LAPORAN

155
LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN I PENGENALAN INSTANSI KESEHATAN DAN INSTANSI YANG TERKAIT DENGAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT JEMBER KLINIK, DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR DAN PT. PIER (PASURUAN INDUSTRIAL ESTATE REMBANG) Oleh : KELOMPOK II

description

hhh

Transcript of LAPORAN

LAPORAN

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN I

PENGENALAN INSTANSI KESEHATAN DAN INSTANSI YANG TERKAIT DENGAN KESEHATAN

DI RUMAH SAKIT JEMBER KLINIK, DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR DAN PT. PIER (PASURUAN INDUSTRIAL ESTATE REMBANG)

Oleh :

KELOMPOK II

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2015 LAPORAN

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN I

PENGENALAN INSTANSI KESEHATAN DAN INSTANSI YANG TERKAIT DENGAN KESEHATAN

DI RUMAH SAKIT JEMBER KLINIK, DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR DAN PT. PIER (PASURUAN INDUSTRIAL ESTATE REMBANG)

Oleh :

KELOMPOK II

Ketua

: Aditya Sapta Wardana( 122110101178 )Sekretaris: Vitaloka

( 122110101006 )

Anggota: Rani Romadaniyati

( 122110101009 )

Imas Noverika S.

( 122110101052 )

M. Iqbal Hanif Mufti

( 122110101070 )

Eli Aristina

( 122110101080 )

Dian Widyaningtyas

( 122110101084 )

Gita Parassofia

( 122110101116 )

Yuyun Tri Narwati

( 122110101122 )

Nur Azize

( 122110101132 )

Iis Kresnawati

( 122110101150 )

Jodi Wirlan

( 122110101177 )

M. Wildan Ramadhana( 122110101179 )

Ika Agustina

( 122110101197 )FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan Pengalaman Belajar Lapangan I yang berjudul, Pengenalan Instansi Kesehatan dan Instansi yang Terkait dengan Kesehatan di Rumah Sakit Jember Klinik, Dinas Kesehatan Jawa Timur dan PT. PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang) telah selesai.

Tujuan penyusunan Laporan Pengalaman Belajar Lapangan I ini adalah untuk mengenal dan memahami instansi kesehatan pada sistem manajemen kesehatan di Provinsi Jawa Timur khusunya di Kabupaten Jember dan sekitarnya.

Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan penyusunan laporan Pengalaman Belajar Lapangan I ini:

1. Drs. Husni Abdul Gani, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

2. Abu Khoiri S.KM, M.Kes Selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat

3. Dr. Isa Marufi, S.KM., M.Kes. selaku Ketua Koordinator Pengalaman Belajar Lapang (PBL) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.4. Leersia Yusi, S.KM., M.Kes, Erdi Istiadji, S.Psi, M.Psi, Psikolog dan Eri Witcahyo, S.KM., M.Kes selaku Dosen Pendamping Pengalaman Belajar Lapang (PBL) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember5. Teman-teman Fakultas Kesehatan Masyarakat semester VI yang telah membantu dalam pembuatan proposal ini

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).

Penyusunan laporan Pengalaman Belajar Lapangan I instansi telah disusun seoptimal mungkin, namun apabila masih terdapat kekurangan, kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan Pengalaman Belajar Lapangan I instansi ini.

Jember, 27 April 2015

Penyusun

DAFTAR ISIiiLEMBAR PENGESAHAN

iiLEMBAR PENGESAHAN

iiiKATA PENGANTAR

ivDAFTAR ISI

viDAFTAR GAMBAR

viiiDAFTAR TABEL

1BAB I. PENDAHULUAN

11.1Latar Belakang

41.2Tujuan

41.2.1Tujuan Umum

41.2.2Tujuan Khusus

41.3Manfaat

41.3.1Manfaat Bagi Mahasiswa

51.3.2Manfaat Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

51.3.3Manfaat Bagi Instansi-instansi terkait.

6BAB II. HASIL KEGIATAN

62.1Rumah Sakit Jember Klinik

62.1.1Profil Instansi

82.1.2Struktur Organisasi dan Pembagian Kerja

112.1.3Unit-Unit Pelayanan/Kerja di Instansi

222.1.4Program KEGIKU (Kesehatan Gigi Aku)

242.2Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

242.2.1Profil Dinas Kesehatan Profinsi Jawa Timur

282.2.2Struktur Organisasi dan pembagian Tugas Dinas Kesehatan Jawa Timur

312.2.3Unit-Unit Pelayanan Kerja di Dinas Kesehatan Provinsi Jatim

452.2.4Program Kerja Prioritas dan Capaian Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

582.2.5Seksi Perencanaan, Pendayagunaan, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan (P3SDMK)

632.2.6Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim untuk Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015

702.3PT. Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER)

702.3.1Profil PT. PIER

732.3.2STRUKTUR ORGANISASI PT. SIER PT. PIER

752.3.3Tahap-Tahap Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT. PIER

862.3.4Pengolahan Limbah Secara Biologis

90BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN

903.1KESIMPULAN

903.2SARAN

92DAFTAR PUSTAKA

93LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

47Gambar 1 Status Gizi Balita Provinsi Jawa Timur

49Gambar 2 Tren Angka Kematian Bayi Provinsi Jawa Timur

49Gambar 3 Tren Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Timur

52Gambar 4 Tren Prevalensi Penderita HIV/AID di Jawa Timur

52Gambar 5 Tren Prevalensi DBD di Jawa Timur

53Gambar 6 Tren Prevalensi TB di Jawa Timur

53Gambar 7 Tren Penemuan Kasus Baru Kusta di Jawa Timur

70Gambar 8 PT. PIER

76Gambar 9 Bak Kontrol

77Gambar 10 Bak Equalisasi 1 dan 2

78Gambar 11 Grit Chamber

79Gambar 12 Bar Screening

79Gambar 13 Secondary Settling Tank

81Gambar 14 Oxydation Ditch

82Gambar 15 Oxydation Ditch II

84Gambar 16 Indikator Pond

85Gambar 17 Gudang Penyimpanan Sementara

DAFTAR TABEL62Tabel 1 Jumlah, Persentase dan Rasio Tenaga Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan dan kesadaran merupakan roh suatu bangsa. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan dan peran aktif semua pihak didalam masalah kesehatan masyarakat, penyedia layanan kesehatan dan pemerintah untuk melakukan pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan dianggap sangat penting. Merumuskan dan mengembangkan program kesehatan masyarakat, pengembangan sikap, budaya maupun sistem kerja didalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya memiliki self belongingbahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab bersama.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.

Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan: 1) Upaya kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif.Pembangunan nasional berwawasan kesehatan akan mencapai kesuksesan dengan adanya komitmen dan kerjasama antara pemerintah, swasta, masyarakat, serta tiap-tiap sektor pembangunan bangsa salah satunya sektor pendidikan. Universitas Negeri Jember merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang melaksanakan upaya perwujudan pembangunan nasional dengan ikut berperan serta dalam membentuk manusia modern yang dapat menghasilkan tenaga-tenaga ahli dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan serta teknologi. Oleh karena itu, Universitas Jember memiliki tiga fungsi yang dikenal sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga fungsi tersebut merupakan satu kesatuan, yang saling menunjang satu sama lainnya dan tidak boleh ada pertentangan atau persaingan serta ketiga dharma itu harus dikembangkan secara simultan.

Pengembangan kualitas kompetensi kesehatan masyarakat harus didukung oleh sistem-sistem yang berada diluar sistem kesehatan masyarakat seperti sistem pendidikan, sistem informasi dan teknologi. Sistem kesehatan dan kualitas kompetensi kesehatan masyarakat Adalah sesuatu yang sangat ideal bahwa sistem kesehatan masyarakat saat ini seharusnya selalu dapat di monitor dan evaluasi agar mampu diperbaiki dan diarahkan menjadi suatu sistem kesehatan masyarakat nasional yang mampu menjamin kesehatan masyarakat dan selalu mengikuti perkembangan jaman. Pemahaman terhadap sistem kesehatan masyarakat harus dipandang sebagai suatu sistem yang memiliki kejelasan terhadap faktor lingkungan,faktor masukan (input), pelaku dan prosedur, faktor keluaran sistem baikoutputdanoutcomeserta alat ukur umpan balik sistem yang handal. Sistem kesehatan masyarakat bukan sekedar sistem pelayanan kesehatan dari upaya penyembuhan tetapi merupakan suatu sistem yang meliputi fungsi promosi, pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi kesehatan sehingga peranan yang kuat didalam tranformasi budaya sehat menjadi bagian yang penting menuju masyarakat sehat sebagai sasaran utama sistem kesehatan masyarakat. Dengan upaya promosi dan pencegahan terhadap bahaya penyakit, maka sistem kesehatan masyarakat berupaya mengurangi jumlah kesakitan dan biaya kesehatan sekaligus diharapkan meningkatkan produktifitas nasional.Fakultas kesehatan masyarakat telah berdiri pada tahun 2002 dengan Visi yaitu menjadi lembaga tinggi kesehatan masyarakat yang berkualitas dan professional serta berwawasan lingkungan dan sasarannya yaitu menghasilkan lulusan diarahkan untuk menghasilkan lulusan sarjana kesehatan masyarakat dengan kualifikasi mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik, memiliki kreativitas tinggi, mampu dan mandiri dalam kegiatan pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara terpadu dan multidisipliner, mempunyai etika profesi yang positif dan berdaya saing tinggi sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja.

Salah satu perwujudan demi pencapaian visi tersebut dan dengan berpedoman pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, peran serta mahasiswa dalam pembangunan kesehatan khususnya mahasiswa kesehatan masyarakat adalah dengan menerapkan dan mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat serta mengembangkan dan menemukan konsep kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Salah satu bentuk penerapan dan pengembangan ilmu kesehatan masyarakat adalah dengan mengikuti kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL I) yang diselenggarakan oleh kurikulum bidang studi.

Kegiatan PBL merupakan proses belajar mahasiswa di luar perkuliahan yang dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk mengenal dan memahami segala permasalahan di bidang kesehatan yang terjadi di masyarakat dan mengetahui instansi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL I) meliputi kegiatan kunjungan ke instansi-instansi yang berkaitan langsung dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Melalui kunjungan tersebut, diharapkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman di instansi-instansi terkait. Mahasiswa juga dapat mengetahui tentang profil instansi (visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi, kebijakan), struktur organisasi, pembagian kerja di instansi dan unit-unit pelayanan/kerja instansi, dan program kerja instansi. Hal-hal tersebut perlu diketahui dan dipahami secara langsung oleh mahasiswa agar di masa yang akan datang Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember dapat menghasilkan sarjana yang bermutu dan unggul, yang pada akhirnya dapat berkompetisi dalam lingkungan kerja.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal Rumah Sakit Jember Klini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, PT. Pasuruan Industial Estate Rembang (PT. PIER)

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran umum Rumah Sakit Jember Klinik, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, PT. Pasuruan Industial Estate Rembang (PT. PIER).

b. Mengetahui profil Rumah Sakit Jember Klinik, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, PT. Pasuruan Industial Estate Rembang (PT. PIER) meliputi visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan, dan kinerja pelayanan masa kini;

c. Mengetahui struktur organisasi dan pembagian kerja di Rumah Sakit Jember Klinik, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, PT. Pasuruan Industial Estate Rembang (PT. PIER).

d. Mengetahui evaluasi kerja Rumah Sakit Jember Klinik, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, PT. Pasuruan Industial Estate Rembang (PT. PIER).

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

a. Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang Rumah Sakit Jember Klinik, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, PT. Pasuruan Industial Estate Rembang (PT. PIER) dengan segala aktivitas di dalamnya

b. Merupakan sarana pelatihan dan penerapan teori yang telah didapatkan selama perkuliahan dengan praktek di lapangan.

1.3.2 Manfaat Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

a. Menjalin kerjasama antara Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan instansi-instansi yang terkait, baik bersifat akademis maupun organisasi.

1.3.3 Manfaat Bagi Instansi-instansi terkait.

Sebagai sarana untuk menjembatani antara instansi dengan lembaga pendidikan Universitas Jember, khususnya Fakultas Kesehatan Masyarakat sebagai bentuk kerjasama lebih lanjut.BAB II. HASIL KEGIATAN

2.1 Rumah Sakit Jember Klinik

2.1.1 Profil Instansi

Rumah sakit Jember Klinik yang berasal dari bahasa Belanda "DJEMBER SCHEKLINIK" mempunyai nama resmi Rumah Sakit Perkebunan Jember PT. Nusantara Medika Utama. Rumah Sakit Jember Klinik terletak ditengah-tengah kota tepatnya di Jl. Bedadung 2 Jember. Rumah Sakit Jember Klinik merupakan unit usaha pelayanan kesehatan milik PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) yang berfungsi sebagai rumah sakit yang melayani perusahaan dan masyarakat umum.

Sejarah Rumah Sakit Perkebunan Jember tidak lepas dari sejarah berdirinya perusahaan Perkebunan Belanda LMOD (Landbouw Maatschappij Oup Djember) sebelum di nasionalisasi pada tahun 1956 yang merupakan asal dari PT. Perkebunan XXVII, PT. Perkebunan XXVI dan PT. Perkebunan XXIII di kabupaten Jember. Setelah masa nasionalisasi Rumah Sakit Perkebunan menjadi bagian dari PPN Baru Pra Unit Tembakau, kemudian PPN mengalami beberapa kali Reorganisasi dari tahun 1957 hingga menjadi Unit Kesehatan PT. Perkebunan XXVII.

Berdasarkan PP Nomor 15 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 terjadi peleburan semua PT. Perkebunan antara lain pada PT. Perkebunan XXVII, PT. Perkebunan XIX dan PT. Perkebunan XXI-XXII yang mengelola lebih dari satu komoditas yang tatacara niaganya berbeda dijadikan satu menjadi PT. Perkebunan Nusantara X.

Berdasarkan Surat Direksi No XX-PBUMN/03.056 tentang pembentukan Strategi Bisnis unit yang disetujui Menteri Negara BUMN dan SK Direksi PT. Perkebunan Nusantara X Nomor XX-SURKP/03.149 tentang Penetapan Rumah Sakit sebagai Strategi Bisnis Unit (SBU) terhitung mulai 07 Oktober 2003. Berdasarkan Akte Notaris No. 14 tanggal 19 Januari 2013 SBU Rumah Sakit PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) yang membawahi 3 (tiga) Rumah Sakit (RS Gatoel-Mojokerto,RS Toeloengredjo-Pare-Kediri, dan Rumah Sakit Perkebunan-Jember) telah resmi menjadi Anak Perusahaan PTPN X (Persero) dengan nama PT. Nusantara Medika Utama.

A. Visi dan Misi

Visi Rumah Sakit Jember Klinik adalah Menjadi Rumah Sakit pilihan masyarakat yang mengutamakan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

Misi Rumah Sakit Jember Klinik adalah:

1. Menyediakan layanan kesehatan yang bermutu tinggi melebihi harapan pelanggan dengan mengutamakan keselamatan pasien.

2. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia.

3. Mengembangkan fasilitas rumah sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat.

4. Memotivasi karyawan untuk berkeja dalam tim dengan dedikasi tinggi dan inovasi.

5. Menyediakan lingkungan rumah sakit yang aman dan menunjang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

6. Mewujudkan rumah sakit berwawasan lingkungan.

Untuk mencapai Visi dan Misi Rumah Sakit Perkebunan Jember, perusahaan membangun budaya perusahaan secara terus-menerus yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan meliputi disiplin dan loyalitas, teamwork yang solid, kreatif dan inovatif. Rumah Sakit Jember Klinik menganjurkan setiap karyawan untuk membudayakan 5S ( Senyum, Sapa, Salam, Sayang, Santun ) dan 5C ( Cepat, Cekatan, Cerdas, Cermat, Citra ).

B. TujuanTujuan umum Rumah Sakit Jember Klinik adalah berhasil memberikan layanan kesehatan yang bermutu tinggi bagi masyarakat dengan memperhatikan asas manfaat dan mengutamakan keselamatan pasien.

Tujuan khusus Rumah Sakit Jember Klinik adalah:

1. Tercapainya mutu pelayanan medis dengan asuhan keperawatan.

2. Terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dibidangnya dalam era globalisasi.

3. Terbentuknya Team layanan yang efektif dan efisien untuk penyelenggaraan rumah sakit yang terbaik.2.1.2 Struktur Organisasi dan Pembagian Kerja

A. Struktur Organisasi Rumah Sakit Jember Klinik

Bagan 1. Struktur organisasi RS. Jember Klinik

B. Pembagian Kerja Rumah Sakit Jember Klinik

1. Kepala Rumah Sakit

Tugas kepala rumah sakit adalah mengkoordinasikan pelaksanaan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan, melaksanakan upaya rujukan Berta pelaksanaan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit.

Fungsi dari kepala rumah sakit adalah:

a. Pengkoordinasian pelayanan medis.

b. Pengkoordinasian pelayanan penunjang medis dan non medis.

c. Pengkoordinasian pelayanan dan asuhan keperawatan.

d. Pengkoordinasian pelayanan rujukan medis, non medis dan lainnya.

e. Pengkoordinasian pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.

f. Pengkoordinasian pelaksanaan penelitian dan pengembangan dan pemasaran.

g. Pengkoordinasian pengelolaan administrasi, keuangan, hukum dan kehumasan.

2. Komite

Bertugas mengawasi kegiatan atau pun program yang dilaksanakan oleh rumah sakit Jember Klinik.

3. Kepala Divisi Pelayanan Medis

Tugas kepala divisi pelayanan medis adalah menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pelayanan rawat jalan, kamar operasi, rawat darurat, rawat inap dan rawat intensif. Fungsinya yaitu penyelenggaraan pelayanan rawat jalan dan rawat darurat, penyelenggaraan pelayanan rawat inap dan rawat intensif, penyelenggaraan pelayanan kamar operasi. Unit yang berada dibawah divisi pelayanan medis adalah poli kilinik umum-spesialis, IGD, Hemodialisis, poli gigi dan rekam medis.

4. Kepala Divisi Penunjang Medis

Kepla divisi penunjang medis mempunyai tugas melaksanakan Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan penunjang medis. Divisi Penunjang Medis dipimpin oleh seorang Kepala Divisi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah sakit. Divisi ini bertanggung jawab atas sub divisi Farmasi, Rawat jalan, Instalasi Gizi, Radiologi, Laboratorium, Rumah tangga dan linen dan Fisioterapi.

5. Kepala Divisi Keperawatan

Divisi keperawatan mempunyai tugas mengatur kerja para perawat di RS Jember Klinik, mulai dari shift kerja, bagian kerja, dan lain-lainnya. Divisi keperwatan dipimpin oleh seorang Kepala Divisi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah sakit. Divisi ini bertanggung jawab atas sub divisi Rawat Inap, Rawat Intensif, dan Rawat Operasi.

6. Kepala Divisi Pemasaran dan Pengembangan Bisnis

Divisi pemasaran mempunyai bertanggung jawab atas memasarkan perkembangan layanan rumah sakit melalui berbagai media informasi dan melakukan pengembangan bisnis untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di rumah sakit harus mengikuti standar akreditasi. Divisi Pemasaran dan pengembangan bisnis dipimpin oleh seorang Kepala Divisi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah sakit. Divisi ini bertanggung jawab atas sub divisi Pemasaran Humas, Pelayanan Pelanggan dan Hukum, Sistem Informasi, Manajemen Resiko, dan K3.

7. Kepala Divisi Administrasi, Keuangan dan SDM

Divisi Administrasi keuangan dan SDM mempunyai bertanggung jawab atas segala pengeluaran dan pendapatan dari unit-unit yang ada di dalam rumah sakit, dan bertanggung jawab atas pengembangan sumber daya manusia. . Divisi Divisi Administrasi keuangan dan SDM dipimpin oleh seorang Kepala Divisi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah sakit. Divisi ini bertanggung jawab atas sub divisi Keuangan, Akuntansi, Sekretariat dan Umum, SDM, dan IPS-RS.2.1.3 Unit-Unit Pelayanan/Kerja di InstansiA. Pelayanan Rawat Jalan

Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Instalasi Rawat Jalan dipimpin oleh seorang kepala instalasi yang mempunyai tugas dan kewenangan menyediakan fasilitas penyelenggaraan kegiatan pelayanan poliklinik rawat jalan dari berbagai disiplin ilmu kedokteran klinik. Pelayanan rawat jalan yang terdapat di Rumah Sakit Jember Klinik yaitu:

1. Poli Umum

Poli umum memberikan tempat pelayanan yang bertugas melakukan penanganan dan perawatan medis terhadap pasien. Pengunjung dilayani oleh dokter umum yang bertugas melakukan anamnesa dan diagnosa awal terhadap pasien. Pelayanan kesehatan dilakukan oleh dokter dan perawat yang memiliki sertifikat dan kompetensi yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan primer dan terus dilakukan upaya pengembangan kemampuan dari masing-masing personil dalam bentuk keikutsertaan dalam berbagai seminar dan pelatihan demi meningkatkan kerjasama tim didalam balai pengobatan umum. Dalam menjalankan fungsinya, balai pengobatan terintegrasi dengan seluruh unit pelayan lainnya (Poli Gigi, Poli KIA, Poli Gizi, Apotek, Lab, dan lain-lain).

2. Poli Gigi

Poli Gigi Merupakan tempat pelayanan yang bertugas melakukan penanganan dan perawatan kesehatan gigi serta seleksi terhadap pasien. Pengunjung dilayani oleh Dokter Gigi yang bertugas melakukan anamnesa dan diagnosa awal terhadap pasien. Klinik gigi dalam peraturan menteri kesehatan nomor 920/Menkes/Per/XII/1986, diartikan sebagai sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan kepada masyarakat (Utoyo, 2008).

3. Poli Akupuntur

Rumah Sakit Jember Klinik menyediakan pengobatan dengan teknik akupuntur yang berada di poli tersendiri yautu poli akupuntur. Poli Akupuntur merupakan salah satu poli pelayanan pasien rawat jalan yang mempunyai akupunturis yang berkompeten dalam bidangnya.

4. Poli Tumbuh Kembang Anak

Poli tumbuh kembang anak merupakan poli yang menangani gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak. dengan mengikuti program tes petumbuhan dan perkembangan bayi, tes kecerdasan (IQ), tes untuk mengetahui kesiapan sekolah.5. Poli Laktasi

Poli laktasi adalah tempat atau lembaga konseling bagi ibu atau calon ibu mengenai masalah menyusui. Tidak semua rumah sakit yang menyediakan fasilitas bersalin, mempunyai poli laktasi. Pada umumnya yang menyediakan hanya rumah bersalin atau rumah sakit ibu dan anak , namun Rumah Sakit Jember Klinik mendirikan poli laktasi karena dianggap sangat dibutuhkan oleh para ibu terutama bagi ibu yang bekerja sebagai wanita karir.

6. Poli Alergi

Poli alergi memberikan pelayanan penyuluhan bagi pasien untuk menghindari terjadinya reaksi alergi, mengobati reaksi alergi dan uji diagnosis alergi.

7. UGD

UGD adalah salah satu bagian dirumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cidera, yang apat mengancam kelangsungan hidup pasien.pelayanan UGD ditunjang oleh pelayanan laboratorium, radiologi dan farmasi yang siap melayani secara 24 jam, serta ambulans.

8. Hemodialisa

Hemodialisa adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang selektif permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat zat yang tidak dikehendaki terjadi. Hemodialisa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan.

9. Klinik Bedah PlastikPelayanan Bedah Plastik yang tersedia di rumah sakit Jember Klinik adalah bedah plastik estetik dan bedah plastik rekonstruksi.10. Poli Gizi

Poli ini menyediakan semua makanan bagi pasien yang berobat di Rumah Sakit Jember Klinik. Ditangani oleh seorang ahli gizi yang setiap hari berkoordinasi dengan dokter terkait makanan yang harus disediakan untuk pasien.

11. Poli SpesialisPoli spesialis di Rumah Sakit Jember Klinik terdapat 19 spesialis yaitu spesialis penyakit dalam, spesialis anak, spesialis kandungan, spesialis syaraf, spesialis mata, spesialis THT, spesialis gigi/bedah mulut dan rahang, spesialis gigi anak, spesialis kulit dan kelamin, spesialis radiologi, spesialis bedah umum, spesialis bedah tulang, spesialis bedah syaraf, spesialis jantung, spesialis rehabilitasi medik, spesialis urologi, spesialis anaesthesi, spesialis penyakit jiwa, dan spesialis bedah plastik.

B. Pelayanan Rawat InapUnit layanan rawat inap Rumah Sakit Jember Klinik menawarkan pengurusan kepada pasien layanan rawat jalan dan gawat darurat yang diterima di Rumah Sakit Jember Klinik untuk pengurusan lebih lanjut. Layanan rawat inap Rumah Sakit Jember Klinik memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan rumah sakit.

Jumlah pasien rawat inap didorong oleh jumlah konversi pasien rawat jalan dan gawat darurat, sedangkan rata-rata pendapatan per hari pasien rawat inap didorong oleh tipe kamar yang dipilih pasien serta kerumitan perawatan medisnya. Pendapatan rawat inap meliputi biaya jasa konsultasi dan profesional dokter, biaya kamar, biaya administrasi, biaya laboratorium, penjualan obat dan peralatan medis, radiologi dan pendapatan peralatan tambahan dan biaya ruang operasi. Rumah Sakit Jember klinik memiliki 13 fasilitas kamar diantaranya adalah super VIP A, super VIP B, VIP A, VIP B, VIP C, utama, Kelas 1, Kelas 2, Kelas 3, ICU, ruang isolasi, intermediate, ruang bayi dengan jumlah Tempat Tidur (TT) yang berbeda setiap kamar serta perbedaan tarif.

C. Layanan Penunjang

Pelayanan yang menunjang proses pengobatan yang ada di rumah sakit Jember Klinik. Unit yang termasuk layanan penunjang yaitu laboratorium (24 jam), radiologi (CT-Scan, C-Arm, USG 4 dimensi, C-R), fisioterapi ( Pijat bayi, Baby spa ), apotik, konsultasi gizi dan kamar operasi.

D. Produk Layanan Unggulan

1. Trauma Center

Trauma Centeratau pusat penanganan kasus kegawatdaruratan traumatik merupakan layanan Rumah Sakit Jember Klinik yang memiliki spesialisasi penanganan kasus kegawatdaruratan traumatik. Layanan ini menyediakan tenaga kesehatan di bidang kegawatdaruratan yang terampil, keberhasilan yang tinggi dalam life saving , serta response time yang terukur sangat cepat. Unsur infrastruktur yang tersedia adalah fasilitas Trauma Center yang canggih dan tepat guna. Upaya menggagas Trauma Center diawali dengan meningkatkan peran, mutu, dan kapasitas pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD). UGD adalah garda depan pelayanan rumah sakit. UGD berpengaruh besar pada penanaman impresi yang kuat di benak konsumen tentang pelayanan rumah sakit secara umum.2. Brain and Spine

Salah satu cara untuk tetap eksis dalam pesaingan industri layanan kesehatan adalah membuat produk layanan unggulan yang memiliki pembeda dengan kompetitor. Sehingga RS Jember Klinik membuat layanan unggulan dengan metode sentralisasi layanan. Salah satu layanan unggulan dari rumah sakit yang menjadi bagian dari PT. Nusantara Medika Utama adalah Brain and Spine Center.

Layanan terbaru ini dibentuk karena tingginya angka kecelakaan di Jawa Timur bagian timur, utamanya di daerah Jember dan sekitarnya. Tingginya angka kecelakaan selain karena peningkatan jumlah kendaraan yang cepat juga disebabkan oleh kondisi geografis daerah sekitar Jember, Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo, ditambah perilaku pengguna jalan yang tidak tertib berlalu lintas. Dari sekian jenis kasus, cedera kepala adalah jenis kasus yang mendominasi. Kasus cedera kepala merupakan kasus yang ditangani oleh spesialis bedah syaraf. Peluang itu lantas dimanfaatkan oleh RS Jember Klinik, sebagai pusat rujukan bedah syaraf di Jember dan sekitarnya.

RS Jember Klinik, sebutan lain RS Perkebunan melengkapi diri dengan peralatan medis yang canggih serta infrastruktur yang muktahir, seperti CT Scan 16 slices, C-Arm, hingga mikroskop bedah. Dari segi sumber daya manusia, Rumah Sakit Jember Klinik juga didukung oleh dokter spesialis bedah syaraf yang tergabung dalam Jember Neurosurgery Group (JNG). Dokter spesialis bedah syaraf yang memberikan dukungan penuh pada Brain and Spine Center di RS Jember Klinik ini adalah dr. Andre Kusuma, Sp.BS dan dr. Moch. Dwikoryanto, Sp.BS. Kedua dokter ini sudah memberi komitmen untuk memberikan pelayanan yang optimal sesuai kapasitas mereka di bidang bedah syaraf, baik di layanan rawat jalan di RS Jember Klinik.3. Operasi Bedah Mikro

Rumah Sakit Jember Klinik menyediakan peralatan bedah mikro (microsurgery) yang canggih sehingga penyempitan pembuluh darah otak dapat diatasi dengan melakukan operasi by-pass/anastomose dengan memasang pembuluh darah baru ke pembuluh darah yang menyempit sehingga aliran darah ke bagian otak dapat dilancarkan kembali dan bahaya terjadinya stroke dapat dicegah.

Hal ini ditunjang dengan adanya kemajuan yang berarti dan alat penunjang lainnya seperti CUSA (alat penghancur tumor), Microscope yang canggih dalam Neurofisiologi berupa tersedianya alat yang disebut Intra Operative Neurophysiologic Monitoring yang disingkat IOM. Dengan alat IOM yang dioperasikan seorang Dokter Ahli Saraf (Neurologist) yang mendampingi Dokter Bedah Saraf (Neuro Surgeon) dalam melakukan operasi-operasi micro, Dokter Bedah Saraf dapat memonitor dan mengetahui keadaan otak terutama saraf penderita pada waktu dilakukan tindakan operasi sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal dan mengurangi resiko terjadinya salah potong ataupun komplikasi yang mungkin terjadi dalam melakukan tindakan bedah mikro.4. Kosmetik Gigi dan Laboratorium Gigi

Perkembangan jaman menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat untuk mendapatkan pelayanan gigi meningkat, tidak terkecuali kosmetik gigi. Hal ini membuat Rumah Sakit Jember Klinik menyediakan pelayanan kosmetik gigi seperti teknik memutihkan gigi, pemasangan kawat gigi untuk merapikan susunan gigi, pemasangan diamond pada gigi, penambalan gigi, perawatan saluran akar, dan pemasangan mahkota gigi.5. Medical Check Up

Layanan Medical Check Up di Rumah Sakit Jember Klinik merupakan serangkaian pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mengetahui secara dini diagnosa penyakit, mencegah timbulnya penyakit serta untuk mengetahui status kesehatan seseorang. Berguna untuk memberikan informasi mengenai status kesehatan seseorang karena sesungguhnya kualitas kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupannya.6. Baby SPASelama ini SPA (Solus Per Aqua) banyak digunakan oleh kalangan perempuan untuk mengembalikan tubuh agar menjadi rileks dan segar. Namun, kini SPA juga banyak digunakan oleh bayi. Bayi yang mendapat layanan Baby SPA di Rumah Sakit Jember Klinik adalah bayi yang berumur 2 18 bulan. Manfaat layanan Baby SPA adalah untuk mempercepat perkembangan motorik anak. Layanan Baby SPA didampingi oleh ahli fisioterapi untuk pemijatan bayi. Ruangan Baby SPA disekat menjadi dua bagian. Di ruangan pertama diberi alas spon. Ruangan tersebut merupakan ruang pemijatan bayi. Sementara, di ruangan sebelahnya terdapat dua kolam kecil lengkap dengan pemicu temperatur suhu untuk air tersebut. Beberapa syarat bayi yang dapat memperoleh layanan Baby SPA antara lain keadaan bayi tidak boleh lapar atau baru makan, mandi harus menggunakan air hangat, dan renang selama 15 menit dan pemijatan selama 15 menit.

7. Poli Tumbuh Kembang Anak

Layanan Tumbuh Kembang Anak memberikan pelayanan terpadu untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang mencakup aspek perkembangan motorik (kemampuan bergerak), kognitif (kemampuan berpikir/ intelegensia), bahasa, emosional dan psikososial. Tujuan poli tumbuh kembang anak adalah untuk bayi dan anak mencapai tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan tingkat keterbatasannya melalui deteksi dini, evaluasi, stimulasi dan intervensi dini, serta pemantauan sejak lahir hingga usia 18 tahun. Dimana layanan ini mengkaji tumbuh kembang anak secara komprehensif, terapi tumbuh kembang anak berdasarkan evidence-based practice (hasil penelitian atau observasi). Edukasi serta dukungan bagi orangtua dengan anak berkebutuhan khusus.E. Pelayanan yang Lain

1. Senam Hamil

Senam hamil adalah senam yang merupakan suatu bentuk latihan untuk memperkuat dan juga mempertahankan kelenturan dari dinding perut, otot-otot dasar panggul yang nantinya akan mempermudah proses persalinan normal. Senam hamil dilakukan dengan tujuan menjaga kondisi bagian tubuh yang berperan dalam proses persalinan sehingga diharapkan ibu hamil dapat melakukan persalinan secara fisiologis (Persalinan Normal).

Selain manfaat utama senam hamil sebagai penunjang proses persalinan, masih banyak manfaat dari senam ibu hamil, yang diantaranya baik untuk kesehatan ibu hamil sebelum proses persalinan dan memberikan dampak positif bagi perkembangan janin di dalam kandungan.

Manfaat senam hamil antara lain membantu proses kelahiran dengan cara meningkatkan kekuatan otot dasar panggul, penunjang lainnya, membantu meningkatkan stamina, membantu mempertahankan postur tubuh yang baik agar tulang belakang dapat terhindar dari rasa sakit, membantu mencapai relaksasi, mendapatkan kembali pola tidur yang baik dan meningkatkan energi, membantu melatih pernapasan, membantu proses pemulihan pasca persalinan.

2. Senam Belly DanceSenam Belly Dance merupakan salah satu layanan lain yang diberikan oleh Rumah Sakit Jember Klinik. Pada dasarnya Belly Dance merupakan sebuah tarian yang dilakukan perempuan untuk menguatkan otot perut dan melangsingkan tubuh. Karena dengan gerakan-gerakan yang diberikan instruktur, dapat menghabiskan 300 kalori selama 1 jam.

Namun, khusus untuk ibu hamil, gerakan-gerakan Belly Dance ini diadaptasi dan dimodifikasi antara senam hamil yang biasanya monoton dengan gerakan belly dance yang energik dan variatif, sehingga menjadi sebuah olahraga yang menyenangkan.

Ada jenis gerakan yang slow, ada juga yang energik sehingga bisa merangsang perut ibu hamil. Olahraga ini pada dasarnya berpusat pada relaksasi bagian perut dan pinggang. Gerakan belly dance untuk ibu hamil ini bisa memperkuat otot panggul dan otot perut, memperbaiki postur tubuh, serta mempermudah proses kelahiran.

Tidak ada efek samping bagi siapapun yang melakukan gerakan ini. Ibu-ibu hamil hanya perlu memastikan ke dokter kandungannya apakah kehamilannya normal atau tidak. Selain itu, tidak ada batasan usia kehamilan untuk melakukan belly dance ini karena tarian ini tidak begitu berat aplikasinya mulai dari hamil muda hingga saat ingin persalinan pun tarian bisa dilakukan.

3. Senam Osteoporosis

Gerakan senam osteoporosis terdiri dari pemanasan dan peregangan, latihan inti ( aerobik, latihan beban, latihan keseimbangan ), pendinginan dan peregangan. Gerakan senam bagi penderita osteoporosis lebih banyak mengandalkan posisi duduk di kursi, menggunakan tongkat atau beban (dumble) serta mantras. Posisi duduk yang digunakan dalam senam osteoporosis ini oleh karena pada penderita osteoporosis, ada tiga lokasi yang renta parah dan mudah rapuh yaitu tulang belakang, pergelangan tangan, dan tulang paha atas ( daerah panggul). Sebelum melakukan senam penderita harus melakukan pemeriksaan tensi darah dan nadi terlebih dahulu. Bila ada pendertita yang memiliki tekanan darah tinggi atau memiliki keluhan sakit di bagian tertentu disarankan untuk tidak mangikuti beberapa gerakan dan juga tak menggunakan alat.

Gerakan-gerakan yang ada pada senam pencegahan osteoporosis ini berupa double low impact, dan senam ini hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Pada gerakan inti, terbagi menjadi lima gerakan yaitu sedikit aerobik yang terdiri dari lima gerakan yaitu sedikit aerobik yang terdiri dari lima gerakan dengan hitungan satu gerakan 4 x 8, dan terakhir matras yang terdiri tujuh gerakan yang setiap gerakannya dengan hitungan 4 x 8.4. PKMRS / Penyuluhan Kesehatan

PKMRS adalah penyuluhan kesehatan yang khusus dikembangkan untuk membantu pasien dan keluarganya untuk bisa menagani kesehatanya, hal ini merupakan tanggung jawab bersama yang berkesinambungan antara dokter dan pasien atau petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya.

Di Rumah Sakit Jember Klinik PKMRS dimulai sejak pasien masuk rumah sakit atau sejak ia berinteraksi dengan tenaga kesehatan. Penyuluhan di rumah sakit berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien serta keluarganya untuk berperan serta secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit.

5. Home Visite

Rumah Sakit Jember Klinik memiliki pelanggan internal dan juga pelanggan ekternal. Bagi pelanggan internal yaitu karyawan PTPN X Rumah Sakit Jember Klinik melakukan upaya pelayanan prima. Bagi pelanggan eksternal upaya yang diterapkan oleh manajemen adalah salah satunya melakukan home visit untuk pasien pot operasi. Selain itu, pada pelayanan klinik laktasi juga terintergrasi dengan ruang bersalin dan ruang perawatan berupa visite ruangan, kelas laksatasi saat hamil dan nifas serta home visit.6. Home Care

Layanan Home Care rumah sakit Jember Klinik menjadi solusi bagi pasien yang sulit ke rumah sakit, sedangkan perawatan dapat dilakukan di rumah. Perawatan Home Care diperuntukan bagi pasien dengan kondisi tertentuyang membutuhkan perawatan di rumah. Kunjungan petugas Home Care dilakukan secara tim yang terdiri atas dokter dan perawat. Jenis pelayanan yang diberikan berupa perawatan luka/ ganti perban, pasang infus, catheter, menyuntik (injeksi),asuhan nutrisi pada pasien yang menggunakan selang makan (NGT), perawatan geriatri, dan pemenuhan kebutuhan pasien untuk perawatan di rumah lainnya.7. Layanan LingkunganRumah Sakit Jember Klinik merupakan salah satu rumah sakit yang memiliki layanan lingkungan berupa pengolahan limbah menggunakan IPAL dan Insenerator. Beberapa Rumah Sakit (RS) di Jember belum memenuhi standar Pengolahan Limbah sesuai sesuai standart yang digariskan kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kebupaten Jember dan hanya RS Jember Klinik saja yang sudah memiliki alat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan alat Insenerator (pembakaran limbah bahan berbahaya dan beracun/B3) sejak tahun 2000.

8. Limbah Cair ( IPALPenanganan limbah cair yang dipakai oleh Rumah Sakit Jember Klinik yaitu IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Rumah Sakit Jember Klinik memiliki 2 buah alat IPAL. Alat IPAL lama menggunakan sistem pengolahan aerob dan anaerob, sedangkan alat IPAL baru hanya menggunakan sistem aerob (aerasi) saja. Secara garis besar, pengolahan limbah Rumah Sakit Jember Klinik menggunakan sistem IPAL gabungan.

Cara pengolahan limbah cair Rumah Sakit Jember Klinik saat ini tidak melakukan proses klorinasi dikarenakan alat yang digunakan untuk klorinasi rusak. Selanjutnya air hasil buangan ditempatkan di kolam yang di dalamnya terdapat ikan nila dan ikan mas sebagai indikator Baku Mutu Lingkungan hasil pengolahan limbah cair. Teknik IPAL rumah sakit sebenarnya dimaksudkan untuk mengurangi nilai BOD dan COD sehingga masuk ke standar Baku Mutu Lingkungan yang ditetapkan. Pemeriksaan BOD dan COD dilakukan selama tiga bulan sekali oleh KLH Jember dengan mengambil sampel air hasil olahan IPAL, lalu pemeriksaan dibawa ke Surabaya.

9. Limbah Padat ( InseneratorLimbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis dan non medis, yaitu:a. Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di RS di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dari halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi.

b. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah container bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

c. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia yang rentan.

d. Limbah sangat infeksius adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan stock (sediaan) bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan, dan bahan lain yang diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.

Limbah padat nonmedis langsung diangkut oleh truk sampah DKLH Jember, sedangkan untuk limbah padat medis, limbah infeksius, dan limbah sangat infeksius atau yang tergolong dalam limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya) dibakar di incenerator.

Tata cara pembakaran limbah B3 yaitu limbah disimpan terlebih dahulu hingga beratnya 50 Kg, setelah berat sudah memenuhi syarat maka limbah tersebut akan dibakar di incenerator. Pembakaran oleh incenerator rata rata dilakukan dua kali seminggu, tergantung dari banyaknya limbah B3 yang dihasilkan. Saat ini Rumah Sakit Jember Klinik memiliki dua buah incenerator. Dua buah incenerator tersebut sama sama diapakai untuk pengolahan limbah padat B3.

2.1.4 Program KEGIKU (Kesehatan Gigi Aku)

Salah satu program Rumah Sakit Jember Klinik dari unit poli gigi adalah program KEGIKU (Kesehatan Gigi Aku) yaitu edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak dini. Sasaran dari program ini adalah mengenalkan kesehatan gigi pada anak PAUD, TK usia 3-4 tahun. Bahkan perawatan gigi sebaiknya mulai dilakukan sejak gigi pertama tumbuh. KEGIKU sendiri adalah kegiatan kunjungan berkala antara Rumah Sakit Jember Klinik dengan Taman Kanak-kanak yang ada di Jember. Misi utama KEGIKU adalah menumbuhkan perilaku hidup sehat pada anak. Selain itu, Kegiku mempunyai misi sosial yakni pemberian Topical Aplikasi Flouride gratis kepada anak-anak dengan bertujuan mencegah karies dini. Topical aplikasi pada gigi anak memiliki berbagai rasa buah-buahan seperti apel, stroberi, anggur dan lain-lain yang disukai anak. Hal ini untuk menghindarkan rasa takut pada anak saat menjalani pemeriksaan gigi. Program KEGIKU sudah pernah dilaksanakan di beberapa sekolah di Jember diantaranya yaitu Al-furqon, Al-amin, pernah juga mengunjungi sekolah Full Day di Jember dan juga sekolah berkebutuhan khusus (SDLB). Pemberian edukasi di sekolah berkebutuhan khusus menggunakan model atau alat peraga sesuai dengan arahan dari dokter.Dalam KEGIKU ini juga terdapat kegiatan imunisasi gigi yang belum ada di Rumah Sakit lain. Mendengar kata imunisasi gigi jangan dibayangkan bahwa akan ada tindakan injeksi untuk memasukkan vaksin dalam tubuh seperti pada jenis imunisasi lain. Imunisasi gigi ini lebih pada perawatan yaitu membersihkan sela gigi serta pengaplikasian Topical Aplikasi pada permukaan gigi. Imunisasi gigi bisa dilakukan mulai anak usia 2-11 tahun setiap enam bulan sekali.Sebelum mendapat Topical Aplikasi, anak-anak terlebih dulu mengikuti senam bersama. Selain itu ada juga kegiatan cara berlatih menggosok gigi bersama dokter gigi serta peragaan cara mencuci tangan yang benar.Program ini dilaksanakan pertama kali pada tahun 2012. Pelaksanaannya dilakukan 1 tahun 2 kali namun saat ini programnya tidak berjalan sesuai jadwal karena beberapa kendala. Kendalanya yaitu ada acara direksi pusat yang berbenturan dengan jadwal KEGIKU sehingga acara diundur disesuaikan dengan jadwal sekolah.Kendala atau hambatan keberlanjutan program ini disebabkan adanya ketidaksempurnaan proses implementasi. Proses implementasi membutuhkan adanya komitmen dari seluruh pelaksana Program KEGIKU. Alternatif saran yang dapat dilakukan adalah pertama dengan membentuk tim khusus yang bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan terkait dengan Program KEGIKU. Dengan adanya tim khusus ini diharapkan proses manajemen program KEGIKU mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, hingga pengontrolan dapat dilaksakan dengan baik sehingga mendapat output program yang baik pula. Saran kedua yaitu dengan menjalin kerja sama dengan pihak lain yang terkait. Kerja sama dapat terjadi ketika tiap-tiap pihak yang bersangkutan memiliki kesadaran untuk bekerja sama dalam mencapai kepentingan tersebut. Kerja sama yang dapat dilakukan untuk program KEGIKU yaitu kerja sama dengan sektor publik (Public Sector) dan sektor swasta (Private Sector) yang terkait. Sektor publik merupakan organisasi yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah, misalnya sekolah dan universitas negeri. Sedangkan yang dimaksud dengan sektor swasta adalah organisasi milik pribadi dan bukan bagian dari pemerintah, misalnya perusahaan pasta gigi, perusahaan sikat gigi, dan lain sebagainya.2.2 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

2.2.1 Profil Dinas Kesehatan Profinsi Jawa Timur

Dinas Kesehatan Provinsi terletak di Jl. A Yani 118 Surabaya dengan luas lahan 215.975 m merupakan aset dari Departemen Kesehatan. Adapun 5 gedung perkantoran, gudang dan cold room adalah aset Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pada akhir tahun 2008 telah dibangun 1 gedung dan 1 gudang yang diperuntukkan regional bencana yang merupakan aset dari Departemen Kesehatan. Sedangkan aset lain berupa gedung UPT yaitu :

1. BP4 Surabaya yang terletak di Jl. Karang Tembok No. 39 Surabaya

2. Akademi Gizi Surabaya di Jl. Bendul Merisi No. 126 Surabaya

3. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya di Jl. Gayung Kebonsari Timur No. 47 Surabaya

4. UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat di Murnajati Lawang dan Bendul Merisi Surabaya

5. RS Khusus Kusta Sumberglagah Mojokerto, Jl. Sumber Glagah Pacet, Mojokerto

6. RS Khusus Kusta Kediri, Jl. Veteran No. 12 Kediri

7. RS Khusus Paru Batu, Jl. A. Yani No. 10-13 Batu

8. RS Khusus Paru Dungus, Jl. Dungus Wungu Madiun

9. RS Khusus Paru Jember Jl. Nusa Indah No. 28 Jember

10. Akademi Keperawatan Soedono Madiun, Jl. Imam Bonjol No. 1 Madiun

11. BP4 Pamekasan, Jl. Bonorogo No. 17 Pamekasan

12. UPT Materia Medika, Jl Lahor 87 Batu

13. BP4 Madiun, JL. Yos Sudarso 112 B Madiun Kendaraan Dinas sebanyak 134 buah terdiri dari 82 buah kendaraan roda dua dan 52 kendaraan roda empat.

Tenaga Kesehatan merupakan pendukung utama dalam pembangunan kesehatan. Jumlah dan kualitas tenaga kesehatan seharusnya sesuai dengan kebutuhan. Jumlah pegawai Dinas Kesehatan pada tahun 2008 sebanyak 473 orang. Dari jumlah tersebut yang mempunyai pendidikan S2 sebanyak 69 orang; pendidikan S1 sebanyak 185 orang pendidikan, D1 sebanyak 1 orang, D2 sebanyak 1 orang, dan D3 sebanyak 31 orang; sedangkan yang mempunyai pendidikan SMA/sederajat sebanyak 154 orang; SMP/sederajat sebanyak 18 orang dan SD/sederajat sebanyak 14 orang. Ditinjau dari Pangkat/Golongan, dari 473 orang terdiri dari golongan IV sebanyak 40 orang, golongan III sebanyak 351 orang, golongan II sebanyak 68 orang, dan golongan I sebanyak 14 orang.

A. Visi dan Misi

Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur adalah Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat. Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana masyarakat Jawa Timur menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

Berdasarkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi, maka misi pembangunan kesehatan di Jawa Timur adalah :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

3. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau.

4. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan.

5. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan.B. Tujuan

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam mewujudkan misinya menetapkan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mewujudkan misi Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, maka ditetapkan tujuan: Mewujudkan mutu lingkungan yang lebih sehat, pengembangan sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Untuk mewujudkan misi Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, maka ditetapkan tujuan: Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

3. Untuk mewujudkan misi Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau, maka ditetapkan tujuan: a. Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya.

b. Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat.

c. Menjamin ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan.

d. Mengembangkan kebijakan, sistem pembiayaan dan manajemen pembangunan kesehatan.

4. Untuk mewujudkan misi Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan, maka ditetapkan tujuan: Mencegah, menurunkan dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya.

5. Untuk mewujudkan misi Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan, maka ditetapkan tujuan: Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar.

2.2.2 Struktur Organisasi dan pembagian Tugas Dinas Kesehatan Jawa Timur

A. Bagan Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Bagan 2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

B. Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

1. Sekretariat

Sekretaris mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program, keuangan, hubungan masyarakat (humas) dan protokol.

Untuk melaksanakan tugas, sekretaris mempunyai fungsi:

a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan perizinan.

b. Pengelolaan administrasi kepegawaian.

c. Pengelolaan administrasi keuangan.

d. Pengelolaan administrasi perlengkapan.

e. Pengelolaan urusan rumah tangga, humas dan protokol.

f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran, dan perundang-undangan.

g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang.

h. Pengelolaan kearsipan dan perpustkaan dinas.

i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tatalaksana.

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Susunan organisasi sekretariat, terdiri atas:

a. Sub bagian tata usaha.

Sub bagian tata usaha mempunyai tugas :

1. Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, penggandaan naskah-naskah dinas, kearsipan dan perpustakan dinas.2. Menyelenggarakan tata usaha kepegawaian.3. Menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan.4. Melaksanakan tugas di bidanghubungan masyarakat.5. Mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai penempatan formasi, pengusulan dalam jabatan, usulan pensiunan, peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, DP-3, DUK, sumpah/janji pegawai, gaji berkala, kesejahteraan, mutasi dan pemberhentian pegawai, diklat, ujian dinas, izin belajar, pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai, menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional.6. Melakukan penyusunan kebutuhan perlengkapan, pengadaan dan perawatan peralatan kantor, pengamanan, penghapusan ases serta menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang-barang inventaris.7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.b. Sub bagian penyusunan program

Sub bagian penyusunan program mempunyai tugas:

1. Menyiapkan bahan perencanaan sistem penganggaran dan kebijakan pembangunan kesehatan.2. Melaksanakan pedoman, petunjuk pelaksanaa teknis, prosedur tetap mengenai sistem penganggaran dan kebijakan pembangunan kesehatan.3. Menyiapkan bahan pembinaan, pengendalian dan pengawasan sistem penganggaran dan kebijakan pembangunan kesehatan.4. Melaksanakan fasilitasi sistem penganggaran dan kebijakan pembangunan kesehatan.5. Menyiapkan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat sistem penganggaran dan kebijakan pembangunan kesehatan.6. Menyiapkan bahan evaluasi sistem penganggaran dan kebijakan pembangunan kesehatan.7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.c. Sub bagian keuangan

1. Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai.

2. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan.

3. Menyusun laporan pertanggungajawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan.

4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.

Masing-masing sub bagian dipimpin oleh kepala sub bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris.2.2.3 Unit-Unit Pelayanan Kerja di Dinas Kesehatan Provinsi Jatim

A. Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes)

Bidang pelayanan kesehatan mempunyai tugas:

1. Menyusun perencanaan kebijakan teknis operasional

2. Standard pelayanan

3. Pedoman teknis

4. Pembinaan dan pengendalian program pelayanan kesehatan dasar dan penunjang, rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga.

Untuk melaksanakan tugas, bidang pelayanan kesehatan mempunyai fungsi:

1. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian kesehatan dasar dan penunjang, rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga

2. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga

3. Penyelenggaraan kebijaksanaan program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan kesehatan khusus serta kesehatan keluarga

4. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga

5. Pelaksanaan fasilitasi program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga

6. Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga

7. Pelaksaan evaluasi program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga

8. Pelaksanaan tugas-tugas lain ang diberikan kepala dinas.

Bidang pelayanan kesehatan terdiri atas :

1. Seksi kesehatan dasar dan penunjang mempunyai tugas:a. Menyiapkan bahan perencanaan pelayanan kesehatan dasar penunjang

b. Menyiapkana bahan pedoman teknis dan standart pelayanan kesehatan dasar dan penunjang

c. Menyiapkan bahan pembinaan, pengendalian dan pengawasan pelayanan kesehatan dasar dan penunjang yang dilakukan pemerintah maupun swasta

d. Melaksanakan bimbingan, pengawasan dan pengendalian upaya kesehatan dasar dan penunjang pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan

e. Melaksanakan registrasi dan akreditasi sarana kesehatan dasar baik pemerintah maupun swasta

f. Melaksanakan fasilitasi pelayanan kesehatan dasar dan penunjang

g. Menyiapkan bahan evaluasi program pelayanan kesehatan dasar dan penunjang

h. Menyiapkan bahan koordinasi lintas program dan lintas sector, organisasi profesi, institusi pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat tentang pelayanan kesehatan dasar dan penunjang

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang.

2. Seksi kesehatan rujukan dan khusus mempunya tugas:a. Menyiapkan bahan perencanaan pelayanan kesehatan rujukan dan khusus

b. Menyiapkan bahan penyusunan dan penjabaran standart kesehatan rujukan dan khusus

c. Menyiapkan bahan pedoman pelaksanaan kesehatan rujukan dan khusus

d. Menyiapkan bahan penerbitan rekomendasi perizinan RS pemerintah kelas B pendidikan dan RS khusus, RS swasta serta sarana kesehatan penunjangnya

e. Menyiapkan bahan penerbitan perizinan sarana kesehatan tertentu

f. Menyiapkan bahan bimbingan registrasi dan akreditasi rumah sakit pemerintah dan swasta

g. Menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelayanan kesehatan rujukan dan khusus

h. Melaksanakan fasilitasi peningkatan pelayanan kesehatan rujukan dan khusus

i. Menyiapkan bahan koordinasi lintas program, lintas sector, organisasi profesi, institusi pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat yang terkait dengan pelayanan kesehatan rujukan dan khusus

j. Menyiapkan bahan evaluasi program pelayanan kesehatan rujukan dan khusus

k. Menyiapkan bahan evaluasi program pelayanan kesehatan rujukan dan khusus

3. Seksi kesehatan keluarga mempunyai tugas:a. Menyiapkan bahan perencanaan program dan kebijaksanaan teknis operasional pelayanan kesehatan ibu, eksehatan anak, remaja, dan usia lanjut, kesehatan reproduksi serta teknis medis pelayanan keluarga berencana.

b. Menyiapkan bahan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, prosedur tetap, manual pelaksanaan mengenai kesehatan ibu, eksehatan anak, remaja, dan usia lanjut, kesehatan reproduksi serta teknis medis pelayanan keluarga berencana.

c. Menyiapkan bahan penyusunan, menjabarkan dan sosialisasi, standart pelaanan dan pengelolaan program kesehatan ibu, eksehatan anak, remaja, dan usia lanjut, kesehatan reproduksi serta teknis medis pelayanan keluarga berencana.

d. Menyiapkan bahan penerbitan rekomendasi perizinan kesehatan keluarga.

e. Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan pengendalian penerapan kebijakan, pelaksanaan pedoman, standart dan pengelolaan program kesehatan ibu, eksehatan anak, remaja, dan usia lanjut, kesehatan reproduksi serta teknis medis pelayanan keluarga berencana.

f. Melaksanakan fasilitasi program kesehatan ibu, eksehatan anak, remaja, dan usia lanjut, kesehatan reproduksi serta teknis medis pelayanan keluarga berencana.

g. Menyiapkan bahan koordinasi dan sinkronisasi dengan lintas program, lintas sector, organisasi profesi, institusi pendidikan dan lembaga swadaa masyarakat.

h. Menyiapkan bahan evaluasi pelaksaan program kesehatan ibu, eksehatan anak, remaja, dan usia lanjut, kesehatan reproduksi serta teknis medis pelayanan keluarga berencana.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang.B. Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan (PPMK)

Bidang pengendalian penyakit dan masalah kesehatan (PPMK) mempunyai tugas:

1. Menyusun perencanaan

2. Merumuskan kebijakan teknis operasional

3. Melaksanakan kegiatan pembinaan pengawasan dan pengendalian dalam kegiatan pencegahan masalah kesehatan

4. Surveilans epidemiologi.

Untuk melaksanakan tugas, bidang PPMK mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan.

b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan.

c. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini terhadap penyebaran penyakit dan factor resiko yang berpotensi menimbulkan KLB/wabah dan berencana.

d. Penilaian cepat kesehatan (rapid healt assessment) dan melakukan tindakan darurat di bidang pencegahan pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan.

e. Pelaksaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan.

f. Pelaksanaan fasilitasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan.

g. Pelaksanaan koordinasi dengan lintas program, lintas sector, organisasi profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak swasta program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan.

h. Pelaksanaan evaluasi pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan.

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan kepala dinas.

Bidang PPMK terdiri atas :

1. Seksi pemberantasan penyakit mempunyai tugas:a. Menyiapkan bahan perencanaan program pemberantasan penyakit dan pengamatan vektor binatang perantara penyakit

b. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap pelayanan yang terkait dengan program pemberantasan penyakit dan pengamatan vektor binatang perantara penyakit.

c. Melakukan penilaian cepat kesehatan (rapid health assessment) dan melakukan tindakan darurat di bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.

d. Menyiapkan bahan pembinaan, pengendalian dan pengawasan program pemberantasan penyakit dan pengamatan vektor - binatang perantara penyakit.

e. Melaksanakan fasilitasi program pemberantasan penyaki dan pengamatan vektor - binatang perantara penyakit.

f. Menyiapkan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat dan pihak swasta program pemberantasan penyakit dan pengamatan vektor binatang perantara penyakit.

g. Menyiapkan bahan evaluasi program pemberantasan penyakit dan pengamatan vektor - binatang perantara penyakit.

h. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

2. Seksi pencegahan, pengamatan penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan.

a. Menyiapkan bahan perencanaan program imunisasi, surveilans epidemiologi, penyakit tidak menular, Kejadian Luar Biasa, wabah, bencana, kesehatan matra, karantina dan kesehatan pelabuhan.

b. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap pelayanan program imunisasi, surveilans epidemiologi, penyakit tidak menular, Kejadian Luar Biasa, wabah, bencana, kesehatan matra, karantina dan kesehatan pelabuhan.

c. Menyelenggarakan Sistem Kewaspadaan Dini terhadap penyebaran penyakit dan faktor resiko yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa /wabah bencana serta penanggulangannya.

d. Melakukan penilaian cepat kesehatan (rapid health assessment) dan melakuka tindakan darurat di bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit.

e. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan dan pengendalian program imunisasi, surveilans epidemiologi, penyakit tidak menular, Kejadian Luar Biasa, wabah, bencana, kesehatan matra, karantina dan kesehatan pelabuhan.

f. Melaksanakan fasilitasi program imunisasi, surveilans epidemiologi, penyakit tidak menular, Kejadian Luar Biasa, wabah, bencana, kesehatan matra, karantina dan kesehatan pelabuhan.

g. Menyiapkan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak swasta program imunisasi, surveilans epidemiologi, penyakit tidak menular, Kejadianm Luar Biasa, wabah, bencana, kesehatan matra, karantina dan kesehatan pelabuhan.

h. Menyiapkan bahan evaluasi program imunisasi, surveilans epidemiologi, penyakit tidak menular, Kejadian Luar Biasa, wabah, bencana, kesehatan matra, karantina dan kesehatan pelabuhan.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

3. Seksi penyehatan lingkungan mempunyai tugas:a. Menyiapkan bahan perencanaan program penyehatan makanan minuman, air, kualitas lingkungan, perumahan, kawasan dan pengamanan limbah.

b. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap pelayanan.

c. Program penyehatan makanan minuman, air, kualitas lingkungan, perumahan, kawasan dan pengamanan limbah.

d. Melakukan penilaian cepat kesehatan (rapid health assessment) dan melakukan tindakan darurat di bidang penyehatan lingkungan.

e. Menyiapkan bahan pembinaan, pengendalian dan mpengawasan program penyehatan makanan minuman, air, kualitas lingkungan, perumahan, kawasan dan pengamanan limbah.

f. Melaksanakan fasilitasi program penyehatan makanan minuman, air, kualitas lingkungan, perumahan, kawasan dan pengamanan limbah.

g. Menyiapkan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat dan pihak swasta program penyehatan makanan minuman, air, kualitas lingkungan, perumahan, kawasan dan pengamanan limbah.

h. Menyiapkan bahan evaluasi program penyehatan makanan minuman, air, kualitas lingkungan, perumahan, kawasan dan pengamanan limbah.

i. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

C. Bidang Pengembangan Sumberdaya Kesehatan (PSDK)

Bidang pengembangan sumberdaya kesehatan (PSDK) mempunyai tugas:

1. Menyusun perencanaan.

2. Merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang pendayagunaan tenaga kesehatan, kefarmasian dan pembekalan kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

Untuk melaksanakan tugas, bidang PSDK mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan perencanaan program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, serta pembiayaan kesehatan.

b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan.

c. Penyelenggaraan, pemantauan, pembinaan dan pengendalian program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan.

d. Pelaksanaan registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu.

e. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, serta pembiayaan kesehatan.

f. Penyiapan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor organisasi profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak swasta pengembangan dan pemberdayaan sumber saya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan.

g. Pelaksanaan evaluasi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, serta pembiayaan kesehatan.

h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan kepala dinas

Bidang PSDK terdiri atas:

1. Seksi perencanaan pendayagunaan dan pengembangan SDM kesehatan mempunyai tugas:a. Menyiapkan bahan perencanaan kebutuhan, distribusi, pendayagunaan, pengembangan tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan strategis serta tenaga kesehatan tertentu.

b. Menyiapkan bahan pedoman teknis, standart kebutuhan tenaga kesehatan dan diklat fungsional dalam rangka peningkatan mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan.

c. Melaksanakan registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu sesuai peraturan perundang-undangan.

d. Menyiapkan rekomendasi izin tenaga kesehatan asing dan penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan.melaksanakan pembinaan, bimbingan dan pengendalian penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan.

e. Melaksanakan akreditasi pelatihan tenaga kesehatan dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.

f. Melaksanakan fasilitasi kebutuhan, distribusi, pendayagunaan, pengembangan tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan strategis serta tenaga kesehatan tertentu

g. Menyiapkan bahan evaluasi kebutuhan, distribusi pendayagunaan, pengembangan tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan strategis serta tenaga kesehatan tertentu.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

2. Seksi kefarmasian dan perbekalan kesehatan mempunyai tugas:a. Menyiapkan bahan perencanaan program pembinaan dan pengendalian obat, obat tradisional, narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, kosmetika, pengelolaan obat dan alat kesehatan serta pelayanan informasi keracunan.

b. Menjabarkan kebijakan operasional di bidang obat, obat tradisional, narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, dan kosmetika.

c. Menyiapkan bahan penyusunan pedomah, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pembinaan dan pengendalian obat, obat tradisional, narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, kosmetika, pengelolaan obat dan alat kesehatan serta pelayanan informasi keracunan.

d. Menyiapkan rekomendasi izin prinsip usaha industri obat tradisional, izin usaha industri obat tradisional, industry farmasi, industri alat kesehatan, industri perbekalan kesehatan rumah tangga, pedagang besar farmasi, penyalur alat kesehatan, izin pedagang besar farmasi cabang, sub dan cabang penyalur alat kesehatan, izin prinsip dan izin usaha industri kecil obat tradisional.

e. Menyiapkan bahan pembinaan, pengendalian dan pengawasan di bidang obat, obat tradisional, narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya, perbekalan kesehatan rumah tangga, kosmetika, pengelolaan obat dan alat kesehatan serta pelayanan informasi keracunan.

f. Melaksanakan fasilitasi program pembinaan dan pengendalian obat, obat tradisional, narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, kosmetika, pengelolaan obat dan alat kesehatan serta pelayanan informasi keracunan.

g. Menyiapkan bahan koordinasi lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan, asosiasi, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak swasta program pembinaan dan pengendalian obat, obat tradisional narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, kosmetika, pengelolaan obat dan alat kesehatan serta pelayanan informasi keracunan.

h. Menyiapkan bahan evaluasi program pembinaan dan pengendalian obat, obat tradisional, narkotika.psikotropika, zat adiktif lainnya, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, kosmetika, pengelolaan obat dan alat kesehatan serta pelayanan informasi keracunan.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

3. Seksi pembiayaan kesehatan mempunyai tugas:a. Menyiapkan bahan perencanaan pengembangan Pembiayaan Kesehatan .

b. Menyiapkan bahan pedoman standar petunjuk pelaksanaan, teknis, protab, pelayanan program Pembiayaan Kesehatan.

c. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan dan pengawasan program Pembiayaan Kesehatan.

d. Melaksanakan fasilitasi program Pembiayaan Kesehatan.

e. Menyiapkan bahan koordinasi lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat dan pihak swasta, program Pembiayaan Kesehatan.

f. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan program Pembiayaan Kesehatan.

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

D. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat (PPKM)

Bidang pengembangan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat mempunyai tugas:

1. Menyusun perencanaan.

2. Merumuskan kebijakan teknis operasional.

3. Melaksanakan kegiatan pembinaan pengawasan dan pengendalian dalam kegiatan promosi kesehatan, UKBM, Gizi masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan.

Untuk melaksanakan tugas, bidang PPKM kesehatan masyarakat mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian promosi kesehatan, Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan.

b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap pelayanan Promosi Kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan.

c. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini terhadap gizi masyarakat.

d. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat , sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan.

e. Pelaksanaan fasilitasi program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat , sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan.

f. Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat .sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan.

g. Pelaksanaan evaluasi program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

Bidang PPKM terdiri atas:

1. Seksi gizi mempunyai tugas:a. Menyiapkan bahan perencanaan program gizi masyarakat.

b. Menyiapkan bahan pedoman, petunjuk pelaksanaan, teknis serta prosedur tetap pelayanan program gizi masyarakat.

c. Menyelenggarakan sistem kewaspadaan dini terhadap gizi masyarakat ri menviaokan.

d. Menyiapkan bahan pembinaan, pengendalian dan pengawasan program gizi masyarakat.

e. Menyiapkan bahan fasilitasi program gizi masyarakat.

f. Menyiapkan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak swasta program dan gizi masyarakat.

g. Menyiapkan bahan evaluasi program gizi masyarakat.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

2. Seksi promosi kesehatan mempunyai tugas:a. Menyiapkan bahan perencanaan program kegiatan promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

b. Menyiapkan bahan pedoman, petunjuk pelaksanaan, teknis serta prosedur tetap pelayanan program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

c. Menyiapkan bahan pembinaan, pengendalian dan pengawasan program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

d. Melaksanakan fasilitasi program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

e. Menyiapkan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak swasta program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

f. Menyiapkan bahan evaluasi program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

3. Seksi informasi dan Litbang kesehatan mempunyai tugas:a. Menyiapkan bahan perencanaan program kajian data Informasi, evaluasi dan pelaporan serta penelitian pengembangan kesehatan.

b. Mentiapkan bahan penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, teknis serta prosedur tetap pelayanan program kajian data Informasi, evaluasi dan pelaporan serta penelitian pengembangan kesehatan.

c. Melaksanakan bimbingan pengawasan dan pengendalian program kajian data Informasi , evaluasi dan pelaporan serta penelitian pengembangan kesehatan.

d. Melaksanakan fasilitasi program kajian data Informasi, evaluasi dan pelaporan serta penelitian pengembangan kesehatan.

e. Menyiapkan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak swasta program kajian data Informasi, evaluasi dan pelaporan serta penelitian pengembangan kesehatan.

f. Menyiapkan bahan evaluasi program kajian data Informasi, evaluasi dan pelaporan serta penelitian pengembangan kesehatan.

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

2.2.4 Program Kerja Prioritas dan Capaian Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur terdapat berbagai macam program kerja yang akan dilaksanakan. Namun dari sekian program kerja tersebut, terdapat lima program kerja yang menjadi program prioritas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Program-program prioritas tersebut antara lain:

a. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Tujuan: Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan balita, serta usia produktif.

Kegiatan pokok, kelompok sasaran dan indikator kinerjanya meliputi:1. Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizia. Kelompok sasaran: petugas pelaksana gizi, petugas kesehatan lainnya, masyarakat

b. Indikator kinerja :

1. Masukan: dana pelaksanaan kegiatan

2. Keluaran : tersedianya data prevalensi balita KEP

3. Hasil

:100% Kabupaten/Kota memiliki data prevalensi gizi kurang sebagai dasar penanggulangan balita KEP dan gizi buruk

2. Penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY, KVA dan zat gizi mikro lainnya

a) Kelompok sasaran : petugas pelaksana gizi dan petugas kesehatan lainnya, ibu hamil, balita, masyarakat, kader, lintas sektor.

b) Indikator kinerja :

1. Masukan : dana pelaksanaan kegiatan

2. Keluaran :meningkatkan peran pelaksana gizi Kabupaten/Kota, puskesmas, rumah sakit dalam penanganan kasus gizi buruk, KEP, KVA, GAKY, anemia gizi besi

3. Hasil

: 100% Kabupaten/Kota melaksanakan upaya penanggulangan masalah gizi (KEP, anemia, gizi besi, GAKY, KVA)

3. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian kadarzi

a. Sasaran kelompok : petugas pelaksana gizi dan petugas kesehatan lainnya, keluarga, balita

b. Indikator kinerja :

1. Masukan : dana pelaksanaan kesehatan2. Keluaran :meningkatkan peran pelaksana gizi Kabupaten/Kota, puskesmas, Rumah Sakit dalam memberdayakan kadarzi3. Hasil

: 100% Kabupaten/Kota melaksanakan kadarzi4. Penyelidikan surveilans untuk kewaspadaan pangan dan gizi

a. Kelompok sasaran : petugas pelaksana gizi dan petugas kesehatan lainnya, keluarga, balita

b. Indikator kinerja :

1. Masukan : dana pelaksanaan kesehatan2. Keluaran : meningkatkan surveilans/audit gizi buruk3. Hasil

: 100% Kabupaten/Kota melaksanakan surveilans dan audit KLB gizi buruk5. Peningkatan pendidikan dan pengetahuan tentang penaganan masalah gizi

a. Kelompok sasaran : petugas pelaksana gizi dan petugas kesehatan lainnya

b. Indikator kinerja :

1. Masukan : dana pelaksanaan kegiatan

2. Keluaran : meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis pelayanan gizi

3. Hasil : 100% petugas pelaksana gizi mampu melaksanakan penanganan gizi masyarakat sesuai standar.

Capaian program perbaikan gizi masyarakat dapat dilihat dari prevalensi gizi buruk balita di Jawa Timur. Gambar 2.13 menjelaskan tentang prevalensi balita gizi buruk di Jawa Timur pada Tahun 2012.

b. Program Upaya Kesehatan Masyarakat (Khusus pada Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi)

Tujuan: Program ini bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, pasangan usia subur dan lanjut usia serta pelayanan kesehatan dasar dan khusus bagi masyarakat miskin di puskesmas dan jaringannya.Kegiatan pokok , kelompok sasaran dan indikator kinerjanya meliputi:1. Peningkatan kesehatan anak, remaja dan lanjut usiaa. Kelompok Sasaran : pengelola program, lintas program, lintas sektor, lembaga swadaya masyarakat, Tim UKS, Kelompok Dukungan Sebaya, anak usia sekolah, remaja dan lanjut usia

b. Indikator kinerja :

1. Masukan : dana pelaksanaan kegiatan

2. Keluaran : terlayaninya pelayanan kesehatansiswa kelas 1 SD dan setingkat, remaja dengan PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja), pralansia dan lansia.

3. Hasil

: minimal 100% Kabupaten / Kota melaksanakan penjaringan siswa kelas 1 SD dan setingkatnya mencapai target provinsi; minimal 70% Kabupaten/Kota melaksanakan pelayanan kesehatan peduli remaja sesuai standar; minimal 30% Kabupaten /Kota cakupan pelayanan kesehatan pralansia dan lansia sesuai target provinsi

2. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita anak pra sekolah

a. Kelompok sasaran : pengelola program, petugas puskesmas, tokoh masyarakat, kader,ibu hamil, ibu bersalin , ibu nifas, ibu menyusui, bayi, anak balita dan anak pra sekolah

b. Indikator kinerja :

1. Masukan : dana pelaksanaan kegiatan

2. Keluaran : terlayaninya pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bayi, anak balita dan apras (anak prasekolah)

3. Hasil : minimal 90% Kabupaten/Kota dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai target SPM; minimal 84% Kabupaten/Kota dengan cakupan Kunjungan Neonatal (KN) lengkap mencapai target SPM; minimal 65% Kabupaten/Kota dengan cakupan kunjungan bayi mencapai target SPM; minimal 50% Kabupaten/Kota dengan cakupanpelayanan kesehatan anak balita mencapai target SPM

3. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana

a. Kelompok sasaran : pengelola program, organisasi profesi, tokoh masyarakat, lintas sektoral, LSM, Pasangan Usia Subur, wanita/pria usia produktif

b. Indikator kinerja :

1. Masukan : dana pelaksanaan kegiatan

2. Keluaran : terlayaninya kesehatan reproduksi dan keluarga berencana yang berkualitas

3. Hasil

: minimal 50% Kabupaten/Kota cakupan pelayanan KB aktif > 70%, minimal 25% Kabupaten/Kota memberikan pelayanan konseling PMTCT/HIV bagi ibu hamil ketika ANC sesuai target provinsi.

Capaian dari dari program peningkatan status kesehatan masyarakat dapat dijelaskan pada grafik-grafik berikut ini:

c. Program Pencegahan dan Pemberantasan PenyakitTujuan: Program ini bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular, penyakit tidak menular dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta menanggulangi KLB, ancaman epidemi dan masalah kesehatan akibat bencana .

Kegiatan pokok ,sasaran dan indikator kinerja

1. Pemberantasan penyakit DBD (Demam berdarah Dengue)

a. Kelompok sasaran : pengelola program, petugas kesehatan, lintas sektor, masyarakat

b. Indikator kinerja :

1. Masukan : dana pelaksanaan kegiatan

2. Keluaran : seluruh Kabupaten / Kota menyelenggarakan program Pencegahan demam berdarah

3. Hasil

: minimal 50% Kabupaten/Kota dengan angka kesakitan DBD < 55/100.000 penduduk; minimal 60 % Kabupaten/ Kota dengan angka kematian DBD