk meningkat
Posisi
tawar
meningkat
Harga di
petani baik
A.Gambar 1 Kerangka Pikir Kegiatan Penguatan LDPM.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 8
Kebijakan tersebut diarahkan untuk: a) mendukung upaya petani
memperoleh harga yang lebih baik pada saat panen raya; b)
meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah
produk pangan dan usahanya melalui kegiatan
pengolahan/pengepakan/pemasaran sehingga terjadi perbaikan
pendapatan di tingkat petani anggotanya; dan c)
memperkuat kemampuan Gapoktan dalam pengelolaan cadangan
pangan sehingga mampu mendekatkan akses pangan anggotanya
saat menghadapi paceklik atau tidak ada panen.
Dana Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan ke Gapoktan pada:
a) Tahap Penumbuhan wajib digunakan untuk pembangunan atau
renovasi sarana penyimpanan (gudang); pengadaan gabah, beras
dan/atau pangan lokal spesifik lainnya; dan pembelian gabah,
dan/atau beras terutama dari hasil produksi petani anggotanya;
b) Tahap Pengembangan wajib digunakan untuk pengadaan
gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya jika
dibutuhkan; dan pembelian gabah, beras dan/atau jagung
terutama dari hasil produksi petani anggotanya. Bagi
provinsi/kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana dari
APBD untuk pembangunan gudang, maka dana Belanja Bantuan
Sosial tersebut dapat digunakan untuk penguatan modal usaha
penjualan-pembelian gabah, beras dan/atau jagung dan/atau
untuk pengadaan cadangan pangan.
Gapoktan Tahap Kemandirian tidak lagi menerima dana Belanja
Bantuan Sosial tetapi wajib mengelola dana yang sudah
diterimanya secara berkelanjutan untuk terus digunakan dalam
pembelian gabah, beras dan/atau jagung sehingga terjadi
pemupukan modal dari kegiatan pembelian dan penjualan
pangan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 9
Dukungan pemerintah dalam rangka pemberdayaan Gapoktan di
daerah sentra produksi, dengan meningkatnya kegiatan
pembelian-penjualan diharapkan mampu meminimalkan tingkat
fluktuasi harga di wilayah pada saat panen raya sehingga
terwujud stabilisasi harga di tingkat petani. Dengan
terkendalinya tingkat harga pangan di wilayah tersebut
diharapkan mampu mengatasi inflasi, dan memotivasi
bekerjanya mekanisme pasar secara efektif dan efisien.
Sejalan dengan proses pemberdayaan, maka kegiatan
Penguatan-LDPM Tahun 2015 dilakukan melalui beberapa
tahapan yaitu: Penumbuhan, Pengembangan dan Kemandirian.
Dukungan dana Belanja Bantuan Sosial yang bersumber dari
APBN untuk kegiatan Penguatan-LDPM hanya diberikan ke
Gapoktan Tahap Penumbuhan dan Pengembangan, yaitu pada
tahun pertama dan tahun kedua. Sementara itu pada tahun
ketiga, Gapoktan hanya menerima pembinaan dari pendamping,
Tim Teknis maupun Tim Pembina
Pada Tahap Penumbuhan dan Tahap Pengembangan, Tim
Pembina provinsi dan Tim Teknis kabupaten/kota melakukan
verifikasi, identifikasi bagi calon Gapoktan yang akan
ditumbuhkan dan siap atau layak menerima tambahan Dana
Belanja Bantuan Sosial tahun 2015 sebesar Rp 150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah) serta melakukan evaluasi dan
seleksi terhadap Gapoktan yang sudah ditumbuhkan tahun 2015
untuk dinilai apakah siap atau layak untuk menerima tambahan
Dana Belanja Bantuan Sosial tahun 2015 sebesar Rp
75.000.000,00 ( tujuh puluh lima juta rupiah) sebagai tambahan
modal usaha.
Bagi Gapoktan yang sudah masuk Tahap Penumbuhan pada tahun
pertama tetapi belum juga memenuhi persyaratan masuk ke
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 10
Tahap Pengembangan, maka provinsi dan kabupaten/kota wajib
melakukan pembinaan teknis dan administrasi sehingga
Gapoktan dinyatakan layak masuk ke Tahap Pengembangan.
Selama masih dalam proses pembinaan, Dana Belanja Bantuan
Sosial sebesar Rp 75.000.000,00 (Tujuh puluh lima juta rupiah)
belum dapat dicairkan. Apabila sampai dengan akhir tahun
pelaksanaan, Gapoktan belum juga layak untuk dapat masuk ke
Tahap Pengembangan maka provinsi segera mengembalikan Dana
tersebut ke Kas Negara. Pada tahun berikutnya, Gapoktan tidak
akan lagi mendapat Dana Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp.
50.000.000 (lima puluh juta rupiah), namun daerah tetap harus
melakukan pembinaan lanjutan terhadap Gapoktan agar aset
yang telah diberikan oleh pemerintah masih dapat terus
berkembang.
Pada Tahap Kemandirian, pendamping, Tim Teknis
kabupaten/kota, dan Tim Pembina provinsi melanjutkan
pembinaan teknis dan administrasi terhadap Gapoktan Tahap
Kemandirian agar mereka dapat terus mengembangkan unit
usahanya sehingga akumulasi Dana Belanja Bantuan Sosial yang
dikelolanya akan terus meningkat melakukan kegiatan usaha
jual-beli gabah,beras dan/atau jagung.
Kegiatan Penguatan-LDPM dilaksanakan melalui pendekatan
pemberdayaan. Gapoktan dibina dan dibimbing agar melalui unit
usaha yang dikelolanya mampu mengatasi permasalahan petani
anggotanya, khususnya masalah ketidakmampuan anggotanya
dalam mengakses pangan di saat paceklik, masalah harga
pangan yang jatuh saat panen raya, dan masalah
pembiayaan/modal usaha.
B. Strategi Keberlanjutan Pelaksanaan Kegiatan Penguatan-
LDPM
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 11
Gapoktan yang telah dibina oleh Badan Ketahanan Pangan,
Kementerian Pertanian melalui kegiatan penguatan-LDPM sejak
tahun 2009 sampai tahun 2015 berjumlah 1.582 Gapoktan di 270
kabupaten 29 provinsi. (Daftar rekapitulasi Gapoktan Tahun
2009 sd 2015 terlampir).
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 12
BAB IV
HASIL PEMANTAUAN KEGIATAN P-LDPM
A. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah dan Jagung
oleh Gapoktan Penguatan-LDPM.
1. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah Kering
Panen (GKP) Nasional
Perkembangan harga rata-rata pembelian gabah kering panen
(GKP) yang dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos
penguatan-LDPM tergambar dalam Grafik 1 berikut ini.
Gapoktan penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29
provinsi secara umum membeli GKP diatas harga pembelian
pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen yaitu Rp. 3700
per kg di tingkat petani. Harga pembelian tertinggi untuk
gabah kering panen yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM
adalah Rp. 5.733 per kg yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM
di Kalimantan Selatan. Sedangkan harga pembelian di bawah
HPP terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Gorontalo,
Sulawesi Tengah, Riau dan Banten. Pembelian di bawah HPP
di beberapa provinsi tidak terlalu rendah karena harganya
mendekati HPP, dan pembelian dengan harga tersebut dapat
disebabkan oleh kualitas gabah kering panen yang dibeli oleh
Gapoktan LDPM di luar kualitas. Harga pembelian gabah
diluar kualitas mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 27/Permentan /PP.200/4/2012. Provinsi Kalimantan
Tengah, Maluku, NTB, Kepri, Papua, Kalimantan Timur,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, tidak melaporkan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 13
Grafik 1 Harga Pembelian Rata-rata GKP oleh Gapoktan LDPM Tahun
2015
2. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah Kering
Giling (GKG) Nasional
Perkembangan harga rata-rata pembelian gabah kering giling
(GKG) yang dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos
penguatan-LDPM tergambar dalam Grafik 2 berikut ini.
Gapoktan penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29
provinsi secara umum membeli GKG di atas harga pembelian
pemerintah (HPP) untuk gabah kering giling yaitu Rp. 4600
perkg di tingkat penggilingan. Harga pembelian tertinggi
untuk gabah kering giling yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM
adalah Rp. 6705 per kg yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM
di Kalimantan Tengah. Sedangkan harga pembelian dibawah
HPP terjadi di Provinsi Maluku, Sulawesi Tengah, Gorontalo,
Jambi, Nusa Tenggara Timur. Pembelian di bawah HPP di
beberapa provinsi tidak terlalu rendah karena mendekati
HPP, dan pembelian tersebut dan pembelian dengan harga
tersebut dapat disebabkan oleh kualitas gabah kering panen
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 14
yang dibeli oleh Gapoktan LDPM di luar kualitas. Harga
pembelian gabah diluar kualitas mengacu pada Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 27/Permentan /PP.200/4/2012.
Provinsi Aceh, Bali, Kepri, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat,
Sulawesi Tenggara, Papua tidak melaporkan.
Grafik 2 Harga Pembelian Rata-rata GKG oleh Gapoktan
LDPM Tahun 2015
3. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Beras Nasional
Perkembangan harga rata-rata pembelian beras yang
dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos penguatan-
LDPM tergambar dalam Grafik 3 berikut ini. Gapoktan
penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29 provinsi secara
umum membeli beras di atas harga pembelian pemerintah
(HPP) untuk beras yaitu Rp. 7300 per kg di gudang bulog.
Semua pembelian adalah diatas HPP Pemerintah dan Harga
pembelian tertinggi untuk beras yang dilakukan oleh
Gapoktan LDPM adalah Rp. 13158 per kg yang dilakukan oleh
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 15
Gapoktan LDPM di Kalimantan Tengah. Sedangkan ada
beberapa provinsi yang tidak melaporkan yaitu : Provinsi
Sulawesi Tenggara,Kepri, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat
dan Papua .
Grafik 3. Harga Pembelian Rata-rata Beras oleh Gapoktan
LDPM Tahun 2015
4. Harga Rata-rata Pembelian Jagung Gapoktan Penguatan-LDPM
Tahun 2015 .
Dari 29 provinsi pelaksana Penguatan-LDPM, 13 provinsi
melaksanakan usaha jual beli jagung sebagai berikut:
No Provinsi Jagung Jagung
Tongkol Pipilan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 16
1 Sumut NA NA
2 Lampung 1967 2343
3 DIY 1967 2343
4 Jabar 1362 3010
5 Jateng 645 2419
6 Jatim NA NA
7 N T T 645 1031
8 Kalbar NA NA
9 Kalsel NA NA
10 Sulsel 334 2419
11 Sulteng 5354 NA
12 Sulut 1297 NA
13 Gorontalo NA 3282
Tabel 2. Harga Rata-rata pembelian Jagung oleh Gapoktan
LDPM Tahun 2015
Sampai dengan Desember 2015 sesuai dengan pelaporan yang
bersumber dari sms center Penguatan-LDPM provinsi yang
tidak mengirimkan laporan untuk harga rata-rata jagung baik
itu JGP atau JGT adalah provinsi Sumatera Utara, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, untuk provinsi
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara tidak mengirimkan data
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 17
harga rata-rata untuk JGP, sedangkan untuk Gorontalo tidak
mengirimkan laporan untuk harga rata-rata jagung JGT.
Harga Rata-rata Pembelian tertinggi untuk JGT adalah
provinsi Sulawesi Tengah yaitu : Rp. 5354, sedangkan harga
rata-rata pembelian terendah untuk JGT adalah Sulawesi
Selatan yaitu : Rp. 334. Harga Rata-rata Pembelian tertinggi
untuk JGP adalah provinsi Gorontalo yaitu : Rp. 3282,
sedangkan harga rata-rata pembelian terendah untuk JGP
adalah Rp. 1031 untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur. Harga
komoditas jagung ditentukan berdasarkan harga perkiraan di
daerah dikarenakan untuk komoditas jagung memang belum
ada HPP yang pasti dari pemerintah .
B. Perkembangan Pemanfaatan Dana Bansos Kegiatan Penguatan-
LDPM
Dalam laporan pemantauan perkembangan pemanfaatan dana
bansos oleh Gapoktan Penguatan-LDPM ini disampaikan
berdasarkan perkembangan pemanfaatan dana bansos secara
nasional dan perkembangan per provinsi.
Mengacu kepada dokumen Perjanjian Kinerja Pusat Distribusi
dan Cadangan Pangan Tahun 2015 (revisi), target
kelembagaan distribusi pangan masyarakat yang
diberdayakan (tahap penumbuhan, pengembangan dan
kemandirian) pada Tahun 2015 adalah sebanyak 358
Gapoktan. Jumlah tersebut terdiri dari 203 Gapoktan Tahap
Penumbuhan, 38 Gapoktan Tahap Pengembangan dan 117
Gapoktan Tahap Kemandirian. Meskipun untuk Gapoktan
Tahap Kemandirian sudah tidak menerima bantuan dana
bansos, tetapi masih dilakukan pembinaan yang didanai
APBN.
Realisasi pemberdayaan Gapoktan selaku lembaga distribusi
pangan pada tahun 2015 adalah 341 Gapoktan atau mencapai
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 18
99,4% dari target 343 Gapoktan. Jika ditinjau per tahapnya,
realisasi penumbuhan Gapoktan adalah 203 Gapoktan atau
100% dari target, realisasi pemberdayaan untuk tahap
pengembangan adalah 36 atau 94,7% dari target 38 Gapoktan
dan untuk tahap kemandirian terealisasi 102 Gapoktan atau
87.2% dari target 117 Gapoktan.
Gapoktan yang ditumbuhkan pada tahun 2015 atau Tahap
Penumbuhan, seluruhnya sudah mencairkan dana Bansos yang
dialokasikan senilai Rp 150 juta. Sesuai pedoman kegiatan,
dana bansos tersebut digunakan untuk
pembangunan/rehabilitasi gudang, modal pembelian
gabah/jagung bagi kegiatan distribusi pangan dan penyediaan
cadangan pangan. Realisasi dana bansos Penguatan LDPM
Tahap Penumbuhan mencapai 100% (tersalur kepada 203
Gapoktan dari target 203 Gapoktan).
Gapoktan Tahap Pengembangan yang ditargetkan sejumlah
38 Gapoktan. Realisasi pencairan dana Bansos untuk tahap
pengembangan yang ditargetkan tersalur pada 38 Gapoktan
tersalur sebanyak 36 Gapoktan atau mencapai 94,7%.
Provinsi yang tidak mencapai 100% dalam pencairan dana
bansos Penguatan LDPM Tahap Pengembangan adalah
Sumatera Barat ada 2 Gapoktan.
Pembinaan terhadap Gapoktan Tahap Kemandirian pada
Tahun 2015 yang ditargetkan terlaksana bagi 117 Gapoktan,
dikarenakan ada 15 Gapoktan pada tahun 2015 yang
seharusnya masuk pada tahap pengembangan tidak
memenuhi persayaratan pencairan LDPM maka pada tahun
2015 tidak masuk dalam tahap kemandirian, sehingga jumlah
Gapoktan tahap kemandirian pada tahun 2015 hanya
terealisasi sebanyak 102 Gapoktan.
Berdasarkan Pedoman Kegiatan Penguatan LDPM 2015, setiap
Gapoktan pelaksana kegiatan Penguatan LDPM pada tahun
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 19
kedua akan dinilai kelayakan dan kesiapannya oleh Tim
Pembina Provinsi untuk melaksanakan Tahap Pengembangan
dan menerima dana bansos tahap pengembangan. 2
Gapoktan tahap pengembangan di Sumatera Barat yang tidak
terealisasi pencairan dana bansosnya tersebut dinilai belum
memenuhi seluruh kriteria yang dipersyaratkan, yaitu:
1. Gapoktan belum memenuhi 2 kali putaran modal hingga
verifikasi dilaksanakan. Perputaran modal ini antara lain
sebagai tolak ukur kinerja Gapoktan dalam menyerap
gabah dan beras yang diproduksi anggotanya.
2. Kinerja Gapoktan tidak maksimal dalam menjalankan
pengembangan usaha dan dalam mencari peluang
kemitraan pemasaran sehingga menghadapi hambatan
untuk meningkatkan volume pemasaran berasnya. Dua
Gapoktan tersebut selanjutnya dibina kembali oleh Tim
Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten sehingga
pada tahun selanjutnya dapat kembali dinilai
kelayakannya dan dipertimbangkan kembali untuk
mendapatkan dana bansos Tahap Pengembangan.
Sebaran Gapoktan dan jumlah Bansos yang dialokasikan dan
pencairan dana Bansos untuk kegiatan Penguatan-LDPM
Tahun 2015 dapat dilihat secara rinci pada tabel di bawah
ini.
Tabel 1. Realisasi Penyaluran Dana Bansos Penguatan-LDPM
Tahap Penumbuhan dan PengembanganTahun 2015
No Provinsi
Penumbuhan Pengembangan
Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %
1 Aceh 7 7 100 0 0 -
2 Sumut 7 7 100 0 0 -
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 20
3 Sumbar 8 8 100 4 2 100
4 Riau 4 4 100 0 0 -
5 Kepri 2 2 100 0 0 -
6 Jambi 3 3 100 0 0 -
7 Bengkulu 3 3 100 0 0 -
8 Sumsel 12 12 100 5 5 100
9 Lampung 11 11 100 6 6 100
10 Jabar 23 23 100 0 0 -
11 Banten 8 8 100 3 3 100
12 Jateng 23 23 100 0 0 -
13 DIY 6 6 100 4 4 100
14 Jatim 19 19 100 6 6 100
15 NTB 7 7 100 0 0 -
16 NTT 6 6 100 0 0 -
17 Kalbar 8 8 100 5 5 100
18 Kalsel 7 7 100 0 0 -
19 Sulsel 17 17 100 8 8 100
20 Sulteng 6 6 100 2 2 100
21 Sulbar 2 2 100 0 0 -
22 Sultra 3 3 100 0 0 -
23 Sulut 5 5 100 0 0 -
24 Gorontalo 4 4 100 0 0 -
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 21
Tabel 10. Perkembangan Sasaran Penguatan LDPM Tahun 2015
Sumber : Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan
C. Perkembangan Pemanfaatan Dana Bansos Kegiatan Penguatan-
LDPM Per Provinsi
a) Propinsi Jawa Barat
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Jawa Barat telah
mempunyai 161 Gapoktan LDPM terdiri dari 49 LDPM pasca
kemandirian 2009, 33 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 21
LDPM tahap pasca kemandirian 2011 , 27 LDPM tahap pasca
kemandirian 2012, 8 LDPM tahap Kemandirian 2013, serta 23
LDPM tahap penumbuhan 2015 . Tahun 2015 Provinsi Jawa Barat
tidak memiliki alokasi penumbuhan dikarenakan adanya
pemotongan anggaran. Berikut ulasan mengenai beberapa
Gapoktan LDPM Provinsi Jawa Barat yang telah dipantau
tepatnya di kabupaten Garut, Jabar.
Kegiatan Penguatan-LDPM di Kabupaten Garut sudah mulai
dilaksanakan sejak tahun 2009. Hingga tahun 2015, jumlah
Gapoktan yang telah mendapatkan dukungan dana dan
pembinaan melalui kegiatan Penguatan-LDPM mencapai 12
Gapoktan yang berlokasi di kabupaten Garut diantaranya adalah
: 2 Gapoktan tahap pasca kemandirian tahun 2009, 3 Gapoktan
tahap pasca kemandirian tahun 2010, 2 Gapoktan tahap pasca
kemandirian tahun 2011, 2 Gapoktan tahap pasca kemandirian
203 203 100% 38 36 94,7%
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 22
tahun 2012, 1 Gapoktan tahap kemandirian tahun 2013 . 2
Gapoktan tahap penumbuhan 2015
J.Tabel 10. Daftar Gapoktan Kegiatan Penguatan LDPM
Kabupaten Garut , Provinsi Jawa Barat
No. Nama Gapoktan Th.
Penumbuhan Alamat
1 HARAPAN MUKTI JAYA 2010 Ds. Jagabaya - Mekarmukti
2 Mekarsari 2009 Ds,Mekarsari,Cibalong,Garut
3 Karya Mukti Tani* 2011 Cinta Damai,Sukaresmi,Garut
4 Muda Tani 2013 samarang samarang garut
5 Mekar Sari*** 2012 Cangkuang,Leles,Garut
6 Kancana Tani 2009 Ds. DUNGUSIKU
7 TANI MUKTI 2010 Ds. Karang Anyar - Leuwigoong
8 CIGAWIR 2010 Ds. Cigawir - Selaawi
9 Sukahurip*** 2012 Cikarag,Malangbong,Garut
10 Binangkit* 2011 Ds.Sakawayana,Malangbong,Garut
11 Agrimukti 2015 Kp.Kb.Kalapa,BungbulangGarut
12 Sukamaju 2015 Ds.Babakan,Kondang,Karang Tengah,Garut
Berikut ulasan hasil pemantauan yang dilakukan di kabupaten Garut:
1. Gapoktan Tahap Penumbuhan
1.1 Gapoktan Suka Maju yang beralamat di Kp. Babakan
Kondang RT. 001/05 Ds. Sindanggalis, Kec. Karang Tengah
merupakan Gapoktan Penumbuhan tahun 2015.
Kepengurusan Gapoktan terdiri dari Ketua : Piat Supriatna
No. HP 085321734742, Sekretaris : Sopandi, Bendahara : Dedi
Mulyadi.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 23
Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek
organisasi/kepengurusan Gapoktan sudah baik dan sudah
terbentuk pada 24 Juli 2007, dan Jumlah anggota Gapoktan
350 orang dari 8 Kelompoktani dengan luas lahan sawah 499.
Jika dilihat dari aspek administrasi, pendamping sudah
mempunyai bekal materi pada saat acara apresiasi
pendamping yang dilaksanakan tgl 11 sd 13 Maret 2015 untuk
pembukuan. Buku yang wajib dimiliki oleh Gapoktan
sebanyak 5 buku. Sedangkan buku pelengkap yang lain
seperti buku tamu sudah dimiliki oleh Gapoktan.
Bukti kepemilikan lahan untuk gudang berupa surat Akte Jual
Beli No 4253/Kep.3211/V/2010 tanggal 07 Mei 2010. Dari
alokasi dana bansos telah di alokasikan untuk pembuatan
gudang sebesar Rp. 35.000.000,-, untuk unit usaha
distribusi/pemasaran Rp. 90.000.000,- dan untuk Unit usaha
cadangan pangan Rp 20.000.000,-.
Rincian RUG yang dimiliki oleh Gapoktan Suka Maju adalah
sbb:
- Unit Usaha Distribusi/Pemasaran Rp. 90.000.000,- untuk
pembelian beras 8 Kelompoktani kurang lebih 10 ton
- Unit Cadangan Pangan Rp. 25.000.000,- untuk pembelian
beras 8 Kelompoktani sebanyak kurang lebih 1,5 ton
- Untuk Pembangunan Gudang Rp.35.000.000,-
Perkembangan harga pada saat pemantauan untuk komoditas
beras Rp 9.000,-/kg, GKP Rp 3.700,-/kg dan GKG Rp 4.700,-
/kg.
1.2 Gapoktan Muda Tani (Gapoktan Tahap Kemandirian
Tahun 2015)
Gapoktan Muda Tani beralamat di Kp. Lengkong Kaler RT.
002/02 Desa Samarang, Kec. Samarang, Kab. Garut, Provinsi
Jawa Barat. Dengan Pengurus sbb : Ketua : Sulaeman (No HP
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 24
: 085222916646), Sekertaris : Sungkana, Bendahara : Dindin
Kusnidar.
Apabila dilihat dari aspek organisasi/kepengurusan Gapoktan
sampai dengan tahap kemandirian masih dipegang oleh
pengurus yang sama, permasalahan yang muncul dapat
diatasi secara bersama-sama dengan mengadakan rapat
pengurus Gapoktan serta tugas masing-masing pengurus
dapat dilaksanakan dengan baik.
Aspek administrasi, Pembukuan, Gapoktan Muda Tani sudah
memiliki buku sesuai pedoman yaitu : Buku Bank, Buku Kas
Umum, Buku Kas Pembantu unit distribusi, Buku pembelian,
Buku Penjualan, Buku kas pembantu cadangan pangan, buku
penyaluran dan buku penerimaan. Hanya saja buku
inventaris Gapoktan serta anggota belum ada. Pada unit
distribusi/ pemasaran/pengolahan terlihat bahwa adanya
kegiatan pembelian GKG sebanyak 4.335 kg dan beras
sebanyak 2.000 kg sebesar Rp. 38.344.250,-. Pada unit
Cadangan Pangan stock digudang ada 500 kg.
Bila dilihat dari kepengurusan Gapoktan, Gapoktan Muda Tani
memiliki dinamika kelompok yang cukup baik, jika dilihat sisi
kaderisasi, tetapi rencana ke arah sana sudah
ada.Perkembangan Dana Bansos Gapoktan sebagai berikut :
perputaran bansos di unit distribusi sudah ada 10 kali putaran
( Posisi April 2015 ). Saldo di rekening Bank ada Rp
2.700.000,- dan di Buku Kas ada Rp 30.000.00,-. Sisa Barang
di unit usaha distribusi : Beras 1.215 kg, dan GKG 18.520 kg.
Jumlah cadangan pangan yang dipinjam : Beras 750 kg,
Perkembangan harga beras pada saat pemantauan sebesar Rp
8.700/kg dan GKG Rp 4.800,-/ kg.
Dalam pengadaan dan pemasaran Gapoktan belum
mengadakan kontrak tertulis/belum ada kemitraan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 25
Pendampingan Gapoktan yang dilakukan oleh pendamping
dilakukan secara rutin minimal 1 kali sebulan, materi yang
diberikan mengenai seputar pembukuan dan pelaporan serta
pengembangan usaha. Bimbingan teknis juga telah dilakukan
oleh Tim Teknis Kabupaten sebanyak 3 bulan sekali. Saran
dari Gapoktan adalah untuk lebih diintensifkan pembinaan
dari Tim Tekhnis maupun Tim Pembina dan juga mohon
didukung untuk menjebatani dengan instansi lain untuk
memberikan dukungan bantuan.
1.3 Kesimpulan dan Saran :
Pengurus dan Pendamping Gapoktan sangat
menentukan keberhasilan Gapoktan. Karena itu sangat
ditentukan oleh kerjasma Tim Pembina, Tim Teknis,
Pendamping dan Pengurus Gapoktan.
Tim Tekhnis harus melakukan pembinaan langsung ke
Gapoktan secara rutin agar bila terjadi kesalahan
pelaksanaan yang menyimpang dari pedoman dapat
langsung bisa diatasi.
b) Provinsi Jawa Tengah
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Jawa Tengah telah
mempunyai 166 Gapoktan LDPM terdiri dari 54 LDPM pasca
kemandirian 2009, 24 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 26
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 27 LDPM tahap pasca
Kemandirian 2012, 8 LDPM tahap kemandirian 2013, 23 LDPM
tahap penumbuhan 2015. Tahun 2015 Provinsi Jawa Tengah tidak
memiliki alokasi penumbuhan dikarenakan adanya pemotongan
anggaran. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM
Provinsi Jawa Tengah yang telah dipantau :
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 26
Pelaksanaan program kegiatan bansos Penguatan Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan LDPM) pada TA. 20015
Propinsi Jawa Tengah mendapat alokasi bansos LDPM tahap
penumbuhan sebanyak 23 Gapoktan dan dialokasikan ke 20
kabupaten, tetapi tidak alokasi bansos LDPM untuk tahap
pengembangan. Sampai dengan bulan September 2015 sudah
terealisasi 100%, karena masih ada satu Gapoktan yang
terlambat cair pada bulan September2015, dan rata-rata masih
dalam proses pembangunan gudang cadangan pangan dengan
tanah hibah dengan dasar legalitas dari notaries. Pemantuan dan
pengumpulan data penguatan LDPM dilaksanakan ke Kabupaten
Semarang (Gapoktan Al Barokah/Penumbuhan 2015) dan
Kabupaten Grobogan (Gapoktan Sidodadi/penumbuhan 2015),
dengan hasil sebagai berikut:
1. Gapoktan Al Barokah
Gapoktan Al Barokah di Desa Ketapang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Berdiri pada tahu 2002 dan dikukuhkan
pada tahun 2004, dengan jumlah anggota kelompok sebanyak
16 kelompok 500 orang. Sebelum menerima bansos LDPM
Gapoktan AL Barokah sudah bergerak dibidang pemasaran
beras organik dan bahan olahan kue-kue kering, dengan
tambahan bansos LDPM dapat menambah permodalan dalam
pemasaran beras organik, dan cadangan pangan untuk
membantu anggota Gapoktan saat paceklik. Gapoktan Al
Barokah menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar
Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt,
unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20
jt. Telah dilaksanakan pembangunan gudang cadangan
pangan, dan telah dilaksanakan aktifitas pembelian dan
penjual beras, dan cadangan pangan. Aktifitas usaha unit
distribusi dalam pembelian dan penjualan beras pada beras
organik yang merupakan kebutuhan sehari-hari diwilayah
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 27
Gapoktan dan telah dipasarkan ke wilayah kabupaten
Semarang, dan telah melakukan kerjasama dengan Koperasi-
koperasi instansi pemerintah di wilayah kabupaten, dengan
PT. Indosepirit di Kebun Jeruk Jakarta, dan menjual ke luar
propinsi ke Makasar. Gabah yang dibeli rata-rata varietas
Metik susu dengan harga Rp. 5.300,- s.d Rp. 5.600,- per kg
GKP, Rp. 7.000,- per Kg GKG, dan membeli gabah beras
merah/beras hitam dengan harga Rp. 9.000,- per kg. Dijual
dalam bentuk beras Rp. 14.000 per kg s.d Rp. 17.000 per kg
dalam bentuk kemasan 5 kg dan 10 kg dengan merek
Gapoktan al barokah. Seluruh anggota Gapoktan dan rata-
rata petani di wilayahnya menanam padi organik, dan
merupakan kebutuhan konsumsi buat petani dan masyarakat
sehingga usaha pemasaran unit distribusi melakukan
pembelian dan penjualan beras organik.
Dengan sistem pemasaran yang melakukan kemitraan
walaupun belum dengan sistem kontrak secara legal,
Gapoktan Al Barokah dapat memberikan pasokan beras
kepada mitra sesuai dengan permintaan, sehingga perputaran
dalam pemanfaatan dana LDPM dapat lebih dari dua putaran
sebagai persyaratan LDPM penembangan untuk tahun
berikutnya.
Telah melakukan pembukuan dengan baik sesuai dengan
pedoman dan panduan LDPM, walaupun masih perlu untuk
dilakukan pendampingan, pengawalan dan pembinaan dari
aparat propinsi maupun kabupaten, untuk lebih meningkatan
ketertiban administrasi, dan pengembangan usaha kemitraan.
Aset yang dimiliki; gudang, lantai jemur, RMU, alat kemasan,
sekretariat.
2. Gapoktan Sidodadi
Gapoktan Sidodadi di Desa Kropak Kecamatan Wirosari
Kabupaten Grobogan berdiri pada tahu 2008 dan dikukuhkan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 28
pada tahun 20010, menerima bantuan sosial Penguatan LDPM
Tahun 2015. Usaha dilakukan sebelum menerima bansos
LDPM, telah melakukan pembelian dan penjualan beras,
bawang merah, dan jagung, aktifitas pembelian dan
penjualan masih di wilayahnya sendiri. Sampai dengan saat
ini masih dalam proses pemabangunan gudang cadangan
pangan, sudah 90 persen hampir selesai, dan status tanah
adalah tanah hibah yang dinyatakan oleh camat dan lurah,
dan masih dalam proses legalitas ke notaris.Gapoktan
Sidodadi menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar
Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt,
unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20
jt. Dana LDPM yang diterima untuk kegiatan unit distrbusi
belum dimanfaatkan untuk pembelian dan penjualan
gabah/beras dan jagung karena belum musim panen,
sehingga belum ada perputaran dana LDPM, diharapkan untuk
segera memanfaatkan untuk pembelian dan penjualan baik
diwilayah sendiri pada anggota Gapoktan maupun keluar
wilayah untuk optimalisasi pemanfaatan dan perputaran
dananya. Kelengkapan administrasi masih belum lengkap
untuk masing-masing penangungjawab unit usaha masing-
masing, disarankan pendamping dan aparat kabupaten untuk
mendampingi dan mengawal pelaksanaan pemanfaatan dana
LDPM dan sekaligus penertiiban administrasi pembukuannya.
Belum adanya aktifitas pembelian dan penjualan maka belum
ada laporan SMS senter yang dilaporkan, dan disampaikan
bahwa laporan tetap disampaikan walaupun dalam posisi nol
atau tidak ada aktifitas pembelian dan penjualan.Aset yang
dimiliki; gudang, belum memiliki lantai jemur/RMU.
3. Kesimpulan dan saran;
Gapoktan LDPM tahap penumbuhan dan pengembangan
masih diperlukan pengawalan dan pendampingan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 29
dalam pengembangan pemanfaatan dana LDPM, baik
dalam pengembangan usahanya maupun dalam
pelaksanaan administarsi pembukuannya dari masing
masing penanggungjawab unit usahanya.
Pembangunan gudang cadangan pangan belum selesai
masih dalam proses pembangunan, namun demikian
diharapkan pemanfaatan dana cadangan pangan
maupun unit distribusi untuk segera dimafaatkan untuk
jual beli gabah/beras/jagung, sehingga akan dapat
mengoptimalkan perputaran dananya sebagai
persyaratan pada tahap pengembangan pada tahun
berikutnya.
Pendamping perlu untuk lebih fokus dan konsentrasi
dalam pendamping Gapoktan sehingga Gapoktan dapat
lebih meningkatkan pelaksanaan pemanfaatan dana
LDPM sesuai dengan pedoman umum LDPM.
Diperlukan adanya apresiasi pelatihan Gapoktan pada
administrasi pembukuan, dan pola usaha kemitraan.
Pembinaan oleh tingkap propinsi dan kabupaten masih
sangat diperlukan, dan dierlukan adannya temu usaha
oleh Gapoktan sehingga dapat pengembangan wawasan
usaha oleh gapokta.
c) Provinsi Kalimantan Barat
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Kalimantan Barat telah
mempunyai 46 Gapoktan LDPM terdiri dari 8 LDPM pasca
kemandirian 2009, 7 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 6
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 7 LDPM tahap pasca
Kemandirian 2012, 5 LDPM tahap kemandirian 2013, 5 LDPM
tahap pengembangan 2015, dan 8 LDPM tahap penumbuhan
2015. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi
Kalimantan Barat yang telah dipantau:
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 30
1. Gapoktan Meteor ( Gapoktan calon Penumbuhan Th 2015
yang sudah lulus verifikasi Kabupaten dan Provinsi)
Beralamat di Desa Gelik, Kecamatan Selakuau Timur,
Kabupaten Sambas. Ketua Gapoktan : Muslimun Hadran ( No
hp : 085350722628 ), Sekertaris : Pauji Toin ( No. hp:
082351007529 ), Bendahara : Pendi Mastur ( No. hp:
082149870250 ), Ketua Unit Distribusi/Pengolahan hasil:
Husni, Ketua Unit Cadangan Pangan : Fauzi .S.
Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek
organisasi/kepengurusan Gapoktan merupakan bukan
bentukan baru karena Gapoktan berdiri 22 Desember 2006.
Dengan jumlah 18 Poktan dan beranggotakan 500 orang,
jumlah lahan yang dimiliki oleh Gapoktan sekitar 725 Ha.
Gapoktan sudah mempunyai unit usaha seperti unit distribusi
, unit cadangan pangan yang masing – masing sudah memiliki
pengurusnya. Gapoktan rutin melakukan pertemuan sekitar 8
kali dalam 1 musim/ 4 bulan. (2)
Jika dilihat dari aspek administrasi, pendamping sudah
mempunyai bekal materi pada saat acara apresiasi
pendamping yang dilaksanakan tgl 11 sd 13 Maret 2015 untuk
pembukuan. Buku yang wajib dimiliki oleh Gapoktan
sebanyak 5 buku. Sedangkan buku pelengkap yang lain
seperti buku tamu sudah dimiliki oleh Gapoktan. Gapoktan
juga sudah mempersiapkan rekening atas nama Gapoktan
namun pada pelaksanaan nya nanti untuk Rekening bansos
LDPM disarankan agar Gapoktan membuka Rekening baru atas
nama Gapoktan P-LDPM. Bukti kepemilikan lahan yang
dimiliki oleh Gapoktan untuk gudangnya sudah ada di
pendamping berupa surat Hibah. Sesuai RUG sudah di
alokasikan dari dana bansos P-LDPM sebesar Rp. 30.000.000,-
( untuk pembelian material saja ) sedangkan untuk ongkos
sepenuhnya ditanggung oleh Gapoktan secara swadaya.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 31
Rencana gudang seukuran 6 x 8 dengan kapasitas 30 Ton.
Kesiapan Unit Usaha Distribusi/Pengolahan Hasil: Ketua Unit
Bapak Husni dan mengenai pembukuan sudah dipersiapkan
oleh Gapoktan berdasarkan arahan pendamping Gapoktan.
Sesuai RUG yang disusun oleh Gapoktan untuk unit
distribusi/pengolahan sebesar Rp. 100.000.000,-. Untuk
pembelian gabah 18 Poktan. Kesiapan Unit Usaha Cadangan
Pangan: Ketua Unit Usaha Cadangan Pangan Bapak Fauzi .
Sesuai RUG yang disusun oleh Gapoktan untuk cadangan
pangan sebesar 20 juta untuk membeli gabah 18 Poktan.
Berikut rincian RUG yang dimiliki oleh Gapoktan Meteor:
1).Unit Usaha Distribusi/Pengolahan hasil Rp.
100.000.000,- untuk pembelian Gabah 18 Poktan
sebesar kurang lebih 25 ton
2).Unit Cadangan Pangan Rp. 20.000.000,- untuk
pembelian Gabah 18 poktan sebesar 5 – 4 ton
3). Pembangunan Renovasi Gudang Rp.30.000.000,-
4).Biaya Lain-lain yang dikeluarkan oleh Gapoktan
Swadaya Rp. 16.921.500,-
Perkembangan harga pembelian yang terjadi di wilayah
Gapoktan : a). Harga beras Rp. 8000,- ; Harga GKS Rp. 4000,-
; Harga GKG Rp. 4000,- sd 4200,- ; Harga GKP Rp. 3800,-.
dengan Rata-rata panen 2 – 3 kali dalam setahun, mengenai
kemitraan yang terjadi di Gapoktan , Gapoktan sudah
memiliki mitra yang cukup banyak, Bantuan pemerintahpun
sudah sempat masuk ke Gapoktan berupa 1 unit mobil RMU,
power tresser dan traktor dari kementarian desa tertinggal (
pada saat itu Desa Gelik termasuk dalam wilayah desa yang
dipandang tertinggal, akses ke jalan utama sangat jauh dan
saran dan prasarana umumnya masih sangat minim dengan
jalan yang belum diaspal ) karena itu Gapoktan membeli
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 32
gabah dan menjual beras, sedangkan utk komoditas pangan
lokal strategis lain yang bisa dikembangkan di Desa Gelik
adalah daging ayam. Ketua Unit Usaha Cadangan Pangan
yaitu Bapak Fauzi pernah mendapat penghargaan presiden
sebagai petani teladan dan Pendamping Gapoktan Bapak
Hanafi pernah juga mendapatkan penghargaan penyuluh
swadaya tahun 2013. di tingkat provinsi. Permasalahan dan
kendala Gapoktan saat ini adalah kurangnya
fasilitas/prasarana yang diberikan pemerintah untuk wilayah
Gapoktan padahal desa Gelik termasuk wilayah yang surplus
akan Gabah dan Gapoktan juga telah memiliki kemitraan
yang baik. Saran dari Gapoktan yang diberikan untuk Tim
Pembina dan Tim Teknis maupun Pusat adalah harapannya
dana Bansos P-LDPM Tahun 2015 untuk Alokasi Penumbuhan
bisa segera dicairkan pada kisaran Bulan Juli-Agustus 2015
mengingat karena Gapoktan sudah mulai bulan April 2015.
2. Gapoktan Mekar Bersatu ( Gapoktan Tahap Kemandirian
Tahun 2015)
Beralamat di Dusun Mawar Desa Tebas Sungai Rt. 36/ Rw. 18
Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan
Barat. Dengan ketua : Bapak Muslimin ( No HP :
081345724190 ), Sekertaris : Bapak Suyadi ( No. HP :
085245406517 ), Bendahara : Ibu Anita ( No. HP:
085288100257 ). Pendamping Pak Ibnu.
Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek
organisasi/kepengurusan Gapoktan sampai dengan tahap
kemandirian untuk kepengurusan Gapoktan masih dipegang
oleh pengurus yang sama, permasalahan yang selalu muncul
bisa diatasi dengan baik karena peran kuat dari ketua
Gapoktan serta tugas masing-masing penurus yang
dilaksanakan dengan baik. (2) Jika dilihat dari aspek
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 33
administrasi, Pembukuan , Gapoktan Mekar Bersatu sudah
memiliki buku sesuai pedoman yaitu : Buku Bank, Buku Kas
Umum, Buku Kas Pembantu unit distribusi, Buku pembelian,
Buku Penjualan, Buku kas pembantu cadangan pangan, buku
penyaluran dan buku penerimaan. Hanya saja untuk buku
harga , buku inventaris Gapoktan serta anggota belum ada.
Permasalahan yang ada pada saat mengisi pembukuan adalah
ada beberapa transaksi yang terlewat sehingga tidak time
series dan ada beberapa transaksi yang belum sempat
dicatat. Pada unit distribusi/pemasaran/pengolahan terlihat
bahwa adanya kegiatan pembelian sebesar Rp. 98.816.250,-
yaitu: berupa beras 2000 kg dan sisanya GKG. Pada unit
Cadangan Pangan stock digudang sementara kosong karena
semua sedang dipinjamkan hal ini dikarenakan sempat ada
puso 2 kali pada tahun 2015 ( terjadi di kabupaten sambas
sampai dengan kubu raya ) karenanya sempat pada saat th
2015 tepatnya Gapoktan pada saat mendapatkan dana
pengembangan sebagian dana Rp. 75 juta yang seharusnya
masuk ke unit distribusi terpaksa di masukkan Rp. 15 juta
untuk mengisi kekosongan Gudang, mengenai kebijakan ini
sudah mendapat persetujuan dari Tim Pembina karenanya
tahun ini setelah semua kembali normal kembali disarankan
dana 15 juta dikembalikan ke unit
distribusi/pemasaran/pengolahan. (pada tahun ini tepatnya
di Bulan Maret akan ada panen dan april akan mulai semai
benih).(3) Jika dilihat dari kepengurusan Gapoktan, Gapoktan
mekar bersatu memiliki dinamika kelompok yang cukup baik ,
jika dilihat sisi kaderisasi , kaderisasi belum dapat dilihat
karena belum ada pergantian pengurus dan sampai dengan
saat ini Gapoktan masih belum berbadan hukum ( masih
pengukuhan Bupati/Walikota saja).
(4). Perkembangan Dana Bansos Gapoktan sebagai berikut :
perputaran bansos di unit distribusi sudah ada 10 kali putaran
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 34
( Posisi Maret 2015 ) . Saldo yang ada di rekening bank adalah
sebesar : Rp. 66.879.856,71; Saldo uang di buku kas Rp.
2.381.650,00; Sisa Barang di unit usaha distribusi/pengolahan
: Beras 2000 kg, GKG 794,792; Jumlah cadangan pangan yang
dipinjam : Beras 87 kg, GKG 6161 kg dengan kesepakatan
pengembalian ke Gudang sebesar 2 %. Perkembangan harga
pada saat pemantauan yaitu utk beras : 10000/ kg ; GKG :
4500/ kg ; GKS : 3600 / kg ; GKP : Rp. 3000 / kg. (5)
Kemitraan Gapoktan sudah terjalin walaupun belum dalam
bentuk kontrak tertulis dengan penggilingan dan sedang
dalam rintisan yaitu memasukkan beras ke dinas – dinas
kabupaten sambas. (6) Pendampingan Gapoktan yang
dilakukan oleh pendamping dilakukan secara rutin minimal 1
kali sebulan, materi yang diberikan mengenai seputar
pembukuan dan pelaporan serta pengembangan usaha.
Bimbingan tekhnis juga telah dilakukan oleh Tim Pembina
Provinsi pada Gapoktan tahun 2013 – 2015. Kendala yang
dihadapi oleh Gapoktan dalam pelaporan mingguan melalui
sms adalah walaupun mereka telah mengirim akan tetapi
banyak yang kosong absensi smsnya. Saran dari Gapoktan
adalah untuk lebih diintensifkan pembinaan dari Tim Tekhnis
maupun Tim Pembina dan juga mohon didukung untuk
menjebatani dengan instansi lain untuk memberikan
dukungan bantuan. Agenda tahun ini Gapoktan akan bekerja
sama dengan kegiatan Resi Gudang.
3. Gapoktan Serasi ( Gapoktan Tahap Penumbuhan Tahun 2015)
Beralamat di Dusun Permai, Rt. 01 Rw. 01 Desa Sepadu,
Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan
Barat. Dengan ketua : Bapak Arifin Fauzi, Sekertaris :Bapak
Taryanto, Bendahara : Bapak Jayadi. Pendamping Pak Kasdi.
Pengukuhan Gapoktan oleh Kepala Desa/BPP dilakukan pada
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 35
bulan September 2006 , terdiri dari 15 kelompok tani ( 375
orang anggota ) dengan luas areal : 375 Ha.
Kesiapan Gapoktan dalam menghadapi tahap pengembangan :
Gapoktan Serasi belum mencapai dua kali putaran untuk dana
yang ada di unit distribusi/pengolahan/pemasaran. Dari dana
bansos untuk unit cadangan pangan ada sisa yang belum
digunakan sekitar Rp. 50 Juta dari alokasi awal sebesar Rp.
100 Juta. Bahkan sempat ada uang cash di bendahara sebesar
Rp. 26.860.000,- atas hal tersebut kami sudah sarankan untuk
tidak dilakukan karena jika terjadi hal yang tidak diinginkan
pertanggung jawabannya akan sulit. Pada saat awal
pencairan dana bansos penumbuhan pada Bulan Oktober 2015
tercatat Gapoktan baru 1 kali melakukan transaksi di bulan
November 2015 dan setelah itu di Bulan Desember 2015 di
wilayah Kabupaten Sambas terjadi Puso karena kemarau
panjang, dan pada awal tahun 2015 kegiatan baru dimulai
kembali. Pembukuan yang ada di Gapoktan serasi, ada
beberapa buku yang belum dibuat seperti buku harga, dan
ada beberapa pengisian di buku yang kurang tepat.
Perkembangan dana bansos sampai dengan saat kami
memantau Gapoktan sebagai berikut : (1) Unit
Distribusi/Pengolahan/Pemasaran : Penjualan Rp.
25.097.400,- ; Keuntungan : Rp. 1.960.350,- ; Pembelian Rp.
28.371.500,- .(2) Unit Pengelola Cadangan Pangan : alokasi
awal cadangan pangan di gudang ada 3700 ton yang berupa
GKG dan sampai dengan saat pemantaun sudah terpinjam
oleh 6 anggota dan sisa di gudang ada sekitar 1.550.5 kg .
mekanisme peminjaman adalah pada saat kembali ada
kelebihan sekitar 2% untuk 1 musim atau kurang lebih 4
bulan. Gapoktan sudah memiliki produk packing “ cap kujang
“ beras 5 kg, 10 kg Pembelian GKP : Rp. 4200/kg, Beras Rp.
8400/kg- Rp. 10.500/kg dan Gapoktan sudah ada perjanjian
tertulis dengan penguasaha di luar kabupaten. Kendala yang
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 36
di hadapi oleh Gapoktan pada saat ini adalah kerusakan
mesin RMU yang berakibat produksi beras Gapoktan mandek,
sehingga rencananya Gapoktan akan mengejar ketertinggalan
dalam putaran pembelian/penjualan di unit distribusi dengan
beli gabah jual gabah. Dari sisi pendampingan Gapoktan
kurang cukup mendapatkan bimbingan dikarenakan faktor
kesehatan pendamping.
4. Kinerja Tim Pembina dan Tim Teknis
Tim Pembina
Berdasarkan data dan informasi yang ditemui di
lapangan, keterlibatan Tim Pembina dalam
mempersiapkan pelaksanaan kegiatan Penguatan
LDPM di Provinsi Kalimantan Barat sudah terkoordinasi
dengan baik , dalam perencanaan, penentuan
Gapoktan penerima Bansos , memasuki bulan ke 3
tahun 2015 verifikasi Gapoktan sudah rampung
dilakukan oleh Tim Pembina dan hanya tinggal
menunggu pencairan yang diperkirakan untuk nomer
Pedoman kegiatan dari pusat sekitar awal bulan April
2015.
Penetapan SK Gubernur mengenai Tim Pembina untuk
pelaksanaan P-LDPM Tahun 2015 sedang dalam proses
dikarenakan draf sudah dikirim per tanggal 3 Maret
2015. Pembinaan dan pemantauan dilakukan oleh tim
pembina sesuai jadwal yaitu 1 kali dalam 1 bulan.
Mengingat di kalbar jarak antara kabupaten dan
provinsi cukup memakan waktu yang lama mengingat
sebaran kabupaten yg ada alokasi kegiatan P- LDPM
ada sekitar 5 kabupaten dan dalam 1 kabupaten ada
sekitar 1 atau 2 lokasi Gapoktan P-LDPM yang harus di
pantau. Seperti halnya salah satu kabupaten yang
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 37
sempat kami lakukan pembinaan dan pemantauan
yaitu kabupaten sambas, di kabupaten sambas ada 2
Gapoktan yang mendapat alokasi dana kegiatan P-
LDPM tahap penumbuhan dan sudah lulus tahap
verifikasi baik dari tim tekhnis maupun tim pembina,
salah satunya Gapoktan meteor, Gapoktan yang
berdiri dari tahun 2006 dan dikukuhkan oleh kepala
desa pada tanggal 22 desember 2006 dengan
pendamping bapak Hanafiah, Ketua Bapak Fauzi S,
Sekertaris Bapak Fauzi T, Pengurus unit cadangan
pangan Bapak Husni. Gapoktan terdiri dari 18 Poktan
anggotanya sekitar 500 orang dengan luas lahan 725
Ha. Sesuai RUG yang di sepakati dana P-LDPM tahap
penumbuhan sebesar Rp. 150 Jt dialokasikan sebagai
berikut : (1). Sekitar 30 Juta untuk gudang dan
penggunannya adalah untuk membeli material
pembanguna saja dan untuk upah bangunnya swadaya
dari Gapoktan. (2). Sekitar 100 juta untuk unit
distribusi/pengolahan/pemasaran hasil. (3). Sekitar
20 Juta untuk unit cadangan pangan.
Penyusunan Juklak kegiatan P-LDPM Tahun 2015
untuk tahap penumbuhan, tahap pengembangan dan
tahap kemandirian yang sesuai dengan Pedoman dan
panduan pelaksanaan kegiatan P-LDPM tahun 2015
sudah dilakukan draf nya sembari menunggu pedoman
pusat di tanda tangani oleh Mentan, di rencanakan
sekitar april 2015 akan di tanda tangani dan
dikeluarkan nomernya. Pada tahun 2015 sekitar Bulan
Mei 2015 juklak sudah dicetak, target untuk tahun ini
juga diperkirakan Bulan Mei 2015 sudah cetak juklak.
Verifikasi Gapoktan dilakukan sekitar tgl 23 februari
sampai dengan 7 maret 2015. Gapoktan yang terpilih
adalah Gapoktan yang sudah sesuai kriteria yang ada
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 38
di pedoman P-LDPM mereka sudah memiliki SK
pengukuhan bupati/kepala desa, memiliki RUG, dan
memiliki akta hibah tanah utk gudang . Namun untuk
pencairan dana akan tetap dilakukan setelah mereka
mendapatkan nomor pedoman dari pusat, yang
diperkirakan sekitar bulan april 2015.
Pelaporan yang dilakukan oleh Tim Pembina ke pusat
untuk laporan 2 bulanan sampai dengan saat ini selalu
dilakukan di akhir waktu pelaksanaan atau mendekati
evaluasi hal ini dikarenakan keterlambatan pelaporan
dari kabupaten yang juga pengaruh keterlambatan
oleh Gapoktan.
Tim Teknis Kabupaten/Kota
Tim Teknis kabupaten melakukan penjadwalan untuk
pembinaan dan pemantauan ke 9 Gapoktan yang
merupakan alokasi di kabupaten sambas, 2
diantaranya masih dalam proses menunggu untuk
pencairan. Salah satu Gapoktan yang kami kunjungi
adalah Gapoktan Meteor dimana terlihat dari hasil
kunjungan kami ke Gapoktan , bahwa tim teknis
dalam melakukan pencalonan dan akhirnya verifikasi
dilakukan sesuai dengan pedoman .
Juknis belum selesai disusun oleh tim teknis dan
masih dalam proses draf sambil menunggu dari
pedoman pusat di tanda tangani oleh Mentan dan
keluar nomornya.
Proses verifikasi untuk tahap penumbuhan dilakukan
bulan februari sd maret beriringan dengan verifikasi
yang dilakukan oleh tim pembina provinsi. Sedangkan
untuk tahap pengembangan akan dilakukan
rencananya sekitar Bulan Juni 2015.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 39
Beberapa Kendala yang ditemui oleh tim teknis adalah
persepsi masyarakat khususnya di kabupaten sambas
bahwa dana bansos adalah dana bantuan yang dibagi
habis, namun untuk P-LDPM ada perkecualian
dikarenakan dana bansos ini dituntut untuk
keberlanjutannya sesuai dengan pedoman bansosnya.
Gapoktan tahap pengembangan di kabupaten sambas
yang kami kunjungi di pegang oleh pengurus yang
sebelumnya adalah pembisnis handal di bidang
agrobisnis gabah/beras sehingga terkadang ada
kendala dalam hal penentuan kebijakan pelaksanaan
hal ini terlihat pada Gapoktan tahap pengembangan ,
karena ketua diposisi terlalu kuat sebagai pembisnis
karenanya peran pendamping seolah-olah tidak ada
apalagi dikarenakan kondisi pendamping yang sudah
sering sakit, padahal dalam kegiatan ini peran
pendamping adalah sebagai tali pengikat dan
penghubung mengenai segala informasi sesuai
pedoman. Gapoktan banyak mendapatkan bantuan
dari instansi terkait yang lain mulai dari RMU sampai
dengan alat packing oleh perindag. Permasalahan
perkembangan perputaran dana oleh Gapoktan sedikit
ada permasalahan dikarenakan efek panen puso di
tahun 2015 sekitar bulan september sd desember,
dana yang ada di unit distribusi bar dimanfaatkan
setengahnya dan itu pun ada seperempat di tangan
bendahara Gapoktan berbentuk uang cash. Kendala
yang dihadapi oleh Gapoktan penumbuhan th 2015
itupun terkait dengan rusaknya mesin penggiling padi.
Sehingga hal tersebut akan ditanggulangi dengan cara
Gapoktan membeli gabah dan menjual gabah,
mengingat untuk masalah kemitraan Gapoktan tidak
diragukan lagi, harapannya supaya pada saat verifikasi
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 40
sekitar bulan juni 2015 perputaran Gapoktan sudah
bisa 2 kali putaran minimal.
Proses melakukan evaluasi pendamping didapat 2
pendamping untuk masing Gapoktan di Kabupaten
Sambas yaitu : (1). Bapak M. Hanafiah, Amd (untuk
Gapoktan Meteor) (2). Bapak Saptino (untuk Gapoktan
Candra Kirana) .Tidak ada kendala yang dihadapi
pada saat melakukan evaluasi pendamping.
Pelaporan bulanan oleh tim teknis ke provinsi sering
mengalami keterlambatan dikarenakan keterlambatan
Gapoktan dalam mengirimkan ke kabupaten setiap
bulannya .
Pada tahun lalu 2015 setelah Gapoktan penumbuhan
tahun 2013 dan penumbuhan tahun 2015 mencairkan
dana sekitar bulan september di kabupaten sambas
terjadi kemarau panjang yang mengakibatkan panen
merata di kabupaten itu mengalami puso, dikarenakan
hal tersebut sempat membuat alur perputaran dana di
unit distribusi terganggu dikarenakan tdk ada gabah
yang bisa dibeli oleh petani dan bahkan jika mencari
ke daerah lainpun sama masalahnya. Permasalahan di
Gapoktan penumbuhan tahun 2013 sempat karena
kejadian tersebut cadangan pangan yang dipinjamkan
tidak bisa dikembalikan akibatnya gudang kosong,
sehingga karena hal tersebut tim pembina sempat
menyarankan dana 75 juta yang harusnya menjadi
dana untuk distribusi dimasukkan sementara ke
cadangan pangan untuk menanggulangi paceklik
tersebut krn gagal panen, panen tahun 2015 ini dirasa
cukup bagus sehingga dana 15 juta yang terpakai
tersebut bisa dan harus langsung di kembalikan ke
unit distribusi, sambil menunggu panen agar cadangan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 41
pangan kembali dan terakumulasi sesuai kesepakatan
untuk pengembalian.
5. Kesimpulan dan Saran :
SDM ( Pengurus dan Pendamping ) di Gapoktan sangat
menentukan kemajuan Gapoktan. Karenanya seleksi
penentual awal calon Gapoktan dan juga penentuan
pendamping harus di seleksi secara ketat pada tahap
awal.
Tim Pembina dan Tim Tekhnis harus saling
berkoordinasi secara rutin untuk melakukan
pembinaan langsung ke Gapoktan agar jika terjadi
kesalahan pelaksanaan yang melenceng dari pedoman
akan langsung bisa diatasi.
Peran kuat dari Pendamping sebagai tali pengikat
dalam Gapoktan harus dipertegas dengan cara
memberikan pendampingan secara maksimal terhadap
Gapoktan karenanya proses verifikasi calon
pendamping harus dilakukan secara benar sesuai
pedoman karena sangat terlihat permasalahan yang
terjadi di Kabupaten sambas adalah ketika
pendamping terkendala untuk melakukan
pendampingan karena faktor kesehatan tidak ada
penanganan lebih lanjut untuk mengatasi hal tersebut
terlebih lagi sempat ada gagal panen di akhir tahun
2015.
Tugas Tim Pembina dan Tim Tekhnis dalam mengawal
dan membina kegiatan Penguata-LDPM sangatlah
mempengaruhi kemajuan Gapoktan, begitu juga dalam
proses penentuan pemilihan Gapoktan dan proses
verifikasinya harus dilakukan sesuai pedoman.
Kualitas dari SDM Gapoktan ( Pengurus Gapoktan) juga
menjadi faktor yang sangat penting mempengaruhi
kemajuan Gapoktan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 42
Kegiatan Penguatan-LDPM di Kalbar khususnya di
Kabupaten Sambas telah berhasil menciptakan
stabilitas harga di kabupaten tersebut dengan bukti
nyata bahwa pada musim panen harga beli dari petani
tidak pernah kurang dari HPP dan juga fungsi unit
cadangan pangan sangat bisa dirasakan ketika terjadi
puso di akhir tahun 2015.
d) Provinsi Banten
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Banten telah mempunyai 39
Gapoktan LDPM terdiri dari 3 LDPM pasca kemandirian 2009, 7
LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 7 LDPM tahap pasca
kemandirian 2011, 8 LDPM tahap pasca Kemandirian 2012, 3
LDPM tahap Kemandirian 2013, 3 LDPM tahap Pengembangan
2015. 8 LDPM Untuk tahap penumbuhan 2015. Berikut ulasan
mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi Banten yang telah
dipantau:
1. Gapoktan Mitra Tani (Tahap Kemandirian)
No Aspek Uraian
1 Identitas Gapoktan Mitra Tani adalah Gapoktan yang berlokasi
di Desa Tembong, Kecamatan Carita, Kabupaten
Pandeglang.
Gapoktan dibentuk melalui SK Kepala Desa.
Gapoktan Mitra Tani adalah Gapoktan Tahap
Kemandirian yang menerima dana bansos Tahap
Penumbuhan pada tahun 2013.
2 Kepengurusan Gapoktan ini diketuai oleh H. Masriyah dengan
Sekretaris Maman, dan Bendahara Sajum.
Melalui pengamatan di lapangan, melalui aspek
kepengurusan, pengurus Gapoktan ini cukup baik
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 43
No Aspek Uraian
dalam melakukan perannya masing-masing. Ketua
terlalu mendominasi di dalam Gapoktan, sehingga
ketika ketua tidak ada, ada beberapa hal yang kurang
berjalan dengan baik. Kaderisasi Gapoktan kurang
berjalan dengan baik karena sulit mencari personil
yang berminat untuk menjadi pengurus Gapoktan.
3 Administrasi
Pembukuan
Pembukuan yang dilaksanakan oleh Gapoktan cukup
lengkap yaitu Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Unit
Distribusi/Pemasaran/Pengolahan, Buku Kas Pembantu
Unit Cadangan Pangan, Buku Pembelian, Buku
Penjualan. Buku Sisa Barang, Buku Harga, Buku
Penerimaan Cadangan Pangan, dan Buku Penyaluran
Cadangan Pangan. Pengisian yang dilaksanakan pun
cukup baik hanya saja Gapoktan tidak pernah menutup
buku setiap bulannya.
4 Perkembangan
dana bansos
Penguatan-
LDPM di
Gapoktan Mitra
Tani:
Saldo uang di rekening: Rp. 435.309, 00
Stok cadangan pangan di gudang 6350 kg GKG
Cadangan pangan yang dipinjamkan 2900 kg GKG,
kesepakatan anggota bahwa pengembalian cadangan
pangan adalah pinjaman + 2 % dari pinjaman
Keuntungan
Sisa di distribusi
5 Perkembangan
harga saat
pemantauan
Harga Beras : Rp/Kg 8000 – 8200
Harga GKG : Rp/Kg 4900
Harga GKP : Rp/Kg 4200
6 Kemitraan Produk yang dijual beras
Gapoktan telah menjual produknya ke daerah Merak
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 44
No Aspek Uraian
Gapoktan
7 Pendampingan Pendamping yang mendampingi Gapoktan adalah
pendamping yang baru bertugas tahun 2015 karena
pendamping sebelumnya tidak dapat bertugas sebagai
pendamping
Pendamping mengunjungi Gapoktan se
8 Pelaporan Pelaporan yang dilaksanakan Gapoktan cukup baik
Pelaporan terakhir adalah pelaporan sampai dengan
bulan Februari Tahun 2015
9 Permasalahan Pembukuan yang dilaksanakan Gapoktan ada yang
belum sesuai dengan aturan
Peran ketua terlalu mendominasi sehingga ketika
ketua tidak dapat bertugas ada beberapa perkerjaan
yang kurang berjalan dengan baik (pelaporan tidak
dikerjakan)
10 Saran Pembukuan perlu diperbaiki
Kaderisasi mulai direncanakan untuk kelanjutan
pengembangan Gapoktan
2. Gapoktan Karya Bakti (Tahap Penumbuhan)
No Aspek Uraian
1 Identitas Gapoktan Karya Bakti yang berlokasi di Kampung
Gunungputri RT/RW 001/001, Desa Gunungputri,
Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten
Banten.
Gapoktan didirikan pada tanggal 1 Mei 2007 dan
dikukuhkan ulang tanggal 20 Januari 2015 oleh Kepala
Desa.
Gapoktan Karya Bakti merupakan Gapoktan calon
penerima dana bansos Tahap Penumbuhan Tahun 2015.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 45
No Aspek Uraian
Terdiri dari 5 poktan dengan anggota sebanyak 366 orang
Gapoktan ini diketuai oleh Ahmad Dani, dengan sekretaris
Sukrani dan Bendahara Indrik
2 Kesiapan
Gapoktan
Organisasi ini dinilai cukup siap untuk menerima dana
bansos karena unit cadangan pangan dan unit distribusi
telah terbentuk, RUG sudah dipersiapkan, dan format
pelaporan mingguan pun sudah dipersiapkan dengan baik.
Gapoktan Karya Bakti berencana akan mengalokasikan
dana bansos untuk renovasi gudang yang telah ada.
Gudang tersebut milik ketua dan akan dihibahkan kepada
Gapoktan (Surat hibah sedang diproses dan diperkirakan
satu minggu akan selesai)
3 Kesiapan Unit
Distribusi/Pem
asaran/
Pengolahan
Gapoktan telah memiliki unit Usaha Distribusi/Pemasaran
yang diketuai oleh Sukanda Herdiana dan Unit Usaha
Penggilingan/Pengolahan yang diketuai oleh Udin Mac
Gapoktan telah memiliki perencanaan pembelian
gabah/beras (Rencana Usaha Gapoktan) pada panen
pertama akan membeli gabah dari anggotanya sebesar 6
ton dengan nilai pembelian sebesar Rp. 27.000.000
4 Kesiapan Unit
Cadangan
Pangan
Gapoktan telah memiliki unit pengelola cadangan pangan
yang diketuai oleh Ridwan
Gudang yang akan direnovasi berukuran 4 x 13 m2
RUG untuk renovasi gudang cadangan pangan adalah
sebesar Rp. 41.000.000 dengan Rp. 33.000.000 dari dana
bansos dan Rp. 8.000.000 dari swadaya Gapoktan.
Gapoktan telah memiliki perencanaan pembelian
gabah/beras (Rencana Usaha Gapoktan) untuk pengisian
gudang sebesar 6 ton dengan nilai pembelian sebesar Rp.
27.000.000
Perencanaan pengadaaan cadangan pangan belum melalui
perhitungan jumlah penduduk yang kira-kira memerlukan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 46
No Aspek Uraian
3. Gapoktan Muara Tani (Tahap Pengembangan)
No Aspek Uraian
1 Identitas Gapoktan Muara Tani adalah Gapoktan yang
berlokasi di Desa Ciinjuk, RT 02 RW 04,
Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang.
Gapoktan didirikan pada tanggal 11 Desember
2006
Gapoktan Muara Tani merupakan Gapoktan yang
akan memasuki Tahap pengembangan bila lolos
seleksi pada tahun 2015.
Aset RMU pemberian pemerintah (2 poles) dari
Dinas Pertanian
2 Kepengurusan Gapoktan Muara Tani diketuai oleh Tb. M. Yusuf
dengan sekretaris Supian, Bendahara Iim Ibrohim
Sekretaris meninggal belum ada gantinya
Pertemuan Gapoktan satu bulan satu kali
3 Administrasi
Pembukuan
Administrasi yang dilakukan cukup baik yaitu Buku
Kas Umum, Buku Kas Pembantu Unit
Distribusi/Pemasaran/Pengolahan, Buku Kas
Pembantu Unit Cadangan Pangan, Buku Pembelian,
Buku Penjualan. Buku Sisa Barang, Buku Harga,
Buku Penerimaan Cadangan Pangan, dan Buku
Penyaluran Cadangan Pangan. Akan tetapi peran
pendamping terlalu dominan sehingga pembukuan
masih didominasi oleh pendamping
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 47
No Aspek Uraian
4 Perkembangan
dana bansos
Penguatan-
LDPM di
Gapoktan Mitra
Tani:
Unit Distribusi/Pemasaran/Pengolahan
Bentuk uang cash : Rp.87.310.000
Sisa Barang di Gudang : 4000 kg GKG, beras 1000
kg
Keuntungan: RP. 16.910.000
Perputaran: 3,59 kali
Saldo di rekening Rp. 20 Juta
5 Perkembangan
harga saat
pemantauan
GKG Rp. 4800/kg
GKP Rp. 4000/kg
6 Kemitraan
Gapoktan
Produk yang dijual dalam bentuk beras dengan
kemasan Tani Jaya
Penjualan beras menggunakan system nota
Dijual ke daerah Cadasari (Toko, Koperasi,
Pengecer) dan Serang, Petir, Baros
7 Pendampingan Pendampingan yang dilaksanakan oleh pendamping
di Gapoktan Muara Tani cukup baik akan tetapi
peran
8 Pelaporan Pelaporan yang dilaksanakan sudah dilaksanakan
dengan rutin
9 Kendala Lantai Jemur terbatas sehingga tidak dapat
membeli gabah terlalu banyak
Anggota menjual gabah keluar tidak ke Gapoktan
karena harga kurang bersaing
Anggota Gapoktan sulit mengembalikan
cadangan pangan karena ada musibah gagal
panen
10 Cadangan
Pangan
Peminjaman cadangan pangan pengembaliannya
2,5-10 persen
Stok cadangan pangan di gudang 1000 kg GKG
Yang dipinjamkan 3000 kg GKG
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 48
No Aspek Uraian
2000 kg kemungkinan kembali dan 1000 kg
kemungkinan tidak kembali
10 x 10 m2
4. Gapoktan Artha Jaya (Tahap Pengembangan)
No Aspek Uraian
1 Identitas Gapoktan Artha Jaya adalah Gapoktan yang
berlokasi Desa Rancabango, Kecamatan Rajeg,
Kabupaten Tanggerang.
Gapoktan diketuai oleh H. Hayatudin
2 Kepengurusan Belum ada kepengurusan LDPM
Sedang mengurus pembentukan koperasi ke
Dinas Koperasi
3 Administrasi
Pembukuan
Pembukuan baik, akan tetapi ada yang tidak
tercata. Ada yang dikeluarkan dari rekening tapi
tidak dibukukan di kas umum langsung masuk ke
kas distribusi
Penjualan pembelian Gapoktan yang menulis,
kas umum ditulis pendamping sehingga kurang
baik untuk perkembangan Gapoktan, karena
tidak selamanya tergantung pada pendamping
4 Perkembangan
dana bansos
Penguatan-
LDPM di
Gapoktan Mitra
Tani:
Modal : Rp 113 850 000 distribusi, Rp.
14.850.000 pengadaan CP, Rp. 21.300 renovasi
gudang
RAT 30 Desember 2015 ada keuntungan kotor
Rp. 21.700.000
Stok cadangan pangan 3500 kg GKG
Posisi rekening RP. 5.794.814
Sisa di unit ditribusi 6-7 ton
Kesepakatan peminjaman cadangan pangan 10 %
Tapi tidak ada cadangan pangan yang dipinjam
Perputaran 3,5 kali
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 49
No Aspek Uraian
5 Perkembangan
harga saat
pemantauan
GKP Rp. 4200
GKG Rp. 4500-4700
Beras Rp. 8200-8400
6 Kemitraan
Gapoktan
Produk beras
Penjualan ke pengecer yang dating ke Gapoktan
Sindang Jaya Pasar Kemis Maung
Gabahnya ambil dari Pandeglang Panimbang
karena harganya lebih rendah, kecuali pada
musim panen ambil dari wilayah sendiri
Gabah dari luar kurang bening
Tidak menggunakan kontrak tertulis karena
trauma menggunakan kontrak dengan
perusahaan dan banyak yang tidak terbayar
Pernah bekerjasama dengan restoran
Dengan yang ada saja sudah tidak memenuhi
order yang cukup banyak (tidak kesulitasn
pemasaran)
7 Pendampingan 2 minggu sekali
8 Kendala Sulit mendapatkan pasokan gabah
5. Gapoktan Subur Makmur
No Aspek Uraian
1 Identitas Gapoktan Subur Makmur adalah Gapoktan yang
berlokasi Desa Mauk Barat, Kecamatan
Tanggerang
Gapoktan ini diketuai oleh Misna
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 50
Gapoktan Subur Makmur merupakan Gapoktan
Tahap Kemandirian yang menerima dana bansos
tahap penumbuhan
2 Administrasi
Pembukuan
Pembukuan kurang baik
Buku penyaluran dan penerimaan cadangan
pangan belum ada (ada dalam catatan kecil)
3 Perkembangan
dana bansos
Penguatan-
LDPM di
Gapoktan Mitra
Tani:
RUG untuk gudang 50 juta (bangun)
Isi gudang cadangan pangan 20 juta (4 ton) + 20
Tahap 2
Modal distribusi 80 juta + 55 Tahap 2
Sisa di gudang untuk unit distribusi 6 ton GKG
2 ton cadangan pangan stok
2475 kg disalurkan kepada anggota
Uang di kas distribusi sebanyak 15.725.000
72.250.000 untuk DP gabah
Tahun 2015 sudah 4 kali putaran 550.000.000
Tahun 2013 telah melakukan pembelian
sebanyak Rp. 568 000 000
4 Perkembangan
harga saat
pemantauan
Beras di pengecer Rp 9500/kg di pasar Rp
8500/liter
GKP Rp 3800-4800
GKG Rp 5500
5 Kemitraan
Gapoktan
Produk beras dijual ke pasar Mauk
Rencana MoU dengan koperasi
Sudah memiliki kemasan 5 kg
Penjualan ke pengecer sekitar kecamatan
kemeri
Tahun kemarin sempat kirim ke indramyu
(gabah)
Varietas Mekonga dan Ciherang
6 Pendampingan Pendampingan dilakukan dengan baik dan rutin
setiap satu bulan sekali
7 Kendala Pengeluaran uang tidak menggunakan kuitansi
pengeluaran uang
Pembukuan belum ditutup setiap bulannya
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 51
Bila ada kesalahan penulisan dicoret dan diparaf
10 Unit Cadangan
Pangan
Kesepakatan pengembalian disesuaikan dengan
harga (Misal pinjam 100 kg akan dinilai konversi
harga dan akan dikembalikan senilai itu di saat
panen raya sehingga volume beras akan
meningkat)
e) Provinsi Sulawesi Tengah
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Sulawesi Tengah telah
mempunyai 38 Gapoktan LDPM terdiri dari 10 LDPM pasca
kemandirian 2009, 5 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 6
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 7 LDPM tahap kemandirian
2012, 2 LDPM tahap kemandirian 2013, 2 LDPM Untuk tahap
pengembangn 2015, serta 6 LDPM tahap penumbuhan 2015.
Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi
Sulteng yang telah dipantau:
1. Gapoktan Maroso Singgani Desa Karawana, Kabuaten Sigi
Gapoktan Penguatan-LDPM Maroso Singgani Desa Karawana
Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, adalah Gapoktan pelakasana
kegiatan P-LDPM tahap penumbuhan tahun 2015 yang
merupakan wilayah binaan Karawana dengan Ketua Daeng
Marotja dan sebagai pendamping adalah penyuluh pertanian
DediSetiawan, SP,MSi. Gapoktan Maroso Singgani ini dibentuk
pada 28 Februari 2007 oleh Wakil Bupati Sigi.
Anggota Gapoktan Maroso Singgani berjumlah 310 orang
dalam 10 kelompok tani dan 2 kelompok wanita. Luas lahan
yang dimiliki adalah 245 ha berupa sawah dan 15 ha berupa
lahan kering. Dari hasil wawancara dengan Ketua, Sekretaris,
Bendahara dan beberapa anggota serta PPL Pendampingnya
dapat disimpulkan bahwa Gapoktan tersebut mempunyai
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 52
minat dan menunjukkan komitmen yang cukup tinggi untuk
melaksanakan kegiatan P-LDPM.
Dalam rangka pembinaan dan pengendalian tersebut, kami
menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan P-LDPM
harus dilakukan secara social partisipatif dan pemberdayaan
pengurus dan anggota Gapoktan dalam kelembagaan
Gapoktan Maroso Singgani ini. Pelaksanaan P-LDPM harus
mengikuti pedoman dan pedoman teknisnya, juga harus
berhati-hati dalam pemanfaatan bansos. Pada prinsipnya
bansos dimanfaatkan untuk : (1) membangun/renovasi
gudang; (2) pengembangan unit usaha distribusi/
pemasaran/pengolahan pangan; dan (3) pegelolaan unit
cadangan pangan
Gapoktan Maroso Singgani sebagai Gapoktan pelaksana
kegiatan P-LDPM tahap penumbuhan tahun 2015 sudah siap
melaksanakan. Lahan untuk membangun gudang dapat hibah
dari Kepala Desa Karawana seluas 300 m2. Beberapa
kelengkapan persyaratan sebagai Gapoktan pelaksana P-
LDPM, sudah dipenuhi, antara lain Rencana Usaha Gapoktan
(RUG) pemanfaatan dana bansos akan digunakan untuk : (1)
pembangunan gudang sebesar Rp 40 juta; (2) Unit usaha
distribusi/pemasaran pangan sebesar Rp 100 juta dan (3) unit
pengelolaan cadangan pangan sebesar Rp 10 juta. Berikut
adalah kesiapan kelengkapan nya.
1. Gapoktan Tahap Penumbuhan.
a) Gapoktan Maroso Singgani yang beralamat di Desa
Karawana, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi Provinsi
Sulawesi Tengah adalah 1 dari 6 Gapoktan
Penumbuhan tahun 2015. Kepengurusan Gapoktan
terdiri dari Ketua : Daeng Marotja No. HP
081242097280, Sekretaris : Akram No HP.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 53
082193779339, Bendahara : Pagadji No. HP
081341228289. Kesiapan Gapoktan secara umum : (1)
jika dilihat dari aspek organisasi/kepengurusan
Gapoktan sudah baik dan bentuk baru, Gapoktan
berdiri 28 Februari 2007. Jumlah anggota Gapoktan
310 orang dari 10 Kelompoktani dan 2 Kelompok
Wanita Tani dengan luas lahan sawah 245 Ha dan lahan
kering 15 Ha. Jika dilihat dari aspek administrasi,
pendamping sudah mempunyai bekal materi pada saat
acara apresiasi pendamping yang dilaksanakan tgl 11
sd 13 Maret 2015 untuk pembukuan. Buku yang wajib
dimiliki oleh Gapoktan sebanyak 5 buku. Sedangkan
buku pelengkap yang lain seperti buku tamu sudah
dimiliki oleh Gapoktan. Bukti kepemilikan lahan yang
dimiliki oleh Gapoktan untuk gudang berupa surat
hibah dari Kepala Desa Karawanan. Dari alokasi dana
bansos telah di alokasikan untuk pembuatan gudang
sebesar Rp. 40.000.000,-, untuk unit usaha
distribusi/pemasaran Rp. 100.000.000,- dan untuk
Unit usaha cadangan pangan Rp 10.000.000,-. Rincian
RUG yang dimiliki oleh Gapoktan Moroso Singgani
adalah sbb:
Unit Usaha Distribusi/Pemasaran Rp.
100.000.000,- untuk pembelian beras 10
Kelompoktani kurang lebih 15 ton
Unit Cadangan Pangan Rp. 20.000.000,- untuk
pembelian beras 10 Kelompoktani sebanyak
1,5 ton
Untuk Pembangunan Gudang Rp.40.000.000,-
Biaya Lain-lain yang dikeluarkan oleh
Gapoktan secara Swadaya Rp. 1.500.000,-
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 54
Sampai dengan bulan 2015 sudah 4 kali dilaksanakan
pembinaan oleh tim teknis kabupaten, namun
petunjuk teknis belum dibuat karena masih menunggu
Pedoman Umum Penguatan LDPM Tahun 2015.
Kendala yang dihadapi adalah pengurus Gapoktan
belum melaksanakan tugas sesuai tupoksinya, untuk
itu dilakukan pertemuan bersama pendamping untuk
memotivasi pengurus agar melaksanakan tugas sesuai
tupoksi masing-masing.
2. Gapoktan Tahap Pengembangan
a) Gapoktan Sausu Peore beralamat di Desa Sausu Piore,
Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi
Sulawesi Tengah. dengan susunan pengurus ketua : I
Ketut Suparta, SH, Sekertaris : I Made Gede Sukarta,
Bendahara : I Wayan Arthayasa. Seksi Distribusi : I
Made Martawan dan I Made Sunadi, Seksi Cadangan
Pangan : I Nyoman Ariyasa dan I Ketut Budiarta
Gapoktan Sausu Peoro dalam menghadapi tahap
pengembangan sudah mencapai dua kali putaran dari
alokasi awal sebesar Rp. 100.000.000,- tetapi masih
harus diverifikasi oleh Tim Pembina Provinsi. Dalam
hal kepengurusan Gapoktan Sausu Piore sangat solid ini
terbukti dengan lengkapnya pembukuan Gapoktan
Sausu Peore belum berbadan hukum.
Perputaran dana bansos di unit distribusi telah
mencapai 2 kali lebih, sisa barang di unit distribusi ada
700 kg beras, di unit cadangan pangan 1.300 kg beras
dan cadangan pangan yang dipinjamkan 500 kg beras
serta uang Rp 102 juta ada di Bendahara, sedangkan
harga beras berkisar antara Rp 9.500,- - Rp 9.800,-
pada saat pemantauan. Pendamping rutin mendatangi
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 55
Gapoktan sebulan sekali dengan memberikan materi
tentang, budidaya, distribusi, pembukuan sehingga
Gapoktan tidak ada kendala dalam membuat laporan
baik laporan melalui SMS, Laporan bulan dan 2 bulanan
dan pengurus Gapoktan menyarankan mohon sering
ada evaluasi agar Gapoktan lebih maju.
3. Gapoktan Tahap Kemandirian
Gapoktan Mamminasae beralamat di Desa Kampung Baru
Kel. Sibayu, Kec. Balaesang, Kab. Donggala, Provinsi
Sulawesi Tengah. Dengan Pengurus sbb : Ketua : Bapak
Muslimin ( No HP : 081345724190 ), Sekertaris : Bapak
Suyadi ( No. HP : 085245406517 ), Bendahara : Ibu Anita (
No. HP: 085288100257 ). Pendamping Pak Ibnu.
Apabila dilihat dari aspek organisasi/kepengurusan
Gapoktan sampai dengan tahap kemandirian masih
dipegang oleh pengurus yang sama, permasalahan yang
muncul dapat diatasi secara bersama-sama dengan
mengadakan rapat pengurus Gapoktan serta tugas masing-
masing pengurus yang dilaksanakan dengan baik.
Aspek administrasi, Pembukuan , Gapoktan Mamminasae
sudah memiliki buku sesuai pedoman yaitu : Buku Bank,
Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu unit distribusi, Buku
pembelian, Buku Penjualan, Buku kas pembantu cadangan
pangan, buku penyaluran dan buku penerimaan. Hanya
saja buku inventaris Gapoktan serta anggota belum ada.
Dalam pengisian buku tidak ada masalah yang menjadi
masalah adalah dalam pengiriman SMS karena sering tidak
sinyal. Pada unit distribusi/pemasaran/ pengolahan
terlihat bahwa adanya kegiatan pembelian sebesar Rp.
98.816.250,- yaitu: berupa beras 2000 kg dan sisanya
GKG. Pada unit Cadangan Pangan stock digudang
sementara kosong karena semua sedang dipinjamkan hal
ini dikarenakan sempat ada puso 2 kali pada tahun 2015 (
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 56
terjadi di kabupaten sambas sampai dengan kubu raya )
karenanya sempat pada saat th 2015 tepatnya Gapoktan
pada saat mendapatkan dana pengembangan sebagian
dana Rp. 75 juta yang seharusnya masuk ke unit distribusi
terpaksa di masukkan Rp. 15 juta untuk mengisi
kekosongan Gudang, mengenai kebijakan ini sudah
mendapat persetujuan dari Tim Pembina karenanya tahun
ini setelah semua kembali normal kembali disarankan
dana 15 juta dikembalikan ke unit
distribusi/pemasaran/pengolahan akan ada panen dan
april akan mulai semai benih).
Bila dilihat dari kepengurusan Gapoktan, Gapoktan
Mamminasae memiliki dinamika kelompok yang cukup
baik, jika dilihat sisi kaderisasi, kaderisasi belum dapat
dilihat karena belum ada pergantian pengurus dan sampai
dengan saat ini Gapoktan masih belum berbadan hukum.
Perkembangan Dana Bansos Gapoktan sebagai berikut :
perputaran bansos di unit distribusi sudah ada 10 kali
putaran ( Posisi Februari 2015 ). Sisa Barang di unit usaha
distribusi/pengolahan : Beras 1.500 kg, Jumlah cadangan
pangan yang dipinjam : Beras 750 kg, Perkembangan
harga beras pada saat pemantauan antara Rp 8.200 – Rp
8.400/kg.
Dalam pengadaan dan pemasaran Gapoktan belum
mengadakan kontrak tertulis/belum ada kemitraan.
Pendampingan Gapoktan yang dilakukan oleh pendamping
dilakukan secara rutin minimal 1 kali sebulan, materi yang
diberikan mengenai seputar pembukuan dan pelaporan
serta pengembangan usaha. Bimbingan teknis juga telah
dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten sebanyak 3 bulan
sekali. Kendala yang dihadapi oleh Gapoktan dalam
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 57
pelaporan mingguan melalui sms adalah sulitnya jaringan
sehingga sms mereka banyak yang tidak masuk. Saran dari
Gapoktan adalah untuk lebih diintensifkan pembinaan dari
Tim Tekhnis maupun Tim Pembina dan juga mohon
didukung untuk menjebatani dengan instansi lain untuk
memberikan dukungan bantuan.
Beberapa hal yang disampaikan pada pembinaan
Gapoktan P-LDPM tahap penumbuhan, pengembangan dan
kemandirian serta Aparat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Kegiatan P-LDPM di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015
berjumlah 10 Gapoktan terdiri atas 6 Gapoktan tahap
penumbuhan, 2 Gapoktan tahap penumbuhan dan 2
Gapoktan kemandirian.
Disampaikan bahwa kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah melalui Kementerian Pertanian dalam
pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM merupakan untuk
mewujudkan stabilisasi harga pangan di tingkat petani
dan Ketahanan Pangan di tingkat rumah tangga petani
melalui: a) pengembangan unit-unit usaha (unit usaha
distribusi atau pemasaran atau pengolahan dan
pengelolaan cadangan pangan); dan b) pembangunan
sarana penyimpanan milik Gapoktan agar dapat
meningkatkan posisi tawar petani, meningkatkan nilai
tambah produksi petani dan mendekatkan akses
masyarakat terhadap sumber pangan.
Kebijakan tersebut diarahkan untuk: a) mendukung upaya
petani memperoleh harga yang lebih baik pada saat panen
raya; b) meningkatkan kemampuan petani memperoleh
nilai tambah produk pangan dan usahanya melalui
kegiatan pengolahan/pengepakan/ pemasaran sehingga
terjadi perbaikan pendapatan di tingkat petani
anggotanya; dan c) memperkuat kemampuan Gapoktan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 58
dalam pengelolaan cadangan pangan sehingga mampu
mendekatkan akses pangan anggotanya saat menghadapi
paceklik atau tidak ada panen.
Dana Belanja Bantuan Sosial yang bersumber dari APBN
untuk kegiatan Penguatan-LDPM hanya diberikan ke
Gapoktan Tahap Penumbuhan dan Pengembangan, yaitu
pada tahun pertama dan tahun kedua. Sementara itu pada
tahun ketiga, Gapoktan hanya menerima pembinaan dari
pendamping, Tim Teknis maupun Tim Pembina.
Dana Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan ke Gapoktan
pada: a) Tahap Penumbuhan sebesar Rp 150 juta langsung
masuk rekening Gapoktan wajib digunakan untuk
pembangunan atau renovasi sarana penyimpanan
(gudang); pengadaan gabah/beras; dan pembelian gabah,
dan/atau beras dan/atau jagung terutama dari hasil
produksi petani anggotanya dan pangan strategis lainnya
di luar masa panen gabah/beras/jagung; b) Tahap
Pengembangan sebesar Rp 75 juta sebagai tambahan
penguatan modal wajib digunakan untuk pengadaan
gabah, beras jika dibutuhkan; dan pembelian gabah,
beras dan/atau jagung terutama dari hasil produksi petani
anggotanya dan pangan strategis lainnya di luar masa
panen gabah/beras/jagung. Bagi provinsi/kabupaten/kota
yang sudah mengalokasikan dana dari APBD untuk
pembangunan gudang, maka dana Belanja Bantuan Sosial
tersebut dapat digunakan untuk penguatan modal usaha
penjualan-pembelian gabah, beras dan/atau jagung dan
pangan strategis lainnya di luar masa panen
gabah/beras/jagung.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 59
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pertanggungjawaban bagi Gapoktan apabila bagi daerah
yang memiliki Gapoktan bermasalah atau melanggar
perjanjian kerja sama yang telah disepakati sebagaimana
dicantumkan pada Pasal 7 Surat Perjanjian Kerja Sama
dengan Gapoktan, pihak pertama berhak secara sepihak
mencabut seluruh dana yang telah diterima dan
mengembalikan ke Kantor Kas Negara. Pengembalian dana
Belanja Bantuan Sosial periode 2009-2015 dapat
menggunakan form pengembalian (form SSBP) yang ada di
masing-masing KPPN atau form yang ada di Bank
persepsinya dengan menggunakan AKUN No. 423957 (non
temuan) dan AKUN No. 423921 (temuan) ditulis dengan
“Pengembalian Belanja Bansos spasi nama kegiatan spasi
tahun dana Belanja Bantuan Sosial yang akan
dikembalikan” dan untuk pengembalian di tahun berjalan
(2015) akun yang digunakan sama dengan yang ada di MAK
dan POK dengan menggunakan form pengembalian (Form
SSPB).
Penyaluran dana Bansos dan pemberian pendampingan
dan pembinaan secara berjenjang diharap dapat
memberikan dampak antara lain terwujudnya stabilisasi
harga pangan terutama di tingkat petani anggota
Gapoktan dan terwujudnya ketahanan pangan di tingkat
rumah tangga petani melalui peningkatan pendapatan dan
peningkatan akses pangan anggota Gapoktan.
Tim Pembina provinsi maupun Tim Teknis kabupaten/kota
tetap diberikan kesempatan untuk melakukan pembinaan
baik teknis maupun administrasi. Tim Teknis Kabupaten
dan Tim Pembina provinsi bertanggung jawab terhadap
Gapoktan P-LDPM tahap penumbuhan dan tahap
pengembangan yang sudah dievaluasi dan dinyatakan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 60
layak untuk masuk ke Tahap Pengembangan. Selain itu
terhadap Gapoktan tahap kemandirain tetap dilakukan
pembinaan dan mulai dibantu membangun jejaring
pengembangan usaha distribusi/pemasaran pangan dan
tetap membangun mekanisme pengelolaan cadangan
pangan agar berkelanjutan.
f) Provinsi Lampung
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Lampung telah mempunyai
106 Gapoktan LDPM terdiri dari 25 LDPM pasca kemandirian
2009, 20 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 17 LDPM tahap
pasca kemandirian 2011, 21 LDPM tahap pasca Kemandirian
2012, 6 LDPM tahap kemandirian 2013, 6 LDPM tahap
pengembangan tahun 2015, serta 11 LDPM tahap penumbuhan
2015. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi
Lampung yang telah dipantau:
Pelaksanaan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat (Penguatan-LDPM), untuk mewujudkan stabilisasi
harga pangan di tingkat petani dan ketahanan pangan di tingkat
rumah tangga petani melalui: pengembangan unit-unit usaha
(unit usaha distribusi atau pemasaran atau pengolahan dan
pengelolaan cadangan pangan); dan pembangunan gudang
sarana penyimpanan milik Gapoktan agar dapat meningkatkan
posisi tawar petani, meningkatkan nilai tambah produksi petani
dan mendekatkan akses masyarakat terhadap sumber pangan.
Dana belanja bansos yang disalurkan ke Gapoktan pada: Tahap
Penumbuhan wajib digunakan untuk pembangunan atau renovasi
sarana penyimpanan (gudang); pengadaan gabah, beras
dan/atau pangan lokal spesifik lainnya; dan pembelian gabah,
dan/atau beras terutama dari hasil produksi petani anggotanya;
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 61
Tahap Pengembangan wajib digunakan untuk pengadaan gabah,
beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya jika dibutuhkan;
dan pembelian gabah, beras dan/atau jagung terutama dari hasil
produksi petani anggotanya.
Pada tahun 2015 Propinsi Lampung dalam pelaksanaan kegiatan
Penguatan-LDPM dialokasikan 11 Gapoktan tahap penumbuhan, 6
Gapoktan tahap pengembangan.
Untuk dapat melihat gambaran pelaksanaan kegiatan bansos
penguatan LDPM oleh Gapoktan penerima LDPM maka
dilaksanakan pemantauan dan pengumpulan data pada Gapoktan
khusunya pada tahap penumbuhan dan pengembangan dengan
harapan pelaksanaannya berjalan sesuai dengan ketentuan.
Pemantuan dan pengumpulan data penguatan LDPM dilaksanakan
ke Kabupaten Lampung Timur ke Gapoktan Mitra
Tani/Penumbuhan 2015 dan Gapoktan Karya
Mandiri/pengembangan 2015), dengan hasil sebagai berikut:
1. Gapoktan Mitra Tani
Gapoktan Mitra Tani di desa Hargomulyo Kecamatan Sekampung
Lampung Timur berdiri pada tahun 2002 dan dikukuhkan pada
tahun 2004, dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 16
kelompok 500 orang.
Sebelum menerima bansos LDPM Gapoktan AL Barokah sudah
bergerak dibidang pemasaran beras organik dan bahan olahan kue-
kue kering, dengan tambahan bansos LDPM dapat menambah
permodalan dalam pemasaran beras organik, dan cadangan
pangan untuk membantu anggota Gapoktan saat paceklik.
2. Gapoktan Al Barokah
menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar Rp.150
juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt, unit
distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20 jt.
Telah dilaksanakan pembangunan gudang cadangan pangan,
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 62
dan telah dilaksanakan aktifitas pembelian dan penjual beras,
dan cadangan pangan.
Aktifitas usaha unit distribusi dalam pembelian dan penjualan
beras pada beras organik yang merupakan kebutuhan sehari-
hari diwilayah Gapoktan dan telah dipasarkan ke wilayah
kabupaten Semarang, dan telah melakukan kerjasama dengan
Koperasi-koperasi instansi pemerintah di wilayah kabupaten,
dengan PT. Indosepirit di Kebun Jeruk Jakarta, dan menjual ke
luar propinsi ke Makasar.
Gabah yang dibeli rata-rata varietas Metik susu dengan harga
Rp. 5.300,- s.d Rp. 5.600,- per kg GKP, Rp. 7.000,- per Kg GKG,
dan membeli gabah beras merah/beras hitam dengan harga Rp.
9.000,- per kg. Dijual dalam bentuk beras Rp. 14.000 per kg s.d
Rp. 17.000 per kg dalam bentuk kemasan 5 kg dan 10 kg
dengan merek Gapoktan al barokah.
Seluruh anggota Gapoktan dan rata-rata petani di wilayahnya
menanam padi organik, dan merupakan kebutuhan konsumsi
buat petani dan masyarakat sehingga usaha pemasaran unit
distribusi melakukan pembelian dan penjualan beras organik.
Dengan sistem pemasaran yang melakukan kemitraan walaupun
belum dengan sistem kontrak secara legal, Gapoktan Al
Barokah dapat memberikan pasokan beras kepada mitra sesuai
dengan permintaan, sehingga perputaran dalam pemanfaatan
dana LDPM dapat lebih dari dua putaran sebagai persyaratan
LDPM penembangan untuk tahun berikutnya.
Telah melakukan pembukuan dengan baik sesuai dengan
pedoman dan panduan LDPM, walaupun masih perlu untuk
dilakukan pendampingan, pengawalan dan pembinaan dari
aparat propinsi maupun kabupaten, untuk lebih meningkatan
ketertiban administrasi, dan pengembangan usaha kemitraan.
Aset yang dimiliki; gudang, lantai jemur, RMU, alat kemasan,
sekretariat.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 63
3. Gapoktan Sidodadi
Gapoktan Sidodadi di Desa Kropak Kecamatan Wirosari
Kabupaten Grobogan berdiri pada tahu 2008 dan dikukuhkan
pada tahun 20010, menerima bantuan sosial Penguatan LDPM
Tahun 2015.
Usaha dilakukan sebelum menerima bansos LDPM, telah
melakukan pembelian dan penjualan beras, bawang merah,
dan jagung, aktifitas pembelian dan penjualan masih di
wilayahnya sendiri.
Sampai dengan saat ini masih dalam proses pemabangunan
gudang cadangan pangan, sudah 90 persen hampir selesai, dan
status tanah adalah tanah hibah yang dinyatakan oleh camat
dan lurah, dan masih dalam proses legalitas ke notaris.
Gapoktan Sidodadi menerima bansos LDPM tahap penumbuhan
sebesar Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp.
30 Jt, unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan
Rp. 20 jt.
Dana LDPM yang diterima untuk kegiatan unit distrbusi belum
dimanfaatkan untuk pembelian dan penjualan gabah/beras dan
jagung karena belum musim panen, sehingga belum ada
perputaran dana LDPM, diharapkan untuk segera
memanfaatkan untuk pembelian dan penjualan baik diwilayah
sendiri pada anggota Gapoktan maupun keluar wilayah untuk
optimalisasi pemanfaatan dan perputaran dananya.
Kelengkapan administrasi masih belum lengkap untuk masing-
masing penangungjawab unit usaha masing-masing, disarankan
pendamping dan aparat kabupaten untuk mendampingi dan
mengawal pelaksanaan pemanfaatan dana LDPM dan sekaligus
penertiiban administrasi pembukuannya.
Belum adanya aktifitas pembelian dan penjualan maka belum
ada laporan SMS senter yang dilaporkan, dan disampaikan
bahwa laporan tetap disampaikan walaupun dalam posisi nol
atau tidak ada aktifitas pembelian dan penjualan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 64
Aset yang dimiliki; gudang, belum memiliki lantai jemur/RMU.
4. Kesimpulan dan saran;
Dari hasil sampel pada Gapoktan penumbuhan belum
semua Gapoktan memanfaatkan dana LDPM khususnya
pada unit distribusi untuk pembelian dan penjualan
gabah/beras dan jagung.
Pembangunan gudang cadangan pangan belum selesai
masih dalam proses pembangunan, namun demikian
diharapkan pemanfaatan dana cadangan pangan maupun
unit distribusi untuk segera dimafaatkan untuk jual beli
gabah/beras/jagung, sehingga akan dapat
mengoptimalkan perputaran dananya sebagai
persyaratan pada tahap pengembangan pada tahun
berikutnya.
Pendamping perlu untuk lebih fokus dan konsentrasi
dalam pendamping Gapoktan sehingga Gapoktan dapat
lebih meningkatkan pelaksanaan pemanfaatan dana
LDPM sesuai dengan pedoman umum LDPM.
Diperlukan adanya apresiasi pelatihan Gapoktan pada
administrasi pembukuan, dan pola usaha kemitraan.
Pembinaan oleh tingkap propinsi dan kabupaten masih
sangat diperlukan, dan dierlukan adannya temu usaha
oleh Gapoktan sehingga dapat pengembangan wawasan
usaha oleh gapokta.
g) Provinsi Sumatera Barat
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Sumatera Barat telah
mempunyai 86 Gapoktan LDPM terdiri dari 41 LDPM pasca
kemandirian 2009, 8 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 12
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 13 LDPM tahap pasca
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 65
Kemandirian 2012, LDPM tahap kemandirian 2013 tidak ada
lokasi dikarenakan pemotongan anggaran, 4 LDPM tahap
pengembangan tahun 2015, serta 8 LDPM tahap penumbuhan
2015. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi
Sumbar yang telah dipantau:
1. Gapoktan Maju Bersama
Gapoktan Maju Bersama didirikan pada tahun 2007 dengan
ketua Mardi dan beranggotakan 26 Poktan. Gapoktan Maju
Bersama ini adalah Gapoktan pelaksana kegiatan P-LDPM
tahap penumbuhan tahun 2009 dan dana bansos sudah
digunakan untuk membangun gudang dan pengadaan
cadangan pangannya serta melakukan jual beli gabah. Pada
tahap penumbuhan ini Gapoktan Maju Bersama menunjukkan
perkembangan usaha distribusi dan pengelolaan cadangan
pangan yang baik dan dirasakan manfaatnya bagi anggota,
sehingga tahun ke-2 masuk dalam tahap pengembangan juga
masih menunjukkan kinerjanya yang baik.
Pada tahap pasca mandiri ini Gapoktan Maju Bersama
mendapatkan bantuan dana PUAP sebesar Rp 100 juta yang
dipinjamkan kepada anggota. Dana PUAP ini dikelola oleh
Unit Lembaga Keuangan Mikro Anggota (LKMA) merupakan
salah satu unit dalam kelembagaan Gapoktan Maju Bersama.
Sedangkan untuk kegiatan P-LDPM dikelola oleh dua unit
lainnya, yaitu Unit Usaha Distribusi/pemasaran/penolahan
pangan dan Unit Cadanggan Pangan.
Pada akhir tahun 2011 Ketua jatuh sakit yang
berkepanjangan, mengakibatkan kegiatan Gapoktan terhenti
dan menghadapi berbagai masalah, yaitu : (1) dana PUAP
sebesar Rp 100 juta yang dipinjam oleh anggota tidak
kembali sampai sekarang, hal ini tidak dapat ditindaklanjuti
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 66
oleh kepengurusan yang mengambil alih sementara karena
tidak ada bukti kwitansi peminjaman yang ada hanya daftar
catatan pinjaman oleh bendahara; (2) kegiatan P-LDPM unit
usaha distribusi/pemasaran/ pengolahan dan unit cadangan
pangan dibekukan aktivitasnya dan semua uang sebesar Rp
185 juta dimasukkan kedalam rekening Gapoktan yang sampai
saat ini tidak bisa dimanfaatkan untuk kegiatan tersebut.
Kejadian ini terjadi sampai saat ini masih belum
terselesaikan, walaupun sudah berkali-kali dibahas hasilnya
bahwa kegiatan Gapoktan tetap tidak dijalankan selama uang
pinjaman dari dana PUAP belum kembali.
Dari hasil kami bertemu dengan Walinagari Rafles dan Ketua
sementara yang baru ditetapkan pada 4 Februari 2015 ini dan
sekaligus mengecek kondisi gudang cadangan pangan yang
masih baik dan masih layak untuk dibangun kegiatan kembali.
Disarankan bahwa :
Walinagari segera melakukan koordinasi dengan Tim
Teknis Kabupaten dan aparat Pembina provinsi untuk
membangun kembali Gapoktan Maju Bersama;
Kepengurusan Gapoktan harus tetap dibentuk mulai
dari ketua dan pengurus masing-masing yang
bertanggungjawab terhadap unit kerjanya, yaitu
minimal 3 unit atau lebih Unit LKMA, Unit usaha
Distribusi/pemasaran/pengolahan dan Unit Pengelola
Cadangan Pangan;
Ketua segera ditetap secara difinitif agar ada yang
bertanggungjawab terhadap keberlangsungan
Gapoktan dan sekaligus menjalankan kelembagaan
Gapoktan, dengan harapan kelembagaan Gapoktan
menjadi kuat
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 67
Kegiatan jual beli gabah/beras/jagung dapat segera
dilaksanakan dan gudang dapat dibersihkan kembali
untuk dimanfaatkan kembali.
2. Kesimpulan dan Saran
Untuk perkembangan Gapoktan, pemerintah setempat
diharapkan dapat dibantu agar dapat mempunyai akses
ke berbagai sumber permodalan untuk menambah
modal usahanya baik dari sumber dana pemerintah
daerah, lembaga swasta, dan lain-lain agar kegiatan
usaha pembelian dan penjualan meningkat.
Pada tahap Kemandirian diharapkan agar fungsi
Pemerintah Daerah semakin menguat dengan
memberikan dukungan alokasi dana APBD Provinsi
maupun Kabupaten/Kota untuk dapat mendukung
kegiatan pembinaan, pemantauan dan penguatan
kapasitas SDM pengurus Gapoktan. Begitu juga
Gapoktan didorong agar menjadi mandiri dalam
mengembangkan usahanya dan mengelola cadangan
pangan yang diperlukan bagi anggotanya dan umumnya
bagi masyarakat di wilayahnya.
Dalam rangka pemberdayaan Gapoktan tersebut, tentu
saja tidak hanya pendekatan teknis yang dilakukan,
tetapi juga pendekatan sosial budaya, yang dapat
merangsang perubahan sikap, perilaku dan pola kerja,
yaitu melalui pelatihan, pendampingan dan
pembinaan.
h) Provinsi Sumatera Utara
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Sumatera Utara telah
mempunyai 91 Gapoktan LDPM terdiri dari 41 LDPM pasca
kemandirian 2009, 10 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 13
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 68
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 15 LDPM tahap pasca
Kemandirian 2012, 5 LDPM tahap kemandirian 2013, untuk tahun
2015 tidak ada alokasi LDPM tahap penumbuhan tahun 2015
dikarenakan pemotongan anggaran .
Pelaksanaan kegiatan penguatan LDPM di Propinsi Sumatera
Utara;Gapoktan penerima bansos LDPM tahun 2013 sebanyak 5
(lima) Gapoktan;
1) Gapoktan Karya Tani, Desa Langau Seprang Kecamatan
Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang;
2) Gapoktan Berkat Rukun, Desa Tandam Hilir-Hilir Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang;
3) Gapoktan Maju, Desa Tandam Hilir-Hilir Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang;
4) Gapoktan Sehati, Desa Sekail Rakyat Kecamatan Sei Rampah
Kabupaten Serdang Bedagai;
5) Gapoktan Tani Jaya, Desa Emplasmen Kecamatan Sei Bingei
Kabupaten Langkat
Dari 5 (lima) Gapoktan penerima bansos tahun 2013 yang masuk
pada tahap pengembangan tahun 2015 hanya 3 (tiga) Gapoktan
(Gapoktan Karya Tani, Gapoktan Berkat Rukun, Gapoktan Sehati)
dan pada tahun 2015 telah masuk pada tahap kemandirian,
sedangkan 2 (dua) Gapoktan (Gapoktan Maju, dan Gapoktan Tani
Jaya) masih dilakukan pembinaan untuk dapat memenuhi
peryaratan masuk tahap pengembangan.
Hasil evaluasi dari 3 (tiga) Gapoktan yang masuk pada tahap
kemandirian;
1) Telah dilaksanakan RAT tahun 2015 dan telah dibuat laporan
hasil RAT sesuai kesepakatan dengan anggota Gapoktan.
2) Pembukuan telah dibuat sesuai dengan pedoman, dan telah
melakukan pembukuan dengan baik.
3) Pengurus Gapoktan dan masing-masing unit usaha telah
melaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
masing-masing.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 69
4) Menyampaikan laporan SMS senter ke Pusat dan laporan 2
(dua) bulanan ke kabupaten telah dilaksanakan dengan lancer.
5) Aset yang dimiliki rata-rata antara lain; gudang, lantai jemur,
power threser, RMU.
6) Jual/beli gabah/beras masih dilaksanakan dilingkup kecamatan
dan kabupaten, belum melaksanakan kemitraan dengan
kerjasama atau kontrak dengan pihak ketiga.
7) Sistem penjualan gabah/beras rata-rata dengan system
konsinyasi atau dengan pembayaran tempo (setelah 2 s.d 3
minggu baru dilakukan pembayaran pelunasan oleh
pembeli/pedagang), dalam hal ini sangat diperlukan bukti
penjualan dan pembayaran yang syah.
1. Pelaksanaan Gapoktan tahap penumbuhan tahun 2015;
Gapoktan tahap penumbuhan tahun 2015 di Propinsi Sumatera
Utara dialokasikan sebanyak 7 Gapoktan, dan telah dilakukan
verifikasi dan usulan Gapoktan penerima bansos LDPM tahun
2015 dari tingkat kabupaten.
Pada bulan Maret 2015 telah ditetapkan Gapoktan
penumbuhan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan
Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara TA. 2015;
Gapoktan Sinar Tani, Desa Kota Rantang Kecamatan Hamparan
Perak Kabupaten Deli Serdang.
Gapoktan Tiga Serangkai, Desa Lengau Seprang Kecamatan
Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
Gapoktan Karya Baru, Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban
Kabupaten Serdang Bedagai.
Gapoktan Mekar Tani, Desa Pematang Ganjang Kecamatan Sei
Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.
Gapoktan Bersatu Maju, Desa Panombean Marjanji Kecamatan
Tanah Jawa Kabupaten Serdang Bedagai.
Gapoktan Bina Karya, Desa Rawang Pasar IV Kecamatan Panca
Arga Kabupaten Asahan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 70
Gapoktan Karya Kharisma, Desa Rao-Rao Lombang Kecamatan
Tambangan Kabupaten Mandailing Natal.
Dalam rangka kelengkapan dokumen administrasi untuk
penyelesaian proses kontrak dan pencairan dana bansos LDPM,
Gapoktan-Gapoktan penerima bansos tahap penumbuhan masih
dalam proses melengkapi dokumen yang masih kurang diantaranya
kelengkapan surat tanah oleh PPAT, RUG, dan dokumen lainnya.
Diharapkan Proses kontrak dan pencairan bansos LDPM oleh
Gapoktan direncanakan sekitar bulan Juni 2015.
Permasalahan dan upaya tindak lanjut:
Sering terjadinya rotasi aparat ditingkat propinsi maupun
kabupaten kota berdampak pada pergantian aparat
penanggungjawab pelaksanaan program kegiatan Penguatan-
LDPM, sehingga bagi aparat yang baru belum memahami dan harus
diperlukan adanya pembekalan dan pemahaman/pelatihan
kembali program penguatan LDPM.
Rotasi juga terjadi pada penyuluh pendamping Gapoktan LDPM,
yang berdampak pada kurangnya pendampingan dan pemahaman
pendamping baru dalam teknis pelaksanaan LDPM.
Sesuai dengan surat Kepala Badan Ketahanan Pangan Pusat
tentang tindak lanjut pembinaan Gapoktan pasca mandiri yang
diserahkan kepada APBD I, dan dengan adanya kelemahan-
kelemahan dalam pelaksanaan program kegiatan bansos
Penguatan LDPM oleh Gapoktan, maka masih diperlukan pelatihan
Gapoktan dalam adminstrasi pembukuan, polaporan,
pengembangan usaha, dan pemantapan dalam kelembagaan
Gapoktan.
2. Kinerja Tim Pembina dan Tim Tekhnis
2.1 Tim Pembina Provinsi
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 71
Perkembangan penetapan dan pencairan
Saat ini Provinsi Sumatera Utara belum menetapkan tim
pembina provinsi pelaksanaan Penguatan-LDPM Tahun
2015, hal ini disebabkan belum keluarnya Permentan
tentang pedoman pelaksanaan Penguatan-LDPM Tahun
2015 sebagai dasar hukum, namun sampai ini telah disusun
draft tim pembina provinsi dan petunjuk pelaksanaan
(juklak).
Frekuensi pembinaan
Tim pembina provinsi dalam melaksanakan pembinaan
dan pemantauan kepada kabupaten/kota pelaksanaan
Penguatan-LDPM dilakukan tiga sampai empat kali per
tahun atau sesuai kebutuhan.
Penyusunan Juklak
Juklak kegiatan Penguatan-LDPM Tahun 2015 belum
disusun, hal ini dikarenakan disebabkan belum keluarnya
Permentan tentang pedoman pelaksanaan Penguatan-LDPM
Tahun 2015 dan panduan pelaksanaan Penguatan-LDPM
yang disusun oleh Badan Ketahanan Pangan Kementan.
Pelaksanaan Verifikasi
Gapoktan yang dialokasikan tahun 2015 sebagai Gapoktan
tahap penumbuhan telah diverifikasi dan telah ditetapkan
oleh kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera
Utara melalui SK. No.521/692/DAP/III/2015 tanggal 6
Maret 2015. Jumlah Gapoktan yang ditetapkan sebanyak 7
Gapoktan yaitu (1) Kabupaten Deli Serdang: Gapoktan
Sinar Tani, Tiga Serangkai; (2) Kabupaten Serdang Bedagai:
Gapoktan Mekar Tani, Karya Baru; (3) Kabupaten Asahan:
Bina Karya, (4) Kabupaten Simalungun: Gapoktan Bersatu
Maju, dan (5) Kabupaten Mandailing Natal: Gapoktan Karya
Karisma.
Tahap pengembangan tahun 2015 untuk Provinsi Sumatera
Utara tidak ada, dikarenakan tahun 2015 Provinsi Sumatera
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 72
Utara tidak memiliki alokasi dana bansos kegiatan
Penguatan-LDPM.
Pelaksanaan Pelaporan
Dalam pembuatan laporan yang dikirim oleh tim pembina
provinsi kepada BKP Kementan yaitu Laporan 2 (dua)
bulanan agak tersendat dan sering terlambat, hal ini
dikarenakan terlambatnya kiriman laporan dari tim teknis
kabupaten yang seharusnya sebulan sekali di kirim kepada
tim pembina provinsi.
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi oleh tim pembina provinsi
salah satunya sulit memantau Gapoktan P-LDPM tahap
Pasca Kemandirian, hal ini dikarenakan pendamping sudah
tidak aktif lagi dalam membina Gapoktan Tahap
Kemandirian dengan alasan tidak ada honornya lagi,
sementara kabupaten pelaksana kurang mendukung
melalui APBD II masing-masing Kabupaten, walaupun
provinsi telah menyurati Kabupaten pelaksana untuk
melanjutkan pembinaan Gapoktan Penguatan-LDPM tahap
pasca kemandirian melalui dukungan APBD masing-masing,
namun kurang berhasil.
2.2 Tim Teknis Kabupaten
Pengajuan/pengisian usulan Gapoktan
Tim teknis kabupaten telah mengusulkan kepada provinsi
sebanyak 7 Gapoktan dari lima kabupaten, untuk
Kabupaten Deli Serdang sebanyak 2 Gapoktan yaitu
Gapoktan Sinar Tani dan Tiga Serangkai. Gapoktan
tersebut telah ditetapkan ditetapkan oleh Kepala Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara melalui SK.
No.521/692/DAP/III/2015 tanggal 6 Maret 2015.
Pembinaan kepada pendamping
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 73
Tim teknis kabupaten saat ini sulit untuk membina
pendamping Tahap Kemandirian dan Tahap Pasca
Kemandirian, hal ini dikarenakan pendamping sudah tidak
aktif lagi dalam membina Gapoktan Tahap Kemandirian
dan Gapoktan Tahap Pasca Kemandirian dengan alasan
tidak ada honornya lagi.
Penyusunan juknis
Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan Penguatan-LDPM Tahun
2015 di Kabupaten belum disusun, hal ini dikarenakan
disebabkan belum keluarnya Juklak dari provinsi dan
permentan tentang pedoman pelaksanaan Penguatan-LDPM
Tahun 2015 dan panduan pelaksanaan Penguatan-LDPM
yang disusun oleh Badan Ketahanan Pangan Kementan.
Pelaksanaan verifikasi
Tim teknis kabupaten Deli Serdang telah melaksanakan
verifikasi kepada Gapoktan Tahap Penumbuhan tahun 2015
yaitu Pada :
- Tanggal 03 Februari 2015 ke Desa Karang Gading
Kecamatan Labuhan Deli;
- Tanggal 26 Februari 2015 ke Desa Bangun Sari
Kecamatan Tanjung Morawa;
- Tanggal 03 Maret 2015 ke Desa Tandem Hulu II
Kecamatan Hamparan Perak.
Pelaksanaan pelaporan
Pelaporan dikirim secara rutin laporan ke Badan Ketahanan
Pangan Propinsi Sumatera Utara sekali dalam dua bulan.
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi oleh tim teknis kabupaten
salah satunya sulit untuk membina pendamping Tahap
Kemandirian dan Tahap Pasca Kemandirian dan
mengembangkan pemasaran Gapoktan Penguatan-LDPM
belum dapat dilakukan dikarenakan sarana RMU belum
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 74
dimiliki oleh Gapoktan serta dan minimnya kehadiran
Gapoktan yang lokasinya jauh untuk mengahdiri pertemuan
di tingkat Kabupaten sehingga pertemuan dilaksanakan di
tingkat Kecamatan secara bergilir.
3. Kesimpulan dan Saran
Penetapan Gapoktan Tahap Penumbuhan Tahun 2015
telah ditetapkan oleh Kepala Badan Ketahanan
Pangan Provinsi Sumatera Utara melalui SK.
No.521/692/DAP/III/2015 tanggal 6 Maret 2015.
Tim pembina provinsi dan Tim teknis kabupaten
sampai saat ini menunggu penerbitan Permentan
tentang Pedoman Pelaksanaan Penguatan-LDPM
Tahun 2015 dan panduan pelaksanaan Penguatan-
LDPM yang disusun oleh Badan Ketahanan Pangan
Kementan, hal ini berimbas kepada belum terbitnya
juklak dan juknis, namun provinsi dan kabupaten
telah menyusun draft juklak dan juknis tersebut.
Perlu ditampung anggaran untuk honor tenaga
pendamping untuk tahap kemandirian dan dan tahap
pasca kemandirian.
Perlu dukungan untuk bantuan RMU untuk Gapoktan
Penguatan-LDPM Tahap Kemandirian dan Tahap
Pasca Kemandirian
i) Provinsi Kalimantan Selatan
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Kalimantan Selatan telah
mempunyai 55 Gapoktan LDPM terdiri dari 18 LDPM pasca
kemandirian 2009, 6 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 12
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 13 LDPM tahap pasca
Kemandirian 2012, 6 LDPM tahap kemandirian 2013, untuk tahun
2015 tidak ada alokasi LDPM tahap penumbuhan tahun 2015
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 75
dikarenakan pemotongan anggaran, serta 62 LDPM tahap
penumbuhan 2015. Berikut hasil pemantauan yang dilakukan di
Provinsi Kalimantan Selatan
Gapoktan yang dikunjungi adalah 2 Gapoktan Tahap pasca
mandiri yang berada di satu kabupaten yaitu tanah laut. Dua
Gapoktan tersebut merupakan Gapoktan yang menekuni
komoditas Jagung, dan tercatat di kabupaten tanah laut sebagai
daerah penghasil jagung terbesar.
1. Gapoktan Putra Membangun ( Gapoktan Pasca Mandiri
tahun 2009)
Beralamat di Desa Bajuin, Kecamatan Gunung Tanjung,
Kabupaten Tanah Laut. Ketua Gapoktan :M. Amin Isnin ( No
hp : 081349708944 ), Sekertaris : Pak Untung, Bendahara :
Pak Karso. Ketua Gapoktan merupakan pemenang
penghargaan APN dari presiden sebagai penggerak.
Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari
aspek organisasi/kepengurusan Gapoktan merupakan
bukan bentukan baru karena Gapoktan berdiri tahun 2007
dikukuhkan oleh kepala desa, dengan jumlah 15 Poktan.
Jika dilihat dari aspek kelembagaan Gapoktan, pengurus
Gapoktan pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015
pernah mengajukan pengembalian dana bansos ke provinsi
dikarenakan adanya Gapoktan tahun 2009 yang juga di
periksa oleh polisi dikarenakan penyalah gunaan dana oleh
Ketua Gapoktan hal tersebut membuat semua Gapoktan
LDPM di Provinsi Kalimantan Selatan di periksa oleh polisi.
Terakhir sampai dengan tahun 2015 dana yang ada di
rekening Gapoktan berjumlah 200 juta. Untuk aset lain
Gapoktan yaitu gudang sampai dengan saat ini ada dan
sebenarnya keberadannya sedikit diusik oleh kepala desa
yang beranggapan bahwa dana banos adalah dana yang bisa
dibagikan oleh karena persoalan tersebut juga ketua
Gapoktan terpaksa menyimpan uang tunai sebesar 200 juta
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 76
di bank di rekening Gapoktan untuk diamankan. Sembari
menunggu pergantian kepala desa yang akan dilakukan
beberapa bulan lagi, arahan dari tim pembina adalah
supaya tetap akan dilajutkan kegiatan Gapoktan secara
normal menggunakan dana bansos 200 juta yang sampai
sekarang ada di rekening Gapoktan mengingat potensi
Gapoktan khususnya pada komoditas jagung sangat bagus.
2. Gapoktan Sido Makmur
Beralamat di Desa Gunung Melati, Kecamatan Batu Ampar,
Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.Ketua
Gapoktan : Pak Haryanto
Desa Gunung Melati termasuk dalam wilayah Kecamatan
Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan
Selatan, dimana jarak dengan ibukota
Km yang semuanya ditempuh dengan jalan darat. Wilayah
Desa Gunung Melati yang menjadi potensi sumberdaya
alam seluruhnya seluas 596,5 hektar, dari luas wilayah
tersebut lebih dari dua pertiganya dipergunakan untuk
usaha pertanian, perkebunan dan perikanan sedangkan
sebagian lagi dipergunakan untuk pekarangan dan
perumahan serta sarana umum lainnya. Adapun luas sawah
sekitar 180 Ha dan luas lahan jagung 140 Ha dan semakin
meningkat seiring membaiknya harga dan meningkatnya
produksi. Sarana dan prasarana Desa Gunung Melati sudah
tersedia, tetapi sarana tansportasi jalan jalan beraspal
yang menghubungkan kantor Kecamatan dan Kabupaten
kondisinya rusak.
Program P-LDPM yang telah dilaksanakan oleh Gapoktan
Sido Rukun dimulai sejak bulan Agustus tahun 2010.
Dengan dana awal yang diberikan sebesar Rp.
150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah) yang
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 77
dialokasikan untuk kegiatan Cadangan Pangan sebesar Rp.
40.000.000,- (Empat Puluh Juta Rupiah) berupa
pembuatan Gudang Penyimpanan Cadangan Pangan dan
pembelian Gabah sebanyak 2,86 ton yang menjadi
cadangan pangan untuk Desa Gunung Melati jika sewaktu-
waktu diperlukan oleh masyarakat petani apabila terjadi
musim paceklik, selebihnya Rp. 110.000.000,- (Seratus
Sepuluh Juta Rupiah) digunakan untuk usaha jual beli
jagung dalam rangka membantu petani jagung dalam
menstabilkan harga jagung yang semakin hari semakin
tinggi angka produksinya.
Cadangan Pangan sebagai salah satu program P-LDPM yang
dilaksanakan oleh Gapoktan Sido Rukun Desa Gunung
Melati sejak awal keberadaannya mempunyai banyak
manfaat yang sangat dirasakan oleh para petani. Cadangan
pangan ini telah menjadi alternatif solusi bagi petani yang
mengalami kekurangan cadagan pangan khususnya bagi
keluarganya.
Sebanyak 22 KK miskin yang menjadi acuan dasar dalam
menetapkan jumlah cadangan pangan yang harus tersedia
di gudang lumbung Gapoktan. Dengan dasar ini diharapkan
bahwa dampak kerawanan pangan yang mungkin sewaktu-
waktu akan timbul dapat diantisipasi sejak dini.
Dalam perkembangannya cadangan pangan P-LDPM ini
mempunyai mafaat yang cukup besar bagi keberlangsungan
ketersediaan pangan (gabah/beras) di masyarakat Desa Gunung
Melati.
3. Kesimpulan dan Saran :
SDM ( Pengurus dan Pendamping ) di Gapoktan
sangat menentukan kemajuan Gapoktan. Karenanya
seleksi penentual awal calon Gapoktan dan juga
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 78
penentuan pendamping harus di seleksi secara ketat
pada tahap awal.
Tim Pembina dan Tim Tekhnis harus saling
berkoordinasi secara rutin untuk melakukan
pembinaan langsung ke Gapoktan agar jika terjadi
kesalahan pelaksanaan yang melenceng dari
pedoman akan langsung bisa diatasi.
Manfat LDPM salah satunya menstabilnkan harga
jagung di wilayah potensi jagung seperti kabupaten
tanah laut khususnya dimusim panen raya dimana
produksi jagung sangat berlimpah.
Kegiatan LDPM Meningkatkan minat masyarakat
khususnya di kabupaten tanah laut untuk menanam
jagung karena hasil yang baik sehingga lahan-lahan
tidur yang tadinya tidak dimanfaatkan sekrang
sudah tidak ada lagi.
Tersedianya cadangan pangan bagi masyarakat yang
membutuhkan
Gabah/beras disaat musim paceklik, atau bagi KK
miskin yang memerlukan bantuan dengan cara
pinjam bayar.
Semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat petani
akan pentingnya lembaga semacam Gapoktan yang
dapat menjembatani mereka dengan pihak luar.
Semakin berkembanganya ekonomi pedesaan
sebagai sebuah lembaga ekonomi kecil pedesaan
j) Provinsi Sulawesi Selatan
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Sulawesi Selatan telah
mempunyai 110 Gapoktan LDPM terdiri dari 26 LDPM pasca
kemandirian 2009, 14 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 18
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 79
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 21 LDPM tahap pasca
Kemandirian 2012, 6 LDPM tahap kemandirian 2013, 8 LDPM
tahap pengembangan tahun 2015, serta 17 LDPM tahap
penumbuhan tahun 2015 Berikut ulasan Gapoktan yang dipantau
:
Sampel pengamatan Gapoktan tahap penumbuhan dilaksanakan
pada Gapoktan Samaturu di Kabupaten Pangkep Kecamatan
Ma’arang Desa alesipitto dan Gapoktan Bina Jaya di Kabupaten
Maros Kecamatan Tompobulu Desa Tompobulu. Gapoktan yang
telah memasuki tahap pengembangan, tahap kemandirian dan
tahap pasca kemandirian, perkembangan dana bansos harus
sudah berkembang sehingga usaha Gapoktannya pun harus ikut
berkembang, oleh karena itu pemeriksaan pembukuan khususnya
kas umum harus diteliti dengan seksama.
1. Perkembangan Gapoktan Samaturu
Gapoktan Samaturu berdiri sejak tanggal 20 Juni 2007 dan
dikukuhkan oleh Bupati Pangkep No. 71 Tahun 2010 terletak
di Kabupaten Pangkep Kecamatan Ma’arang Desa alesipitto.
Jumlah kelompok tani yang bergabung dengan Gapoktan ini
sebanyak 11 kelompok tani sehingga seluruh jumlah
anggotanya sebnayak 275 orang. Potensi lahan yang dikelola
Gapoktan terdiri dari lahan sawah 249,35 ha dan lahan kering
117,36 ha. Selain pengurus inti yang terdiri dari ketua,
sekretaris dan bendahara, Gapoktan samaturu memiliki unit-
unit usaha yaitu unit usaha pengolahan/ penggilingan,
Distribusi/pemasaran, sarana produksi, cadangan pangan,
alsintan dan LKM. Setelah mendapatkan dana bansos
Penguatan-LDPM Gapoktan Samaturu telah melakukan
beberapa persiapan yaitu terdiri dari :
Kesiapan Gapoktan secara umum
Aspek organisasi/kepengurusan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 80
Struktur organisasi Gapoktan Samaturu telah lengkap dari
pengurus inti dengan unit-unit usahanya
- Aspek Administrasi
Pembukuan untuk pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM
telah disiapkan buku-buku yang telah disarankan di dalam
pedoman.
- Kelengkapan kepemilikan lahan untuk gudang
Gapoktan
Lahan yang digunakan untuk gudang cadangan pangan berasal
dari hibah yang telah resmi miliki Gapoktan sehingga
kepemilikan lahan tersebut tidak bermasalah secara hukum
dan telah dibangun gudang secara swadaya. Biaya
pembangunan gudang menelan anggaran sebesar Rp. 40 juta
an.
Kesiapan Unit Usaha Distribusi/Pengolahan hasil
- Aspek kepengurusan
Unit usaha distribusi/pengolahan hasil telah disiapkan
untuk bertanggungjawab dalam pelaksanaan jual- beli
gabah dan pencatatan keuangannya.
- Aspek Administrasi/pembukuan
Buku-buku telah dimiliki oleh unit
distribusi/pengolahan hasil berupa buku pembantu
keuangan dan buku kegiatan pelaksanaan unit
distribusi/pengolahan hasil.
- Rencana pembelian gabah dilakukan di wilayah dan di
luar wilayah Gapoktan yang akan di jual rencana ke
Bulog dan pedagang besar di wilayah kabupaten
berupa beras.
Kesiapan Unit Usaha Pengelolaan Cadangan Pangan
- Aspek kepengurusan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 81
Unit usaha cadangan pangan telah disiapkan untuk
bertanggungjawab dalam pelaksanaan keluar masuk
gabah dari gudang dan pencatatan keuangannya.
- Aspek Administrasi/pembukuan
Buku-buku telah dimiliki oleh unit cadangan pangan
hasil berupa buku pembantu keuangan dan buku
kegiatan pelaksanaan unit cadangan pangan.
- Rencana pengadaan cadangan pangan (sebutka dasar
kebutuhan gabah/beras/jagung tersebut)
Pengadaan gabah sebagai cadangan pangan
diperoleh/dibeli dari anggota kelompok tani yang telah
bergabung dengan Gapoktan. Penyaluran cadangan
pangan biasanya untuk memenuhi kebutuhan anggota
pada saat musim paceklik pada bulan Desember-
Januari sesuai kebutuhan anggota Gapoktan kurang
lebih 5 kg/anggota.
Rincian Rencana Usaha Gapoktan (RUG) yang dimiliki
Gapoktan Samaturu telah direvisi karena beberapa alasan
diantaranya kenaikan bahan bangunan dan fluktuasi harga
gabah.
Unit Usaha Distribusi/Pengolahan yang semula Rp.115. juta
menjadi hasil sebesar Rp. 100 juta setara dengan Volume
GKG 28.571 kg.
Unit Usaha Pengelolaan Cadangan Pangan yang semula Rp. 35
juta menjadi Rp. 50 juta terdiri dari :
a. Pembelian gabah untuk cadangan pangan sebesar
Rp. 10 juta atau setara dengan volume GKG 2.857
kg ;
b. Pembangunan gudang sebesar Rp. 40 juta
Perkembangan harga pembelian di pasaran wilayah tersebut
saat pemantauan harga GKP Rp. 4.800/kg.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 82
Permasalahan dan kendala Gapoktan saat ini terjadi fluktuasi
harga gabah yang tinggi sehingga menyulitkan dalam
pemasaran beras.
2. Perkembangan Gapoktan Bina Jaya
Gapoktan Bina Jaya berdiri sejak tanggal 6 Desember 2007
dan dikukuhkan oleh Kepala Badan Penyuluhan Pertanian
Kehutanan kabupaten Maros terletak di Kecamatan
Tompobulu Desa Tompo Bulu Dusun Baddo Ujung. Jumlah
kelompok tani yang bergabung dengan Gapoktan saat ini
sebanyak 20 kelompok tani sehingga seluruh jumlah
anggotanya sebanyak 793 orang. Potensi lahan yang dikelola
Gapoktan terdiri dari lahan sawah 637,75 ha dan lahan kering
567,30 ha. Selain pengurus inti yang terdiri dari ketua,
sekretaris dan bendahara, Gapoktan Bina Jaya memiliki unit-
unit usaha yaitu unit usaha penggilingan/pengolahan,
distribus/pemasaran dan cadangan pangan. Setelah
mendapatkan dana bansos Penguatan-LDPM Gapoktan Bina
Jaya telah melakukan beberapa persiapan yaitu terdiri dari :
Kesiapan Gapoktan secara umum
- Aspek organisasi/kepengurusan
Struktur organisasi Gapoktan Bina Jaya telah lengkap
dari pengurus inti dengan unit-unit usahanya.
- Aspek Administrasi
Pembukuan untuk pelaksanaan kegiatan Penguatan-
LDPM telah disiapkan buku-buku yang telah disarankan
di dalam pedoman.
- Kelengkapan kepemilikan lahan untuk gudang
Gapoktan
Lahan yang digunakan untuk gudang cadangan pangan
berasal dari hibah yang telah resmi miliki Gapoktan
sehingga kepemilikan lahan tersebut tidak bermasalah
secara hukum dan telah membangun gudang secara
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 83
swadaya. Biaya meronovasi gudang menelan anggaran
sebesar Rp. 10 juta.
Kesiapan Unit Usaha Distribusi/Pengolahan hasil
- Aspek kepengurusan
Unit usaha distribusi/pengolahan hasil telah disiapkan
untuk bertanggungjawab dalam pelaksanaan jual-beli
gabah dan pencatatan keuangannya.
- Aspek Administrasi/pembukuan
Buku-buku telah dimiliki oleh unit
distribusi/pengolahan hasil berupa buku pembantu
keuangan dan buku kegiatan pelaksanaan unit
distribusi/ pengolahan hasil. Namun ada kesalahan
dalam pencatatan keuangan secara teknis sehingga
perlu bimbingan teknis dan pembinaan dari
pendamping maupun tim teknis kabupaten.
- Rencana pembelian gabah dilakukan di wilayah
Kabupaten Maros yang akan di jual rencana ke
pedagang besar di wilayah kabupaten Maros dan Kota
Makssar berupa beras.
Kesiapan Unit Usaha Pengelolaan Cadangan Pangan
- Aspek kepengurusan
Unit usaha cadangan pangan telah disiapkan untuk
bertanggungjawab dalam pelaksanaan keluar masuk
gabah dari gudang dan pencatatan keuangannya.
- Aspek Administrasi/pembukuan
Buku-buku telah dimiliki oleh unit cadangan pangan
hasil berupa buku pembantu keuangan dan buku
kegiatan pelaksanaan unit cadangan pangan.
- Rencana pengadaan cadangan pangan (sebutka dasar
kebutuhan gabah/beras/jagung tersebut)
Pengadaan gabah sebagai cadangan pangan
diperoleh/dibeli dari anggota kelompok tani yang telah
bergabung dengan Gapoktan. Penyaluran cadangan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 84
pangan biasanya untuk memenuhi kebutuhan anggota
pada saat musim paceklik.
Rincian Rencana Usaha Gapoktan (RUG) yang dimiliki
Gapoktan Bina Jaya telah sesuai dengan pelaksanaan.
Unit Usaha penggilingan/Pengolahan sebesar
Rp.95.728.200 untuk pembelian gabah dan beras yaitu
dengan Volume GKG 10.201 kg dengan nilai Rp.
42.844.200 dan volume pembelian beras sebesar 7.346
kg beras dengan nilai 52.884.000.
Unit Usaha Distribusi/Pemasaran sebesar Rp.
18.027.000 untuk pembelian jagung yaitu dengan
Volume 5.425 kg.
Unit Usaha Pengelolaan Cadangan Pangan (Rp.
26.244.600) terdiri dari :
a. Pembelian gabah untuk cadangan pangan
sebesar Rp. 7.236.600 atau setara dengan
volume GKS 1.723 kg dan pembelian beras
sebesar Rp. 19.008.000 setara dengan volume
beras 2.640 kg.
b. Pembangunan/Renovasi Gudang sebesar Rp. 10
juta
c. Perkembangan harga pembelian di pasaran
wilayah tersebut saat pemantauan harga GKP
Rp. 4.6000/kg dan beras Rp.8.100/kg.
d. Permasalahan dan kendala Gapoktan saat ini
kurang SDM yang menguasai pembukuan
sehingga ketua Gapoktan yang menangani
pembukuan sehingga ketua Gapoktan yang sibuk
dan memegang uang yang seharusnya dilakukan
oleh bendahara.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 85
k) Provinsi Jatim
Sejak tahun 2009 hingga 2015, kegiatan Penguatan-LDPM di
provinsi Jawa Timur telah menumbuhkan 173 Gapoktan,
diantaranya 54 LDPM tahap pasca kemandirian tahun 2009, 34
Gapoktan tahap pasca kemandirian tahun 2010, 24 LDPM tahap
pasca kemandirian tahun 2011, 29 LDPM tahap pasca
kemandirian tahun 2012, 7 LDPM tahap kemandirian tahun 2013,
6 LDPM tahap pengembangan tahun 2015, serta 19 LDPM tahap
penumbuhan tahun 2015. yang tersebar pada 27 Kabupaten
sentra produksi pagi/jagung di provinsi Jatim, berikut ulasan
laporan pemantauan yang dilakukan di provinsi Jatim :
Gapoktan Penguatan-LDPM Pojokkulon dibentuk tahun 2007 dan
pada tahun 2011 telah disahkan oleh SK Bupati. Gapoktan
Pojokkulon berada di Dusun Sambigelar Desa Pojokkulon
Kecamatan Kesambi Kabupaten Jombang pada tahun 2012
ditetapkan sebagai tahap penumbuhan Gapoktan Penguatan-
LDPM. Pembentukan Gapoktan ini berawal dari musyawarah
kelompok tani yang membahas persoalan dan kebutuhan yang
dihadapi oleh petani, khususnya permasalah kekurangan air
irigasi, kesulitan pupuk dan pada saat panen kesulitan untuk
menjual dan membeli dengan harga wajar kemudian disepakati
untuk membentuk sebuah organisasi yang disebut Gapoktan yang
independen, karena dengan para kelompok tani bergabung
menjadi Gapoktan dimungkinkan dapat mewujudkan misi petani
yang mandiri.
1. Gapoktan Pojokkulon ini beranggotakan 451 orang dari 4
(empat) kelompok tani (Poktan), yaitu :
Poktan Kampungturi, Dusun Menjangankuning,
beranggotakan 142 orang dengan luas sawah 50 ha,
tegal 6 ha, dan perkebunan seluas 7 ha.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 86
Poktan Pojokkulon, Dusun Pojokkulon, beranggotakan
87 orang dengan luas sawah 45 ha, dan perkebunan 16
ha;
Poktan Sambigelar, Dusun Sambigelar beranggotakan
170 orang, dengan luas sawah 170 ha dan tegal 77 ha;
Poktan Menjangan Kuning, Desa Menjangankuning
beranggotakan 52 orang dengan luas sawah 35 ha.
Gapoktan Pojokkulon mempunyai dan mengelola luas lahan
sawah 141 ha, lahan tegal 83 ha dan lahan perkebunan 23 ha.
Fasilitas ekonomi yang ada mampu memberikan kontribusi yang
baik kepada masyarakat petani pojok kulon.
Dalam kiprahnya Gapoktan Pojokkulon sejak dibentuk tahun
2007, mulai tampak perkembangnanya pada tahun 2012 yaitu
pada saat setelah mendapatkan dana bansos kegiatan P-LDPM
tahap penumbuhan tahun 2012. Dari penerimaan dana bansos
tersebut Gapoktan Pojokkulon lebih percaya diri dan
menambah kepercayaan dari anggota dan petani pojokkulon,
akan eksistensinya.
Sejak itu Gapoktan Pojokkulon, mulai mengaktifkan kembali
dan melakukan refresing kepengurusan Gapoktan dengan
menempatkan pengurus yang mempunyai komitmen dan
tanggungjawab terhadap kegiatan bersama Gapoktan. Kegiatan
yang dilakukan dengan mengaktifkan kembali kegiatan
sebelumnya pemupukan modal dalam pengembangan usaha
untuk kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat
pojokkulon pada umum, dan melakukan pemberdayaan anggota
dengan mengaktifkan kegiatan di masing-masing unit
Gapoktan, antara lain pada (1) Unit Lembaga Keuangan Mikro
mengelola dana KUR, KKPE dan bantuan PUAP, diperuntukkan
untuk kegiatan simpan pinjam bagi anggota terutama untuk
kepentingan pembelian sarana produksi pada saat akan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 87
melakukan tanam; dan pinjaman untuk kepentingan sekolah
anak anggota Gapoktan, (2) Unit Usaha Distribusi Pangan
difokuskan pada pengembangan jual beli gabah dan
melaukukan system tunda jual yang didukung oleh kegiatan
CSR dari BI, dan (3) Unit Cadangan Pangan diprioritaskan pada
anggota yang membutuhkan pangan saat mengalami masalah
panen dengan cara meminjamkan bahan pangan kepada
anggota yang membutuhkan jasa sesuai dengan kesepakatan
anggota sehingga tidak memberatkan anggota.
Dalam perkembanganya sampai saat ini fasilitas yang dimiliki
Gapoktan Pojokkulon adalah gudang kapasitas 100 ton,
timbangan elektrik, lantai jemur, dryer, RMU, mesin pemanen
dan alat ukur kadar air. Kegiatan lumbung pangan berkembang
dengan baik dan pengelolaannya bersifat social. Lumbung
dibentuk dengan cara menyisihkan sebagian hasil panen padi
untuk dikumpulkan di lumbung padi yang disimpan dan akan
dikeluarkan manakala ada anggota yang membutuhkan untuk
mengatasi permasalahan social yang menimpa anggota,
diantaranya untuk dana kematian, dana kesusahan dan
pendidikan dll.
Kegiatan kemitraan pemasaran/jual beli gabah/beras
dilakukan dengan Perum Bulog. Kemitraan dilaksanakan sejak
musim panen MP tahun 2012, dalam bentuk kontrak pembelian
gabah anggota dan pembelian gabah sampai wilayah sekitar
dan luar daerah Pojokkulon. Keuntungan yang diperoleh dari
kemitraan tersebut adalah adanya kepastian pasar, kepastian
harga dan kepastian system pembayaran.
Kinerja pengembangan usaha kegiatan Gapoktan, dapat
dikatakan berhasil. Contohnya untuk pengembangan bansos
kegiatan PUAP yang diterima Gapoktan Pojokkulon pada tahun
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 88
2010 sebesar Rp 100 juta, sampai tahun 2015 ini mendapatkan
keuntungan sebesar Rp 30 juta dari kegiatan simpann pinjam
anggota, sedangkan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan
pengembangan usahadistribusi kegiatan P-LDPM sejak tahun
2012 pada tahap pertama penerima bansos sebesar Rp 150 juta
(untuk pemangunan gudang sebesar Rp 40 juta) dan tahap
pengembangan menerima bansos sebesar Rp 75 juta, telah
memdapatkan keuntungan sebesar Rp 15 juta dan
pengembangan stock cadangan pangan sebesar 42,1 ton gabah.
Dalam kegiatan pemberdayaan, Gapoktan secara rutin setiap
bulan melakukan pertemuan untuk membahas masalah
Gapoktan dan pertemuan secara insidentil segera dilakukan,
antara lain pada saat perjadi serangan hama secara mendadak.
Untuk pelaksanaan RAT dilakukan setiap tahun sebagai bentuk
pertanggungjawaban pengurus kepada anggota dengan harapan
agar terbangun rasa memiliki keberadaan dan perkembangan
Gapoktan.
Untuk mendapatkan nilai tambah/peningkatan pendapatan anggota,
Gapoktan melakukan kegiatan pengolahan gabah menjadi beras,
pengemasan beras per 2,5 kg, 5 kg, 10 kg dan 50 kg; memanfaatkan
dedak untuk pakan ternak dan penepungan menir.
l) Provinsi Bengkulu
Sejak tahun 2009 hingga 2015, kegiatan Penguatan P-LDPM di
Provinsi Bengkulu telah menumbuhkan 10 Gapoktan, diantaranya
: 3 LDPM tahap pasca mandiri tahun 2009, untuk tahun 2010
tidak mendapatkan alokasi LDPM penumbuhan, 2 LDPM tahap
pasca kemandirian tahun 2011, 2 LDPM tahap pasca kemandirian
tahun 2012, untuk tahun 2013 dan tahun 2015 tidak
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 89
mendapatkan alokasi LDPM penumbuhan, serta 3 LDPM tahap
penumbuhan tahun 2015. Berikut ulasan laporan yang dilakukan
di Provinsi Bengkulu.
Perkembangan pencairan dana Bansos Penguatan-LDPM tahap
penumbuhan 2015 untuk provinsi Bengkulu masih pada tahap
penandatanganan MOu pada tanggal 1 july 2015 setelah lebaran
sehingga baru memulai pembangunan gudang di bulan agustus
2015 ,.Gapoktan juga mendapat bantuan PUAP, sudah ada
dukungan dari pemerintah setempat baik provisi dalam hal ini
dinas Pertanian dan perkebunan juga Badan Ketahanan Pangan
serta pihak kabupaten memberikan bantuan kepada Gapoktan
berupa alat timbang . Pada unit usaha pengolahan dan
pemasaran Gapoktan sedikit mengalami kesulitan dikarenakan
saat ini lagi gagal panen selama 2(dua) musim menyebabkan
panen tidak serempak, untuk pengairan sudah ada irigasi tapi
tergantung hujan.
Rencana Bimbingan tekhnis yang akan dilakukan kepada
Gapoktan di bulan Agustus 2015 adalah bimbingan/pelatihan
administrasi dan keuangan Gapoktan dengan mengundang
pemateri dari pusat, sementara Pelaporan bulanan pada
Gapoktan belum dikirim karena aktivitas Gapoktan belum
berjalan sementara program sms centre masih uji coba di
pusat..
Kegiatan Pemantauan dan pengumpulan data Penguatan-PLDPM
adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Bidang
Distribusi dan Cadangan Pangan Tahun 2015 pada kesempatan ini
mengunjungi Gapoktan tahap penumbuhan 2015 sebagai berikut:
1. Gapoktan Bukit Barisan
Alamat : Desa Suka Rami, Kecamatan air nipis ,Kabupaten
Bengkulu Selatan. Struktur Pengurus Gapoktan :
Ketua : Sahwan Joyo; Wakil : Aniah; Sekretaris : Syahran;
Bendahara : Ruhinah; Humas & Penyuluhan : Pariati; Saprodi
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 90
: Muhirman; Prasarana/alat pertanian : Tarjo; Peng.&
Pemasaran Hasil : Desma; Permodalan Kredit : Harma tuti.
Jumlah Poktan : 11. Aset : Hand traktor 8,5 PK Quik cubota
(dari dinas Pertanian prov), hand traktor 5,5 PK cubota (dari
dinas pertanian kab.), gunting pangkas 37 buah (dari dinas
perkebunan), teng semprot hand splayer 5 bh (dari dinas
perkebunan),1 RMU,timbangan 100 kg,timbangan duduk (dari
dinas pertanian),gudang gabah,lantai jemur (BKP),power
theaser 1 unit (dari dinas pertanian prov), kendaraan angkut
gabah (distan prov.) Rencana Usaha Kelompok terdiri dari :
Pembeliaan gabah Rp.65.000.000, Pembelian Beras
Rp.46.000.000, pembelian jagung Rp.9.000.000, pembuatan
gudang Rp.30.000.000. Rapat anggota dan pengurus di
adakan 3 bulan sekali.
2. Gapoktan Kempas Makmur
Alamat : Desa Air Latak, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten
seluma, Struktur organisasi :Ketua : Sporman joyo; Sekretaris
: Linda Puspita; Bendahara : Septi Triyani; Unit Usaha
Distribusi Pemasaran / Pengelolaan : Bastian, Wardan
Hartono dan Syahril; Unit Usaha Cadangan Pangan : Iksan,
Rudy Siswanto, Syaipul Azwan. Jumlah poktan :6. Kegiatan
yang telah dilaksanakan : Bercocok tanam padi dan Palawija,
mensosialisasikan keuntungan tanaman pangan terkhusus
tanaman padi, melakukan jual beli gabah, roismaling,
menyiapkan saprodi kepada seluruh anggota, beternak
sebagai bahan untuk memanfaatkan kotoran sebagai pupuk
kandang. Mempunyai luas lahan tanaman pangan 200 Ha
terdiri dari : irigasi teknis 100 Ha, Irigasi non tekhnis 50 Ha,
Tanah hujan 25 Ha, dan rawah 25 Ha. Rapat di adakan 3
bulan sekali. Rencana Usaha Kelompok terdiri dari : biaya
Pengembangan gudang Rp.40.000.000, Unit Pengelola
cadangan pangan (beras) dengan volume 4.000 kg dengan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 91
biaya Rp.30.000.000, Unit Usaha Distribusi / pemasaran/
pengelolahan Rp.80.000.000.
3. Gapoktan Tanjung Harapan
Alamat : Desa/Kelurahan Tanjung Putus, Kecamatan Kerkap,
Kabupaten Bengkulu, Struktur organisasi : Ketua : Kusinda;
Sekretaris : Anzori; Bendahara : Amir Hamzah; Pengurusan
Unit cadangan pangan : Asri Kandi, Nanang, Rawan ; Unit
usaha distribusi/pemasaran/pengelolaan :Aita Wati, Romi
Narti, Waijem, Jumlah Poktan :4. Rencana Usaha Kelompok
terdiri dari : Pembeliaan gabah dengan volume 15.000 kg
dengan biaya Rp75.000.000, Pembelian Beras dengan volume
4.450 kg dengan biaya Rp.46.000.000, pembuatan gudang
Rp.30.000.000.
Adanya pergantian usulan Gapoktan yang disebabkan karena
terjadinya kisruh antar anggota Gapoktan mengenai
pembagian dana bansos dan hibah tanah. Adapun nama
Gapoktan yang diganti, yaitu : Gapoktan Mitra Tani di ganti
dengan Gapoktan Tanjung Harapan
Dalam waktu dekat di monitoring kembali hal-hal yang belum
dilaksanakan oleh Gapoktan
4. Kinerja Tim Pembina dan Tim Tekhnis
- Perkembangan penetapan dan pencairan
Saat ini Provinsi Bengkulu sudah menetapkan tim
pembina provinsi pelaksanaan Penguatan-LDPM Tahun
2015, dan sampai ini telah disusun tim pembina
provinsi dan petunjuk pelaksanaan (juklak).
- Frekuensi pembinaan
Tim pembina provinsi dalam melaksanakan pembinaan
dan pemantauan kepada kabupaten/kota pelaksanaan
Penguatan-LDPM dilakukan tiga sampai empat kali per
tahun atau sesuai kebutuhan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 92
- Pelaksanaan Verifikasi
Gapoktan yang dialokasikan tahun 2015 sebagai
Gapoktan tahap penumbuhan telah membangun
gudang pada bulan Agustus 2015. Jumlah Gapoktan
yang ditetapkan sebanyak 3 Gapoktan yaitu (1)
Kabupaten Bengkulu Utara: Gapoktan Tanjung
Harapan; (2) Kabupaten Selatan: Gapoktan Bukit
Barisan; dan (3) Kabupaten Seluma: Kempas Makmur.
Tahap pengembangan dan tahap Kemandirian tahun
2015 untuk Provinsi Bengkulu tidak ada, dikarenakan
tahun 2015 dan tahun 2013 Provinsi Bengkulu tidak
memiliki alokasi dana bansos kegiatan Penguatan-
LDPM.
- Pelaksanaan Pelaporan
Dalam pembuatan laporan yang dikirim oleh tim
pembina provinsi kepada BKP Kementan yaitu Laporan
2 (dua) bulanan agak tersendat dan sering terlambat,
hal ini dikarenakan terlambatnya kiriman laporan dari
tim teknis kabupaten yang seharusnya sebulan sekali di
kirim kepada tim pembina provinsi, hal ini juga
disebabkan Gapoktan terlambat mengirim laporan ke
tim teknis kabupaten yang seharusnya setiap bulan
dikirimkannya.
- Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi oleh tim pembina provinsi
salah satunya sulit memantau Gapoktan P-LDPM tahap
Pasca Kemandirian, hal ini dikarenakan pendamping
sudah tidak aktif lagi dalam membina Gapoktan yang
seharusnya adanya dukungan melalui APBD II masing-
masing Kabupaten dan APBD I dari provinsi untuk
melanjutkan pembinaan Gapoktan Penguatan-LDPM
tahap pasca kemandirian melalui dukungan APBD
masing-masing.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 93
m) Provinsi Riau
Sejak tahun 2009 hingga 2015, kegiatan penguatan-LDPM di
Provinsi Riau telah menumbuhkan 13 Gapoktan, diantaranya : 3
LDPM tahap pasca kemandirian tahun 2009, untuk tahun 2010
tidak mendapatkan alokasi LDPM penumbuhan , 3 LDPM tahap
pasca kemandirian tahun 2011, 3 LDPM tahap pasca kemandirian
tahun 2012, untuk tahun 2013 tidak mendapatkan alokasi LDPM
penumbuhan, untuk tahun 2015 tidak mendapatkan alokasi LDPM
penumbuhan, serta 4 LDPM tahap penumbuhan tahun 2015.
Berikut ulasan laporan yang dilakukan di Provinsi Riau.
Bersama ini disampaikan laporan hasil kegiatan yang kami
laksanakan, dalam rangka pembinaan di Provinsi Riau kepada 4
Gapoktan kegiatan P-LDPM yang sudah diverifkasi dan tetapkan
sebagai Gapoktan P-LDPM Tahap Penumbuhan Tahun 2015 di
wilayah Riau, sebagai berikut :
1. Gapoktan Mekar Sari
Gapoktan Mekar Sari, Desa Pematang Sikek Kecamatan Rimba
Melintang, Kabupaten Rokan Hilir dengan pendirian Gapoktan
pada tangggal 8 Juni 2009 oleh Kepala Cabang Dinas
Pertanian dan Peternakan Rimba Melintang-Bangko Pusako.
Gapoktan Mekar Sari dikepalai oleh bapak Karna, dengan
Sekretaris M. Sanusi dan Bendahara : Supian. Jumlah anggota
Gapoktan 321 orang yang tergabung dalam 10 kelompok tani
dengan luas lahan sawah : 304 ha dan luas lahan hortikultura
: 2 ha. Pendamping bernama Tomiri sebagai Penyuluh
Petugas Lapangan Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian
dan Peternakan Kabupaten Rokan Hilir.
Gapoktan Mekar Sari siap untuk melaksanakan kegiatan P-
LDPM, sampai saat ini persyaratan bansos sudah dilengkapi
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 94
dan dikirimkan ke KPPN, diharapkan paling lambat bulan Juli
2015 bansos sudah cair dan masuk ke rekening Gapoktan No
5404-01-000322-50-8 BRI Unit 5404 Bagansiapiapi.
Rencana Usaha Gapoktan Mekar Sari dalam pemanfaatan
bansos sebesar Rp 150 juta untuk : (1) Rehab gudang seluas
(7 x 8) m = 56 m2 dengan kapasitas 40-50 ton beras/gabah,
biaya sebesar Rp 30 juta; (2) cadangan pangan sebesar Rp 20
juta, dan (3) usaha distribusi/pemasaran sebesar Rp 100 juta
terdiri atas pembelian gabah kering giling (GKG) Rp 70 juta
dan pembelian beras Rp 30 juta.
2. Gapoktan Harapan Maju
Gapoktan Harapan Maju, Desa Belading, Kecamatan Sabak
Auh, Kabupaten Siak dengan pendirian Gapoktan pada
tangggal 3 Juni 2009 oleh Kepala Cabang Dinas Pertanian
Kabupaten Siak.
Gapoktan Harapan Maju diketua oleh bapak Saemun, dengan
Sekretaris M. Yemi dan Bendahara : Tumari. Jumlah anggota
Gapoktan 505 orang yang tergabung dalam 15 kelompok tani
(Poktan) dengan luas lahan sawah : 415 ha dan luas lahan
kering : 625 ha. Pendamping Penyuluh Petugas Lapangan,
Dinas Pertanian Kabupaten Siak.
Gapoktan harapan Maju siap untuk melaksanakan kegiatan P-
LDPM, sampai saat ini persyaratan bansos sudah dilengkapi
dan dikirimkan ke KPPN, diharapkan paling lambat bulan Juli
2015 bansos sudah cair dan SP2D sudah keluar.
Rencana Usaha Gapoktan Harapan Maju dalam pemanfaatan
bansos sebesar Rp 150 juta untuk : (1) Rehab gudang seluas
dengan kapasitas 50-60 ton beras/gabah, biaya sebesar Rp 40
juta; (2) cadangan pangan sebesar Rp 10 juta, dan (3) usaha
distribusi/pemasaran sebesar Rp 100 juta terdiri atas
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 95
pembelian gabah kering giling (GKG) Rp 70 juta dan
pembelian beras Rp 30 juta.
3. Gapoktan Sumber Rejeki
Gapoktan Sumber Rejeki, Desa Bungaraya Kecamatan
Bungaraya, Kabupaten Siak dengan pendirian Gapoktan pada
tangggal 26 Juli 2007 oleh Kepala Cabang Dinas Pertanian
Kabupaten Siak.
Gapoktan Sumber Rejeki diketuai oleh Sukarn, dengan
Sekretaris Syaifuddin dan Bendahara : Haryadi. Jumlah
anggota Gapoktan 412 orang yang tergabung dalam 12
kelompok tani dengan luas lahan sawah : 448 ha dan luas
lahan kering : 22 ha. Pendamping bernama Nasir Rasidi
sebagai Penyuluh Petugas Lapangan Badan Pelaksana
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Siak.
Gapoktan Sumber Rejeki siap untuk melaksanakan kegiatan
P-LDPM, sampai saat ini persyaratan bansos sudah dilengkapi
dan dikirimkan ke KPPN, diharapkan paling lambat bulan Juli
2015 bansos sudah cair.
Rencana Usaha Gapoktan Sumber Rejeki dalam pemanfaatan
bansos sebesar Rp 150 juta untuk : (1) Rehab gudang seluas
dengan kapasitas 50-60 ton beras/gabah, biaya sebesar Rp 40
juta; (2) cadangan pangan sebesar Rp 10 juta, dan (3) usaha
distribusi/pemasaran sebesar Rp 100 juta terdiri atas
pembelian gabah kering giling (GKG) Rp 70 juta dan
pembelian beras Rp 30 juta.
4. Gapoktan Muara Baru
Gapoktan Muara Baru, Desa Bungaraya Kecamatan Bungaraya,
Kabupaten Siak dengan pendirian Gapoktan pada tangggal 6
Juli 2007 oleh Kepala Badan Petanian Penyuluhan dan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 96
Indragiri Ilirdan Cabang Dinas Pertanian Kabupaten Indragiri
Hilir.
Gapoktan Muara Baru, bneranggotak Gapoktan 401 orang
yang tergabung dalam 10 kelompok tani dengan luas lahan
sawah : 448 ha dan luas lahan kering : 22 ha. Pendamping
bernama Indra A.Med sebagai Penyuluh Petugas Lapangan
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Indragiri Hilir.
Gapoktan Muara Barui siap untuk melaksanakan kegiatan P-
LDPM, sampai saat ini persyaratan bansos sudah dilengkapi
dan dikirimkan ke KPPN, diharapkan paling lambat bulan Juli
2015 bansos sudah cair.
Rencana Usaha Gapoktan Sumber Rejeki dalam pemanfaatan
bansos sebesar Rp 150 juta untuk : (1) Rehab gudang seluas
dengan kapasitas 50-60 ton beras/gabah, biaya sebesar Rp 30
juta; (2) cadangan pangan sebesar Rp 20 juta, dan (3) usaha
distribusi/pemasaran sebesar Rp 100 juta terdiri atas
pembelian gabah kering giling (GKG) Rp 70 juta dan
pembelian beras Rp 30 juta.
n) Provinsi Gorontalo
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Gorontalo telah mempunyai
42 Gapoktan LDPM terdiri dari 30 LDPM pasca kemandirian 2009,
untuk tahun 2010 tidak ada alokasi penumbuhan tahun 2010, 4
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 4 LDPM tahap pasca
Kemandirian 2012, untuk tahun 2013 tidak ada alokasi
penumbuhan tahun 2013, untuk tahun 2015 tidak ada alokasi
penumbuhan tahun 2015, serta 4 LDPM tahap penumbuhan tahun
2015. Berikut ulasan laporan hasil pemantauan yang dilakukan di
provinsi Gorontalo.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 97
1. Gapoktan Harapan Tani
Merupakan Gapoktan Tahap Pasca Kemandirian (
penumbuhan tahun 2012) yang beralamat di desa Molowahu,
Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi
Gorontalo.
Gapoktan Harapan Tani adalah Gapoktan yang sebelum
mendapatkan bantuan Bansos LDPM sudah pernah juga
mendapatkan Dana PUAP,Melihat dari RUG awaal Gapoktan ,
Gapoktan mengalokasikan Rp.45.000.000,- untuk gudang,
unti distribusi Rp.95.004.000,- dan cadangan pangan Rp.
9.996.000. posisi yang ada diunit distribusi per april 2015
adalah Rp. 100.828.180,- , sedangkan untuk cadangan pangan
masih ada di pengurus lama untuk wujud fisiknya dan ada
beberapa pinjaman juga dianggota yang belum dikembalikan.
Rapat anggota tahunan sudah dilaksanakan pada bulan
November 2015. Tercatat bahwa keuntungan yang didapat
adalah Rp. 34.632.015 per 30 September 2015.
Permasalahan yang dihadapi oleh Gapoktan adalah setelah
terjadi pergantian kepengurusan Gapoktan ada permasalahan
keterlambatan penyerahan aset Gapoktan (periode November
2015 sd April 2015) Posisi terakhir sd pemantauan yang
dilakukan tercatat Gapoktan sudah melakukan pembelian
dari April sd September Rp. 132.075.000,- , penjualan Rp.
101.500.000,- serta sisa barang yang ada di Gudang Gapoktan
sebesar 3, 65 ton .
Gapoktan sudah memiliki kemitraan dengan pihak lain akan
tetapi terbentur dengan adanya kesanggupan kontinyuitas
pasokan dari Gapoktan ke mitra. Oleh karena itu jalan
keluarnya yang akan dibuat adalah dengan membuat asosiasi
Gapoktan se Gorontalo. Keterlibatan pendamping sampai
dengan saat ini masih aktif setiap 2 minggu pendamping rutin
mendampingi Gapoktan dan tim tekhnis dan tim pembina
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 98
rutin melakukan pembinaan. Laporan adalah salah satu
kendala Gapoktan khususnya utk laporan mingguan via SMS.
2. Gapoktan Huluya ( Gapoktan Penumbuhan 2015)
Merupakan Gapoktan tahap penumbuhan 2015 yang
beralamat di : Desa Molomahu, Kecamatan Tulubala,
Kabupaten Gorontalo. Ketua Gapoktan Bapak Nurdin Hasan,
Sekertaris Bapak Haris Hasan, Sekertaris Bu Mastin saa bani,
Ketua unit distribusi bapak Dixon Husain, Ketua unit
cadangan pangan Bapak Yunus Patilima. Gapoktan huluya
juga sebelumnya sudah pernah menerima bantuan sosial
PUAP, Gapoktan berdiri tahun 2008 dengan pengukuhan
kepala desa dana bansos penumbuhan sebesar Rp.
150.000.000,- juta masuk ke rekening Gapoktan tanggal 22
mei 2015. RUG yang dibuat oleh Gapoktan untuk gudang Rp.
45.000.000,- Juta, unit distribusi Rp. 89.320.000,- unit
cadangan pangan Rp. 33.800.000,-.
Posisi per tanggal 4 November 2015 stok yang ada digudang
cadangan pangan adalah 2 ton dan di stok di unit distribusi
adalah 28.127 ton. Keuntungan yang di dapatkan Gapoktan sd
4 November 2015 adalah sekitar kurang lebih Rp.
20.000.000,-
3. Gapoktan Tunas Indah ( Gapoktan tahap penumbuhan tahun
2015)
Merupakan Gapoktan tahap penumbuhan tahun 2015 yang
beralamat di Desa Molopatodo, Kecamatan Bongomeme,
Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Ketua Bapak
Sofwan Edi, Sekertaris : Ripon Koba, Bendahara: Anice Supu,
Unit Distribusi ketua Anice Supu, Unit Distribusi bendahara
Sumitro Zakaria, Unit cadangan pangan ketua Hendrik Adam,
Unit cadangan pangan bendahara Arso Musa . Sesuai Rug yang
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 99
disusun oleh Gapoktan untuk gudang Rp. 45.000.000, untuk
unit distribusi Rp.87.750.000,- , untuk unit cadangan pangan
Rp. 17.250.000,- . jika dilihat dari aspek administrasi
pembukuan ada 5 buku yang dimiliki oleh Gapoktan , untuk
status kepemilikan lahan untuk gudang adalah hibah dan
sampai dengan saat ini sedang proses untuk di akta
notariskan. Sesuai kesepakatan didapat untuk pengembalian
cadangan pangan yaitu 3 % dari peminjaman. Keuntungan
yang didapat Gapoktan sd waktu pemantauan yang kami
lakukan sebesar Rp. 5.056.650,- .
4. Gapoktan Tani Sejahtera ( Gapoktan tahap penumbuhan
tahun 2015)
Merupakan Gapoktan tahap penumbuhan tahun 2015 yang
beralamat di Desa Dotohe Barat, Kecamatan Kabila,
Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Ketua : Ahmad
Mananaiya. Dana bansos P-LDPM sudah cair pada tanggal 22
Mei . Sesuai RUG yang telah disusun oleh Gapoktan untuk
gudang sebesar Rp. 50.000.000,-, untuk unit distribusi
sebesar Rp. 80.000.000,-, untuk unit cadangan pangan
sebesar Rp. 20 juta. Untuk status kepemilikan Tanah atau
akta hibah sudah tidak ada permasalahan. Untuk alokasi unit
cadangan pangan sudah ada pembelian yaitu sebesar Rp.
19.760.000,- setara 2 ton 600 kg untuk gabah, konversi yang
disepakti untuk peminjaman adalah sebesar 10 %. Untuk unit
distribusi pembelian yang sudah dilakukan sebesar Rp.
45.000.000,- setara 9 ton 600 kg.
5. Gapoktan Damai Sejahtera ( Gapoktan tahap penumbuhan
2015)
Merupakan Gapoktan tahap Penumbuhan tahun 2015, yang
berlamat di Desa Helumo, Kecamatan Mootilango, Kabupaten
Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Ketua Gapoktan : Sartun
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 100
Datau. Berdasarkan RUG yang telah disusun oleh Gapoktan
Alokasi Dana Bansos P-LDPM tahap Penumbuhan adalah
sebagai berikut : Rp. 50.000.000,- untuk gudang (Swadaya) ,
Unit distribusi Rp. 131.250.000,- dan cadangan pangan Rp.
18.750.000,- setara gabah sebesar 2 ton, 568 kg. keuntungan
yang didapatkan Gapoktan Rp. 4.860.000,-
6. Kesimpulan dan Saran :
Pelaksanaan Kegiatan P-LDPM khususnya di Provinsi
Gorontalo sudah dilaksanakan sejak tahun 2009
dengan bimbingan yang baik dari Tim Pembina
provinsi dan Tim Tekhnis Kabupaten sehingga
pelaksanaanya terkendali
Kualitas SDM yang dimiliki oleh Gapoktan
berpengaruh terhadap keberhasilan Gapoktan
kedepannya.
Pembukuan dan Pelaporan yang dilakukan oleh
Gapoktan penumbuhan tahun 2015 pada dasarnya
sudah benar formatnya akan tetapi masih perlu
adanya sedikit koreksi dari Pendamping, Tim
Pembina atau tim Tekhnis, oleh karena itu Provinsi
selaku Tim Tekhnis sepakat untuk melakukan
pertemuan khusus membahas mengenai Pembukuan
dan pelaporan.
Pembukaan Komoditas yang dilakukan untuk mengisi
waktu sebelum adanya panen disambut baik oleh
Gapoktan untuk mengembangkan usaha jual belinya
pada sektor pangan pokok lokal strategis lainnya
yang sudah ditentukan sesuai pedoman kegiatan P-
LDPM tahun 2015.
Untuk Gapoktan Penumbuhan hal mengenai Status
Gudang Gapoktan diharapkan jelas sebelum
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 101
Gapoktan mendapatkan persetujuan pemberian dana
bansos yang langsung di kirim ke rekening Gapoktan.
Gapoktan harus melakukan RAT atau Stock Opname 1
tahun sekali
o) Provinsi Sulawesi Tenggara
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Sulawesi Tenggara telah
mempunyai 25 Gapoktan LDPM terdiri dari 14 LDPM pasca
kemandirian 2009, 2 LDPM tahap pasca kemandirian tahun 2010,
3 LDPM tahap pasca kemandirian tahun 2011, 3 LDPM tahap
pasca kemandirian 2012, untuk tahun 2013 tidak ada alokasi
penumbuhan tahun 2013, untuk tahun 2015 tidak ada alokasi
penumbuhan tahun 2015, serta 3 LDPM tahap penumbuhan tahun
2015. Berikut ulasan laporan hasil pemantauan yang dilakukan di
provinsi Sulawesi Tenggara.
1. Gapoktan Laloondibu, Konawe
Gapoktan Laloondibu merupakan Gapoktan yang diketahui
oleh Sawaludin berlokasi di Desa Lamokuni, Kecamatan
Wonggeduku Barat. Gapoktan yang berdiri tahun 2015
merupakan Gapoktan baru pecahan dari Gapoktan induk.
Karena adanya pemekaran desa, maka Gapoktan juga
dibentuk baru. Gapoktan induk dibentuk tahun 2007.
Gapoktan Laloondibu memiliki 5 poktan dan memiliki jumlah
anggota sebanyak 134 orang. Berikut ini perkembangan
Gapoktan hingga kini:
Aspek kelembagaan Gapoktan
Gapoktan Laloondibu dibentuk pada tanggal 1
September 2015 dengan pengukuhan Camat
Wonggeduku Barat. Gapoktan ini masih sangat baru
dan butuh pendampingan agar setiap unit distribusi
maupun cadangan pangan dapat berfungsi dengan
baik, khususnya dalam pencatatan. Kepengurusan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 102
telah dibentuk yang terdiri dari ketua, bendahara,
sekretaris, pengelola unit distribusi dan unit cadangan
pangan. Pembukuan telah dilakukan dengan baik. Buku
yang dimiliki lengkap, sesuai dengan yang ditetapkan,
namun masih perlu perbaikan dalam pencatatan
administrasinya.
Aspek unit distribusi pangan
Pelaksanaan kegiatan distribusi pangan dilakukan oleh
pengelola unit distribusi. Rencana kegiatan yang
disusun dalam RUG dalam pembelian
gabah/beras/jagung merencanakan pembelian beras
sebanyak 13,25 ton atau senilai 119.250.000, 12 ton
GKP senilai 51.600.000. Pencatatan pembukuan mulai
dicatat secara rapi. Hal tersebut atas arahan dan
bimbingan pendamping. Harga pembelian beras
adalah 8.200, GKG 4.500 dan GKP 4.300. hal tersebut
sesuai dengan HPP yang telah ditetapkan pemerintah.
Aspek unit cadangan pangan
Untuk unit cadangan pangan, Gapoktan telah
membangun gudang yang cukup memadai.
Pembangunan telah selesai di bangun pada bulan
Agustus, dengan biaya senilai 43.300.000 yang berasal
dari dana bansos LDPM sebesar 35.000.000 dan sisanya
dari swadaya anggota Gapoktan. Dalam RUG, rencana
pengadaan cadangan pangan sebanyak 5,5 ton beras
senilai 49.500.000. Saat ini terdapat 2 ton beras dan 3
ton GKG di gudang. Pencatatan telah dilakukan dengan
baik dan perlu ditingkatkan lagi.
2. Gapoktan Sejahtera, Kabupaten Konawe
Aspek manajerial Gapoktan
Gapoktan Sejahtera dibentuk pada tanggal 20 Januari
2008 diketuai oleh Muharam yang terletak di desa
Awuliti, Kecamatan Lambuya, Kabupaten Konawe.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 103
Anggota saat ini berjumlah 172 orang yang tergabung
dalam 8 poktan. Kepengurusan Gapoktan yang terdiri
dari ketua, bendahara, sekretaris, unit distribusi dan
cadangan pangan.
Aspek unit distribusi pangan
Kepengurusan unit distribusi pangan dibentuk baru-
baru ini untuk melaksanakan kegiatan jual beli
gabah/beras/jagung dalam kegiatan distribusi pangan.
Dalam RUG, direncanakan akan membeli GKG
sebanyak 6 ton senilai 24 juta dan sudah mulai
melaksanakan kegiatan jual beli gabah/beras/jagung.
Disaat daerah lain gagal panen, Gapoktan Sejahtera
mendapatkan hasil panen yang melimpah karena
sawah garapan mendapatkan aliran air dari irigasi
tersier. Pencatatan yang dilakukan oleh Gapoktan
cukup baik, namun masih perlu adanya perbaikan,
khususnya dalam tutup buku pencatatan setiap bulan.
Pada waktu pemantauan, terdapat 50 juta rupiah yang
berada dalam kas distribusi. Hal tersebut sangat
beresiko, karena rawan penyalah gunaan maupun
kriminal.
Aspek unit cadangan pangan
Pelaksanaan unit cadangan pangan diawali dengan
pembangunan gudang yang berada dekat dengan
tempat tinggal ketua. Dalam peminjaman cadangan
pangan, setiap peminjaman 50 kg mengembalikan 75
kg, sehingga terkendala pengembalian anggota ke
Gapoktan. Untuk mengatasinya, pengurus jemput bola
untuk mengambil hasil peminjaman anggota. Saat ini
terdapat 800 kg stok beras di gudang.
3. Kesimpulan dan Saran
Pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM di Kabupaten
Konawe relatif berjalan dengan baik, khususnya
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 104
kegiatan unit distribusi pangan. Pencatatan telah
dilakukan dengan baik, namun masih perlu perbaikan.
Masih ditemukan dana tunai di kas unit distribusi. Hal
tersebut sangat beresiko dalam penyelewengan
maupun tindak kejahatan, seperti pencurian, dsb.
Disarankan untuk memasukan ke dalam rekening
Gapoktan karena masa panen juga masih lama untuk
menghindari penyalah gunaan dana.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 105
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. pada Tahun 2015 adalah sebanyak 358 Gapoktan. Jumlah tersebut
terdiri dari 203 Gapoktan Tahap Penumbuhan, 38 Gapoktan Tahap
Pengembangan dan 117 Gapoktan Tahap Kemandirian. Meskipun untuk
Gapoktan Tahap Kemandirian sudah tidak menerima bantuan dana
bansos, tetapi masih dilakukan pembinaan yang didanai APBN.
2. Realisasi pemberdayaan Gapoktan selaku lembaga distribusi pangan pada
tahun 2015 adalah 341 Gapoktan atau mencapai 99,4% dari target 343
Gapoktan. Jika ditinjau per tahapnya, realisasi penumbuhan Gapoktan
adalah 203 Gapoktan atau 100% dari target, realisasi pemberdayaan
untuk tahap pengembangan adalah 36 atau 94,7% dari target 38
Gapoktan dan untuk tahap kemandirian terealisasi 102 Gapoktan atau
87.2% dari target 117 Gapoktan.
3. Gapoktan yang ditumbuhkan pada tahun 2015 atau Tahap Penumbuhan,
seluruhnya sudah mencairkan dana Bansos yang dialokasikan senilai Rp
150 juta. Sesuai pedoman kegiatan, dana bansos tersebut digunakan
untuk pembangunan/rehabilitasi gudang, modal pembelian gabah/jagung
bagi kegiatan distribusi pangan dan penyediaan cadangan pangan.
Realisasi dana bansos Penguatan LDPM Tahap Penumbuhan mencapai
100% (tersalur kepada 203 Gapoktan dari target 203 Gapoktan).
4. Gapoktan Tahap Pengembangan yang ditargetkan sejumlah 38 Gapoktan.
Realisasi pencairan dana Bansos untuk tahap pengembangan yang
ditargetkan tersalur pada 38 Gapoktan tersalur sebanyak 36 Gapoktan
atau mencapai 94,7%. Provinsi yang tidak mencapai 100% dalam
pencairan dana bansos Penguatan LDPM Tahap Pengembangan adalah
Sumatera Barat ada 2 Gapoktan.
5. Pembinaan terhadap Gapoktan Tahap Kemandirian pada Tahun 2015 yang
ditargetkan terlaksana bagi 117 Gapoktan, dikarenakan ada 15 Gapoktan
pada tahun 2015 yang seharusnya masuk pada tahap pengembangan tidak
memenuhi persayaratan pencairan LDPM maka pada tahun 2015 tidak
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 106
masuk dalam tahap kemandirian, sehingga jumlah Gapoktan tahap
kemandirian pada tahun 2015 hanya terealisasi sebanyak 102 Gapoktan.
6. Pelaksana kegiatan Penguatan-LDPM Tahap Kemandirian (tahun ketiga) di
26 (dua puluh enam) provinsi untuk memberdayakan 36 (tiga puluh
enam) Gapoktan (tahap penumbuhan tahun 2013). Pada tahap
kemandirian tersebut gapoktan sudah tidak menerima dana bansos lagi
tetapi masih mendapatkan pendampingan dan pembinaan. Sampai
dengan tahap kemandirian, rata-rata perkembangan dana bansos
Gapoktan lebih besar dari alokasi yang diterimanya, rata-rata meningkat
sebesar 5 – 10 %, meskipun ada yang mencapai lebih dari 30 % namun
jumlahnya sangat kecil. Untuk keberlanjutan pengembangan usaha
gapoktan, maka pembinaan gapoktan Penguatan-LDPM tahap pasca
kemandirian akan diserahkan kepada provinsi.
7. Gapoktan penerima P-LDPM Tahap pengembangan menunjukkan kinerja
yang cukup baik dalam memanfaatkan dana bansos yang sudah diterima
sebesar Rp 150 juta, yaitu dalam pembuatan gudang Gapoktan dengan
alokasi dana 35 – 40 juta kualitas gudang yang dibuat hasilnya cukup
baik. Rata-rata tahap pengembangan sudah lebih dua (2) kali perputaran
terkecuali utk 2 Gapoktan tahap pengembangan di sumbar yang tidak
bisa mencairkan dana pengembangan dikarenakan tidak memenuhi
kriteria pedoman
8. Tim Pembina Kabupaten dan Tim Teknis Kabupaten menunjukkan
komitmen yang sangat baik dengan adanya pemantauan secara berkala
dan pengawalan kegiatan P-LDPM di Lapangan dengan adanya pertemuan
rutin pendamping setiap bulan dan Petunjuk Teknis yang dibuat sebagai
rambu-rambu pembinaan pendamping kepada Gapoktan P-LDPM. Namun
hasil evaluasi kondisi Gapoktan berbanding lurus dengan tingkat
komitmen aparat kabupaten/provinsi, artinya bahwa Gapoktan akan
menunjukkan kinerja yang baik apabila didukung oleh pembinaan yang
intensip dari provinsi, kabupaten, dan pendamping secara otomatis akan
mengikuti.
9. Gapoktan penerima P-LDPM semuanya sudah dicatatkan ke Notaris
sehingga sudah mempunyai legal formal sebagai lembaga Gapoktan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 107
10. Gapoktan penerima P-LDPM Tahap penumbuhan menunjukkan kinerja
yang cukup baik dalam memanfaatkan dana bansos yang sudah diterima
sebesar Rp 150 juta, yaitu dalam pembuatan gudang Gapoktan dengan
alokasi dana 30 juta kualitas gudang yang dibuat hasilnya bernilai 2 kali
dana bansos. Sedangkan untuk tahap pengembangan rata-rata sudah
lebih dua (2) kali perputaran sehingga dari hasil verifikasi diperkirakan
dari 12 calon penerima bansos tahap pengembangan, hanya 10
gapoktanyang dapat menerima karena saat pemantauan proses tutup
buku masih berlangsung (tanggal 12 September 2015).
11. Gapoktan penerima P-LDPM semuanya sudah dicatatkan ke Notaris
sehingga sudah mempunyai legal formal sebagai lembaga Gapoktan.
B. Saran
1. Bahwa keberhasilan Gapoktan berbanding lurus dengan tingkat
pembinaan dan pengawalan Tim Provinsi dan Kabupaten, maka dalam
dinamika pembinaan pengembangan usaha yang terjadi di gapoktan perlu
adanya pelatihan kepada pengurus gapoktan dalam hal manajemen
pemasaran dan pengelolaan cadangan pangan oleh Tim Pembina
Provinsi/Tim Teknis Kabupaten sehingga pengurus Gapoktan dapat
terampil dalam manajemen pemasaran, pengelolaan cadangan pangan,
hingga pelaporan baik dalam pembukuan maupun melalui sms center
2. Mengingat pada gapoktan Penguatan-LDPM tahap kemandirian tidak lagi
mendapatkan bansos sebagai tambahan modal, maka perlu pembinaan
secara intensif kepada Gapoktan pada tahap penumbuhan dan
pengembangan agar dapat berkembang dalam memasuki tahap mandiri,
ke depan diharapkan dapat menjadi cikal bakal lembaga keuangan
pedesaan yang bermitra dengan perbankan/lembaga keuangan lainnya
dalam mengakses modal.
3. Permasalahan yang dihadapi dalam memfasilitasi Gapoktan oleh
Pendamping adalah jumlah pembukuan yang dirasakan terlalu banyak,
serta pengisian buku keuangan yang dirasakaan sulit oleh pengurus
Gapoktan, oleh sebab itu perlu penyederhanaan pembukuan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015 108
4. Pengirman laporan melalui SMS center masih dirasakan sulit bagi
gapoktan, terutama belum adanya jawaban laporan sms yang dikirimkan
apakah sudah diterima dan benar atau sebaliknya. Dengan demikian
untuk laporan melalui sms center perlu penyederanaan cara
memasukkan/entry laporan yang dikirimkan dan sekaligus pengirim
mendapat jawaban bahwa sms yang sudah dikirim benar atau salah.
1 NAD 12 32 33 11 4 3 5 3 0 7 33
2 Sumut 14 76 91 41 10 13 15 5 0 7 91
3 Sumbar 14 64 84 41 8 12 13 0 4 8 86
4 Riau 5 11 13 3 0 3 3 0 0 4 13
5 Kepri 2 2 2 0 0 0 0 0 0 2 2
6 Jambi 8 28 33 20 2 4 4 0 0 3 33
7 Bengkulu 4 10 10 3 0 2 2 0 0 3 10
8 Sumsel 10 29 61 3 10 16 16 5 0 12 62
9 Lampung 9 59 106 25 20 17 21 6 6 11 106
10 Banten 4 34 38 3 7 7 8 3 3 8 39
11 D I Y 4 39 53 20 3 6 11 4 4 6 54
12 Jabar 20 147 161 49 33 21 27 8 0 23 161
13 Jateng 29 137 166 54 24 26 31 8 0 23 166
14 Jatim 27 166 173 54 34 24 29 8 6 19 174
15 Bali 4 19 38 26 3 3 4 0 0 2 38
16 N T B 8 43 55 20 5 8 9 6 0 7 55
17 N T T 12 33 39 14 5 7 7 0 0 6 39
18 Kalbar 9 41 46 8 7 6 7 5 5 8 46
19 Kalsel 12 50 62 18 6 12 13 6 0 7 62
20 Kalteng 5 7 9 3 0 3 3 0 0 0 9
21 Kaltim 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 2
22 Sulsel 19 87 110 26 14 18 21 6 8 17 110
23 Sulbar 4 10 10 5 0 0 3 0 0 2 10
24 Sulteng 8 30 38 10 5 6 7 2 2 6 38
25 Sultra 5 20 25 14 2 3 3 0 0 3 25
26 Sulut 9 48 67 40 0 9 13 0 0 5 67
27 Gorontalo 5 27 42 30 0 4 4 0 0 4 42
28 Papua 1 3 3 3 0 0 0 0 0 0 3
29 Maluku 5 6 6 0 2 2 2 0 0 0 6
270 1260 1576 546 204 235 281 75 38 203 1582
TOTAL GAPOKTAN 2009-2015
Rekapitulasi Database Gapoktan
Kegiatan Penguatan-LDPM Tahun 2009-2015
No. Provinsi
Jumlah
Kabupaten/Kota
Tahun 2009-2015
Jumlah
Kecamatan
Jumlah Gapoktan Tahap PenumbuhanJumlah
Desa
JUMLAH
GAPOKTAN PER
PROVINSI
TOTAL
1582
Tahun 2011 Tahun 2012Tahun 2010Tahun 2009 Tahun 2014Tahun 2013 Tahun 2015
1
KUESIONER UNTUK GAPOKTAN
1. Pengelolaan Pembukuan Gapoktan
Gapoktan Pengembangan
a. Buku apa saja yang sudah dimiliki
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..………………………..
b. Sejauh mana pengisian buku yang ada di gapoktan tersebut, gali
permasalahan/ kendala yang dihadapi
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
c. Bagaimana kesiapan unit usaha distribusi dan unit usaha cadangan
pangan dari aspek struktur organisasi maupun SDMnya.
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
d. Cek pengisian pembukuan di unit distribusi dan unit cadangan pangan
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
e. Berapa kali perputaran dana bansos di unit distribusi
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
f. Gali permasalahan yang ada
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
g. Cek dana di kas dan di buku bank
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
2. Gapoktan Kemandirian
a. Cek pengisian pembukuan di unit distribusi dan unit cadangan pangan
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
2
b. Berapa kali perputaran dana bansos di unit distribusi
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
c. Gali permasalahan yang ada
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
d. Cek dana di kas dan di buku bank
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
3. Cadangan Pangan (Tahap Penumbuhan, Pengembangan dan Kemandirian)
Apakah Gudang sesuai dengan RUG
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
Apakah di Gudang tersedia cadangan pangan, jika ia Berapa jumlah
cadangan yang ada di gudang
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
Jika tidak Berapa jumlah cadangan pangan yang dipinjam
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
Berapa persen kenaikan jumlah cadangan pangan
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
Kendala apa yang dijumpai dalam mengembangkan cadangan pangan
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
Apa saran untuk mengatasi kendala tersebut
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
4. Kemitraan (diutamakan tahap Pengembangan dan Kemandirian)
Apakah gapoktan sudah mempunyai kerjasama dengan pihak lain
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
Bila sudah ada sebutkan bentuk kerjasamanya
……………………………………………………………………………………….
3
……………………………………………………………..……..
Kendala apa yang dijumpai dalam mengembangkan kemitraan
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
Saran yang diberikan untuk mengatasi masalah yang dihadapi
gapoktan dalam mengembangkan kemitraan
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
5. Pelaporan (melalui SMS, laporan bulanan, dan 2 bulanan)
Kendala apa yang dihadapi
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
Saran perbaikan
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..……..
6. Minta profil Gapoktan th 2012-2014 minimal 2 Gapoktan yang akan menjadi
unggulan daerah isinya
a. Keberhasilan Gapoktan yang dapat dicontoh oleh Gapoktan lainnya
b. Kemitraan yang telah dilakukan (sebutkan)
c. Jenis-jenis usaha yang telah dikembangkan oleh gapoktan
(pengolahan,packing dll)
7. Membawa laporan perkembangan SMS untuk masing-masing provinsi
8. Minta laporan 2 bulanan
KUESIONER
KOORDINASI DAN KONSOLIDASI KEGIATAN
PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT
PENGANTAR
1. Kuesioner ini ditujukan kepada Tim Teknis Kabupaten/Kota penerima dana bansos Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM) bagi Gapoktan pada Tahap Penumbuhan (2015), Tahap Pengembangan (2014), dan Tahap Kemandirian (2013).
2. Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penilaian dalam rangka Koordinasi dan Konsolidasi kegiatan Penguatan-LDPM di daerah.
3. Pengisian kuesioner ini murni dilakukan dalam rangka tugas kedinasan bukan untuk maksud dan tujuan lain yang dirasakan akan merugikan oleh Bapak/Ibu/Sdr/Sdri sebagai Tim Teknis Kabupaten/Kota.
4. Guna memperlancar kegiatan ini, kami mohon kesediaan waktu Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dan bantuannya untuk menjawab seluruh pertanyaan yang tersedia pada kuesioner ini.
5. Jawaban yang diberikan oleh Bapak/Ibu/Sdr/Sdri tidak ada yang salah. Jawaban yang diberikan adalah benar semua karena kami hanya ingin mengetahui respon dari Bapak/Ibu/Sdr/Sdri terkait dengan pertanyaan yang diajukan.
6. Jawaban yang diberikan oleh Bapak/Ibu/Sdr/Sdri sangat berguna bagi bahan evaluasi kegiatan Penguatan-LDPM.
7. Atas partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
I. IDENTITAS RESPONDEN
1 Nama :
2 Instansi :
3 Alamat Instansi :
4 Telp/Faks :
5 Jabatan :
6 Nomor HP :
II. PERTANYAAN KUESIONER
A. PERSIAPAN 1. Apakah Tim Teknis Kabupaten/Kota hadir pada apresiasi aparat Kegiatan Penguatan-LDPM tahun
2015 yang diadakan oleh pusat di Bandung pada awal tahun?
a) jika ya, siapa yang hadir dan apakah materi yang diberikan pada acara tersebut dapat dipahami dengan baik? Bila tidak apa alasannya?
b) jika tidak hadir, apa kendalanya dan upaya apa yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dan materi dari acara tersebut?
2. Apakah Tim Teknis pendapat pengarahan dan sosialisasi dari provinsi dalam pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM tahun 2015?
3. Apakah Tim Teknis Kabupaten/Kota telah menyusun Petunjuk Teknis Kegiatan Penguatan-LDPM Tahun 2015 untuk Tahap Penumbuhan, Tahap Pengembangan, dan Tahap Kemandirian yang sesuai dengan Pedoman Umum dan Pedoman Teknis Kegiatan Penguatan-LDPM Tahun 2015?
a) jika sudah, lampirkan Juknis kegiatan Penguatan-LDPM
b) jika belum, kemukakan alasan dan kendala
4. Kapan Juknis Kegiatan Penguatan-LDPM tahun 2015 selesai dibuat?
5. Apakah Juknis Kegiatan Penguatan-LDPM tahun 2015 sudah disosialisasikan kepada Pendamping dan Gapoktan?
6. Bagaimana cara saudara mensosialisasikan Kegiatan Penguatan-LDPM ke Gapoktan/masyarakat?
7. Kendala-kendala apa yang ditemui dalam mensosialisasikan kegiatan kepada Gapoktan Tahap
Penumbuhan, dan/atau Tahap Pengembangan, dan/atau Tahap Kemandirian serta bagaimana mengatasinya?
B. PENCAIRAN TAHAP PENUMBUHAN (bagi daerah yang memiliki tahap penumbuhan)
1. Bagaimana cara menseleksi Gapoktan Tahap Penumbuhan Kegiatan Penguatan-LDPM? (Lampirkan
form seleksi Gapoktan)
2. Kendala-kendala apa yang ditemui dalam menseleksi Gapoktan Tahap Penumbuhan Kegiatan Penguatan-LDPM dan bagaimana mengatasinya?
3. Bagaimana proses pengusulan Gapoktan Tahap Penumbuhan Kegiatan Penguatan-LDPM untuk dilakukan verifikasi oleh provinsi? Apakah jumlah yang diusulkan lebih dari target yang dialokasikan? jika kurang dengan target alokasi jelaskan?
4. Kendala-kendala apa yang ditemui dalam pengusulan Gapoktan Tahap Penumbuhan Kegiatan Penguatan-LDPM ke provinsi dan bagaimana mengatasinya?
5. Bagaimana proses penyeleksian pendamping Tahap Penumbuhan? (Lampirkan skema/proses seleksi awal hingga akhir dan hasil seleksi untuk diajukan ke Tim Pembina Provinsi)
6. Kendala apa yang dihadapi dalam penyeleksian pendamping Tahap Penumbuhan dan bagaimana mengatasinya?
7. Apakah pencairan dana bansos Tahap Penumbuhan telah dilaksanakan? Apabila sudah dilakukan pencairan, kapan tepatnya waktu pencairan?
8. Apakah pencairan dana bansos Tahap Penumbuhan dirasakan cepat atau lambat? dan kendala apa saja yang dihadapi dalam pencairan dana bansos tersebut?
C. PENCAIRAN TAHAP PENGEMBANGAN (bagi daerah yang memiliki tahap pengembangan)
1. Bagaimana cara saudara melakukan evaluasi Gapoktan Tahap Pengembangan Kegiatan Penguatan-LDPM? (Lampirkan form evaluasi Gapoktan)
2. Kendala-kendala apa yang ditemui dalam melakukan evaluasi Gapoktan Tahap Pengembangan Kegiatan Penguatan-LDPM dan bagaimana mengatasinya?
3. Bagaimana proses pengusulan Gapoktan Tahap Pengembangan Kegiatan Penguatan-LDPM ke provinsi?
4. Kendala-kendala apa yang ditemui dalam pengusulan Gapoktan Tahap Pengembangan Kegiatan Penguatan-LDPM ke provinsi dan bagaimana mengatasinya?
5. Bagaimana proses melakukan evaluasi kinerja pendamping Tahap Pengembangan? (Lampirkan form evaluasi kinerja pendampingnya)
6. Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan evaluasi pendamping Tahap Pengembangan dan bagaimana mengatasinya?
7. Apakah pencairan dana bansos Tahap Pengembangan telah dilaksanakan? Apabila sudah dilakukan pencairan, kapan tepatnya waktu pencairan?
8. Apakah pencairan dana bansos Tahap Pengembangan dirasakan cepat atau lambat? dan kendala apa saja yang dihadapi dalam pencairan dana?
D. PEMANFAATAN DANA 1. Lampirkan rencana usaha Gapoktan tahun 2015
2. Untuk Gapoktan 2009, hingga saat ini sudah mengalami berapa kali putaran dari modal awal yang
diterima? Berpa total pembelian dan penjualannya? Serta berapa total pemuoukan cadangan pangannya?
(Lampirkan pelaporannya dalam bentuk tabel)
3. Untuk Gapoktan 2010, hingga saat ini sudah mengalami berapa kali putaran dari modal awal yang diterima? Berpa total pembelian dan penjualannya? Serta berapa total pemuoukan cadangan pangannya?
(Lampirkan pelaporannya dalam bentuk tabel)
4. Untuk Gapoktan 2013, hingga saat ini sudah mengalami berapa kali putaran dari modal awal yang diterima? Berpa total pembelian dan penjualannya? Serta berapa total pemuoukan cadangan pangannya?
(Lampirkan pelaporannya dalam bentuk tabel)
5. Untuk Gapoktan 2014, hingga saat ini sudah mengalami berapa kali putaran dari modal awal yang diterima? Berpa total pembelian dan penjualannya? Serta berapa total pemuoukan cadangan pangannya?
(Lampirkan pelaporannya dalam bentuk tabel)
6. Untuk Gapoktan 2015, hingga saat ini sudah mengalami berapa kali putaran dari modal awal yang diterima? Berpa total pembelian dan penjualannya? Serta berapa total pemuoukan cadangan pangannya?
(Lampirkan pelaporannya dalam bentuk tabel)
E. PEMANTAUAN, PEMBINAAN, DAN PELAPORAN
1. Apakah ada pertemuan rutin dengan Gapoktan?jika ada setiap berapa kali sekali?
2. Bimbingan teknis apa saja yang telah dilakukan kepada Gapoktan? (lampirkan laporannya)
3. Bimbingan teknis apa saja yang telah dilakukan kepada pendamping? (lampirkan laporannya)
4. Bagaimana pelaporan bulanan Gapoktan selama ini?
5. Apakah penyampaian laporan bulanan gapoktan ke Tim Teknis Kabupaten/Kota tepat waktu ?jika tidak
tepat waktu kenapa?
6. Kendala apa saja yang dihadapi oleh Gapoktan dalam membuat laporan dan bagaimana
mengatasinya?
7. Upaya apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja Gapoktan dan pendamping yang akan dan
telah masuk Tahap Kemandirian?
Terima kasih atas kesediaan waktunya
untuk menjawab pertanyaan