lapdal studio wilayah

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah tangkapan air merupakan suatu kesatuan fisik yang tidak terikat dengan batasan politik dan administrasi. Daerah ini merupakan daerah yang memiliki banyak kegunaan oleh beragam pengguna, bersifat lintas sektoral dan lintas daerah dari hulu sampai ke hilir, daerah tangkapan air meliputi banyak jurisdiksi pemerintahan dari pusat sampai ke daerah dengan regulasi yang kompleks. Kompleksitas ini menjadi penyebab tidak efektifnya pengelolaan daerah tangkapan air selama ini, dan akhirnya membutuhkan pemikiran – pemikiran baru guna mencapai pengelolaan daerah tangkapan air yang berkelanjutan (Sustainable watershed management). Daerah tangkapan air dapat berupa waduk atau bendung (dam). Menurut standar Tata Cara Perencanaan Umum, pengertian waduk atau bendung adalah bangunan air yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ketempat yang membutuhkannya. Sedangkan menurut kamus tata ruang terbitan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen I - 1

description

laporan pendahuluan studio wilayah waduh mulur

Transcript of lapdal studio wilayah

Page 1: lapdal studio wilayah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daerah tangkapan air merupakan suatu kesatuan fisik yang tidak terikat

dengan batasan politik dan administrasi. Daerah ini merupakan daerah yang

memiliki banyak kegunaan oleh beragam pengguna, bersifat lintas sektoral dan

lintas daerah dari hulu sampai ke hilir, daerah tangkapan air meliputi banyak

jurisdiksi pemerintahan dari pusat sampai ke daerah dengan regulasi yang

kompleks. Kompleksitas ini menjadi penyebab tidak efektifnya pengelolaan

daerah tangkapan air selama ini, dan akhirnya membutuhkan pemikiran –

pemikiran baru guna mencapai pengelolaan daerah tangkapan air yang

berkelanjutan (Sustainable watershed management).

Daerah tangkapan air dapat berupa waduk atau bendung (dam). Menurut

standar Tata Cara Perencanaan Umum, pengertian waduk atau bendung adalah

bangunan air yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat

untuk meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun,

sehingga air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ketempat yang

membutuhkannya. Sedangkan menurut kamus tata ruang terbitan Direktorat

Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, waduk atau bendung

(dam) adalah bangunan air melintang badan sungai untuk mengatur air sungai,

dengan demikian terjadi kolam atau waduk di bagian hulu sungai dari letak

bangunan dari letak bangunan tersebut. Fungsi waduk atau bendung (dam) ini

adalah untuk penyedia air bagi tenaga listrik, keperluan irigasi, pariwisata,

pengendalian banjir, dan lain sebagainya. Selain itu, kegunaan waduk yang lain

adalah untuk menyimpan kelebihan air di musim penghujan, dan mengalirkan

air pada saat musim kemarau apabila diperlukan.

Dalam studio perencanaan kali ini, perencana akan mengambil objek

kajian kawasan waduk, yaitu kawasan Waduk Mulur yang berada di Kecamatan

Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Sukoharjo Nomor 9 Tahun 2007 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota

I - 1

Page 2: lapdal studio wilayah

Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, Waduk Mulur merupakan salah

satu prioritas utama pengembangan di sector pariwisata. Oleh sebab itu,

diperlukan suatu produk perencanaan berupa Rencana Tata Ruang Kawasan

(RTRK) Tangkapan Air untuk membantu dalam pengembangan sector

pariwisata tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan dalam pengembangan

Waduk Mulur sebagai kawasan tangkapan air dapat diperluas fungsi dan

manfaatnya untuk kegiatan lain yang potensial.

Adapun dasar dari penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK)

Waduk Mulur ini adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2010

tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang. Dalam peraturan tersebut dijelaskan

bahwa jenis rencana tata ruang dibagi menjadi rencana umum dan rencana

rinci. Perencanaan Kawasan Waduk Mulur pada hakekatnya termasuk dalam

rencana rinci, karena lingkup rencana ini adalah Rencana Tata Ruang Kawasan

Strategis Kabupaten Sukoharjo dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air.

Yang mana, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten itu sendiri

merupakan perincian dan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten.

Kawasan Waduk Mulur sebagai objek kajian memiliki peranan dan fungsi

yang sangat vital bagi masyarakat disekitarnya. Selain memiliki fungsi ekologis

konservasi air, Kawasan Waduk Mulur juga dimanfaatkan untuk kegiatan

perekonomian masyarakat seperti pariwisata, irigasi, dan perikanan.

Keberadaan Waduk Mulur ini memiliki potensi yang cukup besar untuk

membangun perekonomian masyarakat yang merupakan salah satu indicator

keberhasilan pembangunan suatu wilayah.

Namun, pemanfaatan Waduk Mulur masih belum optimal baik dari segi

sumberdayanya maupun system pengelolaannya. Sumberdaya yang ada belum

dimanfaatkan secara maksimal, padahal Waduk Mulur sangat berpotensi untuk

dijadikan sebagai pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat sekitar. Namun,

untuk memanfaatkan Waduk Mulur sebagai penyedia kebutuhan air, masih

memiliki beberapa kendala, salah satunya adalah kendala pembiayaan, dimana

I - 2

Page 3: lapdal studio wilayah

seharusnya diperlukan investasi pengolahan air yang cukup besar. Selain itu,

pengembangan Waduk Mulur juga mengalami kesulitan dalam pengelolaan,

sebab hak dan kewenangan untuk mengelola Waduk Mulur berada di tangan

pemerintah pusat (Badan Pengelola Sumber Daya Air), bukan di tangan

pemerintah daerah.

Oleh sebab itu, peneliti berkeinginan memanfaatkan Waduk Mulur secara

optimal baik dari pemanfaatan dan penyediaan sumberdaya maupun system

pengelolaannya sehingga dapat mendukung kegiatan kepariwisataan secara

khusus, dan kegiatan lain seperti perikanan, pertanian, dan lokasi penyediaan

air bersih secara umum.

Hasil dari kegiatan ini akan digunakan sebagai bahan kajian dan dasar

acuan bagi tahapan selanjutnya yaitu rencana pengembangan wilayah. Sehingga

akurasi dan kelengkapan data yang dibutuhkan sangat berpengaruh terhadap

akurasi dalam penyusunan rencana.

B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk

Mulur adalah mendetailkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Sukoharjo sebagai Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis, dari

sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yang

memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air di Kawasan Waduk

Mulur yang berbasis ekologis dan berkelanjutan.

2. Sasaran

Untuk mencapai tujuan dari studio perencanaan ini, maka sasaran yang

harus dicapai adalah:

a. Identifikasi karakteristik atau gambaran kawasan Waduk Mulur

b. Identifikasi potensi dan masalah yang terdapat di kawasan Waduk Mulur

c. Identifikasi aspek-aspek terkait pengembangan kawasan Waduk Mulur

d. Tergalinya potensi ekonomi lokal Kawasan Waduk Mulur

I - 3

Page 4: lapdal studio wilayah

e. Tersusunnya konsep perencanaan dan strategi pengembangan Kawasan

Waduk Mulur

f. Tersusunnya struktur dan pola ruang Kawasan Waduk Mulur

g. Terdorongnya sistem kelembagaan yang baik dalam mengelola dan

mengendalikan perencanaan Kawasan Waduk Mulur

C. Ruang Lingkup Kegiatan

1. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam studio perencanaan ini adalah kawasan

Waduk Mulur yang terdapat di 5 Desa di Kecamatan Bendosari, yaitu Desa

Mulur, Mertan, Jagan, Sugihan, dan Toriyo. Selain itu, orientasi kegiatan

juga mencakup wilayah – wilayah sekitar waduk yang terkena dampak

langsung maupun tidak langsung dari keberadaan waduk itu sendiri.

2. Ruang Lingkup Substansi

Lingkup Substansi dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan

(RTRK) Waduk Mulur adalah sebagai berikut :

a. Identifikasi isu – isu pengembangan Kawasan Waduk Mulur sebagai

area tangkapan air (Catchment Area), yang diperlukan untuk

menetapkan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang kawasan

waduk sebagai area tangkapan air (Catchment Area)

b. Analisis terhadap faktor eksternal, aspek-aspek fisik dan non fisik,

serta struktur dan pola tata ruang Kawasan Waduk Mulur

c. Penyusunan rencana tata ruang Kawasan Waduk Mulur menghasilkan

program tata ruang Kawasan berupa program perencanaan sektoral

dan/atau program pengembangan wilayah/kawasan dengan perumusan

kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata ruang Kawasan

d. Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Waduk Mulur yang

memiliki kedalaman sebagai Rencana Tata Ruang Kawasan yang di

dalamnya memuat Perencanaan, Pemanfaatan, Pengendalian,

Penatalaksanaan Kawasan Waduk Mulur sebagai area tangkapan air.

I - 4

Page 5: lapdal studio wilayah

3. Ruang Lingkup Waktu

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun

2007 tentang Penataan Ruang, maka periode Rencana Tata Ruang

Kawasan Waduk Mulur adalah 20 (dua puluh) tahun ke depan yaitu tahun

2013-2032.

D. Data Dasar

Data dasar yang digunakan untuk menunjang kedalaman materi rencana

yang akan disusun pada penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan

(RTRK) Waduk Mulur tahun 2013 – 2032 ini adalah sebagai berikut:

1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi Jawa Tengah

2. RTRW Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 – 2031

3. Data pokok pembangunan tahunan Kabupaten Sukoharjo

4. Peta – peta skala 1:5.000 atau lebih

E. Standar Teknis

Standar teknis yang harus digunakan dalam penyusunan Rencana Tata

Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur tahun 2013 – 2032 adalah sebagai

berikut:

1. Data yang akurat

2. Penyusunan produk dikerjakan secara tepat dan sesuai dengan bidang

ahlinya yang menggunakan ketentuan – ketentuan sistematik dengan

menggunakan metode – metode yang sesuai

3. Menyesuaikan dengan standar yang berlaku dalam penyusunan produk

4. Mengikuti pedoman / petunjuk dan prosedur yang berlaku

F. Landasan Hukum

Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur,

Undang-Undang dan Peraturan yang dijadikan dasar penyusunan antara lain :

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

Pokok Agraria

I - 5

Page 6: lapdal studio wilayah

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam Hayati dan Ekosistemnya

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu

Lintas Jalan

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan

Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam

Penataan Ruang

Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam

dan Kawasan Pelestarian Alam

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan

I - 6

Page 7: lapdal studio wilayah

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk

Penataan Ruang wilayah

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang

Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah bagi

Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1997 tentang Tata Cara

dan Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan

Lindung

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara

Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 649/ KPTS/ 1986

tentang Perencanaan Tata Ruang

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung di Provinsi Jawa Tengah

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2003 Tentang

Sumber Daya Air

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2004 tentang

Garis Sempadan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah 2009-2029

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 14 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2031

I - 7

Page 8: lapdal studio wilayah

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 9 Tahun 2007 tentang

Rencana Umum Tata Ruang Kota Kecamatan Bendosari Kabupaten

Sukoharjo

I - 8

Page 9: lapdal studio wilayah

G. Tahap Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur

Ganbar 1.2 Tahap Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur

I - 9

Sumber: Tim Studio Perencanaan Wilayah Waduk Mulur, 2012

Page 10: lapdal studio wilayah

H. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup,

data dasar, standar teknis, landasan hukum, kerangka pikir dan

sistematika penulisan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang

Kawasan (RTRK) Waduk Mulur.

BAB II KAJIAN LITERATUR

Bab ini memuat tentang kajian teori yang berhubungan dengan

tema perencanaan yaitu daerah tangkapan air (catchment area).

BAB IV GAMBARAN WILAYAH

Bab ini memuat tentang gambaran awal wilayah perencanaan

tangkapan air yaitu wilayah kawasan Waduk Mulur.

BAB VI PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Bab ini berisi tentang metode dan pendekatan yang digunakan

dalam proses perencanaan yang meliputi pendekatan umum dan

pendekatan teknis, metode analisis, metode pelaksanaan serta proses

analisis.

BAB VII RENCANA, JADWAL, DAN ORGANISASI KERJA

Bab ini memuat rencana dan jadwal kegiatan pelaksanaan kerja

penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk

Mulur, beserta rincian personil dan pembangian tugas – tugasnya.

I - 10