Lapdal Jember Master Doc

download Lapdal Jember Master Doc

of 16

Transcript of Lapdal Jember Master Doc

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    1/16

    1

    Kata Pengantar

    Assalamualaikum wr.wb.

    Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia-

    Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proses penyusunan Laporan Pendahuluan Rencana Zonasi

    Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Jember 2016-2035 ini dengan baik. Tim

    penyusun juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak berikut yang telah

    membantu proses penyusunan RZWP3K Kabupaten Jember:

    1.

    Bapak Putu Gde Ariastita, selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktek Perencanaan Pesisir

    2. Bapak Adjie Pamungkas,

    3. Seluruh camat wilayah pesisir Kabupaten Jember

    4.

    Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Jember, yang telah memberikan izin dalam

    melakukan penelitian dalam rangka penyusunan RZWP3 Kabupaten Jember 2016-2035

    5. Serta pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu

    RZWP3K Kabupaten Jember ini disusun dengan tujuan untuk mewujudkan amanat undang-

    undang No. 1 Tahun 2014 tentang...

    Akhir kata kami mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan

    Laporan Pendahuluan RZWP3K Kabupaten Jember 2016-2035. Untuk memperbaiki kekurangan yang

    ada saat ini, maka tim penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan pengguna

    dokumen perencanaan ini.

    Wassalam.

    Surabaya, Februari 2016

    Penyusun

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    2/16

    2

    Daftar Isi

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    3/16

    3

    Daftar Gambar

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    4/16

    4

    1.PENDAHULUAN

    1.1.

    LATAR BELAKANGSumber daya pesisir dan lautan, merupakan salah satu modal dasar pembangunan

    saat ini, disamping sumberdaya alam darat. Potensi sumber daya pesisir dan laut Indonesia

    begitu beragam baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Di dalam lautan terkandung

    sumber pangan yang sangat besar yaitu ikan dan rumput laut. Sumberdaya laut lainnya

    adalah bahan tambang lepas pantai yang berperan penting untuk menyuplai energi, serta

    masih banya lagi potensi sumber daya hayati dan non hayati laut lain yang sangat penting

    untuk memicu pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan masyarakat.

    Wilayah pesisir merupakan tempat bertemunya berbagai kepentingan pembangunan

    baik pembangunan sektoral maupun regional serta mempunyai dimensi internasional.

    Berbagai kegiatan dan pembangunan uang intensif dilakukan seperti pelabuhan,

    pertambangan, perikanan, industri, pariwisata, maupun pemanfaatan sumber daya alam

    secara langsung. Perbedaan yang mendasar secara ekologis di wilayah pesisir sangat

    berpengaruh pada aktivitas masyarakatnya.

    Ketentuan perubahan secara ekologis berpengaruh secara signifikan terhadap usaha

    perekonomian yang ada di wilayah tersebut, karena ketergantungan yang tinggi dari aktivitas

    ekonomi masyarakat dengan sumberdaya ekologis tersebut. Jika sifat kerentanan wilayah

    tidak diperhatikan maka akan muncul konflik antara kepentingan memanfaatkan sumberdaya

    pesisir untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan pembangunan ekonomi dalam jangka pendek

    dengan kebutuhan generasi yang akan datang terhadap sumber daya pesisir.

    Fenomena degradasi biofisik lingkungan akibat pemanfaatan yang tidak

    berkelanjutan semakin mengkhawatirkan terutama degradasi ekosistem pesisir (mangrovedan terumbu karang), pencemaran, maupun perubahan garis pantai yang menyebabkan

    instrusi air laut dan kerusakan infrastruktur pembangunan. Berdasarkan kondisi tersebut maka

    diperlukan kemampuan pemerintah daeran dalam mengkoordinasikan berbagai perencanaan

    sektor melalui pendekatan secara komprehensif agar pengelolaan wilayah pesisir, laut dan

    pulau-pulau kecil dapat terintegrasi, bersifat lestari dan tidak merusak ekosistem.

    Dalam hal ini, salah satu bentuk peran dan tanggung jawab pemerintah adalah

    mengatur pengalokasian ruang atau zona wilayah pesisir untuk dapat digunakan dalam

    memaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatan wilayah pesisir. Sesuai dengan UU No. 27

    tahun 2007, tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dalam pasal 5

    menyebutkan Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi kegiatan

    perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian serta dalam pasal 7

    menyebutkan bahwa pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota wajib

    untuk menyusun dokumen perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

    yang sangat terkait satu sama lain, mulai dari Rencana strategis wilayah pesisir dan pulau-

    pulau kecil (RSWP-3-K), Rencana Zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP-3-K),

    Rencana pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RPWP-3-K), dan Rencana Aksi

    pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RAPWP-3-K).

    Pemerintah Kabupaten Jember perlu menyusun dokumen Rencana Zonasi Bagian

    Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZ-BWP3K) Kabupaten Jember sebagai bagian dari

    RZWP3K Provinsi Jawa Timur, dalam rangka memelihara keberlanjutan sumberdaya pesisir

    dalam jangka panjang serta mengeliminir berbagai faktor tekanan terhadap ekosistem

    pesisir akibat kegiatan yang tidak sesuai (incompatible). Penyusunan Laporan Pendahuluan

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    5/16

    5

    RZ-BWP3K Kabupaten Jember diharapkan dapat memberikan sejumlah informasi dasar yang

    berguna untuk proses penataan dan pengelolaan kawasan pantai dan pesisir sebagai

    bagian dari Pengelolaan Kawasan Pesisir Secara Terpadu (Integrated Coastal Zone

    Management/ICZM).

    1.2. TUJUAN DAN MANFAAT PERENCANAAN

    1.2.1. Tujuan

    Tujuan dari kegiatan Penyusunan Rencana Zonasi Bagian Wilayah Pesisir dan

    Pulau-Pulau Kecil (RZ-BWP3K) Kabupaten Jember ini adalah :

    a.

    Meningkatkan pemahaman semua pihak terkait tentang pentingnya pengelolaan

    sumber daya pesisir dan laut secara optimal, efisien dan berkelanjutan.

    b. Menyediakan data dan informasi terkini tentang sumber daya wilayah laut,

    pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah pesisir Kabupaten Jember.

    c. Meningkatkan upaya-upaya pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau

    kecil secara terpadu di Kabupaten Jember.d.

    Memberikan panduan bagi instansi-instansi di lingkungan Pemerintahan

    Kabupaten Jember, pihak swasta, masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan

    lainnya tentang strategi pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil

    Kabupaten Jember.

    e. Identifikasi potensi ekonomi di wilayah pesisir Kabupaten Jember.

    f. Identifikasi sarana dan prasarana pendukung kegiatan ekonomi pesisir.

    g. Menyusun rencana pengembangan kegiatan ekonomi wilayah pesisir.

    h.

    Menentukan deliniasi zona kawasan sesuai sumber daya pesisir dan laut Kabupaten

    Jember.

    1.2.2.

    Manfaat PerencanaanManfaat Penyusunan Rencana Zonasi Bagian Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

    (RZ-BWP3K) Kabupaten Jember adalah :

    a. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya wilayah pesisir

    b. Menjamin harmonisasi antara kepentingan pembangunan ekonomi dengan

    pelestarian sumber daya pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

    c. Mewujudkan keterpaduan pembangunan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

    dengan wilayah daratannya;

    d. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kabupaten dengan wilayah sekitarnya.

    1.3. RUANG LINGKUP

    1.3.1.

    Ruang Lingkup Substansi (ini aku ganti substansi ya)

    Lingkup materi dari pekerjaan Penyusunan Rencana Zonasi Bagian Wilayah Pesisir

    dan Pulau-Pulau Kecil (RZ-BWP3K) Kabupaten Jember antara lain adalah :

    a. Identifikasi sumberdaya wilayah laut, pesisir laut dan pulau-pulau kecil di

    kabupaten jember meliputi data kebijakan, kondisi fisik, wilayah, oseanografi, bio-

    ekologi, sumberdaya alam, sosial ekonomi dan budaya yang dijadikan sebagai dasar

    untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wp3k, arahan

    indikasi program dan dasar penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan zona.

    b.

    Mengidentifikasi dan menganalisis Isu dan permasalahan tentang kebijakan

    perikanan dan pengembangan wilayah setempat, kondisi fisik, kondisi SDM, Sosial,

    Ekonomi.

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    6/16

    6

    c. Mengidentifikasi dan menganalisis potensi pengembangan wilayah karakteristik

    wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten Jember berdasarkan pada

    kesesuaian lahan, daya dukung dan nilai ekonomi.

    d. Menyusun Rencana Zonasi Bagian Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

    Kabupaten Jember.

    1.3.2.

    Ruang Lingkup Wilayah

    Ruang lingkup lokasi Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Bagian Pesisir dan Pulau-

    Pulau Kecil adalah kecamatan-kecamatan di Kabupaten Jember yang berbatasan langsung

    dengan wilayah pesisir, yaitu :

    a. Kecamatan Kencong

    b. Kecamatan Gumukmas

    c. Kecamtan Puger

    d.

    Kecamatan Wuluhan

    e.

    Kecamatan Ambulu

    f.

    Kecamatan Tempurejo

    1.4. RUMUSAN MASALAH

    1.5. DASAR HUKUM PENYUSUNAN RENCANA

    1. UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan

    Ekosistemnya;

    2. UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

    3. UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas;

    4. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

    5. UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

    6. UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

    7.

    UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

    8. UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

    9. UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU No 31 Tahun 2004 tentang

    Perikanan;

    10. UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

    sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 1 Tahun 2014;

    11. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah

    dengan Undang-Undang No 9 Tahun 2015;

    12. UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan;

    13. PP Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan

    Laut;14.

    PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

    pemerintah, Pemerintahan Daerah, Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kab/ Kota;

    15. PP Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan;

    16. PP Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;

    17. PP Nomor 62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Terluar;

    18. PP Nomor 64 Tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-

    Pulau Kecil;

    19. PP Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang;

    20.

    Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan

    Pulau-Pulau Kecil;

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    7/16

    7

    21. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.PER.17/MEN/2008 tentang Kawasan

    Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

    22.

    Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.PER.30/MEN/2010 Tahun 2010 tentang

    Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan;

    23.

    Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.PER.2/MEN/2011 tentang Jalur

    Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu

    Penangkapan Ikan di Wilayah Pengeloaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

    24. Peraturan Menteri Perhubungan No.PM 68 Tahun 2011 tentang Alur Pelayaran di

    Laut;

    25. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No PER.08/MEN/2012 tentang

    Kepelabuhanan Perikanan;

    26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan

    Batas Daerah;

    27. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 34 Tahun 2014 tentang

    Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

    1.6.

    SISTEMATIKA LAPORAN

    Laporan Pendahuluan penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

    Kecil (RZWP3K) di Kabupaten Jember disajikan dengan sistematika sebagai berikut :

    BAB 1 PENDAHULUAN

    Bab ini menguraikan latar belakang, tujuan dan manfaat, ruang lingkup wilayah perencanaan,

    ruang lingkup substansi, dan sistematika penulisan Laporan Pendahuluan Penyusunan

    Rencana Zonasi Bagian Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZ-BWP3K) Kabupaten Jember.

    BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

    Bab ini membahas delineasi wilayah perencanaan, gambaran umum wilayah perencanaan,serta gambaran potensi dan masalah pada wilayah perencanaan.

    BAB III KAJIAN KEBIJAKAN DAN LITERATUR

    Bab ini berisi penyusunan teori dan konsep pendukung pencapaian tujuan, serta tinjauan

    kebijakan mengenai penyusunan Rencana Zonasi Bagian Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

    (RZ-BWP3K) Kabupaten Jember.

    BAB IV METODE PENDEKATAN PERENCANAAN

    Bab ini menguraikan tentang pendekatan dan metode yang akan digunakan dan dirinci

    sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan.

    BAB V ORGANISASI DAN JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN

    Bab ini menguraikan tentang kebutuhan tenaga ahli, tugas dan tanggung jawab tenaga ahli,

    struktur organisasi tim tenaga ahli, tahapan pekerjaan, dan jadwal pelaksanaan.

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    8/16

    8

    2.GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

    2.1.

    DELINEASI WILAYAH PERENCANAAN2.2.

    GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

    2.3. GAMBARAN POTENSI DAN PERMASALAHAN WILAYAH PERENCANAAN

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    9/16

    9

    3.KAJIAN KEBIJAKAN DAN LITERATUR

    3.1.

    KAJIAN KEBIJAKAN3.1.1.

    Kajian Mengenai UU No.1 Tahun 2014

    3.2. KAJIAN LITERATUR

    3.2.1.

    Teori Pengelolaan Kawasan Pesisir

    3.2.2. Pengelolaan Pesisir Secara Terpadu

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    10/16

    10

    4.METODE PENDEKATAN PERENCANAAN

    4.1.

    METODE PENDEKATAN PERENCANAANMetode pendekatan perencanaan merupakan serangkaian alat bantu yang digunakan

    oleh perencana untuk menyusun rencana yang mampu mengakomodasi kebutuhan sebuah

    wilayah agar berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.

    4.1.1. Pendekatan Bottom-Up

    Pendekatan Bottom-Up merupakan pendekatan perencanaan yang dimulai dengan

    usulan dari bawah atau masyarakat. Dalam pendekatan ini, masyarakat lebih berperan dalam

    memberikan gagasan awal sampai dengan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan

    dan pemerintah hanya sebagai fasilitator dalam menjalankan suatu program. Keunggulan dari

    pendekatan bottom-up adalah masyarakat memiliki andil yang cukup besar dalam

    memberikan masukan kepada pemerintah serta kreativitas masyarakat semakin terpacu.

    Karena masyarakat dilibatkan dari proses awal hingga akhir, maka produk perencanaan yang

    dihasilkan diharapkan tepat sasaran. Adapun kelemahan dari pendekatan ini adalah proses

    perencanaan dapat terhambat jika hubungan antara pemerintah dan masyarakat tidak

    berjalan dengan baik. Selain itu, pendekatan bottom up juga akan memakan waktu, biaya, dan

    tenaga karena memerlukan proses yang lebih rumit untuk menjaring pendapat dari berbagai

    kalangan masyarakat.

    4.1.2.

    Pendekatan Top-Down

    4.2.

    BAGAN SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA

    4.3. TATA CARA PENGUMPULAN DATA

    4.3.1.

    Tata Cara Pengumpulan Data Kebijakan

    4.3.2. Tata Cara Pengumpulan Data Fisik Dasar dan Kebencanaan

    4.3.3. Tata Cara Pengumpulan Data Penggunaan Lahan

    4.3.4. Tata Cara Pengumpulan Data Oseanografi, Ekosistem, dan Sumberdaya Air

    Data Sumber Data Metode

    Pengumpulan Data

    Instansi Output

    4.3.5. Tata Cara Pengumpulan Data Kependudukan dan Sosial Budaya

    Data Sumber Data Metode

    Pengumpulan Data

    Instansi Output

    Data Jumlah

    Penduduk tahun2011-2015

    Kabupaten

    Jember dalamangka

    Survey

    Sekunder/SurveyInstansi

    Badan Pusat

    Statistik ProvinsiJawa Timur /

    Proyeksi Jumlah

    penduduk 20 tahunmendatang

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    11/16

    11

    Badan Pusat

    Statistik

    Kabupaten

    Jember

    Data jumlahtenaga kerja KabupatenJember dalam

    angka

    SurveySekunder/Survey

    Instansi

    Badan PusatStatistik Provinsi

    Jawa Timur /

    Badan Pusat

    Statistik

    Kabupaten

    Jember

    Kepadatan

    Penduduk

    Survey

    Sekunder/Survey

    Instansi

    Badan Pusat

    Statistik Provinsi

    Jawa Timur /

    Badan Pusat

    Statistik

    Kabupaten

    Jember

    Peta Kepadatan,

    Diagram, Deskripsi

    Karakteristik

    Masyarakat

    Jumlah

    penduduk

    menurut mata

    Pencaharian

    Kabupaten

    Jember dalam

    angka /

    Kecamatan

    dalam angka

    Survey

    Sekunder/Survey

    Instansi

    Badan Pusat

    Statistik Provinsi

    Jawa Timur /

    Badan Pusat

    Statistik

    Kabupaten

    Jember

    Deskripsi

    Karakteristik

    Penduduk

    Jumlah nelayan

    dan

    pembudidaya

    ikan

    Survey

    Sekunder/Survey

    Instansi

    Dinas Perikanan

    dan Kelautan

    Kabupaten

    Jember

    Diagram, Deskripsi

    Karakteristik

    Masyarakat

    Wilayahmasyarakat

    hukum adat

    Respondenmasyarakat,

    Tokoh

    Masyarakat,

    Survey Primer(Wawancara)

    Deskripsikarakteristik wilayah

    masyarakat hukum

    adat

    Wilayah

    penangkapan

    ikan secara

    tradisional

    Tokoh

    masyarakat,

    responden

    Masyarakat

    Survey Primer

    (Wawancara)

    Deskripsi

    karakteristik wilayah

    penangkapan ikan

    secara tradisional

    Kondisi dan

    karakteristik

    masyarakat

    setempattermasuk

    tempat suci dan

    kegiatan

    peribadatannta

    Tokoh

    masyarakat,

    Masyarakat

    Survey Primer

    (Wawancara)

    Deskripsi kondisi

    dan karakteristik

    masyarakat

    setempat

    Aktifitas atau

    ritual

    keagamaan dan

    situs cagar

    budaya

    Tokoh

    masyarakat,

    Masyarakat

    Survey Primer

    (Wawancara)

    Deskripsi

    karakteristik aktifitas

    dan ritual

    keagaaman

    masyarakat

    setempat

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    12/16

    12

    4.3.6. Tata Cara Pengumpulan Data Ekonomi Wilayah

    4.3.7. Tata Cara Pengumpulan Data Sarana dan Prasarana

    4.4. METODE DAN ALAT ANALISIS DATA

    4.4.1.

    Metode Delineasi Wilayah

    4.4.2.

    Metode Analisis Kebijakan

    4.4.3. Metode Analisis Fisik Dasar dan Kebencanaan

    A. Analisis Kemampuan Lahan

    4.4.4. Metode Analisis Penggunaan Lahan

    4.4.5.

    Metode Analisis Oseanografi, Ekosistem, dan Penyusunan Paket Sumberdaya

    4.4.6. Metode Analisis Kependudukan dan Sosial Budaya

    Analisis aspek kependudukan dan sosial budaya bertujuan untuk mencapai

    pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan

    masyarakat. Dengan menganalisis indikator kependudukan dan sosial budaya dapat diperoleh

    gambaran apakah suatu wilayah dan/atau kawasan cukup potensial untuk dikembangkan atau

    tidak. Jika wilayah dan/atau kawasan potensial untuk dikembangkan barulah dilakukan

    perencanaan pengembangan sosial budaya melalui berbagai program perencanaan sosial.

    A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

    Analisis proyeksi pertumbuhan penduduk merupakan proyeksi jumlah penduduk

    yang digunakan untuk merencanakan penyediaan fasilitas bagi masyarakat seperti fasilitas

    pendidikan, penyediaan lapangan kerja, kesehatan, dan sebagainya.

    Model Ekstrapolasi Trend

    Model ekstrapolasi trend secara sederhana menggunakan trend penduduk masa yang

    lalu untuk memperkirakan jumlah penduduk masa yang akan datang di wilayah perencanaan.

    Model ini merupakan model yang paling mudah digunakan. Metode ini juga digunakan untuk

    menghitung tingkat dan ratio pada masa yang akan datang berdasarkan tingkat dan ratio

    pada masa yang lalu. Model yang banyak digunakan adalah model linear, geometric dan

    parabolic.

    Model Linear (Aritmethic)

    Model linear menurut Klosterman (1990) adalah teknik proyeksi yang paling

    sederhana dari seluruh model trend. Model ini menggunakan persamaan derajat pertama

    (first degree equation). Berdasarkan hal tersebut, penduduk diproyeksikan sebagai fungsi dari

    waktu, dengan persamaan :

    Pn : Penduduk pada tahun n

    Po : Penduduk pada tahun awal

    c : Jumlah pertambahan penduduk konstan

    n : Periode (waktu) antara tahun awal dan tahun n

    Model Geometric

    Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan bertambah/berkurang

    pada suatu tingkat pertumbuhan (persentase) yang tetap. Menurut Klosterman

    (1990), proyeksi dengan tingkat pertumbuhan yang tetap ini dapat diterapkan pada

    wilayah, dimana pada tahun-tahun awal observasi pertambahan absolut

    penduduknya sedikit dan menjadi semakin banyak pada tahun-tahun akhir. Model

    geometric memiliki persamaan umum :

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    13/16

    13

    Dimana :

    Pn : Penduduk pada tahun n

    Po : Penduduk pada tahun awal

    r : Angka pertumbuhan penduduk (%)

    n : waktu dalam tahun (periode proyeksi)

    Model Eksponensial

    Model eksponensial merupakan model dengan pertumbuhan penduduk

    secara terus menerus setiap hari dengan angka pertumbuhan konstan.

    Dimana :

    Po : Penduduk pada tahun awal

    n : Waktu dalam tahun (periode proyeksi)

    r : Angka pertumbuhan penduduk (%)

    Pn : Penduduk pada tahun n

    e : Bilangan pokok sistem logaritma natural = 2,7182818B. Analisis Sosial Budaya dan Program

    Mengidentifikasi kondisi sosial budaya untuk mengetahui sampai seberapa jauh

    tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah perencanaan. Tujuan analisis ini adalah mengkaji

    kondisi sosial budaya masyarakat yang mendukung atau menghambat pengembangan

    wilayah perencanaan, serta memiliki fungsi antara lain :

    1.

    Sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang wilayah dan atau kawasan serta

    pembangunan sosial budaya masyarakat

    2. Mengidentifikasi struktur sosial budaya masyarakat

    3. Menilai pelayanan sarana dan prasarana sosial budaya yang mendukung

    pengembangan wilayah dan atau kawasan

    4.

    Menentukan prioritas-prioritas utama dalam formulasi kebijakan pembangunan sosial

    budaya masyarakat

    5. Memberikan gambaran situasi dan kondisi obyektif dalam proses perencanaan

    Input Process Output

    Data yang dibutuhkan untuk

    melakukan analisis sosial budaya

    adalah :

    a. Wilayah masyarakat

    hukum adat

    b. Kondisi dan karakteristik

    masyarakat setempat

    c. Aktifitas atau ritual

    keagamaan masyarakat

    setempat yang masih

    dilakukan

    Analisis ini dilakukan dengan

    menggunakan metode kualitatif,

    yakni untuk pengumpulan datanya

    menggunakan observasi dan

    interview secara langsung kepada

    masyarakat pesisir di wilayah

    perencanaan. Dari hasil interview

    akan digunakan alat analisis berupa

    content analysis

    Rencana pengembangan sosial

    budaya sesuai kebutuhan

    masyarakat

    4.4.7. Metode Analisis Karakteristik Ekonomi Wilayah

    A. Analisis Tipologi Klassen

    B. Analisis Location Quotient (LQ)

    C.

    Analisis Coefficient Reshuffle (CR)

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    14/16

    14

    D. Analisis Basic Service Ratio (BSR) dan Regional Employment Multiplier (REM)

    4.4.8. Metode Analisis Sarana dan Prasarana Wilayah

    4.4.9. Metode Analisis Prioritas Pengembangan

    A.

    Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

    B. Metode Analisis Skalogram

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    15/16

    15

    5.ORGANISASI DAN JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

    5.1.

    TAHAPAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN DOKUMEN5.2.

    TENAGA AHLI DAN URAIAN PEKERJAAN

    5.2.1. Daftar Tenaga Ahli

    5.2.2.

    Uraian Perkerjaan

    5.2.3. Organigram Tim

    5.3.

    WAKTU PELAKSANAAN PENYUSUNAN DOKUMEN

  • 7/24/2019 Lapdal Jember Master Doc

    16/16

    16

    LAMPIRAN