Lap.kasus Glaukoma1
-
Upload
sarwenda-annas -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of Lap.kasus Glaukoma1
SARWENDA ANNASSARWENDA ANNAS
2009730160
Pembimbing:Dr. Rety Sugiarty, Sp.M
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan MataRSUD Banjar
Universitas Muhammadiyah Jakarta2015
identitas• Nama Lengkap : Tn. I• Jenis Kelamin : Laki-laki• Umur : 75 tahun• Agama : Islam• Status : Menikah• Pekerjaan : Petani• Alamat : Mekarjarja• Masuk RS : 6 Agustus 2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Kedua bola mata terasa pegal sejak dua minggu sebelum pasien datang ke rumah sakit
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poli Mata RSUD Banjar dengan keluhan mata sebelah kanan dan kiri pasien terasa pegal sejak dua minggu sebelum pasien datang ke rumah sakit. Mata terasa silau, berkabut,berair, dan gatal sejak 2 minggu sebelum pasien datang kerumah sakit. Awalnya pasien mengatakan bahwa keluhan ini kembali dirasakan karena sudah lama tidak mengkomsumsi obat yang diberikan oleh dokter mata ketika pasien seharusnya menjalani perwatan rawat jalan atas penyakit Glukoma yang diderita pasien. Pasien mengatakan, sejak 2 tahun yang lalu pasien telah menjalani Oprasi Pembedahan Trabeculectomy kedua matanya di rumah sakit mata Cendo. Pasien sering tidak mengkomsumsi obat yang diberikan oleh dokter.
Riwayat penyakit dahulu
• Penderita tidak pernah mengalami riwayat gangguan mata serupa sebelumnya.
• Riwayat menggunakan kacamata : disangkal.• Riwayat darah tinggi : tidak tahu.• Riwayat kencing manis : tidak tahu.• Riwayat traumatika : disangkal.
• Riwayat Penyakit Keluarga : – Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga
disangkal.• Riwayat Pengobatan :
– Sebelumnya pasien belum pernah kedokter atau berobat.
• Riwayat alergi : – Obat-obatan : disangkal.– Makanan : disangkal
Pemeriksaan fisik
• Keadaan Umum : sakit sedang• Kesadaran : compos mentis• Tanda Vital
– Tekanan Darah : 150/90 mmHg– Nadi : 76 x /menit– Suhu : afebris– Pernapasan : 20 x /menit
• Status Generalis :– Kepala : Dalam batas normal– Thorax : Dalam batas normal– Abdomen : Dalam batas normal– Ekstremitas : Dalam batas normal
NO Pemeriksaan OD OS
1 Visus 1/300 NLP
2. Tekanan Intra Okuler 14,6 mmHg 20,6 mmHg
3. Kedudukan Bola Mata
Posisi Ortoforia Ortoforia
Eksoftalmus (-) (-)
Endoftalmus (-) (-)
4. Pergerakan Bola Mata
Atas (+) baik (+) baik
Bawah (+) baik (+) baik
Temporal (+) baik (+) baik
Temporal atas (+) baik (+) baik
Temporal bawah (+) baik (+) baik
Nasal (+) baik (+) baik
Nasal Atas (+) baik (+) baik
Nasal Bawah (+) baik (+) baik
Nistagmus (+) baik (+) baik
NO Pemeriksaan OD OS
5. Palpebra
Hematom (-) (-)
Edema (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Benjolan (-) (-)
Ulkus (-) (-)
Fistel (-) (-)
Hordeolum (-) (-)
Kalazion (-) (-)
Ptosis (-) (-)
Ektropion (-) (-)
Entropion (-) (-)
Sekret (-) (-)
Trikiasis (-) (-)
6 Puncum Lakrimalis
Edema (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Benjolan (-) (-)
Fistel (-) (-)
7. Konjungtiva Tarsal Superior
Edema (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Sekret (-) (-)
8. Konjungtiva Tarsalis Inferior
Kemosis (-)
Hiperemis (-)
Anemia (-)
Folikel (-) (-)
Papil (-) (-)
Lithiasis (-) (-)
Simblefaron (-) (-)
9. Konjungtiva Bulbi (-) (-)
Kemosis (-) (-)
Pterigium (-) (-)
Pinguekula (-) (-)
Flikten (-) (-)
Simblefaron (-) (-)
Injeksi konjungtiva (-) (+)
Injeksi siliar (-) (+)
Injeksi episklera (-) (-)
Perdarahan subkonjungtiva (-) (-)
NO Pemeriksaan OD OS
10. Kornea
Kejernihan Keruh Keruh
Bleb (+) (+)
Edema (-) (-)
Ulkus (-) (-)
Arkus senilis (+) (+)
11. Sklera (-)
Episkleritis (-)
Skleritis (-)
12. Kamera Okuli Anterior
Kedalaman Sedang Dangkal
Kejernihan Jernih Keruh
Hifema (-) (-)
Hipopion (-) (-)
13. Iris
Warna Cokelat Cokelat
Gambaran Radien Jelas Jelas
Eksudat (-) (-)
Sinekia Anterior (-) (-)
Sinekia Posterior (-) (-)
BLEB BLEB
NO Pemeriksaan OD OS
14. Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Besar ± 3 mm ± 3 mm
Isokor (+) (+)
Letak Sentral Sentral
Refleks cahaya langsung (+) (+)
15. Lensa
Kejernihan Jernih Jernih
IOL (-) (-)
Shadow iris (-) (-)
Tonometri schiotz Okular Dextra = 14,6 mmHg (dengan beban 5,5 GM)Okular Sinistra = 20,6 mmHg (dengan beban 5,5 GM)
RESUME PEMERIKSAAN FISIK
OD OS
1/300 Visus NLP
Tekanan intra Okular
Edema palpebra
Injeksi Konjungtiva
Injeksi siliar
Kejernihan Kornea
Arkus senilis
Kamera okuli Anterior
Kejernihan COA
Lensa
Rencana Pemeriksaan
• Tonometri Aplanasi Goldman• Oftalmoskopi • Perimetri • Gonioskopi • Pemeriksaan darah rutin
DIAGNOSIS KERJA
• Glaukoma Absolut Okuli Dextra Sinistra Post
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN1) Medikamentosa
Bata-bloker : Bekerja dengan menurunkan produksi humor, (Timolol maleat 0,5% 2x1)
Agonis kolinergik : Bekerja dengan meningkatkan aliran keluar aqueous humor melalui conventional outflow pathway,
(Pilokarpin 0,5% tetes 4x1) Inhibitor karbonik anhidrase : Bekerja dengan menurunkan produksi
aqueous humor. Golongan ini mampu menekan pembentukan aqueous humor sebanyak 40-60%.
(Acetazolamide 125-250 mg 3x1 peroral) Obat hiperosmotik : Yang paling mudah adalah larutan gliserin, 50% yang
diberikan oral. Dosis 1-1,5 gram/ kgBB (0,7-1,5 KgBB). Untuk praktisnya dapat dipakai 1 cc kgBB.
(Gliserin 50% : 63 cc atau 63-94,5 gr peroral)Non medikamentosa• Edukasi pasien mengenai
• memberikan kesan warna
tersebut pada pupil penderita
glaukoma
glaukos
hijau
kebiruan
• keadaan dimana tekanan bola
mata tidak normal disertai
gangguan lapang pandang dan
atrofi papil saraf optik
GLAUKOMA
DEFINISI
TEKANAN BOLA MATA NAIK
Badan siliar memproduksi terlalu banyak
cairan mata sedang pengeluaran pada
anyaman trabekulum normal
Hambatan pengaliran pada pupil waktu
pengaliran cairan dari bilik mata belakang
ke bilik mata depan
Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu
PENINGKATAN TEKANAN BOLA MATA
Tekanan bola
mata yang
tinggi
gangguan
pembuluh
darah retina
mengganggu
metabolisme
retina
kematian
saraf mata
gangguan
fungsi
retina
Lama kelamaan
Kebutaan
Bertambahnya produksi cairan mata oleh
badan siliar.
Berkurangnya pengeluaran cairan mata di
daerah sudut bilik mata atau di celah pupil
(glaukoma hambatan pupil).
Penyakit keturunan.
Glaukoma dapat timbul akibat penyakit atau
kelainan dalam mata (glaukoma sekunder).
Glaukoma dapat diakibatkan penyakit lain di
tubuh.
Glaukoma dapat disebabkan efek
samping obat.
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
• Sudut terbuka
• Sudut tertutupGlaukoma primer
Glaukoma
sekunder
Glaukoma
kongenital
Glaukoma
absolute
Glaukoma Primer
pada orang yang telah memiliki bakat
bawaan glaukoma seperti:
gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau
susunan anatomis bilik mata yang menyempit.
kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata
depan (goniodisgenesis), berupa
trabekulodisgenesis, irisdogenesis dan
korneodisgenesis
Glaukoma primer sudut terbuka
Pengaliran dihambat
oleh
• perubahan degeneratif
jaringan trabekular
• saluran schleem
• saluran yang berdekatan
Sudut terbuka humor
aqueous mempunyai pintu
terbuka ke jaringan
trabekular
Sakit kepala ringan
Hilang penglihatan berangsur-angsur, yamg diawali dengan penyempitan lapang pandang
tepi
Penglihatan menjadi kabur atau berkabut
halo
Perjalanan Penyakit KRONIS
Bisa dengan tanpa memperlihatkan gejala yang
dirasakan pasien berakhir dengan kebutaan
Glaukoma primer sudut terbuka
GEJALA KLINIS
degeneratif
PEMERIKSAAN
Tonometer Schiotz
• Tekanan bola mata selamanya di atas normal
Funduskopi
• ekskavasi papil glaukomatosa
Lapang pandang
• gambaran khusus kampus glaukoma melebarnya titik buta, skotoma Bjrrum dan skotoma tangga Ronne
Gonioskopi• Sudut bilik mata terbuka
PENATALAKSANAAN
Beta bloker: timolol, betaxolol, carteolol,
levobunolol atau metipranolol
pilocarpine 2-4% 6 kali sehari
Pembedahan glaukoma tidak dapat
dikontrol dengan obat-obatan atau efek
sampingnya tidak dapat ditolerir oleh
penderita
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP
Sudut tertutup ruang anterior
secara anatomis menyempit iris
terdorong ke depan, menempel ke
jaringan trabekular dan
menghambat humor aqueous
mengalir ke saluran schlemm
Pergerakan iris ke depan dapat
karena peningkatan
tekanan vitreus, penambahan
cairan di ruang posterior atau
lensa yang mengeras karena
usia tua
KLASIFIKASI
Akut
Subakut
Kronik
Iris plateau
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP AKUT
- datang dengan tiba-tiba
- penglihatan sangat turun
- sakit yang berat di belakang kepala,
mual dan muntah
GEJALA
Pemeriksaan glaukoma akut
- konjungtiva sangat kemotikinjeksi siliar
- kornea keruh
-pupil midriasis , reaksi terhadap sinar yang kurang atau sama
sekali tidak ada
-Bilik mata depan dangkal
-Mata pada perabaan terasa
-Tekanan bola mata sangat tinggi
GLAUKOMA SUBAKUT
Serangan berulang berupa nyeri,
kemerahan, dan kekaburan penglihatan
disertai halo di sekitar cahaya pada satu
mata.
Pemeriksaan diantara waktu serangan
mungkin hanya memperlihatkan sudut bilik
mata depan yang sempit disertai dengan
sinekia anterior perifer
GLAUKOMA KRONIK
bermanifestasi seperti yang diperlihatkan oleh pasien
glaukoma sudut terbuka primer, penyempitan
lapangan pandang yang ekstensif di kedua mata
Peningkatan tekanan intraokular, sudut bilik mata
depan yang sempit disertai sinekia anterior perifer
dalam berbagai tingkat, serta kelainan diskus optikus
dan lapangan pandang.
IRIS PLATEAU
Kedalaman kamera okuli anterior sentral normal tetapi
sudut kamera okuli anterior sangat sempit karena
insersi iris secara kongenital terlalu tinggi.
Mata dengan kelainan ini jarang mengalami sumbatan
papil, tetapi dilatasi akan menyebabkan merapatnya
iris perifer, sehingga menutup sudut
Iris Plateu
Pengidap kelainan ini mengalami glaukoma
sudut tertutup akut pada waktu mudanya,
dan sering mengalami kekambuhan setelah
tindakan iridotomi laser perifer atau
iridektomi
Diperlukan terapi miotik jangka panjang atau
iridoplasti dengan laser.
GLAUKOMA SEKUNDER
Peningkatan TIO yang terjadi sebagai suatu
manifestasi dari penyakit mata lain
Kelainan lensa, katarak imatur, hipermatur dan
dislokasi lensa.
Kelainan uvea, uveitis anterior.
Trauma, hifema dan inkarserasi iris.
Pascabedah,blokade pupil, goniosinekia
GLAUKOMA SEKUNDER
Terapi pengontrolan TIO dengan cara-cara
medis dan bedah, serta mengatasi penyakit
yang mendasari apabila mungkin
glaukoma akibat
penyumbatan pengaliran
keluar cairan mata oleh
jaringan sudut bilik mata
yang terjadi oleh adanya
kelainan kongenital
GLAUKOMA
KONGENITAL
GLAUKOMA ABSOLUT
stadium akhir glaukoma
kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal,
papil atrofi dengan eksvakasi
glaukomatosa,bola mata keras dan rasa
sakik
Sering mata dengan buta ini mengakibatkan
penyumbatan pembuluh.
Glaukoma absolut
Pengobatan:
sinar beta pada badan siliar menekan
fungsi badan siliar
Pengangkatan bola mata karen amata
tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit
TERIMATERIMAKASIH