LAPORAN AKHIR - dlhk.bantenprov.go.id · Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan...
Transcript of LAPORAN AKHIR - dlhk.bantenprov.go.id · Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan...
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PROVINSI BANTEN Jalan Syekh Nawawi Al-bantani Kota Serang 42188
LAPORAN AKHIR REVIEW RPPLH PROVINSI BANTEN
TAHUN 2019
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB I - 1
Bab 1 Pendahuluan
1.1. LatarBelakang
Upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menjadi
kewajibanbagiNegara,pemerintahdanseluruhpemangkukepentingandalam
pelaksanaan pembangunan berkelanjutanagar lingkungan hidup dapat tetap
menjadi sumber dan penunjang hidup bagi masyarakat sertamakluk hidup
lain. Pembangunan yang berkelanjutan sebagai upaya sadar dan terencana
yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi ke dalam
strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasimasa kini
dangenerasimasadepan.
Untuk memperkuat perencanaan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup tersebut, Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2009
memandatkan bahwa untuk menyusun Perencanaan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup harus berbasis ekoregion yang
mempertimbangkankeragamandankarakteristikwilayah.
Bencana yang sering terjadi akhir-akhir ini, seperti banjir, longsor,
kekeringan,pencemaransungai,laut,kekuranganairbersih,kerusakantanah,
danpolusiudaramengindikasikanbahwadayadukunglingkunganhiduptelah
terlampui. Peningkatan frekuensi bencana lingkungan hidup tersebut terjadi
seiring dengan pembangunan yang terus berlangsung. Untuk itu, sangat
penting melakukan perbaikan kebijakan, rencana, maupun program
pembangunansecaraterusmenerusdenganmempertimbangkansemuaaspek,
termasuk lingkungan hidup. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009
mengamanatkan bahwa RPPLH dijadikan dasar dan dimuat dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM). Dalam hal ini, RPPLH Nasional menjadi sangat penting
dalam mengarahkan pembangunannasionalagar fungsi lingkunganhiduptetap
terjaga
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB I - 2
Berdasarkan terhadap fakta tersebut diatas, makaPemerintahProvinsi
Bantenberupayamelakukanupayapreventifdalamrangkapengendalian
dampak lingkungan denganmemperhatikankeragaman karakter dan fungsi
ekologis; sebaran penduduk; sebaran potensi sumber daya alam; kearifan
lokal; aspirasi masyarakat dan perubahan iklim, guna menyusun Rencana
PerlindungandanPengelolaanLingkunganHidupProvinsiBanten.Pemerintah
ProvinsiBantenmelaluiDinasLingkunganHidupdanKehutanantelahmenyusun
DokumenRencana Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)
sejak tahun 2016. Seiring dengan perubahan kondisi alam yang terjadi maka
diperlukan review dokumen RPPLH. Untuk itu pada tahun 2019 ini Dinas
LingkunganHidupdanKehutananProvinsiBantenmelaksanakankegiatanreview
RPPLH.
1.2. MaksuddanTujuan
Maksud dan Tujuan dari kegiatan ini adalah mereview dokumen RPPLH
yang sudah ada denganmelakukan analisa berdasarkan kondisi saat ini dengan
mengacupadaRPPLHNasionaldanperaturanterkait.
1.3. KerangkaHukum
1. Undang-UndangNomor32Tahun2009tentangPerlindungandanPengelolaan
LingkunganHidup.
2. Undang-UndangNomor23Tahun2014tentangPemerintahDaerah.
3. Undang-UndangNomor5Tahun1990tentangKonservasiSumberDayaAlam
HayatidanEkosistemnya.
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Keanekaragaman Hayati
(Biodiversity)KonvensiPBB.
5. Undang-UndangNomor41Tahun1999tentangKehutanan.
6. Undang-UndangNomor7Tahun2004tentangSumberDayaAir.
7. Undang-UndangNomor26Tahun2007tentangPenataanRuang.
8. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang PengelolaanWilayah Pesisir
danPulau-PulauKecil.
9. Undang-UndangNomor24Tahun2007tentangPenanggulanganBencana.
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB I - 3
10. Undang-UndangNomor37Tahun2014tentangKonservasiTanahdanAir.
11. Undang-UndangNo23Tahun2014tentangPemerintahanDaerah.
12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P./MenLHK-
II/2015tentangPedomanPenyusunanRencanaPerlindungandanPengelolaan
LingkunganHidup.
13. KeputusanMenteriLingkunganHidupNo.110Tahun2003 tentangPedoman
PenetapanDayaTampungBebanPencemarAirPadaSumberAir.
14. KeputusanMenteri LingkunganHidupNo115Tahun2003 tentang Pedoman
PenentuanStatusMutuAir.
15. PeraturanPemerintahRINo.43tentangAirTanah.
16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 27 Tahun 2009 tentang Pedoman
PelaksanaanKajianLingkunganHidupStrategis(KLHS).
17. PeraturanDaerahProvinsiBantenNomor10tahun2012tentangPerlindungan
danPengelolaanLingkunganHidup.
18. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2012-2017
(LembaranDaerahProvBantenTahun2012Nomor42).
19. PeraturanDaerahProvinsiBantenNomor2Tahun2011tentangRencanaTata
RuangWilayahProvinsiBantenTahun2010-2030.
20. Peraturan Gubernur Banten Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kebijakan
PengelolaanSumberDayaAirMinumProvinsiBanten.
21. PeraturanDaerahProvinsiBantenNo1Tahun2015tentangPenyelenggaraan
PenanggulanganBencana.
22. PeraturanDaerahProvinsiBantenNomor5tahun2014tentangPerlindungan
PertanianPanganBerkelanjutan.
23. Keputusan Gubernur Banten No 672 tahun 2001 tentang Pengendalian Air
Permukaan.
24. KeputusanGubernurBantenNo672tahun2001tentangPedomanPengelolaan
AirBawahTanah.
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB I - 4
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 1
Bab 2 Kondisi dan indikasi daya dukung dan
daya tampung wilayah
2.1.KondisiWilayah
2.1.1.PotensidanKondisiLingkunganHidup
2.1.1.1. Air PengelolaansumberdayaairdiProvinsiBantendikelolaberdasarkanazas
kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian,
keadilan, kemandirian serta transparansi dan akuntabilitas. Wewenang dan
tanggung jawab pemerintah provinsi adalah melaksanakan pengelolaan sumber
daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota dengan memperhatikan
kepentingan provinsi sekitarnya sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan peraturan tambahan
/perubahannya.Pengelolaan SDA di Provinsi Banten dititik beratkan pada
pengembangan SDAmelalui upaya konservasi sumber daya air, pendayagunaan
sumberdayaair,danpengendaliandayarusakair.
PotensisumberdayaairwilayahProvinsiBantenberasaldarisumberdaya
airtanah,sumberdayasungai,keberadaanwaduk,embungsertasitu-situ.Potensi
sumber daya air banyak ditemui di Kabupaten Lebak, sebab sebagian besar
wilayahnyamerupakankawasanhutanlindungdanhutanproduksiterbatas.
1. AirTanah
Tata air permukaan untuk wilayah Provinsi Banten sangat tergantung pada
sumber daya air, khususnya sumber daya air bawah tanah. Terdapat 5 satuan
CekunganAirBawahTanah(CABT)yangtelahdi identifikasi,yangbersifat lintas
kabupaten maupun kota, antara lain CABT Labuan, CABT Rawadano dan CABT
Malingpingdanlintaspropinsi,meliputiCABTSerang-TangerangdanCABTJakarta
(Keputusan Menteri ESDM Nomor: 716.K/40/MEM/2003 Tentang Batas
HorisontalCekunganAirTanahPulauJawadanMadura).
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 2
Potensidarimasing-masingcekunganairbawahtanahini,adalahsebagaiberikut:
a. SatuanCekunganAirBawahTanah(CABT)Labuan
CABT Labuan ini mencakup wilayah Kabupaten Pandeglang (±93%) dan
Kabupaten Lebak (±7%) dengan luas lebih kurang 797 km. Batas cekungan air
bawah tanah di bagian barat adalah selat Sunda, bagian utara dan timur adalah
batas pemisah air tanah dan di bagian selatan adalah batastanpa aliran karena
perbedaansifat fisikbatuan. Jumlah imbuhanairbawah tanahbebas (air bawah
tanah pada lapisan akuifer tak tertekan/akuifer dangkal) yang berasal dari air
hujanterhitungsekitar515jutam3/tahun.Sedangpadatipeairbawahtanahpada
akuifer tertekan/akuifer dalam, terbentuk di daerah imbuhannya yang terietak
mulai elevasi di atas 75mdpi sampai daerah puncak CunungCondong, Gunung
PulosaridanGunungKarang.
b. SatuanCekunganAirBawahTanah(CABT)Rawadano
CABT Rawadano mencakup wilayah Kabupaten Serang dan Kabupaten
Pandeglang, dengan total luas cekungan lebih kurang 375 km2. Batas satuan
cekungan satuan air bawah tanah ini di bagian utara, timur dan selatan berupa
bataspemisahairbawah tanahyangberimpitdenganbatasairpermukaanyang
melewatiGunungPasirPematangCibatu (420m),Gunung Ipis (550m),Gunung
Serengean(700m),GunungPule(259m),GunungKupak(350m),GunungKarang
(1.778m),GunungAseupan(1.174m)danGunungMalang(605m).Sedangbatas
dibagianbaratadalahSelatSunda.
Berdasarkan perhitungan imbuhan air bawah tanah,menunjukkan intensitas air
hujanyangturundanmembentukairbawahtanahdiwilayahsatuancekunganini
sejumlah 180 jutam3/tahun, sebagian diantaranyamengalir dari lerengGunung
Karang menuju Cagar Alam Rawadano sekitar 79 m3/tahun. Sedang air bawah
tanahyangberupamataairpadaunitakuifervolkanikpumaDanauyangdijumpai
di sejumtah 115 lokasi menunjukkan total debit mencapai 2.185 m3/tahun.
Sementara itu pada unit akuifer volkanik Danau pada 89 lokasi,mencapai debit
367m3/tahun.Totaldebitdarimataairkeseluruhansebesar2.552m3/tahun.
c. SatuanSubCekunganAirBawahTanah(CABT)Serang–Cilegon.
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 3
Satuan sub cekungan ini merupakan bagian dari CABT Serang-Tangerang, yang
secara administratif termasuk dalam wilayah Kota Serang, Kabupaten Serang,
KabupatenLebak,danKabupatenPandeglang,dengan luaswilayahsekitar1.200
km2. Batas satuan cekungan ini di bagian utara adalah laut Jawa, bagian timur
adalahK.Ciujung, bagian selatanmerupakan batas tanpa aliran dan bagian barat
adalahSelatSunda.
Berdasarkan hasil perhitungan neraca air menunjukkan jumlah imbuhan air
bawah tanah diwilayah satuan cekungan ini sebesar 518 jutam3/tahun, sedang
jumlah aliran air bawah tanah pada tipe lapisan akuifer tertekan sekitari
3m3/tahun,berasaldaridaerahimbuhanyangterletakdisebelahutaradanbarat
dayayangmempunyaielevasimulaisekitar50mdpl.
d. SatuanSubCekunganAirBawahTanah(CABT)TangerangSatuan sub cekungan ini mencakup wilayah Kota Tangerang, Kabupaten
Tangerang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak dan sebagian Kabupaten Bogor
(ProvinsiJawaBarat),dengantotalluassekitar1.850km2.Batassubcekunganini
di sebelah Utara adalah Laut Jawa, bagian timur adalah Kali Cisadane, bagian
Selatanyangmerupakankontakdenganlapisanakuifer,sertabagianbaratadalah
Kali Ciujung. Jumlah imbuhan air bawah tanah di seluruh sub CABT Tangerang
sekitar 311 juta m3/tahun, sedangkan jumlah aliran air bawah tanah tertekan
terhitungsekitar0,9jutam3/tahun.
2.Sungai
DefinisidariDaerahAliranSungaiadalahsuatuwilayahdaratanyangmerupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung,menyimpan, danmengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke
danauataukelautsecaraalami,danbatasdilautsampaidengandaerahperairan
yangmasihterpengaruhaktivitasdaratan(UUNo.7Tahun2004).
BerdasarkanpembagianDaerahAliranSungai(DAS),ProvinsiBantenterbagi
menjadienamDAS,yaitu:
a) DASUjungKulon,meliputiwilayahbagianBaratKab. Pandeglang (Taman
NasionalUjungKulondansekitarnya).
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 4
b) DASCibaliung-Cibareno,meliputi bagian SelatanwilayahKab. Pandeglang
danbagianselatanwilayahKabupatenLebak.DASCibaliungseluas63.669
Ha.
c) DAS Ciujung-Cidurian, meliputi bagian Barat wilayah Kabupaten
Pandeglang. Luas DAS Ciujung inimencapai 90.242 Ha dan DAS Cidurian
seluas91.127Ha.
d) DAS Rawadano, meliputi sebagian besar wilayah Kabupaten Serang dan
KabupatenPandeglang.DASCidanauseluas22.620Ha.
e) DASTeluklada,meliputibagianBaratwilayahKabupatenSerangdanKota
Cilegon.
f) DAS Cisadane-Ciliwung, meliputi bagian Timur wilayah Kabupaten
TangerangdanKotaTangerang.
Sementara itudefinisidariwilayahsungaimenurutUUNo.7Tahun2004adalah
kesatuanwilayahpengelolaansumberdayaairdalamsatuataulebihdaerahaliran
sungai (DAS) dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama
dengan2.000km2.
Untuk pengelolaan sungai sebagai sumber daya air ditetapkan 4Wilayah Sungai
(WS) yang terdapat di Provinsi Banten. Berdasarkan Keppres RI No 12 Tahun
2012, ada dua klasifikasi wilayah sungai yang ada di Provinsi Banten yaituWS
Lintas Provinsi (Cidanau-Ciujung-Cidurian dan WS Ciliwung-Cisadane) yang
dikelolaPemerintahPusat,danWSLintasKabupaten/Kota(WSCiliman-Cibungur
danWSCibaliung-Cisawarna)yangdikelolaolehProvinsiBanten.
WSCiliman-Cibungurterdiridari27DaerahAliranSungai(DAS)denganluastotal
1.750,93km2memilikipotensiairsebesar120m3/detik.SedangkanWSCibaliung-
Cisawarnaterdiridari75DASdenganluastotal2.613,37km2mempunyaipotensi
air sekitar 122.34 m3/detik. Menurut hasil analisis, potensi air di kedua WS
tersebut, dalam jangka panjang masih aman digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air rumah tangga, perkotaan, industri dan irigasi masyarakat yang
berada di lokasiWS ini. Sumber daya air untukWS Cibungur-Ciliman berada di
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 5
lokasi Kab. Pandeglang terdiri dari 65 sungai dan yang berada di Kab. Lebak
terdapat5 sungai. Sementara ituuntukWSCibaliung-Cisawarna,diwilayahKab.
lebakterdapat34sungaidanKab.Pandeglangterdapat31sungai.
a. SungaiCiujung
Sungai Ciujung merupakan salah satu sungai besar di Provinsi Banten yang
mengalirmelaluiwilayahKab.Bogor(Provinsi JawaBarat),Kab.Lebak,danKab.
Serang.SungaiiniberhuludiG.Karang(+1778m)diKab.SerangdanG.Halimun
(+1929m)diKab.Bogor,memilikipanjangsungai+84,8kmdenganluasdaerah
aliransungai(DAS)seluas+1.858km2,memilikiduaanaksungaiyangbesaryaitu
S.Cisimeut(DAS=458km2)danS.Ciberang(DAS=305km2).Keduaanaksungai
ini menyatu di sebelah selatan kota Rangkasbitung dan mengalir ke utara
bermuaradilautJawa.
KualitasairsungaiyangterdapatpadaprovinsiBantentidakterlepasdariadanya
pencemaranair,sebagaiakibatadanyakegiatanatauaktivitasyangdilakukanoleh
masyarakat dan industri. Adanya pencemaran air pada sungai menjadikan
beberapaparameterkualitasairmenurundanberadadi luarbakumutuyangdi
telah ditetapkan. Penurunan parameter kualitas air menyebabkan fungsi sungai
menjadi berkurang, sehingga kebutuhan masyarakat akan air yang baik akan
semakinberkurang.
b. SungaiCiliman
Sungai Ciliman dengan luas DAS+500 km2mengalir sepanjang 55 km melalui
kabupatenLebakdanPandeglang,berhuludiGunungLiman,GunungKencana,dan
GunungKendengsertabermuaraditelukLada.Anak-anaksungaiCilimanadalah:
Sungai Cidima, Cicaringin, Citeureup, Cipendeuy dan Ciseuleuhdeungen. Bentuk
DAS berbentuk cabang pohon, sungai induknya memanjang dengan anak-anak
sungailangsungmengalirmasukkesungaiinduk.
c. SungaiCidanau
SungaiCidanaumengalirdariRawaDanaukearahBaratdanbermuarake selat
Sunda, sehingga Cidanau merupakan aliran keluar(outflow)dari air di rawa
Danau.KarenasungaiinimenyatudenganRawaDanau,makadaerahresapannya
jugamerupakandaerahresapanRawaDanau.
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 6
d. SungaiCibanten
SungaiCibantenmengalirmelaluikotaSerangdanbermuaraditelukBanten.
3. Situ/Rawa
Potensi airpermukaanyang tersimpandalambentuk situ/ rawaadalah sebagai
berikut:
• Volumesitu/rawadiSWSCiujung-Ciliman1.841.700m3
• Volumesitu/rawadiSWSCisadea-Cikuning150.000m3
Gambar2.1.GambarInventarisasiSitu,Rawa,danDanaudiProvinsiBantenSumber:BLHDProv.Banten,2015
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 7
4.MataAir
• JumlahmataairdiSWSCiujung-Cilimanberjumlah337buah
• Jumlahdebit(>1lt/dt)=2,771lt/dt
• Jumlahdebit(>100lt/dt)=102-447
KualitasAirdiProvinsiBanten
DiProvinsiBanten terdapat4WilayahSungai (WS),2diantaranyamenjadi
kewenangan Pemerintah Provinsi Banten, yaitu WS Cilim an-Cibungur dan WS
Cibaliung-Cisawarna sedangkan 2 WS lainnya menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat,yaituWSCidanau-Ciujung-CiduriandanWSCiliwung-Cisadane.
Pemerintah Provinsi Banten memiliki kewenangan terhadap 102 Daerah
AliranSungai(DAS),dimana75DASberadapadaWSCibaliungCisawarnadan27
DASberadadiWSCilimanCibungur.
Daerah Aliran Sungai (DAS) besertaWilayah Sungai di Provinsi Banten, sebagai
berikut:
1. Wilayah Sungai Cibaliung Cisawarna (Kewenangan Pemerintah Provinsi
Banten)
2. Wilayah Sungai Ciliman Cibungur (Kewenangan Pemerintah Provinsi
Banten)
3. WilayahSungaiCidanauCiujungCidurian(KewenanganPemerintahPusat)
4. WilayahSungaiCiliwungCisadane(KewenanganPemerintahPusat)
Tabel2.1.NamaSungaiBerdasarkanKabupaten/Kota
diProvinsiBantenNo Kabupaten/Kota NamaSungai Panjang(Km)1 KabupatenPandeglang 1. Cikupa
2. Cimasayang3. Cisangu4. Cihaseum5. Cipanas6. Cinunggal7. Cibali8. Cijebuh9. Cilemer10. Cilancar
155591215151794
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 8
No Kabupaten/Kota NamaSungai Panjang(Km)11. Cikoleang12. Cikadueun13. Cimoyang14. Ciandur15. Cilemer16. Cikarungkang17. Cisata18. Cikadue19. Cimoyang20. Ciandur21. Cimanunjang22. Cikembang23. Ciwates24. Cikadueun25. Cilemer26. Cijakan27. CibimaHulu28. Cipurang29. Cigondang30. Cisiwuwuk31. Cisata32. Cisitugunungg33. Cibama34. Ciwates35. Cikadueun36. Cillemer37. Cijakan38. CibamaHulu39. Cipurang40. Cigondang41. Cisuwuk42. Ciasata43. Cikembang44. Cikuncil45. Cisitugunung46. Cibama47. Ciwates48. Ciatuy49. Cikadubuluh50. CipuntenAgung51. Cimala52. Cibama53. Ciletik54. Cicarita55. Cibeureum56. Cikoreng57. Citajur58. Cilurah59. Cibungur60. Ciliman61. Cisurineun62. Cisolodengeun63. Ciseukeut64. Cikeruh65. Cilamis66. Cibaliung
410815559121592018182515623771025201314108121381512366445201512366445201512366445
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 9
No Kabupaten/Kota NamaSungai Panjang(Km)67. Cikeusik68. Cilarajang69. Cihandoyan70. Cihonje71. Cijengkol72. Cicibaliung73. Cinimbang74. Cicorogol75. Cikolenag76. Cileutik77. Ciliman
201512366445206
2 KabupatenLebak 1. Cibareno2. Cikidang3. Sawarna4. Cimanumbulan5. Cidikit6. CidikitLeutik7. Cimandur8. Cimancak9. Cisiih10. CisiihLeutik11. Cimandiri12. Cihara13. Cimasuk14. Cilangkahan15. Cipeucangpari16. Cibinuangeun17. Ciliman18. Cilemer19. Cimalur20. Ciujung21. Cimangeunteung22. Cimaur23. Ciberang24. Cisimeut25. Cilaki26. Ciminyak27. Cicinta28. Cibeureum29. Cidurian
421030104520551540101041820153835151058101050302525151525
3 KabupatenTangerang 1. Cisadane 314,34 KabupatenSerang 1. Teneng
2. Cisaat3. Ciujung4. Kalimati5. Ciwaka6. Cibanten7. Cisangu8. Dahu9. Cibango
584044242520482539
5 KotaTangerang 1. Cisadane 100
Sumber:BantenDalamAngka,2018
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 10
Untuk menjaga kualitas air permukaan di wilayah Provinsi Banten, dilakukan
upaya pemantauan kualitas air sungai yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. Pemantauan air sungai sebagai badan air dimaksudkan
sebagai upaya pencegahan terhadap penurunan kualitas air sungai sehingga air
sungaitersebutdapatdimanfaatkansesuaidenganperuntukannya
Pemantauan kualitas air sungai di Provinsi Banten, dilakukan di 5 sungai
(S.Cisadane,S.Cidurian,S.Ciujung,S.CirarabdanS.Cibanten)padatahun2018dan
7 sungai (S.Cisadane, S.Cidurian, S.Ciujung, S.Cirarab, S.Cibanten, S.Cilemer, dan
S.Cimanceuri) pada tahun 2017. Setiap sungai memiliki minimal 6 titik pantau
yang diambil sampelnya minimal 2 kali dalam setahun. Parameter yang dinilai
dalam indeks kualitas air yaitu TSS,DO, COD, BOD, Fosfat, Total Coliform dan
E.Coli/FecalColi.
2.1.1.2. UdaraUdara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk hidup dan
kehidupanmanusiadanmaklukhiduplainnya.Udaramempunyaiartiyangsangat
penting di dalam kehidupan makhluk hidup dan keberadaan habitatnya. Oleh
karena itu pemanfaatannya harus dilakukan secara bijaksana dengan
memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Untuk
mendapatkan udara sesuai dengan tingkat kualitas yang diinginkan maka
pengendalianpencemaranudaramenjadisangatpentinguntukdilakukan
2.1.1.3. LahandanHutanLuas lahan sawah di Provinsi Banten pada tahun 2017 tercatat sebesar
204.539 hektar, dimana 94,74 persen diantaranya terletak di 4 kabupaten yaitu
Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang dan Kabupaten
Serang. Kabupaten Pandeglangmerupakanwilayah yangmemiliki luas lahannya
terbesaryaitumencapai54.768hektaratau26,78persendari total luas lahandi
Banten, disusul oleh Kabupaten Lebak sebesar 53.946 hektar (26,37 persen)
kemudianKabupatenSerangsebesar48.011hektar(23,47persen)danKabupaten
Tangerang sebesar 37.073 hektar (18,13 persen), sedangkan luas lahan sawah
sisanyasebesar5,25persenberasaldariKotaTangerangsebesar706hektar(0,35
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 11
persen), Kota Cilegon sebesar 1.611 hektar (0,79 persen), Kota Serang sebesar
8.325 hektar (4,07 persen) dan terakhir Kota Tangerang Selatan adalah
kabupaten/kotadiProvinsiBantenyangmemilikiluaslahansawahterkecilyaitu
hanyasebesar99hektaratau0,05persendaritotallahansawahdibanten.
Sebesar203.123hektaratau99,31persenlahansawahdiProvinsiBanten
ditanami padi, sedangkan sisanya sebesar 0,69 persen tidak ditanami padi, dari
sekitar 1.416 hektar lahan sawah yang tidak ditanami padi, 969 hektar (68,43
persen) ditanami tanaman lainnya selain padi, sedangkan sisanya sebesar 447
hektar(31,57persen)tidakditanamiapapun.Sebesar64,10persendariluaslahan
yang ditanami padi atau sekitar 130.198 hektar lahan sawah ditanami padi
sebanyak dua kali dalam setahun, sisanya sebesar 33.115 hektar (16,30 persen)
hanya ditanami padi sebanyak satu kali dalam setahun dan selebihnya sekitar
39.810hektar(19,60persen)ditanamipadilebihdaritigakalidalamsetahun.
Berdasarkanjenispengairan,106.403hektaratau52,02persenluaslahan
sawah diantaranya adalah lahan sawah irigasi. Jenis lahan sawah irigasi yang
terluas terdapat di Kabupaten Serang (27.516 hektar atau 25,86 persen),
kemudian diikuti oleh Kabupaten Lebak (25.909 hektar atau 24,35 persen),
KabupatenTangerang(24.805hektaratau23,31persen),KabupatenPandeglang
(22.674 hektar atau 21,31 persen), sedangkan Kota Serang dan Kota Tangerang
masih dibawah 5 persen dari total luas lahan sawah irigasi di provinsi banten.
Berdasarkan luasnya berturut-turut adalahKota Serang (4.993 hektar atau 4,69
persen) dan Kota Tangerang (506 hektar atau 0,48 persen) sedangkan di Kota
Tangerang Selatan dan dan Kota Cilegon tidak terdapat lahan sawah irigasi.
Hampir seluruh luas lahan sawah irigasi ditanami padi, sebesar 105.459 hektar
atau99,11persenlahansawahirigasidiProvinsiBantenditanamipadi,sedangkan
sisanya sebesar 0,89 persen tidak ditanami padi, dari sekitar 944 hektar lahan
sawah irigasi yang tidak ditanami padi, 605 hektar (64,09 persen) ditanami
tanamanlainnyaselainpadi,sedangkansisanyasebesar339hektar(35,91persen)
tidak ditanami apapun. Sebesar 65,92 persen dari luas lahan sawah irigasi yang
ditanami padi atau sekitar 69.521 hektar lahan sawah irigasi ditanami padi
sebanyak dua kali dalam setahun, sisanya sebesar 26.435 hektar (25,07 persen)
ditanami padi lebih dari atau sampai dengan tiga kali dalam setahun dan
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 12
selebihnyasekitar9.503hektar(9,01persen)hanyaditanamipadisebanyaksatu
kalidalamsetahun.
2.1.1.4. KeanekaragamanHayatiProvinsiBantensebagaidaerahdatarantropisyangterletakdiujungBarat
Pulau Jawamemiliki kekayaan dan kekhasan keanekaragamanhayati. Salah satu
kekayaan dan kekhasan keanekaragaman hayati Provinsi Banten yang menjadi
bagian dari perlindungan dan kekayaan alam dunia(the world heritage)adalah
BadakJawa(Rhinocerosnsondaicus).SelainBadakJawa,CagarAlamRawaDanaudi
KabupatenSerangdanTamanNasionalGunungHalimun–SalakdiperbatasanJawa
Barat dengan Banten Selatan,merupakan kawasan–kawasan endemis yang kaya
dengan keanekaragaman hayati. Cagar Alam Rawa Danau memiliki ±131 jenis
keanekaragaman hayati, yang beberapa diantaranya secara internasional
disepakati sebagai flora dan fauna yang mutlak harus dilindungi, flora endemis
yang ada di kawasan tersebut antara lain;Derris danauensis(Backer dan
Bakhuizen van den Brink; 1963);Glochidion palustre,Coix palustrisdanAlocasia
bantemensis (Kooders, 1892 dan 1912; dan Endert, 1932). Sementara Taman
Nasional Gunung Halimun–Salak merupakan pusat habitat Owa jawa atau Owa
Abu–Abu(Hylobates moloch), yang juga fauna endemis yang yang mutlak harus
dilindungi.
Disampingcagaralamdantanamannasionaltersebutdiatas,Bantenmasih
memiliki banyak kawasan–kawasan lindung baik untuk kepentingan pelestarian
keanekaragamanhayati, seperti; burung (CagarAlamPulauDua),penyu (Taman
NasionalUjungKulon danTamanWisataAlamPulau Sanghyang), jugamemiliki
keanekaragaman hayati yang memiliki nilai ekonomis dan menjadi unggulan
kabupaten/kotadiProvinsiBanten.
2.1.1.5. LautPerairan laut ProvinsiBanten terbagi ke dalam tigawilayah perairan laut
yaituSamuderaIndonesia,LautJawadanSelatSunda.Ketigawilayahperairanlaut
tersebut terbentang di Wilayah Provinsi Banten bagian utara, bagian barat dan
bagian selatan dan memiliki luas perairan laut secara keseluruhan sekitar
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 13
11.486,72 km2.. Masing-masing luas wilayah perairan laut tersebut adalah luas
Samudera Indonesia seluas 3.077,36 km2, luas perairan Laut Jawa 2.797,20 km2
danluasperairanSelatSunda5.612,16km2.
WilayahlautBantenmerupakansalahsatujalurlautpotensialyangcukup
padat.SelatSundamerupakansalahsatujaluryangdapatdilaluikapal-kapalbesar
yang menghubungkan Eropa, Asia Selatan, Australia dan Selandia Baru dengan
kawasanAsiaTenggarasepertiThailand,MalaysiadanSingapura.PerairanBanten
ini juga merupakan jalur utama perlintasan/penghubung dua pulau besar di
Indonesia yaitu Jawa dan Sumatera. Gambaran rinci luas wilayah perairan laut
ProvinsiBantendijelaskanpadaTabelberikutini.
Tabel2.2.LuasPerairanLautProvinsiBanten
No. Kabupaten/Kota
LuasPerairan(Km2)
Samudera
HindiaLautJawa
Selat
SundaTotal
1. Kab.Lebak 676,51 - - 676,51
2. Kab.Pandeglang 349,28 - 1.352,72 1.702,00
3. Kab.Serang - 481,00 333,00 814,00
4. Kab.Tangerang - 377,40 - 377,40
5. KotaCilegon - - 185,00 185,00
6. KotaSerang - 74,00 - 74,00
Provinsi 3.077,36 2.797,20 5.612,16 11.486,72
Sumber:KelautandanPerikananDalamAngka2017
2.1.1.6. PesisirdanPantaiBerdasarkan sebaran wilayah administrasi Kec. pesisir dan Pulau-Pulau
kecilbahwaProvinsiBantenmempunyai luasanwilayahpesisirdanPulau-Pulau
kecil3.224Km²atau32.243.700Ha.Rincianmasing-masingluasanKec.pesisirdan
Pulau-PulaukecildijelaskanpadaTabeldibawahini.
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 14
Tabel2.3.LuasWilayahPesisirdanPulau-PulauKecilProvinsiBanten
No. Kabupaten/KotaLuasWilayah
(Km2)LuasDarat(Km2) LuasLaut(Km2)
1 KabupatenPandeglang 4.448,89 2.746,89 1.702,00
2 KabupatenLebak 3.721,96 3.044,72 677,24
3 KabupatenTangerang 1.337,01 959,61 377,40
4 KabupatenSerang 2.148,15 1.467,35 680,80
5 KotaTangerang 164,55 164,55 -
6 KotaCilegon 360,51 175,51 185,00
7 KotaSerang 340,74 266,74 74,00
8 KotaTangerangSelatan 150,78 150,78 -
ProvinsiBanten 12.672,59 8.976,15 3.696,44
Sumber:KelautandanPerikananDalamAngka2017
Provinsi Banten merupakan salah satu propinsi yang memiliki wilayah
pesisir, laut dan Pulau-Pulau kecil, sesuai dengan amanat UU Nomor 27 Tahun
2007diwajibkanmenyusunrencanapengelolaanwilayahpesisirdanPulau-Pulau
kecil berdasarkan hirarki yang telah ditetapkan. Beberapa tahun belakangan ini
terdapatbanyakisu-isudanpermasalahanyangmenyangkutpemanfaatanwilayah
pesisir, laut dan Pulau-Pulau kecilnya. Isu-isu strategis dan permasalahan
ekosistempesisirdanlautantaralainkerusakandanpenurunanhabitatterumbu
karang, penangkapan ikan dengan bahan peledak, kerusakan dan penurunan
habitat hutan mangrove, padang lamun dan biota laut, gangguan daerah aliran
sungai, kerusakan ekosistem dan biota di kawasan konservasi, konflik
pemanfaatanruangdansumberdayadanlain-lain.
Untukmenghindari laju kerusakan dan penurunan ekosistempesisir, laut
dan Pulau-Pulau kecil, konflik serta meminimalkan dampak dari penggunaan
terhadap berbagaiwilayah pesisir dan laut,maka perlu disusunRencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP-3-K-Provinsi Banten). RZWP-3-K-
ProvinsiBantenadalahrencanayangmenentukanarahpenggunaansumberdaya
tiap-tiapsatuanperencanaandisertaidenganpenetapanstrukturdanpolaruang
padakawasanperencanaanyangmemuatkegiatan-kegiatanyangbolehdilakukan
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 15
dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah
memperoleh izin.Dengan demikian pengelolaanwilayah pesisir, laut dan Pulau-
Pulaukecildapatterencanadenganbaikdanterukur.
2.1.1.7. PertambanganPada tahun 2016, jumlah perusahaan pertambangan di Provinsi Banten
sebanyak 140 perusahaan, dimana yang terbanyak adalah perusahaan
pertambangan pasir darat, andesit, dan pasir laut. Dilihat dari luas wilayah
penambangannya,bahantambang jenispasir lautmemilikiwilayahterluas,yaitu
sebesar 21.304,29 ha. Sementara itu, dari jumlah produksinya, pasir laut juga
memilikiproduksiterbesaryaitu7.902.666m3.
Tabel2.4.LuasWilayahPertambanganBerdasarkanJenisBahanTambang
diProvinsiBantenTahun2014-2016No JenisBahanTambang Luas
(Ha)
2014 2015 2016
1. BatuBara 6.101 12,53 5.611
2 Emas 13.987 438,98 15.327
3. Perak - - -
4. Andesit 244 340,28 1.293
5. Zeolit 1.005 - 1.005
6. Galena 18 0,14 18
7. PasirDarat 163,20 30 308,50
8. PasirKuarsa 555 0,02 453
9. PasirKali - - -
10 Bentonit - 56 40
11. TanahLiat 698,26 1,02 500
12. TanahUrug - - -
13. BatuGamping 7.442,31 439 7.054
14. Tras 105 49,04 134
15. PasirBesi - 30 10
16. PasirLaut 15.735,36 76.822,70 304,29
17. Feldspar 5 - 5
18 Seng/Zn 435 - -
Total 32.063
Sumber:BantenDalamAngka,2017
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 16
Bahan galian logam terutama logam mulia terbukti terdapat di wilayah
Kabupaten Lebak dan Pandeglang serta terindikasi di wilayah Kabupaten
Serang.Wilayah Cikotok dan sekitarnya berada di Kecamatan CibeberKabupaten
Lebak, sejakzamanpenjajahanBelandamerupakanwilayahpertambanganemas
danbahangalianlainpengikutnyasepertiperak.Meskipunsaatinipenambangan
yang dikelola PT Aneka Tambang Tbk. sudah mulai menghentikan kegiatan
eksploitasinya namun potensinya masih tersedia dan terbukti dengan masih
dilakukannya penambangan oleh rakyat. Potensi tersebut berada di wilayah
TamanNasional Gunung Halimun serta di daerah Cipanas dan Panggarangan.Di
KabupatenPandeglang,kegiatanpenambanganemassedangdipersiapkanolehPT
AnekaTambangTbk.bekerjasamadenganPT.CibaliungSumberDaya.
Potensi lainnya terindikasi di wilayah Kecamatan Cigeulis.
DiKabupatenSerang,emasterindikasidiwilayahKecamatanPadarincang,Anyer
dan Mancak.Bahan galian logam lainnya adalah Galena yang merupakan bijih
timahhitam(Pb).Mineralisasigalenaterkaitdenganmineralisasiemastersebardi
kecamatanCibeber,Cipanas,PanggarangandanMalingping.
Bahangaliannonlogammempunyaipenyebaranhampirdiseluruhwilayah
Provinsi Banten dengan kecenderungan sebaran terbanyak menepati wilayah
Provinsi Banten bagian selatan yang meliputi Kabupaten Lebak dan Kabupaten
Pandeglang. Di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon bahan galian yang bernilai
ekonomiadalahAndesit,basalt,trasdanbatuapungyangterdapatdalamtufa.Di
KabupatenLebak,bahangaliannonlogamyangbernilaiekonomisadalahberbagai
jenis bahan galian industri seperti zeolit, felspar, bentonit, batugamping, pasir
kuarsa,batusempur,batumuliasertabatubara.
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 17
Gambar2.4.AreaPertambangandiKabupatenLebak
Sedangkan di Kabupaten Pandeglang terdapat potensi batumulia yang
dapat bernilai ekonomis selain batubelah, tras dan pasir.
Dalam rangka lebih memfokuskan usaha pertambangan di Provinsi Banten ada
beberapajenisbahangalianyangmenjadiunggulan,antaralainemas,pasirkuarsa,
zeolith, batu sempur, batu gamping, batu apung dan batubara. Untuk potensi gas
danminyak bumi, Pemerintah Pusat telahmenyerahkan Blok Ujung Kulon untuk
kegiataneksplorasidanpadasaatinitengahmenawarkanBlokRangkasbitungdan
BlokBanten.
Berikut adalah data daftar Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi
ProvinsiBantenTahun2017:
Tabel2.5.DaftarIUPEksplorasiLogamProvinsiBantenTahun2017NO NAMA
PERUSAHAANKABUPATEN/KOTA LUAS
(HA)TAHAPANKEGIATAN
KOMODITAS
1 2 3 4 5 61 PT.GrahaMakmur
CoalindoLEBAK 1972 EKSPLORASI PasirLaut(Emas
dmp)
2 PT.FinoBersaudara
LEBAK 7933 EKSPLORASI Emas
3 PT.SoutheastAsiaResources
LEBAK 600 EKSPLORASI Emasdmp
4 PT.SumberAlamCiptaNusantara
LEBAK 1000 EKSPLORASI Emasdmp
Sumber:ESDMProvinsiBanten,2017
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 18
Tabel2.6.DaftarIUPEksplorasiBatubaraProvinsiBantenTahun2017NO NAMA
PERUSAHAANKABUPATEN/KOTA LUAS
(HA)TAHAPANKEGIATAN
KOMODITAS
1 2 3 5 6 7
1 PT.AlamSinsegyeTanahBanten
LEBAK 1971,80 EKSPLORASI BATUBARA
Sumber:ESDMProvinsiBanten,2017
Tabel2.7.DaftarIUPEksplorasiNonLogamProvinsiBantenTahun2017
NO NAMAPERUSAHAAN
KABUPATEN/KOTA
LUAS(HA)
TAHAPANKEGIATAN KOMODITAS
1 2 3 4 5 6
1 CV.ArifJayaUtama SERANG 5 EKSPLORASI BatuAndesit
2 PT.BantenBaruPerkasa SERANG 721 EKSPLORASI PasirLaut
3 PT.BayahPrimaPerkasa LEBAK 5,2 EKSPLORASI PasirKuarsa
4 PT.FajarAngkasaMandiri SERANG 6,4 EKSPLORASI BatuAndesit
5 PT.Gahanalautanprima SERANG 998 EKSPLORASI PasirLaut
6PT.KaosaAnugerahSentosaMandiri
SERANG 977 EKSPLORASI PasirLaut
7 PT.DayaSwahastaCipta SERANG 1.830 EKSPLORASI PasirLaut
8PT.Krakataubantensejahtera(BLOK2)
SERANG 981 EKSPLORASI PasirLaut
9 PT.MuaraSuksesMakmur SERANG 992 EKSPLORASI PasirLaut
10 PT.PutraLebakPerkasa LEBAK 10 EKSPLORASI BatuAndesit
11 PT.RajawaliBerkahAbadi PANDEGLANG 15 EKSPLORASI BatuanAndesit
12PT.ResourcesCelebesInternational
SERANG 720 EKSPLORASI PasirLaut
13 a.n.RoisBahtiar LEBAK 5 EKSPLORASI PasirKuarsa
14 a.n.Sugianto LEBAK 5 EKSPLORASI PasirDarat
15 PT.SegaraBantenSamudera SERANG 996.38 EKSPLORASI PasirLaut
16 PT.SamudraArthaMara SERANG 967.9 EKSPLORASI PasirLaut
17 PT.PatihSamudraJaya SERANG 992.2 EKSPLORASI PasirLaut
18 PT.AldoHSSejahtera SERANG 14 EKSPLORASI Andesit
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 19
19 PT.MasAryaTunggalAbadi LEBAK 5 EKSPLORASI PasirKuarsa
20 PT.AdnisGlobalMandiri LEBAK 5 EKSPLORASI PasirKuarsa
21PT.BatuBuanaMakmurIndonesia
CILEGON 20 EKSPLORASI Andesit
22 PT.PutraBangsaMandiri SERANG 1216,1 EKSPLORASI PasirLaut
23 PT.RizkiBahteraJaya SERANG 1,025 EKSPLORASI PasirLaut
24 PT.KaryaKarsaBersama SERANG 2949,9 EKSPLORASI PasirLaut
25 PT.BiruSamuderaRaya SERANG 902,7 EKSPLORASI PasirLaut
26 PT.CitraPuteriBahari SERANG 2520,54 EKSPLORASI PasirLaut
27 PT.RajawaliOctorysSundari LEBAK 5.1 EKSPLORASI Andesit
28 CV.BERLIANQUARRINDO CILEGON 5 EKSPLORASI Andesit
29 a.n.MUHIBINH.SANUKRI LEBAK 5 EKSPLORASI PasirDarat
30 a.n.BADARUDIN LEBAK 5 EKSPLORASI Bentonit
31 PT.DollarRizkySejahtera PANDEGLANG 49,53 EKSPLORASI Andesit
32 a.n.Citra LEBAK 6,5 EKSPLORASI Bentonit
33 PT.BatuAnugrahPerkasa SERANG 5 EKSPLORASI Andesit
34 PT.SaranaIntiTambang SERANG 997,32 EKSPLORASI PasirLaut
35 PT.DelimasLestariJaya CILEGON 24 EKSPLORASI Andesit
36 PT.GamaBojonegaraJaya SERANG 50,86 EKSPLORASI Andesit
37 PT.AlfaGranitama(Blok2) SERANG 159 EKSPLORASI Andesit
38 a.n.AtiTriwahyuni CILEGON 5,6 EKSPLORASI Andesit
39 PT.RizkyBantenBerlian PANDEGLANG 50 EKSPLORASI Andesit
40 a.n.H.Basri SERANG 5 EKSPLORASI Andesit
Sumber:ESDMProvinsiBanten,2017DalamrangkalebihmemfokuskanusahapertambangandiProvinsiBanten
ada beberapa jenis bahan galian yangmenjadi unggulan, antara lain emas, pasir
kuarsa, zeolith, batu sempur, batu gamping, batu apung dan batubara.Untuk
potensi gas danminyak bumi, Pemerintah Pusat telahmenyerahkan Blok Ujung
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB II- 20
Kulon untuk kegiatan eksplorasi dan pada saat ini tengah menawarkan Blok
Rangkasbitung.
Keberadaan berbagai jenis bahan galian yang ada di Provinsi Banten,
mempunyai perkiraan cadangan, luas wilayah dan kualitas yang berbeda-beda,
olehkarenaitudalamrangkalebihmemfokuskanusahapertambangandiProvinsi
Banten ada beberapa potensi bahan galian yang dapatmenjadi unggulan, antara
lain pasir kuarsa, batu sempur, bentonit, trass, zeolit, emas, batu gamping,
batuapung,feldsfar,batubaradankaolin.Kebijakandidalammasalahdiversifikasi
energi yang dicanangkan pemerintah pada hakekatnya menuntut berbagai
penelitiandanpenangananyangsungguh-sungguhmelaluikegiatan-kegiatanyang
terkaitdidalamnya.
Batubara sebagai salah satu alternative sumber energi memang bukan
suatuhalyangbaru,namunpenelitiandanpenyelidikanyanglebihseksamaserta
informasidarihasilpenelitiandanpenyelidikanyangtelahdilakukantampaknya
merupakan suatu tuntutan utama agar hasil kerja tersebut dapat termanfaatkan
dengantepatdanberhasilguna.
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 1
Bab 3 PERMASALAHAN DAN TARGET
LINGKUNGAN HIDUP
3.1.PermasalahanLingkunganHidup
3.1.1.IsuPokokPermasalahan
WilayahBantenmengalamikrisislingkunganyangluarbiasa,diantaranya
adalah persoalan pencemaran lingkungan, sampah, air,kerusakan hutan,banjir,
polusi, tanah longsor dan sebagainya. KondisiLingkungan hidup dan sumber-
sumberkehidupanberadadi ambangkehancuranakibatover-eksploitasi selama
ini. Berlakunya otonomi daerah dengan tidak disertai tanggung jawab dan
tanggunggugatdaripelaksanaNegarajugamerupakansalahsatufaktorpenyebab
terjadinyakrisislingkunganselamaini,sehinggarakyatsemakinterpinggirkandan
termarjinalkan hak-haknya, sementara perusakan lingkungan dan sumber
kehidupanberlangsungdidepanmata.
AlihfungsiwilayahterjadidibeberapawilayahdiBanten,selainCilegondan
Tanggerang yang memang sejak semula sudah menjadi kawasan Industri, kini
giliranwilayah serangUtara jugadisulapmenjadiKawasan industri. Sejak tahun
90-an, telah didirikan sekitar sebelah kawasan industri yang tentunya sedikit
banyak akan mengakibatkan permasalahan lingkungan dan pada gilirannya
melanggar Hak-hak Azasi masyarakat. Kerusakan, pencemaran lingkungan,
kualitas dan kuantitas air yang menurun adalah konsekwensi yang dialami
masyarakat bersamaan dengan perkembangan industri. Pada prosesnya juga
melanggarHak-hakMasyarakatuntukmendapatkankehidupandanpenghidupan
yanglayak.
Dampaknyata kebijakan-kebijakanpembangunanyang tidakberwawasan
lingkungan adalah rusak dan tercemarnya sejumlah DAS yang ada di Banten;
menurunnya Kuantitas dan kualitas air, sehingga tidak lagi layak konsumsi. Di
sejumlah daerah di sepanjang pantai utara Kabupaten Serang telah merasakan
imbasnya,diantaranyapetanigagalpanendanatauproduksinyamenurun,begitu
jugayangdirasakanpetanipetambakdannelayan.Semenjakberdirinyakawasan
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 2
industri di wilayah Serang Timur, hasil produksi tambak terus mengalami
penurunan dari tahun ke tahun, hasil tangkapan ikan juga terus mengalami
penurunan.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut, salah satu upaya yang harus
dilakukan antara lain adalah Pemerintah harus melakukan penertiban wilayah
sesuai dengan peruntukannya, pembangunan industri yang ramah lingkungan
harus menjadi kewajiban, dan masyarakat harus senantiasa melakukan
pengawasanterhadapaktivitasindustritersebut.
Selain potensi wilayah, Provinsi Banten juga memiliki potensi penduduk
yang cukup besar. Dengan adanya jumlah penduduk yang cukup tinggi tersebut
mengakibatkan tuntutan terhadap kebutuhan pangan, papan dan sandang juga
terusmeningkat, dan seiring dengan hal tersebut akan timbul tekanan terhadap
lingkungan yang berdampak pencemaran dan kerusakan lingkungan. Konsumsi
masyarakatterhadapkebutuhanhidupnyayangtinggisecaraotomatismendorong
kegiatanproduksiyangtinggipula.
Berdasarkan kondisi dan beberapa permasalahan lingkungan yang terjadi
diProvinsiBanten,makatelahdilakukanperumusanisu-isulingkunganmulaidari
penyaringan isu sampai penetapan isu pokok permasalahan. Berdasarkan
inventarisasi permasalahan lingkungan hidup yang ada di Provinsi Banten
beberapaisulingkunganhidupyangdiprioritaskanadalahIsuprioritaslingkungan
hidupProvinsiBantenTahun2018dapatdirumuskansebagaiberikut:
1. KerusakanSumberDayaAlamdiProvinsiBanten
Provinsi Banten dengan luas daratan 8.800,83 km2menyimpan kekayaan
dankeanekaragamansumberdayaalam.Potensisumberdayaalamkehutanandi
wilayah daratan seluas 208.161,27 Ha, sedangkan luas kawasan hutan dan
perairannya adalah seluas ±253.218,27 Ha. Pertumbuhan jumlah penduduk
diiringi dengan semakin meningkatnya kegiatan-kegiatan yang merusak
sumberdaya hutan seperti penebangan, perambahan, dan pencurian yang
dilakukan oleh penduduk karena tuntutan ekonomi menyebabkan pemanfaatan
sumberdayaalamtersebuttidakterkendali.
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 3
Kerusakanhutanakibatpenebanganhutansecaraliarterjadididaerahhulu
sungai. Daerah hulu sungai merupakan bagian dari ekosistem Daerah Aliran
Sungai(DAS).Peningkatanbuangansedimenkedalamekosistemperairanakibat
semakin tingginya laju erosi tanah yang disebabkan oleh perusakan hutan,
kegiatan pertanian, dan pembangunan sarana dan prasarana di daerah aliran
sungai. Kerusakan yang diakibatkan oleh rusaknya hutan di daerah hulu
diindikasikan oleh meluapnya sungai di musim hujan yang berpotensi
menimbulkan banjir di daerah hilir dan keringnya sungai di musim kemarau
karenatidakadanyavegetasiyangmenyimpanair.Tidakadanyavegetasipenutup
tanahdidaerahaliransungaijugamenyebabkantopsoilakanikuttercucibersama
denganairhujan.
Selain permasalahan sedimentasi, abrasi pantai juga terjadi di beberapa
titiklokasidiProvinsiBanten.Abrasiyangterjadisebagianbesardiakibatkanoleh
faktor alam dan kegiatan manusia seperti kegiatan pertambakan, penebangan
hutanmangrove,penggalianpasirpantai,maupunreklamasi.Kerusakanterumbu
karang mengakibatkan hilangnya areal nursery ground dan feeding ground bagi
berbagaibiotalaut.Halinimengakibatkanmenurunnyaproduksiikan-ikankarang
dan menghilangkan fungsi terumbu karang sebagai pelindung pantai terhadap
gempurantekanangelombangdanbadaiyangmengakibatkanabrasipantai
2. PencemaranAir,Udara,danTanah
a. PencemaranAir
Berdasarkan hasil identifikasi, permasalahan lingkungan yang terkait
dengan sumberdaya air di wilayah kota/kabupaten di provinsi Banten dapat
dikatakan beragam sesuai dengan karakteristik daerah dan aktifitas
pembangunannya.PenyebaransumberdayaairdiProvinsiBantensecaraalamiah
tidakmerata,adadaerahyangmemilikipotensisumberaircukuptinggitetapiada
jugadaerahyangminimsumberair.Potensi sumberdayaairdiwilayahProvinsi
Bantendigambarkanmelaluikondisisumberairpermukaandanairtanah.
Kuantitas air sungai relatif cukup tinggi meskipun terjadi fluktuasi debit
aliran yang cukup besar antara musim hujan dan musim kemarau, sedangkan
kualitasnya menunjukkan adanya indikasi pencemaran di beberapa sungai.
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 4
Kebutuhan air akan meningkat seiring pertumbuhan kegiatan dan jumlah
pendudukProvinsiBanten.Kebutuhan iniharustetapbisadipenuhidarisumber
sumber air yang ada, sehingga diperlukan tindakan pelestarian sumberdaya air,
baik air permukaanmaupun air tanah.Mengantisipasi kebutuhan air yang terus
meningkat,perludilakukan identifikasidan inventarisasiseluruhsumberdayaair
yangada,termasukkemungkinanpemanfaatanteknologidibidangpemurnianair
(daurulang,desalinasiairlaut).
Air tanah secara umummemiliki potensi yang cukup tinggi,meskipun di
beberapa daerah terindikasi intrusi air laut dan terjadinya eksploitasi air tanah
yang cukup tinggi untuk kebutuhan industri karena terbatasnya sumber air
permukaan.WilayahdiProvinsiBantenyangminimsumberdayaairialahwilayah
KotaCilegon,sehinggasuplaiairbersihCilegonbergantungpadasumberairdari
KabupatenSerang(RawaDanau)yangdisalurkanolehPT.KTI.Kalanganindustri
danwisata(terutamahotel)mengambilairtanahuntukmemenuhikebutuhannya.
Perkembangankegiatanindustrimeningkatkantekananterhadapsumberdayaair
dalamhalpenurunankualitasair(terjadipencemaranair),demikianjugabuangan
limbahdomestik(rumahtangga)ikutmemberiandilterhadappenurunankualitas
air.Tabel 3.1 Indeks Kualitas Air Provinsi Banten Tahun 2018
No Status Jumlah Persen Bobot Nilai 1 Memenuhi 6 0,076923 70 5,384615 2 Ringan 46 0,589744 50 29,48718 3 Sedang 26 0,333333 30 10 4 Berat 0 10 0
78 44,87179
b. PencemaranUdara
KualitasudaraambientdiProvinsiBantensangatdipengaruhiolehkegiatan
transportasi.Sumberpencemaranudaraperkotaanberasaldarisumberbergerak
yang sangat dipengaruhi oleh kandungan bahan bakar dan pembakaran mesin.
Polutan yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor berupa senyawa CO, HC, SO2,
NO2danpartikulat.Hal inidikarenakanpeningkatan jumlahkendaraanbermotor
baikroda2maupunroda4diBanten.
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 5
Pencemaran udara di Propinsi Banten terutamadi daerah perkotaan dari
waktu ke waktu diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan laju
pertumbuhan pembangunan di berbagai sektor seperti sektor industri,
perhubungan/transportasi dan pariwisata. Hal ini perlumendapatkan perhatian
secara serius dan perlu penanganan atau pengendalian secara baik dan
komprehensifantarinstansiterkait.
Sumber pencemaran udara juga dapat dikategorikan menjadi dua yaitu
sumberyangbersifatbergerakyaituyangberasaldaripengoperasiankendaraan
darat dan udara dan sumber tidak bergerak yaitu dari kegiatan industri, rumah
tanggadanpersampahan.Pencemaranudarasebagaiakibatkegiatantransportasi
disebabkan oleh pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang
menghasilkan gas buang atau emisi, sedang pencemaran udara karena kegiatan
atau proses industri disebabkan oleh penggunaan energi seperti batu bara dan
pembakaranbahanbakaruntukgeneratordanpenggunaanAC.
Pencemaran udara yang berasal dari kegiatan rumah tangga pada
umumnyaterjadididaerahpedesaankarenapenggunaanbahanbakaryangtidak
diprosesterlebihdahuluyaitubahanbakardarikayu, sedangpencemaranudara
dari kegiatan persampahan disebabkan oleh proses pembakaran sampah akan
menghasilkan partikel debu. Sumber–sumber lain yang juga akan menyumbang
terjadinya pencemaran udara antara lain adalah kebakaran hutan dan kegiatan
pembangunan.
Permasalahan pencemaran udara juga terjadi pada lokasi tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah.Pengelolaan TPA yang kurang optimal dan
adanyakesalahancarapenanganansampahmemicutimbulnyapenurunankualitas
udarapadalingkunganyangadadisekitarnyakarenaadanyapembakaransampah
padaTPAdan terdekomposisikannya sampahsehinggamengeluarkangasmetan
danH2S.Tabel 3.2 Kualitas Udara Tahun 2018
Kab/Kota
Kadar SO2 Kadar NO2 Rata-rata
Rata-rata IPU
µg/Nm3 µg/Nm3 Kadar SO2
Kadar NO2
A B C1 C2 A B C1 C2 µg/Nm3 µg/Nm3 µg/Nm3
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 6
Kab.Pandeglang 29,54 25,86 21,94 13,39 41,7 12,9 17,1 25,5 11,34 12,15 11,75 Kab Lebak 57,22 33,43 6,68 8,58 36 25 16,2 16,3 13,24 11,69 12,47
Kab.Tangerang 46,47 37,25 17,42 15,96 62,3 73,4 36,2 32 14,64 25,49 20,07 Kab.Serang 24,49 26,02 10,08 24,86 56,1 44,5 39,4 28 10,68 21,00 15,84 Kota Serang 25,49 24,64 35,76 62,97 35,5 44,09 18,8 35,02 18,61 16,68 17,65
Kota Tangerang 28,12 44,05 41,71 69,86 24,3 48,4 12,2 18,92 22,97 12,98 17,98 Kota Cilegon 26,14 24,54 27,56 37,66 38,2 44,22 34,98 40,98 17,76 18,02 17,89 Kota Tangsel 10,84 48,74 30,92 71,55 62,45 57 62,6 56,9 12,26 29,87 21,07
Nilai Indeks Rata-rata 15,19 18,49 16,84 Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Tabel 3.3 Indeks Kualitas Udara Provinsi Banten Tahun 2018
Kab/Kota Ieu Indeks IKU
Kab.Pandeglang 0.4354 81,37 Kab Lebak 0,4770 79,05
Kab.Tangerang 0,6845 67,53 Kab.Serang 0,5295 76,14 Kota Serang 0,6736 68,13
Kota Tangerang 0,7364 64,64 Kota Cilegon 0,6691 68,38
Kota Tangerang Selatan 0,6797 67,75 Rata-rata 0,477 72,36
Sumber : Analisis Data
Dari tabel Perhitungan Indeks Kualitas Udara Tahun 2018 di Provinsi Banten
menunjukkan angka 72,63 yang berarti indeks kualitas udara Provinsi Banten berada pada
kondisi baik. Kualitas udara yang sudah berada dalam kondisi baik ini harus
dipertahankan dengan mengontrol peningkatan jumlah kegiatan transportasi, industri,
perkantoran, dan perumahan yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap
pencemaran udara.
c. Kerusakan/PencemaranTanah
Kerusakan tanah di Provinsi Banten antara lain akibat dari kegiatan
Penambangan bahan galian C terutama pasir, tanah dan batu secara tidak
terkendali mengakibatkan kerusakan lahan produktif disekitarnya. Dari sekian
banyak pelaku usaha penambangan bahan galian C yang belummelengkapi dan
melaksanakan usahanya dengan program perencanaan penambangan dan
programreklamasimasihsedikit.Rusaknya lahanhutandantingginya luaslahan
terbangun menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan (banjir) dan
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 7
semakin rendahnya proses “recharge” air tanah. Dengan demikian diperlukan
usahaterpaduuntukmengatasibencanabanjirdantanahlongsor.
3. KetidaksesuaianTataGunaLahan
Pembangunan di wilayah perkotaan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat akan sarana dan
prasarana kota. Perkembangan kotamenyebabnya terjadinya perubahan kondisi
ekologis lingkungan perkotaan yang mengakibatkan penurunan kualitas
lingkungan.PerkembanganperkotaandiProvinsiBantenmeningkatdaritahunke
tahun dan mempengaruhi jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan akan
menyebabkan permintaan akan kebutuhan ruang dan lahan mengalami
peningkatan baik untuk daerah pemukiman maupun lahan bisnis dan industri.
Pembangunan perkotaan yang mengarah pada sektor ekonomi dimana usaha
untuk pemenuhan lahan yang menguntungkan dilihat dari sisi sektor ekonomi
tentu akan memberikan dampak nyata bagi kualitas lingkungan, terlebih bagi
pembangunanyangkurangmengedepankanaspek lingkungan.Hal tersebutpada
akhirnyaakanmenyebabkanterjadinyadegradasilingkungan.
3.1.2.AnalisisDPSIR(Driver,Pressure,StateandResponse)
Pertumbuhanpenduduk,kepadatanpenduduk,danlajuurbanisasimenjadi
pendorong perkembangan wilayah perkotaan khususnya di sejumlah kota.
Pertumbuhanpendudukyangtinggisebenarnyamembawabeberapakeuntungan,
di antaranya adalah ketersediaan tenaga kerja yang melimpah. Namun, jika
pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak didukung oleh kebijakan pemerintah
yang baik dalam menghadapi masalah ini, maka pertumbuhan penduduk yang
tinggihanyaakanmembawadampakyangburukbagisuatukota.
Darisegiekonomi, jumlahpendudukyangtinggiyangtidaksesuaidengan
lapangankerjayangcukuphanyaakanmenimbulkanmasalahkriminalitas.Orang
yangtidakmempunyaipekerjaanbisasajaberalihmenjadikriminal.Bukanhanya
itu, dari segi sosial ekonomi, jumlah pertumbuhan penduduk yang tinggi yang
tidak disertai pendistribusian fasilitas yang merata akan mendorong terjadinya
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 8
urbanisasiyangpadaakhirnyaakanmemunculkankelassosialbarudimasyarakat
kota.Adanyaperumahankumuhadalahcontohkonkritdarimasalahini.
Dari segi pendidikan dan kesehatan sebagian besar penduduk tidak akan
mendapatkan layanan kesehatan dan pendidikan yang memadai. Rendahnya
kualitas pendidikan adalah salah satu faktor yang menyebabkan suatu negara
rendah akan sumber daya manusianya. Dampak dari kemiskinan adalah
ketidakmampuan untukmemperoleh pendidikan yang lebih baik, tidakmampu
untukmendapatkanpelayanankesehatanyangmemadai,kebutuhanpanganyang
tidaktercukupiyangmenyebabkankebutuhangizitidakterpenuhi,dayabeliyang
rendah. Ancaman terhadap keberlanjutan penghidupan masyarakat tergambar
padapeningkatanangkapengangguranyangmerupakankorelasidarikemiskinan
masyarakat.
Angka jumlah penduduk terbuka pengangguran berdasarkan Data BPS
Tahun2016diProvinsiBantenberjumlahkurang lebih509.383 jiwa, Ini artinya
kondisi ketenagakerjaan Banten masih belum memiliki kinerja yang baik. Ini
sangatironismengingatBantenmerupakanwilayahyangsangatprospektusuntuk
berinvestasi.
Jumlahpendudukharusberbandinglurusdenganluaspemukiman.Masalah
terjadi ketika lahan untuk pemukiman tidak cukup lagi untuk menampung
banyaknya penduduk. Untuk mengatasi masalah ini, penduduk pun mengubah
lahanpertanianatauhutanmenjadiarealpemukimanbaru.Masalahtidaksampai
disitusaja,membuka lahanpertanianatauhutanmenjadi lahanpertanian justru
menimbulkanmasalahlingkungan.
Lahan pertanian atau hutan yang di sulap menjadi areal pemukiman
mengakibatkan hilangnya daerah resapan air. Sebab, lahan yang semula jadi
resapan air kini di poles dengan semen dan beton. Sehingga air tidak dapat
meresap.Banjirpuntidakterhindarkan.Selainitu,ketikamembukahutanmenjadi
areal pemukiman, penduduk biasanya membakar hutan tersebut, sebagai
akibatnya timbullah polusi udara yang disebabkan oleh hutan yang terbakar.
Eksisting hutan sebagaibuffer zone dan kawasan lindung telah terjadi degradasi
lahan yang dikarenakan banyaknya perambahan hutan dan illegal logging yang
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 9
bisamenimbulkanpotensibencanatanahlongsor,bencanabanjirbandangseperti
yangterjadidiKecamatanSobangKabupatenLebak.
Kegiatan penambangan emas di Cisoka yang dilakukan oleh masyarakat,
sebagian besar merupakan kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI) yang
mengakibatkankerusakan lingkunganberupakerusakanbentangalam,erosidan
pendangkalan sungai. Merkuri yang digunakan dalam proses pengolahan emas
dapatterlepaskealamyangmengakibatkanterjadinyapencemaranDaerahAliran
Sungai(DAS)Ciberang(wilayahekoregion32,6,37,26)bagianhulu.
Tailing pengolahan amalgamasi menunjukkan kandungan merkuri (Hg)
sangat tinggi berkisar antara 11.500-23.700 ppb akibat proses amalgamasi yang
tidak sempurna. Kondisi ini perlu dicermati dan dilakukan pemantauan khusus,
mengingat sisa tailing tersebut diproses lagi dengan cara sianidasi dan tidak
dikeloladenganbaiklaluterbuangkebadanair.
Kandunganmerkuridalamendapansungaiyangsangattinggi(lebihbesar
dari 1000 ppb), berkaitan erat dengan adanya aktifitas penambangan dan
pengolahan emas yang tersebar di daerah penelitian sehingga berpotensi
menyebabkan terjadinya pencemaran air sungai, karena pada kondisi tertentu
merkuritersebutdapatlarutkedalamair.
TingginyakadarHgdalamtanah(lebihdari1000ppb)diKampungCisoka,
LebakSampaidandiMuarasangatberkaitaneratdenganaktifitaspengolahandan
penggarangan bullion yang dilakukan di ruang terbuka dan berpotensi
menyebabkanpencemaranmerkurikedalamairsumur,sungai,dantumbuhan.
Kandungan unsur Hg dan logam berat lainnya dalam air secara umum
masihdibawahbakumutuKriteriaMutuAirBerdasarkanKelas(PPNo.82Tahun
2011),hanya3lokasiyangberadadiatasbakumutu,yaitudisekitardaerahzona
penambangandanpengolahanemasCisokadanHuluCiupih.
Kerusakanhutanmangrovedankonversihutanmangrovedipantaiutara,
selatan dan barat khususnya akibat pengembangan lahan tambak dan praktek
produksiyangtidakramahlingkungandapatmengakibatkanabrasipantaiseperti
yang terjadi di Kabupaten Serang, Tangerang dan Kecamatan Panimpang
KabupatenPandeglang.
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 10
Wilayah pesisir di Provinsi Banten tidak lepas dari eksploitasi manusia.
Kerusakan ekosistem terumbu karang secara umum disebabkan oleh aktifitas
manusia,sepertikegiatanpenangkapan ikandenganbahanpeledak,bahankimia
(potassium cyanida), penangkapan ikan dengan jaring jodang dan jaring bloon
(semacam pukat harimau), penangkapan ikan hias, kegiatan industri di pesisir
Cilegon, kegiatan pelabuhan, penambangan/pengambilan karang, termasuk
kegiatan wisata seperti pelepasan jangkar sembarangan dan
penyelaman/snorkling yang tidak benar (Profil kelautan dan perikanan Prov
Banten,2013).
Tabel3.4.LuasTerumbuKarang(Ha)BerdasarkanKabupatenKotaDiProvinsiBantenTahun2014
Sumber:SLHD,2014
Terumbu karang banyak ditemui di kabupaten Serang, Kabupaten
Pandeglang dan Kabupaten Lebak, dari data dapat dilihat seluas 702,34 Ha
terumbu karang yang terdapat di Provinsi Banten dalam keadaan rusak.
Sementara itu keberadaan terumbu karang dalam perairan sebagai tempat
berlindung ikan-ikan dan invertebrate dan sangat penting untuk melindungi
wilayah pesisir dari abrasi. Manfaat lain dari terumbu karang adalah sebagai
sumber makanan, sumber obat-obatan, pelindung pantai dari erosi serta fungsi
ekonomi dan sosial lainnya. Terumbu karang dapat rusak karena dampak dari
pariwisatayang tidak terkendali, adanya limbah industri,maupunbencanaalam,
sementarauntukmemperbaikinyamembutuhkanwaktupuluhansampairatusan
tahun.
Jenis Ekosistem
Cilegon Serang Pandeglang Tangerang Kota Serang
Lebak
Luas Total=1.63
5
Luas Total= 140,05 ha
Rusak= 679,34
Rusak= 23
Sedang= 304,888
Sedang=21
Baik= 364,605
Baik= 98
Sangat Baik= 86,16
Kabupaten/Kota
Terumbu Karang
- 250 - -
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 11
Pemerintah Provinsi Banten melakukan kebijakan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yaitu dengan carameningkatkan industrialisasi. Provinsi
Bantenmengalami pergeseran sektoral dari sektor pertanian ke sektor industri.
Pergeseran ke sektor industri ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Banten menjadi meningkat. Saat ini industri yang berada di Banten
memilikiperananyangpentinguntukmenunjangperekonomianmasyarakatyang
beradadiBanten.PesatnyaindustrialisasidiBantenterlihatdaripeningkatannilai
produkdomestikregionalbruto(PDRB).
Pada 2010, PDRB Banten mencapai Rp.16.068.295,79 jumlahnya terus
meningkatsampaiRp21.353.253,70padatahun2013.Bahkanpadatahun2013,
nilai PDRB mengalami peningkatan yang sangat signifikan hingga
Rp21.353.253,70. Data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
ProvinsiBanten,sektorindustripengolahanmemilikikontribusiterbesarterhadap
PDRB.Setiaptahun,sektorindustripengolahanmenyumbang49,28persenPDRB.
Sumbangan PDRB itu berasal dari pendapatan yang dihasilkan lebih dari 1.500
pabrik di sepanjang pantai barat hingga pantai utara Banten. Pabrik-pabrik
tersebuttersebardi18kawasanindustriyangmembentangdariAnyer,Ciwandan,
Kragilan,Cikande,Balaraja,hinggaCikupa.
Pengembangan industri di Banten mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
khususnya PDRB. Industri memiliki pengaruh positif karena naiknya jumlah
industriberbadinglurusdengannaiknyaPDRB.Makadapatdisimpulkanpengaruh
perkembanganindustrisangatbesarsekaliterhadappertumbuhanperekonomian
di Banten. Industri memegang peranan yang menentukan dalam pertumbuhan
perekonomian sehingga benar-benar perlu didukung dan diupayakan
pengembangannya.Berkaitandenganpabrik-pabrikatauindustri,ProvinsiBanten
dapatdijadikancontohakanhaltersebut.KarenaProvinsiBantentermasuksalah
satuProvinsidiIndonesiayangmemilikibanyakindustriyangberkembangsangat
pesat.DiCilegonterdapatlebihdari40perusahaanbesaryangbergerakdibidang
IndustriKimiaselainKrakatauSteelyangkitakenaldenganprodukbajanya.
Hal-hal negatif yang timbul adalah banyaknya polusi yang berasal dari
kegiatan perindustrian. Baik polusi yang berasal dari buangan industrimaupun
alat transportasi yang berguna untukmengangkut bahan dan hasil industri. Alat
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 12
transportasi yang digunakan untukmengangkut bahan dan hasil industri adalah
truk-truk besar yang tentunya jumlah zat-zat hasil buangan knalpotnya tidaklah
sedikit.
DiwilayahProvinsiBantentidaklahsedikitmasalahyangberkaitandengan
polusi yang sering dirasakan dampaknya olehmasyarakat, terutamamasyarakat
yang berlokasi di dekat pabrik. Beberapa kecelakaan yang tejadi di pabrik,
misalnya kebocoran pipa, tumpahan tangki dari bahan kimia, bahkan kebakaran
pabrik. Tentunya hal ini menghasilkan dampak yang mengkhawatirkan untuk
kesehatan masyarakat sekitar. Cara penanggulangan serta pencegahannya
sangatlahpenting.Peranpihakterkaitsepertipihakpenanggungjawabdaripabrik
sertapemerintah setempatperludiperhatikankarena sudahbanyak sungaiyang
ada di Provinsi Banten mengalami penurunan kualitas air diantaranya Sungai
Cirarab, Cibanten, Cisadane, dan Ciujung yang kondisinya kini kritis akibat
pencemaran.
IsupermasalahanlingkungandiProvinsiBantenjugadianalisisdengan
metodeDPSIR,sepertiyangdimuatdalamTabel3.5.
Tabel3.5.AnalisisDPSIRuntukPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidupProvinsiBanten
Pendorong(Driver)
Tekanan(Pressure) KondisiLingkungan(State)
Dampak(Impact)
Pertumbuhanpendudukdiperkotaan
• Pemekaranperkotaanmenyebabkanalihfungsilahanpertanian
• KebutuhanairbakudanSDAmeningkat
• Rusaknyakemampuandayatampungairdidataranfluvial• Subsidendipesisir
• Turunnyakemampuanproduksipangan
• Turunnyadayadukungpenyediaanair
Kebijakanpemerintahuntukindustrialisasidanpemberianizintambang
• Alihfungsilahanbudidayapertaniansekitarperkotaanmenjadikawasanindustridanlahanbudidaya
• Kebutuhanair,SDA,danenergi
• Urubanisasiuntuk
• Indekspencemarandiatasambangbatasdiwilayahperkotaan
• Banyakkasuspenyakitakibat
• Turunnyakemampuanproduksipangan
• Turunnyadayadukungpenyediaanair
• Hilangnyacadangan
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 13
bekerjadisektorindustrisekunderdantersier
pencemaran• Kualitasairbakumenurun
• Subsidenakibateksploitasitanah
karbon
Pembangunaninfrastruktur
• Kebutuhansemen,pasir,danbatu
• Pembukaankawasanhutanyangmerupakancatchmentareamenjadiareapertambangan
• Kejadianbanjirdiwilayahperkotaandanpesisir
• Kelangkaanairbersihdiwilayahperkotaan
• Turunnyakemampuanjasalingkungandalammenahanairhujan
• MerosotnyaketersediaanSDA
Tekananekonomimasyarakatpedesaandanpermintaanpasar
• Alihfungsihutanmenjadilahanbudidayapertanian
• Turunnyakemampuanjasalingkungandalammenahanairhujan
Sumber:HasilAnalisis,2018
3.1.3.PenentuanIsu-IsuStrategis
Penentuan isu-isu strategis didasarkan pada hasil analisis SWOT (faktor
internal, kekuatan dan kelemahan) berdasarkan fungsi dan tugas SKPD/OPD
sebagaiberikut:
Tabel3.6.Penentuanisu-isustrategis
No ObjekTelaah AnalisisKebutuhan Isu-isuStrategis
1 IdentifikasipermasalahanberdasarkantugasdanfungsipelayananSKPD/OPD
• PenyusunanRPPLH,KLHS,danKRP
• Penyusunanrencanapencegahan,penanggulangandanpemulihanpencemarandan/ataukerusakanlingkungan
• PenyusunanrencanapengelolaanlimbahB3
• InventarisasiizinPPLH• InventarisasidanpenetapanMHAdanpengakuankearifanlokal
• Kualitaslingkunganhidup• SDMdaninfrastruktur• Konflikkawasanhutan• Keanekaragamanhayati• Masyarakathukumadat(MHA)
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 14
• Inventarisasidanpenyelesaianpengaduandankonflikterkaitlingkunganhidup
• PenyelenggaraanDiklatdanpenyuluhan
• InventarisasidanpemberianpenghargaanLingkunganHidup
• PengelolaansampahdanpenetapanTPA
• ImplementasiKEHATI• Peningkatanprogramrehabilitasi
• Peningkatanprogramperlindungantumbuhan
• PeningkatankapasitasSDM• Peningkatanprogrampemberdayaanmasyarakat
• InventarisasidanpenetapanMHAdanpengakuankearifanlokal
• PeningkatankapasistaskelembagaanSKPD/OPD
• Peningkatankapasitasmasyarakatdalampengelolaanlingkunganhidupdankehutanan
2 Telaahanvisi,misi,danprogramkepaladaerahdanwakilkepaladaerahterpilih
• PeningkatanSDM• Peningkatankapasitaskelembagaan/OPD
• Peningkataninfrastruktur• Peningkatanaksespendidikan
• Peningkatanakseskesehatan• Peningkatanpertumbuhanekonomi
• SDM,kapasitaskelembagaandaninfrastruktur
• Aksespendidikan,kesehatandanekonomi
3 TelaahanrenstraKLHK
• Peningkatansaranaprasaranapengukurandanpemantauankualitaslingkungan(digitalequipments)
• Peningkatanjumlahdankapasitastenagasurveyordanlaboranterkaitpengukurandanpemantauankualitaslingkungan
• Peningkatankapasitaskelembagaan/OPDterkait
• Saranaprasaranapengukuradanpemantauankualitaslingkungan(digitalequipments)
• SDMdankapasitaskelembagaan
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 15
pengukurandanpemantauankualitas
4 TelaahanRTRWdanKLHS
• Peningkatanperizinanpermukimandanjaringan
• Peningkatanpengawasanpengelolaanlingkungankhususnyapermukimandanjaringan
• Peningkatanperalatanpengukurandanpemantauankualitaslingkungan(air,udara,tanahdanvegetasi)
• PeningkatankeahlianSDMkhususnyaterkaitpengukurandanpemantauankualitaslingkungan(air,udara,tanahdanvegetasi)
• Peningkatankualitaslingkungandanpelestariankeanekaragamanhayati
• Peningkatannilaikawasan• Peningkatannilaiekonomimasyarakatdisekitarkawasan
• Perizinandanpengawasanperlindungandanpengelolaanlingkunganhidup
• Peralatanpengukuran(digitalequipment)
• Nilaiekonomikawasanhutan
3.2.TargetPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup
TargetPengelolaanLingkunganHidupProvinsiBantendidasarkanMisike-
5 ‘Pembangunan Ekonomi’ Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD)ProvinsiBantenTahun2017-2022.
Misi5:MeningkatkanKualitasPertumbuhandanPemerataanEkonomi
Tujuan:MenjagakualitasLH,pengendalianpemcemaran,keanekaragamanhayati,
pengendalian perubahan iklim, menjaga luasan dan fungsi hutan, menyediakan
hutan untuk sosial dan ekonomi masyarakat serta merawat keseimbangan
ekosistem
Sasaran:
1.Meningkatnyapengendalianpencemaranlingkunganhidup
Strategi:
1.a.MendorongPeningkatankualitaslingkunganhidup
ArahKebijakan:
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB III- 16
1.a.Mendorong peningkatan kualitas airdanudaramelalui pengelolaan sampah
dan limbah B3, pengendalian pencemaran dan kerusakan, pemeliharaan
lingkungan hidup, perencanaan dan pengkajian dampak lingkungan hidup,
pengaduandanpenegakanhukum.
Sasaran:
2.Meningkatnyakualitasperencanaan,pengendalian,danperlindunganhutan
Strategi:
2.a. Mendorong peningkatan fungsi hutan dan kawasan lindung melalui
perencanaan dan penatagunaan hutan, pemanfaatan dan penatausahaan hasil
hutan, pengembangan aneka usaha dan promosi kehutanan serta peningkatan
pengelolaanTahuraBanten.
2.b.Meningkatkanfungsihutandankawasanlindung
ArahKebijakan:
2.a. Peningkatan konservasi DASmelalui penigkatan fungsi hutan dan kawasan
lindung, perencanaan dan penatagunaan, pemanfaatan dan penatausahaan hasil
hutan, aneka usaha dan promosi kehutanan, rehabilitasi hutan dan lahan, serta
pemberdayaanmasyarakat.
2.b. Peningkatan fungsihutandankawasan lindung sertakesadaranmasyarakat
pedulihutan.
Secara garis besar Indikator target Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup terbagi menjadi 7 (tujuh): (1) Peningkatan indeks kualitas
lingkungan hidup (IKLH), (2) peningkatan indeks kualitas air (IKA), (3)
peningkatan indeks kualitas udara (IKU), (4) peningkatan indeks tutupan hutan
(ITH), (5) peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan
pengelolaanlingkunganhidup,(6)peningkatanluaslahankritisyangterehabilitasi
dan peningkatan fungsi hutan bagi masyarakat serta (7) indeks kepuasan
masyarakat.
Sasaran
3. PembangunanRendahKarbon
Strategi
PerwujudanPembangunanEkonomiBerkelanjutanBerbasisRamahLingkungan
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB IV - 1
Bab 4 Review rencana pengelolaan dan
perlindungan lingkungan hidup
Berdasarkandatainventarisasisumberdayaalam,profilekoregion,danisu
permasalahan lingkungan hidup yang ada di Provinsi Banten, maka review
rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Provinsi Banten dapat
dilihatpadatabelberikut:
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB V- 1
Bab 5 Kesimpulan dan rekomendasi
5.1. Kesimpulan
Dialog berbagai pihak perlu segera dilakukan secara terus menerus agar dapat
dihasilkan sebuah produk kebijakan yang “legitimate” dan dapat dipertanggung
jawabkan dihadapan publik Provinsi banten. Secara substansif, dalamRPPLH ini
jugatidakdapatmenjawabpersoalanpokokdalampengelolaansumberdayaalam
diProvinsiBanten,yakni:Kerusakansumberdayaalamyangtelahmelampauidaya
dukung lingkungan,konflikpemanfaatansumberdayaalamberbasis lahanakibat
belum selesainya urusan kepastian hak-hak atas tanah maupun penguasaan
sumberdaya alamoleh negara serta ketidak-adilan alokasimanfaat sumberdaya
alam. Selain itu banyak dan luasnya keterlanjuran izin-izin yang tidak sesuai
dengan lokasinya,misalnya pertambangan, tumpang-tindih izin, investasi usaha
besar dan pengembangan ekonomi yang tidak dikaitkan dengan kapasitas
masyarakatlokal.
5.2.Rekomendasi
penyusunandanpembahasansertasubstansiRPPLHmemperhatikanhal-hal
sebagaiberikut:
1. RPPLH Provinsi Banten harus disusun dan dibahas berdasarkan prinsip
keterbukaandanpartisipasipublikagarmasyarakatluasdapatikutterlibat
secara aktif dalam proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
ruangdiProvinsiBanten
2. RPPLHProvinsiBantenharusmenjawabpersoalankerusakansumberdaya
alam yang telah melampaui daya dukung lingkungan dengan pendekatan
pengelolaankawasanberbasiseco-region.
3. RPPLH Provinsi Banten harusmengaturmekanismemitigasi dan resolusi
konflik pemanfaatan sumberdaya alam berbasis lahan akibat belum
selesainya urusan kepastian hak-hak atas tanah maupun penguasaan
Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten BAB V- 2
sumber daya alam oleh negaraserta ketidak-adilan alokasi manfaat
sumberdayaalam.
4. RPPLH Provinsi Banten harus mengatur mekanisme penyelesaian
keterlanjuranizin-izinyangtidaksesuaidenganlokasinya,misalnyakebun
dan tambang di hutan konservasi, tumpang-tindih izin, serta izin di
wilayah-wilayahtanahadatdenganpendekatansanksiyangtegas.
Laporan Akhir Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten i
KataPengantar
PenyusunanReviewRencanaPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup(RPPLH)
Provinsi Banten Tahun 2019 merupakan kegiatan lanjutan dari Pemantapan Rencana
PerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup(RPPLH)ProvinsiBantenTahun2018.
PenyusunanReviewRPPLHdidasarkanpadaUndang-UndangNo.32Tahun2009tentang
PerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup.
Arahan Kebijakan RPPLH memuat rencana-rencana perlindungan dan pengelolaan
lingkunganhidupdiProvinsiBanten,yangdidasarkanpadapotensi-potensisumberdaya
alam dan lingkungan hidup, yaitu (1) kehutanan dan perkebunan, (2) kelautan dan
perikanan,(3)air,(4)pertambangandanenergi,(5)pariwisata,dan(6)keanekaragaman
hayati.
PenyusunanReviewRPPLHakanmenjadidasarbagipenyusunanRencanaPembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Banten. RPPLH diharapkan dapat menjadi acuan pengelolaan
lingkungan hidup dalam setiap proses pembangunan di Provinsi Banten, baik itu oleh
stakeholder,swasta,danmasyarakat.Dengandemikian,pembangunanberkelanjutanyang
berwawasanlingkungandiProvinsiBantendapatterlaksanadenganbaik.
KepalaDLHKProvinsiBanten
Ir.H.M.HusniHasan.,CES
Laporan Akhir Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten ii
DaftarIsi
KataPengantar.......................................................................................................................................................i
DaftarIsi.....................................................................................................................................................................ii
BABIPendahuluan.................................................................................................................I-11.1. PosisidanPeranRPPLH................................................................................................................ I-1
1.2. TujuandanSasaranRPPLH............................................................................................ ............. I-2
1.3. KerangkaHukum.............................................................................................................................. 1-2
BABIIKondisidanIndikasiDayaDukungdanDayaTampungWilayah...............II-1
2.1 Kondisiwilayah...........................................................................................................................................II-1
2.1.1.PotensidanKondisiLingkunganHidup...............................................................................II-1
2.1.2.UpayaPengelolaanLingkunganHidup................................................................................II-64
2.1.3.ResikoBencana..................................................................................................................................II-94
2.2.KependudukandanKegiatannya......................................................................................................II102
2.2.1.JumlahPendudukLaki-LakidanPerempuan..................................................................II103
2.2.2.JumlahPendudukmenurutTingkatPendidikan...........................................................II104
2.3.IndikasiDDdanDTLHBerbasisJasaEkosistem.......................................................................II-108
2.3.1.SektorKehutanan...........................................................................................................................II-112
2.3.2.SektorPertanian.............................................................................................................................II-121
2.3.3.SektorIndustri................................................................................................................................II-125
BABIIIPermasalahandanTargetLingkunganHidup.................................................III-1
3.1.PermasalahanLingkunganHidup......................................................................................................III-1
3.1.1.IsuPokokPermasalahan............................................................................................................III-1
3.1.2.AnalisisDPSIR..................................................................................................................................III-6
3.1.3.PenentuanIsu-IsuStrategis......................................................................................................III-14
3.2.TargetPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup...................................................III-16
BABIVReviewRencanaPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup..........IV-1
4.1.ReviewRencanaPemanfaatandan/atauPencadanganSumberDayaAlam(SDA).IV-2
Laporan Akhir Laporan Akhir Review RPPLH Provinsi Banten Tahun 2019
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten iii
4.2.ReviewRencanaPemeliharaandanPerlindunganKualitasdan/FungsiLH................IV-4
4.3.ReviewRencanaPengendalian,Pemantauan,sertaPendayagunaandanPSDA.........IV-7
5.4.ReviewRencanaAdaptasidanMitigasiPeruabahanIklim....................................................V-11
BABVKesimpulandanRekomendasi...............................................................................V-1