Lapkas Kanker Payudara Eka Farhan

download Lapkas Kanker Payudara Eka Farhan

of 20

description

koas unsyiah

Transcript of Lapkas Kanker Payudara Eka Farhan

13

BAB 1PENDAHULUAN

Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan oleh kanker dan pembunuh nomor dua setelah penyakit kardiovaskular.1Sementara itu, kanker payudara merupakan salah satu jenis tumor ganas terbanyak pada perempuan dengan angka kejadian sebanyak 16,85% dari semua kasus pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia.1 Di Amerika Serikat, kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terdiagnosa pada perempuan, mencapai jumlah kurang lebih 182.000 kasus per tahun, setara dengan 26% dari semua kasus kanker pada perempuan.2Prognosis penderita keganasan payudara diperkirakan buruk jika usianya muda, menderita kanker payudara bilateral, mengalami mutasi genetik grade tumor tinggi, dan adanya tripple negative yaitu ERPR negatif, dan reseptor permukaan sel HER2 yang juga negatif.1 Hal ini juga bisa disebabkan oleh karena perubahan gaya hidup, konsumsi makanan berkadar lemak tinggi diduga menjadi pemicu. Selain itu prognosis pasien ditentukan oleh tingkat penyebaran dan potensi metastasis. Bila tidak diobati, ketahanan hidup lima tahun adalah 16-22% , sedangkan ketahanan hidup sepuluh tahun adalah 1-5%.4Salah satu modalitas terapi yang digunakan untuk meningkatkan angka harapan hidup kanker payudara stadium lokal-lanjut adalah dengan pembedahan yang diikuti dengan pemberian kemoterapi baik adjuvan (sesudah pembedahan) ataupun neoadjuvan (sebelum pembedahan) diikuti dengan radioterapi adjuvan.5 Dimana terapi adjuvan merupakan terapi tambahan pada terapi utama yang berguna untuk menghancurkan sel kanker yang mikroskopik mungkin masih ada.6Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Soegijanto tentang angka kelangsungan hidup penderita kanker payudara yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dilaporkan bahwa angka harapan hidup tiga tahun pasien kanker payudara stadium II sebesar 27% dan stadium III sebesar 16%.7 Perez dkk. melakukan penelitian terhadap 281 pasien kanker payudara lokal-lanjut dan didapatkan angka harapan hidup 81% untuk pasien yang dilakukan kontrol lokoregional dengan mastektomi dan radioterapi sedangkan 42% untuk yang menerima terapi radiasi saja.8 Menurut hasil penelitian Gabriel N. Hortobagyi, dkk., angka harapan hidup 5 tahun pasien kanker payudara stadium lokal-lanjut yang menerima terapi kombinasi kemoterapi 5-fluorouracil, Adriamycin (doxorubicin), and cyclophosphamide (CAF) diikuti dengan radioterapi dan pembedahan yaitu 84% untuk stadium IIIA dan 44% stadium IIIB.8

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kanker PayudaraKanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak ditakuti oleh wanita karena kanker payudara banyak menyerang wanita. Kanker payudara adalah penyakit yang bersifat ganas akibat tumbuhnya sel kanker yang berasal dari sel-sel normal di payudara bisa berasal dari kelenjar susu, saluran susu, atau jaringan penunjang seperti lemak dan saraf.7

2.2 Epidemiologi Kanker PayudaraKanker payudara merupakan salah satu jenis tumor ganas terbanyak pada perempuan dengan angka kejadian sebanyak 22% dari semua kasus baru kanker pada perempuan. Keganasan pada payudara dapat menyerang lapisan-lapisan dari payudara baik epitel maupun jaringan mesenkim. Sedangkan untuk kanker payudara berarti keganasan yang mengenai sel epitel payudara, contohnya karsinoma duktal dan karsinoma lobular.8

2.3 Faktor Risiko Kanker Payudara6 Penyebab secara pasti belum diketahui. Namun risiko untuk menderita kanker payudara meningkat pada wanita yang mempunyai faktor risiko. Yang termasuk faktor risiko kanker payudara adalah :1. Jenis kelamin wanita. Insiden kanker payudara pada wanita dibanding pria lebih dari 100:1. Secara umum 1 dari 9 wanita Amerika akan menderita kanker payudara di sepanjang hidupnya. 2. Usia. Wanita usia 60-79 tahun mempunyai kemungkinan menderita kanker payudara 1: 14 dibanding wanita usia kurang dari 39 tahun.3. Riwayat keluarga. Pasien dengan riwayat keluarga tingkat pertama (ibu dan saudara kandung) mempunyai risiko 4-6 kali dibanding wanita yang tidak mempunyai faktor risiko ini. Pasien dengan keluarga tingkat pertama premenopause menderita kanker payudara bilateral, mempunyai risiko 9 kali. Pasien dengan keluarga tingkat pertama postmenopause menderita kanker payudara bilateral mempunyai risiko 4-5,4 kali. 4. Usia melahirkan anak pertama, jika usia 30 atau lebih risiko 2 kali dibanding wanita yang melahirkan usia kurang dari 20 tahun. 5. Riwayat menderita kanker payudara, juga merupakan faktor risiko untuk payudara kontralateral. Risiko ini tergantung pada usia saat diagnosis. Risiko ini meningkat pada wanita usia muda.6. Predisposisi genetikal. Risiko ini berjumlah kurang dari 10% kanker payudara. Autosomal dominant inheritance terlihat pada Li-Fraumeni syndrome, Muir-Torre syndrome, Cowden disease, Peutfz-jeghers syndrome dan mutasi BRCA-1 dan BRCA-2. Risiko untuk menderita kanker payudara menderita kanker payudara mendekati 50% bila usia kurang dari 50 tahun dan lebih 80% sebelum usia 65 tahun. Ataxia telangectasis (Autosomal recessive inheritances) merupakan faktor risiko lain.

2.4 Stadium10 Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan TNM dari AJCC 2002KlasifikasiDefinisi

Tumor Primer

TXTumor Primer tidak dapat dinilai

T0Tidak ada bukti lesi primer

T1Diameter tumor terbesar 2 cm, tapi 5 cm.

T4Berapapun ukuran tumor, menyebar langsung ke dinding toraks atau kulit (dinding torak termasuk tulang iga, m. intercostalis dan m. seratus anterior, tak termasuk m. pektoralis.

Limfe Regional

NXKelenjar limfe regional tak dapat dinilai

N0Tak ada metastasis kelenjar limfe regional

N1Difosa aksilar ipsilateral terdapat metastasis kelenjar limfe mobil

N2Kelenjar limfe metastasik fosa aksilar ipsilateral saling konfluen dan terfiksasi dengan jaringan lain; atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mamaria interna namun tanpa metastasis kelenjar limfe aksilar.

N3Metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mamaria kelenjar limfe aksilar atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.

Jarak Metastase

MXMetastasis jauh tak dapat dinilai

M0Tak ada metastasis jauh

M1Ada metastasis jauh.

2.5 Pengelompokan Stadium11Stadium pada kanker mengindikasikan besarnya tumor pada sel-sel yang abnormal tersebut. Pada stadium T1 dan T2 dan kadang-kadang T3 dengan N0, N1 dan M0 yang dianggap tumor operable, sedangkan pada karsinoma stadium lanjut inoperable maupun karsinoma dengan metastasis jauh yaitu T0-4, N2-3 dan M1.Pada kanker payudara, terdapat 4 stadium, yaitu:

Stadium 0Terbagi menjadi DCIS and LCIS. Ductal carcinoma in situ (DCIS)adalah kanker non-invasif dimana sel abnormal tersebut ditemukan pada lapisan dari saluran susu payudara. DCIS tidak menyebar ke jaringan payudara sekitar namun jika tidak ditangani dapat menyebar. Yang kedua adalah lobular carcinoma in situ (LCIS) adalah perkembangan sel yang tidak abnormal namun tidak invasif dan berada pada lobulus di dalam payudara. LCIS secara umum tidak dikategorikan sebagai kanker.

Stadium 1Kanker sudah terdeteksi positif namun hanya pada area dimana sel abnormal yang berkembang tersebut pertama kali ditemukan. Dapat dibagi menjadi stadium 1A dan 1B. Stadium 1A. Tumor lebih kecil dari 2 cm dan tidak menyebark ke jaringan limfe. Stadium 1B. Jaringan limfe sudah terbukti mempunya kumpulan sel kanker dengan ukuran 0.2 mm sampai 2.0 mm, dan tidak ada tumor ditemukan pada payudara atau tumor lebih kecil dari 2 cm.

Stadium 2Kanker payudara tumbuh namun masih berada di dalam payudara atau hanya menyebar sedikit ke jaringan limfe sekitar. Dapat dibagi menjadi stadium 2A dan 2B.

Stadium 2A. Terdapat salah satu dari beberapa hal ini; 1) Tidak ada tumor yang sebenarnya dan kurang dari 4 jaringan limfe mempunyai sel kanker, 2) Tumor lebih kecil dari 2 cm dan kurang dari 4 jaringan limfe mempunyai sel kanker, 3) Tumor berukuran antara 2 5 cm dan tidak menyebar ke jaringan limfe. Stadium 2B. Terdapat salah satu dari beberapa hal ini; 1) Tumor berukuran antara 2 5 cm dan telah menyebar ke kurang dari 4 jaringan limfe, 2) Tumor lebih besar dari 5 cm dan tidak menyebar ke jaringan limfe.

Stadium 3Kanker payudara telah bermetastasis ke jaringan limfe sekitar dan otot, namun tidak sampai ke organ yang jauh. Dapat dibagi menjadi stadium 3A, 3B, dan 3C. Stadium 3A. Terdapat salah satu dari beberapa hal ini; 1) Tidak ada tumor yang sebenarnya dan lebih dari 4 (bisa sampai 9) jaringan limfe mempunyai sel kanker, 2) Tumor lebih besar dari 5 cm dan kumpulan sel kanker berukuran 0.2 2.0 mm ditemukan pada jaringan limfe, 3) Tumor berukuran lebih besar dari 5 cm dan kanker telah menyebar ke 1 3 jaringan limfe yang berada dibawah lengan atau dekat sternum. Stadium 3B. Tumor dapat berukuran berapa saja, telah menyebar ke dinding dada atau kulit payudara dan kanker telah menyebar ke jaringan limfe. Stadium 3C. Terdapat salah satu dari beberapa hal ini; 1) Tidak ada tumor yang sebenarnya dan lebih dari 10 jaringan limfe mempunyai sel kanker, 2) Tidak ada tumor atau tumor dapat berukuran berapa saja serta kanker telah menyebar ke jaringan limfe dekat klavikula, 3) Tidak ada tumor atau tumor dapat berukuran berapa saja serta kanker telah menyebar ke jaringan limfe dibawah lengan atau sternum. Stadium 3C biasanya dibedakan menjadi operable dan inoperable. Inoperable menandakan bahwa operasi sederhana tidak dapat menyingkirkan semua sel kanker pada payudara.

Stadium 4Menandakan bahwa kanker telah bermetastasis ke organ lain seperti otak, tulang, paru dan hati.

Stage Grouping

Stage 1T1N0M0

Stage IIT2NOM0

Stage III AT3NOM0

Stage III BT4NOM0

Stage III CAny TN1M0

Stage IVAny TAny NM1

2.6Gejala dan Tanda6 Adapun tanda dan gejala kanker payudara adalah : Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit Bentuk putting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus-menerus) atau puting mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge). Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit jeruk (peau dorange), melekuk kedalam (dimpling) dan borok (ulcus). Adanya benjolan-benjolan kecil didalam atau kulit payudara (nodul satelit). Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease). Payudara terasa panas, memerah dan bengkak. Terasa sakit/nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker) Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal-awalnya tidak terasa sakit. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara.

2.7Diagnosis Semua wanita dengan usia lebih dari 30 tahun, yang memiliki benjolan atau mengeluhkan kelainan-kelainan dari payudaranya, akan disarankan oleh dokter untuk melakukan skrining. Skrining payudara seperti pemeriksaan mammografi bilateral bertujuan untuk membantu menegakkan diagnosis. Benjolan atau kelainan dari payudara yang ditemukan saat mammogram pada umumnya merupakan tanda awal dari kanker payudara.7 Pemeriksaan diagnostik dengan mammografi mampu memeriksa payudara dengan lebih teliti dan memberikan informasi yang lebih akurat tentang adanya suatu tumor. Hanya sekitar 90% dari kanker payudara dapat dilihat pada mammogram. Jika mammogram tidak memberikan informasi yang cukup, mungkin USG atau MRI bisa dilakukan.6 Semua benjolan payudara yang ditemukan dengan mammogram harus diuji lebih teliti. Salah satunya yaitu pemeriksaan sitologi dengan aspirasi jarum kecil. Hasilnya bisa diperoleh pada hari yang sama. Bila hasil menunjukkan sel abnormal, langkah selanjutnya dilakukan biopsi jaringan disebut juga biopsi eksisional. Biopsi eksisional ini dilakukan untuk mengambil sampel yang lebih besar dari jaringan payudara. Tindakan ini dilakukan di bawah pembiusan. Lalu ahli patologi akan memotong tipis jaringan itu dan memeriksanya dengan mikroskop.7

2.8 PenatalaksaanPenatalaksanaan pada pasien tumor ganas payudara umumnya tergantung pada stadium tumor. Tujuan pengobatan pada prinsipnya bersifat kuratif atau paliatif. Terapi kuratif berarti masih ada harapan sembuh, sedangkan paliatif hanya menekan efek tumor terhadap penderita untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Beberapa tindakan terapi yang dilakukan untuk kanker payudara antara lain : 1. Operatif Tindakan operasi untuk kanker dapat berupa : a. Operasi kuratif yang pada umumnya berupa operasi radikal yaitu dengan mengangkat seluruh tumor beserta ekstensi lokalnya. b. Operasi paliatif Dengan banyak cara, diantaranya eksisi sederhana, operasi debulking, by-pass operation, dan sebagainya.6

2. Terapi radiasi Radioterapi merupakan terapi dengan sinar pengion berenergi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Pengaruh radiasi pada jaringan tubuh ditentukan oleh radiosensitivitas jaringan yang bersangkutan,yang pada umumnya kanker lebih sensitif terhadap radiasi dibandingkan jaringan normal. Radiasi pada payudara sering diberikan setelah tindakan pembedahan breast-conserving untuk membantu menurunkan kemungkinan residif.5 Radioterapi dapat diberikan dengan tujuan : a. Kuratif untuk tumor lokoregional yang radiosensitif dan radioresponsif yang sukar operasinya. b. Paliatif pada tumor lanjut yang radioresponsif yang inoperabel, ulkus yang berbau, metastase tulang untuk menghilangkan rasa nyeri dan mencegah terjadinya fraktur, serta mengatasi perdarahan. Sinar yang dipakai untuk radioterapi yaitu sinar Alfa yang merupakan partikel dari inti atom, sinar Beta atau sinar elektron, dan sinar Gamma yang merupakan sinar elektromagnetik (foton).6

3. Kemoterapi Merupakan pengobatan dengan obat pembunuh kanker yang dapat diberikan melalui pembuluh darah atau melalui mulut. Obat masuk melalui aliran darah untuk mencapai sel-sel kanker di sebagian besar tubuh. Kemoterapi diberikan dalam siklus, dengan masing-masing periode perawatan diikuti dengan periode pemulihan. Pengobatan biasanya berlangsung selama beberapa bulan. 8Berikut adalah beberapa macam obat anti-kanker :a. Kombinasi obat kemoterapi yang telah menjadi standar : CMF : Cyclophosphamide Methotrexate 5 Fluoro Uracil AC : Adriamycin (doxorubicin) Cyclophosphamide CAF : Cyclophosphamide Adriamycin 5 Fluoro Uracil CEF : Cyclophosphamide Epirubicin 5 Fluoro Uracil T-A : Taxanes Doxorubicinb. Obat kemoterapi second-line antara lain Gemcitabine dan Gapecitabinec. Obat kemoterapi third-line antara lain Vinoralbine, Carboplatin, CisplatinumObat-obat anti kanker dalam kemoterapi dapat diberikan sebagai :a) Terapi utama pada kanker yang sifatnya kemosensitif seperti leukemia, sarkoma ewing, lymphoma maligna, kanker paru, dan lain-lain. Obat anti kanker dapat juga diberikan pada kanker yang telah menyebar jauh yang umumnya sudah stadium IV, seperti kanker pada payudara, paru, serviks, mulut, dan sebagainya.b) Terapi tambahan (adjuvan) pada kanker lokal atau lokoregional seperti kanker payudara, serviks, colon, paru, lambung dan sebagainya yang umumnya diberikan pasca operasi dan/atau pasca radioterapi untuk kanker yang kemoresponsif. Adjuvan kemoterapi dapat mengurangi frekuensi residif atau metastase. Belakangan ini adjuvan kemoterapi ada yang diberikan pra-operasi atau pra-radioterapi yang disebut Neo Adjuvan Kemoterapi.6 Kemoterapi adjuvan : 6 siklus Kemoterapi paliatif : 12 siklus Kemoterapi neo adjuvan : 3 siklus pra terapi primer ditambah 3 siklus pasca terapi primer Kemoterapi terapeutik : diberikan jangka panjang dengan tujuan paliatif54. Terapi hormon Terapi hormonal adalah bentuk lain dari terapi sistemik. Hal ini paling sering digunakan sebagai terapi adjuvant untuk membantu mengurangi risiko kanker datang kembali setelah operasi, tetapi dapat juga digunakan sebagai pengobatan neoadjuvant. Hal ini juga digunakan untuk mengobati kanker yang telah datang kembali setelah pengobatan atau telah menyebar.4 Macam terapi hormonal : 1. Additive : pemberian tamoxifen 2. Ablative : bilateral oophorectomi Setiap terapi yang dipilih perlu dilakukan follow-up untuk evaluasi tindakan: 1. Tahun pertama dan kedua : kontrol tiap 2 bulan 2. Tahun ketiga sampai dengan kelima : kontrol tiap 3 bulan 3. Setelah tahun kelima : kontrol tiap 6 bulan

2.9 Prognosis10Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis. Tapi yang paling jelas dan berpengaruh terbesar atas prognosis adalah kondisi kelenjar limfe dan stadium. Dari hasil analisis atas data 6263 kasus karsinoma mamae yang operable di RS Kanker Univ. Zhongshan adalah sebagai berikut :

Stadium5 Years (%)10 Years (%)

I9080

II7050

III5020

IV18 6

BAB 3LAPORAN KASUS3.1 Identitas PasienNama: IsdariahUmur: 44 tahunAlamat: Aceh UtaraNo. RM: 1-04-35-39Tanggal Masuk: 10 Maret 2015Tanggal Pemeriksaan: 11 Maret 2015

3.2 AnamnesisKeluhan Utama : Benjolan dipayudara kananKeluhan Tambaahan: Lemas, nyeri,RPS:Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan dipayudara sebelah kanan yang dikeluhkan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan ini pertama kali dikeluhkan sebesar kelereng, semakin lama semakin membesar, dan menjadi luka sehingga mengeluarkan nanah dan darah, namun tidak pernah dibawa berobat. Pasien merasa badannya lemas sudah selama 1 minggu dan memberat 2 hari SMRS. Os merasa tidak bersemangat untuk beraktivitas, makan, serta minum sehingga os merasa lemas. Os beberapa kali batuk namun tidak dijumpai adanya darah maupun lendir. Os juga merasa tenggorokannya sulit untuk menelan dan kaki terasa lemas. Selama 3 bulan terakhir, os juga tidak mengalami menstruasi seperti biasanya. Os ada menggunakan pil KB dalam bentuk pil dan suntik.RPD:Os sebelumnya sudah mengalami kanker payudara pada tahun 2014. Benjolan pertama kali dirasakan tahun 2009 dan membesar dalam 5 tahun.RPO:Os pernah berobat ke pengobatan tradisional, namun nama obat yang dikonsumsi tidak jelas. Os pernah melakukan operasi pada bulan Maret 2014 dan setelahnya menolak untuk dilakukan kemoterapi. RPK:Di keluarga os, tidak ada yang menderita kanker payudara.RKS:Os adalah ibu rumah tangga biasa.

3.3 Pemeriksaan UmumKesadaran: Compos MentisTekanan Darah: 120/70 mmHgNadi: 94 x/iPernapasan: 23 x/iAnemis: DijumpaiSianosis: Tidak dijumpaiDispnoe: Tidak dijumpaiIkterik: Tidak dijumpaiOedem: Tidak dijumpai

3.4 Pemeriksaan FisikKepala: Dalam Batas NormalLeher: Dalam Batas NormalThoraks: Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetrisPalpasi:Stem fremitus susah dinilaiPerkusi: Perkusi susah dinilaiAuskultasi:Suara Pernapasan : Susah dinilai pada paru kanan. Vesikuler pada paru kiri. Suara tambahan : Tidak dijumpaiAbdomen: Dalam Batas NormalEkstremitas: Dalam Batas Normal

Status LokalisRegio Mammae Dextra: Benjolan pada dada kanan, ukuran 10.5x10.8 cm, konsistensi keras pada bagian yang utuh, permukaan tidak rata, batas tidak tegas, mobile, tidak dijumpai nyeri tekan.Regio Aksila Dextra :Teraba nodul soliter, kenyal, permukaan rata, dapat digerakkan, ukuran 1x1 cm

3.5 Diagnosis KerjaRight Breast Neoplasm susp. Malignancy T4N1Mx

3.6 Pemeriksaan Penunjang Cek Darah Lengkap Foto Thoraks

Hasil Cek Darah LengkapTanggal 10/03/2015

Hemoglobin8.9 g/dL

Eritrosit3.3 x 106 / mm3

Leukosit22.8 x 103 / mm3

Hematokrit27 %

Trombosit375 x 103 / mm3

Eos/Baso/NS/Lim/Mono0/0/89/7/4 %

GDS83 mg/dL

Ureum67 mg/dL

Kreatinin0.85 mg/dL

Hasil Foto ThoraksTanggal 6/03/2015

Kesimpulan: Swelling soft tissue hemithorax kanan

3.7 Diagnosis SementaraRight Breast Neoplasm susp. Malignancy T4N1M03.8 Penatalaksanaan IVFD NaCl 0,9 % 20 gtt / i Inj. Ceftriaxone 1 gram / 12 jam

3.9 Rencana Terapi Staging Kemoterapi Follow Up

BAB 4ANALISA KASUS

Ny. I, 44 tahun, datang dengan keluhan badan terasa lemas yang dirasakan sejak 1 minggu SMRS. Disertai juga dengan keluhan bahwa terdapat benjolan di payudara kanan yang semakin lama semakin memberat sehingga benjolan menjadi besar, busuk, dan akhirnya mengeluarkan pus dan darah. Benjolan muncul sejak 8 bulan SMRS, awalnya langsung berukuran kepalan tangan kemudian makin lama makin membesar hingga sekarang ukurannya sebesar bola, mengindikasikan bahwa benjolan tersebut membesar menjadi lebih dari dua kali lipat dalam waktu tersebut sehingga dapat dicurigai bahwa benjolan tersebut adalah suatu keganasan. Terdapat borok, kulit payudara juga hilang, dan mengeluarkan cairan serous kekuningan.Sebelumnya pasien sudah pernah menderita penyakit yang sama dan pernah dioperasi namun tidak dikemoterapi setelahnya, sehingga kecurigaan suatu keganasan pada payudara tidak dapat disingkirkan. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal, mengindikasikan kemungkinan tidak ada faktor genetik terhadap kejadian tumor payudara pada pasien.Pada pemeriksaan fisik pada regio mammae dextra ditemukan massa tumor dengan ukuran 10.5x10.8 cm, konsistensi keras pada bagian yang utuh, permukaan tidak rata, batas tidak tegas, mobile, tidak dijumpai nyeri tekan.Pada regio aksila dextra ditemukan nodul soliter, kenyal, permukaan rata, dapat digerakkan, ukuran 1x1x1cm, padahal pada anamnesis penderita menyangkal terdapat benjolan di tempat lain. Hal ini dapat disebabkan karena ukuran nodul yang masih kecil sehingga tidak disadari penderita. Terdapatnya nodul ini mengindikasikan telah terjadi infiltrasi sel-sel tumor ke kelenjar getah bening regional, sehingga dapat disimpulkan bahwa tumor ini merupakan suatu keganasan.Pada foto rontgen thorax, didapatkan gambaran pembesaran dari soft tissue sebelah kanan, yang bisa dicurigai tumor sudah membesar dan bisa menyerang jaringan limfe sekitar.Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai Hb dan Ht turun, hal ini dapat disebabkan karena penyakit yang diderita telah berlangsung lama (kronis). Tingginya nilai leukosit dapat disebabkan adanya proses inflamasi pada tumor payudara pasien. Pada pasien ini belum dilakukan USG abdomen, sehingga belum diketahui ada atau tidaknya metastasis jauh ke hati. Bone scanning juga dapat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya metastasis jauh ke tulang.Gold standard untuk diagnosis tumor payudara adalah pemeriksaan histopatologik. Pada kasus ini, ukuran tumor sudah melebihi 3 cm dan terbuka.Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan os disimpulkan menderita tumor mammae dextra suspek ganas yang menginfiltrasi kulit dan dinding dada, berekstensi ke KGB regional ipsilateral, namun belum diketahui apakah sudah metastasis atau belum (Stadium IIIC T4N1M0).Prognosis quo ad vitam penderita ini adalah bonam dan quo ad functionam penderita ini juga bonam, karena berdasarkan epidemiologi pasien dengan tumor mammae suspek ganas stadium IIIC, 5 years survival rate nya adalah 50%.

DAFTAR PUSTAKA

1. DEPKES RI. Jika Tidak Dikendalikan 26 Juta Orang di Dunia Menderita Kanker. 2009.2. Medscape. Breast Cancer Epidemiology and Risk Factors. 2013. http://emedicine.medscape.com/article/1697353-overview#aw2aab6b3. Diakses pada tanggal 10 Maret 2015.3. Cancer Research UK. Breast Cancer- UK Incidence Statistic.2008.4. G. Shaheen, dkk. Prevalence of Breast Cancer in Punjab. The Internet Journal of Public Health. 2011.5. American Cancer Society. What is Breast Cancer. 2011.6. Suyatno, Emir T. Pasaribu. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto. 2009. 7. Sjamsuhidajat R., Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC.2009. 8. Jay R, dkk. Disease of the Breast. 4th ed. Lippincott Williams & Wilkins; 2009.9. Manuaba, IBTW. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid. Jakarta: Sagung Seto. 2010. 10. Wan Desen, dkk. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: FK UI. 2011.11. National Breast Cancer. Breast Cancer Stages. 2015. http://www.nationalbreastcancer.org/breast-cancer-stages. Diakses pada tanggal 10 Maret 2015