LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana...

228
LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI HUKUM MENGENAI PEMENUHAN HAK KESEHATAN PUSAT ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM NASIONAL BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM TAHUN 2017

Transcript of LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana...

Page 1: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA

ANALISIS EVALUASI HUKUM MENGENAI PEMENUHAN HAK KESEHATAN

PUSAT ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM NASIONAL BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM TAHUN 2017

Page 2: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa atas

rahmatNya Kelompok Kerja (pokja) Analisis dan Evaluasi mengenai

Pemenuhan Hak Kesehatan, dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah

ditentukan. Tim ini bekerja berdasarkan SK Menteri Hukum dan HAM RI

Nomor : PHN-02.HN.01.01 Tahun 2017 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja

Analisis dan Evaluasi Hukum mengenai Pemenuhan Hak Kesehatan.

Analisis dan evaluasi mengenai Pemenuhan Hak Kesehatan ini

dilatarbelakangi oleh isu bahwa belum meratanya empat unsur prinsip

pemenuhan hak kesehatan diseluruh wilayah Indonesia, serta belum adanya

mekanisme yang dapat menjamin keselarasan dan keterpaduan peraturan

perundang-undangan terkait pemenuhan hak kesehatan. empat unsur prinsip

pemenuhan hak kesehatan, yakni ketersediaan, aksesibilitas, kualitas, dan

kesetaraan. Ketersediaan dapat diartikan sebagai ketersediaan sejumlah

pelayanan kesehatan seperti fasilitas berupa sarana (rumah sakit, puskesmas

dan klinik) dan prasarana kesehatan (obat-obatan, tenaga kesehatan dan

pembiayaan kesehatan) yang mencukupi untuk penduduk secara keseluruhan.

Aksesibilitas mensyaratkan agar pelayanan kesehatan dapat terjangkau baik

secara ekonomi maupun geografis bagi setiap orang, dan secara budaya, agar

menghormati tradisi budaya masyarakat. Kualitas mensyaratkan agar

pelayanan kesehatan memenuhi standar yang layak. Terakhir kesetaraan

mensyaratkan agar pelayanan kesehatan dapat diakses secara setara oleh

setiap orang, khususnya bagi kelompok rentan di masyarakat1

Hakekat dari pemenuhan hak kesehatan masyarakat dilaksanakan

berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan. Hak atas

1 Kesehatan dalam Prespektif HAM, Buletin KontraS.

Page 3: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

ii

kesehatan dijamin Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 Pasal 28 H

ayat (1) bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan dan negara wajib untuk menyediakannya.

Pemenuhan hak kesehatan masyarakat menjadi prioritas Nawacita

kelima RPJMN 2015-2019 yaitu meningkatkan kualitas hidup sumber daya

manusia dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan, dalam bidang kesehatan

yang tercermin dari meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan,

terutama kepada para ibu, anak, remaja dan lansia, meningkatnya pelayanan

gizi masyarakat yang berkualitas, meningkatnya efektivitas pencegahan dan

pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, serta berkembangnya

jaminan kesehatan. Reformasi bidang kesehatan fokus pada penguatan upaya

kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas terutama melalui

peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan

kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan penguatan sistem

kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan.

Pokja Analisis dan Evaluasi Hukum ditugaskan untuk menginventarisir

dan mengidentifikasi permasalahan hukum peraturan perundang-undangan,

menganalisis dan mengevaluasi permasalahan hukum peraturan perundang-

undangan, yang selanjutnya menyiapkan rekomendasi terhadap hasil analisis

dan evaluasi peraturan perundang-undangan, apakah peraturan perundang-

undangan yang bersangkutan perlu perbaikan, penggantian atau

dipertahankan.

Pokja berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi perencanaan

pembangunan hukum nasional dan khususnya dapat menjadi landasan bagi

para pembuat kebijakan, meskipun disadari laporan ini masih jauh dari

sempurna. Pokja mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala Badan

Pembinaan Hukum Nasional yang telah memberikan kepercayaan kepada

Page 4: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

iii

Pokja untuk melakukan analisis dan evaluasi, dan terima kasih Pokja

sampaikan pula kepada semua pihak yang telah membantu sehingga Laporan

ini selesai tepat pada waktunya.

Jakarta, Desember 2017

Pokja Analisis dan Evaluasi Hukum mengenai Pemenuhan Hak Kesehatan Penangung Jawab,

Pocut Eliza, S.Sos., S.H., M.H.

Page 5: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

iv

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1 BAB II KESESUAIAN ANTARA JENIS, HIERARKI, DAN MATERI

MUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN................. 24 BAB III KEJELASAN RUMUSAN KETENTUAN PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN......................................................... 95 BAB IV PENILAIAN TERHADAP MATERI MUATAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN................................... 127 BAB V POTENSI DISHARMONI KETENTUAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN................................... 173 BAB VI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN......................................................... 185 BAB VII PENUTUP.................................................................................... 202

Page 6: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Isu strategis yang marak dewasa ini terkait dengan Bidang Kesehatan

adalah Badan Penyelenggara Kesehatan Sosial (BPJS). BPJS memegang

peranan penting dalam memperbaiki performa pelayanan kesehatan. Sengaja

isu ini dipilih agar diketahui bagaimana pola penyempurnaan ketentuan

peraturan perundang-undangan dalam penyelenggaraan sistem jaminan sosial

nasional (SJSN) diupayakan. SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan

program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggaraan jaminan sosial,

sistem ini berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan

menanggulangi kemiskinan melalui penjaminan layanan kesehatan dan

ketenagakerjaan. BPJS sendiri lahir dari Undang - Undang nomor 40 Tahun

2004 tentang SJSN yang mengamanahkan penyelenggaraan BPJS. Indonesia

adalah negara kesejahteraan. Hal ini nampak dari cita-cita yang terkandung

dalam UUD NRI Tahun 1945. Ciri negara kesejahteraan Indonesia terlihat pada

UUD NRI Tahun 1945 paska perubahan (tahun 2002) Bab XIV berjudul

Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial khususnya pada Pasal 33 dan

34. Jika Pasal 33 lebih cenderung pada perekonomian nasional, maka Pasal 34

lebih mengedepankan kesejahteraan sosial. Sementara itu cita-cita

pengembangan sistem jaminan sosial sebagai konsekuensi dari dianutnya

negara kesejahteraan baru muncul pada perubahan Pasal 34 ayat (2) UUD NRI

Tahun 1945 yang secara eksplisit menyatakan bahwa Negara mengembangkan

Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat

yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

Selanjutnya ketentuan lebih lanjut mengenai SJSN diatur dalam Undang -

Undang nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN.

Selain terkait dengan kesejahteraan sosial, BPJS juga hadir untuk

meningkatkan kualitas kesehatan melalui perbaikan layanan. Kesehatan

Page 7: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

2

adalah salah satu aspek yang digunakan untuk mengukur kemajuan suatu

negara bersama dengan pendidikan dan peningkatan daya beli (income).

Ketiga aspek tersebut dijadikan oleh UNDP sebagai indikator untuk mengukur

kemajuan negara, yang dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia

(Human Development Indeks). Bidang kesehatandalam konstitusi Indonesia

diatur pada Pasal 28 H dan Pasal 34 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan

bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan layanan kesehatan

dan negara wajib untuk menyediakannya.

SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial

oleh sejumlah badan penyelenggara jaminan sosial. SJSN adalah program

negara yang bertujuan memberikan perlindungan dan kesejahteraan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai cita-cita keadilan sosial sebagaimana

tercantum dalam UUD 1945. Melalui SJSN setiap penduduk diharapkan

mampu memenuhi kebutuhan dasar yang layak apabila terjadi peristiwa yang

dapat mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya pendapatan karena

menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia

lanjut atau pensiun.

Pembentukan BPJS, selain diperintahkan oleh UU no 40 Tahun 2004

juga merupakan realisasi dari amanah Pasal 28 H ayat (3) UUD 1945 yang

mengatakan bahwa setiap orang memiliki hak atas jaminan sosial yang

memungkinkan pengembangan diri manusia secara utuh sebagai manusia

bermartabat. Sedangkan kewajiban negara untuk mengembangkan sistem

jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diatur oleh Pasal 34 ayat (2), yang

diwujudkan dengan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial

dalam bentuk jaminan kesehatan dan jaminan ketenagakerjaan. Kedua

jaminan tersebut merupakan bagian pokok dalam jaminan sosial.

BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan telah berdiri sejak 1 Januari

2014. Namun BPJS Ketenagakerjaan baru beroperasi pada Bulan Juli 2015, atau

1 tahun lebih lama ketimbang beroperasinya BPJS Kesehatan. Sebagai Badan

Page 8: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

3

penyelenggara jaminan sosial, BPJS kesehatan telah berumur 3 tahun. Banyak

potensi yang perlu dikembangkan dan banyak permasalahan yang perlu

dibenahi, baik dari sisi pelaksanaan maupun dari sisi regulasinya. Dalam

pelaksanaannya BPJS menuai banyak kritik dan keluhan. Hal ini diakibatkan

oleh implementasi yang belum sesuai ketentuan, atau bisa jadi regulasinya

kurang tegas.Tulisan ini hendak mengupas bagaimana konsistensi peraturan-

perundang-undangan mengawal pelaksanaan BPJS dalam melindungi

masyarakat kurang beruntung, memperbaiki layanan kesehatan dan

memegang teguh prinsip tata kelola yang baik (good governance).

Terkait agenda pembangunan nasional dalam Nawa Cita yang termaktub

dalam Buku I Lampiran Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang

RPJMN 2015-2019, bahwa sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan

kesehatan dan gizi masyarakat adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan

dan gizi masyarakat pada seluruh siklus kehidupan baik pada tingkat individu,

keluarga, maupun masyarakat. Reformasi terutama difokuskan pada

penguatan upaya kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas

terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan

mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan

penguatan sistem kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Kartu

Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi

sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan yang optimal,

termasuk penguatan upaya promotif dan preventif.

Berdasarkan isu strategis sasaran yang ingin dicapai dalam Program

Indonesia Sehat pada RPJMN tahun 2015-2019 adalah meningkatkan derajad

kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

Page 9: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

4

pemberdayaan perelayanan kesehatan, maka disusun arah kebijakan dan

strategi sebagai berikut :2

1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja,

dan Lanjut Usia yang Berkualitas melalui :

a. Peningkatan akses dan mutu continuum of care pelayanan ibu dan

anak yang meliputi kunjungan ibu hamil, dan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan serta

penurunan kasus kematian ibu di rumah sakit;

b. Peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi para remaja;

c. Penguatan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS);

d. Penguatan Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga;

e. Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk usia produktif dan

lanjut usia;

f. Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita;

dan

g. Peningkatan peran dan upaya kesehatan berbasis masyarakat

termasuk posyandu dan pelayanan terintegrasi lainnya dalam

pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja,

dan lansia.

2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat melalui :

a. Peningkatan surveilans gizi termasuk pemantauan pertumbuhan;

b. Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi

dengan fokus utama pada 1.000 hari pertama kehidupan, remaja

calon pengantin, dan ibu hamil termasuk pemberian makanan

tambahan terutama untuk keluarga kelompok termiskin dan wilayah

Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK);

2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, hal 166-171

Page 10: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

5

c. Peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan kesehatan, gizi,

sanitasi, hygiene, dan pengasuhan;

d. Peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi terutama

untuk ibu hamil, wanita usia subur, anak, dan balita di daerah DTPK

termasuk melalui upaya kesehatan berbasis masyarakat dan

Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (Posyandu dan

Pos PAUD);

e. Penguatan pelaksanaan, dan pengawasan regulasi dan standar gizi;

serta

f. Penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi sensitif dan

spesifik yang didukung oleh peningkatan kapisatas pemerintah

pusat, provinsi dan kabupaten/ kotadalam pelaksanaan rencana

aksi pangan dan gizi.

3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

melalui :

a. Peningkatan surveilans epidemiologi faktor resiko dan penyakti;

b. Peningkatan upaya preventif dan promotif termasuk pencegahan

kasus baru penyakit dalam pengendalian penyakit menular

terutama TB, HIV dan malaria dan tidak menular;

c. Pelayanan kesehatan jiwa;

d. Pencegahan dan penanggulangan kejadian luar biasa/ wabah;

e. Peningkatan mutu kesehatan lingkungan;

f. Penatalaksanaan kasus dan pemutusan rantai penularan;

g. Peningkatan pengendalian dan promosi penurunan faktor risiko

biologi (khususnya darah tinggi, diabetes, obesitas), perilaku

(khususnya konsumsi buah dan sayur, aktifitas fisik, merokok,

alkohol) dan lingkungan;

Page 11: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

6

h. Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk

pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;

i. Peningkatan kesehatan lingkungan dan akses terhadap air minum

dan sanitasi yang layak dan perilaku hygiene; dan

j. Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat

dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Bidang Kesehatan melalui :

a. Peningkatan cakupan kepesertaan melalui Kartu Indonesia Sehat;

b. Peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi

penyedia layanan sesuai standar antara lain melalui kerjasama

anatara pemerintah dengan penyedia layanan swasta;

c. Peningkatan pengelolaan jaminan kesehatan dalam bentuk

penyempurnaan dan koordinasi paket manfaat, insentif penyedia

layanan, pengendalian mutu dan biaya pelayanan, peningkatan

akuntabilitas sistem pembiayaan, pengembangan health technolgy

assesment, serta pengembangan sistem monitoring dan evaluasi

terpaadu;

d. Penyempurnaan sistem pembayaran untuk penguatan pelayanan

kesehatan dasar, kesehatan ibu dan anak, insentif tenaga

kesehatan di DTPK dan peningkatan upaya promotif dan preventif

perorangan;

e. Pengembanngan berbagai regulasi termasuk standar guideline

pelayanan kesehatan;

f. Peningkatan kapasitas kelembagaan untuk mendukung mutu

pelayanan; serta

g. Pengembangan pembiayaan pelayanan kesehatan kerjasama

pemerintah swasta.

Page 12: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

7

5. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang berkualitas

melalui:

a. Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar

mencakup puskesmas (rawat inap/ perawatan) dan jaringannya

termasuk meningkatkan jangkauan pelayanan terutama di daerah

terpencil, perbatasan dan kepulauan;

b. Peningkatan kerjasama Puskesmas dengan unit transfusi darah

khususnya dalam rangka penurunan kematian ibu;

c. Pengembangan dan penerapan sistem akreditasi fasilitas pelayanan

kesehatan dasar milik pemerintah dan swasta;

d. Peningkatan pelayanan kesehatan promotif dan preventif di fasilitas

pelayanan kesehatan dasar dengan dukungan bantuan operasional

kesehatan;

e. Penyusunan, penetapan dan pelaksanaan berbagai standar guideline

pelayanan kesehatan diikuti dengan pengembangan sistem

monitoring dan evaluasinya;

f. Peningkatan pengawasan dan kerjasama pelayanan kesehatan dasar

dengan fasilitas swasta;

g. Pengembangan kesehatan tradisional dan komplementer; serta

h. Pengembangan inovasi pelayanan kesehatan dasar melalui

pelayanan kesehatan bergerak, pelayanan primer dan pelayanan

keperawatan kesehatan masyarakat.

6. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas

melalui :

a. Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan terutama

rumash sakir rujukan nasional, rumah sakit rujukan regional, rumah

sakit di setiap kabupaten/ kota, termasuk rumah sakit pratama di

daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan;

Page 13: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

8

b. Penguatan dan pengembangan sistem rujukan nasional, rujukan

regional dan sistem rujukan gugus kepulauan dan pengembangan

sistem informasi dan rujukan di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan

online;

c. Peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan rujukan melalui

akreditasi rumah sakit dan pengembangan standar guideline

pelayanan kesehatan;

d. Pengembangan sistem pengendalian mutu internal fasilitas

kesehatan;

e. Peningkatan pelayanan kesehatan promotif dan preventif di fasilitas

pelayanan kesehatan rujukan;

f. Peningkatan efektivitas pengelolaan rumah sakit terutama dalam

regulasi pengelolaan dana kesehatan di rumah sakit umum daerah

dan pemerintah daerah; serta

g. Pengembangan inovasi pelayanan kesehatan melalui rumah sakit

pratama, telemedicine, dan pelayanan kesehatan tradisional,

alternatif dan komplementer;

7. Meningkatkan ketersediaan, Penyebaran dan Mutu Sumber Daya

Manusia Kesehatan melalui;

a. Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan

kesehatan dengan prioritas di Daerah Terpencil, Perbatasan, dan

Kepulauan (DTPK) melalui penempatan tenaga kesehatan termasuk

tenaga pegawai tidak tetap kesehatan/ PPPK (Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja), penempatan tenaga kesehatan baru lulus/

penugasan khusus (affirmative policy) dan pengembangan model

penempatan tenaga kesehatan;

b. Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan

kompetensi, pendidikan, pelatihan dan sertifikasi seluruh jenis

tenaga kesehatan;

Page 14: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

9

c. Peningkatan kualifikasi tenaga kesehatan termasuk pengembangan

dokter spesialis dan dokter layanan primer;

d. Pengembangan insentif finansial dan non-finansial bagi tenaga

kesehatan terutama untuk meningkatkan retensi tenaga kesehatan

di Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan Daerah Terpencil

Perbatasan dan Kepulauan (DTPK); serta

e. Pengembangan sistem pendataan tenaga kesehatan dan upaya

pengendalian dan pengawasan tenaga kesehatan.

8. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan

Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan melalui:

a. Peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama obat

esensial generik;

b. Peningkatan pengendalian, monitoring dan evaluasi harga obat,

penyempurnaan, penyelarasan dan evaluasi reguler berbabagi daftar

dan formularium obat;

c. Peningkatan kapasitas institusi dalam management supplychain obat,

vaksin dan alat kesehatan;

d. Peningkatan daya saing industri farmasi dan alkes melalui

pemenuhan standar dan persyaratan;

e. Peningkatan pengawasan pre- dan post-market alat kesehatan dan

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT);

f. Penguatan upaya kemandirian di bidang Bahan Baku Obat (BBO)

termasuk Bahan Baku Obat Tradisional (BBOT) dan alat kesehatan

dengan pengembangan riset, penguatan sinergitas perguruan

tinggi, dunia usaha/ swasta, pemerintah dan masyarakat;

g. Peningkatan mutu pelayanan kefarmasian termasuk tenaga

kefarmasian; serta

h. Peningkatan promosi penggunaan dan teknologi rasional oleh

provider dan konsumen.

Page 15: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

10

9. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan melalui :

a. Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko:

b. Peningkatan sumber daya manusia pengawas obat dan makanan;

c. Penguatan Kemitraan pengawasan obat dan makanan dengan

pemangku kepentingan;

d. Peningkatan kemandirian pengawasan obat dan makanan berbasis

risiko oleh masyarakat dan pelaku usaha;

e. Peningkatan kapasitas dan inovasi pelaku usaha dalam rangka

mendorong peningkatan daya saing produk obat dan makanan; serta

f. Penguatan kapasitas dan kapabilitas pengujian obat dan makanan.

10. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

melaui:

a. Peningkatan advokasi kebijakan pembangunan berwawasan

kesehatan;

b. Pengembangan regulasi dalam rangka promosi kesehatan;

c. Penguatan gerakan masyarakat dalam promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan antara lembaga

pemerintah dengan swasta dan masyarakat madani; serta

d. Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan kesehatan

masyarakat melalui pendidikan kesehatan masyarakat, Komunikasi,

Informasi dan Edukasi (KIE) serta upaya kesehatan berbasis masyarakat

(UKBM) termasuk pengembangan rumah sakit.

Untuk menjawab isu-isu strategis dibidang kesehatan adalah dengan

melakukan analisis dan evaluasi peraturan perundang terkait bidang

kesehatan, diantaranya melakukan analisis dan evaluasi peraturan tentang

Badan Penyelenggara Kesehatan Sosial yang dianggap memegang peranan

penting dalam memperbaiki performa pelayanan kesehatan, apakah terdapat

pertentangan dalam ketentuan hukum BPJS sehingga terjadi inkonsistensi,

juga apakah ada keterkaitan ketentuan peraturan perundang-undangan

Page 16: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

11

tersebut perlu dilakukan analisis dan evaluasi baik dari dimensi asas, potensi

disharmoni maupun efektifitasnya, sehingga terhadap peraturan perundang-

undangan tersebut mana yang perlu dicabut dan ketentuan mana yang harus

dipertahanakan agar ketentuan peraturan perundang-undangan tentang

kesehatan dan BPJS kembali konsisten.

Analisis dan evaluasi hukum ini merupakan bagian dari konsep pengujian

peraturan perundang-undangan (executive review) yang selama ini belum

begitu dikenal dalam praktek ketatanegaraan dibandingkan konsep

judicialreview, atau legislativereview. Analisis dan evaluasi hukum ditujukan

untuk menilai: (1) kesesuaian antara jenis, hierarki dan materi muatan

peraturan perundang-undangan; (2) kejelasan rumusan ketentuan peraturan

perundang-undangan; (3) keterpenuhan asas pembentukan peraturan

perundang-undangan dengan materi muatan; (4) potensi disharmoni

ketentuan peraturan perundang-undangan; dan (5) efektivitas implementasi

peraturan perundang-undangan. Dari berbagai latar belakang di atas Pada

Tahun 2017, Badan Pembinaan Hukum Nasional melaksanakan kegiatan

analisis dan evaluasi hukum menilai peraturan perundang-undangan terkait

sistem hukum acara perdata.

Hasil analisis evaluasi ini adalah berupa rekomendasi terhadap status

peraturan perundang-undangan yang ada, apakah perlu: (1) diubah; (2)

dicabut; atau (3) dipertahankan. Secara tersistem, rekomendasi hasil analisis

evaluasi hukum menjadi dasar penyusunan Dokumen Pembangunan Hukum

Nasional (DPHN) untuk penentuan Kerangka Regulasi dalam RPJMN, dan juga

merupakan masukan terhadap perencanaan pembentukan peraturan

perundang-undangan yang tertuang dalam Program Legislasi Nasional.

B. Permasalahan

Beberapa permasalahan yang hendak dijawab melalui kegaiatan analisis

dan evaluasi hukum ini adalah sebagai berikut:

Page 17: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

12

1. Apakah materi muatan peraturan perundang-undangan yang terkait

dengan masalah Sistem Jaminan Kesehatan, sudah sesuai dengan

jenis, hierarkinya ?

2. Apakah norma dalam peraturan perundang-undangan yang terkait

dengan sistem jaminan kesehatan telah dirumuskan secara jelas?

3. Apakah peraturan perundang-undangan yang terkait dengan sistem

jaminan kesehatan telah memenuhi asas Pengayoman, Kemanusiaan,

Kebangsaan, Kekeluargaan, Kenusantaraan, Bhineka Tunggal Ika,

Keadilan, Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan,

Ketertiban dan Kepastian Hukum, Keseimbangan, Keserasian, dan

Keselarasan serta indikatornya?

4. Apakah ada potensi tumpang tindih kewenangan, hak dan kewajiban,

perlindungan dan penegakan hukum yang terkait dengan sistem

jaminan kesehatan ?

5. Bagaimana efektivitas implementasi peraturan perundang-undangan

yang terkait dengan sistem jaminan kesehatan ?

C. Ruang Lingkup

Hasil inventarisasi PUU yang terkait dengan bidang kesehatan, ditemukan

sebanyak 28 (dua puluh delapan) PUU, yang terdiri dari: 9 (sembilan) Undang-

Undang, 12 (enam belas) Peraturan Pemerintah, 7 (tujuh) Peraturan Presiden.

Hasil inventarisasri PUU tersebut adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional ;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit;

Page 18: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

13

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang

Keterbukaan Informasi Publik;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang

Kesehatan;

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang

Praktik Kedokteran;

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang

Hak Asasi Manusia;

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang

Narkotika;

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 Tentang

Kesehatan Jiwa;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012

Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013

Tentang Modal Awal Untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan;

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2013

Tentang Tata Cara Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2013

Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi

Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi

Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan

Jaminan Sosial;

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2013

Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan;

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2013

Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Anggota

Page 19: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

14

Dewan Pengawas dan Anggota Direksi Badan Penyelenggaraan

Jaminan Sosial;

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018

Tentang Standar Pelayanan Minimal;

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014

Tentang Sistem Informasi Kesehatan;

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016

Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014

Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional;

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014

Tentang Kesehatan Lingkungan;

21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998

Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;

22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang

Jaminan Kesehatan;

23. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2013 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang

Jaminan Kesehatan;

24. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 107 Tahun 2013 Tentang

Pelayanan Kesehatan Tertentu Berkaitan Dengan Kegiatan Operasional

Kementerian Pertahanan, TNI dan Kepolisian Negara Republik

Indonesia;

25. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2013 Tentang

Bentuk dan Isi Laporan Program Jaminan Sosial;

26. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2013 Tentang

Gaji atau Upah dan Manfaat Tambahan Lainnya Serta Insentif Bagi

Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial;

Page 20: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

15

27. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 Tentang

Pengelolan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan

Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah

Daerah;

28. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tentang

Sistem Kesehatan Nasional.

No. Judul PUU Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 40 Tahun 2004

Tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional

Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H

ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), dan

Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2)

Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2011

Tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial

Pasal 20, Pasal 21, Pasal 23A, Pasal

28H ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),

dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat

(2) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

3. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

Tentang Rumah Sakit

Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H

ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3)

Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

4. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2008

Tentang Keterbukaan Informasi

Publik

Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 F, dan

Pasal 28J Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun

1945

5. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

Tentang Kesehatan

Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan

Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

Page 21: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

16

6. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 29 Tahun 2004

Tentang Praktik Kedokteran

Pasal 20 dan pasal 21 ayat (1)

Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

7. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 39 Tahun 1999

Tentang Hak Asasi Manusia

Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1),

Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal29,

Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33

ayat (1) dan ayat (3), Pasal 34

Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

8. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 35 Tahun 2009

Tentang Narkotika

Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20

Undang-Undang DasarNegara

Republik Indonesia Tahun 1945

9. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2014

Tentang Kesehatan Jiwa

Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1),

dan Pasal 34 ayat (3)Undang-

Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun

1945

10. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 101 Tahun 2012

Tentang Penerima Bantuan Iuran

Jaminan Kesehatan

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

11. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2013

Tentang Modal Awal Untuk

Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

12. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 85 Tahun 2013

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Dasar NegaraRepublik Indonesia

Page 22: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

17

Tentang Tata Cara Hubungan

Antar Lembaga Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial

Tahun 1945

13. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 86 Tahun 2013

Tentang Tata Cara Pengenaan

Sanksi Administratif Kepada

Pemberi Kerja Selain

Penyelenggara Negara dan

Setiap Orang, Selain Pemberi

Kerja, Pekerja dan Penerima

Bantuan Iuran Dalam

Penyelenggaraan Jaminan Sosial

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

14. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 87 Tahun 2013

Tentang Pengelolaan Aset

Jaminan Sosial Kesehatan

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

15. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 88 Tahun 2013

Tentang Tata Cara Pengenaan

Sanksi Administratif Bagi

Anggota Dewan Pengawas dan

Anggota Direksi Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

16. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 2018

Tentang Standar Pelayanan

Minimal

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

17. Peraturan Pemerintah Republik Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Page 23: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

18

Indonesia Nomor 46 Tahun 2014

Tentang Sistem Informasi

Kesehatan

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

18. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 47 Tahun 2016

Tentang Fasilitas Pelayanan

Kesehatan

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

19. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 103 Tahun 2014

Tentang Pelayanan Kesehatan

Tradisional

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

20. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 66 Tahun 2014

Tentang Kesehatan Lingkungan

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

21. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 72 Tahun 1998

Tentang Pengamanan Sediaan

Farmasi dan Alat Kesehatan

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

22. Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2013

Tentang Jaminan Kesehatan

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang

Dasar NegaraRepublik Indonesia

Tahun 1945

23. Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 111 Tahun 2013

Tentang Perubahan Atas

Peraturan Presiden Nomor 12

Tahun 2013 Tentang Jaminan

Kesehatan

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang

Dasar NegaraRepublik Indonesia

Tahun 1945

24. Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 107 Tahun 2013

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang

Dasar NegaraRepublik Indonesia

Page 24: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

19

Tentang Pelayanan Kesehatan

Tertentu Berkaitan Dengan

Kegiatan Operasional

Kementerian Pertahanan, TNI

dan Kepolisian Negara Republik

Indonesia

Tahun 1945

25. Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 108 Tahun 2013

Tentang Bentuk dan Isi Laporan

Program Jaminan Sosial

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang

Dasar NegaraRepublik Indonesia

Tahun 1945

26. Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 110 Tahun 2013

Tentang Gaji atau Upah dan

Manfaat Tambahan Lainnya

Serta Insentif Bagi Anggota

Dewan Pengawas dan Anggota

Direksi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang

Dasar NegaraRepublik Indonesia

Tahun 1945

27. Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2014

Tentang Pengelolan dan

Pemanfaatan Dana Kapitasi

Jaminan Kesehatan Nasional

Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama Milik Pemerintah

Daerah

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang

Dasar NegaraRepublik Indonesia

Tahun 1945

28. Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 72 Tahun 2012

Tentang Sistem Kesehatan

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang

Dasar NegaraRepublik Indonesia

Tahun 1945

Page 25: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

20

Nasional

E. Metode Analisis dan Evaluasi Hukum

Analisis dan evaluasi hukum yang dilakukan oleh Pokja mengacu pada

Pedoman Analisis dan Evaluasi Hukum yang dirumuskan oleh Badan

Pembinaan Hukum Nasional tahun 2016. Analisis dan evaluasi hukum dilakukan

dalam beberapa tahap kerja sebagai berikut:

1. Inventarisasi.

Analisis dan evaluasi hukum diawali dengan menginventarisasi

Peraturan Perundang-undangan, termasuk juga peraturan perundang-

undangan yang berasal dari zaman Hindia Belanda yang terkait

dengan Hukum Acara Perdata

2. Penilaian.

Setelah diinventarisasi seluruh peraturan perundang-undangan serta

data dukungnya, langkah berikutnya adalah melakukan penilaian

dengan menggunakan lima dimensi yang meliputi:

a. Dimensi Kesesuaian Antara Jenis, Hierarki, dan Materi Muatan.

Penilaian terhadap dimensi ini dilakukan untuk memastikan

bahwa peraturan perundang-undangan dimaksud sudah sesuai

dengan hierarki peraturan perundang-undangan. Norma hukum

itu berjenjang dalam suatu hierarki tata susunan, sehingga

norma yang lebih rendah bersumber dan berdasar pada norma

yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi bersumber dan

berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya

sampai pada suatu norma yang tidak dapat ditelusuri lagi lebih

lanjut yang berupa norma dasar (grundnorm).

Page 26: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

21

b. Dimensi Kejelasan Rumusan.

Setiap peraturan perundang-undangan harus disusun sesuai

dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan,

yang memperhatikan:

- sistematika,

- pilihan kata atau istilah,

- teknik penulisan,

- penggunaan bahasa peraturan perundang-undangan

yang lugas dan pasti, hemat kata, objektif dan

menekan rasa subjektif,

- pembakuan makna kata, ungkapan atau istilah yang

digunakan secara konsisten,

- pemberian definisi atau batasan artian secara cermat,

sehingga tidak menimbulkan berbagai macam

interpretasi dalam pelaksanaannya

c. Dimensi Materi Muatan.

Penilaian ini dilakukan untuk memastikan peraturan

perundang-undangan dimaksud sudah sesuai dengan asas

materi muatan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 6

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

d. Dimensi Potensi disharmoni pengaturan

Penilaian ini dilakukan dengan pendekatan normatif,

terutama untuk mengetahui adanya disharmoni pengaturan

mengenai: 1) kewenangan, 2) hak dan kewajiban, 3)

perlindungan, dan 4) penegakan hukum.

e. Dimensi efektivitas implementasi peraturan perundang-

undangan.

Page 27: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

22

Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus mempunyai

kejelasan tujuan yang hendak dicapai serta berdayaguna dan berhasilguna

sebagaimana dimaksud dalam asas pembentukan peraturan perundang-

undangan yang baik yang tercantum dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2011. Penilaian ini perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana manfaat

dari pembentukan suatu peraturan perundang-undangan sesuai dengan yang

diharapkan.

3. Perumusan Simpulan

Pada tahap ini, pokja akan mengolah setiap hasil temuan, baik yang

berasal dari kerja mandiri maupun masukan dari masyarakat dan

pemangku kepentingan

4. Perumusan Rekomendasi

Rekomendasi terdiri atas umum dan khusus. Rekomendasi umum berisi

saran terkait dengan substansi hukum, struktur hukum, dan budaya

hukum. Rekomendasi khusus berisi saran terhadap ketentuan yang

bermasalah berdasarkan hasil analisis dan evaluasi hukum.

F. Personalia Pokja

1. Penanggung Jawab : Pocut Eliza, S.Sos., S.H., M.H.

2. Ketua : Eko Suparmiyati, S.H., M.H.

3. Sekretaris : Alice Angelica, S.H., M.H.

4. Anggota : 1. Fabian Adiasta Nusabakti Broto, S.H.

2. Danang Risdianto, S.H

3. Sakti Maulana Alkausar, S.H.

Page 28: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

23

G. Jadwal Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan agenda sebagai dalam tabel berikut:

No Agenda 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Rapat Umum Pokja

2 Rapat 1 Presentasi

Anggota Pokja

3 Rapat 1 Review

Presentasi Anggota

Pokja oleh

Narasumber

4 Diskusi Publik

5 Rapat 2 Presentasi

Anggota Pokja

6 Rapat 2 Review

Presentasi Anggota

Pokja oleh

Narasumber

7 Rapat 3 Presentasi

Anggota Pokja

8 Rapat 3 Review

Presentasi Anggota

Pokja oleh

Narasumber

9 FGD

10 Rapat pembahasan

laporan akhir

Page 29: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

24

BAB II

KESESUAIAN ANTARA JENIS, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Bab ini berisi narasi, data, dan hasil analisis dan evaluasi hukum dalam

dimensi kesesuaian antara jenis, hierarki dan materi muatan peraturan

perundang-undangan. Dalam penyususnan peraturan perundang-undangan

harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat sesuai dengan

jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan. Penilaian terhadap dimensi

ini dilakukan untuk memastikan bahwa peraturan perundang-undangan

dimaksud sudah sesuai dengan hierarki peraturan perundang-undangan.

Norma hukum itu berjenjang dalam suatu hierarki tata susunan, sehingga

norma yang lebih rendah bersumber dan berdasar pada norma yang lebih

tinggi, norma yang tinggi bersumber dan berdasar pada norma yang lebih

tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada suatu norma yang tidak dapat

ditelusuri lagi lebih lanjut yang berupa norma dasar (grundnorm). Peraturan

perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi (lex

superiori derogat legi inferior). Dalam sistem hukum Indonesia peraturan

perundang-undangan juga disusun berjenjang sebagaimana diatur dalam

dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Dimensi penilaian ini hendak menegaskan bahwa materi muatan yang

terdapat di dalam masing-masing jenis peraturan perundang-undangan

seharusnya dapat dibedakan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari cara

perumusan normanya pada masing-masing jenis peraturan perundang-

undangan. Norma dalam peraturan perundang-undangan pada jenjang yang

semakin ke atas, seharusnya semakin abstrak. Norma dalam peraturan

perundang-undangan pada jenjang yang semakin ke bawah bersifat aplikatif

untuk langsung dilaksanakan.

Page 30: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

25

Dimensi penilaian ini ingin mereduksi peraturan perundang-undangan

yang norma aturannya tidak sesuai dengan jenis dan hierarkinya. Dengan kata

lain, dimensi penilaian ini ingin mengevaluasi kelayakan suatu pengaturan

yang dituangkan dalam suatu jenis peraturan perundang-undangan tertentu.

Dimensi penilaian ini dilakukan terhadap undang-undang :

1. Peraturan Perundangan-undangan: (Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional)

Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 34 ayat (2) menyebutkan

bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi

seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak

mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Penyebutan pasal

mengandung makna bahwa pemerintah atau negara berkewajiban

membuat sebuah program yang dapat digunakan untuk membantu

masyarakat miskin untuk berobat, memperoleh penghasilan dan

pekerjaan yang layak, menuju terwujudnya kesejahteraan sosial bagi

seluruh penduduk Indonesia. Undang-undang SJSN mengatur

kepesertaan wajib secara nasional, program jaminan sosial, penerima

bantuan iuran. Undang-undang Sitem Jaminan Sosial Nasional

menetapkan 5 (lima) program jaminan sosial yaitu jaminan kesehatan,

jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun.

Jaminan pensiun merupakan salah satu program jaminan sosial yang

diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk mempertahankan

derajad kehidupan yang layak pada saat peserta mengalami kehilangan

atau berkurangnya penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau

mengalami cacat tetap total. Oleh karena itu pengaturan mengenai

sistem jaminan sosial nasional sudah tepat dituangkan dalam undang-

undang

Page 31: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

26

NO INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Perundangan-undangan: Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

1 Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD NRI Tahun 1945, yang meliputi:

A. Analisis terhadap “Nama” Undang-Undang: Dalam petunjujk no. 3 lampiran II UU no.12 tahun 2011, dinyatakan bahwa nama PUU dibuat secara singkat dengan hanya menggunakan 1 (satu) kata atau frasa yang secara esensial maknanya telah mencerminkan isi PUU itu sendiri. Ditinjau dari namanya “Sistem Jaminan Sosial Nasioanl” dapat diasumsikan bahwa UU ini berisi tentang perlindungan kepada masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak. Maka berdasarkan analisis terhadap nama PUU ini , sudah tepat dijadikan UU.

B. Anallisis terhadap dasar

hukum mengingat: Dalam bagian dasar hukum mengingat UU 40 tahun 2004 tentang SJSN, disebutkan 4 (empat) pasal UUD 1945, yaitu: Pasal 5 ayat

Page 32: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

27

NO INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

(1), Pasal 20, Pasal 28 H ayat (1), (2),(3), Pasal 34 : - Pasal 5

Penyebutan pasal ini adalah untuk menunjukan bahwa pembentukan UU ini dibentuk oleh kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat (asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat,sebagaimana Pasal 5 huruf b UU No. 12 Tahun 2011), dalam hal ini Presiden sebagai kepala pemerintahan. (landasan formil)

- Pasal 20

Penyebutan pasal ini adalah untuk menunjukkan bahwa pembentukan UU ini dibentuk oleh kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat (asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat pasal 5 huruf b UU 12 tahun 2011). Namun seharusnya Pasal 20 tidak disebutkan secara utuh, melainkan hanya ayat (1) yang terkait

Page 33: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

28

NO INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

dengan ketepatan kelembagaan pembentuk. (landasan formil)

- Pasal 28H ayat (1), (2), (3) : (1) Setiap orang

berhak hidup sejahtera lahir dan batin,bertempat tinggal,dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.

(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinan pengembangan dirinya secara utuh sebagai

Page 34: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

29

NO INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

manusia yang bermartabat.

Penyebutan pasal ini adalah menunjukan bahwa pemerintah sungguh-sungguh akan menjamin hak asasi setiap manusia untuk dapat memenuhi hak dasarnya yang layak seperti hak hidup, dan hak untuk mendapatkan perlindungan.

- Pasal 34 : (1) Fakir miskin dan

anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

Penyebutan pasal ini menunjukan bahwa negara berkewajiban meningkatkan di bidang kesejahteraan sosial. Ada-nya ketentuan mengenai

Page 35: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

30

NO INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

kesejahteraan sosial upaya mewujudkan Indonesia sebagai negara kesejahteraan (welfare state) sehingga rakyat dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.

Negara Indonesia sebagai negara kesejahteraan, berarti terdapat tanggung jawab negara untuk mengembangkan kebijakan negara di berbagai bidang kesejahteraan serta meningkatkan kualitas pelayanan umum (public services) yang baik melalui penyediaan berbagai fasilitas yang diperlukan oleh masyarakat.

C. Analisis terhadap Politik Hukum (arah pengaturan: Politik hukum Nomor

40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial

Nasional dapat ditinjau

dari konsiderans

menimbang dan/atau

penjelasan umumnya.

Dalam penjelasan umumnya menyebutkan bahwa Sistem Jaminan Sosial Nasioanl pada dasarnya merupakan program Negara yang bertujuan

Page 36: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

31

NO INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini diharapkan setiap orang dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau pensiun.

Kesimpulan analisis :

UU 40/2004 sudah tepat dituangkan dalam undang-undang. Mengingat pentingnya memberikan perlindungan terhadap setiap manusia untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat.

1. HAM √ Dalam konsideran huruf a Undang-undang ini menjelaskan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya. Semangat perlindungan

Page 37: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

32

NO INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

HAM dalam UU ini juga diamanatkan dalam Pasal 28H ayat (3) dan Pasal 34 ayat (2) UUD 1945.

2. Hak dan kewajiban warga Negara

√ Kewajiban negara dan warga negara dalam UU ini diatur pada Pasal 13 sampai dengan Pasal 17menyatakan bahwa : keikutsertaan pekerja sebagai peserta BPJS merupakan tanggungjawab pemerintah. Selanjutnya hak dan kewajiban pemberi kerja dan penerima kerja diatur pada Pasal 14 sampai Pasal 17.

3. Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan Negara serta pembagian kekuasaan Negara

√ -

4. Wilayah Negara dan pembagian daerah

√ -

5. Kewarganegaraan dan kependudukan

√ Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan program negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat, diharapkan

Page 38: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

33

NO INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

melalui program ini setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak.

6. Keuangan Negara

2 Perintah Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang

3 Pengaturan mengenai kewenangan absolut Pemerintah Pusat

√ -

4 Tindak lanjut Putusan MK

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Kesehatan

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011tentang Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan

1 Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD NRI Tahun 1945, yang meliputi:

A. Analisis terhadap “Nama” Undang-Undang:

Dalam petunjujk no. 3 lampiran II UU no.12 tahun 2011, dinyatakan bahwa nama PUU dibuat

Page 39: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

34

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

secara singkat dengan hanya menggunakan 1 (satu) kata atau frasa yang secara esensial maknanya telah mencerminkan isi PUU itu sendiri. Ditinjau dari namanya “Badan Penyelenggara Jaminian Kesehatan” dapat diasumsikan bahwa UU ini berisi tentang perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan program jaminan sosial. Maka berdasarkan analisis terhadap nama PUU ini , sudah tepat dijadikan UU.

B. Anallisis terhadap dasar hukum mengingat:

Dalam bagian dasar hukum mengingat UU 24 Tahun 2011 tentang BPJS, disebutkan 5 (lima) pasal UUD 1945, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 23A, Pasal 28H ayat (1), (2), (3), dan Pasal 34 ayat (1),(2) yaitu: - Pasal 20

Penyebutan pasal ini adalah untuk menunjukkan bahwa

Page 40: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

35

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

pembentukan UU ini dibentuk oleh kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat (asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat pasal 5 huruf b UU 12 tahun 2011). Namun seharusnya pasal 20 tidak disebutkan secara utuh yang disebutkan secara utuh, melainkan hanya ayat (1) yang terkait dengan ketepatan kelembagaan pembentuk. (landasan formil)

- Pasal 21 Penyebutan pasal ini adalah untuk menunjukkan bahwa DPR berhak mengajukan usul rancangan UU (rancangan Undang-Undang dapat berasal dari DPR atau Presiden pasal 43 ayat (1) UU 12/2011).

- Pasal 23A Pasal 23A berbunyi : “Pajak dan pungutan lain

Page 41: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

36

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang.” Pasal ini mengamanatkan bahwa segala ketentuan pemungutan yang bersifat memaksa, harus berdasarkan undang-undang. Dasar filosofis karena tidak ada perpindahan kekayaan tanpa persetujuan pemilik, dan ini menunjukkan bahwa masyarakat (pemilik) memberikan izin atas perpindahan sebagian kekayaannya kepada negara melalui proses pembuatan undang-undang dimana wakil rakyat memberi persetujuan. Pajak asalnya dari rakyat yang pemungutannya dikoordinir oleh negara untuk membiayai pengeluaran negara baik rutin maupun

Page 42: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

37

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

pembangunan yang hasilnya dinikmati oleh rakyat. Disinilah nampak kesatuan antara rakyat dan pemerintah untuk pencapaian tujuan bersama.

- Pasal 28H ayat (1),(2),(3) Penyebutan pasal ini mengamanatkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kehidupan yang layak dan sejahtera lahir dan batin. Pada dasarnya tidak akan ada orang yang mau hidup dengan telantar dan melarat. Untuk itu harus ada pasal yang mengatur dan melindungi kesejahteraan warga negaranya, mereka juga berhak mendapatkan tempat tinggal yang layak bagi dirinya beserta keluarganya, memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat. Dan pasal inilah melindungi warga negara di Indonesia untuk mendapatkan kehidupan yang

Page 43: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

38

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

layak dan sejahtera tersebut.

- Pasal 34 ayat (1),(2) Penyebutan pasal ini menegaskan bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Hal ini membuktikan jaminan konstitusional yang mengatur kewajiban negara di bidang kesejahteraan sosial. Di dalam rumusan tersebut terkandung maksud bahwa tidak boleh ada seorangpun rakyat yang penghidupannya tidak layak atau berada digaris kemiskinan. Kalaupun ada rakyat yang miskin maka kewajiban negara untuk meliharanya serta berusaha untuk membuatnya kembali menjadi sejahtera. Selanjutnya untuk bidang kesehatan,

Page 44: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

39

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

pada dasarnya semua orang termasuk masyarakaat kurang mampu berhak atas hak dasar salah satunya adalah hak memperoleh kesehatan, untuk itu pemerintahpun seharusnya mampu menjamin kesehatan bagi setiap warganya tanpa memandang status dari masyarakat yang mampu atau tidak bila dilihat dari bidang ekonominya. Fakta menunjukan bahwa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sangat terasa perbedaannya dengan pelayanan bagi masyarakat yang berkecukupan dalam bidang ekonominya.

1. HAM √ - UU ini mengatur tentang Hak Asasi Manusia (sebagaimana diatur pada UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM) pada

Page 45: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

40

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

konsideran menimbang menyatakan bahwa sistem jaminan sosial nasional merupakan program negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat.

- Pada Pasal 28H ayat (1),(2),(3) pasal ini mengamanatkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kehidupan yang layak dan sejahtera lahir dan batin.

2. Hak dan kewajiban warga Negara

√ Hak dan kewajiban warga negara dalam UU ini diatur pada Pasal 13 yang menyatakan bahwa mendapat informasi melalui media massa cetak dan elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil pengembangannya. Juga pengaturan tentang hak dan kewajian peserta yang dinyatakan pada Pasal 10 sampai dengan Pasal 19.

3. Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan Negara serta pembagia

Page 46: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

41

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

n kekuasaan Negara

4. Wilayah Negara dan pembagian daerah

5. Kewarganegaraan dan kependudukan

6. Keuangan Negara

2 Perintah Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang

√ Pasal 52 UU No 40/2004 ttg SJSN mengamanatkan untuk membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dengan Undang-undang, yang merupakan transformasi BUMN untuk mempercepat terselenggaranya sistem jaminan sosial nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.

3 Pengaturan mengenai kewenangan absolut Pemerintah Pusat

√ -

4 Tindak lanjut Putusan MK

√ Pembentukan UU BPJS merupakan pelaksanaan UU No 40/2004 Ttg SJSN, setelah Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perkara Nomor 007/PUU-III/2005, guna memberikan kepastian hukum bagi pembentukan BPJS untuk melaksanakan program Jaminan Sosial di seluruh Indonesia.

Page 47: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

42

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit

1 Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD NRI Tahun 1945, yang meliputi:

A. Analisis terhadap “Nama” Undang-Undang: Dalam petunjuk no. 3 lampiran II UU No.12 tahun 2011, dinyatakan bahwa nama PUU dibuat secara singkat dengan hanya menggunakan 1 (satu) kata atau frasa yang secara esensial maknanya telah mencerminkan isi PUU itu sendiri. Ditinjau dari namanya “Rumah Sakit” dapat diasumsikan bahwa UU ini berisi tentang pengelolaan dan penyelenggaraan Rumah Sakit. Maka berdasarkan analisis terhadap nama PUU ini, sudah tepat dijadikan UU.

B. Anallisis terhadap

dasar hukum mengingat : Dalam bagian dasar hukum mengingat UU 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, disebutkan 4

Page 48: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

43

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

(empat) pasal UUD 1945, yaitu Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28 H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3).

- Pasal 5

Penyebutan pasal ini adalah untuk menunjukan bahwa pembentukan UU ini dibentuk oleh kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat (asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat,sebagaimana Pasal 5 huruf b UU No. 12 Tahun 2011), dalam hal ini Presiden sebagai kepala pemerintahan. (landasan formil).

- Pasal 20

Penyebutan pasal ini adalah untuk menunjukkan bahwa pembentukan UU ini dibentuk oleh kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat (asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat pasal 5

Page 49: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

44

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

huruf b UU 12 tahun 2011). Namun seharusnya pasal 20 tidak disebutkan secara utuh yang disebutkan secara utuh, melainkan hanya ayat (1) yang terkait dengan ketepatan kelembagaan pembentuk. (landasan formil)

- Pasal 28 H ayat (1) : setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal ini jelas mengamanatkan bahwa sejak lahir kedunia, setiap orang mempunyai hak asasi antara lain setiap orang berhak merasakan fasilitas yang diberikan oleh

Page 50: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

45

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Negara agar masyarakatnya sejahtera lahir batin. Warga negara juga berhak mendapatkan tempat tinggal serta lingkungan hidup yang baik dan sehat untuk ditinggali bersama keluarganya, walaupun beberapa kelompok masyarakat belum bisa merasakan atau memiliki tempat tinggal dan lingkungan hidup yang baik.

- Pasal 34 ayat (3) Pasal 34 ayat (3) berbunyi : Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Pasal ini mengamanatkan bahwa negara berkewajiban membuat sarana dan prasarana

Page 51: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

46

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

umum yang memadai dan berkualitas dalam pemberian pelayanannya, misalnya rumah sakit, pelayanan administrasi di kelurahan dan kecamatan, maupun penyediaan alat transportasi yang memadai dan layak beserta kelengkapannya.

7. HAM √ UU ini mengatur tentang Hak Asasi Manusia (sebagaimana diatur pada UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM) pada Pasaln29 huruf b menyatakan bahwa rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.

8. Hak dan kewajiban warga Negara

√ Hak dan kewajiban warga negara dalam UU ini diatur pada Pasal 32 yang menyatakan bahwa setiap pasien mempunyai hak antara lain memperoleh informasi mengenai tata tertib dan yang berlaku di Rumah Sakit, memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien, memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan

Page 52: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

47

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

tanpa diskriminasi, juga memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan prosedur operasional.

9. Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan Negara serta pembagian kekuasaan Negara

10. Wilayah Negara dan pembagian daerah

11. Kewarganegaraan dan kependudukan

12. Keuangan Negara

2 Perintah Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang

3 Pengaturan mengenai kewenangan absolut Pemerintah Pusat

√ Penyelenggaraan urusan penyediaan Rumah Sakit dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Hal ini dijelaskan pada Pasal 6 ayat (1). Ini menjelaskan bahwa urusan pemerintahan yang dimaksud diklasifikasikan sebagai urusan

Page 53: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

48

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

pemerintahan konkuren (Ps. 9 ayat (3) UU Pemda). Yang mana urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke daerah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.

4 Tindak lanjut Putusan MK

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik

1 Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD NRI Tahun 1945, yang meliputi:

A. Analisis terhadap “Nama” Undang-Undang:

Dalam petunjuk no. 3 lampiran II UU No.12 tahun 2011, dinyatakan bahwa nama PUU dibuat secara singkat dengan hanya menggunakan 1 (satu) kata atau frasa yang secara esensial maknanya telah mencerminkan isi PUU itu sendiri. Ditinjau dari namanya “Keterbukaan Informasi Publik” dapat diasumsikan bahwa UU ini berisi tentang perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan program

Page 54: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

49

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

jaminan sosial. Maka berdasarkan analisis terhadap nama PUU ini, sudah tepat dijadikan UU.

B. Anallisis terhadap dasar hukum mengingat: Dalam bagian dasar hukum mengingat UU 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, disebutkan 4 (empat) pasal UUD 1945, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 F, Pasal 28 J yaitu: - Pasal 20

Penyebutan pasal ini adalah untuk menunjukkan bahwa pembentukan UU ini dibentuk oleh kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat (asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat pasal 5 huruf b UU 12 tahun 2011). Namun seharusnya pasal 20 tidak disebutkan secara utuh yang disebutkan secara utuh, melainkan hanya ayat (1)

Page 55: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

50

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

yang terkait dengan ketepatan kelembagaan pembentuk. (landasan formil)

- Pasal 21 Penyebutan pasal ini adalah untuk menunjukkan bahwa DPR berhak mengajukan usul rancangan UU (rancangan Undang-Undang dapat berasal dari DPR atau Presiden pasal 43 ayat (1) UU 12/2011).

- Pasal 28 F Pasal 28 F berbunyi : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh Informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan Informasi dengan menggunakan segala jenis saluran saluran yang tersedia. Pasal ini mengamanatkan

Page 56: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

51

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

bahwa negara memberikan jaminan terhadap semua orang dalam memperoleh informasi. Mengingat hak untuk memperoleh Informasi merupakan hak asasi manusia sebagai salah satu wujud dari kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis.

- Pasal 28 J Pasal 28 J berbunyi (1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-

Page 57: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

52

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. Penyebutan pasal ini mengamanatkan bahwa negara memberikan pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dan untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu

Page 58: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

53

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

masyarakat demokratis.

13. HAM √ - UU ini mengatur tentang Hak Asasi Manusia (sebagaimana diatur pada UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM) pada penjelasan umum dinyatakan untuk memberikan jaminan terhadap semua orang dalam memperoleh informasi perlu dibentuk undang-undang tentang Keterbukaan Informasi Publik, fungsi ini penting mengingat hak untuk memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia sebagai salah satu wujud dihidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis.

- Pasal 28F Pasal ini mengamanatkan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial, serta berhak untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,

Page 59: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

54

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan penyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluaran yang tersedia.

- Keberadaan Undang-undang tentang Keterbukaan Informasi Publik sangat penting sebagai landasan hukum yang berkaitan dengan hak setiap orang untuk memperoleh informasi, kewajiban negara menyediakan dan melayani permintaan informasi secara cepat, tepat waktu, biaya ringan/proposional, dan cara sederhana.

14. Hak dan kewajiban warga Negara

√ Hak dan kewajiban warga negara dalam UU ini diatur pada Bab III tentang Hak dan Kewajiban Pemohon dan Pengguna Informasi Serta Hak dan Kewajiban Badan Publik, dalam Pasal 4 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh Informasi Publik sesuai dengan Ketentuan Undang-undang ini.

Page 60: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

55

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

15. Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan Negara serta pembagian kekuasaan Negara

16. Wilayah Negara dan pembagian daerah

17. Kewarganegaraan dan kependudukan

18. Keuangan Negara

2 Perintah Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang

3 Pengaturan mengenai kewenangan absolut Pemerintah Pusat

4 Tindak lanjut Putusan MK

5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima

Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

NO INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

Page 61: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

56

. YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

1 Melaksanakan ketentuan Undang-undang (diperintahkan secara tegas)

√ Pelaksanaan dari ketentuan pasal 14 ayat (3), pasal 17 ayat (6), Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

2 Melaksanakan ketentuan Undang-Undang sepanjang diperlukan (tidak diperintahkan secara tegas)

3 Tindak lanjut Putusan MA

6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2013 tentang Modal Awal

Untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2013 tentang Modal

Awal Untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

1 Melaksanakan ketentuan Undang-undang (diperintahkan secara tegas)

2 Melaksanakan ketentuan Undang-Undang sepanjang diperlukan

√ Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan dari UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbenhaharaan Negara, dan UU 19 tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Page 62: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

57

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

(tidak diperintahkan secara tegas)

Negara Tahun 2013 sebagaimana telah dirubah dengan UU Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan atas UU Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2013.

3 Tindak lanjut Putusan MA

7. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2013 tentang Tata

Cara Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial

1 Melaksanakan ketentuan Undang-undang (diperintahkan secara tegas)

Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

2 Melaksanakan ketentuan Undang-Undang sepanjang diperlukan (tidak diperintahkan secara tegas)

3 Tindak lanjut

Page 63: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

58

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Putusan MA

8. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain

Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja,

Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan

Jaminan Sosial

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata

CaraPengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja

Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi

Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran Dalam

Penyelenggaraan Jaminan Sosial

1 Melaksanakan ketentuan Undang-undang (diperintahkan secara tegas)

√ Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

2 Melaksanakan ketentuan Undang-Undang sepanjang diperlukan (tidak diperintahkan secara tegas)

3 Tindak lanjut Putusan MA

Page 64: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

59

9. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset

Jaminan Sosial Kesehatan

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan

1 Melaksanakan ketentuan Undang-undang (diperintahkan secara tegas)

√ Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

2 Melaksanakan ketentuan Undang-Undang sepanjang diperlukan (tidak diperintahkan secara tegas)

3 Tindak lanjut Putusan MA

10. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Anggota Dewan Pengawas dan

Anggota Direksi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Anggota Dewan

Pengawas dan Anggota Direksi Badan Penyelenggaraan

Jaminan Sosial

1 Melaksanakan ketentuan

√ Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan

Page 65: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

60

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Undang-undang (diperintahkan secara tegas)

dari ketentuan pasal 53 ayat (4) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

2 Melaksanakan ketentuan Undang-Undang sepanjang diperlukan (tidak diperintahkan secara tegas)

3 Tindak lanjut Putusan MA

11. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

1 Melaksanakan lebih lanjut perintah Undang-undang

√ Menurut Pasal 13 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dinyatakan bahwa Perpres berisi materi yang diperintahkan oleh UU, materi untuk melaksanakan PP, atau materi untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan Pemerintahan.

2 Melaksanakan lebih lanjut perintah Peraturan

√ Perpres ini melaksanakan perintah Pasal 53 ayat (4) Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Page 66: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

61

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Sosial.

3 Untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan

√ Pada dasar hukum mengingat Perpres ini terdapat Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, yang menyatakan bahwa pemegang kekuasaaan pemerintahan adalah Presiden. Dalam konsep negara Republik, Presiden merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan

4 Tindak lanjut Putusan MA

12. Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan

1 Melaksanakan lebih lanjut perintah Undang-undang

√ Menurut Pasal 13 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dinyatakan bahwa Perpres berisi materi yang diperintahkan oleh UU, materi untuk melaksanakan PP, atau materi untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan Pemerintahan.

2 Melaksanakan lebih lanjut perintah Peraturan

√ Perpres ini melaksanakan perintah Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan

Page 67: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

62

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Penyelenggaran Jaminan Sosial, dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.

3 Untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan

√ Pada dasar hukum mengingat Perpres ini terdapat Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, yang menyatakan bahwa pemegang kekuasaaan pemerintahan adalah Presiden. Dalam konsep negara Republik, Presiden merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan.

4 Tindak lanjut Putusan MA

13. Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2013 tentang Pelayanan

Kesehatan Tertentu Berkaitan dengan Kegiatan Operasional Kementerian

Pertahanan, TNI, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2013 tentang Pelayanan

Kesehatan Tertentu Berkaitan dengan Kegiatan Operasional

Kementerian Pertahanan, TNI, dan Kepolisian Negara Republik

Indonesia

1 Melaksanakan lebih lanjut perintah Undang-undang

√ Menurut Pasal 13 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dinyatakan bahwa Perpres berisi materi yang diperintahkan oleh UU, materi untuk melaksanakan PP, atau materi untuk melaksanakan penyelenggaraan

Page 68: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

63

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

kekuasaan Pemerintahan.

2 Melaksanakan lebih lanjut perintah Peraturan

√ Perpres ini melaksanakan perintah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan sosial Nasional dan Undang-undang nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

3 Untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan

√ Pada dasar hukum mengingat Perpres ini terdapat Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, yang menyatakan bahwa pemegang kekuasaaan pemerintahan adalah Presiden. Dalam konsep negara Republik, Presiden merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan.

4 Tindak lanjut Putusan MA

14. Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Isi

Laporan Program Jaminan Sosial)

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Isi

Laporan Program Jaminan Sosial)

1 Melaksanakan lebih lanjut perintah Undang-undang

√ Menurut Pasal 13 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dinyatakan bahwa Perpres berisi materi yang diperintahkan oleh UU, materi untuk melaksanakan PP, atau materi untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan

Page 69: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

64

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Pemerintahan.

2 Melaksanakan lebih lanjut perintah Peraturan

√ Perpres ini melaksanakan Perpres ini melaksanakan perintah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan sosial Nasional dan Undang-undang nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

3 Untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan

√ Pada dasar hukum mengingat Perpres ini terdapat Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, yang menyatakan bahwa pemegang kekuasaaan pemerintahan adalah Presiden. Dalam konsep negara Republik, Presiden merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan.

4 Tindak lanjut Putusan MA

15. Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan

Manfaat Tambahan Lainnya serta Intensif Bagi Anggoa Dewan Pengawas

dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan sosial

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan

Manfaat Tambahan Lainnya serta Intensif Bagi Anggoa Dewan

Pengawas dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

1 Melaksanakan lebih lanjut perintah Undang-undang

√ Menurut Pasal 13 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dinyatakan bahwa Perpres berisi materi yang diperintahkan oleh UU, materi untuk melaksanakan

Page 70: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

65

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

PP, atau materi untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan Pemerintahan.

2 Melaksanakan lebih lanjut perintah Peraturan

√ Perpres ini melaksanakan perintah Pasal Perpres ini melaksanakan perintah Undang-undang nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

3 Untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan

√ Pada dasar hukum mengingat Perpres ini terdapat Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, yang menyatakan bahwa pemegang kekuasaaan pemerintahan adalah Presiden. Dalam konsep negara Republik, Presiden merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan.

4 Tindak lanjut Putusan MA

16. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan

Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah

1 Melaksanakan lebih lanjut perintah Undang-undang

√ Menurut Pasal 13 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dinyatakan bahwa Perpres berisi materi yang diperintahkan oleh UU, materi untuk melaksanakan PP, atau materi untuk

Page 71: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

66

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

melaksanakan kekuasaan Pemerintahan.

2 Melaksanakan lebih lanjut perintah Peraturan

√ Perpres ini melaksanakan perintah Perpres ini melaksanakan perintah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan sosial Nasional dan Undang-undang nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

3 Untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan

√ Pada dasar hukum mengingat Perpres ini terdapat Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, yang menyatakan bahwa pemegang kekuasaaan pemerintahan adalah Presiden. Dalam konsep negara Republik, Presiden merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan.

4 Tindak lanjut Putusan MA

17. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

1 Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD NRI Tahun 1945, yang meliputi:

Judul Undang-Undang No.36 Tahun 2009 (UU) Dalam penjelasan lampiran II UU 12/2011, judul peraturan perundangan – undangan (PUU) selain memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun pengundangan, nama PUU dibuat menggunakan suatu kata atau frasa yang maknanya

Page 72: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

67

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

mencerminkan essensial dari isi PUU tersebut, dalam hal ini UU No. 36 Tahun 2009 menggunakan kata “Kesehatan” sebagai nama UU, pada pasal 1 ketentuan umum UU ini yang dimaksud dengan “Kesehatan” adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. namun ditinjau dari analisis materi muatan akan lebih tepat bila menggunakan judul “Sistem Kesehatan Nasional” karena didalamnya memuat induk dari unsur-unsur upaya kesehatan. Sedangkan dalam pasal 1 ketentuan umum menjelaskan bahwa Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam Pasal 167 ayat (4) mendelegasikan pengaturan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden mengenai pengelolaan kesehatan, berdasarkan pasal tersebut telah dibentuk Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang “Sistem Kesehatan Nasional”, yang didalam pasal 1 ketentuan umum menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Sistem Kesehatan Nasional adalah Sistem Kesehatan

Page 73: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

68

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maknanya sesuai dengan dasar sosiologis konsideran menimbang UU Nomor 36 Tahun 2009 bahwa upaya peningkatan kesehatan menjadi tanggung jawab semua pihak dan sebagai investasi pembangunan negara. Konsideran UU Dalam penjelasan lampiran II UU 12/2011, bahwa konsideran UU diawali dengan kata menimbang, memuat uraian singkat mengenai pokok pikiran yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukan PUU, berurutan memuat unsur filosofis, sosiologis, yuridis. Unsur filisofis menggambarkan cita hukum meliputi suasana kebatinan falsafah bangsa yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, dalam UU ini tersirat pada konsideran menimbang huruf a bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan, unsur sosiologis menggambarkan kebutuhan masyarakat dalam aspek kesehatan

Page 74: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

69

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

tersirat pada konsideran menimbang huruf b, c, dan d bahwa upaya peningkatan kesehatan menjadi tanggung jawab semua pihak dan sebagai investasi pembangunan negara, unsur yuridis menggambarkan solusi permasalahan hukum atau untuk mengisi kekosongan hukum, dalam UU ini tersirat pada konsideran menimbang huruf e bahwa Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat sehingga perlu dicabut dan diganti dengan yang baru. Dasar Hukum UU Dalam penjelasan lampiran II UU 12/2011, bahwa dasar hukum UU diawali dengan kata mengingat memuat dasar kewenangan pembentukan PUU dan dasar hukum dalam PUU yang memerintahkan pembentukan UU ini. Dasar Hukum mengingat UU ini terdiri atas tiga pasal yaitu pasal 20, pasal 28H ayat (1), pasal 34 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945. Pasal 20 Pasal ini merupakan landasan formil untuk memenuhi asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat (Pasal 5 huruf b UU 12/2011).

Page 75: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

70

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Pasal 28H ayat (1) Ditinjau dari aspek kesehatan dalam pasal ini memberikan hak kepada setiap orang untuk hidup dilingkungan yang sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan Pasal 34 ayat (3) Ditinjau dari aspek kesehatan dalam pasal ini menyebutkan bahwa negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, dan pada pasal 34 ayat (4) menyebutkan bahwa pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. Politik Hukum UU Untuk mencapai tujuan nasional dilakukan melalui upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh terarah dan terpadu, termasuk diantaranya pembangunan kesehatan. Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya memiliki arti penting guna pembentukan sumber daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta pembangunan nasional. Kesimpulan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan tepat dituangkan dalam jenis UU

Page 76: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

71

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

dengan perubahan judul tersebut diatas.

19. HAM √ UU ini mengambil dasar tentang hak asasi manusia dalam konsideran menimbang huruf a bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

20. Hak dan kewajiban warga Negara

√ UU ini mengatur mengenai Hak dan Kewajiban warga negara dalam Bab III tentang Hak dan Kewajiban Pasal 4 hingga pasal 13

21. Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan Negara serta pembagian kekuasaan Negara

22. Wilayah Negara dan pembagian daerah

23. Kewarganegaraan dan kependudukan

24. Keuangan Negara

√ Dalam pasal 171 diatur pembagian dan prioritas anggaran kesehatan pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Page 77: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

72

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

2 Perintah Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang

3 Pengaturan mengenai kewenangan absolut Pemerintah Pusat

√ Bidang kesehatan tidak termasuk dalam urusan pemerintahan absolut, tapi termasuk kedalam urusan konkuren yang menjadi kewenangan daerah dalam urusan pemerintah wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar (berdasarkan pasal 12 UU 23/2014 ttg Pemda)

4 Tindak lanjut Putusan MK

18. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

1 Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD NRI Tahun 1945, yang meliputi:

A. Analisis terhadap “nama” UU: Dalam petunjuk No.3 Lampiran II UU 12/2011, dinyatakan bahwa nama PUU menggunakan kata atau frasa, yang secara esensial maknanya telah mencerminkan isi dari PUU itu sendiri. Ditinjau dari namanya, “Hak Asasi manusia”

Page 78: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

73

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

dapat diasumsikan bahwa UU ini berisi tentang ketentuan mengenai perilndungan terhadap Hak Asasi Manusia di Indonesia.

B. Analisis terhadap dasar hukum mengingat:

Dalam bagian dasar hukum mengingat UU No.39 Tahun 1999 Tentang HAM, disebutkan 11(sebelas ) pasal UUD 1945, yaitu: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33 ayat (1) dan ayat (3), dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945.

- Pasal 5 ayat (1) Penyebutan pasal ini adalah untuk menunjukkan bahwa pembentgukan UU ini dibentuk oleh kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat. Sebagaimana dimaksud asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat dalam Pasal 5 huruf b UU 12 Tahun 2011, dalam hal ini Presiden sebagai kepala pemerintahan (landasan formil);

- Pasal 20 ayat (1) Pada dasarnya penyebutan pasal 20

Page 79: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

74

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

adalah sama maknanya dengan penyebutan Pasal 5 ayat(1), yaitu untuk memenuhi asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat (Pasal 5 huruf b UU 12 Tahun 2011).

- Pasal 26 Pasal ini mencantumkan bahwa warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan sebagai warga negara. Selain itu disebutkan pula bahwa penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Pencantuman pasal ini dalam UU No.39/1999 ingin menegaskan bahwa seluruh warga negara dan penduduk Indonesia mendapat perlindungan HAM

- Pasal 28 Pasal ini menegaskan bahwa pelindungan HAM bagi warga negara dan penduduk Indonesia meliputi kemerdekaan untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan

Page 80: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

75

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Pasal 28 UUD 1945 ini merupakan pasal yang secara khusus mengenai HAM, hal ini tercantum dalam Pasal 28A hingga Pasal 28 J yang secara terperinci mengatur hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pemenuhan HAM

- Pasal 29 Pasal ini mengatur tentang perlindungan HAM dari segi agama. Dalam hal ini negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

- Pasal 30 Pasal ini secara umum mengatur tentang Pertahanan dan keamanan negara serta usaha pertahanan dan keamanan semesta oleh TNI, Polri sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. Terkait masalah HAM memang tidak secara khusus tersurat dalam Pasal ini,namun dalam ayat (4) dicantumkan

Page 81: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

76

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

mengenai tugas Polri adalah alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum. Mengenai tugas Polri tersebut cukup penting dalam perlindungan HAM di Indonesia, khususnya fungsi penegakan hukum jika terjadi pelanggaran HAM terhadap warga negara Indonesia. Disarankan sebaiknya dalam UU No.39 Tahun 1999 ini untuk mencantumkan secara khusus Pasal 30 ayat (4) dalam ketentuan mengingat, hal ini karena terkait masalah HAM yang disebutkan dalam Pasal 30 tidak secara langsung menyebutkan kewenangan TNI dalam pemenuhan HAM. Kewenangan TNI yang disebutkan dalam pasal ini lebih kearah pertahanan negara.

- Pasal 31 Pasal ini mengatur tentang pendidikan dan kebudayaan. Hak untuk mendapatkan pendidikan dan

Page 82: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

77

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

pengajaran adalah salah satu hak asasi yang paling mendasar, oleh sebab itu setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Selain itu pemerintah wajib membiayai pendidikan serta mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional.

- Pasal 32 Pasal 32 ini mengatur tentang kebudayaan nasioanl dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.

- Pasal 33 ayat (1) dan ayat (3) Pasal 33 ayat (1) menyebutkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan sedangkan Pasal 33 ayat (2) mengatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Baik dari segi isi, sejarah pencantuman

Page 83: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

78

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

maupun penafsiran MK, menunjukan bahwa Pasal 33 merupakan satu kesatuan yang utuh, ayat yang satu berkaitan dengan ayat yang lain. Makna Pasal 33 UUD 1945 ini berintikan bahwa perekonomian nasional dilaksanakan dengan asas kekeluargaan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dan oleh karenanya cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak perlu dikuasai oleh Negara. Oleh karena Pasal 33 ini harus dilihat secara utuh, maka tidak tepat jika hanya sebagian ayat saja yang dijadikan sebagai dasar hukum membentuk suatu UU. (lihat contoh kasus JR UU 7/2004 tentang SDAir, Putusan MK No. 85/PUU-XI/2013 hlm. 131-145) juga membahas dan menafsirkan ayat (1) dan (2) dan (4), walaupun UU ini hanya menggunakan ayat (3) dan (5) sebagai landasan hukumnya). Berdasarkan dari pertimbangan tigas

Page 84: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

79

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

aspek (isi, sejarah dan pendapat MK) tersebut, maka dapat dipahami makna pasal 33 ini adalah bahwa dalam menerapkan roda perekonomian nasional dan pemanfaatan SDA harus dalam rangka menjamin kepentingan masyarakat secara kolektif dan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, serta adanya penguasaan Negara atas cabang-cabang produksi strategis (menguasai hajat hidup orang banyak). Jika tidak menjiwai ketiga kriteria tersebut, maka suatu UU tidak dapat melegitimasi Pasal 33 UUD 1945 sebagai dasar hukum pembentukannya. Beberapa unsur yang harus ada ketika suatu UU yang menyatakan dirinya sebagai pengaturan lebih lanjut Pasal 33 UUD 1945 dapat disebutkan sbb:

- Adanya cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak, yang harus dikuasai oleh Negara;

- Adanya

Page 85: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

80

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

pembatasan hak-hak individu/swasta untuk kepentingan kolektif dalam mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;

- Pasal 34 Pasal ini mengatur tentang kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar. Selain itu negara wajib menyediakan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat. Selain itu Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

C. Analisis terhadap Politik Hukum (arah pengaturan):

Politik hukum UU No.39 Tahun 1999 tentan HAM dapat

Page 86: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

81

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

ditinjau dari konsideran menimbang dan/atau penjelasan umum nya.

Dalam konsideran menimbang, dikatakan bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketaqwaan dan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh pencipta-Nya dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya serta keharmonisan lingkungannya; hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun. selain hak asasi, manusia juga mempunyai kewajiban dasar antara manusia yang satu terhadap yang lain dan terhadap masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan

Page 87: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

82

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

Dalam ketentuan umum disebutkan bahwa manusia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa akal budi dan nurani yang memberikan kepadanya kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk yang akan membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku dalam menjalani kehidupannya. Dengan akal budi dan nuraninya itu, maka manusia memiliki kebebasan untuk memutuskan sendiri perilaku atau perbuatannya. Di samping itu, untuk mengimbangi kebebasan tersebut manusia memiliki kemampuan untuk bertanggungjawab atas semua tindakan yang dilakukannya. Kebebasan dasar dan hak-hak dasar itulah yang disebut hak asasi manusia yang melekat pada manusia secara kodrati sebagai anugerah Tuhan Yang, Maha Esa. Hak-hak ini tidak dapat diingkari. Pengingkaran terhadap hak tersebut berarti mengingkari martabat kemanusiaan. Oleh karena itu, negara,

Page 88: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

83

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

pemerintah, atau organisasi apapun mengemban kewajiban untuk mengakui dan melindungi hak asasi manusia pada setiap manusia tanpa kecuali. Ini berarti bahwa hak asasi manusia harus selalu menjadi titik tolak, dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kesimpulan analisis:

UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM ini sudah tepat dituangkan dalam jenis UU. Hal ini mengingat bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng.

25. HAM √ Undang-undang ini secara khusus mengatur mengenai masalah HAM

26. Hak dan kewajiban warga Negara

√ Bab III Pasal 9-Pasal 66 mengatur tentang HAM dan Kebebasan Dasar Manusia Bab IV Pasal 67-Pasal 70 mengatur mengenai Kewajiban Dasar Manusia

27. Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan Negara

Page 89: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

84

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

serta pembagian kekuasaan Negara

28. Wilayah Negara dan pembagian daerah

29. Kewarganegaraan dan kependudukan

30. Keuangan Negara

2 Perintah Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang

3 Pengaturan mengenai kewenangan absolut Pemerintah Pusat

4 Tindak lanjut Putusan MK

19. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

1 Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD NRI

Analisis terhadap “nama” UU: Dalam petunjuk No.3

Page 90: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

85

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Tahun 1945, yang meliputi:

Lampiran II UU 12/2011,

dinyatakan bahwa nama

PUU menggunakan kata

atau frasa, yang secara

esensial maknanya telah

mencerminkan isi dari

PUU itu sendiri. Ditinjau

dari namanya, “Praktik

Kedokteran

” dapat diasumsikan bahwa UU ini berisi tentang ketentuan mengenai penyelenggaraan praktik kedokteran

Analisis terhadap dasar hukum mengingat: Pasal 20 dan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; tidak mencantumkan Pasal 28H ayat (1) Ditinjau dari aspek kesehatan dalam pasal ini memberikan hak kepada setiap orang untuk hidup dilingkungan yang sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan Pasal 34 ayat (3)

Ditinjau dari aspek kesehatan dalam pasal ini menyebutkan bahwa negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, dan pada pasal 34 ayat (4) menyebutkan bahwa pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-

Page 91: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

86

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

undang. Kesimpulan UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran tidak tepat dituangkan dalam jenis UU sebab secara substansi tidak dalam rangka mengatur lebih lanjut dari Pasal tertentu dalam UUD NRI Tahun 1945. Jenis peraturan perundang-undangan yang direkomendasikan adalah dalam bentuk Peraturan Presiden.

31. HAM √

32. Hak dan kewajiban warga Negara

33. Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan Negara serta pembagian kekuasaan Negara

34. Wilayah Negara dan pembagian daerah

35. Kewarganegaraan dan kependudukan

36. Keuangan √

Page 92: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

87

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Negara 2 Perintah

Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang

3 Pengaturan mengenai kewenangan absolut Pemerintah Pusat

4 Tindak lanjut Putusan MK

20. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa

1 Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD NRI Tahun 1945, yang meliputi:

Analisis terhadap “nama” UU: Dalam petunjuk No.3 Lampiran II UU 12/2011, dinyatakan bahwa nama PUU menggunakan kata atau frasa, yang secara esensial maknanya telah mencerminkan isi dari PUU itu sendiri. Ditinjau dari namanya, “Kesehatan Jiwa” dapat diasumsikan bahwa UU ini berisi tentang ketentuan mengenai pelayanan kesehatan jiwa.

Analisis terhadap dasar hukum mengingat: Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal

Page 93: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

88

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dasar hukum tersebut sama dengan dasar hukum mengingat dari undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam konsideran menimbang huruf d menerangkan bahwa pengaturan penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa dalam peraturan perundang-undangan saat ini belum diatur secara komprehensif sehingga perlu diatur secara khusus dalam satu Undang-Undang; Kesehatan Jiwa merupakan sub bagian dari upaya kesehatan dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Kesimpulan UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa tidak tepat dituangkan dalam jenis UU sebab secara substansi merupakan sub bagian dari upaya kesehatan. Jenis peraturan perundang-undangan yang direkomendasikan adalah dalam bentuk Peraturan Pemerintah.

37. HAM √

38. Hak dan kewajiban warga

Page 94: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

89

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Negara

39. Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan Negara serta pembagian kekuasaan Negara

40. Wilayah Negara dan pembagian daerah

41. Kewarganegaraan dan kependudukan

42. Keuangan Negara

2 Perintah Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang

3 Pengaturan mengenai kewenangan absolut Pemerintah Pusat

4 Tindak lanjut Putusan MK

Page 95: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

90

21. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

1 Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD NRI Tahun 1945, yang meliputi:

Analisis terhadap “nama” UU: Dalam petunjuk No.3 Lampiran II UU 12/2011, dinyatakan bahwa nama PUU menggunakan kata atau frasa, yang secara esensial maknanya telah mencerminkan isi dari PUU itu sendiri. Ditinjau dari namanya, “Narkotika” dapat diasumsikan bahwa UU ini berisi tentang ketentuan mengenai pengendalian dan pengawasan Narkotika Analisis terhadap dasar hukum mengingat: Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1976 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997 Dalam dasar hukum tersebut ada dua dasar hukum mengenai konvensi internasional terkait peredaran gelap narkotika. Konsideran menimbang secara menyeluruh mendasarkan pada pengendalian dan pengawasan bahaya penyalahgunaan dan

Page 96: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

91

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, ini merupakan kekhususan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Kesimpulan UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika ini sudah tepat dituangkan dalam jenis UU. Hal ini mengingat bahwa Narkotika, ini memiliki sifat kekhususan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.

43. HAM √

44. Hak dan kewajiban warga Negara

45. Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan Negara serta pembagian kekuasaan Negara

46. Wilayah Negara dan pembagian daerah

47. Kewarganegaraan dan kependudukan

48. Keuangan Negara

2 Perintah √

Page 97: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

92

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang

3 Pengaturan mengenai kewenangan absolut Pemerintah Pusat

4 Tindak lanjut Putusan MK

22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 46 Tahun 2014 tentang

Sistem Informasi Kesehatan

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 46 Tahun 2014

tentang Sistem Informasi Kesehatan

1 Melaksanakan ketentuan Undang-undang (diperintahkan secara tegas)

√ melaksanakan ketentuan

Pasal 168 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2 Melaksanakan ketentuan Undang-Undang sepanjang diperlukan (tidak diperintahkan secara tegas)

Page 98: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

93

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

3 Tindak lanjut Putusan MA

23. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 47 Tahun 2016 tentang

Fasilitas Pelayanan Kesehatan

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 47 Tahun 2016

tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan

1 Melaksanakan ketentuan Undang-undang (diperintahkan secara tegas)

√ melaksanakan ketentuan Pasal 35 ayat (5) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang Kesehatan

2 Melaksanakan ketentuan Undang-Undang sepanjang diperlukan (tidak diperintahkan secara tegas)

3 Tindak lanjut Putusan MA

24. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 Tentang

Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 99: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

94

NO. INDIKATOR KESESUAIAN ANALISIS REKOMENDASI

YA TIDAK TETAP

UBAH CABUT

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998

Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan

1 Melaksanakan ketentuan Undang-undang (diperintahkan secara tegas)

√ melaksanakan ketentuan

Pasal 43 Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 1992

tentang Kesehatan

perlu disesuaikan dengan

Undang-Undang kesehatan

terbaru Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009

Tentang Kesehatan

2 Melaksanakan ketentuan Undang-Undang sepanjang diperlukan (tidak diperintahkan secara tegas)

3 Tindak lanjut Putusan MA

Page 100: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

95

BAB III

KEJELASAN RUMUSAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Bab ini berisi narasi, data, dan hasil analisis dan evaluasi hukum dalam

dimensi kejelasan rumusan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap

peraturan perundang-undangan harus disusun sesuai dengan teknik

penyusunan peraturan perundang-undangan, yang memperhatikan :

- Sistimatika,

- Pilihan kata atau istilah,

- Teknik penulisan,

- Penggunaan bahasa peraturan perundang-undangan yang lugas dan

pasti, hemat kata, obyektif dan menekan rasa subjektif,

- Pembakuan makna kata, ungkapan atau istilah yang digunakan secara

konsisten,

- Pemberian definisi atau batasan artian secara cermat, sehingga tidak

menimbulkan berbagai macam interprestasi dalam pelaksanaannya.

Analisis Dimensi 2 terhadap :

1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional dapat dilihat pada tabel dibawah ini. UU SJSN ini terdiri

dari IX bab dan 53 pasal, mengatur bahwa Negara memberikan jaminan

terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta

dan/atau anggota keluarganya, dengan sistimatika sebagai berikut :

1. Ketentuan Umum,

2. Asas, Tujuan, dan Prinsip Penyelenggaraan

3. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

4. Dewan Jaminan Sosial Nasional

5. Kepesertaan dan Iuran

6. Program Jaminan Sosial

Page 101: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

96

7. Pengelolaan Dana Jaminan Sosial

8. Ketentuan Peralihan

9. Ketentuan Penutup

2. Status pasal :

Masih berlaku;

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 2 Dalam teknik penulisan norma,

penyebutan asas tidak diperlukan,

karena tidak akan operasional (tidak

memiliki operator norma). Asas

adalah nilai-nilai yang menjiwai

seluruh norma yang berisi

pengaturan. Hal ini sejalan dengan

petunjuk Lampiran II Nomor 98 huruf

c Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan. Sehingga

sebaiknya tidak dicantumkan dalam

bunyi norma tersendiri yang

menyebutkan asas-asas, cukup

elaborasi asas ada dalam naskah

akademik.

2 Pasal 3 Penyebutan tujuan SJSN untuk

memberikan jaminan terpenuhinya

kebutuhan dasar hidup tidak

diperlukan, karena tidak akan

operasional (tidak memiliki operator

norma). Tujuan memberikan jaminan

terpenuhinya kebutuhan dasar hidup

dapat dituangkan dalam penjelasan

umum dalam lampiran undang-

undang dan dalam naskah

akademiknya. Jika ketetentuan

mengenai tujuan ini dibutuhkan dalam

suatu PUU, maka dirumuskan dalam

salah satu butir pasa1 ttg ketentuan

Page 102: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

97

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

umum, hal ini sesuai dengan petunjuk

no. 98 huruf c, Lampiran II UU No. 12

Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan).

3 Pasal 7 Pasal 7 ayat (2) menyebutkan bahwa Dewan Jaminan Sosial Nasional berfungsi Nasional berfungsi merumuskan kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Analisis :

Apa yang dimaksud dengan

merumuskan kebijakan umum, dan

dalam format apa dituangkan

kebijakan umum tersebut, hal ini tidak

dijelaskan dalam UU SJSN. Demikian

juga dengan frase “sinkronisasi

penyelenggaraan Sistem Jaminan

Sosial Nasional. Apa itu

penyelenggaraan Sistem Jaminan

Sosial Nasional, bagaiman ruang

lingkup sinkronisasi dan cara

melakukan sinkronisasi tidak jelas

maksudnya, sehingga anggota DJSN

memberikan penafsiran yang

beragam tentang hal tersebut.

Akibatnya kedua fungsi tersebut tidak

jelas pelaksanaannya.

4 Pasal 7

ayat (3)

Pasal 7 ayat (3) menyebutkan bahwa Dewan Jaminan Sosial Nasional bertugas : a. melakukan kajian dan penelitian yang

berkaitan dengan penyelenggaraan jaminan sosial;

b. mengusulkan kebijakan investasi Dana Jaminan sosial Nasional; dan

c. mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi penerima bantuan iuran dan tersedianya anggaran operasinal kepada Pemerintah.

Analisis : Pasal 7 ayat (3) huruf b UU SJSN tidak jelas menentukan kepada siapa atau

Page 103: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

98

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

instansi mana usul kebijakan investasi Dana Jaminan Sosial ditujukan. Kemudian apakah kebijakan investasi aset BPJS tidak tercakup dalam ketentuan Pasal 7 ayat (3) huruf b tersebut.

5 Pasal 8

ayat (2)

Pasal 8 ayat (2) menyebutkan bahwa : Dewan Jaminan Sosial Nasional dipimpin oleh seorang Ketua merangkap anggota dan anggota lainnya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Analisis : siapakan yang memimpin DJSN menurut ketentuan ini pasal ini, ketua DJSN kah atau Ketua DJSN dan anggota lainnya sesuai dengan prinsip kepemimpinan kolekti kolegial.

6 Pasal 11 Pasal 11 menyebutkan bahwa: anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional dapat berhenti atau diberhentikan sebelum berakhir masa jabatan karena: a. meninggal dunia; b. berhalangan tetap; c. mengundurkan diri; d. tidak memenuhi syarat sebagaimana

dimaksud Pasal 8 ayat (6). Analisis : Ketentuan pasal ini tidak secara tegas memisahka alasan berhenti dan alasan diberhentikan. Alasan berhenti pada umumnya adalah alasan yang bersifat wajar, sedangkan alasan untuk diberhentikan pada umumnya ialah dalam hal anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional melakukan pelanggaran terhadap persyaratan atau larangan yang ditentukan dalam Undang-undang.

7 Pasal 15

ayat (1)

Pasal 15 ayat (1) menentukan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial wajib memberikan nomor identitas tunggal kepada setiap peserta dan anggota keluarganya. Analisis : Apa yang dimaksud dengan nomor identitas tunggal ? Tidak ada

Page 104: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

99

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

penjelasannya. Apakah nomor identitas tunggal tersebut berlaku untuk semua program yang diikuti dan untuk kedua BPJS? Apakah hanya dalam bentuk nomor saja atau berbentuk kartu peserta yang memuat nomor identitas tunggal.

8 Pasal 23

ayat (4)

Pasal 23 ayat (4) menyebutkan bahwa : Dalam hal peserta membutuhkan rawat inap di rumah sakit, maka kelas pelayanan di rumah sakit diberikan berdasarkan kelas standar. Analisis : Undang-undang Sisitem Jaminan Sosial Nasional ini tidak memberikan penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan kelas standar sehingga dalam praktek peserta yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit mendapat pelayanan rawat inap di rumah sakit di Kelas I, Kelas II, atau Kelas III sesuai dengan kategori kepesertaannya.

9 Pasal 24 ayat (1)

Pasal 24 ayat (1) menyebutkan bahwa : Besarnya pembayaran kepada fasilitas kesehatan untuk wilayah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah tersebut. Analisis : Undang-undang ini tidak secara jelas menentukan bentuk “kesepakatan antara Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan dan asosiasi fasilityas kesehatan di wilayah tersebut” untuk menentukan besarnya pembayaran kepada fasilitas kesehatan untuk setiap wilayah. Apakah dalam bentuk perjanjian notoriilatau di bawah tangan atau cukup Nota Kesepahaman.

10 Pasal 24 ayat (2)

Pasal 24 ayat (2) menyebutkan : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial wajib membayar fasilitas kesehatanatas pelayanan yang diberikan kepada peserta

Page 105: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

100

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

paling lambat 15 (lima belas) hari sejak permintaan pembayaran diterima. Analisis : Frasa “sejak permintaan pembayaran diterima”, penjelasan Pasal 24 ayat (2) tidak menjelaskan frasa tersebut, tetapi menjelaskan hal lain seperti bahwa ketentuan tersebut menghendaki agar BPJS membayar fasilitas kesehatan secara efektif dan efisien, kapitasi, dan cakupan anggaran kapitasi.

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial

1. UU BPJS ini terdiri dari 18 Bab, 71 Pasal, mengatur untuk mewujudkan

terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar

hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya,

dengan sistimatika sbb :

1. Ketentuan umum

2. Pembentukan dan rauang lingkup

3. Status dan tempat kedudukan

4. Fungsi, tugas, wewenang, hak dan kewajiban

5. Pendaftaran peserta dan pembayaran iuran

6. Organ BPJS

7. Persyaratan, tata cara pemilihan dan penempatan, dan

pemberhentiananggota dewan pengawas dan anggota direksi

8. Pertanggungjawaban

9. Pengawasan

10. Aset

11. Pembubarab BPJS

12. Penyelesaian sengketa

13. Hubungan dengan lembaga lain

14. Larangan

15. Ketentuan pidana

16. Ketentuan lain-lain

Page 106: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

101

17. Ketentuan peralihan

18. Ketentuan penutup

2. Status pasal :

Masih berlaku;

Pasal 15 ayat (1), bertentangan dengan UUD 1945 berdasarkan

Putusan Mahkamah Konstitusi No. 82/PUU-X/2012.

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Pasal 1 Penyebutan batasn pengertian atau

definisi dapat dituangkan dalam salah

satu butir pasa1 tentang ketentuan

umum dapat dilihat dalam petunjuk no.

98 huruf c, Lampiran II UU No. 12

Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan

2 Pasal 2 Penyebutan Dasar ketentuan yang

dipakai dapat dituangkan dalam dasar

hukum dimana materi yang diatur

dalam undang-undang yang akan

dibentuk merupakan penjabaran dari

pasal atau beberapa pasal Undang-

Undang Dasar Negera RI Tahun 1945,

pasal tersebut dicantumkan sebagai

dasar hukum (petunujuk no.98

Lampiran II UU No. 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

3 Pasal 16

ayat (1)

Pasal 16 ayat (1) menyebutkan bahwa : setiap orang selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan penerima Bantuan Iuran, yang memnuhi persyaratan kepesertaan dalam program Jaminan Sosial wajib mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya sebagai Peserta kepada BPJS, sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti. Analisis :

Page 107: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

102

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

Dalam UU BPJS tidak menentukan apa saja “persyaratan kepesertaan” bagi setiap orang selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan PBI, sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal tersebut.

4 Pasal 21

ayat (5)

Pasal 21 ayat (5) menyebutkan bahwa : Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diusulkan untuk diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Analisis : Pasal ini ambigu, tidak jela maksudnya. Apakah pengusulan kembali tersebut tetap mengikuti proses seleksi atau tidak ? Apakah pengusulan kembali tersebut berarti kembali pada posisi atau jabatan sebelumnya.

5 Pasal 34

huruf c

dan

huruf e

Pasal 34 huruf c dan huruf e menyebutkan bahwa : Anggota Dewan Pengawas atau anggota Direksi diberhentikan dari jabatannya karena : c. Merugikan BPJS dan kepentingan Peserta Jaminan Sosial karena kesalahan kebijakan yang diambil; e. Melakukan perbuatan tercela. Analisis : Hal ini dapat digunakan sebagai alasan untuk menjatuhkan anggota Dewan Pengawas atau anggota Direksi dengan alasan yang tidak terukur.

6 Pasal 38

ayat (1)

Pasal 38 ayat (1) menyebutkan bahwa Direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian finansial yang ditimbulkan atas kesalahan pengelola Dana Jaminan Sosial. Analisis :

Page 108: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

103

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

Dalam UU BPJS tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan “kerugian finansial” dan lembaga mana yang berwenang untuk menentukan ada atau tidak adanya kesalahan pengelolaan Dana Jaminan Sosial yang menimbulkan kerugian finansial.

7 Pasal 38

ayat (2)

Pasal 38 ayat (2) menyebutkan bahwa Pada akhir masa jabatan, Dewan Pengawas dan Direksi wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN. Analisis : Dalam UU BPJS tidak jelas menentukan lembaga mana yang berwenang untuk menyatakan penerimaan dan pembebasan terhadap pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Dewan Pengawas dan Direksi.

8 Pasal 56

ayat (2)

Pasal 56 ayat (2) menyatakan bahwa Dalam hal terdapat kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi tingkat solvabilitas BPJS, Pemerintah dapat mengambil kebijakan khusus untuk menjamin kelangsungan program Jaminan Sosial. Analisis : Frasa “Pemerintah dapat mengambil kebijakan khusus”, tidak ada penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan pemerintah dapat mengambil kebijakan khusus tersebut. Berbeda halnya dengan Pasal 56 ayat (3) UU BPJS khususnya frase “Pemerintah dapat melakukan tindakan khusus”, frasa tersebut dijelaskan dalam penjelasannya yang menyatakan bahwa “tindakan khusus” tersebut antara lain berupa penyesuaian manfaat, iuran, dan/atau

Page 109: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

104

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

usia pensiun sebagai upaya terakhir. Apakah “kebijakan khusus” pada ayat (2) dapat dimaknai sama dengan “tindakan khusus” pada ayat (3)? UU tidak secara jelas menyatakan demikian.

3. UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ini terdiri dari

15 Bab, 66 Pasal, dibentuk dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan, dan gawat darurat, dengan karateristik tersendiri yang harus tetap

mampu meningkatkan pelayananan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat secara menyeluruh, diberikan melalui institusi. Sistimatika sebagai

berikut :

1. ketentuan umum;

2. asas dan tujuan;

3. tujuan dan fungsi;

4. tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah;

5. persyaratan;

6. jenis dan klasifikasi;

Page 110: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

105

7. perizinan;

8. kewajiban dan hak;

9. penyelenggaraan;

10. pembiayaan;

11. pencatatan dan pelaporan;

12. pembinaan dan pengawasan;

13. ketentuan pidana;

14. ketentuan peralihan;

15. ketentuan penutup.

2. Status pasal :

Masih berlaku;

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Pasal 2 Sesuai petunjuk No. 98 Lampiran II UU No.12

Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

PUU. Dalam petunjuk huruf c dikatakan

bahwa ketentuan yang mencerminkan asas,

maksud dan tujuan seharusnya masuk dalam

ketentuan umum dan tidak dirumuskan

tersendiri dalam pasal atau bab.

2 Pasal 3

Tujuan UU pada dasarnya telah tercermin

dalam konsiderans menimbang dan lebih

rincci tercantum dalam penjelasan umum

pada lampiran undang-undang. dan lebih rinci

lagi terdapat dalam naskah akademiknya.

Jika ketetentuan mengenai tujuan ini

dibutuhkan dalam suatu peraturan

perundang-undangan maka dirumuskan

dalam salah satu butir pasal tentang

ketentuan umum. Hal ini sbgmn dimaksud

Page 111: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

106

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

dalam petunjuk no. 98 huruf c, Lampiran II

UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan

3 Pasal 7 ayat (3)

Pasal 7 Ayat (3) UU RS 44/2009 menyebutkan

bahwa Rumah Sakit yang didirikan oleh

Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus

berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi

yang bertugas di bidang kesehatan, Instansi

tertentu atau Lembaga Teknis Daerah dengan

pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan

Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Analisis :

Secara lugas pada pasal ini terdapat pilihan ATAU

menjadi Lembaga Teknis Daerah (LTD) dengan

pengelolaan secara BLU atau BLUD. Sehingga

tafsiran atas Pasal 7 Ayat (3) UU RS Nomor 44

Tahun 2009 tersebut adalah jika rumah sakit milik

Pemerintah Pusat maka HARUS dalam bentuk

UPT yang berada dibawah Ditjen BUK Kemenkes

dengan pengelolaan secara Badan Layanan

Umum (BLU), sedangkan jika rumah sakit milik

Pemerintah Daerah maka HARUS dalam bentuk

Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan

secara Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Dapat disimpulkan juga bahwa pilihan menjadi

Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari instansi yang

bertugas di bidang kesehatan adalah Rumah Sakit

vertikal milik Pemerintah melalui Kementerian

Kesehatan.

4 Pasal 16 Pasal 16 mengatur tentang persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan medis dan nonmedisharus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai. Analisis : Ketentuan pasal 16 ini bersifat administratif, namun dalam pasal-pasal Selanjutnya yang menjadi masalah adalah ketentuan pasal 16 ini bersifat administratif.

Page 112: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

107

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

Namun, dalam pasal-pasal selanjutnya yang menjelaskan tentang sanksi, dikatakan bahwa sanksi yang diberikan untuk pelanggaran pasal ini adalah sanksi pidana. Sehingga, yang turut menjadi permasalahan kemudian adalah bagaimana kita dapat mencantumkan sanksi pidana terhadap pasal ini, apabila ketentuannya bersifat administratif dan pengaturan lebih lanjut terhadap pasal-pasal tersebut dilimpahkan kepada Peraturan Perundang-undangan (lainnya), Peraturan Pemerintah, atau Peraturan Menteri.

5 Pasal 17 Pasal 17 menyatakan bahwa : Rumah sakit yang tidak memenuhi persyaratan tidak diberikan izin mendirikan, dicabut atau tidak diperpanjang izin operasionalnya. Analisis : Ketika akan dibenturkan dengan pasal 17 tentang pencabutan izin operasional atau tidak diberikannya izin mendirikan rumah sakit, maka masalah lain yang muncul adalah kemungkinan akan “pemakluman” dan “pembijaksanaan-pembijaksanaan” yang sifatnya negatif dari pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan sendiri tanpa mempertimbangkan dampak negatif dari “pemakluman” dan “pembijaksanaan-pembijaksanaan” ini terhadap keselamatan dan kepuasan pasien yang menjadi isu utama diusungnya kebijakan tentang rumah sakit ini.

6 Pasal 21 Dalam Pasal 21 disebutkan bahwa Rumah Sakit privat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero. Analisis : Hal ini juga bertentangan dengan tujuan dari UU

RS dimana dalam pasal 2 dijelaskan bahwa Rumah

Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan

didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan

profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan

hak dan anti diskriminasi, pemerataan,

perlindungan dan keselamatan pasien, serta

Page 113: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

108

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

mempunyai fungsi sosial.

7 Pasal 34 ayat (1)

Pasal 34 ayat 1 dalam UU rumah sakit menyatakan bahwa keharusan kepala rumah sakit adalah seorang tenaga medis. Bunyi lengkap ayat

tersebut adalah “Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian dibidang perumahsakitan”. Analisis : Pasal tersebut sebenarnya merugikan semua tenaga kesehatan lainnya ataupun profesi lain yang mampu secara kepemimpinan dan manajerial untuk memimpin rumah sakit. UU rumah sakit pasal 34 memutuskan harapan profesi lain yang secara kepemimpinan dan manajerial mampu memimpin rumah sakit, bahkan jika kembali pada UUD 1945 pasal 27, pasal tersebut telah melanggar UUD yaitu hak asasi seseorang untuk layak mendapatkan pekerjaan maupun kedudukan.

4. UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

1. UU 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ini terdiri dari

14 Bab, 64 Pasal, mengatur bahwa negara memberikan jaminan

terhadap semua orang untuk memperoleh informasi dari badan publik,

masyarakat dapat memantau setiap kebijakan, aktivitas maupun

anggaran badan-badan publik yang berkaitan dengan penyelenggaraan

negara maupun yang berkaitan dengan kepentingan publik lainnya, hal

Page 114: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

109

ini merupakan pemenuhan hak asasi manusia sebagai salah satu wujud

dari kehidupan berbangsa dan bernegara., dengan sistimatika sbb :

1. ketentuan umum;

2. asas dan tujuan;

3. hak dan kewajiban pemohon dan pengguna informasi publik

serta hak dan kewajiban badan publik;

4. informasi yang wajib disediakan dan diumumkan;

5. informasi yang dikecualikan;

6. mekanisme memperoleh informasi;

7. komisi informasi

8. keberatan dan penyelesaian sengketa melalui komisi

informasi;

9. hukum acara komisi;

10. gugatan ke pengadilan dan kasasi;

11. ketentuan pidana;

12. ketentuan lain-lain;

13. ketentuan peralihan;

14. ketentuan penutup.

2. Status pasal :

Masih berlaku;

Pasal 5 ayat (2), (3), (4) tidak berlaku berdasarkan Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 007/PUU-III/2005, tanggal 31

Agustus 2005;

Pasal 13 ayat (1)

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Pasal 2 Sesuai petunjuk No. 98

Lampiran II UU No.12 Tahun 2011

tentang Pembentukan

Page 115: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

110

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

Peraturan PUU. Dalam petunjuk

huruf c dikatakan bahwa

ketentuan yang mencerminkan

asas, maksud dan tujuan

seharusnya masuk dalam

ketentuan umum dan tidak

dirumuskan tersendiri dalam

pasal atau bab.

2 Pasal 3 Tujuan UU pada dasarnya telah

tercermin dalam konsiderans

menimbang dan lebih rincci

tercantum dalam penjelasan

umum pada lampiran undang-

undang. dan lebih rinci lagi

terdapat dalam naskah

akademiknya. Jika ketetentuan

mengenai tujuan ini dibutuhkan

dalam suatu peraturan

perundang-undangan maka

dirumuskan dalam salah satu

butir pasal tentang ketentuan

umum. Hal ini sbgmn dimaksud

dalam petunjuk no. 98 huruf c,

Lampiran II UU No. 12 Tahun

2011 tentang Peraturan

Perundang-Undangan

3 Pasal 3 Pasal 3 huruf :

b. mendorong partisipasi

masyarakat dalam proses

pengambilankebijakan publik;

c. meningkatkan peran aktif

masyarakat dalam

pengambilankebijakan publik dan

pengelolaan Badan Publik yang

baik;

Analisis :

BPJS adalah salah satu Badan

Publik yang pengelolaannya

harus open management,

Page 116: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

111

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

sehingga mutlak harus

melibatkan masyarakat tidak

hanya sebagai penerima

manfaat, tetapi juga memberi

masukan dalam pengambilan

keputusan agar kebijakan yang

dihasilkan relevan dengan

kebutuhan masyarakat.

Kewajiban BPJS jika dikaitkan

dengan Pasal ini adalah harus

meningkatkan peran aktif

masyarakat. Hak masyarakat

untuk berperanserta secara

terorganisasi adalah bagian dari

penyelenggaraan pemerintahan

yang baik. Sehingga pelayanan

kesehatan sebagai bagian dari

pembangunan akan lebih

berjalan efektif, efisien dan

terlembaga. Pelibatan

masyarakat melalui partisipasi

yang melembaga dibutuhkan

untuk keberlanjutan BPJS.

4 Pasal 7 ayat (3)

Pasal 7 ayat (3) menyatakan bahwa untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Publik harus membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola Informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah. Analisis : Masyarakat atau pihak yang

memerlukan informasi , karena

tidak jelas rumusan frase bahwa

Badan Publik harus membangun

dan mengembangkan sistem

informasi dan dokumentasi, dalam

bentuk ada hal tersebut.

Page 117: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

112

5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima

Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Pasal 2 Pada pasal 2 ayat (1) “Kriteria Fakir

Miskin dan Orang Tidak Mampu

ditetapkan oleh Menteri setelah

berkoordinasi dengan menteri

dan/atau pimpinan lembaga terkait”

tidak ditemukan keterangan

mengenai menteri dan lembaga

terkait didalam ketentuan umum

maupun pasal-pasal setelahnya

2 Pasal 4

Pasal 4 berada dalam bab baru namun

rumusan pasal 4 menjelaskan

prosedur yang dilakukan sebelum

pasal 3, maka seharusnya pasal 4

dimasukkan dalam bab II bukan bab III

3 Pasal 10 ayat (2)

Pasal 10 ayat (2) berbunyi “ Menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang kesehatan menyampaikan

usulan anggaran Jaminan Kesehatan bagi

PBI Jaminan Kesehatan kepada menteri

yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang keuangan

berdasarkan usulan DJSN” pada akhir

kalimat yang menyebutkan “berdasarkan

usulan dari DJSN” merupakan

pengulangan dan sudah dijelaskan dalam

pasal 10 ayat (1) dan awal kalimat pasal 10

ayat (2)

4 Pasal 11 Pasal 11 ayat (1) penggunaan kata “dan”

hendaknya diganti dengan kata “atau”.

Karena huruf a dan huruf b tidak

dimaksudkan secara kumulatif, melainkan

alternatif.

Page 118: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

113

6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Modal Awal

Untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Pasal 2 Pasal 2 ayat (2) mengenai “anggaran

negara yang dipisah” memiliki definisi

yang sama seperti pada pasal 2 ayat

(3) seharusnya pasal 2 ayat (2)

dihilangkan sehingga pasal 2 hanya

memiliki 2 ayat.

2 Pasal 3

Rumusan pada pasal 3 menjelaskan

mengenai menteri yang melaksanakan

pemberian modal awal kepada Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan seharusnya berada pada

pasal 1

7. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Pasal 2 Pasal 2 ayat (2) mengenai “anggaran

negara yang dipisah” memiliki definisi

yang sama seperti pada pasal 2 ayat

(3) seharusnya pasal 2 ayat (2)

dihilangkan sehingga pasal 2 hanya

memiliki 2 ayat.

Page 119: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

114

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

2 Pasal 4

Hal-hal lain yang bersifat umum yang

berlaku bagi pasal atau beberapa

pasal berikutnya antara lain ketentuan

yang mencerminkan asas, maksud,

dan tujuan tanpa dirumuskan

tersendiri dalam pasal atau bab

seharusnya dimuat dalam ketentuan

umum. Merujuk pada petunjuk no.98

Lampiran II UU No.12 Tahun 2011

8. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain

Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja,

Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan

Jaminan Sosial.

Terdiri dari 16 Pasal dengan status pasal masih berlaku seluruhnya.

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1

Nama

PP

Sesuai dengan Penjelasan Nomor 3

Lampiran II UU Nomor 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan, bahwa Nama

Peraturan Perundang–undangan dibuat

secara singkat dengan hanya menggunakan

1 (satu) kata atau frasa tetapi secara

esensial maknanya telah dan

mencerminkan isi Peraturan Perundang–

undangan.

Maka sebaiknya nama PP ini haruslah

dibuat lebih singkat namun dapat

mencerminkan isinya.

Page 120: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

115

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

Sesuai dengan Penjelasan Nomor 90

Lampiran II UU Nomor 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan, bahwa Jika rincian

dalam tabulasi dimaksudkan sebagai rincian

kumulatif dan alternatif, ditambahkan kata

dan/atau yang diletakkan dibelakang rincian

kedua dari rincian terakhir.

Maka dalam angka 5 dapat

ditambahkan salah satu kata dari “dan,

atau, dan/atau” dalam rincian huruf b

2 Pasal 10

Dalam penjelasannya, tidak memberikan

penjelasan lengkap setelah berakhirnya

sanksi teguran tertulis satu atau bagaimana

tata cara pemberian sanksi teguran tertulis

2.

Karena dalam ayat (3) langsung

menjelaskan pemberian sanksi denda

setelah sanksi teguran kedua berakhir, tapi

tidak menyebutkan bagaimana pemberian

sanksi teguran kedua.

Page 121: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

116

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

Ayat (6) :

Apabila sanksi berupa denda sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) tidak

disetor lunas, Pemberi Kerja Selain

Penyelenggara Negara dikenai sanksi tidak

mendapat pelayanan publik tertentu.

Dalam penjelasannya tidak memberikan

keterangan lebih lanjut mengenai

pelayanan publik apa sajakah yang akan

dicabut.

Maka dari itu perlu dijelaskan kembali agar

menjadi lebih lengkap dan dapat

dimengerti pelayanan publik apa yang akan

dicabut apabila tidak segera membayar

sanksi denda. Hal ini akan dapat menjadi

pertimbangan agar segera membayarkan

sanksi denda.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset

Jaminan Sosial Kesehatan

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Pasal 15 Ayat (1) : Sumber aset Dana Jaminan

Sosial Kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 11 huruf b terdiri

atas:

a. iuran Jaminan Kesehatan termasuk

bantuan iuran;

b. hasil pengembangan Dana Jaminan

Sosial Kesehatan;

Page 122: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

117

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

c. aset program Jaminan Kesehatan

yang menjadi hak peserta dari BUMN

yang menjalankan program Jaminan

Kesehatan; dan

d. sumber lain yang sah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Tidak dijelaskan sumber peraturan

perundang-undangan mana yang

terkait.

2 Pasal 20,

Pasal 21,

Pasal 35,

Pasal 38,

Pasal 40,

Pasal 46

Tidak dijelaskan sumber peraturan

perundang-undangan mana yang

terkait.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Anggota Dewan Pengawas dan

Anggota Direksi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Pasal 3 - Ketentuan mengenai sanksi administrative dalam pasal ini mengacu pada larangan yang dilakukan oleh anggota Dewan Pengawas atau anggota Direksi dalam Pasal 2

Page 123: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

118

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

- Pasal ini tidak sesuai dengan teknik penyusunan PUU

Dalam Lampiran II Nomor 64 UU

Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan, dikatakan bahwa

substansi yang berupa sanksi

administrative atau sanksi

keperdataan atas pelanggaran

norma dirumuskan menjadi satu

bagian (pasal) dengan norma yang

memberikan sanksia dministratif

atau sanksi keperdataan.

2 Pasal 11

- Pasal ini mengatur mengenai penjatuhan sanksi peringatan tertulis kepada anggota Dewan Pengawaas atau anggota Direksi yang melakukan tindakan yang dilarang yang diatur pada Pasal 2, yang mana sanksi peringatan tertulis termasuk dalam sanksi administrasi

- Pasal ini tidak sesuai dengan teknik penyusunan PUU

Dalam Lampiran II Nomor 64 UU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dikatakan bahwa substansi yang berupa sanksi administrative atau sanksi keperdataan atas pelanggaran norma dirumuskan menjadi satu bagian (pasal) dengan norma yang memberikan sanksi administrative atau sanksi keperdataan.

11. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

Catatan: Perubahan pada PerPres No.12 Tahun 2013 terdiri dari 47 pasal, 18

Pasal sisipan Ps1A, Ps6A, Ps16, Ps16A, Ps16B, Ps16C, Ps16D, Ps16E, Ps16F,

Ps16G, Ps16H, Ps16I, Ps17A, Ps17B, Ps18, Ps27A,P s27B, Ps43A, 16 Pasal diubah

Page 124: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

119

(diubah, ditambahkan, dihapus ayat/hurufnya), yaitu Ps4, Ps5, Ps6, Ps11, Ps16,

Ps17, Ps19, Ps22, Ps23, Ps25, Ps28, Ps32, Ps38, Ps43, Ps44

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Pasal 4 Penjelasan pasal huruf g yang

berbunyi “ Pekerja yang tidak

termasuk huruf a sampai dengan

huruf f yang menerima Upah”

merupakan kaliamat yang tidak

sesuai, seharusnya setelah kata

“huruf f” ditambahkan kata

“adalah” sehingga kalimat menjadi

lebih efektif dengan “ Pekerja yang

tidak termasuk huruf a sampai

dengan huruf f adalah yang

menerima Upah”

2 Pasal 15

Pasal 15

Ketentuan lebih lanjut mengenai

prosedur pendaftaran, verifikasi

kepesertaan, perubahan data

kepesertaan, dan identitas Peserta

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,

Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 diatur

dengan Peraturan BPJS Kesehatan

setelah berkoordinasi dengan

kementerian/lembaga terkait.

Tidak ditemukan kenjelasan dalam

rumusan pasal mengenai peraturan

BPJS kesehatan setelah

berkoordinasi dengan

kementrian/lembaga terkait

3 Pasal 21

Pada penjelasan pasal 21 ayat (7) yang

berbunyi “ Ketentuan mengenai tata

cara pemberian pelayanan skrining

kesehatan jenis penyakit, dan waktu

pelayanan skrining kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (6)

diatur dengan Peraturan Menteri” tidak

ditemukan penjelasan mengenai

Page 125: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

120

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

peraturan menteri tentang apa dan

nomor berapa. Seharusnya dijelaskan

mengenai peraturna menteri yang mana

yang merupakan rujukan dari pasal ini.

4 Pasal 22 Pada penjelasan pasal 22 ayat (2) yang

berbunyi “ Dalam hal pelayanan

kesehatan lain sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf c telah ditanggung

dalam program pemerintah, maka tidak

termasuk dalam pelayanan kesehatan

yang dijamin” tidak diketahui jenis

“program pemerintah” yang

dimaksudkan dalam pasal tersebut.

Seharusnya dijelaskna mengenai

program pemerintah ang berkaitan

dengan “ tindakan medis spesialistik

sesuai dengan indikasi medis” sesuai

dengan isi pasal.

5 Pasal 25 Penggunaan kata “dan” hendaknya diganti dengan kata “atau”. Karena huruf a sampai dengan huruf o tidak dimaksudkan secara kumulatif, melainkan alternatif.

6 Pasal 29 Pada penjelasan pasal 29 ayat (5) dan ayat (6) tidak dijelaskan mengenai peraturna perundang-undangan dan peraturan menteri yang dimaksud.

7 Pasal 34 idem √

8 Pasal 45 idem √

9 Pasal 46 idem √

12. Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan

Status pasal berlaku seluruhnya

Catatan: Perubahan pada PerPres No.12 Tahun 2013 terdiri dari 47 pasal,18

Pasal sisipan Ps1A,Ps6A,Ps16,Ps16A,Ps16B,Ps16C, Ps16D, Ps16E, Ps16F, Ps16G,

Page 126: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

121

Ps16H, Ps16I,Ps17A,Ps17B,Ps18,Ps27A,Ps27B,Ps43A, 16 Pasal diubah

(diubah,ditambahkan,dihapus ayat/hurufnya), yaitu Ps4, Ps5, Ps6, Ps11, Ps16,

Ps17, Ps19, Ps22, Ps23, Ps25, Ps28, Ps32, Ps38, Ps43, Ps44

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Pasal 4 Pada penjelasan pasal 4 ayat (5)

penggunaan kata “dan” hendaknya

diganti dengan kata “atau”. Karena

huruf a sampai dengan huruf f tidak

dimaksudkan secara kumulatif,

melainkan alternaitf.

2 Pasal 16F

Pada penjelasan pasal 4 ayat (5)

penggunaan kata “dan” hendaknya

diganti dengan kata “atau”. Karena

huruf a sampai dengan huruf f tidak

dimaksudkan secara kumulatif,

melainkan alternaitf.

13. Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2013 tentang Pelayanan

Kesehatan Tertentu Berkaitan dengan Kegiatan Operasional Kementerian

Pertahanan, TNI, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Nama

Perpres

Merujuk pada petunjuk no. 3 Lampiram

II UU no.12 tahun 2011, bahwa, Nama

Peraturan Perundang–undangan dibuat

secara singkat dengan hanya

menggunakan 1 (satu) kata atau frasa

tetapi secara esensial maknanya telah

dan mencerminkan isi Peraturan

Perundang– undangan.

Page 127: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

122

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

- Penulisan judul Perpres tersebut terlalu

panjang dan dapat menimbulkan

kerancuan

- Maka seharusnya judul PerPres

menjadi, PERATURAN PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107

TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN

KESEHATAN KEMENTRIAN

PERTAHANAN, TENTARA NASIONAL

INDONESIA DAN KEPOLISIAN

NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Pasal 27

pada penjelasan pasal 27 yang

berbunyi “Ketentuan lebih lanjut

mengenai pelaksanaan pelayanan

kesehatan tertentu bagi Pegawai

Negeri pada Polri dalam rangka

melaksanakan tugas operasional dan

pelayanan kesehatan dalam rangka

mendukung tugas pokok dan fungsi

Polri diatur dengan Peraturan Kepala

Kepolisian Negara Republik

Indonesia” pada bagian akhir “diatur

dengan Peraturan Kepala Kepolisian

Negara Republik Indonesia” tidak

dijelaskan peraturan nomor berapa

yang dimaksud sehingga dapat

menimbulkan kerancuan.

3 Pasal 28

Pada penjelasan pasal 27 bagian akhir

berbunyi “sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan” tidak

ada penjelasan mengenai ketentuan

perundang-undangan tentang dan

nomor berapa sehingga perlu diperjelas

agar tidak menimbulkan kerancuan

4 Pasal 29 idem

Page 128: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

123

14. Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Isi

Laporan Program Jaminan Sosial)

Terdiri dari 9 Pasal dengan status pasal masih berlaku seluruhnya.

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Judul

Perpres

Sesuai dengan aturan dalam nomor 3

Lampiran II UU No 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan, bahwa Nama

Peraturan Perundang–undangan dibuat

secara singkat dengan hanya

menggunakan 1 (satu) kata atau frasa

tetapi secara esensial maknanya telah

dan mencerminkan isi Peraturan

Perundang–

undangan.

Maka dalam penulisannya dapat diubah

agar menjadi lebih singkat menjadi

“Laporan Pengelolaan Program Jaminan

Sosial”

Karena telah meliputi langsung mengenai isi dan bentuk dari laporan tersebut tanpa harus dijelaskan lagi dalam judul.

15. Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan

Manfaat Tambahan Lainnya serta Intensif Bagi Anggoa Dewan Pengawas

dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan sosial

Terdiri dari 15 Pasal dengan status pasal masih berlaku seluruhnya.

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

Page 129: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

124

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1

Judul Perpres Sesuai dengan aturan dalam nomor 3

Lampiran II UU No 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan, bahwa Nama

Peraturan Perundang–undangan dibuat

secara singkat dengan hanya

menggunakan 1 (satu) kata atau frasa

tetapi secara esensial maknanya telah

dan mencerminkan isi Peraturan

Perundang–

undangan.

Dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menggunakan kata upah ketimbang gaji. Kemudian dalam penghematan kata maka dapat diubah menjadi “Upah Anggota Dewan Pengawas Dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

16. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan

Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.

Terdiri dari 14 Pasal dengan status pasal masih berlaku seluruhnya.

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Judul

Perpres

Sesuai dengan aturan dalam nomor 3

Lampiran II UU No 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan, bahwa Nama

Peraturan Perundang–undangan dibuat

secara singkat dengan hanya

menggunakan 1 (satu) kata atau frasa

tetapi secara esensial maknanya telah

dan mencerminkan isi Peraturan

Perundang–undangan.

Page 130: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

125

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

Kemudian dalam penghematan kata dam agar dapat menjadi satu frasa maka dapat diubah menjadi “Pengelolaan Dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Milik Pemerintah Daerah”

17. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Terdiri dari 205 Pasal dengan status pasal masih berlaku seluruhnya.

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

1 Judul

Undang-

Undang No.

36 Tahun

2009

tentang

Kesehatan

Dalam penjelasan lampiran II UU 12/2011, judul peraturan perundangan – undangan (PUU) selain memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun pengundangan, nama PUU dibuat menggunakan suatu kata atau frasa yang maknanya mencerminkan essensial dari isi PUU tersebut, dalam hal ini UU No. 36 Tahun 2009 menggunakan kata “Kesehatan” sebagai nama UU, pada pasal 1 ketentuan umum UU ini yang dimaksud dengan “Kesehatan” adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam Pasal 167 ayat (4) mendelegasikan pengaturan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden mengenai pengelolaan kesehatan, berdasarkan pasal tersebut telah dibentuk Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang “Sistem Kesehatan Nasional”, yang didalam pasal 1 ketentuan umumnya menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Sistem Kesehatan Nasional adalah Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

Page 131: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

126

No Pasal Analisis Rekomendasi

tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maknanya sesuai dengan dasar konsideran menimbang UU Nomor 36 Tahun 2009 bahwa bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara danmeningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutandan upaya peningkatan kesehatan ini menjadi tanggung jawab semua pihak dan sebagai investasi pembangunan negara. Berdasarkan analisis tersebut akan lebih tepat UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menggunakan judul “Sistem Kesehatan Nasional” karena didalamnya mengandung pengertian induk dari unsur-unsur upaya kesehatan sebagai suatu sistem dan sesuai dengan makna konsideran menimbang UU Nomor 36 Tahun 2009.

Page 132: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

127

BAB IV

PENILAIAN TERHADAP MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Penilaian kesesuaian norma dimaksudkan untuk memastikan bahwa

ketentuan norma sudah sesuai dengan asas materiil umum peraturan

perundang-undangan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 6 UU No. 12 Tahun

2011 dan asas materiil khusus yang harus menjiwai suatu peraturan perundang-

undangan (PUU). Asas materiil umum peraturan perundang undangan yang

disebutkan dalam Pasal 6 UU No. 12 Tahun 2011, yaitu:

1) Asas Pengayoman

Bahwa materi muatan peraturan perundang-undangan harus

berfungsi memberikan perlindungan untuk ketentraman masyarakat.

2) Asas Kemanusiaan

Bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus

mencerminkan pelindungan dan penghormatan hak asasi manusia

serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk

Indonesia secara proporsional.

3) Asas Kebangsaan

Bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus

mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang majemuk

dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4) Asas Kekeluargaan

Bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus

mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap

pengambilan keputusan.

5) Asas Kenusantaraan

Bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan

senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia

dan materi muatan peraturan perundang-undangan yang dibuat di

Page 133: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

128

daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

6) Asas Bhineka Tunggal Ika

Bahwa materi muatan peraturan perundang-undangan harus

memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan,

kondisi khusus daerah serta budaya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

7) Asas Keadilan

Bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus

mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga

negara.

8) Asas Kesamaan Kedudukan Dalam Hukum Dan Pemerintahan

Bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak

boleh memuat hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar

belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau

status sosial.

9) Asas Ketertiban dan Kepastian Hukum

Bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus

dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan

kepastian hukum.

10) Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan

Bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus

mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara

kepentingan individu, masyarakat dan kepentingan bangsa dan

negara.

Kesepuluh asas materiil umum dan asas materiil khusus dari suatu

Peraturan Perundang-undangan menjadi variabel penilaian terhadap

ketentuan pasal-pasal yang ada masing-masing PUU terkait dengtan

Page 134: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

129

masalah kesehatan. Dari variabel tersebut diturunkan lagi menjadi

indikator penilaian sehingga dapat dihasilkan rekiomendasi terhadap

ketentuan pasal-pasal yang dievaluasi.

Dari 28 PUU peraturan perundang-undangan terkait Pemenuhan

Hak Kesehatan yang dianalisis, masih terdapat ketentuan pasal yang

tidak sesuai dengan asas materiil. Berikut data hasil penilaian PUU

terkait masalah Pemenuhann Kesehatan, yang ditinjau dari dimensi

kesesuaian norm dengan asa dan indikator yang sudah ditentukan.

1. Peraturan Perundang-undangan : Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan sosial Nasional

No Pasal Keterkaiatan dengan Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pasal 2 Keadilan Peluang yang sama bagi setiap warga negara terhadap akses pemanfaatan sumber daya

Pasal 2 menentukan bahwa : Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam penjelasannya dikemukakan, asas kemanusiaan berkaitan dengan penghargaan terhadap martabat manusia. Asas manfaat merupakan asas yang bersifat operasional menggambarkan pengelolaan yang efisien dan efektif. Asas keadilan merupakan asas yang bersifat adil. Ketiga asas tersebut

Page 135: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

130

No Pasal Keterkaiatan dengan Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan program dan hak peserta. Ketiga asas tersebut belum sepenuhnya tercermin dalam materi muatan UU SJSN. Di bidang jaminan kesehatan misalnya ada perbedaan perlakuan terhadap peserta yang memerlukan rawat inap. Ada beberapa peserta yang berhak atas perawatan di kelas I, kelas II, atau kelas III, tergantung pada katagori peserta berdasarkan iuran yang dibayar. Seharusnya setiap peserta berhak atas perawatan di kelas standar. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan jaminan kesehatan belum tercermin dalam tata kelola program jaminan kesehatan, sehingga setiap tahun BPJS kesehatan harus disubsidi oleh pemerintah dalam jumlah yang cukup besar. Asas keadilan masih jauh dari harapan. Peraturan pelaksanaan UU SJSN dan UU BPJS masih mencari format yang cocok untuk menerapkan asas-asas

Page 136: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

131

No Pasal Keterkaiatan dengan Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

penyelenggaraan SJSN.

2 Pasal 5 Kenusantaraan

Pembagian kewenangan Pusat dan Daerah

Dalam ketentuan Pasal 5 ayati (1) disebutkan bahwa “Badan Penyelenggara Jaminan Sosial harus dibentuk dengan Undang-Undang.” Kemudian dalam ayat (2) nya disebutkan bahwa “Sejak berlakunya Undang-Undang ini , badan penyelenggara jaminan sosial yang ada dinyatakan sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menurut Undang-Undang ini.” Selanjutnya dalam ketentuan ayat (3) disebutkan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang dimaksud adalah JAMSOSTEK, TASPEN, ASABRI, dan ASKES. Jika merujuk pada ketentuan Pasal 5 tersebut maka dapat diketahui bahwa keempat badan penyelenggara jaminan sosial tersebut merupakan badan yang pelaksanaannya dikelola oleh Pemerintah Pusat. Tidak ada pembagian kewenangan antara

Page 137: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

132

No Pasal Keterkaiatan dengan Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

Pemerintah Pusat dan Daerah. Padahal, terkait dengan penyelenggaraan jaminan sosial khususnya dibidang kesehatan seharusnya juga dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi. Sebagaimana dengan tegas disebutkan dalam ketentuan Pasal 13 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Kemudian untuk penyelenggaraan kesehatan untuk keluarga miskin, Menteri Kesehatan lewat SK No. 1241/2004 menugaskan PT ASKES sebagai pelaksana. Penunjukkan PT ASKES sebagai pelaksana ini menimbulkan anggapan bahwa UU SJSN disusun dengan pemikiran anti otonomi daerah. Karena jaminan kesehatan seharusnya diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi. Oleh karena itu, dibutuhkan tambahan ketentuan yang mengatur mengenai pembagian

Page 138: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

133

No Pasal Keterkaiatan dengan Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

kewenangan terkait penyelenggaraan jaminan sosial khususnya dibidang kesehatan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

3 Pasal 19

Keadilan Pasal 19 : (1) Jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. (2)Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Analisis : prinsip asuransi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dan penjelasan UU SJSN mengamanahkan gotong royong antara si kaya dengan si miskin, tua-muda, sehat-sakit dan beresiko tinggi-rendah dapat ditempuh dengan pelibatan Pemda serta masyarakat sehingga memungkinkan kepesertaan wajib

Page 139: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

134

No Pasal Keterkaiatan dengan Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

tidak selektif, iuran berdasar upah dan lembaga makin nirlaba dengan gotong royong. Outputnya adalah memperoleh kesamaan pelayanan (asas ekuitas) yang tidak terkait dengar besarnya iuran yang dibayarkan.

4

Pasal 47

Kemanusiaan

Jaminan terhadap ke ikutsertaan masyarakat lokal

Pasal 47 : (1) Dana Jaminan Sosial Wajib dikelola dan dikembangkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial secara optimal dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatia, keamanan dana, dan hail yang memadai. (2) Tata cara pengelolaan dan pengembangan Dana Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Analisis : Pengelolaan BPJS terpusat, tidak didesentralisaikan ke Pemda. Hal ini bertentangan dengan prinsip kegotongroyongan yang dianut Pasal 4 UU SJSN. Kegotongroyongan

Page 140: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

135

No Pasal Keterkaiatan dengan Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

dapat dimaknai partisipatif dan pengelolaan yang inklusif, melibatkan Pemda dan Masyarakat (secara perorangan maupun terorganisir melalui Civil Society Organization). Sehingga Kesejahteraan sosial yang hendak dicapaipun dapat dirancang dan dikontrol bersama seperti diatur dalam Pasal 174 UU no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.Dalam era sekarang Pemerintah akan mampu mencegah penyalahgunaan wewenang apabila pengelolaan badan publik dilaksanakan melibatkan 3 pihak, Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 3 UU no 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggar Jaminan Sosial

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

Page 141: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

136

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pasal 39

Kenusantaraan

Pembagian kewenangan Pusat dan Daerah

Dalam ketentuan Pasal 39 ayat (1) disebutkan bahwa “Pengawasan terhadap BPJS dilakukan secara eksternal dan internal”. Kemudian dalam ketentuan ayat (3) disebutkan bahwa “Pengawasan eksternal BPJS dilakukan oleh DJSN dan lembaga pengawas independen”. Pengawasan secara internal yang dilakukan oleh dewan pengawas terkait dengan tugas, fungsi dan wewenang dewan pengawas telah diatur dalam UU ini. Namun terkait dengan tugas, fungsi dan wewenang pengawasan internal yang dilakukan oleh DJSN dan lembaga pengawas independen UU ini belum mengatur ketentuan mengenai hal-hal tersebut. Sehingga area pengawasan untuk pengawasan yang dilakukan secara eksternal oleh DJSN dan lembaga pengawas independen menjadi belum jelas. Oleh karena itu, dibutuhkan pengaturan yang lebih lanjut mengenai area pengawasan yang dilakukan oleh DJSN dan lembaga pengawas

Page 142: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

137

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

independen agar dalam pelaksanaannya bisa menjadi lebih maksimal.

2 Ketentuan mengenai sanksi

Ketertiban dan Kepastian Hukum

Kejelasan aturan mengenai koordinasi

UU BPJS dan PP No. 86 Tahun 2013 yang merupakan peraturan pelaksana dari UU BPJS belum memberikan aturan yang jelas mengenai penerapan sanksi administrative kepada pemberi kerja selain penyelenggara Negara dan setiap orang, selain pemberi kerja, pekerja, dan penerima bantuan iuran dalam penyelenggaraan jaminan sosial yang melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam kedua Peraturan Perundang-Undangan tersebut. Dalam ketentuan Pasal 9 PP tersebut diatur bahwa unit pelayanan publik pada instansi pemerintah, pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota yang menjadi penegak hukumnya. Namun, dalam pelaksanaannya pihak BPJS yang paling tahu mengenai siapa saja yang mendapatkan sanksi. Belum adanya aturan yang lebih khusus untuk mengatur alur koordinasi atau tatacara pengenaan

Page 143: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

138

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

sanksi, maka dikhawatirkan akan terjadi tumpang tindih kewenangan terkait penerapan sanksi tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan ketentuan yang secara khusus mengatur mengenai alur koordinasi penerapan sanksi bagi pemberi kerja selain penyelenggara Negara dan setiap orang, selain pemberi kerja, pekerja, dan penerima bantuan iuran dalam penyelenggaraan jaminan sosial yang melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam kedua Peraturan Perundang-Undangan tersebut.

3 Pasal 14

Kesamaan Kedudukan Dalam Hukum dan Pemerintahan

Dalam ketentuan Pasal 14 tersebut diatur bahwa “Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi Peserta program Jaminan Sosial”. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa Pemerintah juga mengakui hak-hak warga Negara asing yang sedang bekerja di Indonesia, terutama hak yang berkaitan dengan kesehatan.

Page 144: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

139

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

Pemerintah tidak membatasi bahwa yang berhak untuk menjadi peserta BPJS dan mendapatkan manfaat dari pelayanan BPJS adalah hanya Warga Negara Indonesia saja. Karena, Warga Negara Asing yang sedang bekerja di Indonesia pun perlu untuk menadapatkan manfaat dari pelayanan BPJS karena dengan melakukan pekerjaan di Indonesia, ia pun juga turut membayar pajak atas penghasilan yang diterima dari pekerjaannya tersebut. Selain itu hak untuk mendapatkan kesehatan merupakan salah satu dari hak asasi yang melekat pada manusia, sehingga pemenuhan atas kebutuhan hak tersebut dalam pelaksanaannya tidak perlu dibedakan antara WNI maupun WNA.

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

Page 145: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

140

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pasal 3 ayat huruf b

Kemanusiaan

Pengakuan kepada hak minoritas

“Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit” Pasal 3 ayat b dalam memberikan perlindungan perlu menambahkan frasa kaum minoritas yaitu masyarakat tidak mampu sehingga bersesuain dengan pasal 6 ayat b. Rumusan yang diusulkan adalah: “ Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat mampu dan tidak mampu, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit ”

2 Pasal 14 ayat 2

Kebangsaan

Pembatasan keikut sertaan pihak asing

“Pendayagunaan tenaga kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan alih teknologi dan ilmu pengetahuan serta ketersediaan tenaga kesehatan setempat.”

Pasal 14 ayat 2 ini ini memang memberikan batasan kepada pihak asing namun harus ada makna yang jelas mengenai “ketersediaan tenaga kesehatan setempat” karena dapat memiliki makna asing dapat hadir ketika

Page 146: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

141

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

ketersediaan tenaga kesehatan setempat cukup/tidak ataupun pihak asing tidak dapat hadir apabila ketersediaan tenaga kesehatan setempat cukup/tidak.

3 Pasal 29

Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan

Mengedepankan fungsi kepentingan umum

Seperti yang kita ketahui belakang ini di media cetak atau elektronik terdapat rumah sakit yang menolak mengobati pasien sehingga menyebabkan hilangnya nyawa. Maka perlu ditambahan point tambahan di pasal 29 mengenai kewajiban rumah sakit yaitu “rumah sakit wajib menerima masyarakat untuk berobat dan dilarang menolak untuk mengobati dalam keadaan darurat”

4 Pasal 38

Ketertiban dan Kepastian Hukum

Tindakan atas peraturan-peraturan yang bertentangan atau tumpang tindih

Dalam pasal 38 ayat 1: “setiap rumah sakit harus menyimpan rahasia kedokteran”. Pasal 38 ayat 2: “Rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dibuka untuk kepentingan kesehatan pasien, untuk pemenuhan permintaan aparat penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, atas persetujuan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Seperti yang kita ketahui

Page 147: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

142

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

dalam pasal tersebut rumah sakit harus menyimpan rahasia kedokteran dan ayat selanjutnya mengatur apa saja yang dapat membuka rahasia tersebut, akan tetapi di pasal 44 ayat 2: “Pasien dan/atau keluarga yang menuntut rumah sakit dan menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah melepaskan hak rahasia kedokterannya kepada umum. Pasal 44 ayat 3: “Penginformasian kepada media massa Sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memberikan kewenangan kepada rumah sakit untuk mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab rumah sakit Hal ini merupakan tumpah tindih antara pasal 38 ayat 1 dan 2 dengan pasal 44 ayat 22 dan 23 dimana rumah sakit harus menyimpan rahasia kedokteran menurut pasal 38 ayat 1 dan pasal 44 ayat 3 bukan merupakan pengecualian dibukanya rahasia kedokteran yang terdapat dalam pasal 38 ayat 2.

5 Pasal Keter Kejelasan “Dalam upaya √

Page 148: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

143

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

40 tiban dan Kepastian Hukum

sanksi terhadap pelanggaran

peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali”. Tidak adanya sanksi yang diatur di uu apabila rumah sakit tidak melakukan akreditasi minimal 3 (tiga) tahun sekali. Sehingga perlu diatur mengenai sanksinya di uu

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pasal 6 ayat (3) huruf e

Ketertiban dan Kepastian Hukum

Transparasi/keterbukaan

Pasal 6 ayat 3 huruf e Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) ini menyatakan bahwa “informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: ..... e. Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan”. Ketentuan ini secara implisit memberikan kelonggaran kepada Badan Publik untuk tidak menyampaikan informasi publik dengan alasan belum menguasai atau mendokumentasikan

Page 149: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

144

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

informasi publik tersebut. Ketentuan ini juga dapat menyebabkan moral hazard Badan publik, yakni dengan secara sengaja tidak menguasai dan mendokumentasikan informasi publik yang berada di bawah kewenanganya dengan maksud untuk menghindari transparansi (keterbukaan), yang pada akhirnya dapat menyebabkan tidak terjaminnya transparansi (keterbukaan) informasi publik. Padahal sesuai dengan Pasal 7 ayat 1, Badan Publik justru diwajibkan untuk menyediakan informasi publik yang berada di bawah kewenanganya. Kata “diwajibkan untuk menyediakan” pada ketentuan Pasal 7 ayat 1 tersebut seharusnya dimaknai juga sebagai kewajiban untuk menguasai dan mendokumentasikan informasi publik yang berada di bawah kewenanganya sehingga dapat disediakan kepada publik. Dengan demikian ketentuan Pasal 6 ayat 3 huruf e tersebut sebaiknya dicabut.

2 Pasal 52

Ketertiban

Kejelasan sanksi

Pasal 52 UU KIP ini menyatakan bahwa

Page 150: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

145

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

dan Kepastian Hukum

terhadap pelanggaran

“Badan Publik yang dengan sengaja tidak menyediakan, tidak memberikan, dan/atau tidak menerbitkan Informasi Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi Publik yang wajib diumumkan secara sertamerta, Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat, dan/atau Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar permintaan sesuai dengan UndangUndang KIP ini, dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah)”. Pasal 52 tersebut memang sudah mengatur mengenai pengenaan sanksi terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud di atas, namun sebagaimana dijelaskan pada penjelasan Pasal 52 tersebut diketahui bahwa sanksi tersebut hanya mencakup pada Badan Publik bukan Negara (dalam hal ini; badan hukum, perseroan, perkumpulan, atau yayasan, dan orang yang memberikan perintah atau pimpinan Badan Publik bukan Negara), sedangkan

Page 151: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

146

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Badan Publik negara atau pejabat Badan Publik Negara belum diatur secara jelas. Bahwa semakin terbuka penyelenggaraan suatu Badan Publik untuk diawasi oleh masyarakat, penyelenggaraan Badan Publik tersebut semakin dapat dipertanggungjawabkan, oleh karena itu sanksi terhadap Badan Publik Negara atau pejabat Badan Publik Negara yang melanggar ketentuan dalam Pasal 52 perlu diatur secara jelas agar Badan Publik Negara ataupun Pejabat Badan Publik Negara tidak dengan mudah mengabaikan pentingnya penyediaan informasi publik, terutama terkait pelaksanaan putusan Komisi Informasi ataupun putusan pengadilan yang memerintahkan Badan Publik Negara atau pejabat Badan Publik Negara untuk memberikan sebagian atau seluruh informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi Publik. Dengan demikian Pasal 52 tersebut seharusnya diubah dengan menambahkan

Page 152: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

147

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

ketentuan sanksi terhadap Badan Publik Negara atau pejabat Badan Publik Negara, yakni dalam hal ini sanksi berupa pidana denda dan pidana tambahan berupa pengumuman putusan hakim. Rekomendasi: Pasal 52 ayat 1 Badan Publik bukan negara yang dengan sengaja tidak menyediakan, tidak memberikan, dan/atau tidak menerbitkan Informasi Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi Publik yang wajib diumumkan secara sertamerta, Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat, dan/atau Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar permintaan sesuai dengan UndangUndang ini, dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). Pasal 52 ayat 2 Badan Publik Negara dan/atau Pejabat Badan Publik Negara yang dengan sengaja tidak menyediakan, tidak memberikan, dan/atau tidak menerbitkan

Page 153: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

148

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

Informasi Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi Publik yang wajib diumumkan secara sertamerta, Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat, dan/atau Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar permintaan sesuai dengan UndangUndang ini, dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan pidana tambahan berupa penggumuman putusan hakim

3 Pasal 48 ayat (1)

Ketertiban dan Kepastian Hukum

Kejelasan aturan mengenai koordinasi

Pasal 48 ayat 1 UU KIP ini menyatakan bahwa “Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) dan ayat (2) hanya dapat ditempuh apabila salah satu atau para pihak yang bersengketa secara tertulis menyatakan tidak menerima putusan Ajudikasi dari Komisi Informasi paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya putusan tersebut”. Ketentuan ini secara implisit menyatakan bahwa putusan komisi informasi yang tidak digugat hingga jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya putusan tersebut maka putusan

Page 154: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

149

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

tersebut telah berkekuatan hukum tetap. Namun ketentuan ini belum memberikan prosedur yang jelas kepada pemohon informasi publik apabila pihak termohon tidak melaksanakan putusan komisi informasi yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut. Hal ini diperlukan agar terdapat prosedur yang jelas atas upaya yang dapat dilakukan oleh pemohon informasi publik apabila pihak termohon tidak melaksanakan putusan komisi informasi publik yan telah berkekuatan hukum tetap secara sukarela. Adapun rekomendasi prosedur sebagaimana dimaksud dapat mengadopsi ketentuan Pasal 12 ayat 1 Peraturan Mahkamah Nomor 2 tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Informasi Publik di Pengadilan Rekomendasi: Pasal 48 ayat 1 huruf a “Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) dan ayat (2) hanya dapat ditempuh apabila salah satu atau para pihak yang bersengketa secara tertulis menyatakan tidak menerima putusan Ajudikasi dari Komisi

Page 155: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

150

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

Informasi paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya putusan tersebut” Pasal 48 ayat 1 huruf b Apabila salah satu atau para pihak yang bersengketa tidak mengajukan gugatan hingga jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya putusan tersebut, maka putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap dan dapat dimintakan penetapan eksekusi kepada ketua pengadilan yang berwenang oleh pemohon informasi.

4 Pasal 11 ayat 1 huruf d

Kekeluargaan

Jaminan terhadap akses informasi ppublik dalam r4angka pengambilan keputusan

Pasal 11 ayat 1 huruf d UU KIP menyatakan bahwa salah satu Informasi Publik yang harus disediakan setiap kepada publik adalah rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran tahunan Badan Publik. Ketentuan ini memberikan akses informasi kepada publik untuk dapat mengetahui rencana kerja atau rencana pengeluaran pemerintah sehingga masyarakat dapat mengawasi hal tersebut secara langsung serta diharapkan dapat memicu partisipasi aktif

Page 156: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

151

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

masyarakat dalam memberikan pendapat terkait dengan rencana kerja atau rencana pengeluaran pemerintah tersebut.

5 Pasal 17 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf i, dan huruf j

Kenusantaraan

Pengedepanan kepentingan nasional

Pasal Pasal 17 huruf a, b, c, d, e, f, i, dan j UU KIP ini memberikan batasan mengenai informasi yang dikecualikan, yakni mencakup Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik: 1. dapat menghambat

proses penegakan hukum

2. dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat

3. dapat membahayakan pertahanan dan keamanan Negara

4. dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia

5. dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional

6. dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri

7. Merupakan informasi yang sifatnya dirahasiakan

8. tidak boleh diungkapkan berdasarkan

Page 157: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

152

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

UndangUndang Artinya ketentuan ini memberikan jaminan agar pengungkapan informasi publik wajib mengedepankan kepentingan nasional.

6 Pasal 17 huruf g dan huruf h

Penganyoman

Jaminan terhadap ketentraman masyarakat

Pasal 17 huruf g dan huruf h UU KIP ini memberikan batasan mengenai informasi yang dikecualikan, yakni mencakup Informasi Publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang dan dapat mengungkap rahasia pribadi. Artinya ketentuan ini memberikan jaminan agar setiap pengungkapan informasi publik memperhatikan perlindungan terhadap privasi masyarakat.

7 Pasal 1 ayat 7

Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan

Megedepankan fungsi kepentingan umum

Pasal 1 ayat 7 UU KIP ini menyatakan bahwa “dengan mempertimbangkan kepentingan pertahanan dan keamanan negara dan kepentingan umum Presiden dapat menolak permintaan informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 ayat (3), ayat (4), dan ayat (5). Ketentuan ini mengatur bahwa pengungkapan informasi publik wajib mengedepankan fungsi

Page 158: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

153

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

kepentingan umum.

PP Nomor 101 Tahun 2012 jo. PP Nomor 76 Tahun 2015 tentang Penerima

Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

Status Pasal :

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pasal 3 Keadilan

Tidak ditemukannya kebijakan yang menyebabkan tidak terjaminnya kepentingan masyarakat daerah terpencil.

Pasal 3: Hasil pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu yang dilakukan oleh lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik diverifikasi dan divalidasi oleh Menteri untuk dijadikan data terpadu. Penjelasan Pasal 3: Verifikasi dan validasi dilakukan dengan mencocokkan dan mengesahkan data. Permasalahan/Analisa: Terkait dengan pendataan fakir miskin dan orang tidak mampu, perlu dipertimbangkan mekanisme bagi fakir miskin dan orang tidak mampu untuk secara aktif melapor/mendaftarkan diri kepada pihak yang memiliki wewenang pertama kali melakukan

Page 159: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

154

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

pendataan. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengatasi bilamana ada yang terlewat ketika proses pendataan. Rekomendasi: Dapat ditambahkan dua Pasal yang secara detil mengatur peluang bagi fakir miskin dan orang tidak mampu untuk secara aktif melapor/mendaftar. Usulan rumusan pasal, kurang lebih berbunyi: “Pasal X: Dalam hal hasil pendataan fakir dan orang tidak mampu sebagaimana Pasal 3, lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang statistik dapat menerima data fakir miskin dan orang tidak mampu tambahan susulan yang disampaikan lembaga yang ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan.” “Pasal Y: (1) Seorang fakir miskin yang belum terdata dapat secara aktif mendaftarkan diri kepada lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis di tempat tinggalnya. (2) Kepala keluarga yang telah terdaftar sebagai fakir miskin wajib melaporkan setiap

Page 160: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

155

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

perubahan data anggota keluarganya kepada lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis di tempat tinggalnya. (3) Lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis wajib menyampaikan pendaftaran atau perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada bupati/walikota melalui camat. (4) Bupati/walikota menyampaikan pendaftaran atau perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada gubernur untuk diteruskan kepada Menteri. (5) Dalam hal diperlukan, bupati/walikota dapat melakukan verifikasi dan validasi terhadap pendaftaran dan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).”

2 Pasal 8 Ketertiban Dan Kepastian Hukum

Adanya ketentuan yang jelas mengenai koordinasi

Pasal 8: BPJS kesehatan wajib memberikan nomor identitas tunggal kepada peserta Jaminan Kesehatan yang telah didaftarkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Permasalahan/Analisa: Nomor identitas

Page 161: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

156

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

menjadi kunci dari kesuksesan pelaksanaan jaminan kesehatan nasional. Nomor identitas tunggal akan sangat memudahkan pendataan secara administrasi terhadap fakir miskin dan orang tidak mampu. Ketentuan Pasal 8 PP Nomor 101 Tahun 2012 mengatur, BPJS sebagai pihak yang wajib memberikan nomor identitas tunggal. Namun, terkait penomoran identitas tunggal khususnya fakir miskin sebelumnya telah diatur dalam UU Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. Dalam undang-undang tersebut, Menteri Sosial diminta untuk memiliki data terpadu fakir miskin dengan menerbitkan kartu identitas. (Pasal 10 ayat (5) UU Nomor 13/2011) Rekomendasi: Demi menghindari duplikasi data fakir miskin sebagaimana telah dilakukan Kementerian Sosial, sebaiknya ditambahkan satu ayat yang mengatur mengenai integrasi data fakir miskin dari berbagai kementerian/lembaga menganani fakir miskin

Page 162: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

157

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

dan orang tidak mampu yang ditunjuk berdasarkan peraturan perundang-undangan. Usulan tambahan ayat: (2) BPJS kesehatan dapat berkoordiinasi dengan kementerian/lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang soslal dalam hal integrasi data fakir miskin dan orang tidak mampu. (3) koordinasi dan integrasi data sebagaimana ayat (2), dapat dilakukan secara business to business (B to B) antara BPJS kesehatan dengan kementerian/lembaga yang diberikan wewenang melalui peraturan perundang-undangan.

3 Pasal 11 ayat (7) PP Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2012

Keadilan

Tidak ditemukannya ketentuan yang menyebabkan tidak terjaminnya keterlibatan masyarakat marjinal.

Pasal 11: (7) Penggantian dan penambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) dapat berasal dari Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu yaitu: a. pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja dan belum bekerja setelah lebih dari 6 (enam) bulan; b. korban bencana pascabencana; c. pekerja yang memasuki masa pensiun;

Page 163: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

158

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

Tentang penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

d. anggota keluarga dari pekerja yang meninggal dunia; e. bayi yang dilahirkan oleh ibu kandung dari keluarga yang terdaftar sebagai PBI Jaminan Kesehatan; f. tahanan/warga binaan pada rumah tahanan negara/lembaga pemasyarakatan; dan/atau g. penyandang masalah kesejahteraan sosial. Permasalahan/Analisa: Tujuh kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu dirasa kurang begitu mengakomodir golongan lain yang memenuhi kriteria sebagai fakir miskin dan orang tidak mampu. Rekomendasi: Perlu diperluas kriteria-kriteria di atas dengan menyebutkan secara tegas dan rinci. Usulan penambahan kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu, yakni: “(7) Penggantian dan penambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) dapat berasal dari Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu yaitu: a. pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja dan belum bekerja setelah lebih dari 6 (enam) bulan;

Page 164: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

159

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

b. korban bencana pascabencana; c. pekerja yang memasuki masa pensiun; d. anggota keluarga dari pekerja yang meninggal dunia; e. bayi yang dilahirkan oleh ibu kandung dari keluarga yang terdaftar sebagai PBI Jaminan Kesehatan; f. tahanan/warga binaan pada rumah tahanan negara/lembaga pemasyarakatan; g. penyandang masalah kesejahteraan sosial; h. gelandangan; i. pengemis; j. perseorangan dari Komunitas Adat Terpencil; k. perempuan rawan sosial ekonomi; l. korban tindak kekerasan; m. pekerja migran bermasalah sosial; n. penderita Thalassaemia Mayor; dan/atau 0. penderita Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI).” Penjelasan Pasal 7 ayat (7): Khusus penderita “Thalassaemia Mayor”, dapat dibuktikan dengan kartu penderita Thalassaemia yang diterbitkan oleh Yayasan Thalassaemia Indonesia dan bagi penderita baru dengan menunjukkan surat keterangan dari

Page 165: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

160

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

Ketua Yayasan Thalassaemia Indonesia cabang, direktur rumah sakit, dan/atau kepala Puskesmas dengan keterangan bahwa yang bersangkutan menderita Thalassaemia Mayor. Selanjutnya, khusus penderita Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI), dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan menunjukkan kartu identitas seperti KTP, kartu keluarga dan lain-lain.

4 Pasal 13

Ketertiban dan Kepastian Hukum

Adanya ketentuan yang jelas mengenai sanksi terhadap pelanggaran

Pasal 13 Peran serta masyarakat dapat dilakukan dengan cara memberikan data yang benar dan akurat tentang PBI Jaminan Kesehatan, baik diminta maupun tidak diminta. Permasalahan/Analisa: Sebagai upaya menjamin kebenaran maupun keabsahan serta akurasi data Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan, dirasa perlu mengatur soal sanksi berkenaan dengan pelaksanaan Pasal 13. Pasal mengenai sanksi perlu diatur tegas sebagai pintu masuk bagi penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya. Namun, usulan pencantuman

Page 166: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

161

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

pasal sanksi tidak sampai mengatur subsansi sanksi secara spesifik mengingat kedudukan aturan ini sebatas Peraturan Pemerintah (PP). Rekomendasi: Dapat ditambahkan satu ayat yang mengatur soal peluang diberlakukannya sanksi dalam pelaksanaan peran serta masyarakat. Usulannya kurang lebih: “(2) Setiap orang yang memalsukan data verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diproses secara hukum sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai tindak pidana pemalsuan.”

PP Nomor 82 Tahun 2013 tentang Modal Awal Untuk Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

Pasal 1 dan Pasal 2

Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan

Tidak ditemukannya ketentuan yang mengedepankan fungsi kepentingan umum.

Pasal 1: Negara Republik Indonesia memberikan modal awal kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011

Page 167: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

162

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Pasal 2: (1) Nilai modal awal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sebesar Rp500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah). (2) Modal awal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk tunai dan merupakan kekayaan Negara yang dipisahkan. (3) Modal awal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013. Permasalahan/Analisa: UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial memberikan hak kepada BPJS berupa modal awal pemerintah maksimal Rp 2 triliun rupiah. Modal tersebut diperlakukan sebagai aset BPJS yang peruntukkan penggunaannya telah diatur rinci dalam undang-undang serta aturan pelaksanannya. Hingga saat ini,

Page 168: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

163

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

pemerintah baru merealisasikan modalnya sebesar 25% pada 2014. Menteri Keuangan mengalokasikan modal awal kepada BPJS Kesehatan Rp 500 milyar rupiah yang bersumber dari APBN 2013. Yang menjadi catatan, aset BPJS Kesehatan yang bersumber dari modal awal pemerintah tidak dapat diperlakukan sebagai aset yang digunakan dalam penyaluran Dana Jaminan Sosial, misalnya pembayaran Manfaat (pembiayaan) layanan jaminan sosial ataupun dana operasional program Jaminan Sosial. UU Nomor 24 Tahun 2011 mengatur aset Dana Jaminan Sosial yang bersumber dari iuran Jaminan Sosial atau hasil pengembangan Dana Jaminan Sosial, itu yang dapat digunakan untuk pembayaran manfaat kepada masyarakat. Dalam praktiknya, BPJS diperbolehkan menerima aset berupa penambahan penyertaan modal

Page 169: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

164

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

negara, sekira tahun 2015. Berdasarkan PP Nomor 124 Tahun 2015 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal BPJS, negara mengucurkan dana Rp 1,54triliun rupiah. Mesti dicatat, penambahan penyertaan modal negara tersebut diperuntukan hanya menambah aset bersih Dana Jaminan Sosial Kesehatan. Penambahan dana tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan program jaminan sosial yang diselenggarakan BPJS karena kucuran dana segar itu masuk sebagai aset bersih Dana Jaminan Sosial. Berbeda cerita jika penambahan penyertaan modal negara tersebut, masuk sebagai aset BPJS yang manfaatnya terbatas pada biaya operasional personel BPJS, salah satunya upah Dewan Pengawas, Direksi, dan karyawan BPJS. Rekomendasi: Ubah ketentuan pasal 1, menjadi:

Page 170: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

165

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

“Pasal 1: Ayat (1): Negara Republik Indonesia memberikan modal awal kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Ayat (2): Modal awal sebagaimana ayat (1) baru dapat diberikan kembali sepanjang Dewar Perwakilan Rakyat tidak memberikan persetujuan atas usulan Perubahan Cadangan Pembiayaan kepada BPJS Kesehatan untuk program Dana Jaminan Sosial Kesejatan menjadi pembiayaan PMN. Ayat (3): Besaran modal awal yang dapat diberikan sebagaimana ayat (1), maksimal berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Page 171: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

166

PP Nomor 85 Tahun 2013 tentang Tata Cara Hubungan Antar Lembaga Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pasal 6 Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan

Tidak adanya ketentuan yang mengedepankan prinsip kehatihatian

Pasal 6: (1) BPJS dalam melaksanakan tugasnya, dapat melakukan kerja sama dengan organisasi atau lembaga lain dalam negeri dan luar negeri. (2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas BPJS atau meningkatkan kualitas pelayanannya kepada peserta. (3) Tugas BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta; b. memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta\ dan pemberi kerja; c. menerima bantuan iuran dari Pemerintah; d. mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta; e. mengumpulkan dan mengelola data peserta program Jaminan Sosial; f. membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program Jaminan

Page 172: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

167

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

Sosial; dan g. memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program Jaminan Sosial kepada peserta dan masyarakat. Permasalahan/Analisa: Upaya menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam rangka peningkatan kualitas BPJS atau kualitas pelayanan kepada peserta mesti didukung. Hanya saja, ketentuan di atas terlalu membuka luas ruang kerjasama yang semestinya secara terbatas hanya dapat dilakukan oleh BPJS. Rekomendasi: Sebaiknya, beberapa poin (dalam huruf) pada ketentuan Pasal 6 ayat (3) direvisi atau dihapus dari daftar tugas-tugas BPJS yang dapat dikerjasamakan. Kurang lebih bunyi pasalnya menjadi: “Pasal 6: Ayat (3): Tugas BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta; b. memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta\ dan pemberi kerja;

Page 173: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

168

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

c. dihapus; d. dihapus; e. dihapus; f. dihapus; g.memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program Jaminan Sosial kepada peserta dan masyarakat.”

2

Pasal 8 Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan

Tidak adanya ketentuan yang mengedepankan prinsip kehatihatian

Pasal 8: (1) Hubungan kerja sama BPJS dengan organisasi atau lembaga lain dalam negeri dilaksanakan di bidang: a. pendaftaran Peserta; b. pemungutan dan pengumpulan Iuran dari Peserta dan/atau Pemberi Kerja; c. pengumpulan dan pemutakhiran data Peserta program Jaminan Sosial; d. pembayaran manfaat dan/atau pembiayaan pelayanan kesehatan sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti dan pemberian informasi mengenai penyelenggaraan program Jaminan Sosial kepada masyarakat; dan/atau e. kerja sama lain yang disepakati bersama. (2) Hubungan kerja sama BPJS dengan organisasi atau lembaga lain dalam

Page 174: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

169

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

negeri dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsi BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan organisasi atau lembaga lain dalam negeri yang bersangkutan Permasalahan/Analisa: Revisi ketentuan pasal 8 merupakan konsekuensi dari beberapa perubahan dalam Pasal 6 ayat (3). Rekomendasi: Ubah rumusan Pasal 8 ayat (1) menjadi: “Pasal 8: Ayat (1): Hubungan kerja sama BPJS dengan organisasi atau lembaga lain dalam negeri dilaksanakan di bidang: a. pendaftaran Peserta; dan/atau b. pemungutan dan pengumpulan Iuran dari Peserta dan/atau Pemberi Kerja; c. dihapus; d. dihapus; e. dihapus.”

Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2013 tentang Cara Pengenaan Sanksi

Administratif kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap

Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran Dalam

Penyelenggaraan Jaminan Sosial

Page 175: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

170

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Pasal 1 - 16

kekeluargaan

Jaminan Terhadapemberian peluang kepda masyarakat dalam memberikan pendapat terhadap pengambilan keputusan

Materi muatan pada Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2013 tentang Cara Pengenaan Sanksi Administratif kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial sudah sesuai dengan sudah sesuai dengan asas-asas yang terdapat pada Pasal 6 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan

Sosial Kesehatan

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Pasal 1 -49

kekeluargaan

Materi muatan pada Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan sudah sesuai dengan sudah sesuai dengan asas-asas yang terdapat pada Pasal 6 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Page 176: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

171

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

Peraturan Perundang-undangan.

Undang –Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Pasal 47

kepastian Hukum

Adanya ketentuan yang jelas mengenai koordinasi

Pasal 47 Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promoti f , preventi f , kurati f , dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,menyeluruh, dan berkesinambungan. Upaya kesehatan dalam pasal ini tidak menyebutkan frase “ terintegrasi” sesuai makna upaya kesehatan dalam ketentuan umum pasal 1 angka 11, selain kementerian kesehatan terdapat lembaga lain dibidang kesehatan yang melakukan upaya kesehatan, ini akan berimpilkasi terhadap koordinasi horisontal antar lembaga, misalnya antara lembaga Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dengan

Page 177: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

172

No Pasal Keterkaiatan dengan

Analisis Rekomendasi

asas indikator tetap ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7 8

Kementerian Kesehatan, dan akan berpotensi terjadi tumpang tindih kewenangan ataupun program dalam pemenuhan hak kesehatan.

2 Pasal 55

kepastian Hukum

Tidak ditemukannya ketentuan mengenai prosedur yang jelas dan efisien.

Pasal 55 (1) Pemerintah waj ib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan. (2) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. kewaj iban menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan belum terlaksana, hingga saat ini Peraturan Pemerintah tersebut belum terbentuk, secara teknis opersional ini akan berimplikasi pada efsiensi penyelenggaraan upaya kesehatan, perlu ketegasan dan kepastian terbentuknya Peraturan Pemerintah tersebut.

Page 178: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

173

BAB V

POTENSI DISHARMONI KETENTUAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Penilaian ini dilakukan dengan pendekatan normatif, terutama untuk

mengetahui adanya disharmoni pengaturan mengenai : 1. Kewenangan, 2. Hak

dan kewajiban, 3. Perlindungan, dan 4. Penegakan hukum. Untuk

mempermudah pelaksanaannya, pengujian ini menggunakan alat bantu

(instrumen) yaitu pedoman analisis dan evaluasi hukum yang disususn BPHN

dalam bentuk tabel-tabel pada dimensi 4 terkait disharmoni materi muatan

peraturan perundang-undanagan terkait pemenuhan hak kesehatan.

Sebelum membahas beberapa ketentuan pasal yang berpotensi

disharmoni, terlebih dahulu perlu dibahas konsep sasaran yang ingin dicapai

dalam Bidang Kesehatan pada RPJMN 2015-2019 adalah adalah meningkatkan

derajad kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan

pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah :

1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;

2. Meningkatnya pengendalian penyakit;

3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan dasar dan rujukan terutama

di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;

4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu

Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan;

5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta

6. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

Dalam rangka mewujudkan sasaranh pokok tersebut pembangunan

bidang kesehatan diarahkan salah satunya pada tersedianya akses yang sama

bagi masyarakat terhadap pelayanan sosial, pemenuhanan hak-hak rakyat

akan pelayanan sosial dasar dilaksanakan dengan penyediaan penataan dan

pengembangan Sistem Perlindungan Sosial Nasional (SPSN) yang didukung

Page 179: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

174

oleh peraturan perundang-undangan akan dapat memberikan perlindungan

penuh kepada masyarakat luas.

Berikut hasil analisis mengenai potensi disharmoni terhadap beberapa

ketentuan pasal yang ditemukan :

Dari hasil analisis terhadap 26 PUU terkait bidang Kesehatan, ditemukan

beberapa ketentuan pasal yang berpotnesi disharmoni, yaitu yang terdapat

pada:

- Pasal 1 angka 7, Pasal 4 huruf h Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;

- Pasal 19 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional;

- Pasal 8 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Kesehatan;

- Pasal 13 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Kesehatan;

- Pasal.. Perpres no 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan;

- Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Kesehatan;

- Pasal 30 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Kesehatan;

- Pasal 12 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

- Pasal 29 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit;

- Pasal 16 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

- Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik (KIP).

Penilaian berdasarkan potensi disharmoni terhadap PUU yang

terkait dengan masalah Pemenuhan Hak Kesehatan, ditinjau antara

pasal ketentuan dalam satu PUU atau antar ketentuan pasal dari satu

Page 180: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

175

atau dua PUU, baik antara PUU yang setingkat maupun yang

bertingkat secara vertikal.

No Ketentuan Pasal PUU

Variabel Temuan Analisis Rekomendasi

ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7

Pasal 1 angka 7, Pasal 4 huruf h Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

Kewenangan

Pasal 39 ayat (3) huruf b UU BPJS yang memposisikan OJK sebagai pengawas eksternal BPJS tidak sesuai dengan Pasal 1 angka 7, Pasal 4 huruf h UU SJSN jis. Pasal 1 angka 3, Pasal 4 huruf h UU BPJS mengenai prinsip dana amanat milik peserta yang dikelola oleh BPJS untuk pembayaran manfaat kepada peserta dan pembiayaan operasional penyelenggaraan program jaminan sosial. BPJS lembaga nirlaba, bukan badan usaha yang melaksanakan kegiatan di bidang jasa keuangan. Menurut Pasal 5 ayat (2) UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, jaminan sosial merupakan salah satu ruang lingkup pelayanan Publik.

2 Pasal 19 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

Kewenangan

Keterlibatan Pemda dan Masyarakat dalam pengelolaan dana jaminan sosial tidak disebutkan dalam Pasal 47 UU SJSN, padahal Prinsip asuransi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 (dan penjelasan) UU SJSN yang mengamanahkan gotong royong antara si kaya dengan si miskin,

Page 181: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

176

No Ketentuan Pasal PUU

Variabel Temuan Analisis Rekomendasi

ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7

tua-muda, sehat-sakit dan beresiko tinggi-rendah dapat ditempuh dengan pelibatan Pemda serta masyarakat.

3 Pasal 8 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan

Kewenangan

UU no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Pengelolaan Kesehatan dilaksanakan bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Masyarakat mulai dari administrasi, informasi, sumberdaya, pembiayaan, peran serta dan pembiayaan kesehatan. Artinya BPJS Kesehatan mestinya mengacu ke Pasal 167 ini dalam pengelolaannya. Tidak meninggalkan Pemda dan masyarakat

4 Pasal 13 UU BPJS Kewenangan

Pasal 3 UU no 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Posisi masyarakat dalam UU SJSN dan UU BPJS masih hanya berperan sebagai penerima informasi dan penerima manfaat (resipien)saja (Pasal 13 UU BPJS). Bukan sebagai partner dalam pengambilan keputusan publik. Bahkan Laporan pertanggungjawaban BPJS hanya disampaikan kepada Presiden (Pasal 5) ditembuskan kepada Direksi (DJSN) sebagaimana disebut dalam Pasal 13 dan 37 UU BPJS. Masyarakat tidak dapat mengaksesnya. Ketentuan ini juga tidak sinkron dengan amanah Pasal 3 UU no 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Page 182: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

177

No Ketentuan Pasal PUU

Variabel Temuan Analisis Rekomendasi

ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7

Publik yang justru mengajak masyarakat memperbaiki tata kelola melalui pelibatan dalam pengambilan keputusan di badan-badan publik, termasuk pengawasannya. Pasal 39 UU BPJS juga hanya memberikan kewenangan pengawasan kepada Badan Resmi yakni DJSN dan Lembaga Independen (Pasal 39 UU BPJS). Peran serta masyarakat diatur juga dalam Pasal 354 UU no 23 Tahun 2014 tentang Pemda yang bahkan mendorong kelompok, organisasi masyarakat dan pelembagaan masyarakat yang memungkinkan masyarakat turut terlibat dalam pengambilan keputusan secara efektif.

5 UU SJSN dan BPJS tidak didesentralisasikan kepada Pemda dan masyarakat.

Kewenangan

Pasal 10 Perpres no 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

Ketentuan ini membuat Pengelolaan BPJS terpusat dan tidak ada peluang pengambilan kebijakan secara bottom up mulai dari perencanaan. Sebagai contoh dapat kita cermati mengenai penentuan data peserta BPJS yang iurannya dibayari oleh Pemerintah, yakni PBI (Penerima bantuan Iuran) sebagaimana diatur dalam Perpres no 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Dalam ketentuan

Page 183: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

178

No Ketentuan Pasal PUU

Variabel Temuan Analisis Rekomendasi

ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7

tersebut mestinya terdapat klausul yang mengatur peran serta masyarakat. Mengapa peran serta masyarakat penting? Sebab Program BPJS adalah program rakyat yang nantinya diperuntukkan bagi seluruh lapisan masyarakat termasuk warga miskin, anak terlantar dan kelompok marginal lainnya. Kriteria kemiskinan ditentukan oleh Permensos no 146 tahun 2013. Dalam penentuan kriteria dapat dilakukan bersama masyarakat sehingga diperoleh data yang lebih obyektif dan valid.

6 Pasal 17 ayat (1) Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28D ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945.

Pasal 17 ayat (1) UU BPJS mengenai saksi administratif bagi Pemberi Kerja selain penyelenggara negara yang tidak melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dan setiap orang yang tidak melaksanakan ketentuan dalam Pasal 16 dikenai sanksi administratif. Sedangkan Pemberi Kerja penyelenggara negara yang tidak melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2) UU BPJS tidak dikenai sanksi administratif. Ketentuan seperti ini berpotensi untuk diuji di Mahkamah Konstitusi

Page 184: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

179

No Ketentuan Pasal PUU

Variabel Temuan Analisis Rekomendasi

ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7

karena dianggap bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) dan pasal 28D ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945 yang menjamin prinsip persamaan di hadapan hukum.

7 Pasal 30 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan;

Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28D ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945.

Pasal 30 ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) yang menentukan pemilihan nama calon anggota Dewan pengawas yang berasal dari unsur Pekerja, unsur Pemberi Kerja, dan Tokoh Masyarakat melalui DPR, berbeda dengan nama calon yang berasal dari unsur pemerintah yang cukup dipilih oleh Panitia Seleksi yang dibentuk oleh Presiden. Ketentuan ini bersifat diskriminatif, berpotensi diuji ke Mahkamah Konstitusi karena dianggap bertentangan dengan prinsip persamaan di hadapan hukum yang dijamin dalam Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28D ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945.

Page 185: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

180

No Ketentuan Pasal PUU

Variabel Temuan Analisis Rekomendasi

ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7

8 Pasal 12 UU Rumah Sakit

Kewenangan

Pasal 1UU 36 / 2014

Berdasarkan definisi Pasal 1 UU 36 / 2014 maka tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan semua bidang keahliannya, namun dalam penyelenggaraan setiap tenaga kesehatan wajib syarakat sebmingga memiliki izin dari pemerintah, sehingga masyarakat sebagai pengguna jasa akan mendapatkan pelayanan yang aman, terjamin serta masyarakat maupun tenaga kesehatan sendiri juga terlindungi dari hukum.

Page 186: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

181

No Ketentuan Pasal PUU

Variabel Temuan Analisis Rekomendasi

ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7

9 Pasal 29 ayat (1) huruf c UU Rumah Sakit

Kewenangan

Dalam Pasal 59 ayat (1) UU Tenaga Kesehatan

Pasal 29 ayat (1) huruf c UU Rumah Sakit, rumah sakit wajib memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya. Jadi, seharusnya korban kecelakaan yang mengalami keadaan gawat darurat tersebut harus langsung ditangani oleh pihak rumah sakit untuk menyelamatkan nyawanya.

Apabila rumah sakit melanggar kewajiban yang disebut dalam Pasal 29 UU Rumah Sakit, maka rumah sakit tersebut dikenakan sanksi admisnistratif berupa (Pasal 29 ayat (2) UU Rumah Sakit):

a. teguran; b. teguran

tertulis; atau c. denda dan

pencabutan izin Rumah Sakit.

10 Pasal 16 Kewenangan

Undang-undang yang sama

Pasal 16 menjelaskan tentang persyaratan peralatan yang dijadikan sebagai acuan agar sebuah rumah sakit dapat diberikan izin untuk mendirikan atau memperpanjang izin operasionalnya sebagaimana termuat di dalam pasal 17. Persyaratan peralatan yang dimaksud meliputi

Page 187: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

182

No Ketentuan Pasal PUU

Variabel Temuan Analisis Rekomendasi

ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7

peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan layak pakai melalui pengujian kalibrasi; pengawasan, penggunaan peralatan sesuai indikasi; serta pengoperasian dan pemeliharaan oleh tenaga yang kompeten dan didokumentasikan agar izin mendirikan rumah sakit diberikan atau tidak adanya pencabutan izin operasional rumah sakit.

11 UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP)

Pasal 1 angka 4 dan Pasal 14 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Terdapat potensi disharmoni antara UU KIP dengan UU Penanaman Modal mengenai ketentuan yang membedakan pemberian akses informasi bagi warga negara/badan hukum Indonesia dan bagi warga negara/badan hokum asing. Ketentuan pada Pasal 1 angka 12 UU KIP menyatakan bahwa Pemohon Informasi Publik adalah warga Negara dan/atau badanh ukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi public sebagaimana diatur dalam undang-undang ini, sedangkan dalam Pasal 14 UU Penanaman Modal menyatakan bahwa

Page 188: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

183

No Ketentuan Pasal PUU

Variabel Temuan Analisis Rekomendasi

ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7

setiap penanam modal berhak mendapat informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankan. Penanam modal pada Pasal 1 angka 4 UU Penanaman Modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing.

12 Pasal 177 ayat 2 huruf e dan f Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disharmoni dengan Pasal 39 angka 3 Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS

Kewenangan

Adanya pengaturan mengenai hal yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU setingkat, tetapi memberikan kewenangan yang berbeda

Pasal 177 angka 2 huruf e dan f Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional selanjutnya disingkat BPKN dan Badan pertimbangan kesehatan daerah selanjutnya disingkat

BPKD

(2) BPKN dan BPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas dan wewenang antara lain:

e. melakukan advokasi tentang alokasi dan penggunaan dana dari semua sumber agar pemanfaatannya efektif, efisien, dan sesuai dengan strategi yang ditetapkan; f. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan

Page 189: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

184

No Ketentuan Pasal PUU

Variabel Temuan Analisis Rekomendasi

ubah cabut

1 2 3 4 5 6 7

pembangunan

kesehatan;

Sedangkan dalam Pasal 39 angka 3 Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS menyatakan Pengawasan eksternal BPJS dilakukan oleh: a. Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) ; dan

b. lembaga pengawas independen. dalam penjelasan yang dimaksud pengawasan disini adalah DJSN melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program Jaminan Sosial dan yang dimaksud dengan “lembaga pengawas independen” adalah Otoritas Jasa Keuangan. Dalam hal tertentu sesuai dengan kewenangannya Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan pemeriksaan. BPJS dalam rangka jaminan kesehatan nasional merupakan bagian dari pembangunan kesehatan, dengan demikian fungsi DJSN mendekati sama dengan dengan fungsi dari BPKN.

Page 190: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

185

BAB VI

EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Bab ini berisi narasi, data, dan hasil analisis dan evaluasi hukum dalam

dimensi efektifitas implementasi peraturan perundang-undangan. Dalam

pembentukan peraturan perundang-undangan harus mempunyai kejelasan

tujuan yang hendak dicapai serta berdayaguna dan berhasilguna sebagaimana

dimaksud dalam asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik

yang tercantum dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. Penilaian

ini perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana manfaat dari pembentukan

suatu peraturan perundang-undangan sesuai dengan yang diharapkan.

Pengujian ini perlu didukung data empiris yang terkait dengan implementasi

peraturan perundang-undangan dimaksud.

Beberapa ketentuan masih ditemukan ketidakefektifan dalam

implementasinya, di antaranya:

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

1 Pasal 47 UU Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, mengatur Dana Jaminan Sosial wajib dikelola dan dikembangkan oleh Badan Penyelenggara jaminan Sosial secara optimal

Kewenangan

Peran serta masyrakat

Keterlibatan Pemda dan Masyarakat dalam pengelolaan dana jaminan sosial tidak disebutkan dalam Pasal 47 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, padahal Prinsip asuransi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 (dan penjelasan) UU SJSN yang mengamanahkan gotong royong antara si kaya dengan si miskin, tua-muda, sehat-sakit dan beresiko tinggi-rendah

Sebaiknya kewajiban Pemda diatur klausul ini bersama dengan kewenangannya (atau di Pasal lain) agar turut mengelola dan mengontrol BPJS bersama masyarakat. Sehingga Peraturan Pemerintah akan mengatur hal yang relevan

Page 191: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

186

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

dapat ditempuh dengan pelibatan Pemda serta masyarakat

2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

Aspek penegakan hukum

dilihat dari rumusan sanksinya

Dalam

pembentukan

surat

keputusan

atau

peraturan

hendaknya

menggunaka

n cara

pandang

konstitusional

, berdasarkan

Pasal 28 H

ayat (3) dan

Pasal 34 ayat

(2) UUD 1945

serta merujuk

pada Pasal 4

UU SJSN dan

Pasal 40

tahun 2011

dan Pasal 24

tahun 2011.

Harus

dilakukan

kajian

lebih

lanjut

untuk

merevisi

regulasi

turunan

BPJS

seperti

dalam

penetapa

n cost BPJ

S dan

pengatura

n

penyalura

n dana ke

fasilitas

kesehatan

penyeleng

gara,

jumlah

tenaga

kesehatan

yang

tersedia

(dokter,

perawat,

administra

si rumah

sakit dan

lain-lain)

sehingga

memudah

kan dan

meningkat

kan mutu

pelayanan

Page 192: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

187

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

kesehatan

, serta

fasilitas

kesehatan

yang

dimiliki

dapat

menunjan

g

pelaksana

an secara

efisien

dan

efektif.

3 Pasal 6 Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyeleng gara Jaminan Kesehatan

Kelembagaan

Tata organisasi

Kerjasama

BPJS dengan

berbagai

lembaga

adalah upaya

untuk

memperlanca

r upaya

perlindungan

kepada para

peserta.

Secara

tidak

langsung

kerjasama

dengan

berbagai

lembaga

akan

menunjan

g kualitas

pelayanan

BPJS

karena

BPJS

sebagai

lembaga

pertanggu

ngan

sosial

nasional

ditanggun

g

bersama-

sama

antara

Pemerinta

h,

pemberi

Page 193: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

188

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

kerja,

pekerja

untuk

memberik

an :

persamaa

n

pelayanan

untuk

semua

(equality),

pemberia

n iuran

kepada

yang tidak

mampu

dan

menjamin

ketaatan

pembayar

an demi

keberlanju

tan

(sustainabi

lity)

4 Pasal 8 Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyeleng gara Jaminan Kesehatan,

Kelembagaan

Kewenangan

BPJS berkedudukan di Pusat dan dapat mempunyai kantor perwakilan di provinsi dan kantor cabang di kabupaten/kota

Pasal ini hanya mengatur kemungkinan membuka kantor cabang dan justru menegaskan bahwa pengelolaan BPJS tidak didesentralisasikan kepada Pemda, padahal amanah Pasal 18 UUD 1945 dan Pasal 12 UU Pemda adalah mendesentralisasikan urusan pelayanan kesehatan sebagai urusan wajib

Page 194: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

189

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

pelayanan dasar yang harus dibagi dengan Pemda. Sebaiknya pasal ini dilengkapi dengan peran Pemda.

5 Pasal 13 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Kelembagaan

Peran serta masyarakat

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemda ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan yang bersifat top down menjadi tidak relevan, Padahal UU no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang lahir terlebih dulu juga mengamanahkan paradigma serupa. Terjadi inkonsistensi mengenai peran Pemda dalam era desentralisasi dan otonomi daerah untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sebagai urusan wajib.

Kewenangan Pemda tingkat provinsi di bidang kesehatan jelas disebutkan pada pasal 13 ayat (1) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Namun dalam implementasinya, kewenangan itu mungkin saja dikebiri oleh Pemerintah Pusat.

6 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyeleng gara Jaminan

Aspek operasional atau tidaknya PUU

Pengaturan dalam PUU masih belum dilaksanakan secara efektif

Pelaksanaan

di lapangan,

pelayanan

kesehatan

yang

diselenggarak

an oleh PPK I

Penolakan

pasien

tidak

mampu di

fasilitas

pelayanan

kesehatan

Page 195: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

190

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

Kesehatan

(Puskesmas

klinik)

maupun PPK

II (Rumah

Sakit) sampai

saat ini masih

bermasalah.

Pasien harus

mencari-cari

kamar dari

satu RS ke RS

lainnya

karena

dibilang

penuh oleh

RS, bukanlah

hal yang baru

dan baru

sekali terjadi.

hal ini

dikarenak

an PP No.

101/2012

tentang

PBI jo.

Perpres

111/2013

tentang

Jaminan

kesehatan

hanya

mengako

modasi

86,4 juta

rakyat

miskin

sebagai

PBI

padahal

menurut

BPS (2011)

orang

miskin ada

96,7

juta.Pelak

sanaan

BPJS

tahun

2014

didukung

pendanaa

n dari

pemerinta

h sebesar

Rp. 26

trliun yang

dianggark

an di

RAPBN

2014.

Anggaran

tersebut

Page 196: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

191

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

diperguna

kan untuk

Penerima

Bantuan

Iuran

(PBI)

sebesar

Rp. 16.07

trliun bagi

86,4 juta

masyaraka

t miskin

sedangka

n sisanya

bagi PNS,

TNI dan

Polri.

Pemerinta

h harus

secepatny

a

mengangg

arkan

biaya

kesehatan

Rp. 400

milyar

untuk

gelandang

an, anak

jalanan,

penghuni

panti

asuhan,

panti

jompo dan

penghuni

lapas

(jumlahny

a sekitar

1,7 juta

orang).

Dan

Page 197: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

192

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

tentunya

jumlah

orang

miskin

yang

discover

BPJS

kesehatan

harus

dinaikkan

menjadi

96,7 juta

dengan

konsekue

nsi

menamba

h

anggaran

dari APBN.

7 Pasal 12 UU no 23 Tahun 2014 tentang Pemda

Aspek materi hukumnya

Pembagian kewenangan dan tugas masih belum tegas

Pemda tidak

bisa terlibat

dalam turut

mengelola

BPJS,

sehingga

tidak dapat

turut

memantau,

menggerakka

n partisipasi

masyarakat

dan

mendekatkan

pelayanan

serta kontrol

program

dengan

masyarakat/p

emanfaat

Urusan Kesehatan, baik dalam bentuk pelayanan maupun jaminan sosialnya, adalah urusan wajib pelayanan dasar yang pelaksanaannya dibagi (konkuren) dengan Pemerintah Daerah. Artinya tidak ada alasan bagi pemda untuk menolak menjalankannya. Sebaliknya urusan ini juga jangan direalisasikan secara sentralistik.

Page 198: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

193

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

8 Pasal 167 UU no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Aspek materi hukumnya

Peran serta masyarakat

Pengelolaan

kesehatan

yang

diselenggarak

an oleh

Pemerintah,

pemerintah

daerah

dan/atau

masyarakat

melalui

pengelolaan

administrasi

kesehatan,

informasi

kesehatan,

sumber daya

kesehatan,

upaya

kesehatan,

pembiayaan

kesehatan,

peran serta

dan

pemberdayaa

n masyarakat,

ilmu

pengetahuan

dan teknologi

di bidang

kesehatan,

serta

pengaturan

hukum

kesehatan

secara

terpadu dan

saling

mendukung

guna

menjamin

tercapainya

derajat

Kewajiban Pemda untuk berperan dalam pengelolaan Kesehatan merupakan amanah konstitusi yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan mesti didesentralisasikan ke Pemda sebagaimana diatur dalam Pasal 18 UUD 1945 bahwa NKRI terbagi-bagi dalam daerah Provinsi dan Kab/Kota, sehingga penyelenggaraan pembangunanpun dibagi antara pemerintah pusat dan Pemda. Pelayanan kesehatan dilaksanakan bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Masyarakat mulai dari administrasi, informasi, sumberdaya, pembiayaan, peran serta dan pembiayaan kesehatan sebagaimana diamanahkan UU no 23 Tahun 2014 tentang Pemda. Artinya BPJS Kesehatan mestinya mengacu ke Pasal 167 dalam pengelolaannya.

Page 199: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

194

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

kesehatan

yang setinggi-

tingginya.

Tidak meninggalkan Pemda dan masyarakat. Pasal ini perlu dipertahankan sebagai landasan

Page 200: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

195

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

9 Pasal 167 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Aspek organisasi

Pembagian kewenangan dan tugas masih belum tegas

Pengelolaan

kesehatan

dilakukan

secara

berjenjang di

pusat dan

daerah

Satu-satunya Klausul yang mengatur hubungan Pusat dengan daerah dalam Pelaksanaan BPJS ini ada di Pasal 51 UU BPJS ini. Namun demikian hubungan yang terbentuk bukan desentralistik sebagaimana amanah Pasal 12 UU Pemda. Padahal urusan kesehatan yang dibungkus dalam sistem jaminan sosial kesehatan adalah urusan yang sifatnya wajib –pelayanan dasar yang dibagi dengan daerah. Pasal ini harus diganti dan disesuaikan.

Page 201: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

196

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

10 Pasal 174 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Penegakan hukum

Peran serta masyarakat

Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalamsegala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Peran serta

tersebut

mencakup

keikutsertaan

secara aktif

dan kreatif.

Kesejahteraan sosial yang hendak dicapai dapat dirancang dan dikontrol bersama oleh Pemerintah dan masyarakat termasuk Pemda seperti diatur dalam Pasal 174 UU no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; hal ini perwujudan konsep perlindungan sosial dalam negara kesejahteraan yang memperkuat relasi antara pemerintah (Pusat dan Pemda), masyarakat dan swasta.

11 Pasal 19, pasal 20 dan pasal 21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Kelembagaan

Tata organisasi

Pasal ini menjadi acuan dan faktor pendorong agar sebuah rumah sakit dapat memberikan jaminan mutu, keselamatan dan profesionalitas dengan memperhatikan jenis pelayanan yang diberikan dan kejelasan pengelolanya.

Walaupun Undang-undang ini sudah lama diterapkan mulai dari 2009, tapi kenyataan masih banyak pihak dalam rumah sakit, misalnya pegawai tak mengetahui hal ini. Solusi dengan mensosialisasi Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 ini kepada masyarakat bisa dilakukan dengan berbagai cara agar

Page 202: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

197

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

efektif dan terinformasikan baik oleh praktisi rumah sakit pemerintah maupun swasta dilakukan melalui, depkes, organisasi perumahsakitan, organisasi profesi

12 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik pada

Kelembagaan

Kewenangan

Pengelolaan BPJS tertutup, tidak open manajemen dan terpusat sesuai perintah Pasal 8 UU BPJS. Disebutkan disana BPJS berkedudukan di Pusat. Sebagai instrumen perlindungan sosial, yang diperuntukkan bagi semua orang mestinya BPJS dikelola secara gotong royong sesuai prinsip yang dianutnya. Gotong royong tidak hanya pada pertanggungan asuransi sosial saat pemanfaatan, tetapi juga pada saat pengelolaan. Pengelolaan yang tidak didesentralisasikan adalah akibat UU no 40 Tahun 2004 tentang SJSN dan UU no 24 Tahun 2011 tentang BPJS tidak memerintahkannya. Tentu saja hal ini inkonsisten dengan UU no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan UU no 23 Tahun 2014 tentang Pemda yang justru

Hak masyarakat untuk berperanserta secara terorganisasi adalah bagian dari penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) sehingga pelayanan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan akan lebih berjalan efektif, efisien dan terlembaga. Pelibatan masyarakat melalui partisipasi yang melembaga dibutuhkan untuk keberlanjutan BPJS. Pasal 354 UU Pemda dan pasal 3 UU KIP harus menjadi rujukan.

Page 203: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

198

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

mengamanahkan pelaksanaan BPJS yang didesentralisasikan secara hierarkis dalam sebuah sistem nasional seperti diatur dalam Pasal 167 UU SJSN dan Pasal 12 UU Pemda, termasuk keterlibatan masyarakat dalam Pasal 354 UU Pemda serta Pasal 174 UU Kesehatan.

13 Pasal 9 UU Keterbukaan Informasi Publik

Kelembagaan

Kewenangan

UU KIP dibuat karena hak asasi manusia yang berupa hak untuk mendapatkan informasi masih sulit terpenuhi. Budaya aparat yang masih menutup-nutupi informasi sehingga masyarakat tidak tahu apa saja yang terjadi di pemerintahan

Undang-Undang KIP menginginkan adanya keterbukaan meskipun tetap dimungkinkan adanya informasi yang boleh ditutup namun pengecualian tersebut bersifat ketat dan terbatas. Hal tersebut telah mengubah budaya organisasi di pemerintahan yang selama ini cenderung tertutup. Pelayanan publik dalam hal layanan informasi masih sangat banyak permasalahan, salah satunya dalam mengakses informasi publik. Ada beberapa kewajiban yang harus dilakukan sebagai badan publik Pemerintah yang diantaranya adalah: mengumumkan

Page 204: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

199

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

dan menyediakan informasi publik; membentuk PPID; dan membuat standar pelayanan oprasional.

14 Pasal 13 dan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan

Budaya Hukum

Peran serta masyarakat

Adanya kekuatan modal sosial dan gotong royong masyarakat merupakan aset yang harus dimanfaatkan dalam pembangunan. Namun selama ini pemanfaatan itu belum optimal. Ditinjau dari aspek pelayanan dan pengambilan keputusan, masyarakat telah memiliki mekanisme sendiri untuk menyaring informasi dan meng up date data, terutama data tentang keluarga miskin Penerima bantuan Iuran (PBI). Untuk menunjang ini, Kemensos telah mengaturnya dalam Permensos no xx Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Data Kependudukan Nasional (Sisdumas) yang memungkinkan data PBI penerima BPJS dupdate melalui rembug warga. Permensos tersebut adalah amanah dari Pasal 13 dan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan.

Budaya rembug warga mulai dari level RT hingga level desa/kelurahan belum digunakan secara masif dalam turut menentukan kualitas dan ketepatan sasaran pelayanan BPJS. Padahal melalui media rembug warga, masyarakat berpotensi dibiasakan berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan mengenai penentuan data penerima sasaran, terutama para peserta PBI. Proses verifikasi data publik oleh masyarakat melalui rembug warga ini harus dibudayakan dan dipantau kualitasnya. Peraturan Menteri Sosial no xx Tahun 2014 telah disiapkan untuk mengawal perbaikan kualitas pelayanan BPJS, sehingga harus digunakan agar regulasi tersebut berlaku efektif mengawal

Page 205: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

200

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses up dating data dan monitoring program.

15 Pasal 9 PP no 85 Tahun 2013 tentang Tata Hubungan antar lembaga BPJS

Kelembagaan

Tata organisasi

Hubungan kerja sama BPJS dengan organisasi atau lembaga lain dalam negeri dilaksanakan melaluiperjanjian kerja sama. (2) Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat secara tertulis dan dapat dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman, kerja samaoperasional, atau bentuk lain yang disepakati bersama.

Hubungan Kerjasama antara Pemerintah Pusat dan Pemda dalam klausul ini seperti hubungan kontraktual, bukan hierarkies sebagaimana amanah UU Pemda. Semangat pembagian urusan wajib pelayanan dasar semestinya langsung dilaksanakan tanpa harus disertai MOU. Jika tujuan MOU adalah untuk mengalokasikan APBD atau menugaskan Pemda dalam memperlancar pelaksanaan BPJS. Pasal ini harus disesuaikan.

16 Pasal 55 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Kelembagaan

Aspek Sarana Prasarana

kewaj iban menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan belum terlaksana, hingga saat ini Peraturan Pemerintah tersebut belum terbentuk, secara teknis opersional minimnya standar dan prosedur yang menjamin hak atas ketersediaan pelayanan kesehatan yang terstandarisasi

Segera membentuk Peraturan Pemerintah tersebut

Page 206: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

201

No Pasal / Pengaturan

Variabel Indikator Analisis Rekomendasi

dan bermutu ini akan berimplikasi pada efektifitas penyelenggaraan upaya kesehatan, perlu ketegasan dan kepastian terbentuknya Peraturan Pemerintah tersebut.

Page 207: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

202

BAB VII

PENUTUP

A. Simpulan

1. Dari hasil analisis berdasarkan ketepatan jenis PUU, terhadap 23 (dua

puluh tiga) PUU, terdapat 3 (tiga) PUU yang memiliki catatan penting

dalam rangka pemenuhan hak kesehatan, dan beberapa catatan

penting terhadap PUU terkait yang perlu dievaluasi.

Sedangkan PUU yang memiliki catatan penting yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional.

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang badan

Penyelenggara Jaminan Sosial.

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

2. Dari hasil analisis berdasarkan kejelasan rumusan, terdapat 17 (tujuh belas) PUU terkait Pemenuhan Hak Kesehatan yang dievaluasi, masih belum memenuhi kejelasan rumusannya. Berikut data hasil penilainnya:

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

1. UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 2, Pasal 3, Pasal 7, Pasal 7 ayat (3), Pasal 8 ayat (2), Pasal 11, Pasal 15 ayat (1), Pasal 23 ayat (4), Pasal 24 ayat (1), Pasal 24 ayat (2)

2. UU No. 24 Tahun 2011 tentang

- Kesesuaian Pasal 1, Pasal 2, Pasal 34 huruf c

Page 208: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

203

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

dan huruf e, Pasal 38 ayat (1), Pasal 38 ayat (2), Pasal 56 ayat (2)

3. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 2, Pasal 3, Pasal 7 ayat (3), Pasal 16, Pasal 17, Pasal 21, Pasal 34 ayat (1)

4. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian

Pasal 2, Pasal 3, Pasal 3 huruf b dan c, Pasal 7 ayat (3),

Page 209: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

204

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

5. PP No. 101 Tahun 2012 tentang Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 2, Pasal 4, Pasal 10 ayat (2), Pasal 11

6. PP No. 82 Tahun 2013 tentang Modal Awal Untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 2, Pasal 3

7. PP No. 85 Tahun 2013 tentang Tata Cara Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggaraan

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan

Pasal 2, Pasal 4

Page 210: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

205

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

Jaminan Sosial Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

8. PP No. 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Nama PP, Pasal 1, Pasal 10

9. PP No. 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-

Pasal 15, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 35, Pasal 38, Pasal 40, Pasal 46

Page 211: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

206

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

undangan

10. PP No. 88 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Direksi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 3, Pasal 11

11. Perpres No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 4, Pasal 15, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 25, Pasal 29, Pasal 34, Pasal 45, Pasal 46

12. Perpres No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar

Pasal 4, Pasal 16F

Page 212: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

207

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

ketentuan) - Kesesuaian

dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

13. Perpres No. 107 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Tertentu Berkaitan dengan Kegiatan Operasional Kementerian Pertahanan, TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29

14. Perpres No. 108 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Isi Laporan Program Jaminan Sosial

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Judul Perpres

15. Perpres No. 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik

Judul Perpres

Page 213: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

208

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

Manfaat Tambahan Lainnya serta Intensif Bagi Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Direksi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

16. Perpres No. 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Judul Perpres

17. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan) Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan

Judul Undang-Undang

Page 214: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

209

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

Perundang-undangan

3. Dari hasil analisis berdasarkan penilaian terhadap materi muatan,

terdapat 8 (delapan) PUU terkait Pemenuhan Hak Kesehatan yang

dievaluasi, masih belum memenuhi kejelasan rumuasannya. Berikut

data hasil penilaiannya:

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan sosial Nasional

Asas :

- Keadilan; - Kenusantaraan; - Kemanusiaan;

Indikator

- Peluang yang sama bagi setiap warga negara terhadap akses pemanfaatan;

- Jaminan terhadap ke ikutsertaan masyarakat lokal

Pasal 2; Pasal 5; Pasal 47;

2 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggar Jaminan Sosial

Asas :

- Kenusantaraan; - Kesamaan

Kedudukan Dalam Hukum dan Pemerintahan;

Indikator :

- Pembagian kewenangan Pusat dan Daerah;

- Tidak ada diskriminasi, baik

Pasal 39; Pasal 14

Page 215: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

210

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

secara eksplisit, maupun implisit

3 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Asas :

- Kemanusiaan; - Kebangsaan; - Keseimbangan,

Keserasian, dan Keselarasan;

- Ketertiban dan Kepastian Hukum;

- Ketertiban dan Kepastian Hukum

Indikator :

- Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan ataut pemenuhan HAM

- Pembatasan keikut sertaan pihak asing;

- Mengedepankan fungsi kepentingan umum;

- Tindakan atas peraturan-peraturan yang bertentangan atau tumpang tindih;

- Kejelasan sanksi terhadap pelanggaran.

Pasal 3 ayat huruf b; Pasal 14 ayat (2); Pasal 29; Pasal 38;

4 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

Asas :

- Ketertiban dan Kepastian Hukum;

- Kekeluargaan; - Kenusantaraan

Indikator :

Pasal 6 ayat (3) huruf e; Pasal 52; Pasal 48 ayat (1); Pasal 17 huruf a, huruf b, huruf c, huruf

Page 216: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

211

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

- Transparasi/keterbukaan;

- Kejelasan sanksi terhadap pelanggaran;

- Kejelasan aturan mengenai koordinasi;

- Jaminan terhadap akses informasi ppublik dalam r4angka pengambilan keputusan

- Pengedepanan kepentingan nasional;

d, huruf e, huruf f, huruf i, dan huruf j

5 PP Nomor 101 Tahun 2012 jo. PP Nomor 76 Tahun 2015 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

Asas :

- Keadilan; - Ketertiban Dan

Kepastian Hukum

Indikator :

- Tidak ditemukannya kebijakan yang menyebabkan tidak terjaminnya kepentingan masyarakat daerah terpencil;

- Adanya ketentuan yang jelas mengenai koordinasi;

- Tidak ditemukannya ketentuan yang menyebabkan tidak terjaminnya keterlibatan masyarakat marjinal;

Pasal 3; Pasal 8; Pasal 11 ayat (7); Pasal 13;

Page 217: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

212

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

- Adanya ketentuan yang jelas mengenai sanksi terhadap pelanggaran.

6 PP Nomor 82 Tahun 2013 tentang Modal Awal Untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Asas :

- Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan;

Indikator :

- Tidak ditemukannya ketentuan yang mengedepankan fungsi kepentingan umum.

-

Pasal 1 dan Pasal 2

7 PP Nomor 85 Tahun 2013 tentang Tata Cara Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Asas :

- Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan;

Indikator :

- Tidak adanya ketentuan yang mengedepankan prinsip kehatihatian

pasal 6, pasal 8

8 Undang –Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Asas - kepastian Hukum

Indikator - Adanya ketentuan

yang jelas mengenai koordinasi

Pasal 47

4. Dari hasil analisis berdasarkan penilaian terhadap potensi disharmoni

ketentuan peraturan perundang-undangan, terdapat 5 (lima) PUU

Page 218: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

213

terkait Pemenuhan Hak Kesehatan yang dievaluasi, masih belum

memenuhi kejelasan rumuasannya. Berikut data hasil penilaiannya:

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

1 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

- Kewenangan Pasal 1 angka 7, Pasal 4 huruf h, Pasal 19

2 UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

- Kewenangan Pasal 8, Pasal 13, Pasal 17 ayat (1), Pasal 30,

3 UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

- Kewenangan Pasal 12, Pasal 29 ayat (1) huruf c, Pasal 16

4 UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

- Kesesuaian dengan sistematika dan Teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan

- Konsisten (antar ketentuan)

- Kesesuaian dengan tujuan penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 1 angka 12

5 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

- Kewenangan Adanya pengaturan mengenai hal yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU setingkat, tetapi

Pasal 177 angka 2 huruf e dan f Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dengan

Page 219: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

214

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

Kesehatan memberikan kewenangan yang berbeda

Pasal 39 angka 3 Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS

5. Dari hasil analisis berdasarkan penilaian terhadap efektifitas

implementasi peraturan perundang-undangan, terdapat 9 (sembilan)

PUU terkait Pemenuhan Hak Kesehatan yang dievaluasi, masih belum

memenuhi kejelasan rumuasannya. Berikut data hasil penilaiannya:

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,

Variabel :

- Kewenangan; Indikator :

- Peran serta masyarakat;

Pasal 47

2 Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyeleng gara Jaminan Kesehatan

Variabel :

- Kelembagaan;

Indikator :

- Tata organisasi;

- Kewenangan; - Peran serta

masyarakat

Pasal 6; Pasal 8

3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Variabel :

- Kelembagaan;

- Aspek materi hukumnya

Indikator :

- Peran serta masyarakat;

- Pembagian kewenangan dan tugas masih belum tegas

Pasal 12; Pasal 13

4 Pasal 167 UU no 36 Tahun 2009

Variabel :

- KelembagaaPasal 167, Pasal 167 ayat (2), Pasal 174

Page 220: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

215

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

tentang Kesehatan

n; - Aspek

materi hukumnya;

- Aspek organisasi;

- Penegakan hukum.

Indikator :

- Peran serta masyarakat;

- Pembagian kewenangan dan tugas masih belum tegas

5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Variabel :

- Kelembagaan;

- Aspek materi hukumnya;

Indikator :

- Tata organisasi;

- Peran serta masyarakat;

Pasal 19, pasal 20 dan pasal 21

6 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik pada

Variabel :

- Kelembagaan;

- Aspek materi hukumnya;

Indikator :

- Kewenangan;

Pasal 3; Pasal 9

7 Pasal 13 dan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan

Variabel :

- Budaya hukum;

- Aspek materi hukumnya;

Indikator :

- Peran serta masyarakat

Pasal 13 dan Pasal 14

8 PP no 85 Tahun 2013 tentang Tata Hubungan antar

Variabel :

- Kelembagaan Pasal 9

Page 221: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

216

No PUU Indikator variabel penilaian

Pasal yang perlu diubah

Pasal yang perlu dicabut

lembaga BPJS Indikator :

- Tata organisasi

9 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Variabel :

- Kelembagaan Indikator : Aspek Sarana Prasarana

Pasal 55

B. Rekomendasi

Pemerintah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan

kesehatan sebagai bagian dari pelaksanaan good governance dan amanah

Pasal 28 H dan Pasal 34 ayat (2) UUD 1945 untuk menjamin hidup yang layak di

lingkungan hidup yang sehat dan memperoleh layanan kesehatan sebagai

konsekuensi pencapaian kemajuan dan kesejahteraan sosial yang diukur

menggunakan 3 pemenuhan kebutuhan dasar, pendidikan, kesehatan dan

peningkatan pendapatan (income). Terpenuhinya 3 kebutuhan dan pelayanan

dasar tersebut menjadi tolok ukur kesejahteraan sosial negara. Orientasi ini

akan tercapai jika seluruh perangkat peraturan perundang-undangan

mendukung. Urusan Kesehatan, baik dalam bentuk pelayanan maupun

jaminan sosialnya, adalah urusan wajib pelayanan dasar yang pelaksanaannya

dibagi (konkuren) dengan Pemerintah Daerah. Artinya tidak ada alasan bagi

pemda untuk menolak menjalankannya. Sebaliknya urusan ini juga jangan

direalisasikan secara sentralistik. Oleh sebab itu terkait sejumlah ketentuan

terkait di SJSN dan BPJS sebaiknya :

a. Pada Pasal 47 UU no 40 Tahun 2004 tentang SJSN ditambahkan

kewenangan Pemda sehingga Pemda bersama masyarakat memiliki

payung hukum dalam turut mengelola dan mengawasi PJS.Keterlibatan

Pemda dan Masyarakat dalam pengelolaan dana jaminan sosial tidak

disebutkan dalam Pasal 47 UU SJSN, padahal Prinsip asuransi sosial

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 (dan penjelasan) UU no 40 Tahun

Page 222: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

217

2004 tentang SJSN yang mengamanahkan gotong royong antara si kaya

dengan si miskin, tua-muda, sehat-sakit dan beresiko tinggi-rendah

membutuhkan peran terbuka Pemda dan masyarakat dalam

pengelolaannya. Gotong royong dalam pemaknaan asuransi sosial dapat

ditempuh dengan melibatkan Pemda serta masyarakat sehingga

menunjang pencapaian target-target SJSN dan BPJS. Beberapa peran

diantaranya adalah penegakan kepesertaan wajib yang tidak selektif, iuran

berdasar upah yang diterima, pengelolaan makin kredibel dan

mengakomodasi peranserta semua pihak secara partisipatif. Alhasil

lembaga BPJS akan menjadikan seluruh pesertanya memperoleh

kesamaan pelayanan (azas ekuitas) yang tidak terikat dengan besarnya

iuran yang dibayarkan. Kecuali tentunya pelayanan terhadap PBI yang

notabene adalah warga miskin, yang iurannya ditanggung oleh negara.

b. Pasal 8 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyenggara Jaminan Sosial yang mengatur kedudukan BPJS di Pusat

diubah sebab pasal ini hanya mengatur kemungkinan membuka kantor

cabang dan justru menegaskan bahwa pengelolaan BPJS tidak

didesentralisasikan kepada Pemda, padahal amanah Pasal 18 UUD 1945

dan Pasal 12 UU Pemda adalah mendesentralisasikan urusan pelayanan

kesehatan sebagai urusan wajib pelayanan dasar yang harus dibagi

dengan Pemda. Sebaliknya pasal ini dilengkapi dengan peran Pemda,

dalam prakteknyaKIS yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan di Pemda

tidak terkait langsung dengan BPJS diurus oleh Pemda dengan sasaran

perluasan 254 juta jiwa di tahun 2017.

c. Pasal 51 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS tentang

Hubungan antar lembaga diubah agar menyesuaikan dengan paradigma

pola hubungan desentralisasi antara Pusat-Pemda sebagaimana diatur

dalam UU No 23Tahun 2914 tentang Pemda dan UU No 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan.

Page 223: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

218

d. Pasal 37 UU no 24 tahun 2011 tentang BPJS sebaiknya ditambahkan

pertanggungjawaban pengelolaan BPJS kepada publik karena dalam

klausul tersebut Pengelolaan tidak melibatkan Pemda dan Masyarakat.

Pertanggungjawaban juga hanya kepada Presiden, Pengawasan juga

hanya oleh DJSN dan Lembaga Pengawas Independen (Pasal 39) Hal ini

bertentangan dengan azas kegotongroyongan dan keterbukaan yg

dianutnya sendiri(Pasal 4), dan bertentangan dengan Pasal 174 UU no

36/2009 tentang Kesehatan.

e. Pasal 13 dan 16 UU 24 Tahun 2011 tentang BPJS harus diusesuaikan atau

diubah karena hanya memposisikan masyarakat sebagai penerima

informasi, dan pemenfaat program BPJS. Padahal partisipasi masyarakat

yang hakiki adalah partisipasi dalam pengambilan keputusan dan kontrol

program, sehingga Pasal ini bertentangan dengan

1) UU no 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

pada Pasal 3 huruf :

i Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam proses

pengambilan kebijakan publik;

ii Untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam

pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan

Publik yang baik;

2) Pasal 354 UU no 23 Tahun 2014 tentang Pemda mengatur

Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan secara

terorganisir dalam pelayanan publik

3) Pasal 174 UU no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa (1)

Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan maupun

terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan

kesehatan dalam rangka membantu mempercepat pencapaian

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. (2) Peran

serta tersebut mencakup keikutsertaan secara aktif dan kreatif.

Page 224: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

219

f. Penerjemahan makna Perlindungan Sosial di dalam Perpres no 2 Tahun

2015 tentang RPJMN2015-2019 harus diubah karena perlindungan sosial

hanyadikaitkanuntuk melindungi kaum disabilitas dan lansia. Padahal

Penyelenggaraan sistem jaminan sosial di Indonesia mengacu pada

Konsep social security sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan

Rakyat. Program jaminan sosial dilakukan dengan memberi jaminan

kesehatan kepada kelompok tenaga kerja (dalam perkembangannya

mencakup sektor formal maupun sektor informal) sesuai dengan

kebutuhan.

g. Terkait Pelibatan masyarakat,budaya rembug warga harus dijadikan media

pengambilan keputusan untuk melaksanakan prinsip gotong-royong

sebagaimana prinsip BPJS. Terbitnya Panduan Teknis Pengaduan

Masyarakat Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan oleh

Kemensos melalui Permensos no xx Tahun 2014 patut diapresiasi karena

melembagakan rembug warga sebagai media pengambilan keputusan

dan pengelolaan pengaduan PBI. Panduan tersebut menerjemahkan

dengan baik peran serta masyarakat sebagaimana diatur dalam pasal 174

UU no 36 Tahun 2009, yang mengatur tentang mekanisme rembug warga

untuk keperluan up dating data PBI sebagai pelaksanaan dari Pasal 13 dan

Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima

Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan

Menteri Sosial tentang Petunjuk Teknis Sistem Pengaduan Masyarakat

tentang PBI Jaminan Kesehatan. Pasal 1 Permensos no xx Tahun

2014tersebut mengatur 4 hal penting dalam pelibatan dan

pengorganisasian masyarakat dalam pengambilan keputusan sesuai

amanah UU no Tahun 2011 tentang Keterbukaan Informasi Publik, yaitu :

1. Sistem pengaduan masyarakat tentang PBI Jaminan Kesehatan

dilakukan dalam upaya untuk mendapatkan data yang benar dan

akurat tentang fakir miskin atau orang tidak mampu;

Page 225: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

220

2. Sistem pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

untuk meminimalisir terjadinya inclusion error(bukan fakir miskin

atau orang tidak mampu tetapi menerima bantuan iuran jaminan

kesehatan) maupun exclusion error(fakir miskin atau orang tidak

mampu tetapi tidak menerima bantuan iuran jaminan kesehatan)

serta untuk mencatat adanya perubahan status sosial ekonomi fakir

miskin dan orang tidak mampu;

3. Pengaduan masyarakat merupakanbentuk partisipasi masyarakat

dalam melakukan verifikasi dan validasi data fakir miskin atau orang

tidak mampu peserta PBI jaminan kesehatan baik diminta maupun

tidak diminta.

4. Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas orang

perorangan, organisasi kemasyarakatan, dan aparat pemerintahan

setempat.

h. Menata ulang Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

dengan mengubah judul menjadi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sebagai

peraturan tertinggi di bidang kesehatan.

Mengatur kembali peraturan perundang-undangan bidang kesehatan untuk

disesuaikan dengan hirarki/jenisnya yang sesuai sebagai subsitem SKN serta

simplifikasi peraturan dengan mengatur secara koheren dan efektif.

Page 226: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

221

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional ;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang

Keterbukaan Informasi Publik;

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang

Kesehatan;

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang

Praktik Kedokteran;

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang

Hak Asasi Manusia;

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang

Narkotika;

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 Tentang

Kesehatan Jiwa;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012

Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013

Tentang Modal Awal Untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2013

Tentang Tata Cara Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial;

Page 227: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

222

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2013

Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi

Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi

Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan

Jaminan Sosial;

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2013

Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan;

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2013

Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Anggota

Dewan Pengawas dan Anggota Direksi Badan Penyelenggaraan

Jaminan Sosial;

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018

Tentang Standar Pelayanan Minimal;

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014

Tentang Sistem Informasi Kesehatan;

19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016

Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014

Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional;

21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014

Tentang Kesehatan Lingkungan;

22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998

Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;

23. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang

Jaminan Kesehatan;

24. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2013 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang

Jaminan Kesehatan;

Page 228: LAPORAN AKHIR KELOMPOK KERJA ANALISIS EVALUASI …Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan

223

25. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 107 Tahun 2013 Tentang

Pelayanan Kesehatan Tertentu Berkaitan Dengan Kegiatan Operasional

Kementerian Pertahanan, TNI dan Kepolisian Negara Republik

Indonesia;

26. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2013 Tentang

Bentuk dan Isi Laporan Program Jaminan Sosial;

27. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2013 Tentang

Gaji atau Upah dan Manfaat Tambahan Lainnya Serta Insentif Bagi

Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial;

28. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 Tentang

Pengelolan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan

Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah

Daerah;

29. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tentang

Sistem Kesehatan Nasional.

30. Kesehatan dalam Prespektif HAM, Buletin KontraS.

31. Supriyanto, Formulasi Kebijakan Integrasi jaminan kesehatan Daerah ke

Sistem Jaminan Kesehatan Nasional menuju Universal Health Coverage,

Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas kedokteran

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2014.