Lap.akhir Lensa

14

Click here to load reader

Transcript of Lap.akhir Lensa

Page 1: Lap.akhir Lensa

VIII.PERHITUNGAN DAN SESATANNYA

Menghitung Fokus Lensa dengan

Metode GAUSS

1)

☺Tabel 1

☼ S = 15 cm

= 23,5 cm

= = 0.63

(32,12 cm

☼ S = 20 cm (20,00

☼ S = 25 cm (19,2

☼ S = 30 cm (13,1

☺ Tabel 2

☼ S = 10 cm (9,4

☼ S = 15 cm (7,8

☼ S = 20 cm (7,4

2) Calculate L

L = S +

☺Tabel 1

☼ S = 15 cm

L = S +

16

Page 2: Lap.akhir Lensa

= 15 + 32,1 = 38,5 cm

=

= 0,16

(47,12

☼ S = 20 cm (40,00

☼ S = 25 cm (44,20

☼ S = 30 cm (43,10

☺Tabel 2

☼ S = 10 cm (19,40

☼ S = 15 cm (22,80

☼ S = 20 cm (27,40

3) Calculate M

M =

☺Tabel 1

☼ S = 15 cm

M =

= = 1,56

= 0,01

(1,56

☼S = 20 cm (1,00

☼S = 25 cm (0,78 0,001)

☼S = 30 cm (0,43

☺Tabel 2

17

Page 3: Lap.akhir Lensa

☼ S = 10 cm (0,94

☼ S = 15 cm (0,52

☼ S = 20 cm (0,37

4) Calculate GAUSS

focal length

f =

☺Tabel 1

☼ S =15 cm

f =

= 9,15 cm

= 0,02

(9,15 cm

☼ S = 20 cm (10,00 )01,0 cm

☼ S = 25 cm (10,80 cm

☼ S = 30 cm (9,11

☺Tabel 2

☼ S = 10 cm (4,84

☼ S = 15 cm (5,13

☼ S= 20 cm (5,40

5)

☺Tabel 1

= 9,765 cm

18

Page 4: Lap.akhir Lensa

= 0,16

(9,76

☺Tabel 2

(5,12

Menghitung Jarak Fokus dengan Metode BESSEL

1) Calculate

☻Tabel 3

♣ L = 95 cm

= 72,10 cm

= = 0,62

(72,10

♣ L = 90 cm (67,30

♣ L = 85 cm (62,6

☻Tabel 4

♣ L = 95 cm (83,3

♣ L = 90 cm (78,30

♣ L = 85 cm (73,00

2) Calculate BESSEL focal length

☻Tabel 3

19

Page 5: Lap.akhir Lensa

♣ L = 95 cm

=10,07 cm

=

= 0,23

(10,07

♣ L = 90 cm (9,92

♣ L = 85 cm (9,72 cm

☻Tabel 4

♣ L = 95 cm (5,48

♣ L = 90 cm (5,48

♣ L = 85 cm (5,58

20

Page 6: Lap.akhir Lensa

IX. GRAFIK LENSA (+) DAN (++) METODE GAUSS DATA TABEL 1

DAN 2

→ → → → →

HUKUM GAUSS

Lensa (+)

=2,35%

Lensa (++)

= 2.4%

HUKUM BESSEL

Lensa (+)

=1%

Lensa (++)

= 10,2%

X. ANALISA

Hasil jarak titik fokus pada percobaan berbeda dengan hasil literatur, hal ini

dapat disebabkan oleh berbagai hal yang mungkin terjadi pada setiap percobaan.

21

Page 7: Lap.akhir Lensa

Salah satumya adalah disebabkan karena terjadinya cacat bayangan(aberasi).

Aberasi dapat disebabkan oleh ukuran dari diafragma yang digunakan, semakin

besar ukuran diafragma maka semakin besar pula kemungkinan cacat bayangan

(aberasi) yang dapat terjadi. Selain itu kesalahan juga dapat disebabkan oleh

keterbatasan ketelitian dari praktikan dan juga dari alat yang digunakan. Hasil

pembulatan juga dapat mempengaruhi hasil akhir dari jarak titik fokus, sehingga

menjadi berbeda dengan literatur yang sudah ada.

XI. KESIMPULAN

Aberasi (cacat bayangan) dapat terjadi karena ukuran diafragma yang

digunakan, semakin besar ukuran diafragma maka semakin besar pula

kesalahan yang dapat terjadi.

Perbedaan hasil antara percobaan dan literatur dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, seperti : - kurangnya ketelitian dari praktikan

- kurangnya ketelitian dalam mengukur jarak

- proses pembulatan yang membuat hasil akhir menjadi

berbeda dengan literatur

Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gauss lebih mendekati

ketetapan literatur dibandingkan dengan menggunakan metode Bessel

22

Page 8: Lap.akhir Lensa

TUGAS AKHIR

1) Hitunglah jarak fokus lensa positif lemah (+) dan lensa positif kuat (++) dengan

persamaan (1-3)

Jawaban :

Tabel 3

♣ L = 95 cm

=10,07 cm

=

= 0,23

(10,07

♣ L = 90 cm (9,92

♣ L = 85 cm (9,72 cm

☻Tabel 4

♣ L = 95 cm (5,48

♣ L = 90 cm (5,48

♣ L = 85 cm (5,58

2) Hitunglah pula dengan memakai persamaan (1-2)

Jawaban:

f =

☺Tabel 1

☼ S =15 cm

f =

23

Page 9: Lap.akhir Lensa

= 9,15 cm

= 0,02

(9,15 cm

☼ S = 20 cm (10,00 )01,0 cm

☼ S = 25 cm (10,80 cm

☼ S = 30 cm (9,11

☺Tabel 2

☼ S = 10 cm (4,84

☼ S = 15 cm (5,13

☼ S= 20 cm (5,40

3) Terangkan cara mana yang lebih teliti

Jawaban:

Penerapan dari metode Gauss lebih teliti dibandingkan dengan menggunakan

metode Bessel, hal ini terbukti dari nilai KSR yang didapat. Nilai KSR dari

metode Gauss lebih kecil dibandingkan dengan nilai KSR pada metode Bessel.

8) Terangkan terjadinya aberasi khromatik dan astigmatisme pada

percobaan VI-B

Jawaban:

♦ Aberasi khromatik merupakan aberasi yangn muncul karena dispersi variasi

indeks bias materi transparan terhadap panjang gelombang. Sebagai

contoh,cahaya biru dibelokkan lebih jauh dari merah oleh kaca. Sehingga jika

cahaya putih jatuh pada sebuah lensa, warna-warna yang berbeda difokuskan

pada titik yang berbeda pula, dan akan pinggiran berwarna pada bayangan,

aberasi khromatik dapat dihilangkan untuk dua warna apa saja (dan sangat

diperkecil untuk yang lainnya) dengan menggunakan dua lensa yang berbeda

dengan indeks bias dan dispersi yang berbeda

24

Page 10: Lap.akhir Lensa

♦ Astigmatisme biasanya disebabkan oleh karena lensa yang kurang bundar

sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan

bayangan. Hal ini terjadi karena berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya

tertumpuk, dimana lensa memfokuskan titikmenjadi garis yang paraleldengan

sumbunya. Maka astigmatisme memfokuskan berkas pada bidang vertikal,

katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas

pada bidang horizontal. Astigmatisme dengan menggunakan lensa silindris yang

mengimbanginya

9) Mengapa jika dipergunakan diafragma yang kecil cacat bayangan dapat dihindari

Jawaban:

Karena semakin besar diafragma yang digunakan maka semakin besar cacat

bayangan yang dapat terjadi, hal ini disebabkan jika diafragma nya semakin besar

maka hasil dari bayangan yang dibentuk menjadi kurang tajam

10) Adakah cara lain untuk mengurangi cacat bayangan!

Jawaban:

♣ Aberasi sferis

Aberasi ini dapat dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang

diletakan di depan lensa atau dengan lensa gabungan atlantis yanng terdiri dari

dua lensa yang jenis kacanya berlainan.

♣ Aberasi koma

Gejala koma ini tidak dapat diperbaiki dengan diafragma.

♣ Distorsi

Atau gejala terbentuknya bayangan palsu terjadi bayangan palsu ini oleh

karena di depan atau di belakang lensa diletakan diafragma.

Rumus-rumus persamaan lensa yang telah diberikan di atas diturunkan dengan

syarat hanya berlaku untuk sinar paraksial , jika syarat tersebut tidak

dipenuhi, akan terjadi cacat-cacat bayangan (aberasi)

25