LAP FISIO TMJ.docx

23
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Pustaka Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula yang terletak masuk ke dalam fosa mandibula pada tulang temporal di depan telinga. Kedua tulang ini dipisahkan oleh diskus artikularis. Sendi temporomandibula bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang, mengunyah dan berbicara. Sendi temporomandibula merupakan satu-satunya sendi di kepala yang terletak pada dua sisi kanan dan kiri, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sisi sendi ini, maka seseorang akan mengalami masalah yang serius. Masalah tersebut berupa nyeri saat membuka dan menutup mulut, makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci. 1.1 Anatomi Sendi Temporomandibula Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara tulang temporal dan mandibula secara bilateral dan pergerakan ke sisi kanan dan kiri adalah satu kesatua dan berfungsi sebagai satu unit. Sendi temporomandibula terdiri dari artikulasi yang dibentuk oleh tulang yaitu fosa glenoidalis pada tulang temporal dan prosesus kondiloideus pada mandibula. 1

Transcript of LAP FISIO TMJ.docx

Page 1: LAP FISIO TMJ.docx

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Tinjauan Pustaka

Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan

gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus

mandibula yang terletak masuk ke dalam fosa mandibula pada tulang temporal di depan

telinga. Kedua tulang ini dipisahkan oleh diskus artikularis.

Sendi temporomandibula bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan

menutup rahang, mengunyah dan berbicara. Sendi temporomandibula merupakan satu-

satunya sendi di kepala yang terletak pada dua sisi kanan dan kiri, sehingga bila terjadi

sesuatu pada salah satu sisi sendi ini, maka seseorang akan mengalami masalah yang serius.

Masalah tersebut berupa nyeri saat membuka dan menutup mulut, makan, mengunyah,

berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci.

1.1 Anatomi Sendi Temporomandibula

Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara tulang temporal dan mandibula

secara bilateral dan pergerakan ke sisi kanan dan kiri adalah satu kesatua dan berfungsi

sebagai satu unit. Sendi temporomandibula terdiri dari artikulasi yang dibentuk oleh tulang

yaitu fosa glenoidalis pada tulang temporal dan prosesus kondiloideus pada mandibula.

1

Page 2: LAP FISIO TMJ.docx

Komponen - komponen dari artikulasi ( persendian ) yaitu ( Gambar 1 ) :

1. Prosesus kondiloideus

Prosesus ini berbentuk oval dengan aksis panjang ke arah medialateral. Lebih

konveks pada arah aksis antero – posterior daripada medialateral. Permukaan

artikularis pada kondilus mengarah ke atas dan ke depan sehingga dipandang dari

arah lateral leher kondilus berputar (membengkok) ke anterior.3 Panjang kondilus

dari aksis media lateral kira-kira 20 mm dan tebal yaitu dari aksis anteroposterior 8-10

mm. Permukaan artikulasi ditutupi selapis tipis fibrokartilago. Lapisan fibrokartilago

ini tetap ada selama hidup dan akan berkurang ketebalannya setelah pertumbuhan

mandibula terhenti. Bentuk, ukuran, dan keadaan dari prosesus kondiloideus ini

berbeda pada setiap individu. Hal ini disebabkan banyaknya kombinasi termasuk

faktor herediter dan adaptasi fungsi dari setiap individu.

2. Fosa Glenoidalis

Fosa glenoidalis merupakan cekungan pada tulang temporal yang mempunyai

bentuk lonjong. Letaknya di depan meatus auditorius. Batas bagian anterior dari

cekung ini adalah eminensia artikularis, sedang batas cekung bagian posterior adalah

tulang tipis yang merupakan dinding dari tulang temporal. Tulang tipis dari cekung

sendi ini adalah radiks media dari tulang zigomatikus.8,9 Fosa ini dilapisi oleh

jaringan ikat fibrous berwarna putih.

3. Ligamen

Fungsi dari ligamen yang membentuk sendi temporomandibula adalah sebagai

alat untuk menghubungkan tulang temporal dengan prosesus kondiloideus dari tulang

mandibula serta membatasi gerak mandibula membuka, menutup mulut, pergerakan

ke samping, dan gerakan lain. Ligamen yang menyusun sendi temporomandibula

terdiri dari :

a. Ligamen temporomandibular

b. Ligamen sphenomandibular

c. Ligamen stilomandibular

Ligamen temporomandibula lebih luas di bagian atas dari pada di bagian bawahnya.

Perlekatannya ke permukaan lateralis dari arkus zigomatikus dan ke tuberkulum

artikularis pada bagian atas. Di bagian bawah melekat ke kolumandibula. Ligamen ini

berhubungan dengan kelenjar parotis dan kulit di sebelah lateral.

2

Page 3: LAP FISIO TMJ.docx

Ligamen sphenomandibula bentuknya tipis dan pipih, melekat ke spina angularis

os sphenoidalis pada bagian atas, melekat di bagian bawah sebelah lingual dari

foramen mandibula. Ligamen ini berhubungan dengan muskulus pterigoideus

eksternus di bagian atas, di bagian bawah dengan arteri dan vena alveolaris inferior,

lobus kelenjar parotis dan ramus mandibula.Ligamen stilomandibula bentuknya bulat

dan panjang. Ligamen ini melekat ke prosesus stiloideus os temporalis di bagian atas.

Di bagian bawah melekat ke angulus mandibula dan margo posterior dari ramus

mandibula. Ligamen ini berhubungan dengan muskulus masseter dan kelenjar parotis

pada bagian lateral.

Di bagian dalam dari kapsula artikularis melekat suatu selaput yang tipis yang

disebut selaput sinovial. Selaput ini mengeluarkan cairan sendi yang disebut

dengansinovia. Selaput ini tidak membungkus meniskus. Cairan sendi ini bekerja

sebagaiminyak sendi yang memungkinkan meniskus dan prosesus kondiloideus

bergerakdengan halus.

4. Diskus Artikularis (Meniskus)

Rongga sendi terbagi menjadi 2 bagian yaitu rongga sendi bagian atas dan rongga

sendi bagian bawah oleh tulang yang berbentuk gepeng yang disebut dengan diskus

artikularis atau meniskus. Meniskus ini mempunyai permukaan yang cekung di bagian

bawah dan pada bagian atas berbentuk sebagian cekung dan sebagian lagi cembung

(konveks-konkaf). Bentuk meniskus yang demikian ini sesuai dengan keperluannya

yaitu mengisi ruangan sendi yang terdapat antara permukaan prosesus kondiloideus

dan fosa glenoidalis. Permukaan bawah yang cekung sesuai dengan permukaan

prosesus kondiloideus sedang permukaan atas yang cembung-cekung tadi sesuai

dengan permukaan dari fosa glenoidalis.

Diskus tersusun atas 3 bagian, yaitu pita posterior dengan ketebalan sekitar 3

mm, zona intermedial yang tipis dan pita anterior dengan ketebalan sekitar 2 mm.

Bagian paling tipis terdapat pada tengah dan menebal pada bagian tepi, sementara

tonjolan besar terdapat pada perlekatan posterior, yaitu zona bilaminar. Zona

bilaminar ini sangat menonjol karena terdiri dari 2 lapisan serabut yang dipisahkan

oleh jaringan ikat renggang alveolar, yaitu bagian superior terbentuk terutama dari

serabut elastik dan bagian inferior terutama terbentuk oleh jaringan fibrous. Jaringan

pelekat bagian posterior mendapat banyak persyarafan dari nervus aurikulotemporalis.

Pada bagian anterior diskus bersambung dengan fasial pterigoid eksternus dan

3

Page 4: LAP FISIO TMJ.docx

kapsul sendi. Di sebelah posterior-anterior terhadap prosesus kondiloideus dan

anterior dari zona bilaminar. Diskus banyak mengandung pembuluh darah sehingga

disebut tonjolan pembuluh darah (vascular knee). Diskus artikularis terdiri dari sel-sel

fibroblast, sel tulang rawan dan kondrosit. Diskus ini dapat menahan tekanan yang

mengenai sendi, tanpa mengurangi kelenturannya.

1.2 Pergerakan normal sendi temporomandibula

Sendi temporomandibula merupakan sendi yang kompleks. Pergerakan normal dari

sendi ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu gerak rotasi dan gerak translasi atau meluncur.

1. Gerak rotasi

Yaitu gerakan mengelilingi rongga inferior ( ruang di antara kondilus dan diskus

artikularis) yang terjadi antara diskus artikularis terhadap permukaan artikulasi prosesus

kondiloideus sehingga diskus bergerak sedikit ke posterior, kondilus ke anterior, m.

pterigoideus lateral inferior dan m. pterigoideus lateral superior berkontraksi.

2. Gerak Translasi (meluncur)

Yaitu gerakan yang kompleks dari prosesus kondiloideus dan diskus artikularis terhadap

permukaan fosa glenoidalis. Gerak translasi terjadi di dalam rongga superior sendi antara

permukaan atas diskus artikularis dan permukaan fosa glenoidalis sehingga diskus beserta

kondilus bergerak ke anterior mengikuti guiding line sampai ke eminensia artikularis. Semua

otot dalam keadaan kontraksi.

Diskus artikularis berperan sebagai tulang yang tidak terkalsifikasi pada kedua gerakan

ini. Gerak sendi pada individu dewasa yang normal mempunyai kisaran 20 – 25 mm antara

gigi geligi anterior atas dan bawah. Bila dikombinasikan dengan gerak meluncur kisaran

gerak membuka mulut yang normal akan meningkat menjadi 35 –55 mm.

Berdasarkan hasil penelitian elektromiografi, gerak mandibula dalam hubungannya dengan

rahang atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut yaitu :

1. Gerak membuka

2. Gerak menutup

3. Protrusi

4. Retusi

5. Gerak lateral

4

Page 5: LAP FISIO TMJ.docx

1. Gerak Membuka

Seperti sudah diperkirakan, gerak membuka maksimal umumnya lebih kecil daripada

kekuatan gigitan maksimal (menutup). Muskulus pterygoideus lateralis berfungsi menarik

prosessus kondiloideus ke depan menuju eminensia artikularis. Pada saat bersamaan, serabut

posterior muskulus temporalis harus relaks dan keadaan ini akan diikuti dengan relaksasi

muskulus masseter, serabut anterior muskulus temporalis dan muskulus pterygoideus

medialis yang berlangsung cepat dan lancar.

Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi di sekitar sumbu horizontal,

sehingga prosessus kondilus akan bergerak ke depan sedangkan angulus mandibula bergerak

ke belakang. Dagu akan terdepresi, keadaan ini berlangsung dengan dibantu gerak membuka

yang kuat dari muskulus digastricus, muskulus geniohyoideus dan muskulus mylohyoideus

yang berkontraksi terhadap os hyoideum yang relatif stabil, ditahan pada tempatnya oleh

muskulus infrahyoidei. Sumbu tempat berotasinya mandibula tidak dapat tetap stabil selama

gerak membuka, namun akan bergerak ke bawah dan ke depan di sepanjang garis yang

ditarik (pada keadaan istirahat) dari prosessus kondiloideus ke orifisum canalis mandibularis.

2. Gerak Menutup

Penggerak utama adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, dan muskulus

pterygoideus medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi, dari menutup pada posisi

protrusi penuh sampai menutup pada keadaan prosesus kondiloideus berada pada posisi

paling posterior dalam fosa glenoidalis. Gerak menutup pada posisi protrusi memerlukan

kontraksi muskulus pterygoideus lateralis, yang dibantu oleh muskulus pterygoideus

medialis. Caput mandibula akan tetap pada posisi ke depan pada eminensia artikularis. Pada

gerak menutup retrusi, serabut posterior muskulus temporalis akan bekerja bersama dengan

muskulus masseter untuk mengembalikan prosesus kondiloideus ke dalam fosa glenoidalis,

sehingga gigi geligi dapat saling berkontak pada oklusi normal.

. Pada gerak menutup cavum oris, kekuatan yang dikeluarkan otot pengunyahan akan

diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas. Muskulus pterygoideus

lateralis dan serabut posterior muskulus temporalis cenderung menghilangkan tekanan dari

caput mandibula pada saat otot-otot ini berkontraksi, yaitu dengan sedikit mendepresi caput

selama gigi geligi menggeretak. Keadaan ini berhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi

mandibula akan melintas di sekitar ramus, di daerah manapun di dekat orifisum canalis

mandibular. Walaupun demikian masih diperdebatkan tentang apakah articulatio

temporomandibula merupakan sendi yang tahan terhadap stres atau tidak. Hasil-hasil

5

Page 6: LAP FISIO TMJ.docx

penelitian mutakhir dengan menggunakan model fotoelastik dan dengan cahaya polarisasi

pada berbagai kondisi beban menunjukkan bahwa artikulasio ini langsung berperan dalam

mekanisme stres.

3. Protrusi

Pada kasus protrusi bilateral, kedua prosesus kondiloideus bergerak ke depan dan ke

bawah pada eminensia artikularis dan gigi geligi akan tetap pada kontak meluncur yang

tertutup. Penggerak utama pada keadaan ini adalah muskulus pterygoideus lateralis dibantu

oleh muskulus pterygoideus medialis. Serabut posterior muskulus temporalis merupakan

antagonis dari kontraksi muskulus pterygoideus lateralis. Muskulus masseter, muskulus

pterygoideus medialis dan serabut anterior muskulus temporalis akan berupaya

mempertahankan tonus kontraksi untuk mencegah gerak rotasi dari mandibula yang akan

memisahkan gigi geligi. Kontraksi muskulus pterygoideus lateralis juga akan menarik discus

artikularis ke bawah dan ke depan menuju eminensia artikularis. Daerah perlekatan

fibroelastik posterior dari diskus ke fissura tympanosquamosa dan ligamencapsularis akan

berfungsi membatasi kisaran gerak protrusi ini.

4. Retrusi

Selama pergerakan, kaput mandibula bersama dengan discus artikularisnya akan

meluncur ke arah fosa mandibularis melalui kontraksi serabut posterior muskulus temporalis.

Muskulus pterygoideus lateralis adalah otot antagonis dan akan relaks pada keadaan tersebut.

Otot-otot pengunyahan lainnya akan berfungsi mempertahankan tonus kontraksi dan menjaga

agar gigi geligi tetap pada kontak meluncur. Elastisitas bagian posterior discus articularis dan

capsula articulatio temporomandibularis akan dapat menahan agar diskus tetap berada pada

hubungan yang tepat terhadap caput mandibula ketika prosesus kondiloideus bergerak ke

belakang.

5. Gerak lateral

Pada saat rahang digerakkan dari sisi yang satu ke sisi lainya untuk mendapat gerak

pengunyahan antara permukaan oklusal premolar dan molar, prosesus kondiloideus pada sisi

tujuan arah mandibula yang bergerak akan ditahan tetap pada posisi istirahat oleh serabut

posterior muskulus temporalis sedangkan tonus kontraksinya akan tetap dipertahankan oleh

6

Page 7: LAP FISIO TMJ.docx

otot-otot pengunyahan lain yang terdapat pada sisi tersebut. Pada sisi berlawanan prosesus

kondiloideus dan diskus artikularis akan terdorong ke depan ke eminensia artikularis melalui

kontraksi muskulus pterygoideus lateralis dan medialis, dalam hubungannya dengan relaksasi

serabut posterior muskulus temporalis. Jadi, gerak mandibula dari sisi satu ke sisi lain

terbentuk melalui kontraksi dan relaksasi otot-otot pengunyahan berlangsung bergantian,

yang juga berperan dalam gerak protrusi dan retrusi.

Pada gerak lateral, caput mandibula pada sisi ipsilateral, ke arah sisi gerakan, akan

tetap ditahan dalam fosa mandibularis. Pada saat bersamaan, caput mandibula dari sisi

kontralateral akan bergerak translasional ke depan. Mandibula akan berotasi pada bidang

horizontal di sekitar sumbu vertikal yang tidak melintas melalui caput yang cekat, tetapi

melintas sedikit di belakangnya. Akibatnya, caput ipsilateral akan bergerak sedikit ke lateral,

dalam gerakan yang dikenal sebagai gerak.

7

Page 8: LAP FISIO TMJ.docx

BAB II

HASIL PERCOBAAN

2.1 Hasil Percobaan

2.1.1 Pemeriksaan Gerakan STM Secara Palpasi

Jenis Kelamin Orang Coba Gerakan STM (simetri/normal/terjadi hambatan/......)

Pria Normal, simetri, tidak ada hambatan

Wanita Normal, simetri, tidak ada hambatan

2.1.2 Pemeriksaan Bunyi STM Secara Auskultasi

Jenis Kelamin Orang Coba Gerakan STM (sakit/krepitasil/kliking/poping/......)

Pria Tidak sakit, tidak ada bunyi

Wanita Tidak sakit, tidak ada bunyi

2.1.3 Pemeriksaan Gerakan Mandibula

Jenis Kelamin Orang Coba (A) Jarak Maksimal (mm) (B) Waktu maksimal (mnt)

Pria 56 51’

Wanita 45 1’3’’

Jenis Kelamin Orang Coba Gerakan Mandibula Perubahan Kondil

Pria

(C) Antero-posterior Gerakan proc.condiloideus

bergerak dari anterior ke

posterior secara terus menerus

(D)Lateral Proc.condyloideus bergerak ke

lateral

(E) Koordinasi Gerakan MembukaProc.condyloideus

bergerak ke bawah

Menutuo Proc.condyloideus

bergerak ke posisi awal

Tonjolan simetris

8

Page 9: LAP FISIO TMJ.docx

2.1.4 Kelelahan pada Gerakan Mandibula Menutup Mulut

Jenis KelaminLamanya membuka mulut secara

maksimalWaktu sampai timbul kelelahan (menit)

Waktu maksimal 5’8’’

Istirahat 10 menit

½ dari waktu maks + pemijatan 6’42’’

Istirahat 10 menit

½ dari waktu maks + pajanan sinar

inframerah5’21’’

9

Page 10: LAP FISIO TMJ.docx

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan

1. Pemeriksaan Gerakan STM Secara Palpasi

Pada pemeriksaan gerakan STM secara palpasi,kepada dua orang berjenis

kelamin laki-laki dan perempuan dilakukan palpasi dengan jarak 0.5-1 cm di depan

meatus acusticus externus (lubang telinga) kiri dan kanan pada posisi membuka dan

menutup mulut. Palpasi dilakukan secara bergantian. Baik pada orang coba laki-laki

maupun perempuan pada gerakan membuka dan menutup mulut pergerakan kondil

simetris, tidak ada rasa sakit, dan normal.

2. Pemeriksaan Bunyi STM Secara Auskultasi

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan stetoskop. Operator memeriksa

dua orang coba dengan meletakkan stetoskop pada daerah STM, kemudian

mendengarkan bunyi yang timbul saat masing-masing membuka dan menutup mulut.

Kemudian dilakukan pencatatan, apakah ada bunyi krepitasi, clicking, atau popping

yang muncul. Pemeriksaan ini dilakukan secara bergantian, dan hasilnya tidak ada

bunyi krepitasi, clicking, maupun popping yang muncul.

3. Pemeriksaan Gerakan Mandibula

a. Gerakan Membuka Mulut Maksimal

Pada pemeriksaan kali ini, dua orang coba yang sama dengan pemeriksaan

sebelumnya melakukan pemeriksaan bergantian dengan cara membuka mulut

semaksimal mungkin. Kemudian dihitung panjang jarak maksimal mandibula dengan

menggunakan penggaris dan dicatat berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi

pergerakan maksimal mandibula untuk bertahan. Dari pemeriksaan yang diperoleh,

panjang jarak maksimal mandibula orang coba laki-laki adalah 56 mm dengan waktu

maksimal 55 detik. Sedangkan panjang jarak maksimal mandibula orang coba

perempuan adalah 45 mm dengan waktu maksimal 1 menit 31 detik.

b. Gerakan Membuka dan Menutup Mulut

10

Page 11: LAP FISIO TMJ.docx

Pemeriksaan ini dilakukan oleh satu orang coba berjenis kelamin laki-laki.

Operator meletakkan jari telunjuk dan jari tengah kedua tangan pada kedua kondil

orang coba. Orang coba diinstruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup

mulut sampai gigi geligi kedua rahang menyentuh. Selanjutnya menggerakkan

mandibula ke arah (C) antero-posterior dan (D) lateral. Perubahan kondil pada saat

orang coba menggerakkan mandibula ke arah antero-posterior dan lateral berturut-

turut adalah anterior-inferior-posterior-superior dan lateral-inferior. Sedangkan (E)

koordinasi gerakan masing-masing arah pergerakan mandibula adalah simetris.

4. Kelelahan pada Gerakan Mandibula Menutup Mulut

Pemeriksaan ini dilakukan oleh satu orang coba berjenis kelamin perempuan.

Orang coba diinstruksikan untuk membuka mulut maksimal sampai timbul rasa lelah.

Didapatkan bahwa rasa lelah timbul pada waktu 5 menit 8 detik. Orang coba

diistirahatkan selama 10 menit, kemudian kembali diinstruksikan untuk membuka

mulut sampai timbul rasa lelah. Namun pada 2 menit 56 detik setelah orang coba

diinstruksikan untuk membuka mulut, operator melakukan pemijatan pada otot

pembuka mulut. Kelelahan baru timbul pada waktu 6 menit 42 detik. Selanjutnya

orang coba kembali diistirahatkan selama 10 menit. Setelah itu, orang coba

diinstruksikan untuk melakukan hal yang sama, yaitu membuka mulut secara

maksimal sampai timbul kelelahan. Pada 3 menit 35 dilakukan pemajanan dengan

sinar infra-red pada otot pembuka mulut, dan didapatkan hasil bahwa kelelahan timbul

pada waktu 5 menit 42 detik.

3.2 Pertanyaan

1. Apa yang menyebabkan bunyi sendi ?

Terjadinya bunyi pada sendi karena adanya perubahan letak, bentuk, dan

fungsi dari komponen sendi temporomandibular. Bunyi yang dihasilkan dapat

bervariasi mulai dari bunyi yang lemah dan hanya terasa oleh si penderita sampai

yang keras dan tajam. Bunyi ini dapat terjadi pada awal, pertengahan atau akhir gerak

buka dan tutup mulut.

2. Apa perbedaan krepitus, clicking, dan popping ?

11

Page 12: LAP FISIO TMJ.docx

a. Krepitus adalah bunyi mengeret atau gemeretak menunjukan adanya perubahan

degenerasi. Biasanya ditemukan pada pasien dengan kelainan sendi temporo-

mandibula jangka panjang .

b. Clicking adalah bunyi tunggal dalam waktu yang singkat. Bunyi tersebut dapat

berupa bunyi berdebuk yang perlahan, samar sampai bunyi retak yang tajam dan

keras.

c. Popping adalah bunyi letupan karena adanya keterbatasan gerakan rahang atau

atau gerakan rahang yang biasanya asimetri.

3. Bagaimana pola pergerakan kondil pada saat membuka dan menutup

mulut?

Pada saat membuka mulut, diskus artikularis dan kondil bersama-sama meluncur

ke bawah sepanjang emenensia artikularis dan diskus artikularis berputar pada kepala

kondil ke arah posterior sedangkan pada saat menutup mulut, kedudukan kepala

kondil berada pada bagian tengah diskus yaitu pada bagian yang tipis.

4. Mengapa dapat timbul gerakan inkoordinas mandibula ?

Dapat terjadi karena hilangnya kontinuitas mandibula sehingga menyebabkan

kehilangan keseimbangan dan akhirnya menyebabkan inkoordinasi gerakan

mandibular.

5. Apakah posisi tidur dapat berpengaruh pad kondisi mandibula? Jelaskan

mekanismenya !

Posisi tidur yang salah dapat mempengaruhi kondisi dari mandibula.Misalnya

kebiasaan tidur dengan memiringkan tubuh ke salah satu sisi saja dapat menyebabkan

tekanan mandibula yang berat pada salah satu sisi. Apalagi bila tidur dilakukan

selama berjam-jam dan kebiasaan itu terbawa sejak lama, hal ini dapat menyebabkan

perubahan posisi ataupun kemiringan dari mandibula yang nantinya akan berpengaruh

pula pada susunan gigi geligi.

6. Mengapa membuka mulut maksimal menimbulkan kelelahan dan nyeri ?

Jelaskan mekanismenya !

Membuka mulut maksimal dapat menimbulkan nyeri karena sendi temporo-

mandibula mengalami dislokasi, dimana sendi rahang "keluar" dari lokasi normalnya.

Sehingga menyebabkan rasa sakit dan lelah bila terus menerus dilakukan gerakan

membuka mulut secara maksimal

12

Page 13: LAP FISIO TMJ.docx

7. Apa fungsi pemijatan pada kelelahan ? Jelaskan mekanismenya !

Efek pijat pada syaraf mampu memberikan rangsangan dan meningkatkan

aktivitas otot, pembuluh darah, dan kelenjar yang diatur oleh otot-otot tersebut.

Karena setelah dipijat, aliran darah ke otot akan lebih lancar sehingga pasokan

oksigen akan lebih banyak dari sebelumnya. Oksigen berguna dalam proses

pembakaran untuk menghasilkan energi, sehingga setelah dipijat energi meningkat

dan otot dapat bekerja lebih lama. Kegiatan pijat mampu mengendurkan dan

meregangkan otot dan jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, sehingga mengurangi

ketegangan otot dan kram. Perbaikan sirkulasi darah dan getah bening di otot akan

menghasilkan sirkulasi yang lebih baik dalam tulang-tulang yang terkait.

8. Apa fungsi infra red pada kelelahan ? Jelaskan mekanismenya !

Pemberian infra red pada bagian tubuh tertentu setelah mengalami kelelahan, akan

mengurangi kelelahan yang dirasakan. Hal ini dapat terjadi karena sinar infra red akan

menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh kapiler darah membesar

(vasodilatasi). Sirkulasi darah menjadi lancar, sehingga suplai oksigen dari darah

mengalir lancar. Hal tersebut yang akan menyebabkan rasa lelah menjadi berkurang.

13

Page 14: LAP FISIO TMJ.docx

BAB VI

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Temporomandibula joint merupakan sendi yang dibentuk oleh kondilus

mandibula yang terletak masuk ke dalam fosa mandibula pada tulang temporal

di depan telinga

2. STM memungkinkan terjadinya gerakan membuka, menutup, gerakan anterior

posterior, serta gerakan ke lateral dari mulut dan rahang

3. Bila terjadi gangguan pada salah satu sisi sendi ini, maka seseorang akan

mengalami masalah serius seperti nyeri saat membuka dan menutup mulut,

makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci

4. Pemeriksaan yang dapat dilakukan apakah ada gangguan pada STM antara

lain dengan cara palpasi (perabaan) dan auskultasi (mendengarkan ada

tidaknya bunyi krepitasi, clicking atau poping)

5. Pemijatan dan panjaan infra-red dapat mengurangi kelelahan atau ketegangan

yang terjadi akibat aktivitas berlebihan dari sendi temporomandibula ini

14

Page 15: LAP FISIO TMJ.docx

DAFTAR PUSTAKA

Ganong WF, 1983. Fisiologi Kedokteran Ed. 10. Jakarta: EGC.

Guyton, Arthur C. 2007. Fisiologi Kedokteran Ed. 11. Jakarta: EGC.

Marpaung, Carolina, Laura Susanti Himawan, dkk.2003.Jurnal Hubungan Antara

Tingkat Keparahan Gangguan Sendi Temporomandibula dan Perbedaan

Karakteristik Bunyi Sendi Temporo Mandibula

15