lap.dedek

19
LAPORAN MIKROBIOLOGI PRAKTIKUM IV “UJI ANGKA LEMPENG TOTAL ‘SOFT DRINK’” Nama : Elda Yunita Putri Nim : 081110060045 Golongan : 2 ganjil Dosen : Dr. Budi Untari, M.Si., Apt. PROGRAM STUDI FARMASI

Transcript of lap.dedek

Page 1: lap.dedek

LAPORAN MIKROBIOLOGIPRAKTIKUM IV

“UJI ANGKA LEMPENG TOTAL ‘SOFT DRINK’”

Nama : Elda Yunita Putri

Nim : 081110060045

Golongan : 2 ganjil

Dosen : Dr. Budi Untari, M.Si., Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013/2014

Page 2: lap.dedek

LAPORAN PRAKTIKUM IV

I. Judul Praktikum : Uji Angka Lempeng Total “Soft Drink”

II. Tujuan Praktikum : Mengenal cara penentuan jumlah angja lempeng bakteri

yang terdapat pada makanan dan minuman

III. Dasar Teori :

Pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinkulasikan

pada media lempeng agar dengan cara tuang dab inkubasi pada suhu yang sesuai.

Metode ini digunakn untuk mengtahui jumlah bakteri aerob mesofil yang terdapat

dalam makanan dan minuman. Uji Angka Lempeng Total (ALT) dilakukan untuk

menentukan jumlah atau angka bakteri aerob mesofil yang mungkin mencemari

suatu produk, baik yang makanan dan minuman, obat traditional ataupun

kosmetik. Media yang digunakan untuk Uji Angka Lempeng Total (ALT ) adalah

(Plate Count Agar). Cara inokulasi yang dipilih adalah cara tuang, dimana hal ini

dimaksudkan untuk melihat pertumbuhan bakteri aerob mesofil, yang

membnutuhkan bakteri aerob mesofil terebut akan berada di permukaan lempeng

agar, karena pertumbuhan yang mencari oksigen. Oleh karena itu pada

perngamatan angka lempeng total ini, dicari hanya koloni yang tumbuh di

permukaan lempeng agar.

Uji angka lempeng total merupakan metode yang umum digunakan untuk

menghitung adanya bakteri yang terhadap dalam sediaan yang diperiksa. Uji

angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik cawan tuang

(pour plate) dan teknik sebaran (spread plate). Pada prinsipnya dilakukan

pengenceran terhadap sediaan yang diperiksa kemudian dilakukan penanaman

pada media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar

dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai. Perhitungan

dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300. Angka

lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan

dikalikan faktor pengencer.

Angka kapang/khamir menunjukkan adanya cemaran kapang/khamir

dalam sediaan yang diperiksa. Setiap sediaan mensyaratkan batas angka

Page 3: lap.dedek

kapang/khamir tertentu yang masih dianggap aman. Perhitungan dilakukan

terhadap petri dengan jumlah koloni 40-50 buah. Angka kapang/khamir

dinyatakan sebagai jumlah koloni kapang/khamir hasil perhitungan dikalikan

faktor pengenceran.

Salah satu karsinogen yang berbahaya yang berasal dari fungi adalah

aflatoksin. Aflatoksin ditemukan pada tahun 1960 pada produk kacang yang

terinfeksi Aspergilllus flavus. Komponen ini berinteraksi dengan asam nukleat sel

dan bekerja sebagai mutagen dan karsinogen. Aflatoksin dapat diidentifikasi

dengan teknik kromatografi dan dikenali dengan adanya fluorescence yang khas

dengan deteksi di bawah lampu UV

Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada

pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji

Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob

mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat

diamati secara visual berupa angka dalam koloni(cfu) per ml/g atau koloni/100ml.

Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar

(BPOM, 2008).

Prinsip pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis

Mikrobiologi (MA PPOM 61/MIK/06) yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob

mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara

tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada pengujan Angka Lempeng

Total digunakan PDF (Pepton Dilution Fluid) sebagai pengencer sampel dan

menggunakan PCA (Plate Count Agar) sebagai media padatnya. Digunakan juga

pereaksi khusus Tri Phenyl tetrazalim Chlotide 0,5 % (TTC).

Prosedur pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis

Mikrobiologi (MA PPOM 61/MIK/06) yaitu dengan cara aseptik ditimbang 25

gram atau dipipet 25 ml sampel ke dalam kantong stomacher steril. Setelah itu

ditambahkan 225 ml PDF, dan dihomogenkan dengan stomacher selama 30 detik

sehingga diperoleh suspensi dengan pengenceran 10-1. Disiapkan 5 tabung atau

lebih yang masing-masing telah diisi dengan 9 ml PDF. Hasil dari homogenisasi

pada penyiapan sampel yang merupakan pengenceran 10-1 dipipet sebanyak 1 ml

kedalam tabung PDF pertama, dikocok homogeny hingga diperoleh pengenceran

Page 4: lap.dedek

10-2. Dibuat pengenceran selanjutnya hingga 10-6 atau sesuai dengan

pengenceran yang diperlukan. Dari setiap pengenceran

dipipet 1ml kedalam cawan petri dan dibuat duplo, ke dalam setiap cawan

dituangkan 15-20 ml media PDA yang sudah ditambahkan 1%TTC suhu 45°C.

Cawan petri segera digoyang dan diputar sedemikian rupa hingga suspense

tersebar merata. Untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer dibuat uji

kontrol (blangko). Pada satu cawan diisi 1 ml pengencer dan media agar, pada

cawan yang lain diisi media. Setelah media memadat, cawan diinkubasi suhu 35-

37°C selama 24-46 jam dengan posisi dibalik. Setelah itu jumlah koloni yang

tumbuh diamati dan dihitung.

Keuntungan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka Lempeng

Total adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan

lainnya dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.

Adapun kelemahan dari metode ini adalah :

1) Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba,

seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.

2) Kemungkinan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya.

Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan

jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.

3) Kemungkinan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di

seluruh permukaan media agar sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan

mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.

4) Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi

mikrobanya antara 30 – 300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni

akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila

lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi persaingan

diantara koloni.

5) Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi

yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih

Penyebaran mikroorganisme yang tumbuh pada bahan hasil pertanian pada

hasil olahnya pada umumya terdiri dari bakteri, jamur/kapang, virus dan

disamping itu terdapat juga binatang satu sel. Pertumbuhan dan perkembangan

Page 5: lap.dedek

mikroorganisme dalam bahan ( makanan ), akan menyebabkan perubahan-

perubahan tertentu yaitu : perubahan yang bersifat fisik dan dan kimiawi, sebagai

contoh yaitu: konsistensi bahan menjadi lunak, timbul gas atau aroma tertentu dan

zat racun yang membahayakan. Jumlah penyebaran bakteri/mikroorganisme pada

bahan (makanan ) yang sedang mengalami pembusukan sangat bervariasi

jumlahnya dan tidak sama jenis ( species )-nya serta tergantung pada: varietas,

habitat, susunan kimia, cara penanganan, suhu penyimpanan dan lain-lain.

Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap

bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung

jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlah

mikroba pada suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara,

tergantung pada bahan dan jenis mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan

jumlah mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara langsung dan tidak langsung.

Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu jumlah mikroba

dihitung secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup sedangkan

perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba dihitung

secara keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan

jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang digunakan. Untuk

menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan atau

biakan mikroba diencerkan dengan factor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan

dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam dan sifat-sifat

mikroba.

Page 6: lap.dedek

IV. Alat dan bahan

1. Alat-alat :

Media dan pengenceran

Plate Count Agar (PGA)

Pepton Dilution Fluid (PDF)

Labu ukur

Pipet ukur mulut lebar

Alat hitung koloni

Page 7: lap.dedek

V. Cara Kerja

1. Sterilkan semua alat – alat yang akan kita pergunakan.

2. Dimasukkan 25 ml Soft Drink kedalam media agar.

3. Lalu siapkan 5 tabung reaksi yang telah ditandai dengan 10-1 , 10-2 ,10-3 ,10-4

,10-5 yang telah di tandai 10 cm.

4. Kemudian masukan larutan PDF kedalam tabung reaksi tersebut sebanyak 9

ml.

5. Setelah itu masukkan larutan Soft Drink yang telah dicampurkan dengan

media agar sebanyak 1ml untuk perlakuan pada 10-1.

6. Dan untuk perlakuan 10-2 ditambahkan 1ml dari larutan perlakuan 10-1 . dan

begitu juga untuk 10-3 ,10-4 ,10-5

7. Setelah itu siapkan cawan petri dan tandai juga dengan 10-1 , 10-2 ,10-3 ,10-4 ,10-

5

8. Masukkan larutan yang terdapat pada tabung reaksi tersebut dan larutan Soft

Drink yang telah di campurkan dengan media agar kedalam cawan petri

sesuai yang telah di tandai pada masing – masing cawan petri.

9. Lalu ratakan larutan tersebut didalam cawan petri dan di diamkan hingga

padat.

10. Terakhir bungkus cawan petri tersebut lalu di Inkubasi selama 2 x 24 jam

Page 8: lap.dedek

VI. Data Hasil Pengamatan

Koloni yang dihasilkan dari percobaan ini sebanyak :

NO Perlakuan Jumlah Kloni

1 10-1 Tak Terhingga

2 10-2 25

3 10-3 20

4 10-4 5

5 10-5 31

Page 9: lap.dedek

VII. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa semua bahan uji

baik fenol ataupun desinfektan ditumbuhi bakteri. Hal ini ditunjukkan dengan

tanda plus (+) yang artinya bakteri dapat hidup dan tumbuh pada bahan uji

tersebut ditandai dengan adanya kekeruhan pada larutan yang diujikan.

Pengamatan ini dilakukan setelah inkubasi selama 24 jam. Adapun pengenceran

fenol yang digunakan ialah 1 : 70, 1 : 80, 1 : 90, 1 : 100, 1 : 110. Sedangkan

pengenceran desinfektan (bayclin) yang digunakan ialah masing-masing 1 : 250, 1

: 300, 1 : 350, 1 : 400, 1 : 450. Begitupun pada antibiotika sama dengan bayclin

pengencerannya. Dan penanaman bakteri dengan interval masing-masing 5 menit

dan 10 menit.

Suspensi bakteri yang telah dimasukkan ke dalam 5 tabung berisi

pengenceran fenol tadi kemudian dipindahkan lagi dari tiap tabung tersebut ke

dalam 5 tabung reaksi yang berisi Nutrient Broth, sebanyak satu ose. Pemindahan

suspensi bakteri dari tabung dilakukan dengan menggunakan ose yang sudah

difiksasi sebelumnya. Setelah difiksasi, ditunggu beberapa saat sebelum

mengambil bakteri, agar suhu ose tidak terlalu panas dan bakteri tidak mati.

Tetapi perlu diingat juga bahwa ose tidak boleh terlalu lama didiamkan agar ose

tidak terkontaminasi dengan bakteri dari udara.

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa pada larutan fenol yang

telah diinokulasi bakteri tidak menyebabkan kematian bakteri. begitu pula pada

larutan desinfektan yang juga tidak dapat membunuh bakteri gram negative yang

ditanamkan di dalamnya. Hal ini dapat diketahui dengan adanya indikasi

kekeruhan yang timbul dalam bahan uji.

Dan adanya pertumbuhan pada semua bakteri pada bahan uji ini tidak

sesuai dengan teori. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengamatan yang hasilnya

berupa tanda plus (+) yang berarti pada tabung reaksi hasil pengenceran

ditemukannya pertumbuhan bakteri subkultur (menit) baik pada pengenceran

fenol, bayclin maupun antibiotik. Hal ini bisa disebabkan karena tidak semua

desinfektan dapat digunakan untuk pengendalian mikroorganisme secara umum.

Desinfektan hanya cocok untuk mengendalikan mikroorganisme tertentu, tidak

mampu mengendalikan mikroorganisme lain. Beberapa jenis desinfektan ada yang

Page 10: lap.dedek

hanya efektif pada lapisan luar saja, ada yang memiliki daya kerja yang luas

terhadap mikroorganisme dan ada pula yang hanya bisa mengatasi sejumlah kecil

mikroorganisme. Pengguna desinfektan dituntut bisa melakukan pilihan secara

tepat, sehingga minimal harus mengetahui kelemahan dan keunggulan masing-

masing desinfektan. Bakteri dalam bentuk spora lebih tahan terhadap desinfektan.

Semua ini disebabkan karena dinding spora bersifat impermeabel dan

asam ribonukleat di dalam protoplasma memiliki ketahanan yang tinggi terhadap

pengaruh buruk dari desinfektan.

Ada juga faktor mempengaruhi gagalnya praktikum ini adalah kerja yang

tidak aseptis. Komunikasi saat proses kerja mungkin menjadi salah satu faktor

gagalnya percobaan. Saat berkomunikasi, percikan air liur atau hembusan uap air

dari hidung dan mulut akan menambah jumlah kuman yang tidak sebanding

dengan daya bunuh desinfektan. Faktor lainnya kemungkinan disebabkan oleh

peralatan yang tercemar/ tidak aseptis.

Page 11: lap.dedek

VIII. Kesimpulan

1. Pengujian penentuan hitungan cawan atau Angka limpeng total (ALT)

dilakukan dengan metode penuangan.

2. Teknik aseptik dalam  proses – proses pengerjaan yang berkaitan dengan

mikrobiologi, memerlukan  ketelitian dan  keakuratan serta kesterilan yang

harus selalu di jaga agar terbebas dari kontaminan.

3. Berdasarkan hasil percobaan , perhitungan cawan pada pengenceran

sampai 1 : 10-5 paling banyak di tumbuhi dengan koloni

4.

Page 12: lap.dedek

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan, 1998.

Hafsah. Bahan Ajar Mikrobiologi Umum. Makassar: Program Studi Biologi UIN

Alauddin Makassar, 2009.

Prawibowo, Andi. 2012. PENGUJIAN MIKROBIOLOGI. Pada web http://blogger

juniorindonesia.blogspot.com/2012/12/pengujian-mikrobiologi.html. pada

tanggal 20 November 2013.

Yahya, Kristiana. 2012. Pengujian Angka Lempeng Total. Pada web http://kristia

na-yahya.blogspot.com/2012/03/pengujian-angka-lempeng-total-alt.html.

pada tanggal 20 November 2013

Page 13: lap.dedek

LAMPIRAN

10-1 10-4

10-2 10-5

10-3