laporan

28
BAB I STATUS PASIEN I. Identitas Pasien a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : An. A / Laki-Laki / 12 tahun b. Pekerjaan : Pelajar c. Alamat : RT 04 Payo Lebar II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan- keluarga a. Status Perkawinan : Belum Menikah b. Jumlah anak/saudara : Anak ke 2 dari 2 bersaudara c. Status ekonomi keluarga : Cukup d. Kondisi Rumah Pasien : Rumah permanen dengan beratap seng dan berlantai semen. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga yang bergabung dengan dapur dan kamar mandi, 2 kamar tidur. Sumber air bersih keluarga di peroleh dari Air PDAM. Air ini digunakan untuk mencuci pakaian, mencuci piring, mandi, memasak dan air minum. Kamar mandi menggunakan wc jongkok. Kondisi rumah cukup pencahayaan dan terdapat ventilasi di setiap jendela rumah. Jarak antar rumah berdekatan, bagian depan rumah terdapat tumpukan kayu. e. Kondisi Lingkungan Keluarga : 1

description

.

Transcript of laporan

Page 1: laporan

BAB I

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : An. A / Laki-Laki / 12 tahun

b. Pekerjaan : Pelajar

c. Alamat : RT 04 Payo Lebar

II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga

a. Status Perkawinan : Belum Menikah

b. Jumlah anak/saudara : Anak ke 2 dari 2 bersaudara

c. Status ekonomi keluarga : Cukup

d. Kondisi Rumah Pasien :

Rumah permanen dengan beratap seng dan berlantai semen. Di dalam

rumah terdapat 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga yang bergabung dengan

dapur dan kamar mandi, 2 kamar tidur. Sumber air bersih keluarga di peroleh

dari Air PDAM. Air ini digunakan untuk mencuci pakaian, mencuci piring,

mandi, memasak dan air minum. Kamar mandi menggunakan wc jongkok.

Kondisi rumah cukup pencahayaan dan terdapat ventilasi di setiap jendela

rumah. Jarak antar rumah berdekatan, bagian depan rumah terdapat tumpukan

kayu.

e. Kondisi Lingkungan Keluarga:

Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kakak nya. Keharmonisan

keluarga pasien baik, tidak ada masalah dalam hubungan satu sama lain.

III. Aspek Psikologis di Keluarga : baik

IV. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :

Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya

Riwayat alergi obat dan makanan disangkal

Dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti ini

1

Page 2: laporan

V. Keluhan Utama :

± 2 hari yang lalu timbul bintil bintil gelembung di badan, wajah, kedua

lengan dan kedua tungkai yang berisi cairan jernih.

Keluhan Tambahan :

Demam, badan terasa lesu

VI. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Puskesmas Simpang Kawat dengan keluhan timbul

gelembung-gelembung berisi cairan bening, sejak 2 hari yang lalu. Awalnya

berupa bintil-bintil merah, yang kemudian bintil-bintil merah tersebut

membentuk gelembung berisi cairan jernih. Awalnya di badan, kemudian

menyebar keseluruh tubuh yang lain, seperti muka, kedua lengan dan kedua

tungkai. Dan terasa gatal sehingga pasien terus menggaruk-garuk dan

gelembung tersebut menjadi pecah.

Keluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan pasien. Awalnya keluhan

didahului dengan adanya demam yang tidak terlalu tinggi sekitar 2 hari sebelum

keluhan gelembung dan gatal muncul, selain itu pasien juga mengeluhkan badan

terasa lesu, tidak ada keluhan batuk, pilek, tidak ada keluhan nyeri pada saat

BAK, dan tidak ada keluhan nyeri tenggorokan saat makan. Kebiasaan sehari-

hari pasien mandi 2x sehari dan mengganti bajunya setiap kali selesai mandi.

Pasien diketahui tidak memiliki riwayat timbulnya lepuh-lepuh setelah

mengoleskan bahan kosmetik seperti bedak, minyak rambut atau memakai

bahan logam.

Pasien tidak memiliki riwayat tergigit serangga sebelum timbulnya

keluhan. Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan ataupun

makanan tertentu.

2

Page 3: laporan

VII. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum

1. Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis (GCS 15)

2. Tanda vital

Suhu : 37,9°C

Nadi : 93 x/menit

Pernafasan

- Frekuensi : 22 x/menit

- Irama : reguler

- Tipe : abdominothorakal

3. Kulit

- Turgor : baik

- Lembab / kering : lembab

- Lapisan lemak : ada

4. Status gizi

BB : 52 kg

TB : 140 cm

Riwayat Imunisasi : Lengkap

Status Generalis

1. Kepala : Normocephale, rambut hitam.

Mata : Edema palpebra (-/-), ca (-/-), sklera ikterik (-/-). Pupil isokor.

Telinga : Bentuk normal, sekret (-/-)

Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret (-/-)

Mulut : Mukosa lembab, bibir sianosis (-), Lidah kotor (-)

Tenggorokan: hiperemis (-)

2. Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-). JVP (5-2)

3. Thoraks : Bentuk simetris normal, benjolan (-), retraksi (-)

3

Page 4: laporan

Jantung :

Inspeksi : Ictus cordis tak tampak Auskultasi : Suara normal BJ I, II regular, bising (-) Palpasi : Nyeri tekan (-). ictus cordis tidak kuat angkat Perkusi : Batas-batas jantung :

- Atas : ICS II kiri- Kanan : linea sternalis kanan- Kiri : ICS VI 2 jari bergeser ke lateral dari

linea midclavicula kiri

Pulmo :

Inspeksi : Bentuk dada simetris normal, pergerakan paru simetris ki/ka.

Palpasi : Pergerakan paru simetris, tidak ada gerakan yang tertinggal, vokal fremitus kanan = kiri

Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri Auskultasi : Suara dasar paru kanan kiri vesikular normal,

wheezing (-), ronki (-)4. Abdomen :

Inspeksi : datar, hernia umbilikalis (-), asites (-), strie (-), lesi (-) Auskultasi : bisung usus (+) normal Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba Perkusi : timpani

5. Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

6. Anorektal : Tidak dilakukan pemeriksaan

7. Ekstremitas :

Superior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), kekuatan otot 5-5 Inferior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), Kekuatan otot 5-5

STATUS DERMATOLOGI :

Distribusi : Generalisata

Lokasi : wajah, badan, kedua lengan dan kedua tungkai

Lesi : Regio facialis

o Vesikel multiple milier diskret

o Papul multiple milier diskret dengan dasar eritem

4

Page 5: laporan

Regio thorakalis anterior dan posterior

o Vesikel multiple milier diskret

o Papul multiple milier diskret dengan dasar eritem

Regio abdominalis

o Vesikel multiple milier diskret

o Papul multiple milier diskret dengan dasar eritem

Regio ekstremitas superior dan inferior

o Vesikel multiple milier diskret

o Papul multiple milier diskret dengan dasar eritem

VIII. Pemeriksaan Anjuran

Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapusan yang

diwarnai dengan giemsa, bahan diambil dari kerokan dasar vesikel.

IX. Diagnosis :

Varicella Zooster

X. Differential Diagnosis :

Herpes Zoster

Impetigo vesikobulosa

XI. Prognosa

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

XII. Manajemen

a. Promotif :

- Menjelaskan pada pasien mengenai penyakitnya dan cara penularannya.

- Menjelaskan bahwa penyakit ini bisa menular lewat droplet dan

kontak dengan lesi kulitnya langsung sehingga pasien sebaiknya dijauhkan

dari orang-orang sekitarnya hingga sembuh.

5

Page 6: laporan

b. Preventif :

Tidak keluar rumah, terutama bila cuaca sedang tidak bagus misalnya

terlalu panas atau dingin. Karena hal ini bisa menimbulkan alergi pada

cacar sehingga penyakit cacar air ini bisa membutuhkan waktu yang

lebih lama untuk penyembuhannya. 

Bila harus keluar rumah gunakan pelindung tubuh atau jaket. Perhatikan

pula bila ada angin yang berhembus. Karena angin yang bertiup mampu

membawa virus penyebab penyakit cacar ke tempat lain, sehingga bisa

menular pada orang yang sebelumnya sehat.

Menganjurkan pasien untuk menjaga gelembung yang masih utuh agar

tidak pecah dan menghindari penggarukkan.

c. Kuratif :

Non Farmakologi

Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya

kulit dikompres dingin.

Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya

yang mengandung mentol atau fenol.

Menjaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan dengan sabun

dan memotong kuku yang panjang

Sering mandi atau mencuci kulit dengan sabun anti kuman

Memakai pakaian yang telah dicuci bersih dan kering serta nyaman

dipakai

Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang untuk memperkuat

imunitas tubuh.

Farmakologi

Topikal :

Salep asiklovir 5 % dioleskan pada lesi-lesi tiap 3 jam selama 7 hari.

Sistemik :

- Parasetamol tablet 500 mg 3 x 1 tablet bila demam.

- Asiklovir tablet 200 mg, 4 x 4 tablet

6

Page 7: laporan

- Cetrizin tab 10 mg 1X1 tablet

- Vitamin C 2x1 tablet

d. Rehabilitatif

Menerangkan kepada orang tua pasien bahwa lesi-lesi di kulit akan

hilang dalam 7–14 hari bila tidak terjadi infeksi sekunder akibat

penggarukan.

Mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin untuk mempercepat

pemulihan daya tahan tubuh.

Jika keluhan tidak membaik dan semakin bertambah berat, maka

segera berobat ke puskesmas atau RS terdekat.

7

Dinas Kesehatan Kota JambiPuskesmas Simpang Kawat

Dokter : dr. Anita Mubarokah

Agustus 2015 R/ Asiklovir salep 5 % No I ∫ u. E R/ Paracetamol tab 500mg No X ∫ 3 dd tab 1 R/ Asiklovir tab 200 mg No LXXX ∫ 4 dd tab 4 R/ Cetrizin tab 10 mg No V ∫ 1 dd tab I R/ Vit C tab No X ∫ 2 dd 1

Pro : An. AUmur : 12 tahun

Dinas Kesehatan Kota JambiPuskesmas Simpang Kawat

Dokter : dr. Anita Mubarokah

Agustus 2015 R/ Asiklovir salep 5 % No I ∫ u. E R/ Paracetamol tab 500mg No X ∫ 3 dd tab 1 R/ Asiklovir tab 800 mg No LXXX ∫ 5 dd tab 1 R/ Cetrizin tab 10 mg No V ∫ 1 dd tab I

Pro : An. AUmur : 12 tahun

Page 8: laporan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya terjadi

pada anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella Zoster.

Varicella pada anak, mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal yang

pendek bahkan tidak ada dan dengan adanya bercak gatal disertai dengan papul,

vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun banyak juga lesi kulit yang

tidak berkembang sampai vesikel.1,2,3

Normalnya pada anak, gejala sistemik biasanya ringan. Komplikasi yang serius

biasanya terjadi pada dewasa dan pada anak dengan defisiensi imunitas seluler,

dimana penyakit dapat bermanifestasi klinis berupa, erupsi sangat luas, gejala

8

Page 9: laporan

konstitusional bera dan pneumonia. Terdapat kemungkinan fatal jika tidak ada terapi

antivirus yang diberikan.1,2,3

Vaksin Live Attenuated (Oka) mulai diberikan secara rutin pada anak yang

sehat diatas umur 1 tahun 1995. Setelah itu, insidensi varisella dan komplikasinya

mulai menurun di Amerika Serikat. Telah banyak negara bagian yang mewajibkan

vaksin ini diberikan sebagai syarat masuk sekolah.

Herpes Zooster disebabkan oleh reaktivasi dari Virus Varisela Zooster yang

oleh penderita varisela. Herpes Zooster ini ditandai dengan lesi unilateral terlokalisasi

yang mirip dengan cacar air dan terdistribusi pada syaraf sensoris. Biasanya lebih dari

satu syaraf yang terkena dan pada beberapa pasien dengan penyebaran hematogen,

terjadi lesi menyeluruh yang timbul setelah erupsi lokal. Zoster biasanya terjadi pada

pasien dengan immunocompromised, penyakit ini juga umum pada orang dewasa dari

pada anak-anak. Pada dewasa lebih sering diikuti nyeri pada kulit.4

2.2 Epidemiologi

Sebelum pengenalan vaksin pada tahun 1995, varisella merupakan penyakit

infeksi paling sering pada anak-anak di USA. Kebanyakan anak terinfeksi pada umur

15 tahun, dengan persentasi dibawah 5% pada orang dewasa. Epidemik Varicella

terjadi pada musim dingin dan musim semi, tercatat lebih dari 4 juta kasus, 11.000

rawat inap, dan 100 kematian tiap tahunnya. Varicella merupakan penyakit serius

dengan persentasi komplikasi dan kematian tinggi pada balita, dewas dan dengan

orang imun yang terkompromi. Pada rumah tangga, persentasi penularan dari virus ini

berkisar 65%-86%.4,5

2.3 Etiologi

Varicella disebabkan oleh Varicella Zooster Virus (VZV) yang termasuk

kelompok Herpes Virus dengan diameter kira-kira 150 – 200 nm. Inti virus disebut

capsid yang berbentuk icosahedral, terdiri dari protein dan DNA yang mempunyai

rantai ganda yaitu rantai pendek (S) dan rantai panjang (L) dan merupakan suatu garis

9

Page 10: laporan

dengan berat molekul 100 juta dan disusun dari 162 capsomer. Lapisan ini bersifat

infeksius.4,5

Varicella Zoster Virus dapat menyebabkan varicella dan herpes zoster. Kontak

pertama dengan virus ini akan menyebabkan varicella, oleh karena itu varicella

dikatakan infeksi akut primer, sedangkan bila penderita varicella sembuh atau dalam

bentuk laten dan kemudian terjadi serangan kembali maka yang akan muncul adalah

Herpes Zoster.

2.4 Patogenesis

Virus Varicella Zooster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring, kemudian

replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe (viremia pertama)

kemudian berkembang biak di sel retikulo endhotellial setelah itu menyebar melalui

pembuluh darah (viremia ke dua) maka timbullah demam dan malaise.1,4,5

Permulaan bentuk lesi pada kulit mungkin infeksi dari kapiler endothelial

pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel pada epidermis, folikel kulit dan

glandula sebacea dan terjadi pembengkakan. Lesi pertama ditandai dengan adanya

makula yang berkembang cepat menjadi papula, vesikel dan akhirnya menjadi crusta.

Jarang lesi yang menetap dalam bentuk makula dan papula saja. Vesikel ini akan

berada pada lapisan sel dibawah kulit. Dan membentuk atap pada stratum korneum

dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam.1,2,4

Degenarasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti banyak,

dimana kebanyakan dari sel tersebut mengandung inclusion body intranuclear type A.

Penularan secara airborne droplet. Virus dapat menetap dan laten pada sel syaraf.

Lalu dapat terjadi reaktivitas maka dapat terjadi herpes Zooster.

2.5 Gejala Klinis

Gejala mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi pada anak-anak

yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala demam sedang dan

rasa tidak enak badan, gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang

10

Page 11: laporan

lebih muda. Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat

merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus

yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari

kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali

ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota

gerak dan wajah.1,2,4

Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan

dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat

tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering

membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak

di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar

sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. Lain halnya

jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam

sehingga akan mengering lebih lama. Kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi

pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan

menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau

dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.1,2,4

Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang sering

menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga dapat ditemukan di kelopak mata,

saluran pernapasan bagian atas, rectum dan vagina. Papula pada pita suara dan

saluran pernapasan atas kadang menyebabkan gangguan pada pernapasan. Bisa terjadi

pembengkakan kelenjar getah bening dileher bagian samping. Cacar air jarang

menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada hanya berupa lekukan kecil

di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan

oleh staphylococcus. Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah.

Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini

bisa berat atau bahkan berakibat fatal.

2.6 Differensial Diagnosis

11

Page 12: laporan

Differensial diagnosis dari infeksi varicella sendiri termasuk infeksi yang

dapat menimbulkan vesikular exanthema, seperti infeksi herpes secara umum, hand-

foot-mouth infection dan exanthema enteroviral lainnya. Dahulu, variola dan vaccinia

merupakan differensial diagnosis yang penting namun infeksi ini sudah sangat jarang

ditemukan. Herpes simpleks dapat dibedakan dari pengelompokan vesikelnya, lokasi,

dan tes immunoflorescent atau kultur, jika perlu. Tes Tzanck dapat membantu

membedakan varicella dengan enteroviral penyebab exanthema lainnya dengan

memperlihatkan multinucleated giant cell pada infeksi Herpes zoster.6

2.7 Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan darah tidak memberikan gambaran yang spesifik. Untuk

pemeriksaan varicella bahan diambil dari dasar vesikel dengan cara kerokan atau

apusan dan dicat dengan Giemsa dan Hematoksilin Eosin, maka akan terlihat sel-sel

raksasa (giant cell) yang mempunyai inti banyak dan epitel sel berisi Acidophilic

Inclusion Bodies atau dapat juga dilakukan pengecatan dengan pewarnaan

imunofluoresen, sehingga terlihat antigen virus intrasel.

Isolasi virus dapat dilakukan dengan menggunakan fibroblast pada embrio

manusia. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel, kadang-kadang ada darah.

Antibodi terhadap varicella dapat dideteksi dengan pemeriksaan Complemen Fixation

Test, Neurailization Test, FAMA, IAHA, dan ELISA.6,7

2.8 Pengobatan

Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit

dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen

lainnya yang mengandung mentol atau fenol. Untuk mengurangi resiko terjadinya

infeksi bakteri, sebaiknya: kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun,

menjaga kebersihan tangan, kuku dipotong pendek, pakaian tetap kering dan bersih.

Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin). Jika terjadi infeksi

bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti virus

asiklovir.2,6,7

12

Page 13: laporan

Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan aspirin.

Karena aspirin dapat memberikan efek samping yang buruk pada anak anak Obat

anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir

biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat.

Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam

setelah munculnya ruam yang pertama. Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin.6,7

2.9 Komplikasi

Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah:1,2

- Pneumonia karena virus

- Peradangan jantung

- Peradangan sendi

- Peradangan hati

- Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa)

- Ensefalitis (infeksi otak).

2.10 Prognosis

Dengan perawatan teliti dan memperhatikan higiene akan memberikan

prognosis yang baik dan jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit. Angka

kematian pada anak normal di Amerika 5,4 – 7,5 dari 10.000 kasus varicella. Pada

neonatus dan anak yang menderita leukimia, immunodefisiensi, sering menimbulkan

komplikasi dan angka kematian yang meningkat. Angka kematian pada penderita

yang mendapatkan pengobatan immunosupresif tanpa mendapatkan vaksinasi dan

pengobatan antivirus antar 7–27% dan sebagian besar penyebab kematian adalah

akibat komplikasi pneumonitis dan ensefalitis.2,4

2.11 Pencegahan

1. Vaksinasi

13

Page 14: laporan

Vaksin varisela dapat juga berguna untuk pencegahan jika diberikan 3-5 hari

setelah kontak. vaksin varisela semula berasal dari virus hidup yang telah dilemahkan

(live attenuated). mengingat harga vaksin varisela yang cukup mahal, sehingga

cakupan imunisasinya belum cukup luas, dan daya perlindungan vaksin hanya selama

10-12 tahun, maka bila vaksin diberikan pada anak dengan usia kurang dari 12 tahun

dapat mengubah epidemiologi penyakit, sehingga saat dewasa anak yang telah

divaksinasi ini akan menderita varisela, ini menyebabkan bertambahnya jumlah orang

dewasa yang menderita varisela. Karena varisela pada ibu hamil cenderung menjadi

berat dan beresiko terhadap anaknya maka imunisasi varisela dianjurkan untuk

diberikan saat anak berusia 12 tahun.8

Di negara barat vaksinasi varisela diberikan pada usia 1-1,5 tahun, atau pada

umur berapapun jika mereka belum pernah menderita varisela. Orang-orang yang

tidak mendapatkan vaksin sampai usia 13 tahun akan mendapatkan vaksinasi sebayak

2 dosis, dengan selang waktu 4-8 minggu8.

Orang-orang yang tidak direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi varisela

adalah:

Jika mereka memiliki riwayat alergi terhadap gelatin, neomisin, riwayat

terjadinya reaksi terhadap vaksinasi varisela.

Orang-orang yang sedang sakit sedang sampai berat harus menunda vaksinasi

varisela sampai mereka sembuh

Wanita hamil harus menunggu untuk vaksinasi varisela sampai mereka

melahirkan. Wanita yang baru saja melaksanakan vaksinasi sebaiknya

menunggu sampai 1 bulan sebelum terjadinya kehamilan.

Beberapa orang harus memeriksakan diri ke dokter mengenai rencana vaksinasi

varisela yang ingin dilakukan, orang-orang ini diantaranya adalah;

Orang yang terkena virus HIV/IDS, atau penyakit lain yang

mempengaruhi status imunitasnya.

Orang-orang yang sedang mendapatkan terapi obat-obatan yang

mempengatuhi status imunitasnya, seperti steroid selama 2 minggu

14

Page 15: laporan

Orang yang menderita kanker

Orang-orang yang sedang diterapi dengan sinar-x atau obat sitostatik

Orang-orang yang baru saja menerima transfusi darah, atau produk-

produk darah lain8 .

Vaksinasi varisela memiliki efek samping diantaranya adalah :

1. Ringan- Nyeri, bengkak saat vaksinasi dilakukan (1:5)- Demam (1:10)- Ruam ringan yang menetap sampai 1 bulan setelah vaksinasi (1:20). Pasien ini

dapat menularkan varisela pada orang-orang yang dekat dengannya, namun hal ini jarang terjadi.

2. Sedang- Nyeri, dan bengkak pada tempat dimana vaksin disuntikkan (karena anak

bergerak atau terkejut) yang disebabkan oleh panas (1:1000)

3. Berat- Pneumonia (sangat jarang).- Reaksi serebral8 .

Umumnya reaksi allergi terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa jam setelah penyuntikan. Rekasi allergi ini seperti tanda-tanda sulit sesak napas, serak, mengi, takikardi, pusing kepala, pucat atau radang tenggorokan, panas tinggi, dan perubahan perilaku8 .

2. Asiklovir sebagai postexposure prophylaxis sangat efektif jika

diberikan 8-9 hari setelah kontak selama 7 hari. vaksinasi varisela sebaiknya

diberikan sebagai imunisasi wajib pada anak-anak dan orang dewasa yang

beresiko tinggi untuk terkena varisela.

3. VZIG (Varicella-Zoster Immune Globulin), sebaiknya

dipertimbangkan untuk diberikan pada pasien yang beresiko tinggi untuk terkena,

dan pada pasien yang jika terkena akan menderita penyakit yang lebih berat.

Termasuk didalamnya anak-anak dengan immunokompromis, wanita hamil yang

15

Page 16: laporan

belum pernah terkena varisela, bayi-bayi baru lahir dari ibu yang terkena varisela

kurang dari 5 hari sebelum kelahirannya sampai 2 hari setelah kelahirannya, bayi

prematur berusia lebih dari 28 minggu dari ibu tanpa riwayat varisela, atau bayi

kurang dari 28 minggu dengan riwayat ibu selama kehamilan memiliki kontak

erat dengan penderita varisela atau zoster. Yang termasuk kontak erat dengan

penderita varisela misalnya jika ibu tersebut tinggal serumah, sekamar di rumah

sakit. Immunoglobulin dosis tinggi dianjurkan pada 3-4 hari setelah kontak. Saat

infeksi telah terjadi, penggunaan immunoglobulin ini tidak terbukti dapat

mencegah memburuknya penyakit atau disseminata. Immunoglobulin tidak

bermanfaat digunakan sebagai terapi ataupun pencegahan rekurensi. Dosis VZIG

0-10 kg=125 IU, 10-20 kg=250 IU, 20-30 kg=375 IU, 30-40 kg=500 IU, > 40

k5=625 IU. Secara individual, VZIG ini tidak terbukti dapat benar-benar

mencegah terjadinya penyakit, namun VZIG ini dapat memperpanjang masa

inkubasi 28 hari menjadi 35 hari.8

BAB III

ANALISA KASUS

a. Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar

Rumah permanen dengan beratap seng dan berlantai semen. Di dalam rumah

terdapat 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga yang bergabung dengan dapur

dan kamar mandi, 2 kamar tidur. Sumber air bersih keluarga di peroleh dari Air

PDAM. Air ini digunakan untuk mencuci pakaian, mencuci piring, mandi,

memasak dan air minum. Kamar mandi menggunakan wc jongkok. Kondisi

rumah cukup pencahayaan dan terdapat ventilasi di setiap jendela rumah. Jarak

antar rumah berdekatan, bagian depan rumah terdapat tumpukan kayu.

16

Page 17: laporan

Tidak ada hubungan antara penyakit pasien dengan keadaan rumah dan

lingkungan sekitar

b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga

Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kakak nya. Keharmonisan

keluarga pasien baik, tidak ada masalah dalam hubungan satu sama lain.

Tidak ada hubungan antara penyakit pasien dengan keadaan keluarga dan

hubungan keluarga.

c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan

lingkungan sekitar.

Pasien datang ke Puskesmas Simpang Kawat dengan keluhan timbul

gelembung-gelembung berisi cairan bening, sejak 2 hari yang lalu. Awalnya

berupa bintil-bintil merah, yang kemudian bintil-bintil merah tersebut

membentuk gelembung berisi cairan jernih. Awalnya di badan, kemudian

menyebar keseluruh tubuh yang lain, seperti muka, kedua lengan dan kedua

tungkai. Dan terasa gatal sehingga pasien terus menggaruk-garuk dan

gelembung tersebut menjadi pecah.

Keluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan pasien. Awalnya keluhan

didahului dengan adanya demam yang tidak terlalu tinggi sekitar 2 hari sebelum

keluhan gelembung dan gatal muncul, selain itu pasien juga mengeluhkan badan

terasa lesu, tidak ada keluhan batuk, pilek, tidak ada keluhan nyeri pada saat

BAK, dan tidak ada keluhan nyeri tenggorokan saat makan. Kebiasaan sehari-

hari pasien mandi 2x sehari dan mengganti bajunya setiap kali selesai mandi.

Pasien diketahui tidak memiliki riwayat timbulnya lepuh-lepuh setelah

mengoleskan bahan kosmetik seperti bedak, minyak rambut atau memakai

bahan logam.

Pasien tidak memiliki riwayat tergigit serangga sebelum timbulnya

keluhan. Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan ataupun

makanan tertentu.

Dari anamnesis disimpulkan ibu pasien memiliki kesadaran untuk membawa

anaknya berobat ke pusat kesehatan masyarakat.

17

Page 18: laporan

d. Analisis kemungkinan berbagai factor risiko atau etiologi penyakit pada

pasien ini.

Dari anamnesis, pasien mendapat penyakit ini bisa dari lingkungan sekitar

rumah atau sekolah

e. Analisis untuk mengurangi paparan/ memutus rantai penularan dengan

factor risiko atau etiologi pada pasien ini.

Menjelaskan bahwa penyakit ini bisa menular lewat droplet dan

kontak dengan lesi kulitnya langsung sehingga pasien sebaiknya dijauhkan

dari orang-orang sekitarnya hingga sembuh.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keempat. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2005

2. Handoko RP. Penyakit Virus Dalam: Djuanda A, dkk, editor. Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2010; 107-115

3. Harahap M. Varicella Dalam: Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta. Gramedia. 1990: 127-

129

4. Lndow RK. Infeksi Virus dan Infeksi Seperti Infeksi Virus. Dalam: Kaita Selekta

Terapi Dermatologik. Jakarta: EGC, 2004: 31-61

5. Martodiharjo S. Penatalaksanaan Klinik Herpes Zoster dan Varicella. Berkala

18

Page 19: laporan

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabaya. 2003: 45-53

6. Mitaart AH. Penyakit Kulit karena Virus. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak.

Jakarta. EGC. 2005: 174-184

7. Siregar R.S. Saripati Penyakit Kulit, Atlas Berwarna. EGC. 2000

8. Wilmana Freddy. Antivirus dan Interferon. Editor : Ganiswarna G. Sulistia.

Dalam : Farmakologi dan Terapi. Edisi Ke-4. Balai Penerbit FK UI.2003. Hal

616-621.

19