Laporan 01 hydraulic bench
-
Upload
fransambaa -
Category
Documents
-
view
2.210 -
download
137
Transcript of Laporan 01 hydraulic bench
MODUL 01
HYDRAULIC BENCH
Nama Praktikan : Frans Ambaa (15313004)
Genniya Haya Nur Sadrina (15313046)
Charissa Alifah Irnanda (15313048)
Fajar Eli Benjamin (15313068)
Anna Nathania Carrisa Delicia (15313084)
Kelompok/Shift : X / 11.00-11.45
Tanggal Praktikum : 18 September 2014
Tanggal Pengumpulan : 29 September 2014
PJ Modul : Hilfi Amri, S.T.
Asisten yang Bertugas : Hilfi Amri, S.T.
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
I. TUJUAN
1. Mengukur debit aktual (Qaktual) aliran fluida dengan menggunakan prinsip kerja
hydraulic bench.
2. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi debit air dengan menggunakan
hydraulic bench.
II. PRINSIP DASAR
Prinsip yang digunakan pada alat hydraulic bench ini adalah prinsip tuas
keseimbangan. Prinsip kerja hydraulic bench adalah menggunakan beban untuk
mengukur debit yang dihasilkan (debit aktual) dan juga menghitung waktu yang
diperlukan oleh debit dari awal aliran hingga tuas pada keadaan akan terangkat. Massa
debit air sama dengan tiga kali massa beban. Ini merupakan hasil perbandingan antara
lengan pada hydraulic bench yang diletakkan beban dengan lengan keseluruhan.
III. TEORI DASAR
Hydraulic bench adalah alat yang digunakan sebagai tempat sumber air dan
pengatur aliran air agar diketahui debit aliran tersebut. Debit yang dihitung dalam
percobaan ini adalah debit aktual. Biasanya hasil debit aktual lebih kecil daripada debit
teoritis. Hydraulic bench dilengkapi dengan tuas yang menghubungkan beban dengan bak
penampungan debit air. Tuas tersebut dapat bergerak naik turun berdasarkan massa beban
dan debit yang mengalir. Apabila tuas tersebut berada pada ketinggian seimbang setelah
diberi beban, maka massa debit air tiga kali massa beban. Hydraulic bench juga
dilengkapi dengan calm lever. Calm lever berfungsi untuk menaik-turunkan tuas pada
saat akan membuang air yang ada dalam bak hingga keadaan setimbang.
Gambar 1. Hydraulic Bench
Rumus untuk menghitung debit air:
Mair=ρ air ×V air (1)
V air=Q aktual ×t rata−rata (2)
Sehingga,
Q aktual= V airt rata−rata
= M airair x t rata−rata
= 3 x massa bebanair x t rata−rata
(3)
dengan :
M = massa air (kg)
V = volume air (m3)
= massa jenis air (kg/m3)
Q = debit air (m3/s)
t = waktu yang diperlukan sesaat tuas akan bergerak naik (s)
Hubungan massa air dan massa beban:
0.
0
lF
(4)
(3 ( M beban )−M air ). a=0
3 ( M beban )−M air=0
M air=3(M beban)
Keterangan :
τ = Torsi (N.m)
F = Gaya yang bekerja (N)
l = Lengan (m)
M = Massa (kg)
Gambar 2. Hubungan massa air dan massa beban
(Sumber: data awal)
Teori dasar mengenai regresi? Serta koefisien korelasi (r2) mana?
Lengan beban = 3Lengan air = 1
IV. DATA AWAL
Tabel 1. Data pengukuran di laboratorium
VariasiT air
(°C)
air
(kg/m3)
m beban
(kg)
t (s)
1 2 3
1 26 997 2,5 5,46 5,86 5,69
2 26 997 2,5 17,97 17,89 17,58
3 26 997 2,5 3,54 3,08 3,20
4 26 997 2,5 4,53 4,41 4,61
5 26 997 2,5 2,80 2,42 2,50
(Sumber: Pengukuran di Laboratorium)
V. PENGOLAHAN DATA
Hal yang pertama dilakukan adalah menghitung waktu rata-rata yang pertama dari
hasil pengukuran di laboratorium, lalu didapatkan trata-rata 1 sebesar 5,67 s. Setelah itu,
menghitung debit aktual dengan menggunakan persamaan (3). Lalu, didapatkan Qaktual 1
sebesar 1,33 x 10-3 m3/s.
Setelah itu, dilakukan penghitungan debit aktual dengan trata-rata 2 sebesar 17,81 s.
Maka, didapatkan Qaktual 2 sebesar 4,22 x 10-4 m3/s. Dengan cara yang sama seperti
keterangan di atas, diperoleh trata-rata 3 sebesar 3,27 s dan dengan perhitungan yang sama
didapatkan Qaktual 3 sebesar 2,3 x 10-3 m3/s.
Dengan cara menghitung yang sama, dengan menggunakan trata-rata 4 sebesar 4,52 s
didapatkan Qaktual 4 sebesar 1,66 x 10-3 m3/s. Setelah itu dilakukan perhitungan dengan trata-
rata 5 sebesar 2,57 s dan didapatkan Qaktual 5 sebesar 2,93 x 10-3 m3/s.
Tabel 2. Hasil perhitungan
Variasi M air (kg) t rata-rata (s) Q aktual (m3/s)
1 7,5 5,67 1,33 x 10-3
2 7,5 17,81 4,22 x 10-4
3 7,5 3,27 2,3 x 10-3
4 7,5 4,52 1,66 x 10-3
5 7,5 2,57 2,93 x 10-3
(Sumber: Perhitungan dari data awal)
Tabel 3. Kerapatan terhadap suhu pada tekanan standar
Temperatur
(°C)Kerapatan (kg/m3)
0 999,8
5 1000,0
10 999,7
15 999,1
20 998,2
25 997,0
30 995,7
40 992,2
50 988,0
60 983,2
70 977,8
80 971,8
90 965,3
100 958,4
(Sumber: Finnemore, John. 2002. Page 732)
0 2 4 6 8 10 12 14 160
20
40
60
80
100
120
f(x) = 7.76923076923077 x − 15.7692307692308R² = 0.974773053033923
densitasLinear (densitas)
Gambar 3. Kurva linear suhu-densitas
(Sumber: hasil perhitungan dan regresi)
0 2 4 6 8 10 12 14 160
20
40
60
80
100
120
f(x) = 0.336538461538461 x² + 2.72115384615385 x − 2.30769230769234R² = 0.998184424271381
densitasPolynomial (densitas)
Gambar 4. Kurva non linear suhu-densitas
(Sumber: hasil perhitungan dan regresi)
VI. ANALISIS A – DATA AWAL, DATA AKHIR, NILAI-NILAI REGRESI
Dalam praktikum Hydraulic Bench ini, terbukti bahwa alat ini dapat mengukur
debit aliran suatu aliran fluida. Dengan pencatatan waktu untuk setiap variasi sebanyak
tiga kali untuk meminimalisasi terjadi kesalahan pengukuran.
Ada beberapa hal yang menjadi analisis dalam percobaan ini. Dalam mengukur
debit aliran fluida ini tentu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Analisis
yang pertama ialah, berdasar pada Tabel (3) mengenai kerapatan/massa jenis air terhadap
temperatur, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan diantara keduanya. Hubungan
tersebut adalah semakin tinggi temperatur air, maka massa jenis air akan semakin kecil.
Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan volume (berbanding lurus dengan
temperatur) sehingga nilai massa jenis menjadi berkurang. Sehingga dapat dikatakan
bahwa antara massa jenis dan temperatur saling berbanding terbalik.
Berdasar pada Tabel (2) mengenai waktu rata-rata terhadap debit aliran fluida,
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan diantara keduanya. Hubungan tersebut yaitu,
semakin besar debit air, maka semakin sedikit pula waktu yang dibutuhkan. Hal ini
disebabkan adanya peningkatan kecepatan air (berbanding lurus dengan debit air)
sehingga waktu yang dibutuhkan semakin berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa
antara debit aliran air (Q) dan waktu (t) saling berbanding terbalik.
Pada penggunaan hydraulic bench ini pastilah tidak lepas dari kesalahan
pengukuran misalnya dalam pengukuran temperatur air yang kurang akurat. Hal tersebut
mengakibatkan nilai massa jenis yang diperoleh tidaklah sama dengan massa jenis
referensi. Selain itu, juga pada saat peletakan beban yang tidak konsisten. Hal tersebut
juga mengakibatkan kurang akuratnya nilai dari debit aktual.
VII. ANALISIS B – APLIKASI DI BIDANG TEKNIK LINGKUNGAN
Hydraulic bench merupakan alat untuk skala laboratorium untuk pengukuran
kecepatan maupun debit sederhana secara aktual. Hydraulic bench dihubungkan dengan
beberapa alat fluida seperti venturimeter, orificemeter, rotameter, dll.
Dalam pengolahan limbah cair, hydraulic bench merupakan alat pembanding
ketelitian debit limbah yang dialirkan dari suatu aliran secara aktual bila dibandingkan
dengan hasil perhitungan secara teoritis. Sehingga, hydraulic bench dapat disebut sebagai
alat penguji sederhana.
Hydraulic bench juga digunakan dalam mendesain alat ukur debit PDAM agar
dapat diketahui debit maksimum dan minimumnya, sehingga dapat diketahui banyaknya
pasokan yang digunakan konsumen agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
VIII. KESIMPULAN
1. Hydraulic bench merupakan alat sederhana yang digunakan untuk menghitung debit
secara aktual (pasti) dengan menggunakan prinsip kesetimbangan/torsi, baik di
saluran terbuka maupun tertutup dengan perbandingan berat air di tanki sama dengan
tiga kali berat beban yang diletakkan. Pada praktikum ini, diperoleh beberapa Q
aktual dengan beberapa variasi yaitu:
Q1 = 1,33 x 10-3 m3/s
Q2 = 4,22 x 10-4 m3/s
Q3 = 2,3 x 10-3 m3/s
Q4 = 1,66 x 10-3 m3/s
Q5 = 2,93 x 10-3 m3/s
2. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengukuran debit dengan
menggunakan hydraulic bench ini, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. Adapun yang secara tidak langsung mempengaruhi adalah temperatur yang
berbanding terbalik dengan debit aliran fluida. Adapun faktor yang berpengaruh
secara langsung antara lain, volume air yang diperoleh dari massa beban di kali tiga,
berbanding lurus dengan debit air. Selain itu waktu rata-rata dan massa jenis air juga
berpengaruh dengan berbanding terbalik dengan besarnya debit air.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, Enri. 2011. Statistika Lingkungan. Bandung: Penerbit ITB. ???
Finnemore, John. 2002. Fluid Mechanics with Engineering Application. New York: Mc
Graw Hill.
http://water.usgs.gov/edu/density.html (diakses tanggal 24 September 2014) ???