Lap Siap Cetak

25
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan | 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metabolisme sangat sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan internal seekor hewan. Sebagai contoh, laju respirasi seluler meningkat seiring peningkatan suhu sampai titik tertentu dan kemudian menurun ketika suhu itu sudah cukup tinggi sehingga mulai mendenaturasi enzim. Sifat-sifat membran juga berubah dengan perubahan suhu. Meskipun spesies hewan yang berbeda telah diadaptasikan terhadap kisaran suhu yang berbeda- beda, setiap hewan mempunyai kisaran suhu optimum. Di dalam kisaran tersebut, banyak hewan dapat mempertahankan suhu internal yang konstan meskipun suhu eksternalnya berfluktusi. Termoregulasi adalah pemeliharaan suhu tubuh di dalam suatu kisaran yang membuat sel-sel mampu berfungsi secara efisien. Untuk lebih memahami mekanisme pengaturan suhu tubuh yang berkaitan dengan metabolisme energi dalam tubuh hewan maka dilakukan praktikum dengan judul Metabolisme Energi dan Termoregulasi ini. B. Tujuan

Transcript of Lap Siap Cetak

Page 1: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metabolisme sangat sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan internal

seekor hewan. Sebagai contoh, laju respirasi seluler meningkat seiring

peningkatan suhu sampai titik tertentu dan kemudian menurun ketika suhu itu

sudah cukup tinggi sehingga mulai mendenaturasi enzim. Sifat-sifat membran

juga berubah dengan perubahan suhu.

Meskipun spesies hewan yang berbeda telah diadaptasikan terhadap kisaran

suhu yang berbeda-beda, setiap hewan mempunyai kisaran suhu optimum. Di

dalam kisaran tersebut, banyak hewan dapat mempertahankan suhu internal

yang konstan meskipun suhu eksternalnya berfluktusi. Termoregulasi adalah

pemeliharaan suhu tubuh di dalam suatu kisaran yang membuat sel-sel mampu

berfungsi secara efisien.

Untuk lebih memahami mekanisme pengaturan suhu tubuh yang berkaitan

dengan metabolisme energi dalam tubuh hewan maka dilakukan praktikum

dengan judul Metabolisme Energi dan Termoregulasi ini.

B. Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mempelajari

produksi panas pada hewan homoetermik dan poikilotermik.

Page 2: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Mencit (Mus musculus)

Mencit adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae (tikus-tikusan) yang

berukuran kecil.mencit mudah dijumpai dirumah-rumah dan dikenal sebagai

hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigit mebel atau barang kecil-kecil

lainya, serta bersarang disudut sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia

terbanyak kedua di dunia setelah manusia. Mencit sangat mudah menyesuaikan

diri dengan perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar di

hutan barangkali lebih sedikit daripada tinggal di perkotaan ( Wahyuni. 2012 :http://iqra-

wahyuni.blogspot.com)

Metabolisme Energi

Proses ini tentu saja menyangkut proses pembentukan dan penggunaan energi.

Karena itu tingkat aktifitas metabolisme seseorang dapat dinilai dengan melihat

besarnya energi yang digunakan yang dapat dilihat dari besarnya panas yang

dilepaskan oleh badan atau besarnya pemakaian oksigen.

Untuk mengetahui keadaan metabolisme seseorang dilakukan pengukuran

kecepatan pemakaian energi oleh tubuh baik selama kerja eksternal maupun

internal yang dikenal sebagai laju metabolic (metabolic rate).

Laju metabolik = pemakaian energy/satuan waktu= Kkal/m2 luas badan/jam

Karena sebagian besar penggunaan energi tubuh pada akhirnya muncul sebagai

panas, maka laju metabolik dinyatakan sebagai kecepatan produksi panas dalam

satuan Kilokalori per jam. Satu kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk

menaikkan 1oC suhu dari 1 gram H2O.

Besarnya laju metabolik dipengaruhi oleh :

1. Aktivitas tubuh (misal olahraga) .

Page 3: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 3

Jadi pada saat orang coba sebelum melakukan tes maka diperlukan istirahat fisik

dan mental agar mendapatkan nilai  keadaan basal sebagai standar keadaan basal.

Apabila seseorang tersebut sebelumnya melakukan aktivitas maka hasil Metabolic

Rate yang didapat bisa saja meningkat karena seiring dengan adanya

aktivitas.Semakin banyak aktivitas semakin banyak membakar kalori dalam

penggunaan energi.

2. Pemasukan makanan (SDA) .

Orang coba harus puasa tidak makan protein dan lemak 2 hari sebelum

pemeriksaan , dan selama 10-12 jam terakhir tidak boleh makan (tetapi boleh

minum air tawar).  Hal tersebuut disebabkan karena setelah makan yang

mengandung banyak karbohidrat dan lemak maka kecepatan metabolisme

meningkat 4% dan protein mempercepat metabolisme hingga 30%.

3. Suhu tubuh

Orang coba tidak boleh melakukan aktivitas tubuh (misalnya berolahraga) karena

jika seseorang melakukan aktivitas maka suhu tubuh akan meningkat.  Ini

berpengaruh dalam hasil volume oksigen dalam kondisi Standart Temperatur

pressure Dry (STPD).

4. Suhu lingkungan (panas, dingin)

Jika suhu lingkungan lebih rendah dari suhu tubuh, akan diaktifkan mekanisme

penghasil panas seperti menggigil dan kecepatan metabolisme pun meningkat.

Kecepatan metabolisme meningkatkan sekitar 14%  untuk setiap peningkatan satu

derajat celcius.

5. Emosi (cemas)

Emosi mempengaruhi proses metabolisme jika seseorang mengalami peningkatan

emosi  maka meningkat pula hormon adrenalin.  Jika adrenalin meningkat maka

pacu jantung juga meningkat maka suhu tubuh ikut meningkat.

6. Tinggi badan, Berat badan, Luas permukaan tubuh

Dalam perhitungan metabolic rate tinggi badan dan berat badan digunakan untuk

menentukan luas permukaan tubuh. Jika luas permukaan tubuh telah diketahui

maka kita dapat mencari metabolic rate dengan pemakaian oksigen dikali satu liter

Page 4: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 4

O2 yang setara dengan 4,825 dibagi dengan luas permukaan tubuh dengan satuan

pada hasil kilokalori per meter persegi per jam.

Orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit

mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding dengan orang yang

mempunyai rat badan yang besar tapi proporsi lemak yang besar.Demikian pula

orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai

metabolisme basal yang lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai

berat badan kecil dan proporsi lemak sedikit.

7. Sex

Karena laki-laki dan perempuan berbeda dalam produksi sekresi hormon tyroid.

Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita

8. Umur

Semakin umur seseorang tua maka metabolisme yang dihasilkan semmakin

rendah atau kecil karena fungsi jaringan tubuh juga berkurang sehingga energi

yang dihasilkanpun juga sedikit.

9. Masa pertumbuhan, laktasi, kehamilan

Hal ini berpengaruh dalam penurunan dan peningkatan hormon dan laju

metabolisme dalam tubuh.

10. Hormon tyroid, epineprin, nor epineprin

Hormon tiroid berfungsi untuk Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4

kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen

dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak,lien, paru-paru dan testes.

Semua ini akan mempengaruhi besarnya laju metabolisme. Oleh sebab itu laju metabolik seseorang ditentukan pada kondisi basal standar = Basal Metabolic Rate (BMR) dimana variable yang mempengaruhinya dapat dikontrol. BMR mencerminkan tingkat terkecil pemakaian energi internal dalam keadaan terjaga (tidak tidur) namun orang yang bersangkutan dalam keadaan istirahat fisik maupun mental dan berada dalam keadaan lingkungan yang bersuhu nyaman (dian.

2011 :http://senangbiologi.blogspot.com).

Page 5: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 5

Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan

suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir (Campbell.2004).

Pengertian poikiloterm adalah sama dengan pengertian hewan berdarah dingin.

Arti kata poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan

suhu lingkungan di sekitarnya. Suhu tubuh hewan poikiloterm dipengaruhi oleh

lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu

tubuh luar. Yang termasuk dalam poikiloterm adalah bangsa ikan, reptil, dan

amfibi.

Perubahan suhu sesuai dengan suhu lingkungan di sekitarnya disebabkan oleh

jantung ikan, reptil, dan amfibi memiliki sekat antar ventrikel kanan dan kiri tidak

sempurnya yang menyebabkan terjadinya percampuran darah (menumpuk).

Otomatis suhu badan tidak teratur.

Kata poikiloterm (bahasa Inggris: poikilotherm) berasal dari bahasa Yunani Kuno

‘poikilos’ yang berarti ‘bervariasi’ dan ‘thermos’ yang berarti ‘suhu’.

Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-

organ tubuh yang saling berhubungan. Di dalam tubuh hewan yang hidup selalu

terjadi proses metabolisme. Dengan demikian selalu dihasilkan panas, karena

tidak semua energi yang terbentuk dari metabolisme dimanfaatkan. Panas yang

terbentuk dibawa oleh darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh menjadi panas dan

disebut sebagai suhu tubuh. Poikiloterm adalah golongan hewan yang suhu

tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan atau berubah sesuai suhu lingkungan. Suhu

tubuh bagian dalamnya lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar (Suripto.

1998).

Hewan berdarah dingin (ektoterm) berarti suhu tubuhnya menyesuaikan dengan

kondisi lingkungan, sementara hewan berdarah panas (endotermik) memiliki suhu

tubuh internal yang relatif tetap oleh mekanisme homeostatis. Istilah berdarah

dingin dan berdarah panas sebenarnya tidak terlalu tepat karena istilah berdarah

dingin bukan berarti hewan tersebut secara harfiah memiliki darah yang dingin,

melainkan istilah ini mengacu pada temperatur tubuh yang bervariasi

menyesuaikan dengan faktor lingkungan. Nama lain untuk ektoterm adalah

Page 6: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 6

poikiloterm, yang berarti hewan dengan suhu tubuh bervariasi. Hewan berdarah

dingin merupakan jenis mayoritas yang mencakup semua invertebrata, reptil, serta

amfibi. Hanya mamalia dan burung, kelompok hewan yang berdarah panas.

Perbedaan utama antara hewan berdarah panas dan hewan berdarah dingin adalah

hewan berdarah panas membutuhkan sekitar 3-10 kali lebih banyak makanan dari

hewan berdarah dingin untuk bertahan hidup (Tobin.2005)

Suatu organisme, seperti halnya semua benda, mempertukarkan panas dengan

lingkungan eksternalnya melalui empat proses fisik : konduksi, konveksi, radiasi,

dan evaporasi.

Konduksi adalah perpindahan langsung gerakan termal (panas) antara molekul-

molekul lingkungan dengan molekul molekul permukaan tubuh, seperti ketika

seekor hewan duduk dalam kolam air dingin atau di atas batu yang panas. Panas

akan selalu dihantarkan dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih

rendah. Air 50 sampai 100 kali lebih efektif di bandingkan dengan udara dalam

menghantarkan panas, hal ini merupakan satu alasan mengapa anda dapat dengan

cepat menyejukkan tubuh anda selama hari-hari oans hanya dengan berdiri dan

berendam di air dingin.

Konveksi adalah perpindahan panas melaui pergerakan udara atau cairan

melewati permukaan tubuh, seperti ketika tiupan angin turut menghilangkan panas

dari permukaan tubuh hewan yang berkulit kering. Konveksi juga memberikan

kontribusi dalam kenyamanan dan kesejukan yang diberikan oleh kipas angin

kepada manusia selama hari-hari panas, tetapi sebagian berdar dari pengaruh ini

disebabkan oleh pendinginan melalui evaporasi . sebalikknya faktor wind-

chill9(tiupan angin) memperburuk kejaman suhu musim dingin yang sangan

dingin.

Radiasi adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh semua

benda yang lebih hangat dari suhu absolut nol, termasuk tubuh hewan dan

matahari. Radiasi dapat memindahkan panas di antara benda-bendar yang tidak

melakukan kontak langsung, seperti ketika hewan menyerap panas radiasi dari

matahari. Para penelit telah menemukan suatu adapatasi spesifik untuk

mengeksplorasi radiasi matahari pada beruang kutub. Bulu hewan ini

sesungguhnya sangat bersih dan bening bukan putih. Setiap rambut berfungsi

Page 7: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 7

agak mirip seperti serabut optik yang menghantarkan radiasi ultraviolet ke

keulitnya yang hitam, dimana energi diserap dan diubah menjadi panas tubuh.

Evaporasi atau penguapan adalah kehilangan panas dari permukaan cairan yang

kehilangan beberapa molekulnya yang berubah menjadi gas. Evaporasi air dari

seekor hewan memberikan efek pendinginan yang signifikan pada permukaan

hewan itu. Konveksi dan evaporasi merupakan penyebab kehilangan panas paling

bervariasi. Angin dengan kecepatan 15 km/jam saja akan meningkatkan total

hilangnya panas yang sangat besar dengan cara meningkatkan konveksi sebanyak

lima kali lipat. Pendinginan melalui evaporasi akan sangat ditingkatkan dengan

cara produksi kringat. Akan tetapi, evaporasi hanya dapat berlangsung jika udara

di sekitarnya tidak dijenuhi dengan molekul air (yaitu, jika kelembapan relatif

kurang dari 100%) inilah dasar biologis bagi keluhan umum, “panas tidak seburuk

kelembapan” (Campbell.2004).

Page 8: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 8

BAB IIIPROSEDUR KERJA

A. Waktu dan Tempat

Telah dilakukan praktikum pada:

Hari dan tanggal : Jumat, 15 November 2013

Tempat : Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Lampung

B. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut:

1. Beaker glass 2000 mL

2. Beaker glass 600 mL

3. Termometer

4. Neraca/timbangan

5. Stopwatch

6. Wadah air (ember)

7. Pemberat (batu/logam)

Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah

sebagai berikut:

1. Mencit jantan atau betina

2. Air

C. Langkah kerja

Produksi Panas

a. Memasukkan air dingin 4 - 10ºC pada gelas ember hingga setinggi

beberapa cm di bawah gelas beaker ukuran 2000 mL di dalamnya.

Page 9: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 9

b. Memberi pemberat logam pada kedua sisi gelas beaker ukuran 2000 mL

agar tidak terpengaruh gaya tekan ke atas air.

c. Memasukkan mencit ke dalam gelas beaker 600mL

d. Menempatkan thermometer pada gelas beaker ukuran 2000 mL dan gelas

beaker 600mL

e. Membaca temperatur setiap 10 menit selama 40 menit dan mencatat

hasilnya. dalam tabel yang tersedia.

Page 10: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 10

BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh data

sebagai berikut:

Waktu

(menit)

Temperature

Air(ᵒC) Udara(ᵒC)

10 menit 13ᵒC 18ᵒC

20 menit 15ᵒC 18ᵒC

30 menit 17ᵒC 18ᵒC

40 menit 18ᵒC 18ᵒC

*suhu awal air 30ºC. udara 29ºC

B. Pembahasan

Pada kesempatan praktikum yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 15

November 2013 bertempat di Laboratorium Biologi FMIPA praktikan

melakukan praktikum dengan judul Termoregulasi, yang bertujuan untuk

mempelajari produksi panas pada hewan homoetermik dan poikilotermik.

Sebelum melakukan praktikum ini kami terlebih dulu menyiapkan bahan yang

diperlukan seperti mencit jantan atau betina dan air secukupnya. Selain itu

alat-alat yang perlu dipersiapkan antara lain wadah untuk menampung air

berupa ember besar, selain itu menyediakan termometer untuk mengukur suhu

udara dan suhu air dalam ember, kemudian gelas beaker ukuran 2000mL dan

Page 11: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 11

gelas beaker 600 mL dan juga kami menyediakan batu sebagai pemberat untuk

menyeimbangkan gelas beaker dengan tekanan air.

Setelah semua alat dan bahan siap maka langkah pertama adalah memasukkan

air dingin ke dalam ember hingga beberapa cm di bawah tepi gelas beaker

ukuran 2000ml yang terletak di dalamnya. Gelas ukuran 2000ml ini tidak diisi

air, tetapi beberapa buah batu sebagai pemberat agar dasarnya tetap rapat

dengan dasar ember dan tidak terangkat oleh air. Ke dalam gelas beaker 600ml

yang terletak paling dalam masukkan mencit. Kemudian menempatkan

termometer dalam ember yang berisi air dingin dan yang berisi udara di

tengah. Kemudian membaca temperatur setiap 10 menit selama 40 menit,

kemudian mencatat hasilnya pada tabel pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan uji produksi panas pada mencit yang telah

dilakukan diketahui suhu awal air 30ºC adalah dan suhu awal udara yaitu

29ºC , setelah 10 menit pertama didapat suhu air ternyata turun menjadi 13ºC

sedangkan suhu udara di lingkungan menjadi 18ᴼC karena terpengaruh suhu

es yang dingin maka udara disekeliling mencit menurun. Selanjutnya pada 10

menit kedua diketahui suhu air dalam ember mengalami penaikan suhu 2ºC

menjadi 15ºC, dan suhu udaranya tetap 18ᴼC. pada 10 menit ketiga suhu air

kembali mengalami penaikan suhu sebesar 2ºC menjadi 17ºC, suhu udara

tetap pada 18ᴼC. Kemudian pada 10 menit terakhir suhu air juga naik menjadi

18ᴼC dan suhu udara di lingkungan tetap pada suhu 18ᴼC.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa mula-mula suhu air 30ºC sebelum

ditambahkan es dan 13ºC setelah ditambahkan es, suhu dingin tersebut lama

kelamaan mengalami kenaikan suhu hal ini mungkin disebabkan karena kalor

yang dikeluarkan dari tubuh mencit mengalir ke lingkungan (air dingin)

sehingga suhu air sedikit demi sedikit meningkat. Sedangkan suhu

udara/lingkungan terus dalam keadaan konstan yakni 18ᴼC, menunjukkan

bahwa suhu tubuh mencit tidak diperngaruhi oleh suhu lingkungannya.

Maka diketahui bahwa mencit merupakan mamalia hewan yang suhu

tubuhnya tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungannya atau homoioterm atau

juga dikenal dengan istilah endotermik.

Page 12: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 12

Termoregulasi merupakan proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur

suhu tubuhnya supaya tetap konstan, paling tidak supaya suhu tubuhnya tidak

mengalami perubahan yang terlalu besar.

Penggolongan hewan menjadi homoiterm dan poikiloterm ini didasarkan pada

suhu tubuh hewan terhadap perubahan suhu lingkungan.

Hewan poikiloterm adalah hewan yang sangat bergantung pada suhu di

lingkungan luarnya untuk meningkatkan suhu tubuhnya karena panas yang

dihasilkan dari keseluruhan sistem metabolismenya hanya sedikit. Suhu tubuh

hewan ini berubah sesuai dengan suhu lingkungannya. Hewan ini akan aktif

bila suhu lingkungan panas dan akan pasif (berdiam di suatu tempat) bila suhu

lingkungan rendah. Hal yang menyebabkan hewan tersebut tidak dapat

menghasilkan panas yang cukup untuk tubuhnya adalah karena darah dari

hewan poikiloterm ini biasanya bercampur antara darah bersih dan darah

kotor. Ini disebabkan karena belum sempurnanya katup pada jantung hewan

tersebut. Hewan yang tergolong poikiloterm antara lain :a. Pisces, b. Amphibi,

c.Reptilia.

Amfibia dan reptilia umumnya adalah hewan ektotermik dengan laju

metabolisme yang relatif rendah yang hanya sedikit berpengaruh pada suhu

tubuh normal. Kisaran suhu optimum bagi amfibhia sangat bervariasi seiring

dengan variasi spesies. Sebagai contoh salamender yang sangat berkerabat

dekat mempunyai suhu yang rata-rata berkisar antara 7ºC sampai 25ºC.

Amfibia menghasilkan panas yang sangat sedikit, dan sebagian besar dari

mereka kehilangan panas dengan sangat cepat a ke dalammelalui evaporasi

dari permukaan tubuhnya, sehingga hewan tersebut sangat sulit untuk

mengontrol suhu tubuh. Akan tetapi adaptasi perilaku memungkinkan amfibia

untuk mempertahankan suhu tubuhnya di dalam suatu kisaran yang

memuaskan selama sebagian besar waktu dengan cara berpindah ke lokasi di

mana panas matahari tersedia atau ke dalam air, misalnya. Ketika

sekelilingnya terlalu panas hewan akan mencari lingkungan yang lebih sejuk,

seperti daerah teduh.

Page 13: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 13

Hewan homoiterm, adalah hewan yang suhu tubuhnya berasal dari produksi

panas di dalam tubuh, yang merupakan hasil samping dari metabolisme

jaringan. Suhu tubuh hewan ini relatif konstan, tidak terpengaruh oleh suhu

lingkungan disekitarnya. Hal ini karena darah bersih dan darah kotor pada

hewan ini sudah tidak bercampur lagi karena katup pada jantungnya sudah

sempurna. Hewan yang tergolong homoiterm ini antara lain : a. Aves, b.

Mamalia.

Mamalia dan aves umumnya mempertahankan suhu tubuh yang tinggi dan

memiliki kisaran suhu tubuh sekitar 36ºC-38ºC untuk sebagian besar mamalia

dan sekitar 40 ºC -42ºC untuk sebagian besar aves. Mempertahankan suhu

dalam kisaran yang sempit ini memerlukan kemampuan untuk secara ketat

menyeimbangkan laju produksi panas metabolisme dengan laju kehilangan

panas atau perolehan panas dari lingkungan luarnya. Laju produksi panas

dapat ditingkatkan dengan satu atau dua cara: dengan meningkatkan kontraksi

otot atau dengan kerja hormon yang meningkatkan laju metabolisme dan

produksi panas pengganti ATP. Banyak mamalia dan burung hidup di tempat

di mana hewan endotermik memerlukan pendinginan maupun penghangatan

tubuh. Sebagai contoh ketika seekor mamalia laut pindah ke laut hangat,

sebagaimana banyak dilakukan oleh paus untuk bereproduksi, mamalia itu

membuang kelebihan panas metabolik dengan cara vasodilatasi, yang

ditingkatkan melalui jumlah pembuluh darah yang sangat banyak di lapisan

luar kulitnya. Pada iklim panas mamalia dan aves darat sangat mengandalkan

pendinginan melalui evaporasi.

Seekor hewan ektotermik (poikiloterm) memanaskan tubuhnya terutama

dengan cara menyerap panas dari sekelilingnya. Jumlah panas yang ia peroleh

dari metabolismenya sendiri umumnya dapat diabaikan. Sebagian besar

invertwbrata, ikan, amphibi, dan reptilia adalah ektotermik. Sebaliknya seekor

hewan endotermik mendapatkan sebagian besar atau semua panas tubuhnya

dari metabolismenya sendiri. Mamalia, burung, beberapa ikan, dan sejumlah

besar serangga adalah endotermik. Banyak di antara hewan endotermik

mempertahankan lingkungan internal yang hampir konstan meskipun suhu

Page 14: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 14

sekelilingnya berfluktuasi. Akan tetapi suhu tubuh yang konstan tidak

membedakan endotermik dari ektotermik menempati air dengan suhu yang

sedemikian stabilnya sehingga suhu tubuhnya bervariasi kurang dari variasi

suhu tubuh manusia dan hewan endotermik lainya. Selain itu istilah berdarah

panas dan berdarah dingin adalah sesat. Ketika duduk di bawah terik

matahari, banyak kadal, yang merupakan hewan ektotermik, mempunyai suhu

tubuh yang lebih tinggi dibandingkan suhu tubuh mamalia.

Istilah endotermik dan ektotermik tidak didasarkan pada suhu tubuh, tetapi

oleh sumber panas tubuh itu sendiri.

Hewan endotermik menyelesaikan permasalahan tertentu yang muncul ketika

hidup di darat. Keadaan ini membuat hewan terestrial mampu

mempertahankan suhu tubuh yang konstan menghadapi fluktuasi suhu

lingkungan yang umumnya lebih keras dibandingkan dengan yang dihadapi

oleh hewan akuatik. Secara umum, vertebrata endotermik, burung dan

mamalia lebih hangaat dibandingkan dengan sekelilingnya, tetapi hewan ini

juga mempunyai mekanisme penyejukan tubuhnya dalam lingkungan yang

panas. Suhu tubuh yang terus menerus hangat memerlukan metabolisme yang

aktif, namun sebaliknya suhu tubuh yang hangat menyebabkan tingginya

tingkat metabolisme aerobik yang diperlukan untuk menopang aktivitas fisik

yang intensif. Suhu tubuh yang hangat merupakan satu alasan mengapa hewan

endotermik umumnya dapat bertahan dalam aktivitas yang menghabiskan

banyak energi lebih lama dibandingkan dengan hewan ektoternik.

Termoregulasi melibatkan penyesuaian fisiologis dan perilaku. Baik hewan

ektotermik maupun endotermik mengatur suhu tubuhnya dengan

menggunakan beberapa kombinasi dari empat kategori umum adaptasi.

1. Penyesuaian laju pertukaran panas antara hewan dan sekelilingnya.

Insulasi tubuh seperti rambut, bulu, dan lemak yang terletak persis di

bawah kulit, mengurangi kehilangan panas dari tubuh hewan. Mekanisme

lain yang mengatur panas umumnya melibatkan adaptasi sistem sirkulsi.

Sebagai contoh, banyak hewan endotermik dan beberapa hewan

ektotermik dapat mengubah jumlah darah yang mengalir ke kulitnya. Jenis

Page 15: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 15

adaptasi lain yang mengubah pertukaran panas adalah pengaturan arteri

dan vena disebut sebagai penukar panas lawan-arus.

2. Pendinginan melalui kehilangan panas evaporatif. Hewan endotermik dan

ektotermik terestrial kehilangan air melalui pernapasannya dan melalui

kulit. Jika kelembapan udara cukup rendah, air akan menguap dan hewan

itu akan kehilangan panas dengan cara pendinginan melalui evaporasi.

Evaporasi dari sitem respirasi dapat ditingkatkan dengan cara panting

(menjulurkan lidah keluar). Pendinginan melalui evaporasipada kulit dapat

ditingkatkan melalui berendam atau berkeringat.

3. Respons perilaku. Banyak hewan dapat meningkatkan atau menurunkan

hilangnya panas tubuh dengan cara berpindah tempat. Mereka akan

berjemur di bawah terik matahari atau batu panas selama musim dingin;

menemukan tempat sejuk dan lembab atau masuk ke dalam lubang si

dalam tanah pada musim panas; atau bahkan bermigrasi ke lingkungan

yang lebih sesuai.

4. Pengaruh laju produksi panas metabolik. Kategori keempat adaptasi

termoregulasi ini hanya berlaku bagi hewan endotermik, khususnya

mamalia dan unggas. Banyak spesies mamalia dan unggas dapat

melipatgandakan produksi panas metaboliknya sebanyak dua atau tiga kali

lipat ketika terpapar ke keadaan dingin (Campbell. 2004:100-105).

Page 16: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 16

BAB VKESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas, maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Termoregulasi merupakan proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur

suhu tubuhnya supaya tetap konstan, paling tidak supaya suhu tubuhnya

tidak mengalami perubahan yang terlalu besar

2. Salah satu cara untuk mengelompokkan karakteristik termal hewan adalah

dengan menekankan pada sumber utama panas tubuhnya.

3. Penggolongan hewan menjadi homoiterm dan poikiloterm ini didasarkan

pada suhu tubuh hewan terhadap perubahan suhu lingkungan.

4. Hewan ektotermik (poikiloterm) mendapatkan sebagian besar panas

tubuhnya dari sekelilingnya, hewan endotermik (homoioterm)

mendapatkan sebagian besar panas tubuhnya dari metabolisme.

5. Termoregulasi melibatkan penyesuaian fisiologis dan perilaku.

Page 17: Lap Siap Cetak

L a p o r a n P r a k t i k u m F i s i o l o g i H e w a n | 17