Lapkas Neuro Ruby
-
Upload
patria-ardian -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Lapkas Neuro Ruby
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
1/72
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spondilitis tuberculosa atau tuberculosis spinal yang dikenal pula dengan
namaPotts disease of the spineatau tuberculous vertebral osteomyelitismerupakan
suatu penyakit yang banyak terjadi di seluruh dunia. Terhitung kurang lebih 3 juta
kematian terjadi setiap tahunnya dikarenakan penyakit ini. 1
Penyakit ini pertama kali dideskripsikan oleh Percival Pott pada tahun 1779
yang menemukan adanya hubungan antara kelemahan alat gerak bawah dengan
kurvatura tulang belakang tetapi hal tersebut tidak dihubungkan dengan basil
tuberculosa hingga ditemukannya basil tersebut oleh !och tahun 1""# sehingga
etiologi untuk kejadian tersebut menjadi jelas. #3
Tahun 199$ hasil Survey !esehatan %umah Tangga &S!%T' menunjukkan
bahwa penyakit T( merupakan penyabab kematian nomor 3 setelah penyakit
kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok usia dan
nomor 1 dari golongan penyakit in)eksi. Secara epidemiologi tuberkulosis merupakan
penyakit in)eksi pembunuh nomor 1 di dunia 9$* kasus berada di negara
berkembang. +rganisasi kesehatan dunia &,-+' pada tahun # memperkirakan #
juta penduduk terserang dan 3 juta penduduk di seluruh dunia meninggal oleh karena
T( &(atra #9'. /nsiden spondilitis T( masih sulit ditetapkan sekitar 1* dari
kasus T( ekstrapulmonal merupakan spondilitis T( dan 1"* dari total kasus T(&-erchlime #7'.
Pada kasus0kasus pasien dengan tuberculosa keterlibatan tulang dan sendi
terjadi pada kurang lebih 1* kasus. ,alaupun setiap tulang atau sendi dapat
terkena akan tetapi tulang yang mempunyai )ungsi untuk menahan beban &weight
1
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
2/72
bearing' dan mempunyai pergerakkan yang cukup besar &mobile' lebih sering terkena
dibandingkan denga bagian yang lain. ari seluruh kasus tersebut tulang belakang
merupakan tempat yang paling sering terkena tuberculosa tulang &kurang lebih $*
kasus' &2orse et al. 19"3' diikuti kemudian oleh tulang panggul lutut dan tulang0
tulang lainnya di kaki sedangkan tulang di lengan dan tangan jarang terkena. rea
thorakolumbal terutama thorakal bagian bawah &umumnya T1' dan lumbal bagian
atas merupakan termpat yang paling sering terlibat karena pada area ini pergerakkan
dan tekanan dari weight bearing mencapai maksimum lalu diikuti dengan area
cervikal dan sakral.
!omplikasi spondilitis T( dapat mengakibatkan morbditas yang cukup tinggi
yang dapat timbul secara cepat ataupun lambat. Paralisis dapat timbul secara cepat
disebabkan oleh abses sedangkan secara lambat oleh karena perkembangan dari
ki)osis kolap vertebra dengan retropulsi dari tulang dan debris &(atra #9'.
Terapi konservati) yang diberikan pada pasien tuberculosa tulang belakang
sebenarnya memberikan hasil yang baik namun pada kasus0kasus tertentu diperlukan
tindakan operati) serta tindakan rehabilitasi yang harus dilakukan dengan baik
sebelum ataupun setelah penderita menjalani tindakan operati).
1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan laporan kasus ini adalah untuk memahami aspek teori dari
spondilitis T( serta mengaplikasikan pada kasus di lapangan. Penyusunan laporan
kasus ini sekaligus untuk memenuhi persyaratan kegiatan program pendidikan pro)esi
dokter &P3' di epartemen 4eurologi %S5P -aji dam 6alik.
#
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
3/72
1.3 Manfaat
aporan kasus ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan penulis
maupun pembaca khususnya peserta P3 untuk mengintegrasikan teori yang ada
dengan aplikasi kasus yang dijumpai di lapangan.
3
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
4/72
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 ANAMNESS
!ent"ta# Pr"$a!"
4ama 8 Tn.
enis !elamin 8 aki0laki
5sia 8 39 tahunSuku bangsa 8 ceh:/ndonesia
gama 8 /slamlamat 8 esa !isam !utarambeStatus 8 6enikah
Pekerjaan 8 Petani
Tanggal 6asuk 8 11:11:#1; &1".3$ ,/('Tanggal !eluar 8 ##:11:#1; &P('
2.2 R%A&AT PER'ALANAN PEN&AKT
2.2.1 Kelu(an
!eluhan 5tama 8 emah kedua tungkai
Telaah 8 -al ini telah dialami os sejak < 1 bulan terakhir. -al ini
dialami os secara perlahan0lahan. walnya os merasa kebas0kebas pada kedua tungkai
sejak $ bulan yang lalu. imulai dari ujung kaki secara bersamaan. +s juga mengeluh
nyeri punggu belakang sejak 1 tahun terkahir ini. an os mengeluh ada benjolan di
punggung belakang. sebelum masuk rumah sakit. +s juga mengeluhkan lemas dan
na)su makan berkurang. 6ual &=' 6untah &='. -al ini dialami memberat < 1 hari
Sebelum masuk rumah sakit. +s juga mengeluhkan nyeri kepala. -al ini sudah
dialami os sejak beberapa tahun terakhir.-al ini dialami os sejak 1 bulan terakhir.
walnya os merasa kebas0kebas pada kedua tungkai sejak $ bulan yang lalu. +s juga
mengeluh nyeri punggung belakang namun os tidak tahu sejak kapan. %iwayat
;
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
5/72
trauma &0'. %iwayat batuk lebih dari 3 minggu &='. Penurunan berat badan &=' namun
os tidak mengetahui berapa kilogram jumlah penurunan berat badan. !eringat malma
&0'. +s sedang mengkonsumsi +T selama # bulan ini. (( dan (! tertahan sejak
1 bulan terkahir.
%iwayat penyakit terdahulu 8 T( paru
%iwayat Penggunaan obat 8 +T
2.2.2 Ana)ne#"# Traktu#
Traktus sirkulatorius 8 -ipertensi &0' akral hangat >%T ? 3
Traktus respiratorius 8 sesak na)as &0' batuk &='Traktus digestivus 8 %etensi 5rin &='
Traktus urogenitalis 8 %etensi lvi &='
Penyakit terdahulu dan kecelakaan 8 T( paru
/ntoksikasi dan obat0obatan 8 &0'
2.2.3 Ana)ne#"# Keluarga
@aktor herediter 8 tidak jelas@aktor )amilier 8 tidak jelas
ain0lain 8 tidak jelas
2.2.* Ana)ne#"# S+#"al
!elahiran dan pertumbuhan 8 tidak jelas
/munisasi 8 tidak jelas
Pekerjaan 8 petani
Pendidikan 8 tamat S6Perkawinan dan anak 8 menikah
2.3 PEMERKSAAN ,SK
2.3.1 Pe)er"k#aan U)u)Tekanan darah 8 1#:" mm-g
4adi 8 7# A:i@rekuensi na)as 8 # A:i
Temperature 8 3B9C>
!ulit dan selaput lender 8 sianosis &0' e)loresensi primer sekunder &0'!elenjar dan getah bening 8 tidak teraba
$
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
6/72
Persendian 8 (enjolan D nyeri punggung belakang
2.3.2 Ke-ala !an le(er(entuk dan posisi 8 bulat medial
Pergerakan 8 %otasi kanan kiri &='
!elainan panca indera 8 tidak dijumpai%ongga mulut dan gigi 8 dalam batas normal
!elenjar parotis 8 dalam batas normal
esah 8 tidak dijumpai
ain0lain 8 &0'
2.3.3 R+ngga !a!a !an a$!+)en
R+ngga !a!a R+ngga a$!+)en
/nspeksi 8 simetris )usi)ormis simetrisPalpasi 8 S@ kiri E kanan Soepel -::% ttb
Perkusi 8 Sonor memendek timpaniuskultasi 8 SPE (ronkial peristaltik &=' 4
2.3.* en"tal"a
Toucher 8 tidak dilakukan pemeriksaan
2.* PEMERKSAAN NEUROLOS
2.*.1 Sen#+r"u) / >ompos 6entis
2.*.2 Kran"u)
(entuk 8 bulat
@ontanella 8 tertutupPalpasi 8 pulsasi .temporalis &=' . carotis &='
Perkusi 8 >racked PotFs Sign &0'
uskultasi 8 esah &0'Transiluminasi 8 Tidak dilakukan pemeriksaan
2.*.3. Perang#angan )en"ngeal
!aku kuduk 8 &0'!erniG 8 &0'
Tanda brudHinski / 8 &0'
Tanda brudHinski // 8 &0'
2.*.*. Pen"ngkatan Tekanan ntrakran"al
6untah 8 &0'Sakit kepala 8 &0'
!ejang 8 &0'
2.*.0 Saraf +tak#araf kran"al"#
B
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
7/72
Neru# Meatu# na#" !etra Meatu# na#" #"n"#tra
4ormosmia 8 &=' &='
nosmia 8 &0' &0'Parosmia 8 &0' &0'
-iposmia 8 &0' &0'
Neru# O4ul" Detra 5OD6 O4ul" S"n"#tra 5OS6Iisus 8 B:B B:B
apangan pandang
- 4ormal 8 &=' &='- 6enyempit 8 &0' &0'- -emianopsia 8 &0' &0'
- Scotoma 8 &0' &0'
%e)leA ancaman 8 &=' &='
@undus okuli 8
- ,arna 8 tidak dilakukan pemeriksaan- (atas 8 tidak dilakukan pemeriksaan- Jkskavasio 8 tidak dilakukan pemeriksaan- rteri 8 tidak dilakukan pemeriksaan- Iena 8 tidak dilakukan pemeriksaan
Neru# 7 7 O4ul" !etra O4ul" #"n"#tra
2erakan bola mata 8 4ormal 4ormal
4istagmus 8 &0' &0'Pupil
- ebar 8 /sokor 3 mm /sokor 3mm- (entuk 8 bulat bulat- %e)leA cahaya langsung 8 &=' &='- %e)leA cahaya tidak langsung 8 &=' &='- %ima palpebra 8 7 mm 7 mm
- eviasi conjugate 8 &0' &0'- @enomena dollFs eye 8 &0' &0'- Strabismus 8 &0' &0'
Neru# 7 kanan k"r"
6otorik
7
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
8/72
- 6embuka dan menutup mulut 8 &=' &='- Palpasi otot masseter D temporalis 8 &=' &='
- !ekuatan gigitan 8 &=' &='
Sensorik
- !ulit 8 dalam batas normal- Selaput lendir 8 dalam batas normal
%e)leA kornea 8 &='%e)leA masseter 8 &='
%e)leA bersin 8 &='
Neru# 76otorik Kanan K"r"
- 6imik 8 sudut mulut simetris- !erut kening 8 &=' &='- 6enutup mata 8 &=' &='- 6eniup sekuatnya 8 &=' &='- 6emperlihatkan gigi 8 &=' &='- Tertawa 8 &=' &='
Sensorik
- Pengecapan #:3 depan lidah 8 dbn dbn- Produksi kelenjar ludah 8 dbn dbn- -iperakusis 8 &0' &0'- %ek)leks stapedial 8 dbn dbn
Neru# 7 Kanan K"r"
uditorius
- Pendengaran 8 &=' &='
- Tes rinne 8 dbn dbn- Tes weber 8 dbn dbn- Tes schwabach 8 dbn dbn
Iestibularis
- 4istagmus 8 tdp tdp
"
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
9/72
- %eaksi kalori 8 tdp tdp- Iertigo 8 tdp tdp
- Tinnitus 8 tdp tdp
Neru# 89 8
Pallatum molle 8 rcus pharynA terangkat saat bersuara
5vula 8 medialis)agia 8 &0'
isartria 8 &0'
is)onia 8 &0'%e)leA muntah 8 tidak dilakukan pemeriksaan
Pengecapan 1:3 belakang lidah 8 dbn
Neru# 8 kanan k"r"
6engangkat bahu 8 dbn dbn
@ungsi otot sternocleidomastoideus 8 dbn dbn
Neru# 8
idah
- Tremor 8 &0'- tro)i 8 &0'- @asikulasi 8 &0'
5jung lidah sewaktu istirahat 8 medial
5jung lidah sewaktu dijulurkan 8 medial
2.*.: S"#te) M+t+r"k
Tro)i 8 eutro)i
Tonus otot 8 normotonus
!ekuatan otot JS8$$$$$ JSS8 $$$$$J/8 33333 J/S8 33333
Sikap &duduk0berdiri0berbaring' 8 berbaring
2erakan spontan abnormal
- Tremor 8 &0'- !horea 8 &0'- (allismus 8 &0'- 6ioklonus 8 &0'- tetosis 8 &0'- istonia 8 &0'
9
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
10/72
- Spasme 8 &0'- Tic 8 &0'
- an lain0lain 8 &0'
2.*.; Te#t Sen#"$"l"ta#
Jksterosepti) 8 -ipestesia setentang thorakal 901
Propriosepti) 8 sulit dinilai
@ungsi kortikal untuk sensibilitas
- Stereognosis 8 dalam batas normal- Pengenalan dua titik 8 dalam batas normal- 2ra)estesia 8 dalam batas normal
2.*.< Reflek# kanan k"r"
%e)leA )isiologis
- (iceps 8 == ==- Triceps 8 == ==- %adioperiost 8 == ==- P% 8 == ==
!P% 8 == ==
- Strumple 8 = =
%e)leks Patologis
- (abinski 8 0 0- +ppenheim 8 0 0- >haddock 8 0 0- 2ordon 8 0 0- Schae)er 8 0 0- -o))man0trommer 8 0 0
- !lonus lutut 8 0 0- !lonus kaki 8 0 0- %e)leA primitive 8 0 0
2.*.= K++r!"na#"
enggang 8 dalam batas normal
1
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
11/72
(icara 8 dalam batas normal
6enulis 8 dalam batas normal
Percobaan praksia 8 dalam batas normal6imik 8 dalam batas normal
Tes telunjuk0telunjuk 8 dalam batas normal
Tes telunjuk0hidung 8 dalam batas normaliadokhinesia 8 sulit dinilai
Tes tumit0lutut 8 sulit dinilai
Tes %omberg 8 sulit dinilai
2.*.1> 7egetat"f
Iasomotorik 8 tidak dilakukan pemeriksaan
Sudomotorik 8 tidak dilakukan pemeriksaan
Pilo0erektor 8 tidak dilakukan pemeriksaan6iksi dan de)ekasi 8 %etensi urin et alvi
Potens dan libido 8 tidak dilakukan pemeriksaan
2.*.11 7erte$ra
(entuk
- 4ormal 8 dalam batas normal- Scoliosis 8 &0'- -iperlordosis 8 &0'- !i)osis 8 &='
Pergerakan
- eher 8 dalam batas normal- Pinggang 8 Sulit dinilai
2.*.12 Tan!a -erang#angan ra!"kuler
aseGue 8 &0'>ross laseGue 8 &0'
Tes lhermitte 8 &0'Tes na))Higer 8 &0'
2.*.13 ejala?gejala #ere$ellar
taksia 8 tidak dilakukan pemeriksaanisartria 8 &0'
Tremor 8 &0'
11
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
12/72
4istagmus 8 &0'
@enomena rebound 8 &0'
Iertigo 8 &0'an lain0lain 8 &0'
2.*.1* ejala?gejala ek#tra-"ra)"!al
Tremor 8 &0'
%igiditas 8 &0'
(radikinesia 8 &0'
an lain0lain 8 &0'
2.*.10 ,ung#" lu(ur
!esadaran kualitati) 8 >ompos 6entis
/ngatan baru 8 baik /ngatan lama 8 baik
+rientasi
- iri 8 baik - Tempat 8 baik - ,aktu 8 baik - Situasi 8 baik
/ntelegensia 8 Sulit dinilai
aya pertimbangan 8 dalam batas normal
%eaksi emosi 8 dalam batas normal)asia
- Jkspresi) 8 &0'- %epresi) 8 &0'
praksia 8 dalam batas normal
gnosia
- gnosia visual 8 &0'
- gnosia jari0jari 8 &0'- kalkulia 8 &0'- isorientasi kanan0kiri8 &0'
2.*.1: Ke#")-ulan Pe)er"k#aan
1#
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
13/72
Telah dirawat seorang pasien laki0laki berusia 39 tahun yang datang dengan keluhan
utama kedua tungkai lemah. -al ini dialami os sejak 1 bulan terakhir. walnya os
merasa kebas0kebas pada kedua tungkai sejak $ bulan yang lalu. +s juga mengeluh
nyeri punggung belakang sejak 1 tahun terakhir ini. an os mengeluh ada benjolan di
punggung belakang namun os tidak tahu sejak kapan. %iwayat trauma &0'. %iwayat
batuk lebih dari 3 minggu &='. Penurunan berat badan &=' namun os tidak mengetahui
berapa kg jumlah penurunan berat badan. !eringat malam &0'. +s sedang
mengkonsumsi +T selama # bulan ini. (( dan (! tertahan sejak 1 bulan
terakhir.
%iwayat penyakit terdahulu 8 T( paru
%iwayat Penggunaan obat 8 +T
Status presens
Sensorium 8 >ompos 6entis
T 8 1#:" mm-g %% 8 # A:i
-% 8 7# A:i Temp 8 3B9C >
Peningkatan T/! 8 &0'
%angsangan 6eningeal 8 &0'
Neru# Kran"al"#
4 / 8 dbn
4 // /// 8 %> =:= pupil isokor K 3mm
4 ////II/ 8 2erakan bola mata &='
13
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
14/72
4 I 8 (uka tutup mulut &='
4 I// 8 sudut mulut simetris
4 I/// 8 dbn
4 /L L 8 5vula medial
4 L/ 8 dbn
4 L// 8 lidah dijulurkan medial
Reflek# ,"#"+l+g"# !a !i
(:T ==:== ==:==P%:!P% ==:== ==:==
Reflek# Pat+l+g"# !a !i-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
Kekuatan )+t+r"k/
JS8$$$$$ JSS8 $$$$$
J/8 33333 J/S8 33333
2.*.1; D"agn+#a
/24+S @542S/+4 8 Paraparese Tipe 564 = -ipestesia setentang
T90T1 = %etensi urine et alvi
/24+S/S JT/++2/! 8 !umanMicrobacterium tuberculosis
/24+S 4T+6/! 8 Iertebra Thorakal 901
/24+S (4/42 8 1. Spondilitis T(
#. 6yelitis
3. Tumor medulla spinalis
3. @raktur !ompresi
1;
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
15/72
/24+S !J% 8 Paraparese tipe 564 = %etensi urin et alvi =
-ipestesia setentang thorakal 901 ec.
Spondilitis T(
2.*.1< Penatalak#anaan
(ed %est kateter terpasang
/I@ % Sol # gtt:i
/nj. eAametason # amp:bolus:iv dilanjutkan dengan 1 amp:B jam &tap
o)):3hari' /nj. %anitidin 1 amp:1# jam
( >ompleA 3 A1 tab
%i)ampisin 1AB mg
/4- 1A; mg
PiraHinamid 1A1 mg
Jtambutol 1A1 mg
mitriptilin #$ mg 1A1 &malam'
@isioterapi
2.*.1= Ren4ana Pr+#e!ur D"agn+#t"k
J!2
@oto ThoraAP:ateral
Perspirasi
>T Scan Iertebra Thoracal Sentrasi Th901
6%/ Thoracal
ab darah lengkap %@T Jlektrolit !2S
1$
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
16/72
,OLLO% UP PASEN
,+ll+@?u- tanggal 12112>1* -ukul >> %BS 8 emah kedua tungkai nyeri pada punggung kebas pada kedua kaki
+ 8
Sens 8 >6
T 8 13:"mm-g %% 8 #A:menit
-% 8 "A:menit Temp 83B7C >
IS8 ;
Status 4eurologi 8
Peningkatan T/! 8 &0'
%angsangan meningeal 8 &0'
Neru# kran"al"#8
4 / 8 sdn
4 // /// 8 %> =:= pupil bulat isokor 3mm
4 /// /I I/ 8 gerak bola mata &='
4 I 8 (uka tutup mulut &='
4 I// 8 sudut mulut simetris
4 I/// 8 dbn
4 /L L 8 uvula medial
4 L/ 8 dbn
4 L// 8 lidah dijulrkan medial
%e)leks @isiologis !a !i
(:T ==:== ==:==
1B
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
17/72
P%:!P% ==:== ==:==
%e)leks Patologis !a !i
-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
Kekuatan )+t+r"k/
JS8$$$$$ JSS8 $$$$$
J/8 33333 J/S8 33333
Tanda perangsangan radikuler 80
8 Paraparese tipe 564 = %etensi urin et alvi = -ipestesia setentang thorakal 90
1 ec. Spondilitis T(P 8
(ed %est kateter terpasang
/I@ % Sol # gtt:i
/nj. eAametason 1 amp:B jam
/nj. %anitidin 1 amp:1# jam
( >ompleA 3 A1 tab
%i)ampisin 1AB mg
/4- 1A; mg
PiraHinamid 1A1 mg
Jtambutol 1A1 mg
mitriptilin #$ mg 1A1 &malam'
2abapentin 1A3mg
ulcolaA supp 1 &!:P'
% 8 Perspirasi
@isioterapi
KONSUL KARDOLO
Tanggal 11 4ovember #1;
6ohon konsul pembacaan J!2 atas pasien tersebut diatas. tas kerja
samanya kami ucapkan terima kasih.
17
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
18/72
awaban 8
Terima kasih atas konsulnya.
J!2 8 S% = = I-
Ha#"l La$+rat+r"u)/
'ENS PEMERKSAAN SATUAN HASL RU'UKAN
HEMATOLO
Darah Lengkap (CBC)
-emoglobin &-(2' gr* 13.3 13.#017.3
Jritrosit &%(>' 1$:mm3 ;71 ;.# M ;."7eukosit &,(>' 13:mm3 779 ;.$ M 11.
-ematokrit * 39.3 ;3 M ;9
Trombosit &PT' 13:mm 3B 1$ M ;$
6>I @l "3.; "$ M 9$
6>- Pg #".# #" M 3#
6>-> g* 33." 33 M 3$
%, * 13.3 11.B M 1;."
6PI ) 7." 7. M 1.#
P>T * .#"
P, ) 7.9Hitung jenis
4eutro)il * B;.# 37 M "
im)osit * 1$.3 # M ;
6onosit * 17.1 # M "
Josino)il * #." 1 M B
(aso)il * .B M 1
4eutro)il bsolut 13:Nl $. #.7 M B.$
im)osit bsolut 13:Nl 1.19 1.$ M 3.7
6onosit bsolut 13:Nl 1.33 .#0.;
Josino)il bsolut 13
:Nl .## M 1 (aso)il bsolut 1
3:Nl .$ M 1
METABOLISME KARBOHIDRAT
2lukosa arah &Sewaktu' mg: d ".; ?#
GI!AL
5reum mg: d #"." ?$
1"
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
19/72
!reatinin mg: d .9; .7 M 1#
E"ektr#"it
4atrium &4a' mJG: 137 13$ M 1$$ !alium &!' mJG: 3.B 3.B M $.$
!lorida &>l' mJG: 17 9B M 1B
Ha#"l Pe)er"k#aan n#tala#" Ra!"+l+g" R+ntgen T(+ra De@a#a PA
19
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
20/72
Tampak destruksi korpus Th1 Th11 Th1#
Tampak juga destruksi diskus Th1:Th11 dan Th11:Th1 dan spinal alignment
normal
Ke#")-ulan8 Spondilitis T( pada Th1 Th11 dan Th1#
#
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
21/72
Ura"an Ha#"l Pe)er"k#aan
T-+%L P:ateral
!edua sinus costophrenicus lancip kedua dia)ragma licin.
Tampak in)iltrat di retrocardiac space
antung ukuran membesar >T% E $B7* aorta dilatasi &='
Trakea di tengah.
#1
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
22/72
Tulang0tulang dan so)t tissue baik.
KESMPULAN RADOLOS
!ardiomegali dengan aorta dilatasi
Pneumonia
,+ll+@?u- tanggal 13112>1* -ukul >> %B
S 8 emah kedua tungkai
+ 8
Sens 8 >ompos 6entis
T 8 13:" mm-g %% 8 # A:menit
-% 8 "" A:menit Temp 8373C >
Status 4eurologi 8
Peningkatan T/! 8 &0'
%angsangan meningeal 8 &0'
Neru# kran"al"#8 dbn
%e)leks @isiologis !a !i
(:T =:= =:=
P%:!P% =:= =:=
%e)leks Patologis !a !i-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
Kekuatan )+t+r"k/JS8$$$$$ JSS8 $$$$$J/8 33333 J/S8 33333
Tanda perangsangan radikuler 80
8 Paraparese tipe 564 = %etensi urin et alvi = -ipestesia setentang thorakal 90
##
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
23/72
1 ec. Spondilitis T(
P 8
(ed %est kateter terpasang
/I@ % Sol # gtt:i
/nj. eAametason 1 amp:B jam
/nj. %anitidin 1 amp:1# jam
( >ompleA 3 A1 tab
%i)ampisin 1AB mg
/4- 1A; mg
PiraHinamid 1A1 mg
Jtambutol 1A1 mg
mitriptilin #$ mg 1A1 &malam'
2abapentin 1A3 mg
ulcolaA supp / &k:p'
% 8 @isioterapi akti)
KONSUL NSTALAS REHABLTAS MEDK
awaban8 Sudah diberikan tindakan )isioterapi dengan other active
musculoskeletal os sudah bisa turun ke ruangan )isioterapi dengan memakai rostul
,+ll+@?u- tanggal 1*112>1* -ukul >> %B
S 8 emah kedua tungkai
+ 8
Sens 8 >ompos 6entis
T 8 13:" mm-g %% 8 # A:menit
-% 8 B A:menit Temp 83$"C >
Status 4eurologi 8
Peningkatan T/! 8 &0'
%angsangan meningeal 8 &0'
Neru# kran"al"#8 dbn
#3
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
24/72
%e)leks @isiologis !a !i
(:T =:= =:=
P%:!P% =:= =:=%e)leks Patologis !a !i
-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
Kekuatan )+t+r"k/
JS8$$$$$ JSS8 $$$$$J/8 ;;;;; J/S8 33333
Sensibilitas8 -ipestesi setentang Th 901
2ibbus &=' setentang vertebra Th 901
8 Paraparese tipe 564 = %etensi urin et alvi = -ipestesia setentang thorakal 90
1 ec. Spondilitis T(
P 8
(ed %est kateter terpasang
/I@ % Sol # gtt:i
/nj. eAametason 1 amp:B jam
/nj. %anitidin 1 amp:1# jam ( >ompleA 3 A1 tab
%i)ampisin 1AB mg
/4- 1A; mg
PiraHinamid 1A1 mg
Jtambutol 1A1 mg
mitriptilin #$ mg 1A1 &malam'
2abapentin 1A3 mg
ulcolaA supp / &k:p'
% 8 @isioterapi akti)
>T0scan vertebra thoracal setentang th 901
!onsul Paru
,+ll+@?u- tanggal 10112>1* -ukul >> %B
#;
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
25/72
S 8 !edua tungkai lemah
+ 8
Sens 8 >ompos 6entis
T 8 1;:" mm-g %% 8 # A:menit
-% 8 B A:menit Temp 83B#C >
Status 4eurologi 8
Peningkatan T/! 8 &0'
%angsangan meningeal 8 &0'
Neru# kran"al"#8 dbn
%e)leks @isiologis !a !i
(:T =:= =:=
P%:!P% =:= =:=
%e)leks Patologis !a !i-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
Kekuatan )+t+r"k/
JS8$$$$$ JSS8 $$$$$
J/8 ;;;;; J/S8 33333
Sensibilitas8 -ipestesi setentang Th 901
8 Paraparese tipe 564 = %etensi urin et alvi = -ipestesia setentang thorakal 90
1 ec. Spondilitis T( = T( paru
P 8
(ed %est kateter terpasang
/I@ % Sol # gtt:i
/nj. eAametason 1 amp:1# jam &-1'
/nj. %anitidin 1 amp:1# jam
/nj !etorolac 1 amp &k:p'
( >ompleA 3 A1 tab
%i)ampisin 1AB mg
#$
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
26/72
/4- 1A; mg
PiraHinamid 1A1 mg
Jtambutol 1A1 mg mitriptilin #$ mg 1A1 &malam'
ulcolaA supp / &k:p'
% 8 @isioterapi
awaban konsul paru8
iagnosa8 Suspek T( Paru = Spondilitis T( dd: Pneumonia
juran8 6ikrobiologi sputum8 ds (T 3A bakteri jamur
!ultur bakteri:ST jamur
,+ll+@?u- tanggal 1:112>1* -ukul >> %B
S 8 emah kedua tungkai
+ 8
Sens 8 >ompos 6entis
T 8 13:7mm-g %% 8 #;A:menit
-% 8 9BA:menit Temp 837;C >
Status 4eurologi 8
Peningkatan T/! 8 &0'
%angsangan meningeal 8 &0'
Neru# kran"al"#8 dbn
%e)leks @isiologis !a !i
(:T =:= =:=
P%:!P% =:= =:=%e)leks Patologis !a !i
-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
#B
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
27/72
Kekuatan )+t+r"k/
JS8$$$$$ JSS8 $$$$$
J/8 ;;;;; J/S8 33333Sensibilitas8 -ipestesi setentang Th 901
8 Paraparese tipe 564 = %etensi urin et alvi = -ipestesia setentang thorakal 901
ec. Spondilitis T( = T( paru
P 8
(ed %est kateter terpasang
/I@ % Sol # gtt:i
/nj. eAametason 1 amp:1# jam &-1' /nj. %anitidin 1 amp:1# jam
/nj !etorolac 1 amp &k:p'
( >ompleA 3 A1 tab
%i)ampisin 1AB mg
/4- 1A; mg
PiraHinamid 1A1 mg
Jtambutol 1A1 mg
mitriptilin #$ mg 1A1 &malam'
% 8 @isioterapi
#7
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
28/72
-asil >T Scan Iertebra thoracal
-asil8
ilakukan 6S>T Scan Thorakal bone window tanpa kontras intravena potongan
aksial tebal irisan ; mm dengan hasil sebagai berikut8
#"
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
29/72
Tampak destruksi sebagian !orpus vertebra Th101 sampai ke kanalis spinalis
Th1101. >uriga massa pravertebra setinggi Th11. Processus spinosus dan procesuss
trasversus masih terlihat baik. @acet dan costo vertebral joint kanan0kiri terlihat baik.
Tak tampak pembentukan osteo)it.
Ke#")-ulan8 masih mungkin suatu spondilitis yang melibatkan kanalis spinalis
setinggi Th1101
Saran8 6%/ Thoracolumbal untuk mengevaluasi medula spinalis
,+ll+@?u- tanggal 1;112>1* -ukul >> %B
S 8 emah kedua tungkai
+ 8
Sens 8 >ompos 6entis
T 8 13:7mm-g %% 8 #;A:menit
-% 8 ""A:menit 9B Temp 837;C >
Status 4eurologi 8
Peningkatan T/! 8 &0'
%angsangan meningeal 8 &0'
Neru# kran"al"#8 dbn
%e)leks @isiologis !a !i
(:T =:= =:=
P%:!P% =:= =:=%e)leks Patologis !a !i
-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
Kekuatan )+t+r"k/
JS8$$$$$ JSS8 $$$$$
#9
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
30/72
J/8 ;;;;; J/S8 33333
Sensibilitas8 -ipestesi setentang Th 901
8 Paraparese tipe 564 = %etensi urin et alvi = -ipestesia setentang thorakal 90
1 ec. Spondilitis T( = T( paru
P 8
6obilisasi kateter terpasang
/I@ % Sol # gtt:i
/nj. eAametason 1 amp:1# jam &-#'
/nj. %anitidin 1 amp:1# jam
/nj !etorolac 1 amp &k:p'
( >ompleA 3 A1 tab
%i)ampisin 1AB mg /4- 1A; mg
PiraHinamid 1A1 mg
Jtambutol 1A1 mg
mitriptilin #$ mg 1A1 &malam'
% 8 @isioterapi akti)
,+ll+@?u- tanggal 11* -ukul >> %B
S 8 emah kedua tungkai
+ 8
Sens 8 >ompos 6entis
T 8 13:7mm-g %% 8 #;A:menit
-% 8 ""A:menit 9B Temp 837;C >
Status 4eurologi 8
Peningkatan T/! 8 &0'
%angsangan meningeal 8 &0'
Neru# kran"al"#8 dbn
3
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
31/72
%e)leks @isiologis !a !i
(:T =:= =:=
P%:!P% =:= =:=%e)leks Patologis !a !i
-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
Kekuatan )+t+r"k/
JS8$$$$$ JSS8 $$$$$J/8 ;;;;; J/S8 33333
Sensibilitas8 -ipestesi setentang Th 901
8 Paraparese tipe 564 = %etensi urin et alvi = -ipestesia setentang thorakal 90
1 ec. Spondilitis T( = T( paru
P 8
6obilisasi kateter terpasang
/I@ % Sol # gtt:i
/nj. eAametason 1 amp:1# jam &-3'
/nj. %anitidin 1 amp:1# jam
/nj !etorolac 1 amp &k:p' ( >ompleA 3 A1 tab
%i)ampisin 1AB mg
/4- 1A; mg
PiraHinamid 1A1 mg
Jtambutol 1A1 mg
mitriptilin #$ mg 1A1 &malam'
% 8 @isioterapi akti)
(ladder training
,+ll+@?u- tanggal 1=112>1* -ukul >> %B
S 8 emah !edua tungkai
+ 8
31
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
32/72
Sens 8 >ompos 6entis
T 8 1#:7mm-g %% 8 #;A:menit
-% 8 1A:menit Temp 83B$C >
Status 4eurologi 8
Peningkatan T/! 8 &0'
%angsangan meningeal 8 &0'
Neru# kran"al"#8 dbn
%e)leks @isiologis !a !i(:T =:= =:=
P%:!P% =:= =:=
%e)leks Patologis !a !i-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
Kekuatan )+t+r"k/
JS8$$$$$ JSS8 $$$$$
J/8 ;;;;; J/S8 ;;;;;
Sensibilitas8 -ipestesi setentang Th 901
8 Paraparese tipe 564 = %etensi urin et alvi = -ipestesia setentang thorakal 90
1 ec. Spondilitis T( = T( paru
P 8
6obilisasi kateter terpasang
/I@ % Sol # gtt:i
/nj. eAametason 1 amp:#; jam &-1'
/nj. %anitidin 1 amp:1# jam
/nj !etorolac 1 amp &k:p'
( >ompleA 3 A1 tab
%i)ampisin 1AB mg
/4- 1A; mg
PiraHinamid 1A1 mg
Jtambutol 1A1 mg
3#
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
33/72
mitriptilin #$ mg 1A1 &malam'
% 8 @isioterapi akti)
(ladder training
!onsul bedah ortopedi
,+ll+@?u- tanggal 2>112>1* -ukul >> %B
S 8 emah !edua tungkai
+ 8
Sens 8 >ompos 6entis
T 8 11:"mm-g %% 8 #;A:menit
-% 8 1A:menit Temp 837$C >
Status 4eurologi 8
Peningkatan T/! 8 &0'
%angsangan meningeal 8 &0'
4ervus kranialis 8 dbn
%e)leks @isiologis !a !i
(:T =:= =:=
P%:!P% =:= =:=
%e)leks Patologis !a !i
-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
!ekuatan motorik8
JS8$$$$$ JSS8 $$$$$
33
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
34/72
J/8 ;;;;; J/S8 ;;;;;
Sensibilitas8 -ipestesi setentang Th 901 8 Paraparese tipe 564 = %etensi urin et alvi = -ipestesia setentang thorakal 90
1 ec. Spondilitis T( = T( paru
P 8
6obilisasi kateter terpasang
/I@ % Sol # gtt:i
/nj. eAametason 1 amp:#; jam &-#'
/nj. %anitidin 1 amp:1# jam
/nj !etorolac 1 amp &k:p'
( >ompleA 3 A1 tab %i)ampisin 1AB mg
/4- 1A; mg
PiraHinamid 1A1 mg
Jtambutol 1A1 mg
mitriptilin #$ mg 1A1 &malam'
% 8 @isioterapi akti)
(ladder training
,+ll+@?u- tanggal 21112>1* -ukul >> %B
S 8 emah !edua tungkai
+ 8
Sens 8 >ompos 6entis
T 8 1#:"mm-g %% 8 #A:menit
-% 8 7#A:menit Temp 83B9C >
Status 4eurologi 8
Peningkatan T/! 8 &0'
%angsangan meningeal 8 &0'
3;
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
35/72
Neru# kran"al"#8 dbn
%e)leks @isiologis !a !i(:T =:= =:=
P%:!P% =:= =:=%e)leks Patologis !a !i
-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
Kekuatan )+t+r"k/
JS8$$$$$ JSS8 $$$$$J/8 ;;;;; J/S8 ;;;;;
Sensibilitas8 -ipestesi setentang Th 901
8 Paraparese tipe 564 = %etensi urin et alvi = -ipestesia setentang thorakal 90
1 ec. Spondilitis T( = T( paru
P 8
6obilisasi kateter terpasang
/I@ % Sol # gtt:i
/nj. eAametason 1 amp:#; jam &-3'
/nj. %anitidin 1 amp:1# jam
/nj !etorolac 1 amp &k:p' ( >ompleA 3 A1 tab
%i)ampisin 1AB mg
/4- 1A; mg
PiraHinamid 1A1 mg
Jtambutol 1A1 mg
mitriptilin #$ mg 1A1 &malam'
% 8 @isioterapi akti)
(ladder training
)) kateter jika retensi urin pasang kembali
,+ll+@?u- tanggal 22112>1* -ukul >> %B
S 8 emah !edua tungkai
+ 8
3$
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
36/72
Sens 8 >ompos 6entis
T 8 1#:7mm-g %% 8 #;A:menit
-% 8 1A:menit Temp 83B$C >
Status 4eurologi 8
Peningkatan T/! 8 &0'
%angsangan meningeal 8 &0'
Neru# kran"al"#8 dbn
%e)leks @isiologis !a !i(:T =:= =:=
P%:!P% =:= =:=
%e)leks Patologis !a !i-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
Kekuatan )+t+r"k/
JS8$$$$$ JSS8 $$$$$
J/8 ;;;;; J/S8 ;;;;;
Sensibilitas8 -ipestesi setentang Th 901
8 Paraparese tipe 564 = %etensi urin et alvi = -ipestesia setentang thorakal 90
1 ec. Spondilitis T( = T( paru
P 8
6obilisasi
( >ompleA 3 A1 tab
%i)ampisin 1AB mg
/4- 1A; mg
PiraHinamid 1A1 mg
Jtambutol 1A1 mg
mitriptilin #$ mg 1A1 &malam'
% 8 >ipro)loAacin $ mg #A1
P(
3B
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
37/72
BAB 3
TN'AUAN PUSTAKA
3.1 DE,NS
Spondilitis tuberkulosa &T(' adalah in)eksi granulomatosis dan bersi)at kronis
destrukti) yang di sebabkan olehMycobacterium tuberculosa yang mengenai tulang
vertebra. ikenal juga dengan istilah Vertebral Osteomyelitis.3
3.2 NSDENS
/nsidensi spondilitis tuberkulosa bervariasi di seluruh dunia dan biasanya
berhubungan dengan kualitas )asilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang tersedia
serta kondisi sosial dinegara tersebut. Saat ini spondilitis tuberkulosa merupakan
sumber morbiditas dan mortalitas utama pada negara yang belum dan sedang
berkembang terutama di asia malnutrisi dan kepadatan penduduk masih menjadi
merupakan masalah utama. Pada negara0negara yang sudah berkembang atau maju
insidensi ini mengalami penurunan secara dramatis dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir. O;$
Spondilitis tuberkulosa merupakan $* dari seluruh tuberkulosis tulang dan
sendi. Pada negara yang sedang berkembang sekitar B* kasus terjadi pada usia
dibawah usia # tahun sedangkan pada negara maju lebih sering mengenai pada usia
yang lebih tua. 6eskipun perbandingan antara pria dan wanita hamper sama namun
biasanya pria lebih sering terkena dibanding wanita yaitu 1$8#1. 5mumnya penyakit
ini menyerang orang0orang yang berada dalam keadaan sosial ekonomi rendah.O;
Tuberkulosis merupakan masalah besar bagi negara0negara berkembang
karena insidensnya cukup tinggi dengan morbiditas yang serius. /ndonesia adalah
kontributor pasien tuberkulosis nomor $ di dunia. iperkirakan terdapat $"3.
37
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
38/72
kasus baru tuberkulosis pertahun sebagian besar berada dalam usia produkti) &1$0 $;
tahun' dengan tingkat sosioekonomi dan pendidikan yang rendah. ari seluruh kasus
tersebut tulang belakang merupakan tempat yang paling seringterkena tuberkulosa
tulang &kurang lebih $* kasus' diikuti kemudian oleh tulang panggul lutut dan
tulang0tulang lain di kaki sedangkan tulang di lengan dan tangan jarang terkena. rea
torako0lumbal terutama torakal bagian bawah &umumnya T 1' dan lumbal bagian
atas merupakan tempat yang paling sering terlibat karena pada area ini pergerakan
dan tekanan dari weight bearing mencapai maksimum lalu dikuti dengan area
servikal dan sakral. O$B
3.3 ETOLO
Spondilitis tuberkulosa disebabkan oleh karena bakteri berbentuk basil
&basilus'. (akteri yang paling sering menjadi penyebabnya adalah Mycobacterium
tuberculosis7
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri berbentuk batang yang
bersi)at acid )ast non0motile atau disebut pula sebagai basil tahan asam &(T'.
ipergunakan teknik Qiehl0 4ielson untuk memvisualisasikannya. (akteri tumbuh
secara lambat dalam media egg0enriched dengan periode B0" minggu. Produksi niasin
merupakan karakteristik Mycobacterium tuberculosis dan dapat membantu untuk
membedakannya dengan spesies lain. okalisasi spondilitis tuberkulosa terutama
pada daerah vertebra torakal bawah dan lumbal atas sehingga diduga adanya in)eksi
sekunder dari suatu tuberkulosa traktus urinarius yg penyebarannya melalui pleksus
(atson pada vena paravertebralis. 7
3.* PATOENESE
/n)eksi Mycobacterium tuberculosis pada tulang selalu merupakan in)eksi
sekunder. (erkembangnya kuman dalam tubuh tergantung pada keganasan kuman
3"
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
39/72
dan ketahanan tubuhpenderita. %eaksi tubuh setelah terserang kuman tuberkulosis
dibagi menjadi lima stadium yaitu8
1. Stadium / &/mplantasi' Stadium ini terjadi awal bila keganasan kuman
lebih kuat dari daya tahan tubuh. Pada umumnya terjadi pada daerah
torakal atau torakolumbal soliter atau beberapalevel.
2. Stadium // &estruksi awal' Terjadi 3 M B minggu setelah implantasi.
6engenai diskusintervertebralis.
3. Stadium /// &estruksi lanjut dan !olaps' Terjadi setelah "01# minggu dari
stadium //. (ilastadium ini tidak diterapi maka akan terjadi destruksi yang
hebat dan kolaps denganpembentukan bahan0bahan pengejuan dan pus
&cold abscess'.
*. Stadium /I &2angguan 4eurologis' Terjadinya komplikasi neurologis
dapat berupa gangguan motoris sensoris dan otonom.
0. Stadium I &e)ormitas dan kibat' (iasanya terjadi 30$ tahun setelah
stadium /. !iposis atau gibus tetap ada bahkan setelah terapi
3.0 KLAS,KAS
Sorrel0dejerine mengklasi)ikasikan PottRs paraplegia menjadi8
1. Jarly onset paresis
39
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
40/72
Terjadi kurang dari dua tahun sejak onset penyakit
#. ate onset paresis
Terjadi setelah lebih dari dua tahun sejak onset penyakit
Sementara itu Seddon dan (utler memodi)ikasi klasi)ikasi sorrel menjadi tiga
tipe8
1. Type / ¶plegia o) active disease'
(erjalan akut onset dini terjadi dalam dua tahun pertama sejak onset
penyakit dan dihubungkan dengan penyakit yang akti). apat membaik
&tidak permanen'.
#. Type //
+nsetnya juga dini dihubungkan dengan penyakit yang akti) bersi)at
permanen bahkan walaupun in)eksi tuberkulosa menjadi tenang.
Penyebab timbulnya paraplegia pada tipe / dan // dapat disebabkan oleh
karena 8
a. Tekanan eksternal pada korda spinalis dan duramater dapat disebabkan
oleh karena adanya granuloma di kanalis spinalis adanya abses material
perkijuan sekuestra tulang dan diskus atau karena subluksasi atau
dislokasi patologis vertebra. Secara klinis pasien akan menampakkan
kelemahan alat gerak bawah dengan spastisitas yang bervariasi tetapi
tidak tampak adanya spasme otot involunter dan re)lek withdrawal
b. /nvasi duramater oleh tuberkulosa tampak gambaran meningomielitis
tuberkulosa atau araknoiditis tuberkulosa. Secara klinis pasien tampak
mempunyai spastisitas yang berat dengan spasme otot involunter dan
re)lek withdrawal. Prognosis tipe ini buruk dan bervariasi sesuai dengan
luasnya kerusakan korda spinalis. Secara umum dapat terjadi
inkontinensia urin dan )eses gangguan sensoris dan paraplegia.
3. Type ///:yang berjalan kronis
;
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
41/72
+nset paraplegi terjadi pada )ase lanjut. Tidak dapat ditentukan apakah
dapat membaik. (isa terjadi karena tekanan korda spinalis oleh granuloma
epidural )ibrosis meningen dan adanya jaringan granulasi serta adanya
tekanan pada korda spinalis peningkatan de)ormitas ki)otik ke anterior
reaktivasi penyakit atau insu)isiensi vaskuler &trombosis pembuluh darah
yang mensuplai korda spinalis'.
(erdasarkan lokasi in)eksi awal pada korpus vertebra dikenal tiga bentuk
spondilitis8
1. Peridiskal : paradiskal
/n)eksi pada daerah yang bersebelahan dengan diskus &di area meta)ise di
bawah ligamentum longitudinal anterior:area subkondral'. (anyak ditemukan
pada orang dewasa. apat menimbulkan kompresi iskemia dan nekrosis
diskus. Terbanyak ditemukan di regio lumbal.
#. Sentral in)eksi
Terjadi pada bagian sentral korpus vertebra terisolasi sehingga disalahartikan
sebagai tumor. Sering terjadi pada anak0anak. !eadaan ini sering
menimbulkan kolaps vertebra lebih dini dibandingkan dengan tipe lain
sehingga menghasilkan de)ormitas spinal yang lebih hebat. apat terjadi
kompresi yang bersi)at spontan atau akibat trauma. Terbanyak di temukan di
regio torakal.
3. nterior in)eksi
Terjadi karena perjalanan perkontinuitatum dari vertebra di atas dan di
bawahnya. 2ambaran radiologisnya mencakup adanya scalloped karena erosi
di bagian anterior dari sejumlah vertebra &berbentuk baji'. Pola ini diduga
disebabkan karena adanya pulsasi aortik yang ditransmisikan melalui abses
;1
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
42/72
prevertebral di bawah ligamentum longitudinal anterior atau karena adanya
perubahan lokal dari suplai darah vertebral.
;. (entuk atipikal
ikatakan atipikal karena terlalu tersebar luas dan )okus primernya tidak
dapat diidenti)ikasikan. Termasuk di dalamnya adalah tuberkulosa spinal
dengan keterlibatan lengkung syara) saja dan granuloma yang terjadi di
canalis spinalis tanpa keterlibatan tulang &tuberkuloma' lesi di pedikel
lamina prosesus transversus dan spinosus
3.: AMBARAN HSTOPATOLO
Inflamasi Kronis
/n)lamasi kronis dide)inisikan sebagai suatu in)lamasi yang berkepanjangan
dimana proses in)lamasi akti) destruksi jaringan dan penyembuhan berlansung
simultan. 2ambaran histologik in)lamasi kronik berupa8
1. /n)iltrasi sel0sel mononuklear makro)ag lim)osit sel plasma
#. estruksi jaringan
3. Penggantian jaringan rusak oleh jaringan ikat melalui angiogenesis dan
)ibrosis.
Infiltrasi Mononuklear 3;7
6erupakan gambaran utama in)lamasi kronik. (erasal dari sel0sel monosit di
aliran darah peri)er yang bermigrasi melalui endotel akibat pengaruh agen0agen
kemotaktik8 >$a )ibropeptides cytokines &6>P01' P2@.
ktivasi makro)ag akan menimbulkan8
1. Protease
#. >hemotactic @actors
3. 6etabolit asam arakidonat
;#
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
43/72
;. +ksigen reakti)
$. @aktor M )aktor pembekuan
B. 2rowth )actors
7. >ytokines &/01 Minter)eron '
Proses aktivasi makro)ag pada in)lamasi dipengaruhi oleh lymphokines &0
inter)eron' yang dihasilkan oleh sel0sel T akti) imun. Produk0produk makro)ag
tersebut akan menghasilkan perubahan karakteristik pada in)lamasi kronis yaitu8
1. estruksi jaringan &protease dan radikal oksigen bebas'
#. 4eovaskularisasi dan proli)erasi )ibroblas.
3. kumulasi jaringan ikat &cytokines dan growth )actors'
;. %emodeling &kolagenase'
Inflamasi Granulomatus5
Salah satu karakter lain in)lamasi kronis adalah adanya granuloma yaitu
kumpulan makro)ag berbentuk nodul0nodul kecil yang dikenal juga sebagai sel M sel
epiteloid. Sel0sel epiteloid terbetuk dari sel0sel berinti banyak. Pada granuloma
terdapat juga lim)osit sel plasma neutro)il U pada granuloma ditemukan juga nekrosis
sentral.
Granuloma $
Terbentuk dari sel T akti) imun terhadap antigen yang sulit tergradasi.
ymphokines &Minter)eron' yang dihasilkan oleh sel0sel T akti) imun menyebabkan
makro)ag berubah menjadi sel0sel epiteloid dan multinucleate giant cells. 2ranuloma
merupakan gambaran khas pada beberapa penyakit tertentu antara lain tuberkulosis
silikosis dan sarkoidosis.
Tuberkulosis$
;3
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
44/72
isebabkan in)eksi 6ycobactrium tuberculosis bakteri aerob tidak mem
bentuk spora tidak motil dan tahan pencucian asam pada pewarnaan. Pada in)eksi
primer mikobakteria akan berproli)erasi didalam makro)ag dan dapat dikendlaikan
pada 9$* kasus oleh respons imun selular. Sel T >;= &T helper' menghasilkan M
inter)eron yang akan mengaktivasi makro)ag untuk membunuh bakteri intraselular
dan membentuk sel0sel epiteloid. Sel T >"= &T supressor' akan membunuhsel0sel
makro)ag yang terin)eksi mikobakteria menghasilkan nekrosis perkijuan melalui
reaksi hipersensiti) tipe lambat.
Pada tuberkulosis sekunder kuman mikobakteria dengan granuloma yang
terbentuk akan menetap di parenkim paru atau menyebar secara hematogen ke
berbagai organ termasuk tulang. 2ranuloma0granuloma yang gagal mengendalikan
pertumbuhan mikobakteria merupakan penyebab utama timbulnya kerusakan jaringan
pada tuberkulosis.
3.; MAN,ESTAS KLNK
2ambaran klinis spondilitis tuberkulosa bervariasi dan tergantung pada
banyak )aktor. (iasanya onset PottRs disease berjalan secara mendadak dan berevolusi
lambat. urasi gejala0gejala sebelum dapat ditegakkannya suatu diagnosa pasti
bervariasi dari bulanhingga tahunU sebagian besar kasus didiagnosa sekurangnya dua
tahun setelah in)eksi tuberkulosa.
2ambaran spondilitis tuberkulosa antara lain 8
0 badan lemah:lesu
0 na)su makan berkurang
0 berat badan menurun
0 suhu sub)ebril terutama pada malam hari serta sakit pada punggung
pada anak0anak sering disertai dengan menangis pada malam hari.
0 pada awal dapat dijumpai nyeri intercostal yaitu nyeri yang menjalar
dari tulang belakang ke garis tengah keatas dada melalui ruang intercosta
;;
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
45/72
hal ini karenatertekannya radiks dorsalis ditingkat thoracal
0 nyeri spinal yang menetap terbatasnya pergerakan spinal.
!elainan neurologis terjadi pada sekitar $* kasus karena proses destruksi
lanjut berupa 8
0 paraplegia paraparesis ataupun nyeri radiA sara) akibat penekanan medulla
spinalis yang menyebabkan kekakuan pada gerakan berjalan dan nyeri
0 gambaran paraplegia in)erior kedua tungkai bersi)at 564 dan adanya batas
de)isit sensorik setinggi tempat gibus:lokalisasi nyeri intercostals
0 pemeriksaan )isik 8
o adanya gibus dan nyeri setempat
o spastisitas
o hiperre)lesia tendon lutut:achilles dan
o re)leA patologik pada kedua belah sisi
o batas de)isit sensorik akibat mielitis transversa dan gangguan miksi
jarang dijumpai
3.< PROSEDUR DANOSTK
namnesis dan Pemeriksaan @isik 8
1. namnesis dan inspeksi 8
namnesis dilakukan untuk mendapatkan keterangan dari pasien meliputi
keluhan utama keluhan sistem badan riwayat penyakit sekarang riwayat penyakit
dahulu dan riwayat penyakit keluarga atau lingkungan.
1.1. 2ambaran adanya penyakit sistemik8 kehilangan berat badan keringat
malam demam yang berlangsung secara intermitten terutama sore dan malam hari
serta kakeksia. Pada pasien anak0anak dapat juga terlihat berkurangnya keinginan
bermain di luar rumah. Sering tidak tampak jelas pada pasien yang cukup giHi
;$
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
46/72
sementara pada pasien dengan kondisi kurang giHi maka demam &terkadang demam
tinggi' hilangnya berat badan dan berkurangnya na)su makan akan terlihat
dengan jelas.
1.#. danya riwayat batuk lama &lebih dari 3 minggu' berdahak atau berdarah
disertai nyeri dada. Pada beberapa kasus di a)rika terjadi pembesaran dari nodus
lim)atikus tuberkel di subkutan dan pembesaran hati dan limpa.
1.3. 4yeri terlokalisir pada satu regio tulang belakang atau berupa nyeri yang
menjalar. /n)eksi yang mengenai tulang servikal akan tampak sebagai nyeri di daerah
telinga atau nyeri yang menjalar ke tangan. esi di torakal atas akan menampakkan
nyeri yang terasa di dada dan intercostal. Pada lesi di bagian torakal bawah maka
nyeri dapat berupa nyeri menjalar ke bagian perut. %asa nyeri ini hanya menghilang
dengan beristirahat. 5ntuk mengurangi nyeri pasien akan menahan punggungnya
menjadi kaku.
1.;. Pola jalan mere)leksikan rigiditas protekti) dari tulang belakang. angkah
kaki pendek karena mencoba menghindari nyeri di punggung.
1.$. (ila in)eksi melibatkan area servikal maka pasien tidak dapat menolehkan
kepalanya mempertahankan kepala dalam posisi ekstensi dan duduk dalam posisi
dagu disangga oleh satu tangannya sementara tangan lainnya di oksipital. %igiditas
pada leher dapat bersi)at asimetris sehingga menyebabkan timbulnya gejala klinis
torticollis. Pasien juga mungkin mengeluhkan rasa nyeri di leher atau bahunya.
ika terdapat abses maka tampak pembengkakan di kedua sisi leher. bses yang
besar terutama pada anak akan mendorong trakhea ke Sternal notch. Sehingga akan
menyebabkan kesulitan menelan dan adanya stridor respiratoar sementara kompresi
medulla spinalis pada orang dewasa akan menyebabkan tetraparesis &-su dan eong
19";'. islokasi atlantoaksial karena tuberkulosa jarang terjadi dan merupakan salah
satu penyebab kompresi >ervicomedullary. i 4egara yang sedang berkembang. -al
ini perlu diperhatikan karena gambaran klinisnya serupa dengan tuberkulosa di regio
servikal.
;B
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
47/72
1.B. /n)eksi di regio torakal akan menyebabkan punggung tampak menjadi
kaku. (ila berbalik ia menggerakkan kakinya bukan mengayunkan dari sendi
panggulnya. Saat mengambil sesuatu dari lantai ia menekuk lututnya sementara tetap
mempertahankan punggungnya tetapkaku &coin test' jika terdapat abses maka abses
dapat berjalan di bagian kiri atau kanan mengelilingi rongga dada dan tampak sebagai
pembengkakan lunak dinding dada. ika menekan abses ini berjalan ke bagian
belakang maka dapat menekan korda spinalis dan menyebabkan paralisis.
1.7. i regio lumbar8 abses akan tampak sebagai suatu pembengkakan lunak
yang terjadi di atas atau di bawah lipat paha. arang sekali pus dapat keluar melalui
)istel dalam pelvis danmencapai permukaan di belakang sendi panggul. Pasien
tampak berjalan dengan lutut dan panggul dalam posisi )leksi dan menyokong tulang
belakangnya dengan meletakkan tangannya diatas paha. danya kontraktur otot psoas
akan menimbulkan de)ormitas )leksi sendi panggul.
1.". Tampak adanya de)ormitas dapat berupa 8 ki)osis &gibbus:angulasi tulang
belakang'
1.9. danya gejala dan tanda dari kompresi medula spinalis &de)icit
neurologis'. Terjadi pada kurang lebih 10;7* kasus. /nsidensi paraplegia pada
spondilitis lebih banyak di temukan pada in)eksi di area torakal dan servikal. ika
timbul paraplegia akan tampak spastisitas dari alat gerak bawah dengan re)leks
tendon dalam yang hiperakti) pola jalan yang spastik dengan kelemahan motorik
yang bervariasi. apat pula terjadi gangguan )ungsi kandung kemih dan anorektal.
1.1. Pembengkakan di sendi yang berjalan lambat tanpa disertai panas dan
nyeri akut seperti pada in)eksi septik. +nset yang lambat dari pembengkakan tulang
ataupun sendi mendukung bahwa hal tersebut disebabkan karena tuberkulosa.
#. Palpasi 8
#.1 (ila terdapat abses maka akan teraba massa yang ber)luktuasi dan kulit
diatasnya terasa sedikit hangat &disebut >old abcess yang membedakan dengan abses
piogenik yang teraba panas'. apat dipalpasi di daerah lipat paha )ossa iliaka
;7
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
48/72
retropharynA atau di sisi leher &di belakang otot sternokleidomastoideus' tergantung
dari level lesi. apat juga teraba disekitar dinding dada. Perlu diingat bahwa tidak ada
hubungan antara ukuran lesi destrukti) dan kuantitas pus dalam >old abscess
#.# Spasme otot protekti) disertai keterbatasan pergerakan di segmen yang
terkena.
3. Perkusi 8
Pada perkusi secara halus atau pemberian tekanan diatas prosesus
spinosusvertebrae yang terkena sering tampak Tenderness
.
;. uskultasi
Pada pemeriksaan auskultasi keadaan paru tidak ditemukan kelainan.
Pemeriksaan penunjang 8
1. aboratorium 8
1.1 aju endap darah meningkat &tidak spesi)ik' dari # sampai lebih dari 1
mm:jam.
1.# Tuberculin skin test :6antouA test :Tuberculine purified protein derivative
&ppd' positi). -asil yang positi) dapat timbul pada kondisi pemaparan dahulu maupun
yang baru terjadi oleh 6ycobacterium.Tuberculin skin test ini dikatakan positi) jika
tampak area berindurasi kemerahan dengan diameter 1mm di sekitar tempat
suntikan ;"07# am setelah suntikan. -asil yang negati) tampak pada < #* kasus
&tandon and pathak 1973U kocen 1977' dengan tuberkulosis berat &tuberkulosis
milier' dan pada pasien yang immunitas selulernya tertekan &seperti baru saja
terin)eksi malnutrisi atau disertaipenyakitlain'
1.3 5ji kultur biakan bakteri dan (T ditemukan 6ycobacterium.
1.; (iopsi jaringan granulasi atau kelenjar lim)e regional.
1.$ Pemeriksaan hispatologis ditemukan tuberkel.
;"
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
49/72
1.B !ultur urin pagi &membantu bila terlihat adanya keterlibatan ginjal'
sputum dan bilas lambung &hasil positi) bila terdapat keterlibatan paruparu yang akti)'
1.7 pus darah tepi menunjukkan leukositosis dengan lim)ositosis yang
bersi)atrelati).
1." Tes darah untuk titer anti0staphylococcal dan anti0streptolysin
haemolysins typhoid paratyphoid dan brucellosis &pada kasus0kasus yang sulit dan
pada pusat kesehatan dengan peralatan yang cukup canggih' untuk menyingkirkan
diagnosa banding.
1.9 Pungsi lumbal didapati tekanan cairan serebrospinalis rendah. >airan
serebrospinal dapat abnormal &pada kasus dengan meningitis tuberkulosa'.
4ormalnya cairan serebrospinal tidak mengeksklusikan kemungkinan in)eksi
pemeriksaan cairan serebrospinal secara serial akan memberikan hasil yang lebih
baik. >airan serebrospinal akan tampak8
Lantokrom. (ila dibiarkan pada suhu ruangan akan menggumpal.
Pleositosis &dengan dominasi lim)osit dan mononuklear'. Pada tahap akut
responnya bisa berupa neutro)ilik seperti pada meningitis piogenik.
!andungan protein meningkat.
!andungan gula normal pada tahap awal tetapi jika gambaran klinis sangat kuat
mendukung diagnosis ulangi pemeriksaan
Pada keadaan arachnoiditis tuberkulosa &radiculomyelitis' punksi lumbal akan
menunjukkan 2enuine dry tap. Pada pasien ini adanya peningkatan bertahap
kandungan protein menggambarkan suatu blok spinal yang mengancam dan sering
diikuti dengan kejadian paralisis. Pemberian steroid akan mencegah timbulnya hal ini
&,adia 1973'. !andungan protein cairan serebrospinal dalam kondisi spinal terblok
spinal dapat mencapai 10; g:1 ml.
!ultur cairan serebrospinal. danya basil tuberkel merupakan tes kon)irmasi yang
absolut tetapi hal ini tergantung dari pengalaman pemeriksa dan tahap in)eksi.
1.1 Peningkatan >%P &>0%eakti) Protein'.
1.11 Pemeriksaan serologi dengan deteksi antibodi spesi)ik dalam sirkulasi.
;9
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
50/72
1.1# Pemeriksaan J/S &JnHyme0inked /mmunoadsorbent ssay' tetapi
menghasilkan negati) palsu pada penderitadengan alergi.
1.13 /denti)ikasi P>% &Polymerase >hain %eaction' meliputi denaturasi 4
kuman tuberkulosis melekatkan nukleotida tertentu pada )ragmen 4 dan
ampli)ikasi menggunakan 4 polimerase sampai terbentuk rantai 4 utuh yang
diidenti)ikasi dengan gel.
#. %adiologis 8O$71#
2ambarannya bervariasi tergantung tipe patologi dan kronisitas in)eksi.
@oto rontgen dada dilakukan pada seluruh pasien untuk mencari bukti
adanya tuberkulosa di paru :3 kasus mempunyai )oto rontgen yang abnormal'.
@oto polos seluruh tulang belakang juga diperlukan untuk mencari bukti
adanya tuberkulosa di tulang belakang. Tanda radiologis baru dapat terlihat setelah 30
" minggu onset penyakit.
ika mungkin lakukan rontgen dari arah antero0posterior dan lateral.
a)$ar 1. Spondilitis T(. %adiogra)i lateral menunjukkan hilangnya ruang diskus
&panah lurus' dengan destruksi pelat ujung yang berdekatan &panah melengkung' dan
pendesakan di anterior.
$
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
51/72
a)$ar 2. Penyebaran subligamentum dari tuberculosis spinal. 2ambaran radiogra)i
lateral enunjukkan erosi pada tepi anterior corpus vertebra &panah' disebabkan oleh
abses jaringan lunak sekitar.
Tahap awal tampak lesi osteolitik di bagian anterior superior atau sudut
in)erior corpus vertebrae osteoporosis regional yang kemudian berlanjut sehingga
tampak penyempitan diskus intervertebralis yang berdekatan serta erosi corpus
vertebrae anterior yang berbentuk Scalloping karena penyebaran in)eksi dari area
subligamentous
/n)eksi tuberkulosa jarang melibatkan pedikel lamina prosesus
transversus atau prosesus spinosus.
!eterlibatan bagian lateral corpus vertebra akan menyebabkan timbulnya
de)ormita scoliosis &jarang'
Pada pasien dengan de)ormitas gibbus karena in)eksi sekunder tuberkulosa
yang sudahlama akan tampak tulang vertebra yang mempunyai rasio tinggi lebih
besar daril ebarnya &vertebra yang normal mempunyai rasio lebar lebih besar terhadap
tingginya'. (entuk ini dikenal dengan nama ong vertebra atau Tall vertebra terjadi
karena adanya stress biomekanik yang lama di bagian kaudal gibbus sehingga
vertebra menjadi lebih tinggi. !ondisi ini banyak terlihat pada kasus tuberkulosa
dengan pusat pertumbuhan korpus vertebra yang belum menutup saat terkena
$1
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
52/72
penyakit tuberkulosa yang melibatkan vertebra torakal. apat terlihat keterlibatan
jaringan lunak seperti abses paravertebral dan psoas. Tampak bentuk )usi)orm atau
pembengkakan berbentuk globular dengan kalsi)ikasi. bses psoas akan tampak
sebagai bayangan jaringan lunak yang mengalami peningkatan densitas dengan atau
tanpa kalsi)ikasi pada saat penyembuhan. eteksi &evaluasi' adanya abses epidural
sangatlah penting oleh karena merupakan salah satuindikasi tindakan operasi
&tergantung ukuran abses'.
>omputed tomography 0 scan &ct'terutama berman)aat untuk
memvisualisasi regio torakal dan keterlibatan iga yangsulit dilihat pada )oto polos.
!eterlibatan lengkung syara) posterior seperti pedikel tampak lebih baik dengan ct
scan. >T scan memberi gambaran tulang secara lebih detail dari lesi irreguler
skelerosis kolaps diskus dan gangguan sirkum)erensi tulang.
a)$ar 3. Spondilitis T(. >T Scan aAial menunjukkan destruksi litik corpus
vertebra &panah hitam' dengan keterlibatan abses jaringan lunak &panah putih'
$#
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
53/72
a)$ar *. bses psoas terkalsi)ikasi. >T Scan aksial menunjukkan abses bilateral
tuberculosis psoas dengan kalsi)ikasi peri)er &panah'
6agnetic resonance imaging &6%/'mempunyai man)aat besar untuk
membedakan komplikasi yang bersi)at kompresi) dengan yang bersi)at non kompresi)
pada tuberkulosa tulang belakang. 6%/ mengevaluasi in)eksi diskus intervertebralis
dan osteomielitis tulang belakang serta menunjukkan adanya penekanan sara)
&auerman #B'. (erman)aat untuk 8
o 6embantu memutuskan pilihan manajemen apakah akan bersi)at konservati)
atau operati).
o 6embantu menilai respon terapi. !erugiannya adalah dapat terlewatinya
)ragmen tulang kecil dan kalsi)ikasi di abses.
a)$ar 0. Spondilitis T(. 6%/ Potongan sagital T# menunjukkan area dengan
peningkatan intensitas disebabkan edema corpus invertebral disertai penyempitan
diskus &panah putih' dan penyebaran ke kanalis spinalis &panah hitam'
4eddle biopsi: operasi eksplorasi &>ostotransversectomi ' ari lesi spinal
mungkin diperlukan pada kasus yang sulit tetapi membutuhkan pengalaman dan
pembacaan histologi yang baik &untuk menegakkan diagnosa yang absolut' &berhasil
pada $* kasus'.
$3
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
54/72
spirasi pusparavertebral yang diperiksa secara mikroskopis untuk
mencari basil tuberkulos adan granuloma lalu kemudian dapat diinokulasi di dalam
marmot.
3.= DANOSA BANDN
Spondilitis tuberkulosa harus dibedakan dari penyebab destruksi vertebra dan
ki)osis angular lainnya yaitu in)eksi piogenik non0spesi)ik dan keganasan Pada
in)eksi piogenik akut mani)estasi klinik umumnya lebih berat dibandingkan dengan
spondilitis tuberkulosa. Pada in)eksi diskus biasanya kolaps sedangkan pada
keganasan biasanya masih baik.
iagnosis banding pada spondilitis tuberkulosa yaitu8
@raktur kompresi traumatik akibat tumor medulla spinalis.
+steitis piogen dengan demam yang lebih cepat timbul.
Poliomielitis dengan paresis atau paralisis tungkai dan skoliosis bukan ki)osis.
Skoliosis idiopatik tanpa gibbus dan tanda paralisis.
!i)osis senilis berupa ki)osis tidak lokal dan osteoporosis seluruh kerangka.
Penyakit paru dengan bekas empiema tulang belakang bebas penyakit.
/n)eksi piogenik &contoh 8 karena staphylococcal:suppurative spondylitis'.
danya sklerosis atau pembentukan tulangbaru pada )oto rontgen
menunjukkan adanya in)eksi piogenik. Selain itu keterlibatan dua atau lebih
corpus vertebra yang berdekatan lebih menunjukkan adanya in)eksi
tuberkulosa daripada in)eksi bakterial lain. &>urrier #;'
3.1> PENATALAKSANAAN
$;
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
55/72
Penatalaksanaan spondilitis tuberkulosis ditujukan untuk eradikasi in)eksi
memberikan stabilitas pada tulang belakang dan menghentikan atau memperbaiki
ki)osis. !riteria kesembuhan sebagian besar ditekankan pada tercapainya )avourable
status yang dide)inisikan sebagai pasien dapat berakti)itas penuh tanpa membutuhkan
kemoterapi atau tindakan bedah lanjutan tidak adanya keterlibatan sistem sara) pusat
)okus in)eksi yang tenang secara klinis maupun secara radiologis. Pada prinsipnya
pengobatan tuberkulosis tulang belakang harus dilakukan sesegera mungkin untuk
menghentikan progresivitas penyakit serta mencegah paraplegia. Prinsip pengobatan
paraplegia Pott sebagai berikut 8
1. Pemberian obat antituberkulosis
#. ekompresi medulla spinalis
3. 6enghilangkan: menyingkirkan produk in)eksi
;. Stabilisasi vertebra dengan gra)t tulang &bone gra)t'
Pengobatan terdiri atas 8
1. Terapi konservati) berupa8
a. Tirah baring &bed rest'
b. 6emberi korset yang mencegah gerakan vertebra :membatasi gerak
vertebra
c. 6emperbaiki keadaan umum penderita
d. Pengobatan antituberkulos astandar pengobatan di indonesia
berdasarkan program p#tb paru adalah 8
!ategori 1
5ntuk penderita baru bta &=' dan bta&0':rontgen &=' diberikan dalam # tahap U
tahap 1 8
- ri)ampisin ;$ mg etambutol 7$ mg inh 3 mg dan piraHinamid 1.$
mg.
- +bat ini diberikan setiap hari selama # bulan pertama &B kali'.
$$
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
56/72
tahap #8
- ri)ampisin ;$ mg inh B mg diberikan 3 kali seminggu &intermitten'selama
; bulan &$; kali'.
!ategori #
5ntuk penderita bta&=' yang sudah pernah minum obat selama sebulan
termasuk penderita dengan bta &=' yang kambuh:gagal yang diberikan dalam # tahap
yaitu 8
tahap 1
- iberikan streptomisin 7$ mg inh 3 mg ri)ampisin ;$ mgpiraHinamid
1$ mg dan etambutol 7$ mg.
- +bat ini diberikan setiap hari streptomisin injeksi hanya # bulan pertama &B
kali' dan obat lainnya selama 3 bulan &9 kali'.
tahap #
- iberikan inh B mg ri)ampisin ;$ mg dan etambutol 1#$ mg.
- +bat diberikan 3 kali seminggu &intermitten' selama $ bulan &BB kali'.
kriteria penghentian pengobatan yaitu apabila keadaan umum penderitabertambah baik laju endap darah menurun dan menetap gejala0gejala klinis berupa
nyeri dan spasme berkurang serta gambaran radiologic ditemukanadanya union pada
vertebra. i bawah adalah penjelasan singkat dari obat anti tuberkulosa yang
primer8
- /soniaHid &inh'
(ersi)at bakterisidal baik di intra ataupun ekstraseluler
Tersedia dalam sediaan oral intramuskuler dan intravena.
(ekerja untuk basil tuberkulosa yang berkembang cepat.
(erpenetrasi baik pada seluruh cairan tubuh termasuk cairan serebrospinal.
$B
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
57/72
J)ek samping 8 hepatitis pada 1* kasus yang mengenai lebih banyak
pasien berusia lanjut usia Peripheral neuropathy karena de)isiensi piridoksin
secararelati) &bersi)at reversibel dengan pemberian suplemen piridoksin'.
%elati) aman untuk kehamilan
osis inh adalah $ mg:kg:hari M 3 mg:hari
- %i)ampin &rmp'
(ersi)at bakterisidal e)ekti) pada )ase multiplikasicepat ataupun lambat
dari basil baik di intra ataupun ekstraseluler.
!euntungan 8 melawan basil dengan aktivitas metabolic yang paling
rendah &seperti pada nekrosis perkijuan'.
ebih baik diabsorbsi dalam kondisi lambung kosong dan tersedia dalam
bentuk sediaan oral dan intravena.
idistribusikan dengan baik di seluruh cairan tubuh termasuk cairan
serebrospinal. J)ek samping yang paling sering terjadi8 perdarahan pada
traktus 2astrointestinal >holestatic jaundice Trombositopenia dan ose
dependent peripheral neuritis. -epatotoksisitas meningkat bila dikombinasidengan /4-.
%elati) aman untuk kehamilan
osisnya8 1 mg:kg:hari 0 B mg:hari.
- PyraHinamide &pHa'
(ekerja secara akti) melawan basil tuberkulosa dalam lingkungan yang
bersi)at asam dan paling e)ekti) di intraseluler &dalam makro)ag' atau dalam
lesi perkijuan. (erpenetrasi baik ke dalam cairan serebrospinalis.
J)ek samping8 1. -epatotoksisitas dapat timbul akibat dosis tinggi obat ini
yang dipergunakan dalam jangka yang panjang tetapi bukan suatu masalah
bila diberikan dalam jangka pendek. #. sam urat akan meningkat akan tetapi
$7
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
58/72
kondisi gout jarang tampak. rthralgia dapat timbul tetapi tidak berhubungan
dengan kadar asam urat.
osis 8 1$0362:kg:hari
- Jthambutol &emb'
(ersi)at bakteriostatik intraseluler dan ekstraseluler
Tidak berpenetrasi ke dalam meningen yang normal
J)ek samping 8 toksisitas okular &optic neuritis' dengan timbulnya kondisi buta
warna berkurangnya ketajaman penglihatan dan adanya central scotoma
%elati) aman untuk kehamilan
ipakai secara berhati0hati untuk pasien dengan insu)isiensi ginjal
osis 8 1$0#$ mg:kg:hari
- Streptomycin &stm'
(ersi)at bakterisidal
J)ekti) dalam lingkungan ekstraseluler yang bersi)at basa sehingga
dipergunakan untuk melengkapi pemberian pHa.
Tidak berpenetrasi ke dalam meningen yang normal
J)ek samping 8 ototoksisitas &kerusakan syara) viii' nausea dan vertigo
&terutama sering mengenai pasien lanjut usia'
ipakai secara berhati0hati untuk pasien dengan insu)isiensi ginjal
osis 8 1$ mg:kg:hari 0 1 g:kg:hari#.
#. Terapi operati) bedah kostotransversektomi
yang dilakukan berupa debrideman dan penggantian korpus vertebra yang
rusak dengan tulang spongiosa:kortiko 0 spongiosa. PottRs paraplegia sendiri selalu
$"
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
59/72
merupakan indikasi perlunya suatu tindakan operasi &-odgson' akan tetapi 2ri))iths
dan Seddon mengklasi)ikasikan indikasi operasi menjadi8
a. indikasi absolut
o Paraplegia dengan onset selama terapi konservati)U operasi tidak dilakukan
bila timbul tanda dari keterlibatan traktur piramidalis tetapi ditunda hingga
terjadi kelemahan motorik.
o Paraplegia yang menjadi memburuk atau tetapi statis walaupun diberikan
terapi konservati)
o -ilangnya kekuatan motorik secara lengkap selama 1 bulan walaupun telah
diberi terapi konservati)
o Paraplegia disertai dengan spastisitas yang tidak terkontrol sehingga tirah
baring dan immobilisasi menjadi sesuatu yang tidak memungkinkan atau
terdapat resiko adanya nekrosis karena tekanan pada kulit.
o Paraplegia berat dengan onset yang cepat mengindikasikan tekanan yang
besar yang tidak biasa terjadi dari abses atau kecelakaan mekanisU dapat juga
disebabkan karena thrombosis vaskuler yang tidak dapat terdiagnosa
o Paraplegia beratU paraplegia )lasid paraplegia dalam posisi )leksi hilangnya
sensibilitas secara lengkap atau hilangnya kekuatan motorik selama lebih dari
B bulan &indikasi operasi segera tanpa percobaan pemberikan terapi
konservati)'
b. indikasi relative
o Paraplegia yang rekuren bahwa dengan paralisis ringan sebelumnya
o Paraplegia pada usia lanjut indikasi untuk operasi diperkuat karena
kemungkinan pengaruh buruk dari immobilisasi
o Paraplegia yang disertai nyeri nyeri dapat disebabkan karena spasme atau
kompresi syara)
o !omplikasi seperti in)eksi traktur urinarius atau batu
$9
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
60/72
c. indikasi yang jarang
o Posterior spinal disease
o Spinal tumor syndrome
o Paralisis berat sekunder terhadap penyakit servikal
o Paralisis berat karena sindrom kauda ekuinaabses dingin &cold abses'
o cold abses yang kecil tidak memerlukan tindakan operati) oleh karena dapat
terjadi resorbsispontan dengan pemberian tuberkulostatik. Pada abses yang
besar dilakukan drainase bedah.
da tiga cara menghilangkan lesi tuberkulosa yaitu8
a. ebrideman )okal
b. !osto0transveresektomi
c. ebrideman )okal radikal yang disertai bone gra)t di bagian depan.
Paraplegia
Penanganan yang dapat dilakukan pada paraplegia yaitu8
a. Pengobatan dengan kemoterapi semata0mata
b. aminektomi
c. !osto0transveresektomi
d. +perasi radikal
e. +steotomi pada tulang baji secara tertutup dari belakang
V
+perasi ki)osis
+perasi ki)osis dilakukan bila terjadi de)ormitas yang hebat ki)osismempunyaitendensi untuk bertambah berat terutama pada anak0anak. Tindakan
operati) dapat berupa )usi posterior atau melalui operasi radikal.
3.11 PRONOSS
B
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
61/72
Prognosis pasien dengan spondilitis tuberkulosa sangat tergantung dari usia
dan kondisi kesehatan umum pasien derajat berat dan durasi de)isit neurologis serta
terapi yang diberikan.
a. 6ortalitas
6ortalitas pasien spondilitis tuberkulosa mengalami penurunan seiring
dengan ditemukannya kemoterapi &menjadi kurang dari $* jika pasien
didiagnosa dini dan patuh dengan regimen terapi dan pengawasan ketat'.
b. %elaps
ngka kemungkinan kekambuhan pasien yang diterapi antibiotik dengan
regimen medis saat ini dan pengawasan yang ketat hampir mencapai *.
c. !i)osis
!i)osis progresi) selain merupakan de)ormitas yang mempengaruhi kosmetis
secara signi)ikan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya de)isit neurologis
atau kegagalan perna)asan dan jantung karena keterbatasan )ungsi paru.
d. e)isit neurologis
e)isit neurologis pada pasien spondilitis tuberkulosa dapat membaik secara
spontan tanpa operasi atau kemoterapi. Tetapi secara umum prognosis
membaik dengan dilakukannya operasi dini.
e. 5sia
Pada anak0anak prognosis lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa.
&Iitriana ##'.
B1
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
62/72
BAB *
DSKUS KASUS
Te+r" Ka#u#
n#"!en#"
Pada negara yang sedang berkembang
sekitar B* kasus terjadi pada usiadibawah usia # tahun sedangkan pada
negara maju lebih sering mengenai pada
usia yang lebih tua. 6eskipun
perbandingan antara pria dan wanita
hampir sama namun biasanya pria lebih
sering terkena dibanding wanita yaitu
1$8#1. 5mumnya penyakit ini
menyerang orang0orang yang berada
dalam keadaan sosial ekonomi rendah
Pada kasus ini os seorang laki0laki yang
berumur 39 tahun. +s merupakan seorang
petani.
a)$aran kl"n"#
2ambaran klinis spondilitis tuberkulosa
antara lain8 badan lemah:lesu na)su
makan berkurang berat badan menurun
suhu sub)ebril terutama pada malam hari
serta sakit pada punggung pada awal
dapat dijumpai nyeri intercostal yaitu
nyeri yang menjalar dari tulang belakang
ke garis tengah keatas dada melalui ruang
intercosta hal ini karena tertekannya
+s mengeluhkan lemah kedua tungkai.
+s juga mengeluh nyeri punggung
belakang sejak 1 tahun terakhir ini. an
os mengeluh ada benjolan di punggung
belakang. %iwayat batuk lebih dari 3
minggu &='. Penurunan berat badan &='.
+s sedang mengkonsumsi +T selama #
bulan ini. (( dan (! tertahan sejak 1
bulan terakhir.
B#
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
63/72
radiks dorsalis ditingkat thoracal nyeri
spinal yang menetap terbatasnya
pergerakan spinal. insiden paraplegia
pada spondilitis T( &Potts parapleia'
sebagai komplikasi yang paling
berbahaya hanya terjadi pada ;03" *
penderita.
Pe)er"k#aan ,"#"k/
0 paraplegia paraparesis ataupun nyeri
radiA sara) akibat penekanan medullaspinalis yang menyebabkan kekakuan
pada gerakan berjalan dan nyeri
0 gambaran paraplegia in)erior kedua
tungkai bersi)at 564 dan adanya batas
de)isit sensorik setinggi tempat
gibus:lokalisasi nyeri intercostals
0 adanya gibus dan nyeri setempat
0 spastisitas
0 hiperre)lesia tendon lutut:achilles dan
0 re)leA patologik pada kedua belah sisi
0 batas de)isit sensorik akibat mielitis
transversa dan gangguan miksi jarang
dijumpai
Pemeriksaan )isik yang didapat pada
pasien ini8
Reflek# ,"#"+l+g"# !a !i(:T ==:== ==:==
P%:!P% ==:== ==:==
Reflek# Pat+l+g"# !a !i-:T 0:0 0:0
(abinski 0 0
Kekuatan )+t+r"k/
JS8$$$$$ JSS8 $$$$$
J/8 33333 J/S8 33333
2ibus &='-ipestesi setentang th 901
Pemeriksaan %adiologis8
@oto lateral menunjukkan hilangnya
ruang diskus dengan destruksi pelat
ujung yang berdekatan dan pendesakkan
-asil )oto P:ateral pada pasien ini8Tampak destruksi pada >orpus
Th1Th11Th1#. Tampak juga destruksi
diskus Th1:Th11 dan Th11:Th1 dan
B3
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
64/72
di anterior. 2ambaran radiogra)i lateral
menunjukkan erosi pada tepi anterior.
>orpus vertebra disebabkan oleh abses
jaringan lunak sekitar.
spinal aligment normal.
!esimpulan8
Spondilitis T( pada Th1Th11 dan
Th1#
Pemeriksaan >T0Scan8
>T Scan aksial menunjukkan destruksi
litik corpus vertebra dengan keterlibatan
abses jaringan lunak. >T Scan aksial
menunjukkan abses bilateral tuberculosis
psoas dengan kalsi)ikasi peri)er.
Pada pasien ini dilakukan 6S>T Scan
thoracal bone window tanpa contrast
intravena potongan aksial tebal irisan ;
mm dengan hasil sebagai berikut8Tampak destruksi sebagian corpus
vertebra Th101 sampai ke canalis
spinalis Th1101. >uriga masa
pravertebra setinggi Th11. Processus
spinosus dan processus tranversus masih
terlihat baik. @acet dan costo vertebral
joint kanan kiri terlihat baik. Tampak
pembentukan osteo)it.
!esimpulan8
6asih mungkin suatu spondilitis yang
melibatkan canalis spinalis setinggi Th110
1.
B;
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
65/72
B$
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
66/72
BAB 0
PERMASALAHAN
1. pakah diagnosis pada kasus ini sudah benarW
#. pakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah benarW
3. (agaimana prognosis pasien pada kasus iniW
BB
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
67/72
BAB :
KESMPULAN
Telah dilaporkan seorang laki0laki berumur 39 tahun didiagnosa Spondilits
Tuberkulosa berdasarkan anamnesa pemeriksaan )isik pemeriksaan neurologis dan
pemeriksaan penunjang. i mana dari anamnesa didapati bahwa os datang ke %S5P
-6 dengan keluhan utama kedua tungkai lemah. -al ini dialami os sejak 1 bulan
terakhir. walnya os merasa kebas0kebas pada kedua tungkai sejak $ bulan yang lalu.
+s juga mengeluh nyeri punggung belakang sejakl 1 tahun terakhir ini. an os
mengeluh ada benjolan di punggung belakang namun os tidak tahu sejak kapan.
%iwayat trauma &0'. %iwayat batuk lebih dari 3 minggu &='. Penurunan berat badan
&=' namun os tidak mengetahui berapa kilogram jumlah penurunan berat badan.
!eringat malam &0'. +s sedang mnegkonsumsi +T selama # bulan ini. (( dan
(! tertahan sejak 1 bulan terakhir.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada os adalah >T Scan thoraA )oto
thoraA dan Jlektrokardiogra)i &J!2'. -asil >T Scan tampak destruksi korpus Th1
Th11 Th1#. Tampak juga destruksi diskus Th1:Th11 dan Th11:Th1 dan spinal
alignment normal. -asil )oto thoraA didapati kardiomegali dengan aorta dilatasi serta
gambaran pneumonia. -asil J!2 didapati S% dengan = I-.
+s telah menerima pengobatan berupa bed rest dengan kateter terpasang
/I@ %.Sol # gtt:i /njeksi eAamethasone 1 ampul per B jam /njeksi %anitidine 1
B7
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
68/72
ampul per 1# jam +T kategori 1 vitamin ( compleA 3A1 mitriptilin #$ mg 1A1.
Selain itu os juga mendapatkan )isioterapi akti) dan!ladder trainnin. Pada tanggal
## 4ovember #1; os telah diperbolehkan pulang berobat jalan dengan syarat tetap
kontrol pada waktu yang telah ditentukan.
DA,TAR PUSTAKA
dams and Iictor #$. >erebrovascular iseases. /n8 dams and Iictor eds.
Principles o) 4eurology. 5S8 6c2raw0-ill BB07;B.
>otran % !umar I %obbins S. Pathologic basis o) disease. 1st ed. Philadelphia Pa8
Saunders:JlsevierU #1.
@eigin I. #9. "troke Panduan !erambar Tentan Penceahan dan Pemulihan.
akarta8 (/P. # "$09#.
2reenberg . . mino)) 6. . Simon %. P. ##. #linical $euroloy. $th edition.
5S8 6c2raw0-ill. 1""019.
auch J Stettler (. 6edscape8 6edscape ccess O/nternet.
Jmedicine.medscape.com. #1; O" 6ay #1;. vailable )rom8
http8::emedicine.medscape.com:article:191B"$#0clinical
!asper . . @auci . S. ongo . . (raunwald J. -auser S. . ameson . .
#$. %arrisons Principles of Internal Medicine. 1Bth edition. 5S8
6c2raw0-ill. #37#0#37B.
ioyd dams % >arnethon 6 Simone 2 @ergusson ( @legal !. -eart isease
and Stroke Statistics 5pdate 8 a %eport )rom The merican -earth
B"
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
69/72
ssociation 5niversitas Sumatera 5taraStatistic >ommittee and Stroke
Statistic Subcommitte. >irculation. #9 U 119 8 e#1 M e 1"1
6ardjono 6. Sidharta P. #". $euroloi Klinis &asar' Jdisi 13. akarta8 ian
%akyat. #70#7;.
4cbi.nlm.nih.gov. >lassi)ication o) subtype o) acute ischemic stroke. ... OStroke.
1993 0 Pub6ed 0 4>(/ O/nternet. #1; O" 6ay #1;. vailable )rom8
http8::www.ncbi.nlm.nih.gov:pubmed:7B7"1";
%opper . -. (rown %. -. #$. (dam and Victors Principles of $euroloy. "th
edition. 5S8 6c2raw0-ill. BB0BB;.
Sjahrir -. #3. Stroke /skemik. 6edan8 Xandira gung
Sidharta P. #". $euroloi Klinis dalam Praktek )mum. Jdisi B. akarta8 ian
%akyat. #B70#7#.
,orld -ealth +rganiHation. #B.$euroloical &isorders Public %ealth #hallenes.
,-+. 1$101$$.
,orld -ealth +rganiHation #11. 2lobal tlas on >ardiovascular isease
Prevention and >ontrol. vailable )rom8
http8::whGlibdoc.who.int:publications:#11:97"9#;1$ B;373Yeng.pd)
Occessed 1 6ay #1;
B9
http://whqlibdoc.who.int/publications/2011/97892415%2064373_eng.pdfhttp://whqlibdoc.who.int/publications/2011/97892415%2064373_eng.pdf -
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
70/72
1. 6artini @.-. ,elch !. The ymphatic System and /mmunity. /n 8
@undamentals o) nantomy and Physiology. $th ed. 4ew ersey 8 5pper
Saddle %iver #18 13#1$1
#. Savant > %ajamani !. Tropical iseases o) the Spinal >ord. /n 8 >ritchley J
Jisen . editor. Spinal >ord isease 8 (asic Science iagnosis and6anagement. ondon 8 Springer0Ierlag 1997 8 37"0"7.
3. Tachdjian 6.+. Tuberculosis o) the spine. /n 8 Pediatric +rthopedics.#nd ed.
Philadelphia : W.B. Saunders, 1990 : 1449-54Batra V. 2009. Tuberculsis. !idapat dari http:""
###.e$edicine.c$"ped"tpic2%21.ht$ !ia&ses tan''al 2
(ebruari 201%.)arsn, 200%. Spondilitis Tuberkulosa dalam Kapita Selekta
Neurologi. Ed. II. *'+a&arta: aah ada /niersit+ Press. P.
195-19
-erchline T. #7. Tuberculosis. idapat dari http8::
www.emedicine.com:med:topic#3#;.htm iakses tanggal 1 uli #1#)idal' . 2003. Ptt disease tuberculus spnd+litis. !idapat
dari http:"" ###.e$edicine.c$"$ed"tpic1902.ht$ !ia&ses
tan''al 2 (ebruari 201%.)idal' 6. 2007. Pott Disease (Tuberculous Spondylitis). nline
http:""e$edicine.$edscape.c$"article"223141-erie#
8asad , Pen'antar l$u Bedah ;rtpedi, 6a&arta: hal 144-1495. )idal' 6a, Ptt !isease Tuberculus Spnd+litis, )erchline T,Talaera(, 6hn 6
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
71/72
/ti 8, et al. 2004. u$an tahan asa$. !ala$: S+arurah$an ,hati$ , Sebandri W. pen+untin'. Bu&u aar $i&rbil'i
ed&teran. =disi reisi. 6a&arta: Binarupa &sara. h. 191-9.edlinuC,spndilitis tuber&ulsa, accessed n 1 6anuari 2014, aailable
histpat%
-
7/24/2019 Lapkas Neuro Ruby
72/72
:thie$e, 2001 : 150, %%4-%3.
Pr'Vitriana. 2002. Spondilitis Tuberkulosa. Bandun': ( /npad.
Tatala&sana
4. 8asad , Pen'antar l$u Bedah ;rtpedi, 6a&arta: hal 144-1495. )idal' 6a, Ptt !isease Tuberculus Spnd+litis, )erchline T,Talaera(, 6hn 6