Laporan 4_E1_Eka Legya F_IP Address Classess Addressing

download Laporan 4_E1_Eka Legya F_IP Address Classess Addressing

of 24

Transcript of Laporan 4_E1_Eka Legya F_IP Address Classess Addressing

2011Jaringan Komputer

1. Arif Riyanto 2. Zein Syahida

( 11520241001 ) ( 11520241002 )

3. Muhmmad Rasyid ( 11520241016 ) 4. Eka Legya Franita ( 11520241018 ) FAKULTAS TEKNIK INFORMATIAK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Praktik jaringan komputer Semeter :2 Jumlah SKS : 2 SKS Dosen : Dr.Eko Marpanaji II. TUJUAN a. Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan. b. Memahami konsep alokasi IP Public dengan metode Classless Addressing (CIDR). c. Memahami konsep subnetting. d. Memahami teknik penggunaan subnet mask. e. Dapat melakukan teknik subnetting menggunakan metode VLSM IV. STUDY KASUS Bermula dari sebuah tugas yang diberikan dari dosen, para mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dalam mengerjakan tugas tersebut. Masing masing anggota kelompok menggunakan satu komputer, agar antar anggota kelompok dapat berkomunikasi dan sharing data untuk dapat mengerjakan tugas dengan cepat maka tiap anggota kelompok dihubungkan dengan menggunakan jaringan komputer. Namun, agar antar anggota kelompok yang berbeda tidak dapat melakukan sharing data, dilakukanlah subnetting pada tiap kelompok. Tujuan lain dari subneting sendiri yaitu untuk meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network. Untuk melakukan subneting, maka pada tiap komputer dari masing masing mahasiswa dilakukan perubahan pada IP Addressnya sesuai dengan pembagian kelompoknya. Ditentukan dari jumlah kelompok yang dibentuk, maka pembagian jumlah subnet juga dapat ditentukan. Dari proses tersebut dapat kita ketahui bahwa subneting membantu dalam

beberapa urusan atau kebutuhan kita. Dengan subneting dapat kita rasakan beberapa pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah dan data hasil pekerjaan kita terlindungi. Selain itu penerapannya untuk penggunaan subneting cukup mudah. Hal ini perlu dikembangkan lagi guna keyamanan kita dalam mengerjakan pekerjaan kita , mengingat perkembangan IT yang cukup pesat sehingga membantu kita dalam mengkelola pekerjaan.

PTI 1

III.DASAR TEORI Subnetting Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP address kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. Apa tujuan Subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address. 2) Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Classless Inter-Domain Routing ( CIDR )

CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah metodologi pengalokasian IP address dan routing paket-paket Internet. CIDR diperkenalkan pada tahun 1993 untuk menggantikan arsitektur pengalamatan sebelumnya dari desain classful network di internet dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan tabel routing pada router di Internet, dan membantu memperlambat cepatnya exhausting dari IPv4 address.

IP Address dapat digambarkan terdiri dari dua kelompok bit pada address: bagian paling penting adalah network address yang mengidentifikasi seluruh jaringan atau subnet dan bagian yang paling signifikan adalah host identifier, yang menyatakan sebuah interface host tertentu pada jaringan. Divisi ini digunakan sebagai dasar lalu lintas routing antar jaringan IP dan untuk kebijakan alokasi alamat. Desain classful network untuk

PTI 2

IPv4 berukur network address sebagai satu atau lebih kelompok 8-bit, menghasilkan blok Kelas A, B, atau C alamat. Classless Inter-Domain Routing mengalokasikan ruang alamat untuk penyedia layanan Internet dan end user pada bit batas alamat apapun, bukannya pada segmen 8-bit. Dalam IPv6, bagaimanapun, host identifier memiliki ukuran tetap yaitu 64-bit oleh konvensi, dan subnet yang lebih kecil tidak pernah dialokasikan kepada pengguna akhir.

Notasi CIDR menggunakan sintaks yang menentukan alamat IP untuk IPv4 dan IPv6, menggunakan alamat dasar jaringan diikuti dengan garis miring dan ukuran routing prefix, misalnya, 192.168.1.2/24 (IPv4), dan 2001: db8:: / 32 (IPv6).Maksud dari 192.168.1.2/24 diatas adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. CIDR /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 ( 255.255.255.0 ). Tabel di bawah ini menerangkan tentang subnet mask dan nilai CIDR nya: Subnet Mask 255.128.0.0 255.192.0.0 255.224.0.0 255.240.0.0 255.248.0.0 255.252.0.0 255.254.0.0 255.255.0.0 255.255.128.0 255.255.192.0 255.255.224.0 Nilai CIDR /9 /10 /11 /12 /13 /14 /15 /16 /17 /18 /19 Nilai CIDR /20 /21 /22 /23 /24 /25 /26

Subnet Mask 255.255.240.0 255.255.248.0 255.255.252.0 255.255.254.0 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192

PTI 3

255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252

/27 /28 /29 /30

Sebelum notasi CIDR, jaringan IPv4 biasanya menggunakan notasi dotdesimal, representasi alternatif yang menggunakan network address diikuti oleh subnet mask. Dengan demikian, notasi CIDR 192.168.0.0/24 yang akan ditulis

sebagai 192.168.0.0 / 255.255.255.0

VLSM (Variable length Subnet Mask)

VLSM digunakan untuk membagi IP address menjadi beberapa network. VLSM berguna agar menghindari pemborosan pemakaian / pemberian IP address ke instansi tertentu.VLSM membagi network bukan berdasarkan kelas melainkan berdasarkan subnetmask atau disebut juga Classless Inter-Domain Routing (CIDR).

adapun keuntungan dari subnetting vlsm : a. Mengurangi lalu lintas jaringan ( reduced network traffic ) b. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan ( optimized network performance ) c. Pengelolaan yang disederhanakan ( simplified management ) d.Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh ( facilitated spanning of large geographical distance) e. Menghemat ruang alamat.

Sebagai gambaran untuk mengenal teknik subnetting ini contoh kasusnya kirakira seperti berikut, misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:

Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask default-nya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:

PTI 4

Network Perusahaan Network ID Host Pertama Host Terakhir : 192.168.1.0 : 192.168.1.1 : 192.168.1.254

Broadcast Address : 192.168.1.255

Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbedabeda tergantung berapa jumlah subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut: Cara menghitung subnet untuk network class C :

Diketahui network id pada jaringan tersebut adalah 192.168.1.0, yang jika dikonversi menjadi angka biner menjadi seperti pada tabel berikut ini:

Dan subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0, yang jika dikonversi menjadi angka biner akan menjadi seperti pada tabel berikut ini :

Semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet,jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Tujuandari jaringan tersebut diatas adalah untuk memecah jaringan besar diubah menjadi

PTI 5

2sub jaringan yang lebih kecil lagi cakupan user yang dilayani. Untuk membuat subnetwork langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung jumlah subnet.

dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 21 = 2 subnet.

2) Menghitung jumlah host per subnet.

dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 27 2 = 126. Host menghitung jumlah blok subnet. Menentukan alamat host dan broadcast yang valid.

3) Menghitung Blok Subnet

Blok Subnet = 256 128 = 128. Sehingga blok subnet-nya adalah kelipatan dari 128. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 128.

4) Mencari host dan broadcast yang valid.

PTI 6

Berdasarkan tabel host dan bradcast yang valid tersebut maka dapat diubah menjadi 2 subnetwork dengan 2 divisi A dan B yaitu sebagai berikut :

a) Network Divisi A Alamat Jaringan / Subnet A Host Pertama Host Terakhir Broadcast Address : 192.168.1.0 : 192.168.1.1 : 192.168.1.126 : 192.168.1.127

b) Network Divisi B Alamat Jaringan / Subnet B Host Pertama Host Terakhir Broadcast Address : 192.168.1.128 : 192.168.1.129 : 192.168.1.254 : 192.168.1.255

Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 126 host (komputer). Masingmasing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.

IV. Alat dan Bahan a. Software Simulasi Cisco Paket Tracert 5.3

V. Langkah Kerja

PTI 7

a. Buka aplikasi Cisco paket tracert 5.3 b. Klik icon end devices pada menu dibagian kiri bawah untuk menambahkan beberapa komputer.

c. Kemudian pilih devices yang ada di sebelah kanan sidebar end devices untuk ditambahkan dengan cara drag and drop pada lembar kerja.

d. Misalkan kita pilih pc, klik icon pc kemudian drag and drop pada worksheet atau lembar jerka yang ada diatasnya.

e. Kemudian kita sambungkan kedua buah pc tersebut dengan menggunakan kabel cross. Klik connections.

PTI 8

f. Kemudian pilih kabel cross yang berada di samping kanan sidebar connections untuk mengkoneksikan kedua pc.

g. Klik kabel cross kemudian klik pada pc1 dan pilih fastethernet kemudian arahkan kabel pada pc2, klik dan pilih fastethernet.

h. Setelah selesai mengkoneksikan maka tampilannya akan seperti berikut:

i. Setelah itu kita set ip address kedua pc, caranya klik pada salah satu pc kemudian pilih ip address.

PTI 9

j. Setelah itu kita masukan ip address yang akan kita set. Misalkan kita set pc0 untuk network A dengan ip address sesuai dengan perhitungan di atas misalkan kita ambil ip address 192.168.1.1 dan subnetmask-nya 255.255.255.128. k. Klik ip configuration kemudian masukan ip address yang kita ambil tadi.

PTI 10

l. Klik close untuk menyimpan. m. Untuk pc1 caranya sama saja, namun kita isi dengan ip address network B. Misalkan kita ambil 192.168.1.130 dan subnetmask-nya 255.255.255.128 kemudian klik close untuk menyimpan. n. Untuk mengujinya klik pada salah satu pc, misalkan pada pc0 kemudian klik command prompt.

o. Kemudian kita test apakah antara pc0 dan pc1 bisa koneksi atau tidak, karena kita masuk di command prompt pc0 dengan ip address 192.168.1.1 maka target ping kita adalah alamat ip address pc1 yaitu 192.168.1.130. p. Hasilnya sebagai berikut

PTI 11

q. Kemudian kita ganti ip adrress pc1 dengan ip 192.1681.124 dan subnetmask-nya 255.255.255.128.

r. Kemudian kita ping pc1 dari pc0

PTI 12

s. Selesai.

PTI 13

PERMASALAHAN DAN TROUBLESHOOTINGa. Buatlah sebuah jaringan lokal minimal 10 buah komputer yang tersambung pada sebuah switch. Kemudian setting ip address 5 buah komputer dengan network 192.168.1.0 dan 5 buah komputer yang lain dengan network 192.168.1.128. bagaimana hasilnya?

Gambar dibawah ini merupakan pembuktian bahwa terjadi koneksi antar subnet dalam suatu subnetwork yang sama.

PTI 14

Gambar dibawah ini merupakan pembuktian bahwa tidak terjadi koneksi antar subnet dalam subnetwork yang berbeda.

PTI 15

b. Jika pada point a subnet class C dibagi menjadi 2 subnetwork maka sekarang diskusikan bagaimana jika subnet class C dibagi menjadi 32 subnetwork. Hitunglah berapa subnet, host pertama, host terakhir, dan broadcast id dari network berikut ini 192.168.200.0. (lengkap dengan perhitungannya). Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer. Jumlah Subnet = 2x = 32 x=5 Jumlah Host per Subnet = 2y 2 X = 5; y = 8 5 = 3 Jumlah host / subnet = 2 3 2 =82=6 Blok Subnet = 256 248 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 8. Subnet berikutnya adalah kelipatan 8. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, 80, 88, 96, 104, 112, 120, 128, 136, 144, 152, 160, 168, 176, 184, 192, 200, 208, 216, 224, 232, 240, 248.

Berikut adalah tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya. Subnet 192.186.1.0 192.186.1.8 192.186.1.16 192.186.1.24 192.186.1.32 192.186.1.40 192.186.1.48 192.186.1.56 192.186.1.64 192.186.1.72 192.186.1.80 192.186.1.88 192.186.1.96 192.186.1.104 192.186.1.112 192.186.1.120 Host pertama 192.186.1.1 192.186.1.9 192.186.1.17 192.186.1.25 192.186.1.33 192.186.1.41 192.186.1.49 192.186.1.57 192.186.1.65 192.186.1.73 192.186.1.81 192.186.1.89 192.186.1.97 192.186.1.105 192.186.1.113 192.186.1.121 Host terakhir 192.186.1.6 192.186.1.14 192.186.1.22 192.186.1.30 192.186.1.38 192.186.1.46 192.186.1.54 192.186.1.52 192.186.1.50 192.186.1.78 192.186.1.86 192.186.1.94 192.186.1.02 192.186.1.110 192.186.1.118 192.186.1.126 Broadcast 192.186.1.7 192.186.1.15 192.186.1.23 192.186.1.31 192.186.1.39 192.186.1.47 192.186.1.55 192.186.1.63 192.186.1.51 192.186.1.79 192.186.1.87 192.186.1.95 192.186.1.103 192.186.1.111 192.186.1.119 192.186.1.127

PTI 16

192.186.1.128 192.186.1.136 192.186.1.144 192.186.1.152 192.186.1.160 192.186.1.168 192.186.1.176 192.186.1.184 192.186.1.192 192.186.1.200 192.186.1.208 192.186.1.216 192.186.1.224 192.186.1.232 192.186.1.240 192.186.1.248

192.186.1.129 192.186.1.137 192.186.1.145 192.186.1.153 192.186.1.161 192.186.1.169 192.186.1.177 192.186.1.185 192.186.1.193 192.186.1.201 192.186.1.209 192.186.1.217 192.186.1.225 192.186.1.233 192.186.1.241 192.186.1.249

192.186.1.134 192.186.1.142 192.186.1.150 192.186.1.158 192.186.1.166 192.186.1.174 192.186.1.182 192.186.1.190 192.186.1.198 192.186.1.206 192.186.1.214 192.186.1.222 192.186.1.230 192.186.1.238 192.186.1.246 192.186.1.254

192.186.1.135 192.186.1.143 192.186.1.151 192.186.1.159 192.186.1.167 192.186.1.175 192.186.1.183 192.186.1.191 192.186.1.199 192.186.1.207 192.186.1.215 192.186.1.223 192.186.1.231 192.186.1.239 192.186.1.247 192.186.1.255

Gambar dibawah ini merupakan pembuktian bahwa tidak terjadi koneksi antar subnet dalam subnetwork yang berbeda.

PTI 17

Gambar dibawah ini merupakan pembuktian bahwa terjadi koneksi antar subnet dalam suatu subnetwork yang sama

PTI 18

C.

Buatlah contoh teknik subnetting pada ip address class A dimana jumlah maksimum host-nya adalah 1022 dan subnetting pada ip address class B dimana maksimum hostnya adalah 510 host lengkap dengan perhitungan subnet, host pertama, host terakhir, dan broadcast id. Buatlah simulasi pada tracert dimana per subnetworknya diwakili oleh 5 buah computer. Class a Host max : 1022 Host = 2y 2 1022 =2y 2 y = 10 maka 11111111 . 11111111.11111100.00000000 subnet mask : 255.255.248.0

Subnet 1 2 3 4

ID network 255.0.0.0 255.0.4.0 255.0.8.0 255.0.12.0

Host Pertama 255.0.0.1 255.0.4.1 255.0.8.1 255.0.12.1

Host Terakhir 255.0.3.254 255.0.7.254 255.0.11.254 255.0.15.254

Broadcast 255.0.3.255 255.0.7.255 255.0.11.255 255.0.15.255

PTI 19

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1022

255.0.16.0 255.0.20.0 255.0.24.0 255.0.28.0 255.0.32.0 255.0.36.0 255.0.40.0 255.0.44.0 255.0.48.0 255.0.52.0 255.056.0 255.0.60.0 255.0.64.0 255.0.68.0 255.0.72.0 255.0.76.0 255.0.80.0 255.255.252.0 Class b

255.0.16.1 255.0.20.1 255.0.24.1 255.0.28.1 255.0.32.1 255.0.36.1 255.0.40.1 255.0.44.1 255.0.48.1 255.0.52.1 255.056.1 255.0.60.1 255.0.64.1 255.0.68.1 255.0.72.1 255.0.76.1 255.0.80.1 255.255.1

255.0.19.254 255.0.23.254 255.0.27.254 255.0.31.254 255.0.35.254 255.0.39.254 255.0.43.254 255.0.47.254 255.0.51.254 255.0.55.254 255.0.59.254 255.0.63.254 255.0.67.254 255.0.71.254 255.0.75.254 255.0.79.254 255.0.83.254 255.255.255.254

255.0.19.255 255.0.23.255 255.0.27.255 255.0.31.255 255.0.35.255 255.0.39.255 255.0.43.255 255.0.47.255 255.0.51.255 255.0.55.255 255.0.59.255 255.0.63.255 255.0.67.255 255.0.71.255 255.0.75.255 255.0.79.255 255.0.83.255 255.255.255.255

Host max : 510 Host = 2y 2 510 =2y 2 y =9 maka 11111111 . 11111111.11111110.00000000 subnet mask : 255.255.252.0 subnet = 2x =27 =128 Net ID = 255.255.0.0 Host awal = 255.255.0.1 Host akhir = 255.255.1.254 Broadcast = 255.255.1.255

PTI 20

PTI 21

KESIMPULANJaringan komputer sangan penting dalam sebuah pertukaran data antar komputer,Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer . Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang.

PTI 22

DAFTAR PUSTAKAhttp://luvwulan.blogspot.com/2011/04/classless-inter-domain-routing-cidr.html http://crystalforest.wordpress.com/2010/11/08/mengenal-vlsm-variable-length-subnetmask/ Modul pembelajaran jaringan komputer UNY

PTI 23